Bab 17:
Aldehid dan Keton. Adisi nukleofilik pada C=O
Aldehid (RCHO) dan keton (RCOR') adalah gugus fungsi yang sangat berguna,
dikarakterisasi dengan keberadaan gugus asil (C=O) yang terikat langsung dengan
atom H (dinamakan gugus aldehid) atau atom C(dinamakan gugus keton).
ada dua pola reaksi yang berlawanan tetapi sama pentingnya untuk senyawa-
senyawa ini:
1. Aldehid dan keton diserang oleh nukleofil
karena sifat elektrofilik dari atom C karbonil.
2. penambahan basa ke aldehid dan keton
mengakibatkan terbentuknya suatu spesi
nukleofilik yang disebut enolat, yang bereaksi
dengan elektrofil.
Aldehid dan Keton
Tata nama :
Aldehid: penamaan struktur aldehid adalah dengan cara rantai alkana ditambah suffix atau
akhiran = -al
Keton: penamaan struktur keton adalah dengan cara rantai alkana ditambah suffix atau
akhiran = -on , atau dengan penambahan awalan/prefix = oxo-
Sifat fisis:
• Sifat polar dari C=O karena adanya elektronegativitas antar kedua atom berarti interaksi
antardipol akan terbentuk.
• Meskipun C=O tidak dapat membentuk ikatan hidrogen satu sama lain, C=O dapat
menerima ikatan hidrogen dari donor ikatan hidrogen seperti air ataupun alkohol.
• Akibat dari efek ini adalah:
oTitik didih dan titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan alkana yang analog
oTitik didih yang lebih rendah daripada alkohol yang analog
oLebih mudah dilarutkan daripada alkana tetapi lebih sulit dilarutkan daripada alkohol
Struktur:
•Gugus karbonil terdiri atas atom O yang terikat dengan atom C melalui ikatan
rangkap, C=O, yang terhibridisasi sp2 yang mirip seperti etena, H2C=CH2 dengan
sudut ikatan mendekati 120o.
•Atom O terikat dengan atom C karbonil melalui ikatan σ dan π.
•Ikatan C=O dan dua atom yang terikat pada C tersusun secara koplanar.
•Ini berarti PEB pada O terletak pada orbital hibrida sp2.
Gambar di samping menunjukkan potensial elektrostatis dari
metanal/formaldehid. Warna merah, densitas elektron yang
tinggi dan warna biru adalah sebaliknya.
•Atom O pada C=O menunjukkan densitas elektron yang tinggi
karena adanya PEB, atom oksigen pada karbonil adalah basa
Lewis (tempat terjadinya protonasi)
•Pada atom C di gugus C=O densitas elektronnya rendah.
Gambar di samping menunjukkan potensi elektrostatis dari propanon
(aseton).
• Atom O pada C=O adalah daerah dengan densitas elektron tinggi
karena adanya PEB, atom oksigen pada karbonil adalah basa Lewis
(tempat protonasi terjadi)
• Densitas elektron pada C di C=O rendah
Maka pola reaksi umum pada aldehid dan keton adalah serangan nukleofil pada C karbonil
yang elektrofilik:
reaktivitas aldehid dan keton dapat digambarkan dengan
melihat kontributor resonansi yaitu atom C bermuatan positiv
dan atom O yang bermuatan negatif.
Pada umumnya urutan reaktivitas terhadap nukleofil adalah :
aldehid > keton.
Sedangkan substituen yang menempel pada gugusfungsi memiliki
dua faktor kontribusi, yaitu :
1. Ukuran substituen yang terhubung ke C=O. Gugus yang lebih
besar menghalangi Nu yang ingin mendekat.
2. Efek elektronis dari substituen. Gugus alkil adalah gugus
donator elektron yang lemah sehingga C karbonil menjadi
kurang elektrofilik.
Bab 17.pptx
Ozonolisis Alkena
Tipe reaksi: Adisi Elektrofilik
• Transformasi keseluruhan : C=C menjadi 2
x C=O
• Reagen : ozon, O3, diikuti dengan reduksi,
biasanya Zn dalam pelarut asam asetat.
• Reaksi ini seperti memutus alkena
menjadi 2 karbonil.
• Substituen yang akan menempel pada
ikatan C=O bergantung pada substituen
yang menempel pada ikatan C=C awal.
Pertanyaan Prediksikan hasil ozonolisis berikut ini ?
· (a) ethena ? (c) 2-butena ?
· (b) 1-butena ? (d) 2-methylpropena ?
MEKANISME REAKSI ALKUNA
DENGAN O3
Langkah 1:
Elektron π berperan sebagai
nukleofil, menyerang ozon pada
atom O terminal yang elektrofilik.
C-O kedua dibentuk dari O
nukleofilik yang menyerang ujung
lain dari C=C
Langkah 2:
Terbentuk senyawa siklis yang
disebut ozonida, yang kemudian
tersusun ulang menjadi
malozonida.
Langkah 3:
pada penambahan Zn/asam asetat,
malozonida terdekomposisi
menjadi dua gugus karbonil..
Hidrasi Alkuna
Tipe reaksi: Adisi elektrofilik
• Alkuna dapat dihidrasi membentuk
enol yang tertautomerisasi
menjadi keton
• Reagen: larutan asam, umumnya
H2SO4, dengan garam merkuri
• Regioselektivitasnya diprediksi
dengan aturan Markovnikov
• Reaksi berjalan melalui protonasi
sehingga menjadi intermediet
karbokation yang lebih stabil
• Tidak stereoselektif karena reaksi
berlangsung via karbokation planar
MEKANISME REAKSI ALKUNA DENGAN H3O+
Step 1:
Reaksi asam basa. Protonasi alkuna untuk
membentuk karbokation yang lebih stabil. Elektron
π berpasang-pasangan dan menjadi basa Lewis.
Step 2:
serangan molekul air yang nukleofilik pada
karbokation yang elektrofilik akan membentuk ion
oksonium.
Step 3:
reaksi asam basa. Deprotonasi basa membentuk
alkohol dan membentuk ulang katalis asam, dan
membentuk enol yang tidak stabil.
Step 4:
reaksi asam basa. Reprotonasi katalis asam terjadi
pada karbon. Elektron dari atom oksigen
membantu memfasilitasi proses ini dan
membentuk ion oksonium.
Step 5:
reaksi asam basa. Deprotonasi ion oksonium
membentuk keton. Step 4 dan 5 menunjukkan
tautomerisasi enol menjadi keton dengan katalis
asam.
Oksidasi Alkohol Primer dan Sekunder
Tipe reaksi: Oxidation-Reduction
• Pereaksi pengoksidasi alkohol yang umum digunakan:
• Hasil reaksi oksidasi alkohol bergantung
pada substituen dari karbon karbinol.
• Agar terjadi reaksi oksidasi, harus terdapat
H pada karbon karbinol.
• Alkohol primer dapat teroksidasi menjadi
aldehid (atau menjadi asam karboksilat
jika dioksidasi lebih lanjut).
o Pada pelarut ber-air, asam karboksilat
umumnya menjadi produk utama.
o PCC atau PDC, yang digunakan pada
diklorometana, memungkinkan
terhentinya oksidasi pada aldehida.
1o alcohol aldehyde
•Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton:
2o alcohol keton
•Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi (tidak adanya C-H)
3o alcohol
OKSIDASI ALKOHOL MENGGUNAKAN Cr
Mekanismenya tidak banyak diketahui. Sebelum tahap
oksidasi, alkohol bereaksi menjadi ester kromat. Basa
(digunakan, molekul air) mengambil proton dari ester
kromat, membentuk C=O dan senyawa Cr akan lepas.
Perhatikan karbinol H penting pada mekanisme oksidasi
Asilasi Friedel-Crafts pada Benzena
Tipe reaksi: Substitusi aromatik elektrofilik
• Transformasi keseluruhan : Ar-H menjadi Ar-COR(aril keton).
• Reagent : biasanya asil halida (cth. RCOCl) dengan aluminium triklorida, AlCl3, sebagai
katalis asam Lewis.
• AlCl3 meningkatkan elektrofilisitas dari asil halida dengan mengkomplekskan halidanya.
• Spesies elektrofilik: kation asil atau ion asilium (RCO+ ) terbentuk dari diambilnya halida
oleh katalis asam Lewis.
• Ion asilium distabilisasi oleh resonansi seperti yang ditunjukkan di bawah. Stabilitas
tambahan ini mereduksi masalah yang berkaitan dengan penyusunan ulang karbokation
sederhana :
• Reduksi dari produk asilasi dapat digunakan untuk membentuk alkilasi yang ekivalen
tetapi menghindari masalah akibat penyusunan -ulangnya molekul
• Reaksi ini terbatas pada arena yang sama atau lebih reaktif daripada monohalobenzena.
• Sumber yang lain dari asilium dapat digunakan seperti asam anhidrid dengan AlCl3
MEKANISME ASILASI FRIEDEL-CRAFTS
PADA BENZENE
Step 1:
Asil halida bereaksi dengan asam Lewis untuk
membentuk C yang lebih elektrofilik, ion asilium
Step 2:
Elektron π dari C=C yang aromatik beraksi
sebagai nukleofil, dan menyerang C+ yang
elektrofilik. Tahap ini merusak aromatisitas dan
membentuk kation sikloheksadienil intermediet.
Step 3:
pengambilan proton dari C sp3 yang terikat
dengan gugus asil membentuk C=C dan sistem
aromatis, membentuk HCl dan membentuk
ulang katalis aktif.
Adisi nukleofilik
Adisi nukleofilik adalah reaksi yang penting yang menyebabkan terjadinya interkonversi C=O
menjadi gugus-gugus fungsi yang penting.
Istilah "adisi nukleofilik"?
sebuah nukleofil, Nu-, adalah sebuah spesi kaya elektron yang akan bereaksi dengan spesi
yang miskin elektron (misalnya di sini C=O)
adisi berarti dua sistem yang menjadi satu.
Ada tiga tahap fundamental pada reaksi adisi nukelofilik:
• Terbentuknya ikatan s baru di antara nukleofil Nu dan C elektrofilik pada gugus C=O
• Terputusnya ikatan p pada O dan membentuk alkoksida intermediet.
• Protonasi alkoksida intermediet yang memberikan turunan alkohol
Bergantung reaktivitas nukleofilnya, ada dua skenario yang mungkin terjadi :
• Nukleofil kuat (anionic) ditambahkan langsung ke C=O dan membentuk alkoksida
intermediet. Alkoksida ini kemudain terprotonasi dengan penambahan asam cair.
Contoh : RMgX, RLi, RC≡CM, LiAlH4, NaBH4
• Nukleofil lemah (neutral) membutuhkan C=O diaktivasi terlebih dahulu sebelum
menyerang Nu.
ini dapat dilakukan dengan katalis asam yang terprotonasi oleh basa Lewis O dan
membuat sistemnya lebih elektrofilik.
contoh: H2O, ROH, R-NH2
Protonasi karbonil memberikan struktur yang dapat tersusun
ulang dalam bentuk resonansi yang lain, ini dikarenakan sifat
elektrofilik dari C dimana karbonil ini adalah karbokation.
Reaksi pada karbonil biasanya berhubungan dengan atom nukleofilik yang terlibat,
cobalah untuk mengidentifikasi mekanisme reaksi dari setiap reaksi yang ada.
Reaktivitas
Secara keseluruhan, adisi nukleofilik dapat digambarkan dengan panah kurva sebagai
berikut:
Reaktivitas aldehid dan keton dapat digambarkan dengan
mudah dengan melihat kontributor resonansi yang memiliki
muatan yang terpisah yaitu atom C bermuatan + dan atom O
yang bermuatan -.
urutan reaktivitas terhadap nukleofil : aldehid > keton
Substituen memiliki dua faktor kontribusi :
• Ukuran substituen yang terhubung ke C=O. Gugus yang lebih
besar menghalangi Nu yang ingin mendekat.
• Efek elektronis dari substituen. Gugus alkil adalah gugus
donator elektron yang lemah sehingga C karbonil menjadi
kurang elektrofilik
Pola ini didukung oleh data kesetimbangan dari pembentukan hidrat
Ringkasan reaksi aldehid dan keton
Daftar berikut adalah ringkasan dari reaksi aldehid dan keton, diurutkan berdasarkan
nukleofilnya:
Reaksi dengan "H":
Reduksi untuk menghasilkan
hidrokarbon
H- : reduksi oleh hidrida menjadi
alkohol
Reaksi pada atom C nukleofil:
-CN : Pembentukan sianohidrin
RM : Reaksi dengan organometalik
Reaksi Wittig
Reaksi dengan N nukleofil:
RNH2 : amin primer dan derivatnya
R2NH : amin sekunder
Bab 17.pptx
Reduksi menjadi Hidrokarbon
Reduksi Clemmensen (kondisi asam)
Zn(Hg) dalam HCl mereduksi C=O menjadi
-CH2-
Reduksi Wolff-Kishner (kondisi basa)
NH2NH2 / KOH / ethylene glycol
mereduksi C=O menjadi -CH2-
Reduksi Hidrida Aldehid dan Keton
reaksi biasanya pada Et2O atauTHF diikuti
penambahan H3O+
Tipe reaksi: Adisi nukleofilik
• Aldehid dan keton adalah mudah tereduksi dengan reagen hidrida.
• Senyawa pereduksi adalah LiAlH4 dan NaBH4 yang beraksi, pereduktornya adalah 4 H-
(hydride ion).
• Secara keseluruhan, 2 atom H ditambahkan pada C=O agar menjadi H-C-O-H.
• Hidrida bereaksi dengan gugus karbonil, C=O, pada aldehid atau keton untuk membentuk
alkohol
• Substituen pada karbonil menentukan jenis alkohol yang dihasilkan. Contoh reduksi metanal
akan memberikan metanol
• Reduksi aldehid yang lain memberikan alkohol primer
• Reduksi keton membentuk alkohol sekunder
• Fungsi penambahan asam adalah mengubah intermediet garam logam alkoksida menjadi
alkohol yang diinginkan melalui reaksi asam basa sederhana.
ADISI NUKLEOFILIK OF LiAlH4 pada aldehida
Step 1:
H dari reagen hidrida ditambahkan ke C pada
gugus karbonil polar, elektron dari C=O berpindah
ke O dan membentuk intermediet kompleks logam
alkoksida.
Step 2:
reaksi asam basa. Protonasi oksigen pada
alkoksida akan membentuk alkohol primer dari
kompleks intermediet.
Yang harus diperhatikan
• Metode reduksi yang disebutkan diatas tidak akan mereduksi ikatan C=C, C≡C atau -
CO2H
• Pemilihan metode harus didasarkan pada toleransi gugus fungsi lain terhadap kondisi
asam atau basa.
Reduksi Hidrida Aldehid dan Keton
Reaksi biasanya pada Et2O atauTHF diikuti penambahan H3O+
Tipe reaksi: Adisi nukleofilik
• Aldehid dan keton adalah mudah tereduksi dengan reagen hidrida.
• Senyawa pereduksi adalah LiAlH4 dan NaBH4 yang beraksi, pereduktornya adalah 4 H- (hydride
ion).
• Secara keseluruhan, 2 atom H ditambahkan pada C=O agar menjadi H-C-O-H.
• Hidrida bereaksi dengan gugus karbonil, C=O, pada aldehid atau keton untuk membentuk
alkohol
• Substituen pada karbonil menentukan jenis alkohol yang dihasilkan. Contoh reduksi metanal
akan memberikan metanol
• Reduksi aldehid yang lain memberikan alkohol primer
• Reduksi keton membentuk alkohol sekunder
• Fungsi penambahan asam adalah mengubah intermediet garam logam alkoksida menjadi
alkohol yang diinginkan melalui reaksi asam basa sederhana.
ADISI NUKLEOFILIK OF LiAlH4 pada aldehida
Step 1:
H dari reagen hidrida ditambahkan ke C pada gugus
karbonil polar, elektron dari C=O berpindah ke O dan
membentuk intermediet kompleks logam alkoksida.
Step 2:
reaksi asam basa. Protonasi oksigen pada alkoksida
akan membentuk alkohol primer dari kompleks
intermediet.
Pembentukan Sianohidrin
• Tipe reaksi: Adisi nukleofilik
Sianida ditambahkan ke aldehid dan keton dan membentuk sianohidrin.
• Reaksi biasanya menggunakan NaCN atau KCN dengan HCl.
• HCN adalah asam yang cukup lemah, tetapi sangat beracun.
• gugus siano dapat diubah menjadi gugus fungsi lain yang berguna (cth. -CO2H atau -
CH2NH2)
ADISI NUKLEOFILIK SIANIDA PADA ALDEHIDA
Langkah 1:
C pada sianida ditambahkan ke C pada gugus karbonil
polar, elektron dari C=O bergerak ke O dan membentuk
alkoksida intermediet
Langkah 2:
Reaksi asam basa. Protonasi oksigen pada alkoksida
membentuk produk sianohidrin.
Reaksi RLi dan RMgX dengan Aldehid dan Keton
reaksi biasanya pada Et2O atauTHF diikuti penambahan
H3O+
Tipe reaksi: Adisi nukleofilik
• Reagen organolitium atau Grignard bereaksi dengan
gugus karbonil, C=O dari aldehid atau keton untuk
membentuk alkohol.
• Substituen pada karbonil menentukan jenis alkohol
yang terbentuk
• Reduksi metanal akan memberikan metanol
• Reduksi aldehid yang lain memberikan alkohol primer
• Reduksi keton membentuk alkohol sekunder
• Fungsi penambahan asam adalah mengubah
intermediet garam logam alkoksida menjadi alkohol
yang diinginkan melalui reaksi asam basa sederhana.
ADISI NUKLEOFILIK
RLi ATAU RMgX
MENJADI ALDEHIDA
Langkah 1:
C pada reagen
organometalik
ditambahkan ke C pada
gugus karbonil polar,
elektron dari C=O
bergerak ke O yang
elektronegatif dan
membentuk kompleks
alkoksida logam
intermediet.
Langkah 2:
reaksi asam basa.
Protonasi oksigen
alkoksida membentuk
produk alkohol dari
kompleks intermediet.
Reaksi Wittig
ylida ldehyde atau ketone alkene
Tipe reaksi: Adisi nukleofilik lalu Elimination
• Reaksi Wittig adalah metode untuk menghasilkan alkena.
• Ikatan rangkap terbentuk secara spesifik pada lokasi dari aldehid atau keton asli.
• Ylida adalah molekul netral tetapi memiliki pusat muatan + (+ve) dan muatan – (–ve)
dari atom yang berbatasan yang terhubung dengan ikatan sigma.
• Ylida dibuat melalui dua tahapan proses berikut ini :
• Dibentuk pertama kali via reaksi SN2 antara trifenil fosfin dan alkil halida kemudian
dilanjutkan dengan penambahan basa, seperti pereaksi organolitium.
REAKSI WITTIG
Langkah 1:
C Ylida dari reagen Wittig ditambahkan ke C pada
gugus karbonil polar, elektron pada C=O ikatan π
digunakan untuk membentuk ikatan sigma pada
atom P bermuatan + (+ve) sehingga membentuk
intermediet siklis yang disebut oksafosfatetana.
Langkah 2:
Dekomposisi intermediate dengan memutus
ikatan sigma C-P dan C-O berujung pada
pembentukan ikatan pi C=C pada alkena dan
trifenil fosfin oksida.
Reaksi Amina Primer
imina
Tipe reaksi: Adisi nukleofilik lalu Elimination
•Amina primer, R-NH2 atau ArNH2, mengalami adisi nukleofilik dengan aldehid atau
keton untuk menghasilkan karbinolamin yang kemudian terdehidrasi memberikan
imina tersubstitusi.
•Imina adalah analog N dari sistem O pada aldehid dan keton
•Reaksi biasanya ditambahkan dapar asam untuk mengaktivasi C=O dan memfasilitasi
dehidrasi tetapi tanpa menghalangi nukleofil.
•Senyawa dengan rumus umum Z-NH2 dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi
identifikasi aldehid dan keton.
NUKLEOFILIK AMINA PRIMER MENGHASILKAN IMINA
Langkah 1:
reaksi asam basa. Protonasi pada karbonil akan mengaktivasinya dan
membuatnya lebih mudah diserang oleh nukleofilik primer seperti N pada
amina primer.
Langkah 2:
serangan N yang nukleofil pada C elektrofilik dari gugus C=O dengan
elektron dari ikatan pi berpindah ke O +ve.
Langkah 3:
Reaksi asam basa. Pengambilan proton menetralisasi muatan + pada N
dan membentuk intermediet karbinolamin.
Langkah 4:
-OH diprotonasi dengan reaksi asam basa.
Langkah 5:
Elektron dari N mendorong gugus pergi, yaitu molekul air netral, dan
membentuk C=N dalam bentuk ion iminium.
Langkah 6:
Reaksi asam basa. Deprotonasi iminium N membentuk produk imina dan
membentuk ulang katalis asam.
Reaksi Turunan Amina Primer
Tipe reaksi: Adisi nukleofilik then Elimination
• Aldehid dan keton bereaksi dengan turunan amina dan membentuk imina tersubstitusi.
• Turunan amonia sangat tidak stabil untuk diisolasi tetapi dapat direduksi secara in situ
menjadi amina.
• Mekanisme dari reaksi ini mirip dengan amina primer.
• Reaksi 2,4-dinitrophenylhydrazone (2,4-DNP atau reagen Brady) digunakan sebagai tes gugus
fungsi terhadap aldehid dan keton karena hasil reaksinya terendapkan sebagai padatan
kuning atau merah.
Endapan kuning dan merah
menunjukkan hasil test positif.
Reaksi Turunan Amina Sekunder
enamine
Tipe reaksi: Adisi
nukleofilik lalu Elimination
• Amina sekunder, R2NH, bereaksi
dengan aldehid atau keton untuk
membentuk karbinolamin yang
kemudian terdehidrasi menjadi
enamina.
• Karbinolamin pada reaksi ini hanya
dapat dieliminasi dan membentuk
C=C karena tidak adanya N-H pada
karbinolamin.
• enamina adalah “alkena dari amina”
• Enamina adalah reagen yang berguna
dalam sintesis kimia organik dan
transformasi biokimia
ADISI NUKLEOFILIK AMINA SEKUNDER
MEMBENTUK ENAMINA
Step 1:
reaksi asam basa. Protonasi karbonil
mengaktivasi dan membuat karbonil lebih
mudah diserang oleh N dari amina
sekunder
Step 2:
serangan N nukleofil pada C elektrofilik
pada gugus C=O dengan elektron dari
ikatan p berpindah ke O bermuatan +.
Step 3:
Reaksi asam basa. Pengambilan proton
menetralkan muatan + pada N dan
membentuk intermediet karbinolamin.
Step 4:
-OH diprotonasi dengan reaksi asam basa.
Step 5:
Pengambilan proton dari C yang
berbatasan memungkinkan ikatan pi pada
C=C terbentuk dan hilangnya gugus pergi,
molekul air, dan membentuk enamina.
Pembentukan Hidrat
hydrate
Tipe reaksi: Adisi nukleofilik
• Aldehid dan keton bereaksi dengan air
untuk membentuk 1,1-geminal diol yang
disebut hidrat.
• Umumnya, hidrat tidak cukup stabil untuk
diisolasi karena kesetimbangan
membuatnya kembali menjadi reaktan.
• Namun, hidrat adalah spesi yang reaktif
pada oksidasi aldehid menjadi asam.
• Memahami mekanisme ini berguna
sebelum mempelajari reaksi alkohol yang
terkait
MEKANISME PEMBENTUKAN
HIDRAT DENGAN KATALIS ASAM
Step 1:
reaksi asam basa. Karena hanya
terdapat nukleofil lemah maka perlu
mengaktifkan karbonil dengan
memprotonasi atom O.
Step 2:
O nukleofilik pada air menyerang C
elektrofilik pada C=O dan memutus
ikatan p dan memberikan elektron
pada O yang positif.
Step 3:
reaksi asam basa. Deprotonasi ion
oksonium menetralkan muatan dan
menghasilkan hidrat.
Reaksi Alkohol menjadi Asetal
hemi-acetal acetal
Tipe reaksi: Adisi nukleofilik lalu substitusi nukleofilik
• Reagen pada umumnya: ROH berlebih, asam p-toluenesulfonat katalitik (TsOH) pada
benzen refluks.
• Aldehid dan keton bereaksi dengan dua mol alkohol menjadi 1,1-geminal dieter yang
biasa disebut asetal.
• Kata “asetal” menunjukkan strukturnya berasal dari aldehid dan “ketal” untuk struktur
yang berasal dari keton, tetapi kimiawan sekarang lebih suka menggunakan “asetal”
untuk keduanya.
• Asetal penting secara biologis karena perannya pada kimia karbohidrat
• Asetal penting secara kimia karena perannya sebagai gugus pelindung.
• Kesetimbangan bergeser menuju asetal dengan menggunakan alkohol berlebih dan
mengurangi air yang terbentuk.
• Mungkin juga untuk menggunakan 1,2- atau 1,3-diol untuk membentuk asetal siklis,
contohnya di bawah:
Asetal dapat dikonversi menjadi aldehid atau keton dengan cara memanaskannya dengan
larutan asam.
Mekanisme untuk ini adalah kebalikan dari mekanisme pembentukan asetal.
