SlideShare a Scribd company logo
1
NATURAL ENVIRONMENT
NATURAL ENVIRONMENT AND ITS SIGNIFICANCE on THE
DEVELOPMENT OF CRUDE PALM OIL (CPO) INDUSTRY
Pengajar:
Prof. Dr. Shalihudin Djalal Tandjung, M.Sc
Ira Kristina L. Tobing
10/325335/pek/15945
AKHIR PEKAN ANGKATAN 20 C
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
JAKARTA
2012
2
D A F T A R I S I
I. ISI
1. Pendahuluan ............................................................ 3
2. Hasil Temuan ............................................................ 5
II. Kesimpulan dan Saran ............................................................ 7
Daftar Pustaka ............................................................ 7
D A F T A R T A B E L
Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Sawit
Indonesia Tahun 2005 – 2010
......................... 3
3
I. I S I
1. Pendahuluan
Untuk komoditas kelapa sawit, produsen hulu baik yang menghasilkan tandan buah
segar dan CPO dihasilkan oleh perkebunan baik perkebunan rakyat (PR), perkebunan
besar negara (PBN) dan perkebunan besar swasta (PBS). Luas areal perkebunan kelapa
sawit selama 5 tahun terakhir terus meningkat dari 5,45 juta ha pada tahun 2005 menjadi
7,82 juta ha pada tahun 2010. Demikian pula dengan produksinya yang terus meningkat
dari 11,86 juta ton CPO pada tahun 2005 menjadi 19,84 juta ton CPO pada tahun 2010.
Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Sawit Indonesia Tahun 2005 – 2010
PR PBN PBS Jumlah PR PBN PBS Jumlah
2005 2.356.895 529.854 2.567.068 5.453.817 4.500.769 1.449.254 5.911.592 11.861.615
2006 2.459.572 687.428 3.357.914 6.594.914 5.783.088 2.313.729 9.254.031 17.350.848
2007 2.752.172 606.248 3.408.416 6.766.836 6.358.389 2.117.035 9.189.301 17.664.725
2008 2.881.898 602.963 3.878.986 7.363.847 6.923.042 1.938.134 8.678.612 17.538.788
2009*) 3.013.973 608.580 3.885.470 7.508.023 7.247.979 1.961.813 9.431.089 18.640.881
2010 **) 3.314.663 616.575 3.898.385 7.824.623 7.774.036 2.089.908 9.980.957 19.844.901
Luas Areal (Ha)
Tahun
Produksi (Ton)
Sumber: Ditjenbun, Kementrian Pertanian
Perkebunan sawit rakyat terdiri atas perkebunan plasma dan perkebunan swadaya.
Kondisi kebun sawit rakyat pada umumnya belum dikelola dengan baik sehingga tingkat
produktivitasnya masih rendah. Pada tahun 2010, luas areal perkebunan sawit rakyat
mencapat 3,3 juta ha. Perkebunan swasta mendomasi luas areal perkebunan sawit
Indonesia yaitu mencapai sekitar 49%, sementara perkebunan rakyat mencapai 41% dan
perkebunan Negara hanya 10 persen. Sementara itu selama tahun 2005-2009, produksi
CPO Indonesia tumbuh sebesar 14,5% per tahun, dari 11,9 juta tons pada tahun 2005
menjadi 19,4 juta ton pada tahun 2009.
Seperti terlihat dari pangsa luas dan produksi kelapa sawit nasional, perkebunan rakyat
meliputi sekitar 41%, perkebunan besar swasta nasional sekitar 49%, dan sisanya sekitar
10% adalah perkebunan rakyat. Namun demikian umumnya perkebunan rakyat tidak
memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) sehingga penguasaan CPO ada pada
perkebunan besar swasta dan perkebunan negara.
4
Agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas bagaimana natural environemtn
menjadi salah satu lingkungan yang mempengaruhi suatu dunia usaha maka contoh praktis
dapat diambil dari operasional suatu industri pengolah Crude Palm Oil (CPO) menjadi
penghasil minyak goreng.
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan bangsa Indonesia yang
memberikan peran yang sangat signifikan dalam pembangunan perekonomian bangsa
Indonesia. Indonesia diharapkan akan menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia.
Industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis, karena berhubungan
dengan sektor pertanian (agro‐based industry) yang banyak berkembang di negara‐negara
tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Hasil industri minyak kelapa sawit bukan hanya minyak goreng saja, tetapi juga bisa
digunakan sebagai bahan dasar industri lainnya seperti industri makanan, kosmetika dan
industri sabun. Pengolahan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai industri hilir
walaupun masih sangat terbatas (Kementerian Perindustrian, 2011). Industri yang telah
berkembang diantaranya adalah industri hulu yang mengolah CPO menjadi olein, stearin
dan PFAD.
Dari beberapa faktor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut,
didapat hasil dari pengolahan kelapa sawit, seperti Crude Palm Oil (CPO), Crude Palm
Stearin, RBD Palm Oil, RBD Olein, RBD Stearin, Palm Kernel Oil, Palm Kernel Fatty
Acid, Palm Kernel, Palm Kernel Expeller (PKE), Palm Cooking Oil, Refined Palm Oil
(RPO), Refined Bleached Deodorised Olein (ROL), Refined Bleached Deodorised Stearin
(RPS) dan Palm Kernel Pellet serta Palm Kernel Shell Charcoal. Beberapa produk dan
teknologi industri hilir kelapa sawit adalah refinery, asam lemak (fatty acid), fatty alkohol,
biodiesel, minyak goreng, margarin, mayonaise, cocoa butter substutute, surfaktan, sabun
dan pembangkit listrik .
Indonesia menghasilkan sekitar 21.5 juta ton CPO di tahun 2009. Dari jumlah itu, ada
sekitar 15.5 juta ton diekspor dan selebihnya digunakan untuk konsumsi dalam negeri.
Dari seluruh penghasil CPO, perusahaan swasta menghasilkan kurang lebih 52%,
sementara petani usaha kecil dan BUMN menghasilkan kurang lebih 36% dan 12%.
Indonesia sekarang menjadi eksportir CPO terbesar di di dunia, mengahalahkan Malaysia
semenjak 2008. Pada tahun 2009, share Indonesia dari pasar ekspor dunia mencapai 54%
5
dan Malaysia hanya sekitar 45%. Dengan alasan industri pengoolahan CPO merupakan
industri yang strategis bagi perekonomian Indonesia dan banyak menguasai hajat hidup
orang banyak terutama di daerah – daerah penghasil kelapa sawit dan pengolah CPO.
Dikarenakan sempitnya waktu untuk penulisan paper ini, maka penelitian yang
dilakukan sebagai dasar untuk penulisan adalah dengan pengamatan empiris dengan
menggunakan data sekunder.
2. Hasil/Temuan
Selain memiliki sisi positif, industri penghasil CPO juga mengalami stuatu tantangan-
tantangan tersendiri ke depannya. Tantangan-tantangan tersebut khususnya datang dari
perhatian yang berkembang mengenai dampak khusus tanaman kelapa sawit terhadap
lingkungan. Beberapa pihak, terutama para pemerhati lingkungan beberapa waktu belakangan
ini baik yang berasal dari NGO lokal atau NGO internasional, menyatakan bahwa
perkembangan perkebunan kelapa sawit telah mengakibatkan beberapa kerusakan
lingkungan, seperti pemanasan global dan hampir punahnya beberapa spesies hewan karena
rusaknya habitat hutan akibat kerusakan hutan yang harus terjadi karena pembukaan lahan
perkebunan. Para pemerhati lingkungan ini sudah gencar menayangkan kampanye yang
memandang kelapa sawit sebagai sesuatu yang negatif terhadap lingkungan. Mereka juga
menuntut agar kelapa sawit dikemudian hari bisa diproduksi dengan cara yang berkelanjutan
dan lebih ramah lingkungan.
Perhatian yang serupa juga dikemukakan oleh pihak-pihak lain, khususnya oleh
produsen minyak nabati lainnya, yang tentu saja dengan motivasi dan alasan yang berbeda.
Perkembangna kelapa sawit secara keseluruhan sebagian besar berdampak pada turunnya
market share dari minyak nabati lainnya. Karena itu, para pesaing minyak kelapa sawit
cenderung mengeluarkan isu-isu negatif terkait. Terlbih lagi karena ketidakmampuan minyak
6
nabati lainnya untuk bersaing dengan kelapa sawit dalam hal biaya rendah dan produktivitas
yang tinggi dari kelapa sawit.
Sebagai tambahan, ada ketakutan serupa terkait dengan potensi kelapa sawit sebagai
sumber energi terbaharukan dalam jangka panjang. Selain itu istrilah negara enghasil kelapa
sawit dapat dipergunakan sebagai alat politis untuk mengendalikan sumber bahan bak sebagai
energi masa depan, sebagaimana OPEC untuk petrolium lakukandi tahun 1970. Karena itu,
terbentuk kerjasama antara para pemerhati lingkungan, industri yang bersaing, dan beberapa
negara barat dalam menghadapi kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit.
Menghadapi beberapa tantangan ini, adalah sangat jelas untuk para pemangku
kepentingan dari industri CPO, khusunya para produsen, harus mengeluarkan komitmen
untuk melaksanakan prinsip dan kriteria berkelanjutan dalam produksi CPO. Selain itu,
komitmen tersebut harus dilaksanakan dalam cara-cara yang praktis dan konkrit.
Beberapa tantangan juga datang dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang
dikenakan oleh negara-negara Eropa, seperti misalnya pihak direksi EU (European Union).
EU sudah mengajukan proposal kepada Direksi EU mengenai Sumber Daya Energi
Terbarukan dan Kualitas Bahan Bakar. Ada begitu banyak peraturan perundang-undangan
yang mengakibatkan beberapa kesulitan yang dihadapi oleh para produsen minyak kelapa
sawit. Hal ini termasuk permintaan dari kelonggaran atas perubahan iklim melalui
pengurangan emisi gas, melakukan proses produksi yang lebih ramah lingkungan, melakukan
suaka untuk spesies yang habitatnya terancam karena perkebunan kelapa sawit dan
pengurangan emisi karbon. Dari sudut pandang produser, bebebrapa peraturan ini , yang
mulai efektif berlaku semenjak Desember 2010, dipandang sebagai Non Tarrif Barriers
(NTB).
7
II. KESIMPULAN DAN SARAN
Dewasa ini, beberapa produsen CPO sudah menyadari adanya masalah – masalah ini.
Sebagai contoh, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dengan para
anggotanya telah menjadi anggota aktif dari RSPO (Roundtable on Sustainability of Palm
Oil), sebuah forum sukarela dari para pemangku kepentungan dalam menjalankan dan
meyebaruaskan penerapan konsep berkelanjutan dan berkelestarian dalam setia tahap di
rantai nilai di industri CPO.
Ada begitu banyak kewajiban yang harus dilakukan oleh para stakeholder sepanjang
rantai nilai CPO. Hal ini termasuk permintaan dari kelonggaran atas perubahan iklim melalui
pengurangan emisi gas, melakukan proses produksi yang lebih ramah lingkungan, melakukan
suaka untuk spesies yang habitatnya terancam karena perkebunan kelapa sawit dan
pengurangan emisi karbon.
8
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Perkebunan. (1991-1998). Statistik Perkebunan Indonesia, Kelapa Sawit
(Indonesia Estate Crop Statistics, Oil Palm), Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta
Kementerian Perdagangan. “Indonesia Business Guide: Invest, Live and Grow. Succesfully
in Indonesia.”Laporan Kegiatan , 2010.
