Middle Range Theory Feri
Middle Range Theory Feri
http://www.thecomfortline.com/resources/cq.html
COMFORT AS A WHOLE
Case Study:
Michael, a 60-year old male with Irritable Bowel Syndrome (IBS), is
admitted to a semi-private room following a partial colectomy and
take-down ileostomy. He has had multiple flare-ups over the last 6
months, forcing him into early retirement. He now lives on a limited
income and has gained 20 pounds since being prescribed prednisone.
He is divorced with adult children and many good friends.
17
Kolcaba defines comfort as “the immediate state of being
strengthened through having the human needs for relief,
ease and transcendence addressed in 4 contexts of
experience” (Kolcaba, 2003).
18
How would Kolcaba’s Comfort Theory address the case study?
3 Human Needs:
Relief occurs when specific comfort needs are met, i.e., the relief of postoperative pain by
administering prescribed analgesia.
Ease occurs when the patient reaches a comfortable state of contentment, i.e., the feeling
experienced after addressing issues that cause anxiety.
Transcendence occurs when the patient is able to rise above challenges or pain, i.e., the act of
listening to his favorite music when nausea persists despite treatment with antiemetics
(“Comfort Theory,” 2011).
19
Sara M. Williams
20 3
Sara M. Williams
Comfort Theory
Case Study Key
21
TRANSCULTURAL
NURSING
PENDAHULUAN
Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah
Transcultural Nursing Theory
Pengembangan dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam
konteks keperawatan.
Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang didasari oleh
pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat
dalam masyarakat.
Leininger beranggapan penting memperhatikan keanekaragaman budaya
dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien oleh
perawat, bila tidak terjadi cultural shock.
PENGERTIAN
Transcultural Nursing
adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek
keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia
BASIC CONCEPTS
Transcultural Nursing: the study of the lifeways and patterns of persons of various
cultures including their healthcare practices and nursing’s role in that culture.
Cross Cultural Nursing: the study of the lifeways and patterns of persons of
various cultures from an anthropological perspective that is being applied to
nursing.
Values: something regarded as desirable, worthy, or right, as a belief, standard, or
moral precept.
Beliefs: a tenet or body of tenets; doctrine; creed.
Ethnocentrism: the universal tendency of human beings to think that their ways of
thinking, acting, and believing are the only right, proper, and natural ways. It can
be a major barrier to providing culturally conscious care.
BASIC CONCEPTS
(CONT’D)
International Nursing: the exchange of nurses between 2 or
more nations/cultures.
Culture: the patterns and lifeways that guide a group of people’s worldview
and decision-making.
Cultural Imposition: a situation where one culture forces their values and
beliefs on another culture or subculture.
Acculturation: the process of adapting or modifying the patterns and lifeways
of an adopted culture as a result of contact with another group or individual.
Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang
berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh
menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
FAKTOR EKONOMI (ECONOMICAL
FACTORS)
Performance klien ini juga sering diidentikkan dengan taraf kualitas hidup klien,
meski sebenarnya dalam TOUS sendiri tidak secara eksplisit menyebutkan hal
tersebut.
Penampilan ini dinilai dari empat aspek yaitu fisik, kognitif, sosial dan penampilan
peran klien,
APLIKASI TEORI
TOUS dapat diaplikasikan dalam mengurangi gejala-gejala ketidaknyamanan dengan
cara meningkatkan pemahaman terhadap sekumpulan gejala ketidaknyamanan dari
berbagai konteks dan menyediakan informasi yang bermanfaat serta memberikan
intervensi keperawatan untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi dampak negatif
dari gejala ketidaknyamanan.
TOUS lebih banyak menjelaskan suatu kerangka kerja umum untuk melakukan
manajemen gejala dibanding kerangka kerja spesifik pada suatu situasi klinik.
Hal ini menjadikan perawat lebih kreatif dalam menyusun rencana intervensi guna
memanajemen gejala yang dialami oleh klien.
Pengkajian gejala yang sesuai dan manajemennya tergantung pada pemahaman
gejala seperti penyakit atau factor penyebab, tingkat keparahan penyakit, dan
prognosis pasien
SELF EFFICACY
THEORY
SELF EFFICACY
Persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi
tertentu (Bandura, 1997)
Berhubungan dengan keyakinan diri memiliki kemampuan melakukan tindakan atau
menjalankan tugas yang diharapkan.
