SlideShare a Scribd company logo
2
Most read
3
Most read
5
Most read
MAKALAH TEKNIK LINGKUNGAN
LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI TEKSTIL DAN
DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN
Oleh :
NAMA : AJI INDRAS LAKSONO
NIM : 184006
PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI WARGA
Surakarta
Januari, 2020
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan teknologi dan jaman, limbah adalah salah
satu permasalahan yang dihadapi dan semakin bertambah, baik dari sisi volume dan
jenisnya di setiap daerah di Indonesia. Dua jenis limbah yaitu limbah organik dan
anorganik dimana limbah anorganik tidak dapat terurai atau mengalami
pembusukan alami. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, limbah dapat
berdampak negatif terhadapa lingkungan terutama bagi kesehatan manusia. Tingkat
bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan
karakteristik limbah.
Berbagai cara dilakukan untuk mengurangi dan menanggulangi limbah.
Untuk limbah yang bersifat organik dapat dilakukan dengan salah satu caranya
adalah pemupukan atau pengomposan, serta pembakaran untuk limbah anorganik.
Sampai saat ini, pengolahan limbah masih belum maksimal dikarenakan oleh
beberapa faktor seperti kurangnya teknologi untuk mengolah hingga bahaya dari
efek samping pengolahan limbah (asap dan gas beracun seperti karbon monoksida,
ammonia, HCN, dan sebagainya).
Salah satu yang menjadi permasalahan lingkungan adalah adanya
pencemaran oleh bahan pewarna tekstil dari industri-industri tekstil yang makin
banyak bermunculan karena permintaan pasar atau market fesyen yang dimana tren
fesyen terus berubah mengikuti perkembangan jaman. Industri tekstil tidak banyak
menghasilkan banyak limbah padat. Limbah yang lebih banyak dihasilkan secara
volume yaitu limbah cair berupa pewarna dalam volume besar ke dalam perairan di
Indonesia baik sungai ataupun selokan.
Limbah cair terutama dihasilkan dari proses penyempurnaan tekstil,
mengandung bahan-bahan yang dilepas dari serat, sisa bahan kimia yang
ditambahkan pada proses penyempurnaan tersebut, dan yang terlepas dengan cara
kimia atau mekanik selama proses produksi tekstil berjalan. Selain itu, limbah cair
dari industri tekstil juga didapat dari cairan kimia dalam mencetak motif pada kain
yang dilakukan dengan teknologi mesin print.
Pencemaran oleh limbah industri tekstil tersebut tampak pada kondisi fisik
disekitar air permukaan, berupa perubahan warna, kekeruhan air, bau yang kurang
sedap, rusaknya tanah pertanian serta menurunnya hasil pertaniandi sekitar daerah
aliran sungai.
Pencemaran oleh limbah industri tekstil yang berupa perubahan warna dapat
diamati dari warna merah kecoklatan, kelabu, dan biru kehitaman di lingkungan air
sungai. Perubahan warna tersebut berganti-ganti sesuai dengan waktu
pembuangan limbah. Selain perubahan warna juga terjadi kekeruhan pada air
sungai. Kekeruhan tersebut disebabkan limbah mnegandung endapan kelabu
sehingga membuat air menjadi tampak keruh. Kondisi fisik selanjutnya yang
dsitimbulkan dari limbah industri tekstil yaitu bau. Bau tercium menyengat pada
puncak musim kemarau. Hal tersebut terjadi karena air sungai sabagaian besar
mndapat aliran dari limbah. Dampak selanjutnya yaitu mengganggu kehidupan
organisme akuatik. Kehidupan akuatik semakin jarang ditemui di lingkungan
perairan. Hal ini ditandai dengan jarangnya komunitas ikan-ikan kecil maupn
organisme akuatik lainnya. Hal ini ditandai denggan jarangnya komunitas ikan-
ikan kecil maupun organism akuatik lainnya. Dampak yang lain yaitu menurunnya
produksi pertanian. Penurunan produksi pertanian disebabkan oleh penggunaan air
sungai yang telah tercemar oleh limbah industri tekstil.
Menurut Zulkifli (2014) limbah dapat dikelompokkan berdasarkan
sumbernya, antara lain :
a. Limbah rumah tangga yang berasal dari kegiatan pemukiman penduduk dan
aktifitas usaha seperti pasar, rumah makan, gedung perkantoran, dan
sebagainya.
b. Limbah industri yang merupakan buangan dari proses selama membuat
produk dari indsutri tersebut.
c. Limbah medis berasal dari dunia kesehatan seperti rumah sakit berupa sisa
pakai seperti jarum suntik dan lainnya.
d. Limbah pariwisata yang merupakan hasil buangan dari sarana transportasi.
e. Limbah pertanian yang berasal dari aktifitas pertanian atau perkebunan.
f. Limbah pertambangan yang berasal dari aktifitas di sektor industri
pertambangan.
Sedangkan berdasarkan karakteristiknya (Zulkifli, 2014) limbah dapat
digolongkan menjadi 4 antara lain limbah padat, limbah cair, limbah gas, dan
limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3). Banyak sedikitnya
(volume), kandungan zat yang ada dalam limbah, dan secara frekuensi pembuangan
limbah sangat mempengaruhi kualitas limbah. Semakin banyak limbah maka
dampaknya akan semakin berbahaya, tetapi jika pembuangan limbah semakin
sedikit atau berkurang maka limbah tersebut tidak membahayakan. Beberapa
dampak negatif yang dihasilkan dari pembuangan limbah yang tidak menjalani
pengolahan dengan benar terutama limbah bersifat cair, antara lain :
a. Menyebabkan pencemaran dan kontaminasi pada air permukaan dan setiap
tetes air yang digunakan oleh manusia.
b. Mengganggu bahkan dapat mematikan kehidupan dan ekosistem perairan.
c. Menimbulkan bau (hasil dari dekomposisi zat anaerobik dan anorganik)
d. Menghasilkan lumpur yang berdampak penyumbatan yang dapat
menimbulkan banjir (Chandra, 2006)
Limbah cair tekstil Di Indonesia industri tekstil merupakan salah satu
penghasil devisa negara, dimana pergerakan dan perubahan tren fesyen sangat cepat
menyebabkan permintaan tekstil semakin besar. Pencemaran industri dalam bentuk
zat cair merupakan masalah yang sangat besar pada pengendalian dampak
lingkungan pada industri tekstil. Limbah dan emisi merupakan non product output
dari kegiatan industri tekstil, khususnya di dalam proses produksinya mempunyai
unit finishing-pewarnaan (dyeing) yang mempunyai potensi sebagai penyebab
pencemaran air dengan kandungan amoniak yang tinggi. Dalam beberapa contoh
kasus pembuangan limbah cari dengan kandungan kimia yang melebihi baku mutu
seperti terjadi pada pabrik tekstil yang salah satunya terletak di kota Bandung,
sangat mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Baku mutu yang tinggi menjadi
penyebab pendangkalan, kekeruhan pada air menyebabkan sinar matahari terhalang
untuk masuk ke dalam dasar air sehingga proses dalam ekosistem pada sungai tidak
dapat berlangsung. Selain itu menyebabkan bau busuk pada air dan mengakibatkan
kematian pada biota air.
Zat warna tekstil merupakan zat warna yang mempunyai kemampuan untuk
diserap oleh serat tekstil, merupakan gabungan dari senyawa organik tidak jenuh,
kromofor (gugus pembawa warna) dan auksokrom (gugus yang dapat
meningkatkan daya kerja kromofor, sehingga optimal dalam pengikatan dengan
serat tekstil). Limbah cair yang dihasilkan dalam proses pewarnaan tekstil berupa
cairan berwarna merupakan senyawa kimia sintetis, mempunyai kekuatan
pencemar yang kuat dengan nilai COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD
(Biological Oxygen Demand) tinggi dan bahan-bahan lain dari zat warna yang
dipakai. Salah satu contoh hasil percobaan di laboratorium BBT (Balai Besar
Tekstil) menunjukkan bahwa air dari limbah cair tekstil yang mengandung
beberapa zat warna reaktif sebanyak 225 mg/l mempunyai COD sebesar 534 mg/l
dan BOD 99 mg/l.
A. Air
Air adalah cairan jernih tak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau
yang terdapat dan diperlukan bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan
yang secara kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen. (kamus besar
bahasa indonesia). Menurut PP No. 20 tahun 1990, Air adalah semua air yang
terdapat didalam atau berasal dari sumber air, dan terdapat di atas permukaan
tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini adalah air yang terdapat di bawah
tanah dan air laut.
B. Kualitas Air
Kualitas air adalah keadaan dan sifat-sifat fisik, kimia dan biologis
suatu perairan yang diperbandingkan dengan persyaratan untuk keperluan
rumah tangga, air minum, pertanian, perikanan atau industry (Mustofa, 2000).
Kualitas air adalah karakteristik yang dicerminkan oleh parameter kimia
organik, kimia nonorganik, fisik, biotik, dan radioaktif bagi perlindungan dan
pengembangan air untuk peruntukan tertentu (Martini, 2007).
Kualitas air irigasi adalah kesesuaian air untuk memenuhi fungsi bagi
tanamam. Kualitas air yang baik tidak akan menimbulkan masalah
dan menimbulkan keluhan petani karena tidak berpengaruh buruk pada
pertumbuhan tanaman dan hasil panen. Makin buruk kualitas air makin berat
masalah yang di timbulkan dan makin sulit pula masalah diatasi (Sumartini
2009).
Kualitas air di suatu tempat tidak selalu tetap, melainkan dapat berubah
oleh adanya pencemaran. Kualitas air yang tadinya memenuhi syarat-syarat
untuk dipakai sebagai suatu kebutuhan, seperti air irigasi pada suatu saat
kualitas tidak memenuhi syarat lagi. Oleh sebab itu kualitas air perlu di
lindungi dari pencemaran.
C. Pengertian Pencemaran Air
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk
hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia,
sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air
tidak berfungsi lagi sesuai peruntukannya (UU No: 7 tentang Sumber Daya Air
Tahun 2004, BAB I Pasal 1). Dalam PP No.20, 1990 daya tampung beban
pencemaran adalah kemampuan air pada sumber air menerima pencemaran
limbah tanpa menyebabkan turunnya kualitas air sehingga melewati vacum
mutu air yang ditetapkan sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat dari keadaan
normal, bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak pernah
terdapat dalam bentuk murni, tetapi bukan berarti semua air sudah tercemar
(Martini, 2007).
D. Profil PT Sarana Makin Mulia
PT Sarana Makin Mulia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
industri tekstil dan penyempurnaan kain dengan komoditi berupa kain tekstil.
Industri tekstil dan penyempurnaan kain PT Sarana Makin Mulia berdiri
diatas lahan seluas 58.629 m2 dengan status tanah hak milik. Lokasi pabrik
berada di Jalan Raya Cimareme No. 273 Desa Cimareme Kecamatan
Ngamprah Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah tenaga kerja 200 orang
yaitu 80 orang laki-laki dan 120 orang wanita.
Pada saat ini PT Sarana Makin Mulia telah memperoleh Izin Usaha
Industri berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Nomor 534/H-020-IUI/BPMPPT tanggal 22
April 2013 dan telah memiliki izin rekomendasi UKL-UPL dikarenakan
adanya penambahan kapasitas produksi.
PT Sarana Makin Mulia yang bergerak dibidang penyempurnaan kain
yang bersifat makloon, yakni bahan baku (kain grey) berasal dari konsumen,
sedangkan kegiatan pokoknya hanya mencelup/memberi warna pada kain.
E. Pencemaran Air Sungai Cihaur Akibat Limbah Tekstil oleh PT Sarana
Makin Mulia
Kegiatan industri dan teknologi, air yang telah digunakan (air limbah
industri) tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan karena dapat
menyebabkan pencemaran. Air tersebut harus dolah terlebih dahulu agar
mempunyai kulaitas yang sama dengan kualitas air lingkungan. Jadi air
limbah industri harus mengalami proses daur ulang, sehingga dapat
digunakan lagi atau dibuang kembali ke lingkungan tanpa menyebabkan
pencemaran air. Semua kegiatan industri dan teknologi harus
memperhatikan dan melaksanakan pengolahan air limbah industri. Namun
dalam kenyataannya masih banyak industri atau suatu pusat kegiatan kerja
yang membuang limbahnya ke lingkungan melalui sungai, danau dan atau
langsung ke laut.
Pembuangan air limbah secara langsung ke lingkungan inilah yang
menjadi penyebab utama terjadinya pencemaran air. Limbah (baik berupa
padatan maupun cairan) yang masuk ke air lingkungan menyebabkan
terjadinya penyimpangan dari keadaan normal air dan ini berati suatu
pencemaran. Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah
adanya perubahan atau tanda yang diamati melalui:
1. Adanya perubahan suhu air
2. Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen
3. Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air
4. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut
5. Adanya mikroorganisme
6. Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan
Permasalahan lingkungan yang terjadi di Kabupaten Bandung Barat
adalah pencemaran lingkungan, baik terhadap air, udara maupun tanah yang
diakibatkan dari banyaknya perusahaan yang tidak bisa mengolah limbahnya
secara baik hingga menjadi tercemar limbah seperti Sungai Cihaur, perubahan
warna air sungai tersebut terlihat berwarna dan berbau sehingga
mengkhawatirkan untuk keberlangsungan makhluk hidup.
Pembuangan limbah ke Sungai diperbolehkan oleh pemerintah dengan
syarat harus sesuai dengan ambang baku mutu lingkungan hidup sehingga tidak
mencemari lingkungan terutama air sungai yang merupakan salah satu
kebutuhan hidup masyarakat. Sebelum limbah dibuang ke sungai harus
melalui proses Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) hingga air limbah
tersebut tidak berwarna dan berbau hingga bisa dibuang ke sungai.
Gambar 1. Kondisi Sungai Sebagai Saluran Pembuangan Limbah Tekstil
(Prasetyo, 2017)
F. Dampak Pencemaran Air Limbah Berbahaya dan Beracun
Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air adalah air limbah yang
dibuang tanpa pengolahan ke dalam suatu badan air. Air limbah industri
umumnya terjadi sebagai akibat adanya pemakaian air dalam proses produksi.
Di industri, air umumnya memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1. Sebagai air pendingin untuk memindahkan panas yang terjadi dari proses
industri
2. Untuk mentransportasikan produk atau bahan baku
3. Sebagai air proses, misalnya sebagai umpan boiler pada pabrik minuman
dan sebagainya
4. Untuk mencuci dan membilas produk dan/atau gedung serta instalasi
Berbeda dengan air limbah rumah tangga, zat yang terkandung di dalam
air limbah industri sangat bervariasi sesuai dengan pemakaiannya di setiap
industri, oleh sebab itu dampak yang diakibatkannya juga sangat bervariasi
bergantung kepada zat yang terkandung di dalamnya. Air limbah yang tidak
dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak buruk bagi makhluk hidup
dan lingkungannya. Beberapa dampak tersebut sebagai berikut:
1. Gangguan Kesehatan
Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat
menimbulkan penyakit bawaan air (waterborne disease). Selain itu di
dalam air limbah mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang
mengkonsumsinya. Adakalanya, air limbah yang tidak dikelola dengan baik
juga dapat menjadi sarang vektor penyakit misalnya nyamuk, lalat, kecoa
dll.
2. Penurunan Kualitas Lingkungan
Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan misalnya
sungai dan danau dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan
tersebut. Sebagai contoh, bahan organik yang terdapat dalam air limbah bila
dibuang langsung ke sungai dapat menyebabkan penurunan kadar
oksigen yang terlarut di dalam sungai tersebut. Dengan demikian akan
menyebabkan kehidupan oksigen akan terganggu dalam hal ini
mengganggu perkembangannya.
Adakalanya air limbah juga dapat merembes ke dalam tanah
sehingga menyebabkan pencemaran air tanah. Bila air tanah tercemar,
maka kualitasnya akan menurun sehingga tidak dapat lagi digunakan
sesuai peruntukannya.
3. Gangguan Terhadap Keindahan
Air limbah selain mengganggu kesehatan dan ekosistem juga
mengganggu keindahan. Contoh yang sederhana adalah air limbah yang
mengandung pigmen warna yang dapat menimbulkan perubahan air pada
badan air penerima. Terkadang air limbah juga dapat mengandung bahan
yang bila terurai menghasilkan gas yang berbau. Bila air limbah jenis ini
mencemari badan air, maka dapat menimbulkan gangguan pada badan air
tersebut.
4. Gangguan Terhadap Kerusakan Benda
Adakalanya air limbah mengandung zat yang dapat dikonversi oleh
bakteri anaerobik menjadi gas. Gas ini dapat mempercepat proses
perkaratan pada benda yang terbuat dari besi misalnya pipa saluran limbah
dan bangunan lainnya. Untuk menghindarkan terjadinya gangguan seperti
diatas, air limbah yang dialirkan ke lingkungan harus memenuhi ketentuan
seperti yang disebutkan dalam Baku Mutu Air Limbah. Apabila air limbah
tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka perlu dilakukan pengolahan air
limbah sebelum mengalirkannya ke lingkungan.
5. Air menjadi tidak bermanfaat lagi
Air yang tidak dapat bermanfaat lagi akibat pencemaran air
merupakan kerugian yang terasa secara langsung oleh manusia, seperti air
tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, tidak dapat
digunakan untuk keperluan industri, dan tidak dapat digunakan untuk
keperluan pertanian.
Gambar 2. Kondisi Lahan Persawahan yang tidak Produktif Akibat Kontaminasi
dari Limbah Indusrti Tekstil (Setyadi, 2015)
Baku mutu lingkungan (environmental quality standard) atau biasa
disingkat dengan BML, berfungsi sebagai tolok ukur untuk mengetahui apakah
telah terjadi perusakan atau pencemaran lingkungan. Gangguan terhadap tata
lingkungan dan ekologi diukur menurut besar kecilnya penyimpangan dari batas
batas yang ditetapkan sesuai dengan kemampuan atau daya tenggang ekosistem
lingkungan.
Batas-batas daya dukung, daya tenggang, daya toleransi atau kemampuan
lingkungan disebut dengan Nilai Ambang Batas disingkat NAB. Nilai ambang
batas ialah batas tertinggi dan terendah dari kandungan zat zat, makhluk hidup
atau komponen yang diperbolehkan dalam setiap interaksi yang berkenaan
dengan lingkungan, khususnya yang berpotensi mempengaruhi mutu tata
lingkungan hidup atau ekologi.
Makhluk hidup, zat atau energi yang dimasukkan ke dalam lingkungan
hidup tersebut biasanya merupakan sisa suatu usaha dan.atau kegiatan manusia.
Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan manusia disebut juga limbah. Karena itu
dapat dikatakan bahwa salah satu penyebab pencemaran lingkungan adalah
sebagai akibat adanya limbah yang dibuang ke dalam lingkungan hingga daya
dukungnya terlampaui.
Air limbah terdapat parameter-parameter yang perlu untuk diketahui.
Parameter tersebut dapat menentukan kualitas dan karakteristik dari air limbah
tersebut. Beberapa parameter tersebut diantaranya:
1. BOD ( Biochemical Oxygen Demand )
Adalah banyaknya oksigen dalam ppm atau miligram/liter (mg/lt) yang
diperlukan untuk menguraikan benda organik oleh bakteri pada suhu 20°C
selama 5 hari. BOD hanya menggambarkan kebutuhan oksigen untuk
penguraian bahan organik yang dapat didekomposikan secara biologis.
2. COD ( Chemical Oxygen Demand )
Menggambarkan jumlah total oksigen yang diperlukan untuk
mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang dapat didekomposisi
secara biologis maupun yang sukar didekomposisi. Oksigen yang dikonsumsi
setara dengan jumlah dikromat yang diperlukan untuk mengoksidasi air sampel.
3. Oksigen Terlarut ( Dissolved Oxygen )
Banyaknya oksigen yang terkandung di dalam air dan diukur dalam
satuan miligram perliter. Oksigen terlarut ini digunakan sebagai tanda derajat
pengotoran limbah yang ada. Semakin besar oksigen terlarut, maka menunjukan
derajat pengotoran yang relatif kecil.
4. TSS ( Total Suspended Solid )
Jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada didalam air limbah
setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron.
Suspended solid dapat dibagi menjadi zat padat dan koloid. Selain suspended
solid ada juga istilah disssolved solid (padatan terlarut).
5. Kekeruhan
Ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk mengukur
keadaan air sungai, kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda tercampur atau
benda koloid dalam air.
DAFTAR PUSTAKA
Muzamil, Agus., Dampak Limbah Cair Pabrik Tekstil PT Kenaria Terhadap
Kualitas Sungai Winong Sebagai Irigasi Pertanian di Desa Purwosuman
Kecamatan Sidogarjo Kabupaten Sragen: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret, 2010.
Fitriaya, Yulia., Pencemaran Air Sungau Cihaur Akibat Limbah Tekstil Oleh PT
Sarana Makin Mulia di Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat
di Kota Bandung : Universitas Pasundan Bandung, 2017.
Komarawidjaja, Wage., Sebaran Limbah Cair Industri Tekstil dan Dampaknya di
beberapa Desa Kecamatan Rancakek di Kota Bandung : Pusat Teknologi
Lingkungan dan BPPT Serpong.
Enrico., Dampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan dan Aplikasi
Teknik Eco Printing Sebagai Usaha Untuk Mengurangi Limbah, vol 1(1)
Universitas Ciputra Surabaya Maret, 2019.
Susanto, Gumbolo Hadi., Industri Tekstil yang Berwawasan Lingkungan , UNISIA,
1995.
Pratiwi, Yuli., Penentian Tingkat Pencemaran Limbah Industri Tekstil Berdasarkan
Nutrion Value Coefitient Bioindicator , Jurusan Teknik Lingkungan Institut
Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta, vol 3(2), 2010.
Prasetyo, Erie., https://news.okezone.com/read/2017/08/07/340/1751474/tak-
cuma-di-bandung-sungai-berubah-warna-jadi-merah-darah-juga-terjadi-di-
simalungun, Diakses pada 12 Januari 2021 pukul 03.50 WIB
Setyadi, Prabowo dalam https://kabarkampus.com/2015/12/awas-limbah-beracun-
telah-mencemari-seribu-hektar-sawah-di-rancaekek/, Diakses pada 12 Januari
2021 pukul 03.30 WIB
Wisnu, Arya Wardhana., Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta, 1995,
hlm. 135.
Ricki, Mulia., Kesehatan Lingkungan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005, hlm. 68
Zulkifli, Arif. (2014). Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan. Jakarta. Salemba Teknika.

More Related Content

PDF
Pengolahan Limbah Tekstil Oleh BMD Street Consulting, Training Wastewater Tre...
PPSX
PPT
Power point pencemaran udara
PDF
Ppt ciri makhluk hidup kelas 7
DOC
Praktikum pencemaran udara asli
PPTX
Power point global warming
PPTX
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
DOCX
Laporan Praktikum Yoghurt
Pengolahan Limbah Tekstil Oleh BMD Street Consulting, Training Wastewater Tre...
Power point pencemaran udara
Ppt ciri makhluk hidup kelas 7
Praktikum pencemaran udara asli
Power point global warming
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
Laporan Praktikum Yoghurt

What's hot (20)

DOCX
Makalah Korosi
PPTX
MATA KULIAH KIMIA LINGKUNGAN
PPTX
Peredaran darah pada manusia SMP Kelas VIII KTSP
PDF
Laporan kimia dasar ia termokimia
PPTX
Unsur Senyawa dan Campuran
DOCX
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
PPT
Reaksi Osidas Dan Reduksi PPT
DOCX
Argentometri adalah
DOCX
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
PPTX
konsep dasar fisika udara
PPTX
Mekanisme dan dampak pencemaran air
PPTX
Pengolahan limbah gas dan b3
PPT
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
DOCX
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
PPT
Ester dan kegunaanya
PPTX
Praktikum biologi mekanisme transport membran kelas XI IPA
DOCX
Laporan pengenalan alat
DOCX
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
PPT
Gugus Fungsi-Tatanama
PPT
Bab 2 Atom, Molekul dan Ion
Makalah Korosi
MATA KULIAH KIMIA LINGKUNGAN
Peredaran darah pada manusia SMP Kelas VIII KTSP
Laporan kimia dasar ia termokimia
Unsur Senyawa dan Campuran
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
Reaksi Osidas Dan Reduksi PPT
Argentometri adalah
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
konsep dasar fisika udara
Mekanisme dan dampak pencemaran air
Pengolahan limbah gas dan b3
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Ester dan kegunaanya
Praktikum biologi mekanisme transport membran kelas XI IPA
Laporan pengenalan alat
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Gugus Fungsi-Tatanama
Bab 2 Atom, Molekul dan Ion
Ad

Similar to Makalah teknik lingkungan LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI TEKSTIL DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN (20)

PPTX
LIMBAH_INDUSTRI_pptx (1).pptx
PPTX
Dasar Teknologi Limbah di Industri pertanian.pptx
PPTX
cemling
PDF
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
PPT
Pencemaran Air
PPT
Pencemaran Air
DOCX
FILE PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG PENGARUH LIMBAH
PPT
Pencemaran air oleh limbah industri
PPTX
PPT TEKSTIL (1).pptxdsadasdadasdadadadada
PDF
PPT KELOMPOK 4.pdf
PPTX
LIMBAH (1).pptx
PPTX
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PPTX
Pencemaran air oleh industri tnggl 15
PDF
Limbah tekstil
DOC
Pengolahan dan pemanfaatan limbah tekstil
PDF
Presentasi MPKT B - Limbah, Air Bersih, dan Sanitasi
DOC
Pengolahan dan pemanfaatan limbah tekstil
PPTX
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantations
PPTX
karawitan
PPT
BIOINDIKATOR DAN BIOMONITORING LIMNOLOGI 10.ppt
LIMBAH_INDUSTRI_pptx (1).pptx
Dasar Teknologi Limbah di Industri pertanian.pptx
cemling
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Pencemaran Air
Pencemaran Air
FILE PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG PENGARUH LIMBAH
Pencemaran air oleh limbah industri
PPT TEKSTIL (1).pptxdsadasdadasdadadadada
PPT KELOMPOK 4.pdf
LIMBAH (1).pptx
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
Pencemaran air oleh industri tnggl 15
Limbah tekstil
Pengolahan dan pemanfaatan limbah tekstil
Presentasi MPKT B - Limbah, Air Bersih, dan Sanitasi
Pengolahan dan pemanfaatan limbah tekstil
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantations
karawitan
BIOINDIKATOR DAN BIOMONITORING LIMNOLOGI 10.ppt
Ad

More from aji indras (20)

DOCX
Laporan 1. Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
DOCX
Contoh teks bahasa inggris "Daily activity during pandemic " (hal-hal yang di...
DOCX
laporan penentuan indikator
DOCX
Laporan standar sekunder
DOCX
Laporan larutan standar primer
DOCX
PRAKTEK SERAT TEKSTIL MENENTUKAN JENIS SERAT TEKSTIL
DOCX
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
DOCX
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
DOCX
CONTOH CERITA MUSIM DALAM BAHASA INGGRIS "SEASON STORY"
PPTX
Penyelesaian metode simplex revisi part 2
DOCX
LAPORAN PRAKTEK HUKUM 1 NEWTON (KESETIMBANGAN)
DOCX
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
DOCX
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
PDF
CONTOH JSA (JOB SAFETY ANALYSIS) K3
DOCX
Laporan alkalimetri bu yuni
DOCX
Titrasi Balik bu yuni
PPTX
Power Point - Akhalkul Kharimah
DOCX
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
DOCX
Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
DOCX
LENSA CEMBUNG
Laporan 1. Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
Contoh teks bahasa inggris "Daily activity during pandemic " (hal-hal yang di...
laporan penentuan indikator
Laporan standar sekunder
Laporan larutan standar primer
PRAKTEK SERAT TEKSTIL MENENTUKAN JENIS SERAT TEKSTIL
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
CONTOH CERITA MUSIM DALAM BAHASA INGGRIS "SEASON STORY"
Penyelesaian metode simplex revisi part 2
LAPORAN PRAKTEK HUKUM 1 NEWTON (KESETIMBANGAN)
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
CONTOH JSA (JOB SAFETY ANALYSIS) K3
Laporan alkalimetri bu yuni
Titrasi Balik bu yuni
Power Point - Akhalkul Kharimah
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
LENSA CEMBUNG

Recently uploaded (20)

DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Senbud Seni Musik Kelas XII Terbaru 2025
PDF
Materi Seminar AITalks: AI dan Konseling GPT
PPTX
Pancasila: fondasi peradaban dan kebudayaan berkelanjutan
PDF
lembar kerja LMS tugas pembelajaran mendalam
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PKWU Rekayasa Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PPTX
Bahan Tayang OJT Pembelajaran Mendalam KS
PPTX
Rancangan Kegiatan Kokurikuler SMP N 1 Karanggede
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PPSX
Teknik Trading Selang Seling Yang Dapat Digunakan Untuk Trading Manual Maupun...
PDF
Lembar Kerja Mahasiswa Konsep Sistem Operasi
PDF
PPT Resources Seminar AITalks: AI dan Konseling GPT
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PPTX
Slide PPT Metode Ilmiah Kelas 7 SMP.pptx
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Biologi Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PDF
883668952-KP-4-Modul-2-Kerangka-Pembelajaran-Mendalam.pdf
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Senbud Seni Teater Kelas XII Terbaru 2025
PDF
Deck Rumah Pendidikan untuk Mendukung Program Prioritas Kemendikdasmen.pdf
PPTX
5. Bahan Bacaan Asinkronus Modul 5_ Perencanaan Pembelajaran.pptx
DOCX
CONTOH RANCANGAN MODUL PROYEK KOKURIKULER SMA 1.docx
PPTX
Modul 2. Berpikir Komputasional sebagai Dasar Koding untuk Kecerdasan Artifis...
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Senbud Seni Musik Kelas XII Terbaru 2025
Materi Seminar AITalks: AI dan Konseling GPT
Pancasila: fondasi peradaban dan kebudayaan berkelanjutan
lembar kerja LMS tugas pembelajaran mendalam
Modul Ajar Deep Learning PKWU Rekayasa Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Bahan Tayang OJT Pembelajaran Mendalam KS
Rancangan Kegiatan Kokurikuler SMP N 1 Karanggede
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 10 SMA Terbaru 2025
Teknik Trading Selang Seling Yang Dapat Digunakan Untuk Trading Manual Maupun...
Lembar Kerja Mahasiswa Konsep Sistem Operasi
PPT Resources Seminar AITalks: AI dan Konseling GPT
Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Slide PPT Metode Ilmiah Kelas 7 SMP.pptx
Modul Ajar Deep Learning Biologi Kelas 10 SMA Terbaru 2025
883668952-KP-4-Modul-2-Kerangka-Pembelajaran-Mendalam.pdf
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Senbud Seni Teater Kelas XII Terbaru 2025
Deck Rumah Pendidikan untuk Mendukung Program Prioritas Kemendikdasmen.pdf
5. Bahan Bacaan Asinkronus Modul 5_ Perencanaan Pembelajaran.pptx
CONTOH RANCANGAN MODUL PROYEK KOKURIKULER SMA 1.docx
Modul 2. Berpikir Komputasional sebagai Dasar Koding untuk Kecerdasan Artifis...

Makalah teknik lingkungan LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI TEKSTIL DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN

  • 1. MAKALAH TEKNIK LINGKUNGAN LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI TEKSTIL DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN Oleh : NAMA : AJI INDRAS LAKSONO NIM : 184006 PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI WARGA Surakarta Januari, 2020
  • 2. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan teknologi dan jaman, limbah adalah salah satu permasalahan yang dihadapi dan semakin bertambah, baik dari sisi volume dan jenisnya di setiap daerah di Indonesia. Dua jenis limbah yaitu limbah organik dan anorganik dimana limbah anorganik tidak dapat terurai atau mengalami pembusukan alami. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, limbah dapat berdampak negatif terhadapa lingkungan terutama bagi kesehatan manusia. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Berbagai cara dilakukan untuk mengurangi dan menanggulangi limbah. Untuk limbah yang bersifat organik dapat dilakukan dengan salah satu caranya adalah pemupukan atau pengomposan, serta pembakaran untuk limbah anorganik. Sampai saat ini, pengolahan limbah masih belum maksimal dikarenakan oleh beberapa faktor seperti kurangnya teknologi untuk mengolah hingga bahaya dari efek samping pengolahan limbah (asap dan gas beracun seperti karbon monoksida, ammonia, HCN, dan sebagainya). Salah satu yang menjadi permasalahan lingkungan adalah adanya pencemaran oleh bahan pewarna tekstil dari industri-industri tekstil yang makin banyak bermunculan karena permintaan pasar atau market fesyen yang dimana tren fesyen terus berubah mengikuti perkembangan jaman. Industri tekstil tidak banyak menghasilkan banyak limbah padat. Limbah yang lebih banyak dihasilkan secara volume yaitu limbah cair berupa pewarna dalam volume besar ke dalam perairan di Indonesia baik sungai ataupun selokan. Limbah cair terutama dihasilkan dari proses penyempurnaan tekstil, mengandung bahan-bahan yang dilepas dari serat, sisa bahan kimia yang ditambahkan pada proses penyempurnaan tersebut, dan yang terlepas dengan cara kimia atau mekanik selama proses produksi tekstil berjalan. Selain itu, limbah cair dari industri tekstil juga didapat dari cairan kimia dalam mencetak motif pada kain yang dilakukan dengan teknologi mesin print.
  • 3. Pencemaran oleh limbah industri tekstil tersebut tampak pada kondisi fisik disekitar air permukaan, berupa perubahan warna, kekeruhan air, bau yang kurang sedap, rusaknya tanah pertanian serta menurunnya hasil pertaniandi sekitar daerah aliran sungai. Pencemaran oleh limbah industri tekstil yang berupa perubahan warna dapat diamati dari warna merah kecoklatan, kelabu, dan biru kehitaman di lingkungan air sungai. Perubahan warna tersebut berganti-ganti sesuai dengan waktu pembuangan limbah. Selain perubahan warna juga terjadi kekeruhan pada air sungai. Kekeruhan tersebut disebabkan limbah mnegandung endapan kelabu sehingga membuat air menjadi tampak keruh. Kondisi fisik selanjutnya yang dsitimbulkan dari limbah industri tekstil yaitu bau. Bau tercium menyengat pada puncak musim kemarau. Hal tersebut terjadi karena air sungai sabagaian besar mndapat aliran dari limbah. Dampak selanjutnya yaitu mengganggu kehidupan organisme akuatik. Kehidupan akuatik semakin jarang ditemui di lingkungan perairan. Hal ini ditandai dengan jarangnya komunitas ikan-ikan kecil maupn organisme akuatik lainnya. Hal ini ditandai denggan jarangnya komunitas ikan- ikan kecil maupun organism akuatik lainnya. Dampak yang lain yaitu menurunnya produksi pertanian. Penurunan produksi pertanian disebabkan oleh penggunaan air sungai yang telah tercemar oleh limbah industri tekstil. Menurut Zulkifli (2014) limbah dapat dikelompokkan berdasarkan sumbernya, antara lain : a. Limbah rumah tangga yang berasal dari kegiatan pemukiman penduduk dan aktifitas usaha seperti pasar, rumah makan, gedung perkantoran, dan sebagainya. b. Limbah industri yang merupakan buangan dari proses selama membuat produk dari indsutri tersebut. c. Limbah medis berasal dari dunia kesehatan seperti rumah sakit berupa sisa pakai seperti jarum suntik dan lainnya. d. Limbah pariwisata yang merupakan hasil buangan dari sarana transportasi. e. Limbah pertanian yang berasal dari aktifitas pertanian atau perkebunan.
  • 4. f. Limbah pertambangan yang berasal dari aktifitas di sektor industri pertambangan. Sedangkan berdasarkan karakteristiknya (Zulkifli, 2014) limbah dapat digolongkan menjadi 4 antara lain limbah padat, limbah cair, limbah gas, dan limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3). Banyak sedikitnya (volume), kandungan zat yang ada dalam limbah, dan secara frekuensi pembuangan limbah sangat mempengaruhi kualitas limbah. Semakin banyak limbah maka dampaknya akan semakin berbahaya, tetapi jika pembuangan limbah semakin sedikit atau berkurang maka limbah tersebut tidak membahayakan. Beberapa dampak negatif yang dihasilkan dari pembuangan limbah yang tidak menjalani pengolahan dengan benar terutama limbah bersifat cair, antara lain : a. Menyebabkan pencemaran dan kontaminasi pada air permukaan dan setiap tetes air yang digunakan oleh manusia. b. Mengganggu bahkan dapat mematikan kehidupan dan ekosistem perairan. c. Menimbulkan bau (hasil dari dekomposisi zat anaerobik dan anorganik) d. Menghasilkan lumpur yang berdampak penyumbatan yang dapat menimbulkan banjir (Chandra, 2006) Limbah cair tekstil Di Indonesia industri tekstil merupakan salah satu penghasil devisa negara, dimana pergerakan dan perubahan tren fesyen sangat cepat menyebabkan permintaan tekstil semakin besar. Pencemaran industri dalam bentuk zat cair merupakan masalah yang sangat besar pada pengendalian dampak lingkungan pada industri tekstil. Limbah dan emisi merupakan non product output dari kegiatan industri tekstil, khususnya di dalam proses produksinya mempunyai unit finishing-pewarnaan (dyeing) yang mempunyai potensi sebagai penyebab pencemaran air dengan kandungan amoniak yang tinggi. Dalam beberapa contoh kasus pembuangan limbah cari dengan kandungan kimia yang melebihi baku mutu seperti terjadi pada pabrik tekstil yang salah satunya terletak di kota Bandung, sangat mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Baku mutu yang tinggi menjadi penyebab pendangkalan, kekeruhan pada air menyebabkan sinar matahari terhalang untuk masuk ke dalam dasar air sehingga proses dalam ekosistem pada sungai tidak
  • 5. dapat berlangsung. Selain itu menyebabkan bau busuk pada air dan mengakibatkan kematian pada biota air. Zat warna tekstil merupakan zat warna yang mempunyai kemampuan untuk diserap oleh serat tekstil, merupakan gabungan dari senyawa organik tidak jenuh, kromofor (gugus pembawa warna) dan auksokrom (gugus yang dapat meningkatkan daya kerja kromofor, sehingga optimal dalam pengikatan dengan serat tekstil). Limbah cair yang dihasilkan dalam proses pewarnaan tekstil berupa cairan berwarna merupakan senyawa kimia sintetis, mempunyai kekuatan pencemar yang kuat dengan nilai COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biological Oxygen Demand) tinggi dan bahan-bahan lain dari zat warna yang dipakai. Salah satu contoh hasil percobaan di laboratorium BBT (Balai Besar Tekstil) menunjukkan bahwa air dari limbah cair tekstil yang mengandung beberapa zat warna reaktif sebanyak 225 mg/l mempunyai COD sebesar 534 mg/l dan BOD 99 mg/l. A. Air Air adalah cairan jernih tak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yang terdapat dan diperlukan bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan yang secara kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen. (kamus besar bahasa indonesia). Menurut PP No. 20 tahun 1990, Air adalah semua air yang terdapat didalam atau berasal dari sumber air, dan terdapat di atas permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini adalah air yang terdapat di bawah tanah dan air laut. B. Kualitas Air Kualitas air adalah keadaan dan sifat-sifat fisik, kimia dan biologis suatu perairan yang diperbandingkan dengan persyaratan untuk keperluan rumah tangga, air minum, pertanian, perikanan atau industry (Mustofa, 2000). Kualitas air adalah karakteristik yang dicerminkan oleh parameter kimia organik, kimia nonorganik, fisik, biotik, dan radioaktif bagi perlindungan dan pengembangan air untuk peruntukan tertentu (Martini, 2007). Kualitas air irigasi adalah kesesuaian air untuk memenuhi fungsi bagi tanamam. Kualitas air yang baik tidak akan menimbulkan masalah
  • 6. dan menimbulkan keluhan petani karena tidak berpengaruh buruk pada pertumbuhan tanaman dan hasil panen. Makin buruk kualitas air makin berat masalah yang di timbulkan dan makin sulit pula masalah diatasi (Sumartini 2009). Kualitas air di suatu tempat tidak selalu tetap, melainkan dapat berubah oleh adanya pencemaran. Kualitas air yang tadinya memenuhi syarat-syarat untuk dipakai sebagai suatu kebutuhan, seperti air irigasi pada suatu saat kualitas tidak memenuhi syarat lagi. Oleh sebab itu kualitas air perlu di lindungi dari pencemaran. C. Pengertian Pencemaran Air Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai peruntukannya (UU No: 7 tentang Sumber Daya Air Tahun 2004, BAB I Pasal 1). Dalam PP No.20, 1990 daya tampung beban pencemaran adalah kemampuan air pada sumber air menerima pencemaran limbah tanpa menyebabkan turunnya kualitas air sehingga melewati vacum mutu air yang ditetapkan sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, tetapi bukan berarti semua air sudah tercemar (Martini, 2007). D. Profil PT Sarana Makin Mulia PT Sarana Makin Mulia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri tekstil dan penyempurnaan kain dengan komoditi berupa kain tekstil. Industri tekstil dan penyempurnaan kain PT Sarana Makin Mulia berdiri diatas lahan seluas 58.629 m2 dengan status tanah hak milik. Lokasi pabrik berada di Jalan Raya Cimareme No. 273 Desa Cimareme Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah tenaga kerja 200 orang yaitu 80 orang laki-laki dan 120 orang wanita.
  • 7. Pada saat ini PT Sarana Makin Mulia telah memperoleh Izin Usaha Industri berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Nomor 534/H-020-IUI/BPMPPT tanggal 22 April 2013 dan telah memiliki izin rekomendasi UKL-UPL dikarenakan adanya penambahan kapasitas produksi. PT Sarana Makin Mulia yang bergerak dibidang penyempurnaan kain yang bersifat makloon, yakni bahan baku (kain grey) berasal dari konsumen, sedangkan kegiatan pokoknya hanya mencelup/memberi warna pada kain. E. Pencemaran Air Sungai Cihaur Akibat Limbah Tekstil oleh PT Sarana Makin Mulia Kegiatan industri dan teknologi, air yang telah digunakan (air limbah industri) tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan karena dapat menyebabkan pencemaran. Air tersebut harus dolah terlebih dahulu agar mempunyai kulaitas yang sama dengan kualitas air lingkungan. Jadi air limbah industri harus mengalami proses daur ulang, sehingga dapat digunakan lagi atau dibuang kembali ke lingkungan tanpa menyebabkan pencemaran air. Semua kegiatan industri dan teknologi harus memperhatikan dan melaksanakan pengolahan air limbah industri. Namun dalam kenyataannya masih banyak industri atau suatu pusat kegiatan kerja yang membuang limbahnya ke lingkungan melalui sungai, danau dan atau langsung ke laut. Pembuangan air limbah secara langsung ke lingkungan inilah yang menjadi penyebab utama terjadinya pencemaran air. Limbah (baik berupa padatan maupun cairan) yang masuk ke air lingkungan menyebabkan terjadinya penyimpangan dari keadaan normal air dan ini berati suatu pencemaran. Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang diamati melalui: 1. Adanya perubahan suhu air 2. Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen 3. Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air
  • 8. 4. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut 5. Adanya mikroorganisme 6. Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan Permasalahan lingkungan yang terjadi di Kabupaten Bandung Barat adalah pencemaran lingkungan, baik terhadap air, udara maupun tanah yang diakibatkan dari banyaknya perusahaan yang tidak bisa mengolah limbahnya secara baik hingga menjadi tercemar limbah seperti Sungai Cihaur, perubahan warna air sungai tersebut terlihat berwarna dan berbau sehingga mengkhawatirkan untuk keberlangsungan makhluk hidup. Pembuangan limbah ke Sungai diperbolehkan oleh pemerintah dengan syarat harus sesuai dengan ambang baku mutu lingkungan hidup sehingga tidak mencemari lingkungan terutama air sungai yang merupakan salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Sebelum limbah dibuang ke sungai harus melalui proses Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) hingga air limbah tersebut tidak berwarna dan berbau hingga bisa dibuang ke sungai. Gambar 1. Kondisi Sungai Sebagai Saluran Pembuangan Limbah Tekstil (Prasetyo, 2017) F. Dampak Pencemaran Air Limbah Berbahaya dan Beracun Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air adalah air limbah yang dibuang tanpa pengolahan ke dalam suatu badan air. Air limbah industri umumnya terjadi sebagai akibat adanya pemakaian air dalam proses produksi. Di industri, air umumnya memiliki beberapa fungsi, yaitu:
  • 9. 1. Sebagai air pendingin untuk memindahkan panas yang terjadi dari proses industri 2. Untuk mentransportasikan produk atau bahan baku 3. Sebagai air proses, misalnya sebagai umpan boiler pada pabrik minuman dan sebagainya 4. Untuk mencuci dan membilas produk dan/atau gedung serta instalasi Berbeda dengan air limbah rumah tangga, zat yang terkandung di dalam air limbah industri sangat bervariasi sesuai dengan pemakaiannya di setiap industri, oleh sebab itu dampak yang diakibatkannya juga sangat bervariasi bergantung kepada zat yang terkandung di dalamnya. Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak buruk bagi makhluk hidup dan lingkungannya. Beberapa dampak tersebut sebagai berikut: 1. Gangguan Kesehatan Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit bawaan air (waterborne disease). Selain itu di dalam air limbah mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang mengkonsumsinya. Adakalanya, air limbah yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi sarang vektor penyakit misalnya nyamuk, lalat, kecoa dll. 2. Penurunan Kualitas Lingkungan Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan misalnya sungai dan danau dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut. Sebagai contoh, bahan organik yang terdapat dalam air limbah bila dibuang langsung ke sungai dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen yang terlarut di dalam sungai tersebut. Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan oksigen akan terganggu dalam hal ini mengganggu perkembangannya. Adakalanya air limbah juga dapat merembes ke dalam tanah sehingga menyebabkan pencemaran air tanah. Bila air tanah tercemar,
  • 10. maka kualitasnya akan menurun sehingga tidak dapat lagi digunakan sesuai peruntukannya. 3. Gangguan Terhadap Keindahan Air limbah selain mengganggu kesehatan dan ekosistem juga mengganggu keindahan. Contoh yang sederhana adalah air limbah yang mengandung pigmen warna yang dapat menimbulkan perubahan air pada badan air penerima. Terkadang air limbah juga dapat mengandung bahan yang bila terurai menghasilkan gas yang berbau. Bila air limbah jenis ini mencemari badan air, maka dapat menimbulkan gangguan pada badan air tersebut. 4. Gangguan Terhadap Kerusakan Benda Adakalanya air limbah mengandung zat yang dapat dikonversi oleh bakteri anaerobik menjadi gas. Gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada benda yang terbuat dari besi misalnya pipa saluran limbah dan bangunan lainnya. Untuk menghindarkan terjadinya gangguan seperti diatas, air limbah yang dialirkan ke lingkungan harus memenuhi ketentuan seperti yang disebutkan dalam Baku Mutu Air Limbah. Apabila air limbah tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka perlu dilakukan pengolahan air limbah sebelum mengalirkannya ke lingkungan. 5. Air menjadi tidak bermanfaat lagi Air yang tidak dapat bermanfaat lagi akibat pencemaran air merupakan kerugian yang terasa secara langsung oleh manusia, seperti air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, tidak dapat digunakan untuk keperluan industri, dan tidak dapat digunakan untuk keperluan pertanian.
  • 11. Gambar 2. Kondisi Lahan Persawahan yang tidak Produktif Akibat Kontaminasi dari Limbah Indusrti Tekstil (Setyadi, 2015) Baku mutu lingkungan (environmental quality standard) atau biasa disingkat dengan BML, berfungsi sebagai tolok ukur untuk mengetahui apakah telah terjadi perusakan atau pencemaran lingkungan. Gangguan terhadap tata lingkungan dan ekologi diukur menurut besar kecilnya penyimpangan dari batas batas yang ditetapkan sesuai dengan kemampuan atau daya tenggang ekosistem lingkungan. Batas-batas daya dukung, daya tenggang, daya toleransi atau kemampuan lingkungan disebut dengan Nilai Ambang Batas disingkat NAB. Nilai ambang batas ialah batas tertinggi dan terendah dari kandungan zat zat, makhluk hidup atau komponen yang diperbolehkan dalam setiap interaksi yang berkenaan dengan lingkungan, khususnya yang berpotensi mempengaruhi mutu tata lingkungan hidup atau ekologi. Makhluk hidup, zat atau energi yang dimasukkan ke dalam lingkungan hidup tersebut biasanya merupakan sisa suatu usaha dan.atau kegiatan manusia. Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan manusia disebut juga limbah. Karena itu dapat dikatakan bahwa salah satu penyebab pencemaran lingkungan adalah sebagai akibat adanya limbah yang dibuang ke dalam lingkungan hingga daya dukungnya terlampaui.
  • 12. Air limbah terdapat parameter-parameter yang perlu untuk diketahui. Parameter tersebut dapat menentukan kualitas dan karakteristik dari air limbah tersebut. Beberapa parameter tersebut diantaranya: 1. BOD ( Biochemical Oxygen Demand ) Adalah banyaknya oksigen dalam ppm atau miligram/liter (mg/lt) yang diperlukan untuk menguraikan benda organik oleh bakteri pada suhu 20°C selama 5 hari. BOD hanya menggambarkan kebutuhan oksigen untuk penguraian bahan organik yang dapat didekomposikan secara biologis. 2. COD ( Chemical Oxygen Demand ) Menggambarkan jumlah total oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang dapat didekomposisi secara biologis maupun yang sukar didekomposisi. Oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang diperlukan untuk mengoksidasi air sampel. 3. Oksigen Terlarut ( Dissolved Oxygen ) Banyaknya oksigen yang terkandung di dalam air dan diukur dalam satuan miligram perliter. Oksigen terlarut ini digunakan sebagai tanda derajat pengotoran limbah yang ada. Semakin besar oksigen terlarut, maka menunjukan derajat pengotoran yang relatif kecil. 4. TSS ( Total Suspended Solid ) Jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada didalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron. Suspended solid dapat dibagi menjadi zat padat dan koloid. Selain suspended solid ada juga istilah disssolved solid (padatan terlarut). 5. Kekeruhan Ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk mengukur keadaan air sungai, kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda tercampur atau benda koloid dalam air.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Muzamil, Agus., Dampak Limbah Cair Pabrik Tekstil PT Kenaria Terhadap Kualitas Sungai Winong Sebagai Irigasi Pertanian di Desa Purwosuman Kecamatan Sidogarjo Kabupaten Sragen: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, 2010. Fitriaya, Yulia., Pencemaran Air Sungau Cihaur Akibat Limbah Tekstil Oleh PT Sarana Makin Mulia di Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat di Kota Bandung : Universitas Pasundan Bandung, 2017. Komarawidjaja, Wage., Sebaran Limbah Cair Industri Tekstil dan Dampaknya di beberapa Desa Kecamatan Rancakek di Kota Bandung : Pusat Teknologi Lingkungan dan BPPT Serpong. Enrico., Dampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan dan Aplikasi Teknik Eco Printing Sebagai Usaha Untuk Mengurangi Limbah, vol 1(1) Universitas Ciputra Surabaya Maret, 2019. Susanto, Gumbolo Hadi., Industri Tekstil yang Berwawasan Lingkungan , UNISIA, 1995. Pratiwi, Yuli., Penentian Tingkat Pencemaran Limbah Industri Tekstil Berdasarkan Nutrion Value Coefitient Bioindicator , Jurusan Teknik Lingkungan Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta, vol 3(2), 2010. Prasetyo, Erie., https://news.okezone.com/read/2017/08/07/340/1751474/tak- cuma-di-bandung-sungai-berubah-warna-jadi-merah-darah-juga-terjadi-di- simalungun, Diakses pada 12 Januari 2021 pukul 03.50 WIB Setyadi, Prabowo dalam https://kabarkampus.com/2015/12/awas-limbah-beracun- telah-mencemari-seribu-hektar-sawah-di-rancaekek/, Diakses pada 12 Januari 2021 pukul 03.30 WIB Wisnu, Arya Wardhana., Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta, 1995, hlm. 135. Ricki, Mulia., Kesehatan Lingkungan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005, hlm. 68 Zulkifli, Arif. (2014). Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan. Jakarta. Salemba Teknika.