SlideShare a Scribd company logo
4
Most read
6
Most read
9
Most read
MAKALAH
FILSAFAT KRITISISME

Oleh :Evie Nurmala Dewi, S.Pd
NIM : 06022681318032

Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengasuh :
Prof. Dr. Waspodo, MA., Ph.D.
Dr. Somakim, M.Pd.

Program Studi Margister Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
2013 / 2014
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Menurut kata filsafat berasal dari kata yunani filosifia, yang berasal dari kata kerja

filosofein yang berarti mencintai kekebijaksanaan. Perkembangan filsafat tidak dapat
dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuann yang munculnyapada masa peradaban
Kuno (massa Yunani). Pada tahun 2000 SM bangsa Babylon yang hidup dilembah sungai nil
(Mesir) dan sungai Efrant, telah mengenal alat pengukur berat, tabel perkalian dengan
menggunakan sepuluh jari. Serta piramida yang merupakan salah satu keajaiban dunia itu,
yang ternyata pembuatannya menerapkan geometri dam matematika menunjukkan cara
berfikir yang lebih tinggi dan kegiatan pengamatan benda – langit dan lain – lain. Menurut
Asmoro Achmadi (2005) berdasarkan periodasi terdapat corak pemikiran yang dilihat dari
masa atau waktu. Pertama masa yunani dilihat dari kearah pemikiran pada alam semesta,
corak pemikirannya disebut kosmosentri, kedua adalah zaman adab pertengahan corak
pemikirannya kefilsafatanya bersifat teosentri, dimana pemikirannya dipengaruhi oleh agama
pemecahan semua persoalan berdasarkan atas dogma agama oleh kepercayaan kristen.
Ketiga, adalah zaman Abad Modern, para filosof zaman ini menjadikan manusia sebagai
pusat analisis filsafat, maka corak filsafat zaman ini lazim disebut antroposentris. Filsafat
Barat modern dengan demikian memiliki corak yang berbeda dengan filsafat Abad
Pertengahan. Letak perbedaan itu terutama pada otoritas kekuasaan politik dan ilmu
pengetahuan. Jika pada Abad Pertengahan otoritas kekuasaan mutlak dipegang oleh Gereja
dengan dogma-dogmanya, maka pada zaman Modern otoritas kekuasaan itu terletak pada
kemampuan akal manusia itu sendiri. Manusia pada zaman modern tidak mau diikat oleh
kekuasaan manapun, kecuali oleh kekuasaan yang ada pada dirinya sendiri yaitu akal.
Kekuasaan yang mengikat itu adalah agama dengan gerejanya serta Raja dengan kekuasaan
politiknya yang bersifat absolut. dan keempat adalah masa abad dewasa ini (filsafat abad
modern)Keempat, adalah Abad Kontemporer dengan ciri pokok pemikiran logosentris,
artinya membahas tentang cara berfikir untuk mengatur pemakaian kata – kata / istilah yang
menimbulkan kerancuan, sekaligus dapat menunjukkan bahaya – bahaya yang terdapat
didalamnya, karena bahasa menjadi objek terpenting dalam pemikiran bahasa. Dengan
penulis ingin mengembangkan salah satu pemikiran filsafat yaitu pada masa filsafat kuno
yang mengenai kritisisme yang merupakan filasafat yang timbul akibat pertentang antara
rasionalisme dengan empirismedan juga hubungannya dalam pembelajaran matematika.

B.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar balakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah pada

makalah ini sebagai berikut :
1.

Apakah pengertian Kritisisme ?

2.

Bagaimanakah prinsip – prinsip kritisisme dalam pembelajaran matematika ?

3.

Bagaimana pengaruh kritisisme dalam pembelajaran matematika ?

C.

TUJUAN MASALAH
Berdasakan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1.

Untuk memahami pengertian Kritisisme

2.

Untuk mengetahui prinsip – prinsip kritisisme dalam pembelajaran matematika

3.

Untuk mengetahui pengaruh kritisisme dalam pembelajaran matematika

D.

MAMFAAT
Makalah ini diharapkan dapat bermamfaat untuk mengatahui dan memberikan

gambaran mengenai kritisisme dan kaitannya dengan matematika.
PEMBAHASAN

1.

Pengertian Kritisisme
Aliran kritisisme ini muncul pada abad ke – 18. Suatu zaman dimana sesorang ahli

berpikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme dan
empirisme. Pada zaman ini disebut zaman pencerahan (Aufklarung) dimana manusia lahir
dalam keadaan belum dewasa setelah Kant mengedakan penyelidikan ( Kritik ) terhadap
peran pengetahuan akal. Dimana manusia melihat adanya kemajuan ilmu pengetahuan (ilmu
pasti, biologi, filsafat dan sejarah) mencapai hasil yang mengembirakan dan disisi lain
jalannya filsafat tersendat sendat. Untuk itu filsafat dapat berkembang sejajar dengan ilmu
pengetahuan alam. Isaac Newton ( 1642 – 1727 ) memberikan dasar berfikir yang induksi
yaitu pemikiran yang titik bertolak pada gejala gejala dan pengembalikan kepada dasar –
dasar yang bersifatnya umum. Dan dijerman pertentangan antara rasionalisme dan empirisme
semakin berlanjut.
Menurut seorang ahli pikir jerman Immanuel Kant (1724 – 1804 ) dalam Asmoro
ahmadi (2005 : 119) ingin mencoba permasalahan dan memahami secara arti dari kedua
aliran tersebut maka ia mengakui kebenaran ilmu dan dengan akal manusia akan dapat
mencapai kebenaran.
Dengan demikian akhirnya, Kant mengakui peranan akal dan keharusan empiri,
sehingga diadakan sitensis. Walau pengetahuan bersumber pada akal ( Rasionalisme ), tetapi
adanya pengertian timbul dari benda (empirisme). Ibarat burung harus mempunyai sayap
(rasio) dan udara (empiri).
Maka kita dapat menyimpulkan bahwa Pendirian aliran rasionalisme dan Emperisme
sangat

bertolak

belakang.

Rasionalisme

berpendirian

bahwa

rasiolah

sumber

pengalan/pengetahuan, sedang Empirisme sebaliknya berpendirian bahwa pengalamanlah
yang menjadi sumber tersebut.
Imanuel Kant (1724-1804 M) berusaha mengadakan penyelesaian atas pertikaian itu
dengan filsafatnya yang dinamakan Kritisisme (aliran yang kritis). Jadi metode berpikirnya
metode Kritis walaupun ia mendasarkan diri yang ringgi dari akal tetapi ia titak mengingkari
adanya persoalan persoalan yang melampaui akal. Karena itu iirasionalitas dari kehidupan
dapat diterima dari kenyataannya.

2.

Prinsip – Prinsip Kritisisme Terhadap Pembelajaran Matematika
Prinsip-prinsip pembelajaran pada Standar Isi Permendiknas No.22 Tahun 2006

yang memuat tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar hingga menengah di
Indonesia yaitu :
1.

Memahami

konsep

matematika,

menjelaskan

keterkaitan

antarkonsep

dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat , efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah.
2.

Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.

3.

Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4.

Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah

5.

Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
Dengan adanya prinsip – prinsip pendidikan kita dapat menggunakan dengan

menggunakannya dalam setiap pembelajaran yang berkaitan dengan kritisisme yaitu
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
3.

Pengaruh Kritisisme Dalam Pembelajaran Matematika.
Kant berangkat dari filsafat geometri untuk menjembatani ke filsafat aritmetika dan

