PENGENALAN ALAT
LAPORAN I
OLEH
KUMALA GALUH HAIVA
071002000024
LABORATORIUM PENILAIAN FORMASI
FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : KUMALA GALUH HAIVA
NIM : 071002000024
KELOMPOK : A1
PARTNER : 1. DZHULVIEQAR ADRIANSYAH
: 2. RADEN FADLI
: 3. MUHAMMAD AR RAFII S
TGL PRAKTIKUM : 21 MARET 2022
TGL PENERIMAAN : 28 MARET 2022
ASISTEN : 1. FIRMANSYAH ACHMAD
: 2. DEWI LATIFATUL AINI
: 3. NILA MUTYA HANI
NILAI :
TANDA TANGAN TANDA TANGAN
(…………………..) (KUMALA GALUH HAIVA)
ASISTEN PRAKTIKAN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..i
DAFTAR GAMBAR………………………………………..………………………………..ii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………......1
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………...1
1.2 TUJUAN PERCOBAAN………………………………………………………. 2
BAB II TEORI DASAR……………………………………………………………………... 3
BAB III GAMBAR ALAT…………………………………………………………………...7
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………………………….9
4.1 PEMBAHASAB PERCOBAAN………………………………………………..9
4.2 TUGAS INTERNET……………………………………………………………11
BAB V KESIMPULAN……………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….13
LAMPIRAN A TUGAS INTERNET………………………………………………………14
LAMPIRAN B HASIL PENGAMATAN………………………………………….15
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar
3.1 Tampak Depan Log Shallow Resistivity…………………………………………………7
3.2 Tampak Samping Gamma Ray Tools……………………………………………………7
3.3 Prinsip Kerja Log Sonic…………………………………………………….……………8
3.4 Prinsip Kerja Density Log………………………………………………..………………8
ii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A. TUGAS INTERNET……………………………………………………………………14
B. HASIL PENGAMATAN…………………………………………………..……………15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penilaian formasi merupakan sebuah kegiatan pengumpulan data-data reservoir yang
dilakukan pada suatu formasi secara terus menerus untuk mengetahui sifat-sifat lapisan yang
ditembus sebelum proses pemboran. Penilaian formasi dilakukan setelah terdapat lubang
pemboran yang membuktikan terdapatnya hidrokarbon pada cekungan tersebut. Dengan
dilakukannya penilaian formasi maka dapat ditentukan zona mana yang prospek untuk di
produksi, sehingga keuntungan pun dapat diperoleh. Beberapa parameter yang diperlukan
untukmenentukan zona produktif, yaitu berupa karakteristik batuan antaralain porositas,
permeabilitas, saturasi air dan kemampuanbergeraknya hidrokarbon, tipe hidrokarbon, litologi
batuan, kemiringandan struktur formasi. Selain itu, data yang diperlukan untukmembuktikan
ada atau tidaknya potensi hidrokarbon pada suatu areayaitu data permukaan (peta geologi
dan measured stratigrafi /stratigrafi terukur) dan data di bawah permukaan (seismic, logging,
coring dan cutting). Penilaian formasi meliputi serangkaian kegiatan pencatatan data tentang
keadaan dan sifat-sifat atau karakteristik formasi untuk digunakan sebagai dasar pada
penentuan dan perkiraan cadangan reservoir serta produktivitas reservoirnya. Data-data yang
diperoleh dari penilaian formasi meliputi sifat-sifat fisik batuan reservoir, sifat-sifat fisik fluida
reservoir, kondisi reservoir dan jenis-jenis reservoir. Dari data penilaian formasi ini dapat
diketahui kedalaman formasi produktif serta batasan-batasannya dengan formasi di atas atau di
bawahnya, jenis reservoir dengan mengetahui sifat fisik batuan dan fluida reservoir, gangguan
pada sumur yang disebabkan oleh kerusakan formasidisekitar lubang bor pada formasi
produktif sebagai akibat dari aktivitas pemboran, serta dari data ini dapat juga untuk penentuan
atau perkiraancadangan reservoir serta produktivitas reservoirnya, dan dapat juga untuk
penentuan kelakuan (performance reservoir tersebut.)
Kegiatan penilaian formasi bertujuan untuk mengevaluasi dan menentukan keberadaan
ataupun jumlah lumpur bor (mud filtrate dan mud cake) yang mendesak hidrokarbon masuk ke
dalam formasi, menjauhi lubang bor, dan mencegah hidrokarbon menyembur ke permukaan.
Proses tersebut dilakukan dengan melaksanakan serangkaian investigasi dari data – data survey
geologi dan survei geofisika yang dilakukan pada zona yang diperkirakan produktif untuk
mengidentifikasi dan mengumpulkan data yang lebih detail dan akurat dari reservoirnya seperti
porositas, permeabilitas dan kejenuhan air dari batuan tersebut. Pemeriksaan berkas batuan bor
yang kembali ke permukaan dapat memberi petunjuk tentang litologi secara umum dari formasi
yang ditembus oleh bit dan mungkin juga mampu memperkirakan banyaknya minyak dan gas
di lapangan formasi. Kurva log memberikan informasi yang cukup tentang sifat fisik batuandan
fluida. Data – data dapat diketahui dengan beberapa cara, antara lain dengan melakukan
pengambilan sampel formasi (coring), wireline logging, mud logging, dan lain sebagainya.
Untuk melaksanakan percobaan – percobaan tersebut, diperlukan beberapa alat – alat
pendukung yang dikelompokkan berdasarkan tiap Log pada tiap sumur yang akan dievaluasi.
1
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari tentang borehole environment
2. Mempelajari jenis-jenis logging
3. Mempelajari kegunaan alat logging
2
BAB II
TEORI DASAR
Dalam menganalisa suatu sumur formasi penting dalam menentukan kualitas dari
sumur minyak dan gas bumi adalah dengan melakukan evaluasi formasi reservoir atau
penilaian formasi batuan reservoir. Hal yang penting dilakukan adalah pengumpulan data-data
reservoir yang dilakukan sebelum pemboran, saat pemboran dan sesudah pemboran
berlangsung nantinya digunakan dalam perencanaan pengembangan suatu lapangan minyak
dan gas. Penilaian formasi merupakan suatu proses analisis sifat dan ciri batuan yang berada di
bawah tanah dengan menggunakan hasil pengukuran lubang sumur (logging). Penilaian
formasi dapat dilakukan dengan interpretasi atau quick look, atau dengan menggunakan
software.
Penganalisaan sumur formasi dapat dibagi menjadi berupa log litologi, log resistivity
dan log porosity. Log litologi antara lain log gamma ray (GR) dan log spontaneous potential
(SP). Untuk log resistivity diantaranya adalah log induction, short normal log, microlog, log
lateral dan MSFL. Sedangkan untuk log porosity terdiri dari log neutron dan log sonic. Pada
logging sumuran interpretasi logdigunakan untuk identifikasi lapisan permeable, ketebalan dan
batas lapisan, litologi dan gas, minyak dan air, evaluasi shalliness (analisa kualitatif). Harga
porositas, tahanan jenis air formasi, tahanan air formasi, saturasi air, permeabilitas (analisa
kuantitatif). Pemilihan kombinasi logging yang tepat juga sangat mendukung keakuratan data
yang diperoleh selama operasi logging, namun ada beberapa faktor yang harus diperhatikan
dalam memilih kombinasi logging yang tepat, yaitu: faktor fluida pemboran, batuan formasi
(reservoir) dan kondisi lubang bor. Pengumpulan data setelah operasi pemboran yang terdiri
dari analisa fluida reservoir, adapun tujuan utamanya adalah menghitung faktor volume
formasi minyak / gas awal. Permeabilitas didefinisikan sebagai sifat bahan yang
memungkinkan aliran rembesan dari fluida yang mengalir lewat rongga pori. Pori-pori tanah
saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga fluida dapat mengalir dari titik
yang mempunyai tinggi energi lebih tinggi ke titik dengan energi yang lebih rendah.
Data log yang digunakan untuk mengidentifikasi zona permeable dan impermeable
adalah data log gamma ray. Respon sinar gamma yang rendah mengindikasikan bahwa pada
lapisan tersebut merupakan lapisan yang permeable, sedangkan respon sinar gamma yang
tinggi mengindikasikan bahwa pada lapisan tersebut merupakan lapisan yang impermeable.
Data dari log gamma ray dipadukan dengan data dari log spontaneous potential. Data log
gamma ray dipakai untuk menentukan volume shale. Log spontaneous potential (SP)
merupakan alat logging yang berfungsi untuk mencari zona permeable pada suatu formasi
dengan menggunakan prinsip beda potensial sebagai alat ukurnya. Kurva spontaneous potential
adalah hasil rekaman perbedaan potensial antara elektroda yang bergerak di dalam lubang bor
dengan elektroda statis yang terdapat di pernukaan. Adapun sistem kerja dari log spontaneous
potential yaitu dengan menurunkan elektroda ke dalam lubang sumur, kemudian perekaman
potensial listrik diberbagai titik dengan referensi potensial elektroda yang berada di 7
permukaan tanah.
3
Defleksi kurva spontaneous potential terdapat 2 jenis garis, yaitu garis lurus yang
disebut garis dasar serpih (shale base line) dan pada formasi permeable kurva spontaneous
potential menyimpang dari garis dasar serpih dan mencapai garis konstan pada lapisan
permeable yang cukup tebal, yaitu garis pasir. Pada kurva spontaneous potential ada suatu
penyimpangan, penyimpangan ini disebabkan aliran listrik yang berasal dari lumpur, dimana
penyebab utamanya berasal dari dua kelompok tenaga electromotive di dalam formasi, yaitu
komponen elektrokimia dan elektrokinetik. Dua komponen tersebut berasal dari pemboran,
lubang yang memberikan kontak listrik kepada berbagai jenis aliran formasi. Penyimpangan
kurva spontaneous potential menghasilkan suatu defleksi yang terbagi menjadi 2 macam, yaitu
defleksi positif dan defleksi negatif. Defleksi negatif adalah apabila kurva menyimpang ke kiri
dari garis dasar serpih, penyimpangan defleksi ini terjadi karena salinitas air formasi lebih
tinggi dari salinitas filtrat lumpur. Sedangkan defleksi positif ialah penyimpangan ke kanan
dari garis dasar serpih, penyimpangan defleksi positif disebabkan oleh tingkat salinitas air yang
cenderung lebih rendah dibandingkan salinitas lumpur. Jika salinitas air formasi dan filtrat
lumpur mempunyai harga yang sama maka tidak akan terjadi defleksi, serta tidak ada invasi /
rembesan filtrat lumpur di formasi.
Log Gamma Ray Log gamma ray merupakan alat logging yang bertujuan untuk
mencari zona permeable dengan menggunakan sumber radioaktif. Gamma ray adalah prinsip
dasar dari perekaman radioaktivitas atau tingkat radiasi alami dari suatu lapisan bumi.
Radioaktivitas gamma ray berasal dari 3 unsur radioaktif yang ada dalam batuan yaitu:
Uranium, Thorium dan Potasium yang secara kontinyu memancarkan sinar gamma dalam
bentuk pulsa-pulsa energi radiasi tinggi. Harga defleksi log gamma ray terekam dalam satuan
API unit. Pengukuran dengan menggunakan log gamma ray dilakukan dengan cara
memasukkan alat detektor ke dalam lubang bor. Sehingga formasi yang mengandung unsur
radioaktif akan memancarkan 9 radiasi radioaktif dimana intensitasnya akan diterima oleh
detektor dan dicatat dipermukaan. Unsur radioaktif banyak terkandung didalam lapisan shale /
clay hal tersebut disebabkan tingkat radiasi pada lapisan serpih lebih tinggi dibandingkan
batuan lain karena unsur-unsur radioaktif cenderung mengendap di lapisan serpih yang tidak
permeable, hal ini terjadi selama proses perubahan geologi batuan. Oleh karena itu, log gamma
ray sangat berguna berguna untuk mengetahui volume shale yang terkandung dalam lapisan
permeable. Pembacaan kurva gamma ray dilakukan dengan cara menarik garis gamma ray yang
mempunyai harga maksimum dan minimum pada suatu penampang log maka kurva log gamma
ray yang jatuh diantara kedua garis tersebut merupakan indikasi adanya lapisan shale, defleksi
kurva log gamma ray ke arah kanan menunjukkan adanya indikasi zona permeable sedangkan
defleksi kurva ke arah kiri menunjukkan zona non permeable.
Log calliper ada alat logging sumur yang memberikan informasi lanjutan mengenai
pengukuran dari ukuran dan bentuk lubang bor dan dapat digunakan untuk eksplorasi
hidrokarbon saat pengeboran sumur berlagsung. Hasil perekaman dari pengukuran kurva
calliper sangat penting sebagai indikator adanya swelling di rongga atau di lapisan shale yang
akan mempengaruhi hasil pengukuran alat logging sumur lainnya. Jika pada skala 0 – 8,5 maka
casing lubang bor dinyatakan baik akan tetapi jika >8,5 maka casing lubang bor dinyatakan
ada kerusakan (wash out).
4
Metoda resistivity logging ini dilakukan karena pada hakekatnya batuan, fluida dan
hidrokarbon di dalam bumi memiliki nilai resistivitas tertentu. Log deep resistivity yaitu log
yang digunakan untuk mengukur resistivitas pada zona uninvated / zona yang tidak terinvasi
dan rentangnya sekitar >3 ft, dimana log ini terbagi menjadi dua macam berdasarkan lumpur
yang digunakan saat pemboran, yaitu 1.) Induction Deep Log (ILD) merupakan jenis log deep
resistivity dengan menggunakan fresh water base mud. 2.) Lateral Deep Log (LLD) merupakan
jenis log deep resistivity dengan menggunakan salt water mud.
Log medium resistivity yaitu log yang digunakan untuk mengukur resistivitas pada
zona transisi rentangnya sekitar 1.5 – 3 ft. Log ini terdiri dari dua macam, yaitu : 1.) Induction
Medium Log (ILM) merupakan jenis log medium resistivity dengan menggunakan water base
mud. 2.) Lateral Medium Log (LLM) merupakan jenis log medium resistivity dengan
menggunakan salt water mud. Pada log shallow resistivity biasanya menggunakan log MSFL,
yang digunakan untuk mengukur resistivitas pada zona yang terinvasi mud filtrate dengan
rentang sekitar 1 – 6 ft.
Log induction merupakan log yang berfungsi untuk mencari resistivitas dengan
menggunakan konduktivitas batuan sebagai alat ukurnya. Log ini hanya dapat berfungsi pada
lumpur air tawar (fresh water) dengan resistivitas formasi < 200 0hm – m, dan Rmf / Rw > 2.0.
Sistem kerja dari alat ini yaitu dengan mengukur konduktivitas batuan, dimana pada kumparan
transmitter dialirkan arus bolak balik berfrekuensi tinggi dengan amplitudo konstan sehingga
akan menimbulkan medan magnet pada batuan. Medan magnet terseebut akan 12 menimbulkan
suatu arus yang disebut arus Eddy atau arus Foucoult dan besar arus tersebut sebanding dengan
konduktivitas suatu batuan.
Log lateral merupakan alat log yang direkayasa untuk mengukur resistivitas batuan
yang dibor dengan menggunakan salt water mud dan digunakan untuk mendeteksi zona-zona
yang mengandung hidrokarbon. Selain menggunakan salt water mud, log Lateral akan bekerja
denga baik pada resistivitas formasi yang > 200 ohm – m dengan Rmf / Rw < 2.0, dimana
besarnya lubang bor >12 inchi, dengan ketebalan lapisan kurang dari 10 feet serta deep invasion
( > 40 inchi ). Sistem kerja pada alat ini yaitu terdapatnya sonde pada alat resistivity yang
memiliki elektroda penyangga (bucking electrode) yang berfungsi untuk memfokuskan arus
survey dan memaksanya mengalir dalam arah yang tegak lurus terhadap sonde. Arus yang
terfokuskan ini memungkinkan pengukuran 13 dilakukan pada batuan dengan arah yang lebih
jelas. Log lateral merupakan perbaikan terhadap pengukuran yang memakai arus yang tidak
terfokus, yaitu alat ES (Electrical Survey) yang terdahlu, dimana arus survey lebih suka
mengalir dalam lumpur karena resistivitas lumpur yang lebih rendah dari resistivitas batuan.
Porositas batuan didefinisikan sebagai perbandingan volume pori (volume pori-pori
yang ditempati fluida) terhadap volume total batuan. Porositas dapat diklasifikasikan menjadi
2, yaitu porositas primer dan porositas sekunder. Log density merupakan log
yangmenunjukkan porositas suatu batuan. Pada log density terdapat kurva yang menunjukkan
harga densitas batuan yang ditembus lubang bor. Harga densitas ini digunakan untuk
menentukan nilai porositas batuan tersebut. Log density bersama-sama dengan log neutron
digunakan untuk mendeteksi adanya hidrokarbon, menentukan litologi batuan,
mengidentifikasi adanya heavy minerals dan untuk mengevaluasi clay.
5
Sistem kerja dari log density ialah dengan menggunakan sumber radioaktif yang
memancarkan sinar gamma dengan intensitas energi tertentu yang mampu menembus batuan /
formasi, dimana sinar gamma akan berinteraksi dengan elektron-elektron batuan (Compton
Scattering) hingga membentuk awan gamma ray disekitar source, jika semakin banyak elektron
batuan maka akan semakin sedikit gamma ray yang sampai ke detektor.
Log sonic merupakan log yang digunakan untuk mendapatkan harga porositas batuan
dengan prinsip kerja mengukur waktu tempuh gelombang bunyi pada suatu jarak tertentu
didalam lapisan batuan. Satuan dari log sonic adalah mikro second per feet, yang merupakan
hasil dari kecepatan gelombang bunyi yang mencapai receiver didalam suatu formasi. Tujuan
dari penggunaan log sonic adalah untuk mengetahui kerapatan dan porositas batuan. Pada
batuan yang porous, kerapatannya lebih kecil sehingga kurva log sonic akan mempunyai harga
yang besar seperti pada serpih organik atau lignit dan sebaliknya. Log sonic dapat berfungsi
sebagai pengikat antara data seismik dengan data sumur. Sistem kerja dari log sonic ialah
dengan mengukur kecepatan suara (sonic) dalam formasi, dimana transmitter memancarkan
suatu pulsa dengan frekuensi tertentu. Pulsa tersebut menghasilkan beberapa gelombang,
gelombang tersebut terbagi dalam beberapa jenis tergantung dari daerah rambatnya, sehingga
dari detektor gelombang merambat ke formasi dan kembali lagi ke detektor. Kemudian
dipancarkan lagi pulsa kedua dengan prinsip kerja yang sama dengan pulsa 16 pertama,
kemudian dicatat selilsih waktu dari kedua pulsa tersebut.
