SlideShare a Scribd company logo
3
Most read
4
Most read
21
Most read
By Rizani Pahmi 
I1B108239
Definisi 
Leukemia adalah 
neoplasma akut atau kronis 
dari sel-sel pembentuk darah 
dalam sumsum tulang dan 
limfa.
Manifestasi Klinis 
 1.Anemia 
 Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan sumsum 
tulang memproduksi sel darah merah. 
 2. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi 
 Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan menurunkan 
daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk mempertahankan daya tahan 
tubuh tidak dapat bekerja secara optimal. 
 3. Perdarahan 
 Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa 
seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia. 
 4. Penurunan kesadaran 
 Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat menyebabkan 
berbagai gangguan seperti kejang sampai koma. 
 5. Penurunan nafsu makan 
 6. Kelemahan dan kelelahan fisik 
 7. Gejala yang khas berupa pucat (dapat terjadi mendadak), panas, dan perdarahan 
disertai splenomegali dan kadang-kadang hepatomegali serta limfadenopati. 
 8. Gejala yang tidak khas ialah sakit sendi atau sakit tulang yang dapat disalahartikan 
sebagai penyakit rematik.
Komplikasi 
Risiko perdarahan berhubungan dengan tingkat 
defisiensi trombosit (trombositopenia). 
Karena kekurangan granulosit matur dan normal, 
pasien selalu dalam keadaan terancam infeksi. 
Penghancuran sel besar-besaran yang terjadi selama 
pemberian kemoterapi akan meningkatkan kadar 
asam urat dan membuat pasien rentan mengalami 
pembentukan batu ginjal dan kolik ginjal. 
Masalah gastrointestinal dapat terjadi akibat infiltrasi 
leukosit abnormal ke organ abdominal selain akibat 
toksisitas obat kemoterapi.
Pemeriksaan Penunjang 
 Pemeriksaan darah tepi, gejala yang terlihat adalah adanya pansitopenia, limfositosis 
yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah tepi monoton dan terdapat sel blast 
(menunjukkan gejala patogonomik untuk leukemia). 
 Pemeriksaan sumsum tulang ditemukan gambaran monoton yaitu hanya terdiri dari sel 
limfopoetik patologis sedangkan sistem lain terdesak (aplasia sekunder). 
 Pemeriksaan biopsi limfa memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal 
dari jaringan limfa yang terdesak seperti: limfosit normal, RES, granulosit, pulp cell. 
 70 – 90% dari kasus leukemia Mielogenus Kronis (LMK) menunjukkan kelainan 
kromosom yaitu kromosom 21 (kromosom Philadelphia atau Ph 1). 
 50 – 70% dari pasien Leukemia Limfositik Akut (LLA), Leukemia Mielogenus Akut 
(LMA) mempunyai kelainan berupa: 
 - Kelainan jumlah kromosom seperti diploid (2n), haploid (2n-a), hiperploid 
 - Kariotip yang pseudodiploid pada kasus dengan jumlah kromosom yang diploid 
(2n+a) 
 - Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial depletion) 
 - Terdapat marker kromosom yaitu elemen yang secara morfologis bukan merupakan 
kromosom normal, dari bentuk yang sangat besar sampai yang sangat kecil.
Penatalaksanaan Therapeutik 
1. Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan: 
- Tranfusi sel darah merah padat untuk mengatasi anemis. 
- Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi. 
2. Pengobatan spesifik 
- Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk 
mengatasi kanker sering disebut sitostatika (kemoterapi). Obat 
diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi 
sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun 
intratekal sehingga dapat mengurangi gejala-gajala yang 
tampak. 
- Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang 
tersisa tidak memperbanyak diri lagi. 
- Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat 
- Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk 
mempertahankan masa remisi
Kemoterapi 
 1. Fase Induksi 
Pada fase ini diberikan terapi kortikosteroid (prednison), vineristin, dan L-asparaginase 
untuk mengurangi jumlah sel immature di sum-sum tulang. 
 2. Fase profilaksis sistem saraf pusat 
Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine, dan hydrocortison 
melalui intratekal untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak. 
 3. Konsolidasi 
Pada fase ini, kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan 
remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. 
 Pengobatan imunologik 
Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar 
pasien dapat sembuh sempurna.
Tumbuh Kembang Anak 
-Belajar melompat dengan satu kaki, meloncat, dan 
memanjat. 
-Membuat jembatan dengan 3 kotak. 
-Mampu menyusun kalimat. 
-Mempergunakan kata- kata saya, bertanya, mengerti 
kata- kata yang ditunjuk kepadanya 
-Menggambar lingkaran Bermain dengan anak lain dan 
menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya. 
 Pada anak penderita leukemia, kemungkinan akan 
mengalami keterlambatan dalam perkembangan-perkambangan 
tersebut.
Hospitalisasi Anak Sesuai Usia 
- Menolak makan 
- Sering bertanya 
- Menangis perlahan 
- Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan 
Dampak perawatan di rumah sakit : 
- Kehilangan kontrol 
- Pembatasan aktivitas 
Fokus intervensi keperawatan adalah: 
- meminimalkan stressor 
- memaksimalkan manfaat hospitalisasi memberikan 
dukungan psikologis pada anggota keluarga 
- mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit.
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg
Pengkajian 
I. Biodata 
1. Keluhan Utama 
Nyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan menurun, demam 
(jika disertai infeksi) bisa juga disertai dengan sakit kepala. 
2. Riwayat Perawatan Sebelumnya 
3. Riwayat Tumbuh Kembang 
4. Riwayat keluarga 
5. Cairan : Terjadi deficit cairan dan elektrolit karena muntah dan 
diare. 
6. Makanan : Biasanya terjadi mual, muntah, anorexia ataupun alergi 
makanan. 
7. Pola tidur : Mengalami gangguan karena nyeri sendi. 
8. Aktivitas : Mengalami intoleransi aktivitas karena kelemahan 
tubuh. 
9. Eliminasi : Pada umumnya diare, dan nyeri tekan perianal.
Pemeriksaan Fisik 
 IV. Pemeriksaan Fisik 
 a. Keadaan Umum tampak lemah : Kesadaran composmentis selama belum 
terjadi komplikasi. 
 b. Tanda-Tanda Vital : Suhu meningkat jika terjadi infeksi, RR Dispneu, 
takhipneu 
 c. Pemeriksaan Kepala Leher 
 Rongga mulut : apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri), 
perdarahan gusi 
 Konjungtiva : anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat 
infiltrasi ke SSP. 
 d. Pemeriksaan Integumen : Adakah ulserasi ptechie, ekimosis, tekanan turgor 
menurun 
 e. Pemeriksaan Dada dan Thorax : Auskultasi suara nafas, adakah ronchi 
(terjadi penumpukan secret akibat infeksi di paru) 
 f. Pemeriksaan Abdomen : palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran hepar dan 
limpa. 
 g. Pemeriksaan Ekstremitas : Adakah cyanosis kekuatan otot
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg
Risiko kekurangan volume cairan b.d 
ketidak seimbangan intake dan output 
cairan 
 Intervensi: 
 a. Monitor intake dan output cairan 
 b. Monitor berat badan 
 c. Monitor TD dan frekuensi jantung 
 d. Evaluasi turgor kulit, 
 e. Beri masukan cairan 3-4 L/hari 
 f. Inspeksi kulit/membran mukosa untuk petekie, area ekimosis; perhatikan perdarahan gusi, darah 
warna karat atau samar pada feses dan urin, perdarahan lanjut dari sisi tusukan invasif. 
 g. Implementasikan tindakan untuk mencegah cidera jaringan/perdarahan 
 h. Batasi perawatan oral untuk mencuci mulut bila diindikasikan 
 i. Berikan diet makanan halus 
 j. Kolaborasi: 
 - Berikan cairan IV sesuai indikasi 
 - Awasi pemeriksaan laboratorium: trombosit, Hb/Ht, pembekuan 
 - Berikan SDM, trombosit, faktor pembekuan 
 - Pertahankan alat akses vaskuler sentral eksternal (kateter arteri subklavikula, tunneld, port 
implan) 
 - Berikan obat sesuai indikasi: allopurinol, kalium asetat atau asetat, natrium bikarbonat,
Nyeri akut b.d agen injury fisik 
 Intervensi: 
 a. Kaji keluhan nyeri 
 b. Awasi tanda vital 
 c. Berikan lingkungan tenang 
 d. Tempatkan klien pada posisi nyaman 
 e. Ubah posisi secara periodik 
 f. Berikan tindakan kenyamanan (pijatan, kompres dingin dan dukungan 
psikologis) 
 g. Kaji ulang/tingkatkan intervensi kenyamanan klien 
 h. Evaluasi dan dukung mekanisme koping klien 
 i. Berikan tehnik distraksi pada anak, seperti terapi bermain 
 j. Bantu aktivitas terapeutik 
 k. Kolaborasi: 
 - Awasi kadar asam urat, berikan obat sesuai indikasi: analgesik 
(asetaminofen)
Risiko infeksi b.d menurunnya sistem 
pertahanan tubuh sekunder 
 a. Tempatkan pada ruangan khusus. 
 b. Cuci tangan untuk semua petugas dan pengunjung 
 c. Awasi suhu, perhatikan hubungan antara peningkatan suhu dan pengobatan 
 d. Cegah menggigil: tingkatkan cairan, berikan kompres 
 e. Inspeksi sekresi terhadap peningkatan sputum atau sputum kental. 
 f. Inspeksi kulit untuk nyeri tekan, area eritematosus; luka terbuka. Bersihkan kulit 
dengan larutan antibakterial. 
 g. Inspeksi membran mukosa mulut. 
 h. Tingkatkan kebersihan perianal 
 i. Diet tinggi protein dan cairan 
 j. Hindari prosedur invasiv (tusukan jarum dan injeksi) bila mungkin 
 k. Kolaborasi 
 - Awasi pemeriksaan lab. Misal: hitung darah lengkap, apakah SDP turun atau tiba-tiba 
terjadi perubahan pada neutrofil; kultur gram/sensitivitas. 
 - Kaji ulang seri foto dada, berikan obat sesuai indikasi, hindari antipiretik yang 
mengandung aspirin, berikan diet rendah bakteri, misal makanan dimasak.
Risiko perdarahan b.d 
trombositopenia 
Intervensi: 
a. Pantau hitung trombosit dengan jumlah 50.000/ml, 
b. Minta keluarga untuk mengingatkan perawat bila ada 
rembesan darah dari gusi 
c. Inspeksi kkulit, mulut, hidung, urin, feses, muntahan, 
dan tempat tusukan IV terhadap perdarahan. 
d. Gunakan jarum ukuran kecil 
e. Jika terjadi perdarahan, tinggikan bagian yang sakit dan 
berikan kompres dingin dan tekan perlahan 
f. Beri bantalan tempat tidur untuk mencegah trauma 
g. Anjurkan pada keluarga untuk menggunakan sikat gigi 
halus
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan 
umum 
Intervensi: 
a. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan 
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam 
aktivitas. Berikan lingkungan tenang dan periode 
istirahat tanpa gangguan. 
b. Implementasikan teknik penghematan energi. 
Contoh: lebih baik duduk daripada berdiri. 
c. Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada 
aktifitas yang di inginkan atau di butuhkan 
d. Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan 
ambulasi
Perubahan membran mukosa mulut b.d. 
efek samping agen kimia (kemoterapi) 
Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral 
Hindari mengukur suhu oral 
Gunakan sikat gigi berbulu lembut 
Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin 
normal 
Gunakan pelembab bibir bila perlu 
Berikan makanan yang lembut dan lunak 
Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan 
Hindari penggunaan swab gliserin, hidrogen peroksida, 
dan susu magnesia
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan 
tubuh b.d. anoreksia, mual, muntah 
Dorong orang tua untuk tetap tenang saat anak makan 
Izinkan anak memakan semua makanan yang dapat 
ditoleransi 
Berikan makanan yang disertai suplemen gizi 
Izinkan anak untuk ikut terlibat dalam pemilihan 
makanan 
Berikan masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering 
Berikan pasien makanan diet tinggi kalori dan kaya 
nutrien 
Timbang berat badan dan ukur LLA
Gangguan citra diri b. d. perubahan fisik 
akibat efek terapi 
Dorong anak untuk menggunakan wig jika rambut 
mulai rontok 
Berikan penutup kepala untuk melindungi dari sinar 
matahari, angin atau dingin 
Lakukan perawatan rambut agar rambut yang tipis 
tetap bersih dan halus 
Beritahu secara sederhana bahwa rambut akan 
tumbuh lagi sesudah 3-6 bulan 
Berikan personal hygine rutin dan pakaian yg 
menarik
Hipertermi b.d. efek dari terapi 
pengobatan 
Kaji tanda-tanda vital 
Beri kompres pada lipatan ketiak dan paha 
Anjurkan keluarga untuk memakaikan klien pakaian 
yang dapat menyerap keringat 
Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik
Kurang pengetahuan b.d. kurang informasi 
tentang penyakit dan pengobatan 
Jelaskan pentingnya nutrisi untuk membantu proses 
peyembuhan 
Berikan informasi tentang diet nutrisi tinggi protein 
dan kalori 
Anjurkan keluarga untuk menjaga lingkungan tempat 
kien berada 
Jelaskan pada keluarga pentingnya menjaga 
kesehatan anak, karena pasien leukemia rentan 
terhadap infeksi 
Jelaskan bahwa leukemia merupakan penyakit kanker 
darah yang membutuhkan kemoterapi
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg

More Related Content

PPT
Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
DOC
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
PPTX
Konsep dasar keperawatan gerontik
PPTX
Konsep asuhan keperawatan Leukemia
DOCX
Pengkajian pada sistem imun
DOCX
Askep diare
PPTX
PPT Cerebral palsy
PPT
Askep sle
Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep asuhan keperawatan Leukemia
Pengkajian pada sistem imun
Askep diare
PPT Cerebral palsy
Askep sle

What's hot (20)

DOCX
Ii. askep hipertensi
PDF
Evaluasi keperawatan
PPT
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN SYNDROMA NEFROTIK
DOCX
DOCX
Nilai normal tanda tanda vital
DOCX
asuhan-keperawatan-tiroid
PPTX
Askep anak dengan hemofilia
DOCX
Tugas askep kasus hipertensi
PPTX
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
DOCX
Analisa data ggk
PPTX
INFERTILITAS
DOCX
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
DOC
Woc diabetes-melitus
DOC
Pengkajian Sistem Muskuloskeletal
PPT
3 Pemeriksaan TTV
DOCX
Kebutuhan aktivitas
DOCX
Alat ukur lansia dimensi sosial
PPTX
askep gangguan pola napas tidak efektif.pptx
PPT
Stroke non hemoragik
PPTX
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Ii. askep hipertensi
Evaluasi keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN SYNDROMA NEFROTIK
Nilai normal tanda tanda vital
asuhan-keperawatan-tiroid
Askep anak dengan hemofilia
Tugas askep kasus hipertensi
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
Analisa data ggk
INFERTILITAS
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
Woc diabetes-melitus
Pengkajian Sistem Muskuloskeletal
3 Pemeriksaan TTV
Kebutuhan aktivitas
Alat ukur lansia dimensi sosial
askep gangguan pola napas tidak efektif.pptx
Stroke non hemoragik