filsafat aljabar. Namun jika disimak lebih lanjut, pandangan-pandangan Kant lebih
mendasarkan kepada peran intuisi bagi semua konsep matematika dan hanya mengandalkan
konsep konstruksi seperti yang terjadi pada geometri Euclides. Terdapat pandangan bahwa
konstruksi konsep-konsep keruangan geometri Euclides sebetulnya mendasarkan kepada
“intuisi murni” namun Kant memberi kecenderungan baru tentang pandangan terhadap
matematika yang lebih bersifat konstruktif (Palmquist, 2004).
Menurut Kant dalam Wilder, R. L. (1952), matematika harus dipahamai dan
dikonstruksi menggunakan intuisi murni, yaitu intuisi “ruang” dan “waktu”. Konsep dan
keputusan matematika yang bersifat “synthetic a priori” akan menyebabkan ilmu
pengetahuan alam pun menjadi tergantung kepada matematika dalam menjelaskan dan
memprediksi fenomena alam. Menurutnya, matematika dapat dipahami melalui “intuisi
penginderaan”, selama hasilnya dapat disesuaikan dengan intuisi murni kita.
Dalam http:/runthyathpsiko. Blogspot.com/2013/01/12/pengaruh filsafat naturalisme
dan kritisisme/,/filsafat/ http:/runthyathpsiko.Blogspot.com/2013/01/12/pengaruh filsafat
naturalisme dan kritisisme/,/filsafat/, Kant menyatakan bahwa pengetahuan yang dihasilkan
dari aliran rasionalisme tercermin dalam putusan yang bersifat Analitik-Apriori. Putusan ini
memang mengandung suatu kepastian dan berlaku umum. Sedangkan pengetahuan yang
dihasilkan aliran empirisme tercermin dalam putusan Sintetik-Aposteriori (yang sifatnya
tidak tetap). Kant memadukan keduanya dalam suatu bentuk putusan yang Sintetik-Apriori.
Di dalam putusan ini, akal budi dan pengalaman indrawi dibutuhkan serentak. Menurut Kant
(1781), pemahaman maupun konstruksi matematika diperoleh dengan cara terlebih dulu
menemukan “intuisi murni” pada akal atau pikiran kita. Matematika yang bersifat “sintetik a
priori” dapat dikonstruksi melalui 3 tahap intuisi, yaitu “intuisi penginderaan”, “intuisi akal”,
dan “intuisi budi”.
a.

Intuisi Penginderaan
Disini peranan subjek lebih menonjol, tapi harus ada bentuk rasio murni yaitu ruang

dan waktu yang dapat diterapkan pada pengalaman. Hasil pencerapan indrawi inderawi yang
dikaitkan dengan bentuk ruang dan waktu ini merupakan fenomena konkret. Namun
pengetahuan yang diperoleh dalam bidang inderawi ini selalu berubah-ubah tergantung pada
subjek yang mengalami, dan situasi yang melingkupinya. Intinya bahwa obyek matematika
dapat diserap sebagai unsur a posteriori.
b.

Intuisi Akal
Apa yang telah diperoleh melalui bidang inderawi tersebut haruslah dituangkan ke

dalam bidang akal untuk memperoleh pengetahuan yang bersifat objektif-universal. Inti dari
intuisi akal adalah mensintetiskan hasil intuisi penginderan ke dalam intuisi “ruang” dan
“waktu” yang dikenal sebagai putusan Sintetik Apriori.
c.

Intuisi Budi
Pada intuisi budi, rasio manusia dihadapkan pada putusan-putusan yang berupa

argumentasi matematika.
Dari ketiga intuisi di atas, dapat disimpulkan bahwa konstruksi konsep matematika
berdasar intuisi ruang dan waktu akan menghasilkan matematika sebagai ilmu yang bersifat
“sintetik a priori”. Oleh Kant, metode sintetik dilawankan dengan metode analitik dan konsep
“a priori” dilawankan dengan “a posteriori”. Jika matematika dikembangkan hanya dengan
metode “analitik” maka tidak akan dihasilkan (dikontruksi) konsep baru, dan yang demikian
akan menyebabkan matematika hanya bersifat sebagai ilmu fiksi. Menurut Kant, matematika
tidak dikembangkan hanya dengan konsep “a posteriori” sebab jika demikian matematika
akan bersifat empiris. Namun data-data empiris yang diperoleh dari pengalaman
penginderaan diperlukan untuk menggali konsep-konsep matematika yang bersifat “a priori”

Dalam http:/runthyathpsiko. Blogspot.com/2013/01/12/pengaruh filsafat naturalisme
dan kritisisme/,/filsafat/, Filsafat kant disebut dengan kritisisme. Itulah sebab ketiga karyanya
yang besar disebut “kritik”, yaitu :
a.

Kritik Der Reinen Vernunft, atau Kritik Atas Rasio Murni (1781),

b.

Kritik Der Praktischen Vernunft, atau Kritik Atas Rasio Praktis (1788)

c.

Kritik Der Urteilskraft, atau Kritik Atas Daya Pertimbangan (1790).
Secara harfiah kata kritik berarti pemisahan. Filsafat kant bermaksud
membeda-bedakan antara pengenalan yang murni dan yang tidak murni, yang tiada
kepastiannya. Ia ingin membersihkan pengenalan dari keterikatan kepada segala
penampakan yang bersifat sementara. Jadi filsafatnya dimaksud sebagai penyadaran
atas kemampuan - kemampuan rasio secara obyektif dan menentukan batas-batas
kemampuannya, untuk member tempat kepada iman dan kepercayaan.
PENUTUP

1.

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa aliran kritisisme muncul pada

abad ke – 18. Suatu zaman dimana sesorang ahli berpikir yang cerdas mencoba
menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme dan empirisme yang dimana metode
berfikirnya

disebut

metode

kritis

dimana

semua

pengetahuan

bersumber

pada

( Rasionalisme), tetapi adanya pengertian yang timbul pada benda ( Empiri). Dengan melalui
prinsip – prinsip pembelajaran matematika dan pengaruh pembelajaran matematika guru
dapat mengajarkan pembelajaran matematika yang mendalam (ontologi) dengan cara
mendapatkan pengetahuan secara berfikir, bernalar dan beranalisa dengan menyelesaikan
masalah kepada penerapan materi daam pembelajaran matematika.
2.

Saran
Apa yang dikemukakan penulis tentang kritisisme merupakan suatu gambaran yang

secara garis besarnya saja. Diharapkan dengan ini kita dapat membahas apa yang belum bisa
dan pantas untuk di dibahas sehingga makalah ini menjadi lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Asmoro.2005. Filsafat Umum. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Surajiwo.2009. Filsafat ilmu dan Pengembangan di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara
Suriasumantri, Jujun S. 2007. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer . Jakarta : Gelora
Aksara Pratama.
http:/runthyathpsiko. Blogspot.com/2013/01/12 pengaruh filsafat naturalisme dan kritisisme
diakses tgl 19/12/2013

More Related Content

DOCX
Cara dan Strategi memulai Usaha/Bisnis (Business Plan)
PPTX
Aliran realisme
PPTX
Aksi Nyata Melakukan Refleksi Perencanaan (Guru).pptx
DOCX
Makalah Bahasa Indonesia Paragraf - Kelompok 5 (1).docx
DOCX
Makalah IPA Sistem organ pada Manusia
PPTX
Diabetes Mellitus
PPTX
Hypertension
PPTX
Republic Act No. 11313 Safe Spaces Act (Bawal Bastos Law).pptx
Cara dan Strategi memulai Usaha/Bisnis (Business Plan)
Aliran realisme
Aksi Nyata Melakukan Refleksi Perencanaan (Guru).pptx
Makalah Bahasa Indonesia Paragraf - Kelompok 5 (1).docx
Makalah IPA Sistem organ pada Manusia
Diabetes Mellitus
Hypertension
Republic Act No. 11313 Safe Spaces Act (Bawal Bastos Law).pptx

What's hot (20)

DOCX
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
DOCX
Hubungan filsafat dan agama
DOC
Berpikir ilmiah
PPTX
Aliran kritisisme
PPTX
Pendekatan-Pendekatan Studi Islam
DOCX
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
DOCX
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
DOCX
Makalahku filsafat modern
PPTX
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
PPT
Filsafat Umum - Epistemologi
PPTX
Studi islam dalam pendekatan historis
DOCX
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
PPTX
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
DOCX
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
PPT
Metode studi islam
PDF
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
RTF
Makalah shalat
DOC
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
DOCX
Makalah ontologi filsafat ilmu
PPTX
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
Hubungan filsafat dan agama
Berpikir ilmiah
Aliran kritisisme
Pendekatan-Pendekatan Studi Islam
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Makalahku filsafat modern
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat Umum - Epistemologi
Studi islam dalam pendekatan historis
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Metode studi islam
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
Makalah shalat
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Makalah ontologi filsafat ilmu
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Ad

Viewers also liked (7)

DOCX
Postmodernisme
PPTX
Empirisme
PPTX
Empirisme dan kritisisme
PPT
Hidrolika
PPT
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
PPT
Ppt neopositivisme
Postmodernisme
Empirisme
Empirisme dan kritisisme
Hidrolika
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
Ppt neopositivisme
Ad

Similar to Makalah kritisisme (20)

PDF
Tugas individu 3_filsafat
DOCX
Filsafat matematika pengertian logisisme_formalisme_konstruktivisme
DOCX
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
PDF
Epistemologi: Definisi & Kedudukan Filsafat Ilmu
DOCX
Artikel FKI.docx
DOCX
Makalah puasa sunnah
DOCX
makalah logikaoleh abdul rahman sidabutar
PPTX
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
DOCX
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
DOC
Bab iii pembahasan
PDF
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
PPTX
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
DOCX
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
PPTX
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPTX
Soaljawab filsafat
PDF
Tugas mandiri fki juliana rafiati
DOCX
PPTX
Filsafat pancasila
PPTX
KELOMPOK 1 - Ilmu, Pengetahuan, Sains & Quo Vadis.pptx
Tugas individu 3_filsafat
Filsafat matematika pengertian logisisme_formalisme_konstruktivisme
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Epistemologi: Definisi & Kedudukan Filsafat Ilmu
Artikel FKI.docx
Makalah puasa sunnah
makalah logikaoleh abdul rahman sidabutar
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Bab iii pembahasan
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
Soaljawab filsafat
Tugas mandiri fki juliana rafiati
Filsafat pancasila
KELOMPOK 1 - Ilmu, Pengetahuan, Sains & Quo Vadis.pptx

Makalah kritisisme

  • 1. MAKALAH FILSAFAT KRITISISME Oleh :Evie Nurmala Dewi, S.Pd NIM : 06022681318032 Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengasuh : Prof. Dr. Waspodo, MA., Ph.D. Dr. Somakim, M.Pd. Program Studi Margister Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya 2013 / 2014
  • 2. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut kata filsafat berasal dari kata yunani filosifia, yang berasal dari kata kerja filosofein yang berarti mencintai kekebijaksanaan. Perkembangan filsafat tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuann yang munculnyapada masa peradaban Kuno (massa Yunani). Pada tahun 2000 SM bangsa Babylon yang hidup dilembah sungai nil (Mesir) dan sungai Efrant, telah mengenal alat pengukur berat, tabel perkalian dengan menggunakan sepuluh jari. Serta piramida yang merupakan salah satu keajaiban dunia itu, yang ternyata pembuatannya menerapkan geometri dam matematika menunjukkan cara berfikir yang lebih tinggi dan kegiatan pengamatan benda – langit dan lain – lain. Menurut Asmoro Achmadi (2005) berdasarkan periodasi terdapat corak pemikiran yang dilihat dari masa atau waktu. Pertama masa yunani dilihat dari kearah pemikiran pada alam semesta, corak pemikirannya disebut kosmosentri, kedua adalah zaman adab pertengahan corak pemikirannya kefilsafatanya bersifat teosentri, dimana pemikirannya dipengaruhi oleh agama pemecahan semua persoalan berdasarkan atas dogma agama oleh kepercayaan kristen. Ketiga, adalah zaman Abad Modern, para filosof zaman ini menjadikan manusia sebagai pusat analisis filsafat, maka corak filsafat zaman ini lazim disebut antroposentris. Filsafat Barat modern dengan demikian memiliki corak yang berbeda dengan filsafat Abad Pertengahan. Letak perbedaan itu terutama pada otoritas kekuasaan politik dan ilmu pengetahuan. Jika pada Abad Pertengahan otoritas kekuasaan mutlak dipegang oleh Gereja dengan dogma-dogmanya, maka pada zaman Modern otoritas kekuasaan itu terletak pada kemampuan akal manusia itu sendiri. Manusia pada zaman modern tidak mau diikat oleh kekuasaan manapun, kecuali oleh kekuasaan yang ada pada dirinya sendiri yaitu akal. Kekuasaan yang mengikat itu adalah agama dengan gerejanya serta Raja dengan kekuasaan politiknya yang bersifat absolut. dan keempat adalah masa abad dewasa ini (filsafat abad modern)Keempat, adalah Abad Kontemporer dengan ciri pokok pemikiran logosentris, artinya membahas tentang cara berfikir untuk mengatur pemakaian kata – kata / istilah yang menimbulkan kerancuan, sekaligus dapat menunjukkan bahaya – bahaya yang terdapat didalamnya, karena bahasa menjadi objek terpenting dalam pemikiran bahasa. Dengan
  • 3. penulis ingin mengembangkan salah satu pemikiran filsafat yaitu pada masa filsafat kuno yang mengenai kritisisme yang merupakan filasafat yang timbul akibat pertentang antara rasionalisme dengan empirismedan juga hubungannya dalam pembelajaran matematika. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar balakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut : 1. Apakah pengertian Kritisisme ? 2. Bagaimanakah prinsip – prinsip kritisisme dalam pembelajaran matematika ? 3. Bagaimana pengaruh kritisisme dalam pembelajaran matematika ? C. TUJUAN MASALAH Berdasakan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk memahami pengertian Kritisisme 2. Untuk mengetahui prinsip – prinsip kritisisme dalam pembelajaran matematika 3. Untuk mengetahui pengaruh kritisisme dalam pembelajaran matematika D. MAMFAAT Makalah ini diharapkan dapat bermamfaat untuk mengatahui dan memberikan gambaran mengenai kritisisme dan kaitannya dengan matematika.
  • 4. PEMBAHASAN 1. Pengertian Kritisisme Aliran kritisisme ini muncul pada abad ke – 18. Suatu zaman dimana sesorang ahli berpikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme dan empirisme. Pada zaman ini disebut zaman pencerahan (Aufklarung) dimana manusia lahir dalam keadaan belum dewasa setelah Kant mengedakan penyelidikan ( Kritik ) terhadap peran pengetahuan akal. Dimana manusia melihat adanya kemajuan ilmu pengetahuan (ilmu pasti, biologi, filsafat dan sejarah) mencapai hasil yang mengembirakan dan disisi lain jalannya filsafat tersendat sendat. Untuk itu filsafat dapat berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan alam. Isaac Newton ( 1642 – 1727 ) memberikan dasar berfikir yang induksi yaitu pemikiran yang titik bertolak pada gejala gejala dan pengembalikan kepada dasar – dasar yang bersifatnya umum. Dan dijerman pertentangan antara rasionalisme dan empirisme semakin berlanjut. Menurut seorang ahli pikir jerman Immanuel Kant (1724 – 1804 ) dalam Asmoro ahmadi (2005 : 119) ingin mencoba permasalahan dan memahami secara arti dari kedua aliran tersebut maka ia mengakui kebenaran ilmu dan dengan akal manusia akan dapat mencapai kebenaran. Dengan demikian akhirnya, Kant mengakui peranan akal dan keharusan empiri, sehingga diadakan sitensis. Walau pengetahuan bersumber pada akal ( Rasionalisme ), tetapi adanya pengertian timbul dari benda (empirisme). Ibarat burung harus mempunyai sayap (rasio) dan udara (empiri). Maka kita dapat menyimpulkan bahwa Pendirian aliran rasionalisme dan Emperisme sangat bertolak belakang. Rasionalisme berpendirian bahwa rasiolah sumber pengalan/pengetahuan, sedang Empirisme sebaliknya berpendirian bahwa pengalamanlah yang menjadi sumber tersebut. Imanuel Kant (1724-1804 M) berusaha mengadakan penyelesaian atas pertikaian itu dengan filsafatnya yang dinamakan Kritisisme (aliran yang kritis). Jadi metode berpikirnya metode Kritis walaupun ia mendasarkan diri yang ringgi dari akal tetapi ia titak mengingkari
  • 5. adanya persoalan persoalan yang melampaui akal. Karena itu iirasionalitas dari kehidupan dapat diterima dari kenyataannya. 2. Prinsip – Prinsip Kritisisme Terhadap Pembelajaran Matematika Prinsip-prinsip pembelajaran pada Standar Isi Permendiknas No.22 Tahun 2006 yang memuat tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar hingga menengah di Indonesia yaitu : 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat , efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Dengan adanya prinsip – prinsip pendidikan kita dapat menggunakan dengan menggunakannya dalam setiap pembelajaran yang berkaitan dengan kritisisme yaitu pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. 3. Pengaruh Kritisisme Dalam Pembelajaran Matematika. Kant berangkat dari filsafat geometri untuk menjembatani ke filsafat aritmetika dan filsafat aljabar. Namun jika disimak lebih lanjut, pandangan-pandangan Kant lebih
  • 6. mendasarkan kepada peran intuisi bagi semua konsep matematika dan hanya mengandalkan konsep konstruksi seperti yang terjadi pada geometri Euclides. Terdapat pandangan bahwa konstruksi konsep-konsep keruangan geometri Euclides sebetulnya mendasarkan kepada “intuisi murni” namun Kant memberi kecenderungan baru tentang pandangan terhadap matematika yang lebih bersifat konstruktif (Palmquist, 2004). Menurut Kant dalam Wilder, R. L. (1952), matematika harus dipahamai dan dikonstruksi menggunakan intuisi murni, yaitu intuisi “ruang” dan “waktu”. Konsep dan keputusan matematika yang bersifat “synthetic a priori” akan menyebabkan ilmu pengetahuan alam pun menjadi tergantung kepada matematika dalam menjelaskan dan memprediksi fenomena alam. Menurutnya, matematika dapat dipahami melalui “intuisi penginderaan”, selama hasilnya dapat disesuaikan dengan intuisi murni kita. Dalam http:/runthyathpsiko. Blogspot.com/2013/01/12/pengaruh filsafat naturalisme dan kritisisme/,/filsafat/ http:/runthyathpsiko.Blogspot.com/2013/01/12/pengaruh filsafat naturalisme dan kritisisme/,/filsafat/, Kant menyatakan bahwa pengetahuan yang dihasilkan dari aliran rasionalisme tercermin dalam putusan yang bersifat Analitik-Apriori. Putusan ini memang mengandung suatu kepastian dan berlaku umum. Sedangkan pengetahuan yang dihasilkan aliran empirisme tercermin dalam putusan Sintetik-Aposteriori (yang sifatnya tidak tetap). Kant memadukan keduanya dalam suatu bentuk putusan yang Sintetik-Apriori. Di dalam putusan ini, akal budi dan pengalaman indrawi dibutuhkan serentak. Menurut Kant (1781), pemahaman maupun konstruksi matematika diperoleh dengan cara terlebih dulu menemukan “intuisi murni” pada akal atau pikiran kita. Matematika yang bersifat “sintetik a priori” dapat dikonstruksi melalui 3 tahap intuisi, yaitu “intuisi penginderaan”, “intuisi akal”, dan “intuisi budi”. a. Intuisi Penginderaan Disini peranan subjek lebih menonjol, tapi harus ada bentuk rasio murni yaitu ruang dan waktu yang dapat diterapkan pada pengalaman. Hasil pencerapan indrawi inderawi yang dikaitkan dengan bentuk ruang dan waktu ini merupakan fenomena konkret. Namun pengetahuan yang diperoleh dalam bidang inderawi ini selalu berubah-ubah tergantung pada
  • 7. subjek yang mengalami, dan situasi yang melingkupinya. Intinya bahwa obyek matematika dapat diserap sebagai unsur a posteriori. b. Intuisi Akal Apa yang telah diperoleh melalui bidang inderawi tersebut haruslah dituangkan ke dalam bidang akal untuk memperoleh pengetahuan yang bersifat objektif-universal. Inti dari intuisi akal adalah mensintetiskan hasil intuisi penginderan ke dalam intuisi “ruang” dan “waktu” yang dikenal sebagai putusan Sintetik Apriori. c. Intuisi Budi Pada intuisi budi, rasio manusia dihadapkan pada putusan-putusan yang berupa argumentasi matematika. Dari ketiga intuisi di atas, dapat disimpulkan bahwa konstruksi konsep matematika berdasar intuisi ruang dan waktu akan menghasilkan matematika sebagai ilmu yang bersifat “sintetik a priori”. Oleh Kant, metode sintetik dilawankan dengan metode analitik dan konsep “a priori” dilawankan dengan “a posteriori”. Jika matematika dikembangkan hanya dengan metode “analitik” maka tidak akan dihasilkan (dikontruksi) konsep baru, dan yang demikian akan menyebabkan matematika hanya bersifat sebagai ilmu fiksi. Menurut Kant, matematika tidak dikembangkan hanya dengan konsep “a posteriori” sebab jika demikian matematika akan bersifat empiris. Namun data-data empiris yang diperoleh dari pengalaman penginderaan diperlukan untuk menggali konsep-konsep matematika yang bersifat “a priori” Dalam http:/runthyathpsiko. Blogspot.com/2013/01/12/pengaruh filsafat naturalisme dan kritisisme/,/filsafat/, Filsafat kant disebut dengan kritisisme. Itulah sebab ketiga karyanya yang besar disebut “kritik”, yaitu : a. Kritik Der Reinen Vernunft, atau Kritik Atas Rasio Murni (1781), b. Kritik Der Praktischen Vernunft, atau Kritik Atas Rasio Praktis (1788) c. Kritik Der Urteilskraft, atau Kritik Atas Daya Pertimbangan (1790).
  • 8. Secara harfiah kata kritik berarti pemisahan. Filsafat kant bermaksud membeda-bedakan antara pengenalan yang murni dan yang tidak murni, yang tiada kepastiannya. Ia ingin membersihkan pengenalan dari keterikatan kepada segala penampakan yang bersifat sementara. Jadi filsafatnya dimaksud sebagai penyadaran atas kemampuan - kemampuan rasio secara obyektif dan menentukan batas-batas kemampuannya, untuk member tempat kepada iman dan kepercayaan.
  • 9. PENUTUP 1. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa aliran kritisisme muncul pada abad ke – 18. Suatu zaman dimana sesorang ahli berpikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme dan empirisme yang dimana metode berfikirnya disebut metode kritis dimana semua pengetahuan bersumber pada ( Rasionalisme), tetapi adanya pengertian yang timbul pada benda ( Empiri). Dengan melalui prinsip – prinsip pembelajaran matematika dan pengaruh pembelajaran matematika guru dapat mengajarkan pembelajaran matematika yang mendalam (ontologi) dengan cara mendapatkan pengetahuan secara berfikir, bernalar dan beranalisa dengan menyelesaikan masalah kepada penerapan materi daam pembelajaran matematika. 2. Saran Apa yang dikemukakan penulis tentang kritisisme merupakan suatu gambaran yang secara garis besarnya saja. Diharapkan dengan ini kita dapat membahas apa yang belum bisa dan pantas untuk di dibahas sehingga makalah ini menjadi lebih sempurna.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Achmadi, Asmoro.2005. Filsafat Umum. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Surajiwo.2009. Filsafat ilmu dan Pengembangan di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara Suriasumantri, Jujun S. 2007. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer . Jakarta : Gelora Aksara Pratama. http:/runthyathpsiko. Blogspot.com/2013/01/12 pengaruh filsafat naturalisme dan kritisisme diakses tgl 19/12/2013