SlideShare a Scribd company logo
4
Most read
7
Most read
10
Most read
KONSEP
INTEGRITAS KULIT
DAN LUKA
NURUL SYUHFAL NINGSIH, S.ST, M.KES
Konsep integritas kulit akan menggambarkan pentingnya
menjaga kulit dalam kondisi utuh dan sehat. Dengan
memahami tentang struktur kulit, kita akan selalu
mempertahankan kesehatan kulit dan mendukung
penyembuhan luka. Kulit yang utuh dan sehat akan
melindungi kita dari cedera kimiawi dan mekanik. Saat kulit
cedera, epidermis berfungsi melindungi dari serangan
mikroorganisme pathogen. Dermis berfungsi
mengembalikan integritas struktural (kolagen) dan bagian
fisik kulit.
PENGERTIAN KULIT
Kulit merupakan organ tubuh yang
memiliki fungsi sebagai pertahanan
primer tubuhdalam mencegah invasi
mikroorganisme pa.thogen
Apabila sampai terjadi kerusakan di kulit,
maka mikroorganisme berpotensi
masuk dan menyebabkan infeksi.
Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu
epidemis dan dermis
Gangguan integritas kulit dan luka
PENGERTIAN LUKA
Luka adalah rusak atau terputusnya
kontinuitas jaringan kulit atau jaringan di
bawahnya.
Mekanisme Terjadinya Luka
1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam.
Misal, yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup
oleh sutura setelah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi).
2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan
dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan
bengkak.
3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain
yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau
pisau yang masuk ke dalam kulit dengan diameter yang kecil.
5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam, seperti oleh
kaca atau oleh kawat.
6. Luka tembus (Penetrating Wound) yaitu luka yang menembus organ tubuh
biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil, tetapi pada bagian
ujung biasanya lukanya akan melebar.
7. Luka Bakar (Combustio) adalah kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh karena
bersentuhan atau terpapar suhu yang tinggi.
Klasifikasi Luka Menurut Mansjoer (2007)
A. Berdasarkan Sifatnya
1) Luka Akut
Luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan periode waktu yang
diharapkan. Luka akut dapat dikategorikan sebagai:
(a) Luka akut pembedahan, contoh: insisi, eksisi, dan skin graft.
(b) Luka akut bukan pembedahan, contoh: Luka bakar.
(c) Luka akut akibat faktor lain, contoh: abrasi, laserasi, atau injuri pada
lapisan kulit superfisial.
2) Luka Kronis
Luka kronis adalah luka yang proses penyembuhannya mengalami
keterlambatan
B. Berdasarkan Kehilangan Jaringan
1. Superfisial; luka hanya terbatas pada
lapisan epidermis.
2. Parsial (partial-thickness); luka meliputi
lapisan epidermis dan dermis.
3. Penuh (full-thickness); luka meliputi
epidermis, dermis dan jaringan subcutan
bahan dapat juga melibatkan otot,
tendon, dan tulang.
C. Berdasarkan Stadium
1) Stadium I (Stage I)
Lapisan epidermis utuh, namun terdapat eritema atau perubahan warna.
2) Stadium II (Stage II).
Kehilangan kulit superfisial dengan kerusakan lapisan epidermis dan
dermis. Eritema di jaringan sekitar yang nyeri, panasa, dan edema.
Exudate sedikit sampai sedang.
3) Stadium III (Stage III)
Kehilangan jaringan sampai dengan jaringan sub cutan, dengan
terbentuknya rongga (cavity), eksudasi sedang sampai banyak.
4) Stadium IV (Stage IV)
Hilangnya jaringan sub-cutan dengan terbentuknya rongga (cavity) yang
melibatkan otot, tendon dan atau tulang. Exudat sedang sampai banyak
D. Berdasarkan mekanisme terjadinya
1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang
tajam. Misal, yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik)
biasanya tertutup oleh sutura setelah seluruh pembuluh darah yang luka
diikat (Ligasi)
2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu
tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak,
perdarahan dan bengkak.