Zona batuan pada reservoir dibedakan menjadi 2, yaitu batuan reservoir yang sarang
dengan zona batuan kedap. Perbedaaan antara kedua jenis batuan tersebut dapat dilketahui
dengan melihat bentukbentuk kurva atau log. Pada zona permeable dapat diketahui dengan
pembacaan defleksi kurva peralatan logging, dimana harga kurva gamma ray akan rendah,
sekitar 2030 API. Hal tersebut disebabkan karena tingkat radiasi pada lapisan serpih lebih 17
rendah dibandingkan batuan lainnya log gamma ray ditampilkan dengan kurva spontaneous
potential dan calliper pada kolom pertama, jika harga log gamma ray rendah maka harga kurva
calliper akan tinggi. Pada zona non permeable pembacaan defleksi dari kurva gamma ray akan
memiliki harga yang tinggi dan harga dari kurva calliper akan rendah. Hal tersebut disebabkan
oleh tingkat radiasi lapisan serpih lebih tinggi pada zona ini, karena unsur radioaktif cenderung
mengendap pada lapisan serpih.
6
BAB III
GAMBAR ALAT
Gambar 3.1
Log shallow resistivity
Gambar 3.2
GammaRay Tools
7
Gambar 3.3
Prinsip Kerja Log Sonic
Gambar 3.4
Prinsip Kerja Density Log
8
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan Percobaan
Pada praktikum kali ini kita akan membahas mengenai penenalan alat , dimana nanti
akan digunakan untuk proses penilaian formasi. Di dalam nya terdapat yang namanya Borehole
Environtment yaitu merupakan suatu gambaran dimana lumpur memasukki lubang bor dan
terbentuknya mud cake pada zona permeable Dimana di dalamnya ada 3 zona, zona pertama
adalah Terinvasi (Flushed Zone)Merupakan zona infiltrasi yang terletak paling dekat dengan
lubang bor sertaterisi oleh filtrat lumpur yang mendesak kandungan semula (seperti gas,
minyak,maupun air). Air formasi atau hidrokarbon yang terdapat pada formasi
terdesakkedalam oleh filtrat lumpur pemboran. Daerah ini disebut daerah terinvasi
dengantahanan jenisnya dan kejenuhan airnya,zona selanjutnya adalah Zona Peralihan
(Transition Zone)Merupakan zona infiltrasi yang lebih dalam dari zona terinvasi, dimana
dalamzona ini ditempati oleh campuran dari filtrat lumpur dengan kandungan semula.Karena
zona ini posisinya semakin jauh dari lubang bor maka semakin berkurangfiltrasi dari lumpur
pemboran, dan yang terakhir adalah zona Jauh/Tidak Terinvasi (Undisturbed Zone); zona yang
tidak terpengaruh oleh mud filtrate.Zona terinvasi memiliki diameter df, ketebalan sekitar 6
inch, dan mengandung mud filtrate dengan nilai resistivitas Rmf, serta mengandung residual
hydrocarbon dengan nilai resistivitas Rxo. Sedangkan zona transisi dengan diameter dj dan
rentang beberapa kaki.
Setelah membahas mengenai borehole environtment kita masuk lebih dekat mengenai
loging, Logging sumur adalah pengukuran dalam lubang sumur menggunakan instrumen yang
ditematkan pada ujung kabel wireline dalam lubang bor. untuk mencari zona hidrokarbon
dalam formasi geologi yang menarik dengan borehole. Prosedur logging terdiri dari
menurunkan “logging tool”pada wireline kedalam sumur minyak atau lubang, untuk mengukur
properti batuan dan fluida pada formasi. Interpretasi dari pengukuran ini digunakan untuk
menentukan letak kedalaman potensial dari zona yang mengandung minyak dan gas
(hydrocarbon). Alat loging dikembangkan selama puluhan tahun untuk mengukur kelistikan,
akustik, radioaktif, elektromagnetik, dan properti lain pada batuan. Logging biasanya
dilakukan dengan menggunakan alat logging yang ditarik keluar dari lubang sumur. Data
direkam dalam bentuk print kertas yang biasa disebut sebagai ‘Well log’ dan dikirim ke kantor
dalam bentuk digital. Log sumur merekam pada interval tertentu saat pengeboran pada lubang
sumur dan kedalaman pengeboran berkisar antara 300m sampai 8000m (1000 ft sampai 25000
ft) atau lebih.
Pada track 1 kita akan membahas mengenai permeable zone, dimana fungsi nya adalah
mengetahui mana zona yang permeable dan mana zona yang impermeable , permeabilitas suatu
material batuan merupakan hal yang amat penting pada proyek seperti pada pemompaan air
tanah, minyak atau gas dari atau kedalam suatu formasi dan lain sebagainya.jenis nya antara
lain SP log dimana nilai tertinggi atau terendah yang dihasilkan antara suatu lapisan permeabel
dibawah sana (dalam lubang bor tentunya) dengan acuan yang nilainya kemudian statis. pada
lapisan shale yang tebal nilai SP log yang tidak bergeser signifikan (cenderung stabil).
9
Defleksi maksimum nilai SP log harus diukur dari formasi yang bersih dari shale
(biasanya dari lapisan clean sand yang cukup tebal.) Tetapi daro kelebihan tersebut, Log SP
memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah tidak dapat bekerja pada OBM (Oil Based
Mud), tidak Tetapi dari kelebihan – kelebihan tersebut, Log SP memiliki beberapa kekurangan,
diantaranya adalah tidak dapat bekerja pada OBM (Oil Based Mud), tidak bereaksi jika harga
Rmf (mud filtrate) sama dengan Rw (air formasi), dan tidak dapat bekerja pada formasi
karbonat. Gamma Ray Log (GR Log) digunakan untuk menentukan sand atau shale yang
terdapat pada formasi. GR Log merupakan hasil pengukuran besar intensitas radioaktif Formasi
yang mengandung unsur – unsur radioaktif (uranium, thorium, dan potassium) akan
memancarkan radiasi radioaktif dimana intensitasnya akan diterima oleh detektor dan
dimasukkan dalam data saat mencapai permukaan. Log Calliper biasanya digunakan untuk
mengetahui ukuran lubang bor jika terjadi fenomena caving (formasi yang runtuh) dan
sloughing shale (mud cake). Pengukuran dilakukan dengan melihat ukuran lubang bor dari bit
size yang ada, jika ukuran formasi lebih besar dari bit size, maka dapat diindikasi adanya
caving, dan jika lebih kecil diindikasi bahwa terjadi sloughing shale.
Selanjutnya pada track 2 yaitu resistivity log. Resistivity log dilakukan untuk
mengukur nilai resistivitas batuan yang diperlukan untuk menentukan nilai saturasi air. Log
resistivitas dibagi menjadi 3 zona sesuai dengan DOI (Depth Of Investigation), antara lain
Deep, Shallow, dan Medium. Log Deep Resistivity digunakan untuk mengukur resistivitas
sampai zona uninvaded (lebih dari 3 ft). Log tersebut dibagi menjadi 2 berdasarkan jenis
lumpur yang digunakan, yaitu Induction (ILD) yang digunakan untuk fresh water mud dan
Lateral (LLD) untuk salt water mud. Medium Resistivity digunakan pada zona transisi (1.5 –
3 ft) dan terbagi sesuai dengan jenis lumpur yang digunakan. Shallow Resistivity digunakan
pada zona terinflasi mud filtrate (1 – 6 ft) dan menggunakan MSFL ataupun SFLU.
Pada track 3 kita mengukur porositas, dibagi menjadi 3 yaitu Log Densitas, Log
Neutron, dan Log Sonic. Log Densitas dilakukan dengan memancarkan radioatif (gamma)
dengan energi tertentu untuk menembus formasi, dimana akan membentur electron – electron
sehingga energi kembali akan lebih kecil dari apa yang telah dipancarkan. density log diukur
menggunakan alat RHOB, fungsinya adalah membaca jumlah energi yang kembali untuk
menentukan densitasnya dari electron yang telah terserap dalam formasi. Neutron log dapat
menginterpretasikan besarnya pori batuan yang terisi fluida. Prinsip kerja induction log adalah
menyebarkan arus listrik ke segala arah, dengan memancarkan resistivitas, Jika resistivitasnya
tinggi maka produktivitasnya juga tinggi. Jika lateral log merupakan konduksi, memancarkan
listrik yang tegak lurus dan horizontal sehingga pengukuran batuan lebih pasti.
Logging While Drilling (LWD), diperkenalkan degan menghasilkan informasi tentang
sumur. Pada sensor yang terletak diujung kabel wireline, sensor terintegrasi dengan drill string
dan pengukuran dilakuka saat pengeboran. Ketika melakukan loging sumur setelah drill string
dikeluarkan dari sumur. LWD mengukur parameter geologi didalam sumur yang telah dibor.
Karena terdapat dua kabel yang terkoneksi dengan permukaan, data direkam kebawah dan
diangkat kembali ketika drill string dikeluarkan.
10
4.2 Tugas Internet
IDL Induction Deep Log yang mana digunakan jika lumpur yang digunakan fresh
water base mud ( air tawar ) Prinsip kerja log listrik dengan metode induksi adalah alat induksi
terdiri dari dua set kumparan yang disusun dalam batangan non konduktif. Saat arus dialirkan
ke dalam kumparan pemancar maka medan magnet akan timbul disekitar kumparan pemancar
tersebut. Medan magnet tersebut akan memancarkan arus Eddy dalam formasi disekitar alat
induksi. Arus Eddy tersebut akan menghasilkan medan magnet (medan magnet sekunder) juga
yang dapat dideteksi oleh kumparan penerima dan menghasilkan arus emf dikumparan
penerima. Kuat arus emf yang terjadi dikumparan penerima akan sebanding dengan kekuatan
medan magnet sekunder dan sebanding dengan arus Eddy dan sebanding juga dengan
konduktivitas dari formasi.
