5
Most read
19
Most read
21
Most read
i
KEGIATAN BELAJAR 4: GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
PENDAHULUAN
Rasional dan Deskripsi Singkat
Modul ini berisi pengetahuan dan teknik Gambar Utilitas Bangunan
Gedung yang disusun untuk membantu peserta didik dalam mempelajari dan
mengenal ilmu dan kompetensi menggambar teknik. Modul ini merupakan salah
satu dari 6 rangkaian Pengembangan Modul Hybrid Learning PPG untuk
Paket Keahlian Teknologi Konstruksi dan Properti.
Modul 4 terdiri dari 4 kegiatan pembelajaran yang disusun secara
runtut mengikuti struktur kompetensi dasar. Pembahasan pada setiap kegiatan
pembelajaran dalam buku ini, terdiri dari: Capaian Pembelajaran Mata
Kegiatan, Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan, Pokok-Pokok Materi,
Urainan Materi, Rangkuman, dan Tes Formatif. Hal ini diharapkan dapat
memupuk keingintahuan peserta didik tentang topik yang akan dibahas, berpikir
kritis. Dengan model pengorganisasian seperti ini, diharapkan peserta didik
mendapatkan kemudahan untuk melatih kompetensinya terkait dengan mata
pelajaran Utilitas Bangunan terutama instalasi sanitasi bangunan gedung.
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Mampu mengaplikasikan pembelajaran terkini terkait Gambar Utilitas
Bangunan Gedung dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran inovatif
dan kreatif.
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
1. Pengantar Instalasi Utilitas
2. Gambar instalasi listrik.
3. Gambar instalasi sanitasi.
I-2
4.1 PENGANTAR INSTALASI UTILITAS
Proyek gedung merupakan proyek yang terdiri dari beberapa disiplin ilmu terutama
struktur, arsitektur, dan mekanikal elektrikal plumbing. Utilitas bangunan adalah suatu
kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur