Bahan IHT pengawas SMP Matra-Kecerdasan-pptx.pptx

Editor's Notes

• #4: Mampu memberikan nilai tambah dalam setiap aktifitasnya
• #5: NIlai tambah yang seperti apa? Nilai tambah yang terbahas dalam beberapa dimensi yaitu terhadap dirinya sendiri, orang2 di sekitarnya, dan terhadap Tuhannya. Kalau dalam konsep STIFIn disebutnya sebagai Matra Kecerdasan atau bisa juga disebut Level Perilaku yang terdiri dari 4 level, dari level yang paling rendah yaitu Personality, Mentality, Morality, dan Spirituality. Matra kecerdasan ini bisa dijadikan sebagai indikator sederhana level kehidupan kita. Dengan mengenal 4 matra kecerdasan ini ibarat kita sedang memegang sebuah speedometer, arloji, dan kompas. Kita bisa tahu seberapa jauh kita melangkah, perlu seberapa cepat lagi kita dalam melanjutkan perjalanan, dan sudahkah kita berada di arah yang tepat. Matra kecerdasan ini bisa kita gunakan sebagai panduan bagi kita untuk menjalani hidup yang bermakna. Hidup yang tidak hanya sekedar hidup.
• #6: Personality adalah tahapan dimana perilaku manusia mucul apa adanya, dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Sebagai contoh sederhana : sensing yang ulet tapi manja, thinking yang analisanya tajam tapi sok tahu, intuiting yang kreatif namun penyendiri, feeling yang bijak tapi sering lebay, dan insting yang penolong tapi temperamental. Apa adanya. Ada sisi positif namun tak kurang pula kadar sisi negatifnya. Perilaku tersebut muncul silih berganti dalam proporsi yang hampir sama.
• #18: Mentality adalah tahapan dimana sisi positif sang empunya sifat jauh lebih dominan terlihat dibanding sisi negatifnya. Sisi negatif yang sesekali muncul masih sangat dimaklumi dan manusiawi. Namun perilaku sehari-harinya yang jauh lebih dominan sisi positifnya menunjukkan bahwa dia telah berhasil melatih diri dan menaikkan levelnya. Beberapa contoh perilaku dan karakter tipe mesin kecerdasan yang telah berada di tahapan mentality antara lain : sensing telah menjadi seorang pekerja yang super ulet, sangat teliti, dan komitmen terbaik. Demikian juga dengan thinking yang telah menjadi pemikir paling tajam, pengelola terbaik, dan pemecah masalah tercerdas. Sementara intuiting menjadi penemu terkreatif, pasangan paling romantis, dan pakar spesialis. Sedangkan Feeling menjadi sosok yang berkharisma, jadi kawan paling hangat, dan menjadi begawan yang luas pandangan. Trus insting gimana dong? Insting menjadi seorang pemeduli paling berkorban, spiritualis terjujur, dan tangan kanan serba bisa.
• #22: Morality adalah tahapan dimana seseorang tidak hanya sekedar mengejar target atau ambisi pribadi namun dia menggunakan pencapaiannya untuk memberikan manfaat yang lebih luas bagi orang-orang di sekitarnya. Hartanya sensing dipergunakan untuk membantu orang yang membutuhkan. Tahtanya thinking untuk memutuskan kebijakan yang membawa maslahat bagi masyarakat luas. Kata sang Intuiting memberikan inspirasi dan solusi bagi yang membutuhkan. Cintanya feeling selalu mampu menghangatkan suasana dan membangkitkan motivasi masyarakat luas. Sementara kebahagiaan insting membuat dia tak kenal lelah turun tangan langsung dan memberikan yang terbaik untuk berperan dalam setiap kegiatan2 yang berdampak luas bagi masyarakat.
• #25: Spiritual dimana semua mesin kecerdasan berpegang kepada tuntunan-Nya dan memuji keagungan-Nya dengan bentuk syukur sesuai anugerah yang telah diberikan kepadanya. Apa yang sudah mereka raih di level mentality dan mereka bagikan di level morality semuanya diniatkan sebagai upaya syukur dan wujud terima kasih tak terhingga kepada-Nya. Berharap bahwa setiap jejak ikhtiar dan tetesan keringatnya akan membawanya selangkah lebih dekat kepada Sang Pencipta.