0% found this document useful (0 votes)
55 views30 pages

Penatalaksanaan Petugas Terpapar COVID-19

This document provides guidelines for the management of healthcare workers exposed to COVID-19. It defines suspected, probable, and confirmed COVID-19 cases. Close contact is defined as face-to-face contact within 1 meter for more than 15 minutes. The role of healthcare workers and systems is discussed, including telemedicine, proper PPE use, testing, vaccination, and limiting elective procedures. Guidelines are also provided for determining work-related COVID-19, including clinical diagnosis, exposure in the workplace, relationship between exposure and illness, and whether the exposure was sufficient to cause disease.

Uploaded by

Taupick Arsy
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PPTX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
55 views30 pages

Penatalaksanaan Petugas Terpapar COVID-19

This document provides guidelines for the management of healthcare workers exposed to COVID-19. It defines suspected, probable, and confirmed COVID-19 cases. Close contact is defined as face-to-face contact within 1 meter for more than 15 minutes. The role of healthcare workers and systems is discussed, including telemedicine, proper PPE use, testing, vaccination, and limiting elective procedures. Guidelines are also provided for determining work-related COVID-19, including clinical diagnosis, exposure in the workplace, relationship between exposure and illness, and whether the exposure was sufficient to cause disease.

Uploaded by

Taupick Arsy
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PPTX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 30

PENATALAKSANAAN

PETUGAS TERPAPAR
COVID-19

dr. Akhyarudin Noor, M. Kes.


Sekretaris Komite PPI
RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH
7 September 2021
What is COVID-19?
• Coronaviruses (CoV) are a large family of viruses that cause
illness ranging from the common cold to more severe diseases
such as Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) and
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).
A novel coronavirus (nCoV) is a new strain that has not been
previously identified in humans.  
• Coronaviruses are zoonotic, meaning they are transmitted
between animals and people.
• Common signs of infection include:
• Respiratory symptoms
• Fever
• Cough
• Shortness of breath and breathing difficulties
• In more severe cases, infection can cause pneumonia, severe
acute respiratory syndrome, renal failure and even death. 
Disease

COVID-19

SARS-CoV-2
2019-nCov
HCoV-19

Virus Name
COVID-19 Timeline

5
Symptoms and Disease Course

• Week 1: Fever (77-98%) (intermittent or persistent), Fatigue/Malaise (11-52%),


Dry cough (46-82%), Dyspnea (3-31%);
• Less common: Sputum (33%), Myalgia (15%), Headache (13%), Sore throat (14%), Diarrhea
(4%), Nausea/Vomiting (5%), Nasal congestion (4%), Hemoptysis (1%)
• Week 2: (~ day 6-9 of symptoms): ~ 15-20% develop severe dyspnea due to
viral pneumonia
• Hospitalization, supportive care, oxygen
• Week 2-3: Of hospitalized patients, 1/3 ultimately need ICU care, with up to
half needing intubation (i.e. ~5% of total diagnosed cases need ICU)
• Can rapidly decline (over 12-24 hrs) from mild hypoxia to frank ARDS
• Cytokine Storm, Multi-organ failure
• Late stage sudden cardiomyopathy/viral myocarditis, cardiac shock
Diagnosis

• Travel History, Exposure and Symptoms most important


• Person Under Investigation Criteria
• No specific physical exam findings. Lungs may have rales or rhonchi.
• Hypoxia, even silent hypoxia, may be present, esp elders.
• Tachycardia and tachypnea.
• May present as severe asthma or COPD exacerbation.
Referensi
Definisi operasional kasus COVID-19
1. Kasus Suspek
a. Seseorang yang memenuhi salah satu kriteria klinis DAN satu kriteria epidemiologis:
Kriteria Klinis:
• Demam akut (≥ 380 C)/riwayat demam* dan batuk;
ATAU
• Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut berikut: demam/riwayat demam*, batuk, kelelahan (fatigue), sakit
kepala, myalgia, nyeri tenggorokan, coryza/ pilek/ hidung tersumbat*, sesak nafas,
anoreksia/mual/muntah*, diare, penurunan kesadaran.
DAN
Kriteria Epidemiologis:
• Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bekerja di tempat berisiko tinggi
penularan**;
ATAU
• Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bepergian di negara/wilayah
Indonesia yang melaporkan transmisi lokal***;
ATAU
• Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, baik melakukan
pelayanan medis, dan non-medis, serta petugas yang melaksanakan kegiatan investigasi, pemantauan
kasus dan kontak;

ATAU
b. Seseorang dengan ISPA Berat****,

c. Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) yang tidak memenuhi kriteria epidemiologis dengan hasil rapid
antigen SARSCoV-2 positif****
Definisi operasional kasus COVID-19
2. Kasus Probable

Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:

a. Seseorang yang memenuhi kriteria klinis


DAN
memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable; ATAU terkonfirmasi; ATAU berkaitan
dengan cluster COVID19*****

b. Kasus suspek dengan gambaran radiologis sugestif ke arah COVID-19******

c. Seseorang dengan gejala akut anosmia (hilangnya kemampuan indra penciuman) atau
ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa) dengan tidak ada penyebab lain yang dapat
diidentifikasi.

d. Orang dewasa yang meninggal dengan distres pernapasan


DAN
memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable atau terkonfirmasi, atau berkaitan
dengan cluster COVID-19*****
Definisi operasional kasus COVID-19
3. Kasus Konfirmasi:

Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 dengan kriteria sebagai berikut:
a. Seseorang dengan hasil RT-PCR positif
b. Seseorang dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif
DAN
memenuhi kriteria definisi kasus probable ATAU kasus suspek (kriteria A atau B)
c. Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif
DAN
memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable ATAU terkonfirmasi

Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:


d. Kasus konfirmasi dengan gejala (simtomatik)
e. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik)
Definisi operasional kasus COVID-19
4. Kontak Erat:
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19. Riwayat
kontak yang dimaksud antara lain:
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam radius 1
meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti bersalaman,
berpegangan tangan, dan lain-lain).
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau konfirmasi
tanpa menggunakan APD yang sesuai standar.
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang
ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat.
Catatan:
* Gejala/tanda yang dipisahkan dengan garis miring (/) dihitung sebagai satu gejala/tanda.

** Risiko tinggi penularan:


Kriteria yang dapat dipertimbangkan:
a. Ada indikasi penularan/tidak jelas ada atau tidaknya penularan pada tempat tersebut.
b. Berada dalam suatu tempat pada waktu tertentu dalam kondisi berdekatan secara jarak
(contohnya lapas, rutan, tempat pengungsian, dan lain-lain).
Pertimbangan ini dilakukan berdasarkan penilaian risiko lokal oleh dinas kesehatan
setempat.

*** Negara/wilayah transmisi lokal adalah negara/wilayah yang melaporkan adanya kasus
konfirmasi yang sumber penularannya berasal dari wilayah yang melaporkan kasus tersebut.
Negara transmisi lokal merupakan negara yang termasuk dalam klasifikasi kasus klaster dan
transmisi komunitas, dapat dilihat melalui situs https://www.who.int/emergencies/diseases/ novel-
coronavirus-2019 /situation-reports Wilayah transmisi lokal di Indonesia dapat dilihat melalui situs
https://infeksiemerging.kemkes.go.id.

**** ISPA Berat yaitu Demam akut (≥ 38 0 C)/riwayat demam, dan batuk, dan tidak lebih dari 10 hari
sejak onset, dan membutuhkan perawatan rumah sakit.
**** Perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan RT-PCR. Rekomendasi WHO terkait pemeriksaan rapid
antigen SARS-CoV-2: (1) Memiliki sensitivitas > 80% dan spesifisitas > 97% jika dibandingkan
dengan RT-PCR; (2) Hanya digunakan dalam kondisi RT-PCR tidak tersedia atau membutuhkan
hasil diagnosis yang cepat berdasarkan pertimbangan klinis; dan (3) hanya dilakukan oleh
petugas terlatih dalam 5-7 hari pertama onset gejala.

