0% found this document useful (0 votes)
25 views6 pages

UTS PKI Jurnal by Wahyu Dita Pratama 211232093

Ujian tengah semester

Uploaded by

Robby Sukma
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
25 views6 pages

UTS PKI Jurnal by Wahyu Dita Pratama 211232093

Ujian tengah semester

Uploaded by

Robby Sukma
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 6

PARAGUNA: Jurnal Ilmu Pengetahuan, Pemikiran, dan Kajian Seni Karawitan

Volume 10 | Nomor 1 | Desember 2023, Hal. 00-00


ISSN 2828-4240 (online)
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/paraguna

PENERAPAN ORNAMENTASI PADA SULING SUNDA


LUBANG ENAM

Wahyu Dita Pratama


Program Studi Karawitan ISBI Bandung, Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40265, Indonesia
[email protected]

Submission date: Received 30 April 2024; accepted 1 Mei 2024; published 1 Mei 2024
ABSTRACT KEYWORDS

The Sundanese flute is a traditional musical instrument originating from Sundanese flute
Instrument
West Java. In Sundanese flute playing there are two techniques, namely Technique
the fingering technique and the blowing technique. These two techniques Cianjuran
Ornamentation
are interrelated in Sundanese flute playing. playing the flute is basically
playing the same melody as the vocals. The function of the Sundanese
flute in the performance of the Sundanese song Cianjuran is to start the
note in the vocal sentence, play to accompany the vocals when singing a
song, and provide a melody at the end of the song sentence, as well as
carrying the melody of the song in the instrumental performance. There
is an ornamental aspect to Sundanese flute playing. Ornamentation or This is an open
embellishments are a necessary aspect in a song, as well as in Sundanese access article
flute playing. Therefore, in this research the author will classify what under the CC–BY-
SA license
ornamentation is found in each note and how the ornamentation is
applied to the six-hole Sundanese flute. The research will be written in the
form of a scientific article.

PENDAHULUAN

Suling sunda adalah salah satu jenis alat musik tiup yang umumnya terbuat dari
bambu berjenis tamiang, berperan membawakan melodi dalam musikalisasi tembang
sunda cianjuran dan gamelan degung. Di tatar pasundan, terdapat dua jenis suling yang
dibedakan berdasarkan jumlah lubang nadanya, yaitu suling sunda lubang enam dan
suling sunda lubang empat.
Suling sunda lubang enam umumnya menjadi pengiring pada sajian tembang
sunda cianjuran dan kawih degung. Dalam pertunjukan tembang sunda cianjuran,
instrumen ini berfungsi sebagai pengiring yang mengikuti melodi vokal dan juga pembawa
melodi lagu jika dibawakan secara instrumentalia (Nugraha, 2010:279). Maka dari itu,
suling sunda dijadikan sebagai alat penunjang dan juga sebagai alat yang mempunyai
peranan yang cukup dominan dalam sajiannya.
Adapun teknik-teknik yang harus dikuasai untuk memainkan suling sunda,
diantaranya teknik tiupan dan teknik penjarian. Teknik tiupan diartikan sebagai cara untuk
menghasilkan bunyi. Pada umumnya teknik tiupan terdiri dari tiga jenis teknik yang
berkaitan dengan besaran intensitas udara yang dihembuskan. Tiga teknik teersebut adalah
teknik tiupan lemah, sedang, dan kuat. Teknik penjarian diartikan sebagai cara untuk
menentukan nada-nada yang ingin dihasilkan dengan membuka dan menutup lubang
nada pada badan suling. Nada yang digunakan dalam permainan suling sunda adalah

[email protected]

1
JURNAL PARAGUNA p-ISSN 2407-6716 (cetak)
Volume 10, Nomor 1, Desember 2023, Hal. 00-00 e-ISSN 2828-4240 (online)

menggunakan nada-nada pentatonik, 1 (Da), 2 (Mi), 3 (Na), 4 (Ti), 5 (La). Dalam sajian
tembang sunda cianjuran, suling sunda lubang enam bisa memainkan dua laras, yaitu laras
degung dan laras sorog.

(gambar 1. Penjarian laras degung suling sunda lubang enam [sumber: google])

Suling lubang enam memiliki ornamentasi atau hiasan dalam permainannya. Pada
dasarnya, ornamentasi dalam permainan suling sunda merupakan pengembangan dari
teknik penjarian. Ornamentasi tersebut digunakan untuk menyesuaikan permainan suling
dengan mengikuti dongkari dari vokal. Qrnamentasi dalam permainan suling sangat
penting, terlebih dalam sajian instrumentalia.
Oleh karena itu, bentuk ornamentasi pada suling sunda lubang enam menjadi hal
yang menarik untuk dibahas dalam penelitian ini. Dengan mengklasifikasikan ornamentasi
apa saja yang terdapat di setiap nada dan bagaimana penerapan ornamentasi pada suling
sunda lubang enam itu sendiri. Melalui penelitian ini, bentuk ornamentasi dan penerapan
ornamentasi pada suling sunda lubang enam akan difromulasikan dan ditulis ke dalam
bentuk tulisan ilmiah.