MEKANISME PEMBENTUKAN ASETAL DENGAN KATALIS ASAM
Step 1:
reaksi asam basa. Karena hanya ada nukleofil lemah, maka perlu diaktivasi
dengan memprotonasi O
Step 2:
O yang nukleofilik menyerang C pada C=O dan memutuskan ikatan p dan
memberikan elektron ke O yang positif
Step 3:
reaksi asam/basa. Deprotonasi ion oksonium yang alkoholik menetralkan
muatan dan memberikan hemiasetal. –OH perlu disubstitusi oleh -OEt.
Step 4:
Reaksi asam basa. Agar –OH dapat lepas perlu dijadikan gugus pergi yang
lebih baik dengan protonasi.
Step 5:
menggunakan elektron dari O yang lain, gugus pergi dapa dilepas.
Step 6:
sekarang kita memiliki keton yang terprotonasi. O nukleofilik dari alkohol
menyerang C dan elektron dari ikatan pi bergerak untuk menetralkan
muatan O positif.
Step 7:
reaksi asam basa. Deprotonasi oksonium alkoholik menetralkan muatan
dan memproduksi produk asetal dan membentuk ulang katalis asam.
Oksidasi Aldehid
Tipe reaksi: Oxidation - reduction
•Aldehid, RCHO, dapat dioksidasi menjadi
asam karboksilat, RCO2H.
•Keton tidak teroksidasi pada kondisi
tersebut karena keton tidak memiliki H
kritikal untuk terjadi eliminasi.
•Spesi reaktif pada proses oksidasi adalah
hidrat yang terbentuk ketika aldehid
bereaksi dengan air.
•Reagen yang umum adalah larutan Cr (VI):
OKSIDASI ALDEHID
Langkah 1:
Pembentukan hidrat terjadi terlebih
dahulu.
Langkah 2:
Alkohol bereaksi dengan spesi
kromium dan membentuk ester
kromat.
Langkah 3:
basa, yaitu molekul air, mengambil
proton dari ester kromat, membentuk
C=O dan spesi Cr lepas. Ini adalah
reaksi eliminasi E2.
Reaksi Baeyer-Villager
Tipe reaksi: Redoks via Adisi nukleofilik
• Keton, RCOR', dapat dioksidasi dengan per-asida untuk membentuk ester, RCO2R'.
• Reaksi ini dapat dianggap seperti penambahan O ke ikatan C-C yang berbatasan
dengan karbonik.
• Keton siklik membentuk ester siklis yang disebut juga lakton.
• Pada kasus sistesis yang melibatkan keton nonsimetris, gugus alkil yang lebih
tersubstitusi yang pergi lebih mudah oleh karenanynya . alkil 3o > alkil 2o > alkil 1o >
-CH3
REAKSI BAEYER-VILLAGER
Step 1:
reaksi asam basa. Protonasi terhadap karbonil akan
mengaktivasinya dan membentuk nukleofil yang
lebih reaktif yaitu perkarboksilat.
Step 2:
O menyerang C karbonil dengan elektron pada
ikatan p pada C=O berpindah pada O yang positif.
Step 3:
elektron dari O kembali dan membentuk ulang ikatan
p dari C=O. Elektron dari C-C berpindah untuk
membetuk ikatan C-O baru dan menggantikan
karboksilat sebagai gugus pergi.
Step 4:
reaksi asam basa membentuk C=O dan ester.
1. Urutkan senyawa di bawah ini berdasarkan
reaktivitas relatifnya terhadap adisi nukleofilik :
(a) (CH3)2C=O
(b) CH3CHO
(c) H2C=O
2. Apakah produk utama reaksi dari setiap
senyawa di bawah ini dengan (i) propanal dan
(ii) propanon ?
(a) LiAlH4 / THF then acidic workup
(b) PhMgBr then acidic workup
(c) 1,2-ethanediol, H+, heat
(d) 2,4-dinitrophenylhydrazine
(e) Ph3PCHCH3
(f) NH2OH
3. Setiap turunan amina primer di bawah ini
memiliki lebih dari satu heteroatom, tetapi
hanya ada satu produk yang dihasilkan.
Rasionalisasi atom nukleofiliknya pada setiap
kasus
a. hydroxyl amine, NH2OH
b. semicarbazide, NH2NHCONH2
4. Bagaimana 1-bromopropana dapat
digunakan untuk mempreparasi setiap senyawa
di bawah ini?
(a) ethanal
(b) propanone
(c) propanal
(d) 2-butanone
(e) pentanal
5. Rancanglah mekanisme sintesis yang efisien
untuk membentuk senyawa di bawah ini dari
siklohelsanol:

More Related Content

DOCX
Nekleofilik dan elektrofilik
PPTX
reaksi-reaksi-organologam.pptx
DOC
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
DOCX
Ekstraksi pelarut cair cair
PDF
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
PDF
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
PPTX
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
PPTX
PPT BESOK SIDANG.pptx
Nekleofilik dan elektrofilik
reaksi-reaksi-organologam.pptx
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
Ekstraksi pelarut cair cair
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
PPT BESOK SIDANG.pptx

What's hot (20)

PPTX
Senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari
DOCX
Saponifikasi
DOCX
Laporan Percobaan Nernst Potensial
DOC
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas
DOCX
Transkripsi eukariot-prokariot
PPTX
Pik 2 bab 1_nitrasi
PPT
S T O I K I O M E T R I
DOCX
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
DOCX
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
PPT
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
PPTX
Reaksi friedel-Crafts
PDF
Kimia Organik semester 7
PDF
Mutu dan kualitas bensin
DOCX
Makalah alkana alkena alkuna
PPTX
Proyeksi ruang molekul (Kimia Organik III)
PDF
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
DOCX
Poliketida
DOCX
Rpp laju reaksi
PDF
Laporan praktikum asidialkalimetri
PPT
Senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari
Saponifikasi
Laporan Percobaan Nernst Potensial
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas
Transkripsi eukariot-prokariot
Pik 2 bab 1_nitrasi
S T O I K I O M E T R I
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Reaksi friedel-Crafts
Kimia Organik semester 7
Mutu dan kualitas bensin
Makalah alkana alkena alkuna
Proyeksi ruang molekul (Kimia Organik III)
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
Poliketida
Rpp laju reaksi
Laporan praktikum asidialkalimetri
Ad

Similar to Bab 17.pptx (20)

PPT
Alkena-Alkuna
PPT
Alkena-alkuna
PPT
Reaksi subsitusi dan kondensasi
PPTX
ALDEHID,KETON, DAN ASAM KARBOKSILAT
PPTX
ALKENA.pptx
DOCX
Tugas mekanisme kimia organik
PPTX
Ppt alkena dan alkuna
PPTX
ORGANIK MONOFUNGSI MENDISKRIPSIKAN-1.pptx
DOCX
Reaksi senyawa karbon
DOCX
Alkena dan alkuna
DOCX
PDF
Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme
PPT
Aldehid_Matrei perkuliahan mahasiswa farmasi
PDF
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
DOCX
Makalah-aldehid 111.docx
PPT
materi kimia pertemuan pertama 1st meet.ppt
PPTX
materi.pptx
DOCX
Mengidentifikasi aldehid dan keton
PPTX
Power point reaksi adisi dan eliminasi
Alkena-Alkuna
Alkena-alkuna
Reaksi subsitusi dan kondensasi
ALDEHID,KETON, DAN ASAM KARBOKSILAT
ALKENA.pptx
Tugas mekanisme kimia organik
Ppt alkena dan alkuna
ORGANIK MONOFUNGSI MENDISKRIPSIKAN-1.pptx
Reaksi senyawa karbon
Alkena dan alkuna
Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme
Aldehid_Matrei perkuliahan mahasiswa farmasi
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
Makalah-aldehid 111.docx
materi kimia pertemuan pertama 1st meet.ppt
materi.pptx
Mengidentifikasi aldehid dan keton
Power point reaksi adisi dan eliminasi
Ad

More from widhyahrini1 (20)

PPTX
Pembelajaran berbasis stem untuk siswa sekolah dasar
PPTX
Media Pembelajaran untuk siswa pada tingkat dasar
PPTX
penelitian survei dan metode belajar sesuai dengan
PPTX
karya ilmiah untuk mahasiswa dan pelajar
PPTX
Basic chemistry in school for student to learn
PPTX
Materi-1-Kimia-Dasar-1.pptx
PPTX
transitionmetal-190927054614 (3).pptx
PPTX
PPTX
Kuliah-2-2023.pptx
PPT
PPT
Anorganijk
PPT
Kuliah-1-2023.ppt
PPT
PPTX
teknologi tepat guna
PPT
Solution
PPTX
Presentasi Bedah Buku-Khusna w-2022.pptx
PPT
06-alkylhalidesnucleophilicsubstitutionandelimination-wade7th-140409020306-ph...