***** Cluster COVID-19 didefinisikan sebagai sekumpulan individu bergejala (memenuhi kriteria
klinis A & B kasus suspek) dilihat dari aspek waktu, tempat, dan paparan yang sama.
o Paparan terhadap minimal 1 orang yang terkonfirmasi positif dengan RT-PCR.
o Paparan terhadap minimal 2 orang bergejala dengan hasil rapid antigen SARS-CoV2 positif.

****** Gambaran radiologis yang sugestif ke arah COVID-19:


o X-Ray toraks: hazy opacities yang terdistribusi di bagian basal dan perifer paru
o CT Scan toraks: opasitas ground glass multipel bilateral yang terdistribusi di bagian basal dan
perifer paru
o USG paru: penebalan pleural lines, B lines (multifocal, diskret, atau konfluens), pola konsolidasi
dengan atau tanpa air bronchograms
Peran Tenaga Kesehatan dan Sistem Kesehatan di Era
COVID-19
Tenaga Kesehatan Sistem Kesehatan
Aplikasi telemedicine untuk triase dan Menyediakan dan menyebarluaskan
penanganan pasien apabila informasi dan fasilitas untuk
memungkinkan telemedicine
Menyediakan APD yang lengkap untuk
Mematuhi pedoman penggunaan APD keluarga pasien dan tenaga kesehatan
dan kunjungan ke rumah sakit
Melaporkan diri dan menghentikan Meningkatkan edukasi ke pasien dan
kegiatan sebagai tenaga kesehatan publik mengenai indikasi karantina
apabila masuk dalam kriteria kasus
sesuai dengan pedoman resmi
pemerintah yang berlaku
Melakukan tes/pengujian COVID-19
secara berkala untuk mengendalikan
penularan
Membatasi prosedur elektif
 
Meningkatkan kapasitas pemeriksaan
RT PCR SARS-CoV-2
Melakukan vaksinasi COVID-19 Menyediakan vaksin COVID-19
Pencegahan
Terhadap
COVID-19 Untuk
Tenaga Kesehatan
Tatalaksana COVID-19 Akibat Kerja
COVID-19 Akibat Kerja ditegakkan dengan 7 langkah penegakkan diagnosa PAK sebagai berikut:
a) Diagnosa klinis:
- Konfirmasi COVID-19.

b) Menentukan pajanan yang ada di lingkungan kerja:


- Pajanan biologi virus SARS-CoV-2 di tempat kerja baik dari pasien maupun spesimen dari pasien dan dimasa
pandemi semua pasien berpotensi menularkan atau sebagai sumber penularan COVID-19.

c) Menentukan hubungan antara pajanan dilingkungan kerja dengan penyakitnya:


- Pekerjaan tenaga kesehatan berhubungan erat dengan risiko tinggi pajanan biologi SARS-CoV-2 di lingkungan
kerja.

d) Menentukan apakah pajanan yang dialami cukup untuk menimbulkan penyakit (dosis pajanan) :
- Pada saat pandemi tidak ada dosis minimal pajanan biologi.

e) Menentukan apakah ada faktor-faktor individu yang berperan :


- Tidak ada faktor individu yang berperan karena semua berisiko tertular.

f) Menentukan faktor lain di luar pekerjaan:


- Tidak ada bukti riwayat kontak dengan pajanan biologi SARSCoV-2 di luar pekerjaan.

g) Diagnosa PAK:
- COVID-19 Akibat Kerja.
Tatalaksana COVID-19 Akibat Kerja

Adapun tatalaksana COVID-19 Akibat Kerja meliputi:

1. Tatalaksana medis: dilakukan setelah diagnosis klinis ditegakkan sesuai


dengan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 tanggal 13 Juli
2020.
2. Tatalaksana okupasi:
a. Tatalaksana individu yang meliputi penetapan kelaikan kerja, program
kembali bekerja, penentuan kecacatan.

b. Tatalaksana komunitas yang meliputi upaya pencegahan PAK dan


penemuan
Kriteria kontak erat sesuai dengan Keputusan Menteri Adapun rekomendasi untuk tenaga kesehatan kontak
Kesehatan Nomor HK 01.07/Menkes/413/2020 tentang erat sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 tanggal 01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan
13 Juli 2020 dan WHO 1 Februari 2021 adalah sebagai Pengendalian COVID-19 tanggal 13 Juli 2020 adalah segera
berikut: dilakukan pemeriksaan RT-PCR satu kali, dan apabila:
a) Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau a. Hasil positif maka tenaga kesehatan tersebut melakukan
konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu isolasi mandiri selama 10 hari dan apabila selama masa
>15 menit. isolasi muncul gejala dilakukan tata laksana sesuai kriteria
b) Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau kasus konfirmasi simtomatik.
konfirmasi (seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan b. Hasil negatif maka tenaga kesehatan tersebut melakukan
lain-lain). karantina mandiri selama 14 hari dan apabila selama
c) Memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable masa karantina muncul gejala maka dilakukan tata laksana
atau konfirmasi tanpa menggunakan APD sesuai sesuai kriteria suspek.
standar.
Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak
berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim
penyelidikan epidemiologi setempat.

Apabila sudah memenuhi selesai isolasi 10 hari tidak muncul gejala pada kasus konfirmasi COVID-19
atau sudah memenuhi selesai karantina 14 hari maka tenaga kesehatan dapat kembali bekerja.
Alur Pemeriksaan Kasus Kontak Erat
Pedoman kriteria kembali bekerja untuk tenaga kesehatan
dengan infeksi SARS-CoV-2 dapat berdasarkan kriteria berikut:
1) Berdasarkan gejala (symptom-based strategy)
a) Asimtomatik dan tanpa imunokompromais berat:
- >10 hari setelah pasien dinyatakan positif dengan tes
diagnostik virus SARS-CoV-2.
a) Simtomatik ringan hingga sedang, dan tanpa
imunokompromais berat:
- >10 hari sejak gejala muncul pertama kali; dan
- >24 jam setelah demam terakhir tanpa penggunaan anti
demam; dan
- Gejala (batuk, sesak) mengalami perbaikan.
a) Simtomatik berat hingga kritis, atau imunokompromais * Yang termasuk kondisi imunokompromais
berat* berat adalah kondisi yang ditetapkan oleh
- >10 hari dan dapat hingga 20 hari sejak gejala muncul dokter yang merawat, diantaranya adalah:
o Beberapa kondisi, seperti menjalani
pertama kali; dan
kemoterapi untuk kanker, >1 tahun
- >24 jam sejak demam terakhir tanpa penggunaan anti
transplantasi sel induk hematopoietik atau
demam; dan organ padat, infeksi HIV yang tidak diobati
- Gejala (batuk, sesak) mengalami perbaikan; dengan jumlah limfosit T CD4 20 mg/hari
- Mungkin diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis selama >14 hari.
penyakit infeksi; o Faktor lain, seperti usia lanjut, diabetes
- Dapat dipertimbangkan menggunakan strategis berdasarkan melitus, atau penyakit ginjal stadium akhir.
pemeriksaan laboratorium (test-based strategy).
2) Berdasarkan pemeriksaan laboratorium (test-based strategy)

a) Asimtomatik:
- Hasil pemeriksaan molekular virus SARS-CoV-2 negatif dari minimal 2 spesimen
pernapasan, yang diambil dengan jarak ≥24 jam.
a) Simtomatik:
- Bebas demam tanpa penggunaan obat anti demam; dan
- Gejala lain (batuk, sesak) telah sembuh.
- Hasil pemeriksaan molekular virus SARS-CoV-2 negatif dari minimal 2 spesimen
pernapasan, yang diambil dengan jarak ≥24 jam berturutan.
Penatalaksanaan Kembali Kerja (Return To Work)
Pada Kasus Kompleks
Apa yang harus saya lakukan, bila saya
merasa ada gejala dan kontak erat?
Langkah 1

Skor ?
???
Langkah 2
Langkah 3
thank you!

You might also like