RPL EXPLORASI BAKAT SECARA MANDIRI (Ganjil)
RPL EXPLORASI BAKAT SECARA MANDIRI (Ganjil)
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lemba rkerjasiswa
Menurut KBBI, bakat adalah dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yg dibawa sejak lahir.
Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami, adalah kelebihan
atau keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan
orang lain.
Bakat (aptitude) pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan sebagai potensi yang
masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.S.C. Utami Munandar (1985)
Thomas Amstrong, pakar pendidikan dari Harvard University yang sering berkolaborsi
dengan Howard Gardner dalam membahas kecerdasan. Dalam tulisannya, Little Geniuses, yang
pernah diterbitkan majalah Parenting (1989), ia menjelaskan, bakat manusia bisa muncul dalam
berbagai bentuk. Perhatikan daftar kemampuan (ability) di bawah ini lalu deteksi mana yang
paling kuat di dalam diri Anda:
Jenis-Jenis Bakat
Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya
setiap orang memiliki.
Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua orang
memiliki misalnya bakat seni, memimpin, berceramah, olahraga. Bakat khusus ini terbagi lagi
menjadi beberapa macam, diantaranya:
Bakat Verbal, yaitu bakat tentang konsep-konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata-kata.
Bakat Numerikal, yaitu bakat tentang konsep-konsep dalam bentuk angka.
Bakat bahasa (linguistik), yaitu bakat tentang penalaran analitis bahasa (ahli sastra) misalnya
untuk jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain-lainnya.
Bakat kecepatan, ketelitian, klerikal, yaitu bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu
untuk laboratorium, kantor dan dalam kerohanian.
Bakat Relasi Ruang (spasial), yaitu bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi
atau berpikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan
dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara
jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi.
Bakat Mekanik, yaitu bakat tentang prinsip-prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan
alat-alat lainnya.
Bakat Abstrak, yaitu bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan,
diagram, ukuran-ukuran, bentuk-bentuk dan posisi-posisinya.
Bakat Skolastik, yaitu kombinasi kata-kata (logika) dan angka-angka. (Termasuk didalamnya
kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan
hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya
bersifat rasional).
Di sini yang perlu kita lakukan adalah menemukan keinginan-keinginan yang selalu
mendorong kita untuk meraihnya atau melakukannya. Konon, di setiap diri manusia sudah
dipasang semacam stasiun radio yang selalu menyuarakan dorongan kepada kita untuk melakukan
sesuatu yang sifatnya sangat spesifik. Inilah yang disebut hasrat sejati – yaitu sebuah hasrat yang
terus menggelora di dalam diri kita. Supaya hasrat sejati itu teratur dan tersalurkan, cobalah
merumuskan dan memperjuangkan tujuan hidup yang sudah kita buat berdasarkan kemampuan
kita hari ini. Kesimpulan Mary Lou Retton mengatakan,“Setiap orang memiliki bara api yang
menyala-nyala di dalam hatinya untuk meraih sesuatu. Tujuan hidup adalah alat untuk
menemukannya dan menjaganya supaya tetap menyala.”
2. Pembuktian diri
Membuktikan diri artinya kita memunculkan ide, gagasan atau keinginan lalu kita
memperjuangkannya sampai berhasil. Agar kita tidak terlalu sering gagal, pilihlah yang kira-kira
bisa kita lakukan dengan kapasitas yang kita miliki hari ini. Semakin banyak yang bisa kita
realisasikan, semakin tahu di mana sebetulnya keunggulan dan kelemahan kita. “Selama Anda
belum bisa melihat hasil karya Anda, selama itu pula Anda belum tahu kemampuan Anda”,
pengalaman Martine Grime. Biasanya, selama kita belum bisa membuktikan apa yang sanggup
kita lakukan (menghasilkan kreasi atau karya), penilaian kita tentang kemampuan kita masih
belum akurat. Terkadang kita hanya merasa mampu padahal belum tentu kita memiliki
kemampuan. Pembuktian adalah jalan untuk mengetahui apakah kita sudah memiliki kemampuan
atau baru merasa mampu.
3. Perbandingan positif
Ini juga bisa kita lakukan. Tehniknya, kita dapat membuat perbandingan antara kita dengan
orang lain. Orang lain itu bagaikan cermin buat kita. Mengetahui di mana keunggulan dan
kelemahannya, biasanya akan menunjukkan di mana keunggulan dan kelemahan kita. Tehnik
melihat dan melakukan sesuatu dengan orang lain (bersinergi atau bekerja sama) inilah yang
pernah dilakukan Bruce Lee. Cuma ada satu yang perlu dicatat. Model perbandingan yang kita
butuhkan adalah perbandingan positif. Maksudnya, kita membandingkan diri kita dengan orang
lain, bukan untuk tujuan yang macam-macam, tetapi murni untuk memperbaiki diri.
4. Pengasahan (Practicing)
Konon, sekitar tahun 1998, tim ahli dari Universitas Exter di Amerika pernah melakukan
studi terhadap kehidupan orang-orang berprestasi, seperti Mozart, Picasco, dan macam-macam.
Hasilnya, mereka merekomendasikan kepada umat manusia untuk membuang mitos yang selama
ini diyakini. Mitos seperti apa yang biasa kita yakini? Kita sering meyakini bahwa orang-orang
berprestasi tinggi itu meraih prestasinya karena Tuhan “mengistimewakan” mereka dengan bakat
yang dimiliki sementara kita bukan seperti mereka.
Mengapa keyakinan semacam ini disebut mitos? Telaah di lapangan menyimpulkan, ternyata
bukan karena bakat semata yang membuat mereka berhasil. Memang benar, mereka meraih
prestasi tinggi karena punya bakat, ada peluang, ada dukungan dan ada pelatihan, tetapi faktor
yang paling banyak mendukung keberhasilan mereka adalah “practicing” atau mengasah bakat,
keunggulan atau kelebihan alamiah yang melekat pada dirinya.
“Orang selalu berkata kepada saya bahwa bakat saya dan kejelian saya yang menjadi alasan
kesuksesan saya. Mereka tidak pernah berkata tentang praktek, praktek, dan praktek yang saya
jalankan.” (Ted Williams, 1918)
5. Penempatan / penyaluran
Tidak semua keunggulan alamiah itu berada di lokasi yang sangat jauh dari kita sehingga
kita perlu mencarinya setengah mati. Ada kalanya bisa muncul dari hobi, kegemaran-kegemaran
kecil, kegiatan tertentu yang kita lakukan tanpa beban seperti orang main-main atau dari hal-hal
yang sangat dekat dengan kebiasaan kita sehari-hari. Di sini yang dibutuhkan adalah menyalurkan
atau menempatkannya pada saluran atau bidang-bidang yang kira-kira menguntungkan kita lalu
kita perbaiki dan kita kembangkan.
Sebagai tambahan, saya ingin mengutip hasil telaah dua orang pakar dari dunia yang berbeda.
Mudah-mudahan ini juga bisa kita jadikan referensi. Pertama, dari seorang konsultan olahraga
yang banyak menggeluti kehidupan atlet, Marie Dalloway, Ph.D, (2000-2004). Ia mensyaratkan
adanya lima hal mendasar bagi seorang atlet untuk mengaktualkan bakat potensialnya, seperti
berikut:
1. Bakat (Talent)
5. Training – diri
Sidney Moon dalam konferensi tahunan kedelapan tentang bakat di Yunani (2002)
menjelaskan bahwa supaya bakat seseorang itu muncul dan bermanfaat bagi orang itu (ter-
aktualkan), maka ini menuntut tiga hal, yaitu:
2. Kemampuan membuat keputusan hidup yang bagus (berpikir positif, ber-aksi positif, bergaul di
lingkungan kondusif, dst)