0% found this document useful (0 votes)
22 views6 pages

RPL EXPLORASI BAKAT SECARA MANDIRI (Ganjil)

RPL BK semester ganjil

Uploaded by

Semot Geni
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
22 views6 pages

RPL EXPLORASI BAKAT SECARA MANDIRI (Ganjil)

RPL BK semester ganjil

Uploaded by

Semot Geni
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 6

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMP NEGERI 1 TAMAN
Alamat : Jln Banjardawa-Taman-Pemalang

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2018/2019

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Pribadi
C Topik / Tema Layanan Eksplorasi bakat secara mandiri
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Tujuan Umum Peserta didik/konseli dapat mengenal dan memahami
pengertian bakat serta mengaktualisasikan bakat yang dimilikinya
F Tujuan Khusus 1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian bakat
2. Peserta didik/konseli dapat memahami jenis-jenis bakat
3. Peserta didik/konseli memahami antara potensial dan aktual
G Sasaran Layanan Kelas 8
H Materi Layanan 1. Pengertian bakat
2. Jensi-jenis bakat
3. Antara potensial dan aktual
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan
Konseling untuk SMP-MTs kelas 8, Yogyakarta, Paramitra
Publishing
2. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi ItuMudah.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
3. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta, Paramitra
4. EliasaImania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games)
dalamBimbingandanKonseling.Yogyakarta: Paramitra
K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
L Media / Alat LCD, Power Point Ekspolarasi bakat secara mandiri
M Pelaksanaan
1. Tahap Awal /Pedahuluan
a. PernyataanTujuan 1. Guru BK/Konselor membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
3. Menyampaikan tujuan-tujuankhusus yang akandicapai
b. Penjelasan tentang 1. Memberikan langkah-langkah kegiatan, tugas dan tanggung
langkah-langkah jawab peserta didik
kegiatan 2. Kontrak layanan (kesepakatan layanan), hari ini kita akan
melakukan kegiatan selama 1 jam pelayanan, kita sepakat
akan melakukan dengan baik.
c. Mengarahkan kegiatan Guru BK/Konselor memberikan penejelasan tentang topik yang
(konsolidasi) akan dibicarakan
d. Tahap peralihan Guru
( Transisi) BK/Konselormenanyakankesiapanpesertadidikmelaksanakankegi
atan, danmemulaiketahap inti
2. Tahap Inti
a. Kegiatanpesertadidi 1. Mengamati tayangan slide ppt (tulisan, gambar, video)
k 2. Melakukan Brainstorming/curah pendapat
3. Mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
4. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
b. Kegiatan Guru 1. Menayangkan media slide power point yang berhubungan
BK/Konselor dengan materi layanan
2. Mengajak peserta didik untuk brainstorming/curah pendapat
3. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok (6 kelompok)
4. Memberitugas (untuk diskusi kelompok)
5. Menjelaskan cara mengerjakan tugas
6. Mengevaluasi hasil diskusi peserta didik
7. Membuat catatan-catatan observasi selama proses layanan
3. Tahap Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan
2. Peserta didik merefleksi kegiatan dengan mengungkapkan
kemanfaatan dan kebermaknaan kegiatan secara lisan
3. Guru BKmemberipenguatandanrencanatindaklanjut
4. Guru BKmenutup kegiatan layanan dengan mengajak peserta
didik bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan salam
N Evaluasi
1. EvaluasiProses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan
dikertas yang sudahdisiapkan.
2. Mengamati sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti
kegiatan
3. Mengamati cara peserta didik dalam menyampaikan
pendapat atau bertanya
4. Mengamati cara peserta didik dalammemberikan penjelasan
terhadappertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasidenganinstrumen yang sudahdisiapkan, antara lain :
1. Evaluasitentang suasana pertemuan denganinstrumen:
menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Evaluasiterhadap topik yang dibahas : sangat penting/kurang
penting/tidak penting
3. Evaluasiterhadap cara Guru BKdalam menyampaikanmateri:
mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4. Evaluasiterhadap kegiatan yang diikuti : menarik/kurang
menarik/tidak menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lemba rkerjasiswa

Pemalang, Juli 2018


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK

Dra.Wihartuti, M.Pd Pantherina Devi Preikiasari, S.Pd


NIP. 19630622 198903 2 004 NIP. -
Lampiran 1. Uraian Materi

EKSPLORASI BAKAT SECARA MANDIRI

Menurut KBBI, bakat adalah dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yg dibawa sejak lahir.
Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami, adalah kelebihan
atau keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan
orang lain.

