Book Reading Psikosomatis
Book Reading Psikosomatis
STASE PSIKOSOMATIK
Oleh
Novi Trianto
23/528011/PKU/21773
Dibuat oleh :
Novi Trianto
23/528011/PKU/21773
Dipresentasikan tanggal :
Pembimbing
Dr. dr. Agus Siswanto SpPD-KPsi Paraf : …………
BAB I
PENDAHULUAN
Otak merupakan suatu organ manusia yang tersusun dari miliaran neuron
aktivitas listrik di otak. Kombinasi dari kegiatan listrik pada otak sering disebut
dengan pola gelombang otak (Hoque & Mondal, 2015). Banyak manfaat yang
keadaan rileks, fokus. Dengan gelombang otak dapat juga diketahui keadaan
emosional seseorang seperti marah, cemas, stres. Selain itu, gelombang otak juga
itu sendiri, metodologi yang dipakai, dan jumlah sampel penelitian. Meditasi
dapat didefinisikan sangat beragam dan dilakukan dengan cara dan prosedur yang
sangat beragam pula. Definisi dari dunia barat menekankan bahwa meditasi
merupakan sebuah teknik yang diatur oleh diri sendiri yang difokuskan pada
pengertian meditasi sebagai sekelompok teknik yang diatur oleh diri sendiri yang
et al, 2014).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Organ yang paling kompleks yang berfungsi sebagai pengendali seluruh fungsi
tubuh setiap manusia adalah otak. Menurut Dr. Paul Maclean (1990), beliau memiliki
teori yang disebut “Triune Brain Theory” dimana otak manusia memilik tiga bagian dasar
dalam satu kepala yang terdiri dari : batang otak atau otak reptil, sistem limbik atau otak
(EEG). Gelombang otak diklasifikasikan berdasarkan frekuensi yang diukur dalam hertz
(Hz), yang menggambarkan jumlah osilasi per detik. Gelombang otak memainkan peran
Penelitian mengenai gelombang otak manusia sendiri, baru dilakukan pada tahun
1924 oleh psikolog dan psikiater asal Jerman, Hans Berger. Melanjutkan penelitian-
penelitian sebelumnya yang mengambil obyek hewan, Berger melakukan langkah berani
untuk menetapkan manusia sebagai obyek penelitiannya. Dalam penelitian ini, Berger
mencatat aktivitas listrik di otak manusia melalui sebuah alat yang ditempelkan di dahi
obyeknya. Aktivitas listrik ini sendiri merupakan hasil dari proses interaksi neuron-
Beberapa area otak yang berperan dalam menghasilkan gelombang otak meliputi:
Korteks serebral: Struktur utama yang mengontrol fungsi kognitif, persepsi, dan
kesadaran.
Thalamus: Menyampaikan informasi sensorik dan motorik antara korteks serebral
Hippocampus: Terkait dengan memori dan navigasi spasial, sering terlibat dalam
Sistem limbik: Termasuk amigdala dan hipotalamus, terlibat dalam emosi dan
regulasi hormonal.
kesadaran, tidur, memori, persepsi sensorik, dan emosi. Frekuensi gelombang otak yang
Tidur dan pemulihan: Gelombang delta yang lambat dominan selama tidur lelap,
Konsentrasi dan aktivitas: Gelombang beta dan gamma yang cepat berkaitan
dengan aktivitas otak yang tinggi selama konsentrasi dan pemecahan masalah.
Relaksasi dan meditasi: Gelombang alpha dan theta berhubungan dengan keadaan
Gelombang otak delta adalah salah satu dari lima jenis utama gelombang otak yang
Hz) dan sering dikaitkan dengan kondisi tidur dalam, terutama tahap tidur non-REM
(NREM) tahap 3 atau dikenal juga sebagai tidur delta. Gelombang ini dianggap penting
terutama di lobus frontal. Pembentukan gelombang delta terutama dikendalikan oleh area
subkortikal otak, seperti thalamus, yang berperan penting dalam siklus tidur-bangun.