PPTX
transitionmetal-190927054614 (1).pptx
PPT
week-34-5-stoikiometri1.ppt
PPTX
Belajar-Alkil Halida.pptx
Pembelajaran berbasis stem untuk siswa sekolah dasar
Media Pembelajaran untuk siswa pada tingkat dasar
penelitian survei dan metode belajar sesuai dengan
karya ilmiah untuk mahasiswa dan pelajar
Basic chemistry in school for student to learn
Materi-1-Kimia-Dasar-1.pptx
transitionmetal-190927054614 (3).pptx
Kuliah-2-2023.pptx
Anorganijk
Kuliah-1-2023.ppt
teknologi tepat guna
Solution
Presentasi Bedah Buku-Khusna w-2022.pptx
06-alkylhalidesnucleophilicsubstitutionandelimination-wade7th-140409020306-ph...
transitionmetal-190927054614 (1).pptx
week-34-5-stoikiometri1.ppt
Belajar-Alkil Halida.pptx

Recently uploaded (20)

PDF
Novel Biografi Ibnu Sina. Karya Ferizal BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA
PDF
Rancangan Detail Menu BOK P2 Tahun 2026.pdf
DOCX
modul Basic Trauma Cardiac Life Support.docx
PPTX
persentasi penanggulangan stanting dalam negeri
PDF
tatalaksana stroke - Panduan Pedoman kemenkes
PPTX
review materi kep anak gangguan hematologi.pptx
PDF
Novel Sejarah Lahirnya Puskesmas : Leimena, Soeharto, Siwabessy. KARYA FERIZA...
PDF
NOVEL INSPIRASI AI INDONESIA : Hippocrates, Pierre Fauchard, Ottawa Charter 1...
PDF
Novel Sejarah Lahirnya Puskesmas : Leimena, Soeharto, Siwabessy. KARYA FERIZA...
PDF
Novel Biografi Ibnu Sina. Karya Ferizal BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA
PPTX
APLIKASI FISIOLOooooGI OLAHRAGA 2020.pptx
PDF
Novel Sejarah Lahirnya Puskesmas : Leimena, Soeharto, Siwabessy. KARYA FERIZA...
PDF
Buku Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas dan Menyusui
PPTX
Penyuluhan mengenai Asma Awam edit-1.pptx
PDF
Novel Sejarah Lahirnya Puskesmas : Leimena, Soeharto, Siwabessy. KARYA FERIZA...
PDF
NOVEL INSPIRASI AI INDONESIA : Hippocrates, Pierre Fauchard, Ottawa Charter 1...
PDF
NOVEL MOMENTUM KESEHATAN ABAD INI ADALAH VISI INDONESIA EMAS 2045. KARYA Fer...
PPTX
PRESENTASI TERKAIT ERGONOMI DIAREA BEKERJA
PDF
TEORI FONDASI IDEOLOGIS DAN NOVEL SEJARAH KESEHATAN ORDE BARU PRESIDEN SOEHAR...
PPTX
EFFICACY OF PROBIOTICS OR SYNBIOTIC IN CRITICAL ILL PATIENT
Novel Biografi Ibnu Sina. Karya Ferizal BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA
Rancangan Detail Menu BOK P2 Tahun 2026.pdf
modul Basic Trauma Cardiac Life Support.docx
persentasi penanggulangan stanting dalam negeri
tatalaksana stroke - Panduan Pedoman kemenkes
review materi kep anak gangguan hematologi.pptx
Novel Sejarah Lahirnya Puskesmas : Leimena, Soeharto, Siwabessy. KARYA FERIZA...
NOVEL INSPIRASI AI INDONESIA : Hippocrates, Pierre Fauchard, Ottawa Charter 1...
Novel Sejarah Lahirnya Puskesmas : Leimena, Soeharto, Siwabessy. KARYA FERIZA...
Novel Biografi Ibnu Sina. Karya Ferizal BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA
APLIKASI FISIOLOooooGI OLAHRAGA 2020.pptx
Novel Sejarah Lahirnya Puskesmas : Leimena, Soeharto, Siwabessy. KARYA FERIZA...
Buku Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas dan Menyusui
Penyuluhan mengenai Asma Awam edit-1.pptx
Novel Sejarah Lahirnya Puskesmas : Leimena, Soeharto, Siwabessy. KARYA FERIZA...
NOVEL INSPIRASI AI INDONESIA : Hippocrates, Pierre Fauchard, Ottawa Charter 1...
NOVEL MOMENTUM KESEHATAN ABAD INI ADALAH VISI INDONESIA EMAS 2045. KARYA Fer...
PRESENTASI TERKAIT ERGONOMI DIAREA BEKERJA
TEORI FONDASI IDEOLOGIS DAN NOVEL SEJARAH KESEHATAN ORDE BARU PRESIDEN SOEHAR...
EFFICACY OF PROBIOTICS OR SYNBIOTIC IN CRITICAL ILL PATIENT

Bab 17.pptx

  • 1. Bab 17: Aldehid dan Keton. Adisi nukleofilik pada C=O Aldehid (RCHO) dan keton (RCOR') adalah gugus fungsi yang sangat berguna, dikarakterisasi dengan keberadaan gugus asil (C=O) yang terikat langsung dengan atom H (dinamakan gugus aldehid) atau atom C(dinamakan gugus keton). ada dua pola reaksi yang berlawanan tetapi sama pentingnya untuk senyawa- senyawa ini: 1. Aldehid dan keton diserang oleh nukleofil karena sifat elektrofilik dari atom C karbonil. 2. penambahan basa ke aldehid dan keton mengakibatkan terbentuknya suatu spesi nukleofilik yang disebut enolat, yang bereaksi dengan elektrofil.
  • 2. Aldehid dan Keton Tata nama : Aldehid: penamaan struktur aldehid adalah dengan cara rantai alkana ditambah suffix atau akhiran = -al Keton: penamaan struktur keton adalah dengan cara rantai alkana ditambah suffix atau akhiran = -on , atau dengan penambahan awalan/prefix = oxo- Sifat fisis: • Sifat polar dari C=O karena adanya elektronegativitas antar kedua atom berarti interaksi antardipol akan terbentuk. • Meskipun C=O tidak dapat membentuk ikatan hidrogen satu sama lain, C=O dapat menerima ikatan hidrogen dari donor ikatan hidrogen seperti air ataupun alkohol. • Akibat dari efek ini adalah: oTitik didih dan titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan alkana yang analog oTitik didih yang lebih rendah daripada alkohol yang analog oLebih mudah dilarutkan daripada alkana tetapi lebih sulit dilarutkan daripada alkohol
  • 3. Struktur: •Gugus karbonil terdiri atas atom O yang terikat dengan atom C melalui ikatan rangkap, C=O, yang terhibridisasi sp2 yang mirip seperti etena, H2C=CH2 dengan sudut ikatan mendekati 120o. •Atom O terikat dengan atom C karbonil melalui ikatan σ dan π. •Ikatan C=O dan dua atom yang terikat pada C tersusun secara koplanar. •Ini berarti PEB pada O terletak pada orbital hibrida sp2. Gambar di samping menunjukkan potensial elektrostatis dari metanal/formaldehid. Warna merah, densitas elektron yang tinggi dan warna biru adalah sebaliknya. •Atom O pada C=O menunjukkan densitas elektron yang tinggi karena adanya PEB, atom oksigen pada karbonil adalah basa Lewis (tempat terjadinya protonasi) •Pada atom C di gugus C=O densitas elektronnya rendah. Gambar di samping menunjukkan potensi elektrostatis dari propanon (aseton). • Atom O pada C=O adalah daerah dengan densitas elektron tinggi karena adanya PEB, atom oksigen pada karbonil adalah basa Lewis (tempat protonasi terjadi) • Densitas elektron pada C di C=O rendah
  • 4. Maka pola reaksi umum pada aldehid dan keton adalah serangan nukleofil pada C karbonil yang elektrofilik: reaktivitas aldehid dan keton dapat digambarkan dengan melihat kontributor resonansi yaitu atom C bermuatan positiv dan atom O yang bermuatan negatif. Pada umumnya urutan reaktivitas terhadap nukleofil adalah : aldehid > keton. Sedangkan substituen yang menempel pada gugusfungsi memiliki dua faktor kontribusi, yaitu : 1. Ukuran substituen yang terhubung ke C=O. Gugus yang lebih besar menghalangi Nu yang ingin mendekat. 2. Efek elektronis dari substituen. Gugus alkil adalah gugus donator elektron yang lemah sehingga C karbonil menjadi kurang elektrofilik.
  • 6. Ozonolisis Alkena Tipe reaksi: Adisi Elektrofilik • Transformasi keseluruhan : C=C menjadi 2 x C=O • Reagen : ozon, O3, diikuti dengan reduksi, biasanya Zn dalam pelarut asam asetat. • Reaksi ini seperti memutus alkena menjadi 2 karbonil. • Substituen yang akan menempel pada ikatan C=O bergantung pada substituen yang menempel pada ikatan C=C awal. Pertanyaan Prediksikan hasil ozonolisis berikut ini ? · (a) ethena ? (c) 2-butena ? · (b) 1-butena ? (d) 2-methylpropena ? MEKANISME REAKSI ALKUNA DENGAN O3 Langkah 1: Elektron π berperan sebagai nukleofil, menyerang ozon pada atom O terminal yang elektrofilik. C-O kedua dibentuk dari O nukleofilik yang menyerang ujung lain dari C=C Langkah 2: Terbentuk senyawa siklis yang disebut ozonida, yang kemudian tersusun ulang menjadi malozonida. Langkah 3: pada penambahan Zn/asam asetat, malozonida terdekomposisi menjadi dua gugus karbonil..
  • 7. Hidrasi Alkuna Tipe reaksi: Adisi elektrofilik • Alkuna dapat dihidrasi membentuk enol yang tertautomerisasi menjadi keton • Reagen: larutan asam, umumnya H2SO4, dengan garam merkuri • Regioselektivitasnya diprediksi dengan aturan Markovnikov • Reaksi berjalan melalui protonasi sehingga menjadi intermediet karbokation yang lebih stabil • Tidak stereoselektif karena reaksi berlangsung via karbokation planar MEKANISME REAKSI ALKUNA DENGAN H3O+ Step 1: Reaksi asam basa. Protonasi alkuna untuk membentuk karbokation yang lebih stabil. Elektron π berpasang-pasangan dan menjadi basa Lewis. Step 2: serangan molekul air yang nukleofilik pada karbokation yang elektrofilik akan membentuk ion oksonium. Step 3: reaksi asam basa. Deprotonasi basa membentuk alkohol dan membentuk ulang katalis asam, dan membentuk enol yang tidak stabil. Step 4: reaksi asam basa. Reprotonasi katalis asam terjadi pada karbon. Elektron dari atom oksigen membantu memfasilitasi proses ini dan membentuk ion oksonium. Step 5: reaksi asam basa. Deprotonasi ion oksonium membentuk keton. Step 4 dan 5 menunjukkan tautomerisasi enol menjadi keton dengan katalis asam.
  • 8. Oksidasi Alkohol Primer dan Sekunder Tipe reaksi: Oxidation-Reduction • Pereaksi pengoksidasi alkohol yang umum digunakan: • Hasil reaksi oksidasi alkohol bergantung pada substituen dari karbon karbinol. • Agar terjadi reaksi oksidasi, harus terdapat H pada karbon karbinol. • Alkohol primer dapat teroksidasi menjadi aldehid (atau menjadi asam karboksilat jika dioksidasi lebih lanjut). o Pada pelarut ber-air, asam karboksilat umumnya menjadi produk utama. o PCC atau PDC, yang digunakan pada diklorometana, memungkinkan terhentinya oksidasi pada aldehida. 1o alcohol aldehyde
  • 9. •Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton: 2o alcohol keton •Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi (tidak adanya C-H) 3o alcohol OKSIDASI ALKOHOL MENGGUNAKAN Cr Mekanismenya tidak banyak diketahui. Sebelum tahap oksidasi, alkohol bereaksi menjadi ester kromat. Basa (digunakan, molekul air) mengambil proton dari ester kromat, membentuk C=O dan senyawa Cr akan lepas. Perhatikan karbinol H penting pada mekanisme oksidasi
  • 10. Asilasi Friedel-Crafts pada Benzena Tipe reaksi: Substitusi aromatik elektrofilik • Transformasi keseluruhan : Ar-H menjadi Ar-COR(aril keton). • Reagent : biasanya asil halida (cth. RCOCl) dengan aluminium triklorida, AlCl3, sebagai katalis asam Lewis. • AlCl3 meningkatkan elektrofilisitas dari asil halida dengan mengkomplekskan halidanya. • Spesies elektrofilik: kation asil atau ion asilium (RCO+ ) terbentuk dari diambilnya halida oleh katalis asam Lewis. • Ion asilium distabilisasi oleh resonansi seperti yang ditunjukkan di bawah. Stabilitas tambahan ini mereduksi masalah yang berkaitan dengan penyusunan ulang karbokation sederhana : • Reduksi dari produk asilasi dapat digunakan untuk membentuk alkilasi yang ekivalen tetapi menghindari masalah akibat penyusunan -ulangnya molekul • Reaksi ini terbatas pada arena yang sama atau lebih reaktif daripada monohalobenzena. • Sumber yang lain dari asilium dapat digunakan seperti asam anhidrid dengan AlCl3
  • 11. MEKANISME ASILASI FRIEDEL-CRAFTS PADA BENZENE Step 1: Asil halida bereaksi dengan asam Lewis untuk membentuk C yang lebih elektrofilik, ion asilium Step 2: Elektron π dari C=C yang aromatik beraksi sebagai nukleofil, dan menyerang C+ yang elektrofilik. Tahap ini merusak aromatisitas dan membentuk kation sikloheksadienil intermediet. Step 3: pengambilan proton dari C sp3 yang terikat dengan gugus asil membentuk C=C dan sistem aromatis, membentuk HCl dan membentuk ulang katalis aktif.
  • 12. Adisi nukleofilik Adisi nukleofilik adalah reaksi yang penting yang menyebabkan terjadinya interkonversi C=O menjadi gugus-gugus fungsi yang penting. Istilah "adisi nukleofilik"? sebuah nukleofil, Nu-, adalah sebuah spesi kaya elektron yang akan bereaksi dengan spesi yang miskin elektron (misalnya di sini C=O) adisi berarti dua sistem yang menjadi satu. Ada tiga tahap fundamental pada reaksi adisi nukelofilik: • Terbentuknya ikatan s baru di antara nukleofil Nu dan C elektrofilik pada gugus C=O • Terputusnya ikatan p pada O dan membentuk alkoksida intermediet. • Protonasi alkoksida intermediet yang memberikan turunan alkohol Bergantung reaktivitas nukleofilnya, ada dua skenario yang mungkin terjadi : • Nukleofil kuat (anionic) ditambahkan langsung ke C=O dan membentuk alkoksida intermediet. Alkoksida ini kemudain terprotonasi dengan penambahan asam cair. Contoh : RMgX, RLi, RC≡CM, LiAlH4, NaBH4
  • 13. • Nukleofil lemah (neutral) membutuhkan C=O diaktivasi terlebih dahulu sebelum menyerang Nu. ini dapat dilakukan dengan katalis asam yang terprotonasi oleh basa Lewis O dan membuat sistemnya lebih elektrofilik. contoh: H2O, ROH, R-NH2 Protonasi karbonil memberikan struktur yang dapat tersusun ulang dalam bentuk resonansi yang lain, ini dikarenakan sifat elektrofilik dari C dimana karbonil ini adalah karbokation. Reaksi pada karbonil biasanya berhubungan dengan atom nukleofilik yang terlibat, cobalah untuk mengidentifikasi mekanisme reaksi dari setiap reaksi yang ada.
  • 14. Reaktivitas Secara keseluruhan, adisi nukleofilik dapat digambarkan dengan panah kurva sebagai berikut: Reaktivitas aldehid dan keton dapat digambarkan dengan mudah dengan melihat kontributor resonansi yang memiliki muatan yang terpisah yaitu atom C bermuatan + dan atom O yang bermuatan -. urutan reaktivitas terhadap nukleofil : aldehid > keton Substituen memiliki dua faktor kontribusi : • Ukuran substituen yang terhubung ke C=O. Gugus yang lebih besar menghalangi Nu yang ingin mendekat. • Efek elektronis dari substituen. Gugus alkil adalah gugus donator elektron yang lemah sehingga C karbonil menjadi kurang elektrofilik
  • 15. Pola ini didukung oleh data kesetimbangan dari pembentukan hidrat Ringkasan reaksi aldehid dan keton Daftar berikut adalah ringkasan dari reaksi aldehid dan keton, diurutkan berdasarkan nukleofilnya: Reaksi dengan "H": Reduksi untuk menghasilkan hidrokarbon H- : reduksi oleh hidrida menjadi alkohol
  • 16. Reaksi pada atom C nukleofil: -CN : Pembentukan sianohidrin RM : Reaksi dengan organometalik Reaksi Wittig Reaksi dengan N nukleofil: RNH2 : amin primer dan derivatnya R2NH : amin sekunder
  • 18. Reduksi menjadi Hidrokarbon Reduksi Clemmensen (kondisi asam) Zn(Hg) dalam HCl mereduksi C=O menjadi -CH2- Reduksi Wolff-Kishner (kondisi basa) NH2NH2 / KOH / ethylene glycol mereduksi C=O menjadi -CH2- Reduksi Hidrida Aldehid dan Keton reaksi biasanya pada Et2O atauTHF diikuti penambahan H3O+ Tipe reaksi: Adisi nukleofilik • Aldehid dan keton adalah mudah tereduksi dengan reagen hidrida. • Senyawa pereduksi adalah LiAlH4 dan NaBH4 yang beraksi, pereduktornya adalah 4 H- (hydride ion). • Secara keseluruhan, 2 atom H ditambahkan pada C=O agar menjadi H-C-O-H. • Hidrida bereaksi dengan gugus karbonil, C=O, pada aldehid atau keton untuk membentuk alkohol • Substituen pada karbonil menentukan jenis alkohol yang dihasilkan. Contoh reduksi metanal akan memberikan metanol • Reduksi aldehid yang lain memberikan alkohol primer • Reduksi keton membentuk alkohol sekunder • Fungsi penambahan asam adalah mengubah intermediet garam logam alkoksida menjadi alkohol yang diinginkan melalui reaksi asam basa sederhana.
  • 19. ADISI NUKLEOFILIK OF LiAlH4 pada aldehida Step 1: H dari reagen hidrida ditambahkan ke C pada gugus karbonil polar, elektron dari C=O berpindah ke O dan membentuk intermediet kompleks logam alkoksida. Step 2: reaksi asam basa. Protonasi oksigen pada alkoksida akan membentuk alkohol primer dari kompleks intermediet. Yang harus diperhatikan • Metode reduksi yang disebutkan diatas tidak akan mereduksi ikatan C=C, C≡C atau - CO2H • Pemilihan metode harus didasarkan pada toleransi gugus fungsi lain terhadap kondisi asam atau basa.
  • 20. Reduksi Hidrida Aldehid dan Keton Reaksi biasanya pada Et2O atauTHF diikuti penambahan H3O+ Tipe reaksi: Adisi nukleofilik • Aldehid dan keton adalah mudah tereduksi dengan reagen hidrida. • Senyawa pereduksi adalah LiAlH4 dan NaBH4 yang beraksi, pereduktornya adalah 4 H- (hydride ion). • Secara keseluruhan, 2 atom H ditambahkan pada C=O agar menjadi H-C-O-H. • Hidrida bereaksi dengan gugus karbonil, C=O, pada aldehid atau keton untuk membentuk alkohol • Substituen pada karbonil menentukan jenis alkohol yang dihasilkan. Contoh reduksi metanal akan memberikan metanol • Reduksi aldehid yang lain memberikan alkohol primer • Reduksi keton membentuk alkohol sekunder • Fungsi penambahan asam adalah mengubah intermediet garam logam alkoksida menjadi alkohol yang diinginkan melalui reaksi asam basa sederhana.
  • 21. ADISI NUKLEOFILIK OF LiAlH4 pada aldehida Step 1: H dari reagen hidrida ditambahkan ke C pada gugus karbonil polar, elektron dari C=O berpindah ke O dan membentuk intermediet kompleks logam alkoksida. Step 2: reaksi asam basa. Protonasi oksigen pada alkoksida akan membentuk alkohol primer dari kompleks intermediet.
  • 22. Pembentukan Sianohidrin • Tipe reaksi: Adisi nukleofilik Sianida ditambahkan ke aldehid dan keton dan membentuk sianohidrin. • Reaksi biasanya menggunakan NaCN atau KCN dengan HCl. • HCN adalah asam yang cukup lemah, tetapi sangat beracun. • gugus siano dapat diubah menjadi gugus fungsi lain yang berguna (cth. -CO2H atau - CH2NH2) ADISI NUKLEOFILIK SIANIDA PADA ALDEHIDA Langkah 1: C pada sianida ditambahkan ke C pada gugus karbonil polar, elektron dari C=O bergerak ke O dan membentuk alkoksida intermediet Langkah 2: Reaksi asam basa. Protonasi oksigen pada alkoksida membentuk produk sianohidrin.
  • 23. Reaksi RLi dan RMgX dengan Aldehid dan Keton reaksi biasanya pada Et2O atauTHF diikuti penambahan H3O+ Tipe reaksi: Adisi nukleofilik • Reagen organolitium atau Grignard bereaksi dengan gugus karbonil, C=O dari aldehid atau keton untuk membentuk alkohol. • Substituen pada karbonil menentukan jenis alkohol yang terbentuk • Reduksi metanal akan memberikan metanol • Reduksi aldehid yang lain memberikan alkohol primer • Reduksi keton membentuk alkohol sekunder • Fungsi penambahan asam adalah mengubah intermediet garam logam alkoksida menjadi alkohol yang diinginkan melalui reaksi asam basa sederhana. ADISI NUKLEOFILIK RLi ATAU RMgX MENJADI ALDEHIDA Langkah 1: C pada reagen organometalik ditambahkan ke C pada gugus karbonil polar, elektron dari C=O bergerak ke O yang elektronegatif dan membentuk kompleks alkoksida logam intermediet. Langkah 2: reaksi asam basa. Protonasi oksigen alkoksida membentuk produk alkohol dari kompleks intermediet.
  • 24. Reaksi Wittig ylida ldehyde atau ketone alkene Tipe reaksi: Adisi nukleofilik lalu Elimination • Reaksi Wittig adalah metode untuk menghasilkan alkena. • Ikatan rangkap terbentuk secara spesifik pada lokasi dari aldehid atau keton asli. • Ylida adalah molekul netral tetapi memiliki pusat muatan + (+ve) dan muatan – (–ve) dari atom yang berbatasan yang terhubung dengan ikatan sigma. • Ylida dibuat melalui dua tahapan proses berikut ini : • Dibentuk pertama kali via reaksi SN2 antara trifenil fosfin dan alkil halida kemudian dilanjutkan dengan penambahan basa, seperti pereaksi organolitium.
  • 25. REAKSI WITTIG Langkah 1: C Ylida dari reagen Wittig ditambahkan ke C pada gugus karbonil polar, elektron pada C=O ikatan π digunakan untuk membentuk ikatan sigma pada atom P bermuatan + (+ve) sehingga membentuk intermediet siklis yang disebut oksafosfatetana. Langkah 2: Dekomposisi intermediate dengan memutus ikatan sigma C-P dan C-O berujung pada pembentukan ikatan pi C=C pada alkena dan trifenil fosfin oksida.
  • 26. Reaksi Amina Primer imina Tipe reaksi: Adisi nukleofilik lalu Elimination •Amina primer, R-NH2 atau ArNH2, mengalami adisi nukleofilik dengan aldehid atau keton untuk menghasilkan karbinolamin yang kemudian terdehidrasi memberikan imina tersubstitusi. •Imina adalah analog N dari sistem O pada aldehid dan keton •Reaksi biasanya ditambahkan dapar asam untuk mengaktivasi C=O dan memfasilitasi dehidrasi tetapi tanpa menghalangi nukleofil. •Senyawa dengan rumus umum Z-NH2 dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi identifikasi aldehid dan keton.
  • 27. NUKLEOFILIK AMINA PRIMER MENGHASILKAN IMINA Langkah 1: reaksi asam basa. Protonasi pada karbonil akan mengaktivasinya dan membuatnya lebih mudah diserang oleh nukleofilik primer seperti N pada amina primer. Langkah 2: serangan N yang nukleofil pada C elektrofilik dari gugus C=O dengan elektron dari ikatan pi berpindah ke O +ve. Langkah 3: Reaksi asam basa. Pengambilan proton menetralisasi muatan + pada N dan membentuk intermediet karbinolamin. Langkah 4: -OH diprotonasi dengan reaksi asam basa. Langkah 5: Elektron dari N mendorong gugus pergi, yaitu molekul air netral, dan membentuk C=N dalam bentuk ion iminium. Langkah 6: Reaksi asam basa. Deprotonasi iminium N membentuk produk imina dan membentuk ulang katalis asam.
  • 28. Reaksi Turunan Amina Primer Tipe reaksi: Adisi nukleofilik then Elimination • Aldehid dan keton bereaksi dengan turunan amina dan membentuk imina tersubstitusi. • Turunan amonia sangat tidak stabil untuk diisolasi tetapi dapat direduksi secara in situ menjadi amina. • Mekanisme dari reaksi ini mirip dengan amina primer. • Reaksi 2,4-dinitrophenylhydrazone (2,4-DNP atau reagen Brady) digunakan sebagai tes gugus fungsi terhadap aldehid dan keton karena hasil reaksinya terendapkan sebagai padatan kuning atau merah. Endapan kuning dan merah menunjukkan hasil test positif.
  • 29. Reaksi Turunan Amina Sekunder enamine Tipe reaksi: Adisi nukleofilik lalu Elimination • Amina sekunder, R2NH, bereaksi dengan aldehid atau keton untuk membentuk karbinolamin yang kemudian terdehidrasi menjadi enamina. • Karbinolamin pada reaksi ini hanya dapat dieliminasi dan membentuk C=C karena tidak adanya N-H pada karbinolamin. • enamina adalah “alkena dari amina” • Enamina adalah reagen yang berguna dalam sintesis kimia organik dan transformasi biokimia ADISI NUKLEOFILIK AMINA SEKUNDER MEMBENTUK ENAMINA Step 1: reaksi asam basa. Protonasi karbonil mengaktivasi dan membuat karbonil lebih mudah diserang oleh N dari amina sekunder Step 2: serangan N nukleofil pada C elektrofilik pada gugus C=O dengan elektron dari ikatan p berpindah ke O bermuatan +. Step 3: Reaksi asam basa. Pengambilan proton menetralkan muatan + pada N dan membentuk intermediet karbinolamin. Step 4: -OH diprotonasi dengan reaksi asam basa. Step 5: Pengambilan proton dari C yang berbatasan memungkinkan ikatan pi pada C=C terbentuk dan hilangnya gugus pergi, molekul air, dan membentuk enamina.
  • 30. Pembentukan Hidrat hydrate Tipe reaksi: Adisi nukleofilik • Aldehid dan keton bereaksi dengan air untuk membentuk 1,1-geminal diol yang disebut hidrat. • Umumnya, hidrat tidak cukup stabil untuk diisolasi karena kesetimbangan membuatnya kembali menjadi reaktan. • Namun, hidrat adalah spesi yang reaktif pada oksidasi aldehid menjadi asam. • Memahami mekanisme ini berguna sebelum mempelajari reaksi alkohol yang terkait MEKANISME PEMBENTUKAN HIDRAT DENGAN KATALIS ASAM Step 1: reaksi asam basa. Karena hanya terdapat nukleofil lemah maka perlu mengaktifkan karbonil dengan memprotonasi atom O. Step 2: O nukleofilik pada air menyerang C elektrofilik pada C=O dan memutus ikatan p dan memberikan elektron pada O yang positif. Step 3: reaksi asam basa. Deprotonasi ion oksonium menetralkan muatan dan menghasilkan hidrat.
  • 31. Reaksi Alkohol menjadi Asetal hemi-acetal acetal Tipe reaksi: Adisi nukleofilik lalu substitusi nukleofilik • Reagen pada umumnya: ROH berlebih, asam p-toluenesulfonat katalitik (TsOH) pada benzen refluks. • Aldehid dan keton bereaksi dengan dua mol alkohol menjadi 1,1-geminal dieter yang biasa disebut asetal. • Kata “asetal” menunjukkan strukturnya berasal dari aldehid dan “ketal” untuk struktur yang berasal dari keton, tetapi kimiawan sekarang lebih suka menggunakan “asetal” untuk keduanya. • Asetal penting secara biologis karena perannya pada kimia karbohidrat • Asetal penting secara kimia karena perannya sebagai gugus pelindung. • Kesetimbangan bergeser menuju asetal dengan menggunakan alkohol berlebih dan mengurangi air yang terbentuk. • Mungkin juga untuk menggunakan 1,2- atau 1,3-diol untuk membentuk asetal siklis, contohnya di bawah: Asetal dapat dikonversi menjadi aldehid atau keton dengan cara memanaskannya dengan larutan asam. Mekanisme untuk ini adalah kebalikan dari mekanisme pembentukan asetal.
  • 32. MEKANISME PEMBENTUKAN ASETAL DENGAN KATALIS ASAM Step 1: reaksi asam basa. Karena hanya ada nukleofil lemah, maka perlu diaktivasi dengan memprotonasi O Step 2: O yang nukleofilik menyerang C pada C=O dan memutuskan ikatan p dan memberikan elektron ke O yang positif Step 3: reaksi asam/basa. Deprotonasi ion oksonium yang alkoholik menetralkan muatan dan memberikan hemiasetal. –OH perlu disubstitusi oleh -OEt. Step 4: Reaksi asam basa. Agar –OH dapat lepas perlu dijadikan gugus pergi yang lebih baik dengan protonasi. Step 5: menggunakan elektron dari O yang lain, gugus pergi dapa dilepas. Step 6: sekarang kita memiliki keton yang terprotonasi. O nukleofilik dari alkohol menyerang C dan elektron dari ikatan pi bergerak untuk menetralkan muatan O positif. Step 7: reaksi asam basa. Deprotonasi oksonium alkoholik menetralkan muatan dan memproduksi produk asetal dan membentuk ulang katalis asam.
  • 33. Oksidasi Aldehid Tipe reaksi: Oxidation - reduction •Aldehid, RCHO, dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat, RCO2H. •Keton tidak teroksidasi pada kondisi tersebut karena keton tidak memiliki H kritikal untuk terjadi eliminasi. •Spesi reaktif pada proses oksidasi adalah hidrat yang terbentuk ketika aldehid bereaksi dengan air. •Reagen yang umum adalah larutan Cr (VI): OKSIDASI ALDEHID Langkah 1: Pembentukan hidrat terjadi terlebih dahulu. Langkah 2: Alkohol bereaksi dengan spesi kromium dan membentuk ester kromat. Langkah 3: basa, yaitu molekul air, mengambil proton dari ester kromat, membentuk C=O dan spesi Cr lepas. Ini adalah reaksi eliminasi E2.
  • 34. Reaksi Baeyer-Villager Tipe reaksi: Redoks via Adisi nukleofilik • Keton, RCOR', dapat dioksidasi dengan per-asida untuk membentuk ester, RCO2R'. • Reaksi ini dapat dianggap seperti penambahan O ke ikatan C-C yang berbatasan dengan karbonik. • Keton siklik membentuk ester siklis yang disebut juga lakton. • Pada kasus sistesis yang melibatkan keton nonsimetris, gugus alkil yang lebih tersubstitusi yang pergi lebih mudah oleh karenanynya . alkil 3o > alkil 2o > alkil 1o > -CH3
  • 35. REAKSI BAEYER-VILLAGER Step 1: reaksi asam basa. Protonasi terhadap karbonil akan mengaktivasinya dan membentuk nukleofil yang lebih reaktif yaitu perkarboksilat. Step 2: O menyerang C karbonil dengan elektron pada ikatan p pada C=O berpindah pada O yang positif. Step 3: elektron dari O kembali dan membentuk ulang ikatan p dari C=O. Elektron dari C-C berpindah untuk membetuk ikatan C-O baru dan menggantikan karboksilat sebagai gugus pergi. Step 4: reaksi asam basa membentuk C=O dan ester.
  • 36. 1. Urutkan senyawa di bawah ini berdasarkan reaktivitas relatifnya terhadap adisi nukleofilik : (a) (CH3)2C=O (b) CH3CHO (c) H2C=O 2. Apakah produk utama reaksi dari setiap senyawa di bawah ini dengan (i) propanal dan (ii) propanon ? (a) LiAlH4 / THF then acidic workup (b) PhMgBr then acidic workup (c) 1,2-ethanediol, H+, heat (d) 2,4-dinitrophenylhydrazine (e) Ph3PCHCH3 (f) NH2OH 3. Setiap turunan amina primer di bawah ini memiliki lebih dari satu heteroatom, tetapi hanya ada satu produk yang dihasilkan. Rasionalisasi atom nukleofiliknya pada setiap kasus a. hydroxyl amine, NH2OH b. semicarbazide, NH2NHCONH2 4. Bagaimana 1-bromopropana dapat digunakan untuk mempreparasi setiap senyawa di bawah ini? (a) ethanal (b) propanone (c) propanal (d) 2-butanone (e) pentanal 5. Rancanglah mekanisme sintesis yang efisien untuk membentuk senyawa di bawah ini dari siklohelsanol: