4
Most read
5
Most read
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Negara ini juga memiliki
posisi geografis yang unik sekaligus menjadikannya strategis. Hal ini dapat dilihat dari letak
Indonesia yang berada di antara dua samudera dan dua benua. Sekaligus posisi ini menyebabkan
Indonesia kaya akan keragaman budaya dan suku bangsa. Selain itu, letak di antara dua benua
dan dua samudera mempengaruhi kondisi cuaca dan iklim.
Ikan mempunyai organ – organ tubuh tertentu yang berfungsi sebagai pelindung bagian
anatomi maupun morfologinya yang salah satunya adalah sisik, jadi pengertian sisik adalah
sistem penutup tubuh pada ikan yang berupa tulang lunak yang tipis yang tersusun dari unsur
mineral kapur.
Jenis sisik yang duniliki ikan dapat dibagi atas bahan-bahan pembentukannya, vaitu:
1. Sisik Placoid, yaitui sisik yang biasa dimiliki oleh kelompok Elasmobranchii dan disebut
dermal denticle. Sisik ini terbentuk seperti pada gigi manusia dimana bagian ectodermalnya
memiliki lapisan lapisan yang disebut sebagai vitrodentin dan lapisan dalamnya ‘disebut dentine
yang berisi pembuluh dentinal. Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan
(Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar yang bulat atau
bujur sangkar. Sisik macam ini terdiri dari keping basal yang letaknya terbenam di bagian dermis
kulit, dan suatu bagian yang menonjol berupa duri keluar dari permukaan epidermis. Sisik
tersebut merupakan struktur exoskeleton yang primitive yang mempunyai titik perkembangan
menuju ke lembaran sisik yang biasa terdapat pada osteichthyes yang terdiri atas lempeng dasar,
tangkai sentral dan duri. Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan pembuluh darah dan
saraf yang berasal dari dermis. Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga sering disebut
dermal denticle yang di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid
menyerupai pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan dari sel-sel dermis
yang seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk papila dermis yang mendesak
epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu merupakan derivate dari sisik( Subani,
Waluyo. 1978.)
B. TUJUAN
Untuk mengetahui materi sisik dan sirip pada ikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Taksonomi
Taksonomi merupakan cara untuk mengelompokan spesies tertentu berdasarkan cirri-cirinya.
Taksonomi didefinisikan sebagai teori dan praktik untuk mengklasifikasikan makhluk
hidup.Dalam biologi, taksonomi disebut juga klasifikasi atau sistematika. Sistem yang dipakai
adalah penamaan dengan dua sebutan, yang dikenal sebagai tatanama binomial atau binomial
nomenclatur, yang diusulkan oleh Carl von Linne (Latin: Carolus Linnaeus), seorang naturalis
berkebangsaan Swedia(Fujaya, Y. 2004)
Ia memperkenalkan enam hierarki (pemeringkatan) untuk mengelompokkan semua organisme
hidup. Keenam hierarki (yang disebut takson) itu berturut-turut (dari tertinggi hingga terendah,
istilah dalam kurung adalah usulan untuk penggunaan dalam bahasa Indonesia):
• Filum,
• Kelas,
• Ordo (Bangsa),
• Familia (Suku),
• Genus (Marga), dan
• Spesies (Jenis).
Bagi tumbuh-tumbuhan, istilah Divisio sering dipakai untuk menggantikan Filum. Dalam
tatanama binomial, penamaan suatu jenis cukup hanya menyebutkan nama marga (selalu diawali
dengan huruf besar) dan nama jenis (selalu diawali dengan huruf kecil) yang dicetak miring
(dicetak tegak jika naskah utama dicetak miring) atau ditulis dengan garis bawah. Aturan ini
seharusnya tidak akan membingungkan karena nama marga tidak boleh sama untuk tingkatan
takson lain yang lebih tinggi.Perkembangan pengetahuan lebih lanjut memaksa dibuatnya takson
baru di antara keenam takson yang sudah ada (memakai awalan super- dan sub-) dan juga takson
di bawah tingkat jenis (infraspesies) (Varietas dan Forma). Dibuat pula satu takson di atas
Phylum (disebut Regnum (secara harafiah berarti 'Kerajaan') untuk membedakan Prokariota
(regnum Archaea dan Bacteria) dan Eukariota (regnum Mycota, Plantae atau Tumbuhan, dan
Animalia Hewan)( Kriswantoro, M. dan Y A Sunyoto. 1986)
Didalam suatu taksonomi pada ikan terdapat beberapa alur-alur yang harus dilakukan yaitu.
2.3.1. Identifikasi
Identifikasi merupakan salah satu tugas pokok dari ahli taksonomi, dimana ini merupakan
tingkatan analitis. Tugas pokok dari ahli sistematika adalah mengelompokkan jasad yang begitu
beranekaragam yang ada di alam, ke dalam berbagai kelompok yang mudah dikenali untuk
menentukan ciri-ciri penting dari kelompok ini. Selain itu, senantiasa mencari perbedaan-
perbedaan yang tetap antara kelompok tersebut. Di samping itu, dia harus memberi nama ilmiah
kepada kelompok tersebut, untuk memungkinkan pemberian pengakuan kepadanya.
(Kriswantoro, M. dan Y A Sunyoto. 1986)
Hal-hal yang harus diketahui dalam melakukan identifikasi adalah sifat-sifat, tanda-tanda dan
bentuk dari ikan tersebut, antara lain :
1. Rumus sirip
Suatu rumus yang menggambarkan bentuk dan jumlah sirip. Jari-jari sirip terbagi 2 yaitu jari
keras tidak berbuku-buku, pejal (tidak berlubang), dan tidak dapat dibengkokkan. Biasanya jari
keras ini berupa duri cucuk atau patil, dan berupa alat untuk mempertahankan diri. Sedangkan
jari-jari lemah kurang lebih seperti tulang rawan, mudah dibengkokkan dan berbuku-buku.
Bentuknya berbeda-beda tergantung dari jenis ikannya. Jari-jari lemah ini sebagian keras atau
mengeras, pada satu samping bergigi-gigi, bercabang atau satu sama lain saling berdekatan atau
menempel(Rahardjo, MF. 1985)
2. Perbandingan panjang, lebar dan tinggi dari bagian tertentu atau antara bagian-bagian itu
sendiri ukuran yang diberikan untuk identifikasi hanya ukuran perbandingan saja.
a. Panjang ikan
Panjang ikan di sini yang dimaksud adalah jarak garis lurus antara ujung bagian kepala yang
paling muka dengan pelipatan pangkal dari sirip ekor.
b. Tinggi badan
Yaitu jarak yang diukur pada tempat yang tertinggi dimana dari bagian dasar sirip yang melewati
garis punggung tidak ikut diukur.
c. Lebar ikan
Yaitu jarak lurus terbesar antara kedua sisi badan.
3. Bentuk garis rusuk dan jumlah sisik yang membentuk garis rusuk.
4. Jumlah sisik pada garis pertengahan sisi atau gurat sisi.
5. Bentuk sisik dan mulut beserta susunan dan tempatnya.
6. Tulang-tulang insang
2.3.2. Klasifikasi
Pada umumnya untuk menyusun suatu klasifikasi adalah dengan menetapkan suatu definisi dari
suatu kelompok atau kategori-kategori menurut skala hirarki. Tiap-tiap kategori meliputi satu
atau beberapa kelompok lebih rendah yang terdekat yang merupakan kategori berikutnya.
Hasilnya adalah bahwa semua binatang diklasifikasikan ke dalam suatu hirarki taksonomis yang
terdiri dari satu rentetan kategori-kategori yang meningkat dari spesies hingga kingdom, tiap-tiap
kategori berikutnya meliputi satu atau beberapa kategori sebelumnya (Rahardjo, 1985). Suatu hal
yang perlu diingat bahwa klasifikasi pada pokoknya harus praktis. Dari semua kategori-kategori
tersebut akan mempunyai spesifik jenis ikan yang ditumakan.didalam suatu klasifiukasi sendiri,
terdapat suatu klasifikasi untuk ikan yaitu:Kategori-kategori yang saat ini dipakai adalah :
Kingdom
Phyllum
Sub Phyllum
Class
Sub Class
Ordo
Family
Genus
Species
(Rahardjo, MF. 1985)
2.2 Jenis Sisik Pada Ikan
Jenis sisik yang duniliki ikan dapat dibagi atas bahan-bahan pembentukannya, vaitu:
1. Sisik Placoid, yaitui sisik yang biasa dimiliki oleh kelompok Elasmobranchii dan disebut
dermal denticle. Sisik ini terbentuk seperti pada gigi manusia dimana bagian ectodermalnya
memiliki lapisan lapisan yang disebut sebagai vitrodentin dan lapisan dalamnya ‘disebut dentine
yang berisi pembuluh dentinal. Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan
(Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar yang bulat atau
bujur sangkar. Sisik macam ini terdiri dari keping basal yang letaknya terbenam di bagian dermis
kulit, dan suatu bagian yang menonjol berupa duri keluar dari permukaan epidermis. Sisik
tersebut merupakan struktur exoskeleton yang primitive yang mempunyai titik perkembangan
menuju ke lembaran sisik yang biasa terdapat pada osteichthyes yang terdiri atas lempeng dasar,
tangkai sentral dan duri. Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan pembuluh darah dan
saraf yang berasal dari dermis. Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga sering disebut
dermal denticle yang di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid
menyerupai pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan dari sel-sel dermis
yang seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk papila dermis yang mendesak
epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu merupakan derivate dari sisik( Subani,
Waluyo. 1978.)
Gambar sisik placoid
2. Sisik Cosmoid, yaitu sisik yang memiliki bagian terluar disebut vitrodentilie, lapisan bawahnya
disebut cosinine dan bagian terdalam terdapat pembuluh darah, syaraf dan substansi tulang
isopedine. Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah dari
kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan, yang berturut-
turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi semacam enamel, kemudian cosmine yang
merupakan lapisan terkuat dan noncellular, terakhir isopedine yang materialnya terdiri dari
substansi tulang. Pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas
tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup prmukaan. Tipe sisik ini ditemukan pada jenis ikan
Latimeria chalumnae Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah
punah dari kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan, yang
berturut-turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi semacam enamel, kemudian cosmine
yang merupakan lapisan terkuat dan noncellular, terakhir isopedine yang materialnya terdiri dari
substansi tulang. Pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas
tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup prmukaan. Tipe sisik ini ditemukan pada jenis ikan
Latimeria chalumnae(Subani, Waluyo. 1978).
3. Sisik Ganoid, yaitu sisik yang memiliki lapisan terluar berupa penunpukan garam-garam
anorganik yang disebut ganoine. Bagian dalamaya terdapat substansi tulang isopedine. Jenis sisik
ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei) dan Scaphyrynchus (Chondrostei). Sisik ini
terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan terluar disebut ganoine yang materialnya berupa
garam-garam an-organik, kemudian lapisan berikutnya dalah cosmine, dan lapisan yang paling
dalam adalah isopedine. Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian atas. Ikan bersisik
type ini adalah antara lain, Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan Polyodontidae(Subani,
Waluyo. 1978)
4. Cycloid dan Ctenoid, yaitu sisik yang tidak mengandung dentine. Dua jenis sisik ini paling
banyak ditemui pada kebanyakan ikan. Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang
masing-masing terdapat pada golongan ikan berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan golongan
ikan berjari-jari keras (Acanthopterygii). Perbedaan antara sisik cycloid dengan ctenoid hanya
meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii beberapa baris di bagian
posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah, tidak mengandung
dentine atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan
transparan. Penempelannya secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis
dengan susunan seperti genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat
berenang lebih cepat. Sisik yang terlihat adalah bagian belakang (posterior) yang berwarna lebih
gelap daripada bagian depan (anterior) karena bagian posteriornya mengandung butir-butir
pigmen (chromatophore). Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh) transparan dan tidak
berwarna. Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid adalah pada bagian posterior sisik
ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi kecil). Focus merupakan titik awal perkembangan sisik
dan biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik( Subani, Waluyo. 1978).
Type sisik cycloid
Type sisik ctenoid
Pengelompokan sisik selain berdasarkan bahan penyusunnya juga didasarkan atas bentuk sisik
tersebut, yaitu:
1. Sisik Placoid, merupakan sisik yang tumbuhnya saling berdampingan atau sebelahan dengan
pola tumbuh mencuat dari kulitnya.
2. Sisik Rhombic, merupakan sisik yang berbentuk belah ketupat dengan pertumbuhan yang
sebelah menyebelah.
3. Sisik Cycloid, merupakan sisik yang bentuknya melingkar dimana didalamnya terdapat garis-
garis melingkar disebut circulii, anulii, radii, dan focus.
4. Sisik Ctenoid, merupakan sisik yang memiliki stenii pada bagian posteriornya dan bentukan
sisir pada bagian anteriornya.
(Saanin, H. 1968)
2.3 Rumus Sirip pada ikan
Identifikasi yang dilakukan merupakan identifikasi untuk mengenal ciri-ciri baik secara biologi
maupun deskriptif dari suatu jenis ikan. Biasanya yang digunakan sebagai dasar dalam
melakukan identifikasi adalah:
Rumus sirip, yaitu rumus yang menggambarkan bentuk dan .jumlah jari-¬jari sirip dan bentuk
sirip yang merupakan ciri khusus(Sugiri. 1992).
2.3.1 Penghitungan jari-jari sirip
Sirip pada ikan terdiri dan pinna caudalis, dorsalis, pectoralis, vertbralis dan analis. Sirip-sirip
tersebut tersusun atas jari jari sirip yang bersifa keras, lemah dan lemah mengeras. Tiap jenis sirip
memiliki semua jenis jari-jari sirip tersebut atau hanya sebagian saja.
Penulisan jari jari sirip dikodekan berdasarkan letak sirip tersebut pada tubuh ikan. Jumlah jari-
jari sirip dituliskan dalam angka Romawi besar untuk jari-jari sirip keras, angka Romawi kecil
untuk jari-jari sirip lemah mengeras dan angka Arab untuk jari jari sirip lemah.
- Sirip punggung dinotasikan dengan D
- Sirip punggung dinotasikan dengan V
- Sirip punggung dinotasikan dengan P
- Sirip punggung dinotasikan dengan A
(Sugiri. 1992).
2.3.2 Organ Gerak(Jenis – Jenis Sirip)
Ikan seperti pada hewan lain, melakukan gerakan dengan dukungan alat gerak. Pada ikan, alat
gerak yang utama dalam melakukan manuver di dalam air adalah sirip. Sirip ikan juga dapat
digunakan sebagai sumber data untuk identifikasi karena setiap sirip suatu spesies ikan memiliki
jumlah yang berbeda dan hal ini disebabkan oleh evolusi.
Sirip pada ikan terdiri dari beberapa bagian yang dinamakan sesuai dengan letak sirip tersebut
berada pada tubuh ikan, yaitu :
1. Pinna dorsalis (dorsal fin)
Adalah sirip yang berada di bagian dorsal tubuh ikan dan berfungsi dalam stabilitas ikan ketika
berenang. Bersama-sama dengan pinna analis membantu ikan untuk bergerak memutar.
2. Pinna pectoralis (pectoral fin)Adalah sirip yang terletak di posterior operculum atau pada
pertengahan tinggi pada kedua sisi tubuh ikan. Fungsi sirip ini adalah untuk pergerakan maju, ke
samping dan diam (mengerem).
3. Pinna ventralis (ventral fin)Adalah sirip yang berada pada bagian perut. ikan dan berfungsi
dalam membantu menstabilkan ikan saat berenang. Selain itu, juga berfungsi dalam membantu
untuk menetapkan posisi ikan pada suatu kedalaman.
4. Pinna analis (anal fin)Adalah sirip yang berada pada bagian ventral tubuh di daerah posterior
anal. Fungsi sirip ini adalah membantu dalam stabilitas berenang ikan.
5. Pinna caudalis (caudal fin)Adalah sirip ikan yang berada di bagian posterior tubuh dan
biasanya disebut sebagai ekor. Pada sebagian besar ikan, sirip ini berfungsi sebagai pendorong
utama ketika berenang (maju) clan juga sebagai kemudi ketika bermanuver.
6. Adipose finAdalah sirip yang keberadaannya tidak pada semua jenis ikan. Letak sirip ini
adalah pada dorsal tubuh, sedikit di depan pinna caudalis(Mukayat, Djarubroto B. 1994).
Sirip ikan terdiri dari tiga jenis jari-jari sirip yang hanya sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh
spesies ikan, yaitu :
1. Jari-jari sirip keras
Merupakan jari jari sirip yang tidak berbuku-buku dan keras.
2. Jari jari sirip lemah
Merupakan jari jari sirip yang dapat ditekuk, lemah, dan berbuku¬buku.
3. Jari jari sirip lemah mengeras
Merupakan jari jari sirip yang keras tetapi berbuku-buku.
Penggolongan ikan juga dapat dilakukan berdasarkan tipe pinna caudalis yang dimiliki suatu jenis
ikan. Tipe pinna caudalis ikan secara umum terbagi atas :
1. Protocercal
Merupakan bentuk pinna caudalis yang tumpul dan simetris dimana columna vertebralis terakhir
mencapai ujung ekor.
2. Diphycercal
Merupakan bentuk pinna caudalis yang membulat atau meruncing, simetris dengan ruas vertebrae
terakhir tidak mencapai ujung sirip.
3. Heterocercal
Merupakan bentuk pinna caudalis yang simetris dengan sebagian ujung ventral lebih pendek.
4. Homocercal
Merupakan bentuk pinna caudalis yang berlekuk atau tidak dan ditunjang oleh jari-jari sirip ekor.
(Mukayat, Djarubroto B. 1994)
2.4. Devinisi Pengukuran tubuh ikan(Total length, Standard length, fork length dan depth length)
Ukuran dan perbandingan ukuran tubuh ikan dapat digunakan untuk melakukan penggolongan.
Ukuran-ukuran ikan yang digunakan adalah:
a. Panjang total atau Total length (TL) diukur dari bagian mulut paling anterior sampai bagian
sirip ekor paling posterior.
b. Panjang baku atau Standard length (SL) diukur dari bagian mulut paling anterior sampai
pangkal batang ekor (caudal penducle)
c. Panjang sampai lekuk ekor atau fork length (FL) diukur dari bagian paling anterior sampai
lekukan sirip ekor.
d. Depht Lenght (DL)yaitu diukur dari tinggi ikan dari atas sampai bawah,dari batas antara dorsal
dengan badan ikan sampai bawah perut ikan.
(Lerman, M. 1986)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

More Related Content

DOCX
Porifera leucosolenia viriabilis
PDF
sistem alat gerak
DOCX
Laporan praktikum porifera kelompok 6
PDF
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
PPTX
Sistem otot ikan
PPTX
Biologi annelida
PPTX
Bab 7. Osteichthyes
PDF
Laporan Praktikum 3 Amphibia
Porifera leucosolenia viriabilis
sistem alat gerak
Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Sistem otot ikan
Biologi annelida
Bab 7. Osteichthyes
Laporan Praktikum 3 Amphibia

What's hot (20)

PPTX
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
PDF
Morfologi tumbuhan pepaya
PPTX
Filum Echinodermata
PPTX
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
PDF
Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
PPT
Anatomi bunga,buah, biji
PPTX
Sistem Integumen Vertebrata
PPTX
Kelompok 6 super kelas agnatha
PPT
Sampling plankton
DOCX
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
PPTX
PPT Morfologi Tumbuhan - Akar
DOCX
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
PPTX
Jaringan sklerenkim
PPTX
metamorfosis akar, batang. daun
PPTX
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
PPTX
PDF
Jaringan meristem
PPTX
Jaringan Dasar atau Parenkim
DOCX
Laporan hasil praktikum
PPT
Teori evolusi Power Point
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Morfologi tumbuhan pepaya
Filum Echinodermata
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Anatomi bunga,buah, biji
Sistem Integumen Vertebrata
Kelompok 6 super kelas agnatha
Sampling plankton
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
PPT Morfologi Tumbuhan - Akar
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Jaringan sklerenkim
metamorfosis akar, batang. daun
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
Jaringan meristem
Jaringan Dasar atau Parenkim
Laporan hasil praktikum
Teori evolusi Power Point
Ad

Viewers also liked (20)

DOCX
Makalah sisik ikan
PDF
PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP IKAN MAS (Cyprinus carpio)
DOCX
Morfologi ikan
DOCX
Kelelawar dan Gelombang Ultrasoniknya
DOCX
Makalah_60 Makalah laporan praktikum ikan (autosaved)
DOCX
Laporan toksikologi
PPT
Fishbone 2
PPTX
Makanan dan Pertumbuhan pada Ikan
PDF
Animalia kelompok 5
PPT
JOURNAL READING : FISH OIL IN DRUG RESISTANT EPILEPSY
DOCX
Makalah klasifikasi makhluk hidup...........
PPTX
Sistem Integumen (Universitas Kuningan)
DOC
Laporan fisiologi hewan air
DOCX
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
PDF
Jurnal belajar 2 hemikordata
DOCX
karya tulis ilmiah biologi "perkembangbiakan pada hewan"
DOCX
Pengertian diskusi dan macam
DOCX
Acara 2 morfologi ikan
PDF
Pikp modul5&6-jenis ikan
DOCX
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Makalah sisik ikan
PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP IKAN MAS (Cyprinus carpio)
Morfologi ikan
Kelelawar dan Gelombang Ultrasoniknya
Makalah_60 Makalah laporan praktikum ikan (autosaved)
Laporan toksikologi
Fishbone 2
Makanan dan Pertumbuhan pada Ikan
Animalia kelompok 5
JOURNAL READING : FISH OIL IN DRUG RESISTANT EPILEPSY
Makalah klasifikasi makhluk hidup...........
Sistem Integumen (Universitas Kuningan)
Laporan fisiologi hewan air
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Jurnal belajar 2 hemikordata
karya tulis ilmiah biologi "perkembangbiakan pada hewan"
Pengertian diskusi dan macam
Acara 2 morfologi ikan
Pikp modul5&6-jenis ikan
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Ad

Similar to Makalah sisik dan sirip ikan (14)

DOCX
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
PPTX
program Matrikulasi - Biologi Perikanan.pptx
PPTX
Matrikulasi - Biologi Perikanan pada mata kuliah Matrikulasi
PPTX
Agnatha.pptx1
PPTX
PISCES PPT
DOCX
Kelas chondrichthyes
PDF
Laporan Praktikum 2 Osteichtyes
DOCX
MATERI-SISTEM-INTEGUMEN.docx
PPTX
ZOOLOGI VERTEBRATA UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER
PPTX
PPT MORFOLOGI N ANATOMI IKAN air tawar.pptx
PPTX
filum chordata
PPTX
Agnatha.pptx1
PDF
Buku Vertebrata
PDF
Vertebrata
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
program Matrikulasi - Biologi Perikanan.pptx
Matrikulasi - Biologi Perikanan pada mata kuliah Matrikulasi
Agnatha.pptx1
PISCES PPT
Kelas chondrichthyes
Laporan Praktikum 2 Osteichtyes
MATERI-SISTEM-INTEGUMEN.docx
ZOOLOGI VERTEBRATA UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER
PPT MORFOLOGI N ANATOMI IKAN air tawar.pptx
filum chordata
Agnatha.pptx1
Buku Vertebrata
Vertebrata

More from Septian Muna Barakati (20)

PDF
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
PDF
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
PDF
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
PDF
Kti ikra AKBID YKN RAHA
PDF
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
PDF
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
DOCX
Dokomen polisi
DOCX
Dokumen perusahaan
DOCX
Dokumen polisi 3
DOCX
DOCX
Ekosistem padang lamun
DOCX
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
DOCX
Fho...................
DOCX
555555555555555 (2)
DOCX
99 nama allah swt beserta artinya
DOCX
10 impact of global warming
DOCX
10 dampak pemanasan global
DOCX
5 w 1h penyakit hiv
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Dokomen polisi
Dokumen perusahaan
Dokumen polisi 3
Ekosistem padang lamun
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Fho...................
555555555555555 (2)
99 nama allah swt beserta artinya
10 impact of global warming
10 dampak pemanasan global
5 w 1h penyakit hiv

Recently uploaded (20)

PPTX
Power Point tentang Mata Kuliah 1.1.pptx
PPTX
Analisis Demografi , PENATA kependudukan
PPTX
diagram untuk sidang proposalzxcvbhjkjhgvcxcghjkjhbvcvbjkjhgfghj.pptx
DOCX
Modul Ajar 2 Bahasa Indonesia K-VIII.docx
PPTX
Judol_new materi yang penting jangan yaa
DOCX
ATP Bahasa Indonesia Kelas 8 (deep learning).docx
PPTX
Pertemuan 2_Modernisasi dan Globalisasi.pptx
PPTX
PPT PRESENTASI DESAIN PENELITIAN KEREN.pptx
DOCX
Modul Ajar 1 Bahasa Indonesia K-VIII.docx
PPTX
Mengidentifikasi Bahaya dan Mengendalikan Resiko.pptx
PPTX
Pengantar Ilmu Pendidikan semester .pptx
PPTX
ALUR PELAYANAN UGD unit gawat darurat 1.pptx
PDF
Sosialisasi_Lapor Diri Calon Mahasiswa PPG-2025.pdf
PPTX
Berpikir_Komputasional_Koding_Kelas7.pptx
PDF
3. RPS (Rubrik) rps Ekonomi Manajerial.pdf
PDF
Pemaparan Rapat Pleno dan Penentu Kebijakan Sekolah.pdf
PDF
HUBUNGAN STRUKTUR, ikatan kimia dan aktivitas fisiologis complete.en.id.pdf
PPTX
Presentasi PASAR DESA sinar harapan .pptx
PPTX
Presentation pengukuran panjang terbaru lagi
PPTX
Presentasi_PSAD_Teknik_Kimia-2022_rev (1).pptx
Power Point tentang Mata Kuliah 1.1.pptx
Analisis Demografi , PENATA kependudukan
diagram untuk sidang proposalzxcvbhjkjhgvcxcghjkjhbvcvbjkjhgfghj.pptx
Modul Ajar 2 Bahasa Indonesia K-VIII.docx
Judol_new materi yang penting jangan yaa
ATP Bahasa Indonesia Kelas 8 (deep learning).docx
Pertemuan 2_Modernisasi dan Globalisasi.pptx
PPT PRESENTASI DESAIN PENELITIAN KEREN.pptx
Modul Ajar 1 Bahasa Indonesia K-VIII.docx
Mengidentifikasi Bahaya dan Mengendalikan Resiko.pptx
Pengantar Ilmu Pendidikan semester .pptx
ALUR PELAYANAN UGD unit gawat darurat 1.pptx
Sosialisasi_Lapor Diri Calon Mahasiswa PPG-2025.pdf
Berpikir_Komputasional_Koding_Kelas7.pptx
3. RPS (Rubrik) rps Ekonomi Manajerial.pdf
Pemaparan Rapat Pleno dan Penentu Kebijakan Sekolah.pdf
HUBUNGAN STRUKTUR, ikatan kimia dan aktivitas fisiologis complete.en.id.pdf
Presentasi PASAR DESA sinar harapan .pptx
Presentation pengukuran panjang terbaru lagi
Presentasi_PSAD_Teknik_Kimia-2022_rev (1).pptx

Makalah sisik dan sirip ikan

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Negara ini juga memiliki posisi geografis yang unik sekaligus menjadikannya strategis. Hal ini dapat dilihat dari letak Indonesia yang berada di antara dua samudera dan dua benua. Sekaligus posisi ini menyebabkan Indonesia kaya akan keragaman budaya dan suku bangsa. Selain itu, letak di antara dua benua dan dua samudera mempengaruhi kondisi cuaca dan iklim. Ikan mempunyai organ – organ tubuh tertentu yang berfungsi sebagai pelindung bagian anatomi maupun morfologinya yang salah satunya adalah sisik, jadi pengertian sisik adalah sistem penutup tubuh pada ikan yang berupa tulang lunak yang tipis yang tersusun dari unsur mineral kapur. Jenis sisik yang duniliki ikan dapat dibagi atas bahan-bahan pembentukannya, vaitu: 1. Sisik Placoid, yaitui sisik yang biasa dimiliki oleh kelompok Elasmobranchii dan disebut dermal denticle. Sisik ini terbentuk seperti pada gigi manusia dimana bagian ectodermalnya memiliki lapisan lapisan yang disebut sebagai vitrodentin dan lapisan dalamnya ‘disebut dentine yang berisi pembuluh dentinal. Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan (Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar. Sisik macam ini terdiri dari keping basal yang letaknya terbenam di bagian dermis kulit, dan suatu bagian yang menonjol berupa duri keluar dari permukaan epidermis. Sisik tersebut merupakan struktur exoskeleton yang primitive yang mempunyai titik perkembangan menuju ke lembaran sisik yang biasa terdapat pada osteichthyes yang terdiri atas lempeng dasar, tangkai sentral dan duri. Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan pembuluh darah dan saraf yang berasal dari dermis. Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga sering disebut dermal denticle yang di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid menyerupai pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan dari sel-sel dermis yang seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk papila dermis yang mendesak epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu merupakan derivate dari sisik( Subani, Waluyo. 1978.) B. TUJUAN Untuk mengetahui materi sisik dan sirip pada ikan
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Taksonomi Taksonomi merupakan cara untuk mengelompokan spesies tertentu berdasarkan cirri-cirinya. Taksonomi didefinisikan sebagai teori dan praktik untuk mengklasifikasikan makhluk hidup.Dalam biologi, taksonomi disebut juga klasifikasi atau sistematika. Sistem yang dipakai adalah penamaan dengan dua sebutan, yang dikenal sebagai tatanama binomial atau binomial nomenclatur, yang diusulkan oleh Carl von Linne (Latin: Carolus Linnaeus), seorang naturalis berkebangsaan Swedia(Fujaya, Y. 2004) Ia memperkenalkan enam hierarki (pemeringkatan) untuk mengelompokkan semua organisme hidup. Keenam hierarki (yang disebut takson) itu berturut-turut (dari tertinggi hingga terendah, istilah dalam kurung adalah usulan untuk penggunaan dalam bahasa Indonesia): • Filum, • Kelas, • Ordo (Bangsa), • Familia (Suku), • Genus (Marga), dan • Spesies (Jenis). Bagi tumbuh-tumbuhan, istilah Divisio sering dipakai untuk menggantikan Filum. Dalam tatanama binomial, penamaan suatu jenis cukup hanya menyebutkan nama marga (selalu diawali dengan huruf besar) dan nama jenis (selalu diawali dengan huruf kecil) yang dicetak miring (dicetak tegak jika naskah utama dicetak miring) atau ditulis dengan garis bawah. Aturan ini seharusnya tidak akan membingungkan karena nama marga tidak boleh sama untuk tingkatan takson lain yang lebih tinggi.Perkembangan pengetahuan lebih lanjut memaksa dibuatnya takson baru di antara keenam takson yang sudah ada (memakai awalan super- dan sub-) dan juga takson di bawah tingkat jenis (infraspesies) (Varietas dan Forma). Dibuat pula satu takson di atas Phylum (disebut Regnum (secara harafiah berarti 'Kerajaan') untuk membedakan Prokariota (regnum Archaea dan Bacteria) dan Eukariota (regnum Mycota, Plantae atau Tumbuhan, dan Animalia Hewan)( Kriswantoro, M. dan Y A Sunyoto. 1986) Didalam suatu taksonomi pada ikan terdapat beberapa alur-alur yang harus dilakukan yaitu. 2.3.1. Identifikasi Identifikasi merupakan salah satu tugas pokok dari ahli taksonomi, dimana ini merupakan tingkatan analitis. Tugas pokok dari ahli sistematika adalah mengelompokkan jasad yang begitu beranekaragam yang ada di alam, ke dalam berbagai kelompok yang mudah dikenali untuk menentukan ciri-ciri penting dari kelompok ini. Selain itu, senantiasa mencari perbedaan- perbedaan yang tetap antara kelompok tersebut. Di samping itu, dia harus memberi nama ilmiah
  • 3. kepada kelompok tersebut, untuk memungkinkan pemberian pengakuan kepadanya. (Kriswantoro, M. dan Y A Sunyoto. 1986) Hal-hal yang harus diketahui dalam melakukan identifikasi adalah sifat-sifat, tanda-tanda dan bentuk dari ikan tersebut, antara lain : 1. Rumus sirip Suatu rumus yang menggambarkan bentuk dan jumlah sirip. Jari-jari sirip terbagi 2 yaitu jari keras tidak berbuku-buku, pejal (tidak berlubang), dan tidak dapat dibengkokkan. Biasanya jari keras ini berupa duri cucuk atau patil, dan berupa alat untuk mempertahankan diri. Sedangkan jari-jari lemah kurang lebih seperti tulang rawan, mudah dibengkokkan dan berbuku-buku. Bentuknya berbeda-beda tergantung dari jenis ikannya. Jari-jari lemah ini sebagian keras atau mengeras, pada satu samping bergigi-gigi, bercabang atau satu sama lain saling berdekatan atau menempel(Rahardjo, MF. 1985) 2. Perbandingan panjang, lebar dan tinggi dari bagian tertentu atau antara bagian-bagian itu sendiri ukuran yang diberikan untuk identifikasi hanya ukuran perbandingan saja. a. Panjang ikan Panjang ikan di sini yang dimaksud adalah jarak garis lurus antara ujung bagian kepala yang paling muka dengan pelipatan pangkal dari sirip ekor. b. Tinggi badan Yaitu jarak yang diukur pada tempat yang tertinggi dimana dari bagian dasar sirip yang melewati garis punggung tidak ikut diukur. c. Lebar ikan Yaitu jarak lurus terbesar antara kedua sisi badan. 3. Bentuk garis rusuk dan jumlah sisik yang membentuk garis rusuk. 4. Jumlah sisik pada garis pertengahan sisi atau gurat sisi. 5. Bentuk sisik dan mulut beserta susunan dan tempatnya. 6. Tulang-tulang insang 2.3.2. Klasifikasi Pada umumnya untuk menyusun suatu klasifikasi adalah dengan menetapkan suatu definisi dari suatu kelompok atau kategori-kategori menurut skala hirarki. Tiap-tiap kategori meliputi satu atau beberapa kelompok lebih rendah yang terdekat yang merupakan kategori berikutnya. Hasilnya adalah bahwa semua binatang diklasifikasikan ke dalam suatu hirarki taksonomis yang terdiri dari satu rentetan kategori-kategori yang meningkat dari spesies hingga kingdom, tiap-tiap kategori berikutnya meliputi satu atau beberapa kategori sebelumnya (Rahardjo, 1985). Suatu hal yang perlu diingat bahwa klasifikasi pada pokoknya harus praktis. Dari semua kategori-kategori tersebut akan mempunyai spesifik jenis ikan yang ditumakan.didalam suatu klasifiukasi sendiri, terdapat suatu klasifikasi untuk ikan yaitu:Kategori-kategori yang saat ini dipakai adalah : Kingdom
  • 4. Phyllum Sub Phyllum Class Sub Class Ordo Family Genus Species (Rahardjo, MF. 1985) 2.2 Jenis Sisik Pada Ikan Jenis sisik yang duniliki ikan dapat dibagi atas bahan-bahan pembentukannya, vaitu: 1. Sisik Placoid, yaitui sisik yang biasa dimiliki oleh kelompok Elasmobranchii dan disebut dermal denticle. Sisik ini terbentuk seperti pada gigi manusia dimana bagian ectodermalnya memiliki lapisan lapisan yang disebut sebagai vitrodentin dan lapisan dalamnya ‘disebut dentine yang berisi pembuluh dentinal. Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan (Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar. Sisik macam ini terdiri dari keping basal yang letaknya terbenam di bagian dermis kulit, dan suatu bagian yang menonjol berupa duri keluar dari permukaan epidermis. Sisik tersebut merupakan struktur exoskeleton yang primitive yang mempunyai titik perkembangan menuju ke lembaran sisik yang biasa terdapat pada osteichthyes yang terdiri atas lempeng dasar, tangkai sentral dan duri. Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan pembuluh darah dan saraf yang berasal dari dermis. Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga sering disebut dermal denticle yang di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid menyerupai pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan dari sel-sel dermis yang seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk papila dermis yang mendesak epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu merupakan derivate dari sisik( Subani, Waluyo. 1978.) Gambar sisik placoid 2. Sisik Cosmoid, yaitu sisik yang memiliki bagian terluar disebut vitrodentilie, lapisan bawahnya disebut cosinine dan bagian terdalam terdapat pembuluh darah, syaraf dan substansi tulang isopedine. Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah dari kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan, yang berturut- turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi semacam enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan terkuat dan noncellular, terakhir isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup prmukaan. Tipe sisik ini ditemukan pada jenis ikan Latimeria chalumnae Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah
  • 5. punah dari kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan, yang berturut-turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi semacam enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan terkuat dan noncellular, terakhir isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup prmukaan. Tipe sisik ini ditemukan pada jenis ikan Latimeria chalumnae(Subani, Waluyo. 1978). 3. Sisik Ganoid, yaitu sisik yang memiliki lapisan terluar berupa penunpukan garam-garam anorganik yang disebut ganoine. Bagian dalamaya terdapat substansi tulang isopedine. Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei) dan Scaphyrynchus (Chondrostei). Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan terluar disebut ganoine yang materialnya berupa garam-garam an-organik, kemudian lapisan berikutnya dalah cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah isopedine. Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian atas. Ikan bersisik type ini adalah antara lain, Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan Polyodontidae(Subani, Waluyo. 1978) 4. Cycloid dan Ctenoid, yaitu sisik yang tidak mengandung dentine. Dua jenis sisik ini paling banyak ditemui pada kebanyakan ikan. Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masing-masing terdapat pada golongan ikan berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan golongan ikan berjari-jari keras (Acanthopterygii). Perbedaan antara sisik cycloid dengan ctenoid hanya meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii beberapa baris di bagian posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan. Penempelannya secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis dengan susunan seperti genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat berenang lebih cepat. Sisik yang terlihat adalah bagian belakang (posterior) yang berwarna lebih gelap daripada bagian depan (anterior) karena bagian posteriornya mengandung butir-butir pigmen (chromatophore). Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh) transparan dan tidak berwarna. Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid adalah pada bagian posterior sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi kecil). Focus merupakan titik awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik( Subani, Waluyo. 1978). Type sisik cycloid Type sisik ctenoid Pengelompokan sisik selain berdasarkan bahan penyusunnya juga didasarkan atas bentuk sisik tersebut, yaitu: 1. Sisik Placoid, merupakan sisik yang tumbuhnya saling berdampingan atau sebelahan dengan pola tumbuh mencuat dari kulitnya. 2. Sisik Rhombic, merupakan sisik yang berbentuk belah ketupat dengan pertumbuhan yang
  • 6. sebelah menyebelah. 3. Sisik Cycloid, merupakan sisik yang bentuknya melingkar dimana didalamnya terdapat garis- garis melingkar disebut circulii, anulii, radii, dan focus. 4. Sisik Ctenoid, merupakan sisik yang memiliki stenii pada bagian posteriornya dan bentukan sisir pada bagian anteriornya. (Saanin, H. 1968) 2.3 Rumus Sirip pada ikan Identifikasi yang dilakukan merupakan identifikasi untuk mengenal ciri-ciri baik secara biologi maupun deskriptif dari suatu jenis ikan. Biasanya yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan identifikasi adalah: Rumus sirip, yaitu rumus yang menggambarkan bentuk dan .jumlah jari-¬jari sirip dan bentuk sirip yang merupakan ciri khusus(Sugiri. 1992). 2.3.1 Penghitungan jari-jari sirip Sirip pada ikan terdiri dan pinna caudalis, dorsalis, pectoralis, vertbralis dan analis. Sirip-sirip tersebut tersusun atas jari jari sirip yang bersifa keras, lemah dan lemah mengeras. Tiap jenis sirip memiliki semua jenis jari-jari sirip tersebut atau hanya sebagian saja. Penulisan jari jari sirip dikodekan berdasarkan letak sirip tersebut pada tubuh ikan. Jumlah jari- jari sirip dituliskan dalam angka Romawi besar untuk jari-jari sirip keras, angka Romawi kecil untuk jari-jari sirip lemah mengeras dan angka Arab untuk jari jari sirip lemah. - Sirip punggung dinotasikan dengan D - Sirip punggung dinotasikan dengan V - Sirip punggung dinotasikan dengan P - Sirip punggung dinotasikan dengan A (Sugiri. 1992). 2.3.2 Organ Gerak(Jenis – Jenis Sirip) Ikan seperti pada hewan lain, melakukan gerakan dengan dukungan alat gerak. Pada ikan, alat gerak yang utama dalam melakukan manuver di dalam air adalah sirip. Sirip ikan juga dapat digunakan sebagai sumber data untuk identifikasi karena setiap sirip suatu spesies ikan memiliki jumlah yang berbeda dan hal ini disebabkan oleh evolusi. Sirip pada ikan terdiri dari beberapa bagian yang dinamakan sesuai dengan letak sirip tersebut berada pada tubuh ikan, yaitu : 1. Pinna dorsalis (dorsal fin) Adalah sirip yang berada di bagian dorsal tubuh ikan dan berfungsi dalam stabilitas ikan ketika berenang. Bersama-sama dengan pinna analis membantu ikan untuk bergerak memutar. 2. Pinna pectoralis (pectoral fin)Adalah sirip yang terletak di posterior operculum atau pada pertengahan tinggi pada kedua sisi tubuh ikan. Fungsi sirip ini adalah untuk pergerakan maju, ke samping dan diam (mengerem). 3. Pinna ventralis (ventral fin)Adalah sirip yang berada pada bagian perut. ikan dan berfungsi
  • 7. dalam membantu menstabilkan ikan saat berenang. Selain itu, juga berfungsi dalam membantu untuk menetapkan posisi ikan pada suatu kedalaman. 4. Pinna analis (anal fin)Adalah sirip yang berada pada bagian ventral tubuh di daerah posterior anal. Fungsi sirip ini adalah membantu dalam stabilitas berenang ikan. 5. Pinna caudalis (caudal fin)Adalah sirip ikan yang berada di bagian posterior tubuh dan biasanya disebut sebagai ekor. Pada sebagian besar ikan, sirip ini berfungsi sebagai pendorong utama ketika berenang (maju) clan juga sebagai kemudi ketika bermanuver. 6. Adipose finAdalah sirip yang keberadaannya tidak pada semua jenis ikan. Letak sirip ini adalah pada dorsal tubuh, sedikit di depan pinna caudalis(Mukayat, Djarubroto B. 1994). Sirip ikan terdiri dari tiga jenis jari-jari sirip yang hanya sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh spesies ikan, yaitu : 1. Jari-jari sirip keras Merupakan jari jari sirip yang tidak berbuku-buku dan keras. 2. Jari jari sirip lemah Merupakan jari jari sirip yang dapat ditekuk, lemah, dan berbuku¬buku. 3. Jari jari sirip lemah mengeras Merupakan jari jari sirip yang keras tetapi berbuku-buku. Penggolongan ikan juga dapat dilakukan berdasarkan tipe pinna caudalis yang dimiliki suatu jenis ikan. Tipe pinna caudalis ikan secara umum terbagi atas : 1. Protocercal Merupakan bentuk pinna caudalis yang tumpul dan simetris dimana columna vertebralis terakhir mencapai ujung ekor. 2. Diphycercal Merupakan bentuk pinna caudalis yang membulat atau meruncing, simetris dengan ruas vertebrae terakhir tidak mencapai ujung sirip. 3. Heterocercal Merupakan bentuk pinna caudalis yang simetris dengan sebagian ujung ventral lebih pendek. 4. Homocercal Merupakan bentuk pinna caudalis yang berlekuk atau tidak dan ditunjang oleh jari-jari sirip ekor. (Mukayat, Djarubroto B. 1994) 2.4. Devinisi Pengukuran tubuh ikan(Total length, Standard length, fork length dan depth length) Ukuran dan perbandingan ukuran tubuh ikan dapat digunakan untuk melakukan penggolongan. Ukuran-ukuran ikan yang digunakan adalah: a. Panjang total atau Total length (TL) diukur dari bagian mulut paling anterior sampai bagian sirip ekor paling posterior. b. Panjang baku atau Standard length (SL) diukur dari bagian mulut paling anterior sampai pangkal batang ekor (caudal penducle)
  • 8. c. Panjang sampai lekuk ekor atau fork length (FL) diukur dari bagian paling anterior sampai lekukan sirip ekor. d. Depht Lenght (DL)yaitu diukur dari tinggi ikan dari atas sampai bawah,dari batas antara dorsal dengan badan ikan sampai bawah perut ikan. (Lerman, M. 1986)