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Ad

Similar to Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg (20)

DOCX
Askep leukemia
DOCX
Askep leukimia
DOC
Askep all
DOC
Askep all
PPTX
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
PPTX
Leukemia P6.pptx
DOC
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
PPTX
PPT LEUKEMIA.pptx
PPT
Asuhan Keperawatan pada anak dengan leukimia
PPTX
Asuhan Keperawatan Anak dengan Leukemia (3S)
PPTX
Slide Lapkas Akut myleoblastik leukemiaa
PPT
Asuhan Keperawatan Leukimia-Power Point
PPT
Askep leukemia
PPT
ASKEP_LEUKEMIA_.ppt pada anak dengan kanker
PPTX
pdf-aml-power-point_compress public.pptx
DOCX
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Akut Myeloid Leukimia
PPTX
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
PPTX
Leukemia.pptxe
PPTX
Diagnosis dan Penatalaksanaan Leukemia Akut dan Kronik pada.pptx
Askep leukemia
Askep leukimia
Askep all
Askep all
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
Leukemia P6.pptx
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
PPT LEUKEMIA.pptx
Asuhan Keperawatan pada anak dengan leukimia
Asuhan Keperawatan Anak dengan Leukemia (3S)
Slide Lapkas Akut myleoblastik leukemiaa
Asuhan Keperawatan Leukimia-Power Point
Askep leukemia
ASKEP_LEUKEMIA_.ppt pada anak dengan kanker
pdf-aml-power-point_compress public.pptx
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Akut Myeloid Leukimia
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Leukemia.pptxe
Diagnosis dan Penatalaksanaan Leukemia Akut dan Kronik pada.pptx
Ad

Recently uploaded (20)

DOCX
modul Basic Trauma Cardiac Life Support.docx
PDF
Bugar Tubuhku, Sehat Jiwaku - For Merah Cipta Media
PDF
Novel Biografi Ibnu Sina. Karya Ferizal BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA
PDF
Physically Fit, Academically Ready - Tzu Chi
PDF
Pengorganisasian AMPB-SR di RS.20122024.10.00.pdf
PDF
NOVEL GERAKAN SASTRA KESEHATAN INDONESIA : KEUNGGULAN NUSANTARA DI PENTAS DUN...
PPTX
slide lapkas pasien ICU di CIU RSUDZA ACEH
PPTX
Macam-macam Stoma Intestinal dan teknik pembuatannya.pptx
PDF
Ferizal : ilmuwan ASN Lhokseumawe PENEMU ANTI DISRUPSI AI untuk SASTRA KESEHA...
PPTX
Demam Berdarah definisi dan patfisiologi
PPT
MATERI 4 DINKES KABUPATEBANGKA BARAT.ppt
PDF
Novel Biografi Ibnu Sina. Karya Ferizal BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA
PDF
Pelatih Kebugaran Teman Kesehatan Kita - Tarakanita 1
PDF
Pengelolaan Anemia Pada Penyakit Ginjal Kronik
PPT
Dasar Pemeriksaan Neurologi sebagai penunjang
PDF
Teori Sterilisasi Jiwa dan Novel Legenda Trisula Cahaya : Hippocrates, Pierre...
PPTX
Macam-macam Stoma Intestinal digestiv.pptx
PDF
Materi Nak, Inilah Teladanmu (Parenting Sunnah).pdf
PDF
Novel FLORENCE NIGHTINGALE Ibu Perawat Modern. Karya Ferizal BAPAK SASTRA KES...
PPTX
Menyusun Rencana Strategi Bisnis Rumah Sakit.pptx
modul Basic Trauma Cardiac Life Support.docx
Bugar Tubuhku, Sehat Jiwaku - For Merah Cipta Media
Novel Biografi Ibnu Sina. Karya Ferizal BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA
Physically Fit, Academically Ready - Tzu Chi
Pengorganisasian AMPB-SR di RS.20122024.10.00.pdf
NOVEL GERAKAN SASTRA KESEHATAN INDONESIA : KEUNGGULAN NUSANTARA DI PENTAS DUN...
slide lapkas pasien ICU di CIU RSUDZA ACEH
Macam-macam Stoma Intestinal dan teknik pembuatannya.pptx
Ferizal : ilmuwan ASN Lhokseumawe PENEMU ANTI DISRUPSI AI untuk SASTRA KESEHA...
Demam Berdarah definisi dan patfisiologi
MATERI 4 DINKES KABUPATEBANGKA BARAT.ppt
Novel Biografi Ibnu Sina. Karya Ferizal BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA
Pelatih Kebugaran Teman Kesehatan Kita - Tarakanita 1
Pengelolaan Anemia Pada Penyakit Ginjal Kronik
Dasar Pemeriksaan Neurologi sebagai penunjang
Teori Sterilisasi Jiwa dan Novel Legenda Trisula Cahaya : Hippocrates, Pierre...
