umihanik.blogspot.com
 

                    Arus Utama Pembangunan Perdesaan Dan
                      Tata Kelola Pertanian Dalam Arti Luas :
                        Skenario Penyelamatan Desa Dan
                    Sektor Pertanian Dari Dampak Krisis Global

                                    Umi Hanik*

Kondisi ekonomi global dewasa ini nampak murung dan kurang menguntungkan.
Krisis sebagai penyebab tidak saja meruntuhkan sendi-sendi perekonomian
Amerika, namun telah menjalar ke negara maju lainnya, serta telah berimbas pula ke
berbagai negara di dunia. Krisis telah menyebabkan kerugian besar di berbagai
Negara termasuk Indonesia. Namun berbagai langkah antisipasi dan instrumen
penanganan yang dilakukan oleh pemerintah nampak berat sebelah. Hal ini
ditunjukkan dengan postur fiskal yang diajukan akhir tahun lalu dan paket stimulus
yang baru saja disetujui oleh DPR menjelang masa penutupan sidang kemarin.

Para pakar tak henti-hentinya berujar diberbagai media baik televisi maupun koran
bahwa wilayah pedesaan menerima dampak krisis ekonomi global lebih berat
daripada wilayah perkotaan di Indonesia. Dampak dari krisis ini telah menyebabkan
turunnya harga komoditas pertanian dan petani harus menanggung penurunan
harga paling besar. Para petani terpaksa harus menerima kerugian yang lebih besar
karena para eksportir dan perusahaan inti yang menekan kerugian dengan cara
melakukan pass on atau membebankannya kepada petani yang tidak memiliki posisi
tawar. Dengan demikian pendapatan petani semakin tergerus dan menurunkan nilai
tukar petani (NTP).

Hal lainnya, menurut penelitian yang dikeluarkan oleh IPB, perusahaan inti
umumnya akan mendahulukan untuk menyelamatkan ladang pertanian miliknya
sendiri untuk mengatasi penurunan permintaan ekspor komoditi pertanian sehingga
pembelian dari petani akan dihentikan. Dampak berantai yang akan timbul antara
lain keputusan petani untuk tidak memelihara ladang pertaniannya dan
memberhentikan buruh tani yang diperkerjakan atau terjadi PHK secara informal.
Akibat lebih jauh adalah petani kehilangan produktivitas dalam jangka panjang,
antara lain karena tidak ada perawatan lading pertanian dan petani kehilangan
potensi pendapatan jangka panjang.

Akibat lain yang luput dari antisipasi pemerintah adalah peluang terjadinya ledakan
pengangguran di desa karena pekerja yang terkena PHK umumnya akan kembali ke
kampung halaman dan menganggur. Termasuk korban PHK tenaga kerja Indonesia
yang bekerja di luar negeri yang akan kembali ke desa. Beban limpahan penganggur
tersebut menyebabkan produktivitas pertanian menjadi turun dan kesejahteraan juga
turun. Keadaan menjadi lebih berat karena desa harus menanggung dua beban,
yaitu terimbas oleh krisis dan menerima limpahan beban pengangguran dari kota
dan luar negeri.

Selain itu yang lagi-lagi luput dari perencanaan pemerintah adalah karena selama
empat tahun terakhir tingkat inflasi di wilayah pedesaan lebih tinggi dari perkotaan
yang disebabkan oleh adanya arus barang dari kota kembali ke desa. Komoditas
pertanian yang semula berasal dari desa dalam beberapa waktu kemudian harus
kembali ke desa dan petani membeli kembali dengan harga yang lebih mahal.


umihanik.blogspot.com
umihanik.blogspot.com
 

Kondisi infrastruktur di wilayah pedesaan juga menambah sebab keterpurukan desa.
Masalah yang muncul di atas sebenarnya merupakan akumulasi dari berbagai
persoalan ketimpangan pembangunan yang mengemuka. Harus diakui selama
berjalannya pemerintahan sektor pertanian yang menjadi penopang sebagian besar
masyarakat Indonesia (terutama di perdesaan) terabaikan. Hal ini dibuktikan oleh
berbagai fakta empirik yang ada.

