2
Most read
9
Most read
10
Most read
MODEL PPEEMMBBEELLAAJJAARRAANN PPEENNEEMMUUAANN 
((DDIISSCCOOVVEERRYY LLEEAARRNNIINNGG)) 
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Definisi/Konsep 
 Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang 
didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila 
pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk 
finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. 
 Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai 
prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem 
Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga 
istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada 
ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak 
diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada 
discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa 
semacam masalah yang direkayasa oleh guru
Definisi/Konsep 
 Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai 
pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar 
secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan 
mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini 
ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student 
oriented. 
 Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan 
muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau 
ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa 
dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, 
membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, 
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan 
 Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan 
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha 
penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang 
tergantung bagaimana cara belajarnya. 
 Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan 
ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer. 
 Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa 
menyelidiki dan berhasil. 
 Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan 
sesuai dengan kecepatannya sendiri. 
 Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri 
dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan 
 Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, 
karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang 
lainnya. 
 Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif 
mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak 
sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi. 
 Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena 
mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti. 
 Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik; 
 Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada 
situasi proses belajar yang baru;
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan 
 Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri; 
 Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri; 
 Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses 
belajar menjadi lebih terangsang; 
 Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada 
pembentukan manusia seutuhnya; 
 Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa; 
 Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis 
sumber belajar; 
 Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan 
 Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk 
belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan 
abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara 
konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya 
akan menimbulkan frustasi. 
 Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, 
karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka 
menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya. 
 Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar 
berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan 
cara-cara belajar yang lama.
Kelemahan Pembelajaran Penemuan 
 Pengajaran discovery lebih cocok untuk 
mengembangkan pemahaman, sedangkan 
mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan 
emosi secara keseluruhan kurang mendapat 
perhatian. 
 Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang 
fasilitas untuk mengukur gagasan yang 
dikemukakan oleh para siswa 
 Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk 
berfikir yang akan ditemukan oleh siswa karena 
telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL 
DISCOVERY LEARNING 
FASE 1: 
PEMBERIAN RANGSANGAN 
(SIMULATION) 
FASE 2: IDENTIFIKASI 
MASALAH 
(PROBLEM STATEMENT) 
FASE 3: PENGUMPULAN 
DATA (DATA COLLECTION) 
FASE 4: PENGOLAHAN 
DATA (DATA PROCESSING) 
FASE 6: MENARIK 
KESIMPULAN 
(GENERALIZATION) 
FASE 5: PEMBUKTIAN 
(VERIFICATION)
Langkah-Langkah Operasional 
Fase 1: Pemberian Rangsangan (Stimulation) 
a. Peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang 
menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan 
untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul 
keinginan untuk menyelidiki sendiri. 
b. Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan 
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, 
dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada 
persiapan pemecahan masalah. 
c. Stimulasi pada fase ini berfungsi untuk menyediakan 
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan 
dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
Lanjutan 
Fase 2: Identifikasi Masalah (Problem Identification) 
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk 
mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah 
yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah 
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis 
(jawaban sementara atas pertanyaan masalah). 
a. Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan 
dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan 
sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan.
lanjutan 
Fase 3: Pengumpulan Data (Data Collection) 
a. Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi 
kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan 
informasi yang relevan sebanyak-banyaknya untuk 
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. 
a. Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau 
membuktikan benar tidaknya hipotesis. Dengan demikian 
peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan 
(collection) berbagai informasi yang relevan, membaca 
literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara 
sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
lanjutan 
Fase 4: Pengolahan Data (Data Processing) 
a. Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan 
informasi baik melalui wawancara, observasi, dan 
sebagainya, lalu ditafsirkan. 
a. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan 
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, 
ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu 
serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
lanjutan 
Fase 5: Pembuktian (Verification) 
a. Peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk 
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan 
tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil 
pengolahan data. 
a. Verifikasi menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar 
akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan 
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, 
teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang 
ia jumpai dalam kehidupannya.
lanjutan 
Fase 6: Menarik Kesimpulan (Generalization) 
a. Menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah 
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku 
untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan 
memperhatikan hasil verifikasi. 
a. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip 
yang mendasari generalisasi.
SISTEM PENILAIAN 
 Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian 
dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun nontes. 
 Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, 
proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk 
penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model 
pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes 
tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian 
proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka 
pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan.
Terima Kasih

More Related Content

DOC
Marzano's Taksonomi
PPTX
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
DOCX
memahami Understanding by Design
PPTX
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
DOCX
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
DOCX
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok
PPT
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
PPTX
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Marzano's Taksonomi
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
memahami Understanding by Design
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)

What's hot (20)

PPTX
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
PDF
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
PPT
PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
PDF
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
PDF
Skala bertingkat
PPTX
Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung
DOCX
Husna Laporan Observasi PLP 1.docx
PPTX
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
PPT
Model-model pengembangan kurikulum
DOCX
Analisis Materi Pembelajaran
PDF
Kemampuan Awal Peserta Didik
PPTX
Seminar Proposal Skripsi R & D (109151415406)
PPTX
Model-model Penelitian Pengembangan
DOCX
Contoh Penilaian Kinerja
PDF
Modul matematika-teori-belajar-polya
PPTX
Seminar PPT Skripsi
PPTX
Perbedaan Pembelajaran dan Pengajaran
PPTX
RUANG KOLABORASI PPK T.5.pptx
PPTX
ppt Pembelajaran terpadu model integreted
PPT
TEST DIAGNOSTIK
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Skala bertingkat
Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung
Husna Laporan Observasi PLP 1.docx
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Model-model pengembangan kurikulum
Analisis Materi Pembelajaran
Kemampuan Awal Peserta Didik
Seminar Proposal Skripsi R & D (109151415406)
Model-model Penelitian Pengembangan
Contoh Penilaian Kinerja
Modul matematika-teori-belajar-polya
Seminar PPT Skripsi
Perbedaan Pembelajaran dan Pengajaran
RUANG KOLABORASI PPK T.5.pptx
ppt Pembelajaran terpadu model integreted
TEST DIAGNOSTIK
Ad

Viewers also liked (9)

DOCX
LKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENAR
DOCX
Lembar kerja siswa study tour
DOCX
MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) TERLEN...
DOC
Lembar kerja siswa 1 dan 2
DOCX
Lembar kerja siswa
PPTX
Persegi Panjang
PDF
Tema 4, berbagai pekerjaan kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
DOCX
Lembar kerja siswa i
PPT
Powerpoint Matematika Bangun Datar
LKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENAR
Lembar kerja siswa study tour
MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) TERLEN...
Lembar kerja siswa 1 dan 2
Lembar kerja siswa
Persegi Panjang
Tema 4, berbagai pekerjaan kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
Lembar kerja siswa i
Powerpoint Matematika Bangun Datar
Ad

Similar to discovery learning (DL) pembelajaran penemuan (20)

PPT
Model discovery learning
PPT
2.2.3 discovery learning
PDF
4.6 discovery learning
PPT
Discovery Learning
PPTX
2.2.3 discovery learning
PPT
2.2.3 Discovery Learning.ppt
PPT
2.2.3 discovery learning
PPT
2.2.3 discovery learning
PPT
2.2.3 discovery learning al kepret
PPT
Mdel pembelajaran discovery learning (dl)
PPT
2.2.3 discovery learning
PPT
2.2.3 discovery learning
PPT
3.8. discovery learning
PPT
2.2.3 discovery learning
PPT
Pembelajaran discovery learning
PPT
1.3b 3.1.2b discovery learning fis
PPT
Modifikasi Perwajahan Slide Kurikulum 2013-discovery learning
PPT
power poin discovery fitri
PPT
METODE PEMBELAJARAN GURU DISCOVERY LEARNING
PPT
1.3b 3-1.2c discovery learning 1
Model discovery learning
2.2.3 discovery learning
4.6 discovery learning
Discovery Learning
2.2.3 discovery learning
2.2.3 Discovery Learning.ppt
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning al kepret
Mdel pembelajaran discovery learning (dl)
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
3.8. discovery learning
2.2.3 discovery learning
Pembelajaran discovery learning
1.3b 3.1.2b discovery learning fis
Modifikasi Perwajahan Slide Kurikulum 2013-discovery learning
power poin discovery fitri
METODE PEMBELAJARAN GURU DISCOVERY LEARNING
1.3b 3-1.2c discovery learning 1

More from Desy Aryanti (20)

PPT
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalah
PPTX
konsep pendekatan scientific
PPTX
Sifat segitiga (simetri lipat & putar)
PPTX
Media Visual
PPTX
Pembelajaran Online
PPTX
Pendidikan Jarak Jauh
PPTX
Pengertian Komputer dan Multimedia
PPTX
Media dan Teknologi Pembelajaran (Visual Principles)
PPTX
Perencanaan PTK, Penyusunan Proposal dan Pelaksanaan PTK
PPTX
Sifat Bangun Datar Segitiga dan Kongruensinya
PPTX
Sistem Pencernaan
PPTX
Sistem Perdaran Darah
PPTX
Sistem Otot
PPTX
Reproduksi Hewan
PPTX
Rangka Manusia
PPTX
KLASIFIKASI HEWAN DAN PENGGOLONGAN DUNIA HEWAN
PDF
Komitmen Guru Profesional
PDF
Meningkatkan Kemampuan Diri Melalui Sertifikasi
PDF
Meningkatkan Kemampuan Diri Melalui Kualifikasi Dan Pembinaan Guru
PDF
Meningkatkan Kemampuan Diri Melalui Orgabisasi Profesi
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalah
konsep pendekatan scientific
Sifat segitiga (simetri lipat & putar)
Media Visual
Pembelajaran Online
Pendidikan Jarak Jauh
Pengertian Komputer dan Multimedia
Media dan Teknologi Pembelajaran (Visual Principles)
Perencanaan PTK, Penyusunan Proposal dan Pelaksanaan PTK
Sifat Bangun Datar Segitiga dan Kongruensinya
Sistem Pencernaan
Sistem Perdaran Darah
Sistem Otot
Reproduksi Hewan
Rangka Manusia
KLASIFIKASI HEWAN DAN PENGGOLONGAN DUNIA HEWAN
Komitmen Guru Profesional
Meningkatkan Kemampuan Diri Melalui Sertifikasi
Meningkatkan Kemampuan Diri Melalui Kualifikasi Dan Pembinaan Guru
Meningkatkan Kemampuan Diri Melalui Orgabisasi Profesi

Recently uploaded (20)

DOCX
Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PPTX
Inkuiri_Kolaboratif_Pembelajaran_Mendalam (1).pptx
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Fisika Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PPTX
Pengimbasan pembelajaran mendalam (deep learning
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika Terapan_22 Agus 2025.pdf
PDF
Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PPTX
Materi Refleksi Akhir Tahun Sutan Raja.pptx
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Informatika Kelas X SMA Terbaru 2025
PPTX
POWER POING IPS KLS 8 KUMER 2025-2026.pptx
PPTX
Pola Pikir Bertumbuh Pembelajaran Mendalam.pptx
PPTX
ppt_bola_basket_kelas x sma mata pelajaran pjok.pptx
PPTX
893548301-Panduan-Kokurikuler-Tahun_2025.pptx
PDF
MRT Tangguh, Indonesia Maju: Mewujudkan Transportasi Publik yang Aman, Nyaman...
PDF
Konsep Dasar Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.pdf
PPTX
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
PPTX
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pptx
PPTX
Desain ojt 1 koding dan kecerdasan artificial .pptx
PPTX
Keusahawanan dan Perniagaan Islam - Dr Mohd Adib Abd Muin 20 Ogos 2025.pptx
PDF
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf
Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10 SMA Terbaru 2025
Inkuiri_Kolaboratif_Pembelajaran_Mendalam (1).pptx
Modul Ajar Deep Learning Fisika Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Pengimbasan pembelajaran mendalam (deep learning
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika Terapan_22 Agus 2025.pdf
Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Materi Refleksi Akhir Tahun Sutan Raja.pptx
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Informatika Kelas X SMA Terbaru 2025
POWER POING IPS KLS 8 KUMER 2025-2026.pptx
Pola Pikir Bertumbuh Pembelajaran Mendalam.pptx
ppt_bola_basket_kelas x sma mata pelajaran pjok.pptx
893548301-Panduan-Kokurikuler-Tahun_2025.pptx
MRT Tangguh, Indonesia Maju: Mewujudkan Transportasi Publik yang Aman, Nyaman...
Konsep Dasar Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.pdf
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pptx
Desain ojt 1 koding dan kecerdasan artificial .pptx
Keusahawanan dan Perniagaan Islam - Dr Mohd Adib Abd Muin 20 Ogos 2025.pptx
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf

discovery learning (DL) pembelajaran penemuan

  • 1. MODEL PPEEMMBBEELLAAJJAARRAANN PPEENNEEMMUUAANN ((DDIISSCCOOVVEERRYY LLEEAARRNNIINNGG)) BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 2. Definisi/Konsep  Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.  Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru
  • 3. Definisi/Konsep  Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.  Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
  • 4. Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan  Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.  Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.  Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.  Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.  Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
  • 5. Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan  Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.  Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.  Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.  Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;  Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru;
  • 6. Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan  Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;  Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;  Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang;  Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya;  Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;  Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar;  Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
  • 7. Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan  Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.  Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.  Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
  • 8. Kelemahan Pembelajaran Penemuan  Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.  Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa  Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
  • 9. LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL DISCOVERY LEARNING FASE 1: PEMBERIAN RANGSANGAN (SIMULATION) FASE 2: IDENTIFIKASI MASALAH (PROBLEM STATEMENT) FASE 3: PENGUMPULAN DATA (DATA COLLECTION) FASE 4: PENGOLAHAN DATA (DATA PROCESSING) FASE 6: MENARIK KESIMPULAN (GENERALIZATION) FASE 5: PEMBUKTIAN (VERIFICATION)
  • 10. Langkah-Langkah Operasional Fase 1: Pemberian Rangsangan (Stimulation) a. Peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. b. Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. c. Stimulasi pada fase ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
  • 11. Lanjutan Fase 2: Identifikasi Masalah (Problem Identification) a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). a. Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan.
  • 12. lanjutan Fase 3: Pengumpulan Data (Data Collection) a. Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-banyaknya untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. a. Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis. Dengan demikian peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
  • 13. lanjutan Fase 4: Pengolahan Data (Data Processing) a. Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. a. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
  • 14. lanjutan Fase 5: Pembuktian (Verification) a. Peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil pengolahan data. a. Verifikasi menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
  • 15. lanjutan Fase 6: Menarik Kesimpulan (Generalization) a. Menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. a. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.
  • 16. SISTEM PENILAIAN  Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun nontes.  Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan.