Asia Pacific Forest Carbon Training
Teks: Rini Sucahyo
Conservation International mengadakan pelatihan tentang perubahan iklim dalam
rangka mendukung proyek karbon di bidang kehutanan.
Dalam rangka menghadapi isu perubahan iklim di negara-negara Asia dan Pasifik,
Conservation International (CI) menggelar sebuah pelatihan tentang pemahaman teknis
dari nilai serapan karbon hutan-hutan Asia-Pasifik. Pelatihan yang berlangsung tanggal
23 - 27 Juni 2008 lalu di Sanur Beach Hotel Bali ini dihadiri oleh 50 ahli konservasi
alam, pengelolaan hutan dan klimatologi dari 10 negara di dunia. Pada pelatihan ini, CI
membahas dan berbagi ilmu di bidang sains, kebijakan dan pasar dalam melaksanakan
perdagangan karbon di bidang kehutanan.
“Isu-isu tentang perubahan iklim memang sangat menarik, tetapi diperlukan keahlian
khusus dalam menanggapinya” ujar Dr. Celia Harvey, Direktur Program Perubahan Iklim
CI. “Dalam pelatihan ini, kami membahas tentang bagaimana merencanakan sebuah
proyek karbon sekaligus implementasinya di bidang konservasi alam dalam menghadapi
perubahan iklim, serta hubungannya dengan laju kepunahan keanekaragaman hayati.”
Upaya Menjawab Tantangan Perubahan Iklim
Sesuai penjelasan Celia, pelatihan ini difokuskan pada aktivitas mitigasi dalam perubahan
iklim, pelestarian keanekaragaman hayati dan penghidupan masyarakat lokal secara
berkelanjutan. Dalam konteks proyek karbon, Celia dan tim instruktur membicarakan
program konservasi hutan yang berhubungan dengan pengurangan emisi gas rumah kaca
yang menjadi dampak dari kerusakan atau degradasi hutan (dikenal dengan istilah REDD
– Reduced Emissions from Deforestation and Degradation), serta melalui program CDM
(Clean Development Mechanism) seperti program-program reforestrasi dan restorasi yang
merupakan bagian dari mitigasi perubahan iklim dengan cara penyimpanan karbon.
Beberapa LSM konservasi alam, wakil-wakil dari universitas, pemerintah, organisasi
internasional dan badan penelitian dari Indonesia, Papua Nugini, Kepulauan Salomon,
Fiji, Samoa, Jepang, Cina, Filipina, Kamboja dan Australia, bergabung dalam ajang ini
untuk saling belajar sekaligus saling berbagi pengalaman dan berbagai tantangannya.
“Kami sangat bangga dapat menggelar pelatihan ini dan kami berharap pelatihan ini
dapat meningkatkan kemampuan negara-negara yang mempunyai hutan yang dapat
berfungsi sebagai penyerap karbon” ujar Dr. Jatna Supriatna, Regional Vice President CI
Indonesia. CI memang telah berpengalaman dalam memberikan pelatihan serupa di
beberapa tempat di dunia. Pelatihan ini kali inipun diharapkan dapat menjawab tantangan
tertentu dalam menghadapi kerusakan hutan yang terjadi di negara-negara Asia-Pasifik.
Perubahan Iklim & Keanekaragaman Hayati
Pada hari pertama, Celia Harvey dan Jonathan Philipsborn secara resmi membuka acara,
mewakili para instruktur lainnya dari kantor pusat CI di Arlington, Amerika Serikat, yaitu
Mario Chacon, Pauline Gaden dan Marc Steininger. Setelah memaparkan agenda selama
seminggu ini, pelatihan pun dimulai dengan pembahasan umum mengenai perubahan
iklim serta dampak-dampaknya pada ekosistem dan keanekaragaman hayati.
Semua fakta yang berhubungan dengan perubahan iklim dibeberkan di sini. Mulai dari