Menurut data yang direlease oleh BPS, per Februari Agustus 2007-2008 sektor
pertanian masih menjadi kontibutor terbesar dalam menyerap angkatan kerja
nasional yakni mencapai 40% lebih, jauh jika dibanding sektor manufaktur yang
hanya mampu menyerap kurang dari 15%. Dalam penetapan kebijakan anggaran
tiap tahun-pun sektor pertanian dan pembangunan perdesaan tidak menjadi
perhatian      utama.    Lebih      jauh,  lagi-lagi pemerintah      menampakkan
ketidakberpihakannya terhadap desa, para petani dan sektor informal lainnya. Profil
paket stimulus yang diajukan oleh pemerintah sangat timpang dan lebih banyak
terserap ke sektor formal atau manufaktur. Sektor pertanian meskipun menjadi
primadona di dalam negeri nyatanya tidak cukup untuk meyakinkan pemerintah
bahwa sektor tersebut juga perlu proteksi. Pemerintah dengan pemikirannya
berasumsi bahwa ekonomi masyarakat pekerja formal-lah yang hanya bisa
diandalkan untuk menjadi leverage factor bagi pencapaian target pertumbuhan.
Dengan demikian penghematan pembayaran pajak dengan berbagai asumsi
multiplier effect-nya menjadi pilihan dan mendapatkan porsi stimulus terbesar, lebih
dari 70%.

Seperti dinyatakan oleh pemerintah, proporsi tersebut diarahkan untuk menjaga
daya beli masyarakat melalui penurunan pajak pendapatan. Perlu digarisbawahi,
para petani, nelayan, dan pekerja informal lainnya tidak turut menikmati fasilitas
pajak tersebut, jadi daya beli masyarakat golongan ini akan tetap tertekan. Dengan
paket stimulus, diharapkan masyarakat dapat melakukan spending yang lebih besar
dan industri manufaktur masih dapat hidup dan terus berproduksi karena masih
tingginya permintaan dari pasar domestik. Sedikit catatan, pemerintah tidak
mengantisipasi turunnya bea masuk impor yang akan menjadi insentif bagi para
importir untuk membanjiri supply pasar domestik dengan barang-barang impor.

Lebih lanjut, alokasi yang benar-benar ditujukan untuk masyarakat perdesaan dan
penanggulangan kemiskinan angkanya kurang dari 15% dari total dana stimulus
yang diajukan. Kekawatiran akan meledaknya angka pengangguran sebagai akibat
pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran dan lumpuhnya sektor industri
yang selama ini didengung-dengungkan dan menjadi justifikasi pemerintah untuk
mengalokasikan porsi yang besar untuk sektor formal tersebut tidaklah sepenuhnya
salah namun hendaknya juga diiringi dengan perhatian yang berimbang pada sektor
lainnya. 40% masyarakat kita yang bergantung di sektor pertanian menjadi
pertaruhan.

Memikirkan instrumen yang tepat untuk menjaga daya beli petani, nelayan, dan
pekerja informal memang rumit. Insentif melalui kenaikan harga dasar komoditas
pertanian saja tidak cukup bagi petani untuk menanam dan mendapatkan
penghasilan lebih dari produksi tanamannya. Petani akan terus merugi dan miskin
selama pemerintah tidak mempunyai mainstream untuk memajukan sektor
pertanian. Pasokan pupuk yang seringkali langka dan mahal, infrastruktur dan


umihanik.blogspot.com
umihanik.blogspot.com
 

teknologi pertanian yang tidak mendukung, serta masih dibanjirinya pasar domestik
dengan produk impor adalah potret sehari-hari sektor pertanian kita dalam beberapa
periode terakhir dan tidak mustahil akan kembali terulang di tahun-tahun mendatang.

Adapun insentif melalui industri dengan harapan ongkos produksi dapat ditekan dan
pasar barang menjadi lebih murah juga akan menemui kendala berarti jika petani
dan pekerja sektor informal tidak dapat mempertahankan pendapatannya. Dengan
demikian, dapat dimaklumi jika kemudian pemerintah lebih memilih langkah praktis
dengan memakai instrumen pajak untuk pekerja formal yang jelas datanya dan
penghasilannya. Purchasing power masyarakat yang dapat diselamatkan oleh
pemerintah hanya sebesar 15%, sedangkan masyarakat yang terserap di sektor
pertanian yang selama ini secara ekonomi sangat sensitif terhadap perubahan harga
tidak dapat berbuat apa-apa. Ya, kita harus menerima fakta tersebut.

Namun hendaknya pemerintah perlu untuk segera mengeluarkan cetak biru
pembangunan yang berpihak pada sektor pertanian dengan me-mainstream seluruh
instrumen kebijakannya untuk membangun sektor pertanian dalam arti luas dan
pembangunan perdesaan secara menyeluruh. Solusi tersebut merupakan pemikiran
yang muncul dari berbagai pertimbangan utamanya jika mengingat sektor pertanian
yang selama ini menjadi andalan masyarakat memiliki kontribusi yang cukup
signifikan bagi 1) Penyediaan dan penyerapan tenaga kerja yang besar; 2) Tidak
menggunakan kapital yang terlalu intensif seperti misalnya sektor industri
manufaktur; 3) Tidak tergantung pada modal asing yang saat ini semakin terbatas;
dan 4) Dapat membantu mengurangi kebutuhan devisa impor dan mengurangi
angka kemiskinan. Tidak rumit jika ada kemauan dan kepekaan untuk
mengentaskan masyarakat desa dari rantai kemiskinan. Ya, mainstream
pembangunan pada sektor pertanian adalah jawabannya.
 

*) Penulis adalah pemerhati kebijakan publik




umihanik.blogspot.com
Email Address                        : umihanik@gmail.com
Instant Messaging (with appointment) : umi.hanik@yahoo.com
Online Page                          : http://umihanik.blogspot.com/
Facebook                             : http://www.facebook.com/umi.hanik1
Twitter                              : http://twitter.com/umihanik
Citizenship                          : Indonesian

Professional Histories
1. The World Bank, Jakarta Office, May 2009 – Present; Monitoring & Evaluation (M&E)
   Specialist for BOS KITA (Knowledge Improvement for Transparency and Accountability) Program
2. The House Of Representatives (DPR RI), November 2007 – June 2009; Expert Staff for
   Commission VI, XI, and Budget Committee, In charge for National Awakening Party
3. National Development Planning Agency (Bappenas), April 2008 – March 2009; M&E Specialist
   as a Technical Assistance for the Deputy of Development Performance Evaluation (DPE); under
   the AusAID-World Bank and GRS II CIDA activities
4. National Development Planning Agency (Bappenas), February 2006 – February 2008; M&E
   Specialist for PMU (Project Management Unit) of PNPM SPADA (Support for Poor and
   Disadvantage Area) Program
5. PT. Sinergi Pakarya Sejahtera (Sinergi Consulting), November 2005 – present; Associate
   Researcher for strategic project concerning planning and public policy research
6. National Development Planning Agency (Bappenas), March 2002 – October 2005; Assistant
   Specialist for State Minister Advisor on Macro Economics Studies
Educational Background
Aug 1997 - Nov 2001, Bachelor of Economics, Faculty of Economics, University of Jember
Aug 2007-Jan 2010, Master of Economics, Faculty of Economics, University of Indonesia
Summary Of Economics Legislation Advisory
1. Government Budget-Adjustment 2008 (APBN-P 2008) Law Draft, 2008
2. Transformation of Indonesian Export Bank to Export Financing Board (LPEI) Law Draft, 2008
3. Interruption material submission for the legislators during the interpellation of BLBI, 2008
4. Research development to support the inisiation of the interpellation for food inflation, 2008
5. Tax Package Draft Law (RUU KUP, PPh, PPN and PPn BM), 2008
6. Economic Crisis Mitigation Package Draft Law (Perpu 2, 3, 4/2008), 2008
7. RAPBN 2009 Law Draft, 2008
8. Fiscal stimulus package Law Draft to mitigate the economic crisis for the budget year of 2009
9. Free Trade Zone Law Draft, 2009
10. Research development to support the substance of interpellation for BBM subsidy issue in the
    Budget Year of 2009, 2009
11. Other research and writing activities to support press conferences, discussion, public hearing.
Organization Background, Social And Community Involvement
1. 2009 – Present, Board of Forming Committee for the Indonesian Development Evaluation
    Community (InDEC)
2. 2009-present, member of Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI)
3. 2009–present, Treasurer for Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Hidayah Batu
4. 2004-present, Tresurer for The University of Jember Alumni Association, Jakarta Branch
5. March 2008-Present, Committee for the Indonesian Moslem Student Movement (PMII) Alumni
    Association, National Committee
6. April 2008-June 2009, General Secretary for Expert Forum FKB DPR RI (FORTA)
7. August 2000–July2001, Chairman of Student Executive Board Faculty of Economic (FoE),
    University of Jember (UoJ)
8. 2000-2001, Member of Indonesian Economics Student Senate Association (ISMEI)
9. 2000–2001, Head of External Affairs for the University Student English Forum (USEF), UoJ
10. 1999–2000, Head of Women Empowerment, Indonesian Moslem Student Movement (PMII),
    Economics Branch, UoJ
11. 1998–2001, Reporter and writer for Campus Magazine ‘Tegalboto’ and News Paper ‘Tawang
    Alun’, UoJ
12. 1997–2000, Presidium Committee for Islam and Environment Research Forum, FoE, UoJ
Personal Information
Single, Moslem, Interested in writing, teaching, blogrolling-walking, and listening to top 40 music

More Related Content

PDF
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
PDF
Sektoral Perekonomian Indonesia
PDF
Subsidi Pertanian Terpadu
DOCX
Ekspor dan impor Pertanian
PDF
Vaisal mulawarman 2012
DOC
Makalah analisis perencanaan pembangunan
DOCX
STRATEGI PEMULIHAN PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA PANDEMI COVID-19
RTF
Proposal Politik 3 Parasit Ekonomi Rakyat
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
Sektoral Perekonomian Indonesia
Subsidi Pertanian Terpadu
Ekspor dan impor Pertanian
Vaisal mulawarman 2012
Makalah analisis perencanaan pembangunan
STRATEGI PEMULIHAN PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA PANDEMI COVID-19
Proposal Politik 3 Parasit Ekonomi Rakyat

What's hot (20)

PDF
Optimisme pemerintah lepas dari resesi
DOCX
Kritik darurat ketimpangan ekonomi
PPTX
kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi
PPTX
Pertemuan ke iv teori konsumsi
PPTX
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
PPTX
Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanian
PPTX
Abdul ajid 11140963
DOC
5 permasalahan ekonomi di indonesia
PPTX
Pembangunan
PPT
Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi
DOCX
Tugas sma 2017
DOCX
Ekonomi
PDF
78711004 perekonomian
DOCX
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
PPTX
Sukma perkembangan ekonomi daerah
PPTX
Mariam peranan sektor pertanian
PDF
Makalah analisis pertumbuhan ekonomi timor leste
PPTX
Perekonomian Indonesia 3
PPT
Pembangunan ekonomi
PPTX
Kel2 indikator keberhasilan pembangunan eko
Optimisme pemerintah lepas dari resesi
Kritik darurat ketimpangan ekonomi
kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi
Pertemuan ke iv teori konsumsi
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanian
Abdul ajid 11140963
5 permasalahan ekonomi di indonesia
Pembangunan
Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi
Tugas sma 2017
Ekonomi
78711004 perekonomian
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
Sukma perkembangan ekonomi daerah
Mariam peranan sektor pertanian
Makalah analisis pertumbuhan ekonomi timor leste
Perekonomian Indonesia 3
Pembangunan ekonomi
Kel2 indikator keberhasilan pembangunan eko
Ad

Viewers also liked (8)

PDF
Bassirou Belem: Gestion et commercialisation des produits issus des espèces a...
PDF
Rivastigmine patch prescrire
PDF
Andres Jaramillo Lopez logra nuevo contrato en Panamá
PDF
Mujeres en la economía digital
DOC
Wiliigis mbogoro nairobi paper 14 thjuly,2014 ( new )
PDF
Targeting Priorities: costing the Trinidad & Tabago National Strategic Plan f...
PDF
Essenscia gds
PPTX
IDC Insights Overview
Bassirou Belem: Gestion et commercialisation des produits issus des espèces a...
Rivastigmine patch prescrire
Andres Jaramillo Lopez logra nuevo contrato en Panamá
Mujeres en la economía digital
Wiliigis mbogoro nairobi paper 14 thjuly,2014 ( new )
Targeting Priorities: costing the Trinidad & Tabago National Strategic Plan f...
Essenscia gds
IDC Insights Overview
Ad

Similar to Arus utama pembangunan perdesaan umi hanik (20)

PPT
Ironi Pembangunan di Indonesia
PPT
Pembangunan pertanian dan pedesaan.pptx
PDF
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
DOCX
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
DOCX
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
PPTX
perekonomian indonesia peranan sektor pertanian
PDF
Banjir infrastruktur dan kedaulatan pangan umi hanik
PPTX
Tugas perekonomian indonesia peranan sektor pertanian
PDF
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
PPTX
Krisis ekonomi perekonomian Indonesia
PPT
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
PPTX
Sustainable Agriculture Project Proposal XL by Slidesgo.pptx
PDF
Ekonomi Indonesia-final1
DOCX
Makalah kemiskinan dan pengangguran
PPTX
8 peran dan sektor pertanian
PDF
PPTX
Sistem Ekonomi sebagai Solusi Masalah Ekonomi
PPTX
peranan sektor pertanian
DOCX
(Sindonews.com) Opini ekonomi 1 september 2015-12 Oktober 2015
PPTX
Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Sejak Reformasi
Ironi Pembangunan di Indonesia
Pembangunan pertanian dan pedesaan.pptx
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
perekonomian indonesia peranan sektor pertanian
Banjir infrastruktur dan kedaulatan pangan umi hanik
Tugas perekonomian indonesia peranan sektor pertanian
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
Krisis ekonomi perekonomian Indonesia
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
Sustainable Agriculture Project Proposal XL by Slidesgo.pptx
Ekonomi Indonesia-final1
Makalah kemiskinan dan pengangguran
8 peran dan sektor pertanian
Sistem Ekonomi sebagai Solusi Masalah Ekonomi
peranan sektor pertanian
(Sindonews.com) Opini ekonomi 1 september 2015-12 Oktober 2015
Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Sejak Reformasi

More from Umi Hanik (20)

PDF
M&E PHLN antara Teori Kebijakan dan Praktik
PDF
Evaluasi Kinerja Untuk Menyelamatkan Instansi Pemerintah, keniscayaankah?
PDF
M&E sebagai konsensus untuk efektivitas pemanfaatan phln
PDF
Catatan kritis proses pembahasan ruu apbn 2009 umi hanik
PDF
Catatan singkat pembahasan paket ruu reformasi perpajakan umi hanik
PDF
Krisis global kinerja ekspor dan potensi lpei umi hanik
PDF
Analisa kinerja ekspor indonesia untuk penyempurnaan ruu lpei umi hanik
PDF
Anatomi produksi dan konsumsi energi umi hanik
PDF
Pangan dan problematikanya umi hanik
PDF
Kerawanan pangan dan inflasi umi hanik
PDF
Penyelarasan Kebijakan M&E Untuk Efektivitas Pendanaan Pembangunan Umi Hanik
PDF
Krisis global dan kenaikan harga pangan umi hanik
PDF
Simalakama kebijakan subsidi bbm umi hanik
PDF
Catatan kritis kinerja bidang ekonomi tahun 2008 umi hanik
PDF
Gross national happiness umi hanik
PDF
Derajat keislaman dan keimanan gimana ngukurnya umi hanik
PDF
Crowding out umi hanik
PDF
Ilusi perencanaan dan penganggaran pembangunan umi hanik
PDF
Merah kuning hijau putih biru bangsaku umi hanik
PDF
Perempuan pengabdian vs aktualisasi keraguan vs keikhlasan & syukur
M&E PHLN antara Teori Kebijakan dan Praktik
Evaluasi Kinerja Untuk Menyelamatkan Instansi Pemerintah, keniscayaankah?
M&E sebagai konsensus untuk efektivitas pemanfaatan phln
Catatan kritis proses pembahasan ruu apbn 2009 umi hanik
Catatan singkat pembahasan paket ruu reformasi perpajakan umi hanik
Krisis global kinerja ekspor dan potensi lpei umi hanik
Analisa kinerja ekspor indonesia untuk penyempurnaan ruu lpei umi hanik
Anatomi produksi dan konsumsi energi umi hanik
Pangan dan problematikanya umi hanik
Kerawanan pangan dan inflasi umi hanik
Penyelarasan Kebijakan M&E Untuk Efektivitas Pendanaan Pembangunan Umi Hanik
Krisis global dan kenaikan harga pangan umi hanik
Simalakama kebijakan subsidi bbm umi hanik
Catatan kritis kinerja bidang ekonomi tahun 2008 umi hanik
Gross national happiness umi hanik
Derajat keislaman dan keimanan gimana ngukurnya umi hanik
Crowding out umi hanik
Ilusi perencanaan dan penganggaran pembangunan umi hanik
Merah kuning hijau putih biru bangsaku umi hanik
Perempuan pengabdian vs aktualisasi keraguan vs keikhlasan & syukur

Recently uploaded (20)

PPTX
Kokurikuler dalam Pembelajaran Mendalam atau Deep Leaning
PPTX
POWER POING IPS KLS 8 KUMER 2025-2026.pptx
PDF
Materi PPT Seminar #AITalks: AI dan Iman
PDF
PPT Materi Kelas Mempraktikkan Prinsip Hermeneutika (MPH) 2025
PPTX
Merancang dan Mengelola PESAN dalam Komunikasi Pemasaran di Era Digital 4.0_W...
DOCX
Modul ajar kelas 5 tentang adoo ul jismi
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Fisika Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PDF
Bahan Bacaan Rencana Kolaborasi Inkuiri.pdf
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf
PDF
Faktor-Faktor Pergeseran dari Pemasaran Konvensional ke Pemasaran Modern
PDF
Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PDF
BukuKeterampilanMengajar-MNCPublishing2019.pdf
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika Terapan_22 Agus 2025.pdf
PDF
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PDF
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PPTX
Pengimbasan pembelajaran mendalam (deep learning
PDF
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
PDF
RPM BAHASA INDONESIA KELAS 7 TEKS DESKRIPSI.pdf
PPTX
893548301-Panduan-Kokurikuler-Tahun_2025.pptx
Kokurikuler dalam Pembelajaran Mendalam atau Deep Leaning
POWER POING IPS KLS 8 KUMER 2025-2026.pptx
Materi PPT Seminar #AITalks: AI dan Iman
PPT Materi Kelas Mempraktikkan Prinsip Hermeneutika (MPH) 2025
Merancang dan Mengelola PESAN dalam Komunikasi Pemasaran di Era Digital 4.0_W...
Modul ajar kelas 5 tentang adoo ul jismi
Modul Ajar Deep Learning Fisika Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Bahan Bacaan Rencana Kolaborasi Inkuiri.pdf
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf
Faktor-Faktor Pergeseran dari Pemasaran Konvensional ke Pemasaran Modern
Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 6 Kurikulum Merdeka
BukuKeterampilanMengajar-MNCPublishing2019.pdf
Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10 SMA Terbaru 2025
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika Terapan_22 Agus 2025.pdf
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Pengimbasan pembelajaran mendalam (deep learning
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
RPM BAHASA INDONESIA KELAS 7 TEKS DESKRIPSI.pdf
893548301-Panduan-Kokurikuler-Tahun_2025.pptx

Arus utama pembangunan perdesaan umi hanik

  • 1. umihanik.blogspot.com   Arus Utama Pembangunan Perdesaan Dan Tata Kelola Pertanian Dalam Arti Luas : Skenario Penyelamatan Desa Dan Sektor Pertanian Dari Dampak Krisis Global Umi Hanik* Kondisi ekonomi global dewasa ini nampak murung dan kurang menguntungkan. Krisis sebagai penyebab tidak saja meruntuhkan sendi-sendi perekonomian Amerika, namun telah menjalar ke negara maju lainnya, serta telah berimbas pula ke berbagai negara di dunia. Krisis telah menyebabkan kerugian besar di berbagai Negara termasuk Indonesia. Namun berbagai langkah antisipasi dan instrumen penanganan yang dilakukan oleh pemerintah nampak berat sebelah. Hal ini ditunjukkan dengan postur fiskal yang diajukan akhir tahun lalu dan paket stimulus yang baru saja disetujui oleh DPR menjelang masa penutupan sidang kemarin. Para pakar tak henti-hentinya berujar diberbagai media baik televisi maupun koran bahwa wilayah pedesaan menerima dampak krisis ekonomi global lebih berat daripada wilayah perkotaan di Indonesia. Dampak dari krisis ini telah menyebabkan turunnya harga komoditas pertanian dan petani harus menanggung penurunan harga paling besar. Para petani terpaksa harus menerima kerugian yang lebih besar karena para eksportir dan perusahaan inti yang menekan kerugian dengan cara melakukan pass on atau membebankannya kepada petani yang tidak memiliki posisi tawar. Dengan demikian pendapatan petani semakin tergerus dan menurunkan nilai tukar petani (NTP). Hal lainnya, menurut penelitian yang dikeluarkan oleh IPB, perusahaan inti umumnya akan mendahulukan untuk menyelamatkan ladang pertanian miliknya sendiri untuk mengatasi penurunan permintaan ekspor komoditi pertanian sehingga pembelian dari petani akan dihentikan. Dampak berantai yang akan timbul antara lain keputusan petani untuk tidak memelihara ladang pertaniannya dan memberhentikan buruh tani yang diperkerjakan atau terjadi PHK secara informal. Akibat lebih jauh adalah petani kehilangan produktivitas dalam jangka panjang, antara lain karena tidak ada perawatan lading pertanian dan petani kehilangan potensi pendapatan jangka panjang. Akibat lain yang luput dari antisipasi pemerintah adalah peluang terjadinya ledakan pengangguran di desa karena pekerja yang terkena PHK umumnya akan kembali ke kampung halaman dan menganggur. Termasuk korban PHK tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri yang akan kembali ke desa. Beban limpahan penganggur tersebut menyebabkan produktivitas pertanian menjadi turun dan kesejahteraan juga turun. Keadaan menjadi lebih berat karena desa harus menanggung dua beban, yaitu terimbas oleh krisis dan menerima limpahan beban pengangguran dari kota dan luar negeri. Selain itu yang lagi-lagi luput dari perencanaan pemerintah adalah karena selama empat tahun terakhir tingkat inflasi di wilayah pedesaan lebih tinggi dari perkotaan yang disebabkan oleh adanya arus barang dari kota kembali ke desa. Komoditas pertanian yang semula berasal dari desa dalam beberapa waktu kemudian harus kembali ke desa dan petani membeli kembali dengan harga yang lebih mahal. umihanik.blogspot.com
  • 2. umihanik.blogspot.com   Kondisi infrastruktur di wilayah pedesaan juga menambah sebab keterpurukan desa. Masalah yang muncul di atas sebenarnya merupakan akumulasi dari berbagai persoalan ketimpangan pembangunan yang mengemuka. Harus diakui selama berjalannya pemerintahan sektor pertanian yang menjadi penopang sebagian besar masyarakat Indonesia (terutama di perdesaan) terabaikan. Hal ini dibuktikan oleh berbagai fakta empirik yang ada. Menurut data yang direlease oleh BPS, per Februari Agustus 2007-2008 sektor pertanian masih menjadi kontibutor terbesar dalam menyerap angkatan kerja nasional yakni mencapai 40% lebih, jauh jika dibanding sektor manufaktur yang hanya mampu menyerap kurang dari 15%. Dalam penetapan kebijakan anggaran tiap tahun-pun sektor pertanian dan pembangunan perdesaan tidak menjadi perhatian utama. Lebih jauh, lagi-lagi pemerintah menampakkan ketidakberpihakannya terhadap desa, para petani dan sektor informal lainnya. Profil paket stimulus