3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan
benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam
4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti
peluru atau pisau yang masuk ke dalam kulit dengan diameter yang kecil.
5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam, seperti
oleh kaca atau oleh kawat.
6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ
tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil, tetapi
pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
7. Luka Bakar (Combustio), adalah luka yang disebabkan oleh trauma panas,
listrik, kimiawi, radiasi atau suhu dingin yang ekstrim.
E. Berdasarkan Penampilan Klinis
1. Nekrotik (hitam): Eschar yang mengeras dan
nekrotik, mungkin kering atau lembab.
2. Sloughy (kuning): Jaringan mati yang fibrous.
3. Terinfeksi (kehijauan): Terdapat tanda-tanda
klinis adanya infeksi, seperti nyeri, panas,
bengkak, kemerahan dan peningkatan
eksudat.
4. Granulasi (merah): Jaringan granulasi yang
sehat.
5. Epitelisasi (pink): Terjadi epitelisasi.
Proses Penyembuhan Luka
a. Fase Inflamasi
Berlangsung sampai hari ke-5. Akibat luka terjadi pendarahan,
tubuh akan berusaha menghentikannya dengan vasokonstriksi,
pengerutan ujung pembuluh yang terputuS (retraksi) dan reaksi
hemostasis. Hemostasis terjadi karena keluarnya trombosit, trombosit
mengeluarkan prostaglandin, tromboksan, bahan kimia tertentu dan
asam amino tertentu yang mempengaruhi pembekuan darah, mengatur
tonus dinding pembuluh darah dan kemotaksis terhadap leukosit. Sel
radang keluar dari pembuluh darah secara diapedesis dan menuju daerah
luka secara kemotaksis. Sel Mast mengeluarkan serotinin dan histamin
yang meningkatkan permiabilitas kapiler, terjadi eksudasi cairan edema.
Dengan demikian akan timbul tanda-tanda radang. Leukosit, limfosit dan
monosit menghancurkan dan memakan kotoran dan kuman. Pertautan
pada fase ini hanya oleh fibrin, belum ada kekuatan pertautan luka
sehingga disebut fase tertinggal (lag phase). Berat-ringannya reaksi
radang ini dipengaruhi juga oleh adanya benda-benda asing dari luar
tubuh, misalnya: benang jahit, infeksi kuman dll. Tidak adanya serum
maupun pus/nanah menunjukkan reaksi radang yang terjadi bukan
karena infeksi kuman, tetapi karena proses penyembuhan luka.
b. Fase Proliferasi atau Fibroplasi
Berlangsung dari akhir masa inflamasi
sampai kira-kira minggu ke-3. Pada fase ini
terjadi proliferasi dari fibroblast yang
menghasilkan mukopolisakarida,
asamaminoglisin dan prolin yang akan
mempertautkan tepi luka. Pada fase ini
terbentuk jaringan granulasi. Pembentukan
jaringan granulasi berhenti setelah seluruh
permukaan luka tertutup epitel dan mulailah
proses pendewasaan penyembuhan luka,
pengaturan kembali dan penyerapan yang
berlebih.
c. Fase Remodelling/Fase Resorbsi/Fase
penyudahan
Pada fase ini terjadi proses pematangan
yang terdiri dari penyerapan kembali
jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai
dengan gaya gravitasi dan akhirnya
perupaan kembali jaringan yang baru
terbentuk. Fase ini berakhir bila tanda
radang sudah hilang.
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Penyembuhan Luka
1. Koagulasi: adanya kelainan pembekuan darah
(koagulasi) akan menghambat penyembuhan
luka sebab hemostasis merupakan tolak dan
dasar fase inflamasi.
2. Gangguan sistem Imun (infeksi, virus): gangguan
sistem imun akan menghambat dan mengubah
reaksi tubuh terhadap luka, kematian jaringan
dan kontaminasi. Bila sistem daya tahan tubuh,
baik seluler maupun humoral terganggu, maka
pembersihan kontaminasi dan jaringan mati
serta penahanan infeksi tidak berjalan baik.
lanjutan
3. Gizi (kelaparan, malabsorbsi), gizi kurang juga:
memengaruhi sistem imun.
