7 ipa buku_guru
Hak Cipta © 2013 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 
Dilindungi Undang-Undang 
MILIK NEGARA 
TIDAK DIPERDAGANGKAN 
Disklaimer: Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka 
implementasi Kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di 
bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam 
tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang 
senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan 
dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan 
kualitas buku ini. 
Katalog Dalam Terbitan (KDT) 
Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
Ilmu Pengetahuan Alam : buku guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. -- 
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013. 
iv, 268 hlm. : ilus. ; 25 cm. 
Untuk SMP/MTs Kelas VII 
ISBN 978-602-282-079-6 (jilid lengkap) 
ISBN 978-602-282-080-2 (jilid 1) 
1. Sains — Studi dan Pengajaran I. Judul 
II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 
ii Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
507 
Kontributor Naskah : Wahono, Ade Suryanda, Ucu Cahyana, Idun Kistinah, 
Arifatun Anifah, dan Budi Suryatin. 
Penelaah : Ismunandar, Sri Budiarti, dan Siti Zubaedah. 
Penyelia Penerbitan : Politeknik Negeri Media Kreatif, Jakarta. 
Cetakan Ke-1, 2013 
Disusun dengan huruf Georgia, 11 pt
Kata Pengantar 
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi pengetahuan, keterampilan dan 
sikap secara utuh. Proses pencapaiannya melalui pembelajaran sejumlah mata pelajaran yang dirangkai 
sebagai suatu kesatuan yang saling mendukung pencapaian kompetensi tersebut. Bila pada jenjang SD/ 
MI, semua mata pelajaran digabung menjadi satu dan disajikan dalam bentuk tema-tema, maka pada 
jenjang SMP/MTs pembelajaran sudah mulai dipisah-pisah menjadi mata pelajaran. 
Sebagai transisi menuju ke pendidikan menengah, pemisahan ini masih belum dilakukan sepenuhnya 
bagi siswa SMP/MTs. Materi-materi dari bidang-bidang ilmu Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Bumi dan 
Antariksa masih perlu disajikan sebagai suatu kesatuan dalam mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan 
Alam). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan yang utuh bagi siswa SMP/MTs tentang 
prinsip-prinsip dasar yang mengatur alam semesta beserta segenap isinya. 
Buku IPA Kelas VII SMP/MTs ini disusun dengan pemikiran di atas. Bidang ilmu Biologi dipakai sebagai 
landasan (platform) pembahasan bidang ilmu yang lain. Makhluk hidup digunakan sebagai obyek untuk 
menjelaskan prinsip-prinsip dasar yang mengatur alam seperti objek alam dan interaksinya, energi dan 
keseimbangannya, dan lain-lain. Melalui pembahasan menggunakan bermacam bidang ilmu dalam 
rumpun ilmu pengetahuan alam, pemahaman utuh tentang alam yang dihuninya beserta benda-benda 
alam yang dijumpai di sekitarnya dapat dikuasai oleh peserta didik SMP/MTs. 
Sebagai salah satu rumpun ilmu yang digunakan untuk mengukur kemajuan pendidikan suatu negara, 
pemahaman peserta didik suatu negara terhadap IPA dibandingkan secara rutin sebagai mana dilakukan 
melalui TIMSS (the Trends in International Mathematics and Science Study) dan PISA (Program for 
International Student Assessment). Melalui penilaian internasional seperti ini kita bisa mengetahui kualitas 
pembelajaran IPA dibandingkan dengan negara lain. Materi IPA pada Kurikulum 2013 ini telah disesuaikan 
dengan tuntutan penguasaan materi IPA menurut TIMSS dan PISA. 
Sesuai dengan konsep Kurikulum 2013, buku ini disusun mengacu pada pembelajaran IPA secara terpadu 
dan utuh, sehingga setiap pengetahuan yang diajarkan, pembelajarannya harus dilanjutkan sampai 
membuat siswa terampil dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasainya secara konkret dan abstrak, 
dan bersikap sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah alam semesta yang dikaruniakan kepadanya 
melalui pemanfaatan yang bertanggung jawab. 
Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang 
diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang dipergunakan dalam Kurikulum 2013, siswa diberanikan 
untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru 
sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan 
pada buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang 
sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam. 
Sebagai edisi pertama, buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. 
Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan 
dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih. 
Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka 
mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045). 
Ilmu Pengetahuan Alam iii 
Jakarta, Mei 2013 
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 
Mohammad Nuh
Daftar Isi 
PETUNJUK UMUM PEMBELAJARAN IPA SMP/MTs........................................ 1 
BAB 1 OBJEK IPA DAN PENGAMATANNYA................................................ 15 
BAB 2 KLASIFIKASI BENDA........................................................................ 31 
BAB 3 KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP....................................................... 62 
BAB 4 SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN................................................. 98 
BAB 5 PERUBAHAN BENDA-BENDA DI SEKITAR KITA.......................... 126 
BAB 6 ENERGI DALAM SISTEM KEHIDUPAN.......................................... 152 
BAB 7 SUHU DAN PERUBAHANNYA......................................................... 184 
BAB 8 KALOR DAN PERPINDAHANNYA................................................... 204 
BAB 9 INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN.............. 221 
GLOSARIUM.................................................................................................... 250 
INDEKS............................................................................................................ 260 
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 267 
iv Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Petunjuk Umum Pembelajaran 
IPA SMP/MTs 
Ilmu Pengetahuan Alam 1 
A. Pendahuluan 
Buku Panduan Guru Untuk Mata Pelajaran IPA disusun untuk 
mempermudah dan memperjelas penggunaan buku bagi peserta didik yang 
diterbitkan oleh Pemerintah. Buku ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama 
berisi tentang petunjuk umum pembelajaran IPA, keterampilan proses dalam 
pembelajaran IPA, serta penilaian dalam pembelajaran IPA. Bagian kedua 
menguraikan strategi pembelajaran IPA tiap topik, sesuai Kurikulum 2013 dan 
buku peserta didik. Uraian setiap topik disajikan untuk setiap rencana tatap 
muka. Pada setiap tatap muka berisi materi pengayaan untuk guru beserta 
potensi miskonsepsi pada peserta didik pada topik itu, pembelajarannya, serta 
alternatif penilaiannya. 
Dengan model pengorganisasian seperti ini, diharapkan guru mendapatkan 
kemudahan dalam pemahaman lebih dalam terhadap materi ajar, cara 
pembelajarannya, serta cara penilaiannya. Juga, guru mendapatkan gambaran 
terhadap rumusan indikator pencapaian kompetensi dasar (terutama untuk 
KD pada KI III dan KI IV). Sebagai muaranya, panduan pembelajaran IPA 
ini diharapkan dapat membantu guru dalam memberikan kesempatan peserta 
didik untuk belajar secara optimal, sehingga peserta didik mampu mencapai 
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada satuan pendidikan tertentu. 
B. Pendekatan dan Metode Pembelajaran IPA 
IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: (1) sikap: rasa 
ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan 
sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan
melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended; (2) proses: prosedur 
pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi 
penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, 
pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) produk: berupa fakta, prinsip, 
teori, dan hukum; dan (4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA 
dalam kehidupan sehari-hari. Empat unsur utama IPA ini seharusnya muncul 
dalam pembelajaran IPA. 
Pembelajaran IPA sebaiknya menggunakan metode discovery, metode 
pembelajaran yang menekankan pola dasar: melakukan pengamatan, 
menginferensi, dan mengomunikasikan/menyajikan. Pola dasar ini dapat 
dirinci dengan melakukan pengamatan lanjutan (mengumpulkan data), 
menganalisis data, dan menarik kesimpulan. 
Di dalam pembelajaran IPA, peserta didik didorong untuk menemukan 
sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi 
baru dengan aturan-aturan lama di dalam pikirannya, dan merevisinya apabila 
aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Pandangan dasar tentang pembelajaran 
adalah bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke 
peserta didik. Peserta didik harus didorong untuk mengonstruksi pengetahuan 
di dalam pikirannya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan 
pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan 
masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan bersusah payah 
dengan ide-idenya. 
Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi 
kesempatan peserta didik untuk menemukan atau menerapkan ide-ide 
mereka sendiri, dan mengajar peserta didik menjadi sadar dan secara sadar 
menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi 
peserta didik anak tangga yang membawa mereka ke pemahaman yang lebih 
tinggi, dengan catatan peserta didik sendiri yang harus memanjat anak tangga 
tersebut. Bagi peserta didik, pembelajaran harus bergeser dari “diberi tahu” 
menjadi “aktif mencari tahu”. Peserta didik harus didorong sebagai “penemu 
dan pemilik” ilmu, bukan sekedar pengguna atau penghafal pengetahuan. 
Di dalam pembelajaran IPA, peserta didik membangun pengetahuan 
bagi dirinya. Bagi peserta didik, pengetahuan yang ada di benaknya bersifat 
dinamis, berkembang dari sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup 
2 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
dirinya dan di sekitarnya menuju ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang 
bersifat konkrit menuju abstrak. Sebagai manusia yang sedang berkembang, 
peserta didik telah, sedang, dan akan mengalami empat tahap perkembangan 
intelektual, yakni sensori motor, pra-operasional, operasional konkrit, dan 
operasional formal. Untuk peserta didik SMP, umumnya berada pada fase 
peralihan dari operasional konkrit menuju operasional formal. Ini berarti, 
peserta didik SMP telah dapat diajak berpikir secara abstrak, misalnya 
melakukan analisis, inferensi, menyimpulkan, menggunakan penalaran 
deduktif dan induktif, dan lain-lain, namun seharusnya berangkat/dimulai dari 
situasi yang nyata dulu. Oleh karena itu, kegiatan pengamatan dan percobaan 
memegang peran penting dalam pembelajaran IPA, agar pembelajaran IPA 
tidak sekedar pembelajaran hafalan. 
Fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan 
atau kerja sama antarindividu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu 
terserap ke dalam individu tersebut. Jadi, pembelajaran terjadi apabila peserta 
didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari 
namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya. 
Peran guru dalam pembelajaran adalah memberikan tugas menantang 
berupa permasalahan yang harus dipecahkan peserta didik. Pada saat tugas 
itu diberikan, peserta didik belum menguasai cara pemecahannya, namun 
dengan berdiskusi dengan temannya dan bantuan guru, tugas tersebut dapat 
diselesaikan. Dengan menyelesaikan tugas tersebut, kemampuan-kemampuan 
dasar untuk menyelesaikan tugas itu akan dikuasai peserta didik. 
Guru IPA harus memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berdiskusi 
dan berbagai bentuk kerja sama lainnya untuk menyelesaikan tugas itu. Selain 
itu, guru memberikan sejumlah besar bantuan kepada peserta didik selama 
tahap-tahap awal pembelajaran. Selanjutnya peserta didik mengambil alih 
tanggung-jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. 
Bantuan yang diberikan guru tersebut dapat berupa petunjuk, peringatan, 
dorongan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, 
memberikan contoh, atau apapun yang lain yang memungkinkan peserta didik 
tumbuh mandiri. Sekali lagi, bantuan tersebut tidak bersifat “memberitahu 
secara langsung” tetapi “mendorong peserta didik untuk mencari tahu”. 
Ilmu Pengetahuan Alam 3
Di dalam pembelajaran IPA, peserta didik didorong untuk belajar melalui 
keterlibatan aktif dengan keterampilan-keterampilan, konsep-konsep, 
dan prinsip-prinsip. Guru mendorong peserta didik untuk mendapatkan 
pengalaman dengan melakukan kegiatan yang memungkinkan mereka 
menemukan konsep dan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Dengan 
kata lain, pembelajaran terjadi apabila peserta didik terlibat secara aktif dalam 
menggunakan proses mentalnya agar mereka memperoleh pengalaman, 
sehingga memungkinkan mereka untuk menemukan beberapa konsep atau 
prinsip tersebut. Proses-proses mental itu misalnya mengamati, menanya 
dan merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, 
melaksanakan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik 
kesimpulan, serta menyajikan hasil kerjanya. Guru IPA harus mampu 
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif atau kolaboratif 
sehingga peserta didik mampu bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas 
atau memecahkan masalah tanpa takut salah. 
Media dan sumber belajar lainnya digunakan guru untuk memberi bantuan 
peserta didik melakukan eksplorasi dalam bentuk mengamati (observing), 
menghubung-hubungkan fenomena (associating), menanya atau merumuskan 
masalah (questioning), dan melakukan percobaan (experimenting) atau 
pengamatan lanjutan. Guru IPA seharusnya mampu membantu peserta didik 
untuk menyiapkan penyajian pengetahuan dengan bantuan TIK. 
Pembelajaran IPA untuk tiap materi pokok tertentu seharusnya diakhiri 
dengan tugas proyek. Guru IPA seharusnya mendorong, membesarkan 
hati, memberi bantuan secukupnya, dan memfasilitasi peserta didik untuk 
mampu melakukan tugas proyeknya, serta membuat laporan secara tertulis. 
Selanjutnya, guru memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja 
individual maupun kelompok dalam bentuk presentasi lisan atau tertulis, 
pameran, turnamen, festival, atau ragam penyajian lainnya yang dapat 
menumbuhkan kebanggaan dan rasa per­caya 
diri peserta didik. 
Perlu diketahui, bahwa KD IPA diorganisasikan ke dalam empat Kompetensi 
Inti (KI). Kompetensi Inti (KI) 1 berkaitan dengan sikap diri terhadap 
Tuhan Yang Maha Esa. Kompetensi Inti (KI) 2 berkaitan dengan karakter 
diri dan sikap sosial. Kompetensi Inti (KI) 3 berisi KD tentang pengetahuan 
terhadap materi ajar, sedangkan Kompetensi Inti (KI) 4 berisi KD tentang 
4 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
penyajian pengetahuan. Kompetensi Inti (KI) 1, Kompetensi Inti (KI) 2, dan 
Kompetensi Inti (KI) 4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses 
pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam Kompetensi Inti (KI) 
3. Kompetensi Inti (KI) 1 dan Kompetensi Inti (KI) 2 tidak diajarkan langsung 
(direct teaching), tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran. 
Keterpaduan IPA SMP/MTs dalam pembelajaran diwujudkan dengan 
Ilmu Pengetahuan Alam 5 
berbagai cara: 
1. Kompetensi Dasar (KD) IPA telah mengarah pada pemaduan. Guru dapat 
mengimplementasikan pemaduan lebih lanjut di kelas. 
2. Di dalam Buku pegangan bagi peserta didik, pemaduan IPA dilakukan 
dengan merumuskan tema-tema besar yang menjadi tempat pemaduan 
topik/subtopik IPA. Tema-tema tersebut adalah: materi, sistem, perubahan, 
dan interaksi. 
3. Pemaduan antar konsep dalam tema besar dilakukan secara connected, yakni 
suatu konsep atau prinsip yang dibahas selanjutnya “menggandeng” prinsip, 
konsep, atau contoh dalam bidang lain. Misalnya, saat mempelajari suhu, 
suhu tidak hanya berkaitan dengan benda-benda fisik, namun dikaitkan 
dengan perilaku hewan terkait suhu. 
Terakhir, seorang guru IPA yang baik adalah: 
1. Menguasai bahan, terutama konsep-konsep yang akan diajarkan. Dalam hal 
ini guru harus dapat mengembangkan diri dan mengikuti perkembangan 
IPA yang terjadi. 
2. Bersikap kreatif dan aktif. Guru diharapkan selalu mengembangkan 
kreativitas secara aktif dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga situasi 
belajar tidak membosankan dan monoton. 
3. Rajin belajar dan dapat membangkitkan semangat belajar peserta didik. 
C. Keterampilan Proses 
Tiga langkah kunci dalam proses pengembangan IPA (metode ilmiah) 
adalah melakukan pengamatan, menginferensi (merumuskan penjelasan 
berdasarkan pengamatan, termasuk menemukan pola-pola, hubungan-hubungan, 
serta membuat prediksi), dan mengomunikasikan. Pengamatan 
untuk mengumpulkan data dan informasi, dengan panca indra dan/atau 
alat ukur yang sesuai. Kegiatan inferensi meliputi merumuskan penjelasan
berdasarkan pengamatan, untuk menemukan pola-pola, hubungan-hubungan, 
serta membuat prediksi. Hasil dan temuan dikomunikasian kepada teman 
sejawat, baik lisan maupun tulisan. Hal-hal yang dikomunikasikan juga 
dapat mencakup data yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik, bagan, dan 
gambar yang relevan. Tiga keterampilan kunci yaitu melakukan pengamatan, 
menginferensi, dan mengomunikasikan inilah yang harus dilatihkan secara 
terus-menerus dalam pembelajaran IPA kelas VII. 
Secara rinci, keterampilan proses IPA dibedakan menjadi 2 kelompok 
yaitu keterampilan proses dasar (basic skills) dan keterampilan proses 
terintegrasi (integrated skills). Keterampilan proses dasar terdiri atas 
mengamati, menggolongkan/mengklasifikasi, mengukur, mengomunikasikan, 
menginterpretasi data, memprediksi, menggunakan alat, melakukan 
percobaan, dan menyimpulkan. Sedangkan jenis-jenis keterampilan proses 
IPA terintegrasi meliputi merumuskan masalah, mengidentifikasi variabel, 
mendeskripsikan hubungan antarvariabel, mengendalikan variabel, 
mendefinisikan variabel secara operasional, memperoleh dan menyajikan 
data, menganalisis data, merumuskan hipotesis, merancang penelitian, 
dan melakukan penyelidikan/percobaan. Pembelajaran IPA kelas VII SMP 
melatihkan keterampilan proses dasar, serta mulai melatihkan keterampilan 
proses terintegrasi. 
D. Pembiasaan Sikap 
Sikap (KD pada KI I dan KI II) dikembangkan melalui pembiasaan 
dalam pembelajaran IPA dan keteladanan. Sikap-sikap seperti kejujuran, 
ketekunan, kemauan untuk bekerja sama, dan lain-lain dikembangkan melalui 
pembelajaran IPA. Keteladanan ini merupakan perilaku, sikap guru, tenaga 
kependidikan, dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan 
yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik 
lain. 
E. Penilaian dalam Pembelajaran IPA 
Penilaian dalam pembelajaran IPA menggunakan prinsip bahwa penilaian 
adalah bagian dari pembelajaran, digunakan untuk membantu peserta didik 
6 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
mencapai tujuan belajarnya. Oleh karena itu, penilaian dilakukan seiring 
dengan pembelajaran, baik saat proses maupun di akhir proses. 
Pada saat proses pembelajaran guru dapat menilai sikap peserta didik 
untuk mendapatkan profile sikap peserta didik serta memberikan bantuan 
untuk mengubah sikap yang negatif (misalnya apatis, pasif, menyerahkan 
sepenuhnya pada anggota kelompok lain, dan lain-lain) menjadi positif. Selain 
itu, saat pembelajaran, guru dapat menilai keterampilan peserta didik, baik 
keterampilan berpikir maupun keterampilan psikomotorik. 
Penilaian di akhir proses pembelajaran (suatu materi pokok tertentu) dapat 
menggunakan teknik tes. Kegiatan ini dapat dilakukan beberapa kali sesuai 
banyaknya dan kedalaman materi bab itu. Penilaian dapat dilakukan dengan 
cara lisan, tugas, kegiatan, ulangan harian, ulangan mid semester, ulangan 
akhir semester, sampai ujian nasional. Bentuk soal dapat merupakan pilihan 
ganda, essay biasa, essay berstruktur, penelitian dan sebagainya. Mengingat 
penilaian adalah bagian dari pembelajaran, apapun bentuk penilaian yang 
dilaksanakan, sebaiknya dilakukan analisis hasil penilaian. 
Tindak lanjut hasil penilaian dalam pembelajaran IPA meliputi pemberian 
bantuan (scaffolding), remedial, dan pengayaan. Pemberian scaffolding 
dilakukan guru berkenaan dengan penilaian proses. Misalnya, peserta didik 
tidak dapat menimbang massa (berdasarkan observasi guru saat kegiatan 
pembelajaran), maka guru memberikan bantuan seperlunya dan secara 
berangsur bantuan itu dikurangi. Remedial dilakukan jika setelah mengikuti 
ulangan, nilai peserta didik (KD-KD pada KI III dan KI IV), peserta didik 
belum mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan satuan pendidikan. 
Pengayaan dilakukan, jika setelah mengikuti ulangan, nilai peserta didik (KD-KD 
pada KI III dan KI IV), peserta didik telah di atas ketuntasan minimal 
sedangkan peserta didik lain yang belum mencapai ketuntasan minimal 
melakukan proses remedial. Pengayaan berupa tugas yang menyenangkan, 
namun menantang. Untuk pengayaan, sebaiknya dihindari tugas-tugas yang 
membosankan (misalnya mengerjakan soal hafalan), agar tidak dipersepsikan 
peserta didik sebagai hukuman buat dia atas keberhasilannya. 
Ilmu Pengetahuan Alam 7
1. Contoh Instrumen Penilaian untuk Keterampilan Proses 
a. Penilaian Unjuk Kerja 
Penilaian ini dilakukan seiring pembelajaran atau dapat juga dalam bentuk 
ujian praktik. Sebagai contoh, untuk penilaian keterampilan pengamatan 
preparat dengan mikroskop, instrumennya dapat berbentuk sebagai 
berikut: 
Penilaian Unjuk Kerja Penggunaan Mikroskop 
No. Indikator 
8 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Hasil Penilaian 
Baik (3) Cukup (2) Kurang (1) 
1. Mengeluarkan mikroskop dari kotak 
2. Pemasangan lensa objektif 
3. Pemasangan lensa okuler 
4. Mengatur cermin 
5. Mengatur mikrometer 
6. Memasang objek pada meja benda 
7. 
Memilih perbesaran dan memasang lensa 
okuler 
8. 
Menemukan dan menggambar objek yang 
diamati 
9. Mengembalikan mikroskop pada kotaknya 
nilai = skor yang diperoleh x 100 
skor maks 
. Kategori baik jika nilai peserta didik ≥75. 
Penilaian Kinerja Melakukan Penyelidikan 
No. Aspek yang dinilai 
Penilaian 
1 2 3 
1. Merumuskan pertanyaan/masalah 
2. 
Melakukan pengamatan atau 
pengukuran 
3. Menafsirkan data 
4. Mengomunikasikan
Ilmu Pengetahuan Alam 9 
Rubriknya: 
Aspek yang dinilai 
Penilaian 
1 2 3 
Merumuskan pertanyaan/ 
masalah 
Masalah tidak dirumuskan Perumusan masalah 
dilakukan dengan 
bantuan guru 
Perumusan masalah 
dilakukan secara 
mandiri (individual atau 
kelompok) 
Pengamatan Pengamatan tidak cermat Pengamatan cermat, 
tetapi mengandung 
interpretasi (tafsiran 
terhadap pengamatan) 
Pengamatan cermat dan 
bebas interpretasi 
Menafsirkan data Tidak melakukan 
penafsiran data 
Melakukan analisis data, 
namun tidak melakukan 
upaya mengaitkan 
antarvariabel 
Melakukan analisis dan 
mencoba mengaitkan 
antarvariabel yang 
diselidiki (atau 
bentuk lain, misalnya 
mengklasifikasi) 
Mengomunikasikan Dilakukan secara lisan Lisan dan tertulis, namun 
tidak dipadukan 
Memadukan hasil tertulis 
sebagai bagian dari 
penyajian secara lisan 
Penilaian Kinerja Melakukan Percobaan 
No. Aspek yang dinilai 
Penilaian 
1 2 3 
1. 
Merumuskan masalah, hipotesis, dan 
merencanakan percobaan 
2. Merangkai alat 
3. Melakukan pengamatan/pengukuran 
4. 
Melakukan analisis data dan 
menyimpulkan
Rubriknya 
Aspek yang dinilai 
10 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Penilaian 
1 2 3 
Merumuskan masalah, 
hipotesis, dan 
merencanakan percobaan 
Tidak mampu merumuskan 
masalah, hipotesis, dan 
merencanakan percobaan 
Dilakukan dengan bantuan 
guru 
Dilakukan secara mandiri 
(individual atau kelompok) 
Merangkai alat Rangkaian alat tidak benar 
Rangkaian alat benar, 
tetapi tidak rapi atau 
tidak memperhatikan 
keselamatan kerja 
Rangkaian alat benar, 
rapi, dan memperhatikan 
keselamatan kerja 
Pengamatan/ 
pengukuran 
Pengamatan tidak cermat 
Pengamatan cermat, tetapi 
mengandung interpretasi 
Pengamatan cermat dan 
bebas interpretasi 
Melakukan analisis data 
dan menyimpulkan 
Tidak mampu 
Dilakukan dengan bantuan 
guru 
Dilakukan secara mandiri 
(individual atau kelompok) 
b. Penilaian Produk 
Penilaian produk dilakukan untuk menilai hasil pengamatan, percobaan, 
maupun tugas proyek menggunakan kriteria penilaian (rubrik). Penilaian 
produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. 
1. Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya 
dilakukan pada tahap appraisal. 
2. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan 
terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses 
pengembangan. Contoh instrumen penilaian produk: 
Penilaian Produk Hasil Penyelidikan 
No. Aspek yang dinilai 
Penilaian 
1 2 3 
1. Hasil rumusan pertanyaan/masalah yang akan diselidiki 
2. Hasil pengamatan atau pengukuran 
3. Hasil analisis/penafsiran
Ilmu Pengetahuan Alam 11 
Rubriknya: 
Aspek yang 
dinilai 
Penilaian 
1 2 3 
Hasil rumusan 
pertanyaan/ 
masalah 
Tidak berupa 
masalah 
Ada, dalam bentuk pernyataan 
namun mengarah ke 
penyelidikan, atau pertanyaan 
yang tidak lengkap 
Ada, dalam bentuk pertanyaan, 
mengarahkan ke penyelidikan 
Hasil pengamatan 
atau pengukuran 
Data tidak 
menunjukkan hasil 
pengamatan yang 
cermat, lengkap, 
dan aman 
Data hanya menunjukkan dua 
aspek dari cermat, lengkap, aman; 
masih mencampurkan data 
dengan inferensi 
Data hanya menunjukkan dua 
aspek dari cermat, lengkap, 
aman; bebas dari inferensi 
Hasil analisis/ 
penafsiran 
Tidak melakukan 
penafsiran data 
(hanya menyajikan 
data, tanpa 
penafsiran lebih 
lanjut) 
Ada hasil analisis data, namun 
tidak melakukan upaya 
mengaitkan antarvariabel 
Ada analisis dan mengaitkan 
antarvariabel yang diselidiki 
(atau bentuk lain, misalnya 
mengklasifikasi) 
Penilaian Produk Hasil Percobaan 
No. Aspek yang dinilai 
Penilaian 
1 2 3 
1. Hasil rumusan pertanyaan/masalah yang akan diselidiki 
2. Hasil rumusan hipotesis 
3. Hasil perencanaan percobaan 
4. Hasil pengamatan atau pengukuran 
5. Hasil analisis dan kesimpulan 
Rubriknya: 
Aspek yang dinilai 
Penilaian 
1 2 3 
Hasil rumusan 
pertanyaan/masalah 
Tidak berupa 
masalah 
Ada, dalam bentuk pernyataan namun 
mengarah ke penyelidikan, atau 
pertanyaan yang tidak lengkap 
Ada, dalam bentuk 
pertanyaan, mengarahkan 
ke penyelidikan
Aspek yang dinilai 
12 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Penilaian 
1 2 3 
Hasil rumusan hipotesis Ada, namun tidak 
berupa hipotesis 
Ada, sudah mengarah ke jawaban 
sementara permasalahan, namun 
tidak mengaitkan variabel-variabel 
percobaan 
Ada, dalam bentuk 
pernyataan, mengaitkan 
variabel-variabel 
percobaan, mengarahkan 
ke penyelidikan 
Hasil perencanaan 
percobaan 
Tidak menunjukkan 
sebagai perencanan 
percobaan 
Sudah ada langkah-langkah 
perencanaan, belum seluruh langkah 
yang seharusnya ada 
Sudah ada langkah-langkah 
perencanaan, 
mencakup langkah yang 
seharusnya ada 
Hasil pengamatan atau 
pengukuran 
Data tidak 
menunjukkan hasil 
pengamatan yang 
cermat, lengkap, 
dan aman 
Data hanya menunjukkan dua aspek 
dari cermat, lengkap, aman; masih 
mencampurkan data dengan inferensi 
Data hanya menunjukkan 
dua aspek dari cermat, 
lengkap, aman; bebas dari 
inferensi 
Hasil analisis dan 
kesimpulan 
Tidak melakukan 
analisis data (hanya 
menyajikan data, 
tanpa analisis lebih 
lanjut) 
Ada hasil analisis data, namun tidak 
melakukan upaya penyimpulan 
Ada analisis dan simpulan 
(menjawab masalah atau 
menunjukkan kebenaran/ 
ketidakbenaran hipotesis) 
Penilaian Produk Tugas Proyek 
Nama Peserta didik : 
Kelas / Semester : VII/ I 
No. Tahapan Skor ( 1 – 5 )* 
1. Perencanaan menerapkan prinsip radiasi kalor 
2. Tahap proses pembuatan dan pengumpulan data 
Persiapan alat dan bahan 
Teknik Pengolahan 
K3 (Keselamatan kerja, keamanan, dan kebersihan) 
3. 
Hasil 
Bentuk fisik 
Data kebergunaan 
TOTAL SKOR
Catatan : 
*) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan 
semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka 
semakin tinggi nilainya. 
teman 
Hormat pada 
orang tua 
Kejujuran 
Menepati janji 
Kepedulian 
Tanggung jawab 
Ilmu Pengetahuan Alam 13 
c. Penilaian Sikap 
Contoh Format Lembar Pengamatan Sikap Peserta didik 
No. Nama 
Sikap 
Keterbukaan 
Ketekunan belajar 
Kerajinan 
Tenggang rasa 
Kedisiplinan 
Kerjasama 
Ramah dengan 
1. 
2. 
3. 
4. 
5. 
6. 
7. 
8. 
Keterangan: 
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 sampai dengan 5. 
1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik dan 5 = amat baik. 
Untuk penilaian sikap, angka ini berfungsi sebagai alat peringkas profil 
peserta didik, bukan sebagai harga mati untuk KKM. 
F. Alokasi Waktu Pembelajaran Setiap Topik 
Pembagian alokasi waktu pembelajaran IPA ini berdasarkan asumsi: 
1. pembelajaran IPA efektif (diluar Ulangan Subsumatif dan Ulangan Sumatif) 
adalah 16 minggu/semester.
2. Jam pelajaran IPA 5 JP/minggu dibagi menjadi 2 TM/minggu, yakni 3 JP 
dan 2 JP. 
Pembagian ini juga memperhatikan kegiatan pada setiap topik dan 
kerumitan KD III dan KD IV pada setiap topik. 
Semester I 
No. Tema Besar Materi Pokok/Topik TM ke- 
1. Materi Objek IPA dan Pengukurannya 1 – 6 
2. Materi Klasifikasi Benda 7 – 14 
3. Materi Klasifikasi Makhluk Hidup 15 – 19 
4. Sistem Sistem Organisasi Kehidupan 20 – 26 
5. Perubahan Perubahan Materi 27 – 32 
Semester II 
No. Tema Besar Materi Pokok/Topik TM ke- 
1. Perubahan Energi 1 – 7 
2. Perubahan Suhu dan Pemuaian 8 – 15 
3. Perubahan Kalor dan Perpindahannya 16 – 24 
4. Interaksi Interaksi Makhluk Hidup 25 – 32 
14 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
BAB 1 Objek IPA dan Pengamatannya 
Ilmu Pengetahuan Alam 15 
A. Pengantar 
Topik (materi pokok) “Objek IPA dan Pengamatannya” masuk dalam tema 
besar “Materi”. Secara esensial, pembelajaran pada topik ini mengenalkan 
peserta didik pada objek yang dipelajari dalam IPA dan metode ilmiah 
sederhana (pengamatan, pengukuran, dan mulai mencoba membuat 
keterkaitan-keterkaitan terhadap hasil pengamatan). 
B. KI dan KD pada Materi Pokok Objek IPA dan 
Pengamatannya 
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 
agama yang dianutnya. 
1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas 
ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan 
kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan 
peranan manusia dalam lingkungan serta 
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran 
agama yang dianutnya. 
2. Menghargai dan menghayati perilaku 
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli 
(toleransi, gotong royong), santun, percaya 
diri, dalam berinteraksi secara efektif 
dengan lingkungan sosial dan alam dalam 
jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki 
rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; 
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung 
jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif 
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas 
sehari-hari sebagai wujud implementasi 
sikap dalam melakukan percobaan dan 
berdiskusi.
3. Memahami pengetahuan (faktual, 
konseptual, dan prosedural) berdasarkan 
rasa ingin tahunya tentang ilmu 
pengetahuan, teknologi, seni, budaya 
terkait fenomena dan kejadian tampak 
mata. 
16 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
3.1. Memahami konsep pengukuran berbagai 
besaran yang ada pada diri, makhluk 
hidup, dan lingkungan fisik sekitar sebagai 
bagian dari observasi, serta pentingnya 
perumusan satuan terstandar (baku) dalam 
pengukuran. 
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji 
dalam ranah konkret (menggunakan, 
mengurai, merangkai, memodifikasi,dan 
membuat) dan ranah abstrak (menulis, 
membaca, menghitung, menggambar, dan 
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari 
di sekolah dan sumber lain yang sama 
dalam sudut pandang/teori. 
4.1. Menyajikan hasil pengukuran terhadap 
besaran-besaran pada diri, makhluk hidup, 
dan lingkungan fisik dengan menggunakan 
satuan tak baku dan satuan baku. 
C. Pembelajaran pada Topik Objek IPA dan Pengamatannya 
1. Alokasi Waktu dan Subtopik 
Pembelajaran dan penilaian topik Objek IPA dan Pengamatannya 
memerlukan waktu 15 jam pelajaran atau 6 TM (dengan asumsi 5 JP/ 
minggu diorganisasikan menjadi dua kali TM, yakni 3 JP dan 2 JP). 
Pengorganisasian 6 TM tersebut adalah sebagai berikut: 
Tatap Muka ke- Materi 
1 Objek IPA dan Pengamatan 
2 Pengukuran Sebagai Bagian dari Pengamatan 
3 Besaran Pokok Panjang, Massa dan Waktu serta Pengukurannya 
4 Besaran Turunan 
5 Tugas Proyek 
6 Ulangan harian 
2. Pertemuan I: Objek IPA dan Pengamatan (3 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan I dimaksudkan untuk melatihkan kesadaran kepada peserta 
didik tentang kegiatan pengamatan terhadap benda-benda sebagai salah
satu bagian IPA. Artinya, sejak awal peserta didik dikenalkan bahwa IPA 
tidak sekedar kumpulan teori, tetapi karya kerja keras manusia. 
Tiga langkah kunci dalam proses pengembangan IPA (metode ilmiah) 
yaitu melakukan pengamatan, menginferensi, dan mengomunikasikan. 
Pengamatan untuk mengumpulkan data dan informasi, dengan panca 
indra dan/atau alat ukur yang sesuai. Kegiatan inferensi meliputi 
merumuskan penjelasan berdasarkan pengamatan, untuk menemukan 
pola-pola, hubungan-hubungan, serta membuat prediksi. Hasil dan temuan 
dikomunikasikan kepada teman sejawat, baik lisan maupun tulisan. Yang 
dikomunikasikan termasuk data yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik, 
bagan, dan gambar yang relevan. Tiga keterampilan kunci yaitu melakukan 
pengamatan, menginferensi, dan mengomunikasikan inilah yang harus 
dilatihkan secara terus-menerus dalam pembelajaran IPA kelas VII. 
Ilmu Pengetahuan Alam 17 
b. Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, inferensi, dan 
mengomunikasikan hasil. 
b) Peserta didik dapat menjelaskan tiga komponen keterampilan proses: 
pengamatan, inferensi, dan komunikasi. 
c) Peserta didik dapat menjelaskan kegunaan mempelajari IPA. 
d) Peserta didik dapat menyebutkan objek yang dipelajari dalam IPA. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukkan berbagai produk hasil dari IPA; kemudian mintalah 
peserta didik mengamati temannya dan menyampaikan hasil 
pengamatannya (lihat kegiatan “Mengamati Temanmu”). Contoh 
hasil pengamatannya: 
Edo: warna kulit coklat dan agak kasar, rambut hitam ikal, warna 
pupil mata hitam, ada detak yang kontinyu, dan lain-lain. 
Seringkali, tafsiran terhadap hasil pengamatan langsung muncul 
saat kegiatan pengamatan (misalnya: Edo pemarah namun hatinya 
lembut). Guru perlu mengklarifikasi, bahwa saat melakukan 
pengamatan, hindari dulu membuat tafsiran terhadap pengamatan 
(inferensi).
b) Inti 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Kerja 
dalam IPA”, yang terdapat di buku peserta didik, menuliskan hasil 
kerjanya (sesuai kreasinya), dan mendiskusikan hasilnya. Doronglah 
peserta didik untuk tidak takut salah; yang penting prosedur dilakukan 
dengan benar dan aman. 
Contoh hasil kerja peserta didik: 
• Contoh prediksi peserta didik: garis itu akan menjadi kabur 
karena terkena air yang bergerak naik pada tisu. 
• Contoh hasil pengamatan peserta didik: setelah tisu dicelup, air 
mulai bergerak naik di dalam tisu. Air mengenai garis, 4 menit 
kemudian garis tampak kabur. 
• Jika prediksi tidak sesuai pengamatan, berarti prediksi tidak 
tepat. 
Elaborasi lebih lanjut ke keterampilan proses IPA (kaitkan dengan 
hasil kegiatan peserta didik): observasi – inferensi – komunikasi serta 
manfaat belajar IPA bagi peserta didik. 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan (lihat Reviu Subbab A). 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat dan Bahan sesuai kegiatan “Mengamati Temanmu” dan “Kerja 
dalam IPA”. 
b) Media: benda atau gambar “manfaat IPA” (HP, laptop, kertas, bibit 
tanaman, dll). 
4) Sumber Belajar 
a. Buku pegangan peserta didik. 
b. Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 
18 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
3. Pertemuan II: Pengukuran Sebagai Bagian dari Pengamatan (2 JP) 
Ilmu Pengetahuan Alam 19 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan II dimaksudkan untuk melatih peserta didik tentang 
pentingnya pengukuran dan penggunaan satuan baku dalam pengukuran. 
Untuk dipahami guru: 
• Pengukuran merupakan bagian dari pengamatan. 
• Pengukuran dapat dilakukan terhadap besaran benda-benda, tidak 
hanya benda mati (misalnya, massa kelinci, panjang telinga kelinci, 
suhu kelinci, dan lain-lain). 
• Contoh bukan besaran IPA: cinta, keadilan, rasa sayang, dan lain-lain. 
• Pengukuran merupakan proses membandingkan besaran dengan 
besaran lain yang sejenis sebagai satuan. 
• Hasil pengukuran: nilai (angka) dan satuan. 
• Satuan ada yang tidak terstandar, misalnya jengkal (dari jarak ujung 
ibu jari sampai dengan jari kelingking), depa (jarak ujung telunjuk 
tangan kiri sampai dengan telunjuk tangan kanan ketika tangan 
direntangkan ke samping kiri dan kanan), dan lain-lain. 
• Untuk memudahkan berkomunikasi, satuan dibuat baku (standar), 
yakni dalam Sistem Internasional; kemudahan lainnya, sistem ini 
lipat 10 (metrik). 
• Awalan menunjukkan nilai kelipatan, misal: mili berarti 10-3, kilo 
berarti 103, dibuat agar angka yang dikomunikasikan menjadi 
sederhana. 
• Ada satuan baku sistem British (digunakan di Amerika, Inggris, dan 
beberapa negara Skandinavia), bukan sistem lipat 10. 
• Prakonsepsi: peserta didik sering menganggap pengukuran hanya 
melibatkan benda-benda mati (misal terhadap buku, meja, dan lain-lain).
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat melakukan pengukuran dengan satuan tak baku, 
melakukan inferensi, dan mengomunikasikan hasil. 
b) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian pengukuran. 
c) Peserta didik dapat menjelaskan pentingnya satuan baku. 
d) Peserta didik dapat melakukan konversi satuan dalam SI dengan 
memanfaatkan nilai awalannya. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukkanlah berbagai alat ukur (mistar, jangka, timbangan, dan 
lain-lain); kemudian mintalah peserta didik menyampaikan idenya 
tentang “Mengapa menggunakan alat itu?” 
b) Inti 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Membuat 
alat ukur sendiri”, yang terdapat di buku pegangan bagi peserta didik, 
kemudian menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), 
dan mendiskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – 
komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. 
Contoh hasil kerja peserta didik: 
Besaran yang 
diukur Hasil pengukuran Edo Hasil pengukuran 
Ilmi 
20 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Hasil pengukuran 
Suri 
Panjang papan tulis 9 jengkal 10 jengkal 3 hasta 
Lebar ruang kelas 10 hasta 12 hasta 78 kaki 
Ternyata hasilnya berbeda-beda, karena satuan yang digunakan 
berbeda. Walaupun sama-sama jengkal, tapi panjang jengkal Edo 
dan jengkal Ilmi berbeda. 
Elaborasikan hasilnya lebih lanjut ke satuan baku dalam SI, 
awalannya, serta konversi satuan dalam SI (misalnya dari gram ke 
kilogram)
Diskusikan pula ide-ide penerapan pengukuran sebagai bagian 
dari pengamatan (lihat Box Ide-ide Penerapan di Buku Pegangan 
Peserta Didik) 
Ilmu Pengetahuan Alam 21 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan mandiri: Kegiatan “Mengamati 
Penggunaan Alat Ukur” 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat dan Bahan sesuai kegiatan “Membuat alat ukur sendiri”. 
b) Media: benda atau gambar alat ukur, benda-benda sekitar yang akan 
diukur dalam kegiatan “Membuat alat ukur sendiri” 
4) Sumber Belajar 
a) Buku pegangan bagi peserta didik 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet) 
4. Pertemuan III: Besaran Pokok Panjang, Massa dan Waktu serta 
Pengukurannya (3 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan III dimaksudkan untuk melatihkan kepada peserta didik 
tentang pengukuran 3 besaran pokok: panjang, massa, dan waktu. Untuk 
dipahami guru: 
• Semua satuan baku dapat diturunkan dari satuan besaran pokok. 
Ada tujuh besaran pokok: panjang, massa, waktu, suhu, kuat arus, 
jumlah zat, dan intensitas cahaya. 
• Definisi beberapa satuan : 
• Definisi 1 kilogram: satu kilogram standar (baku) sama dengan 
massa sebuah silinder yang terbuat dari campuran platinum-iridium 
yang disimpan di Sevres, Paris, Perancis 
• Definisi 1 meter: mula-mula 1 meter didefinikasikan sebagai 
panjang yang sama dengan, sepersepuluh juta ( 1 
10.000.000 
) 
jarak dari bumi khtulistiwa ke kutub utara bumi sepanjang jarak 
bujur yang melewati kota Paris, Perancis. Dari definisi ini dibuat
meter standar, sehingga menampilkan definisi baru: 1 meter 
adalah jarak antara 2 goresan pada meter standar yang dibuat dari 
platina iridium dan disimpan di Sevres. Definisi berikutnya: 1 
meter adalah 1.650.763,73 kali panjang gelombang sinar merah 
jingga yang dipancarkan oleh gas krypton-86. Definisi mutahir: 1 
m adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam waktu 1 
22 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
299.792.458 
detik. 
• Definisi 1 sekon atau 1 detik: 1 sekon adalah 1 
86.400 
kali satu hari 
rata-rata. Tetapi karena satu hari di bumi tidak selalu tetap, maka 
dibuat definisi: 1 sekon adalah 1 
86.400 
kali waktu yang dibutuhkan 
bumi mengelilingi matahari 1 kali. Definisi diperbaiki lagi: 1 sekon 
adalah waktu yang dibutuhkan oleh atom Cesium-33 untuk 
bergetar 9.192.631.771 kali. 
• Definisi dari 1 ampere adalah kuat arus listrik yang memindahkan 
muatan listrik 1 Coulomb tiap 1 detik. 
• Definisi 1 mol: jumlah zat suatu sistem yang mengandung “entitas 
elementer” (atom, molekul, ion, elektron) sebanyak atom-atom 
yang berada dalam 12 gram karbon-12. 
• Definisi 1 candela: intensitas cahaya, dalam suatu arah, dari 
satu sumber yang memancarkan radiasi monokromatik dengan 
frekuensi 540×1012 hertz dan yang mempunyai intensitas radian 
1⁄683 watt per steradian. 
• Dalam pengukuran, perhatikan posisi nol (untuk pengukuran 
panjang ujung benda awal berimpit dengan angka nol; untuk 
pengukuran massa, posisi neraca setimbang saat tidak ada benda 
di piring beban. Jika belum setimbang, kalibrasikan dengan 
memutar skrup kalibrasi). 
• Dalam pengukuran, posisi mata harus tegak lurus dengan skala 
yang ditunjuk, untuk menghindari paralaks.
Ilmu Pengetahuan Alam 23 
benar 
salah salah 
Gambar 1.1. Posisi mata saat mengukur 
• Cara mengukur massa dengan neraca: 
• Kalibrasikan neraca hingga diperoleh posisi lengan mendatar 
saat semua beban geser di angka nol, dengan cara memutar 
skrup kalobrasi. 
• Letakkan benda di piring beban. 
• Geser-geser beban geser hingga setimbang (mulailah dari 
beban geser yang paling besar). 
• Baca hasilnya, jumlahkan, misal: 
Sumber: Dok. Kemdikbud 
• Hasil pengukurannya: 100 g + 90 g + 7,5 g = 197,5 g 
• Perhatikan: peserta didik tidak perlu menghafal definisi 
satuan besaran pokok dalam sistem SI, cukup mengenali 
bahwa satuan pokok dalam sistem SI didefinisikan.
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian besaran pokok. 
b) Peserta didik dapat menyebutkan 3 besaran pokok beserta satuannya. 
c) Peserta didik dapat melakukan pengukuran besaran-besaran 
panjang, massa, waktu dengan alat ukur yang sering dijumpai dalam 
kehidupan sehari-hari. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
diskusikan hasil kegiatan mandiri “Mengamati Penggunaan Alat 
Ukur”. Tunjukkan, alat ukur yang diidentifikasi peserta didik 
tersebut sebagian besar mengukur besaran panjang, massa, dan 
waktu; diskusi masuk ke besaran pokok. 
b) Inti 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Menaksir 
dan Mengukur” dan “Pengukuran Massa”, serta mengukur waktu. 
Untuk setiap pengukuran, MODELKAN dulu caranya (mintalah 
peserta didik mengamati model, menirukan, dan beri umpan 
balik). Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – 
komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. 
Contoh hasil kerja peserta didik: 
Benda yang diukur: panjang buku 
Nama Taksiran Hasil pengukuran 
Edo 30 cm 28 cm 
Ilmi 35 cm 28 cm 
Suri 25 cm 28 cm 
Tekankan bahwa menaksir itu penting untuk mengasah kepekaan 
terhadap skala besaran yang diukur. 
Elaborasikan hasilnya lebih lanjut ke tantangan: “Bila kamu ingin 
mengukur massa zat air, bagaimanakah caranya?” 
24 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 25 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan mandiri: Reviu dan Box: 
Bandingkan Besaran dan Satuan pada Mikroorganisme dan Benda 
Langit. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat: mistar, neraca, stopwatch, gelas ukur, air, serta serta benda-benda 
yang hendak diukur panjang atau massanya. 
b) Media: model atau ppt tentang cara pengukuran massa dengan 
neraca tiga lengan. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku pegangan bagi peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 
5. Pertemuan IV: Besaran Turunan (2 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan IV dimaksudkan untuk melatih pemahaman ke peserta didik 
tentang adanya berbagai besaran turunan pada berbagai bidang. Dalam 
Buku pegangan guru dan peserta didik, dicontohkan dan dibahas besaran 
turunan yang digunakan pada bidang IPA (luas daun, volume, konsentrasi, 
dan laju pertumbuhan tanaman). Untuk dipahami guru: 
• Secara kimia, ada banyak cara untuk mendefinisikan konsentrasi 
larutan, misalnya molaritas, molalitas, dan lain-lain. Dalam 
pembelajaran ini, tidak perlu dibahas detil tentang larutan (akan 
dibahas pada Bab II). 
• Massa jenis tentu saja termasuk besaran turunan. Namun, massa 
jenis dibahas sebagai karakteristik materi (Bab II). 
• Peserta didik biasanya belum bisa melakukan konversi satuan 
luas dan volume. Beri scaffolding (bantuan ke peserta didik yang 
kemudian bantuan dilepas perlahan-lahan), misalnya: 
1 m2 = 1 m x 1 m = 100 cm x 100 cm =10.000 cm2 = 104 cm2
Perhatikan: 
Jangan hanya memberikan contoh dan membahas besaran turunan yang 
sering dipakai di bidang fisika, tetapi arahkan juga ke bidang biologi (misalnya 
frekuensi denyut nadi, produktivitas lahan, dan lain-lain) serta kimia 
(konsentrasi larutan). Upayakan agar peserta didik membangun pengertian 
tentang suatu besaran turunan dengan mencoba menalar kemudian membuat 
definisi penurunan dari besaran pokoknya menurut mereka. Lihat Buku 
pegangan bagi peserta didik tentang menentukan kelajuan pertumbuhan 
sebagai contohnya. 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian besaran turunan. 
b) Peserta didik dapat menyebutkan 3 contoh besaran turunan beserta 
satuannya. 
c) Peserta didik dapat melakukan pengukuran besaran-besaran turunan 
sederhana yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukkanlah selembar kertas, diskusikan satuan luas, diskusi masuk 
ke besaran turunan. 
b) Inti 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan 
“Mengukur Luas Daun”. Jika diperlukan, modelkan dulu caranya 
(mintalah peserta didik mengamati model, menirukan, dan beri 
umpan balik). Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – 
inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut 
salah. 
Elaborasikan hasilnya lebih lanjut ke besaran turunan volume, 
menentukan konsentrasi larutan, dan laju pertumbuhan. 
Contoh hasil pekerjaan peserta didik: 
Metode/cara mengukur luas daun: menempelkan daun pada 
kertas milimeter, memplot garis tepian daun di kertas milimeter, 
kemudian menghitung luasnya (dalam satuan mm2 atau cm2). 
26 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Hasil pengukuran luas daun mangga = 43 cm2 
Ilmu Pengetahuan Alam 27 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan Reviu dan persiapan tugas 
proyek. Silakan dipilih: 
• Lihat Box: Proyek pemecahan masalah, cara ekonomis 
membeli minuman. 
• Tugas Proyek (bagian akhir Evaluasi Bab I Buku pegangan bagi 
peserta didik) 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat dan bahan untuk kegiatan mengukur luas daun (daun, kertas 
milimeter, penjepit, pensil). 
b) Media: ppt tentang pertumbuhan tanaman. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku pegangan bagi peserta didik 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet) 
6. Pertemuan V: Tugas Proyek (3 JP) 
a. Untuk Guru 
Tugas proyek ini melatih peserta didik untuk memecahkan masalah 
otentik, artinya masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari yang 
berkaitan dengan pengamatan terhadap objek (termasuk pengukuran) 
b. Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a. Peserta didik dapat menerapkan pengamatan (termasuk pengukuran) 
untuk memecahkan masalah yang relevan. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Orientasikan peserta didik kepada masalah. Silakan dipilih: 
• Lihat Box: Proyek pemecahan masalah, cara ekonomis 
membeli minuman. 
• Tugas Proyek (bagian akhir Evaluasi Bab I Buku peserta didik).
b) Inti 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan tugas proyek sampai 
menyajikan laporan hasilnya (tugas ini dapat diselesaikan dalam 
waktu 3 JP di kelas). Sepakati aturan dasar dengan peserta didik: 
misalnya kapan tugas selesai, bagaimana bentuk umum laporannya. 
Beri bimbingan seperlunya, beri “ruang” peserta didik untuk berpikir 
dan mengendapkan pikirannya. Beri kesempatan kelompok peserta 
didik untuk menyajikan (menunjukkan/memamerkan) hasilnya 
kepada kelompok lain. 
c) Penutup 
Lakukan refleksi terhadap cara pemecahan masalah yang 
dilakukan peserta didik. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat dan bahan untuk proyek pemecahan masalah sesuai Buku 
Peserta didik (box cara ekonomis membeli minuman serta Tugas 
Proyek di bagian akhir Evaluasi Bab I Buku pegangan bagi peserta 
didik). 
4) Sumber Belajar 
a) Buku pegangan bagi peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 
7. Pertemuan VI: Ulangan Harian (2 JP) 
D. Penilaian 
1. Penilaian oleh Guru 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI I Observasi perilaku 
2. KD pada KI II Observasi perilaku 
28 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
3. KD pada KI III Menjelaskan tiga komponen keterampilan proses: 
pengamatan, inferensi, dan komunikasi 
Tes tulis 
Menjelaskan kegunaan mempelajari IPA 
Menyebutkan objek yang dipelajari dalam IPA 
Menjelaskan pengertian pengukuran 
Menjelaskan pentingnya satuan baku 
Melakukan konversi satuan dalam SI dengan 
memanfaatkan nilai awalannya 
Menjelaskan pengertian besaran pokok 
Menyebutkan 3 besaran pokok beserta satuannya 
Menjelaskan pengertian besaran turunan 
Menyebutkan 3 contoh besaran turunan beserta 
satuannya 
4. KD pada KI IV Menyajikan hasil pengamatan, inferensi, dan 
Ilmu Pengetahuan Alam 29 
mengomunikasikan hasil 
Penilaian Produk 
Melakukan pengukuran besaran-besaran panjang, 
massa, waktu dengan alat ukur yang sering 
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari 
Penilaian Unjuk Kerja 
Melakukan pengukuran besaran-besaran turunan 
sederhana yang sering dijumpai dalam kehidupan 
sehari-hari 
Penilaian Unjuk Kerja 
Menerapkan pengamatan (termasuk pengukuran) 
untuk memecahkan masalah yang relevan. 
Penilaian Proyek dan 
portofolio 
2. Penilaian Diri 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI IV Melakukan pengukuran besaran-besaran panjang, 
massa, waktu dengan alat ukur yang sering 
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari 
Penilaian Diri dan kriterianya
3. Penilaian Rekan Sejawat 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI IV Menerapkan pengamatan (termasuk pengukuran) 
untuk memecahkan masalah yang relevan. 
30 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Penilaian Rekan dan 
kriterianya 
E. Bentuk Komunikasi dengan Orang Tua/Wali 
Bentuk komunikasi dengan orang tua/wali: 
a. Deskripsi. Mintalah orang tua/wali membaca dan menandatangani hasil 
tugas peserta didik. 
b. Berikan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah dalam belajar 
IPA di kelas. 
Catatan: Instrumen penilaian lihat Petunjuk Umum Pembelajaran IPA.
Klasifikasi Benda 
BAB 2 
Ilmu Pengetahuan Alam 31 
A. Pengantar 
Topik (materi pokok) “Klasifikasi Benda” masuk dalam tema besar 
“Materi”. Secara esensial, pembelajaran pada topik ini mengenalkan peserta 
didik pada berbagai benda di sekitar, mengidentifikasi ciri-ciri mahluk hidup 
dan benda-benda tak hidup serta prosedur pengklasifikasiannya. Kegiatan 
pembelajaran meliputi pengamatan terhadap benda-benda di sekitar, 
menganalisis perbedaaan makhluk hidup dengan benda-benda tak hidup, 
berdiskusi dan membahas tentang wujud benda tak hidup yang terdiri atas 
wujud padat, cair dan gas, membedakan unsur, senyawa, dan campuran, 
serta melakukan kegiatan penyelidikan untuk menganalisis berbagai jenis 
larutan dengan menggunakan indikator alami dan indikator buatan. Kegiatan 
pembelajaran secara umum meliputi berbagai pengamatan/observasi yang 
dilakukan peserta didik, demonstrasi yang dilakukan Bapak/Ibu guru serta 
diskusi dan ceramah oleh Bapak/Ibu guru. 
Bapak/Ibu sebaiknya menerapkan model pembelajaran Discovery-Inquiri, 
Problem Base Learning, dan Project Base Learning. Kepada peserta didik 
diberikan pengantar untuk memberikan motivasi belajar. Kemudian peserta 
didik diarahkan untuk melakukan kegiatan observasi dan berdiskusi dengan 
teman kelompoknya dalam proses menemukan konsep. Dalam kegiatan 
observasi tersebut, terdapat beberapa kegiatan yang diharapkan Bapak/Ibu 
guru melakukan percobaan dan pengamatan terlebih dahulu sebelum peserta 
didik diminta untuk melakukan kegiatan observasi secara berkelompok. Hal 
tersebut untuk menghindari kegagalan dalam percobaan yang akan dilakukan 
oleh peserta didik. Selanjutnya Bapak/Ibu guru bersama peserta didik
menyimpulkan pengertian konsep/definisi serta aplikasinya dalam kehidupan 
sehari-hari, kegiatan industri, dan kegiatan penelitian di laboratorium. 
Pada awal kegiatan pembelajaran dan akhir pembelajaran selalu 
dijelaskan kepada peserta didik, bahwa materi pembelajaran yang telah 
dibahas bertujuan untuk mendorong sikap peserta didik untuk mengagumi 
keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan berkaitan dengan aspek fisik dan 
kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan 
serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya 
melalui penerapan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; 
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; 
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud 
implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. 
B. KI dan KD pada Materi Pokok Klasifikasi Benda 
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 
agama yang dianutnya. 
32 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas 
ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan 
kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan 
peranan manusia dalam lingkungan serta 
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran 
agama yang dianutnya.
Ilmu Pengetahuan Alam 33 
2. Menghargai dan menghayati perilaku 
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli 
(toleransi, gotong royong), santun, percaya 
diri, dalam berinteraksi secara efektif 
dengan lingkungan sosial dan alam dalam 
jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki 
rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; 
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung 
jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif 
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas 
sehari-hari sebagai wujud implementasi 
sikap dalam melakukan percobaan dan 
berdiskusi. 
2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok 
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud 
implementasi melaksanakan percobaan 
dan melaporkan hasil percobaan. 
2.3. Menunjukkan perilaku bijaksana dan 
bertanggungjawab dalam aktivitas 
sehari-hari sebagai wujud implementasi 
sikap dalam memilih penggunaan alat dan 
bahan kimia untuk menjaga kesehatan diri 
dan lingkungan. 
2.4. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki 
rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; 
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung 
jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif 
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas 
sehari-hari sebagai wujud implementasi 
sikap dalam melakukan percobaan dan 
berdiskusi. 
3. Memahami pengetahuan (faktual, 
konseptual, dan prosedural) berdasarkan 
rasa ingin tahunya tentang ilmu 
pengetahuan, teknologi, seni, budaya 
terkait fenomena dan kejadian tampak 
mata. 
3.2. Mengidentifikasi ciri hidup dan tak hidup 
dari benda-benda dan makhluk hidup yang 
ada di lingkungan sekitar. 
3.3. Memahami prosedur pengklasifikasian 
makhluk hidup dan benda-benda tak-hidup 
sebagai bagian kerja ilmiah, serta 
mengklasifikasikan berbagai makhluk 
hidup dan benda-benda tak-hidup 
berdasarkan ciri yang diamati.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji 
dalam ranah konkret (menggunakan, 
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan 
membuat) dan ranah abstrak (menulis, 
membaca, menghitung, menggambar, dan 
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari 
di sekolah dan sumber lain yang sama 
dalam sudut pandang/teori. 
34 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
4.2. Menyajikan hasil analisis data observasi 
terhadap benda (makhluk) hidup dan tak 
hidup 
43. Mengumpulkan data dan melakukan 
klasifikasi terhadap benda-benda, 
tumbuhan, dan hewan yang ada di 
lingkungan sekitar. 
C. Pembelajaran pada Topik Klasifikasi Benda 
1. Alokasi Waktu dan Subtopik 
Pembelajaran dan penilaian topik Klasifikasi Benda memerlukan waktu 
20 jam pelajaran atau 8 TM (dengan asumsi 5 JP/minggu diorganisasikan 
menjadi dua kali TM, yakni 3 JP dan 2 JP). Pengorganisasian 8 TM tersebut 
adalah sebagai berikut: 
Tatap Muka ke- Materi 
1 Mengidentifikasi benda-benda di sekitar 
2 Membedakan makhluk hidup dengan benda tak hidup 
3 Zat padat, cair, dan gas 
4 Unsur, Senyawa, dan Campuran 
5 Larutan asam, basa, indikator 
6 Tes Harian 
7 Kerja Proyek 
2. Pertemuan I: Mengidentifikasi Benda-benda di Sekitar 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan I dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada 
peserta didik tentang ciri-ciri benda di sekitar. Kegiatan pengamatan 
terhadap produk benda-benda di sekitar yang sering dijumpai dalam 
kehidupan sehari-hari sebagai salah satu bagian IPA akan menumbuhkan
rasa ingin tahu, teliti, dan cermat, serta kekaguman terhadap ciptaan 
Tuhan. Artinya, sejak awal peserta didik dikenalkan kepada kebesaran sang 
Pencipta dan penghargaan terhadap kreativitas hasil kerja keras manusia. 
Di lingkungan sekitar kita terdapat banyak sekali benda yang bersifat 
alamiah, seperti batu, pasir, logam, dan udara. Benda-benda di sekitar selain 
bersifat alamiah, juga bersifat buatan hasil kerja manusia, seperti pensil, 
baju, bahan makanan, ban mobil, kaca, sepeda, motor mobil. Benda-benda 
hasil buatan manusia bahan dasarnya berasal dari bahan alam, seperti 
wajan untuk memasak berasal dari tembaga yang merupakan bahan alam, 
pensil berasal dari bahan karbon dan sebagainya. Benda-benda tersebut ada 
yang bersifat sederhana ada pula yang bersifat kompleks, misalnya sebuah 
mobil bersifat kompleks karena terdiri dari berbagai bahan, antara lain, 
besi, alumunium, karet, kaca, kulit sintetis, dan beberapa bahan lainnya. 
Setiap jenis benda mempunyai sifat atau ciri yang membedakannya dari 
jenis benda lain. Manusia akan terus berinovasi untuk terus memproduksi 
berbagai jenis benda dari bahan alam maupun buatan untuk keperluan 
hidup manusia. 
Setiap jenis benda mempunyai sifat atau ciri yang membedakannya 
dari jenis benda lain, yaitu bentuk benda, ukuran benda, warna benda, 
keadaan permukaan benda, dan bahan penyusun benda. Manusia akan 
terus berinovasi untuk terus memproduksi berbagai jenis benda dari bahan 
alam maupun buatan untuk keperluan hidup manusia. 
Ilmu Pengetahuan Alam 35 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, mengidentifikasi, 
dan mengomunikasikan hasil observasinya. 
b) Peserta didik dapat menjelaskan benda-benda di sekitar yang bersifat 
alamiah. 
c) Peserta didik dapat menjelaskan benda-benda di sekitar yang bersifat 
buatan manusia. 
d) Peserta didik dapat menjelaskan benda-benda yang bersifat kompleks 
dan bersifat sederhana.
e) Peserta didik dapat menjelaskan kegunaan dari berbagai jenis benda 
di sekitar. 
f) Peserta didik dapat menyimpulkan berbagai perbedaan benda-benda 
di sekitar berdasarkan ciri-cirinya. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
mintalah peserta didik mengamati perbedaaan antara anak yang 
sedang bermain bola dengan sebuah robot serta berbagai benda di 
sekitar dan menyampaikan hasil pengamatannya. 
b) Inti 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan 
mengamati perbedaan ikan, kucing, dan mobil-mobilan. Selanjutnya 
kepada peserta didik diminta untuk melakukan kegiatan mengamati 
ciri-ciri benda tak hidup dan makhuk hidup pada beberapa contoh 
benda tak hidup dan makhuk hidup. Kemudian menuliskan hasil 
kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya. 
Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah; yang penting 
prosedur dilakukan dengan benar dan aman. 
c) Penutup 
Lakukan refleksi dan kesimpulan dari kegiatan pembelajaran di 
atas, serta penugasan. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
Media: benda atau gambar “Pengamatan terhadap burung dan 
pesawat terbang” serta beberapa benda-benda sehari hari, seperti tas, 
bola, buah-buahan, berbagai jenis tumbuhan. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku Peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 
36 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
3. Pertemuan II: Membedakan Makhluk Hidup dan Tak Hidup 
Ilmu Pengetahuan Alam 37 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan II dimaksudkan agar peserta didik mampu mengidentifikasi 
perbedaan makhluk hidup dengan benda tak hidup. Manusia, hewan, dan 
tumbuhan merupakan kelompok makhluk hidup. Antara makhluk hidup 
dengan benda tak hidup atau benda mati dibedakan dengan adanya gejala 
kehidupan. Makhluk hidup menunjukkan adanya ciri-ciri atau gejala-gejala 
kehidupan, sedangkan benda mati tidak menunjukkan gejala-gejala 
kehidupan. 
Ciri-Ciri Makhluk Hidup 
Secara umum, ciri-ciri yang ditemukan pada makhluk hidup adalah bernapas, 
bergerak, makan dan minum, tumbuh dan berkembang, berkembang biak, 
mengeluarkan zat sisa, peka terhadap rangsang, dan menyesuaikan diri terhadap 
lingkungan. Peserta didik mengembangkan pengetahuan dan pemahamannya 
melalui pengamatan dalam berdiskusi. 
1) Bernapas 
Setiap saat kita bernapas, yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan kar-bon 
dioksida. Kita dapat merasakan kebutuhan bernapas dengan cara mena-han 
untuk tidak menghirup udara selama beberapa saat. Tentunya kita akan 
merasakan lemas sebagai tanda kekurangan oksigen. 
2) Memerlukan Makanan dan Minuman 
(a) (b) 
Gambar 2.1 (a) Kambing Makan Rumput; (b) Manusia Makan Nasi
Untuk beraktivitas, setiap makhluk hidup memerlukan energi. Dari 
manakah energi tersebut diperoleh? Untuk memperoleh energi tersebut, 
makhluk hidup memerlukan makanan dan minuman. 
3) Bergerak 
Kita dapat berjalan, berlari, berenang, dan menggerakkan tangan. Itu 
merupakan ciri bergerak. Tubuh kita dapat melakukan aktivitas karena me-miliki 
sistem gerak. Sistem gerak terdiri atas tulang, sendi, dan otot. Ketiganya 
bekerja sama membentuk sistem gerak. 
4) Tumbuh dan Berkembang 
Perhatikan tubuhmu, samakah tinggi dan berat badanmu sekarang dengan 
waktu masih kecil? Hewan juga mengalami hal yang sama. Kupu-kupu berte-lur, 
telur tersebut kemudian meneta menjadi ulat, lalu menjadi kepompong, 
kepompong berubah bentuk menjadi kupu-kupu muda, dan akhirnya menjadi 
kupu-kupu dewasa. 
Gambar 2.2 Manusia dan Hewan Mempunyai Ciri Tumbuh dan Berkembang. 
5. Berkembang Biak (reproduksi) 
Sebagai contoh kita lahir dari ayah dan ibu, 
ayah dan ibu kita masing-masing juga mempunyai 
orang tua yang kita panggil kakek, nenek dan 
seterusnya sehingga diperoleh keturunan. 
Kemampuan makhluk hidup untuk memperoleh 
keturunan disebut dengan berkembang biak. 
Berkembang biak bertujuan untuk melestarikan 
keturunannya agar tidak punah. 
Gambar 2.3 Ibu dan bayinya 
38 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 39 
6. Peka terhadap Rangsang (Iritabilitas) 
Gambar 2.4 Silau karena cahaya 
Sumber: yudibatang.wordpress 
.com 
Bagaimanakah reaksi kita jika tiba-tiba 
ada sorot lampu yang sangat terang masuk? 
Tentu secara spontan akan segera menutup 
kelopak mata. Dari contoh di atas 
menunjukkan bahwa manusia mempunyai 
kemampuan untuk memberikan tanggapan 
terhadap rangsangan yang diterima. 
Kemampuan menanggapi rangsangan 
disebut iritabilita. Ciri-ciri makhluk hidup: 
a) Bernapas. 
b) Memerlukan Makanan dan Minuman. 
c) Bergerak. 
d) Tumbuh dan berkembang. 
e) Berkembang biak (reproduksi). 
f) Peka terhadap rangsang (Irritabilitas). 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap makhluk hidup 
dan benda tak hidup. 
b) Peserta didik dapat menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup. 
c) Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan makhluk hidup dengan 
benda tak hidup. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
mintalah mereka untuk melakukan pengamatan gejala-gejala hidup 
pada manusia, tumbuhan, dan hewan.
b) Inti 
• Secara berkelompok, peserta didik berdiskusi untuk menjelaskan 
ciri-ciri makhluk hidup dan membedakannya dengan benda-benda 
tak hidup. 
• Guru mendiskusikan dan menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup 
dan membedakannya dengan benda-benda tak hidup. 
c) Penutup 
Peserta didik diminta menyimpulkan ciri-ciri makhluk hidup dan 
mengklasifikasikannya. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
Media: alat peraga atau film tentang ciri-ciri makhluk hidup dan benda 
tak hidup. Film dapat diunduh dari www.youtube.com. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku Peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet dan media cetak 
lainnya). 
4. Pertemuan III: Zat Padat, Cair, dan Gas (3 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan III dimaksudkan agar peserta didik dapat mengamati dan 
memahami perbedaan zat padat, cair, dan gas. 
Ketika mengumpulkan sekelompok benda berdasarkan sifatnya maka 
langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut. 
• Mengamati karakteristik dari benda tersebut. 
• Mencatat persamaan dan perbedaan sifat benda masing-masing. 
• Mengklasifikasikan benda yang memiliki persamaan sifat. 
• Memberi nama yang sesuai pada setiap kelompok benda tersebut. 
Para ilmuwan mengklasifikasikan materi agar lebih mudah dipelajari 
dan disusun sistematis. Materi adalah sesuatu yang mempunyai massa 
dan dapat menempati sebuah ruang. Materi berdasarkan wujudnya 
dapat dikelompokkan menjadi zat padat, cair, dan gas. Contoh zat padat 
40 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
adalah beberapa jenis logam, seperti besi, emas, dan seng. Beberapa jenis 
larutan merupakan contoh wujud cair. Contoh zat berwujud gas adalah 
hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Asap rokok merupakan salah satu gas 
yang berbahaya bagi kesehatan, karena itu peserta didik dilarang untuk 
merokok. Merokok selain berbahaya bagi si perokok, juga berbahaya bagi 
orang lain yang berada di sekitar perokok, karena asap rokok akan terhisap 
oleh orang lain sebagai perokok pasif. 
Contoh wujud zat yang sederhana dan mudah dipahami peserta didik 
adalah air. Ketika dalam bentuk bongkahan es, maka es tersebut dalam 
wujud padat. Tetapi ketika es tersebut dipanaskan akan berubah kembali 
menjadi air, maka air tersebut dalam wujud cair. Ketika air dipanaskan 
pada suhu 100°C akan berubah menjadi uap air, maka uap air dalam wujud 
gas. 
Tabel 2.1 Perbedaan sifat zat padat, cair, dan gas 
Padat Cair Gas 
Ilmu Pengetahuan Alam 41 
1. Mempunyai bentuk dan 
volume tetap 
1. Mempunyai volume 
tertentu, tetapi tidak 
mempunyai bentuk yang 
tetap, bergantung pada 
media yang digunakan. 
1. Tidak mempunyai volume 
dan bentuk yang tertentu. 
2. Jarak antarpartikel zat 
padat sangat rapat 
2. Jarak antarpartikel zat cair 
lebih renggang 
2. Jarak antarpartikel gas 
sangat renggang 
3. Partikel-pertikel zat 
padat tidak dapat 
bergerak bebas 
3. Partikel-pertikel zat cair 
dapat bergerak namun 
terbatas 
3. Partikel-partikel gas 
dapat bergerak sangat 
bebas
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap berbagai materi 
dalam bentuk padat, cair, dan gas. 
b) Peserta didik dapat menjelaskan ciri-ciri zat padat. 
c) Peserta didik dapat menjelaskan ciri-ciri zat cair. 
d) Peserta didik dapat menjelaskan ciri-ciri zat gas. 
e) Peserta didik dapat menyimpulkan perbedaan zat padat, cair, dan 
gas. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
bagilah mereka dalam beberapa kelompok dan diminta untuk 
melakukan pengamatan terhadap berbagai contoh benda sehari-hari 
dalam bentuk zat padat, cair, dan gas. 
b) Inti 
• Peserta didik mengomunikasikan hasil pengamatan sifat zat 
padat, cair, dan gas. 
• Guru mendiskusikan hasil pengamatan sifat zat padat, cair, dan 
gas. 
• Guru menjelaskan perbedaan sifat zat padat, cair, dan gas. 
c) Penutup 
Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan perbedaan 
zat padat, cair, dan gas. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
Media: alat peraga atau film tentang zat cair, zat padat, dan zat gas. 
Film dapat diunduh dari www.youtube.com. 
42 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 43 
4) Sumber Belajar 
a) Buku Peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 
5. Pertemuan IV: Unsur, Senyawa, dan Campuran (3 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan IV dimaksudkan agar peserta didik dapat mengamati dan 
memahami perbedaan unsur, senyawa, dan campuran. Untuk dipahami 
guru: 
• Pengertian unsur dan contohnya. 
• Lambang unsur. 
• Perbedaan unsur logam dan non logam. 
• Dasar pengklasifikasian unsur dan SPU (Sistem Periodik Unsur). 
• Pengertian senyawa dan contohnya. 
• Pengertian campuran dan contohnya. 
• Perbedaan campuran homogen dan campuran heterogen. 
• Perbedaan unsur, senyawa, dan campuran. 
Coba kita perhatikan semua benda di sekitar kita. Pensil, buku, meja, 
kursi, pintu, jendela, pakaian, dan sebagainya. Tersusun dari apa semua 
benda-benda tersebut? Semua benda yang ada di bumi kita tersusun atas 
materi. Ilmuwan menggolongkan materi berdasarkan susunan dan sifatnya. 
Berdasarkan komposisinya materi yang ada di alam, dapat diklasifikasikan 
menjadi unsur, senyawa, dan campuran. 
Gambar 2.5 Bagan klasifikasi materi
Dari bagan di atas, materi di alam dapat dibagi menjadi zat tunggal 
dan campuran. Bila kita kaji lebih mendalam lagi, zat tunggal yang ada 
di alam dapat dibagi menjadi unsur dan senyawa. Unsur merupakan zat 
tunggal yang tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian yang lebih sederhana 
di mana akan tetap mempertahankan karakteristik asli dari unsur tersebut. 
Sebongkah emas apabila dibagi terus menjadi bagian yang terkecil sekalipun 
akan menjadi atom emas. Banyak sekali unsur-unsur yang ada di alam 
dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya besi, timah, seng, 
tembaga, dan nikel. Sama dengan contoh emas di atas, coba perhatikan 
potongan besi bila dibagi lagi menjadi bagian yang terkecil akan tetap 
menjadi atom besi, demikian pula pada timah, seng, tembaga, dan nikel. 
Dari penjabaran tersebut, maka kita dapat menyimpulkan bahwa Unsur 
merupakan zat tunggal yang tidak dapat diubah lagi menjadi zat 
yang lebih sederhana dengan cara kimia biasa. Bagian terkecil 
dari unsur adalah atom. 
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi 
zat-zat lain yang lebih sederhana dengan cara kimia biasa. 
Ketika kita belajar alat musik, tentu kita harus mempelajari simbol-simbol 
musik atau not baloknya. Simbol-simbol tersebut dapat dibaca dan 
dipelajari oleh semua orang sehingga semua orang dapat mempelajarinya 
dengan mudah. 
Para ahli kimia juga menggunakan simbol atau lambang untuk 
menunjukkan perbedaan antara unsur kimia yang satu dengan yang 
lainnya. Ahli kimia sudah menemukan unsur sejak abad ke-9 dan secara 
bertahap terus berkembang sampai abad ke-20. Unsur di alam dapat 
dibagi menjadi dua jenis, yaitu unsur logam dan nonlogam. Contoh unsur 
logam adalah besi, emas, seng, dan contoh unsur nonlogam adalah karbon, 
nitrogen, dan oksigen. Berikut ini disajikan tabel beberapa contoh unsur 
logam dan nonlogam yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari beserta 
lambangnya. 
44 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Tabel 2.2 Unsur Logam dan Lambangnya 
No. Nama Latin Nama Indonesia Lambang 
1. Aluminium Aluminium Al 
2. Aurum Emas Au 
3. Argentum Perak Ag 
4. Calcium Kalsium Ca 
5. Cuprum Tembaga Cu 
6. Ferrum Besi Fe 
7. Natrium Natrium Na 
8. Plumbun Timbal Pb 
9. Stannum Timah Sn 
Tabel 2.3 Unsur Bukan Logam 
No. Nama Latin Nama Indonesia Lambang 
1. Oxygen Oksigen O 
2. Hydrogen Hidrogen H 
3. Carbon Karbon C 
4. Sulphur Belerang S 
5. Phosphorus Fosfor P 
6. Nitrogen Nitrogen N 
7. Iodium Iodin I 
8. Nitrogenium Nitrogen N 
Nama unsur menggunakan bahasa Latin berdasarkan penemu 
pertamanya atau tempat ditemukannya unsur tersebut. Tidak dibedakan 
penamaan antara unsur alamiah yang terdapat di alam maupun unsur 
buatan. Beberapa unsur menggunakan nama untuk menghormati identitas 
penemunya ataupun tempat penemuannya. 
Simbol unsur dibuat untuk memudahkan dalam penulisan nama unsur, 
yaitu dengan cara menyingkatnya. Simbol unsur yang digunakan saat ini 
secara Internasional adalah menurut Jons Jacob Berzelius. 
Ilmu Pengetahuan Alam 45
Cara pemberian lambang unsur menurut Berzelius 
• Setiap unsur dilambangkan dengan satu huruf, yaitu huruf awal dari 
nama latinnya. 
• Huruf awal ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar. 
• Bagi unsur yang memiliki huruf awal sama, diberikan satu huruf kecil 
dari nama unsur tersebut. 
Contoh: 
• Karbon (nama Latin: Carbon), lambang: (C) 
• Kalsium (nama Latin: Calsium), lambang: (Ca) 
Unsur-unsur tersebut selanjutnya disusun dalam bentuk sistem periodik 
unsur, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.5. Unsur-unsur yang memiliki 
sifat yang hampir sama berada dalam satu kolom. Unsur-unsur logam 
terletak di kiri bawah (diberi simbol warna biru), sedangkan unsur-unsur 
nonlogam di bagian kanan atas (diberi simbol warna coklat). Sebagian dari 
unsur-unsur tersebut akan di pelajari di kelas VII, sedangkan beberapa 
unsur lain akan dipelajari pada kelas berikutnya. 
46 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Gambar 2.6 Sistem Periodik Unsur 
Sumber Gambar: Spotlight Chemistry Preliminary, Science Press- 
Australia 
Unsur logam dan nonlogam memiliki perbedaan sifat fisika dan kimia. 
Berikut perbedaan sifat unsur logam dan non logam. 
Tabel 2.4 Perbedaan Unsur Logam dan Nonlogam 
Logam Nonlogam 
Ilmu Pengetahuan Alam 47 
1. Berwujud padat pada suhu kamar (kecuali 
raksa). 
2. Dapat ditempa dan dapat diregangkan. 
3. Konduktor listrik dan panas. 
1. Ada yang berwujud padat, cair, dan gas. 
2. Bersifat rapuh dan tidak dapat ditempa. 
3. Nonkonduktor, kecuali grafit.
Bila kita perhatikan, baik unsur logam maupun non logam memiliki 
banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan besi dan tembaga, 
banyak digunakan untuk alat-alat perkakas, alat-alat rumah tangga, dan 
bahan untuk rangka kendaraan. Unsur yodium banyak digunakan sebagai 
antiseptik. Beberapa kegunaan dari beberapa unsur diperlihatkan pada 
Tabel 2.5 berikut. 
Tabel 2.5 Unsur logam dan nonlogam serta kegunaannya 
Nama Unsur Simbol Kegunaan secara umum 
Natrium Na Bahan untuk membuat lampu natrium dan senyawanya digunakan 
untuk garam dapur 
Stronsium Sr Senyawanya digunakan untuk membuat warna merah kembang 
api 
Magnesium Mg Paduannya digunakan untuk bahan pesawat 
Iodin I Bahan untuk antiseptik, dan senyawanya digunakan untuk garam 
beryodium 
2.2. Senyawa 
Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali menggunakan air, gula, 
garam, asam cuka, dan beberapa bahan lainnya, bahan-bahan tersebut 
merupakan contoh senyawa. Sebagaimana diuraikan pada pembahasan 
tentang unsur di atas, bahwa bagian terkecil dari sebuah unsur adalah 
atom. Apabila dua buah atom bergabung melalui reaksi kimia, maka akan 
membentuk molekul, yaitu bagian terkecil dari suatu senyawa. 
Dengan demikian kamu dapat menjelaskan bahwa sebuah senyawa 
terdiri atas dua buah unsur atau lebih. Untuk itu maka suatu senyawa 
masih dapat diuraikan menjadi unsur-unsurnya. Dari uraian tersebut 
dapat dijelaskan bahwa senyawa merupakan zat tunggal yang 
dapat diuraikan menjadi dua jenis atau lebih zat yang lebih 
sederhana dengan cara kimia. Misalnya, air yang memiliki rumus 
H2O dapat diuraikan menjadi unsur hidrogen (H2) dan oksigen (O2). 
48 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Bagaimana suatu senyawa dapat terbentuk? Senyawa terbentuk 
melalui proses pencampuran zat secara kimia, pembakaran atau 
penguraian (dekomposisi) secara termal ataupun elektrik. Sifat suatu 
senyawa akan berbeda dengan unsur-unsur penyusunnya. Contoh sifat 
air sebagai senyawa akan berbeda dengan gas hidrogen dan oksigen 
sebagai unsur penyusunnya. Wujud air sebagai cairan, sedangkan 
hidrogen dan oksigen dalam temperatur kamar keduanya berwujud gas. 
Air dapat digunakan untuk memadamkan api, sedangkan gas hidrogen 
merupakan zat yang mudah terbakar dan gas oksigen merupakan zat 
yang diperlukan dalam proses pembakaran. 
Gambar 2.7 Garam Dapur Gambar 2.8 Air dan model molekul air 
Senyawa adalah zat tunggal yang dapat diuraikan secara 
Ilmu Pengetahuan Alam 49 
kimia menjadi dua zat atau lebih 
Perhatikan Tabel 2.6 yang menunjukkan beberapa contoh senyawa 
dan unsur penyusunnya. 
Tabel 2.6 Contoh senyawa sederhana dan unsur penyusunnya 
No Senyawa Unsur Penyusun 
1. Air (H2O) Hidrogen (H2) + Oksigen (O2) 
2. Garam Dapur (NaCl) Natrium (Na) + Klorin (Cl2) 
3. Gula tebu (C12H22O11) Karbon (C) + Hidrogen (H2) + Oksigen (O2)
2.3. Campuran 
Gambar 2.9 Contoh campuran di alam 
Udara, air sungai, dan batuan merupakan campuran 
Sumber gambar: Spotlight ChemistryPrelimanary, Science Press Australia. 
Contoh beberapa campuran yang sering kita jumpai dalam kehidupan 
sehari-hari adalah susu coklat, air sungai, udara, batuan, garam beryodium, 
dan paduan logam. Kita mungkin sering menggunakan berbagai jenis 
campuran, misalnya ketika memasak, membuat teh manis atau kopi. 
Campuran adalah suatu materi yang terdiri atas dua zat atau 
lebih dan masih mempunyai sifat zat asalnya. Selanjutnya untuk 
lebih memperdalam pemahaman peserta didik tentang campuran, lakukan 
kegiatan berikut ini. 
Eureka! 
Mengetahui perbedaan campuran homogen dan heterogen 
1. Masukkan satu sendok gula ke dalam segelas air. Aduk hingga merata dan 
larut. Beri label Gelas X! 
2. Masukkan satu sendok pasir ke dalam segelas air. Aduk secara optimal. 
Beri label Gelas Y! 
3. Lakukan pengamatan pada Gelas X, apakah kamu dapat membedakan air 
dan gula dalam larutan gula tersebut? 
4. Amati gelas Y, apakah kamu dapat membedakan air dan pasir pada 
campuran air dan pasir tersebut ? 
5. Lakukan diskusi dengan teman-teman sekelompok. Buatlah kesimpulan 
dari aktivitas di atas! 
50 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 51 
1. Campuran Homogen 
Campuran homogen banyak kita 
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. 
Larutan gula, larutan garam, dan sirop 
adalah contoh campuran homogen. 
Dalam larutan gula, apakah kamu dapat 
membedakan zat-zat penyusunnya? 
Tentu dalam larutan gula tersebut, kita 
tidak dapat membedakan zat-zat 
penyusunnya. Campuran homogen 
adalah campuran yang tidak dapat 
dibedakan antara zat- 
Gambar 2.10 Sirop, contoh campuran 
homogen zat yang tercampur di dalamnya. 
Contoh campuran homogen adalah larutan. 
Larutan tersusun dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut 
yang banyak digunakan adalah air. Senyawa lain yang dapat digunakan sebagai 
pelarut adalah pelarut organik, contohnya kloroform dan alkohol. Dalam 
larutan, ukuran partikel zat terlarut sangat kecil dengan diameter kurang dari 1 
nm sehingga tidak dapat dilihat lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra. 
Oleh karena itu, larutan terlihat homogen (serba sama) yang menyebabkan 
zat terlarut dan pelarut dalam larutan tidak dapat dibedakan. 
Larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute). 
Gambar 2.11 Pelarut, zat terlarut, dan larutan 
Sumber gambar: Spotlight Chemistry Prelimanary, Science Press Australia.
2. Campuran Heterogen 
Dalam kegiatan observasi membedakan campuran homogen dengan 
campuran heterogen di atas, apakah kita dapat membedakan pasir dengan 
air? Berbeda dengan larutan gula, pada campuran pasir dengan air, tentu kita 
dapat membedakannya. Campuran pasir dengan air di dalam gelas merupakan 
salah satu contoh dari campuran heterogen. Campuran heterogen terjadi 
karena zat yang tidak dapat bercampur satu dengan lain secara 
sempurna, sehingga dapat dikenali zat penyusunnya. Dengan 
demikian, pada campuran heterogen seluruh bagiannya tidak memiliki 
komposisi yang sama (tidak serba sama). 
Campuran adalah suatu materi yang terdiri dari dua zat atau 
lebih dan masih mempunyai sifat zat asalnya. 
Apakah kita sudah mendapatkan gambaran yang jelas mengenai perbedaan 
unsur, senyawa, dan campuran? Untuk lebih memahaminya, mari kita simak 
Tabel 2.6 berikut yang menjelaskan perbedaan antara unsur, senyawa, dan 
campuran berikut. 
Tabel 2.6 Perbedaan Sifat Unsur, Senyawa, dan Campuran 
Unsur Senyawa Campuran 
1. Zat tunggal 
2. Tidak dapat diuraikan 
3. Terdiri atas satu jenis 
komponen 
1. Zat tunggal 
2. Dapat diuraikan 
3. Tersusun dari dua 
komponen atau lebih 
4. Perbandingan massa zat 
penyusunannya tetap 
52 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
1. Campuran 
2. Dapat diuraikan 
3. Tersusun dari dua komponen atau 
lebih 
4. Perbandingan massa zat 
penyusunannya tidak tetap. 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap berbagai materi 
dalam bentuk unsur, senyawa, dan campuran. 
b) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian unsur. 
c) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian senyawa. 
d) Peserta didik dapat menjelaskan pengetian campuran. 
e) Peserta didik dapat menyimpulkan perbedaan unsur, senyawa, dan 
campuran.
f) Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan campuran homogen dan 
Ilmu Pengetahuan Alam 53 
heterogen. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
mintalah mereka mengamati beberapa contoh unsur, senyawa, dan 
campuran dalam kehidupan sehari-hari. 
b) Inti 
• Peserta didik mengomunikasikan hasil pengamatan unsur, 
senyawa, dan campuran dalam kehidupan sehari-hari. 
• Guru mendiskusikan hasil pengamatan unsur, senyawa, dan 
campuran. 
• Guru menjelaskan perbedaan unsur, senyawa, dan campuran. 
c) Penutup 
Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan perbedaan 
unsur, senyawa, dan campuran. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
Media: Alat peraga atau film tentang unsur, senyawa, dan campuran. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku Peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 
6. Pertemuan V: Larutan asam, basa, garam, dan indikator (5 JP) 
a. Untuk Guru 
Pertemuan V dimaksudkan agar peserta didik dapat mengamati dan 
memahami perbedaan larutan asam, basa, dan indikatornya. Untuk 
dipahami guru: 
• Pengertian larutan asam dan beberapa contohnya. 
• Pengertian larutan basa dan beberapa contohnya.
• Pengertian larutan garam dan beberapa contohnya. 
• Indikator asam basa (buatan dan alami). 
Larutan Asam, Basa, dan Garam 
Pada pembahasan sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa contoh campuran 
homogen adalah larutan. Pada dasarnya larutan yang kita kenal dalam 
kehidupan sehari-hari, dapat kita kelompokkan menjadi larutan yang bersifat 
asam, basa, atau garam. Larutan seperti cuka, sirop, penghilang noda, sabun 
cuci, sabun mandi, soda kue, dan garam dapur adalah contoh larutan asam, 
basa, atau garam yang banyak kita jumpai setiap hari. 
Gambar 2.12 Buah jeruk mengandung asam sitrat 
Sumber: Dok. Kemdikbud 
Kegiatan Peserta didik: 
Bagaimana membedakan larutan asam dan basa? 
Lakukan langkah-langkah berikut: 
1. Buatlah air perasan jeruk, larutan sabun, larutan garam dapur, 
dan larutan soda kue! 
2. Tuang setiap larutan dalam gelas kimia/gelas plastik (kemasan air 
mineral) yang sudah tidak terpakai! 
3. Setiap larutan dituang ke dalam gelas yang berbeda! 
4. Uji semua larutan dengan kertas lakmus merah dan biru! 
5. Amati dan catat apa yang terjadi pada kertas lakmus! 
54 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Lakukan pengamatan terhadap kegiatan observasi berikut: 
1. Apa yang terjadi ketika kertas lakmus merah dan biru dicelupkan 
Ilmu Pengetahuan Alam 55 
ke dalam larutan jeruk? 