Kementerian Perindustrian, Biro Perencanaan. “Analisis Peluang Kerjasama Investasi
Industri Hilir: Kelapa Sawit, Karet dan Kakao”Laporan Kegiatan BiroPerencanaan ,
2011 .

More Related Content

PDF
Technology processing environment ira kristina l. tobing
PDF
Economic development ~ ira kristina l. tobing
PDF
International political environment ~ ira kristina l. tobing
PDF
Demographical environment~ira kristina l. tobing
PDF
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-pada-kilang-minyak
PPT
nara
DOCX
Makalah_62 Makalah dupon kelompok 1
PDF
Kelapa sawit dan olahannya oleh kemendag
Technology processing environment ira kristina l. tobing
Economic development ~ ira kristina l. tobing
International political environment ~ ira kristina l. tobing
Demographical environment~ira kristina l. tobing
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-pada-kilang-minyak
nara
Makalah_62 Makalah dupon kelompok 1
Kelapa sawit dan olahannya oleh kemendag

Similar to Natural environment ~ ira kristina l. tobing (20)

PDF
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
PDF
Regional economy environment ~ ira kristina l. tobing
PDF
Governmental environment ~ ir kristina l. tobing
PDF
Jurnal untuk review 1
DOCX
proposal penelitian contoh
PDF
T 3 mengenal-kilang-risdi
PDF
JURNAL KIMIA ANDRI TRIANTO 41614110052
PPT
Bio Fuel Industry Analysis
PPT
Class Project - Industrial Analysis
DOCX
Indsutri kelapa sawit
PPTX
Kemiri sunan
PDF
Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)
DOCX
Paper penkom
PPT
Kiman siregar b2 01-s3-1-room b for ecobalance seminar_yokohama_22 nov 2012 e...
DOC
Pendahuluan
DOC
Pendahuluan
PPTX
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
DOCX
Isi proposal
PPTX
Penerapan konsep ekologi industri pada kawasan industri kelapa sawit
PPT
CPO & BIOdiesel
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Regional economy environment ~ ira kristina l. tobing
Governmental environment ~ ir kristina l. tobing
Jurnal untuk review 1
proposal penelitian contoh
T 3 mengenal-kilang-risdi
JURNAL KIMIA ANDRI TRIANTO 41614110052
Bio Fuel Industry Analysis
Class Project - Industrial Analysis
Indsutri kelapa sawit
Kemiri sunan
Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)
Paper penkom
Kiman siregar b2 01-s3-1-room b for ecobalance seminar_yokohama_22 nov 2012 e...
Pendahuluan
Pendahuluan
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Isi proposal
Penerapan konsep ekologi industri pada kawasan industri kelapa sawit
CPO & BIOdiesel
Ad

More from Ira Kristina Lumban Tobing (20)

PDF
Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...
PDF
State of commodity dependance 2019
PDF
UNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competition
PDF
Cocoa ¬ a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThis
PDF
CHOCOLATE GREENWASHING
PDF
Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...
PDF
A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...
PDF
IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...
PDF
Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...
PPT
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
PDF
Marketing Management Course Assignment ~ LG Electronic Global Strategy in Em...
PDF
Marketing Management Course Assignment ~ Brand In the Hand ADIDAS
PDF
Marketing Management Course Assignment ~ Dove Evolution of a Brand
PDF
Marketing Management Course Assignment ~ Moods of Norway
PDF
Marketing management course assignment ~Marcks and Spencer plan a
PDF
Marketing Management Course Assignment ~STARBUCKS
PDF
Marketing Management Course Paper Assignment ~LV in India
PDF
Information technology environment ~ ira kristina l. tobing
PDF
Fiscal policy ~ ira kristina l. tobing
PDF
Domestic political environment ~ ira kristina tobing
Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...
State of commodity dependance 2019
UNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competition
Cocoa ¬ a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThis
CHOCOLATE GREENWASHING
Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...
A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...
IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...
Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
Marketing Management Course Assignment ~ LG Electronic Global Strategy in Em...
Marketing Management Course Assignment ~ Brand In the Hand ADIDAS
Marketing Management Course Assignment ~ Dove Evolution of a Brand
Marketing Management Course Assignment ~ Moods of Norway
Marketing management course assignment ~Marcks and Spencer plan a
Marketing Management Course Assignment ~STARBUCKS
Marketing Management Course Paper Assignment ~LV in India
Information technology environment ~ ira kristina l. tobing
Fiscal policy ~ ira kristina l. tobing
Domestic political environment ~ ira kristina tobing
Ad

Recently uploaded (20)

PPTX
Analisis-Kasus-PNS-Telat-Pelayanan-Publik-Terhambat Fiks.pptx
PPT
Pertumbuhan Perkembangan Tumbuhan Kelas 9.ppt
PPTX
Pengenalan Micosoft Word versi terbaru.pptx
PDF
Soal Tryout UKPPPG IPA 2025 dan kunci jawaban PCK dan SJT
PDF
Materi Seminar AITalks: AI dan Konseling GPT
PPTX
Peran Staf Ritel dalam Penanganan dan Distribusi Produk
PPTX
5. Salindia (Bahan Tayang) Modul 5_ Perencanaan Pembelajaran (1).pptx
PDF
PPT Resources Seminar AITalks: AI dan Konseling GPT
PDF
0 IN1.3.3. Kegiatan Pelatihan Luring 2.pdf
PPTX
Materi Ipas kelas 6 sistem pencernaan manusia
PPTX
PENGIMBASAN PEMBELAJARAN MENDALAM (DEEP LEARNING)
PPTX
Slide PPT Metode Ilmiah Kelas 7 SMP.pptx
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PPTX
lansia berdaya (SIDAYA) di indonesia.pptx
PPTX
PPT MATERI KODING DAN KECERDASAN ARTIFISIAL UNTUK PEMBELAJARAN
PPT
pengantar algoritma dan pemrograman dasar
PDF
KELOMPOK 4 LK Modul 4 KP4 Asesmen PM (3).pdf
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Senbud Seni Musik Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PDF
[Kelas 11] PPT Sistem Koordinasi pada manusia.pdf
PDF
Capaian Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial.pdf
Analisis-Kasus-PNS-Telat-Pelayanan-Publik-Terhambat Fiks.pptx
Pertumbuhan Perkembangan Tumbuhan Kelas 9.ppt
Pengenalan Micosoft Word versi terbaru.pptx
Soal Tryout UKPPPG IPA 2025 dan kunci jawaban PCK dan SJT
Materi Seminar AITalks: AI dan Konseling GPT
Peran Staf Ritel dalam Penanganan dan Distribusi Produk
5. Salindia (Bahan Tayang) Modul 5_ Perencanaan Pembelajaran (1).pptx
PPT Resources Seminar AITalks: AI dan Konseling GPT
0 IN1.3.3. Kegiatan Pelatihan Luring 2.pdf
Materi Ipas kelas 6 sistem pencernaan manusia
PENGIMBASAN PEMBELAJARAN MENDALAM (DEEP LEARNING)
Slide PPT Metode Ilmiah Kelas 7 SMP.pptx
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 10 SMA Terbaru 2025
lansia berdaya (SIDAYA) di indonesia.pptx
PPT MATERI KODING DAN KECERDASAN ARTIFISIAL UNTUK PEMBELAJARAN
pengantar algoritma dan pemrograman dasar
KELOMPOK 4 LK Modul 4 KP4 Asesmen PM (3).pdf
Modul Ajar Deep Learning Senbud Seni Musik Kelas 12 SMA Terbaru 2025
[Kelas 11] PPT Sistem Koordinasi pada manusia.pdf
Capaian Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial.pdf

Natural environment ~ ira kristina l. tobing

  • 1. 1 NATURAL ENVIRONMENT NATURAL ENVIRONMENT AND ITS SIGNIFICANCE on THE DEVELOPMENT OF CRUDE PALM OIL (CPO) INDUSTRY Pengajar: Prof. Dr. Shalihudin Djalal Tandjung, M.Sc Ira Kristina L. Tobing 10/325335/pek/15945 AKHIR PEKAN ANGKATAN 20 C PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA JAKARTA 2012
  • 2. 2 D A F T A R I S I I. ISI 1. Pendahuluan ............................................................ 3 2. Hasil Temuan ............................................................ 5 II. Kesimpulan dan Saran ............................................................ 7 Daftar Pustaka ............................................................ 7 D A F T A R T A B E L Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Sawit Indonesia Tahun 2005 – 2010 ......................... 3
  • 3. 3 I. I S I 1. Pendahuluan Untuk komoditas kelapa sawit, produsen hulu baik yang menghasilkan tandan buah segar dan CPO dihasilkan oleh perkebunan baik perkebunan rakyat (PR), perkebunan besar negara (PBN) dan perkebunan besar swasta (PBS). Luas areal perkebunan kelapa sawit selama 5 tahun terakhir terus meningkat dari 5,45 juta ha pada tahun 2005 menjadi 7,82 juta ha pada tahun 2010. Demikian pula dengan produksinya yang terus meningkat dari 11,86 juta ton CPO pada tahun 2005 menjadi 19,84 juta ton CPO pada tahun 2010. Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Sawit Indonesia Tahun 2005 – 2010 PR PBN PBS Jumlah PR PBN PBS Jumlah 2005 2.356.895 529.854 2.567.068 5.453.817 4.500.769 1.449.254 5.911.592 11.861.615 2006 2.459.572 687.428 3.357.914 6.594.914 5.783.088 2.313.729 9.254.031 17.350.848 2007 2.752.172 606.248 3.408.416 6.766.836 6.358.389 2.117.035 9.189.301 17.664.725 2008 2.881.898 602.963 3.878.986 7.363.847 6.923.042 1.938.134 8.678.612 17.538.788 2009*) 3.013.973 608.580 3.885.470 7.508.023 7.247.979 1.961.813 9.431.089 18.640.881 2010 **) 3.314.663 616.575 3.898.385 7.824.623 7.774.036 2.089.908 9.980.957 19.844.901 Luas Areal (Ha) Tahun Produksi (Ton) Sumber: Ditjenbun, Kementrian Pertanian Perkebunan sawit rakyat terdiri atas perkebunan plasma dan perkebunan swadaya. Kondisi kebun sawit rakyat pada umumnya belum dikelola dengan baik sehingga tingkat produktivitasnya masih rendah. Pada tahun 2010, luas areal perkebunan sawit rakyat mencapat 3,3 juta ha. Perkebunan swasta mendomasi luas areal perkebunan sawit Indonesia yaitu mencapai sekitar 49%, sementara perkebunan rakyat mencapai 41% dan perkebunan Negara hanya 10 persen. Sementara itu selama tahun 2005-2009, produksi CPO Indonesia tumbuh sebesar 14,5% per tahun, dari 11,9 juta tons pada tahun 2005 menjadi 19,4 juta ton pada tahun 2009. Seperti terlihat dari pangsa luas dan produksi kelapa sawit nasional, perkebunan rakyat meliputi sekitar 41%, perkebunan besar swasta nasional sekitar 49%, dan sisanya sekitar 10% adalah perkebunan rakyat. Namun demikian umumnya perkebunan rakyat tidak memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) sehingga penguasaan CPO ada pada perkebunan besar swasta dan perkebunan negara.
  • 4. 4 Agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas bagaimana natural environemtn menjadi salah satu lingkungan yang mempengaruhi suatu dunia usaha maka contoh praktis dapat diambil dari operasional suatu industri pengolah Crude Palm Oil (CPO) menjadi penghasil minyak goreng. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan bangsa Indonesia yang memberikan peran yang sangat signifikan dalam pembangunan perekonomian bangsa Indonesia. Indonesia diharapkan akan menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia. Industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis, karena berhubungan dengan sektor pertanian (agro‐based industry) yang banyak berkembang di negara‐negara tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Hasil industri minyak kelapa sawit bukan hanya minyak goreng saja, tetapi juga bisa digunakan sebagai bahan dasar industri lainnya seperti industri makanan, kosmetika dan industri sabun. Pengolahan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai industri hilir walaupun masih sangat terbatas (Kementerian Perindustrian, 2011). Industri yang telah berkembang diantaranya adalah industri hulu yang mengolah CPO menjadi olein, stearin dan PFAD. Dari beberapa faktor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut, didapat hasil dari pengolahan kelapa sawit, seperti Crude Palm Oil (CPO), Crude Palm Stearin, RBD Palm Oil, RBD Olein, RBD Stearin, Palm Kernel Oil, Palm Kernel Fatty Acid, Palm Kernel, Palm Kernel Expeller (PKE), Palm Cooking Oil, Refined Palm Oil (RPO), Refined Bleached Deodorised Olein (ROL), Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS) dan Palm Kernel Pellet serta Palm Kernel Shell Charcoal. Beberapa produk dan teknologi industri hilir kelapa sawit adalah refinery, asam lemak (fatty acid), fatty alkohol, biodiesel, minyak goreng, margarin, mayonaise, cocoa butter substutute, surfaktan, sabun dan pembangkit listrik . Indonesia menghasilkan sekitar 21.5 juta ton CPO di tahun 2009. Dari jumlah itu, ada sekitar 15.5 juta ton diekspor dan selebihnya digunakan untuk konsumsi dalam negeri. Dari seluruh penghasil CPO, perusahaan swasta menghasilkan kurang lebih 52%, sementara petani usaha kecil dan BUMN menghasilkan kurang lebih 36% dan 12%. Indonesia sekarang menjadi eksportir CPO terbesar di di dunia, mengahalahkan Malaysia semenjak 2008. Pada tahun 2009, share Indonesia dari pasar ekspor dunia mencapai 54%
  • 5. 5 dan Malaysia hanya sekitar 45%. Dengan alasan industri pengoolahan CPO merupakan industri yang strategis bagi perekonomian Indonesia dan banyak menguasai hajat hidup orang banyak terutama di daerah – daerah penghasil kelapa sawit dan pengolah CPO. Dikarenakan sempitnya waktu untuk penulisan paper ini, maka penelitian yang dilakukan sebagai dasar untuk penulisan adalah dengan pengamatan empiris dengan menggunakan data sekunder. 2. Hasil/Temuan Selain memiliki sisi positif, industri penghasil CPO juga mengalami stuatu tantangan- tantangan tersendiri ke depannya. Tantangan-tantangan tersebut khususnya datang dari perhatian yang berkembang mengenai dampak khusus tanaman kelapa sawit terhadap lingkungan. Beberapa pihak, terutama para pemerhati lingkungan beberapa waktu belakangan ini baik yang berasal dari NGO lokal atau NGO internasional, menyatakan bahwa perkembangan perkebunan kelapa sawit telah mengakibatkan beberapa kerusakan lingkungan, seperti pemanasan global dan hampir punahnya beberapa spesies hewan karena rusaknya habitat hutan akibat kerusakan hutan yang harus terjadi karena pembukaan lahan perkebunan. Para pemerhati lingkungan ini sudah gencar menayangkan kampanye yang memandang kelapa sawit sebagai sesuatu yang negatif terhadap lingkungan. Mereka juga menuntut agar kelapa sawit dikemudian hari bisa diproduksi dengan cara yang berkelanjutan dan lebih ramah lingkungan. Perhatian yang serupa juga dikemukakan oleh pihak-pihak lain, khususnya oleh produsen minyak nabati lainnya, yang tentu saja dengan motivasi dan alasan yang berbeda. Perkembangna kelapa sawit secara keseluruhan sebagian besar berdampak pada turunnya market share dari minyak nabati lainnya. Karena itu, para pesaing minyak kelapa sawit cenderung mengeluarkan isu-isu negatif terkait. Terlbih lagi karena ketidakmampuan minyak
  • 6. 6 nabati lainnya untuk bersaing dengan kelapa sawit dalam hal biaya rendah dan produktivitas yang tinggi dari kelapa sawit. Sebagai tambahan, ada ketakutan serupa terkait dengan potensi kelapa sawit sebagai sumber energi terbaharukan dalam jangka panjang. Selain itu istrilah negara enghasil kelapa sawit dapat dipergunakan sebagai alat politis untuk mengendalikan sumber bahan bak sebagai energi masa depan, sebagaimana OPEC untuk petrolium lakukandi tahun 1970. Karena itu, terbentuk kerjasama antara para pemerhati lingkungan, industri yang bersaing, dan beberapa negara barat dalam menghadapi kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit. Menghadapi beberapa tantangan ini, adalah sangat jelas untuk para pemangku kepentingan dari industri CPO, khusunya para produsen, harus mengeluarkan komitmen untuk melaksanakan prinsip dan kriteria berkelanjutan dalam produksi CPO. Selain itu, komitmen tersebut harus dilaksanakan dalam cara-cara yang praktis dan konkrit. Beberapa tantangan juga datang dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang dikenakan oleh negara-negara Eropa, seperti misalnya pihak direksi EU (European Union). EU sudah mengajukan proposal kepada Direksi EU mengenai Sumber Daya Energi Terbarukan dan Kualitas Bahan Bakar. Ada begitu banyak peraturan perundang-undangan yang mengakibatkan beberapa kesulitan yang dihadapi oleh para produsen minyak kelapa sawit. Hal ini termasuk permintaan dari kelonggaran atas perubahan iklim melalui pengurangan emisi gas, melakukan proses produksi yang lebih ramah lingkungan, melakukan suaka untuk spesies yang habitatnya terancam karena perkebunan kelapa sawit dan pengurangan emisi karbon. Dari sudut pandang produser, bebebrapa peraturan ini , yang mulai efektif berlaku semenjak Desember 2010, dipandang sebagai Non Tarrif Barriers (NTB).
  • 7. 7 II. KESIMPULAN DAN SARAN Dewasa ini, beberapa produsen CPO sudah menyadari adanya masalah – masalah ini. Sebagai contoh, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dengan para anggotanya telah menjadi anggota aktif dari RSPO (Roundtable on Sustainability of Palm Oil), sebuah forum sukarela dari para pemangku kepentungan dalam menjalankan dan meyebaruaskan penerapan konsep berkelanjutan dan berkelestarian dalam setia tahap di rantai nilai di industri CPO. Ada begitu banyak kewajiban yang harus dilakukan oleh para stakeholder sepanjang rantai nilai CPO. Hal ini termasuk permintaan dari kelonggaran atas perubahan iklim melalui pengurangan emisi gas, melakukan proses produksi yang lebih ramah lingkungan, melakukan suaka untuk spesies yang habitatnya terancam karena perkebunan kelapa sawit dan pengurangan emisi karbon.
  • 8. 8 DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Perkebunan. (1991-1998). Statistik Perkebunan Indonesia, Kelapa Sawit (Indonesia Estate Crop Statistics, Oil Palm), Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta Kementerian Perdagangan. “Indonesia Business Guide: Invest, Live and Grow. Succesfully in Indonesia.”Laporan Kegiatan , 2010. Kementerian Perindustrian, Biro Perencanaan. “Analisis Peluang Kerjasama Investasi Industri Hilir: Kelapa Sawit, Karet dan Kakao”Laporan Kegiatan BiroPerencanaan , 2011 .