Aktivitas gelombang delta yang tinggi biasanya diamati pada bayi dan anak-anak, serta
Fungsi gelombang delta pada Pemulihan, Pada kondisi tidur dimana gelombang
delta aktif, terjadi proses perbaikan jaringan tubuh, pertumbuhan otot, sintesis protein,
Hal ini menjelaskan mengapa tidur yang baik sangat penting untuk pemulihan fisik dan
kognitif.
Selain perbaikan fisik, gelombang delta juga berkaitan dengan perbaikan kognitif,
konsolidasi memori dan pemulihan mental. Pada anak-anak, gelombang delta lebih
Transmisi Sinaptik. Aktivitas gelombang delta dikaitkan dengan regulasi transmisi ion
terutama ion Kalsium (Ca²⁺) dan Kalium (K⁺) yang penting dalam menjaga potensi
membran sel neuron. Pada tingkat molekuler, gelombang delta ditandai dengan
fase istirahat panjang antara tembakan neuron. Aktivitas gelombang delta juga
sebagai inhibitor pada sistem saraf pusat. GABA menghambat aktivitas neuron,
delta. Selain itu, gelombang otak delta dipengaruhi oleh hormon-hormon seperti
melatonin yang menginduksi tidur dan mengatur ritme sirkadian. Pada tahap delta, kadar
hormon stres kortisol berada pada titik terendah, memberikan tubuh waktu untuk
(Brain-Derived Neurotrophic Factor) juga berperan dalam fase tidur delta. BDNF
menyebabkan masalah tidur seperti insomnia atau gangguan tidur lainnya. Pada pasien
dengan depresi atau skizofrenia, ditemukan adanya penurunan aktivitas gelombang delta,
yang menunjukkan adanya kaitan antara disfungsi gelombang delta dengan kesehatan
mental.
Gelombang Theta berfrekuensi di 4-8 Hz. Gelombang theta sering teramati di area
hipokampus dan lobus temporal otak, yang terlibat dalam proses memori dan emosi.
Theta dominan dalam fase tidur non-REM tahap 1 dan 2, di mana tubuh mulai rileks
Gelombang theta sering kali terlihat pada tahap awal tidur, yaitu saat peralihan dari
keadaan terjaga ke kondisi tidur ringan. Ini dianggap sebagai jembatan antara kesadaran
terjaga dan tidur yang lebih dalam. Dalam keadaan sadar, theta juga dapat diamati selama
meditasi mendalam atau fokus internal. Penelitian menunjukkan bahwa meditasi yang
Selain itu, Gelombang ini sangat terkait dengan aktivitas di hipokampus, yang
memainkan peran penting dalam pengkodean dan pemanggilan memori. Theta juga
aktivitas theta di hipokampus. Peningkatan konsentrasi ACh pada kondisi istirahat atau
theta. Aktivitas glutamat di sinapsis hipokampus selama keadaan theta mendukung fungsi
belajar dan memori. Peran GABA, neurotransmitter inhibitor, bekerja untuk menjaga
kondisi relaksasi yang optimal bagi pembentukan gelombang theta. Serotonin, yang
diproduksi oleh raphe nuclei di batang otak, memengaruhi aktivitas theta di hipokampus.
Serotonin berperan dalam menekan aktivitas theta selama periode bangun dan
theta juga terkait dengan neuroplastisitas, yang mengindikasikan bahwa kondisi theta
mungkin berperan dalam perubahan adaptif di otak, baik dalam pemrosesan emosional
maupun kognitif. Neuroplastisitas ini didorong oleh pelepasan neurotropin, seperti brain-
Gelombang otak alpha adalah salah satu jenis gelombang otak yang frekuensinya
berada di antara 8 hingga 12 Hz. Gelombang ini terkait dengan relaksasi dan kesadaran
tenang tetapi tetap terjaga, seperti ketika seseorang sedang beristirahat atau meditasi
ringan.
Gelombang alpha biasanya muncul ketika seseorang dalam kondisi relaksasi fisik
dan mental, seperti saat meditasi, melamun, atau istirahat setelah menyelesaikan tugas
yang menuntut perhatian. Gelombang alpha paling dominan di area oksipital (belakang
otak), tetapi juga hadir di bagian lain, seperti lobus parietal dan frontal. Gelombang alpha
mendominasi ketika seseorang berada di antara keadaan terjaga penuh dan tidur. Ketika
peningkatan aktivitas alpha. Ketika seseorang terfokus atau berada dalam aktivitas mental
intens, gelombang alpha menurun dan digantikan oleh gelombang beta yang lebih cepat.
dan relaksasi. Serotonin adalah neurotransmitter yang memainkan peran penting dalam
memengaruhi raphe nuclei di batang otak, yang memodulasi tingkat aktivitas otak dan
kecemasan dan perasaan relaksasi. Dopamin, neurotransmitter yang terkait dengan sistem
penghargaan dan motivasi, juga berperan dalam mengatur aktivitas alpha. Peningkatan
dopamin dalam jumlah sedang dapat meningkatkan aktivitas gelombang alpha, yang
terkait dengan suasana hati yang baik dan kreativitas. Acetylcholine adalah
neurotransmitter yang berperan penting dalam proses atensi dan kesadaran, tetapi dalam
alpha. Endorfin adalah senyawa neurokimia yang berkaitan dengan rasa nyaman dan
aktivitas alpha ditemukan pada orang yang terlatih dalam meditasi, dan kondisi ini
sensorik yang tidak perlu, memungkinkan otak untuk lebih selektif dalam memperhatikan
menutup mata atau berada dalam lingkungan yang tenang. Gelombang alpha berperan
dalam konsolidasi memori, khususnya terkait dengan proses belajar dan pemecahan
masalah kreatif.
Gelombang otak beta adalah salah satu dari lima jenis gelombang otak utama dan
berkisar antara 12 hingga 30 Hz. Gelombang beta terkait dengan kewaspadaan, pemikiran
analitis, dan aktivitas mental intens, seperti saat seseorang sedang fokus, belajar, atau
terlibat dalam penyelesaian masalah. Gelombang beta juga muncul saat otak beraktivitas
berpikir kritis, atau menyelesaikan masalah. Ini adalah frekuensi yang tinggi yang
teramati ketika kita terjaga dan berfokus. Gelombang beta sering terlihat di area otak
yang terkait dengan pemrosesan kognitif seperti korteks prefrontal yang berperan dalam
meningkat selama situasi yang memerlukan perhatian penuh dan selama respon terhadap
stres. Ini membantu tubuh untuk siap menghadapi ancaman, tetapi jika terlalu tinggi atau
stres kronis. Selain aktivitas kognitif, gelombang beta juga teramati di korteks motorik
selama gerakan tubuh, baik yang sudah direncanakan maupun yang sedang dijalankan.
hormon yang mengatur kewaspadaan, perhatian, dan kesiapan fisik maupun mental.
gerakan. Gelombang beta sering kali meningkat di area otak seperti korteks prefrontal
dan ganglia basal ketika kadar dopamin meningkat, yang mendukung fokus dan
kewaspadaan tinggi. Dopamin berperan penting dalam kontrol gerakan dan secara
memicu keadaan waspada dan mendukung peningkatan aktivitas gelombang beta selama
kondisi kewaspadaan tinggi atau stress. Peningkatan noradrenalin sering kali dikaitkan
dengan respons "fight or flight" yang mengaktifkan otak untuk bertindak cepat. Glutamat,
sebagai neurotransmitter eksitatorik utama, merangsang aktivitas neuron yang
pada sinapsis antara neuron memfasilitasi dominasi gelombang beta, khususnya selama
dan inhibitorik. Jika aktivitas GABA rendah, dapat terjadi peningkatan aktivitas
gelombang beta yang berlebihan, yang dapat menyebabkan kecemasan atau kewaspadaan
yang tidak diinginkan. GABA bertindak untuk menyeimbangkan aktivitas beta agar tetap
dalam rentang normal. Kortisol, hormon stres yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal,
dapat meningkatkan aktivitas gelombang beta. Selama periode stres tinggi, kortisol
membantu tubuh tetap waspada dan siap menghadapi tantangan, tetapi jika berlebihan,
dapat mengakibatkan peningkatan aktivitas beta yang berlebihan yang terkait dengan
masalah, dan konsentrasi intens. Mereka sering ditemukan saat seseorang berfokus pada
pekerjaan atau belajar sesuatu yang baru. Gelombang beta memastikan otak tetap
waspada dan mampu merespon cepat terhadap perubahan lingkungan. Ini membuat
mereka penting selama aktivitas yang memerlukan perhatian yang berkelanjutan dan
untuk perencanaan gerakan dan koordinasi motorik. Gelombang ini dapat meningkat
tubuh untuk beristirahat dan memulihkan diri, sehingga menyebabkan insomnia dan
berkisar antara 30 hingga 100 Hz, dan terkait dengan aktivitas mental tingkat tinggi
berperan penting dalam perhatian fokus, konsolidasi memori, persepsi sensorik, dan
kesadaran penuh. Gelombang ini sering terdeteksi saat seseorang terlibat dalam aktivitas
gamma sering ditemukan di berbagai area korteks serebral, termasuk lobus frontal, yang
bertanggung jawab atas fungsi eksekutif seperti pengambilan keputusan dan perhatian.
Dalam Fungsi Kesadaran penuh dan konsentrasi intens, aktivitas gelombang gamma
kondisi ini, individu mengalami peningkatan kesadaran diri, keterhubungan, dan perasaan
gamma seringkali terlibat dalam sinkronisasi aktivitas saraf selama pemrosesan persepsi
sensorik, seperti penglihatan dan pendengaran. Gelombang ini menyatukan berbagai
input sensorik menjadi satu pengalaman yang terpadu dan bermakna. Gelombang gamma
yang tersimpan di berbagai wilayah otak. Selama proses pembelajaran, aktivitas gamma
penyimpanan memori.
neurotransmitter dan protein yang membantu sinkronisasi aktivitas saraf yang cepat.
gelombang gamma. Aktivitas glutamat yang cepat pada sinapsis neuron memungkinkan
terutama reseptor NMDA, berperan penting dalam memperkuat koneksi sinaptik selama
gamma. Aktivitas GABA yang terkoordinasi penting untuk menjaga ritme saraf pada
frekuensi gamma yang stabil dan mencegah aktivitas eksitatorik yang berlebihan.
sel-sel saraf menyala secara sinkron untuk menghasilkan gelombang gamma. Dopamin
perhatian, dan motivasi. Peningkatan dopamin di area ini mendukung kinerja kognitif
Jalur dopaminergik dari area otak tengah ke korteks frontal dan basal ganglia sering
pengaturan suasana hati dan persepsi sensorik. Aktivasi serotonin dapat meningkatkan
sinkronisasi neuron, terutama selama meditasi atau aktivitas relaksasi yang mendalam.
konsolidasi memori. BDNF membantu memperkuat koneksi sinaptik, yang penting untuk
rangsangan atau tugas tertentu. Mereka membantu menyaring informasi yang tidak
konsentrasi mendalam.
cepat dan menyatukan persepsi sensorik menjadi pengalaman yang koheren dan terpadu.
transendensi, membantu individu mencapai tingkat kesadaran yang lebih tinggi dan
Skizofrenia:
berhubungan dengan disfungsi kognitif dan gangguan persepsi. Ini sering kali disebabkan
Autisme:
Gangguan Memori:
Gangguan pada aktivitas gamma juga terkait dengan masalah memori dan kognisi,
KESIMPULAN
Disregulasi keseimbangan sitokin Th1 dan Th2 memainkan peran sentral
dalam imunopatologi hubungan stress dengan reaksi hipersensitivitas dan
penyakit alergi. Kedepannya pengelolaan stres dimungkinkan menjadi cara untuk
mengendalikan dan mencegah munculnya penyakit alergi pada individu yang
rentan.
DAFTAR PUSTAKA
Bao AM, Meynen G, Swaab DF. 2008. The stress system in depression and
neurodegeneration: focus on the human hypothalamus. Brain Res Rev. 2008
Mar;57(2):531-53
Behan DP, Heinrichs SC, Troncoso JC, Liu XJ, Kawas CH, Ling N, De Souza EB. 1995.
Displacement of corticotropin releasing factor from its binding protein as a
possible treatment for Alzheimer's disease. Nature. 1995 Nov
16;378(6554):284-7.
Carlton, M., Voisey, J., Parker, T.J., Punyadeera, C., Cuttle, L., 2021. A Review of Potential
biomarkers for assessing physical and psychological trauma in paediatric
burns. Burns & Trauma, 2021, 9, tkaa049. Doi : 10.1093/burnst/tkaa049.
Chu, B., Marwaha, K., Sanvictores, T., Awosika, A.O., Ayers, D., 2024. Physiology Stress
Reaction. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541120/#article-41471.s7
Eisen AM, Bratman GN, Olvera-Alvarez HA. 2024. Susceptibility to stress and nature
exposure: Unveiling differential susceptibility to physical environments; a
randomized controlled trial. PLoS One. 2024;19(4):e0301473.
Gaol, Nasib Tua Lumban. 2016. Teori Stres : Stimulus, Respons, dan Transaksional.
Buletin Psikologi Vol 24 No 1. DOI: 10.22146/bpsi.11224
Ghosh, S. 2017. Immunology and Immunotechnology. Chapter-19, Publisher: Aarunabha
Sen, books and allied (p) ltd, 8/1 Chintamoni DasLane, Kolkata 700009, 2017,
359-376. ISBN: 978-93-84294-90-8
Gu HF, Tang CK, Yang YZ. 2012. Psychological stress, immune response, and
atherosclerosis. Atherosclerosis. 2012 Jul;223(1):69-77.
Ketchesin KD, Stinnett GS, Seasholtz AF. 2017. Corticotropin-releasing hormone-binding
protein and stress: from invertebrates to humans. Stress. 2017 Sep;20(5):449-
464.
King SB, Toufexis DJ, Hammack SE. 2017. Pituitary adenylate cyclase activating
polypeptide (PACAP), stress, and sex hormones. Stress. 2017 Sep;20(5):465-
475
Kudlacek O, Hofmaier T, Luf A, Mayer FP, Stockner T, Nagy C, Holy M, Freissmuth M,
Schmid R, Sitte HH. 2017. Cocaine adulteration. J Chem Neuroanat. 2017
Oct;83-84:75-81.
Montoro, J., Mullol, Jauregui, Davila, Ferrer, Bartra, A del Cuvillo, Sastre. 2009. Stress
and allergy. J Investig Allergol Clin Immunol 2009; Vol 19, Suppl. 1:40-47
Dave, N.D., Xiang, L., Rehm, K.E., Marshall, G.D. 2011. Stress and Allergic Disease.
Immunol Allergy Clin N Am 31 (2011) 55-68
Paul, A. 2016. Textbook of Immunology. 2016, 447-472.
Rajan T.V. 2003. The Gell-Coombs classification of hypersensitivity reactions: a
reinterpretation, Trends in Immunology. 2003;24(7):376-379. ISSN 1471-4906,
https://doi.org/10.1016/S1471-4906(03) 00142-X
Shahsavarani, A.M., Abadi, E.A.Z., Kalkhoran, M.H., 2015. Stress : Facts and Theories
through Literature Review. International Jounral of Medical Review, Volume 2,
Issue 2, Spring 230-241
Sujarita J., Deepa, Nandhini, Vandhana, Mahalakshmi. 2022. Stress and Stress
Magameneng : A Review. Indian Journal of Natural Sciences Vol. 13, Issue 73.
ISSN: 0976-0997
Westphal NJ, Seasholtz AF. 2005. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) positively
regulates corticotropin-releasing hormone-binding protein expression via
multiple intracellular signaling pathways and a multipartite GnRH response
element in alphaT3-1 cells. Mol Endocrinol. 2005 Nov;19(11):2780-97.
Yalew, ST. 2020. Hypersensitivity Reaction: Review. InternationalJournal of Veterinary
Science and Technology. 2020;4(1):028-032