peningkatan suhu global secara drastis selama satu dekade terakhir ini, perubahan pola
hujan di dunia, berbagai bencana alam yang melanda belakangan ini, naiknya permukaan
air laut, es yang meleleh di kutub maupun di berbagai belahan dunia lainnya, hingga
pemutihan (bleaching) yang terjadi di daerah-daerah terumbu karang. Semua ini adalah
tanda-tanda nyata terjadinya perubahan iklim yang tidak mungkin disangkal lagi dan
berdampak terhadap beragam ekosistem dan segala kehidupan di dalamnya, termasuk
kehidupan kita, umat manusia.
Penyebab utama perubahan iklim tentunya juga dibahas dengan rinci. Terbukti memang,
revolusi industri selama dua abad terakhir menjadi pemicu utama bertambahnya gas-gas
rumah kaca di atmosfir planet ini. Gas rumah kaca yang tadinya bersifat alami, alias
berasal sepenuhnya dari alam, kini ditambah dalam jumlah besar oleh gas-gas yang
diproduksi manusia. Belum lagi gas-gas rumah kaca akibat konversi berbagai lahan
menjadi areal perkebunan, pertanian, peternakan, pemukiman dan pembangunan kawasan
urban. Padahal seharusnya masing-masing lahan ini justru merupakan ekosistem unik
yang bisa menjaga keseimbangan alam dan memberikan “jasa-jasanya” kepada manusia
berupa air bersih, kemampuan mengontrol erosi, produksi oksigen, penyerap karbon dan
juga pemandangan indah yang dapat dimanfaatkan sebagai aset pariwisata.
Simak tabel berikut yang berisi susunan gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfir
akibat aktivitas manusia, serta lama “hidupnya” di atmosfir.
Gas Rumah
Kaca
Dari Industri
Dari Konversi
Lahan
Umur di
Atmosfir
Perbandingan
dengan CO2
Karbon dioksida
(CO2)
Pembakaran
minyak bumi dan
pabrik semen
Penebangan dan
pembakaran
hutan
Bervariasi
(5 – 2000
tahun)
(1)
Metana (CH4)
Sampah, tambang
batu bara dan
produksi gas
alam
Konversi lahan
gambut, pertanian
dan peternakan
12 tahun 23
Dinitro oksida
(N2O)
Pembakaran
minyak bumi dan
produksi asam
nitrogen
Penggunaan
pupuk dan
pembakaran
biomasa
114 tahun 296
Hidrofluorokarbo
n (HFC)
Proses industri /
pabrik
- 260 tahun 120 – 12,000
Perfluorokarbon
(PFC)
Proses industri /
pabrik
-
10,000
tahun
5,700 – 11,900
Sulfur
heksafluorida
(SF6)
Transmisi dan
sistem distribusi
listrik
-
3,200
tahun
22,200
Mengacu pada tema pelatihan ini, maka strategi difokuskan pada mitigasi dan adaptasi
kita terhadap emisi karbon kita yang notabene merupakan gas rumah kaca dengan jumlah
terbesar di atmosfir saat ini. Tanpa langkah-langkah penanggulangan yang tepat, jumlah
karbon dioksida (CO2) di atmosfir diprediksikan dapat mencapai 600 hingga 1500 ppm
(parts per million) pada tahun 2100. Padahal, batas yang mampu ditoleransi hanya sekitar
450 ppm. Kenaikan jumlah CO2 pada gilirannya akan menyebabkan kenaikan suhu global
dari 1,8 hingga 4 derajat Celsius, serta kenaikan permukaan air laut sebanyak 0,18 hingga
0,6 meter. Jika hal ini terjadi, berbagai katastropi tidak mungkin dihindari dan kehidupan
manusia akan sulit dipertahankan. Inilah sebabnya penting sekali untuk memitigasi isu-
isu perubahan iklim ini, terutama dalam penanggulangan emisi CO2.
Memanfaatkan Pasar Berbasis Karbon
Dari ke hari ke hari, materi pelatihan pun meningkat makin berat dan makin detil dari sisi
teknis. Serangkaian kebijakan dan kesepakatan internasional mengenai perubahan iklim
dibahas tuntas. Teman-teman dari berbagai negara ikut berbagi, bertanya maupun
menjelaskan kebijakan-kebijakan regional dari negara masing-masing.
Pro dan kontra mengenai program-program aforestasi yang berbasis perkebunan seperti
kelapa sawit, kopi dan sebagainya, turut diperdebatkan. Sebagai penyerap karbon, pohon-
pohon perkebunan juga sama efektifnya dengan pepohonan hutan. Namun berbagai “efek
sampingan” memang patut menjadi bahan pertimbangan yang tak kalah pentingnya,
misalnya ancaman terhadap keanekaragaman hayati yang mungkin tidak bisa bertahan di
pepohonan sejenis seperti yang terdapat dalam sebuah perkebunan. Sistem insentif untuk
masyarakat lokal pun tetap menjadi perbincangan hangat selama pelatihan berlangsung.
Dari sisi teknis, para peserta pelatihan dibekali beragam pengetahuan, metode dan juga
perangkat untuk mengukur komponen karbon, menentukan kelayakan sebuah program
untuk dijadikan proyek karbon, merencanakan proyek karbon tersebut sesuai kriteria-
kriteria yang berlaku, menganalisa dan mengintegrasikan aspek sosial, ekonomi dan
budaya dalam proyek, melihat dan menembus pasar yang tepat, membuat rencana
pendanaan, membuat struktur organisasi yang sah secara hukum dan membuat perjanjian.
Intinya, semua seluk-beluk mengenai sebuah proyek karbon benar-benar dikupas secara
mendetil agar para peserta dapat memanfaatkan mekanisme pasar yang berbasis karbon
demi menyelematkan planet ini dari degradasi dan perubahan iklim yang makin parah.
Apakah Proyek Karbon = Konservasi?
Tentunya tidak mungkin merangkum dan menjelaskan semua materi pelatihan dalam
artikel singkat ini. Namun pesan apa kiranya yang dapat disampaikan dari acara yang
sangat intensif dan sarat ilmu ini? Pesan yang dapat disampaikan di sini sesungguhnya
berawal dari sebuah pertanyaan juga: Apakah proyek karbon = konservasi?
Jawaban singkatnya adalah TIDAK.
Tapi paling tidak mekanisme penjualan stok karbon bisa membantu mengurangi maupun
mencegah emisi karbon. Beberapa spesies tanaman yang terancam punah, misalnya, bisa
terbantu melalui program revegetasi CDM dengan mekanisme aforestasi-reforestasi
(A/R). Itu jika kita bicara spesies. Kalau berbicara lokasi atau situs, proyek karbon dapat
menyediakan dana untuk melakukan implementasi pengelolaan berbasis masyarakat,
bekerja sama dengan pemerintah setempat, melalui program REDD. Lebih jauh lagi,
kombinasi matrix antara program A/R dan REDD di sebuah lansekap tertentu dapat
mendanai dan mendukung perencanaan pemerintah setempat, merancang kebijakan
tertentu, serta menciptakan mata-pencaharian alternatif yang berkelanjutan bagi
masyarakat.
Selain itu, pesan lain yang tak kalah pentingnya adalah: laporan ilmiah, sejumlah data
yang super lengkap dan presentasi PowerPoint tidak akan pernah bisa menyelematkan
dunia. Tindakan kita yang berdasarkan kesadaran lingkungan dan didukung oleh laporan-
laporan dan data-data tersebut itulah yang dapat membawa perubahan yang nyata. Inilah
yang harus bersama-sama kita bangun dan perjuangkan pasca pelatihan ini. Semoga.

More Related Content

PPTX
PERAN HUTAN INDONESIA DALAM UPAYA MITIGASI PERUBAHAN IKLIM NASIONAL DAN GLOBAL
PPTX
Fikih ekologi
PPTX
Pembangunan berkelanjutan-fd
DOCX
Makalah masalah lingkungan hidup
PDF
S2 2015-360291-introduction
DOCX
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia
PPTX
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
PERAN HUTAN INDONESIA DALAM UPAYA MITIGASI PERUBAHAN IKLIM NASIONAL DAN GLOBAL
Fikih ekologi
Pembangunan berkelanjutan-fd
Makalah masalah lingkungan hidup
S2 2015-360291-introduction
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

What's hot (20)

PDF
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?
DOCX
lingkungan dan permasalahannya
DOCX
Makalah masalah lingkungan hidup
PPTX
Sustainable development fd-revised
DOCX
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup
DOC
Makalah Lingkungan Hidup (ARISKA COMPNET)
PPTX
KERUSAKAN, MANFAAT, DAN RESIKO LINGKUNGAN
PPT
Pembangunan
PDF
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
PPT
Ekologi dan-lingkungan
DOC
Pengertian lingkungan
PDF
Proyek Tasi Mane Suai Covalima
PPT
51292133 ppt-pendidikan-alam-sekitar
PDF
Hutan adalah jawaban
PPT
alam sekitar
PDF
Pendidikan Alam Sekitar
PDF
Peran UNDP Dalam Menghadapi Isu Perubahan Iklim
DOC
assignment-alam-sekitar
PPTX
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkungan
DOCX
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?
lingkungan dan permasalahannya
Makalah masalah lingkungan hidup
Sustainable development fd-revised
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup
Makalah Lingkungan Hidup (ARISKA COMPNET)
KERUSAKAN, MANFAAT, DAN RESIKO LINGKUNGAN
Pembangunan
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
Ekologi dan-lingkungan
Pengertian lingkungan
Proyek Tasi Mane Suai Covalima
51292133 ppt-pendidikan-alam-sekitar
Hutan adalah jawaban
alam sekitar
Pendidikan Alam Sekitar
Peran UNDP Dalam Menghadapi Isu Perubahan Iklim
assignment-alam-sekitar
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkungan
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Ad

Viewers also liked (18)

PPT
EHS Management Software | Management of Change | Permit to Work system - iPro...
PPTX
Riesgos de la información electrónica
DOC
Gerencia estratégica ética
PDF
Content Marketing: The Future Or Just Another Buzzword?
PPTX
218.siricu activerde
PPTX
El aprato digestivo 5
PDF
cg1 h15
PPTX
THE TILE
DOC
08_2013_InsideEastKalimantan_FINAL
TXT
시알리스 구입 ⊙ 263。CO。KR ⊙ 비아그라구입 사이트et4
PPTX
Trabajo electrotecnia
PPTX
Teoria del desarrollo humano
 
PDF
Banking in the Digital Era - Microsoft India Perspective
PDF
Como funciona ms project luz, mary, atadid
PDF
360° Paid Social! By Marty Weintraub
PDF
Shayan ghose portfolio
DOCX
Introducción inv
DOC
Normas de auditoria_chile
EHS Management Software | Management of Change | Permit to Work system - iPro...
Riesgos de la información electrónica
Gerencia estratégica ética
Content Marketing: The Future Or Just Another Buzzword?
218.siricu activerde
El aprato digestivo 5
cg1 h15
THE TILE
08_2013_InsideEastKalimantan_FINAL
시알리스 구입 ⊙ 263。CO。KR ⊙ 비아그라구입 사이트et4
Trabajo electrotecnia
Teoria del desarrollo humano
 
Banking in the Digital Era - Microsoft India Perspective
Como funciona ms project luz, mary, atadid
360° Paid Social! By Marty Weintraub
Shayan ghose portfolio
Introducción inv
Normas de auditoria_chile
Ad

Similar to article-asia pacific forest carbon training (20)

PDF
Policy Brief - Tren dan Nilai Ekonomi Karbon Biru oleh CarbonEthics .pdf
PDF
CCN business plan Indonesian version
PDF
CCN Business plan edisi bahasa malaysia
DOCX
presentasion power point untuk sidang skripsi
PPT
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
PPTX
Tugasan 6
PDF
Env carbon media_2008_00_00
PDF
Bandar terjejas dengan pemanasan global
PPTX
HIMAHI Climate Change.pptx
PPTX
Pemanasan global
PPTX
Perdagangan_Karbon_Perspektif_Generasi_Muda.pptx
DOCX
Makalah pemanasan global STIP WUNA
PDF
Bisnis internasional, 5, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
PPT
Asas asas lingkungan
PDF
gejala perubahan iklim dan pemanasan global
DOC
Makalah pemanasan global
DOC
Makalah pemanasan global
PDF
Industri Berbasis Lingkungan di Korea Selatan
DOCX
Makalah pemanasan global
PPTX
Policy Brief - Tren dan Nilai Ekonomi Karbon Biru oleh CarbonEthics .pdf
CCN business plan Indonesian version
CCN Business plan edisi bahasa malaysia
presentasion power point untuk sidang skripsi
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
Tugasan 6
Env carbon media_2008_00_00
Bandar terjejas dengan pemanasan global
HIMAHI Climate Change.pptx
Pemanasan global
Perdagangan_Karbon_Perspektif_Generasi_Muda.pptx
Makalah pemanasan global STIP WUNA
Bisnis internasional, 5, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Asas asas lingkungan
gejala perubahan iklim dan pemanasan global
Makalah pemanasan global
Makalah pemanasan global
Industri Berbasis Lingkungan di Korea Selatan
Makalah pemanasan global

More from Rini Sucahyo (13)

PDF
Tropika
PDF
Women to Watch - Meirini Sucahyo
PDF
GD_AwardCeremonyScript
PDF
komodo dan tambang emas
PDF
paper&tree - lowres
PDF
mangrove
DOCX
text for website 28 Jan 2011
DOC
The Final Release in English
PDF
Pedoman Proyek Karbon v1
DOCX
Rare_Book_Translation
PDF
Panduan - Pengamanan Hutan
DOCX
2015_02 Inside East Bali_FINAL
PDF
[LOWRES] Organisation Profile
Tropika
Women to Watch - Meirini Sucahyo
GD_AwardCeremonyScript
komodo dan tambang emas
paper&tree - lowres
mangrove
text for website 28 Jan 2011
The Final Release in English
Pedoman Proyek Karbon v1
Rare_Book_Translation
Panduan - Pengamanan Hutan
2015_02 Inside East Bali_FINAL
[LOWRES] Organisation Profile

article-asia pacific forest carbon training

  • 1. Asia Pacific Forest Carbon Training Teks: Rini Sucahyo Conservation International mengadakan pelatihan tentang perubahan iklim dalam rangka mendukung proyek karbon di bidang kehutanan. Dalam rangka menghadapi isu perubahan iklim di negara-negara Asia dan Pasifik, Conservation International (CI) menggelar sebuah pelatihan tentang pemahaman teknis dari nilai serapan karbon hutan-hutan Asia-Pasifik. Pelatihan yang berlangsung tanggal 23 - 27 Juni 2008 lalu di Sanur Beach Hotel Bali ini dihadiri oleh 50 ahli konservasi alam, pengelolaan hutan dan klimatologi dari 10 negara di dunia. Pada pelatihan ini, CI membahas dan berbagi ilmu di bidang sains, kebijakan dan pasar dalam melaksanakan perdagangan karbon di bidang kehutanan. “Isu-isu tentang perubahan iklim memang sangat menarik, tetapi diperlukan keahlian khusus dalam menanggapinya” ujar Dr. Celia Harvey, Direktur Program Perubahan Iklim CI. “Dalam pelatihan ini, kami membahas tentang bagaimana merencanakan sebuah proyek karbon sekaligus implementasinya di bidang konservasi alam dalam menghadapi perubahan iklim, serta hubungannya dengan laju kepunahan keanekaragaman hayati.” Upaya Menjawab Tantangan Perubahan Iklim Sesuai penjelasan Celia, pelatihan ini difokuskan pada aktivitas mitigasi dalam perubahan iklim, pelestarian keanekaragaman hayati dan penghidupan masyarakat lokal secara berkelanjutan. Dalam konteks proyek karbon, Celia dan tim instruktur membicarakan program konservasi hutan yang berhubungan dengan pengurangan emisi gas rumah kaca yang menjadi dampak dari kerusakan atau degradasi hutan (dikenal dengan istilah REDD – Reduced Emissions from Deforestation and Degradation), serta melalui program CDM (Clean Development Mechanism) seperti program-program reforestrasi dan restorasi yang merupakan bagian dari mitigasi perubahan iklim dengan cara penyimpanan karbon. Beberapa LSM konservasi alam, wakil-wakil dari universitas, pemerintah, organisasi internasional dan badan penelitian dari Indonesia, Papua Nugini, Kepulauan Salomon, Fiji, Samoa, Jepang, Cina, Filipina, Kamboja dan Australia, bergabung dalam ajang ini untuk saling belajar sekaligus saling berbagi pengalaman dan berbagai tantangannya. “Kami sangat bangga dapat menggelar pelatihan ini dan kami berharap pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan negara-negara yang mempunyai hutan yang dapat berfungsi sebagai penyerap karbon” ujar Dr. Jatna Supriatna, Regional Vice President CI Indonesia. CI memang telah berpengalaman dalam memberikan pelatihan serupa di beberapa tempat di dunia. Pelatihan ini kali inipun diharapkan dapat menjawab tantangan tertentu dalam menghadapi kerusakan hutan yang terjadi di negara-negara Asia-Pasifik. Perubahan Iklim & Keanekaragaman Hayati Pada hari pertama, Celia Harvey dan Jonathan Philipsborn secara resmi membuka acara, mewakili para instruktur lainnya dari kantor pusat CI di Arlington, Amerika Serikat, yaitu Mario Chacon, Pauline Gaden dan Marc Steininger. Setelah memaparkan agenda selama
  • 2. seminggu ini, pelatihan pun dimulai dengan pembahasan umum mengenai perubahan iklim serta dampak-dampaknya pada ekosistem dan keanekaragaman hayati. Semua fakta yang berhubungan dengan perubahan iklim dibeberkan di sini. Mulai dari peningkatan suhu global secara drastis selama satu dekade terakhir ini, perubahan pola hujan di dunia, berbagai bencana alam yang melanda belakangan ini, naiknya permukaan air laut, es yang meleleh di kutub maupun di berbagai belahan dunia lainnya, hingga pemutihan (bleaching) yang terjadi di daerah-daerah terumbu karang. Semua ini adalah tanda-tanda nyata terjadinya perubahan iklim yang tidak mungkin disangkal lagi dan berdampak terhadap beragam ekosistem dan segala kehidupan di dalamnya, termasuk kehidupan kita, umat manusia. Penyebab utama perubahan iklim tentunya juga dibahas dengan rinci. Terbukti memang, revolusi industri selama dua abad terakhir menjadi pemicu utama bertambahnya gas-gas rumah kaca di atmosfir planet ini. Gas rumah kaca yang tadinya bersifat alami, alias berasal sepenuhnya dari alam, kini ditambah dalam jumlah besar oleh gas-gas yang diproduksi manusia. Belum lagi gas-gas rumah kaca akibat konversi berbagai lahan menjadi areal perkebunan, pertanian, peternakan, pemukiman dan pembangunan kawasan urban. Padahal seharusnya masing-masing lahan ini justru merupakan ekosistem unik yang bisa menjaga keseimbangan alam dan memberikan “jasa-jasanya” kepada manusia berupa air bersih, kemampuan mengontrol erosi, produksi oksigen, penyerap karbon dan juga pemandangan indah yang dapat dimanfaatkan sebagai aset pariwisata. Simak tabel berikut yang berisi susunan gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfir akibat aktivitas manusia, serta lama “hidupnya” di atmosfir. Gas Rumah Kaca Dari Industri Dari Konversi Lahan Umur di Atmosfir Perbandingan dengan CO2 Karbon dioksida (CO2) Pembakaran minyak bumi dan pabrik semen Penebangan dan pembakaran hutan Bervariasi (5 – 2000 tahun) (1) Metana (CH4) Sampah, tambang batu bara dan produksi gas alam Konversi lahan gambut, pertanian dan peternakan 12 tahun 23 Dinitro oksida (N2O) Pembakaran minyak bumi dan produksi asam nitrogen Penggunaan pupuk dan pembakaran biomasa 114 tahun 296 Hidrofluorokarbo n (HFC) Proses industri / pabrik - 260 tahun 120 – 12,000 Perfluorokarbon (PFC) Proses industri / pabrik - 10,000 tahun 5,700 – 11,900 Sulfur heksafluorida (SF6) Transmisi dan sistem distribusi listrik - 3,200 tahun 22,200
  • 3. Mengacu pada tema pelatihan ini, maka strategi difokuskan pada mitigasi dan adaptasi kita terhadap emisi karbon kita yang notabene merupakan gas rumah kaca dengan jumlah terbesar di atmosfir saat ini. Tanpa langkah-langkah penanggulangan yang tepat, jumlah karbon dioksida (CO2) di atmosfir diprediksikan dapat mencapai 600 hingga 1500 ppm (parts per million) pada tahun 2100. Padahal, batas yang mampu ditoleransi hanya sekitar 450 ppm. Kenaikan jumlah CO2 pada gilirannya akan menyebabkan kenaikan suhu global dari 1,8 hingga 4 derajat Celsius, serta kenaikan permukaan air laut sebanyak 0,18 hingga 0,6 meter. Jika hal ini terjadi, berbagai katastropi tidak mungkin dihindari dan kehidupan manusia akan sulit dipertahankan. Inilah sebabnya penting sekali untuk memitigasi isu- isu perubahan iklim ini, terutama dalam penanggulangan emisi CO2. Memanfaatkan Pasar Berbasis Karbon Dari ke hari ke hari, materi pelatihan pun meningkat makin berat dan makin detil dari sisi teknis. Serangkaian kebijakan dan kesepakatan internasional mengenai perubahan iklim dibahas tuntas. Teman-teman dari berbagai negara ikut berbagi, bertanya maupun menjelaskan kebijakan-kebijakan regional dari negara masing-masing. Pro dan kontra mengenai program-program aforestasi yang berbasis perkebunan seperti kelapa sawit, kopi dan sebagainya, turut diperdebatkan. Sebagai penyerap karbon, pohon- pohon perkebunan juga sama efektifnya dengan pepohonan hutan. Namun berbagai “efek sampingan” memang patut menjadi bahan pertimbangan yang tak kalah pentingnya, misalnya ancaman terhadap keanekaragaman hayati yang mungkin tidak bisa bertahan di pepohonan sejenis seperti yang terdapat dalam sebuah perkebunan. Sistem insentif untuk masyarakat lokal pun tetap menjadi perbincangan hangat selama pelatihan berlangsung. Dari sisi teknis, para peserta pelatihan dibekali beragam pengetahuan, metode dan juga perangkat untuk mengukur komponen karbon, menentukan kelayakan sebuah program untuk dijadikan proyek karbon, merencanakan proyek karbon tersebut sesuai kriteria- kriteria yang berlaku, menganalisa dan mengintegrasikan aspek sosial, ekonomi dan budaya dalam proyek, melihat dan menembus pasar yang tepat, membuat rencana pendanaan, membuat struktur organisasi yang sah secara hukum dan membuat perjanjian. Intinya, semua seluk-beluk mengenai sebuah proyek karbon benar-benar dikupas secara mendetil agar para peserta dapat memanfaatkan mekanisme pasar yang berbasis karbon demi menyelematkan planet ini dari degradasi dan perubahan iklim yang makin parah. Apakah Proyek Karbon = Konservasi? Tentunya tidak mungkin merangkum dan menjelaskan semua materi pelatihan dalam artikel singkat ini. Namun pesan apa kiranya yang dapat disampaikan dari acara yang sangat intensif dan sarat ilmu ini? Pesan yang dapat disampaikan di sini sesungguhnya berawal dari sebuah pertanyaan juga: Apakah proyek karbon = konservasi? Jawaban singkatnya adalah TIDAK. Tapi paling tidak mekanisme penjualan stok karbon bisa membantu mengurangi maupun mencegah emisi karbon. Beberapa spesies tanaman yang terancam punah, misalnya, bisa
  • 4. terbantu melalui program revegetasi CDM dengan mekanisme aforestasi-reforestasi (A/R). Itu jika kita bicara spesies. Kalau berbicara lokasi atau situs, proyek karbon dapat menyediakan dana untuk melakukan implementasi pengelolaan berbasis masyarakat, bekerja sama dengan pemerintah setempat, melalui program REDD. Lebih jauh lagi, kombinasi matrix antara program A/R dan REDD di sebuah lansekap tertentu dapat mendanai dan mendukung perencanaan pemerintah setempat, merancang kebijakan tertentu, serta menciptakan mata-pencaharian alternatif yang berkelanjutan bagi masyarakat. Selain itu, pesan lain yang tak kalah pentingnya adalah: laporan ilmiah, sejumlah data yang super lengkap dan presentasi PowerPoint tidak akan pernah bisa menyelematkan dunia. Tindakan kita yang berdasarkan kesadaran lingkungan dan didukung oleh laporan- laporan dan data-data tersebut itulah yang dapat membawa perubahan yang nyata. Inilah yang harus bersama-sama kita bangun dan perjuangkan pasca pelatihan ini. Semoga.