Penilaian diri apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah,
bisa atau tidak bias mengerjakan sesuai yang dipersyaratkan.
Berperan utama dalam proses pengaturan melalui motivasi individu dan pencapaian
kerja yang sudah ditetapkan.
Orang dengan Self efficacy kuat mampu menggunakan usaha terbaiknya untuk
mengatasi hambatan, sedangkan orang dengan Self efficacy lemah cenderung
mengurangi usah atau lari dari hambatan yang ada.
TAHAP PERKEMBANGAN SELF
EFFICACY
Self efficacy berkembang secara teratur mulai bayi, dewasa, lansia.
Bayi mulai mengerti dan belajar tentang kemampuan dirinya, kecakapan fisik,
kemampuan social, bahasa yang secara konstan digunakan dan ditujukan pada
lingkungan.
Dewasa penyesuaian masalah perkawinan dan peningkatan karir
Lansia sulit terbentuk karena penurunan fungsi mental dan fisik, pensiun dan
penarikan diri dari lingkungan sosial
SUMBER SELF EFFICACY
Vicarious Verbal
experience persuasion
Mastery Emotional
experience arousal
Self
efficacy
MASTERY EXPERIENCE
(PENGALAMAN
KEBERHASILAN)
Pengalaman lalu tentang keberhasilan dan kegagalan dalam tugas mempengaruhi self
efficacy individu
Konsekuensi :
1. Kesuksesan kinerja membangkitkan self efficacy dlm menghadapi kesulitan
2. Tugas yang sukes dikerjakan lebih membangkitkan self efficacy
3. Kegagalan menurunkan self efficacy
4. Kegagalan dalam kondisi emosi/tingkat stress tinggi, self efficacy tidak selemah
drpd kondisi maksimal
5. Kegagalan sebelum memperoleh pengalaman lebih merusak self efficacy
6. Kegagalan pekerjaan memiliki efek yg kecil bagi self efficacy khususnya bagi yg
ekspektasi kesuksesan tinggi
VICARIOUS EXPERIENCE
Pengamatan pada orang lain yang mampu melakukan aktivitas dalam situasi
menekan tanpa mengalami akibat yang merugikan menumbuhkan pengharapan.
Individu mensugesti diri bahwa jika org lain dapat melakukan mereka juga dapat
berhasil setidaknya dengan sedikit perbaikan dalam performa
VERBAL PERSUASION
Self efficacy dan perawatan kanker Peningkatan self efficacy berhubungan dgn
kepatuhan pengobatan, peningkatan perilaku
perawatan diri, menurunkan gejala fisik dan
psikologis
Self efficacy untuk kesehatan tulang Meningkatkan perilaku untuk menjaga kesehatan
tulang secara konsisten melalui makan tinggi
kalsium dan olahraga
Self efficacy untuk pencegahan jatuh Berdasarkan asumsi individu yang beragam
tentang bagaimana ketakutan dapat
PENGGUNAAN TEORI DALAM
PRAKTIK
Hasil penelitian menunjukkan teori self efficacy dapat membantu secara langsung
tindakan keperawatan.
Teori self efficacy terbukti dapat memotivasi seorang individu untuk berpartisipasi
dalam melakukan kegiatan promosi kesehatan seperti olahraga (latihan), berhentinya
perilaku merokok, pengurangan berat badan, dan rekomendasi dalam skrining
kanker.
Tujuan beberapa intervensi diimplementasikan dalam penelitian mempertahankan
intervensi terus menerus dalam praktik keperawatan
Intervensi perawatan berfokus pada fungsi (function-focused care) dikembangkan
dan diintegrasikan dalam perawatan rutin dan berkelanjutan sampai akhir penelitian
sehingga intervensi tersebut tetap ada di seting klinis
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, A. 1997. Self-Efficacy, The Exercise of Control. New York : WH Freeman
and company.
Peterson, SJ., Bredow. TS. 2013. Middle Range Theories : Application to Nursing
Research. New York : Lippincott Williams & Wilkins
Marriner-Tomey, A., & Alligood, M. R. (2006). Nursing theorists and their
work (6th ed.). St. Louis, Mo.: Mosby/Elsevier.
Andrews, M. M., & Boyle, J. S. (2012). Transcultural concepts in nursing care (6th
ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins.
Kolcaba , K.. (2003). Comfort theory and practice: A vision for holistic health care
and research. New York, NY: Springer Publishing Company.