4. Anamnesa
Fokus pada pola dan kebisaan eliminasi bowel
Kaji pola eliminasi ?? Frekuensi dan waktu/ harinya
Kaji karakteristik feses ?? Skala bristol
Identifikasi rutinitas apa saja yg diikuti untuk mempromosikan
eliminasi yang normal e.g minum air hangat atau makanan
⇢
tertentu
Kaji adanya penggunaan laksaktif, enema di rumah??
Kaji adanya bowel diversion dan statusnya ?? E.g colostomy,
ileostomy
5. Lanjutan
Kaji adanya perubahan nafsu
makan
Riwayat diet
Kaji Intake cairan per harinya
Riwayat pembedahana atau
penyakit GI tract
Riwayat medikasi/pengobatan
Kaji status emosional
Kaji aktivitas / exercise
Kaji adanya nyeri or discomfort
Kaji sosial ekonomi
8. Rektum. Pemeriksa daerah sekitar anus untuk lesi, perubahan
warna,peradangan, dan hemoroid
Pemeriksaan Normal Abnormal
Lihat integritas kulit. Kulit tidak cacat
Warna sama
Terdapat ruam atau lesi
Kulit berkilau menunjukkan
asites, edema
Lihat kontur abdomen dan
kesimetrisan.
Datar membulat(convex),
atau skapoid (concave).
Tidak ada pembesaran hati
atau limpa.
Kontur simetris.
Terdistensi
Ada pembesaran.
Asimetris, penonjolan sekitar
umbilukus, inguinal, atau
skar kemungkinan ada
hernia atatu tumur.
Amati pegerakan abdomen
berhubungan dg peristaltik.
Peristaltis terlihat pada
orang yang sangat kurus
Peristaltis yang tampak
pada orang normal
menunjukkan obstruksi usus.
10. Pemeriksaan Normal Abnormal
Auskultasi bising usus,
gunakan diafragma
stetoskop. Memberikan
informasi pergerakan
cairan dan udara.
Terdengar setiap 5-10
detik, sekitar 5-35
x/menit.
•Hipoaktif, sangat lemah dan jarang
(1 x/menit), menunjukkan penurunanan
motilitas usus yang berhubungan
dengan ileus paralitik.
•Hiperaktif (setiap 3 detik)/
borborygmi. Menunjukkan
peningkatan motilitas berhubungan
dengan diare, obstruksi usus awal,
penggunaan laksatif.
•Ketiadaan bising usus (tidak
terdengar selama 3-5 menit)
menunjukkan penghentian motilitas
usus.
Asukultasi bunyi vaskular,
menggunakan bel
stetoskop, tempatkan
pada aorta, arteri renal,
arteri iliaka, dan arteri
femoral.
Dengarkan adanya bruit.
Tidak ada bruit. Bruit terdengar keras di area aorta,
memungkinkan aneurisma.
Bruit di area arteri renal atau iliaka.
11. PERKUSI
Pemeriksaan Normal Abnormal
Perkusi beberapa area di
tiap empat kuadran untuk
menentukan bunyi timpani
(gas pada usus dan perut)
dan tumpul (penurunan atau
ketiadaan resonan karena
massa dan ciran). Gunakan
pola sistematis: dimulai dari
kuadran kanan bawah,
kanan atas, kiri atas, dan kiri
bawah.
Timpani pada seluruh perut.
Tumpul terutama para hati
dan limpa atau kandung
kemih yang penuh.
Bunyi tumpul yang pada
area yang luas,
berhubungan dengan
keberadaan cairan atau
tumor.
12. PALPASI
Pemeriksaan Normal Abnormal
Palpasi ringan, untuk
mendeteksi massa, area
spasme muskular/ kekakuan,
dan area yang nyeri.
Palpasi dalam, untuk
menentukan ukuran dan
bentuk organ dan massa
abdomen.
Empuk(tenderness), abdomen
relax dan halus, tegangan
konsisten.
Tenderness dan hipersensitif.
Terdapat massa dangkal.
Tegangan meningkat pada
area tertertu.
14. 2. Penatalaksanaan Keperawatan
Tujuan: memulihkan dan mempertahankan pola
eliminasi yang baik dan mencegah komplikasi yang
dapat terjadi akibat gangguan eliminasi tersebut.