Bakat (aptitude) pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan sebagai potensi yang
masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.S.C. Utami Munandar (1985)

Thomas Amstrong, pakar pendidikan dari Harvard University yang sering berkolaborsi
dengan Howard Gardner dalam membahas kecerdasan. Dalam tulisannya, Little Geniuses, yang
pernah diterbitkan majalah Parenting (1989), ia menjelaskan, bakat manusia bisa muncul dalam
berbagai bentuk. Perhatikan daftar kemampuan (ability) di bawah ini lalu deteksi mana yang
paling kuat di dalam diri Anda:

 Acting Ability (akting / gerakan)


 Adventuresomeness (kepetualangan)
 Aesthetic perceptiveness (estitika)
 Artistic Talent (artistik)
 Athletic prowess (ke-atlit-an)
 Common sense (pengetahuan umum)
 Compassion (peduli orang lain, mudah tersentuh)
 Courage (keberanian)
 Creativity (kreativitas)
 Emotional maturity (kematangan emosi)
 Excellent memory (kehebatan menyimpan data / menghafal)
 Imagination (imajinasi)
 Inquiring mind (keingintahuan)
 Intuition (intuisi)
 Inventiveness (daya cipta, penemuan)
 Knowledge of a given subject (Pengetahuan spesifik)
 Leadership abilities (kepemimpinan)
 Literary aptitude (bakat kesastraan)
 Logical-reasoning ability (kemampuan berlogika)
 Manual dexterity (ketangkasan manual / ketrampilan tangan)
 Mathematical ability (kemampuan matematis)
 Mechanical know-how (penguasaan mekanis)
 Moral character (karakter moral)
 Musicality (permusikan)
 Passionate interest in a specific topic (kegairahan mengikuti / mendalami topik tertentu)
 Patience (kesabaran)
 Persistence (ketangguhan)
 Physical coordination (kerapian fisik)
 Political astuteness (kelihaian berpolitik)
 Problem-solving capacity (kemampuan menghadapi masalah)
 Reflectiveness (kemampuan merefleksikan)
 Resourcefulness (kepandaian mengatasi masalah)
 Self-discipline (disiplin-diri)
 Sense of humor (naluri melucu)
 Social savvy (pemahaman sosial)
 Spiritual sensibility (ketajaman spiritual)
 Strong will (kemauan keras)
 Verbal ability (kemampuan mengungkapkan secara verbal)
Daftar di atas baru sebagian dari sekian. Masih banyak kemampuan alamiah manusia yang
belum atau tidak bisa dijabarkan. Dan lagi, kalau kita perhatikan praktek hidup, amat sangat
jarang ada orang yang hanya diberi satu kemampuan dari daftar di atas. Dalam diri setiap manusia
ada sekian kemampuan dari daftar di atas. Orang yang hebat di bidang IT tidak berarti hanya
dibekali kemampuan tekun dalam meng-otak-atik komputer. Ia juga punya kemauan keras, punya
disiplin, kreatif, mau mempelajari hal-hal baru dan seterusnya. Seorang tokoh agama tidak berarti
hanya dibekali kemampuan spiritual sensibility saja. Ia juga punya kemampuan lain yang
mendukung keunggulannya, seperti verbal, sosial, dan lain-lain.

Jenis-Jenis Bakat

Menurut Rahayu (2), ada dua jenis bakat, yaitu diantaranya:

Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya
setiap orang memiliki.

Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua orang
memiliki misalnya bakat seni, memimpin, berceramah, olahraga. Bakat khusus ini terbagi lagi
menjadi beberapa macam, diantaranya:

 Bakat Verbal, yaitu bakat tentang konsep-konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata-kata.
 Bakat Numerikal, yaitu bakat tentang konsep-konsep dalam bentuk angka.
 Bakat bahasa (linguistik), yaitu bakat tentang penalaran analitis bahasa (ahli sastra) misalnya
untuk jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain-lainnya.
 Bakat kecepatan, ketelitian, klerikal, yaitu bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu
untuk laboratorium, kantor dan dalam kerohanian.
 Bakat Relasi Ruang (spasial), yaitu bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi
atau berpikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan
dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara
jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi.
 Bakat Mekanik, yaitu bakat tentang prinsip-prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan
alat-alat lainnya.
 Bakat Abstrak, yaitu bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan,
diagram, ukuran-ukuran, bentuk-bentuk dan posisi-posisinya.
 Bakat Skolastik, yaitu kombinasi kata-kata (logika) dan angka-angka. (Termasuk didalamnya
kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan
hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya
bersifat rasional).

Antara potensial & Aktual

Untuk meng-aktual-kan energi potensial itu dibutuhkan pembangkit, pengolahan atau


pendeknya bisa disebut proses aktualisasi. Proses aktualisasi seperti apa saja yang bisa kita
lakukan? Berdasarkan temuan ilmiyah para ahli atau juga pengalaman orang lain yang sudah
menemukannya :

1. Hasrat sejati (inner calling)

Di sini yang perlu kita lakukan adalah menemukan keinginan-keinginan yang selalu
mendorong kita untuk meraihnya atau melakukannya. Konon, di setiap diri manusia sudah
dipasang semacam stasiun radio yang selalu menyuarakan dorongan kepada kita untuk melakukan
sesuatu yang sifatnya sangat spesifik. Inilah yang disebut hasrat sejati – yaitu sebuah hasrat yang
terus menggelora di dalam diri kita. Supaya hasrat sejati itu teratur dan tersalurkan, cobalah
merumuskan dan memperjuangkan tujuan hidup yang sudah kita buat berdasarkan kemampuan
kita hari ini. Kesimpulan Mary Lou Retton mengatakan,“Setiap orang memiliki bara api yang
menyala-nyala di dalam hatinya untuk meraih sesuatu. Tujuan hidup adalah alat untuk
menemukannya dan menjaganya supaya tetap menyala.”

2. Pembuktian diri

Membuktikan diri artinya kita memunculkan ide, gagasan atau keinginan lalu kita
memperjuangkannya sampai berhasil. Agar kita tidak terlalu sering gagal, pilihlah yang kira-kira
bisa kita lakukan dengan kapasitas yang kita miliki hari ini. Semakin banyak yang bisa kita
realisasikan, semakin tahu di mana sebetulnya keunggulan dan kelemahan kita. “Selama Anda
belum bisa melihat hasil karya Anda, selama itu pula Anda belum tahu kemampuan Anda”,
pengalaman Martine Grime. Biasanya, selama kita belum bisa membuktikan apa yang sanggup
kita lakukan (menghasilkan kreasi atau karya), penilaian kita tentang kemampuan kita masih
belum akurat. Terkadang kita hanya merasa mampu padahal belum tentu kita memiliki
kemampuan. Pembuktian adalah jalan untuk mengetahui apakah kita sudah memiliki kemampuan
atau baru merasa mampu.

3. Perbandingan positif

Ini juga bisa kita lakukan. Tehniknya, kita dapat membuat perbandingan antara kita dengan
orang lain. Orang lain itu bagaikan cermin buat kita. Mengetahui di mana keunggulan dan
kelemahannya, biasanya akan menunjukkan di mana keunggulan dan kelemahan kita. Tehnik
melihat dan melakukan sesuatu dengan orang lain (bersinergi atau bekerja sama) inilah yang
pernah dilakukan Bruce Lee. Cuma ada satu yang perlu dicatat. Model perbandingan yang kita
butuhkan adalah perbandingan positif. Maksudnya, kita membandingkan diri kita dengan orang
lain, bukan untuk tujuan yang macam-macam, tetapi murni untuk memperbaiki diri.

