SlideShare a Scribd company logo
A. Analisis Kualitas Pendokumentasi
klinis
Dalam menganalisis pendokumenyasi klinis akan dibagi menjadi per SMF atau kasus. Hal
ini dilakukan supaya ketika ditemukan ketidaksesuaian atau ketidaklengkapan maka akan
lebih mudah dalam langkah memperbaikinya. Pada kasus kali ini yang akan dianalisis
adalah kasus Obgyn dari RS PKU Aisyiyah Jepara. Dikarenakan tidak adanya kasus
gangguan jiwa yang rawat inap maka, kami memutuskan untuk mengambil kasus obgyn
 Identifikasi kasus:
 No. Rekam Medis : 064xxx
 Diagnosa Utama : P1A0 Post SCTP a.i kala 1 tak maju, Serotinus,
Fetal Distress
 Diagnosa Sekunder : PE
 Tindakan : SCTP + IUD, Induksi
 Tgl Masuk : 31/01/2025
 Tgl Keluar : 03/02/2025
 Status Pulang : Membaik
Terdapat 7 prinsip suatu pendokumentasian klinis dinilai
berkualitas, yaitu:
1. Legible (dapat dibaca)
Informasi yang ada harus jelas terbaca, tapi dan tidak membingungkan. Ini
penting agar para PPA dan orang yang berwenang memahami informasi dengan
benar
 Assesment Awal
Gambar diatas menunjukkan adanya profesi bidan yang
mengisi asesmen awal keperawatan rawat inap kandungan.
Karena rekam medis sudah elektronik, maka hal ini sudah
jelas terbaca dan informasi yang ada mudah dipahami.
Pasien datang setelah berobat di klinik kandungan dengan
diagnose serotinus.
 Form Rencana Penatalaksanaan Tindakan
Pada gambar atas menunjukkan memang
ada kolom penilaian dan rencana kebidanan,
namun PPA tidak mengisi rencana tersebut
apa saja dan langsung menulis bagian
pemeriksaan rawat inap yaitu, meminta
advice DPJP
2. Reliable (dapat dipercaya)
Informasi yang dicatat harus sesuai fakta, akurat dan bukan berdasarkan asumsi,
Sebuah catatan medis harus bisa diandalkan untuk pengambilan keputusan klinis.
 Assesment Awal
Pada assesment awal pengkajian rawat inap dijelaskan bahwa pasien masuk dengan
keluhan pasien datang dari poli dengan serotinus yang diperoleh melalui autoanamnesis,
keadaan umum baik (CGS : 15), riwayat penyakit keluarga disangkal, dan riwayat alergi
tidak ada dan data obstetri seperti TFU dan DJJ juga dicatat lengkap, sehingga dapat
dijadikan dasar yang dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan klinis.
 Resume
Data resume medis di atas menunjukkan konsistensi diagnosis dari awal
pasien masuk sampai keluar yaitu G1P0A0 H 41 MGG DG Serotinus dan
belum inpartu. Informasi ini sesuai dengan temuan selama perawatan,
sehingga dapat dipercaya sebagai ringkasan klinis.
3. Precise (tepat)
Informasi harus spesifik dan tidak ambigu.
Contohnya ketika menulis anamnesa, akan lebih
baik tuliskan “Nyeri perut kanan bawah” daripada
hanya menulis “Nyeri perut”
 Assesment Awal
Data dalam assesment awal sudah cukup spesifik, keluhan utama ditulis
sebagai “Pasien datang dari poli dengan serotinus”. yang menunjukkan
diagnosis obstetri yang jelas. Diagnosis awal sudah tepat karena disebutkan
secara lengkap dan tidak ambigu.
 Resume
Resume medis menyebutkan diagnosis “ G1P0A0 Hamil 41 MGG, Serotinus, Fetal
Distress.” Namun, tidak ada penjabaran keluhan subjektif seperti lokasi atau jenis nyeri
secara rinci. Oleh karena itu, meskipun diagnosis sudah tepat, bagian resume masih kurang
memenuhi kriteria precise karena beberapa data bersifat umum.
4. Complete (Lengkap)
Semua data yang dibutuhlam harus terisi,
tidak boleh ada bagian penting yang kosong,
contohnya adalah riwayat penyakit, hasil
pemeriksaan dan rencana tindakan
 CPPT
CPPT di atas memenuhi kriteria
“Complete” karena semua komponen
SOAP tercatat, informasi ditulis secara jelas
dan tidak ditemukan bagian yang kosong
 Resume
Resume di atas mencakup diagnosis utama dan sekunder, prosedur, hasil
laboratorium, dan rencana tindak lanjut. Belum lengkap karena masih terdapat bagian
yang kosong yaitu pada Instruksi/anjuran dan edukasi (Follow Up) belum terisi.
5. Consistent (Konsisten)
Informasi tidak boleh saling bertentangan antara
satu form dengan form lain, Misal: diagnosis di
CPPT harus sama dengan yang ada di resume
pulang.
 Assesment Awal
Pada assesment kebidanan sudah ada penulisan keluhan pada saat pasien masuk
dari poli dengan serotinus. tidak dijelaskan gejala yang dirasakan pasien sendiri
apa saja namun sebelumnya pasien sudah melakukan pemeriksaan di klinik
kandungan.
 CPPT
pada hari pertama dirawat, pasien masih mengatakan kenceng masih jarang,
sehingga pada saat itu DPJP meminta untuk menaikkan dosis OXY menjadi IU
20tpm. Hal ini konsisten dengan perjalanan perawatan pasien pada awal masuk
rawat inap. Diagnosa yang tertulis juga konsisten pada saat masuk dirawat.
Terdapat CPPT lanjutan persiapan operasi
pada pasca operasi diagnosa berganti menjadi P1 Pasca SCTP+IUD a/i hamil
kala 1 Tak Maju, Serotinus, Fetal Distress. diagnosa tersebut konsisten dengan
diagnosa sebelum dilakukannya tindakan
• Resume
pada resume juga sudah dibuktikan diagnosa utama konsisten dengan yang ada pada lembar
CPPT. namun, pada kode ICD tindakan hanya kode SCTP saja yang terkode. pada tindakan
induksi dan IUD tidak terkode seperti gambar dibawah ini:
6. Clear (Jelas)
Kalimat atau istilah yang digunakan harus
mudah dimengerti dan istilah medis yang
standar
 Assesment Awal
Pada gambar diatas terdapat singkatan umum yang sudah sesuai dengan istilah
medis pada umumnya. Seperti CM = Composmentis, GCS = Glasglow Coma
Scale,TD = Tekanan Darah, Letak yang dimaksud adalah posisi bayi pada saat
ini apakah ada kelainan presentasi letak kepala atau tidak. Sehingga hal inipun
mudah dimengerti oleh PPA yang lain
 CPPT
Pada jam 23.33 pasien mengeluhkan kontraksi masih jarang sehingga bidan melaporkan
hal tersebut kemudian instruksi dari DPJP adalah persiapan SC.
Hal ini sesuai dengan laporan operasi yang menyatakan pasien dioperasi keesokan
harinya tgl 02/02/2025 pukul 01.14. Namun disini terdapat ketidak sesuaian tanggal
pengisian oleh dokter spesialis anestesi sehingga membuat informasi CPPT tidak
berkesinambungan seperti dibawah ini.
Seharusnya tanggal yang dimasukkan adalah tanggal 02/02/2025 agar urutan dalam
CPPT bisa berurutan sesuai urutan perawatannya dan terbentuklah informasi
medis yang jelas.
7.Timely (Tepat Waktu)
Setiap Catatan harus dibuat segera setelah
pelayanan diberikan dengan tanggak dan jam
yang sesuai.
 Assesment Awal
Pada Assesment Awal Keperawatan sudah sesuai dengan waktunya, pasien
masuk tanggal 31-01-2025 sudah sesuai dengan inputan yang ada pada
gambar diatas
 CPPT
Penulisan SOAP pada CPPT sudah tepat waktu, disertai adanya jam dan tanggal
pengisian. Namun, pada kasus ini terdapat suatu kesalahan tanggal penulisan. Dimana
seharusnya dokter anestesi mengisi SOAP di tanggal setelah SC sesuai dengan
penulisan asesmennya. Ditambah dengan adanya instruksi pengawasan TTV setiap 30
menit selama 24 jam, menandakan bahwa penulisan ini bermaksud untuk pemantauan
pasca SC. Sehingga hal ini membuat penilaian menjadi tidak tepat waktu (TT)
 Resume
Pada resume tidak tertera jam berapa dan tanggal berapa resume ditulis,
hanya memuat tanggal masuk dan tanggal keluar pasien dirawat. hal ini tidak
memenuhi kriteria tepat waktu karena belum bisa melihat apakah DPJP
membuat resume tepat waktu pada saat pasien dinyatakan boleh pulang atau
bisa keesokan harinya.
B. Pengolahan data Analisis Kualitas
Rekam Medis
No Aspek Legible Reliable Precise Complete Consistent Clear Timely
1 Assesment Awal
Medis T T T T T T T
2 Rencana
Penatalaksanaan
Terintegrasi T T T T T T T
3 Catatan
Perkembangan Pasien
Terintegrasi
T T T T T TT TT
4 Ringkasan
Pulang/Resume T T TT TT T T TT
TOTAL 4 4 3 3 4 3 3
C. Penyajian data berdasarkan analisis kualitas informasi rekam
medis
No Komponen Formulir Analisis Jumlah Presentase
1 Assesment Awal Medis 7 100%
2 Rencana PenatalaksanaanTerintegrasi 7 100%
3 Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi 5 71,4%
4 Ringkasan Pulang/Resume 5 71,4%
TOTAL 24 85,7%
AVERAGE 6 85,7%
KESAN
 Berdasarkan hasil analisis terhadap 4 jenis formulir rekam medis, dapat
disimpulkan bahwa proses pendokumentasian secara umum sudah
memenuhi sebagian besar aspek kualitas informasi klinis, khususnya pada
form Assesmen Awal dan Rencana Penatalaksanaan yang menunjukkan
konsistensi dan kelengkapan tinggi.namun, terdapat kelemahan nyata pada
form Catatan Perkembangan PasienTerintegrasi (CPPT) dan Resume Pulang,
terutama dalam aspek ketepatan waktu (timely), kelengkapan (complete),
ketepatan (precise), dan jelas (clear). Hal ini menunjukkan bahwa masih
diperlukan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam menyusun
dokumentasi yang bermutu dan sesuai standar
SARAN
1. Penyelenggaraan Pelatihan CDI secara berkala, yang berfokus pada
peningkatan mutu dokumentasi CPPT dan Resume sebagai dua komponen
dengan skor kualitas terendah
2. Pembuatan panduan teknis internal atau checklist pengisian CPPT dan
Resume untuk memastikan kelengkapan dan ketepatan dokumentasi sesuai
prinsip CDI.
3. Monitoring dan audit rutin terhadap rekam medis, khususnya untuk aspek
yang belum konsisten dan belum tepat waktu, agar ditemukan pola kesalahan
dan dilakukan perbaikan secara sistemik.
4. Pembentukan tim CDI lintas profesi yang bertugas mengawal pelaksanaan
dokumentasi klinis, memberi feedback langsung, dan menjadi agen perubahan
di unit masing-masing.
TOR PELATIHAN CDI
DI RS PKU AISYIYAH JEPARA
LATAR BELAKANG
 Kualitas dokumentasi rekam medis memiliki peranan penting
dalam menunjang keselamatan pasien, kesinambungan
pelayanan, serta akurasi pelaporan data rumah sakit.
4 komponen utama dalam rekam medis yaitu
 Assesmen Awal Medis
 Rencana Penatalaksanaan
 Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)
 Resume Pulang
ditemukan bahwa dua komponen terakhir memiliki skor
terendah dalam aspek precise, complete, clear, dan timely.
TUJUAN
 Meningkatkan pengetahuan tenaga medis dan
paramedis tentang prinsip CDI dalam rekam medis.
 Mengidentifikasi dan mengatasi kekurangan
dokumentasi pada lembar catatan klinis, khususnya
pada Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
(CPPT) dan Resume Pulang.
 Meningkatkan kemampuan praktis dalam menyusun
dokumentasi klinis yang akurat, lengkap, dan tepat
waktu.
 Menstandarkan pencatatan medis sesuai SPO dan
regulasi yang berlaku.
MANFAAT
 Terwujudnya dokumentasi klinis yang
berkualitas sesuai dengan 7 prinsip mutu.
 Peningkatan nilai evaluasi mutu rekam
medis, terutama pada Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)
dan Resume
 Terbentuknya Tim Internal CDI di RS
PKU Aisyiyah Jepara untuk monitoring
berkelanjutan.
PESERTA PELATIHAN
 Seluruh PPA yang terdiri dari tenaga
medis dan tenaga paramedis yang terlibat
dalam pendokumentasian klinis
WAKTU DAN TEMPAT
 Hari/ Tanggal : Kamis, 12 Juni 2025
 Pukul: 09.00-selesai
 Tempat :Aula RS PKU Aisyiyah Jepara
MATERI PELATIHAN
Materi yang disampaikan meliputi:
 Konsep Dasar CDI dan Urgensinya
 7 Prinsip Dokumentasi Berkualitas dalam Rekam
Medis
 Studi Kasus:Analisis Kelemahan CPPT dan Resume
 Teknik Menyusun CPPT dan Resume yang Lengkap
dan Tepat
 Praktik Langsung (Simulasi Penulisan CPPT dan
Resume)
 Monitoring dan Evaluasi Mutu Dokumentasi Klinis
NARASUMBER
 Praktisi PMIK yang sudah ditunjuk dan Tim CDI
 Tim Manajemen Mutu Rumah Sakit PKU
Aisyiyah Jepara
METODE PELATIHAN
 Presentasi Materi
 Diskusi Kelompok
 Studi Kasus dan Simulasi
 Peer Review Dokumentasi Klinis
 Coaching Klinik (on-site coaching)
TERIMA KASIH

More Related Content

PPTX
PPT Kelompok tentang edukasi untuk banyak orang
PPTX
Prosedur Pemeriksaan jamaah haji indonesia terbaru.pptx
PPTX
MPI 1 ANALISIS REKAM MEDIS NEW LOGO (BEKASI JUNI 2024).pptx
PPTX
dr. Ratna_KLARIFIKASI TELAAH DOKUMEN 25.12.2020.RS TK IV Pekan baru (1).pptx
DOC
Ho pendokumentasian soap zm ref 2
PPT
ilmu ilmu Pendokumentasian-Asuhan kebidanan-Keesehatan reproduksi
PPTX
Paparan pencatatan & Pelaporan PJB(1).pptx
PPT
Pendokemtasian soap zm
PPT Kelompok tentang edukasi untuk banyak orang
Prosedur Pemeriksaan jamaah haji indonesia terbaru.pptx
MPI 1 ANALISIS REKAM MEDIS NEW LOGO (BEKASI JUNI 2024).pptx
dr. Ratna_KLARIFIKASI TELAAH DOKUMEN 25.12.2020.RS TK IV Pekan baru (1).pptx
Ho pendokumentasian soap zm ref 2
ilmu ilmu Pendokumentasian-Asuhan kebidanan-Keesehatan reproduksi
Paparan pencatatan & Pelaporan PJB(1).pptx
Pendokemtasian soap zm

Similar to MANAJEMEN KUALITAS REKAM MEDIS DALAM CDI.pptx (20)

PPTX
Analisis data peningkatan mutu dan keselamatan pasien.pptx
PPTX
4. METODE PENDOKUMENTASIANmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm...
PPTX
EDUKASI TENTANG POCQI MATERNAL DR AKING NEW MPHD.pptx
PPTX
Dokumentasi keperawatan
DOCX
SOP PELAYANAN MEDIS.docx
PPTX
materi serah terima antar shift di perawatan ppt.pptx
PPTX
ponek ptt rumah sakit islam ibnu sina simpang empat
PPT
Pw pendokumentasian KB nasional indonesia
PPTX
Ponek rsud cibinong
PDF
6 Arietta-Cara Pengisian Buku KIA 2021-150922.15.00.pdf
PDF
6 Arietta-Cara Pengisian Buku KIA 2021-150922.15.00.pdf
PPTX
Peran Audit Klinis dalam Kendali Mutu dan Biaya oleh Tenaga Kesehatan
PPT
Root cause analysis ( analisa akar masalah )
PDF
Pengkajian keperawatan lanjut
PDF
Analisa data untuk merumuskan diagnosa/ masalah
PDF
angka kematian di rumah sakit
PPTX
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
PDF
6 Arietta-Cara Pengisian Buku KIA 2021-150922.15.00.pdf
Analisis data peningkatan mutu dan keselamatan pasien.pptx
4. METODE PENDOKUMENTASIANmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm...
EDUKASI TENTANG POCQI MATERNAL DR AKING NEW MPHD.pptx
Dokumentasi keperawatan
SOP PELAYANAN MEDIS.docx
materi serah terima antar shift di perawatan ppt.pptx
ponek ptt rumah sakit islam ibnu sina simpang empat
Pw pendokumentasian KB nasional indonesia
Ponek rsud cibinong
6 Arietta-Cara Pengisian Buku KIA 2021-150922.15.00.pdf
6 Arietta-Cara Pengisian Buku KIA 2021-150922.15.00.pdf
Peran Audit Klinis dalam Kendali Mutu dan Biaya oleh Tenaga Kesehatan
Root cause analysis ( analisa akar masalah )
Pengkajian keperawatan lanjut
Analisa data untuk merumuskan diagnosa/ masalah
angka kematian di rumah sakit
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
6 Arietta-Cara Pengisian Buku KIA 2021-150922.15.00.pdf
Ad

Recently uploaded (20)

PDF
Pelatih Kebugaran Teman Kesehatan Kita - Tarakanita 1
DOCX
DRAFT REFERAT ANDI HERI ISMAN LVH FIX.docx
PPTX
GURU PENGGERAK MATERI POWER POINYPPT PI2.pptx
PDF
Ferizal : ilmuwan ASN Lhokseumawe PENEMU ANTI DISRUPSI AI untuk SASTRA KESEHA...
PPTX
Macam-macam Stoma Intestinal digestive.pptx
PPTX
SBAR dan Cara Penerapannya di Rumah sakit
PPT
praktikum kdm warmer blanket untuk anak d3 kep
PPTX
GAGAL GINJAL EDUKASI UNTUK AWAM DI CLUBHOUSE
PPTX
PPT PROLANIS DM INSULIN SISTA PRONALIS .pptx
PPTX
monitoring dan evaluasi kinerja dokter intersip
PPTX
penanganan Pre Eklamsi & Eklamsi bagi ibu hamil.pptx
PPTX
Pengukuran tekanan darah dan meraba nadi sendiri
PPTX
Pertemuan 7 RANCANGAN PENELITIAN.pptx,univ
PPTX
Pendahuluan tesis mutasi gen X virus hepatitis B.pptx
PPTX
Pembahasan lapkas sepsis di ICU di RSUDZA
PPTX
PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
PDF
Teori Sterilisasi Jiwa dan Novel Legenda Trisula Cahaya : Hippocrates, Pierre...
PDF
NOVEL GERAKAN SASTRA KESEHATAN INDONESIA : KEUNGGULAN NUSANTARA DI PENTAS DUN...
PPTX
Tuberkulosis Paru: LAPORAN KASUS PARU.pptx
PDF
Physically Fit, Academically Ready - Tzu Chi
Pelatih Kebugaran Teman Kesehatan Kita - Tarakanita 1
DRAFT REFERAT ANDI HERI ISMAN LVH FIX.docx
GURU PENGGERAK MATERI POWER POINYPPT PI2.pptx
Ferizal : ilmuwan ASN Lhokseumawe PENEMU ANTI DISRUPSI AI untuk SASTRA KESEHA...
Macam-macam Stoma Intestinal digestive.pptx
SBAR dan Cara Penerapannya di Rumah sakit
praktikum kdm warmer blanket untuk anak d3 kep
GAGAL GINJAL EDUKASI UNTUK AWAM DI CLUBHOUSE
PPT PROLANIS DM INSULIN SISTA PRONALIS .pptx
monitoring dan evaluasi kinerja dokter intersip
penanganan Pre Eklamsi & Eklamsi bagi ibu hamil.pptx
Pengukuran tekanan darah dan meraba nadi sendiri
Pertemuan 7 RANCANGAN PENELITIAN.pptx,univ
Pendahuluan tesis mutasi gen X virus hepatitis B.pptx
Pembahasan lapkas sepsis di ICU di RSUDZA
PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
Teori Sterilisasi Jiwa dan Novel Legenda Trisula Cahaya : Hippocrates, Pierre...
NOVEL GERAKAN SASTRA KESEHATAN INDONESIA : KEUNGGULAN NUSANTARA DI PENTAS DUN...
Tuberkulosis Paru: LAPORAN KASUS PARU.pptx
Physically Fit, Academically Ready - Tzu Chi
Ad

MANAJEMEN KUALITAS REKAM MEDIS DALAM CDI.pptx

  • 1. A. Analisis Kualitas Pendokumentasi klinis Dalam menganalisis pendokumenyasi klinis akan dibagi menjadi per SMF atau kasus. Hal ini dilakukan supaya ketika ditemukan ketidaksesuaian atau ketidaklengkapan maka akan lebih mudah dalam langkah memperbaikinya. Pada kasus kali ini yang akan dianalisis adalah kasus Obgyn dari RS PKU Aisyiyah Jepara. Dikarenakan tidak adanya kasus gangguan jiwa yang rawat inap maka, kami memutuskan untuk mengambil kasus obgyn  Identifikasi kasus:  No. Rekam Medis : 064xxx  Diagnosa Utama : P1A0 Post SCTP a.i kala 1 tak maju, Serotinus, Fetal Distress  Diagnosa Sekunder : PE  Tindakan : SCTP + IUD, Induksi  Tgl Masuk : 31/01/2025  Tgl Keluar : 03/02/2025  Status Pulang : Membaik
  • 2. Terdapat 7 prinsip suatu pendokumentasian klinis dinilai berkualitas, yaitu: 1. Legible (dapat dibaca) Informasi yang ada harus jelas terbaca, tapi dan tidak membingungkan. Ini penting agar para PPA dan orang yang berwenang memahami informasi dengan benar  Assesment Awal
  • 3. Gambar diatas menunjukkan adanya profesi bidan yang mengisi asesmen awal keperawatan rawat inap kandungan. Karena rekam medis sudah elektronik, maka hal ini sudah jelas terbaca dan informasi yang ada mudah dipahami. Pasien datang setelah berobat di klinik kandungan dengan diagnose serotinus.
  • 4.  Form Rencana Penatalaksanaan Tindakan
  • 5. Pada gambar atas menunjukkan memang ada kolom penilaian dan rencana kebidanan, namun PPA tidak mengisi rencana tersebut apa saja dan langsung menulis bagian pemeriksaan rawat inap yaitu, meminta advice DPJP
  • 6. 2. Reliable (dapat dipercaya) Informasi yang dicatat harus sesuai fakta, akurat dan bukan berdasarkan asumsi, Sebuah catatan medis harus bisa diandalkan untuk pengambilan keputusan klinis.  Assesment Awal Pada assesment awal pengkajian rawat inap dijelaskan bahwa pasien masuk dengan keluhan pasien datang dari poli dengan serotinus yang diperoleh melalui autoanamnesis, keadaan umum baik (CGS : 15), riwayat penyakit keluarga disangkal, dan riwayat alergi tidak ada dan data obstetri seperti TFU dan DJJ juga dicatat lengkap, sehingga dapat dijadikan dasar yang dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan klinis.
  • 7.  Resume Data resume medis di atas menunjukkan konsistensi diagnosis dari awal pasien masuk sampai keluar yaitu G1P0A0 H 41 MGG DG Serotinus dan belum inpartu. Informasi ini sesuai dengan temuan selama perawatan, sehingga dapat dipercaya sebagai ringkasan klinis.
  • 8. 3. Precise (tepat) Informasi harus spesifik dan tidak ambigu. Contohnya ketika menulis anamnesa, akan lebih baik tuliskan “Nyeri perut kanan bawah” daripada hanya menulis “Nyeri perut”
  • 9.  Assesment Awal Data dalam assesment awal sudah cukup spesifik, keluhan utama ditulis sebagai “Pasien datang dari poli dengan serotinus”. yang menunjukkan diagnosis obstetri yang jelas. Diagnosis awal sudah tepat karena disebutkan secara lengkap dan tidak ambigu.
  • 10.  Resume Resume medis menyebutkan diagnosis “ G1P0A0 Hamil 41 MGG, Serotinus, Fetal Distress.” Namun, tidak ada penjabaran keluhan subjektif seperti lokasi atau jenis nyeri secara rinci. Oleh karena itu, meskipun diagnosis sudah tepat, bagian resume masih kurang memenuhi kriteria precise karena beberapa data bersifat umum.
  • 11. 4. Complete (Lengkap) Semua data yang dibutuhlam harus terisi, tidak boleh ada bagian penting yang kosong, contohnya adalah riwayat penyakit, hasil pemeriksaan dan rencana tindakan
  • 12.  CPPT CPPT di atas memenuhi kriteria “Complete” karena semua komponen SOAP tercatat, informasi ditulis secara jelas dan tidak ditemukan bagian yang kosong
  • 13.  Resume Resume di atas mencakup diagnosis utama dan sekunder, prosedur, hasil laboratorium, dan rencana tindak lanjut. Belum lengkap karena masih terdapat bagian yang kosong yaitu pada Instruksi/anjuran dan edukasi (Follow Up) belum terisi.
  • 14. 5. Consistent (Konsisten) Informasi tidak boleh saling bertentangan antara satu form dengan form lain, Misal: diagnosis di CPPT harus sama dengan yang ada di resume pulang.
  • 15.  Assesment Awal Pada assesment kebidanan sudah ada penulisan keluhan pada saat pasien masuk dari poli dengan serotinus. tidak dijelaskan gejala yang dirasakan pasien sendiri apa saja namun sebelumnya pasien sudah melakukan pemeriksaan di klinik kandungan.
  • 16.  CPPT pada hari pertama dirawat, pasien masih mengatakan kenceng masih jarang, sehingga pada saat itu DPJP meminta untuk menaikkan dosis OXY menjadi IU 20tpm. Hal ini konsisten dengan perjalanan perawatan pasien pada awal masuk rawat inap. Diagnosa yang tertulis juga konsisten pada saat masuk dirawat.
  • 17. Terdapat CPPT lanjutan persiapan operasi pada pasca operasi diagnosa berganti menjadi P1 Pasca SCTP+IUD a/i hamil kala 1 Tak Maju, Serotinus, Fetal Distress. diagnosa tersebut konsisten dengan diagnosa sebelum dilakukannya tindakan
  • 18. • Resume pada resume juga sudah dibuktikan diagnosa utama konsisten dengan yang ada pada lembar CPPT. namun, pada kode ICD tindakan hanya kode SCTP saja yang terkode. pada tindakan induksi dan IUD tidak terkode seperti gambar dibawah ini:
  • 19. 6. Clear (Jelas) Kalimat atau istilah yang digunakan harus mudah dimengerti dan istilah medis yang standar
  • 20.  Assesment Awal Pada gambar diatas terdapat singkatan umum yang sudah sesuai dengan istilah medis pada umumnya. Seperti CM = Composmentis, GCS = Glasglow Coma Scale,TD = Tekanan Darah, Letak yang dimaksud adalah posisi bayi pada saat ini apakah ada kelainan presentasi letak kepala atau tidak. Sehingga hal inipun mudah dimengerti oleh PPA yang lain
  • 21.  CPPT Pada jam 23.33 pasien mengeluhkan kontraksi masih jarang sehingga bidan melaporkan hal tersebut kemudian instruksi dari DPJP adalah persiapan SC. Hal ini sesuai dengan laporan operasi yang menyatakan pasien dioperasi keesokan harinya tgl 02/02/2025 pukul 01.14. Namun disini terdapat ketidak sesuaian tanggal pengisian oleh dokter spesialis anestesi sehingga membuat informasi CPPT tidak berkesinambungan seperti dibawah ini.
  • 22. Seharusnya tanggal yang dimasukkan adalah tanggal 02/02/2025 agar urutan dalam CPPT bisa berurutan sesuai urutan perawatannya dan terbentuklah informasi medis yang jelas.
  • 23. 7.Timely (Tepat Waktu) Setiap Catatan harus dibuat segera setelah pelayanan diberikan dengan tanggak dan jam yang sesuai.
  • 24.  Assesment Awal Pada Assesment Awal Keperawatan sudah sesuai dengan waktunya, pasien masuk tanggal 31-01-2025 sudah sesuai dengan inputan yang ada pada gambar diatas
  • 25.  CPPT Penulisan SOAP pada CPPT sudah tepat waktu, disertai adanya jam dan tanggal pengisian. Namun, pada kasus ini terdapat suatu kesalahan tanggal penulisan. Dimana seharusnya dokter anestesi mengisi SOAP di tanggal setelah SC sesuai dengan penulisan asesmennya. Ditambah dengan adanya instruksi pengawasan TTV setiap 30 menit selama 24 jam, menandakan bahwa penulisan ini bermaksud untuk pemantauan pasca SC. Sehingga hal ini membuat penilaian menjadi tidak tepat waktu (TT)
  • 26.  Resume Pada resume tidak tertera jam berapa dan tanggal berapa resume ditulis, hanya memuat tanggal masuk dan tanggal keluar pasien dirawat. hal ini tidak memenuhi kriteria tepat waktu karena belum bisa melihat apakah DPJP membuat resume tepat waktu pada saat pasien dinyatakan boleh pulang atau bisa keesokan harinya.
  • 27. B. Pengolahan data Analisis Kualitas Rekam Medis No Aspek Legible Reliable Precise Complete Consistent Clear Timely 1 Assesment Awal Medis T T T T T T T 2 Rencana Penatalaksanaan Terintegrasi T T T T T T T 3 Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi T T T T T TT TT 4 Ringkasan Pulang/Resume T T TT TT T T TT TOTAL 4 4 3 3 4 3 3
  • 28. C. Penyajian data berdasarkan analisis kualitas informasi rekam medis No Komponen Formulir Analisis Jumlah Presentase 1 Assesment Awal Medis 7 100% 2 Rencana PenatalaksanaanTerintegrasi 7 100% 3 Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi 5 71,4% 4 Ringkasan Pulang/Resume 5 71,4% TOTAL 24 85,7% AVERAGE 6 85,7%
  • 29. KESAN  Berdasarkan hasil analisis terhadap 4 jenis formulir rekam medis, dapat disimpulkan bahwa proses pendokumentasian secara umum sudah memenuhi sebagian besar aspek kualitas informasi klinis, khususnya pada form Assesmen Awal dan Rencana Penatalaksanaan yang menunjukkan konsistensi dan kelengkapan tinggi.namun, terdapat kelemahan nyata pada form Catatan Perkembangan PasienTerintegrasi (CPPT) dan Resume Pulang, terutama dalam aspek ketepatan waktu (timely), kelengkapan (complete), ketepatan (precise), dan jelas (clear). Hal ini menunjukkan bahwa masih diperlukan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam menyusun dokumentasi yang bermutu dan sesuai standar
  • 30. SARAN 1. Penyelenggaraan Pelatihan CDI secara berkala, yang berfokus pada peningkatan mutu dokumentasi CPPT dan Resume sebagai dua komponen dengan skor kualitas terendah 2. Pembuatan panduan teknis internal atau checklist pengisian CPPT dan Resume untuk memastikan kelengkapan dan ketepatan dokumentasi sesuai prinsip CDI. 3. Monitoring dan audit rutin terhadap rekam medis, khususnya untuk aspek yang belum konsisten dan belum tepat waktu, agar ditemukan pola kesalahan dan dilakukan perbaikan secara sistemik. 4. Pembentukan tim CDI lintas profesi yang bertugas mengawal pelaksanaan dokumentasi klinis, memberi feedback langsung, dan menjadi agen perubahan di unit masing-masing.
  • 31. TOR PELATIHAN CDI DI RS PKU AISYIYAH JEPARA
  • 32. LATAR BELAKANG  Kualitas dokumentasi rekam medis memiliki peranan penting dalam menunjang keselamatan pasien, kesinambungan pelayanan, serta akurasi pelaporan data rumah sakit. 4 komponen utama dalam rekam medis yaitu  Assesmen Awal Medis  Rencana Penatalaksanaan  Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)  Resume Pulang ditemukan bahwa dua komponen terakhir memiliki skor terendah dalam aspek precise, complete, clear, dan timely.
  • 33. TUJUAN  Meningkatkan pengetahuan tenaga medis dan paramedis tentang prinsip CDI dalam rekam medis.  Mengidentifikasi dan mengatasi kekurangan dokumentasi pada lembar catatan klinis, khususnya pada Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) dan Resume Pulang.  Meningkatkan kemampuan praktis dalam menyusun dokumentasi klinis yang akurat, lengkap, dan tepat waktu.  Menstandarkan pencatatan medis sesuai SPO dan regulasi yang berlaku.
  • 34. MANFAAT  Terwujudnya dokumentasi klinis yang berkualitas sesuai dengan 7 prinsip mutu.  Peningkatan nilai evaluasi mutu rekam medis, terutama pada Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) dan Resume  Terbentuknya Tim Internal CDI di RS PKU Aisyiyah Jepara untuk monitoring berkelanjutan.
  • 35. PESERTA PELATIHAN  Seluruh PPA yang terdiri dari tenaga medis dan tenaga paramedis yang terlibat dalam pendokumentasian klinis WAKTU DAN TEMPAT  Hari/ Tanggal : Kamis, 12 Juni 2025  Pukul: 09.00-selesai  Tempat :Aula RS PKU Aisyiyah Jepara
  • 36. MATERI PELATIHAN Materi yang disampaikan meliputi:  Konsep Dasar CDI dan Urgensinya  7 Prinsip Dokumentasi Berkualitas dalam Rekam Medis  Studi Kasus:Analisis Kelemahan CPPT dan Resume  Teknik Menyusun CPPT dan Resume yang Lengkap dan Tepat  Praktik Langsung (Simulasi Penulisan CPPT dan Resume)  Monitoring dan Evaluasi Mutu Dokumentasi Klinis
  • 37. NARASUMBER  Praktisi PMIK yang sudah ditunjuk dan Tim CDI  Tim Manajemen Mutu Rumah Sakit PKU Aisyiyah Jepara METODE PELATIHAN  Presentasi Materi  Diskusi Kelompok  Studi Kasus dan Simulasi  Peer Review Dokumentasi Klinis  Coaching Klinik (on-site coaching)