2. PENGECILAN UKURAN
Proses pemecahan dari bongkahan besar menjadi bongkahan
kecil membentuk bahan setengah jadi menjadi bahan jadi.
Tujuan Pengecilan
Ukuran
• Untuk memecahkan suatu bongkahan yang besar menjadi
yang kecil.
• Untuk memproduksi suatu produk yang memerlukan
ukuran atau range ukuran tertentu.
3. Tingkatan Pengecilan Ukuran :
1. Pengecilan Ukuran Kasar antara lain : Jaw crusher, cone
crusher (course size reduction )
2. Pengecilan Ukuran Medium antara lain : roller crusher, disk
crusher, disintegrator dan hammer mill (intermediate size
reduction )
3. Pengecilan Ukuran halus (fine size reduction )
Faktor – faktor yang mempengaruhi proses
pengecilan ukuran :
1. Kadar Air (moisture content )
2. Perbandingan reduksi ( reduction ratio )
3. Sistem Penghancuran.
5. • Alat pemecah ini dipakai untuk
memecahkan bijih – bijih atau batu –
batu. Bijih – bijih dipecahkan diantara
dua buah rahang besi atau baja. Salah
satu dari kedua rahang tersebut tidak
bergerak sedangkan rahang yang satu
lagi bergerak mundur maju yang
disebabkan oleh pergerakan sebuah
sumbu esentrik.
6. • Ada dua cara penggerakan dari rahang
yang bergerak. Cara yang pertama
titik engsel rahang itu berada
dibagian atas yang bergerak maju
mundur, cara ini disebut sistem Blake.
• Cara yang kedua titik engsel rahang
terletak dibagian bawah dan bagian
atasnya bergerak mundur maju, cara
ini disebut sistem Dodge.
7. • Kebaikan Sistem Blake : waktu
pemecahan berlangsung banyak.
• Keburukan Sistem Blake : hasil
gilingnya kurang rata.
• Kebaikan Sistem Dodge : pada titik
engselnya yang terletak dibagian atas,
waktu pemecahan berlangsung lubang
pembuangan hanya sedikit, terbuka.
9. GYRATORY CRUSHER
• Pemecah ini sebenarnya sama dengan
cara kerja pemecah rahang, yaitu
elemen pemecah bergerak menuju ke
dan pergi dari plat pemecah tetap.
• Pemecah ini terdiri dari rangka luar
yang bagian dalamnya bersandar
suatu permukaan yang berbentuk
kerucut (concaves).
11. Cone Crusher
• Pemecah ini mirip dg pemecah gyratory. Inner cone atau crushing
head didukung oleh tapered eccentric journal, yg mana diputar
dg level gear yg digerakkan oleh suatu sumbu utama.
• Berat dari crushing head dan spinddle disupport pada bearing
plate supplied dg olie dibawah tekanan.
• Cara kerja mirip dengan gyratory crusher, tetapi ada dua hal yg
berbeda:
1. Outer stationary crushing plate menganga ke atas/keluar utk
menaikkan luas discharge, sehingga mesin mudah bersih dari sisa
produk.
2. Stationary crushing plate ditahan dalam posisinya oleh helical
spring, shg bila ada zat yg tidak bisa dihancurkan masuk ke dalam
crusher zone, maka crushing plate akan terangkat utk
menghindari kerusakan mesin.
12. • Pemecah kerucut ini cocok dalam ukuran 2 ukuran (ukuran
feed kasar dan halus)
• Muatan yg masuk ke dalam crusher harus dikeringkan dan
ukurannya agak merata.
• Pemecah kerucut memberi hasil yg baik bila beroperasi
dalam closed circuit dengan ayakan.
14. Rotary Crusher
• Pemecah ini terdiri atas sebuah sumbu,
biasanya tegak. Pada sumbu tersebut di
pasang sebuah kerucut. Di bagian atas
terdapat gigi-gigi kecil utk penggilingan
halus.
• Rangka / shell yg berhubungan dg kerucut
mempunyai gigi yg sama, jarak antara
kerucut dan shell dapat diatur dg menaik /
turunkan kerucut tersebut.
16. Toothed Roll Crusher
• Pemecah ini adalah pemecah kasar utk menghancurkan zat
padat lunak, misalnya kapur dolomite, batu phospat, batu
semen, batu bara, kapur dan sebagainya, dg melakukan
penghancuran dg tekanan dari gigi melawan bahan gumpalan.
• Terdiri atas bagian tetap (curve anvil), landasan yg dipasang
pada rangkanya dg tangkai-tangkai baja yg kuat dan dibantu
dg sejumlah pegas yg kuat.
• Adanya aksi pemukulan (sledging action) dari gigi-gigi rol itu,
sedangkan pemecahan sekunder terjadi karena jepitan
langsung (direct nipping) antara rol dan anvil.
• Ukuran partikel muatan utk mesin ini bisa sebesar 20 inch,
range kapasitas sampai 500 ton per jam.
17. • Alat ini tidak bisa digunakan untuk zat padat yg sangat
keras.
• Mesin ini beroperasi dg cara kompresi, impact (pukulan,
tumbukan), dan shear. Sedangkan mesin rol halus (smooth
roll machine) beroperasi dengan kompresi saja.
19. Crushing Roll
• Terdiri atas dua rol yg sama terbuat dari besi tuang dan
dilapisi baja keras.
• Rol-rol dipasang pada sumbu mendatar yg diletakkan pada
bantalan dan rangka yg sesuai. Rol-rol itu berputar dg arah
yg berlawanan, dan kecepatan yg sama.
• Salah satu rol dapat bergeser ke kiri dan ke kanan, dg
demikian bila ada zat lain yg tidak dapat dipecahkan, maka
rol B dapat menggeser ke kanan, shg tidak ada kerusakan
peralatan.
20. • Diameter rol lebih besar dari pada lebar permukaan rol,
kadang-kadang 2-3x lebar permukaan rol.
• Alat ini banyak dipakai utk penghancuran biji-bijian. Bila rol
dibuat bergerigi disebut pemecah gigi (tooth crusher),
dimana kecepatan kedua rol diatur tidak sama, kira-kira 1:2.
Alat ini banyak dipakai utk penghancuran daging tulang, batu
talk, kulit kerang, dsb.
22. Impact Breaker
• Pemecah dg benturan ini termasuk pemecah palu (hammer
crusher) dan pemecah benturan dg rotor (rotor impact
breaker) yg mempunyai beban berat.
• Pada hammer crusher, palu dipasang pada disk yg berada
pada sebuah sumbu. Bagian bawah kamar pemecah ini terdiri
atas sangkar/kisi yg dilalui zat padat itu.
• Ketika zat padat dimasukkan melalui plat pemecah, palu-palu
yg berputar dg kecepatan tinggi memukul zat padat itu, dan
memecahkannya menjadi bagian-bagian kecil, dan dilempar
ke bawah melalui kisi-kisi.
23. • Jenis rotor impact menggunakan batang kasar atau besi
strip yg diikat terhadap luar dari suatu silinder yg berputar
dg kecepatan tinggi.
• Pemecah dg benturan ini tidak cocok utk padatan yg bersifat
keras dan abrasif, tetapi sangat cocok utk bahan yg bersifat
ulet, berserat dan lengket, pemecah ini cocok utk pemecah
(breaking), pemotong (cutting), dan perobekan (tearing).
26. HAMMER MILL
• Penggiling palu ini serupa dg pemecah palu, dimana palu
digantung dg engsel pada suatu piringan atau silinder yg
berputar dg cepat. Jarak antara blade yg tetap di dalam
rumah dg palu bergerak dapat diatur utk kehalusan partikel
yg dikehendaki.
• Penggilingan disebabkan oleh benturan (impartion) dan
gesekan (atrition), penggiling ini cocok utk bahan dg
kekerasan Moh<1,5 tetapi tidak cocok utk bahan yg abrasif.
27. • Penggiling palu banyak digunakan utk batu arang, zat yg
berserat, biji, tulang, selulose, gula, kulit kayu, kedelai,
coklat, buah-buahan dsb.
• Bila kisi-kisinya diganti dg pisau disebut shreder yg mana
banyak digunakan utk menggiling kopra.
29. Disintegrator Sangkar Bajing
(Squirrel Cage Disintegrator)
• Alat ini disebut disintegrator, karena dapat
mendisintegrasi atau menyobek bahan-bahan
berserat yg tidak terlalu keras.
• Alat ini terdiri atas elemen-elemen berputar yg
bentuknya menyerupai sangkar bajing. Sangkar
berputar dg suatu putaran melalui sebuah sumbu
mendatar. Sebuah sangkar lainnya yg lebih kecil
terletak di dalam sangkar besar, berputar dg
arah berlawanan.
30. • Zat padat dimasukkan pada sangkar yg kecil,
karena sangkar berputar dg cepat, maka timbul
gaya sentrifugal yg menyebabkan terjadinya
pelemparan zat padat tersebut melalui sangkar
ke sangkar lainnya.
• Zat padat itu menderita pukulan (oleh batang
sangkar) hingga menjadi bagian-bagian kecil.
• Alat ini banyak dipakai utk zat yg mudah hancur,
misalnya batu bara, kapur, juga zat yg berserat.
31. Penggiling Sistem Jatuh
(Tumbling Mill)
Jenis alat ini unggul untuk penghancuran bubuk
bersifat keras dan abrasif menjadi lebih halus.
Dilihat dari bentuk media penggiling, tumbling
mill dibedakan menjadi :
a. Rod mill (penggiling berbentuk batang)
b. Pebble mill (penggiling berbentuk bola batu)
c. Ball mill (penggiling berbentuk bola besi)
32. Rod Mill
• Rod mill merupakan alat penghalus yang bekerja
secara batch. Terdiri atas sebuah silinder baja
yang diletakkan secara mendatar, menurut sisi
yang berputar sepanjang sumbunya.
• Dalam silinder baja diisi dengan sejumlah grinding
media yang berbentuk batang. Batang-batang
selalu lebih panjang dari pada diameter silinder,
hingga terletak sejajar dengan sumbu.
• Benturan dari batang-batang tersebut diterima
oleh padatan yang kasar, dan menyebabkan
pemecahan, dan memberi hasil dengan ukuran yang
rata.
33. • Rod mill ini lebih mahal dari pada ball mill dalam
pengoperasiannya. Bila menghendaki hasil
pemecahan yang mengandung sedikit halus, maka
pilihan akan jatuh pada rod mill.
• Batang-batang yang aus, harus diganti sebelum
batang-batang itu menjadi bengkok.
• Sumbu di mill dapat digerakkan oleh gigi-gigi
atau dengan belt berbentuk V atau dengan
sebuah rantai.
• Pengisian dan pengeluaran dilakukan melalui
lubang yang terdapat pada silinder itu.
35. Pebble Mill
• Grinding media terdiri dari batu-batu.
Dengan cara kerja batch.
• Alat ini selain untuk pemecah, juga untuk
pencampur.
• Pebble mill selain dipakai pada dry grinding,
juga untuk wet grinding dan dikerjakan
pada suhu tertentu.
37. Ball Mill
• Prinsip kerja dari alat ini juga sama dengan rod mill, tapi
grinding medianya memakai bola, dengan pengisian setengah
penuh.
• Bola yg dipakai bisa berupa bola baja, bola besi tuang/cor,
batu flint.
• Effisiensi penggilingan tergantung pada banyaknya kontak
antara bola-bola. Semakin banyak bola, semakin banyak
kontak dan semakin banyak pula penggilingan.
38. • Secara kasar dapat dikatakan ball mill baja dengan volume
penggilingan tertentu, kecepatan penggilingan kurang lebih
3x lebih cepat dari pada pebble mill dengan volume
penggilingan yang besar.
• Bagian dalam silinder ball mill selalu dilapisi baja keras
(manganese steel), karena harus menggiling biji yang keras.
• Untuk industri kimia yg biasa, baja yang dipakai cukup baja
karbon atau baja alloy yg spesial.
39. • Karena adanya gesekan antara bola dengan padatan, maka
permukaan dalam silinder secara perlahan-lahan menjadi
licin, yang akan mengurangi effisiensi, karena adanya
penggelinciran.
• Untuk menghindari hal itu, pada permukaan silinder dapat
dipasang baffle (penghalang) yg berbentuk gelombang atau
batang.
40. PEMBESARAN
Suatu pengerjaan untuk mengubah benda yang berukuran kecil
menjadi benda yang berukuran besar.
Proses pembesaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Flokulasi ( floculation )
2. Fusi ( fusion )
3. Pengompakan (Compating )
Pengompakan dapat dibedakan
menjadi :
1. Briket
2. Pelet
3. Tablet
4. Granulasi
41. Flokulasi
Apabila terdapat suatu koloid dispersi
partikel-partikel zat padat yang
sangat halus dalam cairan yang tidak
dapat disaring dan diendapkan dengan
cara biasa. Partikel tersebut tidak
dapat bersatu
42. Fusi
Fusi adalah proses pemasangan sementara
partikel-partikel kecil sehingga menjadi
cair. Cairan ini kemudian mengikat zat
padat lainnya menjadi satu,sehingga
ukurannya lebih besar. Karena selama
penggabungan dilakukan dalam kain yang
berputar maka terbentuklah butir-butir
bulat. Kemudian setelah dingin butiran itu
menjadi padat. Proses itu disebut fusi.
Bila proses pencairan sangat cepat disebut
nodulasi jika lambat disebut aglomerasi
43. Tablet
Prinsip Pembuatan tablet :
Mengisikan bahan – bahan yang berbentuk serbuk ke dalam
cetakan, kemudian dipres.
Granulat
Butir – butir kecil yang mempunyai ukuran dan bentuk tertentu.
Tujuan
pembentukan :
1. Mempersiapkan benda untuk proses selanjutnya.
2. Untuk memudahkan transportasi atau penyimpanan
3. Mengurangi kehilangan debu.
4. Mengurangi luas permukaan dari puder agar sedikit berhubungan
dengan udara.
44. Pembuatan tablet
Alat pembuat tablet ini terdiri dari
lubang yang berbentuk silinder yang
dasarnya dapat bergerak seperti
pluyer gunanya untuk mendarong
keluar tablet yang telah terbentuk
dalam cetakan,dan proses ini dapat
berlangsung kontinyu.
45. Cara pembuatan granule :
1. Menggunakan zat perekat
2. Melalui briket
3. Dengan pengering pancar (spray
dryer )
4. Dengan proses Spheronizing
46. Sifat-sifat granula:
Granula bersifat:
• Tidak menimbulkan debu
• Dapat mengucur dengan baik
• Mudah diangkut dan mudah
digunakan.
• Berpori sehingga mempunyai luas
permukaan besar
47. Cara pembuatan granula dengan
perekat
Cara ini digunakan untuk serbuk yang daya
rekatnya kurang. Untuk zat yang larut dalam
air digunakan perekat air. Beberapa perekat
yang digunakan untuk pembuatan granula
yang lain adalah:
Gula,gelatin,dextrin aci dan melase.
48. • Pembuatan granula dengan perekat
dalam keadaan lembab dikerjakan
dengan cara serbuk yang akan
dijadikan granula dibasahi dengan zat
pengikat kemudian dimasukkan dalam
penguli,pencampur putar atau baki
pencampur, dalam alat tersebut
campuran diuli secara intensif dan
hasilnya dapat berupa butiran atau
bongkahan tergantung pada alatnya.
49. • Granulasi kering dapat dikerjakan
dengan bantuan penyaring putar, yang
berputar berlawanan arah. Bentuk
permukaan penggilinh disesuaikan
keinginan. Pada alat ini serbuk
ditekan sehingga menghasilkan
granulat besar. Granulasi kering ini
jarang dilakukan.
50. Metode khusus untuk membuat
granula
• Metode khusus yang digunakan adalah :
menekan secara kontinu massa bahan
sintetis yang bersifat termoplastis dalam
alat penekan,bahan yang keluar dipotong2
oleh pisau ynag berputarpemotongan
dilakukan pada bahan padat yang kasar,
sedangkan partikel2 halus hanya dilakukan
penyaringan saja.
51. Contoh pembuatan dan pemanfaatan
granula dibidang industri kimia
• Sebagai produk anatara untuk pembuatan
tablet dan drage(pil berlapis gula)
• Sebagai bahan penerap gas,sebagai produk
antara untuk untuk reaksi-reaksi kimia
dengan gas.
• Bahan cat bebas debu
• Produk antara untuk pembuatan cetakan dari
bahan sintetis yang bersifat termoplastis.
•
52. • Bahan pupuk yang mudah ditakar dengan
tangan atau mesin
• Bahan makanan yang dapat segera melarut
dan mudah ditakar
53. Pembuatan granula melalui briket
• Cara ini dilakukan dengan
memampatkan zat yang berbentuk
padat atau serbuk sehingga
terbentuklah briket pembentukan
briket hampir sama dengan
pembentukan tablet yaitu tanpa
penambahan perekat
54. 1. Apakah yang dimaksud dengan pembesaran?
2. Jelaskan tentang briket yang kalian
ketahui!
3. Jelaskan cara kerja tentang ball mill,
pebbel mill
4. Sebutkan fungsi dari rod mill, disintergator
sangkar bajing
55. 5. Sebutkan kegunaan dari briket!
6. Sebutkan sifat – sifat granula
7. Apakah yang dimaksud dengan fusi,
flokalasi
8. Jelaskan cara kerja pembuatan
granula
56. 9. Jelaskan pembuatan granula dengan
perekat
10. Sebutkan contoh dari pembuatan
granula dalam bidang industri