0% found this document useful (0 votes)
16 views

(FEBI) Naskah Proposal

Naskah Proposal

Uploaded by

whatsappalan17
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
16 views

(FEBI) Naskah Proposal

Naskah Proposal

Uploaded by

whatsappalan17
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 41

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN SALES GROWTH

TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN FOOD AND


BAVERAGE DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2021-2023

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

Yuni Amida Puspitasari


NIM.126403213115

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


JURUSAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI
RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
SEPTEMBER2024
PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN SALES GROWTH
TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN FOOD AND
BAVERAGE DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2021-2023

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Untuk


Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana dalam Keilmuan Akuntansi Syariah

Oleh:

Yuni Amida Puspitasari


NIM.126403213115

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


JURUSAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI
RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
SEPTEMBER2024
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal dengan judul “Pengaruh Profitasbilitas, Likuiditas dan Sales Growth Terhadap

Financial Distress Pada Perusahaan Food and Baverage yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2021-2013” yang ditulis oleh Yuni Amida Puspitasari, NIM. 126403213115

ini telah diseminarkan dan disetujui untuk dijadikan acuan pelaksanaan penelitian dalam rangka

menyusun skripsi.

Tulungangung,

Pembimbing
A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak perusahaan dari berbagai

sektor industri salah satunya adalah perusahaan Food and Baverage. Perusahaan-

perusahaan ini memiliki tujuan utama untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.

Keuntungan ini penting untuk memastikan keberlanjutan operasional perusahaan,

sehingga mereka dapat bertahan dalam jangka panjang dan terhindar dari risiko likuidasi.

Namun, tujuan tersebut sering kali sulit dicapai karena tingginya tingkat persaingan antar

perusahaan. Dalam kondisi pasar yang kompetitif, tidak hanya perusahaan kecil yang

rentan, tetapi juga perusahaan besar yang sudah lama berdiri bisa menghadapi risiko

kebangkrutan jika tidak mampu beradaptasi dengan baik terhadap dinamika pasar.Di sisi

lain, pengelolaan keuangan yang buruk merupakan salah satu penyebab utama financial

distress pada perusahaan.

Menurut Platt dan Platt (2002), financial distress adalah fase di mana perusahaan

mengalami penurunan signifikan dalam kondisi keuangannya sebelum mencapai

kebangkrutan. Ketika keuangan tidak dikelola dengan hati-hati, perusahaan dapat

terjebak dalam masalah likuiditas, utang yang tidak terkendali, atau penurunan

profitabilitas. Jika perusahaan mengalami financial distress dan tidak segera mengambil

langkah yang tepat untuk memperbaiki kondisi keuangannya, risiko kebangkrutan

menjadi semakin besar. Sebagaimana dijelaskan oleh Ardila (2017), perusahaan yang

mengalami financial distress tanpa penanganan yang cepat dan kebijakan yang tepat

dapat menghadapi likuidasi atau penutupan. Financial distress bisa diartikan sebagai

peringatan bagi manajemen untuk segera mengatasi masalah keuangan, karena jika

dibiarkan, kondisi ini akan memburuk dan berujung pada likuidasi atau penutupan bisnisI
ni menegaskan pentingnya pengelolaan keuangan yang baik untuk menjaga stabilitas dan

kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang1.

kondisi kesulitan keuangan pada perusahaan juga dapat diprediksi dengan

menggunakan rasio keuangan yang terdapat pada laporan keuangan masing-masing

perusahaan. Rasio tersebut adalah rasio profitabilitas, rasio leverage, rasio likuiditas, dan

rasio sales growth, rasio-rasio ini digunakan untuk memperoleh informasi yang lebih

akurat untuk mengambil keputusan ekonomi yang lebih baik. Penggunaan rasio keuangan

seperti rasio profitabilitas, rasio leverage, rasio likuiditas, dan juga sales growth

didasarkan pada penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang memiliki hasil yang

berbeda-beda terhadap pengaruhnya pada kondisi financial distress.

Rasio Profitabilitas dipilih karena rasio ini menggambarkan kemampuan

perusahaan untuk memperoleh laba yang maksimal2. Nilai rasio profitabilitas yang tinggi

menunjukkan perusahaan mampu mendapatkan laba dengan menggunakan sumber daya

aset yang dimilikinya. Kemampuan ini menunjukkan perusahaan efektif dalam mengelola

produktivitas asetnya sehingga laba yang dihasilkan maksimal, tingkat laba yang

maksimal akan menghindarkan perusahaan pada kondisi financial distress 3.

Penggunaan rasio profitabilitas juga digunakan sebagai rasio prediksi terhadap

kondisi financial distress berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh Sitanggang

dkk. (2022)4, Muzharoatiningsih dan Hartono (2022)5, dan Erayanti (2019)6 yang

1
Jurnal Akuntansi, Kontemporer Jakk, and Mohkamat Fajar Arifin, ‘Analisis Pengaruh Profitabilitas , Sales Growth ,
Likuiditas Dan Penerapan Mekanisme Corporate Governance Terhadap’, 7.1 (2024).
2
Syuhada, P., Muda, I., & Rujiman. (2020). Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Financial
Distresspada Perusahaanpropertydanrealestatedi Bursaefek Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan
3
Syuhada, P., Muda, I., & Rujiman. (2020). Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Financial
Distresspada Perusahaanpropertydanrealestatedi Bursaefek Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan
4
Sitanggang, T. N., Sinaga, A. S., Ritonga, T., Pratiwi, D., & Waruwu, L. (2022). Analysis Of The Factors That Affect
Financial Distress In Transportation Sector Companies Listed On The Idx For The Period 2018 – 2020.
menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kondisi financial distress suatu

perusahaan. Sedangkan pada penelitianlain yang dilakukan oleh Nurdiwaty dan Zaman

(2021)7, dan Ardi dkk. (2020)8 menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh

terhadap kondisi financial distress suatu perusahaan.

Peneliti juga menggunakan rasio likuiditas sebagai salah satu metode untuk

memprediksi kondisi financial distress. Pemilihan rasio likuiditas disebabkan rasio ini

menunjukkan kepatuhan perusahaan terhadap pembayaran atau pemenuhan kewajiban

jangka pendeknya9. Semakin besar jumlah total aset yang tersedia untuk melunasi

kewajiban lancar oleh perusahaan menunjukkan proporsi aset lancar yang tersedia pada

perusahaan memiliki jumlah yang lebih besar dari kewajiban lancar yang ditanggung.