METODE

Menganalisis bentuk dan penerapan ornamentasi pada suling sunda lubang enam,
diperlukan metode penelitian dan pendekatan yang tepat. Karena dalam penelitian ini
tidak cukup hanya berdasarkan literatur secara tertulis saja, penjelasan mengenai data
sebenarnya di lapangan sangat diperlukan.
Untuk keperluan hal tersebut, maka kajian teorinya menggunakan metode
kualitatif. Metode kualitatif dijelaskan Sugiyono dalam bukunya “Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D” (2011:8), sebagai berikut:
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan dengan kondisi yang ilmiah (Natural

Wahyu Dita Pratama “Penerapan Ornamentasi Pada Suling Sunda Lubang Enam”

2
JURNAL PARAGUNA p-ISSN 2407-6716 (cetak)
Volume 10, Nomor 1, Desember 2023, Hal. 00-00 e-ISSN 2828-4240 (online)

Setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya


metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi
budaya; disebut juga sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul
dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Pengumpulan data diperoleh dari hasil pembelajaran akademik dan pembelajaran
di luar akademik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Ornamentasi pada Suling Sunda Lubang Enam


Permainan suling sunda tidak hanya memainkan melodi saja, akan tetapi dalam
prakteknya dilengkapi dengan ornamentasi-ornamentasi yang berfungsi sebagai hiasan
agar melodi lagu yang dimainkan suling menjadi lebih indah. Ornamentasi dalam suling
sunda lubang enam terdapat tujuh jenis ornamentasi yang sudah dibakukan, diantaranya
adalah ketrok, eur-eur, puruluk, puruluk double, jengkat, gelik, dan buntut. Penamaan setiap
ornamentasi tersebut disesuaikan dengan cara memainkan dan dari bunyi yang dihasilkan.
Berikut ini adalah lambang-lambang ornamentasi:

(gambar 2. Lambang ornamentasi suling sunda lubang enam)

B. Penerapan Ornamentasi Suling Sunda Lubang Enam pada Setiap Nada


Dalam permainan suling sunda lubang enam tidak semua ornamentasi dapat
dimainkan pada setiap nada, karena setiap ornamentasi memiliki tingkat kerumitan yang
berbeda. Hal tersebut berkaitan juga dengan teknik penjarian pada suling sunda lubang
enam. Oleh karena itu, penulis akan mengklasifikasikan jenis-jenis ornamentasi pada setiap
nada yang ada pada suling sunda lubang enam.

Wahyu Dita Pratama “Penerapan Ornamentasi Pada Suling Sunda Lubang Enam”

3
JURNAL PARAGUNA p-ISSN 2407-6716 (cetak)
Volume 10, Nomor 1, Desember 2023, Hal. 00-00 e-ISSN 2828-4240 (online)

1. Ketrok
Ornamentasi ketrok merupakan ornamentasi yang berbentuk getaran
pendek, dihasilkan dengan mengetukan satu jari pada lubang nada. Ornamentasi
ketrok ini terdapat pada semua nada, terkecuali pada nada 3 (na) tidak bisa
digunakan.