4. Pengasahan (Practicing)

Konon, sekitar tahun 1998, tim ahli dari Universitas Exter di Amerika pernah melakukan
studi terhadap kehidupan orang-orang berprestasi, seperti Mozart, Picasco, dan macam-macam.
Hasilnya, mereka merekomendasikan kepada umat manusia untuk membuang mitos yang selama
ini diyakini. Mitos seperti apa yang biasa kita yakini? Kita sering meyakini bahwa orang-orang
berprestasi tinggi itu meraih prestasinya karena Tuhan “mengistimewakan” mereka dengan bakat
yang dimiliki sementara kita bukan seperti mereka.

Mengapa keyakinan semacam ini disebut mitos? Telaah di lapangan menyimpulkan, ternyata
bukan karena bakat semata yang membuat mereka berhasil. Memang benar, mereka meraih
prestasi tinggi karena punya bakat, ada peluang, ada dukungan dan ada pelatihan, tetapi faktor
yang paling banyak mendukung keberhasilan mereka adalah “practicing” atau mengasah bakat,
keunggulan atau kelebihan alamiah yang melekat pada dirinya.

“Orang selalu berkata kepada saya bahwa bakat saya dan kejelian saya yang menjadi alasan
kesuksesan saya. Mereka tidak pernah berkata tentang praktek, praktek, dan praktek yang saya
jalankan.” (Ted Williams, 1918)

5. Penempatan / penyaluran

Tidak semua keunggulan alamiah itu berada di lokasi yang sangat jauh dari kita sehingga
kita perlu mencarinya setengah mati. Ada kalanya bisa muncul dari hobi, kegemaran-kegemaran
kecil, kegiatan tertentu yang kita lakukan tanpa beban seperti orang main-main atau dari hal-hal
yang sangat dekat dengan kebiasaan kita sehari-hari. Di sini yang dibutuhkan adalah menyalurkan
atau menempatkannya pada saluran atau bidang-bidang yang kira-kira menguntungkan kita lalu
kita perbaiki dan kita kembangkan.

Sebagai tambahan, saya ingin mengutip hasil telaah dua orang pakar dari dunia yang berbeda.
Mudah-mudahan ini juga bisa kita jadikan referensi. Pertama, dari seorang konsultan olahraga
yang banyak menggeluti kehidupan atlet, Marie Dalloway, Ph.D, (2000-2004). Ia mensyaratkan
adanya lima hal mendasar bagi seorang atlet untuk mengaktualkan bakat potensialnya, seperti
berikut:

1. Bakat (Talent)

2. Kemauan keras untuk maju (Steel Will).

3. Dedikasi (cinta pekerjaan atau profesi)

4. Pembinaan dan Latihan

5. Training – diri

Sidney Moon dalam konferensi tahunan kedelapan tentang bakat di Yunani (2002)
menjelaskan bahwa supaya bakat seseorang itu muncul dan bermanfaat bagi orang itu (ter-
aktualkan), maka ini menuntut tiga hal, yaitu:

1. Kemampuan memahami diri (tahu kelebihan, tahu kelemahan, tahu tujuan)

2. Kemampuan membuat keputusan hidup yang bagus (berpikir positif, ber-aksi positif, bergaul di
lingkungan kondusif, dst)

3. Kemampuan menaati disiplin–diri (kemauan, ketekunan, kegigihan, dst)


Harus diakui memang bahwa ada rahasia Tuhan di balik istilah bakat itu. Maksudnya, bakat dalam
arti keunggulan alamiah (potensi) memang dimiliki oleh semua orang, tetapi kenyataannya ada orang
yang tahu (“ditunjukkan”) harta karunnya lebih dini sementara yang lain tidak. Ada bakat tertentu
yang punya nilai sendiri untuk masa tertentu sementara yang lain tidak atau belum. Mengapa ini
harus terjadi, tentu kita tidak tahu seratus persennya. Selamat mengeksplorasi bakat Anda

You might also like