Pengalaman Nyata Dalam Melaksanakan Pembelajaran Understanding by Design 301 Kata
Pengalaman Nyata Dalam Melaksanakan Pembelajaran Understanding by Design 301 Kata
Understanding by Design
Sebagai guru kelas 3, saya berusaha menciptakan pembelajaran yang
mendalam dan bermakna. Salah satu tantangan terbesar saya adalah
mengajarkan konsep abstrak seperti metamorfosis kupu-kupu. Meskipun
saya telah menggunakan gambar dan video, banyak siswa kesulitan
menghubungkan metamorfosis dengan pengalaman nyata mereka dan
membayangkan perubahan dari ulat menjadi kupu-kupu.
Upaya Pemecahan
Untuk mengatasi masalah ini, saya menerapkan pendekatan Understanding
by Design (UbD), yang berfokus pada pemahaman siswa. Berikut langkah-
langkah yang saya ambil:
1. Menetapkan Tujuan Pembelajaran yang Jelas: Saya merumuskan
tujuan spesifik, seperti siswa mampu menjelaskan tahapan
metamorfosis dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari,
misalnya, perubahan pada manusia saat tumbuh dewasa.
2. Merancang Kegiatan Pembelajaran yang Bermakna: Saya
menciptakan kegiatan aktif, seperti mengamati ulat di kebun sekolah
dan membuat model siklus hidup kupu-kupu menggunakan bahan
sederhana. Kegiatan ini membantu siswa memvisualisasikan
metamorfosis dengan lebih konkret. Diskusi kelompok juga diadakan
untuk membandingkan siklus hidup kupu-kupu dengan hewan lain,
seperti katak atau ayam.
3. Membuat Produk Akhir yang Menunjukkan Pemahaman: Sebagai
penilaian autentik, saya meminta siswa membuat buku cerita
bergambar tentang siklus hidup kupu-kupu. Buku ini menjadi media
untuk mengekspresikan kreativitas sekaligus menunjukkan
pemahaman mereka tentang metamorfosis.
Hasil dari Upaya
Setelah menerapkan pendekatan UbD, saya melihat perubahan signifikan.
Siswa lebih antusias dan aktif bertanya. Buku cerita yang mereka buat
menunjukkan pemahaman mendalam tentang konsep metamorfosis.
Pelajaran Berharga
Pengalaman ini sangat berharga karena menunjukkan bagaimana siswa
dapat berkembang pesat melalui pembelajaran yang berpusat pada mereka.
Dengan UbD, siswa tidak hanya menghafal materi, tetapi juga membangun
pemahaman yang mendalam. Lingkungan belajar kolaboratif mendorong
keterlibatan aktif mereka. Penilaian autentik yang menunjukkan
pertumbuhan signifikan semakin menegaskan pentingnya menghubungkan
materi dengan masalah dunia nyata, membuat pembelajaran terasa relevan
dan bermakna. Saya yakin bahwa keterampilan abad 21, seperti berpikir
kritis dan kolaborasi, akan mempersiapkan siswa menghadapi tantangan di
masa depan.