2. Eur-eur
Ornamentasi eur-eur merupakan ornamentasi yang dihasilkan dengan
menggerakkan jari telunjuk secara perlahan-lahan. Ornamentasi eur-eur ini terdapat
pada nada 2 (mi) dan nada 5 (la) dalam laras degung. Jika dalam laras madenda,
ornamentasi ini digunakan pada nada 2 (mi), nada 4 (ti), dan nada 5 (la). Jari yang
digerakkan secara perlahan ada 5 (la) pada laras madenda adalah jari tengah.
3. Puruluk
Ornamentasi puruluk pada dasarnya sama seperti menghasilkan
ornamentasi eur-eur, namun yang membedakan adalah intensitas kecepatan yang
digunakan. Dalam melakukan ornamentasi puruluk jari telunjuk digerakan secara
cepat sesuai dengan kebutuhan. Ornamentasi puruluk dapat dilakukan sama halnya
seperti pada ornamentasi eur-eur.
4. Puruluk Double
Ornamentasi puruluk double dihasilkan dari dua jadi yang digerakkan secara
cepat. Ornamentasi ini dapat dilakukan pada nada 1 (da) dan 3 (na). Teknik
memainkan; dua jari atas (jari telunjuk dan jari tengah) digerakan secara cepat
sesuai dengan kebutuhan, jari manis tidak digerakkan (menutup lubang).
5. Jengkat
Ornamentasi jengkat merupakan ornamentasi yang berbentuk hentakan,
digunakan untuk jatuh pada nada sebelumnya. Ornamentasi ini dapat dilakukan
pada nada 1 (da) ke nada 5 (la), nada 2 (mi) ke nada 1 (da), dan nada 3 (na) ke nada 2
(mi).
6. Gelik
Ornamentasi gelik merupakan ornamentasi yang dihasilkan dari gerakan jari
telunjuk atau jari tengah secara terhentak pada suatu nada. Ornamentasi ini bisa
dilakukan pada nada 1 (da), nada 2 (mi), dan nada 3 (na).
7. Buntut
Ornamentasi buntut merupakan ornamentasi yang dihasilkan dari
menggabungkan dua ornamentasi yaitu ornamentasi eur-eur atau puruluk dengan
ornamentasi gelik. Ornamentasi ini dilakukan pada melodi lagu di akhir kalimat.
Ornamentasi buntut dapat dilakukan pada nada 2 (mi) dan nada 5 (la).

SIMPULAN

Secara permainan, suling sunda lubang enam menurut fungsinya yaitu sebagai
pengiring dalam sajian tembang sunda cianjuran dan gamelan degung. Sama halnya
seperti vokal, dalam permainan suling memiliki teknik-teknik yang harus dikuasai oleh
para pemain suling, baik itu teknik penjarian dan teknik tiupan. Selain ke dua teknik
tersebut, dalam permainan suling terdapat ornamentasi yang berfungsi sebagai penghias,
agar lagu yang dibawakan terkesan lebih indah didengar.

Wahyu Dita Pratama “Penerapan Ornamentasi Pada Suling Sunda Lubang Enam”

4
JURNAL PARAGUNA p-ISSN 2407-6716 (cetak)
Volume 10, Nomor 1, Desember 2023, Hal. 00-00 e-ISSN 2828-4240 (online)

DAFTAR PUSTAKA

Wahyudin, Asep. (2016). Kreativitas Iwan Mulyana pada Suling Tembang Sunda Cianjuran.
Nugraha, Asep. (2010). Kacapi Dalam Tembang Sunda Cianjuran: Keterkaitannya dengan Gamelan
Degung.
Iman Zakaria, M dan Jaenudin, N. (2021). Inventarisasi dan Pendokumentasian Lagu-Lagu
Cianjuran ke dalam Bentuk Notasi Musik Sebagai Tahap Awal Kajian Nilai Estetika Cianjuran.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Iman Zakaria, Mustika. (2018). Diktat Perkuliahan Alat Tiup 1&2. Jurusan Karawitan Fakultas
Seni Pertunjukan ISBI Bandung.

Pernyataan
Karya tulis ini didukung penuh oleh…*

Deklarasi
Kontribusi penulis. Semua penulis memberikan kontribusi yang sama kepada kontributor utama
makalah ini. Semua penulis membaca dan menyetujui makalah.
Pernyataan pendanaan.* Karya tulis ini didukung penuh oleh...
Konflik kepentingan. Para penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan.
Informasi tambahan. Tidak ada informasi tambahan untuk makalah ini.

* jika tersedia
______
Acknowledgment
This work was fully supported by funding…*

Declarations
Author contribution. All authors contributed equally to the main contributor to this paper. All
authors read and approved the final paper.
Funding statement.* This work was fully supported by funding...
Conflict of interest. The authors declare no conflict of interest.
Additional information. No additional information is available for this paper.

* if available
_____
Gunakan alat seperti Zotero, Mendeley, atau EndNote untuk manajemen referensi dan
pemformatan, pilih APA Style
_____
Use a tool such as Zotero, Mendeley, or EndNote for reference management and formatting, and
choose APA Style

Daftar Pustaka

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (2016). Bahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Kementerian Riset, Teknologi dan pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
Suyitno, I. (2011). Karya Tulis Ilmiah (KTI). Bandung: Refika Aditama

Wahyu Dita Pratama “Penerapan Ornamentasi Pada Suling Sunda Lubang Enam”

5
JURNAL PARAGUNA p-ISSN 2407-6716 (cetak)
Volume 10, Nomor 1, Desember 2023, Hal. 00-00 e-ISSN 2828-4240 (online)

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016).
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Wahyu Dita Pratama “Penerapan Ornamentasi Pada Suling Sunda Lubang Enam”

You might also like