Kasus2Blefarokonjungtivitis BlokSSS Tingkat1
Kasus2Blefarokonjungtivitis BlokSSS Tingkat1
Alergi
Bakteri
03
01 Obat-obatan : Dupilumab
Contact lens
Maskara
Staphylococcus aureus Palpebra anterior
Staphylococcus epidermidis
Moraxella lacunate Canthus
Parasit
04 Tungau demodex folliculorum
Pthirus pubis
Virus
02
Lainnya
Varicella zoozter oftalmikus 05
Aktivitas seboroik (disfungsi meibom)
03 FAKTOR PREDISPOSISI
Ulserasi
Kelopak mata: terasa kaku / edem,
eritematosa, talangiektasis
1 2 3
Keratitis Perforasi Endoftalmitis
kornea
Non medikamentosa
• Tidak mengucek mata
• Menjaga kebersihan kelopak mata
• Melindungai mata (pakai kaca mata)
• Mengompres mata menggunakan air
hangat
• Memijat tepi kelopak mata
Medikamentosa
• Antibiotik : Kloramfenikol 0,5% (tetes),
Gentamicin 0,3% (salep)
• Koertikosteroid:hydrocortisone, clobetaso
l, dan desonide.
07 PROGNOSIS
- Agen infeksi
- Zat kimia/iritan
- Alergi
- Berhubungan dengan penyakit sistemik
- Autoimun
KONJUNGTIVITIS
KLASIFIKASI
• Konjungtivitis Infeksi
• Konjungtivitis Non-Infeksi
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
INFEKSI INFEKSI
BAKTERI VIRUS
01 Streptococcus alfa/beta, Pneumococcus sp.,
02
Staphylococcus sp. dan Pseudomonas sp.)
INFEKSI
ALLERGEN
JAMUR
03 debu, bahan kimia, bahan 04
Pityrosporum ovale
kosmetik
KLASIFIKASI
BERDASAR PENYEBABNYA
PRIMER SEKUNDER
AKUT KRONIS
ANTERIOR POSTERIOR
MARGINAL ANGULAR
BAKTERIAL SUPEFISIAL
Pada pangkal bulu mata terdapat skuama atau
Biasa disebabkan oleh bakteri, gejala serupa krusta akibat minyak dari kelenjar meibomian.
seperti folikulitis, impetigo, dan dermatitis Bila skuama atau krusta dikelupas tidak
menyebabkan luka. Biasa disebabkan infeksi
eksematoid.
bakteri.
BERDASAR GEJALANYA
SQUAMOSA ULSERATIF
Pada pangkal bulu mata terdapat skuama atau Pada ujung kelopak mata terdapat tukak.
krusta akibat minyak dari kelenjar meibomian. Bila dikelupas menyebabkan sakit dan
Bila skuama atau krusta dikelupas tidak perdarahan.
menyebabkan luka. Biasa disebabkan infeksi
jamur.
BERDASAR GEJALANYA
HERPES SIMPLEKS
Pada kelopak mata terbentuk vesikel-vesikel
kecil eritem, disebabkan oleh Herpes Simplex
Virus (HSV) yang menyerang bagian kelopak
mata.
GEJALA
KLINIS
Pemeriksaan penunjang
Untuk purulent dan mukopurulen bisa diberikan antibiotik topikal spektrum luas berupa tetes
mata dan salep (Chloramphenicol, Polimiksin, Aminoglikosid, Fluoroquinolone)
FARMAKOLOGI
Tetes Mata
● Chloramphenicol 0,5% diberikan 6x per hari (siang hari) antibiotic
● Fluoroquinolone (Ciprofloxacin 0,3%; Ofloxacin 0,3%; Gatifloxacin 0,3%) jika pasien
tidak merespon antibiotik di atas
Salep
● Gentamisin 0,3% (malam hari) Dioleskan di kelopak mata sebelum tidur: antibiotik dan
mencegah lengket saat bangun tidur
NON FARMAKOLOGI
● Edukasi pasien mengenai penyebab penyakit, penularan, dan pencegahan agar penyakit
tidak menular.
● Pasien dianjurkan untuk tidak mengucek mata.
● Pasien dianjurkan untuk mencuci tangan sesudah menyentuh mata.
● Pasien dianjurkan untuk mencuci tangan setelah memegang sesuatu.
● Pasien dianjurkan untuk melindungi mata saat bekerja (memakai kaca mata atau helm
yang ada penutupnya.
