AGAMA ISLAM
KE-IMAN-AN
DAN
DAN KE-TAQWA-AN
BAB 2
KEIMANAN DAN KETAQWAAN
A. Pengertian Iman
 Secara etimologi, kata iman berasal dari bahasa Arab:
Aamana – yu’minu – iimaanan, yang berarti percaya.
 Secara terminologi / istilahy, iman adalah membenarkan
dengan hati (tashdiq bi qalb), menyatakan dengan lisan
(iqrar bi lisan), dan membuktikan dengan perbuatan
(amal bi arkan) terhadap kebenaran atau keyakinan
tertentu.
 Dalam Al-Qur’an, kata iman sering dirangkai dengan
kata-kata tertentu yang menjadi corak atau sifat dari
yang diimaninya itu, seperti dengan kata: jibti
(idealisme), thaghut (naturalisme), bathil, kafir, dll. Kata
iman yang tidak dirangkai dengan sesuatu berarti
menunjukkan makna positif.
 Kata iman dalam Al-Qur’an juga disifati dengan Asyaddu
Hubban (sangat cinta), jadi orang beriman kepada Allah
berarti orang yang sangat cinta kepada Allah.
B. WUJUD IMAN
 Karena iman itu bukan hanya suatu
kepercayaan, tetapi adalah keyakinan yang
mendorong perbuatan baik, maka wujud iman
adalah dilaksanakannya amal-amal shalih
yang sesuai dengan aturan atau ajaran Islam
secara lahir dan batin.
 Jadi wujud iman merupakan keutuhan dari
keyakinan, ucapan dan perbuatan seseorang
dalam melaksanakan amal shalih.
 Dengan demikian wujud iman itu sangat luas,
karena mencakup berbagai jenis amal shalih
yang dilakukan oleh manusia yang didasarkan
atas keyakinannya kepada Allah.
C. PROSES TERBENTUKNYA
IMAN
• Setidaknya meliputi tiga tahap ikhtiar, yaitu:
 Tahap penyiapan benih keimanan anak, dilakukan dengan
hubungan suami isteri yang Islami, mengkonsumsi
makanan/minuman yang halal, berpandangan dan bersikap
hidup yang Islami.
 Tahap pengenalan pada ajaran Islam, yaitu melalui
pendidikan oleh keluarga atau lingkungannya, mulai tingkat
verbal, pemahaman, sampai amalan, dan dilakukan sedini
mungkin, terutama pendidikan akhlak dan Al-Qur’an.
 Tahap pembiasaan, yaitu membiasakan untuk
melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi
laranganNya dengan penuh kesadaran.
 Prinsip-prinsip penting dalam keberhasilan pendidikan
mental dan perilaku seseorang:
 Prinsip pembiasaan berkesinambungan,
artinya dilakukan secara terus menerus tanpa
berhenti, karena hidup memang ujian dan iman
itu dapat bertambah dan berkurang.
 Prinsip internalisasi dan individuasi, yaitu
menjadikan nilai-nilai keimanan itu sebagai
bagian dari sikap mental atau hidupnya, serta
berupaya menempatkan nilai-nilai iman itu serasi
atau selaras dengan sifat kepribadiannya.
 Prinsip sosialisasi, yaitu membuktikan bahwa
nilai-nilai iman itu memang cocok untuk
kehidupan sosial, karena memang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, juga tidak mengukur nilai
keimanan itu semata-mata dari dirinya sendiri.
 Prinsip konsistensi dan koherensi, yaitu
pembentukan iman itu harus dilakukan
secara tetap dan konsekuen, dalam arti tidak
selalu berubah-ubah tanpa arah dan tujuan
yang jelas, serta tanpa mengandung
pertentangan antara nilai yang satu dengan
nilai yang lainnya. Artinya setiap langkah
terdahulu digunakan untuk mendukung atau
memperkuat langkah-langkah berikutnya.
 Prinsip integrasi, yaitu mengupayakan
pembentukan keimanan itu dilakukan secara
luas dan menyeluruh, meliputi berbagai
aspek secara komprehensif. Tidak
menganggap iman itu sebagai ilmu atau
ketrampilan tingkah laku yang terpisah-
pisah.
D. TANDA-TANDA ORANG
BERIMAN
 Jika disebut nama Allah hatinya bergetar, dan
berusaha agar ilmu Allah itu tidak lepas dari
syaraf memorinya, jika dibacakan Al-Qur’an
hatinya bergejolak untuk segera
melaksanakannya. Sesuai dengan Q.S. Al-Anfal :
2.
 Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras
berdasarkan ilmu Allah yang diiringi dengan do’a
dan penyerahan diri pada Allah. Q.S. Ali Imran:
120, Al-Maidah: 12, Al-Anfal: 2, At-Taubah: 52,
Ibrahim: 11, Al-Mujadalah:10, At-Taghabun: 13.
 Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu
menjaga pelaksanannya. Q.S. Al-Anfal: 3, Al-
Mukminun: 2, 7.
 Menafkahkan sebagian dari rizki yang diterimanya.
Q.S. Al-Anfal : 3, Q.S. Al-Mukminun : 4.
 Menghindari perkataan/perbuatan yang tidak
bermanfaat dan menjaga kehormatan. Q.S. Al-
Mukminun : 3 , 5.
 Memelihara amanat dan menepati janji. Q.S. Al-
Mukminun : 6.
 Berjihad di jalan Allah dan suka menolong. Q.S. Al-
Anfal : 74.
 Tidak meninggalkan pertemuan sebelum minta izin.
Q.S. An-Nur : 62. dll.
E. KORELASI KEIMANAN DAN
KETAQWAAN
 Keimanan pada keesaan Allah (tauhid) meliputi dua
aspek, yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis.
 Tauhid teoritis, adalah pengakuan tentang
keesaan zat, sifat, dan perbuatan tuhan, sehingga
berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan,
persepsi, dan pemikiran manusia tentang konsep
tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis adalah
pengakuan yang ikhlas bahwa Allah adalah
satu-satunya wujud mutlak yang menjadi
sumber dari semua wujud.
 Tauhid praktis (tauhid ibadah), adalah terapan
atau tindak lanjut dari tauhid teoritis yang berupa
amal perbuatan atau ibadah manusia.
 Perpaduan antara tauhid teoritis dan praktis
merupakan bentuk keimanan yang sempurna.
 Sedangkan taqwa merupakan perasaan takut dan
mengagungkan kepada Allah dengan cara
melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi
semua larangaNya.
 Dengan demikian korelasi antara keimanan dan
ketaqwaan adalah sangat erat. Taqwa merupakan
bukti atau perwujudan dari orang yang memiliki
kesempurnaan iman. Sementara iman merupakan
dasar dan semangat yang melandasi ketaqwaan.
Terima kasih
Semoga bermanfaat

More Related Content

PPT
KEIMANAN DAN KETAQWAAN, AGAMA ISLAM, ............
PPT
Bab_2_KEIMANAN_dan_KETAQWAAN.ppt
PPTX
Agama islam
PPTX
Agama islam
PPTX
Agama islam
PPTX
Agama islam
PPTX
Agama islam
PPTX
Pendidikan Agama Islam
KEIMANAN DAN KETAQWAAN, AGAMA ISLAM, ............
Bab_2_KEIMANAN_dan_KETAQWAAN.ppt
Agama islam
Agama islam
Agama islam
Agama islam
Agama islam
Pendidikan Agama Islam

Similar to Keimanan serta ketakwaan dalam islam.ppt (20)

PPTX
Agama islam
PPTX
Agama islam
PPTX
Agama islam
PPTX
Agama islam
PPTX
Agama islam[1]
PPTX
Pendidikan Islam
PPTX
Agama
PPTX
Agama islam
PPTX
Agama islam
PPTX
Pendidikan Agama Islam
PPTX
Pendidikan Agama Islam
PPTX
Agama Islam
PPTX
Agama islam
PPTX
Pendidikan Agama Islam
PPT
keimanan-dan-ketaqwaan kita kepada Allah SWT
PPT
keimanan-dan-ketaqwaan dalam ajaran agama islam.ppt
PPT
Power point meningkatkan keimanan-dan-ketaqwaan.ppt
PPTX
Pengertian keimanan dan ketakwaan
PPTX
Ppt pai
PPTX
Iman _taqwa
Agama islam
Agama islam
Agama islam
Agama islam
Agama islam[1]
Pendidikan Islam
Agama
Agama islam
Agama islam
Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam
Agama Islam
Agama islam
Pendidikan Agama Islam
keimanan-dan-ketaqwaan kita kepada Allah SWT
keimanan-dan-ketaqwaan dalam ajaran agama islam.ppt
Power point meningkatkan keimanan-dan-ketaqwaan.ppt
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Ppt pai
Iman _taqwa
Ad

Recently uploaded (9)

PPTX
Semua Tentang PPGT, PEMBINAAN BAGI PEMUDA GEREJA
PPTX
Sekolah Sabat - Triwulan 3 2025 - Pelajaran 9
PPTX
Pelajaran Sekolah Sabat ke-8 Triwulan III 2025.pptx
PPTX
Bab 1 agama kelas 11 ppt ini dibuat oleh saya
PPTX
PERADABAN DAULAH UMAYYAH DI DAMASKUS (1).pptx
PPTX
Presentasi Rosario Peristiwa Terang.pptx
PPTX
Teknik-Cara Praktis Menyusun Renungan - LPJ.pptx
PPTX
kurikulum mentoring sekolah jenjang SMP SMA.pptx
PDF
hukum poligami menurut ajaran agama islam
Semua Tentang PPGT, PEMBINAAN BAGI PEMUDA GEREJA
Sekolah Sabat - Triwulan 3 2025 - Pelajaran 9
Pelajaran Sekolah Sabat ke-8 Triwulan III 2025.pptx
Bab 1 agama kelas 11 ppt ini dibuat oleh saya
PERADABAN DAULAH UMAYYAH DI DAMASKUS (1).pptx
Presentasi Rosario Peristiwa Terang.pptx
Teknik-Cara Praktis Menyusun Renungan - LPJ.pptx
kurikulum mentoring sekolah jenjang SMP SMA.pptx
hukum poligami menurut ajaran agama islam
Ad

