0% found this document useful (0 votes)
13 views14 pages

Laporan Jurnal Wanto Christian Umbu Deta

laporan mesin perikan

Uploaded by

melfitamuama
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
13 views14 pages

Laporan Jurnal Wanto Christian Umbu Deta

laporan mesin perikan

Uploaded by

melfitamuama
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 14

LAPORAN PRAKTIK

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SISTEM PEMBANGKTT LISTRIK HIBRID PADA


KAPAL IKAN 30 GT DENGAN SISTEM
PROPULSI ELEKTRI

OLEH:

NAMA: WANTO CHRISTIAN UMBU DETA

PRODI MEKANISASI PERIKANAN

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KUPANG

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

KELAUTAN DAN PERIKANAN

i
ABSTRAK

Permasalahan bagi nelayan dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak disebabkan oleh
berbagai kondisi antara lain ketiadaan SPBD (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Diesel Nelayan) di
beberapa daerah, pengaturan jatah bahan bakar minyak yang kurang efisien, birokrasi yang rumit
serta kelangkaan bahan bakar minyak. Hal ini yang menjadi dasar beberapa peneliti untuk
melakukan penelitian terhadap pengurangan ketergantungan bahan bakar minyak pada kapal ikan.
Solusi yang pernah ditawarkan salah satunya adalah mengganti dari sistem propulsi mekanis
menjadi sistem propulsi elektris dengan baterai menjadi sumber utama pembangkit listrik pada kapal
ikan. Namun dari solusi tersebut terdapat beberapa kekurangan yaitu pada segi densitas daya yang
dimiliki oleh baterai jauh lebih kecil daripada densitas daya pada bahan bakar minyak. Kekurangan
yang lain adalah dari segi lifetime baterai yang relatif lebih pendek daripada mesin diesel. Dari
permasalahan tersebut peneliti melakukan penelitian terhadap studi kelayakan kapal ikan yang
memiliki sistem pembangkit listrik hibrid yang bertujuan untuk mencari kombinasi sistem
pembangkit listrik hibrid antara panel surya , baterai dan diesel generator yang paling tepat dan
efisien. Penelitian ini mengkaji kapal ikan dengan ukuran 30 GT dari jenis kapal ikan purse seine.
Pada studi kelayakan yang dianalisa adalah analisa teknik dan analisa ekonomis. Terdapat empat
variasi kombinasi pembebanan listrik pada penelitian ini yaitu 50%:50%, 40%:60% , 30%:70 ,
20%:80% yang artinya 50% beban listrik dibebankan pada panel surya dan baterai,50% beban listrik
yang lain dibebankan pada diesel generator. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah
kombinasi sistem pembangkit listrik hibrid yang tepat dan efisien adalah pada variasi ke tiga. Pada
variasi tersebut kapal memiliki payload sebesar 32.88 ton dan BEP (Break Even Point) tercapai pada
rentang tahun ke 8 sampai ke 9 dengan keuntungan sebesar Rp. 134,749.57 . Sehingga kapal ini
dapat dikatakan layak karena pada tahun ke 9 sudah mencapai nilai impas antara pendapatan dan
biaya yang dikeluarkan. Kata Kunci : Kapal Ikan, Sistem Pembangkit Listrik Hibrid , Sistem Prop

Kata Kunci : Kapal Ikan, Sistem Pembangkit Listrik Hibrid , Sistem Propulsi Elektris , Studi
Kelayakan

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, sebagian besar masyarakat masih menggunakan bahan bakar minyak sebagai
sumber utama bahan bakar yang berguna untuk mencari mata pencaharian maupun sebagai bahan
bakar transportasi. Salah satunya adalah nelayan yang juga merasakan sulitnya mendapatkan bahan
bakar minyak untuk menjalankan aktifitas menangkap ikan. Sebagian masyarakat nelayan kesulitan
memperoleh bahan bakar minyak karena beberapa hal antara lain ketiadaan SPBD (Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Diesel Nelayan) di beberapa daerah, pengaturan jatah bahan bakar minyak yang kurang
tepat yang diterapkan oleh pemerintah, birokrasi yang rumit sehingga tidak semua nelayan dapat
memperoleh bahan bakar minyak di SPBD, juga adanya kelangkaan akibat penyelewengan bahan
bakar minyak oleh aparatur pemerintah. Solusi yang pernah ditawarkan untuk menyelesaikan masalah
tersebut adalah mengganti motor penggerak dari motor bakar diesel dengan sistem propulsi elektris.
Kelebihan dari sistem propulsi elektris adalah listrik yang mampu disuplai dari PLN dimana jaringan
distribusi listrik oleh PLN telah hampir merata diseluruh wilayah Indonesia dan harga pembelian
listrik PLN yang relatif lebih murah dibandingkan harga bahan bakar minyak. Dari solusi yang
ditawarkan tersebut masyarakat nelayan mulai berubah dari sistem propulsi mekanis menjadi elektris
dengan berbasis pada baterai. Namun ada kendala dalam sistem baterai tersebut yaitu densitas daya
baterai baik berdasarkan berat dan volume yang relatif jauh dibawah densitas daya pada bbm. Dan juga
sumber energi yang terbatas kapasitasnya dari baterai. Serta adanya permasalahan pada baterai yaitu
apabila terjadi kerusakan pada baterai maka baterai tidak lagi bisa digunakan. Sehingga perlu
dilakukan penelitian yang lebih lanjut untuk mengetahui sistem pembangkit listrik yang tepat dan
efisien untuk mengatasi kekurangan dari sistem baterai. Sistem hibrid merupakan konsep yang
menggabungkan dua atau lebih sumber energi yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan beban yang
ada. Pada penelitian ini akan mengkaji kelayakan kombinasi sel surya, baterai dan diesel generator
untuk memenuhi kebutuhan listrik pada kapal penangkap ikan. 1.2 Perumusan Masalah Pada penelitian
ini permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana mendapatkan kombinasi sistem pembangkit
listrik hibrid yang tepat dan efisien pada kapal ikan 30 GT dengan sistem propulsi elektris berdasarkan
tinjauan teknis dan ekonomi. 1.3 Tujuan Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan kombinasi sistem
pembangkit listrik hibrid yang tepat dan efisien pada kapal ikan 30 GT dengan sistem propulsi elektris.

1.1 Rumusan Masalah

Perumusan Masalah Pada penelitian ini permasalahan yang akan dibahas adalah
bagaimana mendapatkan kombinasi sistem pembangkit listrik hibrid yang tepat dan efisien
pada kapal ikan 30 GT dengan sistem propulsi elektris berdasarkan tinjauan teknis dan
ekonomi.

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan kombinasi sistem pembangkit listrik hibrid yang tepat
dan efesiensi pada kapal ikan 30 GT dengan sistem propulsi elektris

iii
BAB III
TINJAUN PUSTAKA

2.1 Sistem Hibrid Pada Kapal

2.1.1 Definisi

Sistem hibrid merupakan sistem yang terdiri dari gabungan dua atau lebih sistem yang berbeda
yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi sistem tersebut. Pada kapal terdapat dua macam
sistem hibrid yaitu sistem hibrid untuk pembangkit listrik dan sistem hibrid untuk sistem
propulsi kapal. Biasanya digunakan untuk isolated grid dengan tujuan memperoleh sinergi
penerapan yang dapat menghasilkan keuntungan dari sisi ekonomis maupun teknis
(Prima,2016)
2.1.2 Sumber Energi (pembangkit listrik)

2.1.2.1 Baterai

merupakan alat yang dapat menyimpan energi yang bisa dikonversi menjadi daya. Baterai
mengandung sel listrik yang didalamnya berlangsung proses elektrokimia yang dapat
digunakan kembali (reversible) dengan efisiensi yang tinggi. Ada dua proses yang terjadi yaitu
proses pengosongan dan proses pengisian dimana proses pengosongan merupakan proses
pengubahan energi kimia menjadi energi listrik dan proses pengisian yaitu proses pengubahan
energi listrik menjadi energi kimia dengan cara elektroda yang beregenerasi yaitu dengan cara
melewatkan arus listrik dengan arah polaritas yang berlawanan didalam sel. Baterai yang hanya
dapat digunakan sekali pemakaian dan tidak dapat diisi ulang disebut baterai primer. Hal ini
bisa terjadi karena reaksi kimia material aktifnya tidak bisa dikembalikan. Sedangkan baterai
yang bisa diisi ulang karena material aktifnya dapat digunakan kembali disebut baterai
sekunder. Pada baterai sekunder terdapat keuntungan yaitu harganya lebih efisien apabila
digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya
dapat disimpan di baterai . Ukuran panel serta load pattern sangat mempengaruhi ukuran
baterai.

Gambar 2.1. Komponen Baterai (Sumber :


http://www.bloganton.info/2012/05/mengenal-lead-acid-batteryaccuaki.html)

iv
Pada baterai terdapat perbandingan antara massa baterai dengan energi yang dapat di simpan di
baterai,perbandingan ini dapat di sebut kepadatan energi (energy density).
Terdapat beberapa jenis baterai yang berbeda, yang sering digunakan pada kapal adalah baterai
dengan jenis lithium-Ion dan lead acid. Jenis baterai lithium ion memiliki kapasitas yang besar
namun bobot yang relatif ringan namun harga relatif lebih mahal sedangan baterai lead acid
memiliki kapasitas yang kecil , bobot yang relatif lebih berat namun harganya jauh lebih murah
dibanding baterai lithium ion
2.1.2.2 Panel Surya Panel
surya merupakan sebuah alat yang terdiri dari sekumpulan sel surya (photovoltaic sel) yang
mampu mengubah energi matahari menjadi energi listrik karena adanya efek fotovoltaik.
Fungsi dari sel surya adalah mengubah cahaya matahari menjadi listrik arus DC. Sel surya
terbuat dari bahan semi konduktor dan menghasilkan tenaga listrik yang sangat kecil untuk satu
sel surya. Modul merupakan beberapa gabungan dari sel surya sedangkan beberapa modul bisa
disebut sebagai array. Beberapa tipe panel surya antara lain :
 Polikristal (poly-crystalline) Tipe panel surya ini merupakan panel surya yang
memiliki susunan kristal yang acak. Dengan kapasitas daya listrik yang sama, tipe
polikristal memiliki luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan tipe
monokristal. Namun keuntungan menggunakan tipe panel surya polikristal adalah
masih dapat digunakan pada saat kondisi mendung

Gambar 2.2. Panel Surya Jenis Polikristal (Sumber : ICA SOLAR Datasheet)
Monokristal (mono-crystalline) Merupakan tipe panel surya yang mampu menghasilkan
daya listrik persatuan luas yang tinggi sehingga bisa dibilang yang paling efisien.
Efisiensi tersebut bisa mencapai 15% namun efisiensi dapat turun dengan drastis
apabila cuaca dalam kondisi berawan.

v
Gambar 2.3 . Panel Surya Jenis Monokristal (Sumber : ICA SOLAR Datasheet)
Pada sistem pembangkit listrik tenaga surya sumber listrik berasal dari pengkonversian
energi foton dari energi surya (cahaya matahari) yang diubah menjadi energi listrik.
Konversi energi ini terjadi di panel surya yang terdiri dari sel sel surya (photovoltaic)
yang merupakan lapisan lapisan tipis yang terbuat dari silicon (Si) murni serta bahan
semikonduktor lainnya. (Prima,2016)
2.1.2.3 Bahan Bakar Minyak
Bahan bakar minyak merupakan bahan bakar yang diperoleh dari proses pengolahan
minyak bumi. Beberapa produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak bumi antara
lain : gas, gasoline(bensin), kerosene(minyak tanah), solar , minyak berat dan residu.
(Kementerian ESDM , 2013) Penggunaan bbm biasanya dalam sistem pembangkit
listrik adalah sebagai bahan bakar diesel generator (Genset). Diesel merupakan mesin
dengan pembakaran dalam berbahan bakar fosil serta disebut juga motor bakar jika
ditinjau dari cara memperoleh energi termalnya. Pada sistem pembangkit listrik tenaga
diesel generator diperlukan generator dengan tenaga penggerak berupa diesel atau yang
biasa disebut generator set (genset) (Irham,2013). Beberapa Keuntungan pembangkit
listrik tenaga diesel generator adalah antara lain :
a. Proses start mudah dilakukan karena membutuhkan sedikit waktu pemanasan lalu
kemudian mesin dapat dibebani.
b. Cukup mudah untuk dimatikan dengan cara mesin diesel dijalankan tanpa beban
terlebih dahulu hingga dingin kemudian mesin dapat dimatikan.
Fungsi utama dari diesel generator set adalah penyedia listrik yang dapat berfungsi
sebagai :
a. Unit cadangan yang dinyalakan apabila keadaan darurat atau ketika terjadi
pemadaman pada unit pembangkit utama.
b. Unit pembangkit bantuan yang dapat membantu pasokan listrik dari PLN
atau sebagai pemikul beban tetap. (Prima,2016

Gambar 2.4 Diesel Generator DC (Sumber : Polar Power Catalog)

2.1.2.4 Angin
Pengertian angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke
tekanan udara yang lebih rendah. Perbedaan suhu udara yang disebabkan pemanasan atmosfir
yang tidak merata oleh sinar matahari menyebabkan perbedaan tekanan udara. Sehingga angin
memiliki energi kinetik karena bergerak. Energi kinetik ini bisa dikonversi menjadi energi
listrik dengan turbin angin yang mempunyai beberapa komponen antara lain :
1. High speed shaft (poros putaran tinggi) yang berfungsi untuk menggerakkan
generator
vi
2. Low speed shaft (poros putaran rendah) yang berputar sekitar 30-60 rpm
3. Generator yang berfungsi mengubah energi gerak menjadi energi listrik
4. Pitch (sudut bilah kipas) yang berfungsi untuk mengatur kecepatan rotor yang
dikehendaki dengan cara mengatur sudut bilah kipas. Rotor bilah kipas dengan poros
disebut rotor turbin angin.
5. Tower (menara ) yang terbuat dari pipa baja, beton, rangka besi. Makin tinggi
menara makin besar tenaga yang didapat karena kecepatan angin relatif semakin besar
ketika menara semakin tinggi. Yaw motor (Motor Penggerak Arah) merupakan motor
listrik yang menggerakkan penggerak arah (Irham,2013)

Gambar 2.5 Turbin Angin (sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Turbin_angin)


2.1.3 skematis
Pada sistem pembangkit listrik hibrid penelitian ini terdapat tiga sumber pembangkit yaitu diesel
generator , baterai dan panel surya. Skema diatas menunjukan beberapa peralatan yang dibutuhkan
agar ketiga sumber listrik dapat menangani seluruh beban peralatan
2.1.3.1 Solar Charge Controller (SCC)
Solar charge controller merupakan alat yang berfungsi untuk mengatur pengisian ke baterai atau
disebut charging mode dan mengatur penggunaan baterai ke beban atau disebut operation mode. Pada
fase charging mode ada tiga tahapan yaitu fase bulk yaitu pengisian baterai sampai tegangan setup
bulk (14.4-14.6) , fase absorption yaitu tegangan baterai dijaga sesuai tegangan bulk hingga solar
charge controller timer (1 jam) tercapai. Pada saat ini arus yang dialirkan lebih kecil ketika fase bulk,
dan dialirkan sampai kapasitas baterai tercapai. Fase float adalah kondisi baterai dijaga pada tegangan

float setting (13.4-13.7) dan baterai juga terhubung ke beban sehingga baterai menggunakan arus
maksimum dari panel surya.
Gambar 2.6 Solar Charge Controller (Sumber : EP Solar katalog)
vii
2.1.3.2 Baterai Manajemen Sistem (BMS)
Merupakan perangkat elektronik yang mengatur pengisian ulang baterai , memantau keadaan baterai ,
menghitung data sekunder , melaporkan data baterai , mengatur kondisi baterai juga keseimbangan
baterai. (Volta,2017). Sistem manajemen baterai akan berfungsi sebagai pusat kontrol lalu lintas arus
yang keluar atau masuk ke baterai. Berikut perbedaan antara sistem yang menggunakan BMS dan
sistem yang tidak menggunakan BMS. (Wijaksana,2015)

2.1.3.3 Inverter
Inverter adalah alat yang mengubah tegangan dc menjadi tegangan ac. beberapa jenis inverter
adalah inverter satu fasa dan inverter tiga fasa. Inverter sebagai sumber tegangan jika tegangan
inputnya konstan dan sebagai sumber arus jika arus inputnya dijaga konstan. Inverter tiga fasa
merupakan tiga buah inverter satu fasa yang dihubungkan secara pararel dengan sinyal gate setiap
inverter satu fasa arus 120 derajat satu dengan yang lain. Ada beberapa macam inverter yaitu :
1. Inverter dengan frekuensi dan tegangan keluaran yang konstan (CVCT) Constant Voltage
Constant Frekwensi.
2. Inverter dengan frekuensi dan tegangan keluaran yang berubah-ubah.

2.1.3.4 Auto Trafo


Transformator adalah alat yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan ac. Ada
beberapa jenis transformator yaitu transformator step up , transformator step down dan auto
transformator. Pada jenis auto transformator hanya terdiri dari dari satu lilitan yaitu sebagian sebagai
lilitan primer dan sebagian lainnya sebagai lilitan sekunder. Keuntungan dari auto transformator adalah
ukuran yang lebih kecil serta kerugian yang lebih rendah.

2.1.3.5 DC Converter (Rectifier)


Rectifier merupakan rangkaian yang berfungsi untuk mengubah tegangan ac menjadi tegangan dc.
Baterai charger juga merupakan rectifier. Beberapa jenis rectifier antara lain :
a. Rectifier Setengah Gelombang Merupakan rectifier yang terdiri dari dioda dimana hanya
menyearahkan setengah gelombang saja.
Prinsip kerja penyearah setengah gelombang yaitu ketika sinyal positif sebagai sinyal input ke dioda
maka dioda mendapat bias maju yang menyebabkan arus mengealir ke beban.Ketika sinyal input
berupa negatif maka dioda mendapat bias mundur yang menyebabkan arus tidak mengalir
b. . b. Rectifier Gelombang Penuh Pada jenis ini terdapat dua macam rectifier yaitu yang
menggunakan trafo CT (Center tap) dan dengan menggunakan sistem jembatan.
2.1.3.6 Buck Converter Buck

converter adalah converter yang berfungsi untuk mengubah tegangan dc menjadi tegangan dc yang
lebih rendah. Buck converter memiliki dua saklar yaitu satu saklar aktif atau yang disebut mesfet dan
satu saklar pasif yang biasa disebut diode. Pada prinsip kerja buck converter terdapat 2 state antara lain
state ON dan OFF. Pada saat kondisi ON , arus sumber mengalir melewati induktor L menuju output
beban kapasitor dan resistor sampai tegangan output mendekati tegangan input. Pada saat kondisi
OFF , hal yang terjadi adalah pembalikan polaritas hingga energi yang terdapat pada induktor akan
mengalir terbalik berdasar tegangan yang tersimpan pada kapasitor hingga terjadi pengurangan pada
kapasitor

viii
2.1.3.7 Motor DC

Motor DC merupakan suatu mesin yang mengubah energi listrik DC menjadi energi mekanis.
Terdapat dua komponen utama pada motor dc yaitu stator yang merupakan bagian yang diam tempat
kumparan medan yang berfungsi untuk menghasilkan fluks magnet dan rotor yang merupakan bagian
yang berputar sebagai tempat rangkaian jangkar seperti kumparan jangkar, komutator dan sikat.
Prinsip kerja dari motor dc adalah berdasarkan prinsip interaksi antara dua fluks magnetik. Pada
kumparan medan akan menghasilkan fluks magnet yang mengalir dari kutub utara menuju kutub
selatan sedangkan pada kumparan jangkar menghasilkan fluks magnet yang berbentuk melingkar.
Momen punter atau torsi bisa dihasilkan karena adanya interaksi dari dua fluks magnet yang dihasilkan
disetiap kumparan medan.

ix
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Perhitungan dan Pemilihan Motor

DC 1. Effective Horse Power (EHP). Daya yang digunakan untuk mengatasi gaya hambat dari
badan kapal agar kapal mampu bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan kecepatan dinas
sebesar vs. Dari software maxsurf didapat EHP pada kecepatan 6 knot :
EHP = 11.239 Kw
= 15.07 Hp
(1 Kw = 1.341 HP)
2. Delivery Horse Power (DHP)
Daya yang dimiliki oleh propeller yang berasal dari sistem perporosan yang lalu diubah propeller
menjadi daya dorong.
DHP = EHP/Pc
Dimana nilai PC = ηH x ηrr x ηo
a. Effisiensi lambung
( ηH ) ηH = (1-t)/(1-w)
 Menghitung Wake Friction (w) Wake friction atau arus ikut merupakan perbandingan antara
kecepatan kapal dengan kecepatan air yang menuju ke propeller. Dengan menggunakan rumus
yang diberikan oleh Taylor ,maka didapat :
W = 0.5 Cb – 0.05
= (0.5 x 0.568) – 0.05
= 0.234
 Menghitung Thrust Deduction Factor (t)
Nilai t dapat dicari dari nilai w yang telah diketahui yaitu :
t = k x w (nilai k antara 0.7-0.9)
= 0.7 x 0.234
= 0.164 ηH
= (1-t)/(1-w)
= (1-0.164)/(1-).234
) = 1.092
b. Efisiensi Relatif Rotatif (ηrr) Harga ηrr untuk kapal dengan propeller tipe single screw berkisar
1.0-1.1. (Principal of Naval Architecture hal 152 ) pada perencanaan propeller dan tabung poros
propeller ini diambil harga : 1.1
c. Efisiensi Propulsi (ηo)
adalah open water efficiency yaitu efisiensi dari propeller pada saat dilakukan open water
test.nilainya antara 40-70%, dan diambil :
ηo = 65%
d. Coeffisien Propulsif (Pc)
Pc = ηH x ηrr x ηo
= 1.061 x 1.05 x 0.65
= 0.7805

x
Maka,daya pada tabung poros baling-baling dihitung dari perbandingan antara daya
efektif dengan koefisien propulsif, yaitu :
DHP = EHP/Pc
= 15.07 / 0.7805
= 19.3 HP
= 14.39 Kw (1 HP = 0.746 Kw)
3. Shaft Horse Power (SHP) Untuk kapal yang kamar mesinnya terletak di bagian belakang akan
mengalami losses sebesar 2%, sedangkan pada kapal yang kamar mesinnya pada daerah midship kapal
mengalami losses sebesar 3%.(“Principal of Naval Architecture hal 131”). Pada perencanaan ini,
kamar mesin terletak dibagian belakang, sehingga losses yang terjadi hanya 2%.

SHP = DHP/ ηsηb


= 19.3 / 0.02
= 19.704 HP
= 14.693 Kw
4. Brake Horse Power (BHP)
a. BHPscr
Tidak adanya pengaruh efisiensi roda sistem gigi transmisi (ηG) karena menggunakan motor listrik ,
sehingga (ηG) = 0% atau dianggap 1
BHPscr = SHP/ Ηg
= 19.704 /1
= 19.704 HP
= 14.693 Kw
c. BHPmcr Daya keluaran pada kondisi maksimum dari motor induk, dimana besarnya 10 %
atau menggunakan engine margin sebesar 15-20%

BHPmcr = BHPscr/0.9
= 19.704/0.9
= 21.893 HP
= 16.326 Kw
Dari perhitungan tersebut maka dipilih motor dengan spesifikasi Merk Baldor Seri
D2025R-BV Daya 18.64 Kw
Tegangan 240 Volt P
utaran 1750 Rpm
Berat 157 Kg
4.3.1 Waktu Proses Penangkapan Ikan Kapal 30 GT
Berangkat pagi antara pukul 00.00 waktu perjalanan dari fishing base ke fishing ground (+/-) 2.2
jam dengan kecepatan 6 knot. Berdasarkan buku petunjuk praktis bagi nelayan oleh Kementerian
Kelautan dan Perikanan mengenai Penangkapan Ikan dengan purse seine serta hasil survey dan
pengamatan dari para nelayan daerah indonesia , maka direncanakan pola operasional kapal sebagai
berikut :
1. Proses pencarian ikan (Searching) yang dilakukan pada jam 02.12 pagi dengan bantuan
teropong binocular , fish finder serta GPS yang menuntun ke gerombolan ikan atau ke
rumpon. Dengan estimasi waktu (+/-) 30 menit. 2. Di fishing ground yaitu Setting-Hauling
untuk penangkapan setiap harinya 2.1 Menebar jaring (setting) secara melingkar 20 menit
dimulai dari jam 03.00 Pagi 2.2 Penarikan Tali Kerut (Pursing) dan Penarikan Jaring
(Hauling ) selama 30 menit 3. Selanjutnya dilakukan pemindahan ikan dari jaring ke palkah
selama 120 menit. 4. Proses 1-2-3 dilakukan lagi secara 2 kali berturut turut sehingga dalam
1 kali pelayaran melakukan proses penangkapan ikan sebanyak 3 kali. 5. Istirahat dan
xi
makan siang 6. Pulang di sore hari sekitar pukul 12.30 selama (+/-) 2.2 jam. Dalam
perjalanan seluruh awak sembari membeda-bedakan hasil tangkapan untuk di lelang sore
hari di tempat pelelangan ikan di pelabuhan.

BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan

Dari hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan pada tugas akhir ini, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa variasi atau kombinasi yang paling tepat dan efisien adalah variasi ke III dimana
dengan kombinasi 30 % baterai dan panel surya dan 70 % diesel generator. Hal ini bisa dilihat dari
nilai BEP yang lebih awal yaitu pada rentang tahun ke 8 sampai ke 9 dengan nilai laba yaitu Rp.
134,749.57. Dari segi payload yang tersedia variasi III memiliki nilai kedua terbesar dari semua variasi
yaitu 32.88 ton. Sehingga kapal ini dapat dikatakan layak karena pada tahun ke 9 sudah mencapai nilai
impas antara pendapatan dan biaya yang dikeluarkan.

4.2 Saran
1. Penelitian ini dapat dilanjutkan lagi dengan waktu berlayar yang lebih lama sehingga kajian
dari payload dapat diperhitungkan.
2. Penelitian ini masih bisa divariasikan dari segi peralatan yang digunakan karena merupakan
rancangan awal dari skema pembangkit listrik hibrid.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Citraningtyas, Irinne. 2017. Rancang Bangun Charging Controller Baterai 48V DC Pada Solar Cell.
Departemen Teknik Instrumentasi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Gurning, S. (n.d.). Aplikasi Pendanaan Kapal. Surabaya.

Irham, Edi. 2013. Perencanaan Pembangkit Listrik Hibrid Pada Kapal Penangkap Ikan Menggunakan
Homer Di Selat Malaka. Jurusan Teknik Elektro. Univesitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI. 2013. Mozaik Minyak dan Gas Bumi Indonesia.
Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Kholidaziah, Yunita. 2017. Rancang Bangun Sistem Penjumlahan Energi Baterai 48 VDC dan Jala-
Jala Listrik Negara Dengan Algoritma Non Inverting Summing Amplifier. Departemen Teknik
Instrumentasi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Novian , Budi. 2015. Sistem Pengendalian Inverter Tiga Fasa Sebagai UPS, Kompensator Harmonisa
dan Faktor Daya Menggunakan Modified Synchronous Reference Frame. Jurusan Teknik Elektro.
Universitas Jember

Nurwana , Bayu. 2017. Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Implementasi Pelaksanaan
Peraturan IUU Fishing Di Perairan Indonesia. Departemen Teknik Sistem Perkapalan. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember

Prima, Dhear. 2016. Perencanaan Sistem Pembangkit Listrik Hibrid (Sel Surya dan Diesel Generator)
Pada Kapal Tanker PT. Pertamina (Persero) Perkapalan. Jurusan Teknik Sistem Perkapalan. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember

Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan. 2012. Penangkapan Ikan dengan Purse Seine. Jakarta:
Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Shawyer, M., & Pizzali, A. F. 2003. The Use of Ice on Small Fishing Vessel. Rome: FAO

Volta, Alexander. 2017. Analisa Design Dan Kajian Ekonomis Sistem Propulsi Elektris Yang Ramah
Lingkungan Pada Kapal Ikan 30 GT. Departemen Teknik Sistem Perkapalan. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember

Wijaksana, Henri, dkk. 2015. Rancang Bangun Sistem Kelistrikan dan Sistem Manajemen Baterai
Pada Kendaraan Listrik. Jurusan Sistem Komputer. Universitas Komputer Indonesia
xiii
Wijana, Made, dkk. 2016. Studi Kelayakan Penggunaan Mesin Diesel Dengan Metode Break Even
Point (BEP) dan Analisis Sensitivitas Pada PLTD (Studi Kasus : Pt PLN Persero Sektor Pembangkitan
Lombok PLTD ampenan). Jurusan Teknik Mesin. Universitas Mataram

xiv

You might also like