SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
         “PENGARUH KADAR GARAM TERHADAP
     PENYERAPAN AIR DAN PERTUMBUHAN TANAMAN”
                          DAN
             “MEMBUAT LARUTAN HARA DAN
                MELIHAT TANDA DEFISIENSI”




                       Disusun oleh:
                      KELOMPOK 4A


LUSIANA AYU DAMAR SARI                 10 1434 045
EVI LIANAWATI                          10 1434 013
TEGAR YUDHA RESTUTI                    10 1434 025
DWI PUTRI PASINGGI                     10 1434 039




          PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

      FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

             UNIVERSITAS SANATA DHARMA

                      YOGYAKARTA

                           2012
BAB I
                                         PENDAHULUAN


1.   LATAR BELAKANG

          Air merupakan komponen utama dalam tumbuhan, dimana air menyusun 60-90% dari
     berat daun. Jumlah air yang dikandung tiap tanaman berbeda-beda, hal ini bergantung pada
     habitat dan jenis spesies tumbuhan tersebut. Tumbuhan herba lebih banyak mengandung air
     daripada tumbuhan perdu. Tumbuhan yang berdaun tebal mempunyai kadar air antara 85-90%,
     tumbuhan hidrofik 85-98% dan tumbuhan mesofil mempunyai kadar air antara 100-300 %
          Lebih dari 90% air yang diserap oleh akar akan dikeluarkan kembali ke lingkungannya.
     Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dalam bentuk uap air disebut dengan transpirasi. Tumbuhan
     menyerap air dari tanah melalui rambut akar yang jumlahnya amat banyak, sehingga adanya
     rambut akar ini akan memperluas permukaan penyerapan. Ketika terjadi penyerapan, kemudian
     diangkut ke xilem akar, di dalam xilem akar akan terbentuk tekanan positif yang disebut tekanan
     akar. Tekanan akar yang relatif tinggi, dapat menimbulkan suatu fenomena yang dikenal sebagai
     gutasi. Pengangkutan air kebanyakan mengikuti lintasan apoplas, menembus epidermis dan
     korteks sampai mencapai endodermis. Pengangkutan selanjutnya terhalang oleh dinding kaspari,
     sehingga air harus menembus membran plasma dan protoplasma sel-sel endodermis untuk
     mencapai xilem akar.
          Dari akar air diangkut ke daun dan bagian-bagian lain yang memerlukan melalui xilem
     batang. Teori yang mutakhir yang banyak diterima oleh ahli botani tentang pengangkutan air dari
     akar sampai ke ujung tumbuhan yang tinggi adalah teori Kohesi-adhesi-tegangan. Menurut teori
     ini air di dalam berkas pengangkut memiliki tegangan karena molekul-molekul air berikatan
     membentuk suatu kolom yang ditarik oleh evaporasi dari atas.bukti yang pernah diamati
     menunjukkan bahwa gerakan air dimulai dari ujung batang yang paling atas dan pangkal pohon
     sedikit mengkerut ketika air mulai bergerak.
          Nutrisi anorganik diperlukan oleh tumbuhan. Penggolongkan tersebut didasarkan pada
     unsur-unsur esensial. Unsur esensial yang dibutuhkan dalam jumlah besar dinamakan unsur-
     unsur hara makro yang meliputi : C, H, O, N, S, P, K, Ca dan Mg. Sedangkan unsur-unsur yang
     dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur hara mikro B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, Ni, dan Zn.
     Unsur ini diperlukan dalam proses metabolisme, sehingga bila terjadi kekurangan unsur ini
     (kekurangan nutrisi), tumbuhan akan memperlihatkan gejala          hara yang disebut dengan
     defisiensi. Pada praktikum ini, akan dilakukan sebuah pengamatan tentang Pengaruh kadar
garam terhadap penyerapan air dan pertumbuhan tanaman dan membuat larutan hara dan melihat
     tanda defisiensi.



2.   PERMASALAHAN
      1. Acara A.5: Pengaruh kadar garam terhadap penyerapan air dan pertumbuhan tanaman
            Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan NaCl terhadap penyerapan air tanaman Vigna
            sinensis?
            Bagaimanakah pengaruh konsentrasi larutan NaCl terhadap morfologi tanaman Vigna
            sinensis?


      2. Acara A.6: Membuat larutan hara dan melihat tanda defisiensi
            Bagaimanakah tanda defisiensi pada tumbuhan?
            Bagaimanakah pengaruh kombinasi larutan hara terhadap morfologi tanaman Vigna
            sinensis?


3.   TUJUAN

      1. Acara A.5 : Pengaruh kadar garam terhadap penyerapan air dan pertumbuhan
                         tanaman

            Mengetahui bagaimana pengaruh konsentrasi larutan NaCl terhadap penyerapan air
            tanaman Vigna sinensis
            Mengetahui bagaimana pengaruh konsentrasi larutan NaCl terhadap morfologi tanaman
            Vigna sinensis


      2. Acara A.6: Membuat larutan hara dan melihat tanda defisiensi
         a. Mengetahui bagaimana tanda defisiensi pada tumbuhan
            Mengetahui pengaruh kombinasi larutan hara terhadap morfologi tanaman Vigna sinensis
BAB II
                                     TINJAUAN PUSTAKA



       Air merupakan komponen utama dalam tumbuhan, dimana air menyusun 60-90 % dari berat
daun. Jumlah air yang dikandung tiap tanaman berbeda-beda, hal ini bergantung pada habitat dan
jemis spesies tumbuhan tersebut. Tumbuhan herba lebih banyak mengandung air daripada tumbuhan
perdu. Tumbuhan yang berdaun tebal mempunyai kadar air antara 85-90 %, tumbuhan hidrofik 85-98
% dan tumbuhan mesofil mempunyai kadar air antara 100-300 %.
       Kuantitas air yang dibutuhkan oleh tanaman sangat berbeda-beda sesuai dengan jenis dan
lingkungan dimana tumbuhan itu hidup. Tanaman herba menyerap air lebih banyak dibandingkan
tanaman perdu. Tumbuhan golongan efemera yang hidup di daerah gurun, akan memanfaatkan hujan
yang datang sekali dalam setahun untuk mulai hidup dan berkecambah, berbunga, berbuah dan mati
sebelum air yang ada dalam tanah habis. Pertumbuhan yang cepat dan pendeknya umur tanaman
tersebut merupakan suatu usaha untuk menghindari diri dari kekurangan air yang menimpanya.
    Lebih dari 90% air yang diserap oleh akar akan dikeluarkan kembali ke lingkungannya.
Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dalam bentuk uap air disebut dengan transpirasi. Tumbuhan
menyerap air dari tanah melalui rambut akar yang jumlahnya amat banyak, sehingga adanya rambut
akar ini akan memperluas permukaan penyerapan. Ketika terjadi penyerapan, kemudian diangkut ke
xilem akar, di dalam xilem akar akan terbentuk tekanan positif yang disebut tekanan akar. Tekanan
akar yang relatif tinggi, dapat menimbulkan suatu fenomena yang dikenal sebagai gutasi.
Pengangkutan air kebanyakan mengikuti lintasan apoplas, menembus epidermis dan korteks sampai
mencapai endodermis. Pengangkutan selanjutnya terhalang oleh dinding kaspari, sehingga air harus
menembus membran plasma dan protoplasma sel-sel endodermis untuk mencapai xilem akar.
    Dari akar air diangkut ke daun dan bagian-bagian lain yang memerlukan melalui xilem batang.
Teori yang mutakhir yang banyak diterima oleh ahli botani tentang pengangkutan air dari akar
sampai ke ujung tumbuhan yang tinggi adalah teori Kohesi-adhesi-tegangan. Menurut teori ini air di
dalam berkas pengangkut memiliki tegangan karena molekul-molekul air berikatan membentuk suatu
kolom yang ditarik oleh evaporasi dari atas.bukti yang pernah diamati menunjukkan bahwa gerakan
air dimulai dari ujung batang yang paling atas dan pangkal pohon sedikit mengkerut ketika air mulai
bergerak.

    Natrium klorida (NaCl) adalah bahan utama garam dapur. Dalam ilmu kimia, garam adalah
senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk
senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Natrium klorida
(NaCl), bahan utama garam dapur adalah suatu garam. Larutan garam dalam air merupakan larutan
elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Cairan dalam tubuh makhluk hidup
mengandung larutan garam, misalnya sitoplasma dan darah. Reaksi kimia untuk menghasilkan garam
antara lain
     1. Reaksi antara asam dan basa, misalnya HCl + NH3 => NH4Cl.
     2. Reaksi antaraloga m dan asam kuat encer, misalnya Mg + 2 HCl => MgCl2 + H2
     Keterangan: logam mulia umumnya tidak bereaksi dengan cara ini.
     Defisiensi adalah suatu keadaan dimana tanaman kekurangan nutrisi tertentu, yang dapat dilihat
dari gejala fisik tanaman terutama pada bagian daun dan batang. Seorang pekebun yang handal harus
bisa mengetahui kondisi tanaman dikebunnya apakah dalam keadaan kekurangan nutrisi atau tidak.
Dengan mengetahui status nutrisi tanaman dapat dibuat suatu rencana kedepan sebagai antisipasinya.
     Nutrisi tanaman dibagi atas dua yaitu makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien dibutuhkan
oleh tumbuh-tumbuhan dalam jumlah yang relatif tinggi ketimbang unsur hara mikronutrient.
Kandungan unsur hara makro pada jariingan tanaman, seperti N, 1000 kali lebih besar daripada
kandungan unsur hara mikro Zn. Berikut ini adalah klasifikasi dari unsur hara makro yakni : karbon
(C), hidrogen (H), oksigen (O), nirogen (N), fosfor (P), kalium (K), sulfur/belerang (S), kalsium (Ca),
magnesium (Mg), (Na, Si). Sedangkan yang termasuk unsur-unsur hara mikro adalah Besi (Fe),
Mangaan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B), Klor (Cl). Pembagian nutrisi
tanaman atas makro dan mikronutrient bersifat relatif dan kadang-kadang dalam kasus-kasus lainnya
kandungan makronutrient dan mikronutrient ternyata lebih mudah daripada yang tercantum diatas.
Misalnya saja kandungan nutrisi dari Fe atau Mn ternyata hampir sama atau sebanding dengan
kandungan unsur hara dari S atau Mg. Kandungan unsur hara mikro sering melampui kebutuhan
fisiologisnya. Hal ini juga terjadi pada Mn. Klorida juga dibutuhkan dalam jumlah yang cukup tinggi
pada beberapa spesies tanaman yang dibutuhkan pada proses fotosintetis.
     Banyak para pencinta tanaman hias, bertanya tentang komposisi kandungan pupuk dan
prosentase kandungan N, P dan K yang tepat untuk tanaman yang bibit, remaja atau dewasa/indukan.
Berikut ini adalah fungsi-fungsi masing-masing unsur tersebut :
a.   Nitrogen ( N )
-Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
-Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri
-Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
-Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun
-Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan,
daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
b. Phospat ( P )
-Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
-Merangsang pembungaan dan pembuahan
-Merangsang pertumbuhan akar
-Merangsang pembentukan biji
-Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
-Tanaman yang kekurangan unsur P gejalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun
berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )
c.    Kalium ( K )
-Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air.
-Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
-Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun
berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul
bercak coklat pada pucuk daun.
      Sedangkan unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil antara lain Besi (Fe),
Mangaan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B), Klor (Cl).
A. Besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan unsure mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero (Fe2+).
Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organik). Mineral Fe antara lain
olivin (Mg, Fe)2SiO, pirit, siderit (FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3) dan
ilmenit (FeTiO3) Besi dapat juga diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe dibuat dalam
bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang lain. Fe
dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat
daundianggap lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang
mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis dan
efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam
perkembangan kloroplas. Sitokrom merupakan enzim yang mengandung Fe porfirin. Kerja katalase
dan         peroksidase       digambarkan        secara        ringkas       sebagai        berikut:
a. Catalase : H2O + H2O O2 + 2H2O
b. Peroksidase : AH2 + H2O A + H2O
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme. Proses
tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabakan
terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna
Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom
secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan
mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.
B. Mangaan (Mn)
Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap
dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan lewat daun. Mn dalam
tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari logam yang satu ke organ lain yang
membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat
dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit
(MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn
dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral
sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar
antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan oksida, baik
bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan
oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn. Mn merupakan penyusun ribosom dan juga
mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah
enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam
kloroplas,ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada
tanaman
berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar
sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan
dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
C. Seng (Zn)
Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan dalam tanah alkalis mungkin diserap dalam
bentuk monovalen Zn(OH)+. Di samping itu, Zn diserap dalm bentuk kompleks khelat, misalnya Zn-
EDTA. Seperti unsure mikro lain, Zn dapat diserap lewat daun. Kadr Zn dalam tanah berkisar antara
16-300 ppm, sedangkan kadar Zn dalam tanaman berkisar antara 20-70 ppm. Mineral Zn yang ada
dalam tanah antara lain sulfida (ZnS), spalerit [(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit (ZnO),
wellemit (ZnSiO3 dan ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim anolase, aldolase, asam
oksalat dekarboksilase, lesitimase,sistein desulfihidrase, histidin deaminase, super okside demutase
(SOD), dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis
auxin, pemanjangan sel dan ruas batang. Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran
yang berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi
sering    menunjukkan    adanya    gejala   defisiensi   Zn,   terytama   pada    tanah    berkapur.
Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil
dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.
D. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++ dan mungkin dapat diserap dalam bentuk senyaewa
kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine tetra acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu
diethilen triamine penta acetate acid). Dalam getah tanaman bik dalam xylem maupun floem hampir
semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cu dalam akar tanaman dan dalam
xylem              >              99%               dalam              bentuk              kompleks.
Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit
(CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)],
kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit
[Cu4(OH)6SO4]. Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin.
Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing molekul mengandung satu
atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.
Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam
butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap
perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan
lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain: pembungaan dan pembuahan terganggu,
warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan
tangkai daun lemah.
E. Molibden (Mo)
Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan toksis relatif besar. Bila
tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal
ini agak berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500
ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung Mo. Mineral lempung yang terdapat di dalam
tanah antara lain molibderit (MoS), powellit (CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo) dalam larutan
sebagai kation ataupun anion. Pada tanah gambut atau tanah organik sering terlihat adanya gejala
defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan senyawa organik Mo membentuk senyawa khelat yang
melindungi Mo dari pencucian air. Tanah yang disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo
dalam tanah. Hal ini disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II)
oksida hidrat.
Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine
oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan
Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga
terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering
kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina
hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
F. Boron (B)
Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar antara 7-80 ppm.
Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman
hanya sekitar 5%dari kadar total boron dalam tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke
akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi. Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk
senyawa organik. Boron juga banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses substitusi
isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+. Mineral dalam tanah yang mengandung boron antara lain
turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut
terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah mengalami metomorfosis. Mineral lain yang
mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit
(NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3
+ Fe2O3).
Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat,
protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan
diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejal defisiensi hara mikro
ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die
back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit.
G.Klor(Cl)
Klor merupakan unsure yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap pula
berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar
2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-1200
ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam tanah tidak diikat oleh mineral,
sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air draiinase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan,
oleh karena itu, hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan
masalah keracunan tanaman. Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose
sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain,untuk tanaman
kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari
proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen.
Adapun defisiensi klor adalah antara lain: pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun
lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk
BAB III
                         ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA



A. Acara A.5: Pengaruh kadar garam terhadap penyerapan air dan pertumbuhan
             tanaman

   Alat :
     1.   Botol
     2.   Kapas
     3.   Karton penutup
     4.   Penggaris
     5.   Gelas ukur
     6.   Pipet ukur
   Bahan :
     1.   Semai Vigna sinensis
     2.   Larutan NaCl
     3.   Akuades
   Cara kerja:
     1. Larutan NaCl dibuat dengan konsentrasi: 0; 0,25; 0,05; 0,1; dan 0,2M.
          Cara membuatnya:
     2. Aquades dimasukkan sebanyak 200ml ke dalam masing – masing botol.
     3. Semai tanaman Vigna sinensis diambil dan dibersihkan akar tanaman tersebut dari
          sisa tanah menggunakan air keran lalu dicuci ulang menggunakan aquades.
     4. Panjang batang atas kotiledon diukur kemudian dimasukkan ke dalam botol hingga
          akarnya terendam larutan.
     5. Permukaan atas larutan pada masing – masing botol ditandai dengan menggunakan
          spidol/ label dan diamati setiap 2 hari sekali. Larutan akuades ditambahkan hingga
          permukaan larutan kembali ke volume awal (sesuai tanda) apabila larutan akuades
          berkurang.
     6. banyaknya akuades yang ditambahkan dicatat dan diamati keadaan morfologi
          tanaman setiap melakukan pengamatan.
B. Acara A.6: Membuat larutan hara dan melihat tanda defisiensi

   Alat:
     1. Botol berwarna gelap
     2. Gelas ukur
     3. Pipet ukur
     4. Kapas
     5. Karton


   Bahan:
     1. Semai Vigna sinensis
     2. Larutan Ca(NO3)2       1M
     3. Larutan KNO3           1M
     4. Larutan KCl            1M
     5. Larutan NaNO3          1M
     6. Larutan MgSO4          1M
     7. Larutan KH2(PO4)2      1M
     8. Larutan FeCl3          1M
     9. Akuades


   Cara kerja:
     1. Larutan hara dibuat masing – masing dengan konsentrasi 1M.
     2. Isikan larutan yang telah dibuat ± 250 ml ke dalam botol yang telah disediakan.
     3. Akar semai yang telah dibersihkan dengan akuades dimasukkan ke dalam botol
        kemudian tanaman tersebut ditegakkan dengan menggunakan karton penyangga atau
        kapas.
     4. Permukaan atas larutan ditandai.
     5. Setiap 2 hari sekali diamati dan akuades ditambahkan hingga mencapai tanda apabila
        air berkurang.
     6. Tinggi tanaman, jumlah daun, dan morfologi tanaman diukur dan dicatat. Setelah
        seminggu, larutan hara diganti.
BAB IV
                                                                                                            PEMBAHASAN




                   Acara A.5: Pengaruh kadar garam terhadap penyerapan air dan pertumbuhan tanaman



                   Tabel 1.1. Hasil Pengamatan Pengaruh Kadar Garam Terhadap Penyerapan Air Pada Tanaman

                   Kacang Panjang
        Kons        Volume Air yang Ditambahkan (ml)


        NaCl        Hari ke-0                               Hari ke-2                                                  Hari ke-5                                                        Hari ke-7                                         Σ     pe+an
                    1     2      3       4   5      R       1         2         3            4          5      R       1         2           3         4          5          R          1       3         4            5          R       air
        0M                                                  2,0       0,0       0,0          3,4               1,4     1,0       5,6         0,0       5,8        3,0        3,1                          4,0          10,0       7,0     11,4
        0.025
        M                                                   3,0       3,2       9,0          4,6               5,0     3,0       0,2         0,0       3,3        6,0        2,5                          3,6          5,0        4,3     11,8
        0,05
        M                                                   3,0       2,4       8,0          3,8               4,3     7,0       2,6         4,3       3,0        8,0        5,2                          5,6          2,0        3,8     13,3
        0,1 M                                               4,0       7,0       8,0          5,5               6,1     3,0       1,6         0,0       1,0        5,0        2,1                          3,6          4,0        3,8     12,0
        0,2 M                                               7,0       5,0       14,0         4,0               7,5     2,0       2,2         0,0       3,9        1,0        1,8                          3,0                             9,3




                   Tabel 1.2. Hasil Pengamatan Pengaruh Kadar Garam Terhadap Pertumbuhan Batang Tanaman

                   Kacang Panjang

Kons        Panjang Batang

NaCl        Hari ke-0                                             Hari ke-2                                                  Hari ke-5                                                      Hari ke-7                                              +an
            1      2      3          4       5          R         1         2         3          4      5          R         1         2           3       4          5          R          1       2           3          4       5       R       panjang

0M          15,0   11,8   20,5       16,8    22,0       17,2      15,0      11,9      20,5       16,8   22,0       17,2      15,0      11,9        21,0    16,9       28,5       18,7       15,0    12,1        21,0       20,6    29,0    19,5    3.2 cm
0.025
M           27,0   8,6    23,5       13,2    21,4       18,7      28,0      9,1       23,5       13,2   21,4       19,0      29,0      9,1         24,0    13,4       21,5       19,4       30,0    9,3         24,0       13,7    21,7    19,7    0.7 cm
0,05
M           18,0   10,7   27,0       17,4    19,0       18,4      18,0      11,1      27,0       17,4   19,0       18,5      18,0      11,2        26,0    17,5       22,0       18,9       18,0    11,1        25,5       20,6    22,5    19,5    3.6 cm
0,1
M           18,0   8,5    23,0       17,1    20,0       17,3      20,0      10,2      23,0       17,1   20,0       18,0      21,0      10,2        23,0    17,2       21,0       18,5       22,0    10,0        23,5       17,6    21,0    18,8    3.3 cm
0,2
M           16,0   8,1    27,5       13,1    15,0       15,9      16,0      11,2      27,5       13,1   15,0       16,6      18,0      11,2        27,0    13,4       17,6       17,4       18,0    11,2        27,0       13,8    17,6    17,5    4.5 cm
Tabel 1.3. Hasil Pengamatan Morfologi Tanaman


           keadaan tanaman
kons.
           hari
NaCl
           ke-0    hari ke-2         hari ke-5                           hari ke-7
0M                 masih segar       1 daun paling bawah agak kuning     daun kedua kuning, daun ketiga layu
                                     1 daun paling bawah kuning, 1
0.025 M            masih segar       daun rontok                         ketiga daun hijau semua
                                                                         daun kedua berwarna kuning, daun ketiga
0.05 M             masih segar       daun - daun masih hijau tapi layu   layu
0.1 M              masih segar       daun berwarna kuning                daun pertama berwarna kuning
                                     bagian bawah batang berwarna        daun   kedua   layu,   kuning,   dan   mulai
0.2 M              masih segar       coklat                              mengering