yang diajukan oleh pemerintah sangat timpang dan lebih banyak terserap ke sektor formal atau manufaktur. Sektor pertanian meskipun menjadi primadona di dalam negeri nyatanya tidak cukup untuk meyakinkan pemerintah bahwa sektor tersebut juga perlu proteksi. Pemerintah dengan pemikirannya berasumsi bahwa ekonomi masyarakat pekerja formal-lah yang hanya bisa diandalkan untuk menjadi leverage factor bagi pencapaian target pertumbuhan. Dengan demikian penghematan pembayaran pajak dengan berbagai asumsi multiplier effect-nya menjadi pilihan dan mendapatkan porsi stimulus terbesar, lebih dari 70%. Seperti dinyatakan oleh pemerintah, proporsi tersebut diarahkan untuk menjaga daya beli masyarakat melalui penurunan pajak pendapatan. Perlu digarisbawahi, para petani, nelayan, dan pekerja informal lainnya tidak turut menikmati fasilitas pajak tersebut, jadi daya beli masyarakat golongan ini akan tetap tertekan. Dengan paket stimulus, diharapkan masyarakat dapat melakukan spending yang lebih besar dan industri manufaktur masih dapat hidup dan terus berproduksi karena masih tingginya permintaan dari pasar domestik. Sedikit catatan, pemerintah tidak mengantisipasi turunnya bea masuk impor yang akan menjadi insentif bagi para importir untuk membanjiri supply pasar domestik dengan barang-barang impor. Lebih lanjut, alokasi yang benar-benar ditujukan untuk masyarakat perdesaan dan penanggulangan kemiskinan angkanya kurang dari 15% dari total dana stimulus yang diajukan. Kekawatiran akan meledaknya angka pengangguran sebagai akibat pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran dan lumpuhnya sektor industri yang selama ini didengung-dengungkan dan menjadi justifikasi pemerintah untuk mengalokasikan porsi yang besar untuk sektor formal tersebut tidaklah sepenuhnya salah namun hendaknya juga diiringi dengan perhatian yang berimbang pada sektor lainnya. 40% masyarakat kita yang bergantung di sektor pertanian menjadi pertaruhan. Memikirkan instrumen yang tepat untuk menjaga daya beli petani, nelayan, dan pekerja informal memang rumit. Insentif melalui kenaikan harga dasar komoditas pertanian saja tidak cukup bagi petani untuk menanam dan mendapatkan penghasilan lebih dari produksi tanamannya. Petani akan terus merugi dan miskin selama pemerintah tidak mempunyai mainstream untuk memajukan sektor pertanian. Pasokan pupuk yang seringkali langka dan mahal, infrastruktur dan umihanik.blogspot.com
  • 3. umihanik.blogspot.com   teknologi pertanian yang tidak mendukung, serta masih dibanjirinya pasar domestik dengan produk impor adalah potret sehari-hari sektor pertanian kita dalam beberapa periode terakhir dan tidak mustahil akan kembali terulang di tahun-tahun mendatang. Adapun insentif melalui industri dengan harapan ongkos produksi dapat ditekan dan pasar barang menjadi lebih murah juga akan menemui kendala berarti jika petani dan pekerja sektor informal tidak dapat mempertahankan pendapatannya. Dengan demikian, dapat dimaklumi jika kemudian pemerintah lebih memilih langkah praktis dengan memakai instrumen pajak untuk pekerja formal yang jelas datanya dan penghasilannya. Purchasing power masyarakat yang dapat diselamatkan oleh pemerintah hanya sebesar 15%, sedangkan masyarakat yang terserap di sektor pertanian yang selama ini secara ekonomi sangat sensitif terhadap perubahan harga tidak dapat berbuat apa-apa. Ya, kita harus menerima fakta tersebut. Namun hendaknya pemerintah perlu untuk segera mengeluarkan cetak biru pembangunan yang berpihak pada sektor pertanian dengan me-mainstream seluruh instrumen kebijakannya untuk membangun sektor pertanian dalam arti luas dan pembangunan perdesaan secara menyeluruh. Solusi tersebut merupakan pemikiran yang muncul dari berbagai pertimbangan utamanya jika mengingat sektor pertanian yang selama ini menjadi andalan masyarakat memiliki kontribusi yang cukup signifikan bagi 1) Penyediaan dan penyerapan tenaga kerja yang besar; 2) Tidak menggunakan kapital yang terlalu intensif seperti misalnya sektor industri manufaktur; 3) Tidak tergantung pada modal asing yang saat ini semakin terbatas; dan 4) Dapat membantu mengurangi kebutuhan devisa impor dan mengurangi angka kemiskinan. Tidak rumit jika ada kemauan dan kepekaan untuk mengentaskan masyarakat desa dari rantai kemiskinan. Ya, mainstream pembangunan pada sektor pertanian adalah jawabannya.   *) Penulis adalah pemerhati kebijakan publik umihanik.blogspot.com