2. Apa yang terjadi ketika kertas lakmus merah dan biru dicelupkan 
ke dalam larutan deterjen dan soda kue? 
3. Apa yang terjadi ketika kertas lakmus merah dan biru dicelupkan 
ke dalam larutan mineral dan larutan garam? 
4. Jika larutan jeruk merupakan larutan asam, kertas lakmus akan 
berubah dari warna .... menjadi warna .... 
5. Jika larutan soda kue merupakan larutan basa, kertas lakmus 
akan berubah dari warna ... menjadi warna .... 
6. Jika larutan mineral adalah larutan netral, kertas lakmus akan 
berubah dari warna ... menjadi warna .... 
Larutan asam dan basa dimanfaatkan secara luas untuk industri, pertanian, 
kesehatan, dan penelitian di laboratorium. Oleh karena itu, memahami sifat-sifat 
asam dan basa merupakan hal yang sangat penting dalam memahami berbagai 
macam jenis larutan yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. 
A. Asam 
Tentu kita telah mengenal larutan asam dalam kehidupan sehari-hari. 
Asam banyak ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran. Contohnya, 
seperti jeruk, lemon, tomat, dan sayuran. Pada saat memasak di dapur, 
tentu kita mengenal salah satu bahan penambah rasa makanan, yaitu 
cuka dapur yang mengandung asam asetat. Aki pada kendaraan bermotor 
mengandung asam sulfat. Asam dalam lambung kita berfungsi membantu 
proses pencernaan bahan makanan. Masih banyak contoh senyawa asam 
lainnya yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. 
Kita dapat menemukan asam baik dalam makanan, minuman, ataupun 
bahan pembersih di rumah. Dari beberapa contoh larutan asam yang kita 
jumpai dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana cara kita mengidentifikasi 
larutan asam? Berikut ciri atau tanda dari larutan asam: 
1. Rasanya asam. 
2. Dapat menimbulkan korosif. 
3. Mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
Hujan Asam 
Selain banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, bila tidak berhati-hati 
dalam penggunaannya, larutan asam dapat menimbulkan dampak negatif 
bagi lingkungan, contohnya terjadi hujan asam. Di beberapa wilayah tertentu 
terjadi hujan asam yang menyebabkan kerusakan pada bangunan gedung dan 
patung-patung dalam kota. Mengapa dapat terjadi hujan asam? Bila terdapat 
kadar gas belerang dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NO) di atmosfer 
sangat tinggi maka gas ini akan bereaksi dengan air di atmosfer membentuk 
asam sulfat, asam nitrat, dan senyawa asam lainnya. Ketika terjadi hujan, 
air yang dihasilkan bersifat lebih asam dari keadaan normal. Asam 
inilah yang kita kenal dengan hujan asam. Gas belerang dioksida dan 
gas nitrogen oksida dihasilkan dari pembakaran minyak bumi yang berasal 
dari buangan industri dan kendaraan bermotor. Selain merusak gedung dan 
patung-patung, hujan asam tersebut dapat merusak tumbuh-tumbuhan dan 
mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya seperti ikan dan insektisida. 
B. Basa 
Basa merupakan larutan yang banyak kita jumpai dalam kehidupan 
sehari-hari, misal sabun mandi, sabun cuci, pasta gigi, obat maag, dan 
pupuk. 
Dalam penggunaan sehari-hari, pada umumnya basa dicampur dengan 
zat lain. Bagaimana cara kita mengidentifikasi larutan basa? Berikut sifat 
basa: 
1. Terasa licin di kulit dan berasa agak pahit. 
2. Mengubah kertas lakmus merah menjadi biru. 
Dalam kehidupan sehari-hari, larutan asam sering direaksikan dengan 
larutan basa yang menghasilkan senyawa netral atau dikenal dengan reaksi 
netralisasi. Larutan basa akan menetralkan larutan asam yang membentuk 
air (H2O). Selain membentuk H2O, pada reaksi netralisasi dihasilkan juga 
garam. Beberapa contoh penerapan reaksi netralisasi dalam kehidupan 
sehari-hari adalah untuk pengobatan bagi penderita sakit maag, pengobatan 
untuk sengatan serangga, melindungi kerusakan gigi, dan pengolahan 
tanah pertanian. 
56 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 57 
C. Garam 
Jenis senyawa garam yang paling kita kenal adalah garam dapur 
atau nama senyawa kimianya natrium klorida (NaCl). Garam ini banyak 
digunakan dalam pengolahan makanan. Bagaimana senyawa garam dapat 
terbentuk? Salah satu reaksi yang dapat membentuk garam adalah reaksi 
asam dan basa atau reaksi netralisasi. Pada reaksi netralisasi tersebut 
dihasilkan garam dan air. 
Asam + Basa Garam + Air 
Garam secara luas digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain 
untuk industri pupuk, obat-obatan, pengolahan makanan, dan bahan 
pengawet. 
Indikator 
Seperti diuraikan tentang sifat-sifat asam dan basa di atas, larutan asam dan 
basa memiliki sifat-sifat yang khas. Salah satu cara untuk membedakan asam 
atau basa adalah dengan menggunakan indikator. Suatu indikator asam-basa 
adalah suatu senyawa yang menunjukkan perubahan warna apabila bereaksi 
dengan asam atau basa. 
a. Indikator alami 
Berbagai jenis tumbuhan dapat digunakan sebagai indikator alami. 
Tumbuhan yang termasuk indikator alami akan menunjukkan perubahan 
warna pada larutan asam ataupun basa. Beberapa contoh tumbuhan yang 
termasuk indikator alami adalah kunyit, bunga mawar, kubis merah, kubis 
ungu, bunga dan kembang sepatu. 
Ekstrak kunyit akan memberikan warna kuning cerah pada larutan asam 
dan dalam suasana basa akan memberikan warna jingga. Kubis (kol) merah 
mengandung suatu zat indikator yaitu antosianin. Zat ini berwarna merah 
pada asam, berwarna hijau pada basa lemah, dan berwarna kuning pada 
basa kuat. Ekstrak bunga kembang sepatu akan memberikan warna merah 
cerah bila diteteskan dalam larutan asam. Bila diteteskan dalam larutan 
basa akan dihasilkan warna hijau.
b. Indikator buatan 
Salah satu jenis indikator buatan yang bukan dalam bentuk larutan cair 
adalah kertas lakmus. Ada 2 jenis kertas lakmus yaitu lakmus biru dan 
lakmus merah. Kertas lakmus biru akan menjadi merah dalam 
larutan asam. Kertas lakmus merah akan menjadi biru dalam 
larutan basa. 
Gambar 2.13 Di dalam larutan asam, lakmus biru berubah warna menjadi 
merah. Di dalam larutan basa, lakmus merah berubah warna menjadi biru. 
Sumber Gambar: www.profmarsolais.com 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap beberapa 
contoh larutan asam basa dan garam. 
b) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian asam dan menyebutkan 
beberapa contohnya dalam kehidupan sehari-hari. 
c) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian basa dan menyebutkan 
beberapa contohnya dalam kehidupan sehari-hari. 
d) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian garam dan menyebutkan 
beberapa contohnya dalam kehidupan sehari-hari. 
e) Peserta didik dapat menjelaskan beberapa contoh indikator asam-basa 
buatan. 
f) Peserta didik menjelaskan beberapa contoh indikator asam-basa 
alami. 
58 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
g) Peserta didik dapat menggunakan indikator asam-basa buatan dan 
Ilmu Pengetahuan Alam 59 
alami. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
mintalah mereka mengamati beberapa contoh larutan asam dan basa 
dalam kehidupan sehari-hari. 
b) Inti 
1) Peserta didik mengomunikasikan hasil pengamatan larutan asam 
basa dan garam dalam kehidupan sehari-hari. 
2) Guru mendiskusikan hasil pengamatan larutan asam basa dan 
garam dalam kehidupan sehari-hari. 
3) Guru menjelaskan penggunaan indikator asam dan basa. 
c) Penutup 
Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan perbedaan 
larutan asam basa dan garam serta penggunaan indikatornya. 
4) Alat, Bahan, dan Media 
Media: alat peraga atau film tentang larutan asam dan basa serta 
penggunaan indikatornya. 
5) Sumber Belajar 
a) Buku Peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 
7. Pertemuan VI: Tes Harian (2 JP) 
8. Pertemuan VII: Kerja Proyek (3 JP)
D. Penilaian 
1. Penilaian oleh Guru 
No KD Indikator Esensial Teknik Keterangan 
1. KD pada 
KI I 
60 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Observasi 
perilaku 
Lembar observasi 
2. KD pada 
KI II 
Observasi 
perilaku 
Lembar observasi 
3. KD pada 
KI III 
Mengidentifikasi benda-benda di 
sekitar 
Tes tulis Lembar Tes 
tertulis 
Membedakan makhluk hidup 
dengan benda tak hidup 
Zat padat, cair, dan gas 
Unsur, Senyawa dan Campuran 
4. KD pada 
KI IV 
Melakukan kerja ilmiah di 
sekolah/laboratorium 
Penilaian 
Produk 
Lembar penilaian 
produk 
Menyajikan hasil kerja ilmiah 
pengamatan, inferensi, dan 
mengomunikasikan hasil 
Penilaian Unjuk 
Kerja 
Menyajikan hasil proyek Penilaian Proyek 
dan portofolio 
Membuat Laporan Penilaian 
produk 
Lembar penilaian 
produk 
2. Penilaian Diri 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI IV Tanggung jawab dan komitmen tugas 
proyek 
Penilaian Diri dan 
kriterianya
3. Penilaian Rekan Sejawat 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI IV Tanggung jawab dan komitmen tugas 
Ilmu Pengetahuan Alam 61 
proyek 
Penilaian Rekan dan 
kriterianya 
E. Bentuk Komunikasi dengan orang tua/wali 
Komunikasi dengan orang tua/wali dibangun dengan pemberian kolom tanda 
tangan orang tua/wali dalam setiap tugas dan nilai ulangan. Mengembangkan 
komunikasi online kepada orang tua/wali, dengan memanfaatkan teknologi 
(HP, BB, smartphone dll). 
Catatan: Bapak/Ibu, format penilaian bisa dilihat pada Petunjuk Umum 
Pembelajaran IPA. 
F. Kunci Jawaban 
1. Karena sepeda motor dan mobil tidak memiliki keseluruhan ciri-ciri 
makhluk hidup, sepeda motor dan mobil hanya bergerak, mengeluarkan zat 
sisa dan membutuhkan sumber energi atau bahan bakar. Sesuatu dikatakan 
makhluk hidup apabila memiliki keseluruhan ciri berikut: bernapas, 
tumbuh dan berkembang, memerlukan makan dan minum, berkembang 
biak, memerlukan makan dan minum, berkembang biak, mengeluarkan 
zat sisa, peka terhadap rangsangan, dan dapat menyesuaikan diri. 
2. a. Pesamaan bentuk ayam dengan elang: 
• Memiliki panah. 
• Bersayap. 
• Berkaki 2. 
• Tubuh ditutupi bulu. 
Perbedaan pola makan: 
• Ayam termasuk omnivora, karena memakan cacing dan tanaman. 
• Elang termasuk karnivora karena memakan daging. 
b. Hewan yang mirip ayam
Klasifikasi Makhluk Hidup 
A. Pengantar 
BAB 3 
Secara esensial, pembelajaran pada topik ini mengenalkan peserta didik 
pada keberagaman makhluk hidup di muka bumi dan salah satu cara yang 
efektif untuk mempelajarinya adalah dengan mengelompokkan sesuai 
kesamaan dan perbedaan yang dimiliki. Aktivitas ini disebut klasifikasi. 
Kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap makhluk hidup di 
sekitar, menganalisis perbedaan makhluk hidup tersebut, berdiskusi, menarik 
kesimpulan, dan membuat tulisan dari berbagai pengamatan yang dilakukan. 
B. KI dan KD pada Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup 
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 
agama yang dianutnya. 
62 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas 
ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan 
kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan 
peranan manusia dalam lingkungan serta 
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran 
agama yang dianutnya.
Ilmu Pengetahuan Alam 63 
2. Menghargai dan menghayati perilaku 
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli 
(toleransi, gotong royong), santun, percaya 
diri, dalam berinteraksi secara efektif 
dengan lingkungan sosial dan alam dalam 
jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki 
rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; 
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung 
jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif 
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas 
sehari-hari sebagai wujud implementasi 
sikap dalam melakukan percobaan dan 
berdiskusi. 
2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok 
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud 
implementasi melaksanakan percobaan 
dan melaporkan hasil percobaan. 
2.3. Menunjukkan perilaku bijaksana dan 
bertanggungjawab dalam aktivitas 
sehari-hari sebagai wujud implementasi 
sikap dalam memilih penggunaan alat dan 
bahan kimia untuk menjaga kesehatan diri 
dan lingkungan. 
2.4. Menunjukkan penghargaan kepada orang 
lain dalam aktivitas sehari-hari sebagai 
wujud implementasi perilaku menjaga 
kebersihan dan kelestarian lingkungan. 
3. Memahami pengetahuan (faktual, 
konseptual, dan prosedural) berdasarkan 
rasa ingin tahunya tentang ilmu 
pengetahuan, teknologi, seni, budaya 
terkait fenomena dan kejadian tampak 
mata. 
3.2. Mengidentifikasi ciri hidup dan tak hidup 
dari benda-benda dan makhluk hidup yang 
ada di lingkungan sekitar. 
3.3. Memahami prosedur pengklasifikasian 
makhluk hidup dan benda-benda tak-hidup 
sebagai bagian kerja ilmiah, serta 
mengklasifikasikan berbagai makhluk 
hidup dan benda-benda tak-hidup 
berdasarkan ciri yang diamati.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji 
dalam ranah konkret (menggunakan, 
mengurai, merangkai, memodifikasi,dan 
membuat) dan ranah abstrak (menulis, 
membaca, menghitung, menggambar, dan 
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari 
di sekolah dan sumber lain yang sama 
dalam sudut pandang/teori. 
64 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
4.2. Menyajikan hasil analisis data observasi 
terhadap benda (makhluk) hidup dan tak 
hidup. 
4.3. Mengumpulkan data dan melakukan 
klasifikasi terhadap benda-benda, 
tumbuhan, dan hewan yang ada di 
lingkungan sekitar. 
C. Pembelajaran pada Topik Klasifikasi Makhluk Hidup 
1. Alokasi Waktu dan Subtopik 
Pembelajaran dan penilaian topik Klasifikasi Makhluk Hidup memerlukan 
waktu 12 jam pelajaran atau 5 TM (dengan asumsi 5 JP/minggu diorganisasikan 
menjadi dua kali TM, yakni 2 JP dan 3 JP). Pengorganisasian 5 TM tersebut 
adalah sebagai berikut: 
Tatap Muka 
ke- Materi 
1 Klasifikasi (pengantar) 
2 
Bagaimana mengelompokkan Tumbuhan dan Hewan (Kunci 
dikotom) 
3 Klasifikasi tumbuhan 
4 Klasifikasi hewan 
5 Tes 
2. Pertemuan I: Klasifikasi (3 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan I dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada 
peserta didik tentang klasifikasi makhluk hidup dan mengapa makhluk hidup 
perlu diklasifikasikan.Untuk diperhatikan oleh guru, pada pertemuan ini 
konsep yang disampaikan adalah keanekaragaman hayati (Indonesia sebagai 
Megabiodiversity Country), bagaimana mempelajari keanekaragaman yang
sangat banyak tersebut, yaitu dengan mengelompokkannya berdasarkan 
persamaan dan perbedaan yang dimiliki. 
Keanekaragaman adalah ciri utama kehidupan. Para ahli biologi sudah 
mengidentifikasi dan memberi nama sekitar 1,5 juta spesies termasuk 
di dalamnya lebih dari 260.000 tumbuhan, hampir 50.000 vertebrata, 
dan lebih dari 750.000 serangga. Ribuan spesies yang baru ditemukan 
menambah daftar tersebut setiap tahunnya. Diperkirakan jumlah totalnya 
adalah 5 juta sampai lebih dari 100 juta. 
Jika kehidupan beranekaragamnya, bagaimana biologi memiliki 
perangkat untuk menyatukannya? Misalnya adakah persamaan antara 
kapang, pohon, dan manusia? Ternyata sangat banyak. Dibalik keberagaman 
makhluk hidup ini terdapat persamaan, terutama pada tingkat organisasi 
yang lebih rendah. Misalnya dapat dilihat dari kemiripan tertentu yang 
terdapat pada struktur sel. Kesatuan juga tampak pada jelas pada kode 
genetik umum yang digunakan bersama oleh organisme. Ekspresi yang 
berbeda-beda dari kode genetik inilah yang menghasilkan keberagaman 
makhluk hidup. 
Keberagaman makhluk hidup perlu dijaga, tapi hal ini kadang-kadang 
juga sedikit membingungkan. Agar keberagaman tidak sulit dipahami, 
manusia cenderung menggolongkan spesies yang mirip dalam satu 
kelompok. Taksonomi adalah cabang dari biologi yang berhubungan 
dengan penamaan dan klasifikasi spesies, mengelompokkan organisme 
berdasarkan skema yang lebih formal. Skema tersebut terdiri atas tingkatan 
klasifikasi yang bermacam-macam. Setiap tingkatan lebih luas cakupannya 
dibandingkan dengan tingkatan yang di bawahnya (Gambar 3.1). 
Ilmu Pengetahuan Alam 65
Gambar 3.1 Mengklasifikasi Kehidupan, Skema Taksonomik 
Cabang biologi seperti botani dan zoologi memerlukan data atau 
gambaran menyeluruh tentang hewan dan tumbuhan yang ada di bumi ini. 
Sebagian hewan dan tumbuhan telah diidentifikasi dan diberi nama, tapi 
sebagian lagi belum. 
Jika keanekaragaman hayati dipelajari tanpa klasifikasi, sangat 
mungkin tejadi kerancuan pengertian suatu jenis makhluk hidup, misalnya 
nama burung gereja, di negara satu berbeda dengan di negara lain. 
Untuk mempelajari makhluk hidup tersebut perlu dilakukan klasifikasi 
(pengelompokan) guna memperoleh gambaran yang jelas secara mudah. 
66 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Dalam satu negara sering pula dijumpai spesies hewan atau tumbuhan 
memiliki nama daerah berbeda, misalnya pisang di Jawa Tengah dikenal 
dengan gedang, di Jawa Barat disebut dengan cau, sedang gedang di Jawa 
Barat yang dimaksud adalah pepaya. 
1) Tujuan dan manfaat klasifikasi 
Klasifikasi bertujuan menyederhanakan objek studi makhluk 
hidup yang sangat beraneka ragam, sehingga akan lebih mudah 
dalam mempelajarinya. Adapun manfaatnya adalah: 
a. Untuk penelitian lebih lanjut sehingga makhluk hidup yang 
telah dikenal melalui klasifikasi dapat dimanfaatkan. 
b. Untuk dipelajari agar dapat melestarikan keanekaragaman 
Ilmu Pengetahuan Alam 67 
hayati dimasa mendatang. 
c. Untuk mengetahui hubungan antara organisme satu dengan 
lainnya. 
2) Prosedur pengklasifikasian makhluk hidup 
Pengelompokan makhluk hidup dilakukan berdasarkan 
persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang dimiliki berbagai makhluk 
hidup tersebut. Jika ada beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang 
akan dikelompokkan, maka hewan yang memiliki persamaan ciri, 
dijadikan satu kelompok. Misalnya domba dan sapi satu kelompok 
mamalia karena memiliki persamaan ciri, yakni memiliki rambut 
pada kulitnya, dan hewan betinanya memiliki kelenjar susu. 
Suatu kelompok akan terbentuk dari berbagai jenis hewan yang 
memiliki persamaan ciri tubuh. Hewan yang memiliki ciri berbeda 
membentuk kelompok lain. 
Langkah selanjutnya pemberian nama untuk setiap kelompok 
makhluk hidup. 
3) Tata nama makhluk hidup 
Menurut para sainstis khususnya biologis, nama memiliki arti 
yang penting. Nama sangat berfungsi dalam hal penyampaian in-formasi, 
selain itu juga untuk memudahkan penelusuran dalam hal 
lokasi ditemukannya makhluk hidup itu. Contoh: Bos javanicus
menunjukkan lokasi ditemukannya spesies tersebut. Nama (nama 
ilmiah) juga dapat menunjukkan siapa penemu spesies tersebut, 
dan juga karakteristik dari spesies yang ditemukan. Contoh Solanum 
nigrum menunjukkan karakteristik dari spesies tumbuhan tersebut 
yang memiliki buah berwarna hitam. 
Semua naskah ilmu pengetahuan hingga abad ke-18 masih meng-gunakan 
bahasa Latin sebagai bahasa para ilmuwan, Pemberian na-manyapun 
masih panjang-panjang (polinomial) contoh “Sambucus 
caule arboreo ramose floribus umbellatis” yang artinya tumbuhan 
Sambucus dengan batang berkayu yang bercabang-cabang dengan 
bunga berbentuk payung. Namun sejak Carolus Linnaeus (1707- 
1778) memperkenalkan sistem penulisan baru, polinomial diubah 
menjadi binomial dan hingga kini masih dipergunakan. Prinsip 
utama binomial Carolus Linnaeus bagi tumbuhan maupun hewan 
dan mikroorganisme lainnya adalah: 
a. Menggunakan bahasa Latin. 
b. Menggunakan kategori. 
c. Menggunakan dua kata. 
Contoh Panthera pardus, Zea mays, Amoeba proteus, Entamoe-ba 
coli dan lain-lain. Selain nama ilmiah yang diberikan para ahli, 
juga dikenal nama daerah (nama biasa) yang berbeda sesuai dengan 
nama dan bersifat setempat atau lokal (local name). Namun nama 
lokal belum dapat dijadikan patokan. Oleh karena itu disusunlah 
nama ilmiah yang diatur oleh ICBN (International Code of Botani-cal 
Nomenclature) untuk tumbuhan, dan ICZN (International Code 
of Zoological Nomenclature) untuk hewan. 
Dalam pengelompokan dan pemberian nama makhluk hidup di-dasarkan 
pada ciri-ciri yang dimiliki, dan diterapkan sistem-sistem 
tertentu sehingga muncul istilah sistematika. Sampai saat ini dike-nal 
3 (tiga) sistem klasifikasi yaitu: 
a. Sistem alami; takson yang terbentuk merupakan anggota-anggota 
yang sewajarnya diklasifikasikan dalam satu kelom-pok 
seperti dikehendaki oleh alam, terutama berdasarkan 
ciri-ciri morfologinya. 
68 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
b. Sistem artifisial; pengelompokan berdasarkan tujuan praktis, 
misalnya tumbuhan obat-obatan. 
c. Sistem filogenetis; pengelompokan berdasarkan jauh dekat-nya 
kekerabatan dan urutan perkembangan makhluk hidup 
menurut sejarah filogenetiknya. Muncul setelah berkembang-nya 
Ilmu Pengetahuan Alam 69 
teori evolusi. 
b. Pembelajaran 
1) Tujuan esensial 
a) Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, mengidentifikasi, 
dan mengomunikasikan hasil observasinya. 
b) Peserta didik dapat menjelaskan alasan mengapa makhluk hidup 
perlu diklasifikasikan. 
c) Peserta didik dapat menjelaskan dasar yang dipakai dalam 
mengklasifikasikan makhluk hidup. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
mintalah mereka mengamati gedung sekolah, kemudian ditanya 
mengapa mereka dimasukan ke dalam kelas ini dan bukan pada kelas 
yang lain? 
b) Inti 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan 
“Bagaimanakah cara mengelompokkan tumbuh-tumbuhan?” dan 
“Bagaimanakah cara mengelompokkan hewan?”, yang terdapat di 
buku peserta didik. Kemudian peserta didik diminta menuliskan hasil 
kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya. 
Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah; yang penting 
prosedur dilakukan dengan benar dan aman. 
Contoh Hasil Kerja Peserta Didik:
Tabel 3.1 Pengelompokan Tumbuh-tumbuhan 
Nama Tumbuhan Manfaat Kelompok 
Padi Dijadikan Beras untuk dimakan Tanaman bahan pokok 
Jagung Dimakan Tanaman bahan pokok 
Mawar Hiasan Tanaman hias 
Dst …. … … 
Catatan untuk Guru: 
Pengelompokan setiap peserta didik mungkin akan berbeda 
sehingga sangat disarankan tidak memutuskan peserta didik tersebut 
salah atau tidak. Karena pada hakikatnya dalam mengelompokkan 
makhluk hidup, tidak terdapat kekeliruan selama argumentasi yang 
mendasari pengelompokan itu jelas dan benar. 
c) Penutup 
Lakukan refleksi dengan mengacu kepada “Ingatlah” dan 
menegaskan bahwa dalam mengelompokkan makhluk hidup 
besar kemungkinan akan berbeda, sesuai pendekatan yang dipakai 
masing-masing ahli, serta penugasan dengan memfokuskan bahwa 
mengelompokkan tumbuhan dan hewan itu berdasarkan ciri-ciri 
utama yang dimiliki anggota makhluk hidup tersebut. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
Media: benda atau gambar “Bagaimanakah cara mengelompokan 
tumbuh-tumbuhan?” dan “Bagaimanakah cara mengelompokan 
hewan?” 
4) Sumber Belajar 
a) Buku bagi peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 
70 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
3. Pertemuan II: Bagaimana mengelompokan Tumbuhan dan Hewan 
Ilmu Pengetahuan Alam 71 
(Kunci dikotom) (3 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan II dimaksudkan untuk melatih peserta didik agar mampu 
melakukan pengelompokan dikotom dan membuat kunci determinasi 
(lihat buku bagi peserta didik). 
Pada awalnya dalam klasifikasi, makhluk hidup dikelompokan dalam 
kelompok besar hingga kelompok kecil yang disebut takson. Kategori yang 
digunakan Linnaeus pada waktu itu adalah: 
Bahasa Latin Bahasa Indonesia Bahasa Inggris 
Regnum Dunia Kingdom 
Divisio/Phyllum (ditambah kata Phyllum) Divisi/Filum Divition/Phyllum 
Classis Kelas Class 
Ordo Bangsa Order 
Familia Suku Family 
Genus Marga Genus 
Species Jenis Species 
Kingdom (dunia), filum (untuk hewan) atau divisi (untuk tumbuhan), 
Class (kelas), ordo (bangsa), famili (suku), genus (marga), dan spesies 
(jenis). Urutan ini didasarkan atas persamaan ciri yang paling umum 
kemudian makin ke bawah persamaan ciri makin khusus serta perbedaan 
ciri makin kecil. 
1) Kriteria klasifikasi tumbuhan 
Dalam mengklasifikasikan tumbuhan, kriteria yang perlu diperhatikan 
adalah: 
a. Uniseluler atau multiseluler. 
b. Organ perkembangbiakannya. 
c. Habitus tumbuhan waktu hidup, tegak, menjalar atau merambat
d. Struktur jaringan pengangkutnya. 
e. Tipe stelenya, protostele atau sifonostele. 
f. Bentuk dan ukuran daun. 
g. Cara berkembangbiak: seksual (generatif) atau aseksual (vegetatif). 
h. Biji, bunga, buah. Ada tidaknya biji dan bunga dapat dipakai untuk 
menentukan keprimitifan suatu tumbuhan. 
Para ahli melakukan pengklasifikasian tumbuhan dengan memperhatikan 
beberapa kriteria yang menjadi penentu dan selalu diperhatikan, misalnya: 
a. Organ perkembangbiakannya, apakah dengan spora atau dengan bunga. 
b. Habitus/perawakan tumbuhan waktu hidup, apakah tegak, menjalar 
atau merambat 
c. Bentuk dan ukuran daun, 
d. Cara berkembangbiak: seksual (generatif) atau aseksual (vegetatif) 
2) Kriteria klasifikasi hewan 
Sama halnya dengan pengklasifikasian tumbuhan, dalam 
mengklasifikasikan hewan para ahli juga mengklasifikasikan dengan melihat 
kriteria berikut ini. 
a. Saluran pencernaan makanan. Hewan tingkat rendah belum punya 
saluran pencernaan makanan. Sedang hewan tingkat tinggi mempunyai 
lubang mulut, saluran pencernaan, dan anus. 
b. Kerangka (skeleton), apakah kerangka di luar tubuh (eksoskleton) atau 
di dalam tubuh (endoskeleton). 
c. Anggota gerak, apakah berkaki dua, empat, atau tidak berkaki. 
3) Kunci determinasi 
Kunci yang dipergunakan untuk menentukan filum atau divisi, kelas, 
ordo, famili, genus, atau spesies. Dasar yang dipergunakan kunci determinasi 
ini adalah identifikasi dari makhluk hidup dengan menggunakan kunci 
dikotom. 
72 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kunci determinasi: 
a) Kunci harus dikotomi. 
b) Kata pertama dalam tiap pernyataan dalam 1 kuplet harus identik, 
Ilmu Pengetahuan Alam 73 
contoh: 
• Tumbuhan berumah satu.... 
• Tumbuhan berumah dua .... 
c) Kedua pilihan atau bagian dari kuplet harus kontradiktif, sehingga satu 
bagian bisa diterima dan yang lain ditolak. 
d) Hindari pemakaian kisaran yang tumpang tindih atau hal-hal yang 
besifat relatif dalam kuplet, contoh: panjang daun 4-8 cm, daun besar 
atau kecil. 
e) Gunakan sifat-sifat yang biasa diamati. 
f) Pernyataan dari dua kuplet yang berurutan jangan dimulai dengan 
kata yang sama. 
g) Setiap kuplet diberi nomor. 
h) Buat kalimat pertanyaan yang pendek. 
b. Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat mengklasifikasikan makhluk hidup dengan cara 
dikotom. 
b) Peserta didik dapat membuat kunci determinasi. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik guru 
memilih 4 atau 6 perwakilan peserta didik untuk maju ke depan 
kelas, kemudian peserta didik lainnya diminta untuk melakukan 
pengamatan terhadap 4 atau 6 orang temannya tersebut. Lalu 
mintalah peserta didik lainnya untuk menjelaskan persamaan 
dan perbedaan secara fisik yang dapat terlihat dari 4 atau 6 orang 
temannya tersebut.
Pada kegiatan ini ada baiknya guru memilih perwakilan peserta 
didik dengan tingkat perbedaan yang cukup jelas, misalnya: jenis 
kelamin, bentuk dan ukuran tubuh, asesoris yang permanen melekat 
(kaca mata, jilbab dan lain-lain). 
b) Inti 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan 
“Bergembira dengan Klasifikasi Dikotom” dilanjutkan dengan 
“Mengapa kita membutuhkan kunci determinasi?” serta kegiatan 
“Bagaimana cara membuat kunci determinasi? Semua kegiatan 
tersebut terdapat di buku peserta didik. Guru mendiskusikan 
dan menjelaskan cara klasifikasi dikotom dan membuat kunci 
determinasi. 
Kemungkinan jawaban peserta didik dalam kegiatan “Bergembira 
dengan Klasifikasi Dikotom.” 
1. Peserta didik akan memulai dengan BENTUK (persegi panjang 
atau segitiga), kemudian dilanjutkan dengan membagi berdasarkan 
UKURAN (besar atau kecil), diakhiri dengan pembagian 
berdasarkan WARNA. 
2. Peserta didik akan memulai dengan WARNA kemudian 
dilanjutkan dengan membagi berdasarkan UKURAN (besar atau 
kecil), diakhiri dengan pembagian berdasarkan BENTUK (persegi 
panjang dan segitiga), 
3. Peserta didik akan memulai dengan UKURAN (besar atau kecil) 
kemudian dilanjutkan dengan membagi berdasarkan BENTUK 
(persegi panjang dan segitiga), diakhiri dengan pembagian 
berdasarkan WARNA. 
CATATAN: 
Selama kegiatan ini, guru sangat diharapkan tidak memberikan 
pendapatnya dalam pengelompokan ini. Guru diharapkan memberi 
kesempatan kepada peserta didik untuk berbuat dan berpikir dalam 
kegiatan ini sehingga hasilnya dapat dijadikan bahan yang sangat baik 
untuk dianalisis oleh guru. 
74 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 75 
c) Penutup 
Peserta didik diminta mempresentasikan hasil kerja mereka. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
Media yang digunakan sesuai untuk kegiatan “Bergembira dengan 
Klasifikasi Dikotom” dilanjutkan dengan “Mengapa Kita Membutuhkan 
Kunci Determinasi?” 
4) Sumber Belajar 
a) Buku bagi peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 
4) Pertemuan III: Klasifikasi Mikroskopis dan Jamur (2 JP) 
a. Materi untuk Guru 
Pertemuan III dimaksudkan agar peserta didik dapat mengamati dan 
memahami tentang kelompok makhluk hidup yang berukuran kecil, yang 
sebagian besar berada dalam Kingdom Monera dan Protista Uniseluler. 
Monera adalah makhluk hidup yang terdiri atas satu sel (uniselular) 
sesuai dengan asal kata dari bahasa Yunani, moneres yang berarti tunggal. 
Monera tidak mempunyai membran inti sel (prokariotik), memiliki 
nukleoid (bagian sel yang mengandung DNA), dan belum memiliki organel 
bermembran, seperti mitokondria, kloroplas, dan badan golgi. Dinding 
selnya terbuat dari peptidoglikan yang tahan terhadap tekanan osmotik 
hingga 25 kali tekanan atmosfer. Anggota kingdom ini secara umum yaitu 
bakteri dan alga biru. Bakteri yang terdapat di lingkungan kita, ada yang 
bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti bakteri Escherichia coli yang 
berperan membantu memproduksi Vitamin K melalui proses pembusukan 
sisa makanan ada pula bakteri yang berbahaya bagi kehidupan manusia 
seperti Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TB 
(tuberculosis paru).
(a) (b) 
Gambar. 3.2. (a) Bakteri Mycobacterium tuberculosis dilihat dengan mikroskop 
cahaya dan (b) Mykobacterium tubercolusis dilihat dengan mikroskop electron 
Sumber: http://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/respirasi-kedokteran-klinis/ 
etiologi-tuberkulosis/ (a) http://dweeza.blogspot.com/2011/01/mycobacterium-tuberculosis- 
sebagai.html (b) 
1) Ciri-Ciri Bakteri 
Merupakan makhuk hidup bersel satu yang berukuran sangat kecil dan 
mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Bakteri dapat berbentuk batang, 
spiral, bulat, atau koma. Bakteri tidak mengandung klorofil sehingga tidak 
dapat membuat makanan sendiri. Berdasarkan sumber zat makanannya, 
bakteri dibagi menjadi bakteri autotrof dan heterotrof. Bakteri heterotraf 
terbagi menjadi bakteri saprofit dan parasit. Berdasarkan kebutuhan 
oksigennya, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri aerob dan anaerob. 
2) Struktur Tubuh Bakteri 
Tubuh bakteri berupa sel tunggal, dinding selnya tersusun dari hemiselu-losa 
dan senyawa semacam pektin yang lebih mendekati sel hewan. Dinding 
sel dilapisi selaput mirip gelatin yang menyebabkan dinding sel berlendir. 
Isi sel berupa protoplas dengan membran plasma dan sitoplasma. Di dalam 
sitoplasma tersebar butiran-butiran nukleotida yang mengandung DNA, 
belum terdapat inti dengan membran inti seperti pada sel umumnya. 
76 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Gambar 3.3 Bentuk-bentuk bakteri: (A) Monococcus, (B) Diplococcus, (C) 
Staphylococcuc, (D) Streptococcus, (E) Bacillus/batang, (F) cornibacterium, (G) 
Bacillus typhi, (H) Proteus, (I) Spirillum, (J) Cyphilis Bacteria, (K) Nitrogen fiding 
bacteria. L Thiospillum, (M) Vibrio. 
Ilmu Pengetahuan Alam 77 
3) Reproduksi Bakteri 
Bakteri dapat berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri pada 
lingkungan yang tepat atau sesuai. Perkembangbiakan secara seksual dapat 
terjadi dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi. 
a) Transformasi adalah pemindahan potongan materi genetik atau DNA 
dari luar ke sel bakteri penerima. 
b) Konjugasi adalah penggabungan antara DNA pemberi dan DNA penerima 
melalui kontak langsung. Jadi, untuk memasukkan DNA dari sel pemberi 
ke sel penerima, harus terjadi hubungan langsung. 
c) Transduksi adalah pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima 
dengan perantaraan virus. 
4) Macam-Macam Bakteri 
a) Berdasarkan cara memperoleh makanannya, bakteri dapat dibedakan 
menjadi:
• Bakteri Heterotrof 
Bakteri heterotrof adalah bakteri yang hidup dan memperoleh 
makanan dari lingkungannya karena tidak dapat membuat makanan 
sendiri, hidup secara saprofit dan parasit. 
Bakteri saprofit adalah bakteri yang hidup pada jasad yang sudah 
mati. Misalnya pada sampah, bangkai, atau kotoran. Bakteri parasit 
adalah bakteri yang hidup menumpang pada makhluk hidup lain. Bakteri 
ini biasanya bersifat merugikan makhluk hidup yang ditumpanginya 
karena dapat menimbulkan penyakit. 
• Bakteri Autotrof 
Bakteri autotrof adalah bakteri yang dapat membuat makanannya 
sendiri. Berdasarkan asal energi yang digunakan, bakteri autotrof dapat 
dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri yang bersifat kemoautotrof dan 
bakteri yang bersifat fotoautotrof. 
Bakteri kemoautotrof adalah bakteri yang membuat makanannya 
dengan bantuan energi yang berasal dari reaksi-reaksi kimia, misalnya 
proses oksidasi senyawa tertentu. 
Bakteri fotoautotrof adalah bakteri yang membuat makanannya 
dengan bantuan energi yang berasal dari cahaya matahari. Bakteri 
ini adalah bakteri yang mengandung zat warna hijau sehingga dapat 
melakukan fotosintesis, seperti tumbuhan hijau. 
b) Berdasarkan kebutuhan oksigennya, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri 
aerob dan bakteri anaerob: 
• Bakteri Aerob 
Bakteri aerob adalah bakteri yang hidupnya memerlukan oksigen 
bebas. 
• Bakteri Anaerob 
Bakteri anaerob adalah bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen 
bebas, misalnya bakteri asam susu, bakteri Lactobaclilus bulgaricus, 
dan Clostridium tetani. 
78 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Jika bakteri tersebut dapat hidup tanpa kebutuhan oksigen secara 
mutlak atau dapat hidup tanpa adanya oksigen, bakteri itu disebut 
bakteri anaerob fakultatif. 
5) Peran Bakteri bagi Kehidupan Manusia 
Bakteri yang menguntungkan bagi kehidupan manusia, antara lain, sebagai 
Ilmu Pengetahuan Alam 79 
berikut: 
• Rhizobium bersimbiosis pada akar leguminosarum untuk mengikat 
nitrogen. 
• Azotobacter hidup di dalam tanah dan dapat mengikat nitrogen sehingga 
dapat menyuburkan tanah. 
• E. coli membantu pembusukan makanan di dalam usus besar dan penghasil 
vitamin yang membantu pembekuan darah. 
• Lactobacillus sp. dimanfaatkan untuk proses pembuatan susu yoghurt 
dan susu keju. 
• Acetobacter dimanfaatkan untuk mengubah air cuka menjadi alkohol 
dan alkohol menjadi asam cuka. 
• Bakteri saprofit anaerob dimanfaatkan untuk pembuatan gas bio atau 
biogas. 
• Streptococcus griceus dimanfaatkan untuk penghasil antibiotik streptomisin 
sehingga banyak dimanfaatkan dalam industri obat-obatan. 
• Acetobacter di manfaatkan untuk pembuatan nata de coco. 
Bakteri yang merugikan bagi kehidupan manusia, antara lain, sebagai 
berikut: 
• Salmonella typhosa penyebab penyakit tifus. 
• Shigella dysenteriae penyebab penyakit disentri. 
• Neisseria meningitidis penyebab penyakit meningitis. 
• Neisseria gonorrhoeae penyebab penyakit kencing nanah. 
• Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit tuberkulosis. 
• Mycobocterium leprae penyebab penyakit lepra.
6) Ganggang Biru (Cyanobacteria) 
Jenis ganggang biru (Cyanobacteria) ada yang bersel satu dan ada yang 
bersel banyak berkoloni membentuk untaian. Beberapa sel dengan struktur 
tubuh yang masih sederhana, berwarna biru kehijauan, mengandung klorofil a 
(autotrof), pigmen biru (fikosianin), dan berkembang biak dengan pembelahan 
sel. Selain dengan pembelahan sel, ganggang biru juga dapat berkembang biak 
dengan cara fragmentasi dan pembentukan spora khusus yang disebut akinet. 
Fragmentasi merupakan cara berkembang biak dengan jalan memutuskan salah 
satu bagian tubuh ganggang dan membentuk fragmen-fragmen. Pembelahan 
sel terjadi pada ganggang biru bersel tunggal, sedangkan fragmentasi terjadi 
pada ganggang biru yang berbentuk filamen. Contoh ganggang biru yang 
menguntungkan antara lain Gloeocapsa, Nostoc, dan Anabaena yang dapat 
menangkap nitrogen di udara. Contoh ganggang biru yang merugikan adalah 
Anabaena flosaquae dan Microcytis yang menyebabkan kematian makhluk 
hidup dalam air. Ganggang biru yang menempel pada tembok atau batu dapat 
menyebabkan pelapukan. 
Gambar. 3.4 Macam-macam ganggang biru 
Sumber: gurungeblog.wordpress.co smart-pustaka.blogspot.com 
Protista merupakan makhluk hidup yang mempunyai ciri-ciri selnya 
memiliki membran inti (eukariotik), bersel tunggal yang mampu berkembang 
biak. Beberapa contoh kelompok Protista: Amoeba, Euglena, Paramacium, 
dan Saprolegnia. 
80 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Saprolegnia sp. Phytophtora 
Ilmu Pengetahuan Alam 81 
Dictyostelium 
discoideum 
Physarium 
polycephalum 
infestans 
Euglena Paramecium Amoeba 
Gambar. 3.5. Kelompok Protista mikroskopis 
Sumber: www.photomacrography.net.user www.sfsu.edu. www.microscope-microscope. 
org 
Selain kelompok Protista yang bersifat mikroskopis, terdapat Protista yang 
bersifat makroskopis (dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop) seperti 
Alga Merah, Alga Hijau, Ulva, dan Alga Coklat. 
(a) (b) (c) (d) 
Gambar. 3.6. Alga merah: (a) Eucheuma spinosum, (b) Gracillaria sp. ,(c) Alga 
hijau: Ulva, sp, dan (d) Alga Coklat; Fucus, sp. 
Protista juga ada yang menyerupai hewan, kelompok Protista ini disebut 
dengan Protozoa. Kelompok Protozoa diantaranya adalah Paramaecium, 
Entamoeba coli yang terdapat pada usus besar dan dapat mengakibatkan 
penyakit diare, dan Plasmodium malariae yang terdapat pada sel darah merah 
dan mengakibatkan penyakit malaria.
(a) (b) (c) 
Gambar. 3.7. (a) Paramaecium, (b) Entamoeba histolytica, (c) Plasmodium malariae 
yang terdapat pada sel darah merah 
Sumber: http://www.psmicrographs.co.uk/paramecium-sp--protozoa/science-image/ 
80016644. (a), http://www.dpd cdc.gov/dpdx/HTML/Frames/A-F/Amebiasis/ 
body_Amebiasis_mic1.htm (b), nuriardiani.blogspot.com (c) 
Kelompok jamur (fungi), merupakan kelompok makhluk hidup yang 
memperoleh makanan dengan cara menguraikan sisa makhluk hidup lain. 
jamur tidak berklorofil, berspora, tidak mempunyai akar, batang dan daun. 
Jamur hidupnya di tempat yang lembab, bersifat saprofit (organisme, yang 
hidup dan makan dari bahan organik yang sudah mati atau yang sudah busuk) 
dan parasit (organisme yang hidup dan mengisap makanan dari organisme 
lain yang ditempelinya). Tubuh jamur terdiri atas benang-benang halus yang 
disebut hifa. Hifa saling bersambungan membentuk miselium. Pada umumnya 
jamur berkembang biak dengan spora yang dihasilkan oleh sporangium. 
Contoh jamur: jamur roti, ragi tape, jamur tiram putih, dan jamur kayu. 
Gambar: 3.8 Jamur tempe dan jamur merang. 
Sumber: ascollegesingaraja.blogspot.com genuardis.net 
82 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Jamur dibagi menjadi 6 divisi, yaitu Myxomycotina (jamur lendir), 
Oomycotina, Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina dan 
Deuteromycotina. 
Gambar. 3.9 Pembagian Kelompok Jamur/Fungi 
Ilmu Pengetahuan Alam 83 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
Peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap Kingdom 
Protista dan Monera dan mengenal masing-masing karakteristik dari 
kingdom dan anggota kingdom tersebut. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik, 
guru menampilkan foto/gambar kelompok Protista atau Monera, 
(terutama yang memberi dampak terhadap kehidupan manusia, 
seperti Amoeba, E.coli dsb.). Sebelumnya guru mengenalkan 
alat yang dipakai dalam pengamatan kelompok mikroorganisme 
prokariotik seperti Monera dan protista, yaitu mikroskop. Kemudian 
peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dan diminta untuk 
melakukan kerja ilmiah IPA. 
b) Inti 
Peserta didik berkelompok melakukan kerja ilmiah IPA 
yang terdapat di buku peserta didik berupa kegiatan “Mengenal
Mikroskop” dan “Tata cara Menggunakan Mikroskop”, “Mengamati 
Mikroorganisme Prokariotik”. Melakukan kegiatan “Bagaimana 
bentuk Jamur“. Kemudian menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi 
peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya. Doronglah peserta didik 
untuk tidak takut salah; yang penting prosedur dilakukan dengan 
benar dan aman. 
Elaborasi lebih lanjut ke keterampilan proses IPA (kaitkan dengan 
hasil kegiatan peserta didik): observasi – inferensi – komunikasi 
serta manfaat belajar IPA bagi peserta didik. 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan mandiri: Kegiatan “uji dirimu”. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
Alat, bahan dan media yang digunakan sesuai untuk kegiatan: 
mikroskop dan perlengkapannya, serta alat serta bahan yang digunakan 
untuk kegiatan yang tercantum pada buku peserta didik. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 
5. Pertemuan IV: Klasifikasi tumbuhan dan hewan (3 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan IV dimaksudkan agar peserta didik dapat mengamati dan 
memahami tentang kingdom tumbuhan dan hewan. 
Untuk dipahami guru bahwa, berdasarkan morfologi atau susunan 
tubuh, tumbuhan dapat dibedakan lagi atas dua jenis kelompok besar yakni: 
1) Tumbuhan Tidak Berpembuluh (Thallophyta) yang meliputi Lumut 
(Bryophyta). 
2) Tumbuhan Berpembuluh (Tracheophyta) yang meliputi Paku-pakuan 
(Pteridophyta) dan Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta). 
84 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Pteridophyta/Paku Spermatophyta/ 
Tumbuhan Biji 
Ilmu Pengetahuan Alam 85 
Contoh: Lumut daun 
Contoh: Paku tiang (paku sejati) 
Contoh: Pohon cemara (Gymnospermae) dan 
pohon mangga (Angiospermae) 
Kerajaan 
Tumbuhan 
Bryophyta/Lumut 
1. Lumut Hati 
2. Lumut daun 
3. Lumut 
1. Psilophytinae (paku purba) 
2. Lycopsida/Paku kawat 
3. Equisetinae (paku ekor kuda) 
4. Filicinae (paku sejati) 
5. Gymnospermae 
6. Angiospermae 
Gambar 3.10 Skema Pengelompokkan Tumbuhan 
Sumber: Dokumen Kemdikbud 
Tumbuhan tidak berpembuluh adalah tumbuhan yang tidak memiliki 
berkas pengangkut dan belum bisa dibedakan antara akar, batang, serta 
daun; misalnya tumbuhan lumut. Kelompok tumbuhan lumut (Bryophyta) 
cirinya belum mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Struktur yang 
menyerupai akar disebut rhizoid, berspora, dan berklorofil. 
Keterangan : 
1. Sporogonium Sporofit 
2. Tangkai 
3. Daun 
4. Batang Gametofit 
5. Rizoid 
Gambar 3.11 Lumut beserta bagian-bagiannya
Tumbuhan berpembuluh adalah tumbuhan yang memiliki berkas 
pengangkut, dan sudah dapat dibedakan antara akar, batang, serta 
daun. Tumbuhan berpembuluh disebut dengan tumbuhan berkormus. 
Tumbuhan berkormus terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok 
kormofita berspora dan kormofita berbiji. Kormofita berbiji mempunyai 
bunga dan biji. Kormofita berspora tidak mempunyai bunga misalnya 
tumbuhan paku (Pteridophyta). Kelompok paku memiliki ciri mempunyai 
akar, batang, dan daun sejati, tidak berbunga, serta tidak berbiji. Ciri 
lain dari tumbuhan paku adalah daun muda yang menggulung. Daun 
tumbuhan paku ada yang menghasilkan spora disebut dengan sporofil 
dan ada pula daun yang tidak menghasilkan spora disebut dengan 
tropofil. 
86 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
1. Daun 
2. Daun muda menggulung 
3. Sporangium 
4. Batang 
5. Akar 
1 
2 
3 
5 
6 
Gambar 3.12 Tumbuhan paku 
Sumber: blog.uad.ac.id 
Gambar 3.13. Strobilus. 
Sumber: pascollegesingaraja.blogspot.com
Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) mempunyai ciri-ciri 
sebagai berikut: (1) berbiji terbuka karena bijinya tidak dibungkus 
oleh daun buah. Alat reproduksi berupa bangun kerucut yang disebut 
strobilus, ada dua yaitu strobilus jantan dan betina; (2) batang besar 
dan berkambium; (3) berakar tunggang dan serabut; (4) daun selalu 
hijau, sempit, tebal dan kaku. Contoh tumbuhan berbiji terbuka adalah 
juniper, cemara, damar, pinus, belinjo, dan pakis haji. 
A B C D 
Gambar 3.14 Tumbuhan: (A) Juniper, (B) cemara, (C) dammar, dan (D) pinus 
Sumber: www.mt.nrcs.usda.gov deslihutan.blogspot. dwikaryanto.blogspot.com www. 
chykoemoo.com 
Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) memiliki bakal 
biji atau biji berada di dalam struktur yang tertutup oleh daun buah 
(carpels). Daun buah dikelilingi oleh alat khusus yang membentuk 
struktur pembiakan majemuk yang disebut bunga. Contoh tumbuhan 
berbiji tertutup adalah mangga, jambu, alpukat, anggur, apel. 
A B C D E 
Gambar 3.15. (A) Tumbuhan mangga, (B) jambu, (C) Alpukat, (D) anggur dan (E) apel 
Ilmu Pengetahuan Alam 87
Tumbuhan Angiospermae ada dua yaitu tumbuhan berkeping satu 
(monokotil) yang dapat diamati berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut: 
memiliki satu keping daun lembaga, berakar serabut, batang tidak 
bercabang, tidak berkambium, berkas pembuluh pengangkut tersebar, 
tulang daun sejajar atau melengkung, kelopak bunga pada umumnya 
kelipatan tiga. 
Tumbuhan berkeping dua (dikotil) memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 
memiliki dua keping daun lembaga, berakar tunggang, batang bercabang 
dan berkambium, tulang daunnya menjari atau menyirip, berkas 
pengangkut tersusun dalam satu lingkaran, kelopak bunga kelipatan 
empat atau lima. 
No. Tanaman 
88 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Bagian Tumbuhan 
Akar Batang Daun Biji Keterangan 
1 
Jagung akar serabut Batang Beruas Tulang Daun 
Sejajar 
Biji Berkeping Satu 
tumbuhan 
mokotil 
2 
Kacang Tanah Akar Tunggang Batang Berkayu Tulang Daun 
Menjari 
Biji Berkeping dua 
tumbuhan 
dikotil 
Gambar. 3.16. Perbedaan Ciri tumbuhan monokotil dengan dikotil 
Sumber: http://agifebrian.blogspot.com 
Hewan secara umum masuk ke dalam kelompok metazoa yang 
diklasifikasikan menjadi invertebrata dan vertebrata. Manusia termasuk 
ke dalam vertebrata.
Ilmu Pengetahuan Alam 89 
Gambar. 3.17. Skema Pengelompokkan Hewan 
Sumber: Dokumen Kemdikbud 
a) Hewan tidak bertulang belakang (Avertebrata) 
Hewan tidak bertulang belakang dikelompokkan menjadi 5 kelompok, 
yaitu hewan berpori (Porifera), hewan berongga (Coelenterata), cacing pipih 
(Platyheminthes), cacing gilig (Nemathelminthes), cacing berbuku-buku 
(Annelida), hewan lunak (Mollusca), hewan berkulit duri (Echinodermata) 
dan hewan dengan kaki beruas-ruas (Arthropoda). 
Porifera adalah hewan yang mempunyai pori-pori. Hewan ini tubuhnya 
seperti spons. Habitatnya di perairan, warna tubuhnya bermacam-macam 
merah, kuning dan hijau. Contoh hewan Porifera: Spongilla, Euspongia, 
Poterion, Scypha. 
A B C 
Gambar 3.18. (A) Euspongia, (B) Poterion, (C) Scypha 
Sumber: www.1townhouses.co.uk meltankabar.blogspot.com
Coelenterata adalah hewan yang berongga, mempunyai tentakel untuk 
menangkap mangsa. Pada permukaan tentakel terdapat sel beracun yang 
menyengat. Tubuhnya ada yang berbentuk polip dan menempel pada tempat 
hidupnya, dan ada yang berbentuk medusa yang bergerak aktif melayang-layang 
di air seperti payung. Ubur-ubur, bunga karang, Obelia, Hydra, Anemon 
adalah contoh hewan Coelenterata. 
A B C D 
Gambar 3.19. (A) Bunga karang, (B) Obelia, (C) Hydra, (D) Anemone 
Sumber: d5d.orgambonekspres.com sumnerlebaronbrien.wordpress.com . aqueros. 
blogspot.com 
Cacing (vermes) adalah hewan bertubuh lunak, tak bercangkang dan 
tubuhnya simetris bilateral. Berdasarkan bentuk tubuhnya, cacing dibagi 
menjadi 3 kelompok yaitu cacing pipih (Platyheminthes) contoh cacing hati, 
cacing pita; cacing gilig (Nemathelminthes) tubuhnya bulat panjang dan tidak 
bersegmen, contoh: cacing perut, cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang 
(Annelida) tubuhnya beruas-ruas seperti cincin, contoh cacing tanah, lintah, 
dan pacet. 
A B C D E F 
Gambar 3.20. (A) Cacing hati, (B) cacing perut, (C) cacing kremi, (D) cacing 
tambang, (E) lintah, (F) Pacet 
Sumber: aonone.blogspot.commedicastore.com. ridwanaz.com . kesehatan.segiempat 
com hirudotherapy1.blogspot.com 
Mollusca adalah hewan bertubuh lunak, banyak lendirnya dan terbungkus 
oleh mantel. Jenis Molluscada ada yang memiliki cangkang berfungsi untuk 
melindungi tubuh. Habitatnya di darat dan air. Contoh hewan Mollusca adalah 
cumi-cumi, gurita, siput, kerang, tiram, dan remis. 
90 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
A B C D 
Gambar 3.21. (A) Gurita, (B) kerang dara, (C) siput, (D) siput laut 
Sumber: elsaelsi.wordpress.com zaree-muhamad.blogspot.com. www.aphotomarine. 
com.biologipedia.blogspot.com 
Echinodermata adalah hewan yang tubuhnya diselimuti duri, ada 
lempengan zat kapur/zat kitin yang keras. Tubuh simetri radial dengan lima 
lengan. Pada tubuhnya terdapat sistem ambulakral untuk alat gerak, bernapas, 
dan menangkap mangsa. Ada 5 kelas yaitu Asteroidea (contoh bintang laut), 
Echinoidea (contoh landak laut, bulu babi), Ophiuroidea (contoh bintang ular), 
Crinoidea (contoh lilia laut), dan Holothuroidea (contoh tripang laut). 
A B C D E 
Gambar 3.22 (a) bulu babi, (b) lilia laut, (c) bintang laut, (d) bintang mengular, 
dan (e) tripang. 
Sumber: berdikari-unihako.blogspot.com pesat-education.blogspot.com 
Arthropoda adalah hewan berbuku-buku, tubuhnya dibedakan atas kepala, 
dada dan perut, tubuh terbungkus zat kitin yang keras, memiliki alat indra 
yang peka terhadap sentuhan dan bau-bauan, memiliki mata faset yaitu mata 
majemuk terdiri atas beribu-ribu mata kecil berbentuk segi enam. Arthropoda 
dikelompokkan dalam 4 kelas yaitu Insecta (serangga) contohnya belalang, 
lebah, kumbang; Crustacea (udang-udangan) contohnya udang, kepiting, 
rajungan; Arachnoidea (laba-laba) contohnya: laba-laba, kalajengking, kutu, 
caplak; Myriapoda (lipan) contohnya; kelabang, kaki seribu. 
Ilmu Pengetahuan Alam 91
A 
B C D E 
F G H I 
Gambar 3.23. (A) Belalang, (B) kumbang, (C) kepiting, (D) laba-laba, (E) 
kalajengking, (F) kutu, (G) caplak, (H) kelabang, (I) kaki seribu. 
Sumber: belalang-goreng.blogspot.com sudarjanto.multiply.com. mimpipribumi. 
wordpress. com majalahkesehatan. com id.wikipedia.org 
b) Hewan bertulang belakang (Vertebrata) 
Lihatlah dan perhatikan gambar hewan-hewan berikut ini. Apakah hewan-hewan 
tersebut serupa? 
A B C D E 
Gambar 3.24: (A) Ikan mas, (B) sapi, katak, (D) ulat, (E) merpati 
Sumber: konsumenikan.wordpress.com . balivetman.wordpress. 
com nationalgeographic.co.id . info69mu.blogspot.com 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
Peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap kingdom 
tumbuhan dan kingdom hewan serta mengenal masing-masing 
karakteristik dari kingdom dan anggota kingdom tersebut. 
92 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 93 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik guru 
menampilkan kekayaan tumbuhan dan kekayaan hewan didunia. 
Bagi peserta didik di dalam beberapa kelompok dan mintalah mereka 
untuk melakukan kerja ilmiah IPA. 
b) Inti 
Peserta didik berkelompok melakukan kerja ilmiah IPA seperti 
yang tercantum pada buku peserta didik, berupa kegiatan; “Mencari 
perbedaan tumbuhan lumut, paku dan mangga“, “Apa ciri-ciri 
tumbuhan biji terbuka dan tumbuhan biji tertutup?” 
“Bagaimanakah cara mengetahui ciri-ciri berbagai jenis 
hewan?”, “Bagaimanakah cara untuk mengetahui ciri-ciri hewan 
kelompok Avertebarata?”, dan “Bagaimanakah cara untuk 
mengetahui ciri-ciri hewan kelompok Vertebarata?” Kemudian 
menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan 
mendiskusikan hasilnya. Doronglah peserta didik untuk tidak takut 
salah; yang penting prosedur dilakukan dengan benar dan aman. 
Elaborasi lebih lanjut ke keterampilan proses IPA (kaitkan dengan 
hasil kegiatan peserta didik): observasi – inferensi – komunikasi 
serta manfaat belajar IPA bagi peserta didik. 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan mandiri melalui kegiatan “uji 
dirimu”, “telusur” dan “Jelajah.” 
3) Alat, Bahan, dan Media 
Alat, bahan dan media yang digunakan sesuai untuk kegiatan: 
“Mencari perbedaan tumbuhan lumut, paku dan mangga”, “Apa 
ciri-ciri tumbuhan biji terbuka dan tumbuhan biji tertutup?”, 
“Mencari perbedaan dan persamaan pada tumbuhan monokotil 
dan dikotil.”Bagaimanakah cara mengetahui ciri-ciri berbagai 
jenis hewan?”, “Bagaimanakah cara untuk mengetahui ciri-ciri
hewan kelompok Avertebarata?”, dan “Bagaimanakah cara untuk 
mengetahui ciri-ciri hewan kelompok Vertebarata?” 
4) Sumber Belajar 
a) Buku peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 
6. Pertemuan V: Tes Evaluasi (2 JP) 
A. Penilaian 
1) Penilaian oleh Guru 
No KD Indikator Esensial Teknik Keterangan 
1. KD pada KI I Observasi perilaku Lembar observasi 
2. KD pada KI II Observasi perilaku Lembar observasi 
3. KD pada 
KI III 
Peserta didik dapat menjelaskan 
konsep Klasifikasi 
94 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Tes tulis Lembar Tes tertulis 
Peserta didik dapat menjelaskan 
pengertian Klasifikasi Dikotom dan 
Kunci Determinasi 
Peserta didik dapat menjelaskan 
dasar pengklasifikasian dikotom dan 
kunci determinasi 
Peserta didik dapat membedakan 
kelompok-kelompok tumbuhan 
4. KD pada 
KI IV 
Peserta didik dapat membedakan 
kelompok-kelompok hewan 
Penilaian Produk 
Lembar penilaian 
produk 
Peserta didik dapat melakukan kerja 
ilmiah di sekolah/laboratorium 
Penilaian Unjuk 
Kerja 
Peserta didik dapat menyajikan 
hasil pengamatan, inferensi, 
dan mengkomunikasikan hasil 
penyelidikannya tentang klasifikasi 
makhluk hidup 
Penilaian Proyek 
dan portofolio 
Peserta didik dapat menyajikan 
hasil proyek 
Penilaian produk 
Lembar penilaian 
produk
2) Penilaian Diri 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI IV Peserta didik dapat mengungkap kelemahan 
dan kekurangan yang dihadapi selama proses 
pembelajaran Penilaian Diri dan 
Peserta didik dapat mengungkap kelemahan dan kriterianya 
kekurangan yang dihadapi selama pelaksanaan 
tugas 
3) Penilaian Rekan Sejawat 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI IV Peserta didik dapat melakukan penilaian 
terhadap hasil kerja rekan satu kelasnya 
Penilaian Rekan dan 
kriterianya 
B. Bentuk Komunikasi dengan Orang Tua/Wali 
Komunikasi dengan orang tua/wali dibangun dengan pemberian kolom tanda 
tangan orang tua/wali dalam setiap tugas dan nilai ulangan. Mengembangkan 
komunikasi online kepada orang tua/wali, dengan memanfaatkan teknologi 
(telepon genggam, smartphone, dan sebagainya). 
Ilmu Pengetahuan Alam 95 
Catatan: 
Nama Peserta 
Didik 
Tanda Tangan Orang Tua Peserta 
Didik/Wali:
C. Jawaban Evaluasi 
1) Mengapa hewan ikan, sapi, katak, ayam, ular diletakkan dalam filum yang 
sama tetapi tingkatan spesiesnya tidak sama, jelaskan! 
Jawab: 
Semua hewan ini memiliki ciri utama yaitu memiliki tulang belakang, tetapi 
secara khusus memiliki perbedaan yang memisahkan mereka. Hewan-hewan 
tersebut tidak dapat saling kawin, misalnya ikan tidak dapat kawin dengan ular 
dan seterusnya. Hal ini membedakan mereka sehingga tidak dapat dimasukan 
ke dalam satu spesies. 
2) Mengapa sungai yang mengandung siput air dan cacing Planaria menunjukkan 
sungai tersebut belum mengalami pencemaran? Termasuk kelompok apakah 
kedua hewan tersebut? 
96 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Gambar: 3.25 Siput air dan 
cacing Planaria 
Sumber: www.kaskus.co.id www. 
ceriwis.com 
Kedua hewan ini, merupakan hewan yang sangat sensitif terhadap perubahan 
kondisi perairan. Bahan pencemar yang terdapat dalam air akan mematikan 
hewan-hewan tersebut, sehingga hewan-hewan ini dijadikan sebagai indikator 
pencemaran secara biologi (bioindikator). 
Siput air termasuk filum Molluska/hewan lunak, sedangkan Planaria termasuk 
filum Phlatyhelminthes atau cacing pipih. 
3) Perhatikan gambar berikut, 
Gambar: 3.26 Macam-macam serangga
Jelaskan berdasarkan ciri-ciri apakah hewan-hewan tersebut dimasukkan ke 
dalam kelas serangga? 
Jawab; 
Ciri utama yang dimiliki hewan-hewan tersebut adalah kaki beruas-ruas, kaki 
yang berjumlah 3 pasang, memiliki sayap, mata majemuk. 
Menyusui anaknya Lumba-lumba, 
Mamalia 
Ilmu Pengetahuan Alam 97 
4. Perhatikan gambar berikut! 
A B 
C D 
Gambar: 3.27 Macam-macam serangga 
Cari persamaan dan perbedaan dari hewan-hewan tersebut! Kemudian kelompokkan 
hewan-hewan tersebut! 
Nama hewan 
a. Hiu 
b. Paus Orca 
c. Lumba-lumba 
d. Pari 
paus Orca 
Tidak menyusui anaknya 
Hiu, pari 
Pisces
Sistem Organisasi Kehidupan 
A. Pengantar 
Topik (materi pokok) “Organisasi Kehidupan” masuk dalam tema 
besar “Sistem”. Pembelajaran topik ini mengantarkan peserta didik untuk 
memahami hakikat sistem. Sistem sebagai suatu kumpulan komponen yang 
saling terkait dan memiliki ketergantungan. Sistem memiliki bagian-bagian 
yang lebih kecil (subsistem-subsistem) dan sistem tersebut merupakan 
bagian (subsistem) dari sistem yang lebih besar dan gangguan yang terjadi 
pada suatu unit dari sistem/subsistem akan memberi dampak kepada seluruh 
anggota sistem tersebut. Topik ini juga mengenalkan bahwa tubuh seseorang 
(Organisme) misalnya tubuh peserta didik, merupakan contoh dari suatu 
sistem. Pengenalan konsep sistem mengacu pada hakikat hirarki biologi mulai 
dari komponen unit fungsional terkecil (sel) sampai terbesar adalah biosfer, 
namun penekanan pembelajaran sampai hirarki organisme. 
98 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
BAB 4
B. KI dan KD pada Materi Pokok Sistem Organisasi Kehidupan 
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 
Ilmu Pengetahuan Alam 99 
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 
agama yang dianutnya. 
1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas 
ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan 
kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan 
peranan manusia dalam lingkungan serta 
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran 
agama yang dianutnya. 
2. Menghargai dan menghayati perilaku 
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli 
(toleransi, gotong royong), santun, 
percaya diri, dalam berinteraksi secara 
efektif dengan lingkungan sosial dan 
alam dalam jangkauan pergaulan dan 
keberadaannya. 
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa 
ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; 
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; 
kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) 
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud 
implementasi sikap dalam melakukan 
percobaan dan berdiskusi. 
2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok 
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud 
implementasi melaksanakan percobaan dan 
melaporkan hasil percobaan. 
3. Memahami pengetahuan (faktual, 
konseptual, dan prosedural) 
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang 
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, 
budaya terkait fenomena dan kejadian 
tampak mata. 
3.4. Mendeskripsikan keragaman pada sistem 
organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel 
sampai organisme, serta komposisi bahan 
kimia utama penyusun sel. 
4. Mencoba, mengolah, dan 
menyaji dalam ranah konkret 
(menggunakan, mengurai, merangkai, 
memodifikasi,dan membuat) dan 
ranah abstrak (menulis, membaca, 
menghitung, menggambar, dan 
mengarang) sesuai dengan yang 
dipelajari di sekolah dan sumber lain 
yang sama dalam sudut pandang/teori. 
4.5. Membuat dan menyajikan poster tentang sel 
dan bagian-bagiannya. 
4.6. Melakukan pengamatan dengan bantuan alat 
untuk menyelidiki struktur tumbuhan dan 
hewan.
C. Pembelajaran pada Topik Organisasi Kehidupan 
1. Alokasi Waktu dan Subtopik 
Pembelajaran dan penilaian topik Organisasi Kehidupan memerlukan 
waktu 17 jam pelajaran atau 7 TM (dengan asumsi 5 JP/minggu 
diorganisasikan menjadi dua kali TM, yakni 3 JP dan 2 JP). Pengorganisasian 
7 TM tersebut adalah sebagai berikut: 
Tatap Muka ke- Materi 
1 Konsep Organisasi Kehidupan 
2 Sel Sebagai Unit Struktural dan Fungsional Kehidupan 
3 
Praktikum: 
Mengamati Sel Tumbuhan dengan Mikroskop dan Membandingkan sel hewan dengan sel 
tumbuhan 
4 Jaringan 
5 Praktikum Jaringan 
6 Organ 
7 Sistem Organ, Organisme, dan Presentasi Proyek Model Sel 
2. Pertemuan I: Konsep Sistem Organisasi Kehidupan (2 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan I dimaksudkan untuk mengantarkan peserta didik kepada 
pemahaman tentang hirarkhi kehidupan/biologi dan konsep sistem, 
melatihkan kesadaran peserta didik tentang hakikat dirinya melalui 
kegiatan pengamatan terhadap kondisi yang terjadi pada saat ini (peserta 
didik menjadi peserta didik baru dan dia bagian dari suatu sistem). 
Organisasi kehidupan memberikan pemahaman kepada kita bahwa pada 
hakikatnya dalam suatu kehidupan terdapat keteraturan (dan keteraturan 
ini adalah disengaja/diciptakan oleh Sang Pencipta). 
Keteraturan tersebut tidak hanya pada individu saja tetapi pada semua 
tingkatan, termasuk keberadaan hirarki kehidupan merupakan suatu 
keteraturan. Oleh karena dunia kehidupan merupakan suatu hirarki yang 
niscaya, mulai dari biosfer sampai ke molekul. 
100 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 101 
a. b. 
Gambar 4.1 Keteraturan ciptaan Tuhan pada mata faset serangga (a) dan 
bunga matahari (b) 
Sumber: 
Gambar 5.2 Hirarki Kehidupan Organisme 
Tiap-tiap tingkatan hirarki dalam kerangka struktur biologisnya memiliki 
sifat-sifat baru yang berbeda dari struktur biologis penyusunnya. Organ memiliki 
karakteristik yang berbeda dengan jaringan yang menyusunnya, demikian juga 
sel yang menyusun suatu jaringan tidak sama karakternya dengan jaringan yang 
disusunnya tersebut, tetapi semua struktur dan fungsi tersebut saling terkait 
dan tergantung, untuk membentuk suatu struktur yang lebih tinggi lagi. 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menyebutkan tingkatan hirarki kehidupan. 
b) Peserta didik dapat menjelaskan tentang sistem.
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukkanlah posisi mereka di dalam kelas, kemudian keberadaan 
kelas mereka. Kemudian, mintalah peserta didik untuk menganalisis 
suatu bangunan sekolah yang terdiri atas ruang kelas, ruang guru, 
ruang kepala sekolah, dll, peran serta fungsi keberadaan ruang-ruang 
tersebut serta apa jadinya bila ruang tersebut tidak tersedia. 
Catatan: “Guru dapat mengembangkan dengan hal-hal terkait 
yang menggambarkan adanya hirarki dan dekat dengan kehidupan 
peserta didik.” 
b) Inti 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Kerja 
dalam IPA”, melakukan pengamatan bagian tubuh katak. Kemudian 
menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan 
mendiskusikan hasilnya. Doronglah peserta didik untuk tidak takut 
salah; yang penting prosedur dilakukan dengan benar dan aman. 
Elaborasi lebih lanjut ke keterampilan proses IPA (kaitkan dengan 
hasil kegiatan peserta didik): observasi – inferensi – komunikasi 
serta manfaat belajar IPA bagi peserta didik 
Catatan: “Untuk pengembangan lebih lanjut, guru dapat 
menggunakan hewan tambahan yang mungkin dan mudah di 
dapat peserta didik. Dapat pula menggunakan awetan yang sudah 
jadi bila di sekolah memiliki.” 
INGAT: “Observasi ini hanya ingin mengenalkan bahwa makhluk 
hidup tersusun dari bagian-bagian, bukan mempelajari struktur hewan! 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan (lihat Reviu Subbab A). 
102 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 103 
3) Alat, Bahan, dan Media 
Alat dan Bahan sesuai kegiatan “Mengamati Bagian Tubuh Katak” 
dan katak dapat diganti dengan awetan yang sudah jadi atau hewan lain 
yang mungkin. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet atau media cetak). 
3. Pertemuan II dan III: Sel Sebagai Unit Struktural dan Fungsional 
Kehidupan (2 JP) dan Praktikum (3JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan II dan III dimaksudkan untuk memberikan pemahaman 
kepada peserta didik peran dari sel sebagai unit struktural dan fungsional 
terkecil. Selain itu peserta didik dapat dilatihkan penggunaan mikroskop 
sebagai alat dasar dalam mempelajari kehidupan serta membuat preparat 
untuk pengamatan. Untuk itu guru juga diharapkan memiliki pemahaman 
akan hal tersebut. 
Anda pernah mempelajari sel sebagai penyusun tubuh tumbuhan. Sel-sel 
apa sajakah yang menyusun tumbuhan dan apakah fungsi masing-masing 
sel itu? Jika dilihat sekilas di bawah mikroskop, tampak bentuk sel 
itu kaku dan seperti benda mati. Akan tetapi ternyata setelah diselidiki lebih 
lanjut, di dalam sel terjadi segala proses kegiatan, bahkan sebenarnya segala 
kegiatan kita sehari-hari itu terjadi pada tingkat sel. Ini dapat digambarkan 
dengan kegiatan kita sehari-hari, misalnya ketika kita melakukan aktivitas 
membaca buku. Sel-sel apa sajakah yang bekerja saat kita melakukan 
aktivitas itu? Sel-sel tubuh yang bekerja antara lain sel otot. Dengan adanya 
sel otot, maka tangan kita dapat memegang buku. Selain itu, sel batang 
dan kerucut mata juga bekerja menerima bayangan tulisan atau gambar. 
Setelah itu, sel otak akan menerjemahkan sehingga menghasilkan suatu 
pengertian. Berdasarkan gambaran tersebut dapat kita ketahui bahwa sel 
itu hidup dan saling bekerja sama satu dengan yang lain untuk melakukan 
fungsi hidup. Fakta tersebut menunjukkan bahwa tubuh manusia tersusun 
atas kumpulan sel-sel. Sel-sel berkelompok membentuk suatu jaringan,
dan kemudian jaringan tersebut akan menyusun organ. Organ mempunyai 
beragam bentuk dan fungsi. Organ-organ tersebut saling berkaitan satu 
sama lain untuk membentuk suatu sistem. 
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada hirarki organisasi 
kehidupan, sel berada di tingkatan struktural terendah yang masih mampu 
menjalankan semua fungsi kehidupan. Sel mampu melakukan regulasi 
terhadap dirinya sendiri, memeroses energi, tumbuh, dan berkembang, 
tanggap terhadap lingkungan, serta melakukan reproduksi untuk 
melestarikan keturunannya. 
Setiap organisme tersusun dari salah satu dari dua jenis sel yang secara 
struktural berbeda: sel prokariotik dan sel eukariotik. Hanya bakteria dan 
arkea yang memiliki sel prokariotik. Protista, jamur, tumbuhan, dan hewan 
semuanya mempunyai sel eukariotik. 
Sel prokariotik (berasal dari bahasa Yunani prokaryote, pro berarti 
“sebelum” dan karyon berarti “karnel” atau “nukleus”). Sel prokariotik 
memiliki nukleus/inti sel tetapi inti sel tersebut tidak diselubungi membran 
inti. Sel eukariotik (Yunani, eu berarti “sejati/sebenarnya”) merupakan sel 
yang memiliki inti sel dan inti sel tersebut dibungkus oleh membran inti. 
Kapsula 
Nukleus tidak 
dibungkus membran 
Gambar 4.3. Struktur Sel Prokariotik (a) Bacillus coagulans (b) dilihat dengan 
mnggunakan mikroskop elektron 
Sumber: Campbell. 2002. Biologi 
Sel Prokariotik terdapat pada bakteri, termasuk sianobakteri. (a) 
Prokariotik strukturnya lebih sederhana daripada struktur eukariotik, karena 
tidak mempunyai organel terbungkus membran. Batas sel ialah membran 
plasma. Di luar membran plasma ini terdapat dinding sel yang cukup kaku 
104 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
dan seringkali berupa kapsul luar, yang biasanya menyerupai jeli. Sebagian 
bakteri memiliki flagela (organel pergerakan), pili (struktur pelekatan), atau 
keduanya yang menonjol dari permukaan­nya. 
A B 
Gambar: 4.4. Sel Eukariotik, (A) Sel Hewan (B) Sel Tumbuhan 
Sumber: Campbell. 2002. Biologi 
Sel-sel tersebut nantinya akan menyusun tubuh makhluk hidup melalui 
pengorganisasian yang sistematis. Dalam organisasi tubuh, sel memiliki 
peranan yang sangat penting, tetapi kita tidak dapat mengamati secara 
jelas sel pada tanaman atau pada hewan hanya dengan mata telanjang. Kita 
membutuhkan alat bantu berupa mikroskop. 
Beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel, 
dan kemudian muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah ditemukannya 
teori tentang sel diawali penemuan mikroskop yang menjadi sarana untuk 
mempermudah melihat struktur sel. Berbagai penelitian para ahli biologi, 
antara lain seperti berikut. 
Ilmu Pengetahuan Alam 105 
1) Robert Hooke (1635-1703) 
Robert Hooke mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus di bawah 
mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat rongga-rongga yang 
dibatasi oleh dinding tebal. Jika dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip 
sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan sel. 
2) Schleiden (1804-1881) dan T. Schwann (1810-1882) 
Schleiden dan T. Schwann mengamati sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan. 
Schleiden mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati
tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang tumbuh. Akhirnya 
ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel. Schwann 
melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam pengamatannya 
tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga tersusun dari banyak sel. 
Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan 
adalah sel. Dari dua penelitian tersebut keduanya menyimpulkan bahwa sel 
merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup 
3) Robert Brown 
Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman 
anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang 
kemudian diberi nama inti sel atau nukleus. Berdasarkan analisisnya diketahui 
bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat 
penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel. 
4) Felix Durjadin dan Johannes Purkinye 
Pada tahun 1835, setelah mengamati struktur sel, Felix Durjadin dan 
Johannes Purkinye melihat ada cairan dalam sel, kemudian cairan itu diberinya 
nama protoplasma. 
5) Max Schultze (1825-1874) 
Max Schultze menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar 
fisik kehidupan. Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup. Dari 
pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori 
sel antara lain: 
a) sel merupakan unit struktural makhluk hidup; 
b) sel merupakan unit fungsional makhluk hidup; 
c) sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup; 
d) sel merupakan unit hereditas. 
Beberapa teori sel itu menunjukkan betapa pentingnya peranan sel karena 
hampir semua proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup dipengaruhi 
oleh sel. 
Umumnya sel berukuran mikroskopis, namun ada sel yang berukuran besar 
yaitu telur burung onta dan sel saraf jerapah panjangnya lebih dari 1 meter. 
106 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 107 
Perhatikan Gambar 4.5. 
Gambar 4.5. Kisaran ukuran sel 
(Sumber: Campbell, 2008. Biology dan David Sadava, 2011, Life: The Science of 
Biology) 
Sebagian besar sel berdiameter antara 1 sampai 100 μm sehingga hanya bisa 
dilihat dengan menggunakan mikroskop. Perhatikan skala yang dipakai. Skala 
dimulai di bagian atas dengan 10 meter dan menurun, setiap pengukuran di 
sisi kiri menunjukkan pengecilan ukuran sepuluh kali. 
Pengukuran: 
1 centimeter (cm) = 10-2 m = 0,4 inci 
1 milimeter (ml) = 10-3 m 
1 mikrometer (μm) = 10-3 mm = 10-6 m 
1 nanometer (nm) = 10-3 μm = 10-9 m 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
Peserta didik dapat melakukan pengamatan sel dengan menggunakan 
mikroskop.
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Pertemuan II: 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukkanlah gambar sel (sperma, telur ayam, dll), kemudian 
mintalah peserta didik menyampaikan idenya tentang “Apa yang 
dilihat?” 
Pertemuan III: 
Mempersiapkan praktikum “Mengamati Sel Tumbuhan dengan 
Mikroskop” dan “Membandingkan Sel Hewan dengan Sel Tumbuhan“ 
b) Inti 
Pertemuan II: 
Guru memberikan penjelasan konsep sel dan kebanyakan sel 
membutuhkan alat bantu untuk mempelajarinya berupa mikroskop. 
Pertemuan III: 
Peserta didik melakukan kegiatan “Mengamati Sel Tumbuhan 
dengan Mikroskop” dan “Membandingkan Sel Hewan dengan Sel 
Tumbuhan“, menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), 
dan mendiskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – 
komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. 
c) Penutup 
Pertemuan II: 
Lakukan refleksi serta penugasan mandiri melalui penugasan 
mandiri: Kegiatan “Berpikir kritis”. 
Pertemuan III: 
Penugasan kelompok berupa Proyek “Membuat Model Sel“. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat dan Bahan sesuai kegiatan “Mengamati Sel Tumbuhan dengan 
Mikroskop” dan “Membandingkan Sel Hewan dengan Sel Tumbu-han“. 
b) Media: benda atau gambar yang sesuai dengan topik. 
108 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 109 
4) Sumber Belajar 
a) Buku peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 
Berpikir Kritis 
1. Peserta didik telah mempelajari tentang sel sebagai unit fungsional 
terkecil yang menyusun makhluk hidup. Dan untuk mempelajarinya kita 
membutuhkan alat bantu seperti mikroskop. 
Mintalah peserta didik memikirkan, mengapa sebagian besar sel berukuran 
kecil? (untuk dapat menjawabnya, perhatikan gambar berikut!) 
Kunci: 
Dalam rangka efisiensi kerja sel, maka sel akan memperbanyak jumlah dan 
mengalami perkembangan daripada sekedar menambah ukuran/mengalami 
pertumbuhan. Berdasarkan gambar ternyata dengan memperbesar ukurannya 
sel memiliki luas permukaan lebih kecil daripada melakukan perbanyakkan 
sel. 
2. Coba pikirkan dan temukan, apakah ada sel yang dapat dengan jelas kita lihat 
tanpa menggunakan mikroskop? 
Kunci: 
Telur unggas
4. Pertemuan IV dan V: Jaringan (2JP) dan Praktikum (3JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan IV dan V dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada 
peserta didik peran dari jaringan. Selain itu peserta didik dapat dilatihkan 
menggunakan mikroskop sebagai alat dasar dalam mempelajari kehidupan 
serta membuat preparat untuk pengamatan. Untuk itu guru juga diharapkan 
memiliki pemahaman akan hal tersebut. 
1) Jaringan Hewan 
Setiap jaringan terdiri atas beberapa tipe sel-sel terdiferensiasi. Misalnya: 
a) Epitel 
i) Jaringan ini dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan 
pipih. 
ii) Jaringan ini melapisi berbagai rongga dan tabung pada tubuh, serta 
membentuk kulit yang membungkus tubuh. 
iii) Fungsi jaringan epitel adalah melindungi jaringan di bawahnya 
terhadap kerusakan karena gesekan mekanis, radiasi UV, dan 
serangan bakteri, melapisi seluruh kelenjar pencernaan pada tubuh, 
tabung air dan rongga paru-paru serta menghasilkan sel-sel kelamin 
yang akan dilepaskan dari tubuh. 
b) Konektif/Penghubung 
i) Jaringan konektif penunjang berfungsi memberi kekuatan, bantuan, 
dan perlindungan kepada bagian-bagian lemah pada tubuh, contoh 
tulang rawan. 
ii) Jaringan konektif pengikat berfungsi mengikat bagian-bagian tubuh, 
contoh: tendon. 
iii) Jaringan konektif berserat berfungsi: (1) bahan pengemas dan 
pengikat bagi sebagian besar organ, dan (2) lintasan bagi pembuluh 
darah. Contoh: Selaput otot (fasia) merupakan jaringan konektif 
berserat yang mengikat otot-otot menjadi satu dan mengikat kulit 
pada struktur di bawahnya. 
iv) Jaringan hematopoietik/sumsum tulang belakang merupakan 
sumber semua sel yang ada dalam darah, meliputi sel-sel darah 
110 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
merah (untuk mengangkut gas-gas), 5 macam sel darah putih (untuk 
antibodi), dan platelet (untuk penggumpalan darah). 
Ilmu Pengetahuan Alam 111 
c) Otot, terdiri atas 3 macam, yaitu: 
i) Otot halus, melapisi dinding organ berongga pada tubuh, misalnya 
usus dan pembuluh darah kontraksinya menciutkan ukuran organ-organ 
tubuh yang berongga. 
ii) Otot rangka, terdiri dari serat-serat panjang yang kontraksinya 
menimbulkan gerak pindah (locomotion) dan juga terjadinya 
macam-macam gerak tubuh lainnya. 
iii) Otot Jantung, merupakan otot yang membentuk jantung. 
d) Saraf 
Saraf terdiri atas neuron, yaitu sel-sel khusus yang menghantar 
implus saraf elektrokimia. Setiap neuron terdiri atas tubuh sel yang 
berisikan nukleus dan memiliki sambungan seperti rambut. Sepanjang 
sambungan inilah berjalan impuls saraf (Neurit/akson) yang ujung-ujung 
sambungan ini (dendrit) bertemu dengan neuron-neuron lain 
atau jaringan-jaringan lain (misalnya otot). 
a. b. c. 
Gambar 4.6. (a) Jaringan Epitelial, (b) Jaringan Konektif, (c) Jaringan Saraf 
Sumber: Microsoft ® Encarta ® 2008. © 1993-2007 Microsoft Corporation. 
All rights reserved 
2) Jaringan Tumbuhan 
Jaringan tumbuhan dikelompokkan menjadi dua, yaitu jaringan 
meristem dan jaringan permanen.
Jaringan meristem 
Berdasarkan asal pembentukannya, jaringan meristem dibagi tiga yaitu 
promeristem, meristem primer, dan meristem sekunder. Sedangkan menurut 
letaknya, jaringan meristem dibedakan menjadi meristem apikal, interkalar, 
dan lateral. Sementara itu, berdasarkan sifat-sifat dasar selnya, jaringan 
meristem dibagi menjadi meristem primer dan meristem sekunder. 
Jaringan permanen 
Jaringan permanen meliputi jaringan epidermis, jaringan parenkim, 
jaringan penyokong (kolenkim dan sklerenkim), jaringan pengangkut (xylem 
dan floem), serta jaringan gabus. 
Fungsi jaringan 
Fungsi jaringan berbeda-beda sesuai letak, posisi, usia, dan pengaruh 
faktor luar, yaitu: 
A. Jaringan Meristem 
• Merupakan jaringan yang aktif membelah. 
• Disebut juga jaringan meristematik atau embrional. 
• Terdapat pada ujung akar, ujung batang, kambium ikatan pembuluh. 
• Tumbuh secara vertikal dan horizontal. 
B. Jaringan Permanen/Dewasa 
1. Jaringan pelindung yaitu Jaringan Epidermis. 
• Merupakan selapis sel pipih, tipis dan rapat. 
• Terletak paling luar/tepi. 
• Memiliki lapisan kutikula/lilin. 
• Berfungsi untuk menutupi permukaan daun, bunga, buah dan 
akar. 
2. Jaringan Stereon/Penguat 
a. Jaringan Sklerenkim 
• Merupakan sel-sel yang telah mati, terdiri atas fiber/serat dan 
sel batu/sklereid. 
112 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
• Mengalami penebalan pada seluruh dinding sel oleh zat lignin/ 
Ilmu Pengetahuan Alam 113 
zat kayu. 
• Bersifat kaku/mudah patah. 
• Berfungsi untuk melindungi dan menguatkan bagian dalam sel. 
b. Jaringan Kolenkim 
• Penebalan terjadi di sudut-sudut sel oleh zat selulose. 
• Bersifat lentur/fleksibel. 
• Mengandung klorofil. 
• Terdapat pada batang, daun, buah dan akar. 
• Berfungsi untuk menguatkan tubuh tumbuhan. 
3) Jaringan Parenkim 
• Disebut juga jaringan dasar. 
• Berada juga di berkas pengangkutan (BP). 
• Bentuknya bermacam-macam seperti: tiang/palisade; spons/bunga 
karang; bintang, dan lipatan. 
• Selnya tipis dan terdapat ruang antar sel (r.a.s.). 
• Berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, air, udara, fotosintesis, 
dan transportasi. 
4) Jaringan Pengangkutan 
a. Jaringan Xylem 
• Disebut jaringan kayu. 
• Terletak di bagian paling dalam. 
• Memiliki trakeid yang mengalami penebalan. 
• Berfungsi untuk mengangkut air, garam mineral dan unsur hara dari 
akar ke daun dan seluruh jaringan tubuh. 
b. Jaringan Phloem 
• Disebut juga jaringan tapis. 
• Terletak di sebelah luar jaringan xylem. 
• Memiliki sel tapis yang bentuknya kecil dan sel tetangga.
• Berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh 
tubuh tumbuhan. 
5) Jaringan Gabus/Periderm 
• Merupakan sel pengganti epidermis yang telah mati. 
• Mengandung zat suberin/zat gabus. 
• Berfungsi sebagai pelindung dan jalur transportasi air. 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
Peserta didik dapat melakukan pengamatan jaringan dengan 
menggunakan mikroskop. 
2) Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan IV dan V) 
a) Pendahuluan 
Pertemuan IV: 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukkanlah gambar jaringan dan organ (daun dan bagian-bagiannya), 
kemudian mintalah peserta didik menyampaikan idenya 
tentang “Apa yang dilihat?” 
Pertemuan V: 
Mempersiapkan praktikum “Apakah Jaringan Terbentuk dari 
kumpulan Sel“. 
b) Inti 
Pertemuan IV: 
Guru memberikan penjelasan konsep jaringan dengan berbagai 
ilustrasi dan media. 
Pertemuan V: 
Peserta didik melakukan kegiatan “Mengamati Apakah Jaringan 
Terbentuk dari kumpulan Sel?“, menuliskan hasil kerjanya (sesuai 
kreasi peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya (terus tekankan 
observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk 
tidak takut salah. 
114 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Mesofil/ 
Daging daun 
Ilmu Pengetahuan Alam 115 
c) Penutup 
Pertemuan IV dan V. 