         Pembahasan:
            Dari pengamatan pada kegiatan A5 yang kami lakukan yaitu tentang pengaruh kadar garam
          terhadap penyerapan air pada tanaman kacang panjang dapat dilihat kemampuan tanaman untuk
          mengabsorbsi air yang mengandung kadar garam yang berbeda. Pada praktikum ini kami
          menggunakan 5 tanaman yang akarnya di masukkan ke dalam botol yang diisi larutan garam
          dengan konsentrasi berbeda. Konsentrasi garam yang digunakan yaitu 0,025; 0,05; 0,1; 0,2 M
          dan konsentrasi 0 sebagai kontrol. Kadar garam yang berbeda ini dapat mempengaruhi
          penyerapan air sehingga berdampak pada pertumbuhan tanaman.
            Pada tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa:
                     pada hari kedua penyerapan air paling banyak yaitu pada tanaman yang diberi air
                     dengan konsentrasi 0,2 M yaitu rata-rata 7,5 mL. Sedangkan tanaman yang paling
                     sedikit menyerap air yaitu tanaman dengan air yang berkonsentrasi garam 0 M yaitu
                     rata – rata 1.4mL.
                     Pada hari kelima tanaman yang paling banyak menyerap air tanaman yang diberi air
                     dengan konsentrasi 0,05 M yaitu rata-rata 5,2 mL sedangkan yang paling sedikit
                     menyerap air yaitu tanaman dengan konsentrasi 0,2 M yaitu sekitar 1,8 mL.
                     Sedangkan pada hari terakhir pengamatan yaitu pada hari ke-7, tanaman yang paling
                     banyak menyerap air yaitu tanaman dengan konsentrasi garam 0 M yaitu sekitar 7
                     mL sedangkan yang paling sedikit menyerap garam yaitu tanaman dengan
                     konsentrasi garam 0,2 M yaitu sekitar 3 mL.
Dapat dilihat perubahan di sini, di mana pada hari kedua tanaman dengan konsentrasi 0,2 M
merupakan tanaman yang paling banyak menyerap air, sedangkan pada hari ke-5 dan ke 7
tanaman tersebut menjadi tanaman yang paling sedikit menyerap air. Begitu pula dengan
tanaman yang diberi air dengan konsentrasi garam 0 M pada hari kedua menjadi tanaman yang
paling banyak menyerap air, tetapi pada hari ke-7 menjadi tanaman yang paling sedikit
menyerap air. Tumbuhan yang diberi larutan garam konsentrasi yang tinggi cenderung menyerap
air lebih sedikit daripada tanaman yang diberi larutan garam dengan konsentrasi lebih rendah.
Hal ini terjadi karena semakin banyak konsentrasi garamnya potensial air di dalam botol lebih
rendah daripada potensial air di dalam tubuh tumbuhan. Akibatnya meskipun tanaman diletakkan
di botol yang berisi larutan, tanaman akan kesulitan menyerap air dan cenderung melepaskan air,
karena untuk menyerap air digunakan mekanisme osmosis di mana air bergerak dari potensial air
yang tinggi ke potensial air yang rendah. Sebaliknya tanaman dengan larutan garam
berkonsentrasi garam lebih rendah dapat lebih mudah melakukan penyerapan air karena
potensial air pada botol lebih tinggi daripada potensial air pada tanaman sehingga air akan lebih
mudah di serap tanaman melalui mekanisme osmosis.

   Pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa tanaman yang paling tinggi pertumbuhannya yaitu tanaman
yang diberi larutan dengan konsentrasi garam 0 M yaitu pertambahan tinggi rata-rata 2,3 cm
dalam waktu seminggu, sedangkan tanaman yang paling rendah pertumbuhannya yaitu tanaman
dengan larutan dengan konsentrasi garam 0,025 yaitu rata-rata 0,96 cm. Pada tabel 1.3 terlihat
bahwa:

          Pada hari ke-2 semua tanaman masih tampak segar dan hijau, kurang lebih sama
          seperti tanaman pada hari 0 (awal praktikum).
          Pada hari ke-5 tanaman dengan larutan garam konsentrasi 0; 0,025; dan 0,1 daunnya
          ada yang menguning dan ada yang rontok, sedangkan tanaman dengan konsentrasi
          0,05 tetap hijau tetapi agak layu dan tanaman dengan larutan garam konsentrasi 0,2
          tetap hijau daunnya tetepi bagian bawah batangnya berwarna kecoklatan.
          Pada hari ke-7 hampir tanaman daunnya menguning dan ada yang mengering yaitu
          pada larutan garam konsentrasi 0,2 M, tetapi pada tanaman dengan larutan garam
          0,025 M sisa daunnya yg belum rontok masih hijau.

   Menurut beberapa referensi yang kami baca bahwa tanaman yang diberi larutan konsentrasi
   lebih rendah lebih mudah menyerap air daripada tanaman yang diberi larutan garam
   berkonsentrasi tinggi. Air dalam tubuh tumbuhan sangat penting bagi pertumbuhan sebagai
penyusun sel. Jika air yang diserap sedikit/ tidak sesuai kebutuhan maka tanaman akan layu
                         dan mati. Pada praktikum ini, tanaman yang tidak diberi larutan garam pertumbuhannya lebih
                         subur daripada tanaman yang diberi larutan garam. Tetapi pada data kelas yang kami peroleh
                         larutan yang diberi larutan garam paling tinggi yaitu dengan konsentrasinya 0,2 M
                         pertumbuhannya lebih tinggi daripada tanaman dengan konsentrasi yang lebih rendah yaitu
                         0,025 M. Mungkin karna ada faktor lain, seperti kesalahan pengukuran. Tetapi disini ada
                         pembuktian yang benar bahwa tanaman yang diberi larutan dengen konsentrasi garam lebih
                         tinggi akan lebih muda layu daripada tanaman yang diberi larutan konsentrasi rendah.

                         Dari praktikum ini, kami menarik kesimpulan bahwa konsentrasi garam dapat mempengaruhi
                         penyerapan air pada tanaman. Semakin tinggi kadar garamnya semakin sulit tumbuhan untuk
                         menyerap air, sehingga tanaman dapat mengalami kekurangan cairan dan akan mati.




                        Acara A.6: Membuat larutan hara dan melihat tanda defisiensi

              Tabel 1.1. Hasil Pengamatan Pengaruh Kadar Garam Terhadap Penyerapan Air Pada Tanaman

              Kacang Panjang

          Tinggi Tanaman

          Hari ke-0                                  Hari ke-2                                 Hari ke-5                                 Hari ke-7


Medium    1      2       3      4      5      R      1      2      3      4      5      R      1      2      3      4      5      R      1      2      3      4      5      R


Lengkap                                              16,0   13.5   13,5   13,0   15.5   14,2   12,0   9,0    8,0    7,0    9,0    9,0    12,0   9,0    8,0    7,0    9,0    9,0


Tanpa P                                              17,0   13,0   11,5   15,0   11,0   13,5   17,0   13,0   12,0   15,0   11,0   13,6   17,0   13,5   13,0   15,0   11,0   13,9


Tanpa N   9,0    8,0     10,0   10,0   11,0   9,6    9,0    8,0    10,0   10,0   11,0   9,6


Tanpa K   16,3   16,6    15,0   13,5   12,0   14,7   16,4   17,1   14,0   14,1   12,1   14,7   16,5   18,2   14,6   13,6   13,0   15,2   16,2   18,3   15,5   13,5   12,9   15,3


Minimal   8,5    10,0    9,5    10,0   11,5   9,9    8,7    10,0   9,4    9,2    12,4   9,9    8,5    10,0   9,0    10,0   10,0   9,5    8,5    10,0   9,2    9,5    11,7   9,8


Kontrol   13,0   16,0                         14,5   14,4   17,6                        16,0   22,1   24,5                        23,3   21,0   25,0                        23,0
Tabel 2.2. Hasil Pengamatan Jumlah Daun pada Percobaan Gejala Defisiensi Tanaman Kacang

Panjang



          Jumlah Daun
Medium    Hari ke-0                  Hari ke-2                    Hari ke-5            Hari ke-7
          1   2    3   4    5    R   1   2   3     4   5   R      1   2   3    4   R   1    2   3   4   5   R
Lengkap   5   5    2   2    5    4   5   5   2     2   2   3      1   3   2    2   2   0    0   0   0   0   0
Tanpa P                              7   6   5     5   6   6      7   6   5    5   6   5    4   5   5   7   5
Tanpa N   4   4    3   2    6    4   1   1   3     0   6   2
Tanpa K   2   7    2   2    2    3   3   6   4     5   4   4      6   2   6    6   5   6    5   1   4   6   4
Minimal   2   2    2   2    8    3   2   2   2     2   8   3      2   2   2    5   4   0    2   2   2   6   2
Kontrol   2   2                  2   5   2                 4      5   5            5   8    7               8



Tabel 2.3. Hasil Pengamatan Keadaan Tanaman pada Percobaan Gejala Defisiensi Tanaman Kacang

Panjang
          Keadaan Tanaman
Medium    Hari ke-0              Hari ke-2                 Hari ke-5                       Hari ke-7
                                                                                           semua        daun    mengering,
Lengkap   segar, hijau           segar, hijau              semua daun layu                 berwarna coklat dan rontok
                                 tanaman           msh     daun tanaman 1&2 mulai          daun yg letaknya paling bawah
Tanpa P                          segar                     layu                            sudah mulai layu
          tanaman terlihat
Tanpa N   subur                  tanaman mati              tanaman mati                    tanaman mati
          tanaman terlihat       tanaman no 2+4            tanaman            no   2,3,4
Tanpa K   segar                  menguning                 menguning
          batang           dan
Minimal   daun msh segar         daun agak layu            daun ada yg menguning
          batang & daun          daun    &       batang    batang         segar,   daun
Kontrol   msh segar              sangat bagus              tumbuh tinggi



    Pembahasan:
      Pengamatan A.6 dilakukan oleh kelompok B, yaitu mengenai macam – macam kombinasi
   larutan hara yang dicampur dan gejala defisiensi (kekurangan larutan hara) pada tumbuhan.
   Pengamatan ini dilakukan selama 7 hari (seminggu) dengan mengamati tinggi tanaman, jumlah
   daun, dan keadaan tanaman. Perbandingan ini, dilakukan pada hari ke – 0, hari ke – 2, hari ke –
   5, dan hari ke – 7. Terdapat 6 medium dengan 5 medium menggunakan larutan hara yang
berbeda – beda dan 1 medium sebagai kontrol. Keenam medium tersebut menggunakan botol
    kaca, dengan ketentuan sebagai berikut:
           Medium lengkap menggunakan larutan garam Ca(NO3)2 1M, KNO3 1M, MgSO4 1M,
           KH2(PO4)2 1M, dan larutan FeCl3 1M.
           Medium tanpa P menggunakan larutan Ca(NO3)2 1M, KNO3 1M, KCl 1M, MgSO4 1M,
           dan larutan FeCl3 1M.
           Medium tanpa N menggunakan larutan garam KCl 1M, MgSO4 1M, KH2(PO4)2 1M, dan
           larutan FeCl3 1M..
           Medium tanpa K menggunakan larutan garam Ca(NO3)2 1M, MgSO4 1M, NaNO3 1M, dan
           larutan FeCl3 1M.
           Medium minimal menggunakan larutan MgSO4 1M dan FeCl31M.
           Medium kontrol hanya menggunakan akuades.