Modifikasi Gaya Hidup
1. Diet
2. Asupan cairan
3. Aktivitas/latihan
4. Tindakan Pencegahan
15. 1. Diet
Makanan tinggi serat (konstipasi)
Makanan lunak, porsi sedikit tapi sering (diare)
Batasi makanan yang menghasilkamn gas (kol,
buncis, bawang merah)
2. Asupan cairan
Intake: 2000-3000 cc perhari (sesuai toleransi)
Hindari: cairan yang terlalu hangat atau terlalu
dingin, kafein dan minuman berkarbonasi
16. 3. Aktivitas/latihan
Posisi terlentang : klien menguatkan otot abdomen
dengan menariknya kedalam menahannya selama 10
detik kemudian merelaksasikannya ini harus sebanyak 5
sampai 10 kali atau tergantung pada kesehatan klien.
Posisi terlentang : kontraksikan otot paha dan tahan
selama 10 detik, ulangi latihan 5-10 kali, 4 kali sehari,
ini membantu klien yang tirah baring mendapatkan
kekuatan otot paha, sehingga defekasi normal.
Ajarkan teknik massage abdoment, valsalva maneuver,
napas dalam
17. 4. Tindakan Pencegahan:
Management stres
Hindari kebiasaan minum alkohol dan merokok
Diskusikan kebiasaan defekasi
Modifikasi lingkungan
Jaga privasi klien
Ajarkan posisi BAB yang baik
Monitor integritas kulit
Monitor vital sign dan tanda-tanda dehidrasi
Kompres panas dan dingin jika nyeri
18. Opioid Konstipasi
Opioid dapat meningkatkan tonus otot polos dan
menurunkan motilitas dari saluran gastrointestinal. Opioid juga
menghilangkan kontraksi peristaltic propulsive pada usus halus
dan besar, dan menghambat masuknya isi lambung ke dalam
duodenum.
19. Adjavu
Medikasi yang dikemabngakan memiliki kemampuan untuk
meredakan nyeri.
Contohnya: antidepresan, antiansietas.
Antidepresan jenis trycyclic antidepressant (TCAs) seperti
amitriptyline (Elavil).
Memblok serotonin dan epinefrin.
TCA dapat diberikan sebelum tidur.
20. Laksatif
Laksatif yaitu obat pencahar yang dapat melunakan dan
mencairkan feses. Laksatif dikontraindikasikan pada pasien yang
mengalami nyeri abdomen, mual, kram, dan kolik yang tidak
terdiagnosis.
21. Klasifikasi Contoh Kerja Pendidikan pasien
Bulk
forming
(pembentuk
massa)
Psyllium
hydrophilic
mucilloid
(Metamucil)
Derivate polisida dari
selulosa bergabung
dengan cairan usus
mengembangkan dan
merangsang peristaltic.
Gunakan dengan 240 cc air.
Laporkan jika terjadi distensi
abdomen dan flatus yang
abnormal.
Preparat
salin
Magnesium
hidroksida
Mengubah konsistensi
feses dengan mendorong
air kedalam usus dengan
osmosis dan merangsang
peristaltic. Terjadi dalam
2 jam.
Laksatif magnesium tidak
boleh digunakan pada pasien
insufisiensi ginjal. Tidak dapat
digunakan untuk jangka
panjang karena bersifat toksik.
22. Klasifikasi Contoh Kerja Pendidikan Pasien
Lubrikan Minyak
mineral
Hidrokarbon yang tidak dapat
di absorpsi melunakan feses
dengan melumasi mukosa.
Terjadi dalam 6-8 jam.
Tidak digunakan bersamaan
dengan makanan karena minyak
mineral dapat merusak absrospsi
vitamin dan memperlambat
pengosongan lambung.
Stimulant Bisakodil
(Dulcolax)
Mengiritasi epithelium kolon
dengan merangsang ujung
saraf sensorik dan
meningktakan sekresi
mukosa. Kerja terjadi dalam
6-8 jam.
Daoat menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit pada
lansia. Tablet harus ditelan tidak
dikunyah. Hindari susu atau
antasida dalam 1 jam penggunaan
obat karena salut enteric dapat
larut sebelum waktunya.
23. Klasifikasi Contoh Kerja Pendidikan Pasien
Pelunak feses Dioktil sodium
sulfosuksinat
(Colace).
