0% found this document useful (0 votes)
14 views

Development of Self Regulation

b

Uploaded by

Tintin Supartini
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
14 views

Development of Self Regulation

b

Uploaded by

Tintin Supartini
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 7

KAIPI: Jurnal Studi dan Pendidikan Agama Islam

DEVELOPMENT OF SELF REGULATION


Fatha Malihatus Sa’diyah1, Putri Ayu Lestari2, Siti Jaozah3
1,2,3Program Sarjana Pendidikan Agama Islam STAI Siliwangi Garut

Email: [email protected], [email protected],


[email protected]

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
SILIWANGI GARUT
Jl, Raya Leles No.117 Ds. Haruman Kec. Leles Kab. Garut.
KAIPI: Jurnal Studi Pendidikan Agama Islam

DEVELOPMENT OF SELF REGULATION


Fatha Malihatus Sa’diyah1, Putri Ayu Lestari2, Siti Jaozah3
1,2,3Program Sarjana Pendidikan Agama Islam STAI Siliwangi Garut

Email: [email protected], [email protected],


[email protected]

Abstract
Self-regulation is self-management in achieving a goal in a situation in various
activities. This can be seen in the self-confidence and responsibility possessed by
students. Being a good student is an important to follow the academic activities. Self regulated
learning is one of the way to manage their learning strategy. Positive self concept supported
students to believe their ability, it will affect self regulated learning students. This research is
qualitative in nature with a case study approach in collecting data on students who
excel on various campuses through the journals that have been provided on Google
School, this makes it easier for me to do research. From this it can be concluded that
the better the level of self-regulation of the individual, the better in self-management
to achieve the goals that have been set. In this study it shows that the self-regulation
of one of these students has been quite capable of managing himself and overcoming
his thoughts and actions to achieve goals including achieving achievements.
Keywords: Self consept, Self regulated learning
Abstrak
Regulasi diri adalah pengelolaan diri dalam mencapai suatu tujuan pada situasi di berbagai aktifitas. Hal
ini dapat dilihat pada kepercayaan diri dan tanggung jawab yang dimiliki oleh para mahasiswa. Menjadi
siswa yang baik merupakan suatu keharusan agar dapat mengikuti kegiatan akademik yang ada. Regulasi
diri dalam belajar adalah salah satu cara siswa untuk mengelola strategi belajarnya. Dengan ditunjang
konsep diri positif siswa akan percaya pada kemampuannya, hal ini dapat mempengaruhi siswa
meregulasi diri dalam belajar. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan studi kasus dalam
mengumpulkan data-data pelajar yang di berbagai kampus melalui jurnal-jurnal yang telah disediakan di
google shoolar, dengan ini memudahkan kami untuk melakukan sebuah penelitian. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa semakin baik tingkat regulasi diri dari individu maka semakin baik dalam pengelolaan
diri untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa regulasi diri
dari salah satu pelajar tersebut telah cukup mampu mengatur dirinya dan mengalahkan pikiran serta
tindakannya untuk mencapai tujuan termasuk meraih prestasi.
Kata Kunci: Konsep diri, Regulasi diri dalam belajar

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang sangat berperan penting dalam kehidupan
manusia. Salah satu kegiatan pendidikan yang di maksud adalah bersekolah, setiap
individu yang bersekolah harus melewati beberapa tingkatan agar dapat mencapai
kelulusan. Di Indonesia sendiri memiliki beberapa tahapan dalam dunia pendidikan,
yaitu taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah
menengah atas, dan perguruaan tinggi. (Farah et al., 2019).
Selain itu menurut Pintrich (Nafila, 2021) Regulasi diri dalam belajar adalah
proses pendukung dalam menetapkan tujuan belajar dengan memantau,
mengkoordinasikan, dan mengendalikan diri untuk bertahan lama dalam belajar, serta
beradaptasi dengan situasi dan kondisi belajar. Regulasi diri dalam belajar merupakan
Development Of Self Regulation| 1
KAIPI: Jurnal Studi Pendidikan Agama Islam