 Berdasarkan tabel 2.1 mengenai tinggi tanaman, dapat dilihat bahwa:
    -   Medium lengkap pada hari kedua rata – rata tinggi tanaman 14,2cm sedangkan pada hari
        kelima dan ketujuh justru menurun, yaitu hari kelima rata – ratanya menjadi 9.0 cm dan hari
        ketujuh rata – ratanya 9.0 cm.
        Perbedaan rata – rata tinggi tanaman yang justru menurun ini kami anggap tidak valid karena
        dengan penggunaan medium lengkap (menggunakan larutan essential N, P, K) seharusnya
        tanaman dapat menjadikan tanaman tumbuh subur dan tinggi tanaman dapat bertambah.
        Namun berdasarkan data yang diperoleh justru sebaliknya, tanaman menjadi mengecil
        ukurannya (tingginya). Menurunnya tinggi tanaman inilah yang menurut kami tidak valid
        karena berkurangnya tinggi tanaman bukan dinamakan mengerdil. Mengerdil adalah
        pertumbuhan lambat pada suatu tanaman hingga suatu ketika mencapai titik hentinya.
        Padahal pada medium lengkap, tidak mungkin tanaman bisa mengerdil. Ketidakvalidan data
        yang diperoleh ini dapat disebabkan antara lain karena kurang teliti dalam melakukan
        pengukuran, pengukuran dilakukan oleh orang yang berbeda tanpa melihat pengukuran awal
        (data awal yang didapat), dan lain sebagainya.
        Ketidakvalidan data akan kami sajikan secara lebih jelas sebagai berikut:
                                   Tinggi tanaman
                    kelompok
                                   Hari ke 2   Hari ke 5   Hari ke 7
                    1              16.0 cm     12.0 cm     12.0 cm
                    2              13.5 cm     9.0 cm      9.0 cm
3           13.5 cm    8.0 cm       8.0 cm
                  4           13.0 cm    7.0 cm       7.0 cm
                  5           15.5 cm    9.0 cm       9.0 cm


    Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa pada hari kedua tinggi tanaman berkisar
    antara 13.0 cm – 16.0 cm, sedangkan hari kelima tinggi tanaman justru menurun menjadi
    antara 7.0 cm – 12.0 cm. Anehnya lagi, pada hari ketujuh tinggi tanaman cenderung sama
    persis dengan hari kelima. Padahal seharusnya dengan penggunaan medium lengkap, tinggi
    tanaman dapat bertambah, bukan menurun atau menjadi kerdil. Kerdil (pertumbuhan
    lambat) pada tanaman biasanya disebabkan karena tidak ada salah satu atau beberapa unsur
    makro entah N, P, ataupun K.
-   Pada hari ke – 0 tinggi tanaman paling tinggi terdapat pada medium tanpa K dengan rata –
    rata 14,7 cm. Sedangkan paling kecil terdapat pada tanaman dengan medium tanpa N dengan
    rata – rata tinggi tanaman 9.6 cm.
-   Pada hari kedua, rata – rata tinggi tanaman paling tinggi terdapat pada medium kontrol
    (akuades) yaitu dengan rata – rata 16.0 cm dan paling kecil terdapat pada medium tanpa N.
-   Pada hari kelima, rata – rata tinggi tanaman paling tinggi terdapat pada medium kontrol
    (akuades) yaitu dengan rata – rata 23.3 cm sedangkan paling kecil terdapat pada medium
    minimal dengan rata – rata 9.5 cm.
-   Pada hari ketujuh rata – rata tinggi tanaman paling tinggi terdapat pada medium kontrol juga
    yaitu dengan rata – rata 23.0 cm dan paling kecil pada medium lengkap yaitu 9.0 cm.
-   Ada peningkatan tinggi tanaman yaitu terjadi pada tanaman:
    1. Medium tanpa P dengan rata – rata hari ke-2: 13,5 cm; hari ke-5:13,6 cm; dan hari ke-7:
       13,9 cm.
    2. Medium tanpa K juga mengalami peningkatan yaitu pada hri ke-0 dan ke-2 rata – rata
       tingginya 14,7 cm sedangkan pada hari ke-5: 15,2 dan hari ke-7: 15,3 cm.
    3. Medium kontrol juga sempat mengalami kenaikan rata – rata tinggi tanaman hingga hari
       ke-5, (hari ke-0:14,5 cm; hari ke-2:16,0 cm; hari ke-5: 23,3 cm) sedangkan pada hari ke-7
       mengalami penurunan rata – rata tinggi tanaman yaitu menjadi 23,0 cm.
    Tinggi tanaman tersebut dapat bertambah karena kebutuhan nutrisi pada medium – medium
    yang di atas masih tercukupi walaupun ada unsur makro yang dibatasi (ada unsur yang
    dihilangkan). Jika kebutuhan nutrisi sudah tidak tercukupi, maka pertumbuhannya akan
    terhambat, dan dalam pertumbuhannya berlangsung sangat lambat, bahkan tanaman tersebut
akan berhenti pertambahan tingginya. Pertumbuhan yang melambat hingga pada titik henti
        tanaman itu tumbuh dinamakan dengan mengerdil. Namun berdasarkan data – data yang
        didapat, masih banyak terdapat pengukuran tinggi tanaman yang menurun. Data – data
        seperti tulah yang rancu / tidak valid. Misalnya saja pada hari ke kedua medium lengkap
        kelompok 1 tingginya 16.0 cm, sedangkan pada hari kelima kelompok satu ,medium lengkap
        menjadi 12.0 cm. Pada pertumbuhan tanaman, pertambahan tinggi suatu tanaman tidak akan
        menurun (mengecil) sekalipun dikatakan sebagai mengerdil, karena mengerdil bukan
        disebabkan oleh berkurangnya tinggi tanaman. Dan kekurangan unsur atau nutrisi tertentu,
        yang dapat dilihat dari gejala fisik tanaman terutama pada bagian daun dan batang itulah
        yang disebut dengan defisiensi.
        Gejala defisiensi berdasarkan referensi yang kami dapatkan antara lain:
        a. Defisiensi unsur P       : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna
                                      keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )
        b. Defisiensi unsur K       : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau
                                      gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun
                                      menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
        c. Defisiensi unsur N       : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun
                                      sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan
                                      mati.
 Berdasarkan rata – rata tabel 2.2, mengenai jumlah daun pada percobaan gejala defisiensi, dapat
    dilihat bahwa:
    -   Pada hari ke-0, rata – rata tertinggi jumlah daun terdapat pada medium lengkap dan medium
        tanpa N yaitu 4 daun.
    -   Pada hari ke-2, rata – rata tertinggi jumlah daun terdapat pada medium tanpa P, yaitu 6 daun.
    -   Pada hari ke-5, rata – rata tertinggi jumlah daun terdapat pada medium tanpa P, yaitu 6 daun.
    -   Dan pada hari ke-7, rata – rata tertinggi jumlah daun terdapat pada medium kontrol, dengan
        jumlah 8 daun.


 Berdasarkan tabel 2.3 mengenai keadaan tanaman, dapat dilihat bahwa:
    -   Pada hari ke-0 keadaan tanaman masih sangat baik, tanaman terlihat segar, subur, dan hijau.
        Hingga hari ke-2 medium kontrol, medium tanpa P dan medium lengkap masih dalam
        keadaan yang sangat bagus (seperti keadaan awal/ hari ke-0), sedangkan pada medium, tanpa
        N, tanpa K, dan medium minimal sudah menandakan gejala – gejal defisiensi. Pada hari ke-2
medium tanpa N tanaman sudah mati. Pada medium tanpa K, tanaman no.2 dan 4 sudah
       mulai menguning. Pada medium minimal, daunnya sudah agak layu.
-      Pada hari ke-5 hanya medium kontrol yang masih terlihat segar batangnya dan daunnya
       tumbuh lebih tinggi.
-      Pada hari ke-7, medium lengkap semua daunnya mengering, berwarna coklat, dan rontok.
       Medium tanpa P, daun yang letaknya paling bawah sudah mulai layu. Sedangkan medium –
       medium lainnya, tanamannya sudah mati.
-      Hal ini dapat terjadi karena mayoritas mahasiswa/praktikan tidak hati – hati dalam
       memasang karton penyangga sehingga tanaman terjepit dan mati sehingga pengamatan ini
       datanya tidak valid. Terjepitnya batang tanaman menyebabkan pergerakan ion dari korteks
       ke stele terhalang.
Menurut referensi yang kami dapatkan, pengaruh unsur N, P, K pada suatu tanaman antara lain:
Nitrogen ( N )
-Merangsang                   pertumbuhan                     tanaman                    secara               keseluruhan.
-Merupakan           bagian         dari         sel      (         organ          )       tanaman         itu       sendiri
-Berfungsi         untuk       sintesa       asam             amino         dan        protein        dalam        tanaman
-Merangsang          pertumbuhan            vegetatif           (     warna            hijau      )     seperti        daun
-Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau
kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
Phospat ( P )
-Berfungsi        untuk       pengangkutan             energi       hasil         metabolisme         dalam        tanaman
-Merangsang                           pembungaan                                   dan                           pembuahan
-Merangsang                                               pertumbuhan                                                  akar
-Merangsang                                                pembentukan                                                  biji
-Merangsang          pembelahan            sel         tanaman        dan          memperbesar            jaringan       sel
-Tanaman yang kekurangan unsur P gejalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil,
daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )
Kalium                                       (                                         K                                   )
-Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk
air.
-Meningkatkan                daya          tahan/kekebalan              tanaman                terhadap            penyakit
-Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun
berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering,
timbul bercak coklat pada pucuk daun.
BAB V
                                         KESIMPULAN




Acara A5: Pengaruh kadar garam terhadap penyerapan air dan pertumbuhan tanaman

       Perbedaan konsentrasi garam mempengaruhi kemampuan tumbuhan dalam menyerap air.
       Semakin tinggi konsentrasi garam, semakin rendah kemampuan tumbuhan dalam menyerap
       air karena semakin tinggi konsentrasi garam semakin rendah potensial airnya, sehingga
       tumbuhan akan kesulitan untuk menyerap air. Akibatnya dapat terjadi kekurangan cairan yang
       dapat menghambat pertmbuhan.


Acara A.6: Membuat larutan hara dan melihat tanda defisiensi
       Setiap tanaman membutuhkan nutrisi dalam pertumbuhannya. Nutrisi itu dibutuhkan dalam
       jumlah banyak (makro) dan sedkit (mikro). Unsur yang dibutuhkan dalam jumlah banyak
       yaitu nitrogen (N), kalium (K), dan fosfat (P). Larutan yang mengandung N adalah Ca(NO3)2
       ,KNO3,   dan NaNO3. Larutan yang mengandung P adalah KH2(PO4)2, sedangkan larutan yang
       mengandung K adalah KNO3, KH2(PO4)2, dan KCl.
       Jika dibatasi salah satu unsur atau beberapa unsur tersebut mengakibatkan adanya gejala
       defisiensi.
       Defisiensi tanaman dapat diketahui berdasarkan keadaan fisik tanaman tersebut seperti tinggi
       tanaman maupun morfologi tanaman. Defisiensi dapat dilihat sebagai berikut:

       a. Defisiensi unsur P       : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna
                                     keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )
        b. Defisiensi unsur K      : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau
                                     gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun
                                     menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
        c. Defisiensi unsur N      : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun
                                     sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan
                                     mati.
       Namun data yang diperoleh dari praktikum A.6 tidak sesuai dengan referensi karena
       percobaan yang dilakukan kurang teliti, batang tanaman terjepit dengan karton penyangga, dll
sehingga menyebabkan data tidak valid dan tanaman yang ingin diuji gejala defisiensinya
    justru mati dan tidak karuan hasilnya.




DAFTAR PUSTAKA


  http://blog.uad.ac.id/novihardiniputri/files/2011/12/hubungan-tumbuhan-dengan-air3.pdf diakses
  tanggal 23 Maret 2012.
  http://elysafit08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/pengaruh-osmotik-konsentrasi-garam-hara-
  terhadap-absorbsi-air-dan-pertumbuhan-tanaman/ diakses pd tanggal 23 maret 2012.
  http://rpks.blogspot.com/2011/03/gejala-defisiensi.html diakses pd tanggal 23 maret 2012.
  http://www.searchqu.com/web?src=derr&appid=102&systemid=406&q=https%3A%2F%2Fptop.only.wip.la%3A443%2Fhttp%2Frioar
  di.wordpress.com%2F2009%2F03%2F03%2Funsur-hara-dalam-tanah-makro-dan-mikro%2F
  diakses pd tanggal 23 maret 2012.