4. Penyakit Kronis: penyakit kronis, seperti TBC,
Diabetes, juga memengaruhi sistem imun.
5. Keganasan: keganasan tahap lanjut dapat
menyebabkan gangguan sistem imun yang akan
mengganggu penyembuhan luka.
6. Obat-obatan: pemberian sitostatika, obat penekan
reaksi imun, kortikosteroid dan sitotoksik
memengaruhi penyembuhan luka dengan menekan
pembelahan fibroblast dan sintesis kolagen.
lanjutan
7. Teknik Penjahitan: teknik penjahitan luka yang tidak
dilakukan lapisan demi lapisan akan mengganggu
penyembuhan luka.
8. Kebersihan diri/Personal Hygiene: kebersihan diri
seseorang akan memengaruhi proses penyembuhan
luka, karena kuman setiap saat dapat masuk melalui
luka bila kebersihan diri kurang.
9. Vaskularisasi baik proses penyembuhan berlangsung:
cepat, sementara daerah yang memiliki vaskularisasi
kurang baik proses penyembuhan membutuhkan
waktu lama.
10. Pergerakan, daerah yang relatif sering bergerak:
penyembuhan terjadi lebih lama.
11. Ketegangan tepi luka, pada daerah yang tight
Komplikasi Dari Luka
1. Hematoma (Hemorrhage), bidan harus mengetahui
lokasi insisi pada klien, sehingga balutan dapat
diinspeksi terhadap perdarahan dalam interval 24
jam pertama setelah pembedahan.
2. Infeksi (Wounds Sepsis) Merupakan infeksi luka yang
sering timbul akibat infeksi nosokomial di rumah
sakit. Proses peradangan biasanya muncul dalam 36 –
48 jam, denyut nadi dan temperatur tubuh klien
biasanya meningkat, sel darah putih meningkat, luka
biasanya menjadi bengkak, hangat dan nyeri
Jenis infeksi yang mungkin timbul
antara lain :
1. Cellulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan
2. Abses, merupakan infeksi bakteri terlokalisasi yang ditandai
oleh: terkumpulnya pus (bakteri, jaringan nekrotik, Sel
Darah Putih).
3. Lymphangitis, yaitu infeksi lanjutan dari selulitis atau abses
yang menuju ke sistem limphatik. Hal ini dapat diatasi
dengan istirahat dan antibiotik.
4. Dehiscence dan Eviscerasi adalah rusaknya luka bedah.
Eviscerasi merupakan keluarnya isi dari dalam luka.
5. Keloid merupakan jaringan ikat yang tumbuh secara
berlebihan. Keloid ini biasanya muncul tidak terduga dan
tidak pada setiap orang.
TERIMAKASIH
BUATLAH SOAP PASIEN DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN OKSIGEN!.

More Related Content

PDF
Building Learning Commitment_ Pelatihan MANAGEMENT of TRAINING (MoT)_ ALPEKSI...
PDF
Model perencanaan program promosi kesehatan
PPTX
Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusia
PPTX
Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
PPTX
Kebutuhan rasa aman dan nyaman.pptx
PPTX
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
PPT
pedoman cara penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan
PPT
konsep dan prinsip patient safety.ppt
Building Learning Commitment_ Pelatihan MANAGEMENT of TRAINING (MoT)_ ALPEKSI...