Informasi tersebut menjelaskan bahwa perusahaan masih mampu melunasi hutang jangka

pendeknya dan menunjukkan semakin kecil kemungkinan suatu perusahaan mengalami

financial distress

Penelitian mengenai rasio likuiditas terdapat pada penelitian dari Kuntari dan Ardi

dkk. (2020)10 yang menyatakan bahwa rasio likuiditas berpengaruh negatif terhadap

financial distress, namun pada penelitian Sitanggang dkk. (2022)11, Antoniawati dan

5
Muzharoatiningsih, M., & Hartono, U. (2022). Pengaruh Rasio Keuangan, Sales Growth, Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Financial Distress Pada Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bei Periode 2017-2020. 10.
6
Erayanti, R. (2019). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Prediksi Financial Distress.
7
Nurdiwaty, D., & Zaman, B. (2021). Menguji Pengaruh Rasio Keuangan Perusahaan Terhadap Financial Distress.
Jurnal Penelitian Teori & Terapan Akuntansi (Peta), 6(2), 150–167.
8
Ardi, M. F. S., Desmintari, & Yetty, F. (2020). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Financial Distress Pada
Perusahaan Tekstil Dan Garment Di Bei. Jiakes, 8.
9
Chasanah, A. N. (2019). Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Struktur Modal Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2015-2017. Jurnal Penelitan
Ekonomi Dan Bisnis, 3(1
10
Ardi, M. F. S., Desmintari, & Yetty, F. (2020). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Financial Distress
Pada Perusahaan Tekstil Dan Garment Di Bei. Jiakes, 8.
11
Sitanggang, T. N., Sinaga, A. S., Ritonga, T., Pratiwi, D., & Waruwu, L. (2022). Analysis Of The Factors That Affect
Financial Distress In Transportation
\Sector Companies Listed On The Idx For The Period 2018 – 2020
Purwohandoko (2022)12, Muzharoatiningsih dan Hartono (2022)13, Nurdiwaty dan Zaman

(2021)14, dan Erayanti (2019)15 menyatakan rasio likuiditas tidak berpengaruh terhadap

financial distress.

Penelitian dengan menggunakan rasio sales growth untuk meprediksi

pengaruhnya terhadap financial distress menunjukkan hasil yang berbeda-beda, pada

penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi dkk. (2023)16, dan Puspasari dkk. (2023)17

menunjukkan variabel sales growth memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi financial

distress. Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Muzharoatiningsih dan Hartono

(2022), Wangsih dkk. (2021)18, serta Giarto dan Fachrurrozie (2020)19 menunjukkan

sales growth tidak berpengaruh terhadap kondisi financial distress suatu perusahaan.

Berdasarkan hasil yang berbeda-beda dari beberapa penelitian terdahulu dan latar

belakang di atas, sehingga perlu untuk menguji kembali pengaruh variabel Profitabilitas,

likuiditas dan salaes growth terhadap financial distress. Oleh karena itu, peneliti tertarik

untuk menulis dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Sales Growth

12
Antoniawati, A., & Purwohandoko, P. (2022). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Leverage Terhadap
Financial Distress Pada Perusahaan Transportasi Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2018-2020. Jurnal Ilmu Manajemen,
10(1), 28–38.
13
Muzharoatiningsih, M., & Hartono, U. (2022). Pengaruh Rasio Keuangan, Sales Growth, Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Financial Distress Pada Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bei Periode 2017-2020. 10.
14
Nurdiwaty, D., & Zaman, B. (2021). Menguji Pengaruh Rasio Keuangan Perusahaan Terhadap Financial Distress.
Jurnal Penelitian Teori & Terapan Akuntansi (Peta), 6(2), 150–167.
15
Erayanti, R. (2019). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Prediksi Financial Distress.
16
Pratiwi, D. O., Ratnawati, T., & Maqsudi, A. (2023). The Effect Of Asset Growth, Sales Growth And Capital
Structure On Financial Distress And Value Of The Firm In Sub-Sector Food And Beverage With Good Corporate
Governance As Moderation. Ijebd (International Journal Of Entrepreneurship And Business Development), 6(1),
53–69
17
Puspasari, O. R., Zahra, S., Purnama, D., & Embuningtiyas, S. S. (2023). Operating Capacity, Sales Growth,
Managerial Agency Costs, And Ownership Structure On Financial Distress In Indonesian Companies
18
Wangsih, I. C., Yanti, D. R., Kalbuana, N., & Cahyadi, C. I. (2021). Influence Of Leverage, Firm Size, And Sales
Growth On Financial Distress (Empirical Study On Retail Trade Sub-Sector Companies Listed In Indonesia Stock
Exchange Period 2016-2020). International Journal, 5(4).
19
Giarto, R. V. D., & Fachrurrozie, F. (2020). The Effect Of Leverage, Sales Growth, Cash Flow On Financial Distress
With Corporate Governance As A Moderating Variable. Accounting Analysis Journal, 9(1), 15–21.
Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Food and Baverage di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2021-2023”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap financial distress pada

perusahaan Food and Baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2021-2023?

2. Apakah likuiditas berpengaruh signifikan terhadap financial distress pada

perusahaan Food and Baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2021-2023?

3. Apakah sales growth berpengaruh signifikan terhadap financial distress pada

perusahaan Food and Baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2021-2023?

4. Apakah profitabilitas, likuiditas dan sales growth berpengaruh secara simultan

terhadap financial distress pada perusahaan Food and Baverage yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2021-2023?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian di atas adalah:

1. Untuk menganalisis profitabilitas perusahaan nerpengaruh terhadap financial

distress pada perusahaan Food and Baverage yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2021-2023


2. Untuk menganalisis likuiditas perusahaan nerpengaruh terhadap financial distress

pada perusahaan Food and Baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2021-2023

3. Untuk menganalisis sales growth perusahaan nerpengaruh terhadap financial

distress pada perusahaan Food and Baverage yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2021-2023

4. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan antara profitabilitas, likuiditas dan

sales growth terhadap financial distress pada perusahaan Food and Baverage

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2021-2023

D. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang baik

diliahat dari segi teoritis dan segi praktis yang masing-masing akan dijelaskan sebagai

berikut:

1. Segi Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa sebagai bahan informasi dan

bahan pembelajaran untuk menambah pengetahuan penelitian. Hasil penelitian ini

diharapkan bisa memberikan wawasan mengenai profitabilitas, likuiditas dan

sales growth terhadap financial distress yang dapat

2. Segi Praktis

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

pemahan kepada pihak perusahaan mengenai kondisi keungan perusahaan


yang sesungguhnya terjadi dan dapat membantu perusahaan dalam

mengambil suatu keputusan.

b. Bagi UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Penelitian ini diharapkan bisa sebagai literatur tambahan bidang

Akuntansi Syariah di kepustakaan Universitas Islam Negeri Sayyid Ali

Rahmatullah Tulungagung

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi guna melakukan

penelitian yang sejenis.

E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

1. Ruang Lingkup

Penelitian ini berfokus pada perusahaan yang bergerak di sektor makanan

dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2021-

2023. Variabel yang dianalisis mencakup profitabilitas, likuiditas, dan sales

growth serta pengaruhnya terhadap financial distress. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana ketiga faktor tersebut dapat memengaruhi kondisi

keuangan perusahaan dan potensinya untuk mengalami financial distress.

2. Keterabatasan Penelitian

Permasalahan yang ada dalam penelitian ini oleh dipeneliti, hal ini

memiliki tujuan supaya mengindari tidak dapat terkandalinya batasan masalah

yang berlebihan. Batasan masalah yang diberikan oleh peneliti dalam penyusunan

penelitian ini diantaranya sebagai berikut :


a. Penelitian ini hanya mencakup periode 2021-2023, sehingga hasilnya

mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi jangka panjang

perusahaan. Periode yang lebih panjang mungkin dapat memberikan hasil

yang lebih akurat dan komprehensif.

b. Penelitian ini hanya fokus pada sektor makanan dan minuman. Oleh

karena itu, hasil penelitian mungkin tidak dapat digeneralisasi untuk sektor

industri lainnya yang memiliki karakteristik berbeda dalam hal risiko

financial distress.

c. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh profitabilitas, likuiditas, dan sales

growth terhadap financial distress. Faktor-faktor lain, seperti manajemen

risiko, struktur modal, atau kondisi makroekonomi, tidak termasuk dalam

analisis, meskipun faktor tersebut juga dapat berpengaruh pada financial

distress.