Lakukan refleksi serta penugasan mandiri. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat dan bahan sesuai kegiatan “Apakah Jaringan Terbentuk dari 
kumpulan Sel“. 
b) Media: benda atau gambar yang sesuai dengan topik. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 
Gambar Penampang Melintang Daun (a) 
Epidermis Atas 
Epidermis Bawah 
Kutikula 
Stomata 
Sel penjaga 
Xylem 
Phloem 
Selubung 
Pembuluh 
Jaringan Pembuluh 
Gambar Penampang Melintang Batang (b) 
Gambar 4.7. Irisan penampang melintang daun (a) dan batang (b)
5. Pertemuan VI: Organ (2JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan VI dimaksudkan untuk melatih peserta didik mengenal dan 
memahami tentang organ. Baik yang terdapat pada tumbuhan maupun 
pada hewan dan manusia. Hal-hal yang harus dipahami guru: 
• Kumpulan jaringan yang memiliki fungsi dan tugas sama akan 
membentuk organ. 
• Organ sebagai bagian dari hirarki kehidupan, memiliki mekanisme 
kerja yang khusus. 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian organ. 
b) Peserta didik dapat membedakan antara jaringan, organ, dan sistem 
organ. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukanlah organ tubuh manusia yang diambil dari torso manusia, 
kemudian diskusikan apakah ini organ atau bukan dan apa nama 
serta fungsinya. 
b) Inti 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Organ 
apa saja yang terdapat pada tumbuhan? dan dapat dikembangkan 
dengan mengamati torso atau specimen awetan. Diskusikan hasilnya 
(terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah 
peserta didik untuk tidak takut salah. Lanjutkan dengan kegiatan 
eksplorasi berdasarkan lembar tugas sebagai wujud penerapan 
konsep. 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan mandiri: Kegiatan “Reviu”. 
116 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 117 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat dan Bahan sesuai kegiatan “Organ apa saja yang terdapat pada 
tumbuhan?”. 
b) Media: benda atau gambar alat ukur, benda-benda sekitar yang 
akan diukur dalam kegiatan “Organ apa saja yang terdapat pada 
tumbuhan?” dan Kegiatan “Reviu”. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku Peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya anatomi tumbuhan dan 
internet). 
Kunci: 
Gambar 4.8 Bagian-bagian tumbuhan 
Gambar Bagian Tubuh Nama Sel Jaringan Organ 
Gambar 4.9 Hati 
Hati √
Gambar Bagian Tubuh Nama Sel Jaringan Organ 
Gambar 4.10 Mata 
118 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Mata √ 
Gambar 5.11 Sel Saraf 
Sel Saraf/Neuron √ 
Gambar 5.12 Sel Darah Merah 
Kumpulan sel 
darah merah 
√ 
Gambar 5.13 Telur 
Telur √ 
6. Pertemuan VII: Sistem Organ, Organisme dan Presentasi Proyek 
Sel (3JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan VI dimaksudkan untuk melatih peserta didik bagaimana 
mengamati atau mengobservasi sistem organ dan organisme, juga mampu 
melakukan presentasi hasil proyek yang telah dikerjakan. 
Sistem organ merupakan bentuk kerja sama antarorgan untuk 
melakukan fungsinya. Dalam melaksanakan kerja sama ini, setiap organ 
tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan organ-organ saling bergantung 
dan saling mempengaruhi satu sama lain. Tanpa ada kerja sama dengan
organ lain proses dalam tubuh tidak akan terjadi. Untuk lebih detilnya, 
dapat dilihat pada Tabel 4.1. mengenai sistem organ manusia. 
Tabel 4.1. Bagian-bagian Sistem Organ, organ penyusun dan Fungsinya 
No Sistem Gambar Organ Fungsi 
Ilmu Pengetahuan Alam 119 
1 
Sistem 
pencernaan 
Gambar 4.14 Sistem Pencernaan 
Mulut (lidah, 
gigi), faring, 
esofagus, 
lambung, usus 
halus, usus besar, 
hati, rektum, 
pankreas, dan 
anus 
Mencerna makanan, 
mengabsorbsi 
molekul-molekul zat 
makanan yang sudah 
disederhanakan 
2 
Sistem 
pernapasan 
Gambar 4.15 Sistem Pernapasan 
Hidung, faring, 
epiglotis, laring, 
trakea, bronkus, 
paru-paru, 
diafragma 
Pertukaran gas 
(oksigen dan karbon 
dioksida) 
3 
Sistem gerak 
(rangka) 
Gambar 4.16 Sistem Gerak 
Tulang 
Menyokong dan 
melindungi organ 
dalam
4 (Otot) 
Gambar 4.17 Otot 
120 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Otot 
Menggerakkan 
tulang 
5 
Sistem 
transportasi/ 
sirkulasi/ 
peredaran 
darah 
Gambar 4.18 Sistem 
Transportasi 
Jantung, arteri, 
vena, kapiler, 
Mengangkut oksigen 
dan sari makanan ke 
seluruh sel tubuh, 
dan mengangkut zat 
hasil metabolisme 
yang tidak berguna 
keluar dari sel tubuh, 
serta melindungi 
tubuh dari penyakit 
6 
Sistem 
ekskresi 
Gambar 4.19 Sistem Ekskresi 
Paru-paru, ginjal, 
kulit, dan hati 
Mengeluarkan 
sisa metabolisme 
dari dalam tubuh 
dan menjaga 
keseimbangan 
sel dengan 
lingkungannya 
7 
Sistem 
reproduksi 
Gambar 4.20 Sistem Reproduksi 
Testis, ovarium Perkembangbiakan
Ilmu Pengetahuan Alam 121 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menjelaskan konsep sistem organ dan organisme. 
b) Peserta didik dapat menyebutkan 3 contoh sistem organ yang 
menyusun organisme. 
c) Peserta didik memiliki keterampilan berbicara di muka kelas melalui 
kegiatan presentasi hasil proyek sel. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukkanlah gambar berbagai macam sistem organ yang menyusun 
tubuh manusia. 
b) Inti 
Menjelaskan sistem organ manusia dan tumbuhan. Kemudian, 
secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Keterkaitan 
antara organ dan sistem organ”. Diskusikan hasilnya (terus tekankan 
observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk 
tidak takut salah. Peserta didik melakukan presentasi hasil kerja 
proyek. 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan mandiri melalui kegiatan 
“penerapan konsep” dan “pemecahan masalah.” 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat dan Bahan sesuai kegiatan “Keterkaitan antara organ dan sistem 
organ”. 
b) Media: benda atau gambar alat ukur, benda-benda sekitar yang akan 
diukur dalam kegiatan “Keterkaitan antara organ dan sistem organ”.
4) Sumber Belajar 
a) Buku peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 
D. Penilaian 
1. Penilaian oleh Guru 
No KD Indikator Esensial Teknik Keterangan 
1. KD pada 
KI I 
122 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Observasi 
perilaku 
Lembar 
observasi 
2. KD pada 
KI II 
Observasi 
perilaku 
Lembar 
observasi 
3. KD pada 
KI III 
Menyebutkan tingkatan hirarki kehidupan Tes tulis Lembar tes 
tertulis 
Menjelaskan tentang sistem 
Menjelaskan konsep sel 
Menjelaskan prosedur menggunakan 
mikroskop 
Menjelaskan konsep jaringan 
Menjelaskan organ dan siystem organ 
Membedakan organ, sistem organ dan 
organisme
Ilmu Pengetahuan Alam 123 
4. KD pada 
KI IV 
Melakukan kerja ilmiah di sekolah/ 
laboratorium 
Penilaian 
produk 
Lembar 
penilaian 
produk 
Menyajikan hasil kerja ilmiah pengamatan, 
inferensi, dan mengomunikasikan hasil 
Penilaian unjuk 
kerja 
Menyajikan hasil proyek Penilaian 
Proyek dan 
portofolio 
Lembar penilaian produk Lembar 
penilaian 
produk 
Lembar 
penilaian 
produk 
2. Penilaian Diri 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI IV Menggunakan mikroskop Penilaian diri dan 
kriterianya 
3. Penilaian Rekan Sejawat 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI IV Melaksanakan pembuatan proyek model sel Penilaian rekan dan 
kriterianya 
E. Bentuk Komunikasi dengan Orang Tua/Wali 
Komunikasi dengan orang tua/wali dibangun dengan pemberian kolom tanda 
tangan orang tua/wali dalam setiap tugas dan nilai ulangan. Mengembangkan 
komunikasi online kepada orang tua/wali, dengan memanfaatkan teknologi 
(telepon genggam, smartphone dll) 
Catatan: Bapak/Ibu, format penilaian bisa di lihat pada Bab 1. 
F. Kunci Jawaban 
1. Jika salah satu organ penyusun sistem mengalami kerusakan, apa yang 
terjadi dengan sistem organ tersebut? Dapatkah sistem organ tersebut 
berfungsi dengan baik? 
Jawab: 
Sistem organ merupakan kumpulan organ yang saling bekerja sama untuk
melaksanakan fungsinya, sehingga apabila salah satu organ penyusun 
sistem tersebut rusak atau tidak berfungsi, maka sistem organ tersebut 
akan mengalami kegagalan perannya. 
2. Perhatikan gambar sel di bawah ini! 
Gambar 4.21 Sel Tumbuhan 
a. Bagian sel yang manakah menjadi penentu sel ini menjadi sel hidup 
atau sel mati? 
Jawab: 
Inti sel/Nukleus yang ditunjuk dengan huruf A 
b. Apa yang terjadi bila organel yang ditunjuk dengan huruf ( I) tidak 
berfungsi dengan baik? 
Jawab: 
Organel yang ditunjuk huruf I adalah kloroplas dan di dalamnya terdapat 
zat warna hijau yaitu klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis, 
sehingga bila I tidak berfungsi, maka proses fotosintesis akan terganggu. 
c. Bagian manakah yang disebut dengan dinding sel? Dan mengapa pada 
sel ini memiliki dinding sel? 
Jawab: 
Dinding sel ditunjuk dengan huruf J. Sel ini memiliki dinding sel, 
karena dinding sel berfungsi melindungi organel dan bagian dalam sel 
tersebut. Selain itu dinding sel berfungsi dalam mengokohkan struktur 
sel dari tumbuhan tersebut. 
124 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
3. Perhatikan gambar sistem pencernaan, kemudian sebut bagian-bagian yang 
Ilmu Pengetahuan Alam 125 
diberi tanda! 
a. mulut 
b. hati 
c. kantung empedu 
d. usus 12 jari (duodenum) 
e. usus besar naik 
f. usus halus penyerapan 
g. umbai cacing 
h. anus 
i. kerongkongan 
j. lambung 
k. pangkreas 
l. usus besar mendatar 
m. usus kosong 
n. usus besar turun 
o. rektum 
Gambar 4.22 Sistem Pencernaan 
Apabila ada salah satu organ tersebut mengalami gangguan, apa yang 
terjadi pada sistem tersebut? 
Jawab: 
Maka fungsi dari sistem ini sebagai sistem pencernaan tidak berjalan dengan 
normal. Banyaknya penyakit yang terjadi pada bagian perut manusia sebagian 
besar disebabkan tidak berfungis dengan baiknya organ-organ penyusun 
sistem ini. 
4. Jelaskan mengapa adanya mikroskop merupakan sesuatu yang sangat 
berguna untuk mempelajari sel! 
Jawab: 
Mikroskop mampu melihat sesuatu yang berukuran kecil yang mata manusia 
tidak mampu melihatnya. Sel sesuatu yang tidak kasat mata/tidak dapat 
dilihat dengan mata tanpa bantuan alat. Alat tersebut adalah mikroskop, 
yang mampu melihat sel dan bagian dalam sel/organela sel.
Perubahan Benda-benda 
126 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
di Sekitar Kita 
A. Pengantar 
BAB 5 
Topik (materi pokok) “Perubahan Materi” masuk dalam tema besar 
“Perubahan”. Secara esensial, pembelajaran pada topik ini mengenalkan 
peserta didik pada berbagai perubahan materi di sekitar, dan berbagai 
metode pemisahan campuran. Kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan 
perubahan fisika dan kimia terhadap benda-benda dalam kehidupan sehari-hari 
dan kegiatan industri, melakukan percobaan berbagi metode pemisahan 
campuran, berdiskusi, dan membuat tulisan dari berbagai pengamatan 
yang dilakukan. Kegiatan pembelajaran secara umum meliputi berbagai 
pengamatan/observasi yang dilakukan peserta didik, demonstrasi yang 
dilakukan Bapak/Ibu guru, serta diskusi dan ceramah oleh Bapak/Ibu guru. 
Dalam kegiatan observasi pemisahan campuran, mungkin di beberapa sekolah 
tertentu belum memiliki peralatannya, seperti kegiatan pemisahan campuran 
dengan cara destilasi, Bapak/Ibu guru dapat menggantikannya dengan 
kegiatan pemisahan campuran yang lain sesuai dengan kondisi sekolah. 
Bapak/Ibu sebaiknya menerapkan model pembelajaran Discovery-Inquiri, 
Problem Base Learning, dan Project Base Learning. Kepada peserta didik 
diberikan pengantar untuk memberikan motivasi belajar, kemudian peserta 
didik diarahkan untuk melakukan kegiatan observasi dan berdiskusi dengan 
teman kelompoknya dalam proses menemukan konsep. Dalam kegiatan 
observasi tersebut, terdapat beberapa kegiatan yang diharapkan Bapak/ 
Ibu guru untuk melakukan percobaan dan pengamatan terlebih dahulu 
sebelum peserta didik diminta untuk melakukan kegiatan observasi secara 
berkelompok, hal tersebut untuk menghindari kegagalan dalam percobaan
yang akan dilakukan oleh peserta didik. Selanjutnya Bapak/Ibu guru bersama 
peserta didik menyimpulkan pengertian konsep/definisi serta aplikasinya 
dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan industri, dan kegiatan penelitian di 
laboratorium. 
Pada awal kegiatan pembelajaran dan akhir pembelajaran selalu dijelaskan 
kepada peserta didik, materi pembelajaran yang telah dibahas untuk mendorong 
sikap peserta didik untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan 
Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan 
peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan 
ajaran agama yang dianutnya serta menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki 
rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung 
jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas 
sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan 
dan berdiskusi. 
B. KI dan KD pada Materi Pokok Perubahan Benda-benda 
Ilmu Pengetahuan Alam 127 
di Sekitar Kita 
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama 
yang dianutnya. 
1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas 
ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan 
kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan 
peranan manusia dalam lingkungan serta 
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran 
agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, 
disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, 
gotong royong), santun, percaya diri, dalam 
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan 
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan 
dan keberadaannya. 
128 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa 
ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; 
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; 
kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) 
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud 
implementasi sikap dalam melakukan 
percobaan dan berdiskusi. 
2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok 
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud 
implementasi melaksanakan percobaan dan 
melaporkan hasil percobaan. 
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, 
dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya 
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, 
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak 
mata. 
3.5. Memahami karakteristik zat, serta perubahan 
fisik dan kimia pada zat yang dapat 
dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. 
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah 
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, 
memodifikasi,dan membuat) dan ranah 
abstrak (menulis, membaca, menghitung, 
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan 
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang 
sama dalam sudut pandang/teori. 
4.6. Melakukan pemisahan campuran berdasarkan 
sifat fisik dan kimia. 
4.7. Melakukan penyelidikan untuk menentukan 
sifat larutan yang ada di lingkungan sekitar 
menggunakan indikator buatan maupun alami. 
C. Pembelajaran pada Topik perubahan Benda-benda di sekitar kita 
1. Alokasi Waktu dan Subtopik 
Pembelajaran dan penilaian topik “Perubahan Benda-benda di Sekitar 
Kita” memerlukan waktu 17 jam pelajaran atau 7 TM (dengan asumsi 5 
JP/minggu diorganisasikan menjadi dua kali TM, yakni 3 JP dan 2 JP). 
Pengorganisasian 7 TM tersebut adalah sebagai berikut:
Tatap Muka ke- Materi 
1 Perubahan fisika 
2 Perubahan kimia 
3 Pemisahan campuran: Filtrasi, Sentrifugasi, dan Kromatografi, 
4 Pemisahan campuran: Distilasi, dan Sublimasi. 
5 Tes harian 
6 Kerja proyek 
2. Pertemuan I: Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia (2 JP) 
Ilmu Pengetahuan Alam 129 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan I dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada 
peserta didik tentang Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia. Pada 
pertemuan 1 difokuskan kepada kegiatan pengamatan dan percobaan 
perubahan fisika yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. 
Kegiatan tersebut sebagai salah satu bagian IPA yang akan 
menumbuhkan rasa ingin tahu, teliti, dan cermat, serta kekaguman 
terhadap ciptaan Tuhan. Artinya, kepada peserta didik dikenalkan 
kepada kebesaran Tuhan yang telah menciptakan berbagai macam 
zat dan perubahannya serta penghargaan terhadap kreativitas hasil 
kerja keras manusia. Perubahan Fisika adalah perubahan zat yang 
tidak disertai terbentuknya zat baru, contoh: menguap, mengembun, 
mencair, dan menyublim. 
Bagaimana Benda-benda Mengalami Perubahan? 
Benda-benda yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, seringkali 
mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada yang bersifat langsung dapat 
diamati, namun ada juga yang memerlukan waktu lama untuk diamati. 
Perubahan benda-benda tersebut dikenal dengan perubahan materi. Contoh 
perubahan materi yang berlangsung cepat adalah pembakaran kertas, 
sedangkan yang memerlukan waktu yang relatif lama proses berkaratnya besi.
(a) (b) 
polimedia 
Gambar 5.1 
Perubahan materi dapat berlangsung cepat dan dapat juga dalam waktu yang lama. 
(a) Pembakaran kertas berubah dengan cepat, 
(b) besi berkarat berlangsung dalam waktu yang reatif lama. 
Perubahan materi dapat berlangsung cepat dan dapat juga dalam waktu 
yang lama. (a) Pembakaran kertas berubah dengan cepat, (b) Besi berkarat 
berlangsung dalam waktu yang relatif lama. 
Perubahan materi dapat berlangsung melalui dua cara, yaitu perubahan 
fisika dan perubahan kimia. Berikut ini kegiatan observasi peserta didik agar 
dapat membedakan perubahan fisika dan perubahan kimia. 
Kegiatan Peserta didik: 
Menentukan Jenis Perubahan Materi 
Siapkanlah alat dan bahan berikut: 
1. Kertas 5. Gula 
2. Gunting 6. Gelas 
3. Pembakar spiritus 7. Sendok logam 
4. Korek api 8. Air 
Lakukan langkah-langkah berikut: 
1. Guntinglah selembar kertas hingga menjadi potongan-potongan kecil! 
Amati perubahan yang terjadi! 
2. Bakarlah selembar kertas, amati perubahan yang terjadi! 
3. Masukkan sesendok gula pada segelas air, kemudian aduklah. Amati 
perubahan yang terjadi pada gula itu! 
130 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
polimedia
4. Ambil gula dengan sendok logam, kemudian panaskan gula di atas 
pembakar spiritus dengan sendok logam. Amati perubahan yang terjadi 
pada gula itu! 
Diskusikan: 
1. Apa perbedaan hasil pengamatan yang didapat pada kegiatan memotong 
Ilmu Pengetahuan Alam 131 
kertas dan membakar kertas? 
2. Apa perbedaan hasil pengamatan yang didapat pada kegiatan melarutkan 
gula ke dalam air dan memanaskan gula di atas sendok logam? 
3. Berilah contoh perubahan zat yang mirip dengan perubahan pada kegiatan 
memotong kertas dan melarutkan gula ke dalam air! 
4. Berilah contoh perubahan zat yang mirip dengan perubahan pada kegiatan 
membakar kertas dan memanaskan gula di atas sendok logam! 
Bandingkan dan Simpulkan 
Berdasarkan perbedaan yang ditemukan, pilihlah perubahan zat yang 
bersifat umum yang dapat digunakan untuk menentukan jenis perubahan 
materi. Bandingkan hasilnya dengan hasil temanmu! 
Perubahan Fisika 
Berdasarkan hasil ternyata perubahan materi ada yang tidak menghasilkan 
zat baru, ada pula yang menghasilkan zat baru. Perubahan zat yang tidak 
disertai dengan terbentuknya zat baru disebut perubahan fisika. 
Komposisi materi tersebut juga tidak akan berubah. Sebagai contoh, es yang 
mencair. Baik dalam bentuk es maupun dalam bentuk cair keduanya tetaplah 
air, yaitu H2O. Contoh perubahan fisika antara lain menguap, mengembun, 
mencair, membeku, menyublim, melarut, serta perubahan bentuk.
Air (H2O) dialiri arus listrik (dielektrolisis) terurai menjadi 
gas oksigen dan gas hidrogen 
Gambar 5.2: (a) Air dipanaskan menjadi uap air (Perubahan fisika), (b) Elektrolisis air 
menjadi gas oksigen dan hidrogen (Perubahan kimia) 
Sumber Gambar: Spotlight Chemistry Preliminary, Science Press-Australia. 
Perubahan fisika adalah perubahan zat yang tidak disertai dengan 
terbentuknya zat baru. 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat melakukan percobaan tentang perubahan fisika. 
b) Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, mengidentifikasi, 
dan mengomunikasikan hasil observasi tentang perubahan fisika. 
c) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian perubahan fisika serta 
menyebutkan beberapa contohnya dalam kehidupan sehari-hari. 
132 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 133 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
mintalah peserta didik mengamati beberapa contoh perubahan fisika 
dalam kehidupan sehari-hari. 
b) Inti 
• Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan 
“Percobaan Perubahan fisika. 
• Guru dan peserta didik berdiskusi tentang hasil percobaan. 
• Guru menjelaskan pengertian perubahan fisika disertai beberapa 
contoh percobaan lain yang dapat dilakukan peserta didik secara 
mandiri di rumah. 
c) Penutup 
Lakukan refleksi dan kesimpulan tentang perubahan fisika serta 
penugasan. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat: Gunting, pembakar spirtus, gelas, dan sendok logam. 
b) Bahan: Kertas, korek api, gula, dan air. 
c) Media: film tentang beberapa contoh perubahan fisika. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku Peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 
3. Pertemuan II: Perubahan Kimia (2 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan II dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada 
peserta didik tentang Perubahan Kimia. Pada pertemuan II difokuskan 
kepada kegiatan pengamatan dan percobaan perubahan kimia yang sering 
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan tersebut sebagai salah 
satu bagian IPA yang akan menumbuhkan rasa ingin tahu, teliti, dan cermat
serta kekaguman terhadap ciptaan Tuhan. Artinya, kepada peserta didik 
dikenalkan kepada kebesaran Tuhan yang telah menciptakan berbagai 
macam zat dan perubahannya serta penghargaan terhadap kreativitas 
hasil kerja keras manusia. 
Coba kita perhatikan! Apabila kayu dibakar, apakah kayu sebelum dan 
setelah dibakar akan menghasilkan zat yang sama? Kayu sebelum dibakar 
mengandung serat selulosa tetapi setelah dibakar berubah menjadi arang 
atau karbon. Dengan demikian dari proses pembakaran kayu diperoleh 
zat baru yang memiliki sifat berbeda dengan zat sebelumnya. Proses 
pembakaran kayu yang mengakibatkan terbentuknya zat baru merupakan 
salah satu contoh perubahan kimia. Contoh lain dari perubahan kimia 
yang sering terjadi di alam adalah proses perkaratan besi, karena besi 
sebelum berkarat adalah unsur Fe tetapi besi setelah berkarat berubah 
menjadi senyawa Fe2O3. Dengan demikian kita dapat mendefinisikan 
bahwa perubahan kimia adalah perubahan zat yang dapat 
menghasilkan zat baru dengan sifat kimia yang berbeda dengan 
zat asalnya. Zat baru yang terbentuk dalam perubahan kimia disebabkan 
adanya perubahan komposisi materi. Perubahan tersebut dapat berupa 
penggabungan sejumlah zat atau peruraian suatu zat. Berlangsungnya 
perubahan kimia dapat diketahui dengan ciri-ciri sebagai berikut: 
1) Terbentuknya gas. 
2) Terbentuknya endapan. 
3) Terjadinya perubahan warna. 
4) Terjadinya perubahan suhu. 
Perubahan kimia adalah perubahan zat yang dapat 
menghasilkan zat baru. 
Ciri-ciri Perubahan Kimia 
Sebagaimana dijelaskan pada pembahasan tentang perubahan kimia di atas, 
bahwa dalam perubahan kimia selalu terbentuk zat baru. Untuk membantu 
peserta didik mengidentifikasi perubahan kimia, perhatikan penjelasan 
tentang ciri-ciri perubahan kimia di bawah ini. 
134 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Kembang api mengandung magnesium dan zat 
lain. Ketika dibakar, akan menghasilkan energi 
berupa energi panas, cahaya, dan bunyi. 
Gambar 5.3 Pembakaran kembang api, merupakan contoh perubahan kimia 
Sumber: Dok. Kemdikbud 
Ilmu Pengetahuan Alam 135 
Pembentukan Gas 
Reaksi kimia bersifat unik, pada beberapa reaksi kimia tertentu dapat 
membentuk gas. Contoh reaksi kimia yang membentuk gas ialah reaksi logam 
magnesium (Mg) dengan asam klorida (HCl). Reaksi tersebut dapat ditulis 
sebagai berikut: 
Magnesium + Asam klorida Magnesium klorida + gas hidrogen 
Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2 (aq) + H2(g) 
Gas yang terbentuk dapat dilihat oleh peserta didik dalam wujud 
gelembung-gelembung kecil. Gas tersebut adalah gas hidrogen. Contoh reaksi 
pembentukan gas yang lain adalah reaksi elektrolisis air (H2O) menjadi gas 
hidrogen (H2) dan oksigen (O2). 
Pembentukan Endapan 
Pada beberapa reaksi kimia tertentu dapat menghasilkan endapan. Mengapa 
pada reaksi kimia dapat menghasilkan endapan? Reaksi pengendapan adalah 
reaksi yang menghasilkan suatu senyawa yang berbentuk padatan. Padatan 
tersebut tidak larut (tidak bercampur secara homogen) dengan cairan di 
sekitarnya, sehingga disebut sebagai endapan. 
Salah satu contoh reaksi yang dapat membentuk endapan ialah antara 
barium klorida (BaCl2) dengan natrium sulfat (Na2SO4). Reaksi tersebut 
berlangsung sebagai berikut:
Barium klorida + Natrium sulfat Barium sulfat + Natrium klorida 
136 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Endapan putih 
BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) BaSO4(s) + 2NaCl(aq) 
Contoh reaksi pembentukan endapan yang lain adalah antara timbal nitrat 
(Pb (NO3)2) dengan natrium iodida (NaI) akan menghasilkan endapan timbal 
iodida yang berwarna kuning. 
Gambar 5. 4 Pembentukan endapan Timbal Iodida 
Sumber Gambar: Dok. Kemdikbud 
Perubahan Warna 
Mengapa suatu reaksi kimia dapat menghasilkan warna yang berbeda? 
Ketika suatu reaksi kimia berlangsung, maka akan terjadi perubahan komposisi 
dan terbentuk zat baru, yang mungkin memiliki warna yang berbeda. 
Contoh reaksi kimia yang memberikan warna yang khas adalah reaksi 
antara tembaga sulfat (CuSO4) dengan air (H2O). Warna tembaga sulfat adalah 
putih, apabila ditambahkan air, maka warnanya berubah menjadi biru. Warna 
biru tersebut adalah warna senyawa baru yang terbentuk, yaitu CuSO4.5H2O. 
Perubahan suhu 
Reaksi kimia disertai perubahan energi. Salah satu bentuk energi yang sering 
menyertai reaksi kimia adalah energi panas. Dengan demikian, terjadinya 
perubahan kimia akan ditandai dengan perubahan energi panas, atau aliran 
kalor dari atau ke lingkungan. Akibatnya suhu hasil reaksi dapat menjadi lebih 
tinggi dan dapat menjadi lebih rendah daripada suhu pereaksinya. 
Dari penjelasan tentang perubahan fisika dan perubahan kimia di atas, 
apakah peserta didik sudah memahami perbedaan perubahan fisika dengan 
perubahan kimia? Perbedaan perubahan fisika dengan perubahan kimia 
ditunjukkan pada Tabel 5.1 di bawah ini.
Tabel 5.1 Perbedaan Perubahan Fisika dan Kimia 
No Perubahan Fisika Perubahan Kimia 
1. Tidak terbentuk zat baru Terbentuk zat baru 
2. Komposisi materi tidak berubah 
Komposisi materi sebelum dan sesudah reaksi mengalami 
perubahan 
Ilmu Pengetahuan Alam 137 
3. 
Tidak terjadi perubahan warna, 
bau, rasa, dan tidak terbentuk 
endapan 
Ditandai dengan terbentuknya gas, endapan, perubahan 
suhu, perubahan warna, perubahan bau, dan perubahan 
rasa. 
Beberapa contoh perubahan materi di alam ditunjukkan pada tabel 5.2 ini. 
Tabel 5.2 Contoh-contoh Perubahan Materi di Alam 
No Perubahan Fisika Perubahan Kimia 
1. Beras diubah menjadi tepung beras Singkong menjadi tape 
2. Kayu diubah menjadi kursi Pembakaran kayu 
3. Gula dilarutkan dalam air Makanan berubah menjadi basi 
4. Bola lampu listrik menyala Susu diubah menjadi keju 
5. Air berubah menjadi es Besi berkarat 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat melakukan percobaan tentang perubahan kimia. 
b) Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, mengidentifikasi, 
dan mengkomunikasikan hasil observasi tentang perubahan kimia. 
c) Peserta didik dapat menyebutkan beberapa contoh perubahan kimia 
dalam kehidupan sehari-hari. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
mintalah mereka mengamati beberapa perubahann kimia dalam 
kehidupan sehari-hari.
b) Inti 
• Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing 
kelompok terdiri dari lima orang untuk melakukan kegiatan 
“Percobaan Perubahan Kimia”. 
• Guru dan peserta didik berdiskusi tentang hasil percobaan. 
• Guru menjelaskan pengertian perubahan kimia disertai beberapa 
contoh percobaan lain yang dapat dilakukan peserta didik secara 
mandiri. 
c) Penutup 
Pertemuan II: 
Lakukan refleksi dan kesimpulan tentang perubahan kimia serta 
penugasan. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat: Gunting, pembakar spirtus, gelas, dan sendok logam. 
b) Bahan: Kertas, korek api, gula, dan air. 
c) Media: film tentang beberapa contoh perubahan kimia. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku Peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 
4. Pertemuan III: Pemisahan Campuran: Filtrasi, Sentrifugasi, dan 
Kromatografi (2JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan III dimaksudkan agar peserta didik dapat mengamati dan 
memahami metode pemisahan campuran dengan cara filtrasi, sentrifugasi, 
dan kromatografi. Untuk dipahami guru: 
Bagaimana Memisahkan Campuran? 
Seperti yang sudah kita pelajari di Bab 2 bahwa campuran dapat disusun 
oleh dua zat atau lebih. Untuk memperoleh zat murni, campuran tersebut 
harus dipisahkan. Zat-zat dalam campuran tersebut dapat dipisahkan 
secara fisika. Prinsip pemisahan campuran didasarkan pada perbedaan 
138 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
sifat-sifat fisis zat penyusunnya, seperti wujud zat, ukuran partikel, titik 
leleh, titik didih, sifat magnetik, kelarutan, dan lain sebagainya. 
Metode pemisahan campuran banyak digunakan dalam kehidupan 
sehari-hari seperti untuk penjernihan air, pemisahan garam, analisis 
logam berat, dan sebagainya. Beberapa metode pemisahan campuran yang 
sering digunakan antara lain penyaringan (filtrasi), sentrifugasi, sublimasi, 
kromatografi, dan distilasi. 
Ilmu Pengetahuan Alam 139 
1) Filtrasi (Penyaringan) 
Salah satu metode pemisahan yang paling sederhana adalah dengan 
menggunakan metode filtrasi (penyaringan). Untuk lebih mudah memahami 
tentang filtrasi, lakukan kegiatan observasi berikut: 
Kegiatan Peserta didik: 
1. Buatlah kelompok kerja untuk melakukan kegiatan observasi di bawah 
ini. Masing-masing kelompok terdiri atas lima orang peserta didik! 
2. Ambil masing-masing satu gelas campuran pasir dengan air, larutan 
gula, santan, dan air sumur yang keruh. Saring dengan menggunakan 
menggunakan kertas saring! 
3. Pada campuran mana saja penyaringan dapat dilakukan? 
4. Bandingkan hasil kegiatan observasi setiap kelompok dengan kelompok 
yang lain! Kesimpulan apa yang mereka peroleh? 
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan zat dari suatu campuran. 
Prinsip kerja penyaringan didasarkan pada perbedaan ukuran 
partikel zat-zat yang bercampur, umumnya untuk memisahkan 
padatan dari cairan. Alat utama dalam penyaringan adalah suatu 
penyaring dari bahan berpori yang dapat dilewati partikel-partikel kecil, 
tetapi menahan partikel yang lebih besar. Agar peserta didik lebih mudah 
memahami metode filtrasi, perhatikan Gambar 5.5 di bawah ini. 
Penyaringan adalah metode pemisahan campuran yang 
digunakan untuk memisahkan cairan dan padatan yang tidak 
larut berdasarkan pada perbedaan ukuran partikel zat-zat yang 
bercampur.
Batang 
statik 
Gambar 5.5 Penyaringan untuk memisahkan pasir dari air 
Sumber Gambar: Spotlight Chemistry Preliminary, Science Press-Australia. 
2) Sentrifugasi 
Metode jenis ini sering dilakukan sebagai pengganti filtrasi jika partikel 
padatan sangat halus dan jumlah campurannya lebih sedikit. Metode 
sentrifugasi digunakan secara luas untuk memisahkan sel-sel darah merah 
dan sel-sel darah putih dari plasma darah. Dalam hal ini, padatan adalah sel-sel 
darah yang akan mengumpul di dasar tabung reaksi, sedangkan plasma 
darah berupa cairan berada di bagian atas. 
Sentrifugasi adalah metode pemisahan yang digunakan untuk 
memisahkan padatan sangat halus dengan jumlah campuran 
sedikit. 
3) Kromatografi 
Metode pemisahan dengan cara kromatografi digunakan secara luas 
dalam berbagai kegiatan, diantaranya untuk memisahkan berbagai zat warna 
dan tes urine untuk seseorang yang dicurigai menggunakan obat terlarang 
atau seorang atlet yang dicurigai menggunakan doping. Untuk mengetahui 
bagaimana pemisahan secara kromatografi, lakukan observasi peserta didik 
berikut. 
140 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Kertas saring 
Corong pemisah 
Filtrat
Ilmu Pengetahuan Alam 141 
Kegiatan Peserta didik: 
Mengidentifikasi Percobaan Pemisahan Campuran dengan Cara 
Kromatografi 
Gambar 5.6 Alat Sentrifugasi 
Sumber Gambar: Spotight Chemistry Preliminary, Science Press-Australia 
1. Buatlah kelompok kerja untuk melakukan kegiatan observasi di bawah ini! 
Masing-masing kelompok terdiri atas lima orang peserta didik! 
2. Gambar suatu garis dengan menggunakan pensil pada kertas kromatografi 
(kertas kromatografi tersebut seperti kertas saring)! 
3. Berilah tanda titik dengan menggunakan spidol hitam pada garis pensil 
tersebut. Lakukan hal yang sama dengan spidol berwarna merah, oranye, 
biru, dan hijau pada titik yang berbeda pada garis pensil tersebut! 
4. Gulung kertas kromatografi tersebut hingga membentuk suatu silinder. 
Kemudian letakkan kertas tersebut pada gelas kimia yang berisi suatu 
pelarut! 
5. Pelarut akan merambat naik ke atas kertas, angkat keluar dari gelas kimia 
kemudian keringkan! 
6. Setelah 20 menit, ukurlah warna terjauh dari titik awal. Simpulkanlah 
hasil pengamatanmu! 
7. Bandingkan dan simpulkan hasil pengamatan setiap kelompok peserta 
didik!
Gambar 5.7 Pemisahan campuran dengan cara kromatografi 
Pemisahan campuran dengan cara kromatografi pada umumnya digunakan 
untuk mengidentifikasi suatu zat yang berada dalam suatu campuran. Prinsip 
kerjanya didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat antara 
partikel-partikel zat yang bercampur dalam suatu medium diam 
ketika dialiri suatu medium gerak. Contoh untuk mengidentifikasi 
kandungan zat tertentu dalam suatu bahan makanan, mengidentifikasi hasil 
pertanian yang tercemar oleh pestisida, dan masih banyak lagi penggunaan 
pemisahan campuran dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan 
cara kromatografi. Jenis kromatografi yang paling banyak digunakan adalah 
kromatografi kertas. Jenis kromatografi lain adalah kromatografi lapis tipis 
dan kromatografi gas. 
Kromatografi merupakan metode pemisahan campuran yang 
didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat antara partikel-partikel 
yang bercampur dalam suatu medium diam ketika dialiri 
suatu medium gerak. 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menjelaskan metode pemisahan campuran 
dengan cara kromatografi kertas distilasi. 
b) Peserta didik dapat menjelaskan menjelaskan metode pemisahan 
campuran dengan cara sublimasi. 
142 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
c) Peserta didik dapat melakukan percobaan pemisahan campuran 
Ilmu Pengetahuan Alam 143 
dengan metode distilasi. 
d) Peserta didik dapat melakukan percobaan pemisahan campuran 
dengan cara sublimasi. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
guru melakukan demonstrasi metode pemisahan campuran dengan 
menggunakan cara filtrasi, selanjutnya peserta didik dibagi dalam 
beberapa kelompok dan diminta untuk melakukan percobaan 
sentrifugasi dan kromatografi. 
b) Inti 
• Peserta didik mengomunikasikan hasil percobaan filtrasi, 
sentrifugasi, dan kromatografi. 
• Guru mendiskusikan hasil percobaan filtrasi, sentrifugasi, dan 
kromatografi. 
• Guru menjelaskan metode pemisahan campuran dengan cara 
filtrasi, sentrifugasi, dan kromatografi. 
c) Penutup 
Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan metode 
pemisahan campuran dengan menggunakan filtrasi, sentrifugasi, 
dan kromatografi. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat: Gelas kimia, gelas biasa, corong, kertas saring, penggaris, labu 
erlenmayer. 
b) Bahan: Kertas saring, pasir, kerikil.
4) Sumber Belajar 
a) Buku Peserta didik. 
b) Buku lain yang relevan. 
c) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 
5. Pertemuan IV: Pemisahan Campuran dengan Metode Distilasi dan 
Sublimasi (3 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan IV dimaksudkan agar peserta didik dapat mengamati dan 
memahami metode pemisahan dengan metode destilasi dan sublimasi, 
serta dapat melakukan percobaan destilasi dan sublimasi. Untuk dipahami 
guru: 
1) Destilasi (Penyulingan) 
Pemisahan campuran dengan cara destilasi banyak digunakan dalam 
kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan industri. Pemisahan 
campuran dengan cara penyulingan digunakan untuk memisahkan 
suatu zat cair dari campurannya. Prinsip kerjanya didasarkan pada 
perbedaan titik didih dari zat cair yang bercampur sehingga saat 
menguap masing-masing zat akan terpisah. Untuk memudahkan 
pemahaman peserta didik tentang metode destilasi, lakukan kegiatan 
observasi berikut: 
Kegiatan Peserta didik 
1. Buatlah kelompok kerja untuk melakukan kegiatan observasi di bawah ini. 
Masing-masing kelompok terdiri atas lima orang peserta didik. 
2. Masukkan kira-kira 50 mL campuran alkohol dan air ke dalam labu 
erlenmeyer 100 mL! 
3. Lengkapi labu dengan sumbat gabus dan pipa penghubung. Hubungkan 
dengan pendingin (kondensor)! 
4. Alirkan air ke dalam pendingin secara terus-menerus (lihat Gambar 5.8)! 
5. Panaskan labu sampai temperatur 78°C, perhatikan apa yang terjadi dalam 
tabung penghubung! 
144 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
6. Tampung cairan yang menetes dari pendingin dengan tabung reaksi. 
Hentikan pemanasan setelah terkumpul kira-kira 5 mL zat cair (destilat)! 
7. Bandingkan dan simpulkan hasil pengamatan kelompok peserta didik 
Ilmu Pengetahuan Alam 145 
dengan kelompok yang lainnya! 
Gambar 5.8 Alat Penyulingan Air 
Sumber Gambar: Spotlight Chemistry Preliminary, Science Press-Australia 
Pemisahan campuran dengan cara penyulingan digunakan 
untuk memisahkan suatu zat cair dari campurannya. Prinsip 
kerjanya didasarkan pada perbedaan titik didih dari zat cair 
yang bercampur sehingga saat menguap masing-masing zat 
akan terpisah. 
2) Sublimasi 
Untuk memahami metode pemisahan dengan cara sublimasi, lakukan 
kegiatan observasi berikut ini. 
Kegiatan Peserta didik 
1. Buatlah kelompok kerja untuk melakukan kegiatan observasi di bawah ini. 
Masing-masing kelompok terdiri atas lima orang peserta didik! 
2. Masukkan satu sendok campuran iodin dengan garam ke dalam pinggan 
penguap!
3. Tutup pinggan dengan sepotong kertas yang telah diberi lubang-lubang 
dengan jarumnya. Letakkan sebuah corong dengan sedikit kapas! 
4. Panaskan pinggan dengan nyala api yang kecil. Perhatikan uap yang naik 
melalui lubang-lubang pada kertas dan pembentukan kristal-kristal dalam 
corong! 
5. Amati bentuk kristal yang dihasilkan dengan menggunakan kaca pembesar. 
6. Bandingkan dan simpulkan hasil pengamatan setiap kelompok peserta 
didik! 
Gambar 5.9 Metode pemisahan campuran dengan cara sublimasi 
Prinsip kerja metode pemisahan campuran dengan cara sublimasi adalah 
didasarkan pada campuran zat yang memiliki satu zat yang dapat menyublim 
(perubahan wujud padat ke wujud gas), sedangkan zat yang lainnya tidak dapat 
menyublim. Contohnya, campuran iodin dengan garam dapat dipisahkan dengan 
cara sublimasi. 
Sublimasi adalah metode pemisahan campuran yang didasarkan 
pada campuran zat yang memiliki satu zat yang dapat menyublim 
(perubahan wujud padat ke wujud gas), sedangkan zat yang lainnya 
tidak dapat menyublim. 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
Peserta didik dapat melakukan emisahan campuran dengan cara 
distilasi, sublimasi, dan ekstraksi. 
146 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 147 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik guru 
melakukan demonstrasi kromatografi kertas. 
b) Inti 
• Peserta didik mengomunikasikan hasil pengamatan terhadap 
kegiatan pemisahan campuran dengan kromatografi kertas cara 
destilasi. 
• Guru mendiskusikan hasil pengamatan pemisahan campuran 
dengan kromatografi kertas cara distilasi. 
• Guru mendiskusikan hasil pengamatan pemisahan campuran 
dengan cara sublimasi. 
• Guru menjelaskan metode pemisahan campuran dengan 
kromatografi kertas, metode pemisahan campuran dengan 
cara ekstraksi, cara distilasi dan metode pemisahan campuran 
dengan cara sublimasi. 
c) Penutup 
Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan metode 
pemisahan campuran dengan cara distilasi, dan sublimasi. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat: Peralatan percobaan distilasi dan sublimasi. 
b) Bahan: Alkohol, Iodium, dan garam. 
c) Media: alat peraga atau film tentang, metode pemisahan campuran 
dengan cara destilasi dan sublimasi. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku Peserta didik. 
b) Buku lain yang relevan. 
c) Sumber lain yang relevan (misalnya internet).
6. Pertemuan V: Tes Evaluasi (2JP) 
7. Pertemuan VI: Tes Evaluasi (3JP) 
D. Penilaian 
1. Penilaian oleh Guru 
No KD Indikator Esensial Teknik Keterangan 
1. KD pada KI I Observasi perilaku Lembar observasi 
2. KD pada KI II Observasi perilaku Lembar observasi 
3. KD pada KI III Peserta didik dapat mengidentifikasi 
perubahan benda-benda di sekitar 
148 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Tes tulis Lembar Tes tertulis 
Peserta didik dapat menjelaskan 
pengertian perubahan fisika dan 
perubahan kimia 
Peserta didik dapat menjelaskan 
beberapa metode pemisahan 
campuran (filtrasi, sentrifugasi, 
kromatografi, destilasi, dan sublimasi) 
4. KD pada KI IV Peserta didik dapat menjelaskan 
pengamatan, inferensi dan 
mengomunikasikannya tentang 
perubahan fisika dan perubahan kimia 
Penilaian Produk Lembar penilaian 
produk 
Peserta didik dapat menjelaskan 
pengamatan, inferensi, dan 
mengomunikasikannya 
Penilaian Unjuk 
Kerja 
Peserta didik dapat melakukan 
tentang beberapa metode pemisahan 
campuran (filtrasi, sentrifugasi, 
kromatografi, destilasi, dan sublimasi) 
Penilaian Proyek 
dan portofolio 
Peserta didik dapat menyajikan hasil 
perancangan pengolahan air bersih 
dengan menggunakan metode 
pemisahan campuran dengan cara 
destilasi 
Penilaian produk Lembar penilaian 
produk
2. Penilaian Diri 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI IV Peserta didik dapat menyelidiki beberapa jenis 
Ilmu Pengetahuan Alam 149 
perubahan materi 
Penilaian diri dan 
kriterianya 
3. Penilaian Rekan Sejawat 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI IV Peserta didik dapat menyajikan hasil 
perancangan pengolahan air bersih dengan 
menggunakan metode pemisahan campuran 
dengan cara destilasi 
Penilaian Rekan dan 
kriterianya (terkait dengan 
tugas proyek) 
E. Bentuk Komunikasi dengan Orang Tua/Wali 
Bentuk komunikasi dengan orang tua/wali: 
1. Berikan deskripsi tugas peserta didik. Mintalah orang tua/wali 
membaca dan menandatangani hasil tugas peserta didik. 
2. Berikan informasi kepada wali kelas dan orang tua/wali apabila peserta 
didik bermasalah dalam belajar IPA di kelas. 
Catatan: Bapak/Ibu, format penilaian bisa di lihat pada Petunjuk Umum 
Pembelajaran IPA. 
F. Kunci Jawaban 
1. Perubahan fisika adalah perubahan yang terjadi pada suatu zat tanpa 
merubah karakteristik kimiawi zat asalnya. Sedangkan pada perubahan 
kimia, suatu zat akan mengalami dekomposisi dan atau pembentukan yang 
menghasilkan zat baru yang secara kimiawi berbeda dengan zat asalnya. 
2. 
No. Perubahan Kimia No. Perubahan Fisika 
1. Nasi berubah menjadi basi 6. Kayu dibuat menjadi meja dan kursi 
2. Singkong difermentasi menjadi tape 7. Batu dipotong menja dikerikil 
3. Kertas dibakar menjadi abu 8. Kapur barus menyublim 
4. Pembakaran kembang api 9. Aluminium menjadi sendok dan garpu 
5. 10. Lilin meleleh ketika dipanaskan
3. Proses pemisahan campuran 
a) Penyaringan merupakan pemisahan pada tanda ri suatu suspensi 
dengan menggunakan alat penyaring. Pemisahan ini berdasarkan 
pada perbedaan ukuran partikel suspensi. 
b) Sentrifugasi merupakan pemisahan pada tanda ri suatu suspensi dalam 
jumlah kecil dengan cara pemusingan yang sangat cepat. Pemisahan 
ini di dasarkan atas gaya sentrifugal yang terjadi dan gaya gravitasi. 
c) Sublimasi merupakan pemisahan pada tanda ri suatu campuran 
berbentuk pada tan dengan cara penguapan. Pemisahan ini di 
dasarkan adanya partikel padat anda ri campuran tersebut yang dapat 
menyublim. Contoh penguapan kapur barus (kamper), pemisahan 
iodin dari campurannya. 
d) Kromatografi merupakan suatu cara pemisahan, dimana komponen-komponen 
yang akan dipisahkan terdistribusi kedalam dua fase yaitu 
fase stationer (tetap) dan fase mobil (bergerak) 
e) Distilasi merupakan pemisahan cairan dari suatu larutan dengan cara 
penguapan dan diikuti dengan proses kondensasi (pengembunan). 
Pemisahan ini berdasarkan perbedaan titik didih komponen zat cair 
dalam larutan. 
4. Metode pemisahan komponen 
a) Penguapan 
b) Penyaringan 
c) Sentrifugasi 
5. 
No. Metode pemisahan 
campuran 
150 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Percobaan 
Kehidupan 
sehari-hari 
Industri 
1. Sentrifugasi Pembuatan minyak 
kelapa 
Pemisahan sel-sel darah 
dari plasma darah 
2. Distilasi Pemurnian air Pemisahan minyak bumi
3. Kromatografi Mengidentifikasi warna 
dasar penyusun tinta 
spidol 
Mengidenfikasi 
kemungkinan adanya 
doping dalam urin atlit 
4. sublimasi Penguapan kapur barus Pemisahan iodin dari 
campurannya 
6. Karena zat-zat penyusun suatu campuran dipisahkan berdasarkan sifat-sifat 
fisikanya seperti ukuran partikel, masajenis, titik didih, titik beku, 
Ilmu Pengetahuan Alam 151 
kelarutan dan lain-lain. 
7. Dengan metode kromatografi senyawa-senyawa yang terdapat dalam 
urin dapat dipisahkan berdasarkan tingkat kelarutannya, sehingga dapat 
diidentifikasi kemungkinan senyawa yang terkandung dalam urin. 
8. Karena noda warna yang berlainan berasal dari senyawa yang berbeda 
yang memiliki kelarutan yang berbeda. 
9. Ekstraksi 
10. Air dan susu strawberi 
a. Perbandingan: 
Air Susu Strawberi Murni 
Wujud Cair Cair 
Komposisi Air Air, susu, gula, dan strawberi 
Klasifikasi zat Senyawa Campuran homogen 
Teknik pemisahan Kimia Fisika 
b. Susu cair merupakan campuran yang terdiri dari air, lemak dan 
protein yang dapat dipisahkan dengan teknik sen trifugasi sehingga 
didapatkan air dan susu krim atau skim. 
11. Klasifikasi zat 
a) Campuran 
b) Campuran 
c) Senyawa 
d) Campuran
Energi dalam Sistem Kehidupan 
A. Pengantar 
BAB 6 
Topik (materi pokok) “Energi dalam Sistem Kehidupan” masuk dalam tema 
besar “Perubahan”. Pembelajaran topik ini mengantarkan peserta didik untuk 
memahami konsep energi, sumber-sumber energi, perubahan/transformasi 
energi yang terjadi di dalam sel, metabolisme (katabolisme dan anabolisme) 
yang terjadi pada makhluk hidup dalam peristiwa fotosintesis dan respirasi 
makhluk hidup dengan lingkungannya, serta pemecahan molekul besar 
berupa karbohidrat, protein, dan lemak untuk menghasilkan energi ATP. 
B. KI dan KD pada Materi Energi Dalam Sistem Kehidupan 
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 
agama yang dianutnya. 
152 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas 
ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan 
kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, 
dan peranan manusia dalam lingkungan 
serta mewujudkannya dalam pengamalan 
ajaran agama yang dianutnya.
Ilmu Pengetahuan Alam 153 
2. Menghargai dan menghayati perilaku 
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli 
(toleransi, gotong royong), santun, percaya 
diri, dalam berinteraksi secara efektif 
dengan lingkungan sosial dan alam dalam 
jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki 
rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; 
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung 
jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif 
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas 
sehari-hari sebagai wujud implementasi 
sikap dalam melakukan percobaan dan 
berdiskusi. 
2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok 
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud 
implementasi melaksanakan percobaan 
dan melaporkan hasil percobaan. 
2.3. Menunjukkan perilaku bijaksana dan 
bertanggungjawab dalam aktivitas 
sehari-hari sebagai wujud implementasi 
sikap dalam memilih penggunaan bahan 
kimia untuk menjaga kesehatan diri dan 
lingkungan. 
3. Memahami pengetahuan (faktual, 
konseptual, dan prosedural) berdasarkan 
rasa ingin tahunya tentang ilmu 
pengetahuan, teknologi, seni, budaya 
terkait fenomena dan kejadian tampak 
mata. 
3.6. Mengenal konsep energi, berbagai sumber 
energi, energi dari makanan, transformasi 
energi, respirasi, sistem pencernaan 
makanan, dan fotosintesis. 
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji 
dalam ranah konkret (menggunakan, 
mengurai, merangkai, memodifikasi,dan 
membuat) dan ranah abstrak (menulis, 
membaca, menghitung, menggambar, dan 
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari 
di sekolah dan sumber lain yang sama 
dalam sudut pandang/teori. 
4.8. Melakukan percobaan sederhana untuk 
menyelidiki proses fotosintesis pada 
tumbuhan hijau. 
4.9. Melakukan percobaan untuk menyelidiki 
respirasi pada hewan.
C. Pembelajaran pada Energi Dalam Sistem Kehidupan 
1. Alokasi Waktu dan Subtopik 
Pembelajaran dan penilaian topik Energi dalam Sistem Kehidupan 
memerlukan waktu 17 jam pelajaran atau 7 TM (dengan asumsi 5 JP/minggu 
diorganisasikan menjadi dua kali TM, yakni 3 JP dan 2 JP). Pengorganisasian 
7 TM tersebut adalah sebagai berikut: 
Tatap Muka ke- Materi 
1 Konsep energi dan sumber energi 
2 Transformasi energi dalam sel dan metabolisme sel, 
3 Respirasi 
4 Pencernaan makanan 
5 Fotosintesis 
6 Presentasi tugas 
7 Reviu dan Tes 
2. Pertemuan I: Konsep Energi dan Sumber energi (2 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan I dimaksudkan untuk mengantarkan peserta didik 
kepada pemahaman tentang konsep energi dan sumber energi. Melatih 
kesadaran kepada peserta didik bahwa pada hakikat dirinya terdapat 
energi potensial. 
Manusia membutuhkan energi untuk bekerja, bergerak, bernapas, 
dan mengerjakan banyak hal lainnya. Energi menyebabkan mobil, 
motor, pesawat, dan kereta api dapat berjalan. Energi menyalakan 
peralatan listrik di rumah kita. Energi ada di mana-mana. Bahkan 
tumbuhan dan hewan membutuhkan energi untuk tumbuh dan 
berkembang. Dengan demikian untuk melakukan usaha diperlukan 
energi. Dengan kata lain, energi adalah kemampuan untuk mengatur 
ulang suatu kumpulan materi. Misalnya, Anda menggunakan energi 
untuk membalik halaman buku ini. Energi terdapat dalam berbagai 
bentuk dan kerja kehidupan tergantung pada kemampuan organisme 
mengubah energi dari suatu bentuk ke bentuk lainnya. 
154 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha (kerja) atau 
melakukan suatu perubahan. Energi memiliki berbagai bentuk. 
Ilmu Pengetahuan Alam 155 
1) Energi Potensial 
Suatu benda dapat menyimpan energi karena kedudukan atau posisi 
benda tersebut. Contohnya, suatu beban yang diangkat setinggi h akan 
memiliki energi potensial, sementara busur panah yang berada pada posisi 
normal (saat busur itu tidak diregangkan) tidak memiliki energi potensial. 
Dengan demikian, energi potensial adalah energi yang tersimpan dalam 
suatu benda akibat kedudukan atau posisi benda tersebut dan suatu saat 
dapat dimunculkan. 
Gambar 6.1 Energi potensial 
Energi potensial terbagi atas dua, yaitu energi potensial gravitasi 
dan energi potensial elastis. Energi potensial gravitasi ini timbul akibat 
tarikan gaya gravitasi Bumi yang bekerja pada benda. Jika massa beban 
diperbesar, energi potensial gravitasinya juga akan membesar. Demikian 
juga, apabila ketinggian benda dari tanah diperbesar, energi potensial 
gravitasi beban tersebut akan semakin besar. Hubungan ini dinyatakan 
dengan persamaan. 
EP = mgh …………………………………(1)
dengan: EP = energi potensial (Joule), 
w = berat benda (newton) = mg, 
m = massa benda (kg), 
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2), dan 
h = tinggi benda (m). 
Sebuah benda yang berada pada suatu ketinggian tertentu apabila 
dilepaskan, akan bergerak jatuh bebas sebab benda tersebut memiliki 
energi potensial gravitasi. Energi potensial gravitasi benda yang 
mengalami jatuh bebas akan berubah karena usaha yang dilakukan oleh 
gaya berat. 
Gambar 6.2 Usaha yang ditimbulkan oleh gaya berat sebesar 
Perhatikanlah Gambar 6.2 Apabila tinggi benda mula-mula h1, 
usaha yang dilakukan oleh gaya berat untuk mencapai tempat setinggi h2 
adalah sebesar: 
Ww = mgh1 – mgh2 
Ww = mg (h1 – h2) 
Ww = –mg(h2 – h1) ……………………….. (2) 
dengan: Ww = usaha oleh gaya berat. 
Oleh karena mgh = EP, perubahan energi potensial gravitasinya dapat 
dinyatakan sebagai Δ EP sehingga Persamaan (2) dapat dituliskan 
Ww = Δ EP 
156 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Bentuk energi potensial yang kedua adalah energi potensial elastis. 
Energi potensial adalah energi yang tersimpan di dalam benda elastis 
karena adanya gaya tekan dan gaya regang yang bekerja pada benda. 
Besarnya energi potensial elastis bergantung pada besarnya gaya tekan 
atau gaya regang yang diberikan pada benda tersebut. 
Kita telah mempelajari sifat elastis pada pegas dan telah mengetahui 
bahwa gaya pemulih pada pegas berbanding lurus dengan pertambahan 
panjangnya. Pegas yang berada dalam keadaan tertekan atau teregang 
dikatakan memiliki energi potensial elastis karena pegas tidak berada 
dalam keadaan posisi setimbang. Perhatikanlah Gambar 6.3 Grafik 
tersebut menunjukkan kurva hubungan antara gaya dan pertambahan 
panjang pegas yang memenuhi Hukum Hooke. Jika kita menarik pegas 
dengan gaya sebesar F1, pegas itu bertambah panjang sebesar Δx1. 
Demikian pula, jika kita menarik pegas dengan gaya sebesar F2, pegas 
akan bertambah panjang sebesar Δ x2. Begitu seterusnya. 
Gambar 6.3 Grafik hubungan terhadap Δx pada kurva F = kΔx. 
Dengan demikian, usaha total yang Anda berikan untuk meregangkan 
Ilmu Pengetahuan Alam 157 
pegas adalah 
W = F1Δ x1 + F2Δ x2 + … 
Besarnya usaha total ini sama dengan luas segitiga di bawah kurva F 
terhadap Δ x sehingga dapat dituliskan
W = ½ FΔ x 
W = ½ (kΔ xΔ x) 
W = ½ kΔ x2 ………….. (3) 
Oleh karena usaha yang diberikan pada pegas ini akan tersimpan 
sebagai energi potensial, dapat dituliskan persamaan energi potensial 
pegas adalah sebagai berikut. 
EP = ½ kΔ x2 
Energi potensial pegas ini juga dapat berubah karena usaha yang 
dilakukan oleh gaya pegas. Besar usaha yang dilakukan oleh gaya pegas 
itu dituliskan dengan persamaan 
W = –Δ EP 
2) Energi Kinetik 
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda yang sedang 
bergerak. Secara khusus, energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu 
benda bermassa m yang sedang bergerak dengan kelajuan v. 
Misalkan: Seekor gajah yang sedang berlari mempunyai energi kinetik 
lebih besar daripada seorang atlet yang sedang berlari (dengan kelajuan 
yang sama) karena gajah mempunyai massa yang lebih besar. Atau mobil 
balap yang sedang bergerak mempunyai energi kinetik lebih besar daripada 
mobil pada umumnya (dengan massa yang sama pula) karena mobil balap 
mempunyai kelajuan yang lebih besar. Dapat diambil kesimpulan bahwa 
faktor yang mempengaruhi energi kinetik adalah massa dan kelajuan 
suatu benda. 
Rumus umum dari energi kinetik adalah: 
Ek=1/2.m.v2 
Rumus tersebut diperoleh dari penurunan rumus usaha (W=F.s). 
Berikut penurunannya. 
Kita mulai dengan persamaan untuk jarak yang ditempuh benda 
dengan kelajuan awal v0, percepatan a, dalam waktu t. 
158 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
2 inilah yang disebut energi kinetik. 
Ilmu Pengetahuan Alam 159 
S = v0.t + 
Jika v0=0, maka didapatkan: 
S 
Untuk kelajuan benda vt dengan v0 = 0, didapatkan: 
Vt = V0 + a.t 
Vt = a.t 
t = Vt/a ...(2) 
Subtitusikan persamaan (2) ke persamaan (1), sehingga: 
S 
Kita subtitusikan Hukum II Newton dan persamaan (3) ke rumus 
usaha (W=F.s) sehingga diperoleh: 
W F.s 
W 
W 
Nah, W=1/2.m.vt
Gambar 6.4 Macam-macam Bentuk Energi 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menjelaskan konsep energi. 
b) Peserta didik dapat menjelaskan sumber-sumber energi. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
demonstrasikanlah suatu benda jatuh dari suatu ketinggian tertentu, 
misalnya penghapus papan tulis atau bila guru membawa peralatan 
lain sangat baik, seperti mainan mobil-mobilan yang dimainkan di 
bidang miring. Kemudian minta peserta didik untuk mengungkapan 
apa yang mereka lihat dalam gambar tersebut. 
160 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 161 
b) Inti 
Penjabaran konsep energi dan sumber energi. Secara berkelompok, 
peserta didik melakukan kegiatan “Apa yang Menentukan Besarnya 
Energi Potensial?” dan “Adakah Hubungan antara Energi Kimia dan 
Energi Listrik?” Kemudian menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi 
peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya. Doronglah peserta 
didik untuk tidak takut salah; yang terpenting prosedur dilakukan 
dengan benar dan aman. 
Elaborasi lebih lanjut ke keterampilan proses IPA (kaitkan dengan 
hasil kegiatan peserta didik): observasi – inferensi – komunikasi 
serta manfaat belajar IPA bagi peserta didik. 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan seperti yang tertera di EUREKA. 
3) Alat dan Bahan 
Alat dan Bahan sesuai kegiatan “Apa yang Menentukan 
Besarnya Energi Potensial? Dan “Adakah Hubungan antara 
Energi Kimia dan Energi Listrik?” 
4) Sumber Belajar 
a) Buku peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet dan media cetak). 
3. Pertemuan II: Transformasi Energi dalam Sel dan Metabolisme Sel 
(3 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan II dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar 
kepada peserta didik dalam hal mengenal transformasi energi dalam sel 
dan metabolisme yang dilakukan oleh sel. Hal yang perlu diperhatikan oleh 
guru untuk topik ini adalah: 
Transformasi Energi dalam sel terjadi sebagai berikut:
Pada makhluk hidup heterotrof (makhluk hidup yang memanfaatkan 
sumber makanan organik/makhluk hidup yang tidak mampu merubah 
senyawa anorganik menjadi senyawa organik) energi bersumber dari 
makanan yang dikonsumsi. Energi ini akan mengalami transformasi mulai 
dari energi potensial berupa energi kimia makanan menjadi energi kinetik/ 
gerak dalam aktivitas makhluk hidup tersebut. Transformasi energi tersebut 
terjadi di dalam organel yang terdapat di dalam sel. 
1) Transformasi Energi oleh Klorofil 
Klorofil merupakan bagian/organel sel tumbuhan umumnya terdapat 
pada organ daun. Klorofil berfungsi dalam fotosintesis. Energi radiasi sinar 
matahari yang ditangkap oleh klorofil kemudian diubah menjadi energi 
kimia melalui proses fotosintesis tersebut. Energi kimia tersebut digunakan 
untuk mereaksikan CO2 dan H2O menjadi glukosa. Selain menjadi glukosa, 
hasil reaksinya menghasilkan energi yang dapat digunakan oleh tumbuhan 
untuk beraktivitas, seperti tumbuh, berkembang, dan bernapas. Jadi, energi 
radiasi matahari yang berbentuk energi kinetik diubah menjadi energi 
potensial dan energi kimiawi yang disimpan dalam molekul karbohidrat 
dan bahan makanan lainnya. Energi ini dimanfaatkan oleh tumbuhan 
untuk beraktivitas (tumbuh dan berkembang) dan juga dimanfaatkan oleh 
makhluk hidup lain yang mengonsumsi tumbuhan tersebut, sehingga energi 
yang terdapat pada tumbuhan berpindah ke dalam tubuh makhluk hidup 
tersebut dan menjadi energi potensial. Di dalam tubuh makhluk hidup ini, 
energi akan ditransformasi kembali. 
2) Transformasi Energi oleh Mitokondria 
Mitokondria adalah organel yang terdapat di dalam sel, yang memiliki 
peran dalam respirasi sel. Di dalam mitokondria energi kimia digunakan 
untuk mengubah karbohidrat dan senyawa lainnya sebagai energi ikatan 
fosfat melalui respirasi sel untuk oksidasi DNA, RNA, protein, dan lemak. 
Mitokondria banyak terdapat pada sel-sel otot makhluk hidup dan sel-sel 
saraf. 
162 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 163 
Metabolisme Sel 
Sel hidup adalah suatu miniatur industri kimiawi, dimana ribuan reaksi 
terjadi di dalam suatu ruangan mikroskopik. Metabolisme adalah proses-proses 
kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel. Meta­bolisme 
disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme ter­jadi 
selalu menggunakan 
katalisator enzim dan berlangsung melalui respirasi (katabolisme) dan 
sintesis (anabolisme). Enzim mengarahkan aliran materi melalui jalur-jalur 
metabolisme dengan cara mempercepat tahapan reaksi secara selektif. 
Sebagai analog, perhatikan lampu pengatur lalu lintas kendaraan di jalan, 
lampu tersebut akan berwarna merah, kuning, dan hijau yang mengontrol 
aliran lalu lintas kendaraan dan mencegah kemacetan. 
Metabolisme adalah proses-proses kimia 
yang terjadi di dalam tubuh makhluk 
hidup/sel. 
Gambar 6.5 Proses metabolisme, anabolisme, dan katabolisme 
Reaksi Katabolisme 
Reaksi Katabolisme adalah reaksi yang sifatnya memecah ikatan kimia 
yang kompleks menjadi ikatan kimia yang lebih sederhana. Pada waktu ikatan 
putus dan molekul terpecah terjadi pembebasan energi (reaksi ekseirgonik). 
Contoh reaksi katabolisme adalah proses respirasi (termasuk aerob dan 
anaerob). 
Reaksi Anabolisme 
Reaksi Anabolisme adalah reaksi pembentukan, yaitu pembentukan 
molekul sederhana menjadi molekul kompleks. Reaksi anabolisme merupakan 
reaksi sintesis karena adanya transformasi energi yang disimpan dalam 
bentuk ikatan kimia, oleh sebab itu reaksi anabolisme disebut juga reaksi yang
membutuhkan energi (endergonik). Contoh reaksi anabolisme adalah sintesis 
(termasuk fotosintesis dan kemosintesis). 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menjelaskan perubahan-perubahan energi yang 
terjadi di alam dan sekitar rumah. 
b) Peserta didik dapat membedakan metabolisme karbohidrat, protein, 
dan lemak. 
c) Peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap fenomena 
transformasi energi dan metabolisme sel. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
1) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
mereka mematikan dan menyalahkan lampu di ruang kelas. Ajak 
peserta didik untuk melihat dan memikirkan kejadian tersebut, 
kemudian mintalah mereka menyampaikan idenya tentang “Apa 
yang dilihat?” 
2) Inti 
Guru menjabarkan materi tentang “transformasi energi” dan 
“metabolisme sel”, peserta didik melakukan kegiatan “Diskusi dengan 
teman sebaya“, dan menuliskan hasil diskusinya (sesuai kreasi 
peserta didik), serta mempresentasikan hasilnya (terus tekankan 
observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk 
tidak takut salah. 
3) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan mandiri. 
3) Alat dan Bahan 
a) Alat dan bahan: sesuai kegiatan pembelajaran transformasi energi 
dan metabolisme sel. 
164 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
b) Media: benda atau gambar yang sesuai dengan topik. 
Ilmu Pengetahuan Alam 165 
4) Sumber Belajar 
a) Buku peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet dan media cetak). 
4. Pertemuan III: Respirasi (2JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan III dimaksudkan untuk melatihkan peserta didik tentang 
respirasi. Respirasi merupakan proses penghasil energi di dalam tubuh 
makhluk hidup. Selain dihasilkan energi dihasilkan juga karbon dioksida 
yang harus dikeluarkan dari tubuh. Proses respirasi meliputi 4 bagian yaitu: 
1. Keluar masuknya udara antara dua organ pernapasan (alveole paru-paru) 
yang disebut ventilasi pulmoneum. 
2. Difusi O2 dan CO2 antara udara dan alveole di dalam darah. 
3. Transport O2 dan CO2 dalam darah/cairan tubuh ke dan dari sel. 
4. Pengaturan ventilasi dan segi-segi respirasi lainnya. 
Dari keempat proses di atas dibedakan menjadi: 
1. Respirasi eksternal: meliputi pertukaran O2 dan CO2 yang terjadi di 
paru-paru antara alveole dan kapiler darah. 
2. Respirasi internal: meliputi pertukaran gas (O2 dan CO2) yang terjadi 
di tenunan: semua proses pertukaran gas antara sel dengan cairan sel 
di sekelilingnya. 
Pada manusia bila bernapas mengeluarkan napas, secara maksimal, 
di dalam paru-paru masih ada udara. Sisa udara ini disebut udara residu. 
Bila napas dikeluarkan secara biasa, maka paru-paru masih mengandung 
udara dan disebut udara cadangan. Bila menghirup dan mengaluarkan 
napas secara biasa, maka ini disebut udara pernapasan. Jika kita tarik napas 
dalam-dalam, selain udara pernapasan juga masih dapat dimasukkan udara 
lagi dan ini disebut udara komplementer. 
Pada serangga sistem trakea merupakan alat untuk mengambil oksigen 
dari luar, mendistribusikannya ke seluruh tubuh dan mengeluarkan karbon
dioksida. Udara masuk ke trakea dengan cara difusi melalui spirakel atau 
dibantu oleh ventilasi udara. 
Sistem trakea pada belalang cukup khas seperti yang terdapat pada 
serangga-serangga pada umumnya. Trakea bermula pada lubang-lubang 
kecil pada eksoskeleton (kerangka luar) yang disebut spirakel. Pada 
serangga yang lebih kecil atau kurang aktif masuknya O2 melalui sistem 
trakea dengan fungsi yang sederhana. Sebaiknya serangga yang berukuran 
besar dan aktif seperti belalang dengan giat melakukan pertukaran udara 
dengan trakeanya. 
Kontraksi pada otot belalang memipihkan organ-organ kendur, 
pernapasan ini dikenal dengan pernapasan vital paru-paru dan pada titik 
ekspirasi maksimum kira-kira (udara residu) tetap ada di paru-paru. Untuk 
mengerti respirasi hewan maka kita tidak hanya memandang sifat dari alat 
pernapasannya saja tetapi mekanisme yang digunakan untuk mengendalikan 
respirasi dan adaptasi terhadap lingkungan berbeda-beda. Bersama dengan 
fungsi homoiostatik yang lain, respirasi hewan harus diintegrasikan dan 
dikoordinasikan dengan kegiatan pengendalian yang lain. 
Untuk perhitungan menggunakan rumus: 
Luas penampang lingkaran (A) = π. r2 
Volume O2 = luas penampang x jarak yang ditempuh. 
Volume O2 rata-rata = jumlah voume O2 yang diperlukan. 
Konsumsi O2 per menit = jumlah volume rata-rata (O2)/berat serangga 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian respirasi. 
b) Peserta didik dapat melaksanakan dan mempresentasikan praktikum 
respirasi pada serangga. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik guru 
mintalah mereka untuk menarik napas, menahannya, dan kemudian 
166 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
melepaskannya secara perlahan. Kemudian peserta didik diminta 
untuk mengungkap pendapatnya tentang hal ini. 
Ilmu Pengetahuan Alam 167 
b) Inti 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan bermain 
“Peng­amatan 
Respirasi Serangga”. Diskusikan hasilnya (terus 
tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta 
didik untuk tidak takut salah. Lanjutkan dengan kegiatan diskusi 
eksplorasi berdasarkan lembar tugas sebagai wujud penerapan 
konsep. 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan mandiri. 
3) Alat dan Bahan 
Alat dan bahan sesuai kegiatan “Pengamatan Respirasi Serangga”. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 
5. Pertemuan IV: Pencernaan Makanan (3JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan IV dimaksudkan untuk melatihkan kepada peserta didik 
tentang mengamati atau observasi: perombakan zat makanan yang 
menghasilkan energi dalam bentuk ATP. 
1) Metabolisme Pencernaan Karbohidrat dalam Tubuh 
Karbohidrat setelah dicerna di usus, akan diserap oleh dinding usus 
halus dalam bentuk monosakarida. Monosakarida dibawa oleh aliran 
darah sebagian besar menuju hati, dan sebagian lainnya dibawa ke sel 
jaringan tertentu, dan mengalami proses metabolisme lebih lanjut. Di 
dalam hati, monosakarida mengalami proses sintesis menghasilkan 
glikogen, dioksidasi menjadi CO2 dan H2O, atau dilepaskan untuk dibawa
oleh aliran darah ke bagian tubuh yang memerlukan. Hati dapat mengatur 
kadar glukosa dalam darah atas bantuan hormon insulin yang dikeluarkan 
oleh kelenjar pankreas. Kenaikan proses pencernaan dan penyerapan 
karbohidrat menyebabkan glukosa dalam darah meningkat sehingga 
sintesis glikogen dari glukosa oleh hati akan naik. Sebaliknya, jika banyak 
kegiatan maka banyak energi untuk kontraksi otot sehingga kadar glukosa 
dalam darah menurun. Dalam hal ini, glikogen akan diuraikan menjadi 
glukosa yang selanjutnya mengalami katabolisme menghasilkan energi 
(dalam bentuk energi kimia, ATP). 
Hormon yang mengatur kadar gula dalam darah, yaitu: 
1. Hormon insulin, dihasilkan oleh pankreas, berfungsi menurunkan 
kadar glukosa dalam darah. 
2. Hormon adrenalin, dihasilkan oleh korteks adrenal, berfungsi 
menaikkan kadar glukosa dalam darah. 
Gambar 6.6 Skema proses pencernaan karbohidrat 
2) Metabolisme Pencernaan Protein dalam Tubuh 
Di dalam tubuh, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa 
reaksi hidrolisis serta enzim-enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim 
168 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
yang bekerja pada proses hidrolisis protein antara lain pepsin, tripsin, 
kemotripsin, karboksipeptidase, dan aminopeptidase. 
Protein yang telah dipecah menjadi asam amino kemudian diabsorpsi 
oleh dinding usus halus dan sampai ke pembuluh darah. Setelah 
diabsorpsi dan masuk dalam pembuluh darah, asam amino tersebut 
sebagian besar langsung digunakan oleh jaringan dan sebagian lain 
mengalami proses pelepasan gugus amin (gugus yang mengandung 
N) di hati. Proses pelepasan gugus amin ini dikenal dengan deaminasi 
protein. Cermatilah skema berikut, untuk dapat memahami proses 
metabolisme protein dalam tubuh. 
Gambar 6.7 Skema proses meabolisme protein dalam tubuh 
Protein tidak dapat disimpan di dalam tubuh sehingga bila 
kelebihan akan segera dibuang atau diubah menjadi zat lain. Zat sisa hasil 
penguraian protein yang mengandung nitrogen akan dibuang bersama 
air seni dan yang tidak mengandung nitrogen akan diubah menjadi 
karbohidrat dan lemak. Oksidasi 1 gram protein dapat menghasilkan energi 
4 kalori. Kelebihan protein dalam tubuh dapat mengakibatkan pembengkakan 
hati dan ginjal karena beban kerja organ-organ tersebut lebih berat dalam 
menguraikan protein dan mengeluarkannya melalui air seni. 
Ilmu Pengetahuan Alam 169 
Akibat Kekurangan Protein 
Kekurangan protein pun tidak baik bagi tubuh. Gangguan kekurangan 
protein biasanya terjadi bersamaan dengan kekurangan karbohidrat. 
Gangguan tersebut dinamakan busung lapar atau Hunger Oedema (HO). Ada
dua bentuk busung, yaitu kwashiorkor dan marasmus. Perhatikan gangguan 
pertumbuhan yang terjadi pada penderita kwashiorkor dan marasmus pada 
Gambar 6.8. 
(a) (b) 
Gambar 6.8 Kwashiorkor dan marasmus 
3) Metabolisme Pencernaan Lemak dalam Tubuh 
Di dalam tubuh, lemak mengalami metabolisme. Lemak akan 
dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol dengan bantuan enzim lipase. 
Proses ini berlangsung dalam saluran pencernaan. Sebelum diserap usus, 
asam lemak akan bereaksi dengan garam-garam empedu membentuk 
senyawa seperti sabun, selanjutnya senyawa seperti sabun akan diserap 
jonjot usus. dan akan terurai menjadi asam lemak dan garam empedu. 
Asam lemak tersebut akan bereaksi dengan gliserol membentuk lemak, 
kemudian diangkut oleh pembuluh getah bening usus menuju pembuluh 
getah bening dada kiri, selanjutnya ke pembuluh balik bawah selangka 
kiri. 
170 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Gambar 6.9 Skema Proses Pencernaan lemak yang terjadi dalam tubuh 
Lemak dikirim dari tempat penimbunannya ke hati dalam bentuk 
lesitin untuk dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya 
gliserol akan diubah menjadi gula otot atau glikogen dan asam lemak akan 
diubah menjadi asetil koenzim. 
Gangguan metabolisme berupa tertimbunnya senyawa aseton dapat 
me­­nyebabkan 
gangguan pernapasan. Kesulitan bernapas terjadi karena 
meningkatnya tingkat keasaman dan jumlah CO2 yang tertimbun. 
Kelainan ini dinamakan asidosis. 
Ilmu Pengetahuan Alam 171 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menjelaskan konsep pencernaan karbohidrat. 
b) Peserta didik dapat menjelaskan konsep pencernaan protein. 
c) Peserta didik dapat menjelaskan konsep pencernaan lemak. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukkanlah gambar penderita kwashiorkor dan marasmus. 
Kemudian tanyakan kepada peserta didik pendapat mereka tentang 
gambar tersebut terkait dengan konsep perombakan zat makanan.
b) Inti 
Menjelaskan konsep perombakan makanan dan guru men­demosntrasikan 
uji bahan makanan yang mengandung lemak, 
karbohidrat, amilum, dan protein. 
d) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan mandiri: Kegiatan “berpikir 
kritis”. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
Media: benda atau gambar/poster atau foto. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet, majalah). 
6. Pertemuan V: Fotosintesis (2 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan V dimaksudkan untuk melatih peserta didik bagaimana 
mengamati atau mengobservasi Peristiwa fotosintesis, juga mampu 
melakukan presentasi hasil pengamatan yang telah dikerjakan. Hal yang 
harus diperhatikan oleh guru untuk topik ini adalah: Fotosintesis berasal 
dari kata foto yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. 
Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan 
CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. 
Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, 
yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari 
(Kimball, 2002). 
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, 
alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai 
(nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk 
hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya 
fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis 
juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di 
172 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis 
(photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan 
salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas 
dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. 
Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah 
melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang. 
(http://id.wikipedia.org/wiki/fotosintesis) 
Fotosintesis dikenal sebagai suatu proses sintesis makanan yang 
dimiliki oleh tumbuhan hijau dan beberapa mikroorganisme fotosintetik. 
Organisme yang mampu mensintesis makanannya sendiri disebut sebagai 
organisme autrotof. Autotrof dalam rantai makanan menduduki sebagai 
produsen. Pada prinsinya komponen yang dibutuhkan dalam reaksi 
fotosintesis adalah CO2 yang berasal dari udara dan H2O yang diserap dari 
dalam tanah. Selain itu sesuai dengan namanya, foto “cahaya” reaksi ini 
membutuhkan cahaya matari sebagai energi dalam pembuatan atau sintesis 
produk (senyawa gula dan oksigen). 
Menurut Stone (2004), reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam 
molekul karbon dioksida dan enam molekul air bereaksi dengan bantuan 
energi cahaya matahari untuk diubah menjadi satu molekul glukosa dan 
enam molekul oksigen. Glukosa adalah molekul yang dibentuk sebagai hasil 
dari proses fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil konversi energi 
cahaya matahari dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun molekul 
tersebut. Glukosa merupakan senyawa karbon yang nantinya digunakan 
bersama elemen-elemen lain di dalam sel untuk membentuk senyawa kimia 
lain yang sangat penting bagi organisme tersebut, seperti DNA, protein, 
gula, dan lemak. Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia 
yang tersimpan dalam ikatan kimia di antara atom-atom penyusun glukosa 
sebagai sumber energi dalam proses-proses di dalam tubuh. 
Seperti organisme lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai 
unit dasar penyusun kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman mengandung 
struktur yang disebut kloroplas (Chloroplast) yang merupakan tempat 
terjadinya fotosintesis. Kloroplas adalah organel khusus yang dimiliki oleh 
tanaman, berbentuk oval dan mengandung klorofil (chlorophyll) yang 
dikenal dengan zat hijau daun. Seluruh bagian tumbuhan yang merupakan 
Ilmu Pengetahuan Alam 173
struktur berwarna hijau, termasuk batang dan buah memiliki kloroplas 
dalam setiap sel penyusunnya. Namun secara umum aktifitas fotosintesis 
terjadi di dalam daun. 
Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi 
gelap. Selama reaksi terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lain 
di dalam kloroplas menyerap energi cahaya matahari dan mengkonversinya 
menjadi energi kimia yang disimpan dalam ikatan kimia penyusun glukosa. 
Energi yang diserap merupakan energi kaya elektron yang nantinya akan 
terlibat dalam serangkaian rantai reaksi yang disebut transport elektron. 
Menurut Stone (2004), air melalui reaksi terang akan dipecah (fotolisis) 
menjadi proton, elektron, dan O2. Proton dan elektron yang dihasilkan 
dari pemecahan ini bergabung dengan senyawa aseptor elektron NADP+ 
(nikotinamide adenosine dinucleotide phosphate) membentuk NADPH. 
Beberapa proton bergerak melalui membran kloroplas, dan energi yang 
dibentuk berupa ATP (Adenosine triphospat). NADPH dan ATP adalah 
komponen yang masuk ke dalam reaksi gelap (siklus Calvin), yang 
mengubah molekul CO2 menjadi molekul gula berantai karbon tiga. Energi 
kimia hasil konversi dari energi cahaya matahari tersimpan dalam senyawa 
karbon tersebut. 
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai 
molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam 
contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida 
adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat 
secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer, dan lain-lain. 
Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri 
atas tiga monosakarida (Kimball, 2002). 
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh 
makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, 
tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses 
sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan yang 
memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari 
merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses 
tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu 
melakukan proses fotosintesis. Hal ini disebabkan klorofil yang berada 
174 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
di dalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil 
hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro,1986). 
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan 
amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang 
sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, 
dimasukkan ke dalam alkohol dan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan 
bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah 
menandakan adanya amilum (Malcome, 1990). 
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi 
yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul 
organik seperti karbohidrat. Untuk tujuan praktis, satu-satunya 
sumber molekul bahan bakar yang menjadi tempat bergantung seluruh 
kehidupan adalah fotosintesis. Fotosintesis merupakan salah satu reaksi 
yang tergolong ke dalam reaksi anabolisme. Fotosintesis adalah proses 
pembentukan bahan makanan (glukosa) yang berbahan baku karbon 
dioksida dan air. 
Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan ganggang 
hijau yang bersifat autotrof. Artinya keduanya mampu menangkap energi 
matahari untuk menyintesis molekul-molekul organik kaya energi dari 
prekursor organik H2O dan CO2. Sementara itu, hewan dan manusia 
tergolong heterotrof, yaitu memerlukan suplai senyawa-senyawa organik 
dari lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak dapat 
menyintesis karbohidrat. Karena itu, hewan dan manusia bergantung pada 
organisme autotrof (http://metabolismelink.freehostia.com). 
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan 
organel plastid yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang 
mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel 
jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan bunga karang (spons). Di 
dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membran tilakoid. 
Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. Klorofil a 
merupakan hijau rumput (green grass pigment) yang mampu menyerap 
cahaya merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam 
reaksi gelap fotosintesis. Klorofil b merupakan pigmen hijau-kebiruan yang 
Ilmu Pengetahuan Alam 175
mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b banyak 
terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau, dan beberapa bakteri autotrof. 
Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada 
umumnya kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, 
sedang butir-butir yang terkandung di dalamnya disebut grana. Pada 
tanaman tinggi ada dua macam klorofil, yaitu: 
klorofil-a : C55H72O5N4Mg, berwarna hijau tua 
klorofil-b : C55H70O6N4Mg, berwarna hijau muda 
Rumus bangunnya berupa suatu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan 
Mg sebagai inti. Rumus bangun ini hampir serupa dengan rumus bangun 
haemin (zat darah), di mana intinya bukan Mg melainkan Fe. Pada 
klorofil,terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil yang dapat terlepas 
menjadi fitol C2H39OH, jika kena air (hidrolisis) dan pengaruh enzim 
klorofilase. Fitol itu lipofil (suka asam lemak), sedangkan biasanya disebut 
rangka porfin, sifatnya hidrofil (suka akan air) (Dwidjoseputro, 1994:18). 
Pada umumnya sel fotosintesis mengandung satu atau lebih pigmen 
klorofil yang berwarna hijau. Berbagai sel fotosintesis lainnya seperti 
pada ganggang dan bakteria berwarna coklat, merah, dan ungu. Hal ini 
disebabkan oleh adanya pigmen lain di samping klorofil, yaitu pigmen 
pelengkap, seperti karotinoid yang berwarna kuning, merah atau ungu dan 
fikobilin yang berwarna biru atau merah (Muhammad Wirahadikusumah, 
1985: 99). 
Pada tahun 1962, Gustav Julius Von Sachs, membuktikan bahwa 
pada fotosintesis terbentuk karbohidrat amilum. Adanya amilum dapat 
dibuktikan dengan pengujian dengan yodium, amilum dengan yodium 
memberikan warna hitam. Amilum hanya terdapat pada bagian daun yang 
hijau dan terkena sinar. 
Pada percobaaan Sachs, A daun yang sebagian tertutup x, terkena sinar 
sepanjang hari. B daun tersebut setelah dipetik, direbus, direndam dalam 
alkohol untuk melarutkan klorofilnya dan setelah itu dicelup dalam larutan 
yodium. Bagian yang tertutup tampak putih (berarti tanpa amilum), sedang 
daerah sekitarnya berwarna hitam yang menunjukkan adanya amilum. 
176 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Jan Ingenhousz (1730-1799) merupakan orang yang pertama kali 
melakukan penelitian tentang fotosintesis. Ingenhousz memasukkan 
tumbuhan air Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana 
gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan di atasnya diberi tabung reaksi 
yang diisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak 
lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air tersebut. 
Gelembung udara tersebut menandakan adanya gas. Setelah diuji ternyata 
adalah oksigen. Ingenhousz menyimpulkan fotosintesis menghasilkan 
oksigen (id.yahoo.answers.org). 
Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman. Untuk efisiensi 
fotosintesis daun harus tipis dan memiliki luas permukaan besar. Ini 
membantu dalam penyerapan cahaya dan difusi gas, dan sarana untuk 
mencegah kehilangan air yang berlebihan melalui stomata dan epidermis. 
Kloroplas jumlah besar dalam sel-sel mesofil palisade menyediakan 
jaringan fotosintetik utama. Ruang antara spons berbentuk tidak teratur di 
dalam sel-sel mesofil daun untuk melakukan difusi gas. Turgor sel penjaga 
berubah menjadi gas menyediakan pertukaran dengan atmosfer. Kutikula 
pada berlapis tunggal bersifat transparan epidermis atas dan bawah 
melindungi daun dari pengeringan dan infeksi. 
Ilmu Pengetahuan Alam 177 
b. Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menjelaskan konsep fotositesis. 
b) Peserta didik memiliki keterampilan berbicara di muka kelas melalui 
kegiatan presentasi hasil praktikum fotosintesis. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukkanlah gambar tumbuhan berfotosintesis. 
b) Inti 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan 
“Praktikum fotosintesis” seperti yang terdapat dalam buku peserta
didik. Diskusikanlah hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi 
– komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. 
Peserta didik melakukan presentasi hasil kerja proyeknya. 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan mandiri. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat dan bahan sesuai kegiatan “Praktikum fotosintesis“. 
b) Media: benda atau gambar terkait. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet, majalah). 
7. Pertemuan VI: Presentasi Tugas (3 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan VI dimaksudkan untuk melatih peserta didik bagaimana 
mengamati atau mengobservasi energi dalam sistem kehidupan, juga 
mampu melakukan presentasi hasil observasi, pengamatan, dan praktikum 
yang telah dikerjakan. 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
Peserta didik dapat menjelaskan performan terbaik dalam presentasi. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik guru 
mengemukakan aturan presentasi. 
178 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 179 
b) Inti 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Presentasi 
hasil observasi, pengamatan, dan praktikum” yang telah dikerjakan. 
Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan mandiri. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
Alat dan Bahan sesuai kegiatan “Presentasi” 
4) Sumber Belajar 
a) Buku peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet/majalah/media cetak 
lain). 
8. Pertemuan VII: Reviu dan Tes Harian (3JP) 
c. Materi Untuk Guru 
Pertemuan VII dimaksudkan untuk mereviu pengalaman belajar peserta 
didik dalam bentuk tes. 
d) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
Terukurnya kompetensi peserta didik untuk topik ini. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Persiapan reviu dan presentasi. 
b) Inti 
Tes dan Presentasi. 
c) Penutup 
Refleksi.