Beberapa jenis alat induksi yaitu IRT (Induction Resistivity Tool), DITD (Dual
Induction Type-D), dan DIT-E (Dual Induction Type-E) . Alat-alat tersebut menghasilkan jenis
log yang berbeda pula. IRT menghasilkan ISF (Induction Spherically Focussed), DIT-D
menghasilkan 72 DIL (Dual) sedangkan DIT-E menghasilkan PI (Pahsor Induction).
Arus Foucault akan menimbulkan Secondary Magnetic Field yang mengiduksi sebuah
emf (electromotive force) kedalam kumparan receiver. Besar emf ini sebanding dengan besar
arus Foucault dan karena itu sebanding dengan konduktivitas batuan. Maka dengan mengukur
besar emf, kita dapat mengukur besar konduktivitas. Prinsip kerja log listrik dgn metode
induksi arus ke formasi, alat log listrik akan membuat medan listrik di dekat sumber arus
(prinsip Faraday). Medan listrik yg dibentuk ini akan mengganggu kestabilan medan listrik
(pasif) formasi. Saat alat dimatikan, Formasi yg telah terganggu tadi balik menginduksi tool
dan ditangkap oleh receiver medan listrik. Prinsip kerja alat ini menguntungkan bila digunakan
pada kondisi dimana arus listrik tidak dapat diinjeksikan secara langsung.
Pengukuran deep induction/ ILD memakai spasi antara transmitter dan receiver yang
berbeda dengan spasi pada pengukuran medium induction ILM. Alat induction standard yang
dikenal sebagai 6FF40/28 memakai 6 kumparan, yang direkayasa berpasangan untuk
menaikkan focusing sehingga mendapatkan ertical resolution yang diinginkan. ILD punya
spasi transmitter/receiver sebesar 40 inci. ILM punya spasi transmitter/receiver sepanjang 28
inci.Idealnya pengukuran deep bekerja dalam uninvaded zone saja sedangkan pengukuran
medium bekerja dalam transition zone serta sebagian flushed zone. SFL – elektroda elektroda
Spherically Focused Log juga dipasang dalam alat induction. Pengukuran SFL harus dikoreksi
terhadap pengaruh borehole serta pengaruh invasi.
Kelebihan alat log listrik metode induksi : 1. Bekerja baik pada lubang dengan lumpur
sangat resistive (>3000 ohmm), lubang dengan lumpur foam, bahkan lubang tanpa lumpur. 2.
Bekerja baik pada lumpur fresh mud. Kekurangan alat Log listrik metode induksi adalah : 1.
Kurva yang dihasilkan tidak sebaik laterolog (resolusi yg dihasilkan kurang baik). 2. Hanya
bekerja pada formasi dengan harga tahanan jenis batuan < 200 ohmm (semakin besar harga
tahanan jenis batuan formasi maka kesalahan pembacaan alat yang terjadi makin besar).
(Source : https://www.academia.edu/8262073/Teori_Dasar_Logging_Geofisika_)
11
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil pengamatan dan pembahasan pada praktikum “Pengenalan Alat” dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pada track 1 kita menggunakan spontaneous log, gamma ray log, dan caliper log
untuk menentukan zona permeabel.
2. Pada track 2 kita menggunakan resistivity log yang terdiri atas induction log dan
lateral log untuk mencari nilai resistivity.
3. Pada track 3 menggunakan density log, neutron log, dan sonic log untuk menentukan
porositas.
4. Borehole Environtment yaitu merupakan suatu gambaran dimana lumpur
memasukki lubang bor dan terbentuknya mud cake pada zona permeable
5. Gamma Ray Log (GR Log) digunakan untuk menentukan sand atau shale yang
terdapat pada formasi. GR Log merupakan hasil pengukuran besar intensitas
radioaktif Formasi yang mengandung unsur – unsur radioaktif.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiman, H. (n.d.). Teori Dasar Logging (Geofisika). Retrieved March 18, 2021, from
Academia.edu: https://www.academia.edu/8262073/Teori_Dasar_Logging_Geofisika_
2. Fahdie, M., Nugrahanti, A., & Samsol. (2015). Evaluasi Formasi Sumur GJN Untuk
Penentuan Cadangan Gas Awal (OGIP) Pada Lapangan "X". Media Neliti, 304-305. Retrieved
March 18, 2021, from https://media.neliti.com/media/publications/176464- ID-evaluasi-
formasi-sumurgjn-untuk-penentua.pdf
3. Nugrahanti, A. (2011). Penilaian Formasi. Bogor: Cetakan Mediautama. Retrieved March
19, 2021 4. Sitaresmi, R. (2019). Petunjuk Praktikum Laboratorium Penilaian Formasi. Jakarta:
Universitas Trisakti. Retrieved March 19, 2021
5. https://www.academia.edu/38077892/Spontaneous_Potential_Log
6. https://www.academia.edu/8262073/Teori_Dasar_Logging_Geofisika_
13
LAMPIRAN A
TUGAS INTERNET
INDUCTION DEEP LOG
IDL Deep Log which is used if the mud used fresh water base mud (fresh water) The
working principle of electrical logs with induction method is an induction tool consisting of two
sets of coils arranged in non-conductive bars. When the current is flowed into the transmitter coil,
a magnetic field will arise around the transmitter coil. The magnetic field will emit Eddy currents
in formation around the induction device. The Eddy current will produce a magnetic field
(secondary magnetic field) as well that can be detected by the receiving coil and produce an emf
current in the receiver's coil. The strong emf current that occurs in the receiving coil will be
proportional to the strength of the secondary magnetic field and comparable to the Eddy current
and comparable also to the conductivity of the formation.
Some types of induction tools are IRT (Induction Resistivity Tool), DITD (Dual
Induction Type-D), and DIT-E (Dual Induction Type-E). These tools produce different types
of logs. IRT produces ISF (Induction Spherically Focussed), DIT-D produces 72 DIL (Dual)
while DIT-E produces PI (Pahsor Induction). Foucault current will cause a Secondary Magnetic
Field that produces an emf (electromotive force) into the receiver coil. This large emf is
proportional to the magnitude of the Foucault current and is therefore proportional to the
conductivity of the rock. So by measuring the size of the emf, we can measure the size of
conductivity.The working principle of electrical logs with the method of induction of current
into formation, the electric log tool will create an electric field near the source of the current
(Faraday principle). This formed electric field will destabilise the electric field (passive)
formation. When the tool is turned off, the formation that has been disturbed earlier reverses
inducing the tool and is captured by the electric field receiver. The working principle of this
tool is beneficial when used in conditions where electric current cannot be injected directly.
Deep induction / ILD measurements use spaces between transmitters and receivers that are
different from spaces in ILM induction medium measurements. The standard induction device
known as 6FF40/28 uses 6 coils, which are engineered in pairs to increase focusing so as to get
the desired ertical resolution.ILD has a transmitter/receiver space of 40 inches. The ILM has a
28-inch transmitter/receiver space. Ideally deep measurements work in uninvaded zones only
while medium measurements work in transition zones as well as some flushed zones. SFL –
Spherically Focused Log electrode electrodes are also installed in induction devices. SFL
measurements should be corrected against borehole influences as well as invasion effects.
Advantages of induction method electrical log tools: 1. Works well on holes with very resistive
mud (>3000 ohmm), holes with foam mud, even holes without mud. 2. Works well on fresh
mud mud. The disadvantages of the induction method electrical log tool are: 1. The resulting
curve is not as good as the laterologist (the resulting resolution is not good). 2. Only work on
formations with a rock type resistance price of < 200 ohmm (the greater the price of the prisoner
type of rock formation, the greater the reading error of the tool).
14
LAMPIRAN B
HASIL PENGAMATAN
IDL adalah merupakan proses untuk mengetahui resistivitas suatu formasi untuk kondisi formasi
yang konduktif atau pada saat menggunakan lumpur yang masih baru (freshmud).
Induksi log ini mempunyai transmitter dan receiver pada alat yang digunakan. Prinsip
kerja alat ini adalah kumparan transmitter mengalirkan arus bolak-balik. Arus ini menimbulkan
medan magnet yang menembus kumparan receiver dan membentuk arus listrik yang berganti-ganti.
Arus tersebut menginduksi suatu hambatan dalam kumparan itu. Hambatan ini
proporsional terhadap konduktivitas media sekitar alat. Induksi log tidak dapat digunakan bila
lumpur yang digunakan bersifat konduktif, karena alat ini mengukur konduktivitas batuan.
Pengukuran deep induction/ ILD memakai spasi antara transmitter dan receiver yang
berbeda dengan spasi pada pengukuran medium induction ILM. Alat induction standard yang
dikenal sebagai 6FF40/28 memakai 6 kumparan, yang direkayasa berpasangan untuk
menaikkan focusing sehingga mendapatkan ertical resolution yang diinginkan. ILD punya
spasi transmitter/receiver sebesar 40 inci. ILM punya spasi transmitter/receiver sepanjang 28
inci.Idealnya pengukuran deep bekerja dalam uninvaded zone saja sedangkan pengukuran
medium bekerja dalam transition zone serta sebagian flushed zone. SFL – elektroda elektroda
Spherically Focused Log juga dipasang dalam alat induction. Pengukuran SFL harus dikoreksi
terhadap pengaruh borehole serta pengaruh invasi.
Kelebihan alat log listrik metode induksi : 1. Bekerja baik pada lubang dengan lumpur
sangat resistive (>3000 ohmm), lubang dengan lumpur foam, bahkan lubang tanpa lumpur. 2.
Bekerja baik pada lumpur fresh mud. Kekurangan alat Log listrik metode induksi adalah : 1.
Kurva yang dihasilkan tidak sebaik laterolog (resolusi yg dihasilkan kurang baik). 2. Hanya
bekerja pada formasi dengan harga tahanan jenis batuan < 200 ohmm (semakin besar harga
tahanan jenis batuan formasi maka kesalahan pembacaan alat yang terjadi makin besar).
15
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf

Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf

  • 1.
    PENGENALAN ALAT LAPORAN I OLEH KUMALAGALUH HAIVA 071002000024 LABORATORIUM PENILAIAN FORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 2022
  • 2.
    LEMBAR PENGESAHAN NAMA :KUMALA GALUH HAIVA NIM : 071002000024 KELOMPOK : A1 PARTNER : 1. DZHULVIEQAR ADRIANSYAH : 2. RADEN FADLI : 3. MUHAMMAD AR RAFII S TGL PRAKTIKUM : 21 MARET 2022 TGL PENERIMAAN : 28 MARET 2022 ASISTEN : 1. FIRMANSYAH ACHMAD : 2. DEWI LATIFATUL AINI : 3. NILA MUTYA HANI NILAI : TANDA TANGAN TANDA TANGAN (…………………..) (KUMALA GALUH HAIVA) ASISTEN PRAKTIKAN
  • 3.
    DAFTAR ISI DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..i DAFTARGAMBAR………………………………………..………………………………..ii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………………...iii BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………......1 1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………...1 1.2 TUJUAN PERCOBAAN………………………………………………………. 2 BAB II TEORI DASAR……………………………………………………………………... 3 BAB III GAMBAR ALAT…………………………………………………………………...7 BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………………………….9 4.1 PEMBAHASAB PERCOBAAN………………………………………………..9 4.2 TUGAS INTERNET……………………………………………………………11 BAB V KESIMPULAN……………………………………………………………………..12 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….13 LAMPIRAN A TUGAS INTERNET………………………………………………………14 LAMPIRAN B HASIL PENGAMATAN………………………………………….15 i
  • 4.
    DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 TampakDepan Log Shallow Resistivity…………………………………………………7 3.2 Tampak Samping Gamma Ray Tools……………………………………………………7 3.3 Prinsip Kerja Log Sonic…………………………………………………….……………8 3.4 Prinsip Kerja Density Log………………………………………………..………………8 ii
  • 5.
    DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A. TUGASINTERNET……………………………………………………………………14 B. HASIL PENGAMATAN…………………………………………………..……………15 iii
  • 6.
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Penilaian formasi merupakan sebuah kegiatan pengumpulan data-data reservoir yang dilakukan pada suatu formasi secara terus menerus untuk mengetahui sifat-sifat lapisan yang ditembus sebelum proses pemboran. Penilaian formasi dilakukan setelah terdapat lubang pemboran yang membuktikan terdapatnya hidrokarbon pada cekungan tersebut. Dengan dilakukannya penilaian formasi maka dapat ditentukan zona mana yang prospek untuk di produksi, sehingga keuntungan pun dapat diperoleh. Beberapa parameter yang diperlukan untukmenentukan zona produktif, yaitu berupa karakteristik batuan antaralain porositas, permeabilitas, saturasi air dan kemampuanbergeraknya hidrokarbon, tipe hidrokarbon, litologi batuan, kemiringandan struktur formasi. Selain itu, data yang diperlukan untukmembuktikan ada atau tidaknya potensi hidrokarbon pada suatu areayaitu data permukaan (peta geologi dan measured stratigrafi /stratigrafi terukur) dan data di bawah permukaan (seismic, logging, coring dan cutting). Penilaian formasi meliputi serangkaian kegiatan pencatatan data tentang keadaan dan sifat-sifat atau karakteristik formasi untuk digunakan sebagai dasar pada penentuan dan perkiraan cadangan reservoir serta produktivitas reservoirnya. Data-data yang diperoleh dari penilaian formasi meliputi sifat-sifat fisik batuan reservoir, sifat-sifat fisik fluida reservoir, kondisi reservoir dan jenis-jenis reservoir. Dari data penilaian formasi ini dapat diketahui kedalaman formasi produktif serta batasan-batasannya dengan formasi di atas atau di bawahnya, jenis reservoir dengan mengetahui sifat fisik batuan dan fluida reservoir, gangguan pada sumur yang disebabkan oleh kerusakan formasidisekitar lubang bor pada formasi produktif sebagai akibat dari aktivitas pemboran, serta dari data ini dapat juga untuk penentuan atau perkiraancadangan reservoir serta produktivitas reservoirnya, dan dapat juga untuk penentuan kelakuan (performance reservoir tersebut.) Kegiatan penilaian formasi bertujuan untuk mengevaluasi dan menentukan keberadaan ataupun jumlah lumpur bor (mud filtrate dan mud cake) yang mendesak hidrokarbon masuk ke dalam formasi, menjauhi lubang bor, dan mencegah hidrokarbon menyembur ke permukaan. Proses tersebut dilakukan dengan melaksanakan serangkaian investigasi dari data – data survey geologi dan survei geofisika yang dilakukan pada zona yang diperkirakan produktif untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan data yang lebih detail dan akurat dari reservoirnya seperti porositas, permeabilitas dan kejenuhan air dari batuan tersebut. Pemeriksaan berkas batuan bor yang kembali ke permukaan dapat memberi petunjuk tentang litologi secara umum dari formasi yang ditembus oleh bit dan mungkin juga mampu memperkirakan banyaknya minyak dan gas di lapangan formasi. Kurva log memberikan informasi yang cukup tentang sifat fisik batuandan fluida. Data – data dapat diketahui dengan beberapa cara, antara lain dengan melakukan pengambilan sampel formasi (coring), wireline logging, mud logging, dan lain sebagainya. Untuk melaksanakan percobaan – percobaan tersebut, diperlukan beberapa alat – alat pendukung yang dikelompokkan berdasarkan tiap Log pada tiap sumur yang akan dievaluasi. 1
  • 7.
    1.2 Tujuan Percobaan Tujuanpercobaan praktikum kali ini adalah sebagai berikut : 1. Mempelajari tentang borehole environment 2. Mempelajari jenis-jenis logging 3. Mempelajari kegunaan alat logging 2
  • 8.
    BAB II TEORI DASAR Dalammenganalisa suatu sumur formasi penting dalam menentukan kualitas dari sumur minyak dan gas bumi adalah dengan melakukan evaluasi formasi reservoir atau penilaian formasi batuan reservoir. Hal yang penting dilakukan adalah pengumpulan data-data reservoir yang dilakukan sebelum pemboran, saat pemboran dan sesudah pemboran berlangsung nantinya digunakan dalam perencanaan pengembangan suatu lapangan minyak dan gas. Penilaian formasi merupakan suatu proses analisis sifat dan ciri batuan yang berada di bawah tanah dengan menggunakan hasil pengukuran lubang sumur (logging). Penilaian formasi dapat dilakukan dengan interpretasi atau quick look, atau dengan menggunakan software. Penganalisaan sumur formasi dapat dibagi menjadi berupa log litologi, log resistivity dan log porosity. Log litologi antara lain log gamma ray (GR) dan log spontaneous potential (SP). Untuk log resistivity diantaranya adalah log induction, short normal log, microlog, log lateral dan MSFL. Sedangkan untuk log porosity terdiri dari log neutron dan log sonic. Pada logging sumuran interpretasi logdigunakan untuk identifikasi lapisan permeable, ketebalan dan batas lapisan, litologi dan gas, minyak dan air, evaluasi shalliness (analisa kualitatif). Harga porositas, tahanan jenis air formasi, tahanan air formasi, saturasi air, permeabilitas (analisa kuantitatif). Pemilihan kombinasi logging yang tepat juga sangat mendukung keakuratan data yang diperoleh selama operasi logging, namun ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam memilih kombinasi logging yang tepat, yaitu: faktor fluida pemboran, batuan formasi (reservoir) dan kondisi lubang bor. Pengumpulan data setelah operasi pemboran yang terdiri dari analisa fluida reservoir, adapun tujuan utamanya adalah menghitung faktor volume formasi minyak / gas awal. Permeabilitas didefinisikan sebagai sifat bahan yang memungkinkan aliran rembesan dari fluida yang mengalir lewat rongga pori. Pori-pori tanah saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga fluida dapat mengalir dari titik yang mempunyai tinggi energi lebih tinggi ke titik dengan energi yang lebih rendah. Data log yang digunakan untuk mengidentifikasi zona permeable dan impermeable adalah data log gamma ray. Respon sinar gamma yang rendah mengindikasikan bahwa pada lapisan tersebut merupakan lapisan yang permeable, sedangkan respon sinar gamma yang tinggi mengindikasikan bahwa pada lapisan tersebut merupakan lapisan yang impermeable. Data dari log gamma ray dipadukan dengan data dari log spontaneous potential. Data log gamma ray dipakai untuk menentukan volume shale. Log spontaneous potential (SP) merupakan alat logging yang berfungsi untuk mencari zona permeable pada suatu formasi dengan menggunakan prinsip beda potensial sebagai alat ukurnya. Kurva spontaneous potential adalah hasil rekaman perbedaan potensial antara elektroda yang bergerak di dalam lubang bor dengan elektroda statis yang terdapat di pernukaan. Adapun sistem kerja dari log spontaneous potential yaitu dengan menurunkan elektroda ke dalam lubang sumur, kemudian perekaman potensial listrik diberbagai titik dengan referensi potensial elektroda yang berada di 7 permukaan tanah. 3
  • 9.
    Defleksi kurva spontaneouspotential terdapat 2 jenis garis, yaitu garis lurus yang disebut garis dasar serpih (shale base line) dan pada formasi permeable kurva spontaneous potential menyimpang dari garis dasar serpih dan mencapai garis konstan pada lapisan permeable yang cukup tebal, yaitu garis pasir. Pada kurva spontaneous potential ada suatu penyimpangan, penyimpangan ini disebabkan aliran listrik yang berasal dari lumpur, dimana penyebab utamanya berasal dari dua kelompok tenaga electromotive di dalam formasi, yaitu komponen elektrokimia dan elektrokinetik. Dua komponen tersebut berasal dari pemboran, lubang yang memberikan kontak listrik kepada berbagai jenis aliran formasi. Penyimpangan kurva spontaneous potential menghasilkan suatu defleksi yang terbagi menjadi 2 macam, yaitu defleksi positif dan defleksi negatif. Defleksi negatif adalah apabila kurva menyimpang ke kiri dari garis dasar serpih, penyimpangan defleksi ini terjadi karena salinitas air formasi lebih tinggi dari salinitas filtrat lumpur. Sedangkan defleksi positif ialah penyimpangan ke kanan dari garis dasar serpih, penyimpangan defleksi positif disebabkan oleh tingkat salinitas air yang cenderung lebih rendah dibandingkan salinitas lumpur. Jika salinitas air formasi dan filtrat lumpur mempunyai harga yang sama maka tidak akan terjadi defleksi, serta tidak ada invasi / rembesan filtrat lumpur di formasi. Log Gamma Ray Log gamma ray merupakan alat logging yang bertujuan untuk mencari zona permeable dengan menggunakan sumber radioaktif. Gamma ray adalah prinsip dasar dari perekaman radioaktivitas atau tingkat radiasi alami dari suatu lapisan bumi. Radioaktivitas gamma ray berasal dari 3 unsur radioaktif yang ada dalam batuan yaitu: Uranium, Thorium dan Potasium yang secara kontinyu memancarkan sinar gamma dalam bentuk pulsa-pulsa energi radiasi tinggi. Harga defleksi log gamma ray terekam dalam satuan API unit. Pengukuran dengan menggunakan log gamma ray dilakukan dengan cara memasukkan alat detektor ke dalam lubang bor. Sehingga formasi yang mengandung unsur radioaktif akan memancarkan 9 radiasi radioaktif dimana intensitasnya akan diterima oleh detektor dan dicatat dipermukaan. Unsur radioaktif banyak terkandung didalam lapisan shale / clay hal tersebut disebabkan tingkat radiasi pada lapisan serpih lebih tinggi dibandingkan batuan lain karena unsur-unsur radioaktif cenderung mengendap di lapisan serpih yang tidak permeable, hal ini terjadi selama proses perubahan geologi batuan. Oleh karena itu, log gamma ray sangat berguna berguna untuk mengetahui volume shale yang terkandung dalam lapisan permeable. Pembacaan kurva gamma ray dilakukan dengan cara menarik garis gamma ray yang mempunyai harga maksimum dan minimum pada suatu penampang log maka kurva log gamma ray yang jatuh diantara kedua garis tersebut merupakan indikasi adanya lapisan shale, defleksi kurva log gamma ray ke arah kanan menunjukkan adanya indikasi zona permeable sedangkan defleksi kurva ke arah kiri menunjukkan zona non permeable. Log calliper ada alat logging sumur yang memberikan informasi lanjutan mengenai pengukuran dari ukuran dan bentuk lubang bor dan dapat digunakan untuk eksplorasi hidrokarbon saat pengeboran sumur berlagsung. Hasil perekaman dari pengukuran kurva calliper sangat penting sebagai indikator adanya swelling di rongga atau di lapisan shale yang akan mempengaruhi hasil pengukuran alat logging sumur lainnya. Jika pada skala 0 – 8,5 maka casing lubang bor dinyatakan baik akan tetapi jika >8,5 maka casing lubang bor dinyatakan ada kerusakan (wash out). 4
  • 10.
    Metoda resistivity loggingini dilakukan karena pada hakekatnya batuan, fluida dan hidrokarbon di dalam bumi memiliki nilai resistivitas tertentu. Log deep resistivity yaitu log yang digunakan untuk mengukur resistivitas pada zona uninvated / zona yang tidak terinvasi dan rentangnya sekitar >3 ft, dimana log ini terbagi menjadi dua macam berdasarkan lumpur yang digunakan saat pemboran, yaitu 1.) Induction Deep Log (ILD) merupakan jenis log deep resistivity dengan menggunakan fresh water base mud. 2.) Lateral Deep Log (LLD) merupakan jenis log deep resistivity dengan menggunakan salt water mud. Log medium resistivity yaitu log yang digunakan untuk mengukur resistivitas pada zona transisi rentangnya sekitar 1.5 – 3 ft. Log ini terdiri dari dua macam, yaitu : 1.) Induction Medium Log (ILM) merupakan jenis log medium resistivity dengan menggunakan water base mud. 2.) Lateral Medium Log (LLM) merupakan jenis log medium resistivity dengan menggunakan salt water mud. Pada log shallow resistivity biasanya menggunakan log MSFL, yang digunakan untuk mengukur resistivitas pada zona yang terinvasi mud filtrate dengan rentang sekitar 1 – 6 ft. Log induction merupakan log yang berfungsi untuk mencari resistivitas dengan menggunakan konduktivitas batuan sebagai alat ukurnya. Log ini hanya dapat berfungsi pada lumpur air tawar (fresh water) dengan resistivitas formasi < 200 0hm – m, dan Rmf / Rw > 2.0. Sistem kerja dari alat ini yaitu dengan mengukur konduktivitas batuan, dimana pada kumparan transmitter dialirkan arus bolak balik berfrekuensi tinggi dengan amplitudo konstan sehingga akan menimbulkan medan magnet pada batuan. Medan magnet terseebut akan 12 menimbulkan suatu arus yang disebut arus Eddy atau arus Foucoult dan besar arus tersebut sebanding dengan konduktivitas suatu batuan. Log lateral merupakan alat log yang direkayasa untuk mengukur resistivitas batuan yang dibor dengan menggunakan salt water mud dan digunakan untuk mendeteksi zona-zona yang mengandung hidrokarbon. Selain menggunakan salt water mud, log Lateral akan bekerja denga baik pada resistivitas formasi yang > 200 ohm – m dengan Rmf / Rw < 2.0, dimana besarnya lubang bor >12 inchi, dengan ketebalan lapisan kurang dari 10 feet serta deep invasion ( > 40 inchi ). Sistem kerja pada alat ini yaitu terdapatnya sonde pada alat resistivity yang memiliki elektroda penyangga (bucking electrode) yang berfungsi untuk memfokuskan arus survey dan memaksanya mengalir dalam arah yang tegak lurus terhadap sonde. Arus yang terfokuskan ini memungkinkan pengukuran 13 dilakukan pada batuan dengan arah yang lebih jelas. Log lateral merupakan perbaikan terhadap pengukuran yang memakai arus yang tidak terfokus, yaitu alat ES (Electrical Survey) yang terdahlu, dimana arus survey lebih suka mengalir dalam lumpur karena resistivitas lumpur yang lebih rendah dari resistivitas batuan. Porositas batuan didefinisikan sebagai perbandingan volume pori (volume pori-pori yang ditempati fluida) terhadap volume total batuan. Porositas dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu porositas primer dan porositas sekunder. Log density merupakan log yangmenunjukkan porositas suatu batuan. Pada log density terdapat kurva yang menunjukkan harga densitas batuan yang ditembus lubang bor. Harga densitas ini digunakan untuk menentukan nilai porositas batuan tersebut. Log density bersama-sama dengan log neutron digunakan untuk mendeteksi adanya hidrokarbon, menentukan litologi batuan, mengidentifikasi adanya heavy minerals dan untuk mengevaluasi clay. 5
  • 11.
    Sistem kerja darilog density ialah dengan menggunakan sumber radioaktif yang memancarkan sinar gamma dengan intensitas energi tertentu yang mampu menembus batuan / formasi, dimana sinar gamma akan berinteraksi dengan elektron-elektron batuan (Compton Scattering) hingga membentuk awan gamma ray disekitar source, jika semakin banyak elektron batuan maka akan semakin sedikit gamma ray yang sampai ke detektor. Log sonic merupakan log yang digunakan untuk mendapatkan harga porositas batuan dengan prinsip kerja mengukur waktu tempuh gelombang bunyi pada suatu jarak tertentu didalam lapisan batuan. Satuan dari log sonic adalah mikro second per feet, yang merupakan hasil dari kecepatan gelombang bunyi yang mencapai receiver didalam suatu formasi. Tujuan dari penggunaan log sonic adalah untuk mengetahui kerapatan dan porositas batuan. Pada batuan yang porous, kerapatannya lebih kecil sehingga kurva log sonic akan mempunyai harga yang besar seperti pada serpih organik atau lignit dan sebaliknya. Log sonic dapat berfungsi sebagai pengikat antara data seismik dengan data sumur. Sistem kerja dari log sonic ialah dengan mengukur kecepatan suara (sonic) dalam formasi, dimana transmitter memancarkan suatu pulsa dengan frekuensi tertentu. Pulsa tersebut menghasilkan beberapa gelombang, gelombang tersebut terbagi dalam beberapa jenis tergantung dari daerah rambatnya, sehingga dari detektor gelombang merambat ke formasi dan kembali lagi ke detektor. Kemudian dipancarkan lagi pulsa kedua dengan prinsip kerja yang sama dengan pulsa 16 pertama, kemudian dicatat selilsih waktu dari kedua pulsa tersebut. Zona batuan pada reservoir dibedakan menjadi 2, yaitu batuan reservoir yang sarang dengan zona batuan kedap. Perbedaaan antara kedua jenis batuan tersebut dapat dilketahui dengan melihat bentukbentuk kurva atau log. Pada zona permeable dapat diketahui dengan pembacaan defleksi kurva peralatan logging, dimana harga kurva gamma ray akan rendah, sekitar 2030 API. Hal tersebut disebabkan karena tingkat radiasi pada lapisan serpih lebih 17 rendah dibandingkan batuan lainnya log gamma ray ditampilkan dengan kurva spontaneous potential dan calliper pada kolom pertama, jika harga log gamma ray rendah maka harga kurva calliper akan tinggi. Pada zona non permeable pembacaan defleksi dari kurva gamma ray akan memiliki harga yang tinggi dan harga dari kurva calliper akan rendah. Hal tersebut disebabkan oleh tingkat radiasi lapisan serpih lebih tinggi pada zona ini, karena unsur radioaktif cenderung mengendap pada lapisan serpih. 6
  • 12.
    BAB III GAMBAR ALAT Gambar3.1 Log shallow resistivity Gambar 3.2 GammaRay Tools 7
  • 13.
    Gambar 3.3 Prinsip KerjaLog Sonic Gambar 3.4 Prinsip Kerja Density Log 8
  • 14.
    BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PembahasanPercobaan Pada praktikum kali ini kita akan membahas mengenai penenalan alat , dimana nanti akan digunakan untuk proses penilaian formasi. Di dalam nya terdapat yang namanya Borehole Environtment yaitu merupakan suatu gambaran dimana lumpur memasukki lubang bor dan terbentuknya mud cake pada zona permeable Dimana di dalamnya ada 3 zona, zona pertama adalah Terinvasi (Flushed Zone)Merupakan zona infiltrasi yang terletak paling dekat dengan lubang bor sertaterisi oleh filtrat lumpur yang mendesak kandungan semula (seperti gas, minyak,maupun air). Air formasi atau hidrokarbon yang terdapat pada formasi terdesakkedalam oleh filtrat lumpur pemboran. Daerah ini disebut daerah terinvasi dengantahanan jenisnya dan kejenuhan airnya,zona selanjutnya adalah Zona Peralihan (Transition Zone)Merupakan zona infiltrasi yang lebih dalam dari zona terinvasi, dimana dalamzona ini ditempati oleh campuran dari filtrat lumpur dengan kandungan semula.Karena zona ini posisinya semakin jauh dari lubang bor maka semakin berkurangfiltrasi dari lumpur pemboran, dan yang terakhir adalah zona Jauh/Tidak Terinvasi (Undisturbed Zone); zona yang tidak terpengaruh oleh mud filtrate.Zona terinvasi memiliki diameter df, ketebalan sekitar 6 inch, dan mengandung mud filtrate dengan nilai resistivitas Rmf, serta mengandung residual hydrocarbon dengan nilai resistivitas Rxo. Sedangkan zona transisi dengan diameter dj dan rentang beberapa kaki. Setelah membahas mengenai borehole environtment kita masuk lebih dekat mengenai loging, Logging sumur adalah pengukuran dalam lubang sumur menggunakan instrumen yang ditematkan pada ujung kabel wireline dalam lubang bor. untuk mencari zona hidrokarbon dalam formasi geologi yang menarik dengan borehole. Prosedur logging terdiri dari menurunkan “logging tool”pada wireline kedalam sumur minyak atau lubang, untuk mengukur properti batuan dan fluida pada formasi. Interpretasi dari pengukuran ini digunakan untuk menentukan letak kedalaman potensial dari zona yang mengandung minyak dan gas (hydrocarbon). Alat loging dikembangkan selama puluhan tahun untuk mengukur kelistikan, akustik, radioaktif, elektromagnetik, dan properti lain pada batuan. Logging biasanya dilakukan dengan menggunakan alat logging yang ditarik keluar dari lubang sumur. Data direkam dalam bentuk print kertas yang biasa disebut sebagai ‘Well log’ dan dikirim ke kantor dalam bentuk digital. Log sumur merekam pada interval tertentu saat pengeboran pada lubang sumur dan kedalaman pengeboran berkisar antara 300m sampai 8000m (1000 ft sampai 25000 ft) atau lebih. Pada track 1 kita akan membahas mengenai permeable zone, dimana fungsi nya adalah mengetahui mana zona yang permeable dan mana zona yang impermeable , permeabilitas suatu material batuan merupakan hal yang amat penting pada proyek seperti pada pemompaan air tanah, minyak atau gas dari atau kedalam suatu formasi dan lain sebagainya.jenis nya antara lain SP log dimana nilai tertinggi atau terendah yang dihasilkan antara suatu lapisan permeabel dibawah sana (dalam lubang bor tentunya) dengan acuan yang nilainya kemudian statis. pada lapisan shale yang tebal nilai SP log yang tidak bergeser signifikan (cenderung stabil). 9
  • 15.
    Defleksi maksimum nilaiSP log harus diukur dari formasi yang bersih dari shale (biasanya dari lapisan clean sand yang cukup tebal.) Tetapi daro kelebihan tersebut, Log SP memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah tidak dapat bekerja pada OBM (Oil Based Mud), tidak Tetapi dari kelebihan – kelebihan tersebut, Log SP memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah tidak dapat bekerja pada OBM (Oil Based Mud), tidak bereaksi jika harga Rmf (mud filtrate) sama dengan Rw (air formasi), dan tidak dapat bekerja pada formasi karbonat. Gamma Ray Log (GR Log) digunakan untuk menentukan sand atau shale yang terdapat pada formasi. GR Log merupakan hasil pengukuran besar intensitas radioaktif Formasi yang mengandung unsur – unsur radioaktif (uranium, thorium, dan potassium) akan memancarkan radiasi radioaktif dimana intensitasnya akan diterima oleh detektor dan dimasukkan dalam data saat mencapai permukaan. Log Calliper biasanya digunakan untuk mengetahui ukuran lubang bor jika terjadi fenomena caving (formasi yang runtuh) dan sloughing shale (mud cake). Pengukuran dilakukan dengan melihat ukuran lubang bor dari bit size yang ada, jika ukuran formasi lebih besar dari bit size, maka dapat diindikasi adanya caving, dan jika lebih kecil diindikasi bahwa terjadi sloughing shale. Selanjutnya pada track 2 yaitu resistivity log. Resistivity log dilakukan untuk mengukur nilai resistivitas batuan yang diperlukan untuk menentukan nilai saturasi air. Log resistivitas dibagi menjadi 3 zona sesuai dengan DOI (Depth Of Investigation), antara lain Deep, Shallow, dan Medium. Log Deep Resistivity digunakan untuk mengukur resistivitas sampai zona uninvaded (lebih dari 3 ft). Log tersebut dibagi menjadi 2 berdasarkan jenis lumpur yang digunakan, yaitu Induction (ILD) yang digunakan untuk fresh water mud dan Lateral (LLD) untuk salt water mud. Medium Resistivity digunakan pada zona transisi (1.5 – 3 ft) dan terbagi sesuai dengan jenis lumpur yang digunakan. Shallow Resistivity digunakan pada zona terinflasi mud filtrate (1 – 6 ft) dan menggunakan MSFL ataupun SFLU. Pada track 3 kita mengukur porositas, dibagi menjadi 3 yaitu Log Densitas, Log Neutron, dan Log Sonic. Log Densitas dilakukan dengan memancarkan radioatif (gamma) dengan energi tertentu untuk menembus formasi, dimana akan membentur electron – electron sehingga energi kembali akan lebih kecil dari apa yang telah dipancarkan. density log diukur menggunakan alat RHOB, fungsinya adalah membaca jumlah energi yang kembali untuk menentukan densitasnya dari electron yang telah terserap dalam formasi. Neutron log dapat menginterpretasikan besarnya pori batuan yang terisi fluida. Prinsip kerja induction log adalah menyebarkan arus listrik ke segala arah, dengan memancarkan resistivitas, Jika resistivitasnya tinggi maka produktivitasnya juga tinggi. Jika lateral log merupakan konduksi, memancarkan listrik yang tegak lurus dan horizontal sehingga pengukuran batuan lebih pasti. Logging While Drilling (LWD), diperkenalkan degan menghasilkan informasi tentang sumur. Pada sensor yang terletak diujung kabel wireline, sensor terintegrasi dengan drill string dan pengukuran dilakuka saat pengeboran. Ketika melakukan loging sumur setelah drill string dikeluarkan dari sumur. LWD mengukur parameter geologi didalam sumur yang telah dibor. Karena terdapat dua kabel yang terkoneksi dengan permukaan, data direkam kebawah dan diangkat kembali ketika drill string dikeluarkan. 10
  • 16.
    4.2 Tugas Internet IDLInduction Deep Log yang mana digunakan jika lumpur yang digunakan fresh water base mud ( air tawar ) Prinsip kerja log listrik dengan metode induksi adalah alat induksi terdiri dari dua set kumparan yang disusun dalam batangan non konduktif. Saat arus dialirkan ke dalam kumparan pemancar maka medan magnet akan timbul disekitar kumparan pemancar tersebut. Medan magnet tersebut akan memancarkan arus Eddy dalam formasi disekitar alat induksi. Arus Eddy tersebut akan menghasilkan medan magnet (medan magnet sekunder) juga yang dapat dideteksi oleh kumparan penerima dan menghasilkan arus emf dikumparan penerima. Kuat arus emf yang terjadi dikumparan penerima akan sebanding dengan kekuatan medan magnet sekunder dan sebanding dengan arus Eddy dan sebanding juga dengan konduktivitas dari formasi. Beberapa jenis alat induksi yaitu IRT (Induction Resistivity Tool), DITD (Dual Induction Type-D), dan DIT-E (Dual Induction Type-E) . Alat-alat tersebut menghasilkan jenis log yang berbeda pula. IRT menghasilkan ISF (Induction Spherically Focussed), DIT-D menghasilkan 72 DIL (Dual) sedangkan DIT-E menghasilkan PI (Pahsor Induction). Arus Foucault akan menimbulkan Secondary Magnetic Field yang mengiduksi sebuah emf (electromotive force) kedalam kumparan receiver. Besar emf ini sebanding dengan besar arus Foucault dan karena itu sebanding dengan konduktivitas batuan. Maka dengan mengukur besar emf, kita dapat mengukur besar konduktivitas. Prinsip kerja log listrik dgn metode induksi arus ke formasi, alat log listrik akan membuat medan listrik di dekat sumber arus (prinsip Faraday). Medan listrik yg dibentuk ini akan mengganggu kestabilan medan listrik (pasif) formasi. Saat alat dimatikan, Formasi yg telah terganggu tadi balik menginduksi tool dan ditangkap oleh receiver medan listrik. Prinsip kerja alat ini menguntungkan bila digunakan pada kondisi dimana arus listrik tidak dapat diinjeksikan secara langsung. Pengukuran deep induction/ ILD memakai spasi antara transmitter dan receiver yang berbeda dengan spasi pada pengukuran medium induction ILM. Alat induction standard yang dikenal sebagai 6FF40/28 memakai 6 kumparan, yang direkayasa berpasangan untuk menaikkan focusing sehingga mendapatkan ertical resolution yang diinginkan. ILD punya spasi transmitter/receiver sebesar 40 inci. ILM punya spasi transmitter/receiver sepanjang 28 inci.Idealnya pengukuran deep bekerja dalam uninvaded zone saja sedangkan pengukuran medium bekerja dalam transition zone serta sebagian flushed zone. SFL – elektroda elektroda Spherically Focused Log juga dipasang dalam alat induction. Pengukuran SFL harus dikoreksi terhadap pengaruh borehole serta pengaruh invasi. Kelebihan alat log listrik metode induksi : 1. Bekerja baik pada lubang dengan lumpur sangat resistive (>3000 ohmm), lubang dengan lumpur foam, bahkan lubang tanpa lumpur. 2. Bekerja baik pada lumpur fresh mud. Kekurangan alat Log listrik metode induksi adalah : 1. Kurva yang dihasilkan tidak sebaik laterolog (resolusi yg dihasilkan kurang baik). 2. Hanya bekerja pada formasi dengan harga tahanan jenis batuan < 200 ohmm (semakin besar harga tahanan jenis batuan formasi maka kesalahan pembacaan alat yang terjadi makin besar). (Source : https://www.academia.edu/8262073/Teori_Dasar_Logging_Geofisika_) 11
  • 17.
    BAB V KESIMPULAN Berdasarkan datahasil pengamatan dan pembahasan pada praktikum “Pengenalan Alat” dapat disimpulkan bahwa : 1. Pada track 1 kita menggunakan spontaneous log, gamma ray log, dan caliper log untuk menentukan zona permeabel. 2. Pada track 2 kita menggunakan resistivity log yang terdiri atas induction log dan lateral log untuk mencari nilai resistivity. 3. Pada track 3 menggunakan density log, neutron log, dan sonic log untuk menentukan porositas. 4. Borehole Environtment yaitu merupakan suatu gambaran dimana lumpur memasukki lubang bor dan terbentuknya mud cake pada zona permeable 5. Gamma Ray Log (GR Log) digunakan untuk menentukan sand atau shale yang terdapat pada formasi. GR Log merupakan hasil pengukuran besar intensitas radioaktif Formasi yang mengandung unsur – unsur radioaktif. 12
  • 18.
    DAFTAR PUSTAKA 1. Budiman,H. (n.d.). Teori Dasar Logging (Geofisika). Retrieved March 18, 2021, from Academia.edu: https://www.academia.edu/8262073/Teori_Dasar_Logging_Geofisika_ 2. Fahdie, M., Nugrahanti, A., & Samsol. (2015). Evaluasi Formasi Sumur GJN Untuk Penentuan Cadangan Gas Awal (OGIP) Pada Lapangan "X". Media Neliti, 304-305. Retrieved March 18, 2021, from https://media.neliti.com/media/publications/176464- ID-evaluasi- formasi-sumurgjn-untuk-penentua.pdf 3. Nugrahanti, A. (2011). Penilaian Formasi. Bogor: Cetakan Mediautama. Retrieved March 19, 2021 4. Sitaresmi, R. (2019). Petunjuk Praktikum Laboratorium Penilaian Formasi. Jakarta: Universitas Trisakti. Retrieved March 19, 2021 5. https://www.academia.edu/38077892/Spontaneous_Potential_Log 6. https://www.academia.edu/8262073/Teori_Dasar_Logging_Geofisika_ 13
  • 19.
    LAMPIRAN A TUGAS INTERNET INDUCTIONDEEP LOG IDL Deep Log which is used if the mud used fresh water base mud (fresh water) The working principle of electrical logs with induction method is an induction tool consisting of two sets of coils arranged in non-conductive bars. When the current is flowed into the transmitter coil, a magnetic field will arise around the transmitter coil. The magnetic field will emit Eddy currents in formation around the induction device. The Eddy current will produce a magnetic field (secondary magnetic field) as well that can be detected by the receiving coil and produce an emf current in the receiver's coil. The strong emf current that occurs in the receiving coil will be proportional to the strength of the secondary magnetic field and comparable to the Eddy current and comparable also to the conductivity of the formation. Some types of induction tools are IRT (Induction Resistivity Tool), DITD (Dual Induction Type-D), and DIT-E (Dual Induction Type-E). These tools produce different types of logs. IRT produces ISF (Induction Spherically Focussed), DIT-D produces 72 DIL (Dual) while DIT-E produces PI (Pahsor Induction). Foucault current will cause a Secondary Magnetic Field that produces an emf (electromotive force) into the receiver coil. This large emf is proportional to the magnitude of the Foucault current and is therefore proportional to the conductivity of the rock. So by measuring the size of the emf, we can measure the size of conductivity.The working principle of electrical logs with the method of induction of current into formation, the electric log tool will create an electric field near the source of the current (Faraday principle). This formed electric field will destabilise the electric field (passive) formation. When the tool is turned off, the formation that has been disturbed earlier reverses inducing the tool and is captured by the electric field receiver. The working principle of this tool is beneficial when used in conditions where electric current cannot be injected directly. Deep induction / ILD measurements use spaces between transmitters and receivers that are different from spaces in ILM induction medium measurements. The standard induction device known as 6FF40/28 uses 6 coils, which are engineered in pairs to increase focusing so as to get the desired ertical resolution.ILD has a transmitter/receiver space of 40 inches. The ILM has a 28-inch transmitter/receiver space. Ideally deep measurements work in uninvaded zones only while medium measurements work in transition zones as well as some flushed zones. SFL – Spherically Focused Log electrode electrodes are also installed in induction devices. SFL measurements should be corrected against borehole influences as well as invasion effects. Advantages of induction method electrical log tools: 1. Works well on holes with very resistive mud (>3000 ohmm), holes with foam mud, even holes without mud. 2. Works well on fresh mud mud. The disadvantages of the induction method electrical log tool are: 1. The resulting curve is not as good as the laterologist (the resulting resolution is not good). 2. Only work on formations with a rock type resistance price of < 200 ohmm (the greater the price of the prisoner type of rock formation, the greater the reading error of the tool). 14
  • 20.
    LAMPIRAN B HASIL PENGAMATAN IDLadalah merupakan proses untuk mengetahui resistivitas suatu formasi untuk kondisi formasi yang konduktif atau pada saat menggunakan lumpur yang masih baru (freshmud). Induksi log ini mempunyai transmitter dan receiver pada alat yang digunakan. Prinsip kerja alat ini adalah kumparan transmitter mengalirkan arus bolak-balik. Arus ini menimbulkan medan magnet yang menembus kumparan receiver dan membentuk arus listrik yang berganti-ganti. Arus tersebut menginduksi suatu hambatan dalam kumparan itu. Hambatan ini proporsional terhadap konduktivitas media sekitar alat. Induksi log tidak dapat digunakan bila lumpur yang digunakan bersifat konduktif, karena alat ini mengukur konduktivitas batuan. Pengukuran deep induction/ ILD memakai spasi antara transmitter dan receiver yang berbeda dengan spasi pada pengukuran medium induction ILM. Alat induction standard yang dikenal sebagai 6FF40/28 memakai 6 kumparan, yang direkayasa berpasangan untuk menaikkan focusing sehingga mendapatkan ertical resolution yang diinginkan. ILD punya spasi transmitter/receiver sebesar 40 inci. ILM punya spasi transmitter/receiver sepanjang 28 inci.Idealnya pengukuran deep bekerja dalam uninvaded zone saja sedangkan pengukuran medium bekerja dalam transition zone serta sebagian flushed zone. SFL – elektroda elektroda Spherically Focused Log juga dipasang dalam alat induction. Pengukuran SFL harus dikoreksi terhadap pengaruh borehole serta pengaruh invasi. Kelebihan alat log listrik metode induksi : 1. Bekerja baik pada lubang dengan lumpur sangat resistive (>3000 ohmm), lubang dengan lumpur foam, bahkan lubang tanpa lumpur. 2. Bekerja baik pada lumpur fresh mud. Kekurangan alat Log listrik metode induksi adalah : 1. Kurva yang dihasilkan tidak sebaik laterolog (resolusi yg dihasilkan kurang baik). 2. Hanya bekerja pada formasi dengan harga tahanan jenis batuan < 200 ohmm (semakin besar harga tahanan jenis batuan formasi maka kesalahan pembacaan alat yang terjadi makin besar). 15