100% found this document useful (1 vote)
28 views

BST Fire Prevention & Fire Protection

Basic Safety Training (BST) Merupakan Pelatihan Dasar - dasar keselamatan yang wajib harus diikuti oleh semua calon kru yang akan berlayar. Materi yang dipelajari antara lain Personal Survival technique, Fire prevention and Fire fighting, personal safety and responsibility dan Elementary first Aid. Tujuan utama pelatihan adalah untuk membekali calon kru kemampuan keselamatan dasar untuk menanggulangi jikalau terjadi hal - hal yang bisa membahayakan keselamatan.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF or read online on Scribd
100% found this document useful (1 vote)
28 views

BST Fire Prevention & Fire Protection

Basic Safety Training (BST) Merupakan Pelatihan Dasar - dasar keselamatan yang wajib harus diikuti oleh semua calon kru yang akan berlayar. Materi yang dipelajari antara lain Personal Survival technique, Fire prevention and Fire fighting, personal safety and responsibility dan Elementary first Aid. Tujuan utama pelatihan adalah untuk membekali calon kru kemampuan keselamatan dasar untuk menanggulangi jikalau terjadi hal - hal yang bisa membahayakan keselamatan.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF or read online on Scribd
You are on page 1/ 60
Fire Precaiten and Fire Fighting Bab 1: Pengantar 1. Tujuan Pelatihan Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran Pelatihan pencegahan dan pemadaman kebakaran bertujuan untuk memberikan kru kapal pemahaman yang mendalam tentang cara mencegah, mendeteksi, dan menangani kebakaran di atas kapal Tujuan utamanya adalah: Mempersiapkan kru dengan keterampilan praktis dan teori tentang bagaimana menangani kebakaran secara efisien dan aman. Meningkatkan kesadaran terhadap bahaya kebakaran, baik di area kargo, ruang mesin, atau area penumpang. Melatih kru untuk menggunakan alat pemadam kebakaran, alat pelindung diri (APD), dan prosedur evakuasi dalam keadaan darurat. Membekali kru dengan pengetahuan tentang sistem pemadam kebakaran di kapal dan cara merawatnya. 2. Pentingnya Kompetensi dalam Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran Kebakaran adalah salah satu bahaya terbesar di atas kapal karena bisa menyebabkan kerugian besar, termasuk cedera, kerusakan kapal, hingga hilangnya nyawa. Kompetensi dalam pencegahan dan pemadaman kebakaran menjadi sangat penting bagi semua kru karena: Kru yang kompeten dapat bereaksi cepat terhadap tanda-tanda awal kebakaran, mencegah penyebaran api, dan mengurangi dampak kerugian. @YOHANESS2 i Meningkatkan keselamatan kapal melalui kesadaran akan sumber- sumber potensial kebakaran dan bagaimana meminimalkan risiko. Kemampuan untuk menggunakan peralatan pemadam kebakaran dengan benar memastikan bahwa kru dapat menangani kebakaran dengan alat yang sesuai sebelum kebakaran semakin besar. Memastikan prosedur darurat dilaksanakan dengan benar, seperti evakuasi dan penggunaan alat pelindung diri, untuk melindungi semua penumpang dan kru. 3. Standar Kompetensi Minimum Berdasarkan STCW Table A-VI/1-2 Standar kompetensi ini ditetapkan oleh Konvensi STCW (Standards of Training, Certification, and Watchkeeping), yang mengatur pelatihan maritim internasional. Table A-VI/1-2 menjelaskan standar minimum untuk kompetensi dalam pencegahan dan pemadaman kebakaran, di antaranya: 1, Kemampuan mengenali situasi kebakaran yang dapat ter jadi di atas kapal dan mengidentifikasi sumber kebakaran yang mungkin muncul. 