THANKS!
Do you have any questions?
KELUARNY
MATA PANDANGA A AIR
TERASA N MENJADI MATA
NYERI KABUR TANPA
DIKETAHUI
SEBABNYA
ADA
TONJOLAN
MATA KECIL
MENJADI MATA PADA
SENSITIF BEWARNA BAGIAN
TERHADAP KEMERAH PUTIH
CAHAYA AN DARI BOLA
MATA
DIAGNOSIS
Dokter akan meninjau riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan
mata dan melakukan evaluasi laboratorium untuk mendiagnosis skleritis.
Akan ditanyakan apakah pasien pernah menjalani operasi mata
sebelumnya. Melakukan tes untuk mendiagnosis, antara lain
ultrasonografi, darah, dan biopsi pada sklera.
KOMPLIKASI
1. Keratitis
2. Penipisan sklera 33%
3. Glaukoma 18%
4. Katarak 7%
PENCEGAHAN
1. Jangan Mengucek mata
2. Hindari penggunaan softlens untuk sementara waktu
3. Hindari penggunaan makeup yang berlebihan pada mata
4. Gunakan kacamara hitam jika berpegian untuk melindungi mata dari
kontaminasi
TATA LAKSANA
• Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
• Pil kortikosteroid (predinison), jika NSAID tidak
mengurangi peradangan
• Glukokortikoid oral
• Antibiotik
PROGNOSIS
• Penyebab episkleritis belum diketahui dengan pasti, namun dalam beberapa kasus
episkleritis disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas tipe II dan III terhadap penyakit
sistemik seperti:
o Tuberkulosis
o Reumatoid Artritis
o Crohn’s disease
o Systemic Lupus Eritematosus
• Merupakan suatu reaksi toksik, alergik atau merupakan bagian daripada infeksi.
1. Mata terasa kering, dengan rasa sakit yang ringan, mengganjal, dengan konjungtiva yang
kemotik.
2. Terlihat mata merah unilateral yang disebabkan vasodilatasi pembuluh darah dibawah
konjungtiva.
3. Bentuk radang yang terjadi pada episkleritis rnempunyai gambaran khusus, yaitu berupa
benjolan setempat dengan batas tegas dan warna merah ungu di bawah konjungtiva. Bila
benjolan ini ditekan dengan kapas atau ditekan pada kelopak.di atas benjolan, akan
memberikan rasa sakit, rasa sakit akan menjalar ke sekitar mata.
4. Pasien mungkin merasakan bahwa benjolan tersebut dapat bergerak di permukaan bola mata.
5. Pada episkleritis bila dilakukan pengangkatan konjungtiva di atasnya, maka akan mudah
terangkat atau dilepas dari pembuluh darah yang meradang.
6. Tidak mempengaruhi visus.
7. Perjalanan penyakit mulai dengan episode akut dan terdapat riwayat berulang dan dapat
berminggu-minggu atau beberapa bulan.
DIAGNOSIS
A. PEMERIKSAAN FISIK
a. Inspeksi
Pada pemeriksaan inspeksi mata ditemukan kemerahan unilateral pada episklera, juga terlihat
mata kering.
b. Palpasi
Pada palpasi ditemukan berupa benjolan setempat dengan batas tegas dan berwarna merah
ungu di bawah konjungtiva. Bila benjolan ini ditekan dengan kapas atau ditekan pada
kelopak diatas benjolan akan memberikan rasa sakit yang menjalar ke sekitar mata.
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada kasus episkleritis pemeriksaan penunjang tidak diperlukan.
DIAGNOSIS BANDING
KOMPLIKASI
FARMAKOLOGI
• Pengobatan yang diberikan pada episkleritis adalah vasokonstriktor. Pada keadaan yang berat diberi kortikosteroid
tetes mata, sistemik atausalisilat.
• Kortikosteroid topical yang digunakan seperti Prednisolon 0,5 %, 1-2 tetes, 2-4 kali sehari, atau menggunakan
Dexamethasone 0,1 %, 1-2 tetes setiap 1 jam pada siang hari dan setiap 2 jam pada malam hari.
• Jika episkleritis tidak responsif terhadap terapi topikal dapat digunakan terapi sistemik golongan NSAID seperti
flurbiprofen 100 mg diberikan 3 kali sehari atau indomethacin 100 mg setiap hari.
NON FARAKOLOGI
• Menggunakan artificial tears untuk mengurangi gejala mata kering yang digunakan selama 1-2 minggu.
• Menggunakan kompres dingin pada saat mata tertutup.
PROGNOSIS
DIAGN KOMPLI
OSIS KASI
PERBANDINGAN
DENGAN
BLEFAROKONJUN
GTIVITIS
DEFI
NISI
Pterigium
merupakan suatu
pertumbuhan
fibrovaskular
konjungtiva yang
bersifat degeneratif
dan invasif.
ETIOLOGI
- Konjungtivitis hemoragik
- Anemia
● Waktu pendarahan
● Memiliki riwayat medis ● Tidak ada pengurangan ● Waktu protrombin
terutama gangguan pembuluh ketajaman visual ● Hitung darah
darah seperti hipertensi dan ● Darah intraokular dapat lengkap
diabetes bocor melalui defek dan
● Riwayat trauma terkumpul di ruang
● Penggunaan lensa kontak subkonjungtiva yang dapat
● Batuk menciptakan pendarahan
Tata Laksana
● Kompres hangat
● Menenangkan pasien bahwa perdarahan dapat diabsorpsi
dan menghilang dalam waktu 1-2 minggu tanpa diobati.
Prognosis
• Orang dewasa
Anamnesis Pemeriksaan
Anamnesis
Penunjang
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
1. Kultur pus
• Inspeksi dan Palpasi daerah Kelopak Suatu metode untuk• memperbanyak bakteridaerah
Inspeksi dan Palpasi dari pus dengan
Kelopak
mata: terdapat Eritema, edema, dan mengembangbiakan dalam
mata: suatu media
terdapat khusus
Eritema, dalamdan
edema, kondisi
abses pada Kelopak mata. Perlu laboratorium untuk mengetahui
abses padabakteri
Kelopak penyebab pus. Pada hasil
mata. Perlu
dilakukan eversi Kelopak mata untuk kultur pus pada hordeolum akaneversi
dilakukan ditemukan bakteri
Kelopak mataStaphylococcus
untuk
melihat hordeolum internum aureus. Metode: melihat hordeolum internum
• Eksudat pustular dapat terlihat pada • Lakukan desinfeksi pada kulit
• Eksudat bagian
pustular palpebra
dapat terlihatmenggunakan
pada
bagian Kelopak mata yang terkena alkohol 70% bagian Kelopak mata yang terkena
• Pemeriksaan tajam penglihatan: • Mengambil sampel (pus) menggunakan
• Pemeriksaan syringe 0,5-5 ml atau
tajam penglihatan:
biasanya tidak mengalami gangguan, Swab biasanya tidak mengalami gangguan,
namun apabila ukuran hordeolum • Memasukkan sampel namunke botol steril
apabila atau hordeolum
ukuran media transport
menekan kornea dapat mempengaruhi • Lakukan Pewarnaan gram dan
menekan pengembangbiakan
kornea dapat mempengaruhibakteri di
tajam penglihatan media yang sesuaitajam penglihatan
2. Histopatologi
Menunjukkan adanya abses atau kumpulan fokal leukosit PMN,
edema, dan jaringan nekrotik.
Tatalaksana Hordeolum
Pada umumnya hordeolum belum dapat sembuh sendiri dalam 1-2 minggu. Namun
tak jarang memerlukan pengobatan secara khusus :
• Kompres hangat selama sekitar 10 sampai 15 min, empat kali sehari
• Antibiotik topikal, bila berbakat untuk rekuren atau terjadinya pembesaran
kelenjar favorite color
• Antibiotika orang. Hanya digunakan ketika hordeolum tidak memberikan
perubahan saat diberikan antibiotik topikal
• Antibiotik sistemik ciprofloksaxim 250-500 mg atau Amoxycilin 3x1
Khalazion
Kalazia (jamak : kalazion) termasuk Lipogranuloma kronik, inflamasi yang paling umum terjadi
di Kelopak mata, akan membentuk nodul di Kelopak mata yang perlahan-lahan membesar
disebabkan oleh Peradangan dan Obstruksi kelenjar sebasea pada Kelopak mata. Kalazion dapat
dikategorikan superfisial dan deep. Kalazion superfisial diakibatkan oleh Peradangan kelenjar
Azis, sedangkan kalazion deep diakibatkan oleh Peradangan kelenjar meibom Tarsal
Etiologi Khalazion
Kalazion disebabkan oleh Peradangan dan Obstruksi kelenjar sebasea pada Kelopak mata yang dapat
dikaitkan dengan higiene kelopak mata buruk, dermatitis seboroik, rosacea, konsentrasi Lipid darah
tinggi, blefaritis kronik, Leishmaniasis, Tuberkulosis, imunodefisiensi, infeksi virus, karsinoma, stress,
trakoma, trauma kelopak mata, dan pembedahan Kelopak mata.
Epidemiologi Khalazion
Kalazion termasuk kondisi yang umum terjadi tetapi data insiden dan
Prevalensi di Amerika Serikat maupun di seluruh dunia tidak diketahui
Bisa terjadi pada semua kelompok umur, lebih sering pada orang dewasa 30
sampai 50 tahun, jangan pada anak-anak
Kalazion berulang pada anak atau dewasa muda bisa menjadi Konjungtivitis
virus dan sindrom hiperimunoglobinlinemia E (hiper-IgE)
• Pasien biasanya datang dengan riwayat singkat adanya keluhan pada palpebra baru baru ini,
diikuti dengan Peradangan akut.
• Kalazion lebih sering timbul pada palpebra superior. Penebalan dari saluran meibom dapat
menimbulkan disfungsi kelenjar meibom. Kondisi ini tampak dengan penekanan pada Kelopak
mata yang akan menyebabkan keluarnya cairan putih seperti pasta gigi yang seharusnya hanya
berjumlah kecil cairan jernih berminyak.
• Kalazion dihubungkan dengan disfungsi kelenjar sebasea dan obstruksi di kulit (seperti
komedo, wajah berminyak). Mungkin juga terdapat acne rosasea berupa kemerahan pada wajah
(facial erytema), teleangiktaksis dan spider navi pada pipi, hidung, dan kulit palpebra.
Diagnosis Khalazion
Anamnesis Pemeriksaan
Anamnesis Penunjang
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
• Konsistensi teraba, pada peradangan akut terasa lunak • Pemeriksaan laboratorium jarang diminta,
• Ukuran kalazion diperkirakan kurang dari 1 cm. Ini tetapi pemeriksaan histologis menunjukkan
muncul lebih sering pada Kelopak atas sebagian sebagai Proliferasi endotel asinus dan respon radang
Lesi tunggal, meskipun beberapa Lesi mungkin terjadi. granulomatosa yang melibatkan sel sel
Kalazion cenderung lebih dalam daripada hordeolum. kelenjar jenis Langerhans
Hordeolum biasanya lunak, superfisial, dan terpusat pada • Biopsi diindikasikan pada kalazion berulang
bulu mata. • Eksisi bedah dilakukan melalui insisi vertikal
• Kelopak mata harus di balik sebagai sebagai bagian dari ke dalam kelenjar tarsal dari permukaan
pemeriksaan untuk mengevaluasi kalazion internal. konjungtiva diikuti kerutase materi gelatinosa
• Ketajaman visual harus dinilai. dan epitel kelenjar nya dengan hati hati
• Jika ada rasa sakit pada mata pewarnaan fluorescein dapat • Penyuntikkan steroid intra Lesi untuk Lesi
mengevaluasi abrasi kornea yang terkait. kecil, tindakan ini dikombinasikan dengan
tindakan bedah pada kasus yang sulit
Tatalaksana Hordeolum
A. Farmakologi:
• Antibiotik tidak diperlukan secara rutin dalam kondisi inflamasi, namun jika ada
infeksi maka tetrasiklin menjadi antibiotik pilihan. Jika pasien tidak bisa
menggunakan tertasiklin, metronidazole menjadi aternatif lainnya.
• sistemik -> doksikliin 100 mg 2x1 selama 10 hari atau minoskilin 50 mg selama
10 hari. Suntikan 0,2-2 ml larutan triamcinolone 40 mg/ml selama 2-2 hari
• Lesi persisten membutuhkan intervensi bedah.
• Lesi yang lebih kecil dapat di obati dengan kerutase bedah dan diseksi.
• Lesi yang lebih besar membutuhkan eksisi yang lebih luas.
• Kalazion yang berulang harus di Biopsi untuk menyingkir kan kasinoma
sebaceous
B. Non Farmakologi:
• Kompres hangat pada kelopak mata 2-4x1 selama 15 menit
• Jika gejala lebih dari satu bulan, rujuk ke oftalmologi untuk pembrrdahan
Referensi