More Related Content

DOCX
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 3
PDF
Sarana dan prasarana administrasi perkantoran
DOC
Laporan pengaruh auksin(limited edition)
DOC
Acara i pengolahan tanah
PPTX
PENGARUH UNSUR FE (BESI) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
DOCX
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
PPTX
6. beban kerja mnrt pendekatan pwc
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 3
Sarana dan prasarana administrasi perkantoran
Laporan pengaruh auksin(limited edition)
Acara i pengolahan tanah
PENGARUH UNSUR FE (BESI) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
6. beban kerja mnrt pendekatan pwc

What's hot (20)

PDF
Pratikum akuntansi perusahaan jasa mulia modiste - lembar soal
DOCX
Makalah teknologi benih lanjutan
PDF
DOCX
Penyemaian benih
PPTX
Neraca Lajur Perusahaan Dagang
PPTX
Kwu studikasus3
DOCX
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
DOCX
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
DOCX
10. ATP ELEMEN TEKPER.docx
PPTX
Sistematika Karya Tulis Ilmiah
DOCX
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
PPT
Akuntansi kas
PDF
Produk kerajinan dari bahan kerang kaca keramik dan botol plastik
PDF
Bab iv bahan organik tanah
PDF
KB 1 Format Penulisan Karya Tulis Ilmiah
DOCX
Hubungan tanah air dan tanaman
DOCX
Laporan kesuburan tanah
DOCX
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
DOCX
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
DOCX
laporan pengetahuan bahan pangan umbi umbian
Pratikum akuntansi perusahaan jasa mulia modiste - lembar soal
Makalah teknologi benih lanjutan
Penyemaian benih
Neraca Lajur Perusahaan Dagang
Kwu studikasus3
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
10. ATP ELEMEN TEKPER.docx
Sistematika Karya Tulis Ilmiah
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
Akuntansi kas
Produk kerajinan dari bahan kerang kaca keramik dan botol plastik
Bab iv bahan organik tanah
KB 1 Format Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Hubungan tanah air dan tanaman
Laporan kesuburan tanah
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
laporan pengetahuan bahan pangan umbi umbian
Ad

Similar to 88528999 laporan-fstumb-a5-a6-gejala kahat (20)

PDF
Penuntun-Laboratorium-Fisiologi-Tumbuhan.pdf
PPTX
ppt fistummmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.pptx
DOCX
Praktikum iv laju transpirasi (mawar)
DOCX
Acara 4 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
DOC
makalah tumbuhan
DOCX
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
DOCX
Makalh pengambilan sampel air
PPTX
HUBUNGAN_TUMBUHAN_DENGAN_AIR-HUBUNGAN_TUMBUHAN_DENGAN_AIR-2.pptx
PPTX
TRANSPOR AIR
PPTX
Air dan Tanaman
PDF
Laporan Akhir Fisiologi Tumbuhan
PPTX
TRANSPIRASI, GUTASI, MEKANISME BUKA TUTUP STOMATA.pptx
PDF
FISTUM_3. HTAT.pdf
PPTX
Ilmu lingkungan
PDF
Laporan praktikum evapotranspirasi
PDF
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
DOC
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
PDF
AKL AIR.pdf
DOCX
Cheryl anam
PPTX
HUBUNGAN_TUMBUHAN_DENGAN_AIR-HUBUNGAN_TUMBUHAN_DENGAN_AIR.pptx
Penuntun-Laboratorium-Fisiologi-Tumbuhan.pdf
ppt fistummmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.pptx
Praktikum iv laju transpirasi (mawar)
Acara 4 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
makalah tumbuhan
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
Makalh pengambilan sampel air
HUBUNGAN_TUMBUHAN_DENGAN_AIR-HUBUNGAN_TUMBUHAN_DENGAN_AIR-2.pptx
TRANSPOR AIR
Air dan Tanaman
Laporan Akhir Fisiologi Tumbuhan
TRANSPIRASI, GUTASI, MEKANISME BUKA TUTUP STOMATA.pptx
FISTUM_3. HTAT.pdf
Ilmu lingkungan
Laporan praktikum evapotranspirasi
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
AKL AIR.pdf
Cheryl anam
HUBUNGAN_TUMBUHAN_DENGAN_AIR-HUBUNGAN_TUMBUHAN_DENGAN_AIR.pptx
Ad

88528999 laporan-fstumb-a5-a6-gejala kahat

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN “PENGARUH KADAR GARAM TERHADAP PENYERAPAN AIR DAN PERTUMBUHAN TANAMAN” DAN “MEMBUAT LARUTAN HARA DAN MELIHAT TANDA DEFISIENSI” Disusun oleh: KELOMPOK 4A LUSIANA AYU DAMAR SARI 10 1434 045 EVI LIANAWATI 10 1434 013 TEGAR YUDHA RESTUTI 10 1434 025 DWI PUTRI PASINGGI 10 1434 039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Air merupakan komponen utama dalam tumbuhan, dimana air menyusun 60-90% dari berat daun. Jumlah air yang dikandung tiap tanaman berbeda-beda, hal ini bergantung pada habitat dan jenis spesies tumbuhan tersebut. Tumbuhan herba lebih banyak mengandung air daripada tumbuhan perdu. Tumbuhan yang berdaun tebal mempunyai kadar air antara 85-90%, tumbuhan hidrofik 85-98% dan tumbuhan mesofil mempunyai kadar air antara 100-300 % Lebih dari 90% air yang diserap oleh akar akan dikeluarkan kembali ke lingkungannya. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dalam bentuk uap air disebut dengan transpirasi. Tumbuhan menyerap air dari tanah melalui rambut akar yang jumlahnya amat banyak, sehingga adanya rambut akar ini akan memperluas permukaan penyerapan. Ketika terjadi penyerapan, kemudian diangkut ke xilem akar, di dalam xilem akar akan terbentuk tekanan positif yang disebut tekanan akar. Tekanan akar yang relatif tinggi, dapat menimbulkan suatu fenomena yang dikenal sebagai gutasi. Pengangkutan air kebanyakan mengikuti lintasan apoplas, menembus epidermis dan korteks sampai mencapai endodermis. Pengangkutan selanjutnya terhalang oleh dinding kaspari, sehingga air harus menembus membran plasma dan protoplasma sel-sel endodermis untuk mencapai xilem akar. Dari akar air diangkut ke daun dan bagian-bagian lain yang memerlukan melalui xilem batang. Teori yang mutakhir yang banyak diterima oleh ahli botani tentang pengangkutan air dari akar sampai ke ujung tumbuhan yang tinggi adalah teori Kohesi-adhesi-tegangan. Menurut teori ini air di dalam berkas pengangkut memiliki tegangan karena molekul-molekul air berikatan membentuk suatu kolom yang ditarik oleh evaporasi dari atas.bukti yang pernah diamati menunjukkan bahwa gerakan air dimulai dari ujung batang yang paling atas dan pangkal pohon sedikit mengkerut ketika air mulai bergerak. Nutrisi anorganik diperlukan oleh tumbuhan. Penggolongkan tersebut didasarkan pada unsur-unsur esensial. Unsur esensial yang dibutuhkan dalam jumlah besar dinamakan unsur- unsur hara makro yang meliputi : C, H, O, N, S, P, K, Ca dan Mg. Sedangkan unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur hara mikro B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, Ni, dan Zn. Unsur ini diperlukan dalam proses metabolisme, sehingga bila terjadi kekurangan unsur ini (kekurangan nutrisi), tumbuhan akan memperlihatkan gejala hara yang disebut dengan defisiensi. Pada praktikum ini, akan dilakukan sebuah pengamatan tentang Pengaruh kadar
  • 3. garam terhadap penyerapan air dan pertumbuhan tanaman dan membuat larutan hara dan melihat tanda defisiensi. 2. PERMASALAHAN 1. Acara A.5: Pengaruh kadar garam terhadap penyerapan air dan pertumbuhan tanaman Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan NaCl terhadap penyerapan air tanaman Vigna sinensis? Bagaimanakah pengaruh konsentrasi larutan NaCl terhadap morfologi tanaman Vigna sinensis? 2. Acara A.6: Membuat larutan hara dan melihat tanda defisiensi Bagaimanakah tanda defisiensi pada tumbuhan? Bagaimanakah pengaruh kombinasi larutan hara terhadap morfologi tanaman Vigna sinensis? 3. TUJUAN 1. Acara A.5 : Pengaruh kadar garam terhadap penyerapan air dan pertumbuhan tanaman Mengetahui bagaimana pengaruh konsentrasi larutan NaCl terhadap penyerapan air tanaman Vigna sinensis Mengetahui bagaimana pengaruh konsentrasi larutan NaCl terhadap morfologi tanaman Vigna sinensis 2. Acara A.6: Membuat larutan hara dan melihat tanda defisiensi a. Mengetahui bagaimana tanda defisiensi pada tumbuhan Mengetahui pengaruh kombinasi larutan hara terhadap morfologi tanaman Vigna sinensis
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Air merupakan komponen utama dalam tumbuhan, dimana air menyusun 60-90 % dari berat daun. Jumlah air yang dikandung tiap tanaman berbeda-beda, hal ini bergantung pada habitat dan jemis spesies tumbuhan tersebut. Tumbuhan herba lebih banyak mengandung air daripada tumbuhan perdu. Tumbuhan yang berdaun tebal mempunyai kadar air antara 85-90 %, tumbuhan hidrofik 85-98 % dan tumbuhan mesofil mempunyai kadar air antara 100-300 %. Kuantitas air yang dibutuhkan oleh tanaman sangat berbeda-beda sesuai dengan jenis dan lingkungan dimana tumbuhan itu hidup. Tanaman herba menyerap air lebih banyak dibandingkan tanaman perdu. Tumbuhan golongan efemera yang hidup di daerah gurun, akan memanfaatkan hujan yang datang sekali dalam setahun untuk mulai hidup dan berkecambah, berbunga, berbuah dan mati sebelum air yang ada dalam tanah habis. Pertumbuhan yang cepat dan pendeknya umur tanaman tersebut merupakan suatu usaha untuk menghindari diri dari kekurangan air yang menimpanya. Lebih dari 90% air yang diserap oleh akar akan dikeluarkan kembali ke lingkungannya. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dalam bentuk uap air disebut dengan transpirasi. Tumbuhan menyerap air dari tanah melalui rambut akar yang jumlahnya amat banyak, sehingga adanya rambut akar ini akan memperluas permukaan penyerapan. Ketika terjadi penyerapan, kemudian diangkut ke xilem akar, di dalam xilem akar akan terbentuk tekanan positif yang disebut tekanan akar. Tekanan akar yang relatif tinggi, dapat menimbulkan suatu fenomena yang dikenal sebagai gutasi. Pengangkutan air kebanyakan mengikuti lintasan apoplas, menembus epidermis dan korteks sampai mencapai endodermis. Pengangkutan selanjutnya terhalang oleh dinding kaspari, sehingga air harus menembus membran plasma dan protoplasma sel-sel endodermis untuk mencapai xilem akar. Dari akar air diangkut ke daun dan bagian-bagian lain yang memerlukan melalui xilem batang. Teori yang mutakhir yang banyak diterima oleh ahli botani tentang pengangkutan air dari akar sampai ke ujung tumbuhan yang tinggi adalah teori Kohesi-adhesi-tegangan. Menurut teori ini air di dalam berkas pengangkut memiliki tegangan karena molekul-molekul air berikatan membentuk suatu kolom yang ditarik oleh evaporasi dari atas.bukti yang pernah diamati menunjukkan bahwa gerakan air dimulai dari ujung batang yang paling atas dan pangkal pohon sedikit mengkerut ketika air mulai bergerak. Natrium klorida (NaCl) adalah bahan utama garam dapur. Dalam ilmu kimia, garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Natrium klorida
  • 5. (NaCl), bahan utama garam dapur adalah suatu garam. Larutan garam dalam air merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Cairan dalam tubuh makhluk hidup mengandung larutan garam, misalnya sitoplasma dan darah. Reaksi kimia untuk menghasilkan garam antara lain 1. Reaksi antara asam dan basa, misalnya HCl + NH3 => NH4Cl. 2. Reaksi antaraloga m dan asam kuat encer, misalnya Mg + 2 HCl => MgCl2 + H2 Keterangan: logam mulia umumnya tidak bereaksi dengan cara ini. Defisiensi adalah suatu keadaan dimana tanaman kekurangan nutrisi tertentu, yang dapat dilihat dari gejala fisik tanaman terutama pada bagian daun dan batang. Seorang pekebun yang handal harus bisa mengetahui kondisi tanaman dikebunnya apakah dalam keadaan kekurangan nutrisi atau tidak. Dengan mengetahui status nutrisi tanaman dapat dibuat suatu rencana kedepan sebagai antisipasinya. Nutrisi tanaman dibagi atas dua yaitu makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan dalam jumlah yang relatif tinggi ketimbang unsur hara mikronutrient. Kandungan unsur hara makro pada jariingan tanaman, seperti N, 1000 kali lebih besar daripada kandungan unsur hara mikro Zn. Berikut ini adalah klasifikasi dari unsur hara makro yakni : karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nirogen (N), fosfor (P), kalium (K), sulfur/belerang (S), kalsium (Ca), magnesium (Mg), (Na, Si). Sedangkan yang termasuk unsur-unsur hara mikro adalah Besi (Fe), Mangaan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B), Klor (Cl). Pembagian nutrisi tanaman atas makro dan mikronutrient bersifat relatif dan kadang-kadang dalam kasus-kasus lainnya kandungan makronutrient dan mikronutrient ternyata lebih mudah daripada yang tercantum diatas. Misalnya saja kandungan nutrisi dari Fe atau Mn ternyata hampir sama atau sebanding dengan kandungan unsur hara dari S atau Mg. Kandungan unsur hara mikro sering melampui kebutuhan fisiologisnya. Hal ini juga terjadi pada Mn. Klorida juga dibutuhkan dalam jumlah yang cukup tinggi pada beberapa spesies tanaman yang dibutuhkan pada proses fotosintetis. Banyak para pencinta tanaman hias, bertanya tentang komposisi kandungan pupuk dan prosentase kandungan N, P dan K yang tepat untuk tanaman yang bibit, remaja atau dewasa/indukan. Berikut ini adalah fungsi-fungsi masing-masing unsur tersebut : a. Nitrogen ( N ) -Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. -Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri -Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman -Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun -Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
  • 6. b. Phospat ( P ) -Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman -Merangsang pembungaan dan pembuahan -Merangsang pertumbuhan akar -Merangsang pembentukan biji -Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel -Tanaman yang kekurangan unsur P gejalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat ) c. Kalium ( K ) -Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air. -Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit -Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun. Sedangkan unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil antara lain Besi (Fe), Mangaan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B), Klor (Cl). A. Besi (Fe) Besi (Fe) merupakan unsure mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organik). Mineral Fe antara lain olivin (Mg, Fe)2SiO, pirit, siderit (FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3) Besi dapat juga diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang lain. Fe dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daundianggap lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom merupakan enzim yang mengandung Fe porfirin. Kerja katalase dan peroksidase digambarkan secara ringkas sebagai berikut: a. Catalase : H2O + H2O O2 + 2H2O b. Peroksidase : AH2 + H2O A + H2O Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom
  • 7. secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim. B. Mangaan (Mn) Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari logam yang satu ke organ lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn. Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin. C. Seng (Zn) Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan dalam tanah alkalis mungkin diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+. Di samping itu, Zn diserap dalm bentuk kompleks khelat, misalnya Zn- EDTA. Seperti unsure mikro lain, Zn dapat diserap lewat daun. Kadr Zn dalam tanah berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan kadar Zn dalam tanaman berkisar antara 20-70 ppm. Mineral Zn yang ada dalam tanah antara lain sulfida (ZnS), spalerit [(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit (ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim anolase, aldolase, asam oksalat dekarboksilase, lesitimase,sistein desulfihidrase, histidin deaminase, super okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis auxin, pemanjangan sel dan ruas batang. Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah berkapur.
  • 8. Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis. D. Tembaga (Cu) Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++ dan mungkin dapat diserap dalam bentuk senyaewa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine tetra acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu diethilen triamine penta acetate acid). Dalam getah tanaman bik dalam xylem maupun floem hampir semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cu dalam akar tanaman dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks. Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4]. Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing molekul mengandung satu atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin. Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain: pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan tangkai daun lemah. E. Molibden (Mo) Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500 ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung Mo. Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain molibderit (MoS), powellit (CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo) dalam larutan sebagai kation ataupun anion. Pada tanah gambut atau tanah organik sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan senyawa organik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian air. Tanah yang disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II) oksida hidrat. Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga
  • 9. terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan. F. Boron (B) Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari kadar total boron dalam tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi. Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+. Mineral dalam tanah yang mengandung boron antara lain turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah mengalami metomorfosis. Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3). Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejal defisiensi hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit. G.Klor(Cl) Klor merupakan unsure yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air draiinase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh karena itu, hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah keracunan tanaman. Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain,untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen. Adapun defisiensi klor adalah antara lain: pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk
  • 10. BAB III ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA A. Acara A.5: Pengaruh kadar garam terhadap penyerapan air dan pertumbuhan tanaman  Alat : 1. Botol 2. Kapas 3. Karton penutup 4. Penggaris 5. Gelas ukur 6. Pipet ukur  Bahan : 1. Semai Vigna sinensis 2. Larutan NaCl 3. Akuades  Cara kerja: 1. Larutan NaCl dibuat dengan konsentrasi: 0; 0,25; 0,05; 0,1; dan 0,2M. Cara membuatnya: 2. Aquades dimasukkan sebanyak 200ml ke dalam masing – masing botol. 3. Semai tanaman Vigna sinensis diambil dan dibersihkan akar tanaman tersebut dari sisa tanah menggunakan air keran lalu dicuci ulang menggunakan aquades. 4. Panjang batang atas kotiledon diukur kemudian dimasukkan ke dalam botol hingga akarnya terendam larutan. 5. Permukaan atas larutan pada masing – masing botol ditandai dengan menggunakan spidol/ label dan diamati setiap 2 hari sekali. Larutan akuades ditambahkan hingga permukaan larutan kembali ke volume awal (sesuai tanda) apabila larutan akuades berkurang. 6. banyaknya akuades yang ditambahkan dicatat dan diamati keadaan morfologi tanaman setiap melakukan pengamatan.
  • 11. B. Acara A.6: Membuat larutan hara dan melihat tanda defisiensi  Alat: 1. Botol berwarna gelap 2. Gelas ukur 3. Pipet ukur 4. Kapas 5. Karton  Bahan: 1. Semai Vigna sinensis 2. Larutan Ca(NO3)2 1M 3. Larutan KNO3 1M 4. Larutan KCl 1M 5. Larutan NaNO3 1M 6. Larutan MgSO4 1M 7. Larutan KH2(PO4)2 1M 8. Larutan FeCl3 1M 9. Akuades  Cara kerja: 1. Larutan hara dibuat masing – masing dengan konsentrasi 1M. 2. Isikan larutan yang telah dibuat ± 250 ml ke dalam botol yang telah disediakan. 3. Akar semai yang telah dibersihkan dengan akuades dimasukkan ke dalam botol kemudian tanaman tersebut ditegakkan dengan menggunakan karton penyangga atau kapas. 4. Permukaan atas larutan ditandai. 5. Setiap 2 hari sekali diamati dan akuades ditambahkan hingga mencapai tanda apabila air berkurang. 6. Tinggi tanaman, jumlah daun, dan morfologi tanaman diukur dan dicatat. Setelah seminggu, larutan hara diganti.
  • 12. BAB IV PEMBAHASAN Acara A.5: Pengaruh kadar garam terhadap penyerapan air dan pertumbuhan tanaman Tabel 1.1. Hasil Pengamatan Pengaruh Kadar Garam Terhadap Penyerapan Air Pada Tanaman Kacang Panjang Kons Volume Air yang Ditambahkan (ml) NaCl Hari ke-0 Hari ke-2 Hari ke-5 Hari ke-7 Σ pe+an 1 2 3 4 5 R 1 2 3 4 5 R 1 2 3 4 5 R 1 3 4 5 R air 0M 2,0 0,0 0,0 3,4 1,4 1,0 5,6 0,0 5,8 3,0 3,1 4,0 10,0 7,0 11,4 0.025 M 3,0 3,2 9,0 4,6 5,0 3,0 0,2 0,0 3,3 6,0 2,5 3,6 5,0 4,3 11,8 0,05 M 3,0 2,4 8,0 3,8 4,3 7,0 2,6 4,3 3,0 8,0 5,2 5,6 2,0 3,8 13,3 0,1 M 4,0 7,0 8,0 5,5 6,1 3,0 1,6 0,0 1,0 5,0 2,1 3,6 4,0 3,8 12,0 0,2 M 7,0 5,0 14,0 4,0 7,5 2,0 2,2 0,0 3,9 1,0 1,8 3,0 9,3 Tabel 1.2. Hasil Pengamatan Pengaruh Kadar Garam Terhadap Pertumbuhan Batang Tanaman Kacang Panjang Kons Panjang Batang NaCl Hari ke-0 Hari ke-2 Hari ke-5 Hari ke-7 +an 1 2 3 4 5 R 1 2 3 4 5 R 1 2 3 4 5 R 1 2 3 4 5 R panjang 0M 15,0 11,8 20,5 16,8 22,0 17,2 15,0 11,9 20,5 16,8 22,0 17,2 15,0 11,9 21,0 16,9 28,5 18,7 15,0 12,1 21,0 20,6 29,0 19,5 3.2 cm 0.025 M 27,0 8,6 23,5 13,2 21,4 18,7 28,0 9,1 23,5 13,2 21,4 19,0 29,0 9,1 24,0 13,4 21,5 19,4 30,0 9,3 24,0 13,7 21,7 19,7 0.7 cm 0,05 M 18,0 10,7 27,0 17,4 19,0 18,4 18,0 11,1 27,0 17,4 19,0 18,5 18,0 11,2 26,0 17,5 22,0 18,9 18,0 11,1 25,5 20,6 22,5 19,5 3.6 cm 0,1 M 18,0 8,5 23,0 17,1 20,0 17,3 20,0 10,2 23,0 17,1 20,0 18,0 21,0 10,2 23,0 17,2 21,0 18,5 22,0 10,0 23,5 17,6 21,0 18,8 3.3 cm 0,2 M 16,0 8,1 27,5 13,1 15,0 15,9 16,0 11,2 27,5 13,1 15,0 16,6 18,0 11,2 27,0 13,4 17,6 17,4 18,0 11,2 27,0 13,8 17,6 17,5 4.5 cm
  • 13. Tabel 1.3. Hasil Pengamatan Morfologi Tanaman keadaan tanaman kons. hari NaCl ke-0 hari ke-2 hari ke-5 hari ke-7 0M masih segar 1 daun paling bawah agak kuning daun kedua kuning, daun ketiga layu 1 daun paling bawah kuning, 1 0.025 M masih segar daun rontok ketiga daun hijau semua daun kedua berwarna kuning, daun ketiga 0.05 M masih segar daun - daun masih hijau tapi layu layu 0.1 M masih segar daun berwarna kuning daun pertama berwarna kuning bagian bawah batang berwarna daun kedua layu, kuning, dan mulai 0.2 M masih segar coklat mengering  Pembahasan: Dari pengamatan pada kegiatan A5 yang kami lakukan yaitu tentang pengaruh kadar garam terhadap penyerapan air pada tanaman kacang panjang dapat dilihat kemampuan tanaman untuk mengabsorbsi air yang mengandung kadar garam yang berbeda. Pada praktikum ini kami menggunakan 5 tanaman yang akarnya di masukkan ke dalam botol yang diisi larutan garam dengan konsentrasi berbeda. Konsentrasi garam yang digunakan yaitu 0,025; 0,05; 0,1; 0,2 M dan konsentrasi 0 sebagai kontrol. Kadar garam yang berbeda ini dapat mempengaruhi penyerapan air sehingga berdampak pada pertumbuhan tanaman. Pada tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa: pada hari kedua penyerapan air paling banyak yaitu pada tanaman yang diberi air dengan konsentrasi 0,2 M yaitu rata-rata 7,5 mL. Sedangkan tanaman yang paling sedikit menyerap air yaitu tanaman dengan air yang berkonsentrasi garam 0 M yaitu rata – rata 1.4mL. Pada hari kelima tanaman yang paling banyak menyerap air tanaman yang diberi air dengan konsentrasi 0,05 M yaitu rata-rata 5,2 mL sedangkan yang paling sedikit menyerap air yaitu tanaman dengan konsentrasi 0,2 M yaitu sekitar 1,8 mL. Sedangkan pada hari terakhir pengamatan yaitu pada hari ke-7, tanaman yang paling banyak menyerap air yaitu tanaman dengan konsentrasi garam 0 M yaitu sekitar 7 mL sedangkan yang paling sedikit menyerap garam yaitu tanaman dengan konsentrasi garam 0,2 M yaitu sekitar 3 mL.
  • 14. Dapat dilihat perubahan di sini, di mana pada hari kedua tanaman dengan konsentrasi 0,2 M merupakan tanaman yang paling banyak menyerap air, sedangkan pada hari ke-5 dan ke 7 tanaman tersebut menjadi tanaman yang paling sedikit menyerap air. Begitu pula dengan tanaman yang diberi air dengan konsentrasi garam 0 M pada hari kedua menjadi tanaman yang paling banyak menyerap air, tetapi pada hari ke-7 menjadi tanaman yang paling sedikit menyerap air. Tumbuhan yang diberi larutan garam konsentrasi yang tinggi cenderung menyerap air lebih sedikit daripada tanaman yang diberi larutan garam dengan konsentrasi lebih rendah. Hal ini terjadi karena semakin banyak konsentrasi garamnya potensial air di dalam botol lebih rendah daripada potensial air di dalam tubuh tumbuhan. Akibatnya meskipun tanaman diletakkan di botol yang berisi larutan, tanaman akan kesulitan menyerap air dan cenderung melepaskan air, karena untuk menyerap air digunakan mekanisme osmosis di mana air bergerak dari potensial air yang tinggi ke potensial air yang rendah. Sebaliknya tanaman dengan larutan garam berkonsentrasi garam lebih rendah dapat lebih mudah melakukan penyerapan air karena potensial air pada botol lebih tinggi daripada potensial air pada tanaman sehingga air akan lebih mudah di serap tanaman melalui mekanisme osmosis. Pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa tanaman yang paling tinggi pertumbuhannya yaitu tanaman yang diberi larutan dengan konsentrasi garam 0 M yaitu pertambahan tinggi rata-rata 2,3 cm dalam waktu seminggu, sedangkan tanaman yang paling rendah pertumbuhannya yaitu tanaman dengan larutan dengan konsentrasi garam 0,025 yaitu rata-rata 0,96 cm. Pada tabel 1.3 terlihat bahwa: Pada hari ke-2 semua tanaman masih tampak segar dan hijau, kurang lebih sama seperti tanaman pada hari 0 (awal praktikum). Pada hari ke-5 tanaman dengan larutan garam konsentrasi 0; 0,025; dan 0,1 daunnya ada yang menguning dan ada yang rontok, sedangkan tanaman dengan konsentrasi 0,05 tetap hijau tetapi agak layu dan tanaman dengan larutan garam konsentrasi 0,2 tetap hijau daunnya tetepi bagian bawah batangnya berwarna kecoklatan. Pada hari ke-7 hampir tanaman daunnya menguning dan ada yang mengering yaitu pada larutan garam konsentrasi 0,2 M, tetapi pada tanaman dengan larutan garam 0,025 M sisa daunnya yg belum rontok masih hijau. Menurut beberapa referensi yang kami baca bahwa tanaman yang diberi larutan konsentrasi lebih rendah lebih mudah menyerap air daripada tanaman yang diberi larutan garam berkonsentrasi tinggi. Air dalam tubuh tumbuhan sangat penting bagi pertumbuhan sebagai
  • 15. penyusun sel. Jika air yang diserap sedikit/ tidak sesuai kebutuhan maka tanaman akan layu dan mati. Pada praktikum ini, tanaman yang tidak diberi larutan garam pertumbuhannya lebih subur daripada tanaman yang diberi larutan garam. Tetapi pada data kelas yang kami peroleh larutan yang diberi larutan garam paling tinggi yaitu dengan konsentrasinya 0,2 M pertumbuhannya lebih tinggi daripada tanaman dengan konsentrasi yang lebih rendah yaitu 0,025 M. Mungkin karna ada faktor lain, seperti kesalahan pengukuran. Tetapi disini ada pembuktian yang benar bahwa tanaman yang diberi larutan dengen konsentrasi garam lebih tinggi akan lebih muda layu daripada tanaman yang diberi larutan konsentrasi rendah. Dari praktikum ini, kami menarik kesimpulan bahwa konsentrasi garam dapat mempengaruhi penyerapan air pada tanaman. Semakin tinggi kadar garamnya semakin sulit tumbuhan untuk menyerap air, sehingga tanaman dapat mengalami kekurangan cairan dan akan mati. Acara A.6: Membuat larutan hara dan melihat tanda defisiensi Tabel 1.1. Hasil Pengamatan Pengaruh Kadar Garam Terhadap Penyerapan Air Pada Tanaman Kacang Panjang Tinggi Tanaman Hari ke-0 Hari ke-2 Hari ke-5 Hari ke-7 Medium 1 2 3 4 5 R 1 2 3 4 5 R 1 2 3 4 5 R 1 2 3 4 5 R Lengkap 16,0 13.5 13,5 13,0 15.5 14,2 12,0 9,0 8,0 7,0 9,0 9,0 12,0 9,0 8,0 7,0 9,0 9,0 Tanpa P 17,0 13,0 11,5 15,0 11,0 13,5 17,0 13,0 12,0 15,0 11,0 13,6 17,0 13,5 13,0 15,0 11,0 13,9 Tanpa N 9,0 8,0 10,0 10,0 11,0 9,6 9,0 8,0 10,0 10,0 11,0 9,6 Tanpa K 16,3 16,6 15,0 13,5 12,0 14,7 16,4 17,1 14,0 14,1 12,1 14,7 16,5 18,2 14,6 13,6 13,0 15,2 16,2 18,3 15,5 13,5 12,9 15,3 Minimal 8,5 10,0 9,5 10,0 11,5 9,9 8,7 10,0 9,4 9,2 12,4 9,9 8,5 10,0 9,0 10,0 10,0 9,5 8,5 10,0 9,2 9,5 11,7 9,8 Kontrol 13,0 16,0 14,5 14,4 17,6 16,0 22,1 24,5 23,3 21,0 25,0 23,0