F. Definisi Operasional

1. Financial Distress

Financial distress adalah kondisi keuangan di mana perusahaan mengalami

kesulitan untuk memenuhi kewajiban keuangannya dan menghadapi risiko

kebangkrutan. Financial distress terjadi ketika perusahaan gagal menghasilkan

cukup arus kas untuk melunasi utangnya.

2. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba dari kegiatan operasionalnya. Semakin tinggi tingkat profitabilitas, semakin

baik kondisi keuangan perusahaan.

3. Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka pendeknya. Perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi mampu melunasi

hutang jangka pendeknya tepat waktu.

4. Sales growth

Pertumbuhan penjualan (sales growth) adalah perubahan persentase

penjualan bersih dari periode sebelumnya ke periode saat ini. Pertumbuhan

penjualan menunjukkan peningkatan atau penurunan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan pendapatan.

G. Landasan Teori

1. Kerangka Teori

a. Signaling Theory

Teori sinyal (signaling theory) mengacu pada konsep bahwa

perusahaan memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi yang

akurat dan relevan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, seperti

investor, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya. Informasi ini

biasanya disampaikan melalui laporan keuangan, yang mencakup data

tentang kinerja keuangan, aktivitas operasional, dan keputusan strategis

yang telah diambil oleh manajemen20. Dengan menyediakan informasi ini,

20
Putri, A. D., & Mulyani, S. (2019). Pengaruh profitabilitas dan leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Jurnal Akuntansi, 15(2), 121-135.
perusahaan berusaha menciptakan transparansi mengenai kondisi

keuangannya dan prospek bisnis di masa depan.

Sinyal yang dikirimkan melalui laporan keuangan dapat

memberikan gambaran kepada pengguna mengenai seberapa baik

perusahaan dikelola dan apakah perusahaan tersebut berada dalam posisi

yang kuat untuk tumbuh dan berkembang. Laporan keuangan ini tidak

hanya mencerminkan performa keuangan yang aktual, tetapi juga

bertujuan untuk meyakinkan pemangku kepentingan bahwa perusahaan

telah mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memenuhi ekspektasi

mereka21. Sebagai contoh, peningkatan dalam profitabilitas atau efisiensi

operasional dapat dianggap sebagai sinyal positif bahwa perusahaan

berada di jalur yang benar, sementara tanda-tanda keuangan yang

melemah dapat dilihat sebagai sinyal peringatan. Pada akhirnya, teori ini

menekankan pentingnya komunikasi yang efektif antara perusahaan dan

pihak eksternal melalui informasi keuangan, dengan harapan menciptakan

kepercayaan dan dukungan yang berkelanjutan dari para pemangku

kepentingan.

Ketika perusahaan gagal mengungkapkan hasil kinerja dan

aktivitas bisnisnya secara transparan dalam periode tertentu, hal ini dapat

menimbulkan keraguan bagi para pemangku kepentingan. Ketiadaan

laporan keuangan yang jelas membuat pihak luar kesulitan dalam menilai

seberapa efektif perusahaan dalam menjalankan operasinya, serta tidak

21
Adnyani, P., dkk. (2020). Laporan keuangan sebagai alat komunikasi antara manajemen dan pemangku
kepentingan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 18(1), 45-57.
mampu menilai potensi pertumbuhan atau kemampuan perusahaan di

masa mendatang22. Ini dapat menyebabkan investor menarik modal

mereka dan mempengaruhi stabilitas finansial perusahaan. Selain itu,

kreditur mungkin juga menjadi enggan memberikan pembiayaan

tambahan karena ketidakpastian tentang kondisi keuangan perusahaan.

Dalam jangka panjang, hal ini dapat memperlemah posisi perusahaan di

pasar dan mengancam keberlanjutannya jika tidak diatasi dengan baik.

Syahda dkk (2020) menyatakan signaling theory memiliki peran

penting terhadap prediksi kesulitan keuangan perusahaan. Perusahaan

yang mempublikasikan kinerja keuangannya melalui laporan keuangan

memberikan kesempatan kepada para pemangku kepentingan untuk

mengevaluasi apakah perusahaan tersebut sehat secara finansial atau tidak.

Dengan mengungkapkan kinerja keuangan, perusahaan berusaha

memberikan informasi yang dapat berfungsi sebagai sinyal positif atau

kabar baik, maupun sinyal negatif atau kabar buruk, mengenai kondisi

keuangan yang sedang dihadapi. Informasi ini menjadi acuan penting bagi

pemangku kepentingan dalam membuat keputusan terkait investasi dan

pendanaan yang akan mereka lakukan.

b. Financial Distress

Financial distress adalah kondisi dimana suatu perusahaan mengalami

penurunan keuangan ataupun krisis keuangan yang terjadi sebelum terjadinya

22
Asfali, I. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Pertumbuhann Penjualan Terhadap
Financial Distress Perusahaan Kimia. Jurnal Ekonomi Dan Manajemen, 20.
kebangkrutan23. Kondisi financial distress sering kali dimulai ketika sebuah

perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban keuangannya. Hal

ini terutama terkait dengan kewajiban likuiditas, yang mencakup kemampuan

perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dan memenuhi kebutuhan

operasional sehari-hari. Jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban ini,

hal tersebut dapat memicu masalah yang lebih serius.

Perusahaan yang mengalami financial distress biasanya ditandai dengan

riwayat keuangan yang menunjukkan kerugian berkelanjutan24. Ketika sebuah

perusahaan terus-menerus mengalami kerugian, hal ini tidak hanya

mempengaruhi profitabilitas, tetapi juga berimplikasi negatif terhadap kinerja

keuangan secara keseluruhan. Penurunan kinerja ini dapat mengganggu operasi

perusahaan dan membatasi kemampuannya untuk berinvestasi dalam

pertumbuhan atau inovasi. Dengan kata lain, kerugian yang berkepanjangan

dapat mengakibatkan kurangnya kepercayaan dari para pemangku kepentingan,

termasuk investor dan kreditur, yang berpotensi memperburuk situasi keuangan

perusahaan.

Indikasi lain dari financial distress dapat dilihat dari penurunan nilai

aktiva perusahaan. Ketika perusahaan mengalami penurunan aktiva, hal ini sering

kali mendorong manajemen untuk mengambil utang secara berkelanjutan untuk

memenuhi kewajiban operasional dan mendanai kegiatan bisnis. Meskipun utang

dapat memberikan solusi jangka pendek, pengambilan utang yang berkelanjutan

dapat menambah beban keuangan perusahaan dan meningkatkan risiko

kebangkrutan di masa depan. Dalam konteks ini, pengelolaan utang yang buruk

23
Asmarani, S. A., & P, D. L. (2020). Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas Terhadap
Financial Distress (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang
Terdaftar di BEI Pada Periode Tahun 2014-2018). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. IX, No. III, 369-379.
24
Handayani, R. D., Widiasmara, A., & Amah, N. (2019). Pengaruh Operating Capacity Dan Sales Growth Terhadap
Financial Distress Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating
dapat memperburuk kondisi keuangan dan mengarah pada masalah yang lebih

serius jika tidak segera diatasi.

c. Profitabilitas

Profitablitas merupakan gambaran dari kemampuan perusahaan

dalam memeperoleh keuntungan dengan hasil akhir bersih sebagai

kebijakan dan keputusan dalam perusahaan. Perusahaan yang memiliki

kemampuan menghasilkan laba tinggi menunjukkan tingkat profitabilitas

yang baik. Dengan profitabilitas yang tinggi, kemungkinan perusahaan

mengalami kesulitan keuangan menjadi lebih kecil.

Menurut Alfan dan Suprihhadi (2020), profitabilitas didefinisikan

sebagai rasio yang menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan secara efisien dengan memanfaatkan sumber daya yang

dimilikinya, seperti aset, modal, dan pendapatan25. Hal ini menunjukkan

seberapa efisien perusahaan dalam mengelola sumber dayanya untuk

menghasilkan keuntungan, baik dari hasil penjualan produk atau layanan,

dari aset yang dimiliki, maupun dari modal yang diinvestasikan oleh

pemilik perusahaan. Profitabilitas menjadi indikator penting untuk menilai

kinerja finansial perusahaan secara keseluruhan.

Profitabilitas merupakan elemen penting dalam pembentukan nilai

sebuah perusahaan. Perusahaan dapat mencapai profitabilitas dengan

memanfaatkan skala ekonomi, mengeksplorasi peluang untuk menekan

25
Alfan, M., & Suprihhadi, H. (2020). “Pengaruh profitabilitas, leverage, danlikuiditas terhadap harga saham
perusahaan indeks”, Lq 45. Jurnal IlmuDan Riset Manajemen, 15(ISSN 2085-1375), 44–64.
biaya pemasok, serta mengurangi biaya overhead yang tidak berkontribusi

terhadap nilai produk. Dalam hal ini, orientasi tersebut berperan secara

positif dan signifikan terhadap penciptaan nilai di masa depan, terutama

dalam aspek laba dan ekuitas. Profitabilitas juga menjadi indikator yang

digunakan untuk menilai kinerja perusahaan, yang mencerminkan

kemampuannya dalam mengelola aset secara efisien untuk menghasilkan

keuntungan, yang sering diukur melalui Return On Assets (ROA).

Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas yang digunakan adalah

Return on Assets (ROA), karena ROA memiliki hubungan yang paling

erat dengan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba setelah pajak

melalui aset dan modalnya. Tingkat keuntungan mencerminkan seberapa

baik perusahaan beroperasi dan informasi yang berhasil dicapai. ROA

yang tinggi sering menarik minat calon investor untuk menanamkan

modalnya pada perusahaan tersebut. Sebaliknya, penurunan ROA dapat

berdampak negatif terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan. Penurunan ini biasanya disebabkan oleh dua faktor utama:

tingginya utang dan beban operasional yang melebihi pendapatan. Oleh

karena itu, penurunan ROA berdampak signifikan terhadap laba

perusahaan. Rasio ini merupakan yang paling penting di antara rasio

profitabilitas lainnya dan digunakan untuk menilai efektivitas serta

efisiensi manajemen dalam mengelola seluruh aset perusahaan. Semakin

tinggi ROA, semakin baik kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan

asetnya untuk menghasilkan keuntungan. ROA dinyatakan dalam bentuk


persentase (%). Peningkatan pendapatan akan berkontribusi pada kenaikan

ROA, dan peningkatan laba juga mempengaruhi peningkatan kewajiban

perpajakan. Perhitungan Return on Assets (ROA) dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

d. Likuiditas

Likuiditas adalah isu penting dalam perusahaan dan sering kali

sulit untuk diatasi. Tingginya tingkat keuntungan perusahaan tidak selalu

memastikan likuiditas yang baik. Hal ini disebabkan karena margin

keuntungan dihitung berdasarkan laba bersih yang umumnya didasarkan

pada metode akuntansi akrual. Oleh sebab itu, selain laba, arus kas juga

menjadi indikator penting dalam menilai kondisi keuangan perusahaan.

Menurut Prabowo dan Sutanto (2019) menjelaskan bahwa rasio

likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam

kondisi yang likuid26. Hal ini berarti bahwa aset lancar yang dimiliki oleh

perusahaan jauh lebih besar dibandingkan dengan utang lancarnya. Situasi

tersebut mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kapasitas yang lebih

baik untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya secara

cepat dan efisien. Dengan demikian, kondisi ini menunjukkan stabilitas

keuangan yang lebih kuat, yang memungkinkan perusahaan untuk

26
Prabowo, R., & Sutanto, A. (2019). Analisis Pengaruh Struktur Modal, Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada
Perusahaan Sektor Otomotif Di Indonesia. Jurnal Samudra Ekonomi Dan Bisnis, 10(1).
mengelola kewajiban jangka pendeknya tanpa menghadapi kesulitan

likuiditas yang berarti.

Perusahaan dengan tingkat rasio likuiditas yang tinggi tidak hanya

memiliki kemampuan yang baik untuk memenuhi kewajiban jangka

pendeknya, seperti membayar utang atau kewajiban lainnya yang segera

jatuh tempo, tetapi juga mampu menutupi biaya operasionalnya secara

mandiri. Hal ini berarti perusahaan dapat menggunakan aset lancarnya,

seperti kas dan piutang, untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari

tanpa harus bergantung pada sumber pendanaan eksternal atau pinjaman.

Tingkat likuiditas yang tinggi memberikan fleksibilitas keuangan yang

lebih baik, sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan lancar dan tetap

menjaga stabilitas keuangannya.

Likuiditas dapat dievaluasi melalui dua pendekatan yang berbeda.

Pendekatan pertama berfokus pada analisis likuiditas aset lancar dengan

membandingkannya dengan kewajiban yang akan jatuh tempo. Dalam hal

ini, perusahaan dapat menggunakan current ratio sebagai alat untuk

mengukur seberapa baik kemampuan likuiditasnya. Pendekatan kedua, di

sisi lain, mengeksplorasi kemampuan aset lancar untuk diubah menjadi

kas, dengan mempertimbangkan komponen seperti persediaan dan

piutang. Pendekatan ini menilai seberapa cepat perusahaan dapat menagih

piutang, yang diukur berdasarkan waktu perputaran piutang usaha selama

tahun tersebut. Dengan kata lain, pengubahan piutang menjadi kas dapat

dianalisis menggunakan rasio perputaran piutang.


Secara keseluruhan, kedua pendekatan ini memberikan gambaran

menyeluruh tentang keadaan likuiditas perusahaan, membantu manajemen

dan investor dalam memahami seberapa efisien perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendek dan dalam mengelola asetnya untuk

menghasilkan kas.

Dalam penelitian ini, pendekatan likuiditas yang digunakan yaitu

Current Ratio. Rasio ini banyak digunakan sebagai jaminan untuk

mengantisipasi kemungkinan kerugian yang dapat muncul dari usaha

dengan merealisasikan aset lancar non-kas dalam selisih antara aset lancar

dan utang lancar. Jika hasil rasio ini lebih dari 100%, maka perusahaan

dianggap berada dalam kondisi sehat. Namun, jika hasilnya kurang dari

100%, maka perusahaan berada dalam keadaan tidak sehat. Berikut adalah

rumus untuk menghitung current ratio:

e. Sales Growth

Sales Growth merupakan rasio untuk memprediksi

pertumbuhan suatu entitas di masa depan dengan menganalisis

penerimaan yang dihasilkan dari produk dan layanan yang

ditawarkan27. Dengan kata lain, rasio ini memberikan gambaran

tentang potensi pendapatan yang dapat dihasilkan dari penjualan

27
Marfadha, dkk. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Financial Distress Di
Masa Pandemi Covid-19 Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Seminar
Nasional Manajemen, Ekonomi dan Akuntasi. 1466-1474
barang atau jasa yang dimiliki perusahaan. Melalui analisis ini,

perusahaan dapat mengevaluasi seberapa efektif mereka dalam

menghasilkan pendapatan dari aktivitas penjualannya serta

mengidentifikasi tren pertumbuhan yang mungkin terjadi di pasar.

Rasio ini juga memungkinkan manajemen untuk

memahami lebih dalam tentang hubungan antara penjualan dan

pendapatan, serta untuk menilai kinerja bisnis secara keseluruhan.

Informasi yang diperoleh dari rasio ini sangat penting bagi

pengambilan keputusan strategis, baik untuk perencanaan bisnis

jangka panjang maupun untuk menarik minat investor. Dengan

memahami potensi pertumbuhan yang terindikasi oleh rasio ini,

perusahaan dapat merumuskan strategi yang lebih baik, melakukan

investasi yang tepat, dan mengelola sumber daya mereka dengan

lebih efisien untuk mencapai tujuan keuangan di masa mendatang.

Tingkat pertumbuhan penjualan adalah indikator yang

digunakan untuk mengukur rata-rata volume penjualan dari tahun

ke tahun. Diasumsikan bahwa peningkatan penjualan akan diikuti

oleh kenaikan laba; jika pendapatan perusahaan meningkat, maka

begitu sebaliknya jika penjualan menurun kan diikuti juga degan

penurunan kaba tau kerugian. Penurunan laba atau kerugian ini

dapat memicu terjadinya financial distress jika terjadi secara

drastic. Indikator sales growth berfungsi sebagai proksi untuk

memperkirakan pertumbuhan di masa depan, mencerminkan


keberhasilan investasi yang telah dilakukan perusahaan

sebelumnya, dengan membandingkan permintaan dan daya saing

perusahaan dalam industri yang relevan. Menurut penelitian yang

dilakukan oleh Muzharoatiningsih dan Hartono28, rumus untuk

menghitung sales growth dalam penelitian ini disajikan sebagai

berikut:

2. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya berfungsi untuk menggambarkan dan memberikan

penjelasan singkat tentang kerangka konseptual yang dibahas, serta bertujuan

untuk membandingkan pengaruh profitabilitas, likuiditas, dan sales growth

terhadap financial distress. Penulis akan menyajikan ringkasan dari beberapa

penelitian terdahulu, karena penelitian ini mengacu pada beberapa studi

sebelumnya sebagai dasar dan dukungan untuk penelitian yang sedang dilakukan.

Fia dan Nurhayati (2023)29, dengan judul “Pengaruh Rasio Likuiditas,

Laverage¸Aktivitas dan Profitabilitas terhadap Financial Distress pada

Perusahaan F&B”. Metode penelitian yang digunakan Kuantitatif dengan teknik

pengambilan sampel non probility sampling dengan metode purposive sampling.

Hasil peneltiannya adanya pengaruh pada rasio likuiditas dan rasio profitabilitas

terhadap financial distress, adanya pengaruh negative pada rasio laverage,

28
Muzharoatiningsih, M., & Hartono, U. (2022). Pengaruh Rasio Keuangan, Sales Growth, Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Financial Distress Pada Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bei Periode 2017-2020. 10.
29
Fia Afriyani dan Nurhayati, Pengaruh Rasio Likuiditas, Laverage, Aktivitas dan ProfitabilitasTerhadap Financial
Distress pada Perusahaan F&B, Jurnal Riset Akuntansi 2023 Vol 3 No 1 hal 23-30
terhadap financial distress, dan tidak berpengaruh rasio aktivitas terhadap

financial distress. Persamaan terletak pada jenis penelitian, metode penelitian,

pengambilan sampel, objek penelitian, dan variabel. Perbedaan terletak pada

periode penelitian dan sebagian variabel independen.

Intan dan Ulil (2023)30 dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,

Laverage dan Sales Growth terhadapa Financial Distress pada perusahaan sektor

Properties and real estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2019-2021” .

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Hasil dari penelitian ini

profitabilitas berpengaruh negative terhadap financial ditress , likuiditas tidak

berpengaruh terhadap financial distress, laverage tidak berpengaruh terhadap

financial distress dan sales growth juga tidak berpengaruh terhadap financial

distress. Persamaan penelitian ini teletak pada variabel dan metode penelitian nya.

Perbedaan penelitian ini terletak pada objek penelitian dan tahun penelitian.

Siti Noviati,dkk (2021)31 dengan judul Pengaruh Operating Capacity,

Sales Growth, Arus Kas dan Laverage Terhadap Financial Distress”. Jenis

penelitian ini adalah penelitian kuantitatif denganteknik pengambilan sampel

menggunakan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel dengan

kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Hasil dalam penelitian ini

menunjukkan operating capacity berpengaruh positif terhadap financial distress

yang berarti rendahnya nilai operating capacity maka akan menyebabkan financial

distress. Sales growth dan arus kas tidak berpengaruh terhadap financial distress

30
Intan Tri L Dan Ulil H. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas , Laverage dan Sales Growth Terhadap Financial Distress
Pada Perusahaan Sektor Properties and Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2019-2021. Jurnal Ilmu
Manajemen. 2023. Vol 11 No.1 Hal 187-199
31
Siti Noviati U, Fatma Sukesti dan Nurcahyono, Pengaruh Operating Captity, Sales Growth, Arus Kas dan Laverage
Terhadap Financial Distress, Jurnal Sustanable 2021 Vol 1 No.2 hal 357-371
yang berarti besar kecilnya nilai sales growth dan arus kas tidak mempengaruhi

terjadinya financial distress. Leverage berpengaruh positif terhadap financial

distress, yang berarti tingginya nilai hutang maka akan menyebabkan financial

distress. Persamaan terletak pada jenis penelitian dan variabel. Perbedaan nya

terletak pada objek penelitian dan tahun penelitian.

Yoga dan Sri (2023)32 dengan judul “ Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas

dan Struktur Modal Terhadap Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2019-2021”. Penelitian ini

menggunakan penedekatan kuantitatif. Hasil dari penelitian Profitabilitas

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial distress, Likuiditas

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial distress, Struktur modal

berpengaruh positif tidak signifikan terhadap financial distress. Persamaan dalam

penelitian ini teretak pada variabel dan jenis penelitian. Perbedaan dalam

penelitian ini terletak pada objek penelitian dan tahun penelitian.

