Dalam pembangunan sistem informasi diperlukan upaya pemetaan dan tahapan-tahapan
tertentu agar sistem informasi yang dibangun dapat diimplementasikan sesuai kebutuhan
organisasi/perusahaan. Suatu sistem informasi digunakan untuk mengatur hubungan
anatar manusia dan komponene mesin serta prosedur-prosedur yang harus dilakukan serta
berkaitan satu dengan yang lainya untuk mendukung kebutuhan informasi atau
mekanisme bisnis pada sebuah organisasi.
Agar sistem informasi yang dibangun sesuai dengan kebutuhan organisasi maka
diperlukan upaya proses pengembangan sistem (system develoment life cycle [SDLC] )
yang harus dilakukan oleh organisasi. SDLC merupakan proses formal yang harus
dilakukan organisasi yang akan membangun sebuah sistem infrmasi yang berbasi
komputer. Termasuk dalam hal ini adalah, size of organisation, jobs description, relevant
experiece, education system yang terintegrasikan dalam proses informasi, sumber daya,
peralatan dan teknis operasional.
Secara umum, pengembangan sistem informasi melalui tahap-tahap sebagai berikut
1. Survei Sistem (preliminary)
Survei sistem merupakan hal yang harus dilakuka bagi organisasi yang ingin membuat
sistem informasi. Pada tahap ini, organisasi dan konsultan mendefinisikan tentang sistem
yang akan dibuat. Upaya yang dilakukan dalam tahap ini adalah mengidentifikasi
permasalahan, peluang, arahan melalui investigasi awal dalam melihat kebutuhan
organisasi. Mendefinisikan lingkup kerja dimasing-masing bidang/divisi yang terdapat di
organisasi. Penyususnan proposal meliputi gambaran umum pelaksanaan proyek, jadwal
pelaksanaan, rincian biaya, aplikasi yang dikembangkan, analisis keuntungan,
metodologi. Dalam penyusunan proposal ini dipertimbangkan kelayakan operasional
(sistem, sumber daya, metode traiing, layanan purna jual/pemeliharaan, efesiensi dan
efektifitas), kelayakan teknis (hardware, software, jadawal pelaksanaan proyek, fisiable,
sistem keamanan data) dan kelayakan ekonomis (biaya pembuatan, implementasi dan
keuntungan/benefit). Preliminary ini merupakan tahap awal saja, belum melakukan
identifikasi secara mendalam.
2. Analisis Sistem
Analsis sistem merupakan sebuah teknik pemecahan masalah yang mendekomposisi
sebuah sistem menjadi komponen-komponen penyusunannya dalam rangka mempelajari
lebih jauh bagaimana komponen sistem tersebut bekerja dan berinteraksi dengan
komponen lainya untuk tujuan tertentu. Tahap analisis sitem sudah lebih mendalam
dalam mengidentifikasi komponen dan interaksi yang terjadi. Dalam analisis sistem juga
dibangun desain sistem yang akan dikembangkan sesuai kebutuhan organisasi. Desain
sistem yang merupakan kelanjutan dari teknik pemecahan masalah yang merangkai
kembali komponen-komponen sistem menjadi satu kesatuan sistem yang utuh dengan
harapan akan membentuk perbaikan sistem. Hal ini dipahami sebagai proses memahami
sistem yang ada dengan menganalisis komponen terbentuknya. Dalam tahap ini,
pembentukan sistem informasi dapat melakukan identifikasi terhadap aspek analisis
sistem meliputi analisis jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business
process), aturan/ketentuan sistem (business rules), masalah dan solusi (business problem
and solution), business tools, dan rencana perusahaan (business plans). Dalam proses ini,
biasanya melakukan analisis pendekatan sistem yang include dengan metodologi
pengembangan sistem seperti menggunakan pendekatan Structured Analysis Design,
Information Engineering, Object-Oriented Analysis, Accelerated Analysis, Requirements
Discovery, Business Process Reengineering, FAST, dll.
Berikut penjelasan aspek yang dianalisis dalam analisis sistem :
1. Analisis Jabatan (Business users)
Analisis ini meliputi analisis jabatan dan pekerjaan yang dilakukan personel yang
menjalankan suatu bisnis, yang dapat dimulai dari staff, kasi, kabag/manajer sampai
direktur. Rahap ini mengidentifikasi jabatan-jabatan dan pekerjaan dengan sistem yang
akan dikembangkan. Struktur organisasi, uraian tugas masing-masing jabatan, internal
kontrol, prosedur dan pembagian tugas.
1. Proses bisnis (business process)
Business process menggambarkan rangkaian tugas yang harus diselesaikan menurut
aturan tertentu untuk memperoleh suatu tujuan (goal) atau hasil. Analisis ini meliputi
proses pencatatan, bukti transaksi, dokumen pencatatan, laporan dan metode pengkodean.
1. Ketentuan/aturan yang ada (business rules)
Hal ini meliputi batasan/ketentuan yang dapat menjaga integritas/keabsahan datya
perusahaan utnuk menjamin sistem dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Seperti pihak
mana saja yang bisa mengakses data-data tertentu. Analisis ini berfungsi sebagai desain
dalam autentifikasi akses terhadap fasilitas dalam aplikasi yang dikembangkan.
1. Masalah dan mencari solusinya (business problems & solutions)
2. Business tools
3. Rencana perusahaan (business plans)
3. Desain Sistem
Apabila analisis sistem lebih berbicara ‘what?’, sedangkan desain sistem lebih banyak
berbicara tentang ‘how?’. Desain sistem lebih fokus pada bagaimana sistem itu dibentuk
untuk memenuhi kebutuhan pada fase analisis sistem. Manfaat desain sistem memberikan
rancang bangun (blueprint) yang lengkap sebagai penuntun (guideline) bagi programer
dalam mengembangkan aplikasi. Setidaknya dalam sistem informasi terkomputerisasi
terdiri atas harware (input, proses, output & network), software (sistem operasi, utilitas
dan aplikasi), data (struktur data, keamanan, integritas data), prosedur (dokumentasi,
sistem, buku petunjuk, operasional dan teknis) serta manusia (pengguna sistem
informasi). Dalam desain sistem, beberapa kegiatan yang dilakukan adalah: permodelan
sistem, desain basis data, desain aplikasi, desain perangkat keras/jaringan dan desain
jabatan (user).
4. Pembuatan Sistem
Setelah proses perancangan yang cukup pancang, tahap berikutnya adalah membuat
sistem informasi. Pembuatan sistem ini meliputi kegiatan pembuatan aplikasi berdasarkan
rancangan yang telah dibuat, disertai dengan pembuatan buku penggunaan aplikasi agar
mudah saat melakukan training dan implementasi sistem. Pada tahap ini diperlukan
proses ujicoba aplikasi meliputi : uji performa, program logic (sintaks),
implementasi business rules, faktor manusia, business
process/procedure,efesiensi input dan output.
5. Implementasi Sistem
Sebelum melakukan implementasi sistem, diperlukan persiapan yang memadai dalam hal
perangkat keras, perangkat lunak, ruangan dan fasilitas pendukung lainya. Dalam
implementasi sistem hal yang penting untuk diperhatikan adalah :
1. Konversi
Sistem baru akan memberikan hal-hal baru yang butuh penyesuaian. Konversi ini
diperlukan terutama dalam implementasi sistem lama ke sistem baru, apalagi sebelumnya
telah menggunakan aplikasi yang sudah terkomputerisasi.
1. Pelatihan
Diperlukan pengenalan secara menyeluruh untuk setiap pihak yang terlibat dalam
menggunakan sistem informasi. Diperlukan sosialisasi kepada pihak-pihak yang terlibat
langsung dalam sistem namun tidak menggunakan aplikasi sistem secara langsung.
1. Testing penerimaan
Penyesuaian sistem baru dengan melakukan testing selama periode tertentu sebagai
proses belajar.
6. Pemeliharaan Sistem
Setelah terbentuk sistem dan diimplementasikan, diperlukan proses pemeliharaan. Pada
tahap pemeliharaan ini mencangkup seluruh proses yang diperlukan untuk menjamin
kelangsungan, kelancaran dan penyempurnaan sistem yang telah dioperasikan. Tahap ini
meliputi kegiatan pemantauan dan kontrol pengoperasian, antisipasi gangguan kecil
(bug), melakukan penyempurnaan yang mungkin terlewatkan, dan antisipasi faktor-faktor
eksternal (virus, kehilangan/kerusakan data, cheating, dll).
Prototyping
Prototyping merupakan salah satu model yang digunakan dalam mengembangkan sistem
informasi. Prototyping merupakan model yang paling banyak digunakan dalam
mengembangkan sistem informasi. Model prototyping ini efektif bagi pengembangan
sistem informasi bagi end user (pengguna) dan IS specialis. Karena model prototyping
memungkinkan anatara pengembang (IS Specialis) dan enduser (pengguna) melakukan
interaksi selama proses pembuatan sistem. Proses interaksi yang intensif antara pengguna
dan pengembang dalam pembuatan sistem informasi dengan model ini, karena pengguna
hanya memberitahukan keinginan secara umum dari sistem informasi yang
dikembangkanya sedangkan pengembang yang akan menerjemahkan keinginan pengguna
dengan memperhatikan efesiensi algoritma, kemampuan sistem operasi, serta interface
yang menguhubungkan mesin dan manusia. Untuk mengatasi ketidaksesuaian antara
pengguna dan pengembang dibutuhkan kerjasama yang baik diantara keduanya sehingga
pengembang akan mengetahui benar apa yang benar-benar diinginkan pengguna tanpa
mengesampingkan segi teknis dan pengguna akan mengetahui proses-proses dalam
menyelesaikan sistem informasi yang diinginkan. Kunci keberhasilan dalam menerapkan
model prototyping ini adalah sejak awal telah mendefinisikan aturan main anatara
pengguna dan pengembang bahwa protoype yang dibangun sesuai dengan kebutuhan.
Prototype yang tidak sesuai akan dihilangkan dan perangkat lunak aktual yang direkayasa
dengan kualitas dan implemantasi yang telah ditentukan.
Tahapan prototyping agar sistem yang dibangun sesuai dengan kebutuhan adalah :
pengumpulan kebutuhan, membangun prototyping, evaluasi prototyping, pengkodean
sistem, menguji sistem, evaluasi sistem dan menggunakan sistem. Keunggulan model
prototyping ini adanya interaksi antara pengguna dan pengembang sejak proses
prototyping, sehingga penyesuain-penyesuain dapat dilakukan sedini mungkin. Selain itu,
prototyping dapat bekerja dengan baik pada penerapan yange memiliki resiko tinggi
dengan masalah-masalah yang tidak terstruktur, sering terjadi perubahan dari waktu ke
waktu dan konsisi-kondisi yang tidak menentu. Interaksi yang intensif, artinya sistem
harus menyediakan ruang dialog antara user dan komputer (help). Memerlukan
penyelesaian yang cepat dan tanggap serta untuk perilaku users yang sulit ditebak. Selin
itu, prototyping cocok diimplementasikan pada sistem yang inovatif, dimana
penyelesaian masalah membutuhkan penggunaan hardware yang mutakhir serta perkiraan
tahap penggunaan yang relatif pendek. Prototyping memiliki keunggulan dan kelmahan,
berikut keunggulan dan kelemahan model prototyping :
Keunggulan Prototyping :
1. End user dapat berpartisipasi aktif
2. Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan
3. Mempersingkat waktu pengembangan SI
4. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan
5. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan
6. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem
7. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem
8. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang
diharapkannya.
Kelemahan Prototyping :
1. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat
2. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah
3. Bisanya kurang fleksible dalam mengahadapi perubahan
4. Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah
5. Prototype terlalu cepat selesai, hasil kurang maksimal
Salah satu kunci keberhasilan penerapan sebuah rancangan sistem informasi pada
sebuah institusi layanan kesehatan seperti Rumah Sakit adalah adanya pemahaman
mengenai proses pengembangan sebuah sistem informasi dari seluruh unit. Tentu diluar
unit IT hanya dibutuhkan pemahaman globalnya saja. Dengan memahami proses
diharapkan setiap bagian yang terlihat dalam proses akan memahami apa yang harus
dilakukan.
Transformasi Budaya Kerja
Pengembangan sebuah sistem informasi yang mengotomatisasi sebuah proses
membutuhkan sebuah transformasi budaya bagi yang menjalankannya. Keterlibatan tiap -
tiap unit dalam proses pengembangan sistem informasi adalah salah satu upaya untuk
melakukan sebuah transformasi budaya secara bertahap. Hal ini merupakan perwujudan
optimalisasi pemanfaatan kemajuan di bidang teknologi informasi.
Proses pengolahan data maupun transaksi yang sebelumnya dilakukan secara
manual semakin berkembang menjadi otomatisasi dan tersentralisasi. Pada budaya lama
sebelum dilakukan pengembangan sistem informasi, dapat terjadi situasi di mana
kesalahan data pada sebuah proses tidak mempengaruhi proses yang lain. Keadaan
tersebut merupakan salah satu akibat dari tidak adanya integrasi tiap - tiap
proses menjadi sebuah sistem informasi.
Di sini terlihat salah satu perbedaan setelah dilakukan pengembangan sistem informasi
berbasis teknologi informasi. Sebagai contoh bila terjadi kesalahan pemasukan data
pada sebuah proses bukan saja mempengaruhi proses tersebut tapi juga proses-proses
yang lain karena seluruh proses telah terintegrasi dalam sebuah sistem informasi.
Proses otomatisasi membutuhkan minimalisasi atau tidak adanya sama sekalihuman error
dalam pemasukan data. Minimalisasi human error juga dapat terbantu oleh perancangan
aplikasi Sistem Informasi yang user friendly dan mekanisme verifikasi yang bertingkat
sebelum data terintegrasi dalam sistem informasi.
Siklus Pengembangan Sistem Informasi
Dalam pengembangan sebuah sistem informasi terdapat sebuah metodologi standard
yang telah di gunakan puluhan tahun dan tetap menjadi standard bagi unit IT, Konsultan
dan pengembang Aplikasi Sistem Informasi. Karena merupakan sebuah siklus maka
metodologi tersebut dinamakan "System Development Life Cycle Model".
Walaupun teknologi perangkat lunak untuk mengembangkan aplikasi sebuah sistem
informasi telah berkembang sangat pesat tetapi metodologi pengembangan sistem masih
mengikuti standard yang telah teruji dan digunakan puluhan tahun.
Metodologi pengembangan System Development Life Cycle Model (SDLC
Model)didasarkan pada beberapa aktifitas berikut :
1. System/Information Engineering and Modeling
Pengembangan sistem informasi dimulai dengan mengadakan penelitian terhadap
elemen-elemen kebutuhan sistem dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan tersebut dan
menjabarkannya kedalam panduan bagi pengembangan sistem ditahap berikutnya.
Aspek-aspek yang berkaitan berupa elemen-elemen yang berkaitan dengan sistem baik
itu sumber daya manusia, peraturan perundang-undangan, perangkat keras (hardware),
prosedur kerja organisasi maupun beragam aspek lainnya, baik yang terkait secara
langsung maupun tidak dengan sistem komputerisasi yang akan dibangun.
Fase ini merupakan fase yang sangat penting (essential) untuk mendapatkan gambaran
utuh sebuah sistem guna pengembangan sistem bersangkutan ke dalam bentuk penerapan
sistem yang berbasis komputerisasi.
Dalam tahap ini, idealnya divisi IT atau konsultan dan pengembangkan aplikasi Sistem
Informasi, selain mendapat dukungan dari pihak top manajemen juga harus mendapat
dukungan dari unit-unit dimana sistem informasi yang akan dikembangkan itu akan
diterapkan.
Untuk mendapatkan masukan dari unit-unit terkait idelanya sejak awal unit-unit tersebut
telah dilibatkan dalam perancangan sebuah sistem informasi melalui perancangan proses
( standart operasional prosedur ) di unitnya masing-masing
Secara fungsional seorang System Analyst dari unit IT dapat membantu melakukan
dokumentasi proses dan standar operasional prosedur dari masing-masing
unit. Meskipun demikian idealnya setiap unit harus membuat sendiri dokumentasi
proses, standar operasional prosedur yang telah dijalankannya setiap hari.
System Analyst dari unit atau atau konsultan dapat dijadikan rujukan untuk membuat
standarisasi format penulisan dokumentasi proses, standar operasional prosedur tersebut.
Juga dibutuhkan pejabat terkait yang membawahi sekaligus beberapa unit yang
terintegrasi oleh sebuah proses. System Analyst dan pejabat tersebut diharapkan dapat
memandang secara holistik dari proses parsial tiap unit menjadi sebuah proses yang
terintegrasi antar unit.
Standarisasi format yang disepakati bersama sangat penting agar setiap unit dapat
memahami proses yang terjadi di unit lain lewat dokumentasi standar tersebut.
Pada sebuah proses interaksi antar unit yang berkaitan dengan layanan kesehatan
dapat terjadi hubungan lintas unit. Pada situasi demikian fungsi System Analyst dari
unit IT atau konsultan sebagai mediator antar unit menjadi penting.
Sebuah proses lintas unit dapat terselenggara karena adanya penyatuan beberapa proses
dari tiap unit. Hal tersebut sangat penting untuk efektifitas proses itu sendiri, baik dari
sisi kontrol maupun pelaksanaan. Dalam proses pengembangan sistem informasi
penyatuan proses ini sangat mungkin terjadi. Dengan demikian keterlibatan setiap unit
sejak awal sangat membantu proses adaptasi pada saat terjadi transformasi proses yang
mengakibatkan perubahan pelaksanaan pekerjaan dari tiap unit.
Dalam penyusunan proses, standar prosedur operasional kadang banyak terjebak dengan
konsep ideal tapi tanpa melihat bagaimana pelaksanaan di lapangannya. Sehingga hanya
bagus di atas kertas tapi tidak sepenuhnya mampu dijalankan.
Situasi ini akan menjadi kendala ketika terjadi audit dalam proses akreditasi atau
sertifikasi. Karena terjadi ketidaksesuaian antara dokumentasi prosedur kerja atau protap
dengan prakteknya.
Sebuah proses, prosedur atau protap yang ideal adalah yang mampu mengakomodasi
persyaratan standard untuk proses tersebut , mendukung visi, misi dan strategi insitusi
layanan kesehatan dan mampu dijalankan dengan baik oleh SDM yang tersedia.
2. Software Requirements Analysis
Tahapan ini juga dikenal sebagai proses feasibility study. Dalam tahapan ini, tim
pengembang sistem melakukan investigasi kebutuhan-kebutuhan sistem guna menentukan
solusi piranti lunak (software) yang akan digunakan sebagai tulang punggung proses
automatisasi /komputerisasi bagi sistem. Hasil investigasi berupa rekomendasi kepada
pengembang sistem dalam hal spesifikasi teknis proses pengembangan sistem untuk
tahap berikutnya yang berisikan hal-hal berkaitan dengan kebutuhan personal
(personnel assignments), biaya (costs), jadwal pelaksanaan (project schedule), and
batasan waktu penyelesaian pekerjaan (target dates). Disamping itu juga
direkomendasikan beragam aspek teknis pengembangan software baik berupa fungsi-
fungsi yang dibutuhkan (required function), karakteristik sistem (behavior), performansi
sistem (performance) and antar muka aplikasi (interfacing).
3. Systems Analysis and Design
Pada tahapan ini, tim pengembangan sistem mendefinisikan proses-proses dan
kebutuhan-kebutuhan sistem yang berkaitan dengan pengembangan aplikasi (software
development process). Dalam fase ini ditentukan pemilihan teknologi yang akan
diterapkan baik berupa client/server technology, rancangan database, maupun beragam
aspek lainnya yang berkaitan dengan kegiatan analisis dan perancangan ini.
Di dalam tahap ini juga dibutuhkan perencanaan DRC (Disaster Recovery Center)untuk
mengamankan sistem agar dapat berjalan dalam situasi bencana dalam berbagai skala
kemungkinan. Situasi bencana ini tidak pernah terduga terjadinya. Tentang bagaimana
sebuah DRC yang ideal dan seberapa cepat sebuah recovery sistem tergantung pada
skala sistem, risk manajemen dan budget yang tersedia dari insitusi layanan kesehatan
tersebut. Keputusan pemilihan adanya DRC atau skala DRC biasanya dilakukan top
manajemen bersama dengan Komite IT di dukung oleh analisa dari unit risk
management.
Di dalam sebuah unit IT berskala besar kadang terdapat 2 manajer IT atau lebih untuk
mengelola tahap ini. Tanggung jawab pengembangan aplikasi dibebankan kepada
Manajer Sistem Aplikasi dan tanggung jawab Infrastruktur IT di bebankan kepada
Manajer IT Infrastructure. Di dalam pengembangan sebuah aplikasi yang bukan hanya
berjalan di sebuah lokasi tapi dijalankan dari berbagai lokasi yang berjauhan antar cabang
di berbagai kota maka pengaturan lalu lintas data (bandwith menjadi sangat penting).
Bagaimana sebuah aplikasi yang dikembangkan mampu menghemat bandwith tentu
menjadi masukan dari manajer IT Infrastructure kepada Manajer Sistem Aplikasi.
4. Code Generationatau Pemrograman Aplikasi.
Pada tahapan ini hasil dari fase-fase sebelumnya dituangkan kedalam penulisan kode-
kode dengan menggunakan bahasa pemrograman komputer yang telah ditentukan dalam
tahap sebelumnya. Untuk melakukan pemrograman ini dibutuhkan perangkat-perangkat
pemrograman seperti Code Editor, Compiler, Interpreter dan aneka perangkat lunak
berkaitan lainnya sesuai dengan kebutuhan pemrograman bersangkutan.
Sebuah Audit Trail untuk merekam segala macam informasi tentang data, perubahan
data, yang melakukan perubahan data, waktu, dan lain sebagainya seharusnya telah
tersedia dalam aplikasi sistem informasi karena telah menjadi standard. Database yang
berisi audit trail dalam proses pengembangan dapat digunakan untuk melacak kesalahan
logika proses sedangkan dalam tahap implementasi dapat digunakan sebagai salah satu
masukan audit sebuah sistem informasi.
Menjadi sebuah keprihatinan bagi profesi IT, ketika menemukan sebuah proyek sistem
informasi berskala besar melupakan aspek ini. Pada kondisi demikian sang pengembang
aplikasi Sistem Informasi tersebut bukan tidak memahami tapi mungkin ada
pertimbangan lain sehingga pembuatan otomatisasi database audit trail kurang mendapat
perhatian.
5. Testing
Setelah proses penulisan kode pemrograman langkah berikutnya berupa proses
pengujian terhadap hasil pemrograman tersebut . Pengujian mencakup beragam aspek
yang berkaitan dengan System & Performance dari fase Code Generation. Pengujian-
pengujian tersebut berupa Pengujian Database, Pengujian Validitas Data, Pengujian
Logic Aplikasi, Pengujian Antar Muka Aplikasi (General User Interface/GUI), Pengujian
User Administration. Hasil pengujian ini merupakan Umpan balik perbaikan System &
Performance yang akan digunakan dalam proses perbaikan sistem hingga mencapai
hasil yang diharapkan dan telah ditentukan sebelumnya.
Fase ini adalah sebuah fase krusial, karena lemahnya perencanaan maka tidak semua
aspek dapat teruji. Ujicoba dalam fase ini dilakukan baik oleh pengembang aplikasi
maupun oleh user atau dikenal dengan istilah User Acceptance Test (UAT).
6. Maintenance
Fase ini merupakan fase perawatan terhadap sistem yang telah dikembangkan dan
diimplementasikan. Cakupan fase ini berupa proses perawatan terhadap sistem yang
berkaitan dengan perawatan berkala dari sistem maupun proses terhadap perbaikan
sistem manakala sistem menghadapi kendala dalam operasionalnya akibat masalah
teknis dan non teknis yang tidak terindikasi dalam proses pengembangan sistem. Proses
Maintenance ini juga meliputi upaya-upaya pengembangan terhadap sistem yang telah
dikembangkan sebelumnya dalam menghadapi mengantisipasi perkembangan maupun
perubahan sistem bersangkutan.
Mohon tanggapan teman-teman yang memiliki pengalaman dalam pengembangan dan
implementasi teknologi informasi terutama pada layanan kesehatan seperti rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA: KOMPASIANA

More Related Content

PDF
Tugas sim, rahayu, yananto mihadi putra, pengguna dan pengembang sistem
PPT
Membangun Sistem Informasi Manajemen
PPT
Tb 1 ppt sim kelompok 14
PPT
Membangun sistem informasi management( kelompok 14)
DOCX
Sim, ade yayang, hafzi ali, sumber daya komputasi dan komunikasi, universitas...
DOCX
Tahap pengembangan sistem
PDF
SIM, 6, Afifah Khoiriyah, Hapzi Ali, Tahap dan Metode Pengembangan Sistem Inf...
PPTX
Pengembangan sistem informasi
Tugas sim, rahayu, yananto mihadi putra, pengguna dan pengembang sistem
Membangun Sistem Informasi Manajemen
Tb 1 ppt sim kelompok 14
Membangun sistem informasi management( kelompok 14)
Sim, ade yayang, hafzi ali, sumber daya komputasi dan komunikasi, universitas...
Tahap pengembangan sistem
SIM, 6, Afifah Khoiriyah, Hapzi Ali, Tahap dan Metode Pengembangan Sistem Inf...
Pengembangan sistem informasi

What's hot (20)

PDF
Metode Evaluasi Sistem Informasi
DOC
Pengembangan sistem informasi
PDF
Sim 12, siti rahmah, hapzi ali, sistem pendukung pengambilan keputusan , umb ...
PPTX
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
PDF
Metode Pengembangan dan Evaluasi SIM
PPTX
7 pengembangan sistem
PDF
Sim, rina apriyani, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, pengembangan sistem informa...
PDF
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, sumber daya komputasi dan komu...
PDF
SIM,Agus Saiful,Prof.Dr.Ir Hapzi Ali, MM ,CMA,Sumber Daya Komputasi Dan Komun...
DOC
SIM, Tri Yunny Kartika, 43216110077, Hapzi Ali, Sumber Daya Komputasi dan Kom...
PPT
5. pengembangan sistem-informasi
PDF
SIM 9. Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Metode SDLC. Universitas Mercubuana, 2018
PPTX
Model evaluasi sistem informasi
PPT
Pengembangan sistem informasi
PPTX
4. pengembangan sim
PPT
Sia 2
PPTX
Pengembangan sistem informasi manajemen
DOCX
Implementasi sistem informasi, sistem informasi manajemen, tanri imam maulana...
PDF
Sim, nurul iqbal, hapzi ali, sumber daya komputasi dan komunikasi, universita...
PPTX
Sistem informasi manajemen Pengembangan Sistem
Metode Evaluasi Sistem Informasi
Pengembangan sistem informasi
Sim 12, siti rahmah, hapzi ali, sistem pendukung pengambilan keputusan , umb ...
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Metode Pengembangan dan Evaluasi SIM
7 pengembangan sistem
Sim, rina apriyani, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, pengembangan sistem informa...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, sumber daya komputasi dan komu...
SIM,Agus Saiful,Prof.Dr.Ir Hapzi Ali, MM ,CMA,Sumber Daya Komputasi Dan Komun...
SIM, Tri Yunny Kartika, 43216110077, Hapzi Ali, Sumber Daya Komputasi dan Kom...
5. pengembangan sistem-informasi
SIM 9. Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Metode SDLC. Universitas Mercubuana, 2018
Model evaluasi sistem informasi
Pengembangan sistem informasi
4. pengembangan sim
Sia 2
Pengembangan sistem informasi manajemen
Implementasi sistem informasi, sistem informasi manajemen, tanri imam maulana...
Sim, nurul iqbal, hapzi ali, sumber daya komputasi dan komunikasi, universita...
Sistem informasi manajemen Pengembangan Sistem
Ad

Similar to Tugas sim, vidi kresna satrio, yananto, penggunaan dan pengembangan sistem informasi, 2018 (20)

PDF
Sim,hadisti khoerunnisa,hapziali,universitasmercubuana,2018(1)
PDF
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, U...
PDF
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, ...
PDF
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, ...
PDF
5 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, Un...
PDF
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, ...
PDF
Sim, 9, syirlla maulidina, hapzi ali, information in implementation, universi...
PDF
9,sim forum quiz,amelia diana angesti,hapzi ali,information in implementation...
DOCX
Pengembangan sistem informasi
DOCX
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGEMBANGAN SIST...
PDF
7, sim, dwi larasati, hapzi ali, kendala implementasi sistem informasi, unive...
PDF
Sim, ika kartika, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercubuan...
PPTX
PPT TI KELOMPOK 12.pptx
PPTX
pert-11 Mengembangkan solusi bisnis dan teknologi informasi.pptx
DOCX
Tugas sim, yenni nalam, yananto mihadi, pengembangan sistem informasi,, 2018
PDF
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PADA...
PDF
Analisis Kebutuhan (PR5) dalam pembahasan perancangan sistem
PDF
Sim p13, rizhul januar ramadhan, prof hapzi ali mm, sistem life cycle, univer...
DOCX
TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, PENGEMBAN...
PDF
MERUPAKAN MATERI DARI PEMBELAJARAN MATERI SDLC
Sim,hadisti khoerunnisa,hapziali,universitasmercubuana,2018(1)
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, U...
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, ...
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, ...
5 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, Un...
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, ...
Sim, 9, syirlla maulidina, hapzi ali, information in implementation, universi...
9,sim forum quiz,amelia diana angesti,hapzi ali,information in implementation...
Pengembangan sistem informasi
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGEMBANGAN SIST...
7, sim, dwi larasati, hapzi ali, kendala implementasi sistem informasi, unive...
Sim, ika kartika, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercubuan...
PPT TI KELOMPOK 12.pptx
pert-11 Mengembangkan solusi bisnis dan teknologi informasi.pptx
Tugas sim, yenni nalam, yananto mihadi, pengembangan sistem informasi,, 2018
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PADA...
Analisis Kebutuhan (PR5) dalam pembahasan perancangan sistem
Sim p13, rizhul januar ramadhan, prof hapzi ali mm, sistem life cycle, univer...
TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, PENGEMBAN...
MERUPAKAN MATERI DARI PEMBELAJARAN MATERI SDLC
Ad

Recently uploaded (20)

PPTX
MENJADI-SEOARANG-TECHNOPpRENUERSHIP.pptx
PPTX
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI untuk siapa saja
PPTX
Krem Ilustrasi Tugas Kelompok Ekonomi Presentasi_20250507_222832_0000.pptx
DOCX
laporan magang TIARA DWI PRATIWI new.docx
PDF
pelajaran Capstone Project Kelas XII AKL
PPTX
Paparan SE No. 3 Tahun 2024 Self Declare Konfirmasi 8 Juli 2024.pptx
PDF
(11-Indo) ch13 Bagian 1 Liabilitas Lancar.pdf
PPTX
6. PTBKM II -PENGANTAR KEARSIPAN-GURU SMK.pptx
PPTX
persyaratan laporan keuangan aspek keperilakuan
PPTX
Presentation_DigitalMarketingCoca-Cola.pptx
PDF
Chapter 17-1 Indonesian Investment i.pdf
PPTX
PPT IPS EKONOMI BAB 1 untuk kelas sepuluh MA
PDF
Monetary Theory, Economic Growth and Central Bank
PDF
Pertemuan ke-2 Analisis Laporan Keuangan.pdf
DOCX
PROGRAM KERJA DAN APDB GKPS TAHUN 2021.docx
PDF
Training Pemeriksaan Pajak 15 Sept 2023 Final.pdf
PPTX
Profil_Technopreneurrrrrrrrrrrrrrrr.pptx
PPTX
ANALISIS BIAYA Ekonomi Manajerial SMT 4
PDF
Training Pemeriksaan Pajak 25 Agst 2023 Final Rev.pdf
PPTX
Salindia Karya Tulis Ilmiah UMSIDAA.pptx
MENJADI-SEOARANG-TECHNOPpRENUERSHIP.pptx
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI untuk siapa saja
Krem Ilustrasi Tugas Kelompok Ekonomi Presentasi_20250507_222832_0000.pptx
laporan magang TIARA DWI PRATIWI new.docx
pelajaran Capstone Project Kelas XII AKL
Paparan SE No. 3 Tahun 2024 Self Declare Konfirmasi 8 Juli 2024.pptx
(11-Indo) ch13 Bagian 1 Liabilitas Lancar.pdf
6. PTBKM II -PENGANTAR KEARSIPAN-GURU SMK.pptx
persyaratan laporan keuangan aspek keperilakuan
Presentation_DigitalMarketingCoca-Cola.pptx
Chapter 17-1 Indonesian Investment i.pdf
PPT IPS EKONOMI BAB 1 untuk kelas sepuluh MA
Monetary Theory, Economic Growth and Central Bank
Pertemuan ke-2 Analisis Laporan Keuangan.pdf
PROGRAM KERJA DAN APDB GKPS TAHUN 2021.docx
Training Pemeriksaan Pajak 15 Sept 2023 Final.pdf
Profil_Technopreneurrrrrrrrrrrrrrrr.pptx
ANALISIS BIAYA Ekonomi Manajerial SMT 4
Training Pemeriksaan Pajak 25 Agst 2023 Final Rev.pdf
Salindia Karya Tulis Ilmiah UMSIDAA.pptx

Tugas sim, vidi kresna satrio, yananto, penggunaan dan pengembangan sistem informasi, 2018

  • 1. Dalam pembangunan sistem informasi diperlukan upaya pemetaan dan tahapan-tahapan tertentu agar sistem informasi yang dibangun dapat diimplementasikan sesuai kebutuhan organisasi/perusahaan. Suatu sistem informasi digunakan untuk mengatur hubungan anatar manusia dan komponene mesin serta prosedur-prosedur yang harus dilakukan serta berkaitan satu dengan yang lainya untuk mendukung kebutuhan informasi atau mekanisme bisnis pada sebuah organisasi. Agar sistem informasi yang dibangun sesuai dengan kebutuhan organisasi maka diperlukan upaya proses pengembangan sistem (system develoment life cycle [SDLC] ) yang harus dilakukan oleh organisasi. SDLC merupakan proses formal yang harus dilakukan organisasi yang akan membangun sebuah sistem infrmasi yang berbasi komputer. Termasuk dalam hal ini adalah, size of organisation, jobs description, relevant experiece, education system yang terintegrasikan dalam proses informasi, sumber daya, peralatan dan teknis operasional. Secara umum, pengembangan sistem informasi melalui tahap-tahap sebagai berikut 1. Survei Sistem (preliminary) Survei sistem merupakan hal yang harus dilakuka bagi organisasi yang ingin membuat sistem informasi. Pada tahap ini, organisasi dan konsultan mendefinisikan tentang sistem yang akan dibuat. Upaya yang dilakukan dalam tahap ini adalah mengidentifikasi permasalahan, peluang, arahan melalui investigasi awal dalam melihat kebutuhan organisasi. Mendefinisikan lingkup kerja dimasing-masing bidang/divisi yang terdapat di organisasi. Penyususnan proposal meliputi gambaran umum pelaksanaan proyek, jadwal pelaksanaan, rincian biaya, aplikasi yang dikembangkan, analisis keuntungan, metodologi. Dalam penyusunan proposal ini dipertimbangkan kelayakan operasional (sistem, sumber daya, metode traiing, layanan purna jual/pemeliharaan, efesiensi dan efektifitas), kelayakan teknis (hardware, software, jadawal pelaksanaan proyek, fisiable, sistem keamanan data) dan kelayakan ekonomis (biaya pembuatan, implementasi dan keuntungan/benefit). Preliminary ini merupakan tahap awal saja, belum melakukan identifikasi secara mendalam.
  • 2. 2. Analisis Sistem Analsis sistem merupakan sebuah teknik pemecahan masalah yang mendekomposisi sebuah sistem menjadi komponen-komponen penyusunannya dalam rangka mempelajari lebih jauh bagaimana komponen sistem tersebut bekerja dan berinteraksi dengan komponen lainya untuk tujuan tertentu. Tahap analisis sitem sudah lebih mendalam dalam mengidentifikasi komponen dan interaksi yang terjadi. Dalam analisis sistem juga dibangun desain sistem yang akan dikembangkan sesuai kebutuhan organisasi. Desain sistem yang merupakan kelanjutan dari teknik pemecahan masalah yang merangkai kembali komponen-komponen sistem menjadi satu kesatuan sistem yang utuh dengan harapan akan membentuk perbaikan sistem. Hal ini dipahami sebagai proses memahami sistem yang ada dengan menganalisis komponen terbentuknya. Dalam tahap ini, pembentukan sistem informasi dapat melakukan identifikasi terhadap aspek analisis sistem meliputi analisis jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business process), aturan/ketentuan sistem (business rules), masalah dan solusi (business problem and solution), business tools, dan rencana perusahaan (business plans). Dalam proses ini, biasanya melakukan analisis pendekatan sistem yang include dengan metodologi pengembangan sistem seperti menggunakan pendekatan Structured Analysis Design, Information Engineering, Object-Oriented Analysis, Accelerated Analysis, Requirements Discovery, Business Process Reengineering, FAST, dll. Berikut penjelasan aspek yang dianalisis dalam analisis sistem : 1. Analisis Jabatan (Business users) Analisis ini meliputi analisis jabatan dan pekerjaan yang dilakukan personel yang menjalankan suatu bisnis, yang dapat dimulai dari staff, kasi, kabag/manajer sampai direktur. Rahap ini mengidentifikasi jabatan-jabatan dan pekerjaan dengan sistem yang akan dikembangkan. Struktur organisasi, uraian tugas masing-masing jabatan, internal kontrol, prosedur dan pembagian tugas. 1. Proses bisnis (business process) Business process menggambarkan rangkaian tugas yang harus diselesaikan menurut aturan tertentu untuk memperoleh suatu tujuan (goal) atau hasil. Analisis ini meliputi proses pencatatan, bukti transaksi, dokumen pencatatan, laporan dan metode pengkodean. 1. Ketentuan/aturan yang ada (business rules) Hal ini meliputi batasan/ketentuan yang dapat menjaga integritas/keabsahan datya perusahaan utnuk menjamin sistem dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Seperti pihak mana saja yang bisa mengakses data-data tertentu. Analisis ini berfungsi sebagai desain dalam autentifikasi akses terhadap fasilitas dalam aplikasi yang dikembangkan. 1. Masalah dan mencari solusinya (business problems & solutions) 2. Business tools 3. Rencana perusahaan (business plans)
  • 3. 3. Desain Sistem Apabila analisis sistem lebih berbicara ‘what?’, sedangkan desain sistem lebih banyak berbicara tentang ‘how?’. Desain sistem lebih fokus pada bagaimana sistem itu dibentuk untuk memenuhi kebutuhan pada fase analisis sistem. Manfaat desain sistem memberikan rancang bangun (blueprint) yang lengkap sebagai penuntun (guideline) bagi programer dalam mengembangkan aplikasi. Setidaknya dalam sistem informasi terkomputerisasi terdiri atas harware (input, proses, output & network), software (sistem operasi, utilitas dan aplikasi), data (struktur data, keamanan, integritas data), prosedur (dokumentasi, sistem, buku petunjuk, operasional dan teknis) serta manusia (pengguna sistem informasi). Dalam desain sistem, beberapa kegiatan yang dilakukan adalah: permodelan sistem, desain basis data, desain aplikasi, desain perangkat keras/jaringan dan desain jabatan (user). 4. Pembuatan Sistem Setelah proses perancangan yang cukup pancang, tahap berikutnya adalah membuat sistem informasi. Pembuatan sistem ini meliputi kegiatan pembuatan aplikasi berdasarkan rancangan yang telah dibuat, disertai dengan pembuatan buku penggunaan aplikasi agar mudah saat melakukan training dan implementasi sistem. Pada tahap ini diperlukan proses ujicoba aplikasi meliputi : uji performa, program logic (sintaks), implementasi business rules, faktor manusia, business process/procedure,efesiensi input dan output. 5. Implementasi Sistem Sebelum melakukan implementasi sistem, diperlukan persiapan yang memadai dalam hal perangkat keras, perangkat lunak, ruangan dan fasilitas pendukung lainya. Dalam implementasi sistem hal yang penting untuk diperhatikan adalah : 1. Konversi Sistem baru akan memberikan hal-hal baru yang butuh penyesuaian. Konversi ini diperlukan terutama dalam implementasi sistem lama ke sistem baru, apalagi sebelumnya telah menggunakan aplikasi yang sudah terkomputerisasi. 1. Pelatihan
  • 4. Diperlukan pengenalan secara menyeluruh untuk setiap pihak yang terlibat dalam menggunakan sistem informasi. Diperlukan sosialisasi kepada pihak-pihak yang terlibat langsung dalam sistem namun tidak menggunakan aplikasi sistem secara langsung. 1. Testing penerimaan Penyesuaian sistem baru dengan melakukan testing selama periode tertentu sebagai proses belajar. 6. Pemeliharaan Sistem Setelah terbentuk sistem dan diimplementasikan, diperlukan proses pemeliharaan. Pada tahap pemeliharaan ini mencangkup seluruh proses yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan, kelancaran dan penyempurnaan sistem yang telah dioperasikan. Tahap ini meliputi kegiatan pemantauan dan kontrol pengoperasian, antisipasi gangguan kecil (bug), melakukan penyempurnaan yang mungkin terlewatkan, dan antisipasi faktor-faktor eksternal (virus, kehilangan/kerusakan data, cheating, dll). Prototyping Prototyping merupakan salah satu model yang digunakan dalam mengembangkan sistem informasi. Prototyping merupakan model yang paling banyak digunakan dalam mengembangkan sistem informasi. Model prototyping ini efektif bagi pengembangan sistem informasi bagi end user (pengguna) dan IS specialis. Karena model prototyping memungkinkan anatara pengembang (IS Specialis) dan enduser (pengguna) melakukan interaksi selama proses pembuatan sistem. Proses interaksi yang intensif antara pengguna dan pengembang dalam pembuatan sistem informasi dengan model ini, karena pengguna hanya memberitahukan keinginan secara umum dari sistem informasi yang dikembangkanya sedangkan pengembang yang akan menerjemahkan keinginan pengguna dengan memperhatikan efesiensi algoritma, kemampuan sistem operasi, serta interface yang menguhubungkan mesin dan manusia. Untuk mengatasi ketidaksesuaian antara
  • 5. pengguna dan pengembang dibutuhkan kerjasama yang baik diantara keduanya sehingga pengembang akan mengetahui benar apa yang benar-benar diinginkan pengguna tanpa mengesampingkan segi teknis dan pengguna akan mengetahui proses-proses dalam menyelesaikan sistem informasi yang diinginkan. Kunci keberhasilan dalam menerapkan model prototyping ini adalah sejak awal telah mendefinisikan aturan main anatara pengguna dan pengembang bahwa protoype yang dibangun sesuai dengan kebutuhan. Prototype yang tidak sesuai akan dihilangkan dan perangkat lunak aktual yang direkayasa dengan kualitas dan implemantasi yang telah ditentukan. Tahapan prototyping agar sistem yang dibangun sesuai dengan kebutuhan adalah : pengumpulan kebutuhan, membangun prototyping, evaluasi prototyping, pengkodean sistem, menguji sistem, evaluasi sistem dan menggunakan sistem. Keunggulan model prototyping ini adanya interaksi antara pengguna dan pengembang sejak proses prototyping, sehingga penyesuain-penyesuain dapat dilakukan sedini mungkin. Selain itu, prototyping dapat bekerja dengan baik pada penerapan yange memiliki resiko tinggi dengan masalah-masalah yang tidak terstruktur, sering terjadi perubahan dari waktu ke waktu dan konsisi-kondisi yang tidak menentu. Interaksi yang intensif, artinya sistem harus menyediakan ruang dialog antara user dan komputer (help). Memerlukan penyelesaian yang cepat dan tanggap serta untuk perilaku users yang sulit ditebak. Selin itu, prototyping cocok diimplementasikan pada sistem yang inovatif, dimana penyelesaian masalah membutuhkan penggunaan hardware yang mutakhir serta perkiraan tahap penggunaan yang relatif pendek. Prototyping memiliki keunggulan dan kelmahan, berikut keunggulan dan kelemahan model prototyping : Keunggulan Prototyping : 1. End user dapat berpartisipasi aktif 2. Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan 3. Mempersingkat waktu pengembangan SI 4. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan 5. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan 6. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem 7. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem 8. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya. Kelemahan Prototyping : 1. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat 2. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah 3. Bisanya kurang fleksible dalam mengahadapi perubahan 4. Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah 5. Prototype terlalu cepat selesai, hasil kurang maksimal
  • 6. Salah satu kunci keberhasilan penerapan sebuah rancangan sistem informasi pada sebuah institusi layanan kesehatan seperti Rumah Sakit adalah adanya pemahaman mengenai proses pengembangan sebuah sistem informasi dari seluruh unit. Tentu diluar unit IT hanya dibutuhkan pemahaman globalnya saja. Dengan memahami proses diharapkan setiap bagian yang terlihat dalam proses akan memahami apa yang harus dilakukan. Transformasi Budaya Kerja Pengembangan sebuah sistem informasi yang mengotomatisasi sebuah proses membutuhkan sebuah transformasi budaya bagi yang menjalankannya. Keterlibatan tiap - tiap unit dalam proses pengembangan sistem informasi adalah salah satu upaya untuk melakukan sebuah transformasi budaya secara bertahap. Hal ini merupakan perwujudan optimalisasi pemanfaatan kemajuan di bidang teknologi informasi. Proses pengolahan data maupun transaksi yang sebelumnya dilakukan secara manual semakin berkembang menjadi otomatisasi dan tersentralisasi. Pada budaya lama sebelum dilakukan pengembangan sistem informasi, dapat terjadi situasi di mana kesalahan data pada sebuah proses tidak mempengaruhi proses yang lain. Keadaan tersebut merupakan salah satu akibat dari tidak adanya integrasi tiap - tiap proses menjadi sebuah sistem informasi. Di sini terlihat salah satu perbedaan setelah dilakukan pengembangan sistem informasi berbasis teknologi informasi. Sebagai contoh bila terjadi kesalahan pemasukan data pada sebuah proses bukan saja mempengaruhi proses tersebut tapi juga proses-proses yang lain karena seluruh proses telah terintegrasi dalam sebuah sistem informasi. Proses otomatisasi membutuhkan minimalisasi atau tidak adanya sama sekalihuman error dalam pemasukan data. Minimalisasi human error juga dapat terbantu oleh perancangan aplikasi Sistem Informasi yang user friendly dan mekanisme verifikasi yang bertingkat sebelum data terintegrasi dalam sistem informasi.
  • 7. Siklus Pengembangan Sistem Informasi Dalam pengembangan sebuah sistem informasi terdapat sebuah metodologi standard yang telah di gunakan puluhan tahun dan tetap menjadi standard bagi unit IT, Konsultan dan pengembang Aplikasi Sistem Informasi. Karena merupakan sebuah siklus maka metodologi tersebut dinamakan "System Development Life Cycle Model". Walaupun teknologi perangkat lunak untuk mengembangkan aplikasi sebuah sistem informasi telah berkembang sangat pesat tetapi metodologi pengembangan sistem masih mengikuti standard yang telah teruji dan digunakan puluhan tahun. Metodologi pengembangan System Development Life Cycle Model (SDLC Model)didasarkan pada beberapa aktifitas berikut : 1. System/Information Engineering and Modeling Pengembangan sistem informasi dimulai dengan mengadakan penelitian terhadap elemen-elemen kebutuhan sistem dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan tersebut dan menjabarkannya kedalam panduan bagi pengembangan sistem ditahap berikutnya. Aspek-aspek yang berkaitan berupa elemen-elemen yang berkaitan dengan sistem baik itu sumber daya manusia, peraturan perundang-undangan, perangkat keras (hardware), prosedur kerja organisasi maupun beragam aspek lainnya, baik yang terkait secara langsung maupun tidak dengan sistem komputerisasi yang akan dibangun. Fase ini merupakan fase yang sangat penting (essential) untuk mendapatkan gambaran utuh sebuah sistem guna pengembangan sistem bersangkutan ke dalam bentuk penerapan sistem yang berbasis komputerisasi. Dalam tahap ini, idealnya divisi IT atau konsultan dan pengembangkan aplikasi Sistem Informasi, selain mendapat dukungan dari pihak top manajemen juga harus mendapat dukungan dari unit-unit dimana sistem informasi yang akan dikembangkan itu akan diterapkan. Untuk mendapatkan masukan dari unit-unit terkait idelanya sejak awal unit-unit tersebut telah dilibatkan dalam perancangan sebuah sistem informasi melalui perancangan proses
  • 8. ( standart operasional prosedur ) di unitnya masing-masing Secara fungsional seorang System Analyst dari unit IT dapat membantu melakukan dokumentasi proses dan standar operasional prosedur dari masing-masing unit. Meskipun demikian idealnya setiap unit harus membuat sendiri dokumentasi proses, standar operasional prosedur yang telah dijalankannya setiap hari. System Analyst dari unit atau atau konsultan dapat dijadikan rujukan untuk membuat standarisasi format penulisan dokumentasi proses, standar operasional prosedur tersebut. Juga dibutuhkan pejabat terkait yang membawahi sekaligus beberapa unit yang terintegrasi oleh sebuah proses. System Analyst dan pejabat tersebut diharapkan dapat memandang secara holistik dari proses parsial tiap unit menjadi sebuah proses yang terintegrasi antar unit. Standarisasi format yang disepakati bersama sangat penting agar setiap unit dapat memahami proses yang terjadi di unit lain lewat dokumentasi standar tersebut. Pada sebuah proses interaksi antar unit yang berkaitan dengan layanan kesehatan dapat terjadi hubungan lintas unit. Pada situasi demikian fungsi System Analyst dari unit IT atau konsultan sebagai mediator antar unit menjadi penting. Sebuah proses lintas unit dapat terselenggara karena adanya penyatuan beberapa proses dari tiap unit. Hal tersebut sangat penting untuk efektifitas proses itu sendiri, baik dari sisi kontrol maupun pelaksanaan. Dalam proses pengembangan sistem informasi penyatuan proses ini sangat mungkin terjadi. Dengan demikian keterlibatan setiap unit sejak awal sangat membantu proses adaptasi pada saat terjadi transformasi proses yang mengakibatkan perubahan pelaksanaan pekerjaan dari tiap unit. Dalam penyusunan proses, standar prosedur operasional kadang banyak terjebak dengan konsep ideal tapi tanpa melihat bagaimana pelaksanaan di lapangannya. Sehingga hanya bagus di atas kertas tapi tidak sepenuhnya mampu dijalankan. Situasi ini akan menjadi kendala ketika terjadi audit dalam proses akreditasi atau sertifikasi. Karena terjadi ketidaksesuaian antara dokumentasi prosedur kerja atau protap dengan prakteknya. Sebuah proses, prosedur atau protap yang ideal adalah yang mampu mengakomodasi persyaratan standard untuk proses tersebut , mendukung visi, misi dan strategi insitusi
  • 9. layanan kesehatan dan mampu dijalankan dengan baik oleh SDM yang tersedia. 2. Software Requirements Analysis Tahapan ini juga dikenal sebagai proses feasibility study. Dalam tahapan ini, tim pengembang sistem melakukan investigasi kebutuhan-kebutuhan sistem guna menentukan solusi piranti lunak (software) yang akan digunakan sebagai tulang punggung proses automatisasi /komputerisasi bagi sistem. Hasil investigasi berupa rekomendasi kepada pengembang sistem dalam hal spesifikasi teknis proses pengembangan sistem untuk tahap berikutnya yang berisikan hal-hal berkaitan dengan kebutuhan personal (personnel assignments), biaya (costs), jadwal pelaksanaan (project schedule), and batasan waktu penyelesaian pekerjaan (target dates). Disamping itu juga direkomendasikan beragam aspek teknis pengembangan software baik berupa fungsi- fungsi yang dibutuhkan (required function), karakteristik sistem (behavior), performansi sistem (performance) and antar muka aplikasi (interfacing). 3. Systems Analysis and Design Pada tahapan ini, tim pengembangan sistem mendefinisikan proses-proses dan kebutuhan-kebutuhan sistem yang berkaitan dengan pengembangan aplikasi (software development process). Dalam fase ini ditentukan pemilihan teknologi yang akan diterapkan baik berupa client/server technology, rancangan database, maupun beragam aspek lainnya yang berkaitan dengan kegiatan analisis dan perancangan ini. Di dalam tahap ini juga dibutuhkan perencanaan DRC (Disaster Recovery Center)untuk mengamankan sistem agar dapat berjalan dalam situasi bencana dalam berbagai skala kemungkinan. Situasi bencana ini tidak pernah terduga terjadinya. Tentang bagaimana sebuah DRC yang ideal dan seberapa cepat sebuah recovery sistem tergantung pada skala sistem, risk manajemen dan budget yang tersedia dari insitusi layanan kesehatan tersebut. Keputusan pemilihan adanya DRC atau skala DRC biasanya dilakukan top manajemen bersama dengan Komite IT di dukung oleh analisa dari unit risk management. Di dalam sebuah unit IT berskala besar kadang terdapat 2 manajer IT atau lebih untuk mengelola tahap ini. Tanggung jawab pengembangan aplikasi dibebankan kepada Manajer Sistem Aplikasi dan tanggung jawab Infrastruktur IT di bebankan kepada
  • 10. Manajer IT Infrastructure. Di dalam pengembangan sebuah aplikasi yang bukan hanya berjalan di sebuah lokasi tapi dijalankan dari berbagai lokasi yang berjauhan antar cabang di berbagai kota maka pengaturan lalu lintas data (bandwith menjadi sangat penting). Bagaimana sebuah aplikasi yang dikembangkan mampu menghemat bandwith tentu menjadi masukan dari manajer IT Infrastructure kepada Manajer Sistem Aplikasi. 4. Code Generationatau Pemrograman Aplikasi. Pada tahapan ini hasil dari fase-fase sebelumnya dituangkan kedalam penulisan kode- kode dengan menggunakan bahasa pemrograman komputer yang telah ditentukan dalam tahap sebelumnya. Untuk melakukan pemrograman ini dibutuhkan perangkat-perangkat pemrograman seperti Code Editor, Compiler, Interpreter dan aneka perangkat lunak berkaitan lainnya sesuai dengan kebutuhan pemrograman bersangkutan. Sebuah Audit Trail untuk merekam segala macam informasi tentang data, perubahan data, yang melakukan perubahan data, waktu, dan lain sebagainya seharusnya telah tersedia dalam aplikasi sistem informasi karena telah menjadi standard. Database yang berisi audit trail dalam proses pengembangan dapat digunakan untuk melacak kesalahan logika proses sedangkan dalam tahap implementasi dapat digunakan sebagai salah satu masukan audit sebuah sistem informasi. Menjadi sebuah keprihatinan bagi profesi IT, ketika menemukan sebuah proyek sistem informasi berskala besar melupakan aspek ini. Pada kondisi demikian sang pengembang aplikasi Sistem Informasi tersebut bukan tidak memahami tapi mungkin ada pertimbangan lain sehingga pembuatan otomatisasi database audit trail kurang mendapat perhatian. 5. Testing Setelah proses penulisan kode pemrograman langkah berikutnya berupa proses pengujian terhadap hasil pemrograman tersebut . Pengujian mencakup beragam aspek yang berkaitan dengan System & Performance dari fase Code Generation. Pengujian- pengujian tersebut berupa Pengujian Database, Pengujian Validitas Data, Pengujian Logic Aplikasi, Pengujian Antar Muka Aplikasi (General User Interface/GUI), Pengujian User Administration. Hasil pengujian ini merupakan Umpan balik perbaikan System & Performance yang akan digunakan dalam proses perbaikan sistem hingga mencapai hasil yang diharapkan dan telah ditentukan sebelumnya.
  • 11. Fase ini adalah sebuah fase krusial, karena lemahnya perencanaan maka tidak semua aspek dapat teruji. Ujicoba dalam fase ini dilakukan baik oleh pengembang aplikasi maupun oleh user atau dikenal dengan istilah User Acceptance Test (UAT). 6. Maintenance Fase ini merupakan fase perawatan terhadap sistem yang telah dikembangkan dan diimplementasikan. Cakupan fase ini berupa proses perawatan terhadap sistem yang berkaitan dengan perawatan berkala dari sistem maupun proses terhadap perbaikan sistem manakala sistem menghadapi kendala dalam operasionalnya akibat masalah teknis dan non teknis yang tidak terindikasi dalam proses pengembangan sistem. Proses Maintenance ini juga meliputi upaya-upaya pengembangan terhadap sistem yang telah dikembangkan sebelumnya dalam menghadapi mengantisipasi perkembangan maupun perubahan sistem bersangkutan. Mohon tanggapan teman-teman yang memiliki pengalaman dalam pengembangan dan implementasi teknologi informasi terutama pada layanan kesehatan seperti rumah sakit. DAFTAR PUSTAKA: KOMPASIANA