  • 16. Tabel 2.2. Hasil Pengamatan Jumlah Daun pada Percobaan Gejala Defisiensi Tanaman Kacang Panjang Jumlah Daun Medium Hari ke-0 Hari ke-2 Hari ke-5 Hari ke-7 1 2 3 4 5 R 1 2 3 4 5 R 1 2 3 4 R 1 2 3 4 5 R Lengkap 5 5 2 2 5 4 5 5 2 2 2 3 1 3 2 2 2 0 0 0 0 0 0 Tanpa P 7 6 5 5 6 6 7 6 5 5 6 5 4 5 5 7 5 Tanpa N 4 4 3 2 6 4 1 1 3 0 6 2 Tanpa K 2 7 2 2 2 3 3 6 4 5 4 4 6 2 6 6 5 6 5 1 4 6 4 Minimal 2 2 2 2 8 3 2 2 2 2 8 3 2 2 2 5 4 0 2 2 2 6 2 Kontrol 2 2 2 5 2 4 5 5 5 8 7 8 Tabel 2.3. Hasil Pengamatan Keadaan Tanaman pada Percobaan Gejala Defisiensi Tanaman Kacang Panjang Keadaan Tanaman Medium Hari ke-0 Hari ke-2 Hari ke-5 Hari ke-7 semua daun mengering, Lengkap segar, hijau segar, hijau semua daun layu berwarna coklat dan rontok tanaman msh daun tanaman 1&2 mulai daun yg letaknya paling bawah Tanpa P segar layu sudah mulai layu tanaman terlihat Tanpa N subur tanaman mati tanaman mati tanaman mati tanaman terlihat tanaman no 2+4 tanaman no 2,3,4 Tanpa K segar menguning menguning batang dan Minimal daun msh segar daun agak layu daun ada yg menguning batang & daun daun & batang batang segar, daun Kontrol msh segar sangat bagus tumbuh tinggi  Pembahasan: Pengamatan A.6 dilakukan oleh kelompok B, yaitu mengenai macam – macam kombinasi larutan hara yang dicampur dan gejala defisiensi (kekurangan larutan hara) pada tumbuhan. Pengamatan ini dilakukan selama 7 hari (seminggu) dengan mengamati tinggi tanaman, jumlah daun, dan keadaan tanaman. Perbandingan ini, dilakukan pada hari ke – 0, hari ke – 2, hari ke – 5, dan hari ke – 7. Terdapat 6 medium dengan 5 medium menggunakan larutan hara yang
  • 17. berbeda – beda dan 1 medium sebagai kontrol. Keenam medium tersebut menggunakan botol kaca, dengan ketentuan sebagai berikut: Medium lengkap menggunakan larutan garam Ca(NO3)2 1M, KNO3 1M, MgSO4 1M, KH2(PO4)2 1M, dan larutan FeCl3 1M. Medium tanpa P menggunakan larutan Ca(NO3)2 1M, KNO3 1M, KCl 1M, MgSO4 1M, dan larutan FeCl3 1M. Medium tanpa N menggunakan larutan garam KCl 1M, MgSO4 1M, KH2(PO4)2 1M, dan larutan FeCl3 1M.. Medium tanpa K menggunakan larutan garam Ca(NO3)2 1M, MgSO4 1M, NaNO3 1M, dan larutan FeCl3 1M. Medium minimal menggunakan larutan MgSO4 1M dan FeCl31M. Medium kontrol hanya menggunakan akuades.  Berdasarkan tabel 2.1 mengenai tinggi tanaman, dapat dilihat bahwa: - Medium lengkap pada hari kedua rata – rata tinggi tanaman 14,2cm sedangkan pada hari kelima dan ketujuh justru menurun, yaitu hari kelima rata – ratanya menjadi 9.0 cm dan hari ketujuh rata – ratanya 9.0 cm. Perbedaan rata – rata tinggi tanaman yang justru menurun ini kami anggap tidak valid karena dengan penggunaan medium lengkap (menggunakan larutan essential N, P, K) seharusnya tanaman dapat menjadikan tanaman tumbuh subur dan tinggi tanaman dapat bertambah. Namun berdasarkan data yang diperoleh justru sebaliknya, tanaman menjadi mengecil ukurannya (tingginya). Menurunnya tinggi tanaman inilah yang menurut kami tidak valid karena berkurangnya tinggi tanaman bukan dinamakan mengerdil. Mengerdil adalah pertumbuhan lambat pada suatu tanaman hingga suatu ketika mencapai titik hentinya. Padahal pada medium lengkap, tidak mungkin tanaman bisa mengerdil. Ketidakvalidan data yang diperoleh ini dapat disebabkan antara lain karena kurang teliti dalam melakukan pengukuran, pengukuran dilakukan oleh orang yang berbeda tanpa melihat pengukuran awal (data awal yang didapat), dan lain sebagainya. Ketidakvalidan data akan kami sajikan secara lebih jelas sebagai berikut: Tinggi tanaman kelompok Hari ke 2 Hari ke 5 Hari ke 7 1 16.0 cm 12.0 cm 12.0 cm 2 13.5 cm 9.0 cm 9.0 cm
  • 18. 3 13.5 cm 8.0 cm 8.0 cm 4 13.0 cm 7.0 cm 7.0 cm 5 15.5 cm 9.0 cm 9.0 cm Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa pada hari kedua tinggi tanaman berkisar antara 13.0 cm – 16.0 cm, sedangkan hari kelima tinggi tanaman justru menurun menjadi antara 7.0 cm – 12.0 cm. Anehnya lagi, pada hari ketujuh tinggi tanaman cenderung sama persis dengan hari kelima. Padahal seharusnya dengan penggunaan medium lengkap, tinggi tanaman dapat bertambah, bukan menurun atau menjadi kerdil. Kerdil (pertumbuhan lambat) pada tanaman biasanya disebabkan karena tidak ada salah satu atau beberapa unsur makro entah N, P, ataupun K. - Pada hari ke – 0 tinggi tanaman paling tinggi terdapat pada medium tanpa K dengan rata – rata 14,7 cm. Sedangkan paling kecil terdapat pada tanaman dengan medium tanpa N dengan rata – rata tinggi tanaman 9.6 cm. - Pada hari kedua, rata – rata tinggi tanaman paling tinggi terdapat pada medium kontrol (akuades) yaitu dengan rata – rata 16.0 cm dan paling kecil terdapat pada medium tanpa N. - Pada hari kelima, rata – rata tinggi tanaman paling tinggi terdapat pada medium kontrol (akuades) yaitu dengan rata – rata 23.3 cm sedangkan paling kecil terdapat pada medium minimal dengan rata – rata 9.5 cm. - Pada hari ketujuh rata – rata tinggi tanaman paling tinggi terdapat pada medium kontrol juga yaitu dengan rata – rata 23.0 cm dan paling kecil pada medium lengkap yaitu 9.0 cm. - Ada peningkatan tinggi tanaman yaitu terjadi pada tanaman: 1. Medium tanpa P dengan rata – rata hari ke-2: 13,5 cm; hari ke-5:13,6 cm; dan hari ke-7: 13,9 cm. 2. Medium tanpa K juga mengalami peningkatan yaitu pada hri ke-0 dan ke-2 rata – rata tingginya 14,7 cm sedangkan pada hari ke-5: 15,2 dan hari ke-7: 15,3 cm. 3. Medium kontrol juga sempat mengalami kenaikan rata – rata tinggi tanaman hingga hari ke-5, (hari ke-0:14,5 cm; hari ke-2:16,0 cm; hari ke-5: 23,3 cm) sedangkan pada hari ke-7 mengalami penurunan rata – rata tinggi tanaman yaitu menjadi 23,0 cm. Tinggi tanaman tersebut dapat bertambah karena kebutuhan nutrisi pada medium – medium yang di atas masih tercukupi walaupun ada unsur makro yang dibatasi (ada unsur yang dihilangkan). Jika kebutuhan nutrisi sudah tidak tercukupi, maka pertumbuhannya akan terhambat, dan dalam pertumbuhannya berlangsung sangat lambat, bahkan tanaman tersebut
  • 19. akan berhenti pertambahan tingginya. Pertumbuhan yang melambat hingga pada titik henti tanaman itu tumbuh dinamakan dengan mengerdil. Namun berdasarkan data – data yang didapat, masih banyak terdapat pengukuran tinggi tanaman yang menurun. Data – data seperti tulah yang rancu / tidak valid. Misalnya saja pada hari ke kedua medium lengkap kelompok 1 tingginya 16.0 cm, sedangkan pada hari kelima kelompok satu ,medium lengkap menjadi 12.0 cm. Pada pertumbuhan tanaman, pertambahan tinggi suatu tanaman tidak akan menurun (mengecil) sekalipun dikatakan sebagai mengerdil, karena mengerdil bukan disebabkan oleh berkurangnya tinggi tanaman. Dan kekurangan unsur atau nutrisi tertentu, yang dapat dilihat dari gejala fisik tanaman terutama pada bagian daun dan batang itulah yang disebut dengan defisiensi. Gejala defisiensi berdasarkan referensi yang kami dapatkan antara lain: a. Defisiensi unsur P : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat ) b. Defisiensi unsur K : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun. c. Defisiensi unsur N : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.  Berdasarkan rata – rata tabel 2.2, mengenai jumlah daun pada percobaan gejala defisiensi, dapat dilihat bahwa: - Pada hari ke-0, rata – rata tertinggi jumlah daun terdapat pada medium lengkap dan medium tanpa N yaitu 4 daun. - Pada hari ke-2, rata – rata tertinggi jumlah daun terdapat pada medium tanpa P, yaitu 6 daun. - Pada hari ke-5, rata – rata tertinggi jumlah daun terdapat pada medium tanpa P, yaitu 6 daun. - Dan pada hari ke-7, rata – rata tertinggi jumlah daun terdapat pada medium kontrol, dengan jumlah 8 daun.  Berdasarkan tabel 2.3 mengenai keadaan tanaman, dapat dilihat bahwa: - Pada hari ke-0 keadaan tanaman masih sangat baik, tanaman terlihat segar, subur, dan hijau. Hingga hari ke-2 medium kontrol, medium tanpa P dan medium lengkap masih dalam keadaan yang sangat bagus (seperti keadaan awal/ hari ke-0), sedangkan pada medium, tanpa N, tanpa K, dan medium minimal sudah menandakan gejala – gejal defisiensi. Pada hari ke-2
  • 20. medium tanpa N tanaman sudah mati. Pada medium tanpa K, tanaman no.2 dan 4 sudah mulai menguning. Pada medium minimal, daunnya sudah agak layu. - Pada hari ke-5 hanya medium kontrol yang masih terlihat segar batangnya dan daunnya tumbuh lebih tinggi. - Pada hari ke-7, medium lengkap semua daunnya mengering, berwarna coklat, dan rontok. Medium tanpa P, daun yang letaknya paling bawah sudah mulai layu. Sedangkan medium – medium lainnya, tanamannya sudah mati. - Hal ini dapat terjadi karena mayoritas mahasiswa/praktikan tidak hati – hati dalam memasang karton penyangga sehingga tanaman terjepit dan mati sehingga pengamatan ini datanya tidak valid. Terjepitnya batang tanaman menyebabkan pergerakan ion dari korteks ke stele terhalang. Menurut referensi yang kami dapatkan, pengaruh unsur N, P, K pada suatu tanaman antara lain: Nitrogen ( N ) -Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. -Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri -Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman -Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun -Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati. Phospat ( P ) -Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman -Merangsang pembungaan dan pembuahan -Merangsang pertumbuhan akar -Merangsang pembentukan biji -Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel -Tanaman yang kekurangan unsur P gejalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat ) Kalium ( K ) -Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air. -Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit -Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
  • 21. BAB V KESIMPULAN Acara A5: Pengaruh kadar garam terhadap penyerapan air dan pertumbuhan tanaman Perbedaan konsentrasi garam mempengaruhi kemampuan tumbuhan dalam menyerap air. Semakin tinggi konsentrasi garam, semakin rendah kemampuan tumbuhan dalam menyerap air karena semakin tinggi konsentrasi garam semakin rendah potensial airnya, sehingga tumbuhan akan kesulitan untuk menyerap air. Akibatnya dapat terjadi kekurangan cairan yang dapat menghambat pertmbuhan. Acara A.6: Membuat larutan hara dan melihat tanda defisiensi Setiap tanaman membutuhkan nutrisi dalam pertumbuhannya. Nutrisi itu dibutuhkan dalam jumlah banyak (makro) dan sedkit (mikro). Unsur yang dibutuhkan dalam jumlah banyak yaitu nitrogen (N), kalium (K), dan fosfat (P). Larutan yang mengandung N adalah Ca(NO3)2 ,KNO3, dan NaNO3. Larutan yang mengandung P adalah KH2(PO4)2, sedangkan larutan yang mengandung K adalah KNO3, KH2(PO4)2, dan KCl. Jika dibatasi salah satu unsur atau beberapa unsur tersebut mengakibatkan adanya gejala defisiensi. Defisiensi tanaman dapat diketahui berdasarkan keadaan fisik tanaman tersebut seperti tinggi tanaman maupun morfologi tanaman. Defisiensi dapat dilihat sebagai berikut: a. Defisiensi unsur P : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat ) b. Defisiensi unsur K : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun. c. Defisiensi unsur N : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati. Namun data yang diperoleh dari praktikum A.6 tidak sesuai dengan referensi karena percobaan yang dilakukan kurang teliti, batang tanaman terjepit dengan karton penyangga, dll
  • 22. sehingga menyebabkan data tidak valid dan tanaman yang ingin diuji gejala defisiensinya justru mati dan tidak karuan hasilnya. DAFTAR PUSTAKA http://blog.uad.ac.id/novihardiniputri/files/2011/12/hubungan-tumbuhan-dengan-air3.pdf diakses tanggal 23 Maret 2012. http://elysafit08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/pengaruh-osmotik-konsentrasi-garam-hara- terhadap-absorbsi-air-dan-pertumbuhan-tanaman/ diakses pd tanggal 23 maret 2012. http://rpks.blogspot.com/2011/03/gejala-defisiensi.html diakses pd tanggal 23 maret 2012. http://www.searchqu.com/web?src=derr&appid=102&systemid=406&q=https%3A%2F%2Fptop.only.wip.la%3A443%2Fhttp%2Frioar di.wordpress.com%2F2009%2F03%2F03%2Funsur-hara-dalam-tanah-makro-dan-mikro%2F diakses pd tanggal 23 maret 2012.