2. Pemahaman tentang sistem pemadam kebakaran yang ada di kapal, termasuk sistem tetap dan portabel, serta bagaimana mengoperasikannya. 3. Keterampilan dalam menggunakan APD (Alat Pelindung Diri), seperti pakaian pelindung api, alat pernapasan (SCBA), dan prosedur evakuasi dari area berbahaya. 4. Kemampuan untuk mengikuti prosedur pemadaman kebakaran sesuai dengan protokol keselamatan maritim, memastikan bahwa setiap tindakan diambil dengan cepat dan efisien. @YOHANESS2 5. Kru harus dilatih secara terus menerus untuk menghadapi potensi bahaya kebakaran yang berubah dan memperbarui keterampilan mereka secara berkala melalui latihan kebakaran dan simulasi keadaan darurat. Pelatihan ini mencakup teori dan latihan praktis untuk memastikan kru kapal dapat bertindak cepat dan efektif saat menghadapi situasi kebakaran, sehingga keselamatan seluruh awak dan kapal dapat terjamin. @YOHANESS2 | | Contents Bab 1: Pengantar.. vod 1. Tujuan Pelatihan Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran .o.nncnen 1 2. Pentingnya Kompetensi dalam Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran ...nesnnnneunnse L 3. Standar Kompetensi Minimum Berdasarkan STCW Table A-VI/1-2 2 Bab 2: Dasar-Dasar Kebakaran..... a6 1. Elemen Kebakaran ~ 6 2. Jenis dan Sumber Penyalaan... 7 3. Bahan yang Mudah Terbakar dan Penyebaran Api 8 Bab 3: Organisasi Pemadaman Kebakaran di Kapal.. 1. Struktur Organisasi Pemadaman Kebakaran 10 2. Lokasi Peralatan Pemadaman Kebakaran dan Rute Evakuasi Darurat .. 3. Pentingnya Kewaspadaan Terus-Menerus. B Bab 4: Deteksi dan Sistem Alarm Kebakaran 1. Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran. 15 2, Klasifikasi Kebakaran dan Agen Pemadam yang Tepat 17 3. Tindakan yang Harus Diambil Saat Mendeteksi Kebakaran 19 Bab 5: Peralatan Pemadam Kebakaran .....c0 1 Peralatan Pemadam Kebakaran di Kapal... 2. Pakaian dan Perlengkapan Pemadam Kebakaran. 3. Perawatan dan Pengujian Peralatan Pemadam Kebakaran «0.0.1 Bab 6: Teknik Pemadaman Kebakaran .. 1, Teknik Pemadaman Kebakaran Menggunakan Peralatan Tetap .. 2. Teknik Pemadaman Kebakaran Menggunakan Peralatan Portable. 3. Penggunaan Aparat Pemadam Kebakaran Pribadi Bab 7: Latihan dan Simulasi Kebakaran. severe 35 1 Pelaksanaan Latihan Pemadaman Kebakaran vere 35 2, Simulasi Kebakaran yang Realistis 0.0 Bab 8: Evakuasi dan Keselamatan dalam Kebakaran 1, Prosedur Evakuasi Darurat dalam Kebakaran... 2. Pengendalian Akses dan Kontrol Massa 3. Rescue dan Pertolongan Pertama dalam Situasi Kebakaran.. Bab 9: Pencegahan Kebakaran.... 1, Langkah-Langkah Pencegahan Kebakaran di Kapal . 48 @YOHANESS2 a 2. Inspeksi dan Audit Keamanan Kebakaran..... — 4, Pelaporan dan Tindakan Korektif Bab 10: Evaluasi Kompetensi.. letode Demonstrasi Kompetensi Kciteria Evaluasi Kompetensi 11: Kesimpulan ...... 1. Ringkasan Kompeten 2. Rekomendasi unt so Bab 2: Dasar-Dasar Kebakaran 1. Elemen Kebakaran Penjelasan tentang Segitiga Api: Bahan Bakar, Oksigen, dan Panas Kebakaran membutuhkan tiga elemen dasar yang dikenal sebagai segitiga api: bahan bakar, oksigen, dan panas. Tanpa salah satu dari ketiga elemen ini, kebakaran tidak akan terjadi atau akan padam jika sudah mulai. Bahan Bakar Bahan bakar adalah segala jenis material yang dapat terbakar. Di kapal, bahan bakar bisa berupa bahan padat (kayu, kertas, kain), cairan (bensin, minyak), atau gas (propan, butana). Bahan bakar ini menjadi sumber makanan bagi api untuk berkembang. Oksigen Oksigen adalah elemen yang diperlukan untuk reaksi pembakaran. Oksigen di udara biasanya mencukupi untuk mendukung kebakaran. Di kapal, sistem ventilasi atau udara terbuka menyediakan oksigen yang dibutuhkan untuk mempertahankan api. Panas Panas adalah sumber energi yang mengawali proses pembakaran dan menjaga agar api terus menyala. Sumber panas di kapal bisa berasal dari peralatan listrik, mesin yang panas, percikan api, atau bahkan sinar matahari yang terfokus. Menghilangkan salah satu elemen ini akan memadamkan api. Contohnya, pemadaman dengan air mendinginkan panas, pemadaman @YOHANESS2 a dengan busa atau bahan kimia menutupi bahan bakar dari oksigen, dan menutup ventilasi mengurangi oksigen. 2. Jenis dan Sumber Penyalaan Berbagai Sumber Penyalaan yang Umum di Kapal Di kapal, ada berbagai sumber yang bisa memulai kebakaran. Mengetahui dan mengidentifikasi sumber-sumber penyalaan ini penting untuk pencegahan kebakaran, + Peralatan Listrik: Peralatan listrik yang rusak atau tidak terawat bisa menyebabkan kebakaran. Panel listrik, kabel yang aus, dan sambungan listrik yang longgar bisa menghasilkan percikan api atau panas berlebih. + Galley (Dapur Kapal): Area galley adalah tempat dengan risiko kebakaran tinggi. Alat masak seperti kompor, oven, dan penggorengan bisa menjadi sumber panas yang cukup untuk memulai kebakaran jika tidak diawasi dengan baik. @YOHANESS2 7 | + Mesin dan Ruang Mesin: Mesin kapal yang bekerja pada suhu tinggi bisa menjadi sumber panas yang berpotensi memicu kebakaran. Kebocoran bahan bakar atau oli di ruang mesin juga bisa terbakar jika terkena permukaan yang panas. + Merokok: Puntung rokok yang dibuang sembarangan bisa menjadi sumber penyalaan, terutama jika jatuh ke bahan yang mudah terbakar seperti kain atau kertas. 3. Bahan yang Mudah Terbakar dan Penyebaran Api Jenis Bahan yang Mudah Terbakar dan Bagaimana Api Dapat Menyebar Api dapat dengan cepat menyebar melalui bahan-bahan yang mudah terbakar. Mengetahui jenis bahan ini dan bagaimana api menyebar adalah kunci dalam pengendalian kebakaran. + Jenis Bahan yang Mudah Terbakar: Padat: Kayu, kertas, kain, dan plastik. @YOHANESS2 a > Cair: Minyak, bensin, alkohol. > Gas: Propan, butana, metana. + Penyebaran Api: Api menyebar melalui tiga cara utama: o Konduksi: Panas ditransfer melalui material padat. Misalnya, dinding logam yang panas dapat menyebarkan api ke ruangan lain, o Konveksi: Panas dan api menyebar melalui udara. Asap panas dan gas bisa menyebarkan api ke area yang jauh dari sumber awal. Radiasi: Panas dipancarkan melalui gelombang elektromagnetik. Panas dari api bisa memanaskan bahan di sekitarnya hingga suhu nyala, meskipun tidak bersentuhan langsung. Contoh Penyebaran Api di Kapal: + Area Galley Api yang mulai dari kompor bisa menyebar ke peralatan dapur lainnya dan bahan-bahan makanan melalui konveksi. + Ruang Mesin Kebocoran oli yang terbakar bisa menyebar melalui percikan minyak panas dan panas yang menyebar melalui konduksi ke bagian lain dari mesin. + Ruang Penyimpanan Bahan-bahan yang mudah terbakar seperti kain dan kertas bisa terbakar dengan cepat dan menyebar ke seluruh ruangan melalui radiasi panas. Dengan memahami elemen-elemen kebakaran, sumber penyalaan, dan cara penyebaran api, kru kapal dapat lebih siap dalam mencegah dan menangani kebakaran di kapal. Pelatihan dan kesadaran yang terus- menerus sangat penting untuk menjaga keselamatan di laut. @YOHANESS2 i Bab 3: Organisasi Pemadaman Kebakaran di Kapal 1. Struktur Organisasi Pemadaman Kebakaran Penjelasan tentang Struktur Organisasi Pemadaman Kebakaran di Kapal Setiap kapal memiliki struktur organisasi pemadaman kebakaran yang dirancang untuk memastikan bahwa setiap anggota kru mengetahui peran dan tanggung jawab mereka dalam situasi darurat. Struktur ini biasanya mencakup beberapa tingkat tanggung jawab dan koordinasi. + Kapten Kapal: o Peran Memimpin keseluruhan operasi pemadaman kebakaran dan memastikan bahwa semua prosedur keselamatan diikuti. o Tanggung Jawab Mengkoordinasikan komunikasi dengan stasiun pantai dan layanan darurat, serta mengambil keputusan kritis selama insiden kebakaran. @YOHANESS2 + Petugas Keamanan (Safety Officer): o Peran Mengawasi pelaksanaan latihan kebakaran dan memastikan semua peralatan pemadam kebakaran dalam kondisi baik. © Tanggung Jawab Mengatur inspeksi rutin peralatan pemadam kebakaran dan mengkoordinasikan pelatihan kru. + Tim Pemadam Kebakaran: Peran Terdiri dari kru yang telah dilatih khusus untuk menangani kebakaran di kapal. Tanggung Jawab Memadamkan kebakaran, mengevakuasi penumpang, dan memberikan pertolongan pertama jika diperlukan. Mereka juga bertanggung jawab untuk memeriksa area setelah kebakaran padam untuk memastikan tidak ada titik panas yang tersisa. + Anggota Kru: o Peran Mendukung tim pemadam kebakaran dengan mematuhi instruksi evakuasi dan menggunakan peralatan pemadam kebakaran jika diperlukan. 2 Tanggung Jawab Mengikuti prosedur keselamatan dan menghadiri semua latihan pemadam kebakaran. @YOHANESS2 Bo 2. Lokasi Peralatan Pemadaman Kebakaran dan Rute Evakuasi Darurat Peta Lokasi Peralatan Pemadaman Kebakaran dan Rute Evakuasi Darurat Setiap anggota kru harus familiar dengan lokasi peralatan pemadam kebakaran dan rute evakuasi darurat di kapal. Berikut adalah elemen- elemen penting yang harus diperhatikan: + Peta Peralatan Pemadam Kebakaran: o Alat Pemadam Api Portable Lokasi alat pemadam api yang mudah diakses di seluruh kapal, termasuk di area galley, ruang mesin, dan koridor utama. o Selang dan Hydrant Titik-titik selang pemadam kebakaran dan hydrant yang terletak di sepanjang dek dan ruang publik. © Sistem Pemadam Kebakaran Otomatis Lokasi sistem pemadam kebakaran otomatis seperti sprinkler dan sistem CO2 di ruang mesin dan area penyimpanan bahan bakar. ee 2 rg a Muster station @YOHANESS2 B + Rute Evakuasi Darurat: > Pintu Keluar Darurat: Lokasi pintu keluar darurat yang jelas ditandai dan mudah diakses. e Tanda Evakuasi: Tanda arah yang menunjukkan rute evakuasi menuju titik kumpul (muster stations) dan lifeboats. o Rute Tanpa Halangan: Pastikan rute evakuasi bebas dari hambatan dan selalu terbuka. 3. Pentingnya Kewaspadaan Terus-Menerus Mengapa Kru Harus Selalu Waspada Terhadap Potensi Kebakaran Kewaspadaan terus-menerus adalah kunci untuk mencegah dan menangani kebakaran di kapal. Berikut adalah alasan mengapa kru harus selalu waspada: + Deteksi Dini: o Pentingnya Deteksi dini memungkinkan kru untuk mengambil tindakan cepat sebelum kebakaran berkembang menjadi lebih besar dan tidak terkendali. o Alat Deteksi Pastikan semua alarm asap, detektor panas, dan sistem alarm kebakaran berfungsi dengan baik. + Pencegahan: e Langkah Pencegahan Identifikasi dan hilangkan sumber potensial kebakaran, seperti kabel listrik yang aus, bahan bakar yang bocor, atau peralatan yang terlalu