3) Alat, Bahan, dan Media 
Alat, bahan dan media sesuai kegiatan tes dan presentasi. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 
D. Penilaian 
1. Penilaian oleh Guru 
No KD Indikator Esensial Teknik Keterangan 
1. KD pada KI I Observasi perilaku Lembar observasi 
2. KD pada KI II Observasi perilaku Lembar observasi 
3. KD pada 
KI III 
Menjelaskan konsep energi dan 
sumber energi 
180 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Tes tulis Lembar tes tertulis 
Menjelaskan mekanisme 
transformasi energi dalam sel 
Menjelaskan mekanisme 
metabolisme sel 
Menjelaskan mekanisme peristiwa 
respirasi 
Menjelaskan mekanisme 
transformasi energi yang berasal 
pencernaan makanan 
Menjelaskan mekanisme 
fotosintesis yang menghasilkan 
energi 
4. KD pada 
KI IV 
Melakukan kerja ilmiah di sekolah/ 
laboratorium 
Penilaian produk 
Lembar penilaian 
produk 
Menyajikan hasil kerja ilmiah 
pengamatan, inferensi, dan 
mengomunikasikan hasil 
Penilaian unjuk 
Kerja 
Menyajikan hasil proyek 
Penilaian proyek 
dan portofolio 
Lembar penilaian 
produk
2. Penilaian Diri 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI IV Menunjukkan pribadi yang bertanggung 
jawab dan komitmen dalam melaksanakan 
tugas proyek 
Penilaian diri dan 
kriterianya 
3. Penilaian Rekan Sejawat 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI IV Menunjukkan pribadi yang bertanggung 
jawab dan komitmen dalam melaksanakan 
tugas proyek 
Penilaian rekan dan 
kriterianya 
E. Bentuk Komunikasi dengan Orang Tua/Wali 
Komunikasi dengan orang tua/wali dibangun dengan pemberian kolom tanda 
tangan orang tua/wali dalam setiap tugas dan nilai ulangan. Mengembangkan 
komunikasi online kepada orang tua/wali, dengan memanfaatkan teknologi 
(telepon genggam, smartphone, dan sebagainya) 
Catatan: Bapak/Ibu, format penilaian bisa di lihat pada Bab 1. 
F. Kunci Jawaban 
1. Karbohidrat, lemak, dan protein merupakan sumber energi. Jelaskan apa 
yang terjadi bila kita kelebihan dalam mengomsumsi zat-zat tersebut? Dan 
bagaimana bila kekurangan? 
Jawab: 
Baik kelebihan maupun kekurangan karbohidrat, lemak, dan protein dapat 
menyebabkan penyakit. 
2. Kelompokkan sumber energi yang dapat diperbarui dan tidak dapat 
Ilmu Pengetahuan Alam 181 
diperbarui. (Coret yang salah) 
Cahaya Dapat diperbarui/Tidak dapat diperbarui 
Listrik Dapat diperbarui/Tidak dapat diperbarui 
Nuklir Dapat diperbarui/Tidak dapat diperbarui
Air Dapat diperbarui/Tidak dapat diperbarui 
Batubara Dapat diperbarui/Tidak dapat diperbarui 
3. Bagaimana cara kerja kincir angin? Jelaskan! 
4. Apakah yang dimaksud energi fosil? Mengapa kita tidak boleh menggunakan 
energi yang berasal dari fosil secara berlebihan? 
Jawab: 
Energi yang berasal dari fosil-fosil hewan atau tumbuhan yang sudah lama 
mati dan yang sudah lama tertimbun menjadi minyak bumi. Sumber energi 
fosil ini tidak dapat diperbaharui sehingga penggunaannya harus bijaksana. 
5. Olah raga teratur tetapi tidak berlebihan baik bagi kesehatan kita. 
Gambar 7.7 Orang sedang berolahraga 
a) Apakah yang terjadi ketika otot sedang dilatih? Lingkari jawaban ”Ya” atau 
”Tidak” pada masing-masing pernyataan di bawah ini. 
Apakah hal di bawah ini terjadi ketika 
otot dilatih/bekerja? 
182 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Ya atau tidak ? 
Otot menerima peningkatan suplai darah Ya / Tidak 
Lemak terbentuk di otot Ya / Tidak 
b) Mengapa kamu harus bernapas lebih dalam ketika sedang berolah raga 
daripada ketika sedang beristirahat?
Jawab: 
-- Untuk mengurangi kadar karbon dioksida yang meningkat dan untuk 
menyediakan lebih banyak oksigen ke tubuhmu. (“Udara” tidak diterima 
sebagai pengganti “karbon dioksida” atau “oksigen”) 
• Ketika kita berolah raga, tubuhmu memerlukan lebih banyak oksigen 
dan menghasilkan lebih banyak karbon dioksida. Bernapas adalah 
upaya untuk melakukan hal tersebut. 
• Bernapas lebih cepat memberikan lebih banyak oksigen ke dalam 
darah dan lebih banyak karbon dioksida dibuang. 
-- Untuk mengurangi kadar karbon dioksida yang meningkat dari tubuh 
kita atau untuk menyediakan lebih banyak oksigen ke tubuh kita, tetapi 
tidak keduanya. (“Udara” tidak diterima sebagai pengganti “karbon 
dioksida” atau “oksigen”). 
• Karena kita harus menghilangkan karbon dioksida yang terbentuk. 
• Karena otot memerlukan oksigen. (Implikasinya bahwa tubuh 
kita me­merlukan 
lebih banyak oksigen ketika kita berolah raga 
(menggunakan otot).) 
• Karena olah raga menggunakan oksigen. 
• Kita bernapas lebih dalam karena kita menghirup lebih banyak 
oksigen ke dalam paru-parumu. (Jawaban yang jelek, tetapi diketahui 
bahwa kita menyediakan lebih banyak oksigen). 
• Selama kita menggunakan begitu banyak energi, maka tubuh 
memerlukan dua kali atau tiga kali lipat jumlah udara yang dihirup. 
Ini juga perlu untuk membuang karbon dioksida dalam tubuh kita. 
c) Seseorang yang berolah raga sebelum mengonsumsi sejumlah makanan, 
akan merasa sangat keletihan. Mengapa hal itu terjadi? Jelaskan alasan 
jawaban kita! 
Jawab: 
Berolahraga adalah menggunakan energi potensial yang terdapat dalam 
tubuh yang berasal dari makanan, apabila kita tidak mengonsumsi 
makanan, maka tubuh akan terasa letih, karena kurangnya energi potensial 
yang digunakan. 
Ilmu Pengetahuan Alam 183
Suhu dan Perubahannya 
184 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
BAB 7 
A. Pengantar 
Subtopik “Suhu dan Perubahannya” masuk dalam tema besar “Perubahan”, 
merupakan bagian dari materi pokok “Suhu, Kalor, dan Perpindahan Kalor”. 
Oleh karena materi topik tersebut relatif besar, maka untuk keperluan 
pengorganisasian Buku Peserta didik dan pembelajarannya, maka topik 
dipecah menjadi 2: subtopik pertama membahas tentang suhu dan pengaruh 
perubahannya, subtopik kedua membahas kalor dan perpindahannya. Secara 
esensial, pembelajaran pada subtopik ini mengenalkan peserta didik pada 
tingkat panas dinginnya benda (baik hidup maupun tak hidup) dan akibat 
perubahan suhu pada benda (pemuaian). 
B. KI dan KD pada Materi Pokok Suhu dan Perubahannya 
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 
agama yang dianutnya. 
1.2. Mengagumi keteraturan dan 
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang 
aspek fisik dan kimiawi, kehidupan 
dalam ekosistem, dan peranan 
manusia dalam lingkungan serta 
mewujudkannya dalam pengamalan 
ajaran agama yang dianutnya.
Ilmu Pengetahuan Alam 185 
2. Menghargai dan menghayati perilaku 
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli 
(toleransi, gotong royong), santun, 
percaya diri, dalam berinteraksi secara 
efektif dengan lingkungan sosial dan 
alam dalam jangkauan pergaulan dan 
keberadaannya. 
2.2. Menunjukkan perilaku ilmiah 
(memiliki rasa ingin tahu; objektif; 
jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; 
bertanggung jawab; terbuka; 
kritis; kreatif; inovatif dan peduli 
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari 
sebagai wujud implementasi 
sikap dalam melakukan percobaan 
dan berdiskusi. 
3. Memahami pengetahuan (faktual, 
konseptual, dan prosedural) 
berdasarkan rasa ingin tahunya 
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, 
seni, budaya terkait fenomena dan 
kejadian tampak mata. 
3.7. Memahami konsep suhu, pemuaian, 
kalor, perpindahan kalor, dan 
penerapannya dalam mekanisme 
menjaga kestabilan suhu tubuh pada 
manusia dan hewan serta dalam 
kehidupan sehari-hari. 
4. Mencoba, mengolah, dan 
menyaji dalam ranah konkret 
(menggunakan, mengurai, merangkai, 
memodifikasi,dan membuat) dan 
ranah abstrak (menulis, membaca, 
menghitung, menggambar, dan 
mengarang) sesuai dengan yang 
dipelajari di sekolah dan sumber lain 
yang sama dalam sudut pandang/ 
teori. 
4.10.Melakukan percobaan untuk 
menyelidiki suhu dan perubahannya 
serta pengaruh kalor terhadap 
perubahan suhu dan perubahan 
wujud benda. 
A. Pembelajaran pada Topik Suhu dan Perubahannya 
1. Alokasi Waktu dan Subtopik 
Pembelajaran dan penilaian Subtopik Suhu dan Perubahannya memerlukan 
waktu 18 jam pelajaran atau 7 TM (dengan asumsi 5 JP/minggu diorganisasikan 
menjadi dua kali TM, yakni 3 JP dan 2 JP). Pengorganisasian 6 TM tersebut 
adalah sebagai berikut:
Tatap 
Muka ke- Materi 
1 Pengertian Suhu dan Termometer 
2 Skala Suhu I (membuat skala suhu) 
3 Skala Suhu II (skala suhu dan mengamati pemuaian) 
4 Pemuaian Panjang, Luas, dan Volume 
5 Pemuaian pada Zat Cair 
6 Tugas proyek 
7 Ulangan Harian 
2. Pertemuan I: Pengertian Suhu dan Perubahannya 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan I dimaksudkan untuk menumbuhkan pemahaman kepada 
peserta didik tentang suhu sebagai tingkat panas benda dan indra perasa 
bukan pengukur suhu yang handal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan 
oleh guru: 
1) Suhu menyatakan derajat panas benda. 
2) Secara mikroskopik, suhu berkaitan dengan gerak partikel-partikel 
penyusun benda. Untuk benda padat, berupa getaran atom-atom/ 
molekul-molekul penyusun benda. Semakin cepat getaran partikel-partikel 
benda, berarti suhu benda semakin tinggi, dan sebaliknya 
3) Pengukuran suhu dengan termometer memanfaatkan prinsip 
kesetimbangan termal: energi panas akan pindah dari benda bersuhu 
tinggi ke benda bersuhu rendah, hingga tingkat panas keduanya sama 
(berada pada kesetimbangan termal). 
4) Termometer memanfaatkan sifat fisis bahan yang berubah secara 
linear karena perubahan suhu. Perubahan ini meliputi: 
• Perubahan ukuran (benda mengalami pemuaian jika suhu 
naik, dan mengalami penyusutan jika suhu turun), misalnya: 
termometer zat cair. 
186 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
• Perubahan volume gas pada tekanan tetap. Ingat hukum Boyle-Gay 
Lussac: Jadi, jika suhu naik, maka volume 
gas akan naik asalkan tekanan tetap. Digunakan untuk termometer 
gas. 
• Perubahan resistivitas: secara umum, semakin tinggi suhu benda 
maka hambatan listriknya semakin besar. Digunakan untuk 
termometer hambatan listrik. 
• Perubahan warna kristal cair tertentu: jika suhu berubah, warna 
kristal berubah. Digunakan untuk termometer suhu badan yang lebih 
praktis. 
• Perubahan warna benda pijar: semakin panas, warna akan bergeser 
ke arah ungu. Digunakan untuk pirometer optis. 
Miskonsepsi tentang suhu: 
1) Mempertukarkan pemahaman tentang suhu dan kalor, anggapan peserta 
didik (yang salah): segelas besar air 80oC dituang ke dalam 2 gelas 
kecil, banyak peserta didik berpikir, suhu di masing-masing gelas 40oC. 
Demikian juga sebaliknya. 
2) Salah paham tentang esensi skala suhu: suatu benda yang diukur 
dengan termometer skala C, F, dan R ternyata menghasilkan angka yang 
berbeda; banyak peserta didik berpikir tingkat panas benda itu pasti 
berbeda (padahal perbedaan itu hanya karena skala suhunya berbeda). 
Ilmu Pengetahuan Alam 187 
b. Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, inferensi, dan 
mengomunikasikan hasil penyelidikannya tentang fungsi perasa sebagai 
pengukur suhu. 
b) Peserta didik dapat menjelaskan 3 jenis termometer. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik
tunjukkanlah berbagai termometer, ceritakan saat demam, dan 
peristiwa yang berkaitan dengan tingkat panas benda. 
b) Inti 
Diskusikan pengertian suhu dulu, kemudian tantanglah peserta 
didik untuk menemukan jawaban terhadap Kegiatan buku Pegangan 
Peserta didik “Apakah Indra Kita Pengukur Suhu yang Handal?” 
secara berkelompok, doronglah peserta didik untuk menganalisis dan 
melakukan inferensi, dan mendiskusikan hasilnya. Doronglah peserta 
didik untuk tidak takut salah; yang terpenting prosedur dilakukan 
dengan benar dan aman. 
Elaborasi lebih lanjut ke berbagai macam termometer 
(mintalah peserta didik membuat peta pikiran tentang jenis-jenis 
termometer). Lakukan klarifikasi jika diperlukan, terutama tekankan 
“kemengapaannya”. 
Contoh hasil kegiatan peserta didik: 
Nama Yang dirasakan 
tangan kanan 
Yang dirasakan 
tangan kiri 
188 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Yang dirasakan 
tangan kanan dan 
kiri 
Edo Terasa hangat Terasa dingin 
Tangan kanan terasa 
dingin tangan kiri terasa 
hangat 
Ilmi Terasa hangat Terasa dingin 
Tangan kanan terasa 
dingin tangan kiri terasa 
hangat 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan (pilih soal yang relevan pada 
Reviu Subbab A). 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat dan bahan sesuai kegiatan “Apakah Indera Kita Pengukur Suhu 
yang Handal?”
b) Media: termometer, gambar dalam ppt tentang mekanisme berbagai 
Ilmu Pengetahuan Alam 189 
jenis termometer. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku pegangan peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE CTL, internet). 
3. Pertemuan II: Skala Suhu I (membuat skala suhu) (2 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan II dimaksudkan untuk melatihkan kepada peserta didik 
bagaimana membuat skala suhu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan 
oleh guru: 
1) Skala suhu didasarkan atas 2 titik tetap: titik tetap bawah dan titik 
tetap atas. Sekali kedua titik ini ditetapkan, maka jarak antara dua 
titik ini dibagi ke dalam skala-skala yang berjarak sama. Misalnya 
untuk skala Celcius, titik tetap bawah: 0oC dan titik tetap atas 100oC 
(antara keduanya ada rentang 100 derajat). 
2) Pemilihan titik tetap atas dan titik tetap bawah bersifat arbriter 
(sekehendak si pembuat skala suhu), kecuali skala Kelvin. Pada skala 
Kelvin, O K artinya tidak ada energi panas sama sekali pada benda 
itu; partikel-partikel benda tidak bergerak relatif terhadap yang lain, 
sesuatu yang tidak ditemukan di alam ini, namun di laboratorium 
diciptakan kondisi yang mendekati O K. Suhu radiasi latar jagat raya 
ini 2,73 K. 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat membuat skala suhu, melakukan pengukuran 
suhu dengan termometer skalanya, serta membandingkannya secara 
pengukuran dengan termometer skala suhu yang telah dikenali. 
b) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian titik tetap dalam 
penentuan skala suhu.
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukkanlah hasil pengukuran sebuah benda dengan beberapa 
macam skala termometer. Mintalah peserta didik menyampaikan 
idenya tentang “Mengapa angka yang ditunjukkan berbeda?” 
b) Inti 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Membuat 
Skala Pada Termometer Zat Cair”, menuliskan hasil kerjanya 
(sesuai kreasi peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya (terus 
tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta 
didik untuk tidak takut salah. 
Konfirmasikan hasilnya lebih lanjut ke cara pembandingan skala 
suhu. 
Contoh hasil pekerjaan peserta didik: 
Termometer skala Edo 
Titik tetap bawah: 20oE 
Titik tetap atas: 100oE 
Benda yang diukur 
suhunya 
Hasil pengukuran 
dalam skala Celcius 
190 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Hasil pengukuran 
dalam skala Edo 
Tubuh 37 50 
Air hangat 60 70 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan mandiri. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat dan bahan sesuai kegiatan “Membuat Skala pada Termometer 
Zat Cair”. 
b) Media: termometer atau ppt tentang hasil pengukuran satu benda 
dengan tiga macam skala termometer.
4) Sumber Belajar 
a. Buku pegangan peserta didik. 
b. Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 
4. Pertemuan III: Skala Suhu dan Mengamati Pemuaian (3 JP) 
Ilmu Pengetahuan Alam 191 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan III dimaksudkan untuk melatihkan peserta didik bagaimana 
cara mengonversi skala suhu dan mengamati pemuaian. Beberapa hal yang 
perlu diperhatikan oleh guru: 
1) Konversi skala suhu didasarkan atas asumsi bahwa perubahan sifat 
fisis benda yang digunakan untuk termometer berlangsung linear 
untuk berbagai skala. 
Gambar 7.1. Posisi mata saat mengukur 
2) Dengan persamaan garis linear: dan 
titik tetap yang diketahui, maka persamaan konversi suhu dapat 
ditemukan.
• Titik tetap skala suhu: 
Celcius (C) Fahrenheit (F) Reamur (R) Kelvin (K) 
Gambar 7.2. Berbagai skala Termometer 
• Dengan menerapkan persamaan garis di atas, maka konversi 
dapat ditentukan. Misal, dari C ke F: 
(F-32)= (212-32) 
(100-0) x(C-0), maka: 
F= xC+32 95 
• Perhatikan: Salah paham tentang esensi skala suhu. Suatu benda 
yang diukur dengan termometer skala C, F, dan R ternyata 
menghasilkan angka yang berbeda, banyak peserta didik berpikir 
tingkat panas benda itu pasti berbeda (padahal perbedaan itu 
hanya karena skala suhunya berbeda). 
• Pada peristiwa pemuaian, ukuran benda bertambah, namun 
jumlah partikel benda tetap. 
• Benda yang berbeda memiliki koefisien muai yang berbeda. 
• Pada bimetal: jika suhu naik, bimetal akan melengkung 
(menggulung) ke arah logam yang koefisien muainya kecil dan 
sebaliknya. 
192 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 193 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat melakukan konversi skala suhu. 
b) Menyelidiki pengaruh jenis benda terhadap pertambahan panjang 
pemuaiannya. 
2) Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan IV dan V) 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukkan termometer bimetal dan/atau saklar bimetal (misalnya 
setrika listrik), minta mereka berpendapat, “mengapa bimetal dapat 
berfungsi?” Ingatkan pula tentang skala suhu untuk melakukan 
konversi suhu. 
b) Inti 
Diskusikan rumus konversi suhu bersama peserta didik, kemudian 
secara berkelompok berlatih soal-soal konversi suhu di buku pegangan 
peserta didik. 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Adakah 
pengaruh jenis logam terhadap panjang pemuaiannya?”. Diskusikan 
hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). 
Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. 
Elaborasikan hasilnya dengan mengkaitkan hasil percobaan 
dengan bimetal. Lakukan negosiasi konsep dan konfirmasi untuk 
gejala-gejala pemuaian dalam kehidupan sehari-hari. 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan mandiri: soal-soal terpilih di 
Reviu. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat: alat dan bahan untuk kegiatan “Adakah pengaruh jenis logam 
terhadap panjang pemuaiannya?”. 
b) Media: model atau ppt tentang bimetal.
4) Sumber Belajar 
a) Buku pegangan peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 
5. Pertemuan IV: Pemuaian Panjang, Luas, dan Volume (2 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan IV dimaksudkan untuk melatih pemahaman fisis dan 
matematis tentang pemuaian panjang. Sebagai standar minimal, untuk 
pemuaian luas dan volume tidak sampai pada persamaan matematis, 
namun hanya menekankan pada perubahan harga koefieien muai dan 
pemanfaatannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru: 
a) Penurunan persamaan muai panjang dapat dilihat pada buku 
pegangan peserta didik. 
b) Untuk muai luas dan volume, persamaan muai panjang dapat 
digunakan dengan mengganti panjang dengan luas atau volume, dan 
α dengan 2α (untuk luas) dan 3α (untuk volume). 
Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian koefisien muai panjang. 
b) Peserta didik dapat menerapkan persamaan pemuaian panjang pada 
kasus yang relevan. 
c) Peserta didik dapat menunjukkan akibat pemuaian panjang dalam 
kehidupan sehari-hari. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukkanlah gambar kabel listrik jaringan tegangan tinggi, “Mengapa 
kabel dibuat agak kendor”. Arahkan diskusi ke pemuaian panjang. 
b) Inti 
Diskusikan pengertian koefisien muai panjang dan persamaan 
pemuaian panjang. Untuk mendapatkan pemahaman pemodelan 
194 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
aspek matematis dari gejala fisis, diskusikan penurunan persamaan 
muai panjang dari pengertian koefisien muai panjang. 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan latihan penerapan 
matematika untuk pemuaian panjang dan mengomunikasikan 
hasilnya ke kelompok lain. 
Elaborasikan hasilnya lebih lanjut ke besaran muai luas dan muai 
volume, serta lakukan klarifikasi dan negosiasi konsep tentang gejala 
pemuaian dalam kehidupan sehari-hari. 
Ilmu Pengetahuan Alam 195 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan Reviu. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Media: ppt tentang akibat pemuaian daam kehidupan sehari-hari. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku pegangan peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 
6. Pertemuan V: Pemuaian Zat Cair dan Gas; (Tugas Proyek) (3 jam) 
a. Untuk Guru 
Pertemuan V dimaksudkan untuk memahami gejala pemuaian pada zat 
cair dan gas, serta mendorong ide-ide pemanfaatan gejala ini (selain untuk 
termometer). Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru: 
1) Berbeda dengan zat cair dan zat padat, pemuaian pada gas melibatkan 
faktor tekanan. Sekali lagi, periksa hukum Boyle-Gay Lussac. 
2) Perubahan tekanan, volume, dan temperatur erat kaitannya dengan 
proses termodinamik yang dimanfaatkan pada berbagai mesin. 
3) Contoh pemuaian pada gas (di buku peserta didik sebagai tugas 
proyek, manfaatkan ini untuk pembimbingan).
Gambar 7.3. Percobaan pemuaian gas 
Jika labu kaca dipegang beberapa saat, ketinggian cairan dalam pipet 
berubah. Saat dipegang, suhu gas dalam labu naik hingga mendekati suhu 
tubuh, lebih besar dari suhu ruang. Gas memuai. 
Gbr. 7.4 Gbr. 7.5 
Saat labu dipanasi, gas memuai, timbul gelembung (gunakan labu kaca 
Pyrex). 
196 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Gambar 7.6. Pemuaian gas di dalam botol plastik 
Bila botol plastik dimasukkan ke dalam air panas, udara di dalam botol 
mengembang, balon membesar (bisa dijadikan percobaaan, misalnya 
menguji pengaruh perubahan suhu terhadap ukuran pengembangan balon, 
tetapi balonnya harus dikontrol, yakni menggunakan balon yang sama) 
Ilmu Pengetahuan Alam 197 
Gambar 7.7. Pemuaian gas di dalam balon 
Bila balon disiram air panas, ukurannya (misalnya dengan mengukur 
lingkar balon) bertambah. Bisa dijadikan percobaan, misalnya menguji 
pengaruh perubahan suhu terhadap perubahan volume balon. 
• Anomali air: pemuaian air tidak linear, tetapi air memiliki volume 
terkecil pada suhu 4 oC. Lebih kecil dari itu air akan memuai, lebih 
besar dari itu air juga akan memuai; lihat grafik V terhadap T pada air 
berikut.
Gambar 7.8. Grafik hubungan volume dengan suhu pada anomali air 
• Salah satu akibat anomali air (akibat yang menunjukkan kebesaran 
Tuhan): pada musim dingin, sungai/laut hanya membeku pada 
permukaannya, sedangkan bagian dalam tidak beku, sehingga ikan 
dan berbagai biotanya tetap bertahan di musim dingin. 
Gambar 7.8. Sungai membeku pada permukaannya 
198 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 199 
b. Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menunjukkan gejala pemuaian pada zat cair dan 
gas. 
b) Peserta didik dapat menjelaskan 3 contoh gejala pemuaian zat cair/ 
gas dalam kehidupan sehari-hari. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukkan ppt tentang ban meletus, mintalah mereka berpendapat 
mengapa hal itu terjadi. 
b) Inti 
Penggalan 1: 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan pengamatan 
pemuaian pada zat cair (Buku pegangan peserta didik, box: Mengamati 
Pemuaian pada Zat Cair). Diskusikan hasilnya (terus tekankan 
observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk 
tidak takut salah. 
Diskusikan berbagai gejala pemuaian pada zat cair yang harus 
diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari (isi botol yang berisi zat 
cair tidak boleh sampai penuh) serta anomali air dan pengaruhnya 
saat musim dingin. 
Penggalan 2: 
Orientasikan peserta didik ke Tugas Proyek (lihat Tugas Proyek 
pada Evaluasi Bab), bimbing mereka untuk menyelesaikan tugasnya 
(gunakan teknik scaffolding: beri bantuan seperlunya, secara 
perlahan hilangkan bantuan itu). Presentasi dan/atau bentuk lain 
penyajian Tugas Proyek dilakukan pada pertemuan berikutnya.
c) Penutup 
Lakukan penyimpulan bersama peserta didik, dorong peserta 
didik untuk menuntaskan tugas proyeknya agar bisa disajikan pada 
pertemuan berikutnya. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat dan bahan untuk pemuaian zat cair dan tugas proyek sesuai 
Buku peganagan peserta didik. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku peganagan peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 
7. Pertemuan VI: Penyajian Tugas Proyek (2 JP) 
8. Pertemuan VII: Ulangan harian (2 JP) 
D. Penilaian 
1. Penilaian oleh Guru 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada 
KI I 
200 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Observasi 
perilaku 
2. KD pada 
KI II 
Observasi 
perilaku
Ilmu Pengetahuan Alam 201 
3. KD pada 
KI III 
Peserta didik dapat menjelaskan 3 jenis 
termometer 
Tes tulis 
Peserta didik dapat menjelaskan pengertian titik 
tetap dalam penentuan skala suhu 
Peserta didik dapat melakukan konversi skala suhu 
Peserta didik dapat menjelaskan pengertian 
koefisien muai panjang 
Peserta didik dapat menerapkan persamaan 
pemuaian panjang pada kasus yang relevan 
Peserta didik dapat menunjukkan akibat pemuaian 
panjang dalam kehidupan sehari-hari 
Peserta didik dapat menjelaskan 3 contoh gejala 
pemuaian zat cair/gas dalam kehidupan sehari-hari 
4. KD pada 
KI IV 
Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, 
inferensi, dan mengomunikasikan hasil 
penyelidikannya tentang fungsi perasa sebagai 
pengukur suhu 
Penilaian 
Produk 
Peserta didik dapat membuat skala suhu, 
melakukan pengukuran suhu dengan termometer 
skalanya, serta membandingkannya secara 
pengukuran dengan termometer skala suhu yang 
telah dikenali. 
Penilaian Unjuk 
Kerja 
Peserta didik dapat menyelidiki pengaruh 
jenis benda terhadap pertambahan panjang 
pemuaiannya 
Penilaian 
Produk 
Peserta didik dapat menunjukkan gejala pemuaian 
pada zat cair dan gas. 
Penilaian 
produk 
2. Penilaian Diri 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI IV Peserta didik dapat membuat skala 
suhu, melakukan pengukuran suhu 
dengan termometer skalanya, 
serta membandingkannya secara 
pengukuran dengan termometer 
skala suhu yang telah dikenali. 
Penilaian Diri dan 
kriterianya
3. Penilaian Rekan Sejawat 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI IV Peserta didik dapat menunjukkan 
gejala pemuaian pada zat cair dan 
gas. 
202 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Penilaian Rekan 
dan kriterianya 
(terkait dengan 
tugas proyek) 
D. Bentuk Komunikasi dengan Orang Tua/Wali 
Bentuk komunikasi dengan orang tua/wali: 
1. Berikan deskripsi. Mintalah orang tua/wali membaca dan menandatangani 
hasil tugas peserta didik. 
2. Berikan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah dalam belajar 
IPA di kelas. 
3. Catatan: Bapak/Ibu, format penilaian bisa dilihat pada Petunjuk Umum 
Pembelajaran IPA. 
F. Kunci Jawaban 
1. Suhu merupakan ukuran panas dinginnya benda. Benda panas berarti 
suhunya tinggi, sebaliknya benda yang dingin berarti suhunya rendah. 
2. Termometer tersebut memanfaatkan adanya perubahan sifat fisika benda 
(volume, panjang benda, dan warna benda) yang berubah karena kenaikan 
suhu. 
3. Untuk mendapatkan panas matahari, suhu tubuhnya naik, sehingga bisa 
beraktivitas (buaya berdarah dingin). 
Penerapan 
4. Bimetal berfungsi seperti saklar. Saat suhu setrika tinggi, lengungan 
pada bimetal membuat rangkaian listrik pada setrika menjadi terbuka 
(terputus). Saat setrika mendingin, bimetal kembali ke bentuk asal, 
sehingga rangkaian listrik tertutup dan setrika menjadi panas kembali. 
5. a. 25oC = 20oR = 298K 
b. 60oC = 48oR = 140oF
Ilmu Pengetahuan Alam 203 
6. 
7. 
. Yang paling mendekati: kuningan. 
8. a. Alternatif rumusan masalah: 
• Apakah jenis zat berpengaruh terhadap perubahan volumenya 
ketika dipanaskan? 
b. Berdasarkan data pada tabel, perubahan volume ketika suhu zat 
dinaikkan juga berbeda-beda. Kesimpulannya: jenis zat berpengaruh 
terhadap perubahan volumenya ketika dipanaskan 
Berpikir Kritis: 
Tidak. Tingkat panas benda itu sama. Angka penunjukan suhunya berbeda-beda, 
karena menggunakan skala termometer yang berbeda.
Kalor dan Perpindahannya 
204 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
BAB 8 
A. Pengantar 
Subtopik “Suhu dan Perubahannya” masuk dalam tema besar “Perubahan”, 
merupakan bagian dari materi pokok “Suhu, Kalor, dan Perpindahan Kalor”. 
Secara esensial, pembelajaran pada subtopik ini mengenalkan peserta didik 
pada kalor, pengaruhnya, perpindahannya, dan penerapannya baik pada 
makhluk hidup maupun dalam kehidupan sehari-hari. 
B. KI dan KD pada Subtopik Kalor dan Perpindahannya 
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 
agama yang dianutnya. 
1.1. Mengagumi keteraturan dan 
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang 
aspek fisik dan kimiawi, kehidupan 
dalam ekosistem, dan peranan 
manusia dalam lingkungan serta 
mewujudkannya dalam pengamalan 
ajaran agama yang dianutnya. 
2. Menghargai dan menghayati perilaku 
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli 
(toleransi, gotong royong), santun, 
percaya diri, dalam berinteraksi secara 
efektif dengan lingkungan sosial dan 
alam dalam jangkauan pergaulan dan 
keberadaannya. 
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah 
(memiliki rasa ingin tahu; objektif; 
jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; 
bertanggung jawab; terbuka; 
kritis; kreatif; inovatif dan peduli 
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari 
sebagai wujud implementasi 
sikap dalam melakukan percobaan 
dan berdiskusi.
Ilmu Pengetahuan Alam 205 
3. Memahami pengetahuan (faktual, 
konseptual, dan prosedural) 
berdasarkan rasa ingin tahunya 
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, 
seni, budaya terkait fenomena dan 
kejadian tampak mata. 
3.7. Memahami konsep suhu, pemuaian, 
kalor, perpindahan kalor, dan 
penerapannya dalam mekanisme 
menjaga kestabilan suhu tubuh pada 
manusia dan hewan serta dalam 
kehidupan sehari-hari. 
4. Mencoba, mengolah, dan 
menyaji dalam ranah konkret 
(menggunakan, mengurai, merangkai, 
memodifikasi,dan membuat) dan 
ranah abstrak (menulis, membaca, 
menghitung, menggambar, dan 
mengarang) sesuai dengan yang 
dipelajari di sekolah dan sumber lain 
yang sama dalam sudut pandang/ 
teori. 
4.10 Melakukan percobaan untuk 
menyelidiki suhu dan perubahannya 
serta pengaruh kalor terhadap 
perubahan suhu dan perubahan 
wujud benda. 
4.11 Melakukan penyelidikan terhadap 
cara berisi penambahan kalor secara 
konduksi, konveksi, dan radiasi. 
C. Pembelajaran pada Subtopik Kalor dan Perpindahannya 
1. Alokasi Waktu dan Subtopik 
Pembelajaran dan penilaian Subtopik Objek kalor dan perpindahannya 
memerlukan waktu 20 jam pelajaran atau 8 TM (dengan asumsi 5 JP/minggu 
diorganisasikan menjadi dua kali TM, yakni 3 JP dan 2 JP). Pengorganisasian 
6 TM tersebut adalah sebagai berikut: 
Tatap Muka ke- Materi 
1 Pengertian Kalor dan Kalori Makanan 
2 Kalor dan Perubahan Suhu 
3 Kalor dan Perubahan Wujud 
4 Perpindahan Kalor: Konduksi dan Konveksi 
5 Perpindahan Kalor: Radiasi 
6 Tugas proyek 
7 Pembahasan Tugas Proyek 
8 Ulangan Harian
2. Pertemuan I: Pengertian Kalor dan Kalori Makanan (3 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan I dimaksudkan untuk menumbuhkan pemahaman kepada 
peserta didik tentang energi panas, kalor, dan kalor pada makanan. 
Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru: 
1) Energi panas pada hakikatnya adalah energi gerak relatif partikel-partikel 
penyusun benda saat suhunya lebih dari O K. Semakin besar 
suhunya, energi panas benda semakin besar. Semakin besar massa 
benda, energi panas benda semakin besar. Besar energi panas juga 
dipengaruhi oleh jenis benda. 
2) Kalor merupakan energi panas yang berpindah. Satuan kalor = satuan 
energi, dalam SI bersatuan joule. Satuan energi yang lain adalah kalori. 
Satu kalori adalah kalor untuk menaikkan suhu 1 g air hingga naik 1oC. 
Ekivalennya: 1 kalori = 4,186 J. Ekivalensi ini didapat dari percobaan 
Joule. 
3) Makanan merupakan penghasil energi bagi tubuh. Energi yang 
dikandung dalam makanan dinyatakan dalam satuan kilokalori, biasa 
ditulis Kal (dengan K huruf kapital ). Energi yang dikandung lemak = 9 
Kal/g; energi yang dikandung karbohidrat. 
Miskonsepsi tentang suhu dan kalor : 
1) Mempertukarkan pemahaman tentang suhu dan kalor, anggapan peserta 
didik (yang salah): segelas besar air 80oC dituang ke dalam 2 gelas 
kecil, banyak peserta didik berpikir, suhu di masing-masing gelas 40oC. 
Demikian juga sebaliknya. 
2) Dalam suatu ruang, suhu benda-benda dari kayu (isolator) lebih tinggi 
daripada benda-benda logam (konduktor); seharusnya: suhu keduanya 
sama, namun ketika kita menyentuh logam, kalor dari permukaan kulit 
kita dengan cepat berpindah ke logam sehingga terasa dingin. 
206 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 207 
b. Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, inferensi, dan 
mengomunikasikan hasil penyelidikannya tentang energi panas 
benda. 
b) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian kalor. 
c) Peserta didik dapat menentukan energi yang dikandung oleh 
makanan. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukkanlah berbagai label makanan kemasan, fokuskan pada label 
yang menunjukkan kalori makanan. Mintalah peserta didik menanggapi 
tulisan dalam label itu. Lakukan apersepsi tentang suhu. 
b) Inti 
Secara berkelompok peserta didik melakukan penyelidikan 
“Membandingkan Energi Panas Benda” (Buku pegangan peserta didik). 
Doronglah peserta didik untuk menganalisis dan melakukan inferensi, 
serta mendiskusikan hasilnya. Doronglah peserta didik untuk tidak takut 
salah; yang penting prosedur dilakukan dengan benar dan aman. 
Elaborasi lebih lanjut ke pengertian kalor, kalor sebagai bentuk 
energi, dan energi makanan. Lakukan klarifikasi dengan label 
makanan pada kegiatan pemotivasian. 
Contoh hasil pekerjaan peserta didik: 
Volume air (mL) Waktu untuk mencapai suhu 60oC 
100 4,5 menit 
200 8,8 menit 
Analisis 
Semakin lama waktunya, berarti energi panas yang diperlukan 
semakin besar. Untuk memanaskan air yang volumenya banyak
memerlukan energi panas yang lebih besar dibandingkan untuk 
memanaskan air yang lebih sedikit. 
c) Penutup 
Bersama peserta didik, lakukan penyimpulan, refleksi, serta 
penugasan (pilih soal yang relevan pada Reviu Subbab). 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat dan bahan sesuai kegiatan “Membandingkan Energi Panas 
Benda”. 
b) Media: termometer, gambar dalam ppt tentang mekanisme berbagai 
jenis termometer. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku pegangan peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE CTL, internet). 
3. Pertemuan II: Kalor pada Perubahan Suhu (3 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan III dimaksudkan untuk melatih peserta didik tentang 
pengaruh kalor terhadap perubahan suhu, dengan cara menyelidiki 
variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kenaikan suhu benda. 
Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru: 
1) Untuk benda yang tidak berubah wujud, kalor untuk perubahan 
suhu benda berbanding lurus dengan massa benda dan kenaikan 
suhu benda, serta bergantung pula pada jenis bendanya. Jenis benda 
ini secara kuantitas disebut kalor jenis, yakni kalor yang diperlukan 
untuk menaikkan suhu 1 kg benda sehingga suhunya naik 1 K. Kalor 
jenis air 4200 J/(kg K). Secara matematis: 
2) Grafik perubahan suhu terhadap kalor yang diberikan (atau waktu 
pemanasan): 
208 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 209 
Gambar 8.1 Grafik suhu terhadap kalor 
b. Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menyelidiki faktor-faktor yang memengaruhi 
kenaikan suhu benda akibat pemberian kalor. 
b) Peserta didik dapat merapkan persamaan kalor untuk kenaikan suhu 
pada persoalan yang sesuai. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukkanlah gambar (ppt) pemanasan air dan minyak. “Mana yang 
lebih cepat panas?” Mintalah peserta didik menyampaikan idenya. 
b) Inti 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Selain 
kalor, apa yang mempengaruhi kenaikan suhu benda?”, menuliskan 
hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya 
(terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta 
didik untuk tidak takut salah. 
Elaborasi hasilnya sehingga menuju persamaan kalor untuk 
kenaikan suhu dan penerapan/pemecahan masalah yang relevan.
Contoh hasil pekerjaan peserta didik: 
Jenis zat Massa (g) 
210 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Waktu untuk mencapai suhu 
60oC 
Air 200 8,8 menit 
Minyak kelapa 200 4 menit 
Kesimpulan: jenis zat berpengaruh terhadap kalor yang diperlukan 
untuk kenaikan suhu. 
c) Penutup 
Bersama peserta didik, lakukan penyimpulan dan refleksi. 
Penugasan mandiri (Reviu pada buku pegangan peserta didik). 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat dan bahan sesuai kegiatan “Mana yang lebih cepat panas?”. 
b) Media: ppt tentang pemanasan air dan minyak. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku pegangan peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 
4. Pertemuan III: Kalor dan Perubahan Wujud (2 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan III dimaksudkan untuk melatih peserta didik tentang 
penyelidikan kalor pada perubahan wujud dan pemahaman tentang kalor 
untuk perubahan wujud. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru: 
1) Perubahan wujud beserta kalor yang diperlukan atau diserap benda yang 
berubah wujud dapat dilihat dalam buku pegangan peserta didik. 
2) Beda menguap dan mendidih: 
a) Menguap dapat terjadi pada sembarang suhu, perubahan dari fase 
cair ke gas terjadi pada permukaan zat cair.
b) Mendidih terjadi pada suhu tertentu, yakni pada titik didihnya 
(dipengaruhi tekanan udara pada zat cair itu), perubahan dari fase 
cair ke gas terjadi pada seluruh bagian zat cair. Di permukaan laut, 
air mendidih pada suhu 100oC, titik didih semakin mengecil seiring 
ketinggian (tekanan udara semakin kecil). 
c) Sebenarnya, suhu bukan faktor penentu peristiwa mendidih, namun 
tekananlah faktor penentunya. Bisa jadi, saat suhu turun, terjadi 
peristiwa mendidih. Perhatikan percobaan berikut ini: 
• Masukkan air ke labu elenmeyer, didihkan! 
• Matikan api, sumbat rapat-rapat mulut labu, siram labu dengan 
Ilmu Pengetahuan Alam 211 
air es. Amati air di dalam labu! 
• Miskonsepsi: banyak peserta didik menganggap bahwa proses 
perubahan wujud dan kenaikan suhu berlangsung simultan, 
artinya benda yang berubah wujudnya bisa saja suhunya berubah 
(ini anggapan peserta didik)! 
b. Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menyelidiki karakteristik suhu benda pada saat 
benda mengalami perubahan wujud. 
b) Peserta didik dapat menentukan kalor untuk perubahan wujud. 
2) Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan IV dan V) 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukkanlah ppt tentang perubahan wujud (misalnya es yang 
dipanasi), minta mereka berpendapat, “Bagaimana dengan suhu 
benda pada saat itu?” 
b) Inti 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Bagaimana 
suhu benda saat terjadi perubahan wujud?” Diskusikan hasilnya 
(terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah 
peserta didik untuk tidak takut salah.
Elaborasikan hasilnya dengan mengaitkan dengan kegiatan 
pemotivasian dan persamaan kalor untuk perubahan wujud. 
Konfirmasi untuk gejala-gejala perubahan wujud dalam kehidupan 
sehari-hari. 
Contoh hasil kegiatan peserta didik: hasil pengukuran suhu peserta 
didik cenderung stabil selama 3 menit itu. 
Alternatif kegiatan: kegiatan mengukur suhu saat air mendidih 
(hasilnya cenderung stabil/tidak berubah). 
c) Penutup 
Bersama peserta didik lakukanlah penyimpulan dan refleksi serta 
penugasan mandiri melalui soal-soal terpilih di reviu. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat: alat dan bahan untuk kegiatan “Bagaimana suhu benda saat 
terjadi perubahan wujud?”. 
b) Media: ppt. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku pegangan peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 
5. Pertemuan IV: Perpindahan Kalor: Konduksi dan Konveksi (3 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan IV dimaksudkan untuk melatih peserta didik dapat 
menyelidiki perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi serta 
pemahaman tentang berbagai gejala dan penerapan perpindahan kalor di 
alam dan teknologi. Beberapa hal yang harus dipahami guru: 
1) Secara umum, 3 jenis perpindahan kalor (konduksi, konveksi, dan 
radiasi) di sekitar peserta didik berlangsung simultan (kecuali 
radiasi dari matahari). Misalnya, pada oven panas konveksi, juga 
terjadi perpindahan panas secara konduksi, konveksi, maupun 
radiasi (justru yang dominan radiasi). 
212 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
2) Laju perpindahan kalor secara konduksi bergantung pada jenis 
bahan (konduktivitas bahan), luas penampang konduktor, dan 
panjang konduktor. 
3) Gejala konveksi di alam terjadi karena adanya perubahan 
volume benda karena perubahan suhu. Perubahan volume ini 
mengakibatkan perubahan massa jenis; benda yang massa jenisnya 
kecil akan berada di atas benda yang bermassa jenis lebih besar. 
Ilmu Pengetahuan Alam 213 
b. Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menyelidiki pengaruh jenis bahan terhadap 
kemampuan menghantarkan kalor pada peristiwa konduksi. 
b) Peserta didik membedakan konduksi dan konveksi. 
c) Peserta didik menjelaskan contoh konduksi dalam kehidupan sehari-hari. 
d) Peserta didik menjelaskan contoh konveksi dalam kehidupan sehari-hari. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
demonstrasikanlah peristiwa konduksi atau konveksi, kemudian 
mintalah mereka untuk menyampaikan tanggapannya terhadap 
fenomena tersebut. 
b) Inti 
Penggalan 1: 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan penyelidikan 
“Apakah jenis bahan berpengaruh terhadap konduktivitas bahan?” 
Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – 
komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. 
Elaborasikan hasilnya dengan mengkaitkan dengan kegiatan 
pemotivasian. 
Konfirmasi untuk gejala-gejala konduksi di alam dan penerapan 
konduksi dan konveksi dalam kehidupan sehari-hari.
Penggalan 2: 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan penyelidikan 
“Mengamati arus konveksi” 
Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – 
komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. 
Konfirmasi untuk gejala-gejala konveksi di alam, dan penerapan 
konveksi dalam kehidupan sehari-hari (lihat Buku pegangan peserta 
didik). 
Catatan: dapat juga, dua penggalan ini dilakukan bersamaan, 
misalnya dengan model kooperatif jigsaw. 
Contoh hasil pengamatan peserta didik: 
Gambar 8.2. Arus Konveksi 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan reviu. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat dan bahan: Alat dan bahan untuk kegiatan penyelidikan: 
“Apakah jenis bahan berpengaruh terhadap konduktivitas bahan?” 
dan “Mengamati arus konveksi”. 
b) Media: ppt tentang gejala dan pemanfaatan konduksi dan konveksi. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku pegangan peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 
214 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 215 
6. Pertemuan V: Radiasi (2 jam) 
a. Untuk Guru 
Pertemuan V dimaksudkan untuk memahami gejala radiasi dan 
menyelidiki pengaruh warna benda terhadap kalor yang diterima pada 
peristiwa radiasi. Untuk dipahami guru: 
1) Radiasi merupakan perpindahan kalor tanpa memerlukan medium; 
radiasi dapat menembus benda bening; radiasi kalor dalam bentuk 
gelombang elektromagnetik. 
2) Benda yang lebih tinggi dari suhu sekitarnya akan melepaskan 
kalor, sedangkan benda yang lebih dingin dari lingkungannya akan 
menerima kalor. 
3) Kalor yang diterima atau dilepas pada peristiwa radiasi berbanding 
lurus dengan emisivitas benda (bergantung warna benda, semakin 
gelap semakin besar), luas permukaan benda, dan pangkat empat 
suhu mutlak benda. 
4) Peristiwa radiasi dapat dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan 
(lihat Buku pegangan peserta didik). 
b. Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a. Peserta didik dapat menyelidiki pengaruh warna benda terhadap 
kenaikan suhu benda pada peristiwa radiasi. 
b. Peserta didik dapat menjelaskan 3 contoh cara pemanfaatan radiasi 
dalam kehidupan. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik, 
jika hari panas, mintalah peserta didik keluar untuk merasakan 
panas matahari; jika tidak memungkinkan, ganti dengan lampu
pijar atau nyala lilin. Kemudian mintalah mereka mencocokkan 
mekanisme perpindahan panas yang diterimanya dengan mekanisme 
perpindahan panas yang sudah dikenal (konduksi dan konveksi). 
b) Inti 
Penggalan 1: 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan percobaan 
“Bagaimana pengaruh warna benda terhadap kenaikan suhunya”: 
• Ambil 3 termometer, catat penunjukan suhunya (seharusnya = 
suhu ruangan) 
• Bungkuslah tiap termometer dengan plastik yang sama jenisnya 
tetapi berbeda warnanya (bening, kuning, hitam). 
• Letakkan ujung reservoir 3 termometer itu pada jarak yang 
sama dari lampu pijar yang menyala (misalnya pada jarak 10 
cm, memutar). 
• Amati penunjukan suhunya untuk setiap menit, hingga 10 
menit. 
Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – 
komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. 
Elaborasikan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kalor yang 
diterima/dilepas pada radiasi kalor serta pemanfaatannya dalam 
kehidupan (lihat Buku pegangan peserta didik). 
c) Penutup 
Lakukan penyimpulan bersama peserta didik, persiapkan peserta 
didik untuk tugas proyeknya agar bisa disajikan pada pertemuan 
berikutnya. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat dan bahan untuk pemuaian zat cair dan tugas proyek sesuai 
Buku pegangan peserta didik. 
216 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 217 
4) Sumber Belajar 
a) Buku pegangan peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 
7. Pertemuan VI: Penyajian Tugas Proyek (3 JP) 
1) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Orientasikan peserta didik kepada masalah 
• Tugas Proyek (bagian akhir Evaluasi Bab VIII Buku pegangan 
peserta didik) 
b) Inti 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan tugas proyek. Jika 
memungkinkan, dorong sampai produk (tidak hanya rancangan). 
Sepakati aturan dasar dengan peserta didik, misalnya kapan tugas 
selesai, bagaimana bentuk umum laporannya. Beri bimbingan 
seperlunya, beri “ruang” peserta didik untuk berpikir dan 
mengendapkan pikirannya. 
c) Penutup 
Lakukan refleksi terhadap cara pemecahan masalah yang dilakukan 
peserta didik. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a. Alat dan bahan Tugas Proyek di bagian akhir Evaluasi Bab 8 Buku 
pegangan peserta didik. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku pegangan peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet).
8. Pertemuan VII: Penyajian Tugas Proyek (2 JP) 
9. Pertemuan VIII: Ulangan harian (3 JP) 
D. Penilaian 
1. Penilaian oleh Guru 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI I Observasi perilaku 
2. KD pada KI II Observasi perilaku 
3. KD pada KI III Peserta didik dapat menjelaskan pengertian 
energi panas. 
218 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Tes tulis 
Peserta didik dapat menjelaskan pengertian 
energi kalor. 
Peserta didik dapat menentukan energi yang 
dikandung oleh makanan. 
Peserta didik dapat menentukan kalor untuk 
perubahan wujud. 
Peserta didik membedakan konduksi dan 
konveksi. 
Peserta didik menjelaskan contoh peristiwa 
konduksi dalam kehidupan sehari-hari. 
Peserta didik menjelaskan contoh cara 
pemanfaatan konduksi, konveksi, dan radiasi 
dalam kehidupan sehari-hari.
4. KD pada KI IV Peserta didik dapat menyajikan 
hasil pengamatan, inferensi, dan 
mengkomunikasikan hasil penyelidikannya 
tentang energi panas benda. 
Penilaian Produk 
Peserta didik dapat menyelidiki karakteristik 
suhu benda pada saat benda mengalami 
perubahan wujud. 
Penilaian Unjuk 
Kerja 
Peserta didik dapat menyelidiki pengaruh jenis 
bahan terhadap kemampuan menghantarkan 
kalor pada peristiwa konduksi. 
Penilaian Unjuk 
Kerja 
Peserta didik dapat menyajikan hasil 
perancangan pemanfaatan radiasi kalor. 
Penilaian Proyek 
dan portofolio 
2. Penilaian Diri 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI IV Peserta didik dapat menyelidiki 
pengaruh jenis bahan terhadap 
kemampuan menghantarkan kalor 
pada peristiwa konduksi. 
Penilaian Diri dan 
kriterianya 
3. Penilaian Rekan Sejawat 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI IV Peserta didik dapat menyajikan hasil 
perancangan pemanfaatan radiasi 
kalor. 
Penilaian Rekan 
dan kriterianya 
(terkait dengan 
tugas proyek) 
E. Bentuk Komunikasi dengan Orang Tua/Wali 
Bentuk komunikasi dengan orang tua/wali: 
1. Mintalah orang tua/wali membaca dan menandatangani hasil tugas peserta 
Ilmu Pengetahuan Alam 219 
didik. 
2. Berikan informasi secepatnya kepada orang tua/wali bilamana anaknya 
bermasalah dalam belajar IPA di kelas. 
Catatan: Bapak/Ibu, format penilaian dapat di lihat pada Petunjuk Umum 
Pembelajaran IPA.
F. Kunci Jawaban 
Evaluasi Bab VIII 
1. Kalor menyatakan banyaknya panas yang berpindah dari suatu benda. 
2. Panci, air, udara di sekitar panci, logam kompor gas. 
3. Maksudnya, setiap untuk meleburkan satu gram es memerlukan kalor 80 
kalori. 
4. Persamaan: sama-sama memerlukan medium. Perbedaan: pada konveksi, 
partikel-partikel medium ikut berpindah. 
5. Untuk mendinginkan suhu tubuhnya; dengan menjulurkan lidahnya, 
maka akan terjadi penguapan dari permukaan lidah dan bagian mulut 
anjing, untuk menguap perlu kalor. 
Penerapan 
6. Q = 2 kg × 50 K × 4200 J/kg K = 42.000 J 
7. 
8. C. Zat cair tertentu menguap lebih cepat dibanding jenis zat cair yang lain. 
9. Sendok logam. Logam termasuk konduktor, sehingga panas cepat terhantar 
ke seluruh bagiannya di banding plastik dan kayu. 
Berpikir Kritis 
Marmer dan keramik menghantarkan panas lebih baik dibanding karpet. 
Saat tubuh mengenai marmer (atau keramik), panas tubuh dengan mudah 
berpindah ke marmer, sehingga tubuh terasa dingin. 
220 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Interaksi Makhluk Hidup 
dengan Lingkungan 
BAB 9 
Ilmu Pengetahuan Alam 221 
A. Pengantar 
Topik (materi pokok) “Interaksi Makhluk Hidup dengan 
Lingkungan” masuk dalam tema besar “Interaksi”. Pembelajaran topik 
ini mengantarkan peserta didik untuk memahami konsep interaksi 
makhluk hidup dengan lingkungannya. Topik ini membahas mengenai 
konsep lingkungan dan apa saja yang terdapat dalam lingkungan. 
Interaksi yang terjadi dalam suatu lingkungan atau ekosistem 
membentuk suatu pola dan ketergantungan komponen-komponennya. 
Dampak interaksi manusia dengan lingkungannya berupa perubahan 
lingkungan, pencemaran, dan pemanasan global. 
B. KI dan KD pada Materi Pokok Interaksi Makhluk Hidup 
dengan Lingkungan 
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 
agama yang dianutnya. 
1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas 
ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan 
kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan 
peranan manusia dalam lingkungan serta 
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran 
agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku 
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli 
(toleransi, gotong royong), santun, percaya 
diri, dalam berinteraksi secara efektif 
dengan lingkungan sosial dan alam dalam 
jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 
222 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki 
rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; 
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung 
jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif 
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas 
sehari-hari sebagai wujud implementasi 
sikap dalam melakukan percobaan dan 
berdiskusi. 
2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok 
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud 
implementasi melaksanakan percobaan 
dan melaporkan hasil percobaan. 
3. Memahami pengetahuan (faktual, 
konseptual, dan prosedural) berdasarkan 
rasa ingin tahunya tentang ilmu 
pengetahuan, teknologi, seni, budaya 
terkait fenomena dan kejadian tampak 
mata. 
3.8. Mendeskripsikan interaksi antarmakhluk 
hidup dan lingkungannya. 
3.9. Mendeskripsikan pencemaran dan 
dampaknya bagi makhluk hidup. 
3.10 Mendeskripsikan tentang penyebab 
terjadinya pemanasan global dan 
dampaknya bagi ekosistem. 
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji 
dalam ranah konkret (menggunakan, 
mengurai, merangkai, memodifikasi,dan 
membuat) dan ranah abstrak (menulis, 
membaca, menghitung, menggambar, dan 
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari 
di sekolah dan sumber lain yang sama 
dalam sudut pandang/teori. 
4.12.Menyajikan hasil observasi terhadap 
interaksi makhluk hidup dengan 
lingkungan sekitarnya. 
4.13.Menyajikan data dan informasi tentang 
pemanasan global dan memberikan usulan 
tentang penanggulangan masalah. 
C. Pembelajaran pada Interaksi Makhluk Hidup dengan 
Lingkungan 
1. Alokasi Waktu dan Subtopik 
Pembelajaran dan penilaian topik Interaksi Makhluk Hidup 
dengan Lingkungan memerlukan waktu 15 jam pelajaran atau 7 TM 
(dengan asumsi 5 JP/minggu diorganisasikan menjadi dua kali TM, yakni 
3 JP dan 2 JP). Pengorganisasian 7 TM tersebut adalah sebagai berikut:
Tatap Muka ke- Materi 
1 Konsep Lingkungan 
2 Apa yang Kamu Temukan Dalam Suatu Lingkungan? 
3 Interaksi dalam Ekosistem Membentuk Suatu Pola 
4 Bentuk-bentuk Saling Ketergantungan 
5 Perubahan Lingkungan dan Pencemaran 
6 Pemanasan Global 
7 Reviu dan Presentasi Tugas Kelompok 
2. Pertemuan I: Konsep Lingkungan (2 JP) 
Ilmu Pengetahuan Alam 223 
a. Materi Untuk Guru 
Tatap muka I dimaksudkan untuk mengantarkan peserta didik 
kepada pemahaman tentang konsep lingkungan, melatih kesadaran 
peserta didik tentang hakikat dirinya dan keberadaan dirinya dalam 
suatu lingkungan melalui kegiatan pengamatan terhadap suatu 
lingkungan makro yang direkayasa oleh peserta didik dalam suatu 
kegiatan pengamatan. 
Istilah lingkungan berasal dari kata “Environment”, yang memiliki 
makna “The physical, chemical, and biotic condition surrounding 
an organism”. Berdasarkan istilah tersebut, maka lingkungan secara 
umum diartikan sebagai segala sesuatu di luar individu. Segala sesuatu 
di luar individu merupakan sistem yang kompleks sehingga dapat 
memengaruhi satu sama lain. Kondisi yang saling memengaruhi ini 
membuat lingkungan selalu dinamis dan dapat berubah-ubah sesuai 
dengan kondisi dan seberapa besar komponen lingkungan itu dapat 
memengaruhi dengan kuat. Ada saatnya berubah menjadi baik dan tidak 
menutup kemungkinan untuk berubah menjadi buruk. Perubahan itu 
dapat disebabkan oleh makhluk hidup dalam satu lingkungan tersebut. 
Lingkungan terdiri atas dua komponen utama, yaitu: 
1) Komponen biotik, terdiri atas makhluk hidup seperti: manusia, 
hewan, tumbuhan, dan jasad renik.
2) Komponen biotik, terdiri atas benda-benda mati seperti: air, tanah, 
udara, cahaya, dan sebagainya. 
Gambar 9.1 Komponen-komponen lingkungan 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
Peserta didik dapat menjelaskan konsep lingkungan dan komponen-komponennya. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memeroleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukkanlah posisi gambar suatu kawasan dan minta peserta didik 
untuk mengungkapan apa yang mereka lihat dalam gambar tersebut. 
b) Inti 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Mempelajari 
Lingkungan”, melakukan pengamatan terhadap suatu lingkungan 
yang direkayasa oleh peserta didik dalam kerja ilmiahnya. Kemudian 
menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan 
224 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
mendiskusikan hasilnya. Doronglah peserta didik untuk tidak takut 
salah; yang penting prosedur dilakukan dengan benar dan aman. 
Elaborasi lebih lanjut ke keterampilan proses IPA (kaitkan dengan 
hasil kegiatan peserta didik): observasi – inferensi – komunikasi serta 
manfaat belajar IPA bagi peserta didik. 
Ilmu Pengetahuan Alam 225 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
Alat dan bahan sesuai kegiatan “Mempelajari Lingkungan”. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku pegangan bagi peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya buku atau majalah ekologi dan 
internet). 
3. Pertemuan II: Apa yang Kamu Temukan dalam Suatu Lingkungan (3 
JP) 
a. Materi untuk Guru 
Pertemuan II dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar 
kepada peserta didik dalam hal mengenal lingkungannya. Lingkungan 
yang dikenalkan adalah lingkungan yang terdekat (sekolah atau rumah). 
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sebagai suatu habitat/ 
tempat hidup bagi makhluk hidup. 
Lingkungan hidup adalah suatu kesatuan hidup antara kondisi fisik 
yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi 
surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di 
dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti 
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan 
hidup terdiri atas dua bagian, yakni lingkungan abiotik dan lingkungan 
biotik. Lingkungan abiotik adalah segala sesuatu yang tidak bernyawa 
seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, dan bunyi. Sedangkan
Lingkungan hidup biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti 
tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme (virus dan bakteri). 
Hubungan kehidupan dari lingkungan hidup itu disebut ekosistem. 
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan 
timbal balik antara mahkluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa 
dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara 
segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekosistem 
merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang 
beragam. Di bumi ada bermacam-macam ekosistem. 
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah: komponen hidup 
(biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). 
Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi 
membentuk suatu kesatuan yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem 
akuarium, ekosistem ini terdiri atas ikan, tumbuhan air, plankton yang 
terapung di air sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk 
komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral, dan oksigen yang terlarut 
dalam air. 
Gambar 9.2 Jaring-jaring makanan 
Sumber: wanenoor.blogspot.com 
226 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 227 
b. Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
Peserta didik dapat melakukan pengamatan lingkungan dan 
mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memeroleh perhatian dan memotivasi peserta didik: ajaklah 
peserta didik untuk melihat sekeliling kelas. Kemudian mintalah 
peserta didik menyampaikan idenya tentang “Apa yang dilihatnya 
terkait dengan kompenen biotik dan abiotik pada ruang tersebut! 
b) Inti 
Peserta didik melakukan kegiatan “Mengamati Lingkugan“, 
menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan 
mendiskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – 
komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan mandiri. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
• Alat dan bahan sesuai kegiatan “Mengamati Lingkungan“. 
• Media: benda atau gambar yang sesuai dengan topik. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet).
4. Pertemuan III: Interaksi dalam Ekosistem Membentuk Suatu Pola 
(2 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan III dimaksudkan untuk melatih peserta didik tentang pola-pola 
yang terbentuk selama interaksi antara komponen lingkungan. Bila 
kita mengamati bagian kecil ekosistem seperti pada kegiatan sebelumnya, 
atau seluruh ekosistem yang luas seperti lautan, maka Anda dapat 
mengetahui hubungan keterkaitan di antara organisme yang terdapat 
dalam ekosistem tersebut. Setiap organisme tersebut tidak dapat hidup 
sendiri dan selalu bergantung pada organisme yang lain dan lingkungannya. 
Saling ketergantungan ini akan membentuk suatu pola interaksi. Terjadi 
pula interaksi antara komponen biotik serta komponen abiotik dan terjadi 
interaksi antara komponen biotik dan biotik. 
Interkasi tersebut dapat berupa: 
1) Interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya 
dapat terjadi melalui rangkaian peristiwa makan dan dimakan (rantai 
makanan, jaring makanan dan piramida makanan), maupun melalui 
bentuk hidup bersama, yaitu simbiosis. 
Gambar 9.3. Rantai Makanan 
228 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Gambar 9.4. Piramida Makanan Gambar 9.5. Jaring-jaring Makanan 
2) Simbiosis merupakan bentuk hidup bersama antara dua individu yang 
berbeda jenis. Ada beberapa macam jenis simbiosis, yaitu simbiosis 
mutualisme, simbiosis komensalisme, dan simbiosis parasitisme. 
Ilmu Pengetahuan Alam 229 
Gambar 9.6. Simbiosis komensalisme 
ikan badut dengan anemon 
Sumber: http://myfavorite-pets.blogspot. 
com 
Gambar 9.7. Simbiosis parasitisme tali 
putri dengan tumbuhan inang
Gambar 9.8. Simbiosis mutualisme lebah dengan bunga 
3) Organisme berdasarkan cara kemampuan menyusun makanannya dibagi 
menjadi 2 (dua), yaitu organisme autotrof dan organisme heterotrof. 
Organisme heterotrof berdasarkan jenis yang dimakan dibagi menjadi 3 
(tiga), yaitu herbivora, karnivora, dan omnivora. 
Herbivora Omnivora Karnivora 
Gambar 9.9. Hewan heterotrof 
b. Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian interaksi. 
b) Peserta didik dapat menjabarkan pola-pola interaksi. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memeroleh perhatian dan memotivasi peserta didik guru 
memperlihatkan gambar atau film terkait. 
b) Inti 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan bermain 
“Saling Ketergantungan Makhluk Hidup”. Diskusikan hasilnya (terus 
tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta 
230 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
didik untuk tidak takut salah. Lanjutkan dengan kegiatan eksplorasi 
berdasarkan lembar tugas sebagai wujud penerapan konsep. 
Ilmu Pengetahuan Alam 231 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan mandiri: Kegiatan “Eksplorasi 
dan Unjuk Diri”. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat dan bahan sesuai kegiatan “Saling Ketergantungan Makhluk 
Hidup?”. 
b) Media: benda atau gambar alat ukur, benda-benda sekitar yang akan 
diukur dalam kegiatan “Saling Ketergantungan Makhluk Hidup” dan 
kegiatan reviu. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku pegangan bagi peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 
5. Pertemuan IV: Perpindahan Kalor: Konduksi dan Konveksi (3 JP) 
a. Materi untuk Guru 
Pertemuan IV dimaksudkan untuk melatih peserta didik tentang 
mengamati atau mengobservasi saling ketergantungan yang terjadi pada 
makhluk hidup di suatu komunitas atau ekosistem. Yang harus diperhatikan 
oleh guru untuk topik ini adalah: 
1) Bentuk saling ketergantungan digambarkan dalam aliran energi dan 
siklus materi. 
2) Aliran energi dan siklus materi di suatu komunitas tampak jelas pada 
peristiwa makan dan dimakannya anggota komunitas oleh anggota 
komunitas lainnya. Peristiwa ini disebut rantai makanan.
Gambar 9.10. Rantai makanan 
3) Saling keterkaitan antarrantai-rantai makanan yang terdapat pada suatu 
komunitas akan membentuk aliran energi dan siklus materi yang lebih 
luas, yang disebut jaring-jaring makanan. 
Gambar 9.11. Jaring-jaring makanan 
Sumber: wanenoor.blogspot.com 
4) Berdasarkan produsennya, maka rantai makanan dibagi dua, yaitu: 
rantai makanan perumput dan rantai makanan detritus. 
Gambar 9.12. Rantai makanan detritus 
232 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 233 
Gambar 9.13. Rantai makanan perumput 
b. Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menjelaskan konsep bentuk saling ketergantun-gan 
makhluk hidup. 
b) Peserta didik dapat menyebutkan perbedaan antara rantai makanan 
dengan jaring-jaring makanan, rantai makanan detritus dengan ran-tai 
makanan perumput. 
c) Peserta didik memiliki keterampilan berbicara di muka kelas melalui 
kegiatan presentasi hasil eksplorasi. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukkanlah suatu ekosistem yang terdiri atas berbagai komponen 
biotik yang memiliki saling keterkaitan. Kemudian tanyakan kepada 
peserta didik pendapat mereka tentang gambar tersebut, terkait 
dengan konsep saling ketergantungan. 
b) Inti 
Menjelaskan konsep bentuk saling ketergantungan. Kemudian, 
secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan eksplorasi 
“Mengetahui bentuk-bentuk saling ketergantungan”. Diskusikan 
hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). 
Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. Peserta didik 
melakukan presentasi hasil kerja kelompok.
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan mandiri: Kegiatan “Uji Diri”. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
• Alat dan bahan sesuai kegiatan “Mengetahui Bentuk-Bentuk Saling 
Ketergantungan”. 
• Media: benda atau gambar/poster atau foto. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku pegangan bagi peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya majalah, internet). 
6. Pertemuan V: Radiasi (2 jam) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan V: 
Dimaksudkan untuk melatih peserta didik tentang mengamati atau 
mengobservasi. “Pola Interaksi Manusia Mempengaruhi Ekosistem”, juga 
mampu melakukan presentasi hasil pengamatan yang telah dikerjakan. 
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru untuk topik ini adalah: 
1) Pola interaksi manusia yang mempengaruhi ekosistem itu 
memberikan perubahan pada lingkungan. 
2) Macam-macam pencemaran. 
Pencemaran lingkungan didefinisikan sebagai masuknya atau 
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke 
dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan 
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai 
ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau 
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok 
Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). 
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut 
polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya 
dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup karena jumlahnya 
melebihi normal, berada pada waktu yang tidak tepat dan di tempat yang 
tidak tepat. 
234 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 235 
1) Pencemaran Udara 
Udara dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur 
yang mengotori udara. Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, 
misalnya gas CO2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO2, dan asap rokok. 
Masing-masing bahan buangan penyebab pencemaran udara tersebut 
memiliki dampak sendiri-sendiri bagi manusia seperti terlihat dalam 
Gambar 9.14 
Gambar 9.14 Penyebab pencemaran udara dan dampak yang diberikan 
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara antara lain: 
1) Terganggunya kesehatan manusia, seperti batuk dan penyakit 
pernapasan.
2) Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi/karat pada logam, dan 
memudarnya warna cat. 
3) Terganggunya pertumbuhan tananam, seperti menguningnya daun 
atau kerdilnya tanaman akibat konsentrasi SO2 yang tinggi atau gas 
yang bersifat asam (efek hujan asam). 
4) Adanya peristiwa efek rumah kaca (green house effect) yang dapat 
menaikkan suhu udara secara global serta dapat mengubah pola iklim 
bumi dan mencairkan es di kutub. Hal ini sering disebut pemanasan 
global (global warming). 
b) Pencemaran Air 
Air memegang peranan penting di dalam kehidupan manusia dan juga 
makhluk hidup lainnya. Oleh manusia air dipergunakan untuk minum, 
memasak, mencuci, dan mandi. Di samping itu, air juga banyak diperlukan 
untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi. Pencemaran 
air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya ke 
dalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air yang 
terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna. Ditinjau dari 
asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan 
antara lain: limbah pertanian, limbah rumah tangga, dan limbah industri. 
Gambar di bawah ini memperlihatkan sumber pencemaran air dan dampak 
yang diberikannya. 
b. Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menyelidiki pengaruh warna benda terhadap ke-naikan 
suhu benda pada peristiwa radiasi. 
b) Peserta didik dapat menjelaskan 3 contoh cara pemanfaatan radiasi 
dalam kehidupan. 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik jika 
236 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
hari panas, mintalah peserta didik keluar untuk merasakan panas 
matahari. Jika tidak memungkinkan, ganti dengan lampu pijar atau 
nyala lilin. Kemudian mintalah mereka mencocokkan mekanisme 
perpindahan panas yang diterimanya dengan mekanisme perpinda-han 
panas yang sudah dikenal (konduksi dan konveksi). 
Ilmu Pengetahuan Alam 237 
b) Inti 
Pertemuan 1: 
Secara berkelompok, peserta didik melakukan percobaan 
“Bagaimana pengaruh warna benda terhadap kenaikan suhunya”: 
• Ambil 3 termometer, catat penunjukan suhunya (seharusnya 
= suhu ruangan) 
• Bungkuslah tiap termometer dengan plastik yang sama jenis-nya 
tetapi berbeda warnanya (bening, kuning, hitam). 
• Letakkan ujung reservoir 3 termometer itu pada jarak yang 
sama dari lampu pijar yang menyala (misalnya pada jarak 10 
cm, memutar). 
• Amati penunjukan suhunya untuk setiap menit, hingga 10 me-nit. 
Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – ko-munikasi). 
Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. 
Elaborasikan pada faktor-faktor yang memengaruhi kalor yang 
diterima/dilepas pada radiasi kalor serta pemanfaatannya dalam ke-hidupan 
(lihat Buku Peserta didik). 
c) Penutup 
Lakukan penyimpulan bersama peserta didik dan persiapkan 
peserta didik untuk tugas proyeknya agar bisa disajikan pada perte-muan 
berikutnya. 
3) Alat, Bahan, dan Media 
a) Alat dan bahan untuk pemuaian zat cair dan tugas proyek sesuai 
Buku Peserta didik.
4) Sumber Belajar 
a) Buku Peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 
7. Pertemuan VI: Penyajian Tugas Proyek (2 JP) 
a. Materi Untuk Guru 
Pertemuan VI dimaksudkan untuk melatih peserta didik untuk 
mengamati atau mengobservasi pemanasan global, dan juga mampu 
mempresentasikan hasil observasi yang telah dikerjakan. 
Pemanasan global adalah indikasi naiknya suhu muka bumi secara 
global (meluas dalam radius ribuan kilometer) terhadap normal/rata-rata 
catatan pada kurun waktu standard (ukuran Badan Meteorologi Dunia/ 
WMO: minimal 30 tahun). Perubahan iklim global adalah perubahan 
unsur-unsur iklim (suhu, tekanan, kelembaban, hujan, angin, dsb) secara 
global terhadap normalnya. Iklim adalah rata-rata kondisi fisis udara 
(cuaca) pada kurun waktu tertentu (harian, mingguan, bulanan, musiman, 
dan tahunan yang diperlihatkan dari ukuran catatan unsur-unsurnya 
(suhu, tekanan, kelembaban, hujan, angin, dsbnya). 
Penyebab Pemanasan Global 
Gambar 9.15 Proses penentuan adanya gejala dunia berupa pemanasan global 
Sumber: IPCC 
238 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Penyebab Pemanasan 
Global: 
gas rumah kaca 
(Manusialah 
kontributor terbesar 
dari terciptanya 
gas-gas rumah kaca 
tersebut).
Mengapa Disebut “Gas Rumah Kaca’? 
Gambar 9.16 (Rumah kaca/greenhouse menjebak panas matahari. 
Sumber: climate.nasa.gov 
Atmosfer bumi terdiri atas bermacam-macam gas dengan fungsi yang 
berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar 
tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”. 
Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer 
bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas 
matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat. Dengan 
begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena 
memiliki panas matahari yang cukup. 
Tabel 9.1 Jenis-jenis gas rumah kaca dan sumbernya 
Gas Rumah Kaca Sumber 
Ilmu Pengetahuan Alam 239 
Karbondioksida (CO2) 
Pembakaran bahan bakar fosil di sektor energi, industri, 
transportasi, deforestasi, pertanian 
Metana (CH4) 
Pertanian, perubahan tata lahan, pembakaran 
biomassa, tempat pembuangan akhir sampah 
Nitroksida (N2O) Pembakaran bahan bakar fosil, industri, pertanian 
Hidrofluorokarbon (HFC) 
Industri manufaktur, industri pendingin (freon), 
penggunaan aerosol 
Perfluorokarbon (PFC) 
Industri manufaktur, industri pendingin (freon), 
penggunaan aerosol 
Sulfurheksafluorida (SF6) 
Transmisi listrik, manufaktur, industri pendingan 
(freon), penggunaan aerosol
Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah karbon dioksida 
CO2, metana (CH4), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang 
digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Setiap gas rumah 
kaca memiliki efek pemanasan global yang berbeda-beda. 
Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. 
Sebagai contoh sebuah molekul metan menghasilkan efek pemanasan 23 
kali dari molekul CO2. Molekul NO menghasilkan efek pemanasan sampai 
300 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) 
ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. 
Mekanisme dan Dampak Pemanasan Global 
Gelombang panas menjadi semakin panas 
Perubahan iklim/cuaca yang semakin ekstrim 
240 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Mencairnya es di kutub utara dan selatan 
Habisnya gletser-Sumber air bersih dunia 
Gambar 9.17 Dampak pemanasan global
Ilmu Pengetahuan Alam 241 
b) Pembelajaran 
1) Tujuan Esensial 
a) Peserta didik dapat menjelaskan konsep pemanasan global. 
b) Peserta didik dapat menyebutkan 3 fakta adanya pemanasan global. 
c) Peserta didik memiliki keterampilan berbicara di muka kelas melalui 
kegiatan presentasi hasil proyek “Bagaimana Pemanasan global 
Mempengaruhi Ekosistem?” 
2) Kegiatan Pembelajaran 
a) Pendahuluan 
Untuk memeroleh perhatian dan memotivasi peserta didik 
tunjukkanlah, fakta-fakta terjadinya pemanasan global. 
b) Inti 
Menjelaskan penyebab, mekanisme, dan dampak pemanasan 
global. Kemudian secara berkelompok peserta didik mencari data 
“Keterkaitan antara kenaikan atau ekosistem”. Diskusikan hasilnya 
(terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah 
peserta didik untuk tidak takut salah. 
c) Penutup 
Lakukan refleksi serta penugasan mandiri: Kegiatan “berpikir 
kritis” dan “proyek.” 
3) Alat, Bahan, dan Media 
• Alat dan bahan sesuai kegiatan “Bagaimana Pemanasan global 
Memengaruhi Ekosistem?” 
• Media: poster/gambar kampanye pemanasan global. 
4) Sumber Belajar 
a) Buku pegangan bagi peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya majalah/internet/media cetak 
lain).
8. Pertemuan VII: Reviuw dan Presentasi Tugas Kelompok (3 JP) 
a. Materi untuk Guru 
Pertemuan VII dimaksudkan untuk mereviu pengalaman belajar peserta 
didik dalam bentuk tes dan presentasi tugas Proyek. 
b. Pembelajaran 
1. Tujuan Esensial 
Terukurnya kompetensi peserta didik untuk topik ini. 
2. Kegiatan Pembelajaran 
a. Pendahuluan 
Persiapan reviu dan presentasi. 
b. Inti 
Tes dan Presentasi. 
c. Penutup 
Refleksi. 
3. Alat, Bahan, dan Media 
Alat, bahan dan media sesuai kegiatan tes dan presentasi. 
4. Sumber Belajar 
a) Buku pegangan bagi peserta didik. 
b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 
D. Penilaian 
1. Penilaian oleh Guru 
No KD Indikator Esensial Teknik Keterangan 
1. KD pada 
KI I 
242 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Observasi 
perilaku 
Lembar 
observasi
Ilmu Pengetahuan Alam 243 
2. KD pada 
KI II 
Observasi 
perilaku 
Lembar 
observasi 
3. KD pada 
KI III 
Konsep Interaksi antar makhluk 
hidup dan lingkungannya 
Tes tulis Lembar tes 
tertulis 
Konsep pencemaran dan 
dampaknya bagi makhluk hidup 
Konsep pemanasan global dan 
dampaknya bagi ekosistem 
4. KD pada 
KI IV 
Melakukan kerja ilmiah di sekolah/ 
laboratorium 
Penilaian Unjuk 
Kerja dan produk 
Menyajikan hasil kerja ilmiah 
pengamatan, inferensi, dan 
mengomunikasikan hasil 
Penilaian Unjuk 
Kerja 
Menyajikan hasil proyek Penilaian Proyek 
dan portofolio 
Lembar penilaian produk Penilaian Proyek 
dan portofolio 
Lembar 
penilaian 
produk 
2. Penilaian Diri 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI IV Tanggung jawab dan komitmen tugas 
proyek 
Penilaian Diri dan 
kriterianya 
3. Penilaian Rekan Sejawat 
No KD Indikator Esensial Teknik 
1. KD pada KI IV Tanggung jawab dan komitmen 
tugas proyek 
Penilaian Rekan dan 
kriterianya 
(terkait dengan tugas proyek)
E. Bentuk Komunikasi dengan Orang Tua/Wali 
Komunikasi dengan orang tua/wali dibangun dengan pemberian 
kolom tanda tangan orang tua/wali dalam setiap tugas dan nilai 
ulangan. Mengembangkan komunikasi online kepada orang tua/wali, 
dengan memanfaatkan teknologi (telepon genggam, smartphone dll) 
Catatan: Bapak/Ibu, format penilaian bisa dilihat pada petunjuk 
umum pelajaran IPA. 
F. Kunci Jawaban 
Efek Rumah Kaca: Fakta Atau Fiksi? 
Makhluk hidup memerlukan energi untuk kelangsungan hidupnya. Energi 
yang menopang kehidupan di bumi berasal dari matahari, yang memancarkan 
energi ke dalam ruang angkasa karena sangat panas. Sebagian kecil dari energi 
ini mencapai bumi. 
Atmosfer bumi bertindak sebagai selimut pelindung di atas permukaan planet 
kita, mencegah suhu yang bervariasi yang akan terdapat di dunia tanpa udara. 
Sebagian besar energi radiasi yang berasal dari matahari menembus atmosfer 
bumi. 
Bumi menyerap sebagian energi ini dan sebagian dipantulkan kembali dari 
permukaan bumi. Sebagian dari pantulan energi ini diserap oleh atmosfer. Sebagai 
akibatnya, suhu rata-rata di atas permukaan bumi lebih tinggi daripada jika tidak 
ada atmosfer. Atmosfer bumi mempunyai efek yang sama dengan rumah kaca, 
sehingga muncul istilah efek rumah kaca. 
Gambar 9.18 Hubungan Emisi karbondioksida dengan waktu 
Sumber: CSTI Environmental Information PaperI, 1992 
244 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Gambar 9.19 Hubungan suhu rata-rata Atmosper dengan waktu 
Sumber: CSTI Environmental Information PaperI, 1992 
Efek rumah kaca menjadi lebih sering dibicarakan selama abad kedua puluh. 
Fakta menunjukkan bahwa suhu rata-rata atmosfer bumi telah naik. Dalam 
berbagai surat kabar dan majalah, kenaikan emisi karbondioksida seringkali 
disebut sebagai penyebab utama kenaikan suhu pada abad kedua puluh. 
Seorang peserta didik bernama Azika tertarik akan hubungan yang mungkin 
antara suhu rata-rata atmosfer bumi dan emisi karbondioksida di bumi. Di 
perpustakaan ia menjumpai dua grafik berikut ini: 
Dari kedua grafik tersebut Azika menyimpulkan bahwa sudah pasti kenaikan 
suhu rata-rata dari atmosfer bumi disebabkan oleh kenaikan emisi karbon 
dioksida. 
1. Hal apakah yang ditunjukkan oleh grafik yang mendukung kesimpulan Azika? 
Jawab: 
a) Mengacu pada peningkatan keduanya (secara rata-rata), baik suhu rata-rata 
Ilmu Pengetahuan Alam 245 
maupun emisi karbon dioksida. 
b) Ketika emisi naik, suhu naik. 
c) Kedua grafik sama-sama naik. 
d) Karena pada tahun 1910 kedua grafik itu mulai naik. 
e) Suhu naik pada saat CO2 dikeluarkan. 
f) Garis informasi pada kedua grafik naik bersama-sama. 
g) Semuanya naik. 
h) Semakin besar emisi CO2, semakin tinggi suhu. 
i) Jumlah CO2 dan suhu rata-rata bumi adalah sebanding. 
j) Mereka mempunyai bentuk serupa yang menunjukkan adanya hubungan.
2. Peserta didik lain, Jeni, tidak setuju dengan kesimpulan Azika. Ia 
membandingkan kedua grafik itu dan mengatakan bahwa beberapa bagian 
dari kedua grafik tersebut tidak mendukung kesimpulan Azika. Berikan sebuah 
contoh bagian grafik yang tidak mendukung kesimpulan Azika. Jelaskan 
jawabanmu. 
Jawab: 
a) Mengacu pada satu bagian tertentu dari kedua grafik yang kurvanya tidak 
sama-sama turun atau sama-sama naik dan memberikan penjelasan yang 
sesuai. 
b) Sekitar tahun 1900-1910 CO2 naik, sedangkan suhu turun. 
c) Tahun 1980-1983 karbondioksida turun dan suhu naik. 
d) Suhu pada tahun 1800-an agak sama tetapi grafik pertama terus naik. 
e) Antara tahun 1950 dan 1980 suhu tidak naik tetapi CO2 naik. 
f) Dari tahun 1940 hingga 1975 suhu tetap agak sama tetapi emisi karbon 
dioksida menunjukkan kenaikan tajam. 
g) Pada tahun 1940 suhu jauh lebih tinggi daripada tahun 1920 dan emisi 
karbondioksidanya serupa. 
3. Andre tetap bertahan pada kesimpulannya bahwa kenaikan suhu rata-rata 
atmosfer bumi disebabkan oleh peningkatan emisi karbondioksida. Tetapi Jeni 
berpendapat bahwa kesimpulan itu terlalu cepat. Ia mengatakan: “Sebelum 
menerima kesimpulan ini kita harus yakin bahwa faktor-faktor lain yang dapat 
mempengaruhi efek rumah kaca tetap konstan.” 
Sebutkan satu faktor yang dimaksud oleh Jeni. 
Jawab: 
a) Memberikan suatu faktor yang berhubungan dengan energi/radiasi yang 
berasal dari matahari. 
b) Matahari memanas dan mungkin posisi bumi berubah. 
c) Energi dipantulkan kembali dari bumi. (Diasumsikan bahwa kata “bumi” 
peserta didik mengartikan “tanah”). 
d) Memberikan satu faktor yang berhubungan dengan suatu unsur alami atau 
suatu zat yang mungkin dapat menjadi pencemar. 
e) Uap air di udara. 
f) Awan. 
246 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
g) Peristiwa seperti letusan gunung api. 
h) Pencemaran atmosfer (gas, bahan bakar). 
i) Jumlah gas buangan. 
j) Zat CFC. 
k) Jumlah kendaraan bermotor. 
l) Ozon (sebagai unsur udara). 
3. Gas nitrogen oksida biasanya dihasilkan dari emisi kendaraan bermotor atau 
pabrik. Nitrogen oksida merupakan salah satu gas penghasil polusi 
a) Apa yang akan terjadi dengan gas nitrogen oksida tersebut jika turun 
Ilmu Pengetahuan Alam 247 
hujan? 
Jawab: 
Hujan bersifat asam 
b) Tuliskan tiga pengaruh hujan tersebut bagi lingkungan? 
Jawab: 
1) Tumbuhan rusak/mati. 
2) Berkurangnya air bersih atau air menjadi tercemar. 
3) hewan sakit/mati. 
Perhatikan gambar berikut! 
Gambar 9.20 Denah pencemaran melalui sungai
Sebuah pabrik terletak berdekatan dengan sungai yang mengalir melalui 
perumahan. Pabrik ini beroperasi setiap hari. Penduduk perumahan yang terletak 
di sebelah timur sungai sering mengalami permasalahan iritasi pada mata mereka 
sedangkan penduduk sebelah barat tidak mengalaminya. Jelaskan mengapa hal 
tersebut dapat terjadi! 
Jawab: 
Melihat arah bergeraknya asap pabrik, maka angin datang dari wilayah angin 
bertiup dari wilayah barat atau barat daya atau barat laut, sehingga penduduk di 
daerah Barat tidak terkena asap pabrik tersebut. 
1. Gambar di bawah ini memperlihatkan contoh saling ketergantungan yang 
terjadi pada organisme perairan. Sepanjang hari organisme-organisme 
tersebut memberi atau memanfaatkan (a) atau (b) seperti dalam gambar. 
Gambar 9.21 Saling ketergantungan pada organisme perairan 
Berdasarkan gambar tersebut (a) dan (b) adalah mewakili? 
Jawab: 
a. Karbon dioksida 
b. Oksigen 
248 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Perhatikan grafik di bawah ini dengan seksama : 
Gambar 9.22 Perkembangan jumlah ikan terhadap perkembangan jumlah 
bakteri dan konsentrasi O2 
Sumber: 
Gambar di atas menunjukkan informasi mengenai konsentrasi oksigen terlarut, 
jumlah bakteri dan jumlah ikan pada suatu perairan sungai sepanjang 50 km yang 
terukur dari titik P yang merupakan lokasi hilir dari perairan sungai tersebut. 
a) Pada jarak berapakah dari titik P di perairan sungai tersebut yang mengalami 
Ilmu Pengetahuan Alam 249 
polusi? 
Jawab: 20 km 
b) Dengan mendasarkan pada ketiga grafik (oksigen, ikan, dan bakteri) tersebut 
diatas, deskripsikan efek dari polusi! 
Jawab: 
Polusi pada perairan sungai tersebut akan menurunkan oksigen terlarut, 
menurunkan jumlah ikan, dan meningkatkan jumlah bakteri 
c) Perkirakan satu kemungkinan penyebab atau sumber dari polusi tersebut! 
Jawab: 
Limbah domestik/rumah tangga (dicirikan dengan meningkatnya jumlah 
bakteri dan menurunnya kandungan oksigen terlarut – pencemaran bahan 
organik).
Glosarium 
a 
abiotik benda mati. 
adhesi gaya tarik menarik antara partikel zat yang tidak sejenis. 
anabolisme reaksi metabolisme untuk penyusunan energi. 
angiospermae tumbuhan yang bijinya dilindungi oleh daun buah. 
anomali air keanehan sifat air antara suhu 00C sampai dengan 40 C. 
arthoropoda hewan yang berkaki beruas-ruas. 
arus energi perpindahan energi dari produsen kepada konsumen. 
asam senyawa kimia yang bersifat korosif terhadap logam dan memerahkan. 
asas Black jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang 
dilepaskan. 
atmosfer lapisan gas yang melingkupi sebuah planet termasuk bumi dari 
permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. 
atom partikerl terkecil dari suatu zat yang tidak dapat dibagi lagi secara kimia 
biasa. 
b 
bahan bakar fosil bahan bakar yang berasal dari tumbuhan dan hewan-hewan 
yang sudah jutaan tahun lalu terkubur di dalam bumi. 
basa senyawa kimia yang terbentuk antara ion logam dan ion hidroksil, 
membirukan lakmus merah. 
250 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
berat gaya gravitasi bumi yamg bekerja pada suatu benda. 
berat jenis berat zat tiap satuan volume. 
besaran suatu pernyataan yang mengandung pengertian ukuran dan memiliki 
Ilmu Pengetahuan Alam 251 
satuan. 
besaran pokok besaran yang satuannya menjadi dasar penentuan satuan 
besaran lain. 
besaran turunan besaran yang satuannya diturunkan dari satuan besaran 
pokok. 
bimetal dua jenis logam yang berbeda dikeling menjadi satu. 
binomial nomenklatur cara pemberian nama organisme dengan 
menggunakan dua kata. 
biokimia seluruh reaksi terjadi dalam sel makhluk hidup 
biotik makhluk hidup. 
biosfer seluruh permukaan bumi dan atmosfer. 
c 
campuran zat yang terdiri atas bermacam-macam senyawa dan unsur yang 
tidak saling bereaksi. 
campuran homogen campuran yang tidak dapat lagi dibedakan antara zat-zat 
yang bercampur. 
campuran heterogen campuran yang masih dapat dibedakan antara zat-zat 
yang bercampur. 
d 
dekomposer bakteri atau fungi saprofit yang menguraikan organisme yang 
telah mati. 
deposisi perubahan wujud gas menjadi padat. 
distilasi proses pendidihan zat cair menjadi uap dan mendinginkan lagi 
menjadi zat cair.
e 
Echinodermata hewan yang kulit tubuhnya banyak mengandung duri. 
ekosistem kesatuan komunitas dengan lingkungan hidupnya yang 
membentuk hubungan timbal balik. 
elastisitas kemampuan suatu zat untuk kembali ke bentuk semula setelah 
mendapat gaya. 
emulsi campuran heterogen yang diubah menjadi tercampur baik akibat zat 
pemantap. 
energi kemampuan melakukan kerja atau mengubah keadaan benda. 
energi kinetik energi yang dipunyai suatu benda karena geraknya. 
energi potensial energi yang dipunyai suatu benda karena letaknya. 
epifit tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain tetapi tidak menyerap 
makanan dari tumbuhan yang ditumpangi. 
erosi pengikisan tanah karena tidak mampu menahan air. 
eukariotik sudah memiliki membran inti sel. 
evaporasi penguapan. 
f 
fauna kelompok hewan. 
filtrasi metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan ukuran 
partikel. 
flora kelompok tumbuh-tumbuhan. 
fotosintesis reaksi antara air (H2O) dengan gas karbondioksida (CO2) dalam 
daun tumbuhan. 
g 
garam senyawa yang terbentuk antara logam dan sisa asam. 
generatif terjadinya individu baru yang didahului dengan peleburan dua sel 
gamet yaitu sel telur dan sel sperma. 
gerak vibrasional gerak molekul-molekul yang padat yang bergetar di tempat. 
252 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
gerak translasional gerak molekul-molekul zat cair yang bergetar sambil 
Ilmu Pengetahuan Alam 253 
berpindah tempat. 
Gymnospermae tumbuhan yang bijinya dilindungi oleh daun buah. 
h 
herbivora hewan pemakan tumbuhan. 
hidrofit tumbuhan yang hidup di air. 
hifa bagian tubuh jamur yang bentuknya seperti benang. 
i 
indikator senyawa maupun alat yang digunakan untuk menentukan sifat 
larutan. 
individu setiap satu makhluk hidup. 
iritabilitas kemampuan tanaman menanggapi rangsangan. 
isolator zat yang sukar menghantarkan kalor. 
j 
jaringan sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. 
jaring-jaring makanan rantai makanan yang saling berhubungan satu sama 
lain. 
k 
kalor laten jumlah kalor yang digunakan oleh satu satuan massa zat untuk 
berubah wujud. 
kalor lebur jumlah kalor yang dibutuhkan oleh satu satuan massa zat padat 
agar berubah menjadi cair. 
kalor beku jumlah kalor yang dilepaskan oleh satu satuan massa zat cair agar 
berubah menjadi padat. 
kalor jenis (c) suatu zat bilangan yang menyatakan jumlah kalor yang 
dibutuhkan/dilepaskan oleh 1 kg zat itu agar suhunya berubah 1 K atau 
10C.
kalor uap jumlah kalor yang dibutuhkan oleh satu satuan massa zat cair agar 
berubah menjadi uap. 
kalor embun jumlah kalor yang dilepaskan oleh satu satuan massa uap agar 
berubah menjadi zat cair. 
konduksi perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan 
partikel zat. 
konveksi perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai perpindahan 
partikel zat tersebut. 
kapasitas kalor jumlah kalor untuk menaikkan suhu benda sebesar 10C. 
kapilaritas gejala yang terjadi pada pipa kapiler atau pipa yang sempit. 
karnivora hewan pemakan daging. 
katabolisme metabolisme atau reaksi penggunaan energi pada makhluk 
hidup. 
keanekaragaman perbedaan makhluk hidup antara berbagai macam spesies. 
koefisien muai panjang bilangan yang menyatakan bertambah panjang 1 m 
zat padat tiap naik 10C. 
koefisien muai luas bilangan yang menyatakan bertambah luas 1 m2 zat jika 
suhunya naik 10C. 
koefisien muai volume bilangan yang menyatakan bertambah volume 1 
m3 zat jika suhunya naik 10C. 
kohesi gaya tarik menarik antara molekul-molekul sejenis. 
komunitas kumpulan populasi yang hidup pada daerah tertentu. 
kompetisi pola interaksi antara beberapa organisme yang bersaing dalam 
mendapatkan zat-zat yang dibutuhkan. 
konduksi perpindahan energi pada suatu zat tanpa memindahkan partikel zat 
itu. 
konduktor zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik. 
kohesi gaya tarik menarik antara partikel-partikel yang sejenis. 
konveksi perpindahan kalor karena dibawa oleh partikel zat yang ikut 
berpindah. 
konsumen pemakan tumbuhan atau hewan lain. 
254 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
klasifikasi proses pengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri 
Ilmu Pengetahuan Alam 255 
persamaan dan perbedaan. 
klorofil pigmen warna pada tumbuhan yang berwarna hijau. 
kristalisasi pemisahan campuran yang dilakukan untuk memisahkan 
campuran padat dan cair dengan cara menguapkan zat cairnya. 
l 
lapisan ozon lapisan gas terdapat di stratosfer berfungsi melindungi bumi dari 
bahaya radiasi ultraviolet sinar matahari. 
larutan campuran zat yang serba sama atau homogen. 
lakmus suatu zat yang dapat digunakan untuk membedakan asam, basa, dan 
garam. 
larutan indikator larutan yang dapat berubah warna sesuai dengan sifat 
larutannya. 
lentisel celah antarsel pada kulit batang atau akar tumbuhan; berfungsi sebagai 
alat pernapasan. 
lensa objektif lensa mikroskop yang paling dekat dengan objek yang diamati. 
lensa okuler lensa mikroskop yang paling dekat dengan mata. 
limbah sisa pembuangan. 
m 
massa jumlah zat yang dikandung suatu benda. 
massa jenis bilangan yang menyatakan jumlah zat yang dikandung tiap satu 
satuan volume. 
membeku perubahan wujud cair menjadi padat. 
mencair perubahan wujud padat menjadi cair. 
menguap perubahan wujud cair menjadi gas. 
mengembun perubahan wujud gas menjadi cair. 
menyublim perubahan wujud padat menjadi gas.
materi segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. 
mengukur membandingkan suatu besaran dengan suatu satuan. 
meniscus bentuk permukaan zat cair pada tempatnya akibat pengaruh adhesi 
dan kohesi. 
metabolisme seluruh proses biokimia yang terjadi di dalam sel makhluk hidup. 
metil orange larutan yang dapat digunakan membedakan suatu zat adalah 
asam basa atau garam. 
mikroskop suatu alat sains yang digunakan untuk melihat jasad renik. 
molekul partikel terkecil dari suatu zat yang masih bersifat zat asalnya. 
Molusca hewan yang memiliki tubuh lunak. 
morfologi sifat yang nampak dari luar tubuh makhluk hidup. 
nultiseluler bersel banyak. 
n 
nukleus inti sel, berfungsi sebagai pusat pengatur kegiatan sel. 
o 
omnivora hewan pemakan tumbuhan dan daging. 
organ beberapa jaringan yang saling bekerja sama mendukung fungsi tertentu. 
organisme kumpulan dari sistem organ. 
p 
partikel bagian terkecil suatu zat yang masih mempunyai sifat zat itu. 
pencemaran air suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air 
seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia. 
pencemaran tanah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan 
mengubah lingkungan tanah alami. 
pencemaran udara kehadiran satu atau lebih bahan kimia di atmosfer dalam 
jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan 
tumbuhan. 
256 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
perubahan fisika perubahan yang terjadi selama pengaruh luar bekerja dan 
Ilmu Pengetahuan Alam 257 
bersifat sementara. 
perubahan kimia perubahan yang bersifat tetap, walaupun pengaruh luar 
sudah tidak ada. 
ph ukuran untuk menentukan tingkat keasaman suatu larutan. 
phloem pembuluh tapis; jaringan pembuluh yang berfungsi mengangkut hasil 
fotosintesis (makanan) dari daun ke akar. 
piknometer alat untuk menentukan massa jenis zat cair. 
piramida makanan perbandingan antara komposisi massa produsen dan 
konsumen. 
polusi proses pencemaran lingkungan karena zat tertentu. 
populasi kumpulan individu yang sejenis. 
Porifera hewan yang tubuhnya banyak memiliki pori. 
preparat objek pengamatan yang berupa awetan atau sediaan. 
predasi bentuk hubungan antara pemangsa dan hewan yang menjadi mangsanya. 
produsen penghasil makanan yaitu tumbuhan. 
prokariotik sel belum mempunyai membran inti. 
proton partikel pembentuk atom yang mempunyai massa sama dengan satu 
sama dan bermuatan +1. 
r 
radiasi perpindahan energi tanpa zat perantara. 
rantai makanan peristiwa makan dan dimakan. 
respirasi penyerapan zat dalam sel untuk proses metabolisme. 
s 
sampah organik sampah yang berasal dari sisa organisme. 
satuan sesuatu untuk membandingkan ukuran suatu besaran. 
satuan baku satuan yang digunakan secara umum di seluruh dunia. Misalnya 
meter, inchi, gallon, mile dan sebagainya yang banyak digunakan seluruh 
dunia.
satuan tidak baku satuan yang digunakan masyarakat setempat sehingga 
nilainya berbeda untuk tiap daerah dan tiap orang yang mengukur. 
Satuan Internasional (SI) satuan yang baku, dengan nilai tetap di segala 
tempat. 
sel satuan terkecil penyusun tubuh makhluk hidup. 
senyawa zat yang dapat diuraikan menjadi 2 zat atau lebih dengan cara kimia. 
simbiosis hubungan yang erat antara dua organisme yang berbeda. 
sistem internasional sistem satuan yang digunakan di seluruh dunia. 
sistem organ kumpulan beberapa organ yang mempunyai kesatuan fungsi 
tertentu. 
skalar besaran yang hanya mempunyai nilai saja. 
Spermatophyta tumbuhan yang menghasilkan biji. 
sporofit tumbuhan penghasil spora. 
stomata mulut daun, alat pernapasan tumbuhan letaknya pada daun. 
stobilus bunga berbentuk kerucut pada tumbuhan biji terbuka. 
sublimasi proses perubahan wujud padat menjadi gas atau sebaliknya, tanpa 
melalui wujud cair. 
sumber energi sesuatu yang menghasilkan energi. 
sumber energi terbarukan sumber energi yang dapat dihasilkan kembali 
setelah digunakan. 
sumber energi tak terbarukan sumber energi yang hanya dapat dipakai 
sekali saja. 
t 
termometer alat untuk mengukur suhu suatu benda. 
titik beku suhu di mana suatu zat cair mulai membeku. 
titik didih suhu di mana zat cair mulai mendidih pada tekanan 1 atmosfer. 
titik embun suhu di mana uap mulai mengembun menjadi zat cair. 
titik lebur suhu di mana zat padat mulai melebur menjadi zat cair. 
titik uap suhu di mana zat cair mulai mendidih pada tekanan 1 atmosfer. 
258 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
u 
uniseluler bersel satu. 
unsur zat tunggal yang sudah tidak dapat dibagi-bagi lagi dengan cara kimia 
Ilmu Pengetahuan Alam 259 
biasa. 
v 
vakuola rongga sel. 
vegetatif cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual yaitu tanpa adanya 
peleburan sel kelamin jantan dan betina. 
x 
xerofit tumbuhan yang habitatnya di daerah kering atau panas. 
xilem pembuluh kayu; jaringan pembuluh yang berfungsi mengangkut air dan 
garam mineral. 
z 
zat sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang.
A 
abiotik 197 
adhesi 218 
air 219 
amphibia 83 
anatomi 55 
Anders Celcius 168 
angiospermae 75 
annelida 77 
Anomali 214 
arthropoda 77 
Arus energi 214 
asam 218 
Avertebrata 77 
aves 83 
Azas Black 192 
B 
basa 218 
bau 31 
benda tak hidup 31 
bentuk 218 
berbiji 75 
bergerak 15 
berkembang 
berkembang biak 29 
260 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 
Indeks
Ilmu Pengetahuan Alam 261 
bernapas 3 
Berzelius 37 
besaran 
besaran pokok 7 
besaran turunan 7 
Bimetal 156 
Binomial Nomenklatur 84 
biotik 197 
C 
cahaya matahari 31 
cair 219 
campuran 40 
Carolus Linnaeus 84 
ciri-ciri 217 
Coelenterata 77 
D 
dikotil 72 
E 
Echinodermata 77 
ekosistem 215 
energi 127 
energi cahaya 142 
energi kimia 138 
energi kinetik 130 
energi listrik 134 
energi potensial 128 
energi nuklir 133
F 
Fahrenheit 159 
filtrasi 215 
fotosintesis 216 
fungi 64 
G 
gas 220 
genus 84 
Gymnospermae 216 
H 
habitat 197 
heterogen 45 
hewan 143 
homogen 42 
I 
indikator 218 
individu 199 
interaksi 194 
iritabilitas 30 
J 
jamur 64 
jangka sorong 13 
jaringan 97 
organ 97 
sistem organ 97 
jaring makanan 216 
K 
Kalor 170 
kalor jenis 216 
262 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 263 
kapilaritas 217 
karbon dioksida 216 
kekerabatan 56 
kelestarian lingkungan 208 
Kelvin 159 
klasifikasi 53 
kloroplas 32 
kohesi 217 
kompetisi 217 
komunitas 215 
konsumen 200 
konveksi 217 
kristalisasi 217 
kunci dikotomi 60 
L 
larutan 40 
lenti sel 218 
limbah 218 
lingkungan 205 
lumut 67 
M 
makan 127 
makhluk hidup 31 
mamalia 83 
massa jenis 218 
membran 32 
mencair 218 
menguap 218 
metabolisme 217 
mikrometer 93 
mikroskop 97 
mitokondria 138
molekul 216 
Mollusca 77 
monera 63 
monokotil 72 
morfologi 55 
N 
Nemathelminthes 77 
nukleus 133 
O 
organisme 97 
P 
padat 218 
paku 67 
partikel 218 
paru-paru 103 
pemanasan global 157 
pemuaian 151 
pencemaran 219 
pengukuran 7 
perbedaan 27 
permukaan 3 
persamaan 7 
perubahan fisika 219 
perubahan kimia 219 
pH 219 
piramida makanan 219 
Pisces 83 
populasi 217 
Porifera 77 
Predasi 219 
preparat 98 
264 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam 265 
produsen 66 
Protista 64 
R 
radiasi 217 
rantai makanan 219 
Reamur 157 
respirasi 219 
ruangan 92 
S 
satuan 
satuan baku 7 
sayatan 93 
sel 91 
senyawa 214 
sifat zat 24 
simbiosis 220 
Sistem Internasional 9 
sitoplasma 94 
Six Bellani 155 
species 84 
sublimasi 220 
suhu 31, 220 
T 
tanah 219 
tempat hidup 197 
termometer 220 
tumbuh 29 
tumbuhan 143
U 
ukuran 55, 219 
unsur 220 
usaha 127 
V 
vakuola 94 
Vertebrata 81 
W 
Warna 27 
wujud 109 
Z 
zat 218 
266 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
Allan. Richard.2004. Senior Biology I. 2005. New Zeland : Biozone International 
Ilmu Pengetahuan Alam 267 
Ltd. 
Alton Biggs, Chris Kapicka, & Linda Lundgren. 1995. The Dynamics of Life. New 
York: Mc Graw-Hill. 
Atwater. M.. Baptiste. H.P.. Daniel. L.. Hackett. J.. Moyer. R.. Takemoto. C.. 
Wilson-Mathews. N. 1995. Propeties of Matter. Teacher’s Resource 
Matters. New York: Macmillan/McGraw-Hill School Division. 
Blaustein. D.. Butler, L.. Matthias. W. & Hixson. B. 1999. Science. An Introduction 
to the Life. Earth. and Physical Sciences. New York: GLENCOE/ 
McGraw-Hill. 
Bruce, Fredwrick J. 1988. Principles of Physics. New York : McGraw-Hill Book 
Company. 
Chew, Charles and Leong See Cheng. 2003. Comprehensive Physics for O level 
Scince. Singapore. 
Chuen Wee Hong, et al. 2001. Spectrum. Interactive Science for Lower Secondart 
Levels. Coursebook 1. Singapore: SNP Pan Pacific Publishing. 
Clegg. CJ and DG Mackean. 2000. Advanced Biology Principles and Applications. 
London: John Murray (Publishers) Ltd. 
Cooper. Christopher. 2001. Jendela Iptek: Materi. Jakarta: Balai Pustaka 
Heyworth. Rex M.Dr. Science Discovery for Lower Secondary. Vol.2. Singapore: 
Pearson Education South Asia Pte Ltd. 
Heyworth. Rex. M .2000. Explore Your World Science Discovery. Singapore: 
Pearson Educational Asia Pte Ltd. 
JGR Briggs. 2004. Chemistry for O level.Pearson Education. Singapore: Asia 
Pte Ltd. 
Daftar Pustaka
Kistinnah. I. dan Sri Lestari. E. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya. 
Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. 
Liem. Tik.L. 2007. Invitations to Science Inquiry. Asyiknya Meneliti Sains. 
Bandung: Pudak Scientific. 
Marder. Sylvia. S. 2004. Biology. Ney York : Mc.Graw-Hill. 
Martoyo. dkk. 2003. Terampil Menguasai dan Menerapkan Konsep Kimia. Solo 
: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri 
McLaughlin. Charles W. & Thompson. Marilyn. 1997. Physical Science. New 
York: GLENCOE/McGraw-Hill. 
Neil . Campbell. Jane B. Reece. Lawrence G. Mitchell : Alih bahasa Rahayu 
Lestari(et al): Editor Amalia Safitri. Lemeda Simarmata. Hilarius W. 
2002. Biologi. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga. 
Newmark. Ann.2001. Jendela Iptek : Kimia. Jakarta : Balai Pustaka. 
Pollock. Steve. 2001. Jendela Iptek : Ekologi. Jakarta : Balai Pustaka. 
Pollock. Steve. 2001. Jendela Iptek: Tubuh Manusia. Jakarta : Balai Pustaka. 
Suryatin. Budi, dkk. 2008. Fisika. Jakarta: Grasindo. 
Suryatin. Budi, dkk. 2008. IPA Terpadu (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan 
Depdiknas. 
Tay, Beverly. 2002. Effective Guide to Science Secondary 2 S/E/N(A). First Lok 
Yang Road. Pearson Education South Asia Pte Ltd. 
Walker. Richard. 2001. Under The Microscope: Making Life. How We Reproduce 
and Grow. Danbury. Connecticut: Grolier International. Inc. 
Wasis, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning. Ilmu Pengetahuan Alam. 
Sekolah Menengah Pertama Kelas VII (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan 
Depdiknas. 
Wee Hong, Chuen., dkk. 2000. Spectrum Interactive Science for Lower Secondary 
Levels. Jurong, SNP Pan Pacific Publishing Pre Ltd. 
Wolke. R.L.2004. Einstein Aja Gak Tahu. 2004. Jakarta : Scientific Press. 
Yearly. 2008. Chemistry. Singapore: Global Publishers. 
268 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs

More Related Content

PDF
Buku IPA SMP Kelas 7 (Guru)
PDF
Ipa smp 7 guru
PDF
KURIKULUM 2013 | BUKU GURU 7 IPA
PDF
Buku Guru IPA Kelas 7 SMP
PDF
7 ipa buku siswa
PDF
Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013
PDF
Buku Pegangan Guru IPA SMP/MTs Kelas 7 Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2014
PDF
7 ipa buku_guru
Buku IPA SMP Kelas 7 (Guru)
Ipa smp 7 guru
KURIKULUM 2013 | BUKU GURU 7 IPA
Buku Guru IPA Kelas 7 SMP
7 ipa buku siswa
Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Pegangan Guru IPA SMP/MTs Kelas 7 Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2014
7 ipa buku_guru

What's hot (15)

PDF
Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 7 SMP IPA
PDF
Kelas 07 smp_ipa_semester_1_siswa_2016
PDF
Bs k7 semester 1 ipa
PDF
Buku Siswa IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013
PDF
Kls 8 buku siswa ipa kurikulum 2013
DOCX
1. silabus tematik terpadu kelas 1 semester 1 & 2
PDF
Buku ipa smp kelas 7 kurikulum 2013 semester 2
DOC
Pedoman Mata Pelajaran IPA SMP
PDF
Buku guru IPA kelas 8
PDF
Kurikulum 2013
PDF
Rimbasadewo experience journal (re'j) vol.1 Mata Pelajaran Sains dalam Pandan...
DOCX
Tematik makalah SD
DOC
Pembelajaran ipa-terpadu
PPT
Pembelajaran IPS Terpadu SMP
PDF
Buku guru ipa smp kelas 7
Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 7 SMP IPA
Kelas 07 smp_ipa_semester_1_siswa_2016
Bs k7 semester 1 ipa
Buku Siswa IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Kls 8 buku siswa ipa kurikulum 2013
1. silabus tematik terpadu kelas 1 semester 1 & 2
Buku ipa smp kelas 7 kurikulum 2013 semester 2
Pedoman Mata Pelajaran IPA SMP
Buku guru IPA kelas 8
Kurikulum 2013
Rimbasadewo experience journal (re'j) vol.1 Mata Pelajaran Sains dalam Pandan...
Tematik makalah SD
Pembelajaran ipa-terpadu
Pembelajaran IPS Terpadu SMP
Buku guru ipa smp kelas 7
Ad

Similar to 7 ipa buku_guru (20)

PDF
Buku guru smp kls vii
PDF
7 ipa buku_guru
PDF
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
PDF
7 ipa buku_guru
PDF
Kelas 07 smp_ipa_guru
PDF
Bg ipa 7
PDF
Buku IPA k13 kls VII
PDF
IPA SMP Kelas 7 Semester 2
PDF
IPA SMP KELAS 7 SEMESTER 1
PDF
BUKU SISWA IPA SMP KELAS 7
PDF
7 ipa buku siswa
PDF
Buku siswa ipa smp kelas 7
PDF
Bs ipa7 semester 1
PDF
Buku ipa smp kelas 7 kurikulum 2013 semester 1
PDF
Kelas_09_SMP_Ilmu_Pengetahuan_Alam_Guru.pdf
DOCX
PDF
FISIKA 7
PDF
Smp7ipa ipa teguh
PDF
Buku Guru kelas 8 IPA.pdf
Buku guru smp kls vii
7 ipa buku_guru
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
7 ipa buku_guru
Kelas 07 smp_ipa_guru
Bg ipa 7
Buku IPA k13 kls VII
IPA SMP Kelas 7 Semester 2
IPA SMP KELAS 7 SEMESTER 1
BUKU SISWA IPA SMP KELAS 7
7 ipa buku siswa
Buku siswa ipa smp kelas 7
Bs ipa7 semester 1
Buku ipa smp kelas 7 kurikulum 2013 semester 1
Kelas_09_SMP_Ilmu_Pengetahuan_Alam_Guru.pdf
FISIKA 7
Smp7ipa ipa teguh
Buku Guru kelas 8 IPA.pdf
Ad

Recently uploaded (20)

PPTX
Introduction to Data Definition Language in MySQL
PPTX
diagram untuk sidang proposalzxcvbhjkjhgvcxcghjkjhbvcvbjkjhgfghj.pptx
DOCX
Modul Ajar 2 Bahasa Indonesia K-VIII.docx
PPTX
Mengidentifikasi Bahaya dan Mengendalikan Resiko.pptx
PDF
Karya_Ilmiah_Ananda_Putri_MSM_Parking.pdf
PDF
Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X SMA.SMK
PPTX
Analisis Demografi , PENATA kependudukan
PDF
AI (Artificial Intelligence) adalah kemampuan mesin untuk meniru kecerdasan m...
PPTX
Statistika pertemuan 1 umum untuk kuliah
PPTX
Bahan BIDUK.pptx data paroki santo yosep
PPTX
CONTOH PRESENTASI KEGIATAN VALIDASI DATA.pptx
PPTX
Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Penanganan Fakir Miskin
PPTX
PPT pengukuran besaran fisika ukin 2023
PDF
Sosialisasi_Lapor Diri Calon Mahasiswa PPG-2025.pdf
PDF
HUBUNGAN STRUKTUR, ikatan kimia dan aktivitas fisiologis complete.en.id.pdf
PPTX
Berpikir_Komputasional_Koding_Kelas7.pptx
PDF
Pemaparan Rapat Pleno dan Penentu Kebijakan Sekolah.pdf
PPTX
603295686-Ppt-Bab-4-Pembangkit-Tenaga-Listrik.pptx
PDF
3. RPS (Rubrik) rps Ekonomi Manajerial.pdf
PPTX
Pertemuan 2_Modernisasi dan Globalisasi.pptx
Introduction to Data Definition Language in MySQL
diagram untuk sidang proposalzxcvbhjkjhgvcxcghjkjhbvcvbjkjhgfghj.pptx
Modul Ajar 2 Bahasa Indonesia K-VIII.docx
Mengidentifikasi Bahaya dan Mengendalikan Resiko.pptx
Karya_Ilmiah_Ananda_Putri_MSM_Parking.pdf
Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X SMA.SMK
Analisis Demografi , PENATA kependudukan
AI (Artificial Intelligence) adalah kemampuan mesin untuk meniru kecerdasan m...
Statistika pertemuan 1 umum untuk kuliah
Bahan BIDUK.pptx data paroki santo yosep
CONTOH PRESENTASI KEGIATAN VALIDASI DATA.pptx
Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Penanganan Fakir Miskin
PPT pengukuran besaran fisika ukin 2023
Sosialisasi_Lapor Diri Calon Mahasiswa PPG-2025.pdf
HUBUNGAN STRUKTUR, ikatan kimia dan aktivitas fisiologis complete.en.id.pdf
Berpikir_Komputasional_Koding_Kelas7.pptx
Pemaparan Rapat Pleno dan Penentu Kebijakan Sekolah.pdf
603295686-Ppt-Bab-4-Pembangkit-Tenaga-Listrik.pptx
3. RPS (Rubrik) rps Ekonomi Manajerial.pdf
Pertemuan 2_Modernisasi dan Globalisasi.pptx

7 ipa buku_guru

  • 2. Hak Cipta © 2013 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer: Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Katalog Dalam Terbitan (KDT) Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ilmu Pengetahuan Alam : buku guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. -- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013. iv, 268 hlm. : ilus. ; 25 cm. Untuk SMP/MTs Kelas VII ISBN 978-602-282-079-6 (jilid lengkap) ISBN 978-602-282-080-2 (jilid 1) 1. Sains — Studi dan Pengajaran I. Judul II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ii Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 507 Kontributor Naskah : Wahono, Ade Suryanda, Ucu Cahyana, Idun Kistinah, Arifatun Anifah, dan Budi Suryatin. Penelaah : Ismunandar, Sri Budiarti, dan Siti Zubaedah. Penyelia Penerbitan : Politeknik Negeri Media Kreatif, Jakarta. Cetakan Ke-1, 2013 Disusun dengan huruf Georgia, 11 pt
  • 3. Kata Pengantar Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara utuh. Proses pencapaiannya melalui pembelajaran sejumlah mata pelajaran yang dirangkai sebagai suatu kesatuan yang saling mendukung pencapaian kompetensi tersebut. Bila pada jenjang SD/ MI, semua mata pelajaran digabung menjadi satu dan disajikan dalam bentuk tema-tema, maka pada jenjang SMP/MTs pembelajaran sudah mulai dipisah-pisah menjadi mata pelajaran. Sebagai transisi menuju ke pendidikan menengah, pemisahan ini masih belum dilakukan sepenuhnya bagi siswa SMP/MTs. Materi-materi dari bidang-bidang ilmu Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Bumi dan Antariksa masih perlu disajikan sebagai suatu kesatuan dalam mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan yang utuh bagi siswa SMP/MTs tentang prinsip-prinsip dasar yang mengatur alam semesta beserta segenap isinya. Buku IPA Kelas VII SMP/MTs ini disusun dengan pemikiran di atas. Bidang ilmu Biologi dipakai sebagai landasan (platform) pembahasan bidang ilmu yang lain. Makhluk hidup digunakan sebagai obyek untuk menjelaskan prinsip-prinsip dasar yang mengatur alam seperti objek alam dan interaksinya, energi dan keseimbangannya, dan lain-lain. Melalui pembahasan menggunakan bermacam bidang ilmu dalam rumpun ilmu pengetahuan alam, pemahaman utuh tentang alam yang dihuninya beserta benda-benda alam yang dijumpai di sekitarnya dapat dikuasai oleh peserta didik SMP/MTs. Sebagai salah satu rumpun ilmu yang digunakan untuk mengukur kemajuan pendidikan suatu negara, pemahaman peserta didik suatu negara terhadap IPA dibandingkan secara rutin sebagai mana dilakukan melalui TIMSS (the Trends in International Mathematics and Science Study) dan PISA (Program for International Student Assessment). Melalui penilaian internasional seperti ini kita bisa mengetahui kualitas pembelajaran IPA dibandingkan dengan negara lain. Materi IPA pada Kurikulum 2013 ini telah disesuaikan dengan tuntutan penguasaan materi IPA menurut TIMSS dan PISA. Sesuai dengan konsep Kurikulum 2013, buku ini disusun mengacu pada pembelajaran IPA secara terpadu dan utuh, sehingga setiap pengetahuan yang diajarkan, pembelajarannya harus dilanjutkan sampai membuat siswa terampil dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasainya secara konkret dan abstrak, dan bersikap sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah alam semesta yang dikaruniakan kepadanya melalui pemanfaatan yang bertanggung jawab. Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang dipergunakan dalam Kurikulum 2013, siswa diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam. Sebagai edisi pertama, buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045). Ilmu Pengetahuan Alam iii Jakarta, Mei 2013 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh
  • 4. Daftar Isi PETUNJUK UMUM PEMBELAJARAN IPA SMP/MTs........................................ 1 BAB 1 OBJEK IPA DAN PENGAMATANNYA................................................ 15 BAB 2 KLASIFIKASI BENDA........................................................................ 31 BAB 3 KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP....................................................... 62 BAB 4 SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN................................................. 98 BAB 5 PERUBAHAN BENDA-BENDA DI SEKITAR KITA.......................... 126 BAB 6 ENERGI DALAM SISTEM KEHIDUPAN.......................................... 152 BAB 7 SUHU DAN PERUBAHANNYA......................................................... 184 BAB 8 KALOR DAN PERPINDAHANNYA................................................... 204 BAB 9 INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN.............. 221 GLOSARIUM.................................................................................................... 250 INDEKS............................................................................................................ 260 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 267 iv Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 5. Petunjuk Umum Pembelajaran IPA SMP/MTs Ilmu Pengetahuan Alam 1 A. Pendahuluan Buku Panduan Guru Untuk Mata Pelajaran IPA disusun untuk mempermudah dan memperjelas penggunaan buku bagi peserta didik yang diterbitkan oleh Pemerintah. Buku ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi tentang petunjuk umum pembelajaran IPA, keterampilan proses dalam pembelajaran IPA, serta penilaian dalam pembelajaran IPA. Bagian kedua menguraikan strategi pembelajaran IPA tiap topik, sesuai Kurikulum 2013 dan buku peserta didik. Uraian setiap topik disajikan untuk setiap rencana tatap muka. Pada setiap tatap muka berisi materi pengayaan untuk guru beserta potensi miskonsepsi pada peserta didik pada topik itu, pembelajarannya, serta alternatif penilaiannya. Dengan model pengorganisasian seperti ini, diharapkan guru mendapatkan kemudahan dalam pemahaman lebih dalam terhadap materi ajar, cara pembelajarannya, serta cara penilaiannya. Juga, guru mendapatkan gambaran terhadap rumusan indikator pencapaian kompetensi dasar (terutama untuk KD pada KI III dan KI IV). Sebagai muaranya, panduan pembelajaran IPA ini diharapkan dapat membantu guru dalam memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar secara optimal, sehingga peserta didik mampu mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada satuan pendidikan tertentu. B. Pendekatan dan Metode Pembelajaran IPA IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: (1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan
  • 6. melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended; (2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; dan (4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Empat unsur utama IPA ini seharusnya muncul dalam pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA sebaiknya menggunakan metode discovery, metode pembelajaran yang menekankan pola dasar: melakukan pengamatan, menginferensi, dan mengomunikasikan/menyajikan. Pola dasar ini dapat dirinci dengan melakukan pengamatan lanjutan (mengumpulkan data), menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Di dalam pembelajaran IPA, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama di dalam pikirannya, dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Pandangan dasar tentang pembelajaran adalah bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik harus didorong untuk mengonstruksi pengetahuan di dalam pikirannya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan bersusah payah dengan ide-idenya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar peserta didik menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi peserta didik anak tangga yang membawa mereka ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan peserta didik sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut. Bagi peserta didik, pembelajaran harus bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif mencari tahu”. Peserta didik harus didorong sebagai “penemu dan pemilik” ilmu, bukan sekedar pengguna atau penghafal pengetahuan. Di dalam pembelajaran IPA, peserta didik membangun pengetahuan bagi dirinya. Bagi peserta didik, pengetahuan yang ada di benaknya bersifat dinamis, berkembang dari sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup 2 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 7. dirinya dan di sekitarnya menuju ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkrit menuju abstrak. Sebagai manusia yang sedang berkembang, peserta didik telah, sedang, dan akan mengalami empat tahap perkembangan intelektual, yakni sensori motor, pra-operasional, operasional konkrit, dan operasional formal. Untuk peserta didik SMP, umumnya berada pada fase peralihan dari operasional konkrit menuju operasional formal. Ini berarti, peserta didik SMP telah dapat diajak berpikir secara abstrak, misalnya melakukan analisis, inferensi, menyimpulkan, menggunakan penalaran deduktif dan induktif, dan lain-lain, namun seharusnya berangkat/dimulai dari situasi yang nyata dulu. Oleh karena itu, kegiatan pengamatan dan percobaan memegang peran penting dalam pembelajaran IPA, agar pembelajaran IPA tidak sekedar pembelajaran hafalan. Fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerja sama antarindividu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut. Jadi, pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya. Peran guru dalam pembelajaran adalah memberikan tugas menantang berupa permasalahan yang harus dipecahkan peserta didik. Pada saat tugas itu diberikan, peserta didik belum menguasai cara pemecahannya, namun dengan berdiskusi dengan temannya dan bantuan guru, tugas tersebut dapat diselesaikan. Dengan menyelesaikan tugas tersebut, kemampuan-kemampuan dasar untuk menyelesaikan tugas itu akan dikuasai peserta didik. Guru IPA harus memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berdiskusi dan berbagai bentuk kerja sama lainnya untuk menyelesaikan tugas itu. Selain itu, guru memberikan sejumlah besar bantuan kepada peserta didik selama tahap-tahap awal pembelajaran. Selanjutnya peserta didik mengambil alih tanggung-jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Bantuan yang diberikan guru tersebut dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, atau apapun yang lain yang memungkinkan peserta didik tumbuh mandiri. Sekali lagi, bantuan tersebut tidak bersifat “memberitahu secara langsung” tetapi “mendorong peserta didik untuk mencari tahu”. Ilmu Pengetahuan Alam 3
  • 8. Di dalam pembelajaran IPA, peserta didik didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif dengan keterampilan-keterampilan, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip. Guru mendorong peserta didik untuk mendapatkan pengalaman dengan melakukan kegiatan yang memungkinkan mereka menemukan konsep dan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Dengan kata lain, pembelajaran terjadi apabila peserta didik terlibat secara aktif dalam menggunakan proses mentalnya agar mereka memperoleh pengalaman, sehingga memungkinkan mereka untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip tersebut. Proses-proses mental itu misalnya mengamati, menanya dan merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, serta menyajikan hasil kerjanya. Guru IPA harus mampu memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif atau kolaboratif sehingga peserta didik mampu bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas atau memecahkan masalah tanpa takut salah. Media dan sumber belajar lainnya digunakan guru untuk memberi bantuan peserta didik melakukan eksplorasi dalam bentuk mengamati (observing), menghubung-hubungkan fenomena (associating), menanya atau merumuskan masalah (questioning), dan melakukan percobaan (experimenting) atau pengamatan lanjutan. Guru IPA seharusnya mampu membantu peserta didik untuk menyiapkan penyajian pengetahuan dengan bantuan TIK. Pembelajaran IPA untuk tiap materi pokok tertentu seharusnya diakhiri dengan tugas proyek. Guru IPA seharusnya mendorong, membesarkan hati, memberi bantuan secukupnya, dan memfasilitasi peserta didik untuk mampu melakukan tugas proyeknya, serta membuat laporan secara tertulis. Selanjutnya, guru memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok dalam bentuk presentasi lisan atau tertulis, pameran, turnamen, festival, atau ragam penyajian lainnya yang dapat menumbuhkan kebanggaan dan rasa per­caya diri peserta didik. Perlu diketahui, bahwa KD IPA diorganisasikan ke dalam empat Kompetensi Inti (KI). Kompetensi Inti (KI) 1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kompetensi Inti (KI) 2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. Kompetensi Inti (KI) 3 berisi KD tentang pengetahuan terhadap materi ajar, sedangkan Kompetensi Inti (KI) 4 berisi KD tentang 4 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 9. penyajian pengetahuan. Kompetensi Inti (KI) 1, Kompetensi Inti (KI) 2, dan Kompetensi Inti (KI) 4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam Kompetensi Inti (KI) 3. Kompetensi Inti (KI) 1 dan Kompetensi Inti (KI) 2 tidak diajarkan langsung (direct teaching), tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran. Keterpaduan IPA SMP/MTs dalam pembelajaran diwujudkan dengan Ilmu Pengetahuan Alam 5 berbagai cara: 1. Kompetensi Dasar (KD) IPA telah mengarah pada pemaduan. Guru dapat mengimplementasikan pemaduan lebih lanjut di kelas. 2. Di dalam Buku pegangan bagi peserta didik, pemaduan IPA dilakukan dengan merumuskan tema-tema besar yang menjadi tempat pemaduan topik/subtopik IPA. Tema-tema tersebut adalah: materi, sistem, perubahan, dan interaksi. 3. Pemaduan antar konsep dalam tema besar dilakukan secara connected, yakni suatu konsep atau prinsip yang dibahas selanjutnya “menggandeng” prinsip, konsep, atau contoh dalam bidang lain. Misalnya, saat mempelajari suhu, suhu tidak hanya berkaitan dengan benda-benda fisik, namun dikaitkan dengan perilaku hewan terkait suhu. Terakhir, seorang guru IPA yang baik adalah: 1. Menguasai bahan, terutama konsep-konsep yang akan diajarkan. Dalam hal ini guru harus dapat mengembangkan diri dan mengikuti perkembangan IPA yang terjadi. 2. Bersikap kreatif dan aktif. Guru diharapkan selalu mengembangkan kreativitas secara aktif dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga situasi belajar tidak membosankan dan monoton. 3. Rajin belajar dan dapat membangkitkan semangat belajar peserta didik. C. Keterampilan Proses Tiga langkah kunci dalam proses pengembangan IPA (metode ilmiah) adalah melakukan pengamatan, menginferensi (merumuskan penjelasan berdasarkan pengamatan, termasuk menemukan pola-pola, hubungan-hubungan, serta membuat prediksi), dan mengomunikasikan. Pengamatan untuk mengumpulkan data dan informasi, dengan panca indra dan/atau alat ukur yang sesuai. Kegiatan inferensi meliputi merumuskan penjelasan
  • 10. berdasarkan pengamatan, untuk menemukan pola-pola, hubungan-hubungan, serta membuat prediksi. Hasil dan temuan dikomunikasian kepada teman sejawat, baik lisan maupun tulisan. Hal-hal yang dikomunikasikan juga dapat mencakup data yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik, bagan, dan gambar yang relevan. Tiga keterampilan kunci yaitu melakukan pengamatan, menginferensi, dan mengomunikasikan inilah yang harus dilatihkan secara terus-menerus dalam pembelajaran IPA kelas VII. Secara rinci, keterampilan proses IPA dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu keterampilan proses dasar (basic skills) dan keterampilan proses terintegrasi (integrated skills). Keterampilan proses dasar terdiri atas mengamati, menggolongkan/mengklasifikasi, mengukur, mengomunikasikan, menginterpretasi data, memprediksi, menggunakan alat, melakukan percobaan, dan menyimpulkan. Sedangkan jenis-jenis keterampilan proses IPA terintegrasi meliputi merumuskan masalah, mengidentifikasi variabel, mendeskripsikan hubungan antarvariabel, mengendalikan variabel, mendefinisikan variabel secara operasional, memperoleh dan menyajikan data, menganalisis data, merumuskan hipotesis, merancang penelitian, dan melakukan penyelidikan/percobaan. Pembelajaran IPA kelas VII SMP melatihkan keterampilan proses dasar, serta mulai melatihkan keterampilan proses terintegrasi. D. Pembiasaan Sikap Sikap (KD pada KI I dan KI II) dikembangkan melalui pembiasaan dalam pembelajaran IPA dan keteladanan. Sikap-sikap seperti kejujuran, ketekunan, kemauan untuk bekerja sama, dan lain-lain dikembangkan melalui pembelajaran IPA. Keteladanan ini merupakan perilaku, sikap guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain. E. Penilaian dalam Pembelajaran IPA Penilaian dalam pembelajaran IPA menggunakan prinsip bahwa penilaian adalah bagian dari pembelajaran, digunakan untuk membantu peserta didik 6 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 11. mencapai tujuan belajarnya. Oleh karena itu, penilaian dilakukan seiring dengan pembelajaran, baik saat proses maupun di akhir proses. Pada saat proses pembelajaran guru dapat menilai sikap peserta didik untuk mendapatkan profile sikap peserta didik serta memberikan bantuan untuk mengubah sikap yang negatif (misalnya apatis, pasif, menyerahkan sepenuhnya pada anggota kelompok lain, dan lain-lain) menjadi positif. Selain itu, saat pembelajaran, guru dapat menilai keterampilan peserta didik, baik keterampilan berpikir maupun keterampilan psikomotorik. Penilaian di akhir proses pembelajaran (suatu materi pokok tertentu) dapat menggunakan teknik tes. Kegiatan ini dapat dilakukan beberapa kali sesuai banyaknya dan kedalaman materi bab itu. Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tugas, kegiatan, ulangan harian, ulangan mid semester, ulangan akhir semester, sampai ujian nasional. Bentuk soal dapat merupakan pilihan ganda, essay biasa, essay berstruktur, penelitian dan sebagainya. Mengingat penilaian adalah bagian dari pembelajaran, apapun bentuk penilaian yang dilaksanakan, sebaiknya dilakukan analisis hasil penilaian. Tindak lanjut hasil penilaian dalam pembelajaran IPA meliputi pemberian bantuan (scaffolding), remedial, dan pengayaan. Pemberian scaffolding dilakukan guru berkenaan dengan penilaian proses. Misalnya, peserta didik tidak dapat menimbang massa (berdasarkan observasi guru saat kegiatan pembelajaran), maka guru memberikan bantuan seperlunya dan secara berangsur bantuan itu dikurangi. Remedial dilakukan jika setelah mengikuti ulangan, nilai peserta didik (KD-KD pada KI III dan KI IV), peserta didik belum mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan satuan pendidikan. Pengayaan dilakukan, jika setelah mengikuti ulangan, nilai peserta didik (KD-KD pada KI III dan KI IV), peserta didik telah di atas ketuntasan minimal sedangkan peserta didik lain yang belum mencapai ketuntasan minimal melakukan proses remedial. Pengayaan berupa tugas yang menyenangkan, namun menantang. Untuk pengayaan, sebaiknya dihindari tugas-tugas yang membosankan (misalnya mengerjakan soal hafalan), agar tidak dipersepsikan peserta didik sebagai hukuman buat dia atas keberhasilannya. Ilmu Pengetahuan Alam 7
  • 12. 1. Contoh Instrumen Penilaian untuk Keterampilan Proses a. Penilaian Unjuk Kerja Penilaian ini dilakukan seiring pembelajaran atau dapat juga dalam bentuk ujian praktik. Sebagai contoh, untuk penilaian keterampilan pengamatan preparat dengan mikroskop, instrumennya dapat berbentuk sebagai berikut: Penilaian Unjuk Kerja Penggunaan Mikroskop No. Indikator 8 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Hasil Penilaian Baik (3) Cukup (2) Kurang (1) 1. Mengeluarkan mikroskop dari kotak 2. Pemasangan lensa objektif 3. Pemasangan lensa okuler 4. Mengatur cermin 5. Mengatur mikrometer 6. Memasang objek pada meja benda 7. Memilih perbesaran dan memasang lensa okuler 8. Menemukan dan menggambar objek yang diamati 9. Mengembalikan mikroskop pada kotaknya nilai = skor yang diperoleh x 100 skor maks . Kategori baik jika nilai peserta didik ≥75. Penilaian Kinerja Melakukan Penyelidikan No. Aspek yang dinilai Penilaian 1 2 3 1. Merumuskan pertanyaan/masalah 2. Melakukan pengamatan atau pengukuran 3. Menafsirkan data 4. Mengomunikasikan
  • 13. Ilmu Pengetahuan Alam 9 Rubriknya: Aspek yang dinilai Penilaian 1 2 3 Merumuskan pertanyaan/ masalah Masalah tidak dirumuskan Perumusan masalah dilakukan dengan bantuan guru Perumusan masalah dilakukan secara mandiri (individual atau kelompok) Pengamatan Pengamatan tidak cermat Pengamatan cermat, tetapi mengandung interpretasi (tafsiran terhadap pengamatan) Pengamatan cermat dan bebas interpretasi Menafsirkan data Tidak melakukan penafsiran data Melakukan analisis data, namun tidak melakukan upaya mengaitkan antarvariabel Melakukan analisis dan mencoba mengaitkan antarvariabel yang diselidiki (atau bentuk lain, misalnya mengklasifikasi) Mengomunikasikan Dilakukan secara lisan Lisan dan tertulis, namun tidak dipadukan Memadukan hasil tertulis sebagai bagian dari penyajian secara lisan Penilaian Kinerja Melakukan Percobaan No. Aspek yang dinilai Penilaian 1 2 3 1. Merumuskan masalah, hipotesis, dan merencanakan percobaan 2. Merangkai alat 3. Melakukan pengamatan/pengukuran 4. Melakukan analisis data dan menyimpulkan
  • 14. Rubriknya Aspek yang dinilai 10 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Penilaian 1 2 3 Merumuskan masalah, hipotesis, dan merencanakan percobaan Tidak mampu merumuskan masalah, hipotesis, dan merencanakan percobaan Dilakukan dengan bantuan guru Dilakukan secara mandiri (individual atau kelompok) Merangkai alat Rangkaian alat tidak benar Rangkaian alat benar, tetapi tidak rapi atau tidak memperhatikan keselamatan kerja Rangkaian alat benar, rapi, dan memperhatikan keselamatan kerja Pengamatan/ pengukuran Pengamatan tidak cermat Pengamatan cermat, tetapi mengandung interpretasi Pengamatan cermat dan bebas interpretasi Melakukan analisis data dan menyimpulkan Tidak mampu Dilakukan dengan bantuan guru Dilakukan secara mandiri (individual atau kelompok) b. Penilaian Produk Penilaian produk dilakukan untuk menilai hasil pengamatan, percobaan, maupun tugas proyek menggunakan kriteria penilaian (rubrik). Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. 1. Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal. 2. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan. Contoh instrumen penilaian produk: Penilaian Produk Hasil Penyelidikan No. Aspek yang dinilai Penilaian 1 2 3 1. Hasil rumusan pertanyaan/masalah yang akan diselidiki 2. Hasil pengamatan atau pengukuran 3. Hasil analisis/penafsiran
  • 15. Ilmu Pengetahuan Alam 11 Rubriknya: Aspek yang dinilai Penilaian 1 2 3 Hasil rumusan pertanyaan/ masalah Tidak berupa masalah Ada, dalam bentuk pernyataan namun mengarah ke penyelidikan, atau pertanyaan yang tidak lengkap Ada, dalam bentuk pertanyaan, mengarahkan ke penyelidikan Hasil pengamatan atau pengukuran Data tidak menunjukkan hasil pengamatan yang cermat, lengkap, dan aman Data hanya menunjukkan dua aspek dari cermat, lengkap, aman; masih mencampurkan data dengan inferensi Data hanya menunjukkan dua aspek dari cermat, lengkap, aman; bebas dari inferensi Hasil analisis/ penafsiran Tidak melakukan penafsiran data (hanya menyajikan data, tanpa penafsiran lebih lanjut) Ada hasil analisis data, namun tidak melakukan upaya mengaitkan antarvariabel Ada analisis dan mengaitkan antarvariabel yang diselidiki (atau bentuk lain, misalnya mengklasifikasi) Penilaian Produk Hasil Percobaan No. Aspek yang dinilai Penilaian 1 2 3 1. Hasil rumusan pertanyaan/masalah yang akan diselidiki 2. Hasil rumusan hipotesis 3. Hasil perencanaan percobaan 4. Hasil pengamatan atau pengukuran 5. Hasil analisis dan kesimpulan Rubriknya: Aspek yang dinilai Penilaian 1 2 3 Hasil rumusan pertanyaan/masalah Tidak berupa masalah Ada, dalam bentuk pernyataan namun mengarah ke penyelidikan, atau pertanyaan yang tidak lengkap Ada, dalam bentuk pertanyaan, mengarahkan ke penyelidikan
  • 16. Aspek yang dinilai 12 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Penilaian 1 2 3 Hasil rumusan hipotesis Ada, namun tidak berupa hipotesis Ada, sudah mengarah ke jawaban sementara permasalahan, namun tidak mengaitkan variabel-variabel percobaan Ada, dalam bentuk pernyataan, mengaitkan variabel-variabel percobaan, mengarahkan ke penyelidikan Hasil perencanaan percobaan Tidak menunjukkan sebagai perencanan percobaan Sudah ada langkah-langkah perencanaan, belum seluruh langkah yang seharusnya ada Sudah ada langkah-langkah perencanaan, mencakup langkah yang seharusnya ada Hasil pengamatan atau pengukuran Data tidak menunjukkan hasil pengamatan yang cermat, lengkap, dan aman Data hanya menunjukkan dua aspek dari cermat, lengkap, aman; masih mencampurkan data dengan inferensi Data hanya menunjukkan dua aspek dari cermat, lengkap, aman; bebas dari inferensi Hasil analisis dan kesimpulan Tidak melakukan analisis data (hanya menyajikan data, tanpa analisis lebih lanjut) Ada hasil analisis data, namun tidak melakukan upaya penyimpulan Ada analisis dan simpulan (menjawab masalah atau menunjukkan kebenaran/ ketidakbenaran hipotesis) Penilaian Produk Tugas Proyek Nama Peserta didik : Kelas / Semester : VII/ I No. Tahapan Skor ( 1 – 5 )* 1. Perencanaan menerapkan prinsip radiasi kalor 2. Tahap proses pembuatan dan pengumpulan data Persiapan alat dan bahan Teknik Pengolahan K3 (Keselamatan kerja, keamanan, dan kebersihan) 3. Hasil Bentuk fisik Data kebergunaan TOTAL SKOR
  • 17. Catatan : *) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya. teman Hormat pada orang tua Kejujuran Menepati janji Kepedulian Tanggung jawab Ilmu Pengetahuan Alam 13 c. Penilaian Sikap Contoh Format Lembar Pengamatan Sikap Peserta didik No. Nama Sikap Keterbukaan Ketekunan belajar Kerajinan Tenggang rasa Kedisiplinan Kerjasama Ramah dengan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Keterangan: Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 sampai dengan 5. 1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik dan 5 = amat baik. Untuk penilaian sikap, angka ini berfungsi sebagai alat peringkas profil peserta didik, bukan sebagai harga mati untuk KKM. F. Alokasi Waktu Pembelajaran Setiap Topik Pembagian alokasi waktu pembelajaran IPA ini berdasarkan asumsi: 1. pembelajaran IPA efektif (diluar Ulangan Subsumatif dan Ulangan Sumatif) adalah 16 minggu/semester.
  • 18. 2. Jam pelajaran IPA 5 JP/minggu dibagi menjadi 2 TM/minggu, yakni 3 JP dan 2 JP. Pembagian ini juga memperhatikan kegiatan pada setiap topik dan kerumitan KD III dan KD IV pada setiap topik. Semester I No. Tema Besar Materi Pokok/Topik TM ke- 1. Materi Objek IPA dan Pengukurannya 1 – 6 2. Materi Klasifikasi Benda 7 – 14 3. Materi Klasifikasi Makhluk Hidup 15 – 19 4. Sistem Sistem Organisasi Kehidupan 20 – 26 5. Perubahan Perubahan Materi 27 – 32 Semester II No. Tema Besar Materi Pokok/Topik TM ke- 1. Perubahan Energi 1 – 7 2. Perubahan Suhu dan Pemuaian 8 – 15 3. Perubahan Kalor dan Perpindahannya 16 – 24 4. Interaksi Interaksi Makhluk Hidup 25 – 32 14 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 19. BAB 1 Objek IPA dan Pengamatannya Ilmu Pengetahuan Alam 15 A. Pengantar Topik (materi pokok) “Objek IPA dan Pengamatannya” masuk dalam tema besar “Materi”. Secara esensial, pembelajaran pada topik ini mengenalkan peserta didik pada objek yang dipelajari dalam IPA dan metode ilmiah sederhana (pengamatan, pengukuran, dan mulai mencoba membuat keterkaitan-keterkaitan terhadap hasil pengamatan). B. KI dan KD pada Materi Pokok Objek IPA dan Pengamatannya KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
  • 20. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 16 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 3.1. Memahami konsep pengukuran berbagai besaran yang ada pada diri, makhluk hidup, dan lingkungan fisik sekitar sebagai bagian dari observasi, serta pentingnya perumusan satuan terstandar (baku) dalam pengukuran. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. 4.1. Menyajikan hasil pengukuran terhadap besaran-besaran pada diri, makhluk hidup, dan lingkungan fisik dengan menggunakan satuan tak baku dan satuan baku. C. Pembelajaran pada Topik Objek IPA dan Pengamatannya 1. Alokasi Waktu dan Subtopik Pembelajaran dan penilaian topik Objek IPA dan Pengamatannya memerlukan waktu 15 jam pelajaran atau 6 TM (dengan asumsi 5 JP/ minggu diorganisasikan menjadi dua kali TM, yakni 3 JP dan 2 JP). Pengorganisasian 6 TM tersebut adalah sebagai berikut: Tatap Muka ke- Materi 1 Objek IPA dan Pengamatan 2 Pengukuran Sebagai Bagian dari Pengamatan 3 Besaran Pokok Panjang, Massa dan Waktu serta Pengukurannya 4 Besaran Turunan 5 Tugas Proyek 6 Ulangan harian 2. Pertemuan I: Objek IPA dan Pengamatan (3 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan I dimaksudkan untuk melatihkan kesadaran kepada peserta didik tentang kegiatan pengamatan terhadap benda-benda sebagai salah
  • 21. satu bagian IPA. Artinya, sejak awal peserta didik dikenalkan bahwa IPA tidak sekedar kumpulan teori, tetapi karya kerja keras manusia. Tiga langkah kunci dalam proses pengembangan IPA (metode ilmiah) yaitu melakukan pengamatan, menginferensi, dan mengomunikasikan. Pengamatan untuk mengumpulkan data dan informasi, dengan panca indra dan/atau alat ukur yang sesuai. Kegiatan inferensi meliputi merumuskan penjelasan berdasarkan pengamatan, untuk menemukan pola-pola, hubungan-hubungan, serta membuat prediksi. Hasil dan temuan dikomunikasikan kepada teman sejawat, baik lisan maupun tulisan. Yang dikomunikasikan termasuk data yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik, bagan, dan gambar yang relevan. Tiga keterampilan kunci yaitu melakukan pengamatan, menginferensi, dan mengomunikasikan inilah yang harus dilatihkan secara terus-menerus dalam pembelajaran IPA kelas VII. Ilmu Pengetahuan Alam 17 b. Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, inferensi, dan mengomunikasikan hasil. b) Peserta didik dapat menjelaskan tiga komponen keterampilan proses: pengamatan, inferensi, dan komunikasi. c) Peserta didik dapat menjelaskan kegunaan mempelajari IPA. d) Peserta didik dapat menyebutkan objek yang dipelajari dalam IPA. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkan berbagai produk hasil dari IPA; kemudian mintalah peserta didik mengamati temannya dan menyampaikan hasil pengamatannya (lihat kegiatan “Mengamati Temanmu”). Contoh hasil pengamatannya: Edo: warna kulit coklat dan agak kasar, rambut hitam ikal, warna pupil mata hitam, ada detak yang kontinyu, dan lain-lain. Seringkali, tafsiran terhadap hasil pengamatan langsung muncul saat kegiatan pengamatan (misalnya: Edo pemarah namun hatinya lembut). Guru perlu mengklarifikasi, bahwa saat melakukan pengamatan, hindari dulu membuat tafsiran terhadap pengamatan (inferensi).
  • 22. b) Inti Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Kerja dalam IPA”, yang terdapat di buku peserta didik, menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasinya), dan mendiskusikan hasilnya. Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah; yang penting prosedur dilakukan dengan benar dan aman. Contoh hasil kerja peserta didik: • Contoh prediksi peserta didik: garis itu akan menjadi kabur karena terkena air yang bergerak naik pada tisu. • Contoh hasil pengamatan peserta didik: setelah tisu dicelup, air mulai bergerak naik di dalam tisu. Air mengenai garis, 4 menit kemudian garis tampak kabur. • Jika prediksi tidak sesuai pengamatan, berarti prediksi tidak tepat. Elaborasi lebih lanjut ke keterampilan proses IPA (kaitkan dengan hasil kegiatan peserta didik): observasi – inferensi – komunikasi serta manfaat belajar IPA bagi peserta didik. c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan (lihat Reviu Subbab A). 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat dan Bahan sesuai kegiatan “Mengamati Temanmu” dan “Kerja dalam IPA”. b) Media: benda atau gambar “manfaat IPA” (HP, laptop, kertas, bibit tanaman, dll). 4) Sumber Belajar a. Buku pegangan peserta didik. b. Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 18 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 23. 3. Pertemuan II: Pengukuran Sebagai Bagian dari Pengamatan (2 JP) Ilmu Pengetahuan Alam 19 a. Materi Untuk Guru Pertemuan II dimaksudkan untuk melatih peserta didik tentang pentingnya pengukuran dan penggunaan satuan baku dalam pengukuran. Untuk dipahami guru: • Pengukuran merupakan bagian dari pengamatan. • Pengukuran dapat dilakukan terhadap besaran benda-benda, tidak hanya benda mati (misalnya, massa kelinci, panjang telinga kelinci, suhu kelinci, dan lain-lain). • Contoh bukan besaran IPA: cinta, keadilan, rasa sayang, dan lain-lain. • Pengukuran merupakan proses membandingkan besaran dengan besaran lain yang sejenis sebagai satuan. • Hasil pengukuran: nilai (angka) dan satuan. • Satuan ada yang tidak terstandar, misalnya jengkal (dari jarak ujung ibu jari sampai dengan jari kelingking), depa (jarak ujung telunjuk tangan kiri sampai dengan telunjuk tangan kanan ketika tangan direntangkan ke samping kiri dan kanan), dan lain-lain. • Untuk memudahkan berkomunikasi, satuan dibuat baku (standar), yakni dalam Sistem Internasional; kemudahan lainnya, sistem ini lipat 10 (metrik). • Awalan menunjukkan nilai kelipatan, misal: mili berarti 10-3, kilo berarti 103, dibuat agar angka yang dikomunikasikan menjadi sederhana. • Ada satuan baku sistem British (digunakan di Amerika, Inggris, dan beberapa negara Skandinavia), bukan sistem lipat 10. • Prakonsepsi: peserta didik sering menganggap pengukuran hanya melibatkan benda-benda mati (misal terhadap buku, meja, dan lain-lain).
  • 24. b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat melakukan pengukuran dengan satuan tak baku, melakukan inferensi, dan mengomunikasikan hasil. b) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian pengukuran. c) Peserta didik dapat menjelaskan pentingnya satuan baku. d) Peserta didik dapat melakukan konversi satuan dalam SI dengan memanfaatkan nilai awalannya. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkanlah berbagai alat ukur (mistar, jangka, timbangan, dan lain-lain); kemudian mintalah peserta didik menyampaikan idenya tentang “Mengapa menggunakan alat itu?” b) Inti Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Membuat alat ukur sendiri”, yang terdapat di buku pegangan bagi peserta didik, kemudian menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. Contoh hasil kerja peserta didik: Besaran yang diukur Hasil pengukuran Edo Hasil pengukuran Ilmi 20 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Hasil pengukuran Suri Panjang papan tulis 9 jengkal 10 jengkal 3 hasta Lebar ruang kelas 10 hasta 12 hasta 78 kaki Ternyata hasilnya berbeda-beda, karena satuan yang digunakan berbeda. Walaupun sama-sama jengkal, tapi panjang jengkal Edo dan jengkal Ilmi berbeda. Elaborasikan hasilnya lebih lanjut ke satuan baku dalam SI, awalannya, serta konversi satuan dalam SI (misalnya dari gram ke kilogram)
  • 25. Diskusikan pula ide-ide penerapan pengukuran sebagai bagian dari pengamatan (lihat Box Ide-ide Penerapan di Buku Pegangan Peserta Didik) Ilmu Pengetahuan Alam 21 c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan mandiri: Kegiatan “Mengamati Penggunaan Alat Ukur” 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat dan Bahan sesuai kegiatan “Membuat alat ukur sendiri”. b) Media: benda atau gambar alat ukur, benda-benda sekitar yang akan diukur dalam kegiatan “Membuat alat ukur sendiri” 4) Sumber Belajar a) Buku pegangan bagi peserta didik b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet) 4. Pertemuan III: Besaran Pokok Panjang, Massa dan Waktu serta Pengukurannya (3 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan III dimaksudkan untuk melatihkan kepada peserta didik tentang pengukuran 3 besaran pokok: panjang, massa, dan waktu. Untuk dipahami guru: • Semua satuan baku dapat diturunkan dari satuan besaran pokok. Ada tujuh besaran pokok: panjang, massa, waktu, suhu, kuat arus, jumlah zat, dan intensitas cahaya. • Definisi beberapa satuan : • Definisi 1 kilogram: satu kilogram standar (baku) sama dengan massa sebuah silinder yang terbuat dari campuran platinum-iridium yang disimpan di Sevres, Paris, Perancis • Definisi 1 meter: mula-mula 1 meter didefinikasikan sebagai panjang yang sama dengan, sepersepuluh juta ( 1 10.000.000 ) jarak dari bumi khtulistiwa ke kutub utara bumi sepanjang jarak bujur yang melewati kota Paris, Perancis. Dari definisi ini dibuat
  • 26. meter standar, sehingga menampilkan definisi baru: 1 meter adalah jarak antara 2 goresan pada meter standar yang dibuat dari platina iridium dan disimpan di Sevres. Definisi berikutnya: 1 meter adalah 1.650.763,73 kali panjang gelombang sinar merah jingga yang dipancarkan oleh gas krypton-86. Definisi mutahir: 1 m adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam waktu 1 22 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 299.792.458 detik. • Definisi 1 sekon atau 1 detik: 1 sekon adalah 1 86.400 kali satu hari rata-rata. Tetapi karena satu hari di bumi tidak selalu tetap, maka dibuat definisi: 1 sekon adalah 1 86.400 kali waktu yang dibutuhkan bumi mengelilingi matahari 1 kali. Definisi diperbaiki lagi: 1 sekon adalah waktu yang dibutuhkan oleh atom Cesium-33 untuk bergetar 9.192.631.771 kali. • Definisi dari 1 ampere adalah kuat arus listrik yang memindahkan muatan listrik 1 Coulomb tiap 1 detik. • Definisi 1 mol: jumlah zat suatu sistem yang mengandung “entitas elementer” (atom, molekul, ion, elektron) sebanyak atom-atom yang berada dalam 12 gram karbon-12. • Definisi 1 candela: intensitas cahaya, dalam suatu arah, dari satu sumber yang memancarkan radiasi monokromatik dengan frekuensi 540×1012 hertz dan yang mempunyai intensitas radian 1⁄683 watt per steradian. • Dalam pengukuran, perhatikan posisi nol (untuk pengukuran panjang ujung benda awal berimpit dengan angka nol; untuk pengukuran massa, posisi neraca setimbang saat tidak ada benda di piring beban. Jika belum setimbang, kalibrasikan dengan memutar skrup kalibrasi). • Dalam pengukuran, posisi mata harus tegak lurus dengan skala yang ditunjuk, untuk menghindari paralaks.
  • 27. Ilmu Pengetahuan Alam 23 benar salah salah Gambar 1.1. Posisi mata saat mengukur • Cara mengukur massa dengan neraca: • Kalibrasikan neraca hingga diperoleh posisi lengan mendatar saat semua beban geser di angka nol, dengan cara memutar skrup kalobrasi. • Letakkan benda di piring beban. • Geser-geser beban geser hingga setimbang (mulailah dari beban geser yang paling besar). • Baca hasilnya, jumlahkan, misal: Sumber: Dok. Kemdikbud • Hasil pengukurannya: 100 g + 90 g + 7,5 g = 197,5 g • Perhatikan: peserta didik tidak perlu menghafal definisi satuan besaran pokok dalam sistem SI, cukup mengenali bahwa satuan pokok dalam sistem SI didefinisikan.
  • 28. b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian besaran pokok. b) Peserta didik dapat menyebutkan 3 besaran pokok beserta satuannya. c) Peserta didik dapat melakukan pengukuran besaran-besaran panjang, massa, waktu dengan alat ukur yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik diskusikan hasil kegiatan mandiri “Mengamati Penggunaan Alat Ukur”. Tunjukkan, alat ukur yang diidentifikasi peserta didik tersebut sebagian besar mengukur besaran panjang, massa, dan waktu; diskusi masuk ke besaran pokok. b) Inti Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Menaksir dan Mengukur” dan “Pengukuran Massa”, serta mengukur waktu. Untuk setiap pengukuran, MODELKAN dulu caranya (mintalah peserta didik mengamati model, menirukan, dan beri umpan balik). Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. Contoh hasil kerja peserta didik: Benda yang diukur: panjang buku Nama Taksiran Hasil pengukuran Edo 30 cm 28 cm Ilmi 35 cm 28 cm Suri 25 cm 28 cm Tekankan bahwa menaksir itu penting untuk mengasah kepekaan terhadap skala besaran yang diukur. Elaborasikan hasilnya lebih lanjut ke tantangan: “Bila kamu ingin mengukur massa zat air, bagaimanakah caranya?” 24 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 29. Ilmu Pengetahuan Alam 25 c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan mandiri: Reviu dan Box: Bandingkan Besaran dan Satuan pada Mikroorganisme dan Benda Langit. 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat: mistar, neraca, stopwatch, gelas ukur, air, serta serta benda-benda yang hendak diukur panjang atau massanya. b) Media: model atau ppt tentang cara pengukuran massa dengan neraca tiga lengan. 4) Sumber Belajar a) Buku pegangan bagi peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 5. Pertemuan IV: Besaran Turunan (2 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan IV dimaksudkan untuk melatih pemahaman ke peserta didik tentang adanya berbagai besaran turunan pada berbagai bidang. Dalam Buku pegangan guru dan peserta didik, dicontohkan dan dibahas besaran turunan yang digunakan pada bidang IPA (luas daun, volume, konsentrasi, dan laju pertumbuhan tanaman). Untuk dipahami guru: • Secara kimia, ada banyak cara untuk mendefinisikan konsentrasi larutan, misalnya molaritas, molalitas, dan lain-lain. Dalam pembelajaran ini, tidak perlu dibahas detil tentang larutan (akan dibahas pada Bab II). • Massa jenis tentu saja termasuk besaran turunan. Namun, massa jenis dibahas sebagai karakteristik materi (Bab II). • Peserta didik biasanya belum bisa melakukan konversi satuan luas dan volume. Beri scaffolding (bantuan ke peserta didik yang kemudian bantuan dilepas perlahan-lahan), misalnya: 1 m2 = 1 m x 1 m = 100 cm x 100 cm =10.000 cm2 = 104 cm2
  • 30. Perhatikan: Jangan hanya memberikan contoh dan membahas besaran turunan yang sering dipakai di bidang fisika, tetapi arahkan juga ke bidang biologi (misalnya frekuensi denyut nadi, produktivitas lahan, dan lain-lain) serta kimia (konsentrasi larutan). Upayakan agar peserta didik membangun pengertian tentang suatu besaran turunan dengan mencoba menalar kemudian membuat definisi penurunan dari besaran pokoknya menurut mereka. Lihat Buku pegangan bagi peserta didik tentang menentukan kelajuan pertumbuhan sebagai contohnya. b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian besaran turunan. b) Peserta didik dapat menyebutkan 3 contoh besaran turunan beserta satuannya. c) Peserta didik dapat melakukan pengukuran besaran-besaran turunan sederhana yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkanlah selembar kertas, diskusikan satuan luas, diskusi masuk ke besaran turunan. b) Inti Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Mengukur Luas Daun”. Jika diperlukan, modelkan dulu caranya (mintalah peserta didik mengamati model, menirukan, dan beri umpan balik). Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. Elaborasikan hasilnya lebih lanjut ke besaran turunan volume, menentukan konsentrasi larutan, dan laju pertumbuhan. Contoh hasil pekerjaan peserta didik: Metode/cara mengukur luas daun: menempelkan daun pada kertas milimeter, memplot garis tepian daun di kertas milimeter, kemudian menghitung luasnya (dalam satuan mm2 atau cm2). 26 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 31. Hasil pengukuran luas daun mangga = 43 cm2 Ilmu Pengetahuan Alam 27 c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan Reviu dan persiapan tugas proyek. Silakan dipilih: • Lihat Box: Proyek pemecahan masalah, cara ekonomis membeli minuman. • Tugas Proyek (bagian akhir Evaluasi Bab I Buku pegangan bagi peserta didik) 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat dan bahan untuk kegiatan mengukur luas daun (daun, kertas milimeter, penjepit, pensil). b) Media: ppt tentang pertumbuhan tanaman. 4) Sumber Belajar a) Buku pegangan bagi peserta didik b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet) 6. Pertemuan V: Tugas Proyek (3 JP) a. Untuk Guru Tugas proyek ini melatih peserta didik untuk memecahkan masalah otentik, artinya masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pengamatan terhadap objek (termasuk pengukuran) b. Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a. Peserta didik dapat menerapkan pengamatan (termasuk pengukuran) untuk memecahkan masalah yang relevan. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Orientasikan peserta didik kepada masalah. Silakan dipilih: • Lihat Box: Proyek pemecahan masalah, cara ekonomis membeli minuman. • Tugas Proyek (bagian akhir Evaluasi Bab I Buku peserta didik).
  • 32. b) Inti Secara berkelompok, peserta didik melakukan tugas proyek sampai menyajikan laporan hasilnya (tugas ini dapat diselesaikan dalam waktu 3 JP di kelas). Sepakati aturan dasar dengan peserta didik: misalnya kapan tugas selesai, bagaimana bentuk umum laporannya. Beri bimbingan seperlunya, beri “ruang” peserta didik untuk berpikir dan mengendapkan pikirannya. Beri kesempatan kelompok peserta didik untuk menyajikan (menunjukkan/memamerkan) hasilnya kepada kelompok lain. c) Penutup Lakukan refleksi terhadap cara pemecahan masalah yang dilakukan peserta didik. 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat dan bahan untuk proyek pemecahan masalah sesuai Buku Peserta didik (box cara ekonomis membeli minuman serta Tugas Proyek di bagian akhir Evaluasi Bab I Buku pegangan bagi peserta didik). 4) Sumber Belajar a) Buku pegangan bagi peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 7. Pertemuan VI: Ulangan Harian (2 JP) D. Penilaian 1. Penilaian oleh Guru No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI I Observasi perilaku 2. KD pada KI II Observasi perilaku 28 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 33. 3. KD pada KI III Menjelaskan tiga komponen keterampilan proses: pengamatan, inferensi, dan komunikasi Tes tulis Menjelaskan kegunaan mempelajari IPA Menyebutkan objek yang dipelajari dalam IPA Menjelaskan pengertian pengukuran Menjelaskan pentingnya satuan baku Melakukan konversi satuan dalam SI dengan memanfaatkan nilai awalannya Menjelaskan pengertian besaran pokok Menyebutkan 3 besaran pokok beserta satuannya Menjelaskan pengertian besaran turunan Menyebutkan 3 contoh besaran turunan beserta satuannya 4. KD pada KI IV Menyajikan hasil pengamatan, inferensi, dan Ilmu Pengetahuan Alam 29 mengomunikasikan hasil Penilaian Produk Melakukan pengukuran besaran-besaran panjang, massa, waktu dengan alat ukur yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari Penilaian Unjuk Kerja Melakukan pengukuran besaran-besaran turunan sederhana yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari Penilaian Unjuk Kerja Menerapkan pengamatan (termasuk pengukuran) untuk memecahkan masalah yang relevan. Penilaian Proyek dan portofolio 2. Penilaian Diri No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI IV Melakukan pengukuran besaran-besaran panjang, massa, waktu dengan alat ukur yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari Penilaian Diri dan kriterianya
  • 34. 3. Penilaian Rekan Sejawat No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI IV Menerapkan pengamatan (termasuk pengukuran) untuk memecahkan masalah yang relevan. 30 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Penilaian Rekan dan kriterianya E. Bentuk Komunikasi dengan Orang Tua/Wali Bentuk komunikasi dengan orang tua/wali: a. Deskripsi. Mintalah orang tua/wali membaca dan menandatangani hasil tugas peserta didik. b. Berikan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah dalam belajar IPA di kelas. Catatan: Instrumen penilaian lihat Petunjuk Umum Pembelajaran IPA.
  • 35. Klasifikasi Benda BAB 2 Ilmu Pengetahuan Alam 31 A. Pengantar Topik (materi pokok) “Klasifikasi Benda” masuk dalam tema besar “Materi”. Secara esensial, pembelajaran pada topik ini mengenalkan peserta didik pada berbagai benda di sekitar, mengidentifikasi ciri-ciri mahluk hidup dan benda-benda tak hidup serta prosedur pengklasifikasiannya. Kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap benda-benda di sekitar, menganalisis perbedaaan makhluk hidup dengan benda-benda tak hidup, berdiskusi dan membahas tentang wujud benda tak hidup yang terdiri atas wujud padat, cair dan gas, membedakan unsur, senyawa, dan campuran, serta melakukan kegiatan penyelidikan untuk menganalisis berbagai jenis larutan dengan menggunakan indikator alami dan indikator buatan. Kegiatan pembelajaran secara umum meliputi berbagai pengamatan/observasi yang dilakukan peserta didik, demonstrasi yang dilakukan Bapak/Ibu guru serta diskusi dan ceramah oleh Bapak/Ibu guru. Bapak/Ibu sebaiknya menerapkan model pembelajaran Discovery-Inquiri, Problem Base Learning, dan Project Base Learning. Kepada peserta didik diberikan pengantar untuk memberikan motivasi belajar. Kemudian peserta didik diarahkan untuk melakukan kegiatan observasi dan berdiskusi dengan teman kelompoknya dalam proses menemukan konsep. Dalam kegiatan observasi tersebut, terdapat beberapa kegiatan yang diharapkan Bapak/Ibu guru melakukan percobaan dan pengamatan terlebih dahulu sebelum peserta didik diminta untuk melakukan kegiatan observasi secara berkelompok. Hal tersebut untuk menghindari kegagalan dalam percobaan yang akan dilakukan oleh peserta didik. Selanjutnya Bapak/Ibu guru bersama peserta didik
  • 36. menyimpulkan pengertian konsep/definisi serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan industri, dan kegiatan penelitian di laboratorium. Pada awal kegiatan pembelajaran dan akhir pembelajaran selalu dijelaskan kepada peserta didik, bahwa materi pembelajaran yang telah dibahas bertujuan untuk mendorong sikap peserta didik untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan berkaitan dengan aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya melalui penerapan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. B. KI dan KD pada Materi Pokok Klasifikasi Benda KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 32 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
  • 37. Ilmu Pengetahuan Alam 33 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. 2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan. 2.3. Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggungjawab dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam memilih penggunaan alat dan bahan kimia untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan. 2.4. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 3.2. Mengidentifikasi ciri hidup dan tak hidup dari benda-benda dan makhluk hidup yang ada di lingkungan sekitar. 3.3. Memahami prosedur pengklasifikasian makhluk hidup dan benda-benda tak-hidup sebagai bagian kerja ilmiah, serta mengklasifikasikan berbagai makhluk hidup dan benda-benda tak-hidup berdasarkan ciri yang diamati.
  • 38. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. 34 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 4.2. Menyajikan hasil analisis data observasi terhadap benda (makhluk) hidup dan tak hidup 43. Mengumpulkan data dan melakukan klasifikasi terhadap benda-benda, tumbuhan, dan hewan yang ada di lingkungan sekitar. C. Pembelajaran pada Topik Klasifikasi Benda 1. Alokasi Waktu dan Subtopik Pembelajaran dan penilaian topik Klasifikasi Benda memerlukan waktu 20 jam pelajaran atau 8 TM (dengan asumsi 5 JP/minggu diorganisasikan menjadi dua kali TM, yakni 3 JP dan 2 JP). Pengorganisasian 8 TM tersebut adalah sebagai berikut: Tatap Muka ke- Materi 1 Mengidentifikasi benda-benda di sekitar 2 Membedakan makhluk hidup dengan benda tak hidup 3 Zat padat, cair, dan gas 4 Unsur, Senyawa, dan Campuran 5 Larutan asam, basa, indikator 6 Tes Harian 7 Kerja Proyek 2. Pertemuan I: Mengidentifikasi Benda-benda di Sekitar a. Materi Untuk Guru Pertemuan I dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang ciri-ciri benda di sekitar. Kegiatan pengamatan terhadap produk benda-benda di sekitar yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari sebagai salah satu bagian IPA akan menumbuhkan
  • 39. rasa ingin tahu, teliti, dan cermat, serta kekaguman terhadap ciptaan Tuhan. Artinya, sejak awal peserta didik dikenalkan kepada kebesaran sang Pencipta dan penghargaan terhadap kreativitas hasil kerja keras manusia. Di lingkungan sekitar kita terdapat banyak sekali benda yang bersifat alamiah, seperti batu, pasir, logam, dan udara. Benda-benda di sekitar selain bersifat alamiah, juga bersifat buatan hasil kerja manusia, seperti pensil, baju, bahan makanan, ban mobil, kaca, sepeda, motor mobil. Benda-benda hasil buatan manusia bahan dasarnya berasal dari bahan alam, seperti wajan untuk memasak berasal dari tembaga yang merupakan bahan alam, pensil berasal dari bahan karbon dan sebagainya. Benda-benda tersebut ada yang bersifat sederhana ada pula yang bersifat kompleks, misalnya sebuah mobil bersifat kompleks karena terdiri dari berbagai bahan, antara lain, besi, alumunium, karet, kaca, kulit sintetis, dan beberapa bahan lainnya. Setiap jenis benda mempunyai sifat atau ciri yang membedakannya dari jenis benda lain. Manusia akan terus berinovasi untuk terus memproduksi berbagai jenis benda dari bahan alam maupun buatan untuk keperluan hidup manusia. Setiap jenis benda mempunyai sifat atau ciri yang membedakannya dari jenis benda lain, yaitu bentuk benda, ukuran benda, warna benda, keadaan permukaan benda, dan bahan penyusun benda. Manusia akan terus berinovasi untuk terus memproduksi berbagai jenis benda dari bahan alam maupun buatan untuk keperluan hidup manusia. Ilmu Pengetahuan Alam 35 b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, mengidentifikasi, dan mengomunikasikan hasil observasinya. b) Peserta didik dapat menjelaskan benda-benda di sekitar yang bersifat alamiah. c) Peserta didik dapat menjelaskan benda-benda di sekitar yang bersifat buatan manusia. d) Peserta didik dapat menjelaskan benda-benda yang bersifat kompleks dan bersifat sederhana.
  • 40. e) Peserta didik dapat menjelaskan kegunaan dari berbagai jenis benda di sekitar. f) Peserta didik dapat menyimpulkan berbagai perbedaan benda-benda di sekitar berdasarkan ciri-cirinya. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik mintalah peserta didik mengamati perbedaaan antara anak yang sedang bermain bola dengan sebuah robot serta berbagai benda di sekitar dan menyampaikan hasil pengamatannya. b) Inti Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan mengamati perbedaan ikan, kucing, dan mobil-mobilan. Selanjutnya kepada peserta didik diminta untuk melakukan kegiatan mengamati ciri-ciri benda tak hidup dan makhuk hidup pada beberapa contoh benda tak hidup dan makhuk hidup. Kemudian menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya. Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah; yang penting prosedur dilakukan dengan benar dan aman. c) Penutup Lakukan refleksi dan kesimpulan dari kegiatan pembelajaran di atas, serta penugasan. 3) Alat, Bahan, dan Media Media: benda atau gambar “Pengamatan terhadap burung dan pesawat terbang” serta beberapa benda-benda sehari hari, seperti tas, bola, buah-buahan, berbagai jenis tumbuhan. 4) Sumber Belajar a) Buku Peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 36 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 41. 3. Pertemuan II: Membedakan Makhluk Hidup dan Tak Hidup Ilmu Pengetahuan Alam 37 a. Materi Untuk Guru Pertemuan II dimaksudkan agar peserta didik mampu mengidentifikasi perbedaan makhluk hidup dengan benda tak hidup. Manusia, hewan, dan tumbuhan merupakan kelompok makhluk hidup. Antara makhluk hidup dengan benda tak hidup atau benda mati dibedakan dengan adanya gejala kehidupan. Makhluk hidup menunjukkan adanya ciri-ciri atau gejala-gejala kehidupan, sedangkan benda mati tidak menunjukkan gejala-gejala kehidupan. Ciri-Ciri Makhluk Hidup Secara umum, ciri-ciri yang ditemukan pada makhluk hidup adalah bernapas, bergerak, makan dan minum, tumbuh dan berkembang, berkembang biak, mengeluarkan zat sisa, peka terhadap rangsang, dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Peserta didik mengembangkan pengetahuan dan pemahamannya melalui pengamatan dalam berdiskusi. 1) Bernapas Setiap saat kita bernapas, yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan kar-bon dioksida. Kita dapat merasakan kebutuhan bernapas dengan cara mena-han untuk tidak menghirup udara selama beberapa saat. Tentunya kita akan merasakan lemas sebagai tanda kekurangan oksigen. 2) Memerlukan Makanan dan Minuman (a) (b) Gambar 2.1 (a) Kambing Makan Rumput; (b) Manusia Makan Nasi
  • 42. Untuk beraktivitas, setiap makhluk hidup memerlukan energi. Dari manakah energi tersebut diperoleh? Untuk memperoleh energi tersebut, makhluk hidup memerlukan makanan dan minuman. 3) Bergerak Kita dapat berjalan, berlari, berenang, dan menggerakkan tangan. Itu merupakan ciri bergerak. Tubuh kita dapat melakukan aktivitas karena me-miliki sistem gerak. Sistem gerak terdiri atas tulang, sendi, dan otot. Ketiganya bekerja sama membentuk sistem gerak. 4) Tumbuh dan Berkembang Perhatikan tubuhmu, samakah tinggi dan berat badanmu sekarang dengan waktu masih kecil? Hewan juga mengalami hal yang sama. Kupu-kupu berte-lur, telur tersebut kemudian meneta menjadi ulat, lalu menjadi kepompong, kepompong berubah bentuk menjadi kupu-kupu muda, dan akhirnya menjadi kupu-kupu dewasa. Gambar 2.2 Manusia dan Hewan Mempunyai Ciri Tumbuh dan Berkembang. 5. Berkembang Biak (reproduksi) Sebagai contoh kita lahir dari ayah dan ibu, ayah dan ibu kita masing-masing juga mempunyai orang tua yang kita panggil kakek, nenek dan seterusnya sehingga diperoleh keturunan. Kemampuan makhluk hidup untuk memperoleh keturunan disebut dengan berkembang biak. Berkembang biak bertujuan untuk melestarikan keturunannya agar tidak punah. Gambar 2.3 Ibu dan bayinya 38 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 43. Ilmu Pengetahuan Alam 39 6. Peka terhadap Rangsang (Iritabilitas) Gambar 2.4 Silau karena cahaya Sumber: yudibatang.wordpress .com Bagaimanakah reaksi kita jika tiba-tiba ada sorot lampu yang sangat terang masuk? Tentu secara spontan akan segera menutup kelopak mata. Dari contoh di atas menunjukkan bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan yang diterima. Kemampuan menanggapi rangsangan disebut iritabilita. Ciri-ciri makhluk hidup: a) Bernapas. b) Memerlukan Makanan dan Minuman. c) Bergerak. d) Tumbuh dan berkembang. e) Berkembang biak (reproduksi). f) Peka terhadap rangsang (Irritabilitas). b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap makhluk hidup dan benda tak hidup. b) Peserta didik dapat menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup. c) Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan makhluk hidup dengan benda tak hidup. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik mintalah mereka untuk melakukan pengamatan gejala-gejala hidup pada manusia, tumbuhan, dan hewan.
  • 44. b) Inti • Secara berkelompok, peserta didik berdiskusi untuk menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup dan membedakannya dengan benda-benda tak hidup. • Guru mendiskusikan dan menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup dan membedakannya dengan benda-benda tak hidup. c) Penutup Peserta didik diminta menyimpulkan ciri-ciri makhluk hidup dan mengklasifikasikannya. 3) Alat, Bahan, dan Media Media: alat peraga atau film tentang ciri-ciri makhluk hidup dan benda tak hidup. Film dapat diunduh dari www.youtube.com. 4) Sumber Belajar a) Buku Peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet dan media cetak lainnya). 4. Pertemuan III: Zat Padat, Cair, dan Gas (3 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan III dimaksudkan agar peserta didik dapat mengamati dan memahami perbedaan zat padat, cair, dan gas. Ketika mengumpulkan sekelompok benda berdasarkan sifatnya maka langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut. • Mengamati karakteristik dari benda tersebut. • Mencatat persamaan dan perbedaan sifat benda masing-masing. • Mengklasifikasikan benda yang memiliki persamaan sifat. • Memberi nama yang sesuai pada setiap kelompok benda tersebut. Para ilmuwan mengklasifikasikan materi agar lebih mudah dipelajari dan disusun sistematis. Materi adalah sesuatu yang mempunyai massa dan dapat menempati sebuah ruang. Materi berdasarkan wujudnya dapat dikelompokkan menjadi zat padat, cair, dan gas. Contoh zat padat 40 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 45. adalah beberapa jenis logam, seperti besi, emas, dan seng. Beberapa jenis larutan merupakan contoh wujud cair. Contoh zat berwujud gas adalah hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Asap rokok merupakan salah satu gas yang berbahaya bagi kesehatan, karena itu peserta didik dilarang untuk merokok. Merokok selain berbahaya bagi si perokok, juga berbahaya bagi orang lain yang berada di sekitar perokok, karena asap rokok akan terhisap oleh orang lain sebagai perokok pasif. Contoh wujud zat yang sederhana dan mudah dipahami peserta didik adalah air. Ketika dalam bentuk bongkahan es, maka es tersebut dalam wujud padat. Tetapi ketika es tersebut dipanaskan akan berubah kembali menjadi air, maka air tersebut dalam wujud cair. Ketika air dipanaskan pada suhu 100°C akan berubah menjadi uap air, maka uap air dalam wujud gas. Tabel 2.1 Perbedaan sifat zat padat, cair, dan gas Padat Cair Gas Ilmu Pengetahuan Alam 41 1. Mempunyai bentuk dan volume tetap 1. Mempunyai volume tertentu, tetapi tidak mempunyai bentuk yang tetap, bergantung pada media yang digunakan. 1. Tidak mempunyai volume dan bentuk yang tertentu. 2. Jarak antarpartikel zat padat sangat rapat 2. Jarak antarpartikel zat cair lebih renggang 2. Jarak antarpartikel gas sangat renggang 3. Partikel-pertikel zat padat tidak dapat bergerak bebas 3. Partikel-pertikel zat cair dapat bergerak namun terbatas 3. Partikel-partikel gas dapat bergerak sangat bebas
  • 46. b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap berbagai materi dalam bentuk padat, cair, dan gas. b) Peserta didik dapat menjelaskan ciri-ciri zat padat. c) Peserta didik dapat menjelaskan ciri-ciri zat cair. d) Peserta didik dapat menjelaskan ciri-ciri zat gas. e) Peserta didik dapat menyimpulkan perbedaan zat padat, cair, dan gas. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik bagilah mereka dalam beberapa kelompok dan diminta untuk melakukan pengamatan terhadap berbagai contoh benda sehari-hari dalam bentuk zat padat, cair, dan gas. b) Inti • Peserta didik mengomunikasikan hasil pengamatan sifat zat padat, cair, dan gas. • Guru mendiskusikan hasil pengamatan sifat zat padat, cair, dan gas. • Guru menjelaskan perbedaan sifat zat padat, cair, dan gas. c) Penutup Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan perbedaan zat padat, cair, dan gas. 3) Alat, Bahan, dan Media Media: alat peraga atau film tentang zat cair, zat padat, dan zat gas. Film dapat diunduh dari www.youtube.com. 42 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 47. Ilmu Pengetahuan Alam 43 4) Sumber Belajar a) Buku Peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 5. Pertemuan IV: Unsur, Senyawa, dan Campuran (3 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan IV dimaksudkan agar peserta didik dapat mengamati dan memahami perbedaan unsur, senyawa, dan campuran. Untuk dipahami guru: • Pengertian unsur dan contohnya. • Lambang unsur. • Perbedaan unsur logam dan non logam. • Dasar pengklasifikasian unsur dan SPU (Sistem Periodik Unsur). • Pengertian senyawa dan contohnya. • Pengertian campuran dan contohnya. • Perbedaan campuran homogen dan campuran heterogen. • Perbedaan unsur, senyawa, dan campuran. Coba kita perhatikan semua benda di sekitar kita. Pensil, buku, meja, kursi, pintu, jendela, pakaian, dan sebagainya. Tersusun dari apa semua benda-benda tersebut? Semua benda yang ada di bumi kita tersusun atas materi. Ilmuwan menggolongkan materi berdasarkan susunan dan sifatnya. Berdasarkan komposisinya materi yang ada di alam, dapat diklasifikasikan menjadi unsur, senyawa, dan campuran. Gambar 2.5 Bagan klasifikasi materi
  • 48. Dari bagan di atas, materi di alam dapat dibagi menjadi zat tunggal dan campuran. Bila kita kaji lebih mendalam lagi, zat tunggal yang ada di alam dapat dibagi menjadi unsur dan senyawa. Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian yang lebih sederhana di mana akan tetap mempertahankan karakteristik asli dari unsur tersebut. Sebongkah emas apabila dibagi terus menjadi bagian yang terkecil sekalipun akan menjadi atom emas. Banyak sekali unsur-unsur yang ada di alam dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya besi, timah, seng, tembaga, dan nikel. Sama dengan contoh emas di atas, coba perhatikan potongan besi bila dibagi lagi menjadi bagian yang terkecil akan tetap menjadi atom besi, demikian pula pada timah, seng, tembaga, dan nikel. Dari penjabaran tersebut, maka kita dapat menyimpulkan bahwa Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat diubah lagi menjadi zat yang lebih sederhana dengan cara kimia biasa. Bagian terkecil dari unsur adalah atom. Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi zat-zat lain yang lebih sederhana dengan cara kimia biasa. Ketika kita belajar alat musik, tentu kita harus mempelajari simbol-simbol musik atau not baloknya. Simbol-simbol tersebut dapat dibaca dan dipelajari oleh semua orang sehingga semua orang dapat mempelajarinya dengan mudah. Para ahli kimia juga menggunakan simbol atau lambang untuk menunjukkan perbedaan antara unsur kimia yang satu dengan yang lainnya. Ahli kimia sudah menemukan unsur sejak abad ke-9 dan secara bertahap terus berkembang sampai abad ke-20. Unsur di alam dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu unsur logam dan nonlogam. Contoh unsur logam adalah besi, emas, seng, dan contoh unsur nonlogam adalah karbon, nitrogen, dan oksigen. Berikut ini disajikan tabel beberapa contoh unsur logam dan nonlogam yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari beserta lambangnya. 44 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 49. Tabel 2.2 Unsur Logam dan Lambangnya No. Nama Latin Nama Indonesia Lambang 1. Aluminium Aluminium Al 2. Aurum Emas Au 3. Argentum Perak Ag 4. Calcium Kalsium Ca 5. Cuprum Tembaga Cu 6. Ferrum Besi Fe 7. Natrium Natrium Na 8. Plumbun Timbal Pb 9. Stannum Timah Sn Tabel 2.3 Unsur Bukan Logam No. Nama Latin Nama Indonesia Lambang 1. Oxygen Oksigen O 2. Hydrogen Hidrogen H 3. Carbon Karbon C 4. Sulphur Belerang S 5. Phosphorus Fosfor P 6. Nitrogen Nitrogen N 7. Iodium Iodin I 8. Nitrogenium Nitrogen N Nama unsur menggunakan bahasa Latin berdasarkan penemu pertamanya atau tempat ditemukannya unsur tersebut. Tidak dibedakan penamaan antara unsur alamiah yang terdapat di alam maupun unsur buatan. Beberapa unsur menggunakan nama untuk menghormati identitas penemunya ataupun tempat penemuannya. Simbol unsur dibuat untuk memudahkan dalam penulisan nama unsur, yaitu dengan cara menyingkatnya. Simbol unsur yang digunakan saat ini secara Internasional adalah menurut Jons Jacob Berzelius. Ilmu Pengetahuan Alam 45
  • 50. Cara pemberian lambang unsur menurut Berzelius • Setiap unsur dilambangkan dengan satu huruf, yaitu huruf awal dari nama latinnya. • Huruf awal ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar. • Bagi unsur yang memiliki huruf awal sama, diberikan satu huruf kecil dari nama unsur tersebut. Contoh: • Karbon (nama Latin: Carbon), lambang: (C) • Kalsium (nama Latin: Calsium), lambang: (Ca) Unsur-unsur tersebut selanjutnya disusun dalam bentuk sistem periodik unsur, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.5. Unsur-unsur yang memiliki sifat yang hampir sama berada dalam satu kolom. Unsur-unsur logam terletak di kiri bawah (diberi simbol warna biru), sedangkan unsur-unsur nonlogam di bagian kanan atas (diberi simbol warna coklat). Sebagian dari unsur-unsur tersebut akan di pelajari di kelas VII, sedangkan beberapa unsur lain akan dipelajari pada kelas berikutnya. 46 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 51. Gambar 2.6 Sistem Periodik Unsur Sumber Gambar: Spotlight Chemistry Preliminary, Science Press- Australia Unsur logam dan nonlogam memiliki perbedaan sifat fisika dan kimia. Berikut perbedaan sifat unsur logam dan non logam. Tabel 2.4 Perbedaan Unsur Logam dan Nonlogam Logam Nonlogam Ilmu Pengetahuan Alam 47 1. Berwujud padat pada suhu kamar (kecuali raksa). 2. Dapat ditempa dan dapat diregangkan. 3. Konduktor listrik dan panas. 1. Ada yang berwujud padat, cair, dan gas. 2. Bersifat rapuh dan tidak dapat ditempa. 3. Nonkonduktor, kecuali grafit.