Keimanan serta ketakwaan dalam islam.ppt

  • 2. BAB 2 KEIMANAN DAN KETAQWAAN A. Pengertian Iman  Secara etimologi, kata iman berasal dari bahasa Arab: Aamana – yu’minu – iimaanan, yang berarti percaya.  Secara terminologi / istilahy, iman adalah membenarkan dengan hati (tashdiq bi qalb), menyatakan dengan lisan (iqrar bi lisan), dan membuktikan dengan perbuatan (amal bi arkan) terhadap kebenaran atau keyakinan tertentu.  Dalam Al-Qur’an, kata iman sering dirangkai dengan kata-kata tertentu yang menjadi corak atau sifat dari yang diimaninya itu, seperti dengan kata: jibti (idealisme), thaghut (naturalisme), bathil, kafir, dll. Kata iman yang tidak dirangkai dengan sesuatu berarti menunjukkan makna positif.  Kata iman dalam Al-Qur’an juga disifati dengan Asyaddu Hubban (sangat cinta), jadi orang beriman kepada Allah berarti orang yang sangat cinta kepada Allah.
  • 3. B. WUJUD IMAN  Karena iman itu bukan hanya suatu kepercayaan, tetapi adalah keyakinan yang mendorong perbuatan baik, maka wujud iman adalah dilaksanakannya amal-amal shalih yang sesuai dengan aturan atau ajaran Islam secara lahir dan batin.  Jadi wujud iman merupakan keutuhan dari keyakinan, ucapan dan perbuatan seseorang dalam melaksanakan amal shalih.  Dengan demikian wujud iman itu sangat luas, karena mencakup berbagai jenis amal shalih yang dilakukan oleh manusia yang didasarkan atas keyakinannya kepada Allah.
  • 4. C. PROSES TERBENTUKNYA IMAN • Setidaknya meliputi tiga tahap ikhtiar, yaitu:  Tahap penyiapan benih keimanan anak, dilakukan dengan hubungan suami isteri yang Islami, mengkonsumsi makanan/minuman yang halal, berpandangan dan bersikap hidup yang Islami.  Tahap pengenalan pada ajaran Islam, yaitu melalui pendidikan oleh keluarga atau lingkungannya, mulai tingkat verbal, pemahaman, sampai amalan, dan dilakukan sedini mungkin, terutama pendidikan akhlak dan Al-Qur’an.  Tahap pembiasaan, yaitu membiasakan untuk melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi laranganNya dengan penuh kesadaran.
  • 5.  Prinsip-prinsip penting dalam keberhasilan pendidikan mental dan perilaku seseorang:  Prinsip pembiasaan berkesinambungan, artinya dilakukan secara terus menerus tanpa berhenti, karena hidup memang ujian dan iman itu dapat bertambah dan berkurang.  Prinsip internalisasi dan individuasi, yaitu menjadikan nilai-nilai keimanan itu sebagai bagian dari sikap mental atau hidupnya, serta berupaya menempatkan nilai-nilai iman itu serasi atau selaras dengan sifat kepribadiannya.  Prinsip sosialisasi, yaitu membuktikan bahwa nilai-nilai iman itu memang cocok untuk kehidupan sosial, karena memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, juga tidak mengukur nilai keimanan itu semata-mata dari dirinya sendiri.
  • 6.  Prinsip konsistensi dan koherensi, yaitu pembentukan iman itu harus dilakukan secara tetap dan konsekuen, dalam arti tidak selalu berubah-ubah tanpa arah dan tujuan yang jelas, serta tanpa mengandung pertentangan antara nilai yang satu dengan nilai yang lainnya. Artinya setiap langkah terdahulu digunakan untuk mendukung atau memperkuat langkah-langkah berikutnya.  Prinsip integrasi, yaitu mengupayakan pembentukan keimanan itu dilakukan secara luas dan menyeluruh, meliputi berbagai aspek secara komprehensif. Tidak menganggap iman itu sebagai ilmu atau ketrampilan tingkah laku yang terpisah- pisah.
  • 7. D. TANDA-TANDA ORANG BERIMAN  Jika disebut nama Allah hatinya bergetar, dan berusaha agar ilmu Allah itu tidak lepas dari syaraf memorinya, jika dibacakan Al-Qur’an hatinya bergejolak untuk segera melaksanakannya. Sesuai dengan Q.S. Al-Anfal : 2.  Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan ilmu Allah yang diiringi dengan do’a dan penyerahan diri pada Allah. Q.S. Ali Imran: 120, Al-Maidah: 12, Al-Anfal: 2, At-Taubah: 52, Ibrahim: 11, Al-Mujadalah:10, At-Taghabun: 13.  Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanannya. Q.S. Al-Anfal: 3, Al- Mukminun: 2, 7.
  • 8.  Menafkahkan sebagian dari rizki yang diterimanya. Q.S. Al-Anfal : 3, Q.S. Al-Mukminun : 4.  Menghindari perkataan/perbuatan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan. Q.S. Al- Mukminun : 3 , 5.  Memelihara amanat dan menepati janji. Q.S. Al- Mukminun : 6.  Berjihad di jalan Allah dan suka menolong. Q.S. Al- Anfal : 74.  Tidak meninggalkan pertemuan sebelum minta izin. Q.S. An-Nur : 62. dll.
  • 9. E. KORELASI KEIMANAN DAN KETAQWAAN  Keimanan pada keesaan Allah (tauhid) meliputi dua aspek, yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis.  Tauhid teoritis, adalah pengakuan tentang keesaan zat, sifat, dan perbuatan tuhan, sehingga berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan pemikiran manusia tentang konsep tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis adalah pengakuan yang ikhlas bahwa Allah adalah satu-satunya wujud mutlak yang menjadi sumber dari semua wujud.  Tauhid praktis (tauhid ibadah), adalah terapan atau tindak lanjut dari tauhid teoritis yang berupa amal perbuatan atau ibadah manusia.
  • 10.  Perpaduan antara tauhid teoritis dan praktis merupakan bentuk keimanan yang sempurna.  Sedangkan taqwa merupakan perasaan takut dan mengagungkan kepada Allah dengan cara melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi semua larangaNya.  Dengan demikian korelasi antara keimanan dan ketaqwaan adalah sangat erat. Taqwa merupakan bukti atau perwujudan dari orang yang memiliki kesempurnaan iman. Sementara iman merupakan dasar dan semangat yang melandasi ketaqwaan.