panas. o Pelatihan Rutin Pelatihan kebakaran rutin membantu kru mengenali bahaya dan mengetahui cara menanganinya dengan benar. + Kesiapan: o Kondisi Siaga @YOHANESS2 B Kru harus selalu siap menghadapi kebakaran dengan memahami peran mereka, lokasi peralatan, dan prosedur yang harus diikuti. > Pemeriksaan Rutin Lakukan inspeksi rutin pada peralatan pemadam kebakaran untuk memastikan semuanya dalam kondisi baik dan siap digunakan. + Tindakan Cepat: o Respons Cepat Dalam situasi darurat, tindakan cepat dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Koordinasi Tim Kewaspadaan juga berarti bekerja sebagai tim yang terkoordinasi dengan baik, memastikan setiap langkah diambil dengan cepat dan efisien. Dengan memahami struktur organisasi pemadaman kebakaran, mengetahui lokasi peralatan dan rute evakuasi, serta menjaga kewaspadaan terus-menerus, kru kapal dapat lebih efektif dalam mencegah dan menangani kebakaran di laut; Pelatihan yang terus- menerus dan inspeksi rutin adalah kunci untuk memastikan keselamatan semua penumpang dan kru. @YOHANESS2 BH Bab 4: Deteksi dan Sistem Alarm Kebakaran 1. Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran Penjelasan tentang Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran yang Umum Digunakan di Kapal Sistem deteksi dan alarm kebakaran adalah komponen penting dalam keselamatan kapal. Mereka dirancang untuk mendeteksi kebakaran secara dini dan memberikan peringatan kepada kru sehingga tindakan cepat dapat diambil untuk mengatasi situasi. + Detektor Asap (Smoke Detectors): o Fungsi: Mendeteksi asap sebagai indikasi awal kebakaran. o Jenis: Tonisasi dan fotoelektrik. Detektor ionisasi lebih baik untuk mendeteksi kebakaran yang cepat menyala, sedangkan fotoelektrik lebih baik untuk mendeteksi kebakaran yang lambat dan berasap. o Lokasi: @YOHANESS2 B Dipasang di area umum, koridor, kabin, dan ruang kerja. + Detektor Panas (Heat Detectors): Fungsi: Mendeteksi peningkatan suhu yang cepat atau suhu yang melebihi batas tertentu. o Jenis: Detektor suhu tetap dan detektor suhu naik. o Lokasi: Dipasang di area dengan kemungkinan sumber panas seperti dapur (galley) dan ruang mesin. + Detektor Gas (Gas Detectors): > Fungsi: Mendeteksi gas berbahaya yang dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. >» Jenis: Detektor gas metana, propana, dan gas berbahaya lainnya. o Lokasi: Dipasang di ruang mesin, ruang penyimpanan bahan bakar,, dan area berisiko tinggi lainnya, + Sistem Alarm Kebakaran: o Komponen: Pusat kontrol alarm, alarm suara, dan alarm visual. o Fungsi: Mengeluarkan peringatan suara dan visual untuk memberi tahu kru dan penumpang tentang kebakaran. > Operasi: Sistem alarm dapat diaktifkan secara otomatis oleh detektor atau secara manual melalui tombol alarm kebakaran. @YOHANESS2 Bo 2. Klasifikasi Kebakaran dan Agen Pemadam yang Tepat Klasifikasi Kebakaran (A, B, C, D) dan Agen Pemadam yang Sesuai untuk Masing-masing Jenis Kebakaran Mengetahui klasifikasi kebakaran dan agen pemadam yang tepat sangat penting untuk menangani kebakaran secara efektif. Berikut adalah klasifikasi kebakaran dan agen pemadam yang sesuai: Ordinary | Wood, Paper, Combustibles} Cloth, Etc. Flammable | Grease, Oil, Liquids Paint, Solvents Live Electrical] Electrical Panel, Equipment | Motor, Wiring, ee Etc. Combustible | Magnesium, Aluminum, Etc. Commercial | Cooking Oils, Cooking | Animal Fats, Equipment |Vegetable Oils @YOHANESS2 «7 | + Kelas A: Kebakaran Bahan Padat Deskripsi: Melibatkan bahan padat seperti kayu, kertas, kain, dan plastik. o Agen Pemadam: Air, busa, dan bubuk kering. Contoh: Kebakaran yang melibatkan furnitur, dinding kayu, atau kertas. + Kelas B: Kebakaran Cairan dan Gas yang Mudah Terbakar > Deskripsi: Melibatkan cairan yang mudah terbakar seperti bensin, minyak, alkohol, dan gas seperti propana dan butana. o Agen Pemadam: Busa, bubuk kering, dan CO2. 2 Contoh: Kebakaran yang melibatkan tumpahan minyak atau kebocoran gas. + Kelas C: Kebakaran Listrik o Deskripsi: Melibatkan peralatan listrik yang berenergi seperti kabel listrik, panel listrik, dan peralatan elektronik. » Agen Pemadam: C02, bubuk kering, dan agen pemadam gas yang tidak meninggalkan residu. © Contoh: Kebakaran pada komputer, panel listrik, atau peralatan listrik lainnya. + Kelas D: Kebakaran Logam o Deskripsi: @YOHANESS2 Bo Melibatkan logam yang mudah terbakar seperti magnesium, aluminium, natrium, dan kalium. Agen Pemadam: Bubuk khusus kelas D. e Contoh: Kebakaran di area produksi yang melibatkan logam reaktif. 3. Tindakan yang Harus Diambil Saat Mendeteksi Kebakaran Langkah-langkah yang Harus Diambil Segera Setelah Mendeteksi Kebakaran Ketika kebakaran terdeteksi di kapal, tindakan cepat dan tepat sangat penting untuk memastikan keselamatan semua orang di atas kapal dan meminimalkan kerusakan. Berikut adalah langkah-langkah yang harus diambil: 1, Aktifkan Alarm Kebakaran: Segera Aktifkan: Jika sistem deteksi tidak otomatis mengaktifkan alarm, segera aktifkan alarm kebakaran secara manual. o Peringatan: Pastikan semua kru dan penumpang diberi tahu tentang kebakaran. 2. Evaluasi Situasi: o Identifikasi Lokasi: Tentukan lokasi kebakaran dan seberapa besar kebakaran tersebut. o Pertimbangkan Keselamatan: Pastikan keselamatan diri sendiri sebelum mencoba memadamkan kebakaran. 3. Coba Padamkan Api Jika Aman: © Pilih Agen Pemadam yang Tepat: @YOHANESS2 Bo Gunakan alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan jenis kebakaran (lihat klasifikasi kebakaran). > Langkah Pemadaman: Mulai dari pangkal api dan arahkan agen pemadam ke sumber api. Lakukan gerakan menyapu sampai api padam. 4. Evakuasi Jika Diperlukan: o Tkuti Rute Evakuasi: Jika kebakaran tidak dapat dikendalikan, ikuti rute evakuasi darurat menuju titik kumpul (muster stations) atau lifeboats. Bantu Penumpang: Bantu penumpang untuk mengevakuasi dengan aman dan cepat. 5. Tutup Ventilasi: > Isolasi Area: Tutup pintu dan ventilasi untuk membatasi penyebaran api dan asap. @YOHANESS2 6. Laporkan Insiden: 2 Komunikasi: Gunakan radio atau sistem komunikasi lainnya untuk melaporkan kebakaran kepada kapten dan stasiun pantai. 7. Tindakan Pasca Kebakaran: Periksa Titik Panas: Setelah api padam, periksa area untuk memastikan tidak ada titik panas atau bara yang dapat menyebabkan kebakaran ulang. 0 Evaluasi dan Laporan: Buat laporan rinci tentang insiden dan tindakan yang diambil untuk penilaian dan perbaikan prosedur di masa depan. Dengan memahami sistem deteksi dan alarm kebakaran, mengetahui klasifikasi kebakaran dan agen pemadam yang tepat, serta mengikuti langkah-langkah yang benar saat mendeteksi kebakaran, kru kapal dapat lebih efektif dalam mencegah dan menangani kebakaran di atas kapal. Pelatihan yang terus-menerus dan inspeksi rutin sangat penting untuk memastikan kesiapan dalam situasi darurat. @YOHANESS2 Bi Bab 5: Peralatan Pemadam Kebakaran 1. Peralatan Pemadam Kebakaran di Kapal Jenis-jenis Peralatan Pemadam Kebakaran yang Ada di Kapal Di kapal, terdapat berbagai jenis peralatan pemadam kebakaran yang dirancang untuk menangani berbagai jenis kebakaran. Setiap jenis peralatan memiliki fungsi spesifik dan digunakan untuk situasi tertentu. @YOHANESS2 + Alat Pemadam Api Portable: o Jenis: Air, busa, CO2, dan bubuk kering. o Fungsi: Digunakan untuk memadamkan kebakaran kecil yang dapat diatasi secara langsung oleh kru. o Lokasi: Ditempatkan di area strategis seperti koridor, dapur, ruang mesin, dan ruang publik. + Selang Pemadam Kebakaran: Komponen: Selang pemadam kebakaran, hydrant, dan nosel. o Fungsi: Digunakan untuk memadamkan kebakaran yang lebih besar dengan aliran air yang kuat. > Lokasi: Dipasang di sepanjang dek kapal dan di area penting lainnya. + Sistem Pemadam Kebakaran Tetap: o Tenis: Sistem sprinkler, sistem CO2, dan sistem busa. Fungsi: Dirancang untuk otomatis memadamkan kebakaran di area tertentu seperti ruang mesin, ruang kargo, dan area penyimpanan bahan bakar. > Lokasi: Dipasang secara permanen di lokasi-lokasi berisiko tinggi. + Sistem Pemadam Kebakaran Gas Inert: > Jenis: Sistem yang menggunakan gas seperti nitrogen atau argon. @YOHANESS2 B o Fungsi: Menggantikan oksigen di area yang terbakar untuk memadamkan api tanpa merusak peralatan elektronik. > Lokasi: Digunakan di ruang server, ruang kontrol elektronik, dan ruang mesin. + Fire Blanket (Selimut Api): o Fungsi: Digunakan untuk memadamkan api kecil pada manusia atau peralatan dapur. o Lokasi: Ditempatkan di galley dan area kerja @YOHANESS2 [PZ 2. Pakaian dan Perlengkapan Pemadam Kebakaran Deskripsi tentang Pakaian dan Perlengkapan yang Digunakan oleh Pemadam Kebakaran Pakaian dan perlengkapan pemadam kebakaran dirancang untuk melindungi kru dari panas, api, dan bahan berbahaya selama operasi pemadaman kebakaran. Berikut adalah deskripsi tentang perlengkapan ini: + Pakaian Pemadam Kebakaran: Baju Pemadam Kebakaran (Firefighter Suit): Terbuat dari bahan tahan api yang melindungi tubuh dari panas dan api. ° Celana Pemadam Kebakaran: Dipasangkan dengan baju pemadam untuk perlindungan penuh. > Sarung Tangan Tahan Panas: Melindungi tangan dari panas dan luka bakar. + Perlengkapan Pelindung Kepala: Helm Pemadam Kebakaran: Melindungi kepala dari benturan dan panas, dilengkapi dengan visor untuk melindungi wajah. 2 Penutup Wajah (Face Shield): Melindungi wajah dari panas dan percikan api. + Perlengkapan Pelindung Kaki: Sepatu Bot Pemadam Kebakaran: Terbuat dari bahan tahan api dan dilengkapi dengan sol anti-slip untuk perlindungan maksimal. + Peralatan Pelindung Pernapasan: © SCBA (Self-Contained Breathing Apparatus): @YOHANESS2 B Menyediakan udara bersih untuk pernapasan di lingkungan berasap atau beracun. o Masker Pernapasan: Melindungi saluran pernapasan dari asap dan gas berbahaya, + Peralatan Tambahan: o Fire Axe: Digunakan untuk membuka jalan dan memotong rintangan selama operasi pemadaman kebakaran. o Fire Hose Nozzle: Nosel selang yang mengatur aliran air dan busa. © Thermal Imaging Camera: Digunakan untuk mendeteksi sumber panas dan api melalui asap tebal. @YOHANESS2 B 3. Perawatan dan Pengujian Peralatan Pemadam Kebakaran Perawatan dan pengujian rutin peralatan pemadam kebakaran sangat penting untuk memastikan bahwa semua peralatan berfungsi dengan baik saat dibutuhkan, Berikut adalah prosedur perawatan dan pengujian yang harus dilakukan: + Inspeksi Visual: Frekuensi: Dilakukan setiap bulan. Prosedur: Periksa setiap peralatan pemadam kebakaran untuk memastikan tidak ada kerusakan fisik, kebocoran, atau tanda-tanda aus. > Pencatatan: Catat hasil inspeksi dalam log perawatan. + Pengujian Fungsi: Frekuensi: Dilakukan setiap tiga bulan atau sesuai dengan pedoman pabrikan. Prosedur: Uji setiap alat pemadam api portable, sistem sprinkler, dan selang pemadam kebakaran untuk memastikan bahwa mereka berfungsi dengan baik. Pencatatan: @YOHANESS2 27 | Catat hasil pengujian dan tindakan perbaikan yang dilakukan. + Pengisian Ulang dan Kalibrasi: o Frekuensi: Dilakukan sesuai dengan pedoman pabrikan atau setelah digunakan, Prosedur: Tsi ulang alat pemadam api yang sudah digunakan atau yang mendekati tanggal kadaluarsa. Kalibrasi sistem deteksi dan alarm kebakaran. eo Pencatatan: Catat tanggal pengisian ulang dan kalibrasi dalam log perawatan. + Pelatihan dan Latihan: Frekuensi: Dilakukan setiap enam bulan. Prosedur: Latih kru dalam penggunaan peralatan pemadam kebakaran dan lakukan latihan simulasi kebakaran, > Pencatatan: Catat partisipasi kru dan hasil latihan dalam log pelatihan. + Perawatan Preventif: o Frekuensi: Dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh pabrikan atau regulasi. Prosedur: Lakukan perawatan preventif seperti pelumasan bagian bergerak, penggantian komponen yang aus, dan pengecekan sistem elektronik. > Pencatatan: Catat semua tindakan perawatan preventif dalam log perawatan. Dengan memahami jenis-jenis peralatan pemadam kebakaran, pakaian dan perlengkapan pemadam kebakaran, serta prosedur perawatan dan @YOHANESS2 B pengujian peralatan, kru kapal dapat memastikan bahwa mereka siap menghadapi kebakaran kapan saja. Perawatan yang rutin dan pelatihan yang terus-menerus sangat penting untuk menjaga keselamatan di atas kapal. Bab 6: Teknik Pemadaman Kebakaran 1. Teknik Pemadaman Kebakaran Menggunakan Peralatan Tetap Cara Menggunakan Sistem Pemadam Kebakaran Tetap seperti Sprinkler dan CO2 Sistem pemadam kebakaran tetap dirancang untuk mendeteksi dan memadamkan kebakaran secara otomatis di area tertentu di kapal. Berikut adalah cara menggunakan dua jenis sistem pemadam kebakaran tetap yang umum: + Sistem Sprinkler: Sistem sprinkler otomatis berfungsi dengan mengeluarkan air untuk memadamkan api saat suhu di sekitar sprinkler mencapai ambang tertentu. 0 Cara Kerja: + Deteksi Panas: Ketika panas dari api melelehkan elemen sensitif panas di kepala sprinkler, air akan segera mengalir keluar, + Penyebaran Air: Air disemprotkan melalui kepala sprinkler dalam pola menyebar untuk memadamkan api dan mencegah penyebarannya. Penggunaan: +» Aktivasi Otomatis: Sistem akan aktif secara otomatis saat kebakaran terdeteksi. @YOHANESS2 B + Pengendalian Manual: Beberapa sistem memungkinkan pengendalian manual + Sistem CO2: Sistem CO2 memadamkan api dengan menggantikan oksigen di area kebakaran, mencegah api mendapatkan oksigen yang diperlukan untuk pembakaran. > Cara Kerja: + Pengisian CO2: Saat kebakaran terdeteksi, CO2 dilepaskan dari tabung penyimpanan ke area kebakaran. + Penggantian Oksigen: CO2 mengisi ruangan dan menurunkan konsentrasi oksigen di bawah level yang dibutuhkan untuk pembakaran. > Penggunaan: Aktivasi Otomatis: Sistem CO2 akan aktif secara otomatis saat kebakaran terdeteksi. + Pengendalian Manual: Dapat diaktifkan secara manual melalui panel kontrol kebakaran di kapal @YOHANESS2 B

You might also like