kebutuhan yang sangat penting dalam memberikan edukasi kepada siswa karena dapat
membantu siswa menumbuhkan keinginan dalam belajar secara mandiri. Dari dua
pernyataan tersebut menggambarkan bahwa wajib bagi siswa dapat bertanggung jawab
dengan mandiri atas segala hal di sekolah. Memiliki inisiatif untuk mencari informasi,
mengikuti kegiatan yang menunjang motivasi dalam belajar, dan melakukan berbagai
hal-hal lain yang positif.
Pelajar yang berkualitas secara pola pikir, perilaku dan kepribadian yang baik
tentu menjadi sesuatu yang diinginkan oleh semua pihak, baik pemerintah, pengelola
perguruan tinggi, masyarakat hingga keluarga. Berbagai pihak tersebut tentu berharap
agar mahasiswa dapat berpresasi secara akademik maupun non akademik, sehingga
mampu menjadikan dirinya berkualias dan dapat mengabdi pada masyarakat dan
negara.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa regulasi diri adalah kemampuan untuk
mengaur atau memanagemen dirinya dalam mencapai suatu tujuan pribadi dengan
baik. Manusia yang mengenali dirinya dengan baik maka ia akan mampu mengatur
kehidupan di dunia ini dengan baik. Dan orang yang melangkah tanpa tujuan yang jelas
maka hidupnya tidak mempuyai makna. Kemudian orang yang mengalami kegagalan
adalah orang yang tidak memiliki tujuan jelas dalam hidupnya. Oleh karena itu regulasi
diri merupakan hal penting dalam meraih kesuksesan. (Alivernama,Gita,Kholidiyah,
2019).
Menurut Zimerman dan pons, ada tiga factor yang mempengaruhi regulasi diri
dalam belajar yaitu: (1) Individu yang meliputi pengetahuan individu, tingkat tingkat
kemampuan metakognisi dan ujuan yang ingin di capai. (2) Perilaku merupakan
individu menggunakan kemampuan yang dimiliki. Semakin besar dan optimal upaya
yang dikerahkan individu dalam mengatur dan mengorganisasi suau aktifitas akan
meningkatkan regulasi diri individu. (3) Lingkungan, hal ini bergantung pada
bagaimana lingkungan itu mendukung aau tidak mendukung. Factor lingkunagan dapat
berupa lingkungan fisik maupun lingkungan sosial baik lingkungan keluarga, teman
sebaya, lingkungan sekolah dan lain sebagainya. (Dede Sumia, 2020).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut cresswell
(2014), metode penelitian kualitatip merupakan suatu proses penelitian ilmiah yang
dimaksudkan untuk memahami masalah-masalah manusia dalam konteks sosial dengan
menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan, dan melaporkan
pandangan terperinci dari para sumber informasi. Pendekatan penelitian yang
digunakan adalah studi kasus dimana pendekatan tersebut mencoba mengkaji arti
pengalaman hidup dalam kehidupan serta pengaruh regulasi terhadap mahasiswa yang
berprestasi.

PEMBAHASAN
1. Konsep Regulasi Diri
Konsep diri berperan sebagai pedoman dalam berinteraksi dengan
lingkunganya. Konsep diri dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal individu yang memunculkan
perasaan positif dan perasaan berharga.
b) Kompetensi atau kemampuan dalam area yang dihargai oleh individu dan
orang lain.
Development Of Self Regulation| 2
KAIPI: Jurnal Studi Pendidikan Agama Islam

c) Aktualisasi diri, atau implementasi dan realisasi dari potensi pribadi yang
dimiliki sebenarnya.
Seseorang yang memiliki kemampuan regulasi diri dalam belajar yang
baik akan mampu menonitor dirinya. Individu tersebut dapat mengidentifikasi
dan menganalisa kemampuan-kemampuan yang dimilikinya baik kelebihan
maupun kekurangan dalam memahami pelajaran. Setelah mampu memonitor,
individu dengan regulasi diri dalam belajar yang baik akan mampu melakukan
perencanaan terhadap proses belajarnya.
Selain itu konsep diri yang dimiliki masih belum terbentuk secara utuh
karena banyak dipengaruhi oleh significant others (guru dan orang tua). Seiring
dengan waktu, konsep diri seseorang akan terbentuk lebih utuh pada saat ia
beranjak dewasa ketika ia telah memiliki kemandirian lebih dalam berperilaku
dan mengambil keputusan (Mardhiyah & Indianti, 2018).
Krause (dalam Suralaga, 2021) menjelaskan juga bahwa konsep diri
merujuk pada sekumpulan pengetahuan, gagasan, sikap yang terbentuk dari diri
sendiri maupun interaksi dari lingkungan sekitarnya. Konsep diri positif adalah
faktor perlindungan bagi diri individu dari perilaku masalah, sedangkan konsep
diri negatif merupakan suatu kondisi terhadap masalah dalam diri seseorang
seperti depresi, kecemasan, dan penarikan diri. Siswa yang memiliki konsep
diri positif mereka akan lebih berani dalam bertanggung jawab secara individu,
yakin akan tingkat kesuksesan ataupun kegagalan kembali lagi pada usaha
terbaik yang telah dia berikan, serta orientasi siswa terhadap masa depan lebih
terarah. Sedangkan bagi siswa yang memiliki konsep diri negatif, mengarah
kepada takut merasakan kegagalan, merasa ragu dalam memutuskan pilihan,
tidak berani ambil resiko, dan tidak memiliki citacita yang jelas.

2. Aspek Regulasi Diri


Proses self regulation dilakukan agar seseorang atau individu dapat
mencapai tujuan yang diharapkannya. Dalam mencapai suatu tujuan yang
diharapkan, seseorang perlu mengetahui kemampuan fisik, kognitif, sosial,
pengendalian emosi yang baik sehingga membawa seseorang kepada self
regulation yang baik. 3 Aspek utama dalam regulasi diri, yaitu pengawasan diri
perhatian yang disengaja terhadap aspek-aspek tertentu dari perilaku seseorang,
pengajaran diri, dan penguatan diri menguatkan diri sendiri untuk melakukan
respon yang benar. Veronica menyatakan aspek Regulasi diri, yaitu: Kemajuan
metakognitif dalam perencanaan, managemen diri dan strategi kognitif. (Marfu’i,
dkk 2018).
Bandura mengungkapkan bahwa self efficacy memiliki tiga indikator
yaitu :
1) Dimensi tingkat (magnitude) Berkaitan dengan derajat kesulitan tugas
dimana individu merasa mampu melakukannya. Individu merasa mampu
melakukan tugas apakah berkaitan dengan tugas yang sederhana, agak sulit atau
sangat sulit.
2) Dimensi kekuatan (strength). Dimensi ini dikaitkan ini kekuatan
penilaian tentang kecakapan individu. Dimensi ini mengacu pada derajat
kemampuan individu terhadap keyakinan akan harapan yang dibuatnya.

Development Of Self Regulation| 3


KAIPI: Jurnal Studi Pendidikan Agama Islam

3) Dimensi generalisasi (generalty). Dimensi ini berhubungan dengan luas


bidang perilaku. Self efficacy seseorang tidak terbatas hanya situasi spesifik saja.
Dimensi ini mengacu pada variasi situasi dimana penilaian tentang self efficacy
dapat diungkapkan.
Menurut Gross ada empat aspek yang digunakan untuk menentukan
kemampuan regulasi emosi seseorang yaitu:
a) Kemampuan strategi regulasi emosi (Strategies to emotion regulation (strategies)
ialah keyakinan individu untuk dapat mengatasi suatu masalah, memiliki
kemampuan untuk menemukan suatu cara yang dapat mengurangi emosi negatif
dan dapat dengan cepat menenangkan diri kembali setelah merasakan emosi
yang berlebihan.
b) Kemampuan tidak terpengaruh emosi negatif (Engaging in goal directed
behavior (goals) ialah kemampuan individu untuk tidak terpengaruh oleh emosi
negatif yang dirasakannya sehingga dapat tetap berpikir dan melakukan sesuatu
dengan baik.
c) Kemampuan mengontrol emosi (Control emotional responses (impulse), ialah
kemampuan individu untuk dapat mengontrol emosi yang dirasakannya dan
respon emosi yang ditampilkan (respon fisiologis, tingkah laku dan nada suara),
sehingga individu tidak akan merasakan emosi yang berlebihan dan
menunjukkan respon emosi yang tepat.
d) Kemampuan menerima respon emosi (Acceptance of emotional response
(acceptance), ialah kemampuan individu untuk menerima suatu peristiwa yang
menimbulkan emosi negatif dan tidak merasa malu merasakan emosi tersebut.

Development Of Self Regulation| 4


KAIPI: Jurnal Studi Pendidikan Agama Islam

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa terdapat adanya hubungan
positif yang cukup signifikan antara konsep diri dengan regulasi diri dalam belajar.
Hal ini menunjukkan jika semakin positif konsep diri yang dimiliki siswa, maka
semakin tinggi pula regulasi diri dalam belajar siswa. Sebaliknya, semakin negatif
konsep diri yang dimiliki siswa, maka semakin rendah pula regulasi diri dalam belajar
siswa.
Implikasi untuk siswa yaitu dapat meningkatkan regulasi diri dalam belajar
dengan memahami kelemahan yang dimiliki ketika belajar, aktif bertanya jika ada
materi yang kurang dipahami, dapat menetapkan tujuan yang diharapkan dengan jelas,
dan mencoba menggunakan metode belajar yang mudah untuk dimengerti.

DAFTAR PUSTAKA

Adenia, T. F. (2019). Dukungan Teman Sebaya Dan Regulasi Diri Dalam Belajar Pada Siswa Sma
Yang Berasrama Di Yogyakarta. 23–71.
Alivernama,Gita,Kholidiyah. (2019). Regulasi Diri Pada Mahasiswa Berpresasi. Jurnal
Paedagogie Media Kependidikan, Keilmuan dan Keagamaan, 65-66.
Dede Sumia. (2020). Pengaruh Teman Sebaya dan Regulasi Diri Dalam Belajar Pada Mahasiswa.
Jurnal Psikologi Malahyati , 14.
Diah Suci Ramadhani. (2022). Profil Regulasi Diri Siswa dan Implikasinya Terhadap Konseling
Religius. Jurnal Konseling Integratif-Interkonektif, 48.
Farah, M., Suharsono, Y., & Prasetyaningrum, S. (2019). Konsep diri dengan regulasi diri dalam
belajar pada siswa SMA. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 7(2), 171–183.
Idayanti, Z., & Kurniawati, M. S. (2019). Perkembangan Kognitif Anak Usia 10 Tahun Keatas
Menurut Pandangan Piaget. Jurnal Psikologi Perkembangan.
Mardhiyah, K. Z., & Indianti, W. (2018). Mediasi Konsep diri akademik dalam peran regulasi diri
belajar terhadap komitmen kepada pilihan karir siswa SMA. Jurnal Psikologi Insight,
2(2).
Suralaga, F. (2021). Psikologi Pendidikan (Solicha & Nuraini (eds.)). PT Raja Grafindo Persada.

Development Of Self Regulation| 5


KAIPI: Jurnal Studi Pendidikan Agama Islam

PROFIL SINGKAT
Pertama, Fatha Malihatus Sa’diyah. Lahir di Cianjur, pada tanggal 11 Januari
2003. Pendidikan terakhir di SMA Negeri 1 Ciranjang. Aktivitas sehari-hari yaitu
menjadi pelajar disalah satu Madrasah di Garut . Kedua, Putri Ayu Lestari. Lahir di
Garut, tanggal 13 Januari 2004. Pendidikan terakhir di SMK Muhammadiyah 1
Kadungora. Kini sedang aktif menjadi Staff di STAI Siliwangi Garut. Ketiga, Siti
Jaozah. Lahir di Garut pada tanggal 20 Januari 2002. Pendidikan terakhir di MA Al-
Ma’arif Sukawening Garut. Kegiatan yang sedang dilakukan kini yaitu mengajar di
MI Al-Amin Tarogong Kidul. Kami bertiga merupakan mahasiswa jurusan
pendidikan agama islam di STAI Siliwangi Garut angkatan tahun 2021.

Development Of Self Regulation| 6

You might also like