  • 52. Bila kita perhatikan, baik unsur logam maupun non logam memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan besi dan tembaga, banyak digunakan untuk alat-alat perkakas, alat-alat rumah tangga, dan bahan untuk rangka kendaraan. Unsur yodium banyak digunakan sebagai antiseptik. Beberapa kegunaan dari beberapa unsur diperlihatkan pada Tabel 2.5 berikut. Tabel 2.5 Unsur logam dan nonlogam serta kegunaannya Nama Unsur Simbol Kegunaan secara umum Natrium Na Bahan untuk membuat lampu natrium dan senyawanya digunakan untuk garam dapur Stronsium Sr Senyawanya digunakan untuk membuat warna merah kembang api Magnesium Mg Paduannya digunakan untuk bahan pesawat Iodin I Bahan untuk antiseptik, dan senyawanya digunakan untuk garam beryodium 2.2. Senyawa Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali menggunakan air, gula, garam, asam cuka, dan beberapa bahan lainnya, bahan-bahan tersebut merupakan contoh senyawa. Sebagaimana diuraikan pada pembahasan tentang unsur di atas, bahwa bagian terkecil dari sebuah unsur adalah atom. Apabila dua buah atom bergabung melalui reaksi kimia, maka akan membentuk molekul, yaitu bagian terkecil dari suatu senyawa. Dengan demikian kamu dapat menjelaskan bahwa sebuah senyawa terdiri atas dua buah unsur atau lebih. Untuk itu maka suatu senyawa masih dapat diuraikan menjadi unsur-unsurnya. Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa senyawa merupakan zat tunggal yang dapat diuraikan menjadi dua jenis atau lebih zat yang lebih sederhana dengan cara kimia. Misalnya, air yang memiliki rumus H2O dapat diuraikan menjadi unsur hidrogen (H2) dan oksigen (O2). 48 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 53. Bagaimana suatu senyawa dapat terbentuk? Senyawa terbentuk melalui proses pencampuran zat secara kimia, pembakaran atau penguraian (dekomposisi) secara termal ataupun elektrik. Sifat suatu senyawa akan berbeda dengan unsur-unsur penyusunnya. Contoh sifat air sebagai senyawa akan berbeda dengan gas hidrogen dan oksigen sebagai unsur penyusunnya. Wujud air sebagai cairan, sedangkan hidrogen dan oksigen dalam temperatur kamar keduanya berwujud gas. Air dapat digunakan untuk memadamkan api, sedangkan gas hidrogen merupakan zat yang mudah terbakar dan gas oksigen merupakan zat yang diperlukan dalam proses pembakaran. Gambar 2.7 Garam Dapur Gambar 2.8 Air dan model molekul air Senyawa adalah zat tunggal yang dapat diuraikan secara Ilmu Pengetahuan Alam 49 kimia menjadi dua zat atau lebih Perhatikan Tabel 2.6 yang menunjukkan beberapa contoh senyawa dan unsur penyusunnya. Tabel 2.6 Contoh senyawa sederhana dan unsur penyusunnya No Senyawa Unsur Penyusun 1. Air (H2O) Hidrogen (H2) + Oksigen (O2) 2. Garam Dapur (NaCl) Natrium (Na) + Klorin (Cl2) 3. Gula tebu (C12H22O11) Karbon (C) + Hidrogen (H2) + Oksigen (O2)
  • 54. 2.3. Campuran Gambar 2.9 Contoh campuran di alam Udara, air sungai, dan batuan merupakan campuran Sumber gambar: Spotlight ChemistryPrelimanary, Science Press Australia. Contoh beberapa campuran yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah susu coklat, air sungai, udara, batuan, garam beryodium, dan paduan logam. Kita mungkin sering menggunakan berbagai jenis campuran, misalnya ketika memasak, membuat teh manis atau kopi. Campuran adalah suatu materi yang terdiri atas dua zat atau lebih dan masih mempunyai sifat zat asalnya. Selanjutnya untuk lebih memperdalam pemahaman peserta didik tentang campuran, lakukan kegiatan berikut ini. Eureka! Mengetahui perbedaan campuran homogen dan heterogen 1. Masukkan satu sendok gula ke dalam segelas air. Aduk hingga merata dan larut. Beri label Gelas X! 2. Masukkan satu sendok pasir ke dalam segelas air. Aduk secara optimal. Beri label Gelas Y! 3. Lakukan pengamatan pada Gelas X, apakah kamu dapat membedakan air dan gula dalam larutan gula tersebut? 4. Amati gelas Y, apakah kamu dapat membedakan air dan pasir pada campuran air dan pasir tersebut ? 5. Lakukan diskusi dengan teman-teman sekelompok. Buatlah kesimpulan dari aktivitas di atas! 50 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 55. Ilmu Pengetahuan Alam 51 1. Campuran Homogen Campuran homogen banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Larutan gula, larutan garam, dan sirop adalah contoh campuran homogen. Dalam larutan gula, apakah kamu dapat membedakan zat-zat penyusunnya? Tentu dalam larutan gula tersebut, kita tidak dapat membedakan zat-zat penyusunnya. Campuran homogen adalah campuran yang tidak dapat dibedakan antara zat- Gambar 2.10 Sirop, contoh campuran homogen zat yang tercampur di dalamnya. Contoh campuran homogen adalah larutan. Larutan tersusun dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut yang banyak digunakan adalah air. Senyawa lain yang dapat digunakan sebagai pelarut adalah pelarut organik, contohnya kloroform dan alkohol. Dalam larutan, ukuran partikel zat terlarut sangat kecil dengan diameter kurang dari 1 nm sehingga tidak dapat dilihat lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra. Oleh karena itu, larutan terlihat homogen (serba sama) yang menyebabkan zat terlarut dan pelarut dalam larutan tidak dapat dibedakan. Larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute). Gambar 2.11 Pelarut, zat terlarut, dan larutan Sumber gambar: Spotlight Chemistry Prelimanary, Science Press Australia.
  • 56. 2. Campuran Heterogen Dalam kegiatan observasi membedakan campuran homogen dengan campuran heterogen di atas, apakah kita dapat membedakan pasir dengan air? Berbeda dengan larutan gula, pada campuran pasir dengan air, tentu kita dapat membedakannya. Campuran pasir dengan air di dalam gelas merupakan salah satu contoh dari campuran heterogen. Campuran heterogen terjadi karena zat yang tidak dapat bercampur satu dengan lain secara sempurna, sehingga dapat dikenali zat penyusunnya. Dengan demikian, pada campuran heterogen seluruh bagiannya tidak memiliki komposisi yang sama (tidak serba sama). Campuran adalah suatu materi yang terdiri dari dua zat atau lebih dan masih mempunyai sifat zat asalnya. Apakah kita sudah mendapatkan gambaran yang jelas mengenai perbedaan unsur, senyawa, dan campuran? Untuk lebih memahaminya, mari kita simak Tabel 2.6 berikut yang menjelaskan perbedaan antara unsur, senyawa, dan campuran berikut. Tabel 2.6 Perbedaan Sifat Unsur, Senyawa, dan Campuran Unsur Senyawa Campuran 1. Zat tunggal 2. Tidak dapat diuraikan 3. Terdiri atas satu jenis komponen 1. Zat tunggal 2. Dapat diuraikan 3. Tersusun dari dua komponen atau lebih 4. Perbandingan massa zat penyusunannya tetap 52 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 1. Campuran 2. Dapat diuraikan 3. Tersusun dari dua komponen atau lebih 4. Perbandingan massa zat penyusunannya tidak tetap. b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap berbagai materi dalam bentuk unsur, senyawa, dan campuran. b) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian unsur. c) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian senyawa. d) Peserta didik dapat menjelaskan pengetian campuran. e) Peserta didik dapat menyimpulkan perbedaan unsur, senyawa, dan campuran.
  • 57. f) Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan campuran homogen dan Ilmu Pengetahuan Alam 53 heterogen. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik mintalah mereka mengamati beberapa contoh unsur, senyawa, dan campuran dalam kehidupan sehari-hari. b) Inti • Peserta didik mengomunikasikan hasil pengamatan unsur, senyawa, dan campuran dalam kehidupan sehari-hari. • Guru mendiskusikan hasil pengamatan unsur, senyawa, dan campuran. • Guru menjelaskan perbedaan unsur, senyawa, dan campuran. c) Penutup Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan perbedaan unsur, senyawa, dan campuran. 3) Alat, Bahan, dan Media Media: Alat peraga atau film tentang unsur, senyawa, dan campuran. 4) Sumber Belajar a) Buku Peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 6. Pertemuan V: Larutan asam, basa, garam, dan indikator (5 JP) a. Untuk Guru Pertemuan V dimaksudkan agar peserta didik dapat mengamati dan memahami perbedaan larutan asam, basa, dan indikatornya. Untuk dipahami guru: • Pengertian larutan asam dan beberapa contohnya. • Pengertian larutan basa dan beberapa contohnya.
  • 58. • Pengertian larutan garam dan beberapa contohnya. • Indikator asam basa (buatan dan alami). Larutan Asam, Basa, dan Garam Pada pembahasan sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa contoh campuran homogen adalah larutan. Pada dasarnya larutan yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita kelompokkan menjadi larutan yang bersifat asam, basa, atau garam. Larutan seperti cuka, sirop, penghilang noda, sabun cuci, sabun mandi, soda kue, dan garam dapur adalah contoh larutan asam, basa, atau garam yang banyak kita jumpai setiap hari. Gambar 2.12 Buah jeruk mengandung asam sitrat Sumber: Dok. Kemdikbud Kegiatan Peserta didik: Bagaimana membedakan larutan asam dan basa? Lakukan langkah-langkah berikut: 1. Buatlah air perasan jeruk, larutan sabun, larutan garam dapur, dan larutan soda kue! 2. Tuang setiap larutan dalam gelas kimia/gelas plastik (kemasan air mineral) yang sudah tidak terpakai! 3. Setiap larutan dituang ke dalam gelas yang berbeda! 4. Uji semua larutan dengan kertas lakmus merah dan biru! 5. Amati dan catat apa yang terjadi pada kertas lakmus! 54 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 59. Lakukan pengamatan terhadap kegiatan observasi berikut: 1. Apa yang terjadi ketika kertas lakmus merah dan biru dicelupkan Ilmu Pengetahuan Alam 55 ke dalam larutan jeruk? 2. Apa yang terjadi ketika kertas lakmus merah dan biru dicelupkan ke dalam larutan deterjen dan soda kue? 3. Apa yang terjadi ketika kertas lakmus merah dan biru dicelupkan ke dalam larutan mineral dan larutan garam? 4. Jika larutan jeruk merupakan larutan asam, kertas lakmus akan berubah dari warna .... menjadi warna .... 5. Jika larutan soda kue merupakan larutan basa, kertas lakmus akan berubah dari warna ... menjadi warna .... 6. Jika larutan mineral adalah larutan netral, kertas lakmus akan berubah dari warna ... menjadi warna .... Larutan asam dan basa dimanfaatkan secara luas untuk industri, pertanian, kesehatan, dan penelitian di laboratorium. Oleh karena itu, memahami sifat-sifat asam dan basa merupakan hal yang sangat penting dalam memahami berbagai macam jenis larutan yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. A. Asam Tentu kita telah mengenal larutan asam dalam kehidupan sehari-hari. Asam banyak ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran. Contohnya, seperti jeruk, lemon, tomat, dan sayuran. Pada saat memasak di dapur, tentu kita mengenal salah satu bahan penambah rasa makanan, yaitu cuka dapur yang mengandung asam asetat. Aki pada kendaraan bermotor mengandung asam sulfat. Asam dalam lambung kita berfungsi membantu proses pencernaan bahan makanan. Masih banyak contoh senyawa asam lainnya yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat menemukan asam baik dalam makanan, minuman, ataupun bahan pembersih di rumah. Dari beberapa contoh larutan asam yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana cara kita mengidentifikasi larutan asam? Berikut ciri atau tanda dari larutan asam: 1. Rasanya asam. 2. Dapat menimbulkan korosif. 3. Mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
  • 60. Hujan Asam Selain banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, bila tidak berhati-hati dalam penggunaannya, larutan asam dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, contohnya terjadi hujan asam. Di beberapa wilayah tertentu terjadi hujan asam yang menyebabkan kerusakan pada bangunan gedung dan patung-patung dalam kota. Mengapa dapat terjadi hujan asam? Bila terdapat kadar gas belerang dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NO) di atmosfer sangat tinggi maka gas ini akan bereaksi dengan air di atmosfer membentuk asam sulfat, asam nitrat, dan senyawa asam lainnya. Ketika terjadi hujan, air yang dihasilkan bersifat lebih asam dari keadaan normal. Asam inilah yang kita kenal dengan hujan asam. Gas belerang dioksida dan gas nitrogen oksida dihasilkan dari pembakaran minyak bumi yang berasal dari buangan industri dan kendaraan bermotor. Selain merusak gedung dan patung-patung, hujan asam tersebut dapat merusak tumbuh-tumbuhan dan mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya seperti ikan dan insektisida. B. Basa Basa merupakan larutan yang banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misal sabun mandi, sabun cuci, pasta gigi, obat maag, dan pupuk. Dalam penggunaan sehari-hari, pada umumnya basa dicampur dengan zat lain. Bagaimana cara kita mengidentifikasi larutan basa? Berikut sifat basa: 1. Terasa licin di kulit dan berasa agak pahit. 2. Mengubah kertas lakmus merah menjadi biru. Dalam kehidupan sehari-hari, larutan asam sering direaksikan dengan larutan basa yang menghasilkan senyawa netral atau dikenal dengan reaksi netralisasi. Larutan basa akan menetralkan larutan asam yang membentuk air (H2O). Selain membentuk H2O, pada reaksi netralisasi dihasilkan juga garam. Beberapa contoh penerapan reaksi netralisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk pengobatan bagi penderita sakit maag, pengobatan untuk sengatan serangga, melindungi kerusakan gigi, dan pengolahan tanah pertanian. 56 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 61. Ilmu Pengetahuan Alam 57 C. Garam Jenis senyawa garam yang paling kita kenal adalah garam dapur atau nama senyawa kimianya natrium klorida (NaCl). Garam ini banyak digunakan dalam pengolahan makanan. Bagaimana senyawa garam dapat terbentuk? Salah satu reaksi yang dapat membentuk garam adalah reaksi asam dan basa atau reaksi netralisasi. Pada reaksi netralisasi tersebut dihasilkan garam dan air. Asam + Basa Garam + Air Garam secara luas digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain untuk industri pupuk, obat-obatan, pengolahan makanan, dan bahan pengawet. Indikator Seperti diuraikan tentang sifat-sifat asam dan basa di atas, larutan asam dan basa memiliki sifat-sifat yang khas. Salah satu cara untuk membedakan asam atau basa adalah dengan menggunakan indikator. Suatu indikator asam-basa adalah suatu senyawa yang menunjukkan perubahan warna apabila bereaksi dengan asam atau basa. a. Indikator alami Berbagai jenis tumbuhan dapat digunakan sebagai indikator alami. Tumbuhan yang termasuk indikator alami akan menunjukkan perubahan warna pada larutan asam ataupun basa. Beberapa contoh tumbuhan yang termasuk indikator alami adalah kunyit, bunga mawar, kubis merah, kubis ungu, bunga dan kembang sepatu. Ekstrak kunyit akan memberikan warna kuning cerah pada larutan asam dan dalam suasana basa akan memberikan warna jingga. Kubis (kol) merah mengandung suatu zat indikator yaitu antosianin. Zat ini berwarna merah pada asam, berwarna hijau pada basa lemah, dan berwarna kuning pada basa kuat. Ekstrak bunga kembang sepatu akan memberikan warna merah cerah bila diteteskan dalam larutan asam. Bila diteteskan dalam larutan basa akan dihasilkan warna hijau.
  • 62. b. Indikator buatan Salah satu jenis indikator buatan yang bukan dalam bentuk larutan cair adalah kertas lakmus. Ada 2 jenis kertas lakmus yaitu lakmus biru dan lakmus merah. Kertas lakmus biru akan menjadi merah dalam larutan asam. Kertas lakmus merah akan menjadi biru dalam larutan basa. Gambar 2.13 Di dalam larutan asam, lakmus biru berubah warna menjadi merah. Di dalam larutan basa, lakmus merah berubah warna menjadi biru. Sumber Gambar: www.profmarsolais.com b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap beberapa contoh larutan asam basa dan garam. b) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian asam dan menyebutkan beberapa contohnya dalam kehidupan sehari-hari. c) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian basa dan menyebutkan beberapa contohnya dalam kehidupan sehari-hari. d) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian garam dan menyebutkan beberapa contohnya dalam kehidupan sehari-hari. e) Peserta didik dapat menjelaskan beberapa contoh indikator asam-basa buatan. f) Peserta didik menjelaskan beberapa contoh indikator asam-basa alami. 58 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 63. g) Peserta didik dapat menggunakan indikator asam-basa buatan dan Ilmu Pengetahuan Alam 59 alami. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik mintalah mereka mengamati beberapa contoh larutan asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari. b) Inti 1) Peserta didik mengomunikasikan hasil pengamatan larutan asam basa dan garam dalam kehidupan sehari-hari. 2) Guru mendiskusikan hasil pengamatan larutan asam basa dan garam dalam kehidupan sehari-hari. 3) Guru menjelaskan penggunaan indikator asam dan basa. c) Penutup Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan perbedaan larutan asam basa dan garam serta penggunaan indikatornya. 4) Alat, Bahan, dan Media Media: alat peraga atau film tentang larutan asam dan basa serta penggunaan indikatornya. 5) Sumber Belajar a) Buku Peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 7. Pertemuan VI: Tes Harian (2 JP) 8. Pertemuan VII: Kerja Proyek (3 JP)
  • 64. D. Penilaian 1. Penilaian oleh Guru No KD Indikator Esensial Teknik Keterangan 1. KD pada KI I 60 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Observasi perilaku Lembar observasi 2. KD pada KI II Observasi perilaku Lembar observasi 3. KD pada KI III Mengidentifikasi benda-benda di sekitar Tes tulis Lembar Tes tertulis Membedakan makhluk hidup dengan benda tak hidup Zat padat, cair, dan gas Unsur, Senyawa dan Campuran 4. KD pada KI IV Melakukan kerja ilmiah di sekolah/laboratorium Penilaian Produk Lembar penilaian produk Menyajikan hasil kerja ilmiah pengamatan, inferensi, dan mengomunikasikan hasil Penilaian Unjuk Kerja Menyajikan hasil proyek Penilaian Proyek dan portofolio Membuat Laporan Penilaian produk Lembar penilaian produk 2. Penilaian Diri No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI IV Tanggung jawab dan komitmen tugas proyek Penilaian Diri dan kriterianya
  • 65. 3. Penilaian Rekan Sejawat No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI IV Tanggung jawab dan komitmen tugas Ilmu Pengetahuan Alam 61 proyek Penilaian Rekan dan kriterianya E. Bentuk Komunikasi dengan orang tua/wali Komunikasi dengan orang tua/wali dibangun dengan pemberian kolom tanda tangan orang tua/wali dalam setiap tugas dan nilai ulangan. Mengembangkan komunikasi online kepada orang tua/wali, dengan memanfaatkan teknologi (HP, BB, smartphone dll). Catatan: Bapak/Ibu, format penilaian bisa dilihat pada Petunjuk Umum Pembelajaran IPA. F. Kunci Jawaban 1. Karena sepeda motor dan mobil tidak memiliki keseluruhan ciri-ciri makhluk hidup, sepeda motor dan mobil hanya bergerak, mengeluarkan zat sisa dan membutuhkan sumber energi atau bahan bakar. Sesuatu dikatakan makhluk hidup apabila memiliki keseluruhan ciri berikut: bernapas, tumbuh dan berkembang, memerlukan makan dan minum, berkembang biak, memerlukan makan dan minum, berkembang biak, mengeluarkan zat sisa, peka terhadap rangsangan, dan dapat menyesuaikan diri. 2. a. Pesamaan bentuk ayam dengan elang: • Memiliki panah. • Bersayap. • Berkaki 2. • Tubuh ditutupi bulu. Perbedaan pola makan: • Ayam termasuk omnivora, karena memakan cacing dan tanaman. • Elang termasuk karnivora karena memakan daging. b. Hewan yang mirip ayam
  • 66. Klasifikasi Makhluk Hidup A. Pengantar BAB 3 Secara esensial, pembelajaran pada topik ini mengenalkan peserta didik pada keberagaman makhluk hidup di muka bumi dan salah satu cara yang efektif untuk mempelajarinya adalah dengan mengelompokkan sesuai kesamaan dan perbedaan yang dimiliki. Aktivitas ini disebut klasifikasi. Kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap makhluk hidup di sekitar, menganalisis perbedaan makhluk hidup tersebut, berdiskusi, menarik kesimpulan, dan membuat tulisan dari berbagai pengamatan yang dilakukan. B. KI dan KD pada Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 62 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
  • 67. Ilmu Pengetahuan Alam 63 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. 2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan. 2.3. Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggungjawab dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam memilih penggunaan alat dan bahan kimia untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan. 2.4. Menunjukkan penghargaan kepada orang lain dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi perilaku menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 3.2. Mengidentifikasi ciri hidup dan tak hidup dari benda-benda dan makhluk hidup yang ada di lingkungan sekitar. 3.3. Memahami prosedur pengklasifikasian makhluk hidup dan benda-benda tak-hidup sebagai bagian kerja ilmiah, serta mengklasifikasikan berbagai makhluk hidup dan benda-benda tak-hidup berdasarkan ciri yang diamati.
  • 68. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. 64 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 4.2. Menyajikan hasil analisis data observasi terhadap benda (makhluk) hidup dan tak hidup. 4.3. Mengumpulkan data dan melakukan klasifikasi terhadap benda-benda, tumbuhan, dan hewan yang ada di lingkungan sekitar. C. Pembelajaran pada Topik Klasifikasi Makhluk Hidup 1. Alokasi Waktu dan Subtopik Pembelajaran dan penilaian topik Klasifikasi Makhluk Hidup memerlukan waktu 12 jam pelajaran atau 5 TM (dengan asumsi 5 JP/minggu diorganisasikan menjadi dua kali TM, yakni 2 JP dan 3 JP). Pengorganisasian 5 TM tersebut adalah sebagai berikut: Tatap Muka ke- Materi 1 Klasifikasi (pengantar) 2 Bagaimana mengelompokkan Tumbuhan dan Hewan (Kunci dikotom) 3 Klasifikasi tumbuhan 4 Klasifikasi hewan 5 Tes 2. Pertemuan I: Klasifikasi (3 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan I dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang klasifikasi makhluk hidup dan mengapa makhluk hidup perlu diklasifikasikan.Untuk diperhatikan oleh guru, pada pertemuan ini konsep yang disampaikan adalah keanekaragaman hayati (Indonesia sebagai Megabiodiversity Country), bagaimana mempelajari keanekaragaman yang
  • 69. sangat banyak tersebut, yaitu dengan mengelompokkannya berdasarkan persamaan dan perbedaan yang dimiliki. Keanekaragaman adalah ciri utama kehidupan. Para ahli biologi sudah mengidentifikasi dan memberi nama sekitar 1,5 juta spesies termasuk di dalamnya lebih dari 260.000 tumbuhan, hampir 50.000 vertebrata, dan lebih dari 750.000 serangga. Ribuan spesies yang baru ditemukan menambah daftar tersebut setiap tahunnya. Diperkirakan jumlah totalnya adalah 5 juta sampai lebih dari 100 juta. Jika kehidupan beranekaragamnya, bagaimana biologi memiliki perangkat untuk menyatukannya? Misalnya adakah persamaan antara kapang, pohon, dan manusia? Ternyata sangat banyak. Dibalik keberagaman makhluk hidup ini terdapat persamaan, terutama pada tingkat organisasi yang lebih rendah. Misalnya dapat dilihat dari kemiripan tertentu yang terdapat pada struktur sel. Kesatuan juga tampak pada jelas pada kode genetik umum yang digunakan bersama oleh organisme. Ekspresi yang berbeda-beda dari kode genetik inilah yang menghasilkan keberagaman makhluk hidup. Keberagaman makhluk hidup perlu dijaga, tapi hal ini kadang-kadang juga sedikit membingungkan. Agar keberagaman tidak sulit dipahami, manusia cenderung menggolongkan spesies yang mirip dalam satu kelompok. Taksonomi adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan penamaan dan klasifikasi spesies, mengelompokkan organisme berdasarkan skema yang lebih formal. Skema tersebut terdiri atas tingkatan klasifikasi yang bermacam-macam. Setiap tingkatan lebih luas cakupannya dibandingkan dengan tingkatan yang di bawahnya (Gambar 3.1). Ilmu Pengetahuan Alam 65
  • 70. Gambar 3.1 Mengklasifikasi Kehidupan, Skema Taksonomik Cabang biologi seperti botani dan zoologi memerlukan data atau gambaran menyeluruh tentang hewan dan tumbuhan yang ada di bumi ini. Sebagian hewan dan tumbuhan telah diidentifikasi dan diberi nama, tapi sebagian lagi belum. Jika keanekaragaman hayati dipelajari tanpa klasifikasi, sangat mungkin tejadi kerancuan pengertian suatu jenis makhluk hidup, misalnya nama burung gereja, di negara satu berbeda dengan di negara lain. Untuk mempelajari makhluk hidup tersebut perlu dilakukan klasifikasi (pengelompokan) guna memperoleh gambaran yang jelas secara mudah. 66 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 71. Dalam satu negara sering pula dijumpai spesies hewan atau tumbuhan memiliki nama daerah berbeda, misalnya pisang di Jawa Tengah dikenal dengan gedang, di Jawa Barat disebut dengan cau, sedang gedang di Jawa Barat yang dimaksud adalah pepaya. 1) Tujuan dan manfaat klasifikasi Klasifikasi bertujuan menyederhanakan objek studi makhluk hidup yang sangat beraneka ragam, sehingga akan lebih mudah dalam mempelajarinya. Adapun manfaatnya adalah: a. Untuk penelitian lebih lanjut sehingga makhluk hidup yang telah dikenal melalui klasifikasi dapat dimanfaatkan. b. Untuk dipelajari agar dapat melestarikan keanekaragaman Ilmu Pengetahuan Alam 67 hayati dimasa mendatang. c. Untuk mengetahui hubungan antara organisme satu dengan lainnya. 2) Prosedur pengklasifikasian makhluk hidup Pengelompokan makhluk hidup dilakukan berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang dimiliki berbagai makhluk hidup tersebut. Jika ada beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang akan dikelompokkan, maka hewan yang memiliki persamaan ciri, dijadikan satu kelompok. Misalnya domba dan sapi satu kelompok mamalia karena memiliki persamaan ciri, yakni memiliki rambut pada kulitnya, dan hewan betinanya memiliki kelenjar susu. Suatu kelompok akan terbentuk dari berbagai jenis hewan yang memiliki persamaan ciri tubuh. Hewan yang memiliki ciri berbeda membentuk kelompok lain. Langkah selanjutnya pemberian nama untuk setiap kelompok makhluk hidup. 3) Tata nama makhluk hidup Menurut para sainstis khususnya biologis, nama memiliki arti yang penting. Nama sangat berfungsi dalam hal penyampaian in-formasi, selain itu juga untuk memudahkan penelusuran dalam hal lokasi ditemukannya makhluk hidup itu. Contoh: Bos javanicus
  • 72. menunjukkan lokasi ditemukannya spesies tersebut. Nama (nama ilmiah) juga dapat menunjukkan siapa penemu spesies tersebut, dan juga karakteristik dari spesies yang ditemukan. Contoh Solanum nigrum menunjukkan karakteristik dari spesies tumbuhan tersebut yang memiliki buah berwarna hitam. Semua naskah ilmu pengetahuan hingga abad ke-18 masih meng-gunakan bahasa Latin sebagai bahasa para ilmuwan, Pemberian na-manyapun masih panjang-panjang (polinomial) contoh “Sambucus caule arboreo ramose floribus umbellatis” yang artinya tumbuhan Sambucus dengan batang berkayu yang bercabang-cabang dengan bunga berbentuk payung. Namun sejak Carolus Linnaeus (1707- 1778) memperkenalkan sistem penulisan baru, polinomial diubah menjadi binomial dan hingga kini masih dipergunakan. Prinsip utama binomial Carolus Linnaeus bagi tumbuhan maupun hewan dan mikroorganisme lainnya adalah: a. Menggunakan bahasa Latin. b. Menggunakan kategori. c. Menggunakan dua kata. Contoh Panthera pardus, Zea mays, Amoeba proteus, Entamoe-ba coli dan lain-lain. Selain nama ilmiah yang diberikan para ahli, juga dikenal nama daerah (nama biasa) yang berbeda sesuai dengan nama dan bersifat setempat atau lokal (local name). Namun nama lokal belum dapat dijadikan patokan. Oleh karena itu disusunlah nama ilmiah yang diatur oleh ICBN (International Code of Botani-cal Nomenclature) untuk tumbuhan, dan ICZN (International Code of Zoological Nomenclature) untuk hewan. Dalam pengelompokan dan pemberian nama makhluk hidup di-dasarkan pada ciri-ciri yang dimiliki, dan diterapkan sistem-sistem tertentu sehingga muncul istilah sistematika. Sampai saat ini dike-nal 3 (tiga) sistem klasifikasi yaitu: a. Sistem alami; takson yang terbentuk merupakan anggota-anggota yang sewajarnya diklasifikasikan dalam satu kelom-pok seperti dikehendaki oleh alam, terutama berdasarkan ciri-ciri morfologinya. 68 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 73. b. Sistem artifisial; pengelompokan berdasarkan tujuan praktis, misalnya tumbuhan obat-obatan. c. Sistem filogenetis; pengelompokan berdasarkan jauh dekat-nya kekerabatan dan urutan perkembangan makhluk hidup menurut sejarah filogenetiknya. Muncul setelah berkembang-nya Ilmu Pengetahuan Alam 69 teori evolusi. b. Pembelajaran 1) Tujuan esensial a) Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, mengidentifikasi, dan mengomunikasikan hasil observasinya. b) Peserta didik dapat menjelaskan alasan mengapa makhluk hidup perlu diklasifikasikan. c) Peserta didik dapat menjelaskan dasar yang dipakai dalam mengklasifikasikan makhluk hidup. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik mintalah mereka mengamati gedung sekolah, kemudian ditanya mengapa mereka dimasukan ke dalam kelas ini dan bukan pada kelas yang lain? b) Inti Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Bagaimanakah cara mengelompokkan tumbuh-tumbuhan?” dan “Bagaimanakah cara mengelompokkan hewan?”, yang terdapat di buku peserta didik. Kemudian peserta didik diminta menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya. Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah; yang penting prosedur dilakukan dengan benar dan aman. Contoh Hasil Kerja Peserta Didik:
  • 74. Tabel 3.1 Pengelompokan Tumbuh-tumbuhan Nama Tumbuhan Manfaat Kelompok Padi Dijadikan Beras untuk dimakan Tanaman bahan pokok Jagung Dimakan Tanaman bahan pokok Mawar Hiasan Tanaman hias Dst …. … … Catatan untuk Guru: Pengelompokan setiap peserta didik mungkin akan berbeda sehingga sangat disarankan tidak memutuskan peserta didik tersebut salah atau tidak. Karena pada hakikatnya dalam mengelompokkan makhluk hidup, tidak terdapat kekeliruan selama argumentasi yang mendasari pengelompokan itu jelas dan benar. c) Penutup Lakukan refleksi dengan mengacu kepada “Ingatlah” dan menegaskan bahwa dalam mengelompokkan makhluk hidup besar kemungkinan akan berbeda, sesuai pendekatan yang dipakai masing-masing ahli, serta penugasan dengan memfokuskan bahwa mengelompokkan tumbuhan dan hewan itu berdasarkan ciri-ciri utama yang dimiliki anggota makhluk hidup tersebut. 3) Alat, Bahan, dan Media Media: benda atau gambar “Bagaimanakah cara mengelompokan tumbuh-tumbuhan?” dan “Bagaimanakah cara mengelompokan hewan?” 4) Sumber Belajar a) Buku bagi peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 70 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 75. 3. Pertemuan II: Bagaimana mengelompokan Tumbuhan dan Hewan Ilmu Pengetahuan Alam 71 (Kunci dikotom) (3 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan II dimaksudkan untuk melatih peserta didik agar mampu melakukan pengelompokan dikotom dan membuat kunci determinasi (lihat buku bagi peserta didik). Pada awalnya dalam klasifikasi, makhluk hidup dikelompokan dalam kelompok besar hingga kelompok kecil yang disebut takson. Kategori yang digunakan Linnaeus pada waktu itu adalah: Bahasa Latin Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Regnum Dunia Kingdom Divisio/Phyllum (ditambah kata Phyllum) Divisi/Filum Divition/Phyllum Classis Kelas Class Ordo Bangsa Order Familia Suku Family Genus Marga Genus Species Jenis Species Kingdom (dunia), filum (untuk hewan) atau divisi (untuk tumbuhan), Class (kelas), ordo (bangsa), famili (suku), genus (marga), dan spesies (jenis). Urutan ini didasarkan atas persamaan ciri yang paling umum kemudian makin ke bawah persamaan ciri makin khusus serta perbedaan ciri makin kecil. 1) Kriteria klasifikasi tumbuhan Dalam mengklasifikasikan tumbuhan, kriteria yang perlu diperhatikan adalah: a. Uniseluler atau multiseluler. b. Organ perkembangbiakannya. c. Habitus tumbuhan waktu hidup, tegak, menjalar atau merambat
  • 76. d. Struktur jaringan pengangkutnya. e. Tipe stelenya, protostele atau sifonostele. f. Bentuk dan ukuran daun. g. Cara berkembangbiak: seksual (generatif) atau aseksual (vegetatif). h. Biji, bunga, buah. Ada tidaknya biji dan bunga dapat dipakai untuk menentukan keprimitifan suatu tumbuhan. Para ahli melakukan pengklasifikasian tumbuhan dengan memperhatikan beberapa kriteria yang menjadi penentu dan selalu diperhatikan, misalnya: a. Organ perkembangbiakannya, apakah dengan spora atau dengan bunga. b. Habitus/perawakan tumbuhan waktu hidup, apakah tegak, menjalar atau merambat c. Bentuk dan ukuran daun, d. Cara berkembangbiak: seksual (generatif) atau aseksual (vegetatif) 2) Kriteria klasifikasi hewan Sama halnya dengan pengklasifikasian tumbuhan, dalam mengklasifikasikan hewan para ahli juga mengklasifikasikan dengan melihat kriteria berikut ini. a. Saluran pencernaan makanan. Hewan tingkat rendah belum punya saluran pencernaan makanan. Sedang hewan tingkat tinggi mempunyai lubang mulut, saluran pencernaan, dan anus. b. Kerangka (skeleton), apakah kerangka di luar tubuh (eksoskleton) atau di dalam tubuh (endoskeleton). c. Anggota gerak, apakah berkaki dua, empat, atau tidak berkaki. 3) Kunci determinasi Kunci yang dipergunakan untuk menentukan filum atau divisi, kelas, ordo, famili, genus, atau spesies. Dasar yang dipergunakan kunci determinasi ini adalah identifikasi dari makhluk hidup dengan menggunakan kunci dikotom. 72 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 77. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kunci determinasi: a) Kunci harus dikotomi. b) Kata pertama dalam tiap pernyataan dalam 1 kuplet harus identik, Ilmu Pengetahuan Alam 73 contoh: • Tumbuhan berumah satu.... • Tumbuhan berumah dua .... c) Kedua pilihan atau bagian dari kuplet harus kontradiktif, sehingga satu bagian bisa diterima dan yang lain ditolak. d) Hindari pemakaian kisaran yang tumpang tindih atau hal-hal yang besifat relatif dalam kuplet, contoh: panjang daun 4-8 cm, daun besar atau kecil. e) Gunakan sifat-sifat yang biasa diamati. f) Pernyataan dari dua kuplet yang berurutan jangan dimulai dengan kata yang sama. g) Setiap kuplet diberi nomor. h) Buat kalimat pertanyaan yang pendek. b. Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat mengklasifikasikan makhluk hidup dengan cara dikotom. b) Peserta didik dapat membuat kunci determinasi. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik guru memilih 4 atau 6 perwakilan peserta didik untuk maju ke depan kelas, kemudian peserta didik lainnya diminta untuk melakukan pengamatan terhadap 4 atau 6 orang temannya tersebut. Lalu mintalah peserta didik lainnya untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan secara fisik yang dapat terlihat dari 4 atau 6 orang temannya tersebut.
  • 78. Pada kegiatan ini ada baiknya guru memilih perwakilan peserta didik dengan tingkat perbedaan yang cukup jelas, misalnya: jenis kelamin, bentuk dan ukuran tubuh, asesoris yang permanen melekat (kaca mata, jilbab dan lain-lain). b) Inti Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Bergembira dengan Klasifikasi Dikotom” dilanjutkan dengan “Mengapa kita membutuhkan kunci determinasi?” serta kegiatan “Bagaimana cara membuat kunci determinasi? Semua kegiatan tersebut terdapat di buku peserta didik. Guru mendiskusikan dan menjelaskan cara klasifikasi dikotom dan membuat kunci determinasi. Kemungkinan jawaban peserta didik dalam kegiatan “Bergembira dengan Klasifikasi Dikotom.” 1. Peserta didik akan memulai dengan BENTUK (persegi panjang atau segitiga), kemudian dilanjutkan dengan membagi berdasarkan UKURAN (besar atau kecil), diakhiri dengan pembagian berdasarkan WARNA. 2. Peserta didik akan memulai dengan WARNA kemudian dilanjutkan dengan membagi berdasarkan UKURAN (besar atau kecil), diakhiri dengan pembagian berdasarkan BENTUK (persegi panjang dan segitiga), 3. Peserta didik akan memulai dengan UKURAN (besar atau kecil) kemudian dilanjutkan dengan membagi berdasarkan BENTUK (persegi panjang dan segitiga), diakhiri dengan pembagian berdasarkan WARNA. CATATAN: Selama kegiatan ini, guru sangat diharapkan tidak memberikan pendapatnya dalam pengelompokan ini. Guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berbuat dan berpikir dalam kegiatan ini sehingga hasilnya dapat dijadikan bahan yang sangat baik untuk dianalisis oleh guru. 74 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 79. Ilmu Pengetahuan Alam 75 c) Penutup Peserta didik diminta mempresentasikan hasil kerja mereka. 3) Alat, Bahan, dan Media Media yang digunakan sesuai untuk kegiatan “Bergembira dengan Klasifikasi Dikotom” dilanjutkan dengan “Mengapa Kita Membutuhkan Kunci Determinasi?” 4) Sumber Belajar a) Buku bagi peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 4) Pertemuan III: Klasifikasi Mikroskopis dan Jamur (2 JP) a. Materi untuk Guru Pertemuan III dimaksudkan agar peserta didik dapat mengamati dan memahami tentang kelompok makhluk hidup yang berukuran kecil, yang sebagian besar berada dalam Kingdom Monera dan Protista Uniseluler. Monera adalah makhluk hidup yang terdiri atas satu sel (uniselular) sesuai dengan asal kata dari bahasa Yunani, moneres yang berarti tunggal. Monera tidak mempunyai membran inti sel (prokariotik), memiliki nukleoid (bagian sel yang mengandung DNA), dan belum memiliki organel bermembran, seperti mitokondria, kloroplas, dan badan golgi. Dinding selnya terbuat dari peptidoglikan yang tahan terhadap tekanan osmotik hingga 25 kali tekanan atmosfer. Anggota kingdom ini secara umum yaitu bakteri dan alga biru. Bakteri yang terdapat di lingkungan kita, ada yang bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti bakteri Escherichia coli yang berperan membantu memproduksi Vitamin K melalui proses pembusukan sisa makanan ada pula bakteri yang berbahaya bagi kehidupan manusia seperti Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TB (tuberculosis paru).
  • 80. (a) (b) Gambar. 3.2. (a) Bakteri Mycobacterium tuberculosis dilihat dengan mikroskop cahaya dan (b) Mykobacterium tubercolusis dilihat dengan mikroskop electron Sumber: http://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/respirasi-kedokteran-klinis/ etiologi-tuberkulosis/ (a) http://dweeza.blogspot.com/2011/01/mycobacterium-tuberculosis- sebagai.html (b) 1) Ciri-Ciri Bakteri Merupakan makhuk hidup bersel satu yang berukuran sangat kecil dan mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Bakteri dapat berbentuk batang, spiral, bulat, atau koma. Bakteri tidak mengandung klorofil sehingga tidak dapat membuat makanan sendiri. Berdasarkan sumber zat makanannya, bakteri dibagi menjadi bakteri autotrof dan heterotrof. Bakteri heterotraf terbagi menjadi bakteri saprofit dan parasit. Berdasarkan kebutuhan oksigennya, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri aerob dan anaerob. 2) Struktur Tubuh Bakteri Tubuh bakteri berupa sel tunggal, dinding selnya tersusun dari hemiselu-losa dan senyawa semacam pektin yang lebih mendekati sel hewan. Dinding sel dilapisi selaput mirip gelatin yang menyebabkan dinding sel berlendir. Isi sel berupa protoplas dengan membran plasma dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma tersebar butiran-butiran nukleotida yang mengandung DNA, belum terdapat inti dengan membran inti seperti pada sel umumnya. 76 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 81. Gambar 3.3 Bentuk-bentuk bakteri: (A) Monococcus, (B) Diplococcus, (C) Staphylococcuc, (D) Streptococcus, (E) Bacillus/batang, (F) cornibacterium, (G) Bacillus typhi, (H) Proteus, (I) Spirillum, (J) Cyphilis Bacteria, (K) Nitrogen fiding bacteria. L Thiospillum, (M) Vibrio. Ilmu Pengetahuan Alam 77 3) Reproduksi Bakteri Bakteri dapat berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri pada lingkungan yang tepat atau sesuai. Perkembangbiakan secara seksual dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi. a) Transformasi adalah pemindahan potongan materi genetik atau DNA dari luar ke sel bakteri penerima. b) Konjugasi adalah penggabungan antara DNA pemberi dan DNA penerima melalui kontak langsung. Jadi, untuk memasukkan DNA dari sel pemberi ke sel penerima, harus terjadi hubungan langsung. c) Transduksi adalah pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima dengan perantaraan virus. 4) Macam-Macam Bakteri a) Berdasarkan cara memperoleh makanannya, bakteri dapat dibedakan menjadi:
  • 82. • Bakteri Heterotrof Bakteri heterotrof adalah bakteri yang hidup dan memperoleh makanan dari lingkungannya karena tidak dapat membuat makanan sendiri, hidup secara saprofit dan parasit. Bakteri saprofit adalah bakteri yang hidup pada jasad yang sudah mati. Misalnya pada sampah, bangkai, atau kotoran. Bakteri parasit adalah bakteri yang hidup menumpang pada makhluk hidup lain. Bakteri ini biasanya bersifat merugikan makhluk hidup yang ditumpanginya karena dapat menimbulkan penyakit. • Bakteri Autotrof Bakteri autotrof adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri. Berdasarkan asal energi yang digunakan, bakteri autotrof dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri yang bersifat kemoautotrof dan bakteri yang bersifat fotoautotrof. Bakteri kemoautotrof adalah bakteri yang membuat makanannya dengan bantuan energi yang berasal dari reaksi-reaksi kimia, misalnya proses oksidasi senyawa tertentu. Bakteri fotoautotrof adalah bakteri yang membuat makanannya dengan bantuan energi yang berasal dari cahaya matahari. Bakteri ini adalah bakteri yang mengandung zat warna hijau sehingga dapat melakukan fotosintesis, seperti tumbuhan hijau. b) Berdasarkan kebutuhan oksigennya, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri aerob dan bakteri anaerob: • Bakteri Aerob Bakteri aerob adalah bakteri yang hidupnya memerlukan oksigen bebas. • Bakteri Anaerob Bakteri anaerob adalah bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen bebas, misalnya bakteri asam susu, bakteri Lactobaclilus bulgaricus, dan Clostridium tetani. 78 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 83. Jika bakteri tersebut dapat hidup tanpa kebutuhan oksigen secara mutlak atau dapat hidup tanpa adanya oksigen, bakteri itu disebut bakteri anaerob fakultatif. 5) Peran Bakteri bagi Kehidupan Manusia Bakteri yang menguntungkan bagi kehidupan manusia, antara lain, sebagai Ilmu Pengetahuan Alam 79 berikut: • Rhizobium bersimbiosis pada akar leguminosarum untuk mengikat nitrogen. • Azotobacter hidup di dalam tanah dan dapat mengikat nitrogen sehingga dapat menyuburkan tanah. • E. coli membantu pembusukan makanan di dalam usus besar dan penghasil vitamin yang membantu pembekuan darah. • Lactobacillus sp. dimanfaatkan untuk proses pembuatan susu yoghurt dan susu keju. • Acetobacter dimanfaatkan untuk mengubah air cuka menjadi alkohol dan alkohol menjadi asam cuka. • Bakteri saprofit anaerob dimanfaatkan untuk pembuatan gas bio atau biogas. • Streptococcus griceus dimanfaatkan untuk penghasil antibiotik streptomisin sehingga banyak dimanfaatkan dalam industri obat-obatan. • Acetobacter di manfaatkan untuk pembuatan nata de coco. Bakteri yang merugikan bagi kehidupan manusia, antara lain, sebagai berikut: • Salmonella typhosa penyebab penyakit tifus. • Shigella dysenteriae penyebab penyakit disentri. • Neisseria meningitidis penyebab penyakit meningitis. • Neisseria gonorrhoeae penyebab penyakit kencing nanah. • Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit tuberkulosis. • Mycobocterium leprae penyebab penyakit lepra.
  • 84. 6) Ganggang Biru (Cyanobacteria) Jenis ganggang biru (Cyanobacteria) ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak berkoloni membentuk untaian. Beberapa sel dengan struktur tubuh yang masih sederhana, berwarna biru kehijauan, mengandung klorofil a (autotrof), pigmen biru (fikosianin), dan berkembang biak dengan pembelahan sel. Selain dengan pembelahan sel, ganggang biru juga dapat berkembang biak dengan cara fragmentasi dan pembentukan spora khusus yang disebut akinet. Fragmentasi merupakan cara berkembang biak dengan jalan memutuskan salah satu bagian tubuh ganggang dan membentuk fragmen-fragmen. Pembelahan sel terjadi pada ganggang biru bersel tunggal, sedangkan fragmentasi terjadi pada ganggang biru yang berbentuk filamen. Contoh ganggang biru yang menguntungkan antara lain Gloeocapsa, Nostoc, dan Anabaena yang dapat menangkap nitrogen di udara. Contoh ganggang biru yang merugikan adalah Anabaena flosaquae dan Microcytis yang menyebabkan kematian makhluk hidup dalam air. Ganggang biru yang menempel pada tembok atau batu dapat menyebabkan pelapukan. Gambar. 3.4 Macam-macam ganggang biru Sumber: gurungeblog.wordpress.co smart-pustaka.blogspot.com Protista merupakan makhluk hidup yang mempunyai ciri-ciri selnya memiliki membran inti (eukariotik), bersel tunggal yang mampu berkembang biak. Beberapa contoh kelompok Protista: Amoeba, Euglena, Paramacium, dan Saprolegnia. 80 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 85. Saprolegnia sp. Phytophtora Ilmu Pengetahuan Alam 81 Dictyostelium discoideum Physarium polycephalum infestans Euglena Paramecium Amoeba Gambar. 3.5. Kelompok Protista mikroskopis Sumber: www.photomacrography.net.user www.sfsu.edu. www.microscope-microscope. org Selain kelompok Protista yang bersifat mikroskopis, terdapat Protista yang bersifat makroskopis (dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop) seperti Alga Merah, Alga Hijau, Ulva, dan Alga Coklat. (a) (b) (c) (d) Gambar. 3.6. Alga merah: (a) Eucheuma spinosum, (b) Gracillaria sp. ,(c) Alga hijau: Ulva, sp, dan (d) Alga Coklat; Fucus, sp. Protista juga ada yang menyerupai hewan, kelompok Protista ini disebut dengan Protozoa. Kelompok Protozoa diantaranya adalah Paramaecium, Entamoeba coli yang terdapat pada usus besar dan dapat mengakibatkan penyakit diare, dan Plasmodium malariae yang terdapat pada sel darah merah dan mengakibatkan penyakit malaria.
  • 86. (a) (b) (c) Gambar. 3.7. (a) Paramaecium, (b) Entamoeba histolytica, (c) Plasmodium malariae yang terdapat pada sel darah merah Sumber: http://www.psmicrographs.co.uk/paramecium-sp--protozoa/science-image/ 80016644. (a), http://www.dpd cdc.gov/dpdx/HTML/Frames/A-F/Amebiasis/ body_Amebiasis_mic1.htm (b), nuriardiani.blogspot.com (c) Kelompok jamur (fungi), merupakan kelompok makhluk hidup yang memperoleh makanan dengan cara menguraikan sisa makhluk hidup lain. jamur tidak berklorofil, berspora, tidak mempunyai akar, batang dan daun. Jamur hidupnya di tempat yang lembab, bersifat saprofit (organisme, yang hidup dan makan dari bahan organik yang sudah mati atau yang sudah busuk) dan parasit (organisme yang hidup dan mengisap makanan dari organisme lain yang ditempelinya). Tubuh jamur terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa. Hifa saling bersambungan membentuk miselium. Pada umumnya jamur berkembang biak dengan spora yang dihasilkan oleh sporangium. Contoh jamur: jamur roti, ragi tape, jamur tiram putih, dan jamur kayu. Gambar: 3.8 Jamur tempe dan jamur merang. Sumber: ascollegesingaraja.blogspot.com genuardis.net 82 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 87. Jamur dibagi menjadi 6 divisi, yaitu Myxomycotina (jamur lendir), Oomycotina, Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina dan Deuteromycotina. Gambar. 3.9 Pembagian Kelompok Jamur/Fungi Ilmu Pengetahuan Alam 83 b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial Peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap Kingdom Protista dan Monera dan mengenal masing-masing karakteristik dari kingdom dan anggota kingdom tersebut. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik, guru menampilkan foto/gambar kelompok Protista atau Monera, (terutama yang memberi dampak terhadap kehidupan manusia, seperti Amoeba, E.coli dsb.). Sebelumnya guru mengenalkan alat yang dipakai dalam pengamatan kelompok mikroorganisme prokariotik seperti Monera dan protista, yaitu mikroskop. Kemudian peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dan diminta untuk melakukan kerja ilmiah IPA. b) Inti Peserta didik berkelompok melakukan kerja ilmiah IPA yang terdapat di buku peserta didik berupa kegiatan “Mengenal
  • 88. Mikroskop” dan “Tata cara Menggunakan Mikroskop”, “Mengamati Mikroorganisme Prokariotik”. Melakukan kegiatan “Bagaimana bentuk Jamur“. Kemudian menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya. Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah; yang penting prosedur dilakukan dengan benar dan aman. Elaborasi lebih lanjut ke keterampilan proses IPA (kaitkan dengan hasil kegiatan peserta didik): observasi – inferensi – komunikasi serta manfaat belajar IPA bagi peserta didik. c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan mandiri: Kegiatan “uji dirimu”. 3) Alat, Bahan, dan Media Alat, bahan dan media yang digunakan sesuai untuk kegiatan: mikroskop dan perlengkapannya, serta alat serta bahan yang digunakan untuk kegiatan yang tercantum pada buku peserta didik. 4) Sumber Belajar a) Buku peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 5. Pertemuan IV: Klasifikasi tumbuhan dan hewan (3 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan IV dimaksudkan agar peserta didik dapat mengamati dan memahami tentang kingdom tumbuhan dan hewan. Untuk dipahami guru bahwa, berdasarkan morfologi atau susunan tubuh, tumbuhan dapat dibedakan lagi atas dua jenis kelompok besar yakni: 1) Tumbuhan Tidak Berpembuluh (Thallophyta) yang meliputi Lumut (Bryophyta). 2) Tumbuhan Berpembuluh (Tracheophyta) yang meliputi Paku-pakuan (Pteridophyta) dan Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta). 84 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 89. Pteridophyta/Paku Spermatophyta/ Tumbuhan Biji Ilmu Pengetahuan Alam 85 Contoh: Lumut daun Contoh: Paku tiang (paku sejati) Contoh: Pohon cemara (Gymnospermae) dan pohon mangga (Angiospermae) Kerajaan Tumbuhan Bryophyta/Lumut 1. Lumut Hati 2. Lumut daun 3. Lumut 1. Psilophytinae (paku purba) 2. Lycopsida/Paku kawat 3. Equisetinae (paku ekor kuda) 4. Filicinae (paku sejati) 5. Gymnospermae 6. Angiospermae Gambar 3.10 Skema Pengelompokkan Tumbuhan Sumber: Dokumen Kemdikbud Tumbuhan tidak berpembuluh adalah tumbuhan yang tidak memiliki berkas pengangkut dan belum bisa dibedakan antara akar, batang, serta daun; misalnya tumbuhan lumut. Kelompok tumbuhan lumut (Bryophyta) cirinya belum mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Struktur yang menyerupai akar disebut rhizoid, berspora, dan berklorofil. Keterangan : 1. Sporogonium Sporofit 2. Tangkai 3. Daun 4. Batang Gametofit 5. Rizoid Gambar 3.11 Lumut beserta bagian-bagiannya
  • 90. Tumbuhan berpembuluh adalah tumbuhan yang memiliki berkas pengangkut, dan sudah dapat dibedakan antara akar, batang, serta daun. Tumbuhan berpembuluh disebut dengan tumbuhan berkormus. Tumbuhan berkormus terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok kormofita berspora dan kormofita berbiji. Kormofita berbiji mempunyai bunga dan biji. Kormofita berspora tidak mempunyai bunga misalnya tumbuhan paku (Pteridophyta). Kelompok paku memiliki ciri mempunyai akar, batang, dan daun sejati, tidak berbunga, serta tidak berbiji. Ciri lain dari tumbuhan paku adalah daun muda yang menggulung. Daun tumbuhan paku ada yang menghasilkan spora disebut dengan sporofil dan ada pula daun yang tidak menghasilkan spora disebut dengan tropofil. 86 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 1. Daun 2. Daun muda menggulung 3. Sporangium 4. Batang 5. Akar 1 2 3 5 6 Gambar 3.12 Tumbuhan paku Sumber: blog.uad.ac.id Gambar 3.13. Strobilus. Sumber: pascollegesingaraja.blogspot.com
  • 91. Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) berbiji terbuka karena bijinya tidak dibungkus oleh daun buah. Alat reproduksi berupa bangun kerucut yang disebut strobilus, ada dua yaitu strobilus jantan dan betina; (2) batang besar dan berkambium; (3) berakar tunggang dan serabut; (4) daun selalu hijau, sempit, tebal dan kaku. Contoh tumbuhan berbiji terbuka adalah juniper, cemara, damar, pinus, belinjo, dan pakis haji. A B C D Gambar 3.14 Tumbuhan: (A) Juniper, (B) cemara, (C) dammar, dan (D) pinus Sumber: www.mt.nrcs.usda.gov deslihutan.blogspot. dwikaryanto.blogspot.com www. chykoemoo.com Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) memiliki bakal biji atau biji berada di dalam struktur yang tertutup oleh daun buah (carpels). Daun buah dikelilingi oleh alat khusus yang membentuk struktur pembiakan majemuk yang disebut bunga. Contoh tumbuhan berbiji tertutup adalah mangga, jambu, alpukat, anggur, apel. A B C D E Gambar 3.15. (A) Tumbuhan mangga, (B) jambu, (C) Alpukat, (D) anggur dan (E) apel Ilmu Pengetahuan Alam 87
  • 92. Tumbuhan Angiospermae ada dua yaitu tumbuhan berkeping satu (monokotil) yang dapat diamati berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut: memiliki satu keping daun lembaga, berakar serabut, batang tidak bercabang, tidak berkambium, berkas pembuluh pengangkut tersebar, tulang daun sejajar atau melengkung, kelopak bunga pada umumnya kelipatan tiga. Tumbuhan berkeping dua (dikotil) memiliki ciri-ciri sebagai berikut: memiliki dua keping daun lembaga, berakar tunggang, batang bercabang dan berkambium, tulang daunnya menjari atau menyirip, berkas pengangkut tersusun dalam satu lingkaran, kelopak bunga kelipatan empat atau lima. No. Tanaman 88 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Bagian Tumbuhan Akar Batang Daun Biji Keterangan 1 Jagung akar serabut Batang Beruas Tulang Daun Sejajar Biji Berkeping Satu tumbuhan mokotil 2 Kacang Tanah Akar Tunggang Batang Berkayu Tulang Daun Menjari Biji Berkeping dua tumbuhan dikotil Gambar. 3.16. Perbedaan Ciri tumbuhan monokotil dengan dikotil Sumber: http://agifebrian.blogspot.com Hewan secara umum masuk ke dalam kelompok metazoa yang diklasifikasikan menjadi invertebrata dan vertebrata. Manusia termasuk ke dalam vertebrata.
  • 93. Ilmu Pengetahuan Alam 89 Gambar. 3.17. Skema Pengelompokkan Hewan Sumber: Dokumen Kemdikbud a) Hewan tidak bertulang belakang (Avertebrata) Hewan tidak bertulang belakang dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu hewan berpori (Porifera), hewan berongga (Coelenterata), cacing pipih (Platyheminthes), cacing gilig (Nemathelminthes), cacing berbuku-buku (Annelida), hewan lunak (Mollusca), hewan berkulit duri (Echinodermata) dan hewan dengan kaki beruas-ruas (Arthropoda). Porifera adalah hewan yang mempunyai pori-pori. Hewan ini tubuhnya seperti spons. Habitatnya di perairan, warna tubuhnya bermacam-macam merah, kuning dan hijau. Contoh hewan Porifera: Spongilla, Euspongia, Poterion, Scypha. A B C Gambar 3.18. (A) Euspongia, (B) Poterion, (C) Scypha Sumber: www.1townhouses.co.uk meltankabar.blogspot.com
  • 94. Coelenterata adalah hewan yang berongga, mempunyai tentakel untuk menangkap mangsa. Pada permukaan tentakel terdapat sel beracun yang menyengat. Tubuhnya ada yang berbentuk polip dan menempel pada tempat hidupnya, dan ada yang berbentuk medusa yang bergerak aktif melayang-layang di air seperti payung. Ubur-ubur, bunga karang, Obelia, Hydra, Anemon adalah contoh hewan Coelenterata. A B C D Gambar 3.19. (A) Bunga karang, (B) Obelia, (C) Hydra, (D) Anemone Sumber: d5d.orgambonekspres.com sumnerlebaronbrien.wordpress.com . aqueros. blogspot.com Cacing (vermes) adalah hewan bertubuh lunak, tak bercangkang dan tubuhnya simetris bilateral. Berdasarkan bentuk tubuhnya, cacing dibagi menjadi 3 kelompok yaitu cacing pipih (Platyheminthes) contoh cacing hati, cacing pita; cacing gilig (Nemathelminthes) tubuhnya bulat panjang dan tidak bersegmen, contoh: cacing perut, cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang (Annelida) tubuhnya beruas-ruas seperti cincin, contoh cacing tanah, lintah, dan pacet. A B C D E F Gambar 3.20. (A) Cacing hati, (B) cacing perut, (C) cacing kremi, (D) cacing tambang, (E) lintah, (F) Pacet Sumber: aonone.blogspot.commedicastore.com. ridwanaz.com . kesehatan.segiempat com hirudotherapy1.blogspot.com Mollusca adalah hewan bertubuh lunak, banyak lendirnya dan terbungkus oleh mantel. Jenis Molluscada ada yang memiliki cangkang berfungsi untuk melindungi tubuh. Habitatnya di darat dan air. Contoh hewan Mollusca adalah cumi-cumi, gurita, siput, kerang, tiram, dan remis. 90 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 95. A B C D Gambar 3.21. (A) Gurita, (B) kerang dara, (C) siput, (D) siput laut Sumber: elsaelsi.wordpress.com zaree-muhamad.blogspot.com. www.aphotomarine. com.biologipedia.blogspot.com Echinodermata adalah hewan yang tubuhnya diselimuti duri, ada lempengan zat kapur/zat kitin yang keras. Tubuh simetri radial dengan lima lengan. Pada tubuhnya terdapat sistem ambulakral untuk alat gerak, bernapas, dan menangkap mangsa. Ada 5 kelas yaitu Asteroidea (contoh bintang laut), Echinoidea (contoh landak laut, bulu babi), Ophiuroidea (contoh bintang ular), Crinoidea (contoh lilia laut), dan Holothuroidea (contoh tripang laut). A B C D E Gambar 3.22 (a) bulu babi, (b) lilia laut, (c) bintang laut, (d) bintang mengular, dan (e) tripang. Sumber: berdikari-unihako.blogspot.com pesat-education.blogspot.com Arthropoda adalah hewan berbuku-buku, tubuhnya dibedakan atas kepala, dada dan perut, tubuh terbungkus zat kitin yang keras, memiliki alat indra yang peka terhadap sentuhan dan bau-bauan, memiliki mata faset yaitu mata majemuk terdiri atas beribu-ribu mata kecil berbentuk segi enam. Arthropoda dikelompokkan dalam 4 kelas yaitu Insecta (serangga) contohnya belalang, lebah, kumbang; Crustacea (udang-udangan) contohnya udang, kepiting, rajungan; Arachnoidea (laba-laba) contohnya: laba-laba, kalajengking, kutu, caplak; Myriapoda (lipan) contohnya; kelabang, kaki seribu. Ilmu Pengetahuan Alam 91
  • 96. A B C D E F G H I Gambar 3.23. (A) Belalang, (B) kumbang, (C) kepiting, (D) laba-laba, (E) kalajengking, (F) kutu, (G) caplak, (H) kelabang, (I) kaki seribu. Sumber: belalang-goreng.blogspot.com sudarjanto.multiply.com. mimpipribumi. wordpress. com majalahkesehatan. com id.wikipedia.org b) Hewan bertulang belakang (Vertebrata) Lihatlah dan perhatikan gambar hewan-hewan berikut ini. Apakah hewan-hewan tersebut serupa? A B C D E Gambar 3.24: (A) Ikan mas, (B) sapi, katak, (D) ulat, (E) merpati Sumber: konsumenikan.wordpress.com . balivetman.wordpress. com nationalgeographic.co.id . info69mu.blogspot.com b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial Peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap kingdom tumbuhan dan kingdom hewan serta mengenal masing-masing karakteristik dari kingdom dan anggota kingdom tersebut. 92 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 97. Ilmu Pengetahuan Alam 93 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik guru menampilkan kekayaan tumbuhan dan kekayaan hewan didunia. Bagi peserta didik di dalam beberapa kelompok dan mintalah mereka untuk melakukan kerja ilmiah IPA. b) Inti Peserta didik berkelompok melakukan kerja ilmiah IPA seperti yang tercantum pada buku peserta didik, berupa kegiatan; “Mencari perbedaan tumbuhan lumut, paku dan mangga“, “Apa ciri-ciri tumbuhan biji terbuka dan tumbuhan biji tertutup?” “Bagaimanakah cara mengetahui ciri-ciri berbagai jenis hewan?”, “Bagaimanakah cara untuk mengetahui ciri-ciri hewan kelompok Avertebarata?”, dan “Bagaimanakah cara untuk mengetahui ciri-ciri hewan kelompok Vertebarata?” Kemudian menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya. Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah; yang penting prosedur dilakukan dengan benar dan aman. Elaborasi lebih lanjut ke keterampilan proses IPA (kaitkan dengan hasil kegiatan peserta didik): observasi – inferensi – komunikasi serta manfaat belajar IPA bagi peserta didik. c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan mandiri melalui kegiatan “uji dirimu”, “telusur” dan “Jelajah.” 3) Alat, Bahan, dan Media Alat, bahan dan media yang digunakan sesuai untuk kegiatan: “Mencari perbedaan tumbuhan lumut, paku dan mangga”, “Apa ciri-ciri tumbuhan biji terbuka dan tumbuhan biji tertutup?”, “Mencari perbedaan dan persamaan pada tumbuhan monokotil dan dikotil.”Bagaimanakah cara mengetahui ciri-ciri berbagai jenis hewan?”, “Bagaimanakah cara untuk mengetahui ciri-ciri
  • 98. hewan kelompok Avertebarata?”, dan “Bagaimanakah cara untuk mengetahui ciri-ciri hewan kelompok Vertebarata?” 4) Sumber Belajar a) Buku peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 6. Pertemuan V: Tes Evaluasi (2 JP) A. Penilaian 1) Penilaian oleh Guru No KD Indikator Esensial Teknik Keterangan 1. KD pada KI I Observasi perilaku Lembar observasi 2. KD pada KI II Observasi perilaku Lembar observasi 3. KD pada KI III Peserta didik dapat menjelaskan konsep Klasifikasi 94 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Tes tulis Lembar Tes tertulis Peserta didik dapat menjelaskan pengertian Klasifikasi Dikotom dan Kunci Determinasi Peserta didik dapat menjelaskan dasar pengklasifikasian dikotom dan kunci determinasi Peserta didik dapat membedakan kelompok-kelompok tumbuhan 4. KD pada KI IV Peserta didik dapat membedakan kelompok-kelompok hewan Penilaian Produk Lembar penilaian produk Peserta didik dapat melakukan kerja ilmiah di sekolah/laboratorium Penilaian Unjuk Kerja Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, inferensi, dan mengkomunikasikan hasil penyelidikannya tentang klasifikasi makhluk hidup Penilaian Proyek dan portofolio Peserta didik dapat menyajikan hasil proyek Penilaian produk Lembar penilaian produk
  • 99. 2) Penilaian Diri No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI IV Peserta didik dapat mengungkap kelemahan dan kekurangan yang dihadapi selama proses pembelajaran Penilaian Diri dan Peserta didik dapat mengungkap kelemahan dan kriterianya kekurangan yang dihadapi selama pelaksanaan tugas 3) Penilaian Rekan Sejawat No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI IV Peserta didik dapat melakukan penilaian terhadap hasil kerja rekan satu kelasnya Penilaian Rekan dan kriterianya B. Bentuk Komunikasi dengan Orang Tua/Wali Komunikasi dengan orang tua/wali dibangun dengan pemberian kolom tanda tangan orang tua/wali dalam setiap tugas dan nilai ulangan. Mengembangkan komunikasi online kepada orang tua/wali, dengan memanfaatkan teknologi (telepon genggam, smartphone, dan sebagainya). Ilmu Pengetahuan Alam 95 Catatan: Nama Peserta Didik Tanda Tangan Orang Tua Peserta Didik/Wali:
  • 100. C. Jawaban Evaluasi 1) Mengapa hewan ikan, sapi, katak, ayam, ular diletakkan dalam filum yang sama tetapi tingkatan spesiesnya tidak sama, jelaskan! Jawab: Semua hewan ini memiliki ciri utama yaitu memiliki tulang belakang, tetapi secara khusus memiliki perbedaan yang memisahkan mereka. Hewan-hewan tersebut tidak dapat saling kawin, misalnya ikan tidak dapat kawin dengan ular dan seterusnya. Hal ini membedakan mereka sehingga tidak dapat dimasukan ke dalam satu spesies. 2) Mengapa sungai yang mengandung siput air dan cacing Planaria menunjukkan sungai tersebut belum mengalami pencemaran? Termasuk kelompok apakah kedua hewan tersebut? 96 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Gambar: 3.25 Siput air dan cacing Planaria Sumber: www.kaskus.co.id www. ceriwis.com Kedua hewan ini, merupakan hewan yang sangat sensitif terhadap perubahan kondisi perairan. Bahan pencemar yang terdapat dalam air akan mematikan hewan-hewan tersebut, sehingga hewan-hewan ini dijadikan sebagai indikator pencemaran secara biologi (bioindikator). Siput air termasuk filum Molluska/hewan lunak, sedangkan Planaria termasuk filum Phlatyhelminthes atau cacing pipih. 3) Perhatikan gambar berikut, Gambar: 3.26 Macam-macam serangga
  • 101. Jelaskan berdasarkan ciri-ciri apakah hewan-hewan tersebut dimasukkan ke dalam kelas serangga? Jawab; Ciri utama yang dimiliki hewan-hewan tersebut adalah kaki beruas-ruas, kaki yang berjumlah 3 pasang, memiliki sayap, mata majemuk. Menyusui anaknya Lumba-lumba, Mamalia Ilmu Pengetahuan Alam 97 4. Perhatikan gambar berikut! A B C D Gambar: 3.27 Macam-macam serangga Cari persamaan dan perbedaan dari hewan-hewan tersebut! Kemudian kelompokkan hewan-hewan tersebut! Nama hewan a. Hiu b. Paus Orca c. Lumba-lumba d. Pari paus Orca Tidak menyusui anaknya Hiu, pari Pisces
  • 102. Sistem Organisasi Kehidupan A. Pengantar Topik (materi pokok) “Organisasi Kehidupan” masuk dalam tema besar “Sistem”. Pembelajaran topik ini mengantarkan peserta didik untuk memahami hakikat sistem. Sistem sebagai suatu kumpulan komponen yang saling terkait dan memiliki ketergantungan. Sistem memiliki bagian-bagian yang lebih kecil (subsistem-subsistem) dan sistem tersebut merupakan bagian (subsistem) dari sistem yang lebih besar dan gangguan yang terjadi pada suatu unit dari sistem/subsistem akan memberi dampak kepada seluruh anggota sistem tersebut. Topik ini juga mengenalkan bahwa tubuh seseorang (Organisme) misalnya tubuh peserta didik, merupakan contoh dari suatu sistem. Pengenalan konsep sistem mengacu pada hakikat hirarki biologi mulai dari komponen unit fungsional terkecil (sel) sampai terbesar adalah biosfer, namun penekanan pembelajaran sampai hirarki organisme. 98 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs BAB 4
  • 103. B. KI dan KD pada Materi Pokok Sistem Organisasi Kehidupan KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR Ilmu Pengetahuan Alam 99 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. 2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 3.4. Mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme, serta komposisi bahan kimia utama penyusun sel. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. 4.5. Membuat dan menyajikan poster tentang sel dan bagian-bagiannya. 4.6. Melakukan pengamatan dengan bantuan alat untuk menyelidiki struktur tumbuhan dan hewan.
  • 104. C. Pembelajaran pada Topik Organisasi Kehidupan 1. Alokasi Waktu dan Subtopik Pembelajaran dan penilaian topik Organisasi Kehidupan memerlukan waktu 17 jam pelajaran atau 7 TM (dengan asumsi 5 JP/minggu diorganisasikan menjadi dua kali TM, yakni 3 JP dan 2 JP). Pengorganisasian 7 TM tersebut adalah sebagai berikut: Tatap Muka ke- Materi 1 Konsep Organisasi Kehidupan 2 Sel Sebagai Unit Struktural dan Fungsional Kehidupan 3 Praktikum: Mengamati Sel Tumbuhan dengan Mikroskop dan Membandingkan sel hewan dengan sel tumbuhan 4 Jaringan 5 Praktikum Jaringan 6 Organ 7 Sistem Organ, Organisme, dan Presentasi Proyek Model Sel 2. Pertemuan I: Konsep Sistem Organisasi Kehidupan (2 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan I dimaksudkan untuk mengantarkan peserta didik kepada pemahaman tentang hirarkhi kehidupan/biologi dan konsep sistem, melatihkan kesadaran peserta didik tentang hakikat dirinya melalui kegiatan pengamatan terhadap kondisi yang terjadi pada saat ini (peserta didik menjadi peserta didik baru dan dia bagian dari suatu sistem). Organisasi kehidupan memberikan pemahaman kepada kita bahwa pada hakikatnya dalam suatu kehidupan terdapat keteraturan (dan keteraturan ini adalah disengaja/diciptakan oleh Sang Pencipta). Keteraturan tersebut tidak hanya pada individu saja tetapi pada semua tingkatan, termasuk keberadaan hirarki kehidupan merupakan suatu keteraturan. Oleh karena dunia kehidupan merupakan suatu hirarki yang niscaya, mulai dari biosfer sampai ke molekul. 100 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 105. Ilmu Pengetahuan Alam 101 a. b. Gambar 4.1 Keteraturan ciptaan Tuhan pada mata faset serangga (a) dan bunga matahari (b) Sumber: Gambar 5.2 Hirarki Kehidupan Organisme Tiap-tiap tingkatan hirarki dalam kerangka struktur biologisnya memiliki sifat-sifat baru yang berbeda dari struktur biologis penyusunnya. Organ memiliki karakteristik yang berbeda dengan jaringan yang menyusunnya, demikian juga sel yang menyusun suatu jaringan tidak sama karakternya dengan jaringan yang disusunnya tersebut, tetapi semua struktur dan fungsi tersebut saling terkait dan tergantung, untuk membentuk suatu struktur yang lebih tinggi lagi. b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menyebutkan tingkatan hirarki kehidupan. b) Peserta didik dapat menjelaskan tentang sistem.
  • 106. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkanlah posisi mereka di dalam kelas, kemudian keberadaan kelas mereka. Kemudian, mintalah peserta didik untuk menganalisis suatu bangunan sekolah yang terdiri atas ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, dll, peran serta fungsi keberadaan ruang-ruang tersebut serta apa jadinya bila ruang tersebut tidak tersedia. Catatan: “Guru dapat mengembangkan dengan hal-hal terkait yang menggambarkan adanya hirarki dan dekat dengan kehidupan peserta didik.” b) Inti Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Kerja dalam IPA”, melakukan pengamatan bagian tubuh katak. Kemudian menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya. Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah; yang penting prosedur dilakukan dengan benar dan aman. Elaborasi lebih lanjut ke keterampilan proses IPA (kaitkan dengan hasil kegiatan peserta didik): observasi – inferensi – komunikasi serta manfaat belajar IPA bagi peserta didik Catatan: “Untuk pengembangan lebih lanjut, guru dapat menggunakan hewan tambahan yang mungkin dan mudah di dapat peserta didik. Dapat pula menggunakan awetan yang sudah jadi bila di sekolah memiliki.” INGAT: “Observasi ini hanya ingin mengenalkan bahwa makhluk hidup tersusun dari bagian-bagian, bukan mempelajari struktur hewan! c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan (lihat Reviu Subbab A). 102 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 107. Ilmu Pengetahuan Alam 103 3) Alat, Bahan, dan Media Alat dan Bahan sesuai kegiatan “Mengamati Bagian Tubuh Katak” dan katak dapat diganti dengan awetan yang sudah jadi atau hewan lain yang mungkin. 4) Sumber Belajar a) Buku peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet atau media cetak). 3. Pertemuan II dan III: Sel Sebagai Unit Struktural dan Fungsional Kehidupan (2 JP) dan Praktikum (3JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan II dan III dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik peran dari sel sebagai unit struktural dan fungsional terkecil. Selain itu peserta didik dapat dilatihkan penggunaan mikroskop sebagai alat dasar dalam mempelajari kehidupan serta membuat preparat untuk pengamatan. Untuk itu guru juga diharapkan memiliki pemahaman akan hal tersebut. Anda pernah mempelajari sel sebagai penyusun tubuh tumbuhan. Sel-sel apa sajakah yang menyusun tumbuhan dan apakah fungsi masing-masing sel itu? Jika dilihat sekilas di bawah mikroskop, tampak bentuk sel itu kaku dan seperti benda mati. Akan tetapi ternyata setelah diselidiki lebih lanjut, di dalam sel terjadi segala proses kegiatan, bahkan sebenarnya segala kegiatan kita sehari-hari itu terjadi pada tingkat sel. Ini dapat digambarkan dengan kegiatan kita sehari-hari, misalnya ketika kita melakukan aktivitas membaca buku. Sel-sel apa sajakah yang bekerja saat kita melakukan aktivitas itu? Sel-sel tubuh yang bekerja antara lain sel otot. Dengan adanya sel otot, maka tangan kita dapat memegang buku. Selain itu, sel batang dan kerucut mata juga bekerja menerima bayangan tulisan atau gambar. Setelah itu, sel otak akan menerjemahkan sehingga menghasilkan suatu pengertian. Berdasarkan gambaran tersebut dapat kita ketahui bahwa sel itu hidup dan saling bekerja sama satu dengan yang lain untuk melakukan fungsi hidup. Fakta tersebut menunjukkan bahwa tubuh manusia tersusun atas kumpulan sel-sel. Sel-sel berkelompok membentuk suatu jaringan,
  • 108. dan kemudian jaringan tersebut akan menyusun organ. Organ mempunyai beragam bentuk dan fungsi. Organ-organ tersebut saling berkaitan satu sama lain untuk membentuk suatu sistem. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada hirarki organisasi kehidupan, sel berada di tingkatan struktural terendah yang masih mampu menjalankan semua fungsi kehidupan. Sel mampu melakukan regulasi terhadap dirinya sendiri, memeroses energi, tumbuh, dan berkembang, tanggap terhadap lingkungan, serta melakukan reproduksi untuk melestarikan keturunannya. Setiap organisme tersusun dari salah satu dari dua jenis sel yang secara struktural berbeda: sel prokariotik dan sel eukariotik. Hanya bakteria dan arkea yang memiliki sel prokariotik. Protista, jamur, tumbuhan, dan hewan semuanya mempunyai sel eukariotik. Sel prokariotik (berasal dari bahasa Yunani prokaryote, pro berarti “sebelum” dan karyon berarti “karnel” atau “nukleus”). Sel prokariotik memiliki nukleus/inti sel tetapi inti sel tersebut tidak diselubungi membran inti. Sel eukariotik (Yunani, eu berarti “sejati/sebenarnya”) merupakan sel yang memiliki inti sel dan inti sel tersebut dibungkus oleh membran inti. Kapsula Nukleus tidak dibungkus membran Gambar 4.3. Struktur Sel Prokariotik (a) Bacillus coagulans (b) dilihat dengan mnggunakan mikroskop elektron Sumber: Campbell. 2002. Biologi Sel Prokariotik terdapat pada bakteri, termasuk sianobakteri. (a) Prokariotik strukturnya lebih sederhana daripada struktur eukariotik, karena tidak mempunyai organel terbungkus membran. Batas sel ialah membran plasma. Di luar membran plasma ini terdapat dinding sel yang cukup kaku 104 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 109. dan seringkali berupa kapsul luar, yang biasanya menyerupai jeli. Sebagian bakteri memiliki flagela (organel pergerakan), pili (struktur pelekatan), atau keduanya yang menonjol dari permukaan­nya. A B Gambar: 4.4. Sel Eukariotik, (A) Sel Hewan (B) Sel Tumbuhan Sumber: Campbell. 2002. Biologi Sel-sel tersebut nantinya akan menyusun tubuh makhluk hidup melalui pengorganisasian yang sistematis. Dalam organisasi tubuh, sel memiliki peranan yang sangat penting, tetapi kita tidak dapat mengamati secara jelas sel pada tanaman atau pada hewan hanya dengan mata telanjang. Kita membutuhkan alat bantu berupa mikroskop. Beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel, dan kemudian muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah ditemukannya teori tentang sel diawali penemuan mikroskop yang menjadi sarana untuk mempermudah melihat struktur sel. Berbagai penelitian para ahli biologi, antara lain seperti berikut. Ilmu Pengetahuan Alam 105 1) Robert Hooke (1635-1703) Robert Hooke mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat rongga-rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan sel. 2) Schleiden (1804-1881) dan T. Schwann (1810-1882) Schleiden dan T. Schwann mengamati sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan. Schleiden mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati
  • 110. tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang tumbuh. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel. Schwann melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga tersusun dari banyak sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan adalah sel. Dari dua penelitian tersebut keduanya menyimpulkan bahwa sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup 3) Robert Brown Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus. Berdasarkan analisisnya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel. 4) Felix Durjadin dan Johannes Purkinye Pada tahun 1835, setelah mengamati struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye melihat ada cairan dalam sel, kemudian cairan itu diberinya nama protoplasma. 5) Max Schultze (1825-1874) Max Schultze menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup. Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori sel antara lain: a) sel merupakan unit struktural makhluk hidup; b) sel merupakan unit fungsional makhluk hidup; c) sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup; d) sel merupakan unit hereditas. Beberapa teori sel itu menunjukkan betapa pentingnya peranan sel karena hampir semua proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup dipengaruhi oleh sel. Umumnya sel berukuran mikroskopis, namun ada sel yang berukuran besar yaitu telur burung onta dan sel saraf jerapah panjangnya lebih dari 1 meter. 106 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 111. Ilmu Pengetahuan Alam 107 Perhatikan Gambar 4.5. Gambar 4.5. Kisaran ukuran sel (Sumber: Campbell, 2008. Biology dan David Sadava, 2011, Life: The Science of Biology) Sebagian besar sel berdiameter antara 1 sampai 100 μm sehingga hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop. Perhatikan skala yang dipakai. Skala dimulai di bagian atas dengan 10 meter dan menurun, setiap pengukuran di sisi kiri menunjukkan pengecilan ukuran sepuluh kali. Pengukuran: 1 centimeter (cm) = 10-2 m = 0,4 inci 1 milimeter (ml) = 10-3 m 1 mikrometer (μm) = 10-3 mm = 10-6 m 1 nanometer (nm) = 10-3 μm = 10-9 m b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial Peserta didik dapat melakukan pengamatan sel dengan menggunakan mikroskop.
  • 112. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Pertemuan II: Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkanlah gambar sel (sperma, telur ayam, dll), kemudian mintalah peserta didik menyampaikan idenya tentang “Apa yang dilihat?” Pertemuan III: Mempersiapkan praktikum “Mengamati Sel Tumbuhan dengan Mikroskop” dan “Membandingkan Sel Hewan dengan Sel Tumbuhan“ b) Inti Pertemuan II: Guru memberikan penjelasan konsep sel dan kebanyakan sel membutuhkan alat bantu untuk mempelajarinya berupa mikroskop. Pertemuan III: Peserta didik melakukan kegiatan “Mengamati Sel Tumbuhan dengan Mikroskop” dan “Membandingkan Sel Hewan dengan Sel Tumbuhan“, menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. c) Penutup Pertemuan II: Lakukan refleksi serta penugasan mandiri melalui penugasan mandiri: Kegiatan “Berpikir kritis”. Pertemuan III: Penugasan kelompok berupa Proyek “Membuat Model Sel“. 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat dan Bahan sesuai kegiatan “Mengamati Sel Tumbuhan dengan Mikroskop” dan “Membandingkan Sel Hewan dengan Sel Tumbu-han“. b) Media: benda atau gambar yang sesuai dengan topik. 108 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 113. Ilmu Pengetahuan Alam 109 4) Sumber Belajar a) Buku peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). Berpikir Kritis 1. Peserta didik telah mempelajari tentang sel sebagai unit fungsional terkecil yang menyusun makhluk hidup. Dan untuk mempelajarinya kita membutuhkan alat bantu seperti mikroskop. Mintalah peserta didik memikirkan, mengapa sebagian besar sel berukuran kecil? (untuk dapat menjawabnya, perhatikan gambar berikut!) Kunci: Dalam rangka efisiensi kerja sel, maka sel akan memperbanyak jumlah dan mengalami perkembangan daripada sekedar menambah ukuran/mengalami pertumbuhan. Berdasarkan gambar ternyata dengan memperbesar ukurannya sel memiliki luas permukaan lebih kecil daripada melakukan perbanyakkan sel. 2. Coba pikirkan dan temukan, apakah ada sel yang dapat dengan jelas kita lihat tanpa menggunakan mikroskop? Kunci: Telur unggas
  • 114. 4. Pertemuan IV dan V: Jaringan (2JP) dan Praktikum (3JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan IV dan V dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik peran dari jaringan. Selain itu peserta didik dapat dilatihkan menggunakan mikroskop sebagai alat dasar dalam mempelajari kehidupan serta membuat preparat untuk pengamatan. Untuk itu guru juga diharapkan memiliki pemahaman akan hal tersebut. 1) Jaringan Hewan Setiap jaringan terdiri atas beberapa tipe sel-sel terdiferensiasi. Misalnya: a) Epitel i) Jaringan ini dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan pipih. ii) Jaringan ini melapisi berbagai rongga dan tabung pada tubuh, serta membentuk kulit yang membungkus tubuh. iii) Fungsi jaringan epitel adalah melindungi jaringan di bawahnya terhadap kerusakan karena gesekan mekanis, radiasi UV, dan serangan bakteri, melapisi seluruh kelenjar pencernaan pada tubuh, tabung air dan rongga paru-paru serta menghasilkan sel-sel kelamin yang akan dilepaskan dari tubuh. b) Konektif/Penghubung i) Jaringan konektif penunjang berfungsi memberi kekuatan, bantuan, dan perlindungan kepada bagian-bagian lemah pada tubuh, contoh tulang rawan. ii) Jaringan konektif pengikat berfungsi mengikat bagian-bagian tubuh, contoh: tendon. iii) Jaringan konektif berserat berfungsi: (1) bahan pengemas dan pengikat bagi sebagian besar organ, dan (2) lintasan bagi pembuluh darah. Contoh: Selaput otot (fasia) merupakan jaringan konektif berserat yang mengikat otot-otot menjadi satu dan mengikat kulit pada struktur di bawahnya. iv) Jaringan hematopoietik/sumsum tulang belakang merupakan sumber semua sel yang ada dalam darah, meliputi sel-sel darah 110 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 115. merah (untuk mengangkut gas-gas), 5 macam sel darah putih (untuk antibodi), dan platelet (untuk penggumpalan darah). Ilmu Pengetahuan Alam 111 c) Otot, terdiri atas 3 macam, yaitu: i) Otot halus, melapisi dinding organ berongga pada tubuh, misalnya usus dan pembuluh darah kontraksinya menciutkan ukuran organ-organ tubuh yang berongga. ii) Otot rangka, terdiri dari serat-serat panjang yang kontraksinya menimbulkan gerak pindah (locomotion) dan juga terjadinya macam-macam gerak tubuh lainnya. iii) Otot Jantung, merupakan otot yang membentuk jantung. d) Saraf Saraf terdiri atas neuron, yaitu sel-sel khusus yang menghantar implus saraf elektrokimia. Setiap neuron terdiri atas tubuh sel yang berisikan nukleus dan memiliki sambungan seperti rambut. Sepanjang sambungan inilah berjalan impuls saraf (Neurit/akson) yang ujung-ujung sambungan ini (dendrit) bertemu dengan neuron-neuron lain atau jaringan-jaringan lain (misalnya otot). a. b. c. Gambar 4.6. (a) Jaringan Epitelial, (b) Jaringan Konektif, (c) Jaringan Saraf Sumber: Microsoft ® Encarta ® 2008. © 1993-2007 Microsoft Corporation. All rights reserved 2) Jaringan Tumbuhan Jaringan tumbuhan dikelompokkan menjadi dua, yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen.