Model perencanaan program promosi kesehatan
Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusia
Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Kebutuhan rasa aman dan nyaman.pptx
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
pedoman cara penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan
konsep dan prinsip patient safety.ppt

What's hot (20)

PPTX
Konsep Luka
PPTX
Konsep dasar patient safety
PPT
Ppt perawatan luka ot
PPT
Konsep caring
PPT
Warna dasar luka 2
PPT
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
PDF
Askep lupus
DOCX
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
DOCX
Asuhan Keperawatan IMA (Infark Miokardium Akut)
PPTX
Perawatan luka bersih dan kotor
PPTX
Pembahasan Soal UKOM KMB
PPT
Sistem Perkemihan
PPT
Pemilihan balutan
PPTX
Perawatan luka
PPTX
Model Konsep & Teori Keperawatan
DOCX
Macam2 dan cara penyuntikan
PPTX
Konsep infeksi
PPT
Power Point Keganasan
PPTX
Tahapan komunikasi taraputik
PPTX
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep Luka
Konsep dasar patient safety
Ppt perawatan luka ot
Konsep caring
Warna dasar luka 2
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Askep lupus
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Asuhan Keperawatan IMA (Infark Miokardium Akut)
Perawatan luka bersih dan kotor
Pembahasan Soal UKOM KMB
Sistem Perkemihan
Pemilihan balutan
Perawatan luka
Model Konsep & Teori Keperawatan
Macam2 dan cara penyuntikan
Konsep infeksi
Power Point Keganasan
Tahapan komunikasi taraputik
Konsep dasar proses keperawatan
Ad

Similar to Gangguan integritas kulit dan luka (20)

PPTX
Perawatan luka dalam praktik kebidanan
PDF
INTEGRITAS KULIT.pdf
DOCX
Luka dan penyembuhan
DOCX
Luka dan penyembuhan AKPER PEMKAB MUNA
PPT
Perawatan luka
PPTX
slide jenis jenis luka dan perawatan luka.pptx
PPTX
slide perawatan perawatan luka jenis jenis luka .pptx
PPTX
slide perawatan luka dan jenis jenis luka .pptx
PDF
Merawat luka
DOCX
Materi Luka Dasar.docx
PDF
Perawatan Luka
PPTX
501125548-11-Perawatan-Luka-power-point-Ns-Heny.pptx
PPT
dokumen.tips_perawatan-luka-55939291f2a49.ppt
PPTX
411943908-Perawatan-Luka-Pptpptpptppt.pptx
PPTX
Perawatan luka dasar
DOCX
Teknik perawatan luka
PPT
Luka dan perawatan nya
PPT
Seminar Wound revisi
PPT
Seminar wound revise
PPTX
14PROSES_PENYEMBUHAN_LUKA_pptx.pptx
Perawatan luka dalam praktik kebidanan
INTEGRITAS KULIT.pdf
Luka dan penyembuhan
Luka dan penyembuhan AKPER PEMKAB MUNA
Perawatan luka
slide jenis jenis luka dan perawatan luka.pptx
slide perawatan perawatan luka jenis jenis luka .pptx
slide perawatan luka dan jenis jenis luka .pptx
Merawat luka
Materi Luka Dasar.docx
Perawatan Luka
501125548-11-Perawatan-Luka-power-point-Ns-Heny.pptx
dokumen.tips_perawatan-luka-55939291f2a49.ppt
411943908-Perawatan-Luka-Pptpptpptppt.pptx
Perawatan luka dasar
Teknik perawatan luka
Luka dan perawatan nya
Seminar Wound revisi
Seminar wound revise
14PROSES_PENYEMBUHAN_LUKA_pptx.pptx
Ad

More from Valny Majid (20)

PPTX
Pusat-Kesehatan-Masyarakat-Puskesmas.pptx
PPT
Pembinaan-kader-Kesehatan oleh bidan di komunitas
PPTX
Asuhan-Kebidanan-Komunitas-PWS-KIA-1.pptx
PPTX
Pembinaan Dukun Dukun Bayi Di Komunitas oleh bidan
PDF
Teori pola asuh orang tua by valny majid
PDF
Lngkungan aman untuk bayi dan anak by valny majid
PDF
Kasih sayang orang tua pada anak by valni majid
PDF
Kelekatan ibu dan anak by nurul syuhfal.pdf
PDF
Teori interaksi sosial anak dan implikasi dalam pengembangan anak.pdf
PDF
Konsep pertumbuhan dan perkembangan dari bayi hingga anak prasekolah.pdf
DOCX
RPS Metodelogi Penelitian dan Biostatistik Kesehatan 2024-1.docx
PPTX
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
PPTX
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR.pptx
PPTX
KONSEP PERSONAL HJIGIENE IBU DAN BAYI.pptx
PPTX
KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
PPT
KEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
PPTX
KONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI SISTEM.pptx
PPTX
Keterampilan observasi dalam praktik kebidanan
PPTX
Komunikasi interpersonal dalam oraktik Kebidanan
PPTX
Hubungan antar manusia
Pusat-Kesehatan-Masyarakat-Puskesmas.pptx
Pembinaan-kader-Kesehatan oleh bidan di komunitas
Asuhan-Kebidanan-Komunitas-PWS-KIA-1.pptx
Pembinaan Dukun Dukun Bayi Di Komunitas oleh bidan
Teori pola asuh orang tua by valny majid
Lngkungan aman untuk bayi dan anak by valny majid
Kasih sayang orang tua pada anak by valni majid
Kelekatan ibu dan anak by nurul syuhfal.pdf
Teori interaksi sosial anak dan implikasi dalam pengembangan anak.pdf
Konsep pertumbuhan dan perkembangan dari bayi hingga anak prasekolah.pdf
RPS Metodelogi Penelitian dan Biostatistik Kesehatan 2024-1.docx
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR.pptx
KONSEP PERSONAL HJIGIENE IBU DAN BAYI.pptx
KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
KEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
KONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI SISTEM.pptx
Keterampilan observasi dalam praktik kebidanan
Komunikasi interpersonal dalam oraktik Kebidanan
Hubungan antar manusia

Recently uploaded (20)

PPTX
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS OBAT ANTIMALARIA
PPTX
Tuberkulosis Paru: LAPORAN KASUS PARU.pptx
PPTX
PPT PROLANIS DM INSULIN SISTA PRONALIS .pptx
PDF
Novel Epik Silat Sastra Kesehatan Yang Penuh Visi dan Nilai Kemanusiaan : Dok...
PDF
BUKTI SASTRA KESEHATAN INDONESIA MAMPU MENYELAMATKAN BANGSA DARI DISRUPSI SUP...
PPT
Trend dan issue dalam keperawatan gerontik.ppt
PDF
Mengikuti Puasa Sehat ala Rasulullah.pdf
PDF
Novel Epik Silat Sastra Kesehatan Yang Penuh Visi dan Nilai Kemanusiaan : Dok...
PDF
Artikel Ilmiah : Mesin AI Boleh Merangkai Kata, tapi Sastra Kesehatan Indones...
PDF
Ferizal : ilmuwan ASN Lhokseumawe PENEMU ANTI DISRUPSI AI untuk SASTRA KESEHA...
PPTX
Macam-macam Stoma Intestinal dan teknik pembuatannya.pptx
PPTX
Imunisasi MR dan HPV Anak Sekolah- BIAS 2025
PPTX
PRESENTASI TATALAKSANA DAN TERAPI CAIRAN .pptx
PDF
REFERAT 3_Target Inflamasi Aterosklerosis.pdf
PDF
NOVEL FERIZAL DAN KEKASIHNYA DOKTER ANA MARYANA BERJUANG MEMPERTAHANKAN HAKIK...
PPT
Pencegahan HIV AIDS bagi remaja di sekolah.ppt
PDF
TRILOGI NOVEL HIPPOCRATES. KARYA FERIZAL BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA
PDF
BUKTI SASTRA KESEHATAN INDONESIA MAMPU MENYELAMATKAN BANGSA DARI DISRUPSI SUP...
PDF
Artikel Ilmiah : Mesin AI Boleh Merangkai Kata, tapi Sastra Kesehatan Indones...
PDF
Novel Epik Silat Sastra Kesehatan Yang Penuh Visi dan Nilai Kemanusiaan : Dok...
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS OBAT ANTIMALARIA
Tuberkulosis Paru: LAPORAN KASUS PARU.pptx
PPT PROLANIS DM INSULIN SISTA PRONALIS .pptx
Novel Epik Silat Sastra Kesehatan Yang Penuh Visi dan Nilai Kemanusiaan : Dok...
BUKTI SASTRA KESEHATAN INDONESIA MAMPU MENYELAMATKAN BANGSA DARI DISRUPSI SUP...
Trend dan issue dalam keperawatan gerontik.ppt
Mengikuti Puasa Sehat ala Rasulullah.pdf
Novel Epik Silat Sastra Kesehatan Yang Penuh Visi dan Nilai Kemanusiaan : Dok...
Artikel Ilmiah : Mesin AI Boleh Merangkai Kata, tapi Sastra Kesehatan Indones...
Ferizal : ilmuwan ASN Lhokseumawe PENEMU ANTI DISRUPSI AI untuk SASTRA KESEHA...
Macam-macam Stoma Intestinal dan teknik pembuatannya.pptx
Imunisasi MR dan HPV Anak Sekolah- BIAS 2025
PRESENTASI TATALAKSANA DAN TERAPI CAIRAN .pptx
REFERAT 3_Target Inflamasi Aterosklerosis.pdf
NOVEL FERIZAL DAN KEKASIHNYA DOKTER ANA MARYANA BERJUANG MEMPERTAHANKAN HAKIK...
Pencegahan HIV AIDS bagi remaja di sekolah.ppt
TRILOGI NOVEL HIPPOCRATES. KARYA FERIZAL BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA
BUKTI SASTRA KESEHATAN INDONESIA MAMPU MENYELAMATKAN BANGSA DARI DISRUPSI SUP...
Artikel Ilmiah : Mesin AI Boleh Merangkai Kata, tapi Sastra Kesehatan Indones...
Novel Epik Silat Sastra Kesehatan Yang Penuh Visi dan Nilai Kemanusiaan : Dok...

Gangguan integritas kulit dan luka

  • 1. KONSEP INTEGRITAS KULIT DAN LUKA NURUL SYUHFAL NINGSIH, S.ST, M.KES
  • 2. Konsep integritas kulit akan menggambarkan pentingnya menjaga kulit dalam kondisi utuh dan sehat. Dengan memahami tentang struktur kulit, kita akan selalu mempertahankan kesehatan kulit dan mendukung penyembuhan luka. Kulit yang utuh dan sehat akan melindungi kita dari cedera kimiawi dan mekanik. Saat kulit cedera, epidermis berfungsi melindungi dari serangan mikroorganisme pathogen. Dermis berfungsi mengembalikan integritas struktural (kolagen) dan bagian fisik kulit.
  • 3. PENGERTIAN KULIT Kulit merupakan organ tubuh yang memiliki fungsi sebagai pertahanan primer tubuhdalam mencegah invasi mikroorganisme pa.thogen
  • 4. Apabila sampai terjadi kerusakan di kulit, maka mikroorganisme berpotensi masuk dan menyebabkan infeksi. Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu epidemis dan dermis
  • 6. PENGERTIAN LUKA Luka adalah rusak atau terputusnya kontinuitas jaringan kulit atau jaringan di bawahnya.
  • 7. Mekanisme Terjadinya Luka 1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal, yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura setelah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi). 2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak. 3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam. 4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk ke dalam kulit dengan diameter yang kecil. 5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam, seperti oleh kaca atau oleh kawat. 6. Luka tembus (Penetrating Wound) yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil, tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar. 7. Luka Bakar (Combustio) adalah kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh karena bersentuhan atau terpapar suhu yang tinggi.