Macam-macam Stoma Intestinal digestiv.pptx
Materi Nak, Inilah Teladanmu (Parenting Sunnah).pdf
Novel FLORENCE NIGHTINGALE Ibu Perawat Modern. Karya Ferizal BAPAK SASTRA KES...
Menyusun Rencana Strategi Bisnis Rumah Sakit.pptx

Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg

  • 1. By Rizani Pahmi I1B108239
  • 2. Definisi Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa.
  • 3. Manifestasi Klinis  1.Anemia  Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah merah.  2. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi  Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan menurunkan daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh tidak dapat bekerja secara optimal.  3. Perdarahan  Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia.  4. Penurunan kesadaran  Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti kejang sampai koma.  5. Penurunan nafsu makan  6. Kelemahan dan kelelahan fisik  7. Gejala yang khas berupa pucat (dapat terjadi mendadak), panas, dan perdarahan disertai splenomegali dan kadang-kadang hepatomegali serta limfadenopati.  8. Gejala yang tidak khas ialah sakit sendi atau sakit tulang yang dapat disalahartikan sebagai penyakit rematik.
  • 4. Komplikasi Risiko perdarahan berhubungan dengan tingkat defisiensi trombosit (trombositopenia). Karena kekurangan granulosit matur dan normal, pasien selalu dalam keadaan terancam infeksi. Penghancuran sel besar-besaran yang terjadi selama pemberian kemoterapi akan meningkatkan kadar asam urat dan membuat pasien rentan mengalami pembentukan batu ginjal dan kolik ginjal. Masalah gastrointestinal dapat terjadi akibat infiltrasi leukosit abnormal ke organ abdominal selain akibat toksisitas obat kemoterapi.
  • 5. Pemeriksaan Penunjang  Pemeriksaan darah tepi, gejala yang terlihat adalah adanya pansitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah tepi monoton dan terdapat sel blast (menunjukkan gejala patogonomik untuk leukemia).  Pemeriksaan sumsum tulang ditemukan gambaran monoton yaitu hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain terdesak (aplasia sekunder).  Pemeriksaan biopsi limfa memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limfa yang terdesak seperti: limfosit normal, RES, granulosit, pulp cell.  70 – 90% dari kasus leukemia Mielogenus Kronis (LMK) menunjukkan kelainan kromosom yaitu kromosom 21 (kromosom Philadelphia atau Ph 1).  50 – 70% dari pasien Leukemia Limfositik Akut (LLA), Leukemia Mielogenus Akut (LMA) mempunyai kelainan berupa:  - Kelainan jumlah kromosom seperti diploid (2n), haploid (2n-a), hiperploid  - Kariotip yang pseudodiploid pada kasus dengan jumlah kromosom yang diploid (2n+a)  - Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial depletion)  - Terdapat marker kromosom yaitu elemen yang secara morfologis bukan merupakan kromosom normal, dari bentuk yang sangat besar sampai yang sangat kecil.
  • 6. Penatalaksanaan Therapeutik 1. Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan: - Tranfusi sel darah merah padat untuk mengatasi anemis. - Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi. 2. Pengobatan spesifik - Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi kanker sering disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi gejala-gajala yang tampak. - Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak memperbanyak diri lagi. - Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat - Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi
  • 7. Kemoterapi  1. Fase Induksi Pada fase ini diberikan terapi kortikosteroid (prednison), vineristin, dan L-asparaginase untuk mengurangi jumlah sel immature di sum-sum tulang.  2. Fase profilaksis sistem saraf pusat Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine, dan hydrocortison melalui intratekal untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak.  3. Konsolidasi Pada fase ini, kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh.  Pengobatan imunologik Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar pasien dapat sembuh sempurna.
  • 8. Tumbuh Kembang Anak -Belajar melompat dengan satu kaki, meloncat, dan memanjat. -Membuat jembatan dengan 3 kotak. -Mampu menyusun kalimat. -Mempergunakan kata- kata saya, bertanya, mengerti kata- kata yang ditunjuk kepadanya -Menggambar lingkaran Bermain dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya.  Pada anak penderita leukemia, kemungkinan akan mengalami keterlambatan dalam perkembangan-perkambangan tersebut.
  • 9. Hospitalisasi Anak Sesuai Usia - Menolak makan - Sering bertanya - Menangis perlahan - Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan Dampak perawatan di rumah sakit : - Kehilangan kontrol - Pembatasan aktivitas Fokus intervensi keperawatan adalah: - meminimalkan stressor - memaksimalkan manfaat hospitalisasi memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga - mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit.
  • 11. Pengkajian I. Biodata 1. Keluhan Utama Nyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan menurun, demam (jika disertai infeksi) bisa juga disertai dengan sakit kepala. 2. Riwayat Perawatan Sebelumnya 3. Riwayat Tumbuh Kembang 4. Riwayat keluarga 5. Cairan : Terjadi deficit cairan dan elektrolit karena muntah dan diare. 6. Makanan : Biasanya terjadi mual, muntah, anorexia ataupun alergi makanan. 7. Pola tidur : Mengalami gangguan karena nyeri sendi. 8. Aktivitas : Mengalami intoleransi aktivitas karena kelemahan tubuh. 9. Eliminasi : Pada umumnya diare, dan nyeri tekan perianal.
  • 12. Pemeriksaan Fisik  IV. Pemeriksaan Fisik  a. Keadaan Umum tampak lemah : Kesadaran composmentis selama belum terjadi komplikasi.  b. Tanda-Tanda Vital : Suhu meningkat jika terjadi infeksi, RR Dispneu, takhipneu  c. Pemeriksaan Kepala Leher  Rongga mulut : apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri), perdarahan gusi  Konjungtiva : anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat infiltrasi ke SSP.  d. Pemeriksaan Integumen : Adakah ulserasi ptechie, ekimosis, tekanan turgor menurun  e. Pemeriksaan Dada dan Thorax : Auskultasi suara nafas, adakah ronchi (terjadi penumpukan secret akibat infeksi di paru)  f. Pemeriksaan Abdomen : palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran hepar dan limpa.  g. Pemeriksaan Ekstremitas : Adakah cyanosis kekuatan otot
  • 14. Risiko kekurangan volume cairan b.d ketidak seimbangan intake dan output cairan  Intervensi:  a. Monitor intake dan output cairan  b. Monitor berat badan  c. Monitor TD dan frekuensi jantung  d. Evaluasi turgor kulit,  e. Beri masukan cairan 3-4 L/hari  f. Inspeksi kulit/membran mukosa untuk petekie, area ekimosis; perhatikan perdarahan gusi, darah warna karat atau samar pada feses dan urin, perdarahan lanjut dari sisi tusukan invasif.  g. Implementasikan tindakan untuk mencegah cidera jaringan/perdarahan  h. Batasi perawatan oral untuk mencuci mulut bila diindikasikan  i. Berikan diet makanan halus  j. Kolaborasi:  - Berikan cairan IV sesuai indikasi  - Awasi pemeriksaan laboratorium: trombosit, Hb/Ht, pembekuan  - Berikan SDM, trombosit, faktor pembekuan  - Pertahankan alat akses vaskuler sentral eksternal (kateter arteri subklavikula, tunneld, port implan)  - Berikan obat sesuai indikasi: allopurinol, kalium asetat atau asetat, natrium bikarbonat,
  • 15. Nyeri akut b.d agen injury fisik  Intervensi:  a. Kaji keluhan nyeri  b. Awasi tanda vital  c. Berikan lingkungan tenang  d. Tempatkan klien pada posisi nyaman  e. Ubah posisi secara periodik  f. Berikan tindakan kenyamanan (pijatan, kompres dingin dan dukungan psikologis)  g. Kaji ulang/tingkatkan intervensi kenyamanan klien  h. Evaluasi dan dukung mekanisme koping klien  i. Berikan tehnik distraksi pada anak, seperti terapi bermain  j. Bantu aktivitas terapeutik  k. Kolaborasi:  - Awasi kadar asam urat, berikan obat sesuai indikasi: analgesik (asetaminofen)
  • 16. Risiko infeksi b.d menurunnya sistem pertahanan tubuh sekunder  a. Tempatkan pada ruangan khusus.  b. Cuci tangan untuk semua petugas dan pengunjung  c. Awasi suhu, perhatikan hubungan antara peningkatan suhu dan pengobatan  d. Cegah menggigil: tingkatkan cairan, berikan kompres  e. Inspeksi sekresi terhadap peningkatan sputum atau sputum kental.  f. Inspeksi kulit untuk nyeri tekan, area eritematosus; luka terbuka. Bersihkan kulit dengan larutan antibakterial.  g. Inspeksi membran mukosa mulut.  h. Tingkatkan kebersihan perianal  i. Diet tinggi protein dan cairan  j. Hindari prosedur invasiv (tusukan jarum dan injeksi) bila mungkin  k. Kolaborasi  - Awasi pemeriksaan lab. Misal: hitung darah lengkap, apakah SDP turun atau tiba-tiba terjadi perubahan pada neutrofil; kultur gram/sensitivitas.  - Kaji ulang seri foto dada, berikan obat sesuai indikasi, hindari antipiretik yang mengandung aspirin, berikan diet rendah bakteri, misal makanan dimasak.
  • 17. Risiko perdarahan b.d trombositopenia Intervensi: a. Pantau hitung trombosit dengan jumlah 50.000/ml, b. Minta keluarga untuk mengingatkan perawat bila ada rembesan darah dari gusi c. Inspeksi kkulit, mulut, hidung, urin, feses, muntahan, dan tempat tusukan IV terhadap perdarahan. d. Gunakan jarum ukuran kecil e. Jika terjadi perdarahan, tinggikan bagian yang sakit dan berikan kompres dingin dan tekan perlahan f. Beri bantalan tempat tidur untuk mencegah trauma g. Anjurkan pada keluarga untuk menggunakan sikat gigi halus
  • 18. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum Intervensi: a. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas. Berikan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguan. b. Implementasikan teknik penghematan energi. Contoh: lebih baik duduk daripada berdiri. c. Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang di inginkan atau di butuhkan d. Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi
  • 19. Perubahan membran mukosa mulut b.d. efek samping agen kimia (kemoterapi) Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral Hindari mengukur suhu oral Gunakan sikat gigi berbulu lembut Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal Gunakan pelembab bibir bila perlu Berikan makanan yang lembut dan lunak Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan Hindari penggunaan swab gliserin, hidrogen peroksida, dan susu magnesia
  • 20. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. anoreksia, mual, muntah Dorong orang tua untuk tetap tenang saat anak makan Izinkan anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi Berikan makanan yang disertai suplemen gizi Izinkan anak untuk ikut terlibat dalam pemilihan makanan Berikan masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering Berikan pasien makanan diet tinggi kalori dan kaya nutrien Timbang berat badan dan ukur LLA
  • 21. Gangguan citra diri b. d. perubahan fisik akibat efek terapi Dorong anak untuk menggunakan wig jika rambut mulai rontok Berikan penutup kepala untuk melindungi dari sinar matahari, angin atau dingin Lakukan perawatan rambut agar rambut yang tipis tetap bersih dan halus Beritahu secara sederhana bahwa rambut akan tumbuh lagi sesudah 3-6 bulan Berikan personal hygine rutin dan pakaian yg menarik
  • 22. Hipertermi b.d. efek dari terapi pengobatan Kaji tanda-tanda vital Beri kompres pada lipatan ketiak dan paha Anjurkan keluarga untuk memakaikan klien pakaian yang dapat menyerap keringat Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik
  • 23. Kurang pengetahuan b.d. kurang informasi tentang penyakit dan pengobatan Jelaskan pentingnya nutrisi untuk membantu proses peyembuhan Berikan informasi tentang diet nutrisi tinggi protein dan kalori Anjurkan keluarga untuk menjaga lingkungan tempat kien berada Jelaskan pada keluarga pentingnya menjaga kesehatan anak, karena pasien leukemia rentan terhadap infeksi Jelaskan bahwa leukemia merupakan penyakit kanker darah yang membutuhkan kemoterapi