Melunakan dan
memperlambat
pengeringan feses;
memungkinkan air
memasuki feses
Dapat digunakan
dengan aman oleh
pasien gangguan
fungsi jantung atau
anoreksia).
Preparat osmotic. Pollietilenglikon dan
elektrolit (Colyte)
Membersihkan kolon
dengan cepat dan
menimbulkan diare.
Memerlukan waktu
yang lama untuk
menggunakan dengan
aman karena preparat
ini produk volume
besar. Mual dan
kembung dapat
terjadi.
24. Enema
Enema adalah suatu larutan yang dimasukan melalui
rectum dan anus hingga ke usus besar. Enema bekerja untuk
mendistensi usus dan kadang untuk mengiritasi mukosa usus
sehingga meningkatkan peristaltic dan eksresi feses dan flatus.
25. Enema Pembersih
Enema pembersih digunakan untuk mengeluarkan feses selama
pembedahan, sebelum pemeriksaan diagnostic dan keadaan konstipasi atau
impaksi. Volume maksimum yang dianjurkan adalah (1) Bayi 150 - 250 ml, (2)
Toddler 250 – 350 ml, (3) Anak usia sekolah 300 – 500 ml, (4) Remaja 500 – 750
ml, (5) Dewasa 750 – 1000 ml.
26. Enema lainnya
Enema karminatif
• Diberikan terutama
untuk
mengeluarkan
flatus.
Enema retensi
• Memasukan minyak
atau obat kedalam
reklum dan kolon
sigmoid.
• Melembutkan feses
dan melubrikasi
rectum serta
saluran anus
sehingga
memungkinkan
pengeluaran feses.
Enema Aliran Balik
• Digunakan cairan
100-200 ml yang
dimasukan melalui
rectum dan kolon
sigmoid sehingga
menstimulasi
peristaltic.
• Proses ini diulang
sebanyak 5-6 kali
sampai flatus
dikeluarkan dan
distensi abdomen
berkurang.
27. Diare (pengobatan penyakit dasar)
Sumber infeksi
• Cacing/Helmintiasis
dengan oksamnikium,
metrifonat,
prazikuantel atau
niridazol.
• Parasit (protozoa)
dengan metronidazole
(flagyl), quinarkin,
furozolidone.
Pengembalian cairan
elektrolit
• Oralit
• BB x 25-35 ml
• Sodium 2-3
meq/100ml H2O/hari
• Pottasium 1-2
meq/100ml/hari
33. Perawatan Stoma
Menilai stoma, kaji warna ⇛ Warna normal adalah
pink / merah.
Stoma berwarna ungu ⇛ mengindikasikan penurunan
sirkulasi ke stoma dan membutuhkan perhatian segera.
Periksa area sekitar stoma untuk kerusakan kulit, lesi
atau iritasi.
Catatan warna, bau, jumlah, dan konsistensi feses yg
diekskresikan melalui ostomy.
Rekam lokasi stoma dalam catatan perawat Anda
#4:pola kebiasaan eliminasi. Meliputi frekuensi dan waktu. Kaji adanya inkontinensia feses, konstipasi, diare
Kaji dan deskripsikan karakteristik feses. Menetukan apakah feses biasanya cair (diare), atau berbentuk lunak, keras, kaji warna feses, dan adanya darah (contohnya kaji adanya hematokezia atau melena).
Meminta klien untuk menggambarkan bentuk feses dan jumlah per harinya.
Kaji apakah adanya penggunaan obat-obatan yang membantu elimansi klien seperti enema, obat pencahar, atau makanan tambahan dalam membant pergerakan kebiasaan sebelum eliminasi, serta kaji seberapa sering pasien menggunakannya
Kaji adanya status pengalihan elimanasi usus,. Kaji apakah klien memiliki ostomy,nilai frekuensi drainase feses, karakter feses, tampilan dan kondisi stoma (warna, bengkak, dan iritasi), jenis perangkat pengumpulan feses yang digunakan, dan metode digunakan untuk mempertahankan fungsi ostomy tersebut
#5:pengkajian perubahan pola makan dan perubahan berat badan (jumlah kehilangan atau kenaikan). Jika perubahan berat badan ada,tanyakan apakah hal tersebut direncanakan (misalnya, berat hilang dengan diet)
Riwayat Diet. Tentukan preferensi makanan klien untuk satu hari. Tentukan asupan buah-buahan, sayuran, sereal, dan roti dan waktu makan yang teratur atau tidak teratur.
Deskripsi asupan cairan harian. Kaji termasuk jenis dan jumlah cairan.
Kaji riwayat operasi atau penyakit yang mempengaruhi saluran pencernaan: Informasi ini membantu menjelaskan gejala, potensi untuk menjaga atau memulihkan pola eliminasi usus normal, dan apakah ada riwayat keluarga kanker GI.
Riwayat pengobatan: Tanyakan apakah klien konsumsi obat (misalnya, obat pencahar, antasida, suplemen zat besi, dan analgesik) yang mengubah buang air besar atau karakteristik tinja. Serta tanyakan adanya riwayat alergi.
Emosi klien secara signifikan mengubah dapat frekuensi buang air besar. Selama pengamatan penilaian emosi klien, nada suara, dan tingkah laku mengungkapkan perilaku yang signifikan yang menunjukkan stres.
#7:Jaundice: Liver disease.
Redness: Inflammation.
Cyanosis: Hypoxia.
¦
¦
Skin color should be consistent with patient’s ethnicity.
Color may be lighter on abdomen than on other
areas
of body because of lack of sun exposure.
Skin
color
should be the same throughout
the abdomen.
Abdominal skin intact with no lesions or masses.
Striae may be present. If new, should be pink; if
old, white/silver. In a pregnant patient, striae and
linea nigra may be present.
Linea
nigra
ABNORMAL FINDINGS/RATIONALE
Bluish discoloration around umbilicus (Cullen’s
sign): Hemorrhagic pancreatitis or intraperitoneal
bleeding.
Discoloration of lower abdominal flanks and lower
back (Grey-Turner’s sign): Pancreatitis or extraperitoneal
bleeding.
Bruises: Recent trauma.
Pink-purple striae: Cushing’s syndrome.
Spider angioma: Liver failure.
Caput medusa (dilated veins that extend from the
umbilicus): Liver failure
Hernias (protrusion of abdominal organs through
opening in abdominal wall): Caused by weakness
of abdominal muscles. Seen as bulges that occur
when patient bears down. Occur on old surgical
incisions, around umbilicus, or in inguinal area.
Epigastric or linea alba hernias occur when intestine
protrudes through opening in midline of abdomen
above umbilicus.
Diastasis recti (separation of rectus abdominis muscle
that occurs in linea alba):
Occurs in pregnant
women and newborns.
Dermatomally distributed vesicular rash on lower rib
cage in upper quadrants: Herpes zoster.
#9:HELPFUL HINT
Listen over the ileocecal valve in the RLQ to the
right of the umbilicus. This is normally a very active
area connecting the small intestine to the large
intestine.
Auscultating the abdomen
ABNORMAL FINDINGS/RATIONALE
Bowel sounds more than 30 clicks (bowel sounds)/min: Hyperactive bowel sounds or hyperperistalsis. Causes
include irritable bowel disease, bowel infection, early bowel obstruction, diarrhea, resolving paralytic ileus,
or laxative use. Types of hyperperistalsis include:
¦
¦
Borborygmi, which may be audible without a stethoscope and are characterized by a long stomach
“gurgling.”
Succussion splash, a loud sound like splashing water, is often heard without a stethoscope as the patient
moves from side to side. It occurs when the abdomen is filled with air or fluid and indicates delayed gastric
emptying from an obstruction or gastric dilatation.
Bowel sounds less than 5 clicks/min but present: Hypoactive or hypoperistalsis. Causes include peritonitis,
medications such as opioids, bowel obstruction, or postoperative occurrence.
Absent bowel sounds are caused by late bowel obstruction, peritonitis, or paralytic ileus after surgery during
which the bowel was manipulated
#11:xtremely high-pitched tympanic sounds: Distension.
Extensive dullness: Organ enlargement or underlying mass.
#12:Involuntary guarding and rigidity: Peritonitis.
Areas of tenderness: Indicates underlying problem.
Masses: May indicate underlying tumor, enlarged
uterus, feces-filled colon.
Enlarged liver: May indicate cirrhosis, tumor, hepatitis.
Enlarged spleen: May indicate malignancy, infection,
trauma to spleen.
#30:Loop ileostomy is most often used for relief as it is an easy operation method and easy to put back.
#32:Sutures on the everted stoma will be removed app. 10 days post-op. The Ostomy is not sutured in the underlying layers