  • 8. Klasifikasi Luka Menurut Mansjoer (2007) A. Berdasarkan Sifatnya 1) Luka Akut Luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan periode waktu yang diharapkan. Luka akut dapat dikategorikan sebagai: (a) Luka akut pembedahan, contoh: insisi, eksisi, dan skin graft. (b) Luka akut bukan pembedahan, contoh: Luka bakar. (c) Luka akut akibat faktor lain, contoh: abrasi, laserasi, atau injuri pada lapisan kulit superfisial. 2) Luka Kronis Luka kronis adalah luka yang proses penyembuhannya mengalami keterlambatan
  • 9. B. Berdasarkan Kehilangan Jaringan 1. Superfisial; luka hanya terbatas pada lapisan epidermis. 2. Parsial (partial-thickness); luka meliputi lapisan epidermis dan dermis. 3. Penuh (full-thickness); luka meliputi epidermis, dermis dan jaringan subcutan bahan dapat juga melibatkan otot, tendon, dan tulang.
  • 10. C. Berdasarkan Stadium 1) Stadium I (Stage I) Lapisan epidermis utuh, namun terdapat eritema atau perubahan warna. 2) Stadium II (Stage II). Kehilangan kulit superfisial dengan kerusakan lapisan epidermis dan dermis. Eritema di jaringan sekitar yang nyeri, panasa, dan edema. Exudate sedikit sampai sedang. 3) Stadium III (Stage III) Kehilangan jaringan sampai dengan jaringan sub cutan, dengan terbentuknya rongga (cavity), eksudasi sedang sampai banyak. 4) Stadium IV (Stage IV) Hilangnya jaringan sub-cutan dengan terbentuknya rongga (cavity) yang melibatkan otot, tendon dan atau tulang. Exudat sedang sampai banyak
  • 11. D. Berdasarkan mekanisme terjadinya 1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal, yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura setelah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi) 2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak. 3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam 4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk ke dalam kulit dengan diameter yang kecil. 5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam, seperti oleh kaca atau oleh kawat. 6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil, tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar. 7. Luka Bakar (Combustio), adalah luka yang disebabkan oleh trauma panas, listrik, kimiawi, radiasi atau suhu dingin yang ekstrim.
  • 12. E. Berdasarkan Penampilan Klinis 1. Nekrotik (hitam): Eschar yang mengeras dan nekrotik, mungkin kering atau lembab. 2. Sloughy (kuning): Jaringan mati yang fibrous. 3. Terinfeksi (kehijauan): Terdapat tanda-tanda klinis adanya infeksi, seperti nyeri, panas, bengkak, kemerahan dan peningkatan eksudat. 4. Granulasi (merah): Jaringan granulasi yang sehat. 5. Epitelisasi (pink): Terjadi epitelisasi.
  • 13. Proses Penyembuhan Luka a. Fase Inflamasi Berlangsung sampai hari ke-5. Akibat luka terjadi pendarahan, tubuh akan berusaha menghentikannya dengan vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh yang terputuS (retraksi) dan reaksi hemostasis. Hemostasis terjadi karena keluarnya trombosit, trombosit mengeluarkan prostaglandin, tromboksan, bahan kimia tertentu dan asam amino tertentu yang mempengaruhi pembekuan darah, mengatur tonus dinding pembuluh darah dan kemotaksis terhadap leukosit. Sel radang keluar dari pembuluh darah secara diapedesis dan menuju daerah luka secara kemotaksis. Sel Mast mengeluarkan serotinin dan histamin yang meningkatkan permiabilitas kapiler, terjadi eksudasi cairan edema. Dengan demikian akan timbul tanda-tanda radang. Leukosit, limfosit dan monosit menghancurkan dan memakan kotoran dan kuman. Pertautan pada fase ini hanya oleh fibrin, belum ada kekuatan pertautan luka sehingga disebut fase tertinggal (lag phase). Berat-ringannya reaksi radang ini dipengaruhi juga oleh adanya benda-benda asing dari luar tubuh, misalnya: benang jahit, infeksi kuman dll. Tidak adanya serum maupun pus/nanah menunjukkan reaksi radang yang terjadi bukan karena infeksi kuman, tetapi karena proses penyembuhan luka.
  • 14. b. Fase Proliferasi atau Fibroplasi Berlangsung dari akhir masa inflamasi sampai kira-kira minggu ke-3. Pada fase ini terjadi proliferasi dari fibroblast yang menghasilkan mukopolisakarida, asamaminoglisin dan prolin yang akan mempertautkan tepi luka. Pada fase ini terbentuk jaringan granulasi. Pembentukan jaringan granulasi berhenti setelah seluruh permukaan luka tertutup epitel dan mulailah proses pendewasaan penyembuhan luka, pengaturan kembali dan penyerapan yang berlebih.
  • 15. c. Fase Remodelling/Fase Resorbsi/Fase penyudahan Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan kembali jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya gravitasi dan akhirnya perupaan kembali jaringan yang baru terbentuk. Fase ini berakhir bila tanda radang sudah hilang.
  • 16. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penyembuhan Luka 1. Koagulasi: adanya kelainan pembekuan darah (koagulasi) akan menghambat penyembuhan luka sebab hemostasis merupakan tolak dan dasar fase inflamasi. 2. Gangguan sistem Imun (infeksi, virus): gangguan sistem imun akan menghambat dan mengubah reaksi tubuh terhadap luka, kematian jaringan dan kontaminasi. Bila sistem daya tahan tubuh, baik seluler maupun humoral terganggu, maka pembersihan kontaminasi dan jaringan mati serta penahanan infeksi tidak berjalan baik.
  • 17. lanjutan 3. Gizi (kelaparan, malabsorbsi), gizi kurang juga: memengaruhi sistem imun. 4. Penyakit Kronis: penyakit kronis, seperti TBC, Diabetes, juga memengaruhi sistem imun. 5. Keganasan: keganasan tahap lanjut dapat menyebabkan gangguan sistem imun yang akan mengganggu penyembuhan luka. 6. Obat-obatan: pemberian sitostatika, obat penekan reaksi imun, kortikosteroid dan sitotoksik memengaruhi penyembuhan luka dengan menekan pembelahan fibroblast dan sintesis kolagen.
  • 18. lanjutan 7. Teknik Penjahitan: teknik penjahitan luka yang tidak dilakukan lapisan demi lapisan akan mengganggu penyembuhan luka. 8. Kebersihan diri/Personal Hygiene: kebersihan diri seseorang akan memengaruhi proses penyembuhan luka, karena kuman setiap saat dapat masuk melalui luka bila kebersihan diri kurang. 9. Vaskularisasi baik proses penyembuhan berlangsung: cepat, sementara daerah yang memiliki vaskularisasi kurang baik proses penyembuhan membutuhkan waktu lama. 10. Pergerakan, daerah yang relatif sering bergerak: penyembuhan terjadi lebih lama. 11. Ketegangan tepi luka, pada daerah yang tight
  • 19. Komplikasi Dari Luka 1. Hematoma (Hemorrhage), bidan harus mengetahui lokasi insisi pada klien, sehingga balutan dapat diinspeksi terhadap perdarahan dalam interval 24 jam pertama setelah pembedahan. 2. Infeksi (Wounds Sepsis) Merupakan infeksi luka yang sering timbul akibat infeksi nosokomial di rumah sakit. Proses peradangan biasanya muncul dalam 36 – 48 jam, denyut nadi dan temperatur tubuh klien biasanya meningkat, sel darah putih meningkat, luka biasanya menjadi bengkak, hangat dan nyeri
  • 20. Jenis infeksi yang mungkin timbul antara lain : 1. Cellulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan 2. Abses, merupakan infeksi bakteri terlokalisasi yang ditandai oleh: terkumpulnya pus (bakteri, jaringan nekrotik, Sel Darah Putih). 3. Lymphangitis, yaitu infeksi lanjutan dari selulitis atau abses yang menuju ke sistem limphatik. Hal ini dapat diatasi dengan istirahat dan antibiotik. 4. Dehiscence dan Eviscerasi adalah rusaknya luka bedah. Eviscerasi merupakan keluarnya isi dari dalam luka. 5. Keloid merupakan jaringan ikat yang tumbuh secara berlebihan. Keloid ini biasanya muncul tidak terduga dan tidak pada setiap orang.
  • 22. BUATLAH SOAP PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN!.