Friska dan Maria (2023)33 dengan judul “Pengaruh Profitabilitas dan Sales

Growth Terhadap Financial Distress pada Perusahaan Makanan dan Minuman di

BEI”. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik

pengambilan sampel menggunkan purposive sampling. hasil penelitian

inimenginterpretasikan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap financial

distress dan sales growth tidak berpengaruh positif terhadap financial distress

32
Yoga Agung Indrawan dan Sri Sudarsi, Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Atruktur Modal Terhadap Financial
Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2019-2021. Jurnal Ilmiah
Komputerisasi Akuntansi 2023 Vol 16 No 1 hal 61-69
33
Friska Syalomytha dan Maria Natalia, Pengaruh Profitabilita dan sales growth terhadap financial distress pada
perushaan makanan dan minumina di BEI , Jurnal of UKMC National Seminar on Accounting Proceeding 2023 Vol. 2
No.1 hal 251-262
pada perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2017-2021. Persamaan dalam penelitian ini terletak pada

objek penelirian, variabel dan metode penelitian. Perbedaan pada penelitian ini

terletak pada tahun penelitian

Puput dan Rusliyawati (2023)34 dengan judul “Determinan Financial

Distress pada Perusahaan Sektor Food and Baverage di Bursa Efek Indonesia”.

Metode penelitian yang digunakan kuantitatif dengan pengambilan sampel

menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

profitabilitas berpengaruh negatif terhadap financial distress, likuiditas

berpengaruh negative terhadap financial distress, pertumbuhan penjualan dan

leverage tidak berpengaruh terhadap financial distress. Perbedaan dalam

penelitian ini terletak pada tahun penelitian. Persamaan dalam penelitian ini

telertak pada variabel, objek penelitian dan metode penelitian.

Anggur dan Ulil (2024)35 yang berjudul “Prediksi Profitabilitas,

Likuiditas, Laverage, Sales Growth dan Managerial Agency Terhadap Financial

Distress pada Perusahaan Sektor Transportation and Logistic yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2022”. Metode yang digunakan adalah

kuantitatif. Hasil dari penelitian ini penggunaan profitabilitas, likuiditas, leverage,

sales growth, dan managerial agency cost mampu menjadi model prediksi

financial distress bagi sektor transportation dan logistic dengan ketepatan yang

cukup baik. Hasil uji masing-masing rasio profitabilitas, likuiditas, leverage, sales

34
Puput Artha R dan Rusliyawati, Determinan Financial Distress pada Perusahaan Sektor Food and Baverage di
Bursa Efek Indonesia, Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi 2023 vol 9 No. 2 hal 81-92
35
Anggur A dan Ulil H, Prediksi Profitabilitas,Llikuiditas ,Laverage, Sales growth dan Managerial Agency Cost
Terhadap Financial Distress pada Perusahaan Sektor Transportation and Logistic yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2019-2022, Jurnal Ilmu Manajemen. 2024. Vol 12 No. 2 Hal 283-300
growth, dan managerial agency cost tidak menunjukkan adanya pengaruh

signifikan terhadap financial distress dikarenakan tinggi maupun rendahnya

perolehan setiap variabel tidak menjadi tolak ukur kesulitan keuangan akibat

kondisi perusahaan pada sektor transportation dan logistic sedang mengalami

permasalahan finansial. Persamaan dalam penelitian ini terletak pada variabel dan

metode penelitian. Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada objek penelitian

dan tahun penelitian.

Mohkamad dan Nursin (2024)36 dengan judul “Analisis Pengaruh

Profitabilitas, Sales Growth, Likuiditas dan Penerapan Mekanisme Corporate

Governance Terhadap Financial Distress”. Metode penelitian yang digunakan

yaitu pendekatan asosiatif dengan data kuantitatif. Hasil dari penelitian ini

variabel profitabilitas, likuiditas, komisaris independen, dan kepemilikan

institusional berpengaruh terhadap financial distress, sedangkan sales growth, dan

kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap financial distress. Persamaan

dalam penelitian ini terletak pada variabel dan objek penelitian nya. Perbedaan

dalam penelitian ini terletak pada tahun penelitian.

3. Kerangka Konseptual

36
Mohkamad Fajar A dan Nursiam, Analisis Pengaruh Profitabilitas, SalesGrowth, Likuiditas dan Penerapan
Mekanisme Corporate Governance Terhadap Financial Distress. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Kontemporer.
2024. Vol 7 No.1 hal 143-153
Berdasarkan landasan teori pada penelitian terdahulu mengenai hubungan antara

variabel dependen (Financial Distress) dengan variabel independen

(Profitabilitas, Likuiditas dan Sales Growth ) diatas dapat dikembangkan dengan

kerangka konseptual seperti pada gambar di bawah ini:

Profitabilitas

(X1) H1

Likuiditas
H2 Financial Distress
(X2)
(Y)

Sales Growth
H3
(X3)

H4

4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

sebab jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan penelitian terdahulu dan kerangka konseptual diatas maka hipotesis

yang akan diuji dalam penelitian ialah:


a. Profitabilitas terhadap Financial Distress

H0 : Variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap financial

distress perusahaan food and baverage tahun 2021-2023

H1 : Variabel profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap financial distress perusahaan food and baverage tahun

2021-2023

b. Likuiditas terhadap Financial Distress

H0 : Variabel likuiditas tidak berpengaruh terhadap financial

distress perusahaan food and baverage tahun 2021-2023

H2 : Variabel likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap financial distress perusahaan food and baverage tahun

2021-2023

c. Sales Growth terhadap Financial Distress

H0 : Variabel sales growth tidak berpengaruh terhadap financial

distress perusahaan food and baverage tahun 2021-2023

H3 : Variabel sales growth berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap financial distress perusahaan food and baverage tahun

2021-2023

d. Profitabilitas, Likuiditas dan Sales Growth Secara Simultan

Berpengaruh Terhadap Financila Distress

H0 : Tidak terdapat pengaruh secara simultan antara profitabilitas,

likuiditas dan sales growth terhadap financial distress

perusahaan food and baverage tahun 2021-2023


H4 : Terdapat pengaruh secara simultan antara profitabilitas,

likuiditas dan sales growth terhadap financial distress

perusahaan food and baverage tahun 2021-2023

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Pendekatan

Penelitian ini meggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu

pengolahan dan penyajian data yang dilakukan perhitungan untuk

menggambarkan data serta dilakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan uji statistik.

b. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah

penelitian asosiatif, yaitu jenis pendekatan yang mempunyai tujuan untuk

mengetahui hubungan antara dua variabel ataupun lebih. Bentuk hubungan

dalam penelitian ini adalah hubungan kausal, yaitu bentuk hubungan yang

bersifat sebab akibat yang ditimbulkan dari variabel independen yang

terdiri dari Profitabilitas (𝑋1) Likuiditas (𝑋2) dan Sales Growth (𝑋3)

Terhadap Financial Distress Perusahaan Food and Baverage sebagai

variabel dependen

2. Populasi, Sampling dan Sampel Penelitian

a. Populasi
Populasi merupakan wilayah penyamarataan yang terdiri atas suatu

objek yang memiliki karakteristik tertentu yang dipilih oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian

ini 73 perusahaan Food and Baverage yang tergabung di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2021-2023.

b. Sampling

Sampling penelitian merupakan teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang sama pada setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi menjadi anggota sampel. Teknik pengambilan sampel

dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu cara pengambilan

sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu. Alasan

pemilihan sampel menggunakan purposive sampling sebab tidak semua

sampel yang digunakan dalam penelitian mempunyai kriteria yang

ditentukan oleh penulis. Adapun pertimbangan kriteria dalam penelitian

ini antara lain:

1) Perusahaan Food and Baverage yang tergabung dalam Bursa Efek

Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2021-2023

2) Perusahaan Food and Baverage yang menerbitkan laporan

keuangan dan laporan tahunan secara berturut-turut di tahun 2021-

2023

3) Perusahaan Food and Baverage yang menerbitkan laporan

keuangan secara lengkap selama tahun 2021-2023


4) Persahaan Food and Baverage yang menerbitkan laporan

keuangan dengan mata uang Rupiah

c. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti lebih mendalam.

Pemilihan sampel harus sesuai dengan karakteristik yang telah ditetapkan

dalam penelitian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan

bagian yang mewakili subjek dan objek penelitian. Berdasarkan populasi

penelitian di atas, perusahaan yang akan dijadikan sampel sebanyak 15

perusahaan, diantaranya:

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1 ADES PT Akasha Wira International Tbk

2 CAMP PT Campina Ice Cream Industry Tbk

3 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk

4 CLEO PT. Sariguna Primatirta Tbk

5 DLTA PT Delta Djakarta Tbk

6 FOOD PT Santra Food Indonesia Tbk

7 GOOD PT Garuda Food Putra Putri Jaya Tbk

8 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

9 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk

10 MAIN PT Malindo Feedmil Tbk

11 MYOR PT Mayora Indah Tbk

12 OILS PT Indo Oil Perkasa Tbk


13 PANI PT Pratama Abadi Nusantara Industri Tbk

14 SIPD PT Sreeya Sewu Tbk

PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading


15 ULTJ
Company Tbk

3. Sumber Data, Variabel dan Skala Pengukuran

a. Sumber Data

Data merupakan kumpulan dari fakta-fakta, angka-angka atau segala

sesuatu yang dapat dipercaya akan kebenarannya. Sumber data yang

digunakan pada penelitian ini ialah data sekunder. Data sekunder adalah

data yang sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, seperti artikel.

Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari website resmi perusahaan

terkait, website Bursa Efek Indonesia (www.idx.com)

b. Variabel

Variabel penelitian pada dasarnya merupakan kegiatan atau objek yang

memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi yang bisa ditarik kesimpulannya. Variabel

terbagi menjadi dua macam yaitu variabel independen dan variabel

dependen. Dalam penelitian ini, variabelindependennya ialah Profitabilitas

(𝑋1) likuiditas (𝑋2), dan sales growth (𝑋3). Sedangkan variabel dependen

ialah financial distress (Y).

c. Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan penentuan skala atas suatu variabel

berdasarkan jenis data yang ada dalam variabel. Penelitian ini

menggunakan skala rasio, artinya skala pengukuran yang memiliki nilai

nol mutlak dan mempunyai jarak yang sama. Dalam penelitian ini

menggunakan angka-angka yang didapat dari laporan keuangan tahunan

pada perusahaan food and baverage yang tergabung dalam bursa efek

Indonesia tahun 2021-2023.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah:

a. Dokumentasi

Teknik dokumentasi, cara mencari dan mengumpulkan informasi

dalam mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel, meliputi

catatan, buku, transkip, surat kabar, dan banyak lainnya. Dokumentasi

pada penelitian ini yaitu data laporan keuangan perusahaan food and

baverage yang dipublikasikan dan diperoleh dari website resmi Bursa Efek

Indonesia (BEI). Data yang dikumpulkan berbentuk laporan keuangan

perusahaan selama tiga tahun terakhir yaitu periode 2021 sampai 2023.

5. Teknik Analisis Data

Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan analisis data dengan

metode kuantitatif, metode analisis kuantitatif adalah metode analisis data dengan

menggunakan data berupa angka dan perhitungan yang hasilnya digunakan


sebagai pijakan untuk mengambil kesimpulan (Zaluchu, 2020). Adapun metode

yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk

menyusun, meringkas, dan menyajikan data. Metode ini digunakan untuk

memberikan informasi data sekunder dengan menguraikan objek

penelitian. Komponen yang terdapat pada statistik deskriptif antara lain

nilai data penelitian terendah, nilai maksimum data penelitian, nilai rata-

rata data penelitian, dan nilai standar deviasi data penelitian.

b. Uji Kelayakan Model Regresi

Uji kelayakan model regresi pada penelitian ini menggunakan

Hosmer and lemeshow’s goodness of fit test. Uji Hosmer and lemeshow’s

goodness of fit adalah uji kelayakan model regresi logistik (Goodness of

fit) dengan menggunakan nilai-nilai prediksi peluang, uji ini

mengelompokkan nil menghitung Ĉ

sebagai statistic ujinya (Yuhadisi, 2021). Pada pengujian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana model regresi yang digunakan dalam

penelitian sudah layak untuk dilanjutkan dalam penelitian atau tidak.

Uji Hosmer-Lemeshow's Goodness of Fit Test merupakan metode

untuk mengevaluasi kelayakan model regresi. Model yang dihipotesiskan

dapat diterima apabila nilai statistik uji ini lebih dari 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa model mampu memprediksi nilai observasi dengan

baik. Sebaliknya, apabila nilai statistik uji ini sama dengan atau kurang
dari 0,05, terdapat perbedaan signifikan antara model dengan nilai

observasi. Hal ini mengindikasikan bahwa model tidak layak dan tidak

dapat memprediksi nilai observasi dengan akurat

c. Uji Regresi Logistik

Penelitian ini menggunakan regresi logistik untuk menilai

probabilitas terjadinya financial distress pada perusahaan, sebagaimana

dijelaskan oleh Ghozali. Metode ini dipilih karena variabel dependennya,

yaitu financial distress, diukur dengan variabel dummy. Pada variabel

dummy, perusahaan yang tidak mengalami financial distress diberi kode 1,

sedangkan perusahaan yang mengalami financial distress diberi kode 0.

d. Uji kesuluruhan Model

Uji keseluruhan model atau overall model fit adalah uji yang

ditujukan untuk mengetahui apakah suatu model dikatakan fit atau tidak

dengan data. Pengujian ini digunakan dengan menggunakan perbandingan

nilai -2LogL pada awal (block number= 0) dengan nilai -2LogL pada

akhir (block number= 1) pada tabel iteration history. Hasil dari penurunan

nilai antara -2LogL awal dengan nilai -2LogL akhir akan menunjukkan

hasil atau informasi mengenai bahwa model yang dihipotesiskan fit

dengan data

e. Uji ketepatan Klasifikasi Model

Uji ketepatan klasifikasi menunjukkan ketepatan prediksi dari

model regresi dalam memprediksi peluang terjadinya financial distress.

Tabel klasifikasi 2 x 2 akan menghitung nilai estimasi yang benar dan


salah. Pada kolom merupakan dua nilai prediksi variabel dependen dalam

hal ini yaitu financial distress (1) dan non financial distress (0), sedangkan

bagian baris menunjukkan hasil nilai observasi yang sesungguhnya dari

variabel dependen, pada model yang sempurna akan menunjukkan semua

kasus berada pada diagonal dengan tingkat ketepatan prediksi 100% .

f. Uji Koefisiensi Determinasi

Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke’s R Square) merupakan

alat statistik yang digunakan untuk mengukur kekuatan pengaruh variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai R Square

berkisar antara 0 dan 1, di mana:

1) Nilai 0: Menunjukkan bahwa variabel independen tidak memiliki

pengaruh terhadap variabel dependen.

2) Nilai 1: Menunjukkan bahwa variabel independen memiliki

pengaruh yang sempurna terhadap variabel dependen.

Menurut Ghozali (2016), nilai koefisien determinasi yang kecil akan

menunjukkan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependen akan sangat terbatas, sedangkan sebaliknya semakin

menjauhi 0 dan mendekati 1 maka variabel independen akan memiliki

kemampuan memberikan semua informasi mengenai pengaruhnya untuk

memprediksi variabel dependen. Pengkategorian terhadap hasil nilai R-

Square dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kuat dengan hasil lebih dari

0,67, moderat jika lebih dari 0,33 sampai dengan kurang dari 0,67, dan

lemah jika nilai R-Square lebih rendah dari 0,33 dan lebih dari 0,19.
g. Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan uji statistik non parametrik yang bertujuan

menguji seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual

(Parsial) dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Pada pengujian ini

interpretasi dapat dilakukan dengan melihat jumlah degree of freedom

adalah 20 atau lebih dan derajat kepercayaan sebesar 0,05 maka H0 dapat

ditolak, dengan kata lain hipotesis alternatif akan diterima pada

pengaruhnya terhadap variabel dependen.

I. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika pembahasan ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian utama,

dan bagian akhir. Untuk penjelasannya sebagai berikut:

Bagian Awal

Bagian awal terdiri dari halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan,

halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,

daftarogambar, daftar lampiran, transliterasi dan abstrak.

Bagian Utama

Bagian utama terdiri dari beberapa bagian diantaranya enam bagian bab yang didalamnya

terdapat sub bab dan anak subbab yang dijelaskan sebagai berikut.

1. BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi hal-hal pokok dalam penulisan skripsi yaitu latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, penegasan

istilah, dan sistematika skripsi


2. BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori yang membahas variabel atau sub

variabel pertama, variabel kedua, dan seterusnya, menguraikan kajian

penelitian terdahulu, kerangka konseptual, dan hipotesis penelitian.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang pendekatan dan jenispenelitian; populasi,

sampling, dan sampel penelitian; sumber data, variabel, dan skala

pengukuran; teknik pengumpulan data; analisis data

4. BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini terdiri dari hasil penelitian yang berisi deskripsi data dan pengujian

hipotesis serta temuan penelitian.

5. BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini bertujuan untuk menjawab masalah penelitian dan menguraikan

temuan-temuan penelitian yang telah dikemukakan pada hasil penelitian.

6. BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang dibuat berdasarkan hasil penelitian dan

saran yang diberikan penulisan.

Bagian Akhir

Bagian akhir dari penulisan skripsi memuat bebrapa uraian tentang daftar pustaka,

lampiran-lampiran, surat pernyataan keaslian tulisan dan daftar riwayat hidup.


J. DAFTAR PUSTAKA

Ardi, M. F. S., Desmintari, & Yetty, F. (2020). Analisis pengaruh kinerja keuangan

terhadap financial distress pada perusahaan tekstil dan garment di BEI. Jiakes, 8.

Antoniawati, A., & Purwohandoko, P. (2022). Analisis pengaruh profitabilitas, likuiditas,

dan leverage terhadap financial distress pada perusahaan transportasi yang

terdaftar di BEI tahun 2018-2020. Jurnal Ilmu Manajemen, 10(1), 28–38.

Asfali, I. (2019). Pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas, pertumbuhan

penjualan terhadap financial distress perusahaan kimia. Jurnal Ekonomi dan

Manajemen, 20.

Asmarani, S. A., & P, D. L. (2020). Analisis pengaruh likuiditas, leverage dan

profitabilitas terhadap financial distress (Studi kasus pada perusahaan

manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada periode

tahun 2014-2018). Jurnal Administrasi Bisnis, 9(3), 369-379.

Chasanah, A. N. (2019). Pengaruh rasio likuiditas, profitabilitas, struktur modal dan

ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI tahun 2015-2017. Jurnal Penelitian Ekonomi dan Bisnis, 3(1).

Erayanti, R. (2019). Pengaruh likuiditas, profitabilitas dan leverage terhadap prediksi

financial distress. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 10(1).

Giarto, R. V. D., & Fachrurrozie, F. (2020). The effect of leverage, sales growth, cash

flow on financial distress with corporate governance as a moderating variable.

Accounting Analysis Journal, 9(1), 15–21.


Handayani, R. D., Widiasmara, A., & Amah, N. (2019). Pengaruh operating capacity dan

sales growth terhadap financial distress dengan profitabilitas sebagai variabel

moderating. Jurnal Riset Akuntansi, 9(2).

Marfadha, M. (2020). Pengaruh profitabilitas, likuiditas dan pertumbuhan penjualan

terhadap financial distress di masa pandemi Covid-19 pada perusahaan food and

beverages yang terdaftar di BEI. Seminar Nasional Manajemen, Ekonomi dan

Akuntasi, 1466-1474.

Muzharoatiningsih, M., & Hartono, U. (2022). Pengaruh rasio keuangan, sales growth,

dan ukuran perusahaan terhadap financial distress pada sektor industri barang

konsumsi di BEI periode 2017-2020. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 10.

Nurdiwaty, D., & Zaman, B. (2021). Menguji pengaruh rasio keuangan perusahaan

terhadap financial distress. Jurnal Penelitian Teori & Terapan Akuntansi (Peta),

6(2), 150–167.

Prabowo, R., & Sutanto, A. (2019). Analisis pengaruh struktur modal, dan likuiditas

terhadap profitabilitas pada perusahaan sektor otomotif di Indonesia. Jurnal

Samudra Ekonomi dan Bisnis, 10(1).

Pratiwi, D. O., Ratnawati, T., & Maqsudi, A. (2023). The effect of asset growth, sales

growth and capital structure on financial distress and value of the firm in sub-

sector food and beverage with good corporate governance as moderation.

International Journal of Entrepreneurship and Business Development (IJEB),

6(1), 53–69.
Puspasari, O. R., Zahra, S., Purnama, D., & Embuningtiyas, S. S. (2023). Operating

capacity, sales growth, managerial agency costs, and ownership structure on

financial distress in Indonesian companies. Jurnal Manajemen Indonesia, 6(2).

Syuhada, P., Muda, I., & Rujiman. (2020). Pengaruh kinerja keuangan dan ukuran

perusahaan terhadap financial distress pada perusahaan property dan real estate

di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 9(1), 130-140.

You might also like