  • 4. Email Address : [email protected] Instant Messaging (with appointment) : [email protected] Online Page : http://umihanik.blogspot.com/ Facebook : http://www.facebook.com/umi.hanik1 Twitter : http://twitter.com/umihanik Citizenship : Indonesian Professional Histories 1. The World Bank, Jakarta Office, May 2009 – Present; Monitoring & Evaluation (M&E) Specialist for BOS KITA (Knowledge Improvement for Transparency and Accountability) Program 2. The House Of Representatives (DPR RI), November 2007 – June 2009; Expert Staff for Commission VI, XI, and Budget Committee, In charge for National Awakening Party 3. National Development Planning Agency (Bappenas), April 2008 – March 2009; M&E Specialist as a Technical Assistance for the Deputy of Development Performance Evaluation (DPE); under the AusAID-World Bank and GRS II CIDA activities 4. National Development Planning Agency (Bappenas), February 2006 – February 2008; M&E Specialist for PMU (Project Management Unit) of PNPM SPADA (Support for Poor and Disadvantage Area) Program 5. PT. Sinergi Pakarya Sejahtera (Sinergi Consulting), November 2005 – present; Associate Researcher for strategic project concerning planning and public policy research 6. National Development Planning Agency (Bappenas), March 2002 – October 2005; Assistant Specialist for State Minister Advisor on Macro Economics Studies Educational Background Aug 1997 - Nov 2001, Bachelor of Economics, Faculty of Economics, University of Jember Aug 2007-Jan 2010, Master of Economics, Faculty of Economics, University of Indonesia Summary Of Economics Legislation Advisory 1. Government Budget-Adjustment 2008 (APBN-P 2008) Law Draft, 2008 2. Transformation of Indonesian Export Bank to Export Financing Board (LPEI) Law Draft, 2008 3. Interruption material submission for the legislators during the interpellation of BLBI, 2008 4. Research development to support the inisiation of the interpellation for food inflation, 2008 5. Tax Package Draft Law (RUU KUP, PPh, PPN and PPn BM), 2008 6. Economic Crisis Mitigation Package Draft Law (Perpu 2, 3, 4/2008), 2008 7. RAPBN 2009 Law Draft, 2008 8. Fiscal stimulus package Law Draft to mitigate the economic crisis for the budget year of 2009 9. Free Trade Zone Law Draft, 2009 10. Research development to support the substance of interpellation for BBM subsidy issue in the Budget Year of 2009, 2009 11. Other research and writing activities to support press conferences, discussion, public hearing. Organization Background, Social And Community Involvement 1. 2009 – Present, Board of Forming Committee for the Indonesian Development Evaluation Community (InDEC) 2. 2009-present, member of Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) 3. 2009–present, Treasurer for Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Hidayah Batu 4. 2004-present, Tresurer for The University of Jember Alumni Association, Jakarta Branch 5. March 2008-Present, Committee for the Indonesian Moslem Student Movement (PMII) Alumni Association, National Committee 6. April 2008-June 2009, General Secretary for Expert Forum FKB DPR RI (FORTA) 7. August 2000–July2001, Chairman of Student Executive Board Faculty of Economic (FoE), University of Jember (UoJ) 8. 2000-2001, Member of Indonesian Economics Student Senate Association (ISMEI) 9. 2000–2001, Head of External Affairs for the University Student English Forum (USEF), UoJ 10. 1999–2000, Head of Women Empowerment, Indonesian Moslem Student Movement (PMII), Economics Branch, UoJ 11. 1998–2001, Reporter and writer for Campus Magazine ‘Tegalboto’ and News Paper ‘Tawang Alun’, UoJ 12. 1997–2000, Presidium Committee for Islam and Environment Research Forum, FoE, UoJ Personal Information Single, Moslem, Interested in writing, teaching, blogrolling-walking, and listening to top 40 music