  • 116. Jaringan meristem Berdasarkan asal pembentukannya, jaringan meristem dibagi tiga yaitu promeristem, meristem primer, dan meristem sekunder. Sedangkan menurut letaknya, jaringan meristem dibedakan menjadi meristem apikal, interkalar, dan lateral. Sementara itu, berdasarkan sifat-sifat dasar selnya, jaringan meristem dibagi menjadi meristem primer dan meristem sekunder. Jaringan permanen Jaringan permanen meliputi jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penyokong (kolenkim dan sklerenkim), jaringan pengangkut (xylem dan floem), serta jaringan gabus. Fungsi jaringan Fungsi jaringan berbeda-beda sesuai letak, posisi, usia, dan pengaruh faktor luar, yaitu: A. Jaringan Meristem • Merupakan jaringan yang aktif membelah. • Disebut juga jaringan meristematik atau embrional. • Terdapat pada ujung akar, ujung batang, kambium ikatan pembuluh. • Tumbuh secara vertikal dan horizontal. B. Jaringan Permanen/Dewasa 1. Jaringan pelindung yaitu Jaringan Epidermis. • Merupakan selapis sel pipih, tipis dan rapat. • Terletak paling luar/tepi. • Memiliki lapisan kutikula/lilin. • Berfungsi untuk menutupi permukaan daun, bunga, buah dan akar. 2. Jaringan Stereon/Penguat a. Jaringan Sklerenkim • Merupakan sel-sel yang telah mati, terdiri atas fiber/serat dan sel batu/sklereid. 112 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 117. • Mengalami penebalan pada seluruh dinding sel oleh zat lignin/ Ilmu Pengetahuan Alam 113 zat kayu. • Bersifat kaku/mudah patah. • Berfungsi untuk melindungi dan menguatkan bagian dalam sel. b. Jaringan Kolenkim • Penebalan terjadi di sudut-sudut sel oleh zat selulose. • Bersifat lentur/fleksibel. • Mengandung klorofil. • Terdapat pada batang, daun, buah dan akar. • Berfungsi untuk menguatkan tubuh tumbuhan. 3) Jaringan Parenkim • Disebut juga jaringan dasar. • Berada juga di berkas pengangkutan (BP). • Bentuknya bermacam-macam seperti: tiang/palisade; spons/bunga karang; bintang, dan lipatan. • Selnya tipis dan terdapat ruang antar sel (r.a.s.). • Berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, air, udara, fotosintesis, dan transportasi. 4) Jaringan Pengangkutan a. Jaringan Xylem • Disebut jaringan kayu. • Terletak di bagian paling dalam. • Memiliki trakeid yang mengalami penebalan. • Berfungsi untuk mengangkut air, garam mineral dan unsur hara dari akar ke daun dan seluruh jaringan tubuh. b. Jaringan Phloem • Disebut juga jaringan tapis. • Terletak di sebelah luar jaringan xylem. • Memiliki sel tapis yang bentuknya kecil dan sel tetangga.
  • 118. • Berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. 5) Jaringan Gabus/Periderm • Merupakan sel pengganti epidermis yang telah mati. • Mengandung zat suberin/zat gabus. • Berfungsi sebagai pelindung dan jalur transportasi air. b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial Peserta didik dapat melakukan pengamatan jaringan dengan menggunakan mikroskop. 2) Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan IV dan V) a) Pendahuluan Pertemuan IV: Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkanlah gambar jaringan dan organ (daun dan bagian-bagiannya), kemudian mintalah peserta didik menyampaikan idenya tentang “Apa yang dilihat?” Pertemuan V: Mempersiapkan praktikum “Apakah Jaringan Terbentuk dari kumpulan Sel“. b) Inti Pertemuan IV: Guru memberikan penjelasan konsep jaringan dengan berbagai ilustrasi dan media. Pertemuan V: Peserta didik melakukan kegiatan “Mengamati Apakah Jaringan Terbentuk dari kumpulan Sel?“, menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. 114 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 119. Mesofil/ Daging daun Ilmu Pengetahuan Alam 115 c) Penutup Pertemuan IV dan V. Lakukan refleksi serta penugasan mandiri. 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat dan bahan sesuai kegiatan “Apakah Jaringan Terbentuk dari kumpulan Sel“. b) Media: benda atau gambar yang sesuai dengan topik. 4) Sumber Belajar a) Buku peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). Gambar Penampang Melintang Daun (a) Epidermis Atas Epidermis Bawah Kutikula Stomata Sel penjaga Xylem Phloem Selubung Pembuluh Jaringan Pembuluh Gambar Penampang Melintang Batang (b) Gambar 4.7. Irisan penampang melintang daun (a) dan batang (b)
  • 120. 5. Pertemuan VI: Organ (2JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan VI dimaksudkan untuk melatih peserta didik mengenal dan memahami tentang organ. Baik yang terdapat pada tumbuhan maupun pada hewan dan manusia. Hal-hal yang harus dipahami guru: • Kumpulan jaringan yang memiliki fungsi dan tugas sama akan membentuk organ. • Organ sebagai bagian dari hirarki kehidupan, memiliki mekanisme kerja yang khusus. b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian organ. b) Peserta didik dapat membedakan antara jaringan, organ, dan sistem organ. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukanlah organ tubuh manusia yang diambil dari torso manusia, kemudian diskusikan apakah ini organ atau bukan dan apa nama serta fungsinya. b) Inti Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Organ apa saja yang terdapat pada tumbuhan? dan dapat dikembangkan dengan mengamati torso atau specimen awetan. Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. Lanjutkan dengan kegiatan eksplorasi berdasarkan lembar tugas sebagai wujud penerapan konsep. c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan mandiri: Kegiatan “Reviu”. 116 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 121. Ilmu Pengetahuan Alam 117 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat dan Bahan sesuai kegiatan “Organ apa saja yang terdapat pada tumbuhan?”. b) Media: benda atau gambar alat ukur, benda-benda sekitar yang akan diukur dalam kegiatan “Organ apa saja yang terdapat pada tumbuhan?” dan Kegiatan “Reviu”. 4) Sumber Belajar a) Buku Peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya anatomi tumbuhan dan internet). Kunci: Gambar 4.8 Bagian-bagian tumbuhan Gambar Bagian Tubuh Nama Sel Jaringan Organ Gambar 4.9 Hati Hati √
  • 122. Gambar Bagian Tubuh Nama Sel Jaringan Organ Gambar 4.10 Mata 118 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Mata √ Gambar 5.11 Sel Saraf Sel Saraf/Neuron √ Gambar 5.12 Sel Darah Merah Kumpulan sel darah merah √ Gambar 5.13 Telur Telur √ 6. Pertemuan VII: Sistem Organ, Organisme dan Presentasi Proyek Sel (3JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan VI dimaksudkan untuk melatih peserta didik bagaimana mengamati atau mengobservasi sistem organ dan organisme, juga mampu melakukan presentasi hasil proyek yang telah dikerjakan. Sistem organ merupakan bentuk kerja sama antarorgan untuk melakukan fungsinya. Dalam melaksanakan kerja sama ini, setiap organ tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan organ-organ saling bergantung dan saling mempengaruhi satu sama lain. Tanpa ada kerja sama dengan
  • 123. organ lain proses dalam tubuh tidak akan terjadi. Untuk lebih detilnya, dapat dilihat pada Tabel 4.1. mengenai sistem organ manusia. Tabel 4.1. Bagian-bagian Sistem Organ, organ penyusun dan Fungsinya No Sistem Gambar Organ Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam 119 1 Sistem pencernaan Gambar 4.14 Sistem Pencernaan Mulut (lidah, gigi), faring, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, hati, rektum, pankreas, dan anus Mencerna makanan, mengabsorbsi molekul-molekul zat makanan yang sudah disederhanakan 2 Sistem pernapasan Gambar 4.15 Sistem Pernapasan Hidung, faring, epiglotis, laring, trakea, bronkus, paru-paru, diafragma Pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida) 3 Sistem gerak (rangka) Gambar 4.16 Sistem Gerak Tulang Menyokong dan melindungi organ dalam
  • 124. 4 (Otot) Gambar 4.17 Otot 120 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Otot Menggerakkan tulang 5 Sistem transportasi/ sirkulasi/ peredaran darah Gambar 4.18 Sistem Transportasi Jantung, arteri, vena, kapiler, Mengangkut oksigen dan sari makanan ke seluruh sel tubuh, dan mengangkut zat hasil metabolisme yang tidak berguna keluar dari sel tubuh, serta melindungi tubuh dari penyakit 6 Sistem ekskresi Gambar 4.19 Sistem Ekskresi Paru-paru, ginjal, kulit, dan hati Mengeluarkan sisa metabolisme dari dalam tubuh dan menjaga keseimbangan sel dengan lingkungannya 7 Sistem reproduksi Gambar 4.20 Sistem Reproduksi Testis, ovarium Perkembangbiakan
  • 125. Ilmu Pengetahuan Alam 121 b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menjelaskan konsep sistem organ dan organisme. b) Peserta didik dapat menyebutkan 3 contoh sistem organ yang menyusun organisme. c) Peserta didik memiliki keterampilan berbicara di muka kelas melalui kegiatan presentasi hasil proyek sel. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkanlah gambar berbagai macam sistem organ yang menyusun tubuh manusia. b) Inti Menjelaskan sistem organ manusia dan tumbuhan. Kemudian, secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Keterkaitan antara organ dan sistem organ”. Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. Peserta didik melakukan presentasi hasil kerja proyek. c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan mandiri melalui kegiatan “penerapan konsep” dan “pemecahan masalah.” 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat dan Bahan sesuai kegiatan “Keterkaitan antara organ dan sistem organ”. b) Media: benda atau gambar alat ukur, benda-benda sekitar yang akan diukur dalam kegiatan “Keterkaitan antara organ dan sistem organ”.
  • 126. 4) Sumber Belajar a) Buku peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). D. Penilaian 1. Penilaian oleh Guru No KD Indikator Esensial Teknik Keterangan 1. KD pada KI I 122 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Observasi perilaku Lembar observasi 2. KD pada KI II Observasi perilaku Lembar observasi 3. KD pada KI III Menyebutkan tingkatan hirarki kehidupan Tes tulis Lembar tes tertulis Menjelaskan tentang sistem Menjelaskan konsep sel Menjelaskan prosedur menggunakan mikroskop Menjelaskan konsep jaringan Menjelaskan organ dan siystem organ Membedakan organ, sistem organ dan organisme
  • 127. Ilmu Pengetahuan Alam 123 4. KD pada KI IV Melakukan kerja ilmiah di sekolah/ laboratorium Penilaian produk Lembar penilaian produk Menyajikan hasil kerja ilmiah pengamatan, inferensi, dan mengomunikasikan hasil Penilaian unjuk kerja Menyajikan hasil proyek Penilaian Proyek dan portofolio Lembar penilaian produk Lembar penilaian produk Lembar penilaian produk 2. Penilaian Diri No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI IV Menggunakan mikroskop Penilaian diri dan kriterianya 3. Penilaian Rekan Sejawat No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI IV Melaksanakan pembuatan proyek model sel Penilaian rekan dan kriterianya E. Bentuk Komunikasi dengan Orang Tua/Wali Komunikasi dengan orang tua/wali dibangun dengan pemberian kolom tanda tangan orang tua/wali dalam setiap tugas dan nilai ulangan. Mengembangkan komunikasi online kepada orang tua/wali, dengan memanfaatkan teknologi (telepon genggam, smartphone dll) Catatan: Bapak/Ibu, format penilaian bisa di lihat pada Bab 1. F. Kunci Jawaban 1. Jika salah satu organ penyusun sistem mengalami kerusakan, apa yang terjadi dengan sistem organ tersebut? Dapatkah sistem organ tersebut berfungsi dengan baik? Jawab: Sistem organ merupakan kumpulan organ yang saling bekerja sama untuk
  • 128. melaksanakan fungsinya, sehingga apabila salah satu organ penyusun sistem tersebut rusak atau tidak berfungsi, maka sistem organ tersebut akan mengalami kegagalan perannya. 2. Perhatikan gambar sel di bawah ini! Gambar 4.21 Sel Tumbuhan a. Bagian sel yang manakah menjadi penentu sel ini menjadi sel hidup atau sel mati? Jawab: Inti sel/Nukleus yang ditunjuk dengan huruf A b. Apa yang terjadi bila organel yang ditunjuk dengan huruf ( I) tidak berfungsi dengan baik? Jawab: Organel yang ditunjuk huruf I adalah kloroplas dan di dalamnya terdapat zat warna hijau yaitu klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis, sehingga bila I tidak berfungsi, maka proses fotosintesis akan terganggu. c. Bagian manakah yang disebut dengan dinding sel? Dan mengapa pada sel ini memiliki dinding sel? Jawab: Dinding sel ditunjuk dengan huruf J. Sel ini memiliki dinding sel, karena dinding sel berfungsi melindungi organel dan bagian dalam sel tersebut. Selain itu dinding sel berfungsi dalam mengokohkan struktur sel dari tumbuhan tersebut. 124 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 129. 3. Perhatikan gambar sistem pencernaan, kemudian sebut bagian-bagian yang Ilmu Pengetahuan Alam 125 diberi tanda! a. mulut b. hati c. kantung empedu d. usus 12 jari (duodenum) e. usus besar naik f. usus halus penyerapan g. umbai cacing h. anus i. kerongkongan j. lambung k. pangkreas l. usus besar mendatar m. usus kosong n. usus besar turun o. rektum Gambar 4.22 Sistem Pencernaan Apabila ada salah satu organ tersebut mengalami gangguan, apa yang terjadi pada sistem tersebut? Jawab: Maka fungsi dari sistem ini sebagai sistem pencernaan tidak berjalan dengan normal. Banyaknya penyakit yang terjadi pada bagian perut manusia sebagian besar disebabkan tidak berfungis dengan baiknya organ-organ penyusun sistem ini. 4. Jelaskan mengapa adanya mikroskop merupakan sesuatu yang sangat berguna untuk mempelajari sel! Jawab: Mikroskop mampu melihat sesuatu yang berukuran kecil yang mata manusia tidak mampu melihatnya. Sel sesuatu yang tidak kasat mata/tidak dapat dilihat dengan mata tanpa bantuan alat. Alat tersebut adalah mikroskop, yang mampu melihat sel dan bagian dalam sel/organela sel.
  • 130. Perubahan Benda-benda 126 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs di Sekitar Kita A. Pengantar BAB 5 Topik (materi pokok) “Perubahan Materi” masuk dalam tema besar “Perubahan”. Secara esensial, pembelajaran pada topik ini mengenalkan peserta didik pada berbagai perubahan materi di sekitar, dan berbagai metode pemisahan campuran. Kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan perubahan fisika dan kimia terhadap benda-benda dalam kehidupan sehari-hari dan kegiatan industri, melakukan percobaan berbagi metode pemisahan campuran, berdiskusi, dan membuat tulisan dari berbagai pengamatan yang dilakukan. Kegiatan pembelajaran secara umum meliputi berbagai pengamatan/observasi yang dilakukan peserta didik, demonstrasi yang dilakukan Bapak/Ibu guru, serta diskusi dan ceramah oleh Bapak/Ibu guru. Dalam kegiatan observasi pemisahan campuran, mungkin di beberapa sekolah tertentu belum memiliki peralatannya, seperti kegiatan pemisahan campuran dengan cara destilasi, Bapak/Ibu guru dapat menggantikannya dengan kegiatan pemisahan campuran yang lain sesuai dengan kondisi sekolah. Bapak/Ibu sebaiknya menerapkan model pembelajaran Discovery-Inquiri, Problem Base Learning, dan Project Base Learning. Kepada peserta didik diberikan pengantar untuk memberikan motivasi belajar, kemudian peserta didik diarahkan untuk melakukan kegiatan observasi dan berdiskusi dengan teman kelompoknya dalam proses menemukan konsep. Dalam kegiatan observasi tersebut, terdapat beberapa kegiatan yang diharapkan Bapak/ Ibu guru untuk melakukan percobaan dan pengamatan terlebih dahulu sebelum peserta didik diminta untuk melakukan kegiatan observasi secara berkelompok, hal tersebut untuk menghindari kegagalan dalam percobaan
  • 131. yang akan dilakukan oleh peserta didik. Selanjutnya Bapak/Ibu guru bersama peserta didik menyimpulkan pengertian konsep/definisi serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan industri, dan kegiatan penelitian di laboratorium. Pada awal kegiatan pembelajaran dan akhir pembelajaran selalu dijelaskan kepada peserta didik, materi pembelajaran yang telah dibahas untuk mendorong sikap peserta didik untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya serta menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. B. KI dan KD pada Materi Pokok Perubahan Benda-benda Ilmu Pengetahuan Alam 127 di Sekitar Kita KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
  • 132. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 128 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. 2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 3.5. Memahami karakteristik zat, serta perubahan fisik dan kimia pada zat yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. 4.6. Melakukan pemisahan campuran berdasarkan sifat fisik dan kimia. 4.7. Melakukan penyelidikan untuk menentukan sifat larutan yang ada di lingkungan sekitar menggunakan indikator buatan maupun alami. C. Pembelajaran pada Topik perubahan Benda-benda di sekitar kita 1. Alokasi Waktu dan Subtopik Pembelajaran dan penilaian topik “Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita” memerlukan waktu 17 jam pelajaran atau 7 TM (dengan asumsi 5 JP/minggu diorganisasikan menjadi dua kali TM, yakni 3 JP dan 2 JP). Pengorganisasian 7 TM tersebut adalah sebagai berikut:
  • 133. Tatap Muka ke- Materi 1 Perubahan fisika 2 Perubahan kimia 3 Pemisahan campuran: Filtrasi, Sentrifugasi, dan Kromatografi, 4 Pemisahan campuran: Distilasi, dan Sublimasi. 5 Tes harian 6 Kerja proyek 2. Pertemuan I: Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia (2 JP) Ilmu Pengetahuan Alam 129 a. Materi Untuk Guru Pertemuan I dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia. Pada pertemuan 1 difokuskan kepada kegiatan pengamatan dan percobaan perubahan fisika yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan tersebut sebagai salah satu bagian IPA yang akan menumbuhkan rasa ingin tahu, teliti, dan cermat, serta kekaguman terhadap ciptaan Tuhan. Artinya, kepada peserta didik dikenalkan kepada kebesaran Tuhan yang telah menciptakan berbagai macam zat dan perubahannya serta penghargaan terhadap kreativitas hasil kerja keras manusia. Perubahan Fisika adalah perubahan zat yang tidak disertai terbentuknya zat baru, contoh: menguap, mengembun, mencair, dan menyublim. Bagaimana Benda-benda Mengalami Perubahan? Benda-benda yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, seringkali mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada yang bersifat langsung dapat diamati, namun ada juga yang memerlukan waktu lama untuk diamati. Perubahan benda-benda tersebut dikenal dengan perubahan materi. Contoh perubahan materi yang berlangsung cepat adalah pembakaran kertas, sedangkan yang memerlukan waktu yang relatif lama proses berkaratnya besi.
  • 134. (a) (b) polimedia Gambar 5.1 Perubahan materi dapat berlangsung cepat dan dapat juga dalam waktu yang lama. (a) Pembakaran kertas berubah dengan cepat, (b) besi berkarat berlangsung dalam waktu yang reatif lama. Perubahan materi dapat berlangsung cepat dan dapat juga dalam waktu yang lama. (a) Pembakaran kertas berubah dengan cepat, (b) Besi berkarat berlangsung dalam waktu yang relatif lama. Perubahan materi dapat berlangsung melalui dua cara, yaitu perubahan fisika dan perubahan kimia. Berikut ini kegiatan observasi peserta didik agar dapat membedakan perubahan fisika dan perubahan kimia. Kegiatan Peserta didik: Menentukan Jenis Perubahan Materi Siapkanlah alat dan bahan berikut: 1. Kertas 5. Gula 2. Gunting 6. Gelas 3. Pembakar spiritus 7. Sendok logam 4. Korek api 8. Air Lakukan langkah-langkah berikut: 1. Guntinglah selembar kertas hingga menjadi potongan-potongan kecil! Amati perubahan yang terjadi! 2. Bakarlah selembar kertas, amati perubahan yang terjadi! 3. Masukkan sesendok gula pada segelas air, kemudian aduklah. Amati perubahan yang terjadi pada gula itu! 130 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs polimedia
  • 135. 4. Ambil gula dengan sendok logam, kemudian panaskan gula di atas pembakar spiritus dengan sendok logam. Amati perubahan yang terjadi pada gula itu! Diskusikan: 1. Apa perbedaan hasil pengamatan yang didapat pada kegiatan memotong Ilmu Pengetahuan Alam 131 kertas dan membakar kertas? 2. Apa perbedaan hasil pengamatan yang didapat pada kegiatan melarutkan gula ke dalam air dan memanaskan gula di atas sendok logam? 3. Berilah contoh perubahan zat yang mirip dengan perubahan pada kegiatan memotong kertas dan melarutkan gula ke dalam air! 4. Berilah contoh perubahan zat yang mirip dengan perubahan pada kegiatan membakar kertas dan memanaskan gula di atas sendok logam! Bandingkan dan Simpulkan Berdasarkan perbedaan yang ditemukan, pilihlah perubahan zat yang bersifat umum yang dapat digunakan untuk menentukan jenis perubahan materi. Bandingkan hasilnya dengan hasil temanmu! Perubahan Fisika Berdasarkan hasil ternyata perubahan materi ada yang tidak menghasilkan zat baru, ada pula yang menghasilkan zat baru. Perubahan zat yang tidak disertai dengan terbentuknya zat baru disebut perubahan fisika. Komposisi materi tersebut juga tidak akan berubah. Sebagai contoh, es yang mencair. Baik dalam bentuk es maupun dalam bentuk cair keduanya tetaplah air, yaitu H2O. Contoh perubahan fisika antara lain menguap, mengembun, mencair, membeku, menyublim, melarut, serta perubahan bentuk.
  • 136. Air (H2O) dialiri arus listrik (dielektrolisis) terurai menjadi gas oksigen dan gas hidrogen Gambar 5.2: (a) Air dipanaskan menjadi uap air (Perubahan fisika), (b) Elektrolisis air menjadi gas oksigen dan hidrogen (Perubahan kimia) Sumber Gambar: Spotlight Chemistry Preliminary, Science Press-Australia. Perubahan fisika adalah perubahan zat yang tidak disertai dengan terbentuknya zat baru. b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat melakukan percobaan tentang perubahan fisika. b) Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, mengidentifikasi, dan mengomunikasikan hasil observasi tentang perubahan fisika. c) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian perubahan fisika serta menyebutkan beberapa contohnya dalam kehidupan sehari-hari. 132 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 137. Ilmu Pengetahuan Alam 133 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik mintalah peserta didik mengamati beberapa contoh perubahan fisika dalam kehidupan sehari-hari. b) Inti • Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Percobaan Perubahan fisika. • Guru dan peserta didik berdiskusi tentang hasil percobaan. • Guru menjelaskan pengertian perubahan fisika disertai beberapa contoh percobaan lain yang dapat dilakukan peserta didik secara mandiri di rumah. c) Penutup Lakukan refleksi dan kesimpulan tentang perubahan fisika serta penugasan. 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat: Gunting, pembakar spirtus, gelas, dan sendok logam. b) Bahan: Kertas, korek api, gula, dan air. c) Media: film tentang beberapa contoh perubahan fisika. 4) Sumber Belajar a) Buku Peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 3. Pertemuan II: Perubahan Kimia (2 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan II dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang Perubahan Kimia. Pada pertemuan II difokuskan kepada kegiatan pengamatan dan percobaan perubahan kimia yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan tersebut sebagai salah satu bagian IPA yang akan menumbuhkan rasa ingin tahu, teliti, dan cermat
  • 138. serta kekaguman terhadap ciptaan Tuhan. Artinya, kepada peserta didik dikenalkan kepada kebesaran Tuhan yang telah menciptakan berbagai macam zat dan perubahannya serta penghargaan terhadap kreativitas hasil kerja keras manusia. Coba kita perhatikan! Apabila kayu dibakar, apakah kayu sebelum dan setelah dibakar akan menghasilkan zat yang sama? Kayu sebelum dibakar mengandung serat selulosa tetapi setelah dibakar berubah menjadi arang atau karbon. Dengan demikian dari proses pembakaran kayu diperoleh zat baru yang memiliki sifat berbeda dengan zat sebelumnya. Proses pembakaran kayu yang mengakibatkan terbentuknya zat baru merupakan salah satu contoh perubahan kimia. Contoh lain dari perubahan kimia yang sering terjadi di alam adalah proses perkaratan besi, karena besi sebelum berkarat adalah unsur Fe tetapi besi setelah berkarat berubah menjadi senyawa Fe2O3. Dengan demikian kita dapat mendefinisikan bahwa perubahan kimia adalah perubahan zat yang dapat menghasilkan zat baru dengan sifat kimia yang berbeda dengan zat asalnya. Zat baru yang terbentuk dalam perubahan kimia disebabkan adanya perubahan komposisi materi. Perubahan tersebut dapat berupa penggabungan sejumlah zat atau peruraian suatu zat. Berlangsungnya perubahan kimia dapat diketahui dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1) Terbentuknya gas. 2) Terbentuknya endapan. 3) Terjadinya perubahan warna. 4) Terjadinya perubahan suhu. Perubahan kimia adalah perubahan zat yang dapat menghasilkan zat baru. Ciri-ciri Perubahan Kimia Sebagaimana dijelaskan pada pembahasan tentang perubahan kimia di atas, bahwa dalam perubahan kimia selalu terbentuk zat baru. Untuk membantu peserta didik mengidentifikasi perubahan kimia, perhatikan penjelasan tentang ciri-ciri perubahan kimia di bawah ini. 134 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 139. Kembang api mengandung magnesium dan zat lain. Ketika dibakar, akan menghasilkan energi berupa energi panas, cahaya, dan bunyi. Gambar 5.3 Pembakaran kembang api, merupakan contoh perubahan kimia Sumber: Dok. Kemdikbud Ilmu Pengetahuan Alam 135 Pembentukan Gas Reaksi kimia bersifat unik, pada beberapa reaksi kimia tertentu dapat membentuk gas. Contoh reaksi kimia yang membentuk gas ialah reaksi logam magnesium (Mg) dengan asam klorida (HCl). Reaksi tersebut dapat ditulis sebagai berikut: Magnesium + Asam klorida Magnesium klorida + gas hidrogen Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2 (aq) + H2(g) Gas yang terbentuk dapat dilihat oleh peserta didik dalam wujud gelembung-gelembung kecil. Gas tersebut adalah gas hidrogen. Contoh reaksi pembentukan gas yang lain adalah reaksi elektrolisis air (H2O) menjadi gas hidrogen (H2) dan oksigen (O2). Pembentukan Endapan Pada beberapa reaksi kimia tertentu dapat menghasilkan endapan. Mengapa pada reaksi kimia dapat menghasilkan endapan? Reaksi pengendapan adalah reaksi yang menghasilkan suatu senyawa yang berbentuk padatan. Padatan tersebut tidak larut (tidak bercampur secara homogen) dengan cairan di sekitarnya, sehingga disebut sebagai endapan. Salah satu contoh reaksi yang dapat membentuk endapan ialah antara barium klorida (BaCl2) dengan natrium sulfat (Na2SO4). Reaksi tersebut berlangsung sebagai berikut:
  • 140. Barium klorida + Natrium sulfat Barium sulfat + Natrium klorida 136 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Endapan putih BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) BaSO4(s) + 2NaCl(aq) Contoh reaksi pembentukan endapan yang lain adalah antara timbal nitrat (Pb (NO3)2) dengan natrium iodida (NaI) akan menghasilkan endapan timbal iodida yang berwarna kuning. Gambar 5. 4 Pembentukan endapan Timbal Iodida Sumber Gambar: Dok. Kemdikbud Perubahan Warna Mengapa suatu reaksi kimia dapat menghasilkan warna yang berbeda? Ketika suatu reaksi kimia berlangsung, maka akan terjadi perubahan komposisi dan terbentuk zat baru, yang mungkin memiliki warna yang berbeda. Contoh reaksi kimia yang memberikan warna yang khas adalah reaksi antara tembaga sulfat (CuSO4) dengan air (H2O). Warna tembaga sulfat adalah putih, apabila ditambahkan air, maka warnanya berubah menjadi biru. Warna biru tersebut adalah warna senyawa baru yang terbentuk, yaitu CuSO4.5H2O. Perubahan suhu Reaksi kimia disertai perubahan energi. Salah satu bentuk energi yang sering menyertai reaksi kimia adalah energi panas. Dengan demikian, terjadinya perubahan kimia akan ditandai dengan perubahan energi panas, atau aliran kalor dari atau ke lingkungan. Akibatnya suhu hasil reaksi dapat menjadi lebih tinggi dan dapat menjadi lebih rendah daripada suhu pereaksinya. Dari penjelasan tentang perubahan fisika dan perubahan kimia di atas, apakah peserta didik sudah memahami perbedaan perubahan fisika dengan perubahan kimia? Perbedaan perubahan fisika dengan perubahan kimia ditunjukkan pada Tabel 5.1 di bawah ini.
  • 141. Tabel 5.1 Perbedaan Perubahan Fisika dan Kimia No Perubahan Fisika Perubahan Kimia 1. Tidak terbentuk zat baru Terbentuk zat baru 2. Komposisi materi tidak berubah Komposisi materi sebelum dan sesudah reaksi mengalami perubahan Ilmu Pengetahuan Alam 137 3. Tidak terjadi perubahan warna, bau, rasa, dan tidak terbentuk endapan Ditandai dengan terbentuknya gas, endapan, perubahan suhu, perubahan warna, perubahan bau, dan perubahan rasa. Beberapa contoh perubahan materi di alam ditunjukkan pada tabel 5.2 ini. Tabel 5.2 Contoh-contoh Perubahan Materi di Alam No Perubahan Fisika Perubahan Kimia 1. Beras diubah menjadi tepung beras Singkong menjadi tape 2. Kayu diubah menjadi kursi Pembakaran kayu 3. Gula dilarutkan dalam air Makanan berubah menjadi basi 4. Bola lampu listrik menyala Susu diubah menjadi keju 5. Air berubah menjadi es Besi berkarat b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat melakukan percobaan tentang perubahan kimia. b) Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, mengidentifikasi, dan mengkomunikasikan hasil observasi tentang perubahan kimia. c) Peserta didik dapat menyebutkan beberapa contoh perubahan kimia dalam kehidupan sehari-hari. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik mintalah mereka mengamati beberapa perubahann kimia dalam kehidupan sehari-hari.
  • 142. b) Inti • Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari lima orang untuk melakukan kegiatan “Percobaan Perubahan Kimia”. • Guru dan peserta didik berdiskusi tentang hasil percobaan. • Guru menjelaskan pengertian perubahan kimia disertai beberapa contoh percobaan lain yang dapat dilakukan peserta didik secara mandiri. c) Penutup Pertemuan II: Lakukan refleksi dan kesimpulan tentang perubahan kimia serta penugasan. 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat: Gunting, pembakar spirtus, gelas, dan sendok logam. b) Bahan: Kertas, korek api, gula, dan air. c) Media: film tentang beberapa contoh perubahan kimia. 4) Sumber Belajar a) Buku Peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 4. Pertemuan III: Pemisahan Campuran: Filtrasi, Sentrifugasi, dan Kromatografi (2JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan III dimaksudkan agar peserta didik dapat mengamati dan memahami metode pemisahan campuran dengan cara filtrasi, sentrifugasi, dan kromatografi. Untuk dipahami guru: Bagaimana Memisahkan Campuran? Seperti yang sudah kita pelajari di Bab 2 bahwa campuran dapat disusun oleh dua zat atau lebih. Untuk memperoleh zat murni, campuran tersebut harus dipisahkan. Zat-zat dalam campuran tersebut dapat dipisahkan secara fisika. Prinsip pemisahan campuran didasarkan pada perbedaan 138 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 143. sifat-sifat fisis zat penyusunnya, seperti wujud zat, ukuran partikel, titik leleh, titik didih, sifat magnetik, kelarutan, dan lain sebagainya. Metode pemisahan campuran banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti untuk penjernihan air, pemisahan garam, analisis logam berat, dan sebagainya. Beberapa metode pemisahan campuran yang sering digunakan antara lain penyaringan (filtrasi), sentrifugasi, sublimasi, kromatografi, dan distilasi. Ilmu Pengetahuan Alam 139 1) Filtrasi (Penyaringan) Salah satu metode pemisahan yang paling sederhana adalah dengan menggunakan metode filtrasi (penyaringan). Untuk lebih mudah memahami tentang filtrasi, lakukan kegiatan observasi berikut: Kegiatan Peserta didik: 1. Buatlah kelompok kerja untuk melakukan kegiatan observasi di bawah ini. Masing-masing kelompok terdiri atas lima orang peserta didik! 2. Ambil masing-masing satu gelas campuran pasir dengan air, larutan gula, santan, dan air sumur yang keruh. Saring dengan menggunakan menggunakan kertas saring! 3. Pada campuran mana saja penyaringan dapat dilakukan? 4. Bandingkan hasil kegiatan observasi setiap kelompok dengan kelompok yang lain! Kesimpulan apa yang mereka peroleh? Penyaringan dilakukan untuk memisahkan zat dari suatu campuran. Prinsip kerja penyaringan didasarkan pada perbedaan ukuran partikel zat-zat yang bercampur, umumnya untuk memisahkan padatan dari cairan. Alat utama dalam penyaringan adalah suatu penyaring dari bahan berpori yang dapat dilewati partikel-partikel kecil, tetapi menahan partikel yang lebih besar. Agar peserta didik lebih mudah memahami metode filtrasi, perhatikan Gambar 5.5 di bawah ini. Penyaringan adalah metode pemisahan campuran yang digunakan untuk memisahkan cairan dan padatan yang tidak larut berdasarkan pada perbedaan ukuran partikel zat-zat yang bercampur.
  • 144. Batang statik Gambar 5.5 Penyaringan untuk memisahkan pasir dari air Sumber Gambar: Spotlight Chemistry Preliminary, Science Press-Australia. 2) Sentrifugasi Metode jenis ini sering dilakukan sebagai pengganti filtrasi jika partikel padatan sangat halus dan jumlah campurannya lebih sedikit. Metode sentrifugasi digunakan secara luas untuk memisahkan sel-sel darah merah dan sel-sel darah putih dari plasma darah. Dalam hal ini, padatan adalah sel-sel darah yang akan mengumpul di dasar tabung reaksi, sedangkan plasma darah berupa cairan berada di bagian atas. Sentrifugasi adalah metode pemisahan yang digunakan untuk memisahkan padatan sangat halus dengan jumlah campuran sedikit. 3) Kromatografi Metode pemisahan dengan cara kromatografi digunakan secara luas dalam berbagai kegiatan, diantaranya untuk memisahkan berbagai zat warna dan tes urine untuk seseorang yang dicurigai menggunakan obat terlarang atau seorang atlet yang dicurigai menggunakan doping. Untuk mengetahui bagaimana pemisahan secara kromatografi, lakukan observasi peserta didik berikut. 140 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Kertas saring Corong pemisah Filtrat
  • 145. Ilmu Pengetahuan Alam 141 Kegiatan Peserta didik: Mengidentifikasi Percobaan Pemisahan Campuran dengan Cara Kromatografi Gambar 5.6 Alat Sentrifugasi Sumber Gambar: Spotight Chemistry Preliminary, Science Press-Australia 1. Buatlah kelompok kerja untuk melakukan kegiatan observasi di bawah ini! Masing-masing kelompok terdiri atas lima orang peserta didik! 2. Gambar suatu garis dengan menggunakan pensil pada kertas kromatografi (kertas kromatografi tersebut seperti kertas saring)! 3. Berilah tanda titik dengan menggunakan spidol hitam pada garis pensil tersebut. Lakukan hal yang sama dengan spidol berwarna merah, oranye, biru, dan hijau pada titik yang berbeda pada garis pensil tersebut! 4. Gulung kertas kromatografi tersebut hingga membentuk suatu silinder. Kemudian letakkan kertas tersebut pada gelas kimia yang berisi suatu pelarut! 5. Pelarut akan merambat naik ke atas kertas, angkat keluar dari gelas kimia kemudian keringkan! 6. Setelah 20 menit, ukurlah warna terjauh dari titik awal. Simpulkanlah hasil pengamatanmu! 7. Bandingkan dan simpulkan hasil pengamatan setiap kelompok peserta didik!
  • 146. Gambar 5.7 Pemisahan campuran dengan cara kromatografi Pemisahan campuran dengan cara kromatografi pada umumnya digunakan untuk mengidentifikasi suatu zat yang berada dalam suatu campuran. Prinsip kerjanya didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat antara partikel-partikel zat yang bercampur dalam suatu medium diam ketika dialiri suatu medium gerak. Contoh untuk mengidentifikasi kandungan zat tertentu dalam suatu bahan makanan, mengidentifikasi hasil pertanian yang tercemar oleh pestisida, dan masih banyak lagi penggunaan pemisahan campuran dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan cara kromatografi. Jenis kromatografi yang paling banyak digunakan adalah kromatografi kertas. Jenis kromatografi lain adalah kromatografi lapis tipis dan kromatografi gas. Kromatografi merupakan metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat antara partikel-partikel yang bercampur dalam suatu medium diam ketika dialiri suatu medium gerak. b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menjelaskan metode pemisahan campuran dengan cara kromatografi kertas distilasi. b) Peserta didik dapat menjelaskan menjelaskan metode pemisahan campuran dengan cara sublimasi. 142 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 147. c) Peserta didik dapat melakukan percobaan pemisahan campuran Ilmu Pengetahuan Alam 143 dengan metode distilasi. d) Peserta didik dapat melakukan percobaan pemisahan campuran dengan cara sublimasi. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik guru melakukan demonstrasi metode pemisahan campuran dengan menggunakan cara filtrasi, selanjutnya peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dan diminta untuk melakukan percobaan sentrifugasi dan kromatografi. b) Inti • Peserta didik mengomunikasikan hasil percobaan filtrasi, sentrifugasi, dan kromatografi. • Guru mendiskusikan hasil percobaan filtrasi, sentrifugasi, dan kromatografi. • Guru menjelaskan metode pemisahan campuran dengan cara filtrasi, sentrifugasi, dan kromatografi. c) Penutup Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan metode pemisahan campuran dengan menggunakan filtrasi, sentrifugasi, dan kromatografi. 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat: Gelas kimia, gelas biasa, corong, kertas saring, penggaris, labu erlenmayer. b) Bahan: Kertas saring, pasir, kerikil.
  • 148. 4) Sumber Belajar a) Buku Peserta didik. b) Buku lain yang relevan. c) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 5. Pertemuan IV: Pemisahan Campuran dengan Metode Distilasi dan Sublimasi (3 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan IV dimaksudkan agar peserta didik dapat mengamati dan memahami metode pemisahan dengan metode destilasi dan sublimasi, serta dapat melakukan percobaan destilasi dan sublimasi. Untuk dipahami guru: 1) Destilasi (Penyulingan) Pemisahan campuran dengan cara destilasi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan industri. Pemisahan campuran dengan cara penyulingan digunakan untuk memisahkan suatu zat cair dari campurannya. Prinsip kerjanya didasarkan pada perbedaan titik didih dari zat cair yang bercampur sehingga saat menguap masing-masing zat akan terpisah. Untuk memudahkan pemahaman peserta didik tentang metode destilasi, lakukan kegiatan observasi berikut: Kegiatan Peserta didik 1. Buatlah kelompok kerja untuk melakukan kegiatan observasi di bawah ini. Masing-masing kelompok terdiri atas lima orang peserta didik. 2. Masukkan kira-kira 50 mL campuran alkohol dan air ke dalam labu erlenmeyer 100 mL! 3. Lengkapi labu dengan sumbat gabus dan pipa penghubung. Hubungkan dengan pendingin (kondensor)! 4. Alirkan air ke dalam pendingin secara terus-menerus (lihat Gambar 5.8)! 5. Panaskan labu sampai temperatur 78°C, perhatikan apa yang terjadi dalam tabung penghubung! 144 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 149. 6. Tampung cairan yang menetes dari pendingin dengan tabung reaksi. Hentikan pemanasan setelah terkumpul kira-kira 5 mL zat cair (destilat)! 7. Bandingkan dan simpulkan hasil pengamatan kelompok peserta didik Ilmu Pengetahuan Alam 145 dengan kelompok yang lainnya! Gambar 5.8 Alat Penyulingan Air Sumber Gambar: Spotlight Chemistry Preliminary, Science Press-Australia Pemisahan campuran dengan cara penyulingan digunakan untuk memisahkan suatu zat cair dari campurannya. Prinsip kerjanya didasarkan pada perbedaan titik didih dari zat cair yang bercampur sehingga saat menguap masing-masing zat akan terpisah. 2) Sublimasi Untuk memahami metode pemisahan dengan cara sublimasi, lakukan kegiatan observasi berikut ini. Kegiatan Peserta didik 1. Buatlah kelompok kerja untuk melakukan kegiatan observasi di bawah ini. Masing-masing kelompok terdiri atas lima orang peserta didik! 2. Masukkan satu sendok campuran iodin dengan garam ke dalam pinggan penguap!
  • 150. 3. Tutup pinggan dengan sepotong kertas yang telah diberi lubang-lubang dengan jarumnya. Letakkan sebuah corong dengan sedikit kapas! 4. Panaskan pinggan dengan nyala api yang kecil. Perhatikan uap yang naik melalui lubang-lubang pada kertas dan pembentukan kristal-kristal dalam corong! 5. Amati bentuk kristal yang dihasilkan dengan menggunakan kaca pembesar. 6. Bandingkan dan simpulkan hasil pengamatan setiap kelompok peserta didik! Gambar 5.9 Metode pemisahan campuran dengan cara sublimasi Prinsip kerja metode pemisahan campuran dengan cara sublimasi adalah didasarkan pada campuran zat yang memiliki satu zat yang dapat menyublim (perubahan wujud padat ke wujud gas), sedangkan zat yang lainnya tidak dapat menyublim. Contohnya, campuran iodin dengan garam dapat dipisahkan dengan cara sublimasi. Sublimasi adalah metode pemisahan campuran yang didasarkan pada campuran zat yang memiliki satu zat yang dapat menyublim (perubahan wujud padat ke wujud gas), sedangkan zat yang lainnya tidak dapat menyublim. b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial Peserta didik dapat melakukan emisahan campuran dengan cara distilasi, sublimasi, dan ekstraksi. 146 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 151. Ilmu Pengetahuan Alam 147 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik guru melakukan demonstrasi kromatografi kertas. b) Inti • Peserta didik mengomunikasikan hasil pengamatan terhadap kegiatan pemisahan campuran dengan kromatografi kertas cara destilasi. • Guru mendiskusikan hasil pengamatan pemisahan campuran dengan kromatografi kertas cara distilasi. • Guru mendiskusikan hasil pengamatan pemisahan campuran dengan cara sublimasi. • Guru menjelaskan metode pemisahan campuran dengan kromatografi kertas, metode pemisahan campuran dengan cara ekstraksi, cara distilasi dan metode pemisahan campuran dengan cara sublimasi. c) Penutup Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan metode pemisahan campuran dengan cara distilasi, dan sublimasi. 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat: Peralatan percobaan distilasi dan sublimasi. b) Bahan: Alkohol, Iodium, dan garam. c) Media: alat peraga atau film tentang, metode pemisahan campuran dengan cara destilasi dan sublimasi. 4) Sumber Belajar a) Buku Peserta didik. b) Buku lain yang relevan. c) Sumber lain yang relevan (misalnya internet).
  • 152. 6. Pertemuan V: Tes Evaluasi (2JP) 7. Pertemuan VI: Tes Evaluasi (3JP) D. Penilaian 1. Penilaian oleh Guru No KD Indikator Esensial Teknik Keterangan 1. KD pada KI I Observasi perilaku Lembar observasi 2. KD pada KI II Observasi perilaku Lembar observasi 3. KD pada KI III Peserta didik dapat mengidentifikasi perubahan benda-benda di sekitar 148 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Tes tulis Lembar Tes tertulis Peserta didik dapat menjelaskan pengertian perubahan fisika dan perubahan kimia Peserta didik dapat menjelaskan beberapa metode pemisahan campuran (filtrasi, sentrifugasi, kromatografi, destilasi, dan sublimasi) 4. KD pada KI IV Peserta didik dapat menjelaskan pengamatan, inferensi dan mengomunikasikannya tentang perubahan fisika dan perubahan kimia Penilaian Produk Lembar penilaian produk Peserta didik dapat menjelaskan pengamatan, inferensi, dan mengomunikasikannya Penilaian Unjuk Kerja Peserta didik dapat melakukan tentang beberapa metode pemisahan campuran (filtrasi, sentrifugasi, kromatografi, destilasi, dan sublimasi) Penilaian Proyek dan portofolio Peserta didik dapat menyajikan hasil perancangan pengolahan air bersih dengan menggunakan metode pemisahan campuran dengan cara destilasi Penilaian produk Lembar penilaian produk
  • 153. 2. Penilaian Diri No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI IV Peserta didik dapat menyelidiki beberapa jenis Ilmu Pengetahuan Alam 149 perubahan materi Penilaian diri dan kriterianya 3. Penilaian Rekan Sejawat No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI IV Peserta didik dapat menyajikan hasil perancangan pengolahan air bersih dengan menggunakan metode pemisahan campuran dengan cara destilasi Penilaian Rekan dan kriterianya (terkait dengan tugas proyek) E. Bentuk Komunikasi dengan Orang Tua/Wali Bentuk komunikasi dengan orang tua/wali: 1. Berikan deskripsi tugas peserta didik. Mintalah orang tua/wali membaca dan menandatangani hasil tugas peserta didik. 2. Berikan informasi kepada wali kelas dan orang tua/wali apabila peserta didik bermasalah dalam belajar IPA di kelas. Catatan: Bapak/Ibu, format penilaian bisa di lihat pada Petunjuk Umum Pembelajaran IPA. F. Kunci Jawaban 1. Perubahan fisika adalah perubahan yang terjadi pada suatu zat tanpa merubah karakteristik kimiawi zat asalnya. Sedangkan pada perubahan kimia, suatu zat akan mengalami dekomposisi dan atau pembentukan yang menghasilkan zat baru yang secara kimiawi berbeda dengan zat asalnya. 2. No. Perubahan Kimia No. Perubahan Fisika 1. Nasi berubah menjadi basi 6. Kayu dibuat menjadi meja dan kursi 2. Singkong difermentasi menjadi tape 7. Batu dipotong menja dikerikil 3. Kertas dibakar menjadi abu 8. Kapur barus menyublim 4. Pembakaran kembang api 9. Aluminium menjadi sendok dan garpu 5. 10. Lilin meleleh ketika dipanaskan
  • 154. 3. Proses pemisahan campuran a) Penyaringan merupakan pemisahan pada tanda ri suatu suspensi dengan menggunakan alat penyaring. Pemisahan ini berdasarkan pada perbedaan ukuran partikel suspensi. b) Sentrifugasi merupakan pemisahan pada tanda ri suatu suspensi dalam jumlah kecil dengan cara pemusingan yang sangat cepat. Pemisahan ini di dasarkan atas gaya sentrifugal yang terjadi dan gaya gravitasi. c) Sublimasi merupakan pemisahan pada tanda ri suatu campuran berbentuk pada tan dengan cara penguapan. Pemisahan ini di dasarkan adanya partikel padat anda ri campuran tersebut yang dapat menyublim. Contoh penguapan kapur barus (kamper), pemisahan iodin dari campurannya. d) Kromatografi merupakan suatu cara pemisahan, dimana komponen-komponen yang akan dipisahkan terdistribusi kedalam dua fase yaitu fase stationer (tetap) dan fase mobil (bergerak) e) Distilasi merupakan pemisahan cairan dari suatu larutan dengan cara penguapan dan diikuti dengan proses kondensasi (pengembunan). Pemisahan ini berdasarkan perbedaan titik didih komponen zat cair dalam larutan. 4. Metode pemisahan komponen a) Penguapan b) Penyaringan c) Sentrifugasi 5. No. Metode pemisahan campuran 150 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Percobaan Kehidupan sehari-hari Industri 1. Sentrifugasi Pembuatan minyak kelapa Pemisahan sel-sel darah dari plasma darah 2. Distilasi Pemurnian air Pemisahan minyak bumi
  • 155. 3. Kromatografi Mengidentifikasi warna dasar penyusun tinta spidol Mengidenfikasi kemungkinan adanya doping dalam urin atlit 4. sublimasi Penguapan kapur barus Pemisahan iodin dari campurannya 6. Karena zat-zat penyusun suatu campuran dipisahkan berdasarkan sifat-sifat fisikanya seperti ukuran partikel, masajenis, titik didih, titik beku, Ilmu Pengetahuan Alam 151 kelarutan dan lain-lain. 7. Dengan metode kromatografi senyawa-senyawa yang terdapat dalam urin dapat dipisahkan berdasarkan tingkat kelarutannya, sehingga dapat diidentifikasi kemungkinan senyawa yang terkandung dalam urin. 8. Karena noda warna yang berlainan berasal dari senyawa yang berbeda yang memiliki kelarutan yang berbeda. 9. Ekstraksi 10. Air dan susu strawberi a. Perbandingan: Air Susu Strawberi Murni Wujud Cair Cair Komposisi Air Air, susu, gula, dan strawberi Klasifikasi zat Senyawa Campuran homogen Teknik pemisahan Kimia Fisika b. Susu cair merupakan campuran yang terdiri dari air, lemak dan protein yang dapat dipisahkan dengan teknik sen trifugasi sehingga didapatkan air dan susu krim atau skim. 11. Klasifikasi zat a) Campuran b) Campuran c) Senyawa d) Campuran
  • 156. Energi dalam Sistem Kehidupan A. Pengantar BAB 6 Topik (materi pokok) “Energi dalam Sistem Kehidupan” masuk dalam tema besar “Perubahan”. Pembelajaran topik ini mengantarkan peserta didik untuk memahami konsep energi, sumber-sumber energi, perubahan/transformasi energi yang terjadi di dalam sel, metabolisme (katabolisme dan anabolisme) yang terjadi pada makhluk hidup dalam peristiwa fotosintesis dan respirasi makhluk hidup dengan lingkungannya, serta pemecahan molekul besar berupa karbohidrat, protein, dan lemak untuk menghasilkan energi ATP. B. KI dan KD pada Materi Energi Dalam Sistem Kehidupan KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 152 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
  • 157. Ilmu Pengetahuan Alam 153 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. 2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan. 2.3. Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggungjawab dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam memilih penggunaan bahan kimia untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 3.6. Mengenal konsep energi, berbagai sumber energi, energi dari makanan, transformasi energi, respirasi, sistem pencernaan makanan, dan fotosintesis. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. 4.8. Melakukan percobaan sederhana untuk menyelidiki proses fotosintesis pada tumbuhan hijau. 4.9. Melakukan percobaan untuk menyelidiki respirasi pada hewan.
  • 158. C. Pembelajaran pada Energi Dalam Sistem Kehidupan 1. Alokasi Waktu dan Subtopik Pembelajaran dan penilaian topik Energi dalam Sistem Kehidupan memerlukan waktu 17 jam pelajaran atau 7 TM (dengan asumsi 5 JP/minggu diorganisasikan menjadi dua kali TM, yakni 3 JP dan 2 JP). Pengorganisasian 7 TM tersebut adalah sebagai berikut: Tatap Muka ke- Materi 1 Konsep energi dan sumber energi 2 Transformasi energi dalam sel dan metabolisme sel, 3 Respirasi 4 Pencernaan makanan 5 Fotosintesis 6 Presentasi tugas 7 Reviu dan Tes 2. Pertemuan I: Konsep Energi dan Sumber energi (2 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan I dimaksudkan untuk mengantarkan peserta didik kepada pemahaman tentang konsep energi dan sumber energi. Melatih kesadaran kepada peserta didik bahwa pada hakikat dirinya terdapat energi potensial. Manusia membutuhkan energi untuk bekerja, bergerak, bernapas, dan mengerjakan banyak hal lainnya. Energi menyebabkan mobil, motor, pesawat, dan kereta api dapat berjalan. Energi menyalakan peralatan listrik di rumah kita. Energi ada di mana-mana. Bahkan tumbuhan dan hewan membutuhkan energi untuk tumbuh dan berkembang. Dengan demikian untuk melakukan usaha diperlukan energi. Dengan kata lain, energi adalah kemampuan untuk mengatur ulang suatu kumpulan materi. Misalnya, Anda menggunakan energi untuk membalik halaman buku ini. Energi terdapat dalam berbagai bentuk dan kerja kehidupan tergantung pada kemampuan organisme mengubah energi dari suatu bentuk ke bentuk lainnya. 154 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 159. Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha (kerja) atau melakukan suatu perubahan. Energi memiliki berbagai bentuk. Ilmu Pengetahuan Alam 155 1) Energi Potensial Suatu benda dapat menyimpan energi karena kedudukan atau posisi benda tersebut. Contohnya, suatu beban yang diangkat setinggi h akan memiliki energi potensial, sementara busur panah yang berada pada posisi normal (saat busur itu tidak diregangkan) tidak memiliki energi potensial. Dengan demikian, energi potensial adalah energi yang tersimpan dalam suatu benda akibat kedudukan atau posisi benda tersebut dan suatu saat dapat dimunculkan. Gambar 6.1 Energi potensial Energi potensial terbagi atas dua, yaitu energi potensial gravitasi dan energi potensial elastis. Energi potensial gravitasi ini timbul akibat tarikan gaya gravitasi Bumi yang bekerja pada benda. Jika massa beban diperbesar, energi potensial gravitasinya juga akan membesar. Demikian juga, apabila ketinggian benda dari tanah diperbesar, energi potensial gravitasi beban tersebut akan semakin besar. Hubungan ini dinyatakan dengan persamaan. EP = mgh …………………………………(1)
  • 160. dengan: EP = energi potensial (Joule), w = berat benda (newton) = mg, m = massa benda (kg), g = percepatan gravitasi bumi (m/s2), dan h = tinggi benda (m). Sebuah benda yang berada pada suatu ketinggian tertentu apabila dilepaskan, akan bergerak jatuh bebas sebab benda tersebut memiliki energi potensial gravitasi. Energi potensial gravitasi benda yang mengalami jatuh bebas akan berubah karena usaha yang dilakukan oleh gaya berat. Gambar 6.2 Usaha yang ditimbulkan oleh gaya berat sebesar Perhatikanlah Gambar 6.2 Apabila tinggi benda mula-mula h1, usaha yang dilakukan oleh gaya berat untuk mencapai tempat setinggi h2 adalah sebesar: Ww = mgh1 – mgh2 Ww = mg (h1 – h2) Ww = –mg(h2 – h1) ……………………….. (2) dengan: Ww = usaha oleh gaya berat. Oleh karena mgh = EP, perubahan energi potensial gravitasinya dapat dinyatakan sebagai Δ EP sehingga Persamaan (2) dapat dituliskan Ww = Δ EP 156 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 161. Bentuk energi potensial yang kedua adalah energi potensial elastis. Energi potensial adalah energi yang tersimpan di dalam benda elastis karena adanya gaya tekan dan gaya regang yang bekerja pada benda. Besarnya energi potensial elastis bergantung pada besarnya gaya tekan atau gaya regang yang diberikan pada benda tersebut. Kita telah mempelajari sifat elastis pada pegas dan telah mengetahui bahwa gaya pemulih pada pegas berbanding lurus dengan pertambahan panjangnya. Pegas yang berada dalam keadaan tertekan atau teregang dikatakan memiliki energi potensial elastis karena pegas tidak berada dalam keadaan posisi setimbang. Perhatikanlah Gambar 6.3 Grafik tersebut menunjukkan kurva hubungan antara gaya dan pertambahan panjang pegas yang memenuhi Hukum Hooke. Jika kita menarik pegas dengan gaya sebesar F1, pegas itu bertambah panjang sebesar Δx1. Demikian pula, jika kita menarik pegas dengan gaya sebesar F2, pegas akan bertambah panjang sebesar Δ x2. Begitu seterusnya. Gambar 6.3 Grafik hubungan terhadap Δx pada kurva F = kΔx. Dengan demikian, usaha total yang Anda berikan untuk meregangkan Ilmu Pengetahuan Alam 157 pegas adalah W = F1Δ x1 + F2Δ x2 + … Besarnya usaha total ini sama dengan luas segitiga di bawah kurva F terhadap Δ x sehingga dapat dituliskan
  • 162. W = ½ FΔ x W = ½ (kΔ xΔ x) W = ½ kΔ x2 ………….. (3) Oleh karena usaha yang diberikan pada pegas ini akan tersimpan sebagai energi potensial, dapat dituliskan persamaan energi potensial pegas adalah sebagai berikut. EP = ½ kΔ x2 Energi potensial pegas ini juga dapat berubah karena usaha yang dilakukan oleh gaya pegas. Besar usaha yang dilakukan oleh gaya pegas itu dituliskan dengan persamaan W = –Δ EP 2) Energi Kinetik Energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda yang sedang bergerak. Secara khusus, energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda bermassa m yang sedang bergerak dengan kelajuan v. Misalkan: Seekor gajah yang sedang berlari mempunyai energi kinetik lebih besar daripada seorang atlet yang sedang berlari (dengan kelajuan yang sama) karena gajah mempunyai massa yang lebih besar. Atau mobil balap yang sedang bergerak mempunyai energi kinetik lebih besar daripada mobil pada umumnya (dengan massa yang sama pula) karena mobil balap mempunyai kelajuan yang lebih besar. Dapat diambil kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi energi kinetik adalah massa dan kelajuan suatu benda. Rumus umum dari energi kinetik adalah: Ek=1/2.m.v2 Rumus tersebut diperoleh dari penurunan rumus usaha (W=F.s). Berikut penurunannya. Kita mulai dengan persamaan untuk jarak yang ditempuh benda dengan kelajuan awal v0, percepatan a, dalam waktu t. 158 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 163. 2 inilah yang disebut energi kinetik. Ilmu Pengetahuan Alam 159 S = v0.t + Jika v0=0, maka didapatkan: S Untuk kelajuan benda vt dengan v0 = 0, didapatkan: Vt = V0 + a.t Vt = a.t t = Vt/a ...(2) Subtitusikan persamaan (2) ke persamaan (1), sehingga: S Kita subtitusikan Hukum II Newton dan persamaan (3) ke rumus usaha (W=F.s) sehingga diperoleh: W F.s W W Nah, W=1/2.m.vt
  • 164. Gambar 6.4 Macam-macam Bentuk Energi b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menjelaskan konsep energi. b) Peserta didik dapat menjelaskan sumber-sumber energi. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik demonstrasikanlah suatu benda jatuh dari suatu ketinggian tertentu, misalnya penghapus papan tulis atau bila guru membawa peralatan lain sangat baik, seperti mainan mobil-mobilan yang dimainkan di bidang miring. Kemudian minta peserta didik untuk mengungkapan apa yang mereka lihat dalam gambar tersebut. 160 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 165. Ilmu Pengetahuan Alam 161 b) Inti Penjabaran konsep energi dan sumber energi. Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Apa yang Menentukan Besarnya Energi Potensial?” dan “Adakah Hubungan antara Energi Kimia dan Energi Listrik?” Kemudian menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya. Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah; yang terpenting prosedur dilakukan dengan benar dan aman. Elaborasi lebih lanjut ke keterampilan proses IPA (kaitkan dengan hasil kegiatan peserta didik): observasi – inferensi – komunikasi serta manfaat belajar IPA bagi peserta didik. c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan seperti yang tertera di EUREKA. 3) Alat dan Bahan Alat dan Bahan sesuai kegiatan “Apa yang Menentukan Besarnya Energi Potensial? Dan “Adakah Hubungan antara Energi Kimia dan Energi Listrik?” 4) Sumber Belajar a) Buku peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet dan media cetak). 3. Pertemuan II: Transformasi Energi dalam Sel dan Metabolisme Sel (3 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan II dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik dalam hal mengenal transformasi energi dalam sel dan metabolisme yang dilakukan oleh sel. Hal yang perlu diperhatikan oleh guru untuk topik ini adalah: Transformasi Energi dalam sel terjadi sebagai berikut:
  • 166. Pada makhluk hidup heterotrof (makhluk hidup yang memanfaatkan sumber makanan organik/makhluk hidup yang tidak mampu merubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik) energi bersumber dari makanan yang dikonsumsi. Energi ini akan mengalami transformasi mulai dari energi potensial berupa energi kimia makanan menjadi energi kinetik/ gerak dalam aktivitas makhluk hidup tersebut. Transformasi energi tersebut terjadi di dalam organel yang terdapat di dalam sel. 1) Transformasi Energi oleh Klorofil Klorofil merupakan bagian/organel sel tumbuhan umumnya terdapat pada organ daun. Klorofil berfungsi dalam fotosintesis. Energi radiasi sinar matahari yang ditangkap oleh klorofil kemudian diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis tersebut. Energi kimia tersebut digunakan untuk mereaksikan CO2 dan H2O menjadi glukosa. Selain menjadi glukosa, hasil reaksinya menghasilkan energi yang dapat digunakan oleh tumbuhan untuk beraktivitas, seperti tumbuh, berkembang, dan bernapas. Jadi, energi radiasi matahari yang berbentuk energi kinetik diubah menjadi energi potensial dan energi kimiawi yang disimpan dalam molekul karbohidrat dan bahan makanan lainnya. Energi ini dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk beraktivitas (tumbuh dan berkembang) dan juga dimanfaatkan oleh makhluk hidup lain yang mengonsumsi tumbuhan tersebut, sehingga energi yang terdapat pada tumbuhan berpindah ke dalam tubuh makhluk hidup tersebut dan menjadi energi potensial. Di dalam tubuh makhluk hidup ini, energi akan ditransformasi kembali. 2) Transformasi Energi oleh Mitokondria Mitokondria adalah organel yang terdapat di dalam sel, yang memiliki peran dalam respirasi sel. Di dalam mitokondria energi kimia digunakan untuk mengubah karbohidrat dan senyawa lainnya sebagai energi ikatan fosfat melalui respirasi sel untuk oksidasi DNA, RNA, protein, dan lemak. Mitokondria banyak terdapat pada sel-sel otot makhluk hidup dan sel-sel saraf. 162 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 167. Ilmu Pengetahuan Alam 163 Metabolisme Sel Sel hidup adalah suatu miniatur industri kimiawi, dimana ribuan reaksi terjadi di dalam suatu ruangan mikroskopik. Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel. Meta­bolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme ter­jadi selalu menggunakan katalisator enzim dan berlangsung melalui respirasi (katabolisme) dan sintesis (anabolisme). Enzim mengarahkan aliran materi melalui jalur-jalur metabolisme dengan cara mempercepat tahapan reaksi secara selektif. Sebagai analog, perhatikan lampu pengatur lalu lintas kendaraan di jalan, lampu tersebut akan berwarna merah, kuning, dan hijau yang mengontrol aliran lalu lintas kendaraan dan mencegah kemacetan. Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel. Gambar 6.5 Proses metabolisme, anabolisme, dan katabolisme Reaksi Katabolisme Reaksi Katabolisme adalah reaksi yang sifatnya memecah ikatan kimia yang kompleks menjadi ikatan kimia yang lebih sederhana. Pada waktu ikatan putus dan molekul terpecah terjadi pembebasan energi (reaksi ekseirgonik). Contoh reaksi katabolisme adalah proses respirasi (termasuk aerob dan anaerob). Reaksi Anabolisme Reaksi Anabolisme adalah reaksi pembentukan, yaitu pembentukan molekul sederhana menjadi molekul kompleks. Reaksi anabolisme merupakan reaksi sintesis karena adanya transformasi energi yang disimpan dalam bentuk ikatan kimia, oleh sebab itu reaksi anabolisme disebut juga reaksi yang
  • 168. membutuhkan energi (endergonik). Contoh reaksi anabolisme adalah sintesis (termasuk fotosintesis dan kemosintesis). b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menjelaskan perubahan-perubahan energi yang terjadi di alam dan sekitar rumah. b) Peserta didik dapat membedakan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. c) Peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap fenomena transformasi energi dan metabolisme sel. 2) Kegiatan Pembelajaran 1) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik mereka mematikan dan menyalahkan lampu di ruang kelas. Ajak peserta didik untuk melihat dan memikirkan kejadian tersebut, kemudian mintalah mereka menyampaikan idenya tentang “Apa yang dilihat?” 2) Inti Guru menjabarkan materi tentang “transformasi energi” dan “metabolisme sel”, peserta didik melakukan kegiatan “Diskusi dengan teman sebaya“, dan menuliskan hasil diskusinya (sesuai kreasi peserta didik), serta mempresentasikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. 3) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan mandiri. 3) Alat dan Bahan a) Alat dan bahan: sesuai kegiatan pembelajaran transformasi energi dan metabolisme sel. 164 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 169. b) Media: benda atau gambar yang sesuai dengan topik. Ilmu Pengetahuan Alam 165 4) Sumber Belajar a) Buku peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet dan media cetak). 4. Pertemuan III: Respirasi (2JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan III dimaksudkan untuk melatihkan peserta didik tentang respirasi. Respirasi merupakan proses penghasil energi di dalam tubuh makhluk hidup. Selain dihasilkan energi dihasilkan juga karbon dioksida yang harus dikeluarkan dari tubuh. Proses respirasi meliputi 4 bagian yaitu: 1. Keluar masuknya udara antara dua organ pernapasan (alveole paru-paru) yang disebut ventilasi pulmoneum. 2. Difusi O2 dan CO2 antara udara dan alveole di dalam darah. 3. Transport O2 dan CO2 dalam darah/cairan tubuh ke dan dari sel. 4. Pengaturan ventilasi dan segi-segi respirasi lainnya. Dari keempat proses di atas dibedakan menjadi: 1. Respirasi eksternal: meliputi pertukaran O2 dan CO2 yang terjadi di paru-paru antara alveole dan kapiler darah. 2. Respirasi internal: meliputi pertukaran gas (O2 dan CO2) yang terjadi di tenunan: semua proses pertukaran gas antara sel dengan cairan sel di sekelilingnya. Pada manusia bila bernapas mengeluarkan napas, secara maksimal, di dalam paru-paru masih ada udara. Sisa udara ini disebut udara residu. Bila napas dikeluarkan secara biasa, maka paru-paru masih mengandung udara dan disebut udara cadangan. Bila menghirup dan mengaluarkan napas secara biasa, maka ini disebut udara pernapasan. Jika kita tarik napas dalam-dalam, selain udara pernapasan juga masih dapat dimasukkan udara lagi dan ini disebut udara komplementer. Pada serangga sistem trakea merupakan alat untuk mengambil oksigen dari luar, mendistribusikannya ke seluruh tubuh dan mengeluarkan karbon
  • 170. dioksida. Udara masuk ke trakea dengan cara difusi melalui spirakel atau dibantu oleh ventilasi udara. Sistem trakea pada belalang cukup khas seperti yang terdapat pada serangga-serangga pada umumnya. Trakea bermula pada lubang-lubang kecil pada eksoskeleton (kerangka luar) yang disebut spirakel. Pada serangga yang lebih kecil atau kurang aktif masuknya O2 melalui sistem trakea dengan fungsi yang sederhana. Sebaiknya serangga yang berukuran besar dan aktif seperti belalang dengan giat melakukan pertukaran udara dengan trakeanya. Kontraksi pada otot belalang memipihkan organ-organ kendur, pernapasan ini dikenal dengan pernapasan vital paru-paru dan pada titik ekspirasi maksimum kira-kira (udara residu) tetap ada di paru-paru. Untuk mengerti respirasi hewan maka kita tidak hanya memandang sifat dari alat pernapasannya saja tetapi mekanisme yang digunakan untuk mengendalikan respirasi dan adaptasi terhadap lingkungan berbeda-beda. Bersama dengan fungsi homoiostatik yang lain, respirasi hewan harus diintegrasikan dan dikoordinasikan dengan kegiatan pengendalian yang lain. Untuk perhitungan menggunakan rumus: Luas penampang lingkaran (A) = π. r2 Volume O2 = luas penampang x jarak yang ditempuh. Volume O2 rata-rata = jumlah voume O2 yang diperlukan. Konsumsi O2 per menit = jumlah volume rata-rata (O2)/berat serangga b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian respirasi. b) Peserta didik dapat melaksanakan dan mempresentasikan praktikum respirasi pada serangga. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik guru mintalah mereka untuk menarik napas, menahannya, dan kemudian 166 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 171. melepaskannya secara perlahan. Kemudian peserta didik diminta untuk mengungkap pendapatnya tentang hal ini. Ilmu Pengetahuan Alam 167 b) Inti Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan bermain “Peng­amatan Respirasi Serangga”. Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. Lanjutkan dengan kegiatan diskusi eksplorasi berdasarkan lembar tugas sebagai wujud penerapan konsep. c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan mandiri. 3) Alat dan Bahan Alat dan bahan sesuai kegiatan “Pengamatan Respirasi Serangga”. 4) Sumber Belajar a) Buku peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 5. Pertemuan IV: Pencernaan Makanan (3JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan IV dimaksudkan untuk melatihkan kepada peserta didik tentang mengamati atau observasi: perombakan zat makanan yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP. 1) Metabolisme Pencernaan Karbohidrat dalam Tubuh Karbohidrat setelah dicerna di usus, akan diserap oleh dinding usus halus dalam bentuk monosakarida. Monosakarida dibawa oleh aliran darah sebagian besar menuju hati, dan sebagian lainnya dibawa ke sel jaringan tertentu, dan mengalami proses metabolisme lebih lanjut. Di dalam hati, monosakarida mengalami proses sintesis menghasilkan glikogen, dioksidasi menjadi CO2 dan H2O, atau dilepaskan untuk dibawa
  • 172. oleh aliran darah ke bagian tubuh yang memerlukan. Hati dapat mengatur kadar glukosa dalam darah atas bantuan hormon insulin yang dikeluarkan oleh kelenjar pankreas. Kenaikan proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat menyebabkan glukosa dalam darah meningkat sehingga sintesis glikogen dari glukosa oleh hati akan naik. Sebaliknya, jika banyak kegiatan maka banyak energi untuk kontraksi otot sehingga kadar glukosa dalam darah menurun. Dalam hal ini, glikogen akan diuraikan menjadi glukosa yang selanjutnya mengalami katabolisme menghasilkan energi (dalam bentuk energi kimia, ATP). Hormon yang mengatur kadar gula dalam darah, yaitu: 1. Hormon insulin, dihasilkan oleh pankreas, berfungsi menurunkan kadar glukosa dalam darah. 2. Hormon adrenalin, dihasilkan oleh korteks adrenal, berfungsi menaikkan kadar glukosa dalam darah. Gambar 6.6 Skema proses pencernaan karbohidrat 2) Metabolisme Pencernaan Protein dalam Tubuh Di dalam tubuh, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis serta enzim-enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim 168 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 173. yang bekerja pada proses hidrolisis protein antara lain pepsin, tripsin, kemotripsin, karboksipeptidase, dan aminopeptidase. Protein yang telah dipecah menjadi asam amino kemudian diabsorpsi oleh dinding usus halus dan sampai ke pembuluh darah. Setelah diabsorpsi dan masuk dalam pembuluh darah, asam amino tersebut sebagian besar langsung digunakan oleh jaringan dan sebagian lain mengalami proses pelepasan gugus amin (gugus yang mengandung N) di hati. Proses pelepasan gugus amin ini dikenal dengan deaminasi protein. Cermatilah skema berikut, untuk dapat memahami proses metabolisme protein dalam tubuh. Gambar 6.7 Skema proses meabolisme protein dalam tubuh Protein tidak dapat disimpan di dalam tubuh sehingga bila kelebihan akan segera dibuang atau diubah menjadi zat lain. Zat sisa hasil penguraian protein yang mengandung nitrogen akan dibuang bersama air seni dan yang tidak mengandung nitrogen akan diubah menjadi karbohidrat dan lemak. Oksidasi 1 gram protein dapat menghasilkan energi 4 kalori. Kelebihan protein dalam tubuh dapat mengakibatkan pembengkakan hati dan ginjal karena beban kerja organ-organ tersebut lebih berat dalam menguraikan protein dan mengeluarkannya melalui air seni. Ilmu Pengetahuan Alam 169 Akibat Kekurangan Protein Kekurangan protein pun tidak baik bagi tubuh. Gangguan kekurangan protein biasanya terjadi bersamaan dengan kekurangan karbohidrat. Gangguan tersebut dinamakan busung lapar atau Hunger Oedema (HO). Ada
  • 174. dua bentuk busung, yaitu kwashiorkor dan marasmus. Perhatikan gangguan pertumbuhan yang terjadi pada penderita kwashiorkor dan marasmus pada Gambar 6.8. (a) (b) Gambar 6.8 Kwashiorkor dan marasmus 3) Metabolisme Pencernaan Lemak dalam Tubuh Di dalam tubuh, lemak mengalami metabolisme. Lemak akan dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol dengan bantuan enzim lipase. Proses ini berlangsung dalam saluran pencernaan. Sebelum diserap usus, asam lemak akan bereaksi dengan garam-garam empedu membentuk senyawa seperti sabun, selanjutnya senyawa seperti sabun akan diserap jonjot usus. dan akan terurai menjadi asam lemak dan garam empedu. Asam lemak tersebut akan bereaksi dengan gliserol membentuk lemak, kemudian diangkut oleh pembuluh getah bening usus menuju pembuluh getah bening dada kiri, selanjutnya ke pembuluh balik bawah selangka kiri. 170 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 175. Gambar 6.9 Skema Proses Pencernaan lemak yang terjadi dalam tubuh Lemak dikirim dari tempat penimbunannya ke hati dalam bentuk lesitin untuk dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya gliserol akan diubah menjadi gula otot atau glikogen dan asam lemak akan diubah menjadi asetil koenzim. Gangguan metabolisme berupa tertimbunnya senyawa aseton dapat me­­nyebabkan gangguan pernapasan. Kesulitan bernapas terjadi karena meningkatnya tingkat keasaman dan jumlah CO2 yang tertimbun. Kelainan ini dinamakan asidosis. Ilmu Pengetahuan Alam 171 b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menjelaskan konsep pencernaan karbohidrat. b) Peserta didik dapat menjelaskan konsep pencernaan protein. c) Peserta didik dapat menjelaskan konsep pencernaan lemak. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkanlah gambar penderita kwashiorkor dan marasmus. Kemudian tanyakan kepada peserta didik pendapat mereka tentang gambar tersebut terkait dengan konsep perombakan zat makanan.
  • 176. b) Inti Menjelaskan konsep perombakan makanan dan guru men­demosntrasikan uji bahan makanan yang mengandung lemak, karbohidrat, amilum, dan protein. d) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan mandiri: Kegiatan “berpikir kritis”. 3) Alat, Bahan, dan Media Media: benda atau gambar/poster atau foto. 4) Sumber Belajar a) Buku peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet, majalah). 6. Pertemuan V: Fotosintesis (2 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan V dimaksudkan untuk melatih peserta didik bagaimana mengamati atau mengobservasi Peristiwa fotosintesis, juga mampu melakukan presentasi hasil pengamatan yang telah dikerjakan. Hal yang harus diperhatikan oleh guru untuk topik ini adalah: Fotosintesis berasal dari kata foto yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002). Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di 172 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 177. atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang. (http://id.wikipedia.org/wiki/fotosintesis) Fotosintesis dikenal sebagai suatu proses sintesis makanan yang dimiliki oleh tumbuhan hijau dan beberapa mikroorganisme fotosintetik. Organisme yang mampu mensintesis makanannya sendiri disebut sebagai organisme autrotof. Autotrof dalam rantai makanan menduduki sebagai produsen. Pada prinsinya komponen yang dibutuhkan dalam reaksi fotosintesis adalah CO2 yang berasal dari udara dan H2O yang diserap dari dalam tanah. Selain itu sesuai dengan namanya, foto “cahaya” reaksi ini membutuhkan cahaya matari sebagai energi dalam pembuatan atau sintesis produk (senyawa gula dan oksigen). Menurut Stone (2004), reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam molekul karbon dioksida dan enam molekul air bereaksi dengan bantuan energi cahaya matahari untuk diubah menjadi satu molekul glukosa dan enam molekul oksigen. Glukosa adalah molekul yang dibentuk sebagai hasil dari proses fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil konversi energi cahaya matahari dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun molekul tersebut. Glukosa merupakan senyawa karbon yang nantinya digunakan bersama elemen-elemen lain di dalam sel untuk membentuk senyawa kimia lain yang sangat penting bagi organisme tersebut, seperti DNA, protein, gula, dan lemak. Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang tersimpan dalam ikatan kimia di antara atom-atom penyusun glukosa sebagai sumber energi dalam proses-proses di dalam tubuh. Seperti organisme lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar penyusun kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman mengandung struktur yang disebut kloroplas (Chloroplast) yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas adalah organel khusus yang dimiliki oleh tanaman, berbentuk oval dan mengandung klorofil (chlorophyll) yang dikenal dengan zat hijau daun. Seluruh bagian tumbuhan yang merupakan Ilmu Pengetahuan Alam 173
  • 178. struktur berwarna hijau, termasuk batang dan buah memiliki kloroplas dalam setiap sel penyusunnya. Namun secara umum aktifitas fotosintesis terjadi di dalam daun. Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Selama reaksi terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lain di dalam kloroplas menyerap energi cahaya matahari dan mengkonversinya menjadi energi kimia yang disimpan dalam ikatan kimia penyusun glukosa. Energi yang diserap merupakan energi kaya elektron yang nantinya akan terlibat dalam serangkaian rantai reaksi yang disebut transport elektron. Menurut Stone (2004), air melalui reaksi terang akan dipecah (fotolisis) menjadi proton, elektron, dan O2. Proton dan elektron yang dihasilkan dari pemecahan ini bergabung dengan senyawa aseptor elektron NADP+ (nikotinamide adenosine dinucleotide phosphate) membentuk NADPH. Beberapa proton bergerak melalui membran kloroplas, dan energi yang dibentuk berupa ATP (Adenosine triphospat). NADPH dan ATP adalah komponen yang masuk ke dalam reaksi gelap (siklus Calvin), yang mengubah molekul CO2 menjadi molekul gula berantai karbon tiga. Energi kimia hasil konversi dari energi cahaya matahari tersimpan dalam senyawa karbon tersebut. Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer, dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri atas tiga monosakarida (Kimball, 2002). Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis. Hal ini disebabkan klorofil yang berada 174 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 179. di dalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro,1986). Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan ke dalam alkohol dan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990). Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Untuk tujuan praktis, satu-satunya sumber molekul bahan bakar yang menjadi tempat bergantung seluruh kehidupan adalah fotosintesis. Fotosintesis merupakan salah satu reaksi yang tergolong ke dalam reaksi anabolisme. Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan makanan (glukosa) yang berbahan baku karbon dioksida dan air. Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan ganggang hijau yang bersifat autotrof. Artinya keduanya mampu menangkap energi matahari untuk menyintesis molekul-molekul organik kaya energi dari prekursor organik H2O dan CO2. Sementara itu, hewan dan manusia tergolong heterotrof, yaitu memerlukan suplai senyawa-senyawa organik dari lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak dapat menyintesis karbohidrat. Karena itu, hewan dan manusia bergantung pada organisme autotrof (http://metabolismelink.freehostia.com). Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastid yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan bunga karang (spons). Di dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membran tilakoid. Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. Klorofil a merupakan hijau rumput (green grass pigment) yang mampu menyerap cahaya merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis. Klorofil b merupakan pigmen hijau-kebiruan yang Ilmu Pengetahuan Alam 175
  • 180. mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau, dan beberapa bakteri autotrof. Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir yang terkandung di dalamnya disebut grana. Pada tanaman tinggi ada dua macam klorofil, yaitu: klorofil-a : C55H72O5N4Mg, berwarna hijau tua klorofil-b : C55H70O6N4Mg, berwarna hijau muda Rumus bangunnya berupa suatu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg sebagai inti. Rumus bangun ini hampir serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah), di mana intinya bukan Mg melainkan Fe. Pada klorofil,terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil yang dapat terlepas menjadi fitol C2H39OH, jika kena air (hidrolisis) dan pengaruh enzim klorofilase. Fitol itu lipofil (suka asam lemak), sedangkan biasanya disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil (suka akan air) (Dwidjoseputro, 1994:18). Pada umumnya sel fotosintesis mengandung satu atau lebih pigmen klorofil yang berwarna hijau. Berbagai sel fotosintesis lainnya seperti pada ganggang dan bakteria berwarna coklat, merah, dan ungu. Hal ini disebabkan oleh adanya pigmen lain di samping klorofil, yaitu pigmen pelengkap, seperti karotinoid yang berwarna kuning, merah atau ungu dan fikobilin yang berwarna biru atau merah (Muhammad Wirahadikusumah, 1985: 99). Pada tahun 1962, Gustav Julius Von Sachs, membuktikan bahwa pada fotosintesis terbentuk karbohidrat amilum. Adanya amilum dapat dibuktikan dengan pengujian dengan yodium, amilum dengan yodium memberikan warna hitam. Amilum hanya terdapat pada bagian daun yang hijau dan terkena sinar. Pada percobaaan Sachs, A daun yang sebagian tertutup x, terkena sinar sepanjang hari. B daun tersebut setelah dipetik, direbus, direndam dalam alkohol untuk melarutkan klorofilnya dan setelah itu dicelup dalam larutan yodium. Bagian yang tertutup tampak putih (berarti tanpa amilum), sedang daerah sekitarnya berwarna hitam yang menunjukkan adanya amilum. 176 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 181. Jan Ingenhousz (1730-1799) merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian tentang fotosintesis. Ingenhousz memasukkan tumbuhan air Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan di atasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air tersebut. Gelembung udara tersebut menandakan adanya gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen. Ingenhousz menyimpulkan fotosintesis menghasilkan oksigen (id.yahoo.answers.org). Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman. Untuk efisiensi fotosintesis daun harus tipis dan memiliki luas permukaan besar. Ini membantu dalam penyerapan cahaya dan difusi gas, dan sarana untuk mencegah kehilangan air yang berlebihan melalui stomata dan epidermis. Kloroplas jumlah besar dalam sel-sel mesofil palisade menyediakan jaringan fotosintetik utama. Ruang antara spons berbentuk tidak teratur di dalam sel-sel mesofil daun untuk melakukan difusi gas. Turgor sel penjaga berubah menjadi gas menyediakan pertukaran dengan atmosfer. Kutikula pada berlapis tunggal bersifat transparan epidermis atas dan bawah melindungi daun dari pengeringan dan infeksi. Ilmu Pengetahuan Alam 177 b. Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menjelaskan konsep fotositesis. b) Peserta didik memiliki keterampilan berbicara di muka kelas melalui kegiatan presentasi hasil praktikum fotosintesis. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkanlah gambar tumbuhan berfotosintesis. b) Inti Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Praktikum fotosintesis” seperti yang terdapat dalam buku peserta
  • 182. didik. Diskusikanlah hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. Peserta didik melakukan presentasi hasil kerja proyeknya. c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan mandiri. 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat dan bahan sesuai kegiatan “Praktikum fotosintesis“. b) Media: benda atau gambar terkait. 4) Sumber Belajar a) Buku peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet, majalah). 7. Pertemuan VI: Presentasi Tugas (3 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan VI dimaksudkan untuk melatih peserta didik bagaimana mengamati atau mengobservasi energi dalam sistem kehidupan, juga mampu melakukan presentasi hasil observasi, pengamatan, dan praktikum yang telah dikerjakan. b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial Peserta didik dapat menjelaskan performan terbaik dalam presentasi. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik guru mengemukakan aturan presentasi. 178 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 183. Ilmu Pengetahuan Alam 179 b) Inti Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Presentasi hasil observasi, pengamatan, dan praktikum” yang telah dikerjakan. Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan mandiri. 3) Alat, Bahan, dan Media Alat dan Bahan sesuai kegiatan “Presentasi” 4) Sumber Belajar a) Buku peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet/majalah/media cetak lain). 8. Pertemuan VII: Reviu dan Tes Harian (3JP) c. Materi Untuk Guru Pertemuan VII dimaksudkan untuk mereviu pengalaman belajar peserta didik dalam bentuk tes. d) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial Terukurnya kompetensi peserta didik untuk topik ini. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Persiapan reviu dan presentasi. b) Inti Tes dan Presentasi. c) Penutup Refleksi.
  • 184. 3) Alat, Bahan, dan Media Alat, bahan dan media sesuai kegiatan tes dan presentasi. 4) Sumber Belajar a) Buku peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). D. Penilaian 1. Penilaian oleh Guru No KD Indikator Esensial Teknik Keterangan 1. KD pada KI I Observasi perilaku Lembar observasi 2. KD pada KI II Observasi perilaku Lembar observasi 3. KD pada KI III Menjelaskan konsep energi dan sumber energi 180 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Tes tulis Lembar tes tertulis Menjelaskan mekanisme transformasi energi dalam sel Menjelaskan mekanisme metabolisme sel Menjelaskan mekanisme peristiwa respirasi Menjelaskan mekanisme transformasi energi yang berasal pencernaan makanan Menjelaskan mekanisme fotosintesis yang menghasilkan energi 4. KD pada KI IV Melakukan kerja ilmiah di sekolah/ laboratorium Penilaian produk Lembar penilaian produk Menyajikan hasil kerja ilmiah pengamatan, inferensi, dan mengomunikasikan hasil Penilaian unjuk Kerja Menyajikan hasil proyek Penilaian proyek dan portofolio Lembar penilaian produk
  • 185. 2. Penilaian Diri No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI IV Menunjukkan pribadi yang bertanggung jawab dan komitmen dalam melaksanakan tugas proyek Penilaian diri dan kriterianya 3. Penilaian Rekan Sejawat No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI IV Menunjukkan pribadi yang bertanggung jawab dan komitmen dalam melaksanakan tugas proyek Penilaian rekan dan kriterianya E. Bentuk Komunikasi dengan Orang Tua/Wali Komunikasi dengan orang tua/wali dibangun dengan pemberian kolom tanda tangan orang tua/wali dalam setiap tugas dan nilai ulangan. Mengembangkan komunikasi online kepada orang tua/wali, dengan memanfaatkan teknologi (telepon genggam, smartphone, dan sebagainya) Catatan: Bapak/Ibu, format penilaian bisa di lihat pada Bab 1. F. Kunci Jawaban 1. Karbohidrat, lemak, dan protein merupakan sumber energi. Jelaskan apa yang terjadi bila kita kelebihan dalam mengomsumsi zat-zat tersebut? Dan bagaimana bila kekurangan? Jawab: Baik kelebihan maupun kekurangan karbohidrat, lemak, dan protein dapat menyebabkan penyakit. 2. Kelompokkan sumber energi yang dapat diperbarui dan tidak dapat Ilmu Pengetahuan Alam 181 diperbarui. (Coret yang salah) Cahaya Dapat diperbarui/Tidak dapat diperbarui Listrik Dapat diperbarui/Tidak dapat diperbarui Nuklir Dapat diperbarui/Tidak dapat diperbarui
  • 186. Air Dapat diperbarui/Tidak dapat diperbarui Batubara Dapat diperbarui/Tidak dapat diperbarui 3. Bagaimana cara kerja kincir angin? Jelaskan! 4. Apakah yang dimaksud energi fosil? Mengapa kita tidak boleh menggunakan energi yang berasal dari fosil secara berlebihan? Jawab: Energi yang berasal dari fosil-fosil hewan atau tumbuhan yang sudah lama mati dan yang sudah lama tertimbun menjadi minyak bumi. Sumber energi fosil ini tidak dapat diperbaharui sehingga penggunaannya harus bijaksana. 5. Olah raga teratur tetapi tidak berlebihan baik bagi kesehatan kita. Gambar 7.7 Orang sedang berolahraga a) Apakah yang terjadi ketika otot sedang dilatih? Lingkari jawaban ”Ya” atau ”Tidak” pada masing-masing pernyataan di bawah ini. Apakah hal di bawah ini terjadi ketika otot dilatih/bekerja? 182 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Ya atau tidak ? Otot menerima peningkatan suplai darah Ya / Tidak Lemak terbentuk di otot Ya / Tidak b) Mengapa kamu harus bernapas lebih dalam ketika sedang berolah raga daripada ketika sedang beristirahat?
  • 187. Jawab: -- Untuk mengurangi kadar karbon dioksida yang meningkat dan untuk menyediakan lebih banyak oksigen ke tubuhmu. (“Udara” tidak diterima sebagai pengganti “karbon dioksida” atau “oksigen”) • Ketika kita berolah raga, tubuhmu memerlukan lebih banyak oksigen dan menghasilkan lebih banyak karbon dioksida. Bernapas adalah upaya untuk melakukan hal tersebut. • Bernapas lebih cepat memberikan lebih banyak oksigen ke dalam darah dan lebih banyak karbon dioksida dibuang. -- Untuk mengurangi kadar karbon dioksida yang meningkat dari tubuh kita atau untuk menyediakan lebih banyak oksigen ke tubuh kita, tetapi tidak keduanya. (“Udara” tidak diterima sebagai pengganti “karbon dioksida” atau “oksigen”). • Karena kita harus menghilangkan karbon dioksida yang terbentuk. • Karena otot memerlukan oksigen. (Implikasinya bahwa tubuh kita me­merlukan lebih banyak oksigen ketika kita berolah raga (menggunakan otot).) • Karena olah raga menggunakan oksigen. • Kita bernapas lebih dalam karena kita menghirup lebih banyak oksigen ke dalam paru-parumu. (Jawaban yang jelek, tetapi diketahui bahwa kita menyediakan lebih banyak oksigen). • Selama kita menggunakan begitu banyak energi, maka tubuh memerlukan dua kali atau tiga kali lipat jumlah udara yang dihirup. Ini juga perlu untuk membuang karbon dioksida dalam tubuh kita. c) Seseorang yang berolah raga sebelum mengonsumsi sejumlah makanan, akan merasa sangat keletihan. Mengapa hal itu terjadi? Jelaskan alasan jawaban kita! Jawab: Berolahraga adalah menggunakan energi potensial yang terdapat dalam tubuh yang berasal dari makanan, apabila kita tidak mengonsumsi makanan, maka tubuh akan terasa letih, karena kurangnya energi potensial yang digunakan. Ilmu Pengetahuan Alam 183
  • 188. Suhu dan Perubahannya 184 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs BAB 7 A. Pengantar Subtopik “Suhu dan Perubahannya” masuk dalam tema besar “Perubahan”, merupakan bagian dari materi pokok “Suhu, Kalor, dan Perpindahan Kalor”. Oleh karena materi topik tersebut relatif besar, maka untuk keperluan pengorganisasian Buku Peserta didik dan pembelajarannya, maka topik dipecah menjadi 2: subtopik pertama membahas tentang suhu dan pengaruh perubahannya, subtopik kedua membahas kalor dan perpindahannya. Secara esensial, pembelajaran pada subtopik ini mengenalkan peserta didik pada tingkat panas dinginnya benda (baik hidup maupun tak hidup) dan akibat perubahan suhu pada benda (pemuaian). B. KI dan KD pada Materi Pokok Suhu dan Perubahannya KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 1.2. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
  • 189. Ilmu Pengetahuan Alam 185 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 2.2. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 3.7. Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/ teori. 4.10.Melakukan percobaan untuk menyelidiki suhu dan perubahannya serta pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud benda. A. Pembelajaran pada Topik Suhu dan Perubahannya 1. Alokasi Waktu dan Subtopik Pembelajaran dan penilaian Subtopik Suhu dan Perubahannya memerlukan waktu 18 jam pelajaran atau 7 TM (dengan asumsi 5 JP/minggu diorganisasikan menjadi dua kali TM, yakni 3 JP dan 2 JP). Pengorganisasian 6 TM tersebut adalah sebagai berikut:
  • 190. Tatap Muka ke- Materi 1 Pengertian Suhu dan Termometer 2 Skala Suhu I (membuat skala suhu) 3 Skala Suhu II (skala suhu dan mengamati pemuaian) 4 Pemuaian Panjang, Luas, dan Volume 5 Pemuaian pada Zat Cair 6 Tugas proyek 7 Ulangan Harian 2. Pertemuan I: Pengertian Suhu dan Perubahannya a. Materi Untuk Guru Pertemuan I dimaksudkan untuk menumbuhkan pemahaman kepada peserta didik tentang suhu sebagai tingkat panas benda dan indra perasa bukan pengukur suhu yang handal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru: 1) Suhu menyatakan derajat panas benda. 2) Secara mikroskopik, suhu berkaitan dengan gerak partikel-partikel penyusun benda. Untuk benda padat, berupa getaran atom-atom/ molekul-molekul penyusun benda. Semakin cepat getaran partikel-partikel benda, berarti suhu benda semakin tinggi, dan sebaliknya 3) Pengukuran suhu dengan termometer memanfaatkan prinsip kesetimbangan termal: energi panas akan pindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah, hingga tingkat panas keduanya sama (berada pada kesetimbangan termal). 4) Termometer memanfaatkan sifat fisis bahan yang berubah secara linear karena perubahan suhu. Perubahan ini meliputi: • Perubahan ukuran (benda mengalami pemuaian jika suhu naik, dan mengalami penyusutan jika suhu turun), misalnya: termometer zat cair. 186 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 191. • Perubahan volume gas pada tekanan tetap. Ingat hukum Boyle-Gay Lussac: Jadi, jika suhu naik, maka volume gas akan naik asalkan tekanan tetap. Digunakan untuk termometer gas. • Perubahan resistivitas: secara umum, semakin tinggi suhu benda maka hambatan listriknya semakin besar. Digunakan untuk termometer hambatan listrik. • Perubahan warna kristal cair tertentu: jika suhu berubah, warna kristal berubah. Digunakan untuk termometer suhu badan yang lebih praktis. • Perubahan warna benda pijar: semakin panas, warna akan bergeser ke arah ungu. Digunakan untuk pirometer optis. Miskonsepsi tentang suhu: 1) Mempertukarkan pemahaman tentang suhu dan kalor, anggapan peserta didik (yang salah): segelas besar air 80oC dituang ke dalam 2 gelas kecil, banyak peserta didik berpikir, suhu di masing-masing gelas 40oC. Demikian juga sebaliknya. 2) Salah paham tentang esensi skala suhu: suatu benda yang diukur dengan termometer skala C, F, dan R ternyata menghasilkan angka yang berbeda; banyak peserta didik berpikir tingkat panas benda itu pasti berbeda (padahal perbedaan itu hanya karena skala suhunya berbeda). Ilmu Pengetahuan Alam 187 b. Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, inferensi, dan mengomunikasikan hasil penyelidikannya tentang fungsi perasa sebagai pengukur suhu. b) Peserta didik dapat menjelaskan 3 jenis termometer. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik
  • 192. tunjukkanlah berbagai termometer, ceritakan saat demam, dan peristiwa yang berkaitan dengan tingkat panas benda. b) Inti Diskusikan pengertian suhu dulu, kemudian tantanglah peserta didik untuk menemukan jawaban terhadap Kegiatan buku Pegangan Peserta didik “Apakah Indra Kita Pengukur Suhu yang Handal?” secara berkelompok, doronglah peserta didik untuk menganalisis dan melakukan inferensi, dan mendiskusikan hasilnya. Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah; yang terpenting prosedur dilakukan dengan benar dan aman. Elaborasi lebih lanjut ke berbagai macam termometer (mintalah peserta didik membuat peta pikiran tentang jenis-jenis termometer). Lakukan klarifikasi jika diperlukan, terutama tekankan “kemengapaannya”. Contoh hasil kegiatan peserta didik: Nama Yang dirasakan tangan kanan Yang dirasakan tangan kiri 188 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Yang dirasakan tangan kanan dan kiri Edo Terasa hangat Terasa dingin Tangan kanan terasa dingin tangan kiri terasa hangat Ilmi Terasa hangat Terasa dingin Tangan kanan terasa dingin tangan kiri terasa hangat c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan (pilih soal yang relevan pada Reviu Subbab A). 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat dan bahan sesuai kegiatan “Apakah Indera Kita Pengukur Suhu yang Handal?”
  • 193. b) Media: termometer, gambar dalam ppt tentang mekanisme berbagai Ilmu Pengetahuan Alam 189 jenis termometer. 4) Sumber Belajar a) Buku pegangan peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE CTL, internet). 3. Pertemuan II: Skala Suhu I (membuat skala suhu) (2 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan II dimaksudkan untuk melatihkan kepada peserta didik bagaimana membuat skala suhu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru: 1) Skala suhu didasarkan atas 2 titik tetap: titik tetap bawah dan titik tetap atas. Sekali kedua titik ini ditetapkan, maka jarak antara dua titik ini dibagi ke dalam skala-skala yang berjarak sama. Misalnya untuk skala Celcius, titik tetap bawah: 0oC dan titik tetap atas 100oC (antara keduanya ada rentang 100 derajat). 2) Pemilihan titik tetap atas dan titik tetap bawah bersifat arbriter (sekehendak si pembuat skala suhu), kecuali skala Kelvin. Pada skala Kelvin, O K artinya tidak ada energi panas sama sekali pada benda itu; partikel-partikel benda tidak bergerak relatif terhadap yang lain, sesuatu yang tidak ditemukan di alam ini, namun di laboratorium diciptakan kondisi yang mendekati O K. Suhu radiasi latar jagat raya ini 2,73 K. b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat membuat skala suhu, melakukan pengukuran suhu dengan termometer skalanya, serta membandingkannya secara pengukuran dengan termometer skala suhu yang telah dikenali. b) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian titik tetap dalam penentuan skala suhu.
  • 194. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkanlah hasil pengukuran sebuah benda dengan beberapa macam skala termometer. Mintalah peserta didik menyampaikan idenya tentang “Mengapa angka yang ditunjukkan berbeda?” b) Inti Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Membuat Skala Pada Termometer Zat Cair”, menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. Konfirmasikan hasilnya lebih lanjut ke cara pembandingan skala suhu. Contoh hasil pekerjaan peserta didik: Termometer skala Edo Titik tetap bawah: 20oE Titik tetap atas: 100oE Benda yang diukur suhunya Hasil pengukuran dalam skala Celcius 190 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Hasil pengukuran dalam skala Edo Tubuh 37 50 Air hangat 60 70 c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan mandiri. 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat dan bahan sesuai kegiatan “Membuat Skala pada Termometer Zat Cair”. b) Media: termometer atau ppt tentang hasil pengukuran satu benda dengan tiga macam skala termometer.
  • 195. 4) Sumber Belajar a. Buku pegangan peserta didik. b. Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 4. Pertemuan III: Skala Suhu dan Mengamati Pemuaian (3 JP) Ilmu Pengetahuan Alam 191 a. Materi Untuk Guru Pertemuan III dimaksudkan untuk melatihkan peserta didik bagaimana cara mengonversi skala suhu dan mengamati pemuaian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru: 1) Konversi skala suhu didasarkan atas asumsi bahwa perubahan sifat fisis benda yang digunakan untuk termometer berlangsung linear untuk berbagai skala. Gambar 7.1. Posisi mata saat mengukur 2) Dengan persamaan garis linear: dan titik tetap yang diketahui, maka persamaan konversi suhu dapat ditemukan.
  • 196. • Titik tetap skala suhu: Celcius (C) Fahrenheit (F) Reamur (R) Kelvin (K) Gambar 7.2. Berbagai skala Termometer • Dengan menerapkan persamaan garis di atas, maka konversi dapat ditentukan. Misal, dari C ke F: (F-32)= (212-32) (100-0) x(C-0), maka: F= xC+32 95 • Perhatikan: Salah paham tentang esensi skala suhu. Suatu benda yang diukur dengan termometer skala C, F, dan R ternyata menghasilkan angka yang berbeda, banyak peserta didik berpikir tingkat panas benda itu pasti berbeda (padahal perbedaan itu hanya karena skala suhunya berbeda). • Pada peristiwa pemuaian, ukuran benda bertambah, namun jumlah partikel benda tetap. • Benda yang berbeda memiliki koefisien muai yang berbeda. • Pada bimetal: jika suhu naik, bimetal akan melengkung (menggulung) ke arah logam yang koefisien muainya kecil dan sebaliknya. 192 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 197. Ilmu Pengetahuan Alam 193 b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat melakukan konversi skala suhu. b) Menyelidiki pengaruh jenis benda terhadap pertambahan panjang pemuaiannya. 2) Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan IV dan V) a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkan termometer bimetal dan/atau saklar bimetal (misalnya setrika listrik), minta mereka berpendapat, “mengapa bimetal dapat berfungsi?” Ingatkan pula tentang skala suhu untuk melakukan konversi suhu. b) Inti Diskusikan rumus konversi suhu bersama peserta didik, kemudian secara berkelompok berlatih soal-soal konversi suhu di buku pegangan peserta didik. Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Adakah pengaruh jenis logam terhadap panjang pemuaiannya?”. Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. Elaborasikan hasilnya dengan mengkaitkan hasil percobaan dengan bimetal. Lakukan negosiasi konsep dan konfirmasi untuk gejala-gejala pemuaian dalam kehidupan sehari-hari. c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan mandiri: soal-soal terpilih di Reviu. 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat: alat dan bahan untuk kegiatan “Adakah pengaruh jenis logam terhadap panjang pemuaiannya?”. b) Media: model atau ppt tentang bimetal.
  • 198. 4) Sumber Belajar a) Buku pegangan peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 5. Pertemuan IV: Pemuaian Panjang, Luas, dan Volume (2 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan IV dimaksudkan untuk melatih pemahaman fisis dan matematis tentang pemuaian panjang. Sebagai standar minimal, untuk pemuaian luas dan volume tidak sampai pada persamaan matematis, namun hanya menekankan pada perubahan harga koefieien muai dan pemanfaatannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru: a) Penurunan persamaan muai panjang dapat dilihat pada buku pegangan peserta didik. b) Untuk muai luas dan volume, persamaan muai panjang dapat digunakan dengan mengganti panjang dengan luas atau volume, dan α dengan 2α (untuk luas) dan 3α (untuk volume). Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian koefisien muai panjang. b) Peserta didik dapat menerapkan persamaan pemuaian panjang pada kasus yang relevan. c) Peserta didik dapat menunjukkan akibat pemuaian panjang dalam kehidupan sehari-hari. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkanlah gambar kabel listrik jaringan tegangan tinggi, “Mengapa kabel dibuat agak kendor”. Arahkan diskusi ke pemuaian panjang. b) Inti Diskusikan pengertian koefisien muai panjang dan persamaan pemuaian panjang. Untuk mendapatkan pemahaman pemodelan 194 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 199. aspek matematis dari gejala fisis, diskusikan penurunan persamaan muai panjang dari pengertian koefisien muai panjang. Secara berkelompok, peserta didik melakukan latihan penerapan matematika untuk pemuaian panjang dan mengomunikasikan hasilnya ke kelompok lain. Elaborasikan hasilnya lebih lanjut ke besaran muai luas dan muai volume, serta lakukan klarifikasi dan negosiasi konsep tentang gejala pemuaian dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu Pengetahuan Alam 195 c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan Reviu. 3) Alat, Bahan, dan Media a) Media: ppt tentang akibat pemuaian daam kehidupan sehari-hari. 4) Sumber Belajar a) Buku pegangan peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 6. Pertemuan V: Pemuaian Zat Cair dan Gas; (Tugas Proyek) (3 jam) a. Untuk Guru Pertemuan V dimaksudkan untuk memahami gejala pemuaian pada zat cair dan gas, serta mendorong ide-ide pemanfaatan gejala ini (selain untuk termometer). Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru: 1) Berbeda dengan zat cair dan zat padat, pemuaian pada gas melibatkan faktor tekanan. Sekali lagi, periksa hukum Boyle-Gay Lussac. 2) Perubahan tekanan, volume, dan temperatur erat kaitannya dengan proses termodinamik yang dimanfaatkan pada berbagai mesin. 3) Contoh pemuaian pada gas (di buku peserta didik sebagai tugas proyek, manfaatkan ini untuk pembimbingan).
  • 200. Gambar 7.3. Percobaan pemuaian gas Jika labu kaca dipegang beberapa saat, ketinggian cairan dalam pipet berubah. Saat dipegang, suhu gas dalam labu naik hingga mendekati suhu tubuh, lebih besar dari suhu ruang. Gas memuai. Gbr. 7.4 Gbr. 7.5 Saat labu dipanasi, gas memuai, timbul gelembung (gunakan labu kaca Pyrex). 196 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 201. Gambar 7.6. Pemuaian gas di dalam botol plastik Bila botol plastik dimasukkan ke dalam air panas, udara di dalam botol mengembang, balon membesar (bisa dijadikan percobaaan, misalnya menguji pengaruh perubahan suhu terhadap ukuran pengembangan balon, tetapi balonnya harus dikontrol, yakni menggunakan balon yang sama) Ilmu Pengetahuan Alam 197 Gambar 7.7. Pemuaian gas di dalam balon Bila balon disiram air panas, ukurannya (misalnya dengan mengukur lingkar balon) bertambah. Bisa dijadikan percobaan, misalnya menguji pengaruh perubahan suhu terhadap perubahan volume balon. • Anomali air: pemuaian air tidak linear, tetapi air memiliki volume terkecil pada suhu 4 oC. Lebih kecil dari itu air akan memuai, lebih besar dari itu air juga akan memuai; lihat grafik V terhadap T pada air berikut.
  • 202. Gambar 7.8. Grafik hubungan volume dengan suhu pada anomali air • Salah satu akibat anomali air (akibat yang menunjukkan kebesaran Tuhan): pada musim dingin, sungai/laut hanya membeku pada permukaannya, sedangkan bagian dalam tidak beku, sehingga ikan dan berbagai biotanya tetap bertahan di musim dingin. Gambar 7.8. Sungai membeku pada permukaannya 198 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 203. Ilmu Pengetahuan Alam 199 b. Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menunjukkan gejala pemuaian pada zat cair dan gas. b) Peserta didik dapat menjelaskan 3 contoh gejala pemuaian zat cair/ gas dalam kehidupan sehari-hari. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkan ppt tentang ban meletus, mintalah mereka berpendapat mengapa hal itu terjadi. b) Inti Penggalan 1: Secara berkelompok, peserta didik melakukan pengamatan pemuaian pada zat cair (Buku pegangan peserta didik, box: Mengamati Pemuaian pada Zat Cair). Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. Diskusikan berbagai gejala pemuaian pada zat cair yang harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari (isi botol yang berisi zat cair tidak boleh sampai penuh) serta anomali air dan pengaruhnya saat musim dingin. Penggalan 2: Orientasikan peserta didik ke Tugas Proyek (lihat Tugas Proyek pada Evaluasi Bab), bimbing mereka untuk menyelesaikan tugasnya (gunakan teknik scaffolding: beri bantuan seperlunya, secara perlahan hilangkan bantuan itu). Presentasi dan/atau bentuk lain penyajian Tugas Proyek dilakukan pada pertemuan berikutnya.
  • 204. c) Penutup Lakukan penyimpulan bersama peserta didik, dorong peserta didik untuk menuntaskan tugas proyeknya agar bisa disajikan pada pertemuan berikutnya. 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat dan bahan untuk pemuaian zat cair dan tugas proyek sesuai Buku peganagan peserta didik. 4) Sumber Belajar a) Buku peganagan peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 7. Pertemuan VI: Penyajian Tugas Proyek (2 JP) 8. Pertemuan VII: Ulangan harian (2 JP) D. Penilaian 1. Penilaian oleh Guru No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI I 200 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Observasi perilaku 2. KD pada KI II Observasi perilaku
  • 205. Ilmu Pengetahuan Alam 201 3. KD pada KI III Peserta didik dapat menjelaskan 3 jenis termometer Tes tulis Peserta didik dapat menjelaskan pengertian titik tetap dalam penentuan skala suhu Peserta didik dapat melakukan konversi skala suhu Peserta didik dapat menjelaskan pengertian koefisien muai panjang Peserta didik dapat menerapkan persamaan pemuaian panjang pada kasus yang relevan Peserta didik dapat menunjukkan akibat pemuaian panjang dalam kehidupan sehari-hari Peserta didik dapat menjelaskan 3 contoh gejala pemuaian zat cair/gas dalam kehidupan sehari-hari 4. KD pada KI IV Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, inferensi, dan mengomunikasikan hasil penyelidikannya tentang fungsi perasa sebagai pengukur suhu Penilaian Produk Peserta didik dapat membuat skala suhu, melakukan pengukuran suhu dengan termometer skalanya, serta membandingkannya secara pengukuran dengan termometer skala suhu yang telah dikenali. Penilaian Unjuk Kerja Peserta didik dapat menyelidiki pengaruh jenis benda terhadap pertambahan panjang pemuaiannya Penilaian Produk Peserta didik dapat menunjukkan gejala pemuaian pada zat cair dan gas. Penilaian produk 2. Penilaian Diri No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI IV Peserta didik dapat membuat skala suhu, melakukan pengukuran suhu dengan termometer skalanya, serta membandingkannya secara pengukuran dengan termometer skala suhu yang telah dikenali. Penilaian Diri dan kriterianya
  • 206. 3. Penilaian Rekan Sejawat No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI IV Peserta didik dapat menunjukkan gejala pemuaian pada zat cair dan gas. 202 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Penilaian Rekan dan kriterianya (terkait dengan tugas proyek) D. Bentuk Komunikasi dengan Orang Tua/Wali Bentuk komunikasi dengan orang tua/wali: 1. Berikan deskripsi. Mintalah orang tua/wali membaca dan menandatangani hasil tugas peserta didik. 2. Berikan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah dalam belajar IPA di kelas. 3. Catatan: Bapak/Ibu, format penilaian bisa dilihat pada Petunjuk Umum Pembelajaran IPA. F. Kunci Jawaban 1. Suhu merupakan ukuran panas dinginnya benda. Benda panas berarti suhunya tinggi, sebaliknya benda yang dingin berarti suhunya rendah. 2. Termometer tersebut memanfaatkan adanya perubahan sifat fisika benda (volume, panjang benda, dan warna benda) yang berubah karena kenaikan suhu. 3. Untuk mendapatkan panas matahari, suhu tubuhnya naik, sehingga bisa beraktivitas (buaya berdarah dingin). Penerapan 4. Bimetal berfungsi seperti saklar. Saat suhu setrika tinggi, lengungan pada bimetal membuat rangkaian listrik pada setrika menjadi terbuka (terputus). Saat setrika mendingin, bimetal kembali ke bentuk asal, sehingga rangkaian listrik tertutup dan setrika menjadi panas kembali. 5. a. 25oC = 20oR = 298K b. 60oC = 48oR = 140oF
  • 207. Ilmu Pengetahuan Alam 203 6. 7. . Yang paling mendekati: kuningan. 8. a. Alternatif rumusan masalah: • Apakah jenis zat berpengaruh terhadap perubahan volumenya ketika dipanaskan? b. Berdasarkan data pada tabel, perubahan volume ketika suhu zat dinaikkan juga berbeda-beda. Kesimpulannya: jenis zat berpengaruh terhadap perubahan volumenya ketika dipanaskan Berpikir Kritis: Tidak. Tingkat panas benda itu sama. Angka penunjukan suhunya berbeda-beda, karena menggunakan skala termometer yang berbeda.
  • 208. Kalor dan Perpindahannya 204 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs BAB 8 A. Pengantar Subtopik “Suhu dan Perubahannya” masuk dalam tema besar “Perubahan”, merupakan bagian dari materi pokok “Suhu, Kalor, dan Perpindahan Kalor”. Secara esensial, pembelajaran pada subtopik ini mengenalkan peserta didik pada kalor, pengaruhnya, perpindahannya, dan penerapannya baik pada makhluk hidup maupun dalam kehidupan sehari-hari. B. KI dan KD pada Subtopik Kalor dan Perpindahannya KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
  • 209. Ilmu Pengetahuan Alam 205 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 3.7. Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/ teori. 4.10 Melakukan percobaan untuk menyelidiki suhu dan perubahannya serta pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud benda. 4.11 Melakukan penyelidikan terhadap cara berisi penambahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi. C. Pembelajaran pada Subtopik Kalor dan Perpindahannya 1. Alokasi Waktu dan Subtopik Pembelajaran dan penilaian Subtopik Objek kalor dan perpindahannya memerlukan waktu 20 jam pelajaran atau 8 TM (dengan asumsi 5 JP/minggu diorganisasikan menjadi dua kali TM, yakni 3 JP dan 2 JP). Pengorganisasian 6 TM tersebut adalah sebagai berikut: Tatap Muka ke- Materi 1 Pengertian Kalor dan Kalori Makanan 2 Kalor dan Perubahan Suhu 3 Kalor dan Perubahan Wujud 4 Perpindahan Kalor: Konduksi dan Konveksi 5 Perpindahan Kalor: Radiasi 6 Tugas proyek 7 Pembahasan Tugas Proyek 8 Ulangan Harian
  • 210. 2. Pertemuan I: Pengertian Kalor dan Kalori Makanan (3 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan I dimaksudkan untuk menumbuhkan pemahaman kepada peserta didik tentang energi panas, kalor, dan kalor pada makanan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru: 1) Energi panas pada hakikatnya adalah energi gerak relatif partikel-partikel penyusun benda saat suhunya lebih dari O K. Semakin besar suhunya, energi panas benda semakin besar. Semakin besar massa benda, energi panas benda semakin besar. Besar energi panas juga dipengaruhi oleh jenis benda. 2) Kalor merupakan energi panas yang berpindah. Satuan kalor = satuan energi, dalam SI bersatuan joule. Satuan energi yang lain adalah kalori. Satu kalori adalah kalor untuk menaikkan suhu 1 g air hingga naik 1oC. Ekivalennya: 1 kalori = 4,186 J. Ekivalensi ini didapat dari percobaan Joule. 3) Makanan merupakan penghasil energi bagi tubuh. Energi yang dikandung dalam makanan dinyatakan dalam satuan kilokalori, biasa ditulis Kal (dengan K huruf kapital ). Energi yang dikandung lemak = 9 Kal/g; energi yang dikandung karbohidrat. Miskonsepsi tentang suhu dan kalor : 1) Mempertukarkan pemahaman tentang suhu dan kalor, anggapan peserta didik (yang salah): segelas besar air 80oC dituang ke dalam 2 gelas kecil, banyak peserta didik berpikir, suhu di masing-masing gelas 40oC. Demikian juga sebaliknya. 2) Dalam suatu ruang, suhu benda-benda dari kayu (isolator) lebih tinggi daripada benda-benda logam (konduktor); seharusnya: suhu keduanya sama, namun ketika kita menyentuh logam, kalor dari permukaan kulit kita dengan cepat berpindah ke logam sehingga terasa dingin. 206 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 211. Ilmu Pengetahuan Alam 207 b. Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, inferensi, dan mengomunikasikan hasil penyelidikannya tentang energi panas benda. b) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian kalor. c) Peserta didik dapat menentukan energi yang dikandung oleh makanan. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkanlah berbagai label makanan kemasan, fokuskan pada label yang menunjukkan kalori makanan. Mintalah peserta didik menanggapi tulisan dalam label itu. Lakukan apersepsi tentang suhu. b) Inti Secara berkelompok peserta didik melakukan penyelidikan “Membandingkan Energi Panas Benda” (Buku pegangan peserta didik). Doronglah peserta didik untuk menganalisis dan melakukan inferensi, serta mendiskusikan hasilnya. Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah; yang penting prosedur dilakukan dengan benar dan aman. Elaborasi lebih lanjut ke pengertian kalor, kalor sebagai bentuk energi, dan energi makanan. Lakukan klarifikasi dengan label makanan pada kegiatan pemotivasian. Contoh hasil pekerjaan peserta didik: Volume air (mL) Waktu untuk mencapai suhu 60oC 100 4,5 menit 200 8,8 menit Analisis Semakin lama waktunya, berarti energi panas yang diperlukan semakin besar. Untuk memanaskan air yang volumenya banyak
  • 212. memerlukan energi panas yang lebih besar dibandingkan untuk memanaskan air yang lebih sedikit. c) Penutup Bersama peserta didik, lakukan penyimpulan, refleksi, serta penugasan (pilih soal yang relevan pada Reviu Subbab). 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat dan bahan sesuai kegiatan “Membandingkan Energi Panas Benda”. b) Media: termometer, gambar dalam ppt tentang mekanisme berbagai jenis termometer. 4) Sumber Belajar a) Buku pegangan peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE CTL, internet). 3. Pertemuan II: Kalor pada Perubahan Suhu (3 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan III dimaksudkan untuk melatih peserta didik tentang pengaruh kalor terhadap perubahan suhu, dengan cara menyelidiki variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kenaikan suhu benda. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru: 1) Untuk benda yang tidak berubah wujud, kalor untuk perubahan suhu benda berbanding lurus dengan massa benda dan kenaikan suhu benda, serta bergantung pula pada jenis bendanya. Jenis benda ini secara kuantitas disebut kalor jenis, yakni kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg benda sehingga suhunya naik 1 K. Kalor jenis air 4200 J/(kg K). Secara matematis: 2) Grafik perubahan suhu terhadap kalor yang diberikan (atau waktu pemanasan): 208 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 213. Ilmu Pengetahuan Alam 209 Gambar 8.1 Grafik suhu terhadap kalor b. Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menyelidiki faktor-faktor yang memengaruhi kenaikan suhu benda akibat pemberian kalor. b) Peserta didik dapat merapkan persamaan kalor untuk kenaikan suhu pada persoalan yang sesuai. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkanlah gambar (ppt) pemanasan air dan minyak. “Mana yang lebih cepat panas?” Mintalah peserta didik menyampaikan idenya. b) Inti Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Selain kalor, apa yang mempengaruhi kenaikan suhu benda?”, menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. Elaborasi hasilnya sehingga menuju persamaan kalor untuk kenaikan suhu dan penerapan/pemecahan masalah yang relevan.
  • 214. Contoh hasil pekerjaan peserta didik: Jenis zat Massa (g) 210 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Waktu untuk mencapai suhu 60oC Air 200 8,8 menit Minyak kelapa 200 4 menit Kesimpulan: jenis zat berpengaruh terhadap kalor yang diperlukan untuk kenaikan suhu. c) Penutup Bersama peserta didik, lakukan penyimpulan dan refleksi. Penugasan mandiri (Reviu pada buku pegangan peserta didik). 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat dan bahan sesuai kegiatan “Mana yang lebih cepat panas?”. b) Media: ppt tentang pemanasan air dan minyak. 4) Sumber Belajar a) Buku pegangan peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 4. Pertemuan III: Kalor dan Perubahan Wujud (2 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan III dimaksudkan untuk melatih peserta didik tentang penyelidikan kalor pada perubahan wujud dan pemahaman tentang kalor untuk perubahan wujud. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru: 1) Perubahan wujud beserta kalor yang diperlukan atau diserap benda yang berubah wujud dapat dilihat dalam buku pegangan peserta didik. 2) Beda menguap dan mendidih: a) Menguap dapat terjadi pada sembarang suhu, perubahan dari fase cair ke gas terjadi pada permukaan zat cair.
  • 215. b) Mendidih terjadi pada suhu tertentu, yakni pada titik didihnya (dipengaruhi tekanan udara pada zat cair itu), perubahan dari fase cair ke gas terjadi pada seluruh bagian zat cair. Di permukaan laut, air mendidih pada suhu 100oC, titik didih semakin mengecil seiring ketinggian (tekanan udara semakin kecil). c) Sebenarnya, suhu bukan faktor penentu peristiwa mendidih, namun tekananlah faktor penentunya. Bisa jadi, saat suhu turun, terjadi peristiwa mendidih. Perhatikan percobaan berikut ini: • Masukkan air ke labu elenmeyer, didihkan! • Matikan api, sumbat rapat-rapat mulut labu, siram labu dengan Ilmu Pengetahuan Alam 211 air es. Amati air di dalam labu! • Miskonsepsi: banyak peserta didik menganggap bahwa proses perubahan wujud dan kenaikan suhu berlangsung simultan, artinya benda yang berubah wujudnya bisa saja suhunya berubah (ini anggapan peserta didik)! b. Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menyelidiki karakteristik suhu benda pada saat benda mengalami perubahan wujud. b) Peserta didik dapat menentukan kalor untuk perubahan wujud. 2) Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan IV dan V) a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkanlah ppt tentang perubahan wujud (misalnya es yang dipanasi), minta mereka berpendapat, “Bagaimana dengan suhu benda pada saat itu?” b) Inti Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Bagaimana suhu benda saat terjadi perubahan wujud?” Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah.
  • 216. Elaborasikan hasilnya dengan mengaitkan dengan kegiatan pemotivasian dan persamaan kalor untuk perubahan wujud. Konfirmasi untuk gejala-gejala perubahan wujud dalam kehidupan sehari-hari. Contoh hasil kegiatan peserta didik: hasil pengukuran suhu peserta didik cenderung stabil selama 3 menit itu. Alternatif kegiatan: kegiatan mengukur suhu saat air mendidih (hasilnya cenderung stabil/tidak berubah). c) Penutup Bersama peserta didik lakukanlah penyimpulan dan refleksi serta penugasan mandiri melalui soal-soal terpilih di reviu. 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat: alat dan bahan untuk kegiatan “Bagaimana suhu benda saat terjadi perubahan wujud?”. b) Media: ppt. 4) Sumber Belajar a) Buku pegangan peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 5. Pertemuan IV: Perpindahan Kalor: Konduksi dan Konveksi (3 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan IV dimaksudkan untuk melatih peserta didik dapat menyelidiki perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi serta pemahaman tentang berbagai gejala dan penerapan perpindahan kalor di alam dan teknologi. Beberapa hal yang harus dipahami guru: 1) Secara umum, 3 jenis perpindahan kalor (konduksi, konveksi, dan radiasi) di sekitar peserta didik berlangsung simultan (kecuali radiasi dari matahari). Misalnya, pada oven panas konveksi, juga terjadi perpindahan panas secara konduksi, konveksi, maupun radiasi (justru yang dominan radiasi). 212 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 217. 2) Laju perpindahan kalor secara konduksi bergantung pada jenis bahan (konduktivitas bahan), luas penampang konduktor, dan panjang konduktor. 3) Gejala konveksi di alam terjadi karena adanya perubahan volume benda karena perubahan suhu. Perubahan volume ini mengakibatkan perubahan massa jenis; benda yang massa jenisnya kecil akan berada di atas benda yang bermassa jenis lebih besar. Ilmu Pengetahuan Alam 213 b. Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menyelidiki pengaruh jenis bahan terhadap kemampuan menghantarkan kalor pada peristiwa konduksi. b) Peserta didik membedakan konduksi dan konveksi. c) Peserta didik menjelaskan contoh konduksi dalam kehidupan sehari-hari. d) Peserta didik menjelaskan contoh konveksi dalam kehidupan sehari-hari. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik demonstrasikanlah peristiwa konduksi atau konveksi, kemudian mintalah mereka untuk menyampaikan tanggapannya terhadap fenomena tersebut. b) Inti Penggalan 1: Secara berkelompok, peserta didik melakukan penyelidikan “Apakah jenis bahan berpengaruh terhadap konduktivitas bahan?” Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. Elaborasikan hasilnya dengan mengkaitkan dengan kegiatan pemotivasian. Konfirmasi untuk gejala-gejala konduksi di alam dan penerapan konduksi dan konveksi dalam kehidupan sehari-hari.
  • 218. Penggalan 2: Secara berkelompok, peserta didik melakukan penyelidikan “Mengamati arus konveksi” Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. Konfirmasi untuk gejala-gejala konveksi di alam, dan penerapan konveksi dalam kehidupan sehari-hari (lihat Buku pegangan peserta didik). Catatan: dapat juga, dua penggalan ini dilakukan bersamaan, misalnya dengan model kooperatif jigsaw. Contoh hasil pengamatan peserta didik: Gambar 8.2. Arus Konveksi c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan reviu. 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat dan bahan: Alat dan bahan untuk kegiatan penyelidikan: “Apakah jenis bahan berpengaruh terhadap konduktivitas bahan?” dan “Mengamati arus konveksi”. b) Media: ppt tentang gejala dan pemanfaatan konduksi dan konveksi. 4) Sumber Belajar a) Buku pegangan peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 214 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 219. Ilmu Pengetahuan Alam 215 6. Pertemuan V: Radiasi (2 jam) a. Untuk Guru Pertemuan V dimaksudkan untuk memahami gejala radiasi dan menyelidiki pengaruh warna benda terhadap kalor yang diterima pada peristiwa radiasi. Untuk dipahami guru: 1) Radiasi merupakan perpindahan kalor tanpa memerlukan medium; radiasi dapat menembus benda bening; radiasi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. 2) Benda yang lebih tinggi dari suhu sekitarnya akan melepaskan kalor, sedangkan benda yang lebih dingin dari lingkungannya akan menerima kalor. 3) Kalor yang diterima atau dilepas pada peristiwa radiasi berbanding lurus dengan emisivitas benda (bergantung warna benda, semakin gelap semakin besar), luas permukaan benda, dan pangkat empat suhu mutlak benda. 4) Peristiwa radiasi dapat dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan (lihat Buku pegangan peserta didik). b. Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a. Peserta didik dapat menyelidiki pengaruh warna benda terhadap kenaikan suhu benda pada peristiwa radiasi. b. Peserta didik dapat menjelaskan 3 contoh cara pemanfaatan radiasi dalam kehidupan. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik, jika hari panas, mintalah peserta didik keluar untuk merasakan panas matahari; jika tidak memungkinkan, ganti dengan lampu
  • 220. pijar atau nyala lilin. Kemudian mintalah mereka mencocokkan mekanisme perpindahan panas yang diterimanya dengan mekanisme perpindahan panas yang sudah dikenal (konduksi dan konveksi). b) Inti Penggalan 1: Secara berkelompok, peserta didik melakukan percobaan “Bagaimana pengaruh warna benda terhadap kenaikan suhunya”: • Ambil 3 termometer, catat penunjukan suhunya (seharusnya = suhu ruangan) • Bungkuslah tiap termometer dengan plastik yang sama jenisnya tetapi berbeda warnanya (bening, kuning, hitam). • Letakkan ujung reservoir 3 termometer itu pada jarak yang sama dari lampu pijar yang menyala (misalnya pada jarak 10 cm, memutar). • Amati penunjukan suhunya untuk setiap menit, hingga 10 menit. Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. Elaborasikan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kalor yang diterima/dilepas pada radiasi kalor serta pemanfaatannya dalam kehidupan (lihat Buku pegangan peserta didik). c) Penutup Lakukan penyimpulan bersama peserta didik, persiapkan peserta didik untuk tugas proyeknya agar bisa disajikan pada pertemuan berikutnya. 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat dan bahan untuk pemuaian zat cair dan tugas proyek sesuai Buku pegangan peserta didik. 216 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 221. Ilmu Pengetahuan Alam 217 4) Sumber Belajar a) Buku pegangan peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 7. Pertemuan VI: Penyajian Tugas Proyek (3 JP) 1) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Orientasikan peserta didik kepada masalah • Tugas Proyek (bagian akhir Evaluasi Bab VIII Buku pegangan peserta didik) b) Inti Secara berkelompok, peserta didik melakukan tugas proyek. Jika memungkinkan, dorong sampai produk (tidak hanya rancangan). Sepakati aturan dasar dengan peserta didik, misalnya kapan tugas selesai, bagaimana bentuk umum laporannya. Beri bimbingan seperlunya, beri “ruang” peserta didik untuk berpikir dan mengendapkan pikirannya. c) Penutup Lakukan refleksi terhadap cara pemecahan masalah yang dilakukan peserta didik. 3) Alat, Bahan, dan Media a. Alat dan bahan Tugas Proyek di bagian akhir Evaluasi Bab 8 Buku pegangan peserta didik. 4) Sumber Belajar a) Buku pegangan peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet).
  • 222. 8. Pertemuan VII: Penyajian Tugas Proyek (2 JP) 9. Pertemuan VIII: Ulangan harian (3 JP) D. Penilaian 1. Penilaian oleh Guru No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI I Observasi perilaku 2. KD pada KI II Observasi perilaku 3. KD pada KI III Peserta didik dapat menjelaskan pengertian energi panas. 218 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Tes tulis Peserta didik dapat menjelaskan pengertian energi kalor. Peserta didik dapat menentukan energi yang dikandung oleh makanan. Peserta didik dapat menentukan kalor untuk perubahan wujud. Peserta didik membedakan konduksi dan konveksi. Peserta didik menjelaskan contoh peristiwa konduksi dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik menjelaskan contoh cara pemanfaatan konduksi, konveksi, dan radiasi dalam kehidupan sehari-hari.
  • 223. 4. KD pada KI IV Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, inferensi, dan mengkomunikasikan hasil penyelidikannya tentang energi panas benda. Penilaian Produk Peserta didik dapat menyelidiki karakteristik suhu benda pada saat benda mengalami perubahan wujud. Penilaian Unjuk Kerja Peserta didik dapat menyelidiki pengaruh jenis bahan terhadap kemampuan menghantarkan kalor pada peristiwa konduksi. Penilaian Unjuk Kerja Peserta didik dapat menyajikan hasil perancangan pemanfaatan radiasi kalor. Penilaian Proyek dan portofolio 2. Penilaian Diri No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI IV Peserta didik dapat menyelidiki pengaruh jenis bahan terhadap kemampuan menghantarkan kalor pada peristiwa konduksi. Penilaian Diri dan kriterianya 3. Penilaian Rekan Sejawat No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI IV Peserta didik dapat menyajikan hasil perancangan pemanfaatan radiasi kalor. Penilaian Rekan dan kriterianya (terkait dengan tugas proyek) E. Bentuk Komunikasi dengan Orang Tua/Wali Bentuk komunikasi dengan orang tua/wali: 1. Mintalah orang tua/wali membaca dan menandatangani hasil tugas peserta Ilmu Pengetahuan Alam 219 didik. 2. Berikan informasi secepatnya kepada orang tua/wali bilamana anaknya bermasalah dalam belajar IPA di kelas. Catatan: Bapak/Ibu, format penilaian dapat di lihat pada Petunjuk Umum Pembelajaran IPA.
  • 224. F. Kunci Jawaban Evaluasi Bab VIII 1. Kalor menyatakan banyaknya panas yang berpindah dari suatu benda. 2. Panci, air, udara di sekitar panci, logam kompor gas. 3. Maksudnya, setiap untuk meleburkan satu gram es memerlukan kalor 80 kalori. 4. Persamaan: sama-sama memerlukan medium. Perbedaan: pada konveksi, partikel-partikel medium ikut berpindah. 5. Untuk mendinginkan suhu tubuhnya; dengan menjulurkan lidahnya, maka akan terjadi penguapan dari permukaan lidah dan bagian mulut anjing, untuk menguap perlu kalor. Penerapan 6. Q = 2 kg × 50 K × 4200 J/kg K = 42.000 J 7. 8. C. Zat cair tertentu menguap lebih cepat dibanding jenis zat cair yang lain. 9. Sendok logam. Logam termasuk konduktor, sehingga panas cepat terhantar ke seluruh bagiannya di banding plastik dan kayu. Berpikir Kritis Marmer dan keramik menghantarkan panas lebih baik dibanding karpet. Saat tubuh mengenai marmer (atau keramik), panas tubuh dengan mudah berpindah ke marmer, sehingga tubuh terasa dingin. 220 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 225. Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan BAB 9 Ilmu Pengetahuan Alam 221 A. Pengantar Topik (materi pokok) “Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan” masuk dalam tema besar “Interaksi”. Pembelajaran topik ini mengantarkan peserta didik untuk memahami konsep interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Topik ini membahas mengenai konsep lingkungan dan apa saja yang terdapat dalam lingkungan. Interaksi yang terjadi dalam suatu lingkungan atau ekosistem membentuk suatu pola dan ketergantungan komponen-komponennya. Dampak interaksi manusia dengan lingkungannya berupa perubahan lingkungan, pencemaran, dan pemanasan global. B. KI dan KD pada Materi Pokok Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
  • 226. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 222 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. 2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 3.8. Mendeskripsikan interaksi antarmakhluk hidup dan lingkungannya. 3.9. Mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup. 3.10 Mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. 4.12.Menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya. 4.13.Menyajikan data dan informasi tentang pemanasan global dan memberikan usulan tentang penanggulangan masalah. C. Pembelajaran pada Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan 1. Alokasi Waktu dan Subtopik Pembelajaran dan penilaian topik Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan memerlukan waktu 15 jam pelajaran atau 7 TM (dengan asumsi 5 JP/minggu diorganisasikan menjadi dua kali TM, yakni 3 JP dan 2 JP). Pengorganisasian 7 TM tersebut adalah sebagai berikut:
  • 227. Tatap Muka ke- Materi 1 Konsep Lingkungan 2 Apa yang Kamu Temukan Dalam Suatu Lingkungan? 3 Interaksi dalam Ekosistem Membentuk Suatu Pola 4 Bentuk-bentuk Saling Ketergantungan 5 Perubahan Lingkungan dan Pencemaran 6 Pemanasan Global 7 Reviu dan Presentasi Tugas Kelompok 2. Pertemuan I: Konsep Lingkungan (2 JP) Ilmu Pengetahuan Alam 223 a. Materi Untuk Guru Tatap muka I dimaksudkan untuk mengantarkan peserta didik kepada pemahaman tentang konsep lingkungan, melatih kesadaran peserta didik tentang hakikat dirinya dan keberadaan dirinya dalam suatu lingkungan melalui kegiatan pengamatan terhadap suatu lingkungan makro yang direkayasa oleh peserta didik dalam suatu kegiatan pengamatan. Istilah lingkungan berasal dari kata “Environment”, yang memiliki makna “The physical, chemical, and biotic condition surrounding an organism”. Berdasarkan istilah tersebut, maka lingkungan secara umum diartikan sebagai segala sesuatu di luar individu. Segala sesuatu di luar individu merupakan sistem yang kompleks sehingga dapat memengaruhi satu sama lain. Kondisi yang saling memengaruhi ini membuat lingkungan selalu dinamis dan dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan seberapa besar komponen lingkungan itu dapat memengaruhi dengan kuat. Ada saatnya berubah menjadi baik dan tidak menutup kemungkinan untuk berubah menjadi buruk. Perubahan itu dapat disebabkan oleh makhluk hidup dalam satu lingkungan tersebut. Lingkungan terdiri atas dua komponen utama, yaitu: 1) Komponen biotik, terdiri atas makhluk hidup seperti: manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad renik.
  • 228. 2) Komponen biotik, terdiri atas benda-benda mati seperti: air, tanah, udara, cahaya, dan sebagainya. Gambar 9.1 Komponen-komponen lingkungan b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial Peserta didik dapat menjelaskan konsep lingkungan dan komponen-komponennya. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memeroleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkanlah posisi gambar suatu kawasan dan minta peserta didik untuk mengungkapan apa yang mereka lihat dalam gambar tersebut. b) Inti Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Mempelajari Lingkungan”, melakukan pengamatan terhadap suatu lingkungan yang direkayasa oleh peserta didik dalam kerja ilmiahnya. Kemudian menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan 224 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 229. mendiskusikan hasilnya. Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah; yang penting prosedur dilakukan dengan benar dan aman. Elaborasi lebih lanjut ke keterampilan proses IPA (kaitkan dengan hasil kegiatan peserta didik): observasi – inferensi – komunikasi serta manfaat belajar IPA bagi peserta didik. Ilmu Pengetahuan Alam 225 c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan. 3) Alat, Bahan, dan Media Alat dan bahan sesuai kegiatan “Mempelajari Lingkungan”. 4) Sumber Belajar a) Buku pegangan bagi peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya buku atau majalah ekologi dan internet). 3. Pertemuan II: Apa yang Kamu Temukan dalam Suatu Lingkungan (3 JP) a. Materi untuk Guru Pertemuan II dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik dalam hal mengenal lingkungannya. Lingkungan yang dikenalkan adalah lingkungan yang terdekat (sekolah atau rumah). Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sebagai suatu habitat/ tempat hidup bagi makhluk hidup. Lingkungan hidup adalah suatu kesatuan hidup antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan hidup terdiri atas dua bagian, yakni lingkungan abiotik dan lingkungan biotik. Lingkungan abiotik adalah segala sesuatu yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, dan bunyi. Sedangkan
  • 230. Lingkungan hidup biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme (virus dan bakteri). Hubungan kehidupan dari lingkungan hidup itu disebut ekosistem. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara mahkluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada bermacam-macam ekosistem. Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah: komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri atas ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral, dan oksigen yang terlarut dalam air. Gambar 9.2 Jaring-jaring makanan Sumber: wanenoor.blogspot.com 226 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 231. Ilmu Pengetahuan Alam 227 b. Pembelajaran 1) Tujuan Esensial Peserta didik dapat melakukan pengamatan lingkungan dan mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memeroleh perhatian dan memotivasi peserta didik: ajaklah peserta didik untuk melihat sekeliling kelas. Kemudian mintalah peserta didik menyampaikan idenya tentang “Apa yang dilihatnya terkait dengan kompenen biotik dan abiotik pada ruang tersebut! b) Inti Peserta didik melakukan kegiatan “Mengamati Lingkugan“, menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan mandiri. 3) Alat, Bahan, dan Media • Alat dan bahan sesuai kegiatan “Mengamati Lingkungan“. • Media: benda atau gambar yang sesuai dengan topik. 4) Sumber Belajar a) Buku peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet).
  • 232. 4. Pertemuan III: Interaksi dalam Ekosistem Membentuk Suatu Pola (2 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan III dimaksudkan untuk melatih peserta didik tentang pola-pola yang terbentuk selama interaksi antara komponen lingkungan. Bila kita mengamati bagian kecil ekosistem seperti pada kegiatan sebelumnya, atau seluruh ekosistem yang luas seperti lautan, maka Anda dapat mengetahui hubungan keterkaitan di antara organisme yang terdapat dalam ekosistem tersebut. Setiap organisme tersebut tidak dapat hidup sendiri dan selalu bergantung pada organisme yang lain dan lingkungannya. Saling ketergantungan ini akan membentuk suatu pola interaksi. Terjadi pula interaksi antara komponen biotik serta komponen abiotik dan terjadi interaksi antara komponen biotik dan biotik. Interkasi tersebut dapat berupa: 1) Interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya dapat terjadi melalui rangkaian peristiwa makan dan dimakan (rantai makanan, jaring makanan dan piramida makanan), maupun melalui bentuk hidup bersama, yaitu simbiosis. Gambar 9.3. Rantai Makanan 228 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 233. Gambar 9.4. Piramida Makanan Gambar 9.5. Jaring-jaring Makanan 2) Simbiosis merupakan bentuk hidup bersama antara dua individu yang berbeda jenis. Ada beberapa macam jenis simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis komensalisme, dan simbiosis parasitisme. Ilmu Pengetahuan Alam 229 Gambar 9.6. Simbiosis komensalisme ikan badut dengan anemon Sumber: http://myfavorite-pets.blogspot. com Gambar 9.7. Simbiosis parasitisme tali putri dengan tumbuhan inang
  • 234. Gambar 9.8. Simbiosis mutualisme lebah dengan bunga 3) Organisme berdasarkan cara kemampuan menyusun makanannya dibagi menjadi 2 (dua), yaitu organisme autotrof dan organisme heterotrof. Organisme heterotrof berdasarkan jenis yang dimakan dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu herbivora, karnivora, dan omnivora. Herbivora Omnivora Karnivora Gambar 9.9. Hewan heterotrof b. Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian interaksi. b) Peserta didik dapat menjabarkan pola-pola interaksi. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memeroleh perhatian dan memotivasi peserta didik guru memperlihatkan gambar atau film terkait. b) Inti Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan bermain “Saling Ketergantungan Makhluk Hidup”. Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta 230 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 235. didik untuk tidak takut salah. Lanjutkan dengan kegiatan eksplorasi berdasarkan lembar tugas sebagai wujud penerapan konsep. Ilmu Pengetahuan Alam 231 c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan mandiri: Kegiatan “Eksplorasi dan Unjuk Diri”. 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat dan bahan sesuai kegiatan “Saling Ketergantungan Makhluk Hidup?”. b) Media: benda atau gambar alat ukur, benda-benda sekitar yang akan diukur dalam kegiatan “Saling Ketergantungan Makhluk Hidup” dan kegiatan reviu. 4) Sumber Belajar a) Buku pegangan bagi peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). 5. Pertemuan IV: Perpindahan Kalor: Konduksi dan Konveksi (3 JP) a. Materi untuk Guru Pertemuan IV dimaksudkan untuk melatih peserta didik tentang mengamati atau mengobservasi saling ketergantungan yang terjadi pada makhluk hidup di suatu komunitas atau ekosistem. Yang harus diperhatikan oleh guru untuk topik ini adalah: 1) Bentuk saling ketergantungan digambarkan dalam aliran energi dan siklus materi. 2) Aliran energi dan siklus materi di suatu komunitas tampak jelas pada peristiwa makan dan dimakannya anggota komunitas oleh anggota komunitas lainnya. Peristiwa ini disebut rantai makanan.
  • 236. Gambar 9.10. Rantai makanan 3) Saling keterkaitan antarrantai-rantai makanan yang terdapat pada suatu komunitas akan membentuk aliran energi dan siklus materi yang lebih luas, yang disebut jaring-jaring makanan. Gambar 9.11. Jaring-jaring makanan Sumber: wanenoor.blogspot.com 4) Berdasarkan produsennya, maka rantai makanan dibagi dua, yaitu: rantai makanan perumput dan rantai makanan detritus. Gambar 9.12. Rantai makanan detritus 232 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 237. Ilmu Pengetahuan Alam 233 Gambar 9.13. Rantai makanan perumput b. Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menjelaskan konsep bentuk saling ketergantun-gan makhluk hidup. b) Peserta didik dapat menyebutkan perbedaan antara rantai makanan dengan jaring-jaring makanan, rantai makanan detritus dengan ran-tai makanan perumput. c) Peserta didik memiliki keterampilan berbicara di muka kelas melalui kegiatan presentasi hasil eksplorasi. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkanlah suatu ekosistem yang terdiri atas berbagai komponen biotik yang memiliki saling keterkaitan. Kemudian tanyakan kepada peserta didik pendapat mereka tentang gambar tersebut, terkait dengan konsep saling ketergantungan. b) Inti Menjelaskan konsep bentuk saling ketergantungan. Kemudian, secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan eksplorasi “Mengetahui bentuk-bentuk saling ketergantungan”. Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. Peserta didik melakukan presentasi hasil kerja kelompok.
  • 238. c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan mandiri: Kegiatan “Uji Diri”. 3) Alat, Bahan, dan Media • Alat dan bahan sesuai kegiatan “Mengetahui Bentuk-Bentuk Saling Ketergantungan”. • Media: benda atau gambar/poster atau foto. 4) Sumber Belajar a) Buku pegangan bagi peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya majalah, internet). 6. Pertemuan V: Radiasi (2 jam) a. Materi Untuk Guru Pertemuan V: Dimaksudkan untuk melatih peserta didik tentang mengamati atau mengobservasi. “Pola Interaksi Manusia Mempengaruhi Ekosistem”, juga mampu melakukan presentasi hasil pengamatan yang telah dikerjakan. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru untuk topik ini adalah: 1) Pola interaksi manusia yang mempengaruhi ekosistem itu memberikan perubahan pada lingkungan. 2) Macam-macam pencemaran. Pencemaran lingkungan didefinisikan sebagai masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup karena jumlahnya melebihi normal, berada pada waktu yang tidak tepat dan di tempat yang tidak tepat. 234 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 239. Ilmu Pengetahuan Alam 235 1) Pencemaran Udara Udara dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori udara. Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO2, dan asap rokok. Masing-masing bahan buangan penyebab pencemaran udara tersebut memiliki dampak sendiri-sendiri bagi manusia seperti terlihat dalam Gambar 9.14 Gambar 9.14 Penyebab pencemaran udara dan dampak yang diberikan Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara antara lain: 1) Terganggunya kesehatan manusia, seperti batuk dan penyakit pernapasan.
  • 240. 2) Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi/karat pada logam, dan memudarnya warna cat. 3) Terganggunya pertumbuhan tananam, seperti menguningnya daun atau kerdilnya tanaman akibat konsentrasi SO2 yang tinggi atau gas yang bersifat asam (efek hujan asam). 4) Adanya peristiwa efek rumah kaca (green house effect) yang dapat menaikkan suhu udara secara global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub. Hal ini sering disebut pemanasan global (global warming). b) Pencemaran Air Air memegang peranan penting di dalam kehidupan manusia dan juga makhluk hidup lainnya. Oleh manusia air dipergunakan untuk minum, memasak, mencuci, dan mandi. Di samping itu, air juga banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi. Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna. Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara lain: limbah pertanian, limbah rumah tangga, dan limbah industri. Gambar di bawah ini memperlihatkan sumber pencemaran air dan dampak yang diberikannya. b. Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menyelidiki pengaruh warna benda terhadap ke-naikan suhu benda pada peristiwa radiasi. b) Peserta didik dapat menjelaskan 3 contoh cara pemanfaatan radiasi dalam kehidupan. 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik jika 236 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 241. hari panas, mintalah peserta didik keluar untuk merasakan panas matahari. Jika tidak memungkinkan, ganti dengan lampu pijar atau nyala lilin. Kemudian mintalah mereka mencocokkan mekanisme perpindahan panas yang diterimanya dengan mekanisme perpinda-han panas yang sudah dikenal (konduksi dan konveksi). Ilmu Pengetahuan Alam 237 b) Inti Pertemuan 1: Secara berkelompok, peserta didik melakukan percobaan “Bagaimana pengaruh warna benda terhadap kenaikan suhunya”: • Ambil 3 termometer, catat penunjukan suhunya (seharusnya = suhu ruangan) • Bungkuslah tiap termometer dengan plastik yang sama jenis-nya tetapi berbeda warnanya (bening, kuning, hitam). • Letakkan ujung reservoir 3 termometer itu pada jarak yang sama dari lampu pijar yang menyala (misalnya pada jarak 10 cm, memutar). • Amati penunjukan suhunya untuk setiap menit, hingga 10 me-nit. Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – ko-munikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. Elaborasikan pada faktor-faktor yang memengaruhi kalor yang diterima/dilepas pada radiasi kalor serta pemanfaatannya dalam ke-hidupan (lihat Buku Peserta didik). c) Penutup Lakukan penyimpulan bersama peserta didik dan persiapkan peserta didik untuk tugas proyeknya agar bisa disajikan pada perte-muan berikutnya. 3) Alat, Bahan, dan Media a) Alat dan bahan untuk pemuaian zat cair dan tugas proyek sesuai Buku Peserta didik.
  • 242. 4) Sumber Belajar a) Buku Peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet). 7. Pertemuan VI: Penyajian Tugas Proyek (2 JP) a. Materi Untuk Guru Pertemuan VI dimaksudkan untuk melatih peserta didik untuk mengamati atau mengobservasi pemanasan global, dan juga mampu mempresentasikan hasil observasi yang telah dikerjakan. Pemanasan global adalah indikasi naiknya suhu muka bumi secara global (meluas dalam radius ribuan kilometer) terhadap normal/rata-rata catatan pada kurun waktu standard (ukuran Badan Meteorologi Dunia/ WMO: minimal 30 tahun). Perubahan iklim global adalah perubahan unsur-unsur iklim (suhu, tekanan, kelembaban, hujan, angin, dsb) secara global terhadap normalnya. Iklim adalah rata-rata kondisi fisis udara (cuaca) pada kurun waktu tertentu (harian, mingguan, bulanan, musiman, dan tahunan yang diperlihatkan dari ukuran catatan unsur-unsurnya (suhu, tekanan, kelembaban, hujan, angin, dsbnya). Penyebab Pemanasan Global Gambar 9.15 Proses penentuan adanya gejala dunia berupa pemanasan global Sumber: IPCC 238 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Penyebab Pemanasan Global: gas rumah kaca (Manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca tersebut).
  • 243. Mengapa Disebut “Gas Rumah Kaca’? Gambar 9.16 (Rumah kaca/greenhouse menjebak panas matahari. Sumber: climate.nasa.gov Atmosfer bumi terdiri atas bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat. Dengan begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup. Tabel 9.1 Jenis-jenis gas rumah kaca dan sumbernya Gas Rumah Kaca Sumber Ilmu Pengetahuan Alam 239 Karbondioksida (CO2) Pembakaran bahan bakar fosil di sektor energi, industri, transportasi, deforestasi, pertanian Metana (CH4) Pertanian, perubahan tata lahan, pembakaran biomassa, tempat pembuangan akhir sampah Nitroksida (N2O) Pembakaran bahan bakar fosil, industri, pertanian Hidrofluorokarbon (HFC) Industri manufaktur, industri pendingin (freon), penggunaan aerosol Perfluorokarbon (PFC) Industri manufaktur, industri pendingin (freon), penggunaan aerosol Sulfurheksafluorida (SF6) Transmisi listrik, manufaktur, industri pendingan (freon), penggunaan aerosol
  • 244. Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah karbon dioksida CO2, metana (CH4), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbeda-beda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metan menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul NO menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Mekanisme dan Dampak Pemanasan Global Gelombang panas menjadi semakin panas Perubahan iklim/cuaca yang semakin ekstrim 240 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Mencairnya es di kutub utara dan selatan Habisnya gletser-Sumber air bersih dunia Gambar 9.17 Dampak pemanasan global
  • 245. Ilmu Pengetahuan Alam 241 b) Pembelajaran 1) Tujuan Esensial a) Peserta didik dapat menjelaskan konsep pemanasan global. b) Peserta didik dapat menyebutkan 3 fakta adanya pemanasan global. c) Peserta didik memiliki keterampilan berbicara di muka kelas melalui kegiatan presentasi hasil proyek “Bagaimana Pemanasan global Mempengaruhi Ekosistem?” 2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memeroleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkanlah, fakta-fakta terjadinya pemanasan global. b) Inti Menjelaskan penyebab, mekanisme, dan dampak pemanasan global. Kemudian secara berkelompok peserta didik mencari data “Keterkaitan antara kenaikan atau ekosistem”. Diskusikan hasilnya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah. c) Penutup Lakukan refleksi serta penugasan mandiri: Kegiatan “berpikir kritis” dan “proyek.” 3) Alat, Bahan, dan Media • Alat dan bahan sesuai kegiatan “Bagaimana Pemanasan global Memengaruhi Ekosistem?” • Media: poster/gambar kampanye pemanasan global. 4) Sumber Belajar a) Buku pegangan bagi peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya majalah/internet/media cetak lain).
  • 246. 8. Pertemuan VII: Reviuw dan Presentasi Tugas Kelompok (3 JP) a. Materi untuk Guru Pertemuan VII dimaksudkan untuk mereviu pengalaman belajar peserta didik dalam bentuk tes dan presentasi tugas Proyek. b. Pembelajaran 1. Tujuan Esensial Terukurnya kompetensi peserta didik untuk topik ini. 2. Kegiatan Pembelajaran a. Pendahuluan Persiapan reviu dan presentasi. b. Inti Tes dan Presentasi. c. Penutup Refleksi. 3. Alat, Bahan, dan Media Alat, bahan dan media sesuai kegiatan tes dan presentasi. 4. Sumber Belajar a) Buku pegangan bagi peserta didik. b) Sumber lain yang relevan (misalnya internet). D. Penilaian 1. Penilaian oleh Guru No KD Indikator Esensial Teknik Keterangan 1. KD pada KI I 242 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Observasi perilaku Lembar observasi
  • 247. Ilmu Pengetahuan Alam 243 2. KD pada KI II Observasi perilaku Lembar observasi 3. KD pada KI III Konsep Interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya Tes tulis Lembar tes tertulis Konsep pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup Konsep pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem 4. KD pada KI IV Melakukan kerja ilmiah di sekolah/ laboratorium Penilaian Unjuk Kerja dan produk Menyajikan hasil kerja ilmiah pengamatan, inferensi, dan mengomunikasikan hasil Penilaian Unjuk Kerja Menyajikan hasil proyek Penilaian Proyek dan portofolio Lembar penilaian produk Penilaian Proyek dan portofolio Lembar penilaian produk 2. Penilaian Diri No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI IV Tanggung jawab dan komitmen tugas proyek Penilaian Diri dan kriterianya 3. Penilaian Rekan Sejawat No KD Indikator Esensial Teknik 1. KD pada KI IV Tanggung jawab dan komitmen tugas proyek Penilaian Rekan dan kriterianya (terkait dengan tugas proyek)
  • 248. E. Bentuk Komunikasi dengan Orang Tua/Wali Komunikasi dengan orang tua/wali dibangun dengan pemberian kolom tanda tangan orang tua/wali dalam setiap tugas dan nilai ulangan. Mengembangkan komunikasi online kepada orang tua/wali, dengan memanfaatkan teknologi (telepon genggam, smartphone dll) Catatan: Bapak/Ibu, format penilaian bisa dilihat pada petunjuk umum pelajaran IPA. F. Kunci Jawaban Efek Rumah Kaca: Fakta Atau Fiksi? Makhluk hidup memerlukan energi untuk kelangsungan hidupnya. Energi yang menopang kehidupan di bumi berasal dari matahari, yang memancarkan energi ke dalam ruang angkasa karena sangat panas. Sebagian kecil dari energi ini mencapai bumi. Atmosfer bumi bertindak sebagai selimut pelindung di atas permukaan planet kita, mencegah suhu yang bervariasi yang akan terdapat di dunia tanpa udara. Sebagian besar energi radiasi yang berasal dari matahari menembus atmosfer bumi. Bumi menyerap sebagian energi ini dan sebagian dipantulkan kembali dari permukaan bumi. Sebagian dari pantulan energi ini diserap oleh atmosfer. Sebagai akibatnya, suhu rata-rata di atas permukaan bumi lebih tinggi daripada jika tidak ada atmosfer. Atmosfer bumi mempunyai efek yang sama dengan rumah kaca, sehingga muncul istilah efek rumah kaca. Gambar 9.18 Hubungan Emisi karbondioksida dengan waktu Sumber: CSTI Environmental Information PaperI, 1992 244 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 249. Gambar 9.19 Hubungan suhu rata-rata Atmosper dengan waktu Sumber: CSTI Environmental Information PaperI, 1992 Efek rumah kaca menjadi lebih sering dibicarakan selama abad kedua puluh. Fakta menunjukkan bahwa suhu rata-rata atmosfer bumi telah naik. Dalam berbagai surat kabar dan majalah, kenaikan emisi karbondioksida seringkali disebut sebagai penyebab utama kenaikan suhu pada abad kedua puluh. Seorang peserta didik bernama Azika tertarik akan hubungan yang mungkin antara suhu rata-rata atmosfer bumi dan emisi karbondioksida di bumi. Di perpustakaan ia menjumpai dua grafik berikut ini: Dari kedua grafik tersebut Azika menyimpulkan bahwa sudah pasti kenaikan suhu rata-rata dari atmosfer bumi disebabkan oleh kenaikan emisi karbon dioksida. 1. Hal apakah yang ditunjukkan oleh grafik yang mendukung kesimpulan Azika? Jawab: a) Mengacu pada peningkatan keduanya (secara rata-rata), baik suhu rata-rata Ilmu Pengetahuan Alam 245 maupun emisi karbon dioksida. b) Ketika emisi naik, suhu naik. c) Kedua grafik sama-sama naik. d) Karena pada tahun 1910 kedua grafik itu mulai naik. e) Suhu naik pada saat CO2 dikeluarkan. f) Garis informasi pada kedua grafik naik bersama-sama. g) Semuanya naik. h) Semakin besar emisi CO2, semakin tinggi suhu. i) Jumlah CO2 dan suhu rata-rata bumi adalah sebanding. j) Mereka mempunyai bentuk serupa yang menunjukkan adanya hubungan.
  • 250. 2. Peserta didik lain, Jeni, tidak setuju dengan kesimpulan Azika. Ia membandingkan kedua grafik itu dan mengatakan bahwa beberapa bagian dari kedua grafik tersebut tidak mendukung kesimpulan Azika. Berikan sebuah contoh bagian grafik yang tidak mendukung kesimpulan Azika. Jelaskan jawabanmu. Jawab: a) Mengacu pada satu bagian tertentu dari kedua grafik yang kurvanya tidak sama-sama turun atau sama-sama naik dan memberikan penjelasan yang sesuai. b) Sekitar tahun 1900-1910 CO2 naik, sedangkan suhu turun. c) Tahun 1980-1983 karbondioksida turun dan suhu naik. d) Suhu pada tahun 1800-an agak sama tetapi grafik pertama terus naik. e) Antara tahun 1950 dan 1980 suhu tidak naik tetapi CO2 naik. f) Dari tahun 1940 hingga 1975 suhu tetap agak sama tetapi emisi karbon dioksida menunjukkan kenaikan tajam. g) Pada tahun 1940 suhu jauh lebih tinggi daripada tahun 1920 dan emisi karbondioksidanya serupa. 3. Andre tetap bertahan pada kesimpulannya bahwa kenaikan suhu rata-rata atmosfer bumi disebabkan oleh peningkatan emisi karbondioksida. Tetapi Jeni berpendapat bahwa kesimpulan itu terlalu cepat. Ia mengatakan: “Sebelum menerima kesimpulan ini kita harus yakin bahwa faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi efek rumah kaca tetap konstan.” Sebutkan satu faktor yang dimaksud oleh Jeni. Jawab: a) Memberikan suatu faktor yang berhubungan dengan energi/radiasi yang berasal dari matahari. b) Matahari memanas dan mungkin posisi bumi berubah. c) Energi dipantulkan kembali dari bumi. (Diasumsikan bahwa kata “bumi” peserta didik mengartikan “tanah”). d) Memberikan satu faktor yang berhubungan dengan suatu unsur alami atau suatu zat yang mungkin dapat menjadi pencemar. e) Uap air di udara. f) Awan. 246 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 251. g) Peristiwa seperti letusan gunung api. h) Pencemaran atmosfer (gas, bahan bakar). i) Jumlah gas buangan. j) Zat CFC. k) Jumlah kendaraan bermotor. l) Ozon (sebagai unsur udara). 3. Gas nitrogen oksida biasanya dihasilkan dari emisi kendaraan bermotor atau pabrik. Nitrogen oksida merupakan salah satu gas penghasil polusi a) Apa yang akan terjadi dengan gas nitrogen oksida tersebut jika turun Ilmu Pengetahuan Alam 247 hujan? Jawab: Hujan bersifat asam b) Tuliskan tiga pengaruh hujan tersebut bagi lingkungan? Jawab: 1) Tumbuhan rusak/mati. 2) Berkurangnya air bersih atau air menjadi tercemar. 3) hewan sakit/mati. Perhatikan gambar berikut! Gambar 9.20 Denah pencemaran melalui sungai
  • 252. Sebuah pabrik terletak berdekatan dengan sungai yang mengalir melalui perumahan. Pabrik ini beroperasi setiap hari. Penduduk perumahan yang terletak di sebelah timur sungai sering mengalami permasalahan iritasi pada mata mereka sedangkan penduduk sebelah barat tidak mengalaminya. Jelaskan mengapa hal tersebut dapat terjadi! Jawab: Melihat arah bergeraknya asap pabrik, maka angin datang dari wilayah angin bertiup dari wilayah barat atau barat daya atau barat laut, sehingga penduduk di daerah Barat tidak terkena asap pabrik tersebut. 1. Gambar di bawah ini memperlihatkan contoh saling ketergantungan yang terjadi pada organisme perairan. Sepanjang hari organisme-organisme tersebut memberi atau memanfaatkan (a) atau (b) seperti dalam gambar. Gambar 9.21 Saling ketergantungan pada organisme perairan Berdasarkan gambar tersebut (a) dan (b) adalah mewakili? Jawab: a. Karbon dioksida b. Oksigen 248 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 253. Perhatikan grafik di bawah ini dengan seksama : Gambar 9.22 Perkembangan jumlah ikan terhadap perkembangan jumlah bakteri dan konsentrasi O2 Sumber: Gambar di atas menunjukkan informasi mengenai konsentrasi oksigen terlarut, jumlah bakteri dan jumlah ikan pada suatu perairan sungai sepanjang 50 km yang terukur dari titik P yang merupakan lokasi hilir dari perairan sungai tersebut. a) Pada jarak berapakah dari titik P di perairan sungai tersebut yang mengalami Ilmu Pengetahuan Alam 249 polusi? Jawab: 20 km b) Dengan mendasarkan pada ketiga grafik (oksigen, ikan, dan bakteri) tersebut diatas, deskripsikan efek dari polusi! Jawab: Polusi pada perairan sungai tersebut akan menurunkan oksigen terlarut, menurunkan jumlah ikan, dan meningkatkan jumlah bakteri c) Perkirakan satu kemungkinan penyebab atau sumber dari polusi tersebut! Jawab: Limbah domestik/rumah tangga (dicirikan dengan meningkatnya jumlah bakteri dan menurunnya kandungan oksigen terlarut – pencemaran bahan organik).
  • 254. Glosarium a abiotik benda mati. adhesi gaya tarik menarik antara partikel zat yang tidak sejenis. anabolisme reaksi metabolisme untuk penyusunan energi. angiospermae tumbuhan yang bijinya dilindungi oleh daun buah. anomali air keanehan sifat air antara suhu 00C sampai dengan 40 C. arthoropoda hewan yang berkaki beruas-ruas. arus energi perpindahan energi dari produsen kepada konsumen. asam senyawa kimia yang bersifat korosif terhadap logam dan memerahkan. asas Black jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan. atmosfer lapisan gas yang melingkupi sebuah planet termasuk bumi dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. atom partikerl terkecil dari suatu zat yang tidak dapat dibagi lagi secara kimia biasa. b bahan bakar fosil bahan bakar yang berasal dari tumbuhan dan hewan-hewan yang sudah jutaan tahun lalu terkubur di dalam bumi. basa senyawa kimia yang terbentuk antara ion logam dan ion hidroksil, membirukan lakmus merah. 250 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 255. berat gaya gravitasi bumi yamg bekerja pada suatu benda. berat jenis berat zat tiap satuan volume. besaran suatu pernyataan yang mengandung pengertian ukuran dan memiliki Ilmu Pengetahuan Alam 251 satuan. besaran pokok besaran yang satuannya menjadi dasar penentuan satuan besaran lain. besaran turunan besaran yang satuannya diturunkan dari satuan besaran pokok. bimetal dua jenis logam yang berbeda dikeling menjadi satu. binomial nomenklatur cara pemberian nama organisme dengan menggunakan dua kata. biokimia seluruh reaksi terjadi dalam sel makhluk hidup biotik makhluk hidup. biosfer seluruh permukaan bumi dan atmosfer. c campuran zat yang terdiri atas bermacam-macam senyawa dan unsur yang tidak saling bereaksi. campuran homogen campuran yang tidak dapat lagi dibedakan antara zat-zat yang bercampur. campuran heterogen campuran yang masih dapat dibedakan antara zat-zat yang bercampur. d dekomposer bakteri atau fungi saprofit yang menguraikan organisme yang telah mati. deposisi perubahan wujud gas menjadi padat. distilasi proses pendidihan zat cair menjadi uap dan mendinginkan lagi menjadi zat cair.
  • 256. e Echinodermata hewan yang kulit tubuhnya banyak mengandung duri. ekosistem kesatuan komunitas dengan lingkungan hidupnya yang membentuk hubungan timbal balik. elastisitas kemampuan suatu zat untuk kembali ke bentuk semula setelah mendapat gaya. emulsi campuran heterogen yang diubah menjadi tercampur baik akibat zat pemantap. energi kemampuan melakukan kerja atau mengubah keadaan benda. energi kinetik energi yang dipunyai suatu benda karena geraknya. energi potensial energi yang dipunyai suatu benda karena letaknya. epifit tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain tetapi tidak menyerap makanan dari tumbuhan yang ditumpangi. erosi pengikisan tanah karena tidak mampu menahan air. eukariotik sudah memiliki membran inti sel. evaporasi penguapan. f fauna kelompok hewan. filtrasi metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel. flora kelompok tumbuh-tumbuhan. fotosintesis reaksi antara air (H2O) dengan gas karbondioksida (CO2) dalam daun tumbuhan. g garam senyawa yang terbentuk antara logam dan sisa asam. generatif terjadinya individu baru yang didahului dengan peleburan dua sel gamet yaitu sel telur dan sel sperma. gerak vibrasional gerak molekul-molekul yang padat yang bergetar di tempat. 252 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 257. gerak translasional gerak molekul-molekul zat cair yang bergetar sambil Ilmu Pengetahuan Alam 253 berpindah tempat. Gymnospermae tumbuhan yang bijinya dilindungi oleh daun buah. h herbivora hewan pemakan tumbuhan. hidrofit tumbuhan yang hidup di air. hifa bagian tubuh jamur yang bentuknya seperti benang. i indikator senyawa maupun alat yang digunakan untuk menentukan sifat larutan. individu setiap satu makhluk hidup. iritabilitas kemampuan tanaman menanggapi rangsangan. isolator zat yang sukar menghantarkan kalor. j jaringan sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. jaring-jaring makanan rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain. k kalor laten jumlah kalor yang digunakan oleh satu satuan massa zat untuk berubah wujud. kalor lebur jumlah kalor yang dibutuhkan oleh satu satuan massa zat padat agar berubah menjadi cair. kalor beku jumlah kalor yang dilepaskan oleh satu satuan massa zat cair agar berubah menjadi padat. kalor jenis (c) suatu zat bilangan yang menyatakan jumlah kalor yang dibutuhkan/dilepaskan oleh 1 kg zat itu agar suhunya berubah 1 K atau 10C.
  • 258. kalor uap jumlah kalor yang dibutuhkan oleh satu satuan massa zat cair agar berubah menjadi uap. kalor embun jumlah kalor yang dilepaskan oleh satu satuan massa uap agar berubah menjadi zat cair. konduksi perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel zat. konveksi perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai perpindahan partikel zat tersebut. kapasitas kalor jumlah kalor untuk menaikkan suhu benda sebesar 10C. kapilaritas gejala yang terjadi pada pipa kapiler atau pipa yang sempit. karnivora hewan pemakan daging. katabolisme metabolisme atau reaksi penggunaan energi pada makhluk hidup. keanekaragaman perbedaan makhluk hidup antara berbagai macam spesies. koefisien muai panjang bilangan yang menyatakan bertambah panjang 1 m zat padat tiap naik 10C. koefisien muai luas bilangan yang menyatakan bertambah luas 1 m2 zat jika suhunya naik 10C. koefisien muai volume bilangan yang menyatakan bertambah volume 1 m3 zat jika suhunya naik 10C. kohesi gaya tarik menarik antara molekul-molekul sejenis. komunitas kumpulan populasi yang hidup pada daerah tertentu. kompetisi pola interaksi antara beberapa organisme yang bersaing dalam mendapatkan zat-zat yang dibutuhkan. konduksi perpindahan energi pada suatu zat tanpa memindahkan partikel zat itu. konduktor zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik. kohesi gaya tarik menarik antara partikel-partikel yang sejenis. konveksi perpindahan kalor karena dibawa oleh partikel zat yang ikut berpindah. konsumen pemakan tumbuhan atau hewan lain. 254 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 259. klasifikasi proses pengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri Ilmu Pengetahuan Alam 255 persamaan dan perbedaan. klorofil pigmen warna pada tumbuhan yang berwarna hijau. kristalisasi pemisahan campuran yang dilakukan untuk memisahkan campuran padat dan cair dengan cara menguapkan zat cairnya. l lapisan ozon lapisan gas terdapat di stratosfer berfungsi melindungi bumi dari bahaya radiasi ultraviolet sinar matahari. larutan campuran zat yang serba sama atau homogen. lakmus suatu zat yang dapat digunakan untuk membedakan asam, basa, dan garam. larutan indikator larutan yang dapat berubah warna sesuai dengan sifat larutannya. lentisel celah antarsel pada kulit batang atau akar tumbuhan; berfungsi sebagai alat pernapasan. lensa objektif lensa mikroskop yang paling dekat dengan objek yang diamati. lensa okuler lensa mikroskop yang paling dekat dengan mata. limbah sisa pembuangan. m massa jumlah zat yang dikandung suatu benda. massa jenis bilangan yang menyatakan jumlah zat yang dikandung tiap satu satuan volume. membeku perubahan wujud cair menjadi padat. mencair perubahan wujud padat menjadi cair. menguap perubahan wujud cair menjadi gas. mengembun perubahan wujud gas menjadi cair. menyublim perubahan wujud padat menjadi gas.
  • 260. materi segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. mengukur membandingkan suatu besaran dengan suatu satuan. meniscus bentuk permukaan zat cair pada tempatnya akibat pengaruh adhesi dan kohesi. metabolisme seluruh proses biokimia yang terjadi di dalam sel makhluk hidup. metil orange larutan yang dapat digunakan membedakan suatu zat adalah asam basa atau garam. mikroskop suatu alat sains yang digunakan untuk melihat jasad renik. molekul partikel terkecil dari suatu zat yang masih bersifat zat asalnya. Molusca hewan yang memiliki tubuh lunak. morfologi sifat yang nampak dari luar tubuh makhluk hidup. nultiseluler bersel banyak. n nukleus inti sel, berfungsi sebagai pusat pengatur kegiatan sel. o omnivora hewan pemakan tumbuhan dan daging. organ beberapa jaringan yang saling bekerja sama mendukung fungsi tertentu. organisme kumpulan dari sistem organ. p partikel bagian terkecil suatu zat yang masih mempunyai sifat zat itu. pencemaran air suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia. pencemaran tanah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. pencemaran udara kehadiran satu atau lebih bahan kimia di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan. 256 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 261. perubahan fisika perubahan yang terjadi selama pengaruh luar bekerja dan Ilmu Pengetahuan Alam 257 bersifat sementara. perubahan kimia perubahan yang bersifat tetap, walaupun pengaruh luar sudah tidak ada. ph ukuran untuk menentukan tingkat keasaman suatu larutan. phloem pembuluh tapis; jaringan pembuluh yang berfungsi mengangkut hasil fotosintesis (makanan) dari daun ke akar. piknometer alat untuk menentukan massa jenis zat cair. piramida makanan perbandingan antara komposisi massa produsen dan konsumen. polusi proses pencemaran lingkungan karena zat tertentu. populasi kumpulan individu yang sejenis. Porifera hewan yang tubuhnya banyak memiliki pori. preparat objek pengamatan yang berupa awetan atau sediaan. predasi bentuk hubungan antara pemangsa dan hewan yang menjadi mangsanya. produsen penghasil makanan yaitu tumbuhan. prokariotik sel belum mempunyai membran inti. proton partikel pembentuk atom yang mempunyai massa sama dengan satu sama dan bermuatan +1. r radiasi perpindahan energi tanpa zat perantara. rantai makanan peristiwa makan dan dimakan. respirasi penyerapan zat dalam sel untuk proses metabolisme. s sampah organik sampah yang berasal dari sisa organisme. satuan sesuatu untuk membandingkan ukuran suatu besaran. satuan baku satuan yang digunakan secara umum di seluruh dunia. Misalnya meter, inchi, gallon, mile dan sebagainya yang banyak digunakan seluruh dunia.
  • 262. satuan tidak baku satuan yang digunakan masyarakat setempat sehingga nilainya berbeda untuk tiap daerah dan tiap orang yang mengukur. Satuan Internasional (SI) satuan yang baku, dengan nilai tetap di segala tempat. sel satuan terkecil penyusun tubuh makhluk hidup. senyawa zat yang dapat diuraikan menjadi 2 zat atau lebih dengan cara kimia. simbiosis hubungan yang erat antara dua organisme yang berbeda. sistem internasional sistem satuan yang digunakan di seluruh dunia. sistem organ kumpulan beberapa organ yang mempunyai kesatuan fungsi tertentu. skalar besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Spermatophyta tumbuhan yang menghasilkan biji. sporofit tumbuhan penghasil spora. stomata mulut daun, alat pernapasan tumbuhan letaknya pada daun. stobilus bunga berbentuk kerucut pada tumbuhan biji terbuka. sublimasi proses perubahan wujud padat menjadi gas atau sebaliknya, tanpa melalui wujud cair. sumber energi sesuatu yang menghasilkan energi. sumber energi terbarukan sumber energi yang dapat dihasilkan kembali setelah digunakan. sumber energi tak terbarukan sumber energi yang hanya dapat dipakai sekali saja. t termometer alat untuk mengukur suhu suatu benda. titik beku suhu di mana suatu zat cair mulai membeku. titik didih suhu di mana zat cair mulai mendidih pada tekanan 1 atmosfer. titik embun suhu di mana uap mulai mengembun menjadi zat cair. titik lebur suhu di mana zat padat mulai melebur menjadi zat cair. titik uap suhu di mana zat cair mulai mendidih pada tekanan 1 atmosfer. 258 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 263. u uniseluler bersel satu. unsur zat tunggal yang sudah tidak dapat dibagi-bagi lagi dengan cara kimia Ilmu Pengetahuan Alam 259 biasa. v vakuola rongga sel. vegetatif cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual yaitu tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina. x xerofit tumbuhan yang habitatnya di daerah kering atau panas. xilem pembuluh kayu; jaringan pembuluh yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral. z zat sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang.
  • 264. A abiotik 197 adhesi 218 air 219 amphibia 83 anatomi 55 Anders Celcius 168 angiospermae 75 annelida 77 Anomali 214 arthropoda 77 Arus energi 214 asam 218 Avertebrata 77 aves 83 Azas Black 192 B basa 218 bau 31 benda tak hidup 31 bentuk 218 berbiji 75 bergerak 15 berkembang berkembang biak 29 260 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Indeks
  • 265. Ilmu Pengetahuan Alam 261 bernapas 3 Berzelius 37 besaran besaran pokok 7 besaran turunan 7 Bimetal 156 Binomial Nomenklatur 84 biotik 197 C cahaya matahari 31 cair 219 campuran 40 Carolus Linnaeus 84 ciri-ciri 217 Coelenterata 77 D dikotil 72 E Echinodermata 77 ekosistem 215 energi 127 energi cahaya 142 energi kimia 138 energi kinetik 130 energi listrik 134 energi potensial 128 energi nuklir 133
  • 266. F Fahrenheit 159 filtrasi 215 fotosintesis 216 fungi 64 G gas 220 genus 84 Gymnospermae 216 H habitat 197 heterogen 45 hewan 143 homogen 42 I indikator 218 individu 199 interaksi 194 iritabilitas 30 J jamur 64 jangka sorong 13 jaringan 97 organ 97 sistem organ 97 jaring makanan 216 K Kalor 170 kalor jenis 216 262 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 267. Ilmu Pengetahuan Alam 263 kapilaritas 217 karbon dioksida 216 kekerabatan 56 kelestarian lingkungan 208 Kelvin 159 klasifikasi 53 kloroplas 32 kohesi 217 kompetisi 217 komunitas 215 konsumen 200 konveksi 217 kristalisasi 217 kunci dikotomi 60 L larutan 40 lenti sel 218 limbah 218 lingkungan 205 lumut 67 M makan 127 makhluk hidup 31 mamalia 83 massa jenis 218 membran 32 mencair 218 menguap 218 metabolisme 217 mikrometer 93 mikroskop 97 mitokondria 138
  • 268. molekul 216 Mollusca 77 monera 63 monokotil 72 morfologi 55 N Nemathelminthes 77 nukleus 133 O organisme 97 P padat 218 paku 67 partikel 218 paru-paru 103 pemanasan global 157 pemuaian 151 pencemaran 219 pengukuran 7 perbedaan 27 permukaan 3 persamaan 7 perubahan fisika 219 perubahan kimia 219 pH 219 piramida makanan 219 Pisces 83 populasi 217 Porifera 77 Predasi 219 preparat 98 264 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 269. Ilmu Pengetahuan Alam 265 produsen 66 Protista 64 R radiasi 217 rantai makanan 219 Reamur 157 respirasi 219 ruangan 92 S satuan satuan baku 7 sayatan 93 sel 91 senyawa 214 sifat zat 24 simbiosis 220 Sistem Internasional 9 sitoplasma 94 Six Bellani 155 species 84 sublimasi 220 suhu 31, 220 T tanah 219 tempat hidup 197 termometer 220 tumbuh 29 tumbuhan 143
  • 270. U ukuran 55, 219 unsur 220 usaha 127 V vakuola 94 Vertebrata 81 W Warna 27 wujud 109 Z zat 218 266 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs
  • 271. Allan. Richard.2004. Senior Biology I. 2005. New Zeland : Biozone International Ilmu Pengetahuan Alam 267 Ltd. Alton Biggs, Chris Kapicka, & Linda Lundgren. 1995. The Dynamics of Life. New York: Mc Graw-Hill. Atwater. M.. Baptiste. H.P.. Daniel. L.. Hackett. J.. Moyer. R.. Takemoto. C.. Wilson-Mathews. N. 1995. Propeties of Matter. Teacher’s Resource Matters. New York: Macmillan/McGraw-Hill School Division. Blaustein. D.. Butler, L.. Matthias. W. & Hixson. B. 1999. Science. An Introduction to the Life. Earth. and Physical Sciences. New York: GLENCOE/ McGraw-Hill. Bruce, Fredwrick J. 1988. Principles of Physics. New York : McGraw-Hill Book Company. Chew, Charles and Leong See Cheng. 2003. Comprehensive Physics for O level Scince. Singapore. Chuen Wee Hong, et al. 2001. Spectrum. Interactive Science for Lower Secondart Levels. Coursebook 1. Singapore: SNP Pan Pacific Publishing. Clegg. CJ and DG Mackean. 2000. Advanced Biology Principles and Applications. London: John Murray (Publishers) Ltd. Cooper. Christopher. 2001. Jendela Iptek: Materi. Jakarta: Balai Pustaka Heyworth. Rex M.Dr. Science Discovery for Lower Secondary. Vol.2. Singapore: Pearson Education South Asia Pte Ltd. Heyworth. Rex. M .2000. Explore Your World Science Discovery. Singapore: Pearson Educational Asia Pte Ltd. JGR Briggs. 2004. Chemistry for O level.Pearson Education. Singapore: Asia Pte Ltd. Daftar Pustaka
  • 272. Kistinnah. I. dan Sri Lestari. E. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Liem. Tik.L. 2007. Invitations to Science Inquiry. Asyiknya Meneliti Sains. Bandung: Pudak Scientific. Marder. Sylvia. S. 2004. Biology. Ney York : Mc.Graw-Hill. Martoyo. dkk. 2003. Terampil Menguasai dan Menerapkan Konsep Kimia. Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri McLaughlin. Charles W. & Thompson. Marilyn. 1997. Physical Science. New York: GLENCOE/McGraw-Hill. Neil . Campbell. Jane B. Reece. Lawrence G. Mitchell : Alih bahasa Rahayu Lestari(et al): Editor Amalia Safitri. Lemeda Simarmata. Hilarius W. 2002. Biologi. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga. Newmark. Ann.2001. Jendela Iptek : Kimia. Jakarta : Balai Pustaka. Pollock. Steve. 2001. Jendela Iptek : Ekologi. Jakarta : Balai Pustaka. Pollock. Steve. 2001. Jendela Iptek: Tubuh Manusia. Jakarta : Balai Pustaka. Suryatin. Budi, dkk. 2008. Fisika. Jakarta: Grasindo. Suryatin. Budi, dkk. 2008. IPA Terpadu (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Tay, Beverly. 2002. Effective Guide to Science Secondary 2 S/E/N(A). First Lok Yang Road. Pearson Education South Asia Pte Ltd. Walker. Richard. 2001. Under The Microscope: Making Life. How We Reproduce and Grow. Danbury. Connecticut: Grolier International. Inc. Wasis, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning. Ilmu Pengetahuan Alam. Sekolah Menengah Pertama Kelas VII (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Wee Hong, Chuen., dkk. 2000. Spectrum Interactive Science for Lower Secondary Levels. Jurong, SNP Pan Pacific Publishing Pre Ltd. Wolke. R.L.2004. Einstein Aja Gak Tahu. 2004. Jakarta : Scientific Press. Yearly. 2008. Chemistry. Singapore: Global Publishers. 268 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs