http://www.free-powerpoint-templates-design.com
HIV pada Anak
Aulia Amani
11120182104
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah
RNA retrovirus yang menyebabkan Acquied
Immunodeficiency Syndrome (AIDS), dimana
terjadi kegagalan sistem imun progresif.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tahun 2015 memperkirakan
bahwa 1,8 juta anak di bawah 15 tahun di seluruh dunia hidup
dengan infeksi HIV
Risiko penularan HIV di Indonesia saat ini didomi
nasi oleh perilaku heteroseksual berisiko tinggi (47
%), termasuk melalui perilaku seks bebas
Pada tahun 2015 diperkirakan terdapat 613.435 Orang yang Hidup dengan
HIV (ODHIV) di Indonesia. Prevalensi HIV dalam lima tahun terakhir
tidak banyak berubah, didominasi oleh kelompok usia produktif
Rute utama infeksi HIV pada anak-anak adalah penularan dari
ibu ke anak, yang terjadi selama
kehamilan (intrauterin), saat melahirkan (intrapartum), melalui menyusui (postpartum).
• HIV adalah suatu retrovirus, anggota genus
Lentivirus.
• Berdiameter 80-100 nm,
• Nukleoid berbentuk silindris
• Karakteristik morfologi HIV yang unik adalah
nucleoid silindris di dalam virion yang matang.
• M, N, dan O
HIV tipe 1
HIV tipe 2
Patomekanisme
Virus HIV menempel ke
Limfosit T
Kontinyuitas limfosit T dari
membrane sel limfosit T
Transkripsi RNA virus
menjadi DNA dengan
enzim reverse transcriptase
RNA asli hancur dan DNA
terbentuk mengalami
polimerasi menjadi 2 DNA
dengan bantuan enzim
polimerase
DNA masuk ke inti limfosit
T dan menyisip ke dalam
DNA sel pejamu dengan
bantuan enzim integrase
(provirus)
Provirus mengalami fase
laten dan bereplikasi sangat
lambat sampai adanya
stimulasi yang dapat
memacu terjadinya
kecepatan replikasi
Stimulasi provirus:
• Sitokin: IL-1,3,6, TFN-α dan β, Interferon-γ, granulocyte-macrophage colony-stimulating fact
or
Diagnosis
Menurut pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV
dan AIDS, anak memerlukan tes HIV pada kondisi :
Anak sakit (jenis penyakit yang berhubungan dengan HIV seperti TB berat atau mendapat OAT
berulang, malnutrisi, atau pneumonia berulang dan diare kronis atau berulang)
Bayi yang lahir dari ibu terinfeksi HIV dan sudah mendapatkan tindakan pencegahan penularan
dari ibu ke anak
Untuk mengetahui status bayi/anak kandung dari ibu yang didiagnosis terinfeksi HIV (pada umur
berapa saja)
Diagnosis
Menurut pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV
dan AIDS, anak memerlukan tes HIV pada kondisi :
Untuk mengetahui status seorang anak setelah salah satu saudara kandungnya didiagnosis
HIV; atau salah satu atau kedua orangtua meninggal oleh sebab yang tidak diketahui tetapi
masih mungkin karena HIV
Terpajan atau potensial terkena infeksi HIV melalui jarum suntik yang terkontaminasi,
menerima transfusi berulang dan sebab lain
Anak yang mengalami kekerasan seksual.
Uji Virologis
• untuk menegakkan diagnosis klinik
• Rekomendasikan untuk anak berumur <18
bulan
• Bayi yang diketahui terpajan HIV sejak lahir
dianjurkan untuk diperiksa dengan uji
virologis pada umur 4 – 6 minggu atau waktu
tercepat yang mampu laksana sesudahnya.
• Bila hasil virologi pertama (+) maka beri
ARV dan dilakukan pemeriksaan kedua
Uji Serologi
• Umur <18 bulan – digunakan sebagai uji
untuk menentukan ada tidaknya pajanan HIV
• Umur >18 bulan – digunakan sebagai uji
diagnostik konfirmasi
• Anak umur <18 bulan, tampak sehat dan
belum uji virologi, dianjurkan untuk
dilakukan uji serologis pada umur 9 bulan.
Bila (+) harus diikuti uji virologi
mengidentifikasi kasus yang perlu terapi ARV
Jika uji serologis positif dan uji virologis belum tersedia, perlu dilakukan pemantauan
klinis ketat dan uji serologis ulang pada usia 18 bulan.
Persentation of HIV pada anak
Persentation of HIV pada anak
Diagnosis Presumtif
Manifestasi klinis
Segera setelah diagnosis infeksi HIV ditegakkan, dilakukan penilaian stadium klinis. Penilaian
stadium ditetapkan menurut kondisi klinis paling berat yang pernah dialami
Stadium Klinis 1
• Asimtomatik
• Limfadenopati generalisata persisten
Stadium Klinis 2
• Hepatosplenomegali persisten yang tidak dapat
dijelaskan
• Erupsi pruritik papular Infeksi virus wart luas
• Angular cheilitis Moluskum kontagiosum luas
• Ulserasi oral berulang Pembesaran kelenjar parotis
persisten yang tidak dapat dijelaskan
• Eritema ginggival lineal
• Herpes zoster
• Infeksi saluran napas atas kronik atau berulang (otitis
media, otorrhoea, sinusitis, tonsillitis)
• Infeksi kuku oleh fungus
Stadium Klinis 3
• Malnutrisi sedang yang tidak dapat dijelaskan, tidak berespons secara
adekuat terhadap terapi standar
• Diare persisten yang tidak dapat dijelaskan (14 hari atau lebih )
• Demam persisten yang tidak dapat dijelaskan (lebih dari 37.5oC
intermiten atau konstan, > 1 bulan)
• Kandidosis oral persisten (di luar saat 6- 8 minggu pertama kehidupan
) Oral hairy leukoplakia
• Periodontitis/ginggivitis ulseratif nekrotikans akut TB kelenjar TB
Paru
• Pneumonia bakterial yang berat dan berulang
• Pneumonistis interstitial limfoid simtomatik
• Penyakit paru-berhubungan dengan HIV yang kronik termasuk bronki
ektasis
• Anemia yang tidak dapat dijelaskan (<8g/dl), neutropenia (<500/mm3
) atau trombositopenia (<50 000/ mm3)
Stadium Klinis 4
• Malnutrisi, wasting dan stunting berat yang tidak dapat dijelaskan dan tidak berespons
terhadap terapi standara
• Pneumonia pneumosistis
• Infeksi bakterial berat yang berulang (misalnya empiema, piomiositis, infeksi tulang dan
sendi, meningitis, kecuali pneumonia)
• Infeksi herpes simplex kronik (orolabial atau kutaneus > 1 bulan atau viseralis di lokasi
manapun)
• TB ekstrapulmonar
• Sarkoma Kaposi
• Kandidiasis esofagus (atau trakea, bronkus, atau paru)
• Toksoplasmosis susunan saraf pusat (di luar masa neonatus) Ensefalopati HIV
• Infeksi sitomegalovirus (CMV), retinitis atau infeksi CMV pada organ lain, dengan onset
umur > 1bulan
• Kriptokokosis ekstrapulmonar termasuk meningitis
• Mikosis endemik diseminata (histoplasmosis, coccidiomycosis)
• Kriptosporidiosis kronik (dengan diarea)
• Isosporiasis kronik Infeksi mikobakteria non-tuberkulosis diseminata
• Kardiomiopati atau nefropati yang dihubungkan dengan HIV yang simtomatik
• Limfoma sel B non-Hodgkin atau limfoma serebral
• Progressive multifocal leukoencephalopathy
Tatalaksana
Anak berumur < 5 tahun bila terdiagnosis infeksi HIV maka terindikasi untuk mendapat
pengobatan ARV sesegera mungkin.
Umur Kriteria Klinis Terapi
< 5 tahun Terapi ARV tanpa terkecuali
>5 tahun Stadium 3 dan 4a Terapi ARVb
Stadium 2
Jangan diobati bila tidak ada pemeriks
aan CD4. Obati bila CD4 < nilai menu
rut umur
Stadium 3
a. Tatalaksana terhadap Infeksi Oportunistik yang terdeteksi harus didahulukan
b. Meskipun tidak menjadi dasar untuk pemberian ARV, bila memungkinkan dilakukan pemeriksaan CD4 untuk memantau hasil pengobatan
Persentation of HIV pada anak
Bayi umur < 18 bulan yang didiagnosis terinfeksi HIV dengan cara presumtif harus SEGERA mendapat te
rapi ARV.
Konfirmasi HIV
dapat dilakukan
(PCR DNA)
Iya/tidak
terdiagnosis HIV
Bila negative, ARV
dihentikan
Tatalaksana bayi dari Ibu HIV
Cara persalinan
Kewaspadaan standar
(universal) diindikasikan di
ruang bersalin dan kamar
bayi;
Melakukan tindakan awal
seperti bayi yang tidak
terpajan HIV
Persentation of HIV pada anak
Pemberian
ARV
o Memulai pemberian ARV bukan suatu keadaan gawat darurat. Namun setelah
ARV dimulai, obat ARV harus diberikan tepat waktu setiap hari. Ketidakpatuhan
berobat merupakan alasan utama kegagalan pengobatan.
o Memulai pemberian ARV pada saat anak atau orangtua belum siap dapat meng
akibatkan kepatuhan yang buruk dan resistensi ARV.
Persiapan
Persentation of HIV pada anak
Rekomendasi ARV
2 Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI)
+
1 Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)
Rekomendasi ARV
Langkah 1: Gunakan 3TC sebagai NRTI pertama
Rekomendasi ARV
Langkah 2: Pilih 1 NRTI untuk dikombinasi dengan 3TCa
Rekomendasi ARV
Langkah 3: Pilih 1 NNRTI
Pemantauan respon terhadap ARV
Dilakukan pada 6 bulan pertama pemakaian ARV
• Ada tidaknya perbaikan klinis
• eksaserbasi infeksi subklinis yang selama ini sudah ada seperti contohnya
TB
• toksisitas obat dan/atau Immune Reconstitution Syndrome (IRIS)
Thank you
Insert the title of your subtitle Here
Fully Editable Icon Sets : A
You can Resize without
losing quality
You can Change Fill Color &
Line Color
www.allppt.com
FREE
PPT
TEMPLATES
Fully Editable Icon Sets : B
You can Resize without
losing quality
You can Change Fill Color &
Line Color
www.allppt.com
FREE
PPT
TEMPLATES
Fully Editable Icon Sets : C
You can Resize without
losing quality
You can Change Fill Color &
Line Color
www.allppt.com
FREE
PPT
TEMPLATES

More Related Content

PDF
Pedoman PMTCT Nasional
PPTX
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
PDF
Pedoman PMTCT Indonesia 2011
PPT
Remaja dan HIV AIDS
PPTX
diagnosis dan tatalaksana pada bayi dari ibu HIV
PPT
Konseling hiv
PDF
Pathway dm
PPTX
Hiv aids
Pedoman PMTCT Nasional
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Pedoman PMTCT Indonesia 2011
Remaja dan HIV AIDS
diagnosis dan tatalaksana pada bayi dari ibu HIV
Konseling hiv
Pathway dm
Hiv aids

What's hot (20)

DOCX
Penggunaan Water Seal Drainase
PPT
Virus hepatitis b
PPT
Ppt tumor otak
PPTX
Critical appraisal
PPTX
Perdarahan ante partum
PPTX
Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)
DOC
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
PPT
Mandala of health paul
PDF
Rumus Johnson Toshack Converted
PPTX
Imunisasi LENGKAP
PPT
Tipe keluarga
PPT
Askep gadar
PPT
Primary and secondary survey
DOCX
Syok hipovolemik
PPT
Kejang demam ppt
DOCX
Stilah untuk suara nafas
PPT
Keracunan jengkol pada anak
PPT
Konsep pasien terminal
PPT
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Penggunaan Water Seal Drainase
Virus hepatitis b
Ppt tumor otak
Critical appraisal
Perdarahan ante partum
Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Mandala of health paul
Rumus Johnson Toshack Converted
Imunisasi LENGKAP
Tipe keluarga
Askep gadar
Primary and secondary survey
Syok hipovolemik
Kejang demam ppt
Stilah untuk suara nafas
Keracunan jengkol pada anak
Konsep pasien terminal
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Ad

Similar to Persentation of HIV pada anak (20)

PPTX
HIV pada anak dan tatalaksannya serta diagnosa.pptx
PPTX
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS PADA ANAK.pptx
PPTX
PATOFISIOLOGI DASKEP ANAK DENGAN HIV AIDS
PPTX
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HIV.pptx
PDF
3. Penatalaksanaan Anak 18 Bulan 2023 - .pdf
PPTX
HIV pada Anak.pptx
PPT
tatalaksana TB paru pada anak penderita hivppt
PDF
HIV pada Anak
PPTX
ASUHAN KEPERAWATAN CSACacSCAnak Dengan HIV.pptx
PPTX
ASUHAN KEPgqqERAWATAN Anak Dengan HIV.pptx
PPTX
HIV AIDS Pada Anak + Tubeculosis Paru.pptx
PPTX
SMART WOMEN FOR THE GOLDEN GENERATION.pptx
PDF
Dr endang
PPTX
HIV_DALAM_KEHAMILAN.pptx
PDF
Makalah HIV Aids pada Anak.pdf
PPSX
Rim3
PPSX
Rim3
PPTX
slide anti retro viral terbaru kalimantan selatan
PPTX
PENANGANAN TRIPLE ELIMINASI PADA ANAK (1).pptx
PPT
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV pada anak dan tatalaksannya serta diagnosa.pptx
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS PADA ANAK.pptx
PATOFISIOLOGI DASKEP ANAK DENGAN HIV AIDS
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HIV.pptx
3. Penatalaksanaan Anak 18 Bulan 2023 - .pdf
HIV pada Anak.pptx
tatalaksana TB paru pada anak penderita hivppt
HIV pada Anak
ASUHAN KEPERAWATAN CSACacSCAnak Dengan HIV.pptx
ASUHAN KEPgqqERAWATAN Anak Dengan HIV.pptx
HIV AIDS Pada Anak + Tubeculosis Paru.pptx
SMART WOMEN FOR THE GOLDEN GENERATION.pptx
Dr endang
HIV_DALAM_KEHAMILAN.pptx
Makalah HIV Aids pada Anak.pdf
Rim3
Rim3
slide anti retro viral terbaru kalimantan selatan
PENANGANAN TRIPLE ELIMINASI PADA ANAK (1).pptx
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
Ad

More from Aulia Amani (20)

DOCX
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
PDF
Kesadaran Menurun ec Hemoragik Stroke
PPTX
Deep Vein Trombosis
DOCX
Modul Kesadaran Menurun (word)
PPTX
Modul Kesadaran Menurun
DOCX
Modul Luka/trauma
PPTX
PBL Modul Jatuh
PPTX
PBL Modul Keterlambatan Gerak Kasar
PPTX
Modul Gangguan Haid
PPT
Modul Demam
PPT
Modul SS Mata
DOCX
Modul 2 BBLR Blok reproduksi
PPTX
Modul 2 BBLR Blok Reproduksi
PPTX
Modul 2 Produksi Kencing Kurang
PPT
Persentasi Modul Demam
DOCX
Modul Demam
DOCX
pbl report smelling
PPTX
persentasi laporan PBL Penghidu
PPTX
Modul Kulit
DOCX
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Kesadaran Menurun ec Hemoragik Stroke
Deep Vein Trombosis
Modul Kesadaran Menurun (word)
Modul Kesadaran Menurun
Modul Luka/trauma
PBL Modul Jatuh
PBL Modul Keterlambatan Gerak Kasar
Modul Gangguan Haid
Modul Demam
Modul SS Mata
Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok Reproduksi
Modul 2 Produksi Kencing Kurang
Persentasi Modul Demam
Modul Demam
pbl report smelling
persentasi laporan PBL Penghidu
Modul Kulit
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis

Recently uploaded (20)

PDF
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PDF
Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PPTX
Materi Refleksi Akhir Tahun Sutan Raja.pptx
PPTX
Pengimbasan pembelajaran mendalam (deep learning
PPTX
Digital Marketing Dasar Untuk Pemula.pptx
PPTX
PPT SILVIA YULITA dompet digtal shopeepay
PPTX
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pptx
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf
PDF
Laporan Hibah dengan menggunakan NVivo.pdf
PPTX
3. Membuat Peta Konsep Kecerdasan Artifisial.pptx
PDF
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PDF
RPP Pelajaran Mendalam deep learning IPA
PDF
2. ATP Fase F - PA. Islam (1)-halaman-1-digabungkan.pdf
PDF
Materi PPT Seminar #AITalks: AI dan Iman
DOCX
LK Modul 3 - Menentukan Pengalaman Belajar.docx
DOCX
Modul ajar kelas 5 tentang adoo ul jismi
PDF
MRT Tangguh, Indonesia Maju: Mewujudkan Transportasi Publik yang Aman, Nyaman...
PPTX
PDF_Penyelarasan_Visi,_Misi,_dan_Tujuan_
PPT
Inkuiri Kolaboratif bagi guru di Satuan Pendidikan .ppt
PDF
Konsep Dasar Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.pdf
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Materi Refleksi Akhir Tahun Sutan Raja.pptx
Pengimbasan pembelajaran mendalam (deep learning
Digital Marketing Dasar Untuk Pemula.pptx
PPT SILVIA YULITA dompet digtal shopeepay
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pptx
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf
Laporan Hibah dengan menggunakan NVivo.pdf
3. Membuat Peta Konsep Kecerdasan Artifisial.pptx
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 6 Kurikulum Merdeka
RPP Pelajaran Mendalam deep learning IPA
2. ATP Fase F - PA. Islam (1)-halaman-1-digabungkan.pdf
Materi PPT Seminar #AITalks: AI dan Iman
LK Modul 3 - Menentukan Pengalaman Belajar.docx
Modul ajar kelas 5 tentang adoo ul jismi
MRT Tangguh, Indonesia Maju: Mewujudkan Transportasi Publik yang Aman, Nyaman...
PDF_Penyelarasan_Visi,_Misi,_dan_Tujuan_
Inkuiri Kolaboratif bagi guru di Satuan Pendidikan .ppt
Konsep Dasar Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.pdf

Persentation of HIV pada anak

  • 2. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah RNA retrovirus yang menyebabkan Acquied Immunodeficiency Syndrome (AIDS), dimana terjadi kegagalan sistem imun progresif.
  • 3. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tahun 2015 memperkirakan bahwa 1,8 juta anak di bawah 15 tahun di seluruh dunia hidup dengan infeksi HIV Risiko penularan HIV di Indonesia saat ini didomi nasi oleh perilaku heteroseksual berisiko tinggi (47 %), termasuk melalui perilaku seks bebas Pada tahun 2015 diperkirakan terdapat 613.435 Orang yang Hidup dengan HIV (ODHIV) di Indonesia. Prevalensi HIV dalam lima tahun terakhir tidak banyak berubah, didominasi oleh kelompok usia produktif
  • 4. Rute utama infeksi HIV pada anak-anak adalah penularan dari ibu ke anak, yang terjadi selama kehamilan (intrauterin), saat melahirkan (intrapartum), melalui menyusui (postpartum).
  • 5. • HIV adalah suatu retrovirus, anggota genus Lentivirus. • Berdiameter 80-100 nm, • Nukleoid berbentuk silindris • Karakteristik morfologi HIV yang unik adalah nucleoid silindris di dalam virion yang matang. • M, N, dan O HIV tipe 1 HIV tipe 2
  • 6. Patomekanisme Virus HIV menempel ke Limfosit T Kontinyuitas limfosit T dari membrane sel limfosit T Transkripsi RNA virus menjadi DNA dengan enzim reverse transcriptase RNA asli hancur dan DNA terbentuk mengalami polimerasi menjadi 2 DNA dengan bantuan enzim polimerase DNA masuk ke inti limfosit T dan menyisip ke dalam DNA sel pejamu dengan bantuan enzim integrase (provirus) Provirus mengalami fase laten dan bereplikasi sangat lambat sampai adanya stimulasi yang dapat memacu terjadinya kecepatan replikasi Stimulasi provirus: • Sitokin: IL-1,3,6, TFN-α dan β, Interferon-γ, granulocyte-macrophage colony-stimulating fact or
  • 7. Diagnosis Menurut pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS, anak memerlukan tes HIV pada kondisi : Anak sakit (jenis penyakit yang berhubungan dengan HIV seperti TB berat atau mendapat OAT berulang, malnutrisi, atau pneumonia berulang dan diare kronis atau berulang) Bayi yang lahir dari ibu terinfeksi HIV dan sudah mendapatkan tindakan pencegahan penularan dari ibu ke anak Untuk mengetahui status bayi/anak kandung dari ibu yang didiagnosis terinfeksi HIV (pada umur berapa saja)
  • 8. Diagnosis Menurut pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS, anak memerlukan tes HIV pada kondisi : Untuk mengetahui status seorang anak setelah salah satu saudara kandungnya didiagnosis HIV; atau salah satu atau kedua orangtua meninggal oleh sebab yang tidak diketahui tetapi masih mungkin karena HIV Terpajan atau potensial terkena infeksi HIV melalui jarum suntik yang terkontaminasi, menerima transfusi berulang dan sebab lain Anak yang mengalami kekerasan seksual.
  • 9. Uji Virologis • untuk menegakkan diagnosis klinik • Rekomendasikan untuk anak berumur <18 bulan • Bayi yang diketahui terpajan HIV sejak lahir dianjurkan untuk diperiksa dengan uji virologis pada umur 4 – 6 minggu atau waktu tercepat yang mampu laksana sesudahnya. • Bila hasil virologi pertama (+) maka beri ARV dan dilakukan pemeriksaan kedua Uji Serologi • Umur <18 bulan – digunakan sebagai uji untuk menentukan ada tidaknya pajanan HIV • Umur >18 bulan – digunakan sebagai uji diagnostik konfirmasi • Anak umur <18 bulan, tampak sehat dan belum uji virologi, dianjurkan untuk dilakukan uji serologis pada umur 9 bulan. Bila (+) harus diikuti uji virologi mengidentifikasi kasus yang perlu terapi ARV Jika uji serologis positif dan uji virologis belum tersedia, perlu dilakukan pemantauan klinis ketat dan uji serologis ulang pada usia 18 bulan.
  • 13. Manifestasi klinis Segera setelah diagnosis infeksi HIV ditegakkan, dilakukan penilaian stadium klinis. Penilaian stadium ditetapkan menurut kondisi klinis paling berat yang pernah dialami
  • 14. Stadium Klinis 1 • Asimtomatik • Limfadenopati generalisata persisten
  • 15. Stadium Klinis 2 • Hepatosplenomegali persisten yang tidak dapat dijelaskan • Erupsi pruritik papular Infeksi virus wart luas • Angular cheilitis Moluskum kontagiosum luas • Ulserasi oral berulang Pembesaran kelenjar parotis persisten yang tidak dapat dijelaskan • Eritema ginggival lineal • Herpes zoster • Infeksi saluran napas atas kronik atau berulang (otitis media, otorrhoea, sinusitis, tonsillitis) • Infeksi kuku oleh fungus
  • 16. Stadium Klinis 3 • Malnutrisi sedang yang tidak dapat dijelaskan, tidak berespons secara adekuat terhadap terapi standar • Diare persisten yang tidak dapat dijelaskan (14 hari atau lebih ) • Demam persisten yang tidak dapat dijelaskan (lebih dari 37.5oC intermiten atau konstan, > 1 bulan) • Kandidosis oral persisten (di luar saat 6- 8 minggu pertama kehidupan ) Oral hairy leukoplakia • Periodontitis/ginggivitis ulseratif nekrotikans akut TB kelenjar TB Paru • Pneumonia bakterial yang berat dan berulang • Pneumonistis interstitial limfoid simtomatik • Penyakit paru-berhubungan dengan HIV yang kronik termasuk bronki ektasis • Anemia yang tidak dapat dijelaskan (<8g/dl), neutropenia (<500/mm3 ) atau trombositopenia (<50 000/ mm3)
  • 17. Stadium Klinis 4 • Malnutrisi, wasting dan stunting berat yang tidak dapat dijelaskan dan tidak berespons terhadap terapi standara • Pneumonia pneumosistis • Infeksi bakterial berat yang berulang (misalnya empiema, piomiositis, infeksi tulang dan sendi, meningitis, kecuali pneumonia) • Infeksi herpes simplex kronik (orolabial atau kutaneus > 1 bulan atau viseralis di lokasi manapun) • TB ekstrapulmonar • Sarkoma Kaposi • Kandidiasis esofagus (atau trakea, bronkus, atau paru) • Toksoplasmosis susunan saraf pusat (di luar masa neonatus) Ensefalopati HIV • Infeksi sitomegalovirus (CMV), retinitis atau infeksi CMV pada organ lain, dengan onset umur > 1bulan • Kriptokokosis ekstrapulmonar termasuk meningitis • Mikosis endemik diseminata (histoplasmosis, coccidiomycosis) • Kriptosporidiosis kronik (dengan diarea) • Isosporiasis kronik Infeksi mikobakteria non-tuberkulosis diseminata • Kardiomiopati atau nefropati yang dihubungkan dengan HIV yang simtomatik • Limfoma sel B non-Hodgkin atau limfoma serebral • Progressive multifocal leukoencephalopathy
  • 19. Anak berumur < 5 tahun bila terdiagnosis infeksi HIV maka terindikasi untuk mendapat pengobatan ARV sesegera mungkin. Umur Kriteria Klinis Terapi < 5 tahun Terapi ARV tanpa terkecuali >5 tahun Stadium 3 dan 4a Terapi ARVb Stadium 2 Jangan diobati bila tidak ada pemeriks aan CD4. Obati bila CD4 < nilai menu rut umur Stadium 3 a. Tatalaksana terhadap Infeksi Oportunistik yang terdeteksi harus didahulukan b. Meskipun tidak menjadi dasar untuk pemberian ARV, bila memungkinkan dilakukan pemeriksaan CD4 untuk memantau hasil pengobatan
  • 21. Bayi umur < 18 bulan yang didiagnosis terinfeksi HIV dengan cara presumtif harus SEGERA mendapat te rapi ARV. Konfirmasi HIV dapat dilakukan (PCR DNA) Iya/tidak terdiagnosis HIV Bila negative, ARV dihentikan
  • 22. Tatalaksana bayi dari Ibu HIV Cara persalinan Kewaspadaan standar (universal) diindikasikan di ruang bersalin dan kamar bayi; Melakukan tindakan awal seperti bayi yang tidak terpajan HIV
  • 25. o Memulai pemberian ARV bukan suatu keadaan gawat darurat. Namun setelah ARV dimulai, obat ARV harus diberikan tepat waktu setiap hari. Ketidakpatuhan berobat merupakan alasan utama kegagalan pengobatan. o Memulai pemberian ARV pada saat anak atau orangtua belum siap dapat meng akibatkan kepatuhan yang buruk dan resistensi ARV. Persiapan
  • 27. Rekomendasi ARV 2 Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI) + 1 Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)
  • 28. Rekomendasi ARV Langkah 1: Gunakan 3TC sebagai NRTI pertama
  • 29. Rekomendasi ARV Langkah 2: Pilih 1 NRTI untuk dikombinasi dengan 3TCa
  • 30. Rekomendasi ARV Langkah 3: Pilih 1 NNRTI
  • 31. Pemantauan respon terhadap ARV Dilakukan pada 6 bulan pertama pemakaian ARV • Ada tidaknya perbaikan klinis • eksaserbasi infeksi subklinis yang selama ini sudah ada seperti contohnya TB • toksisitas obat dan/atau Immune Reconstitution Syndrome (IRIS)
  • 32. Thank you Insert the title of your subtitle Here
  • 33. Fully Editable Icon Sets : A You can Resize without losing quality You can Change Fill Color & Line Color www.allppt.com FREE PPT TEMPLATES
  • 34. Fully Editable Icon Sets : B You can Resize without losing quality You can Change Fill Color & Line Color www.allppt.com FREE PPT TEMPLATES
  • 35. Fully Editable Icon Sets : C You can Resize without losing quality You can Change Fill Color & Line Color www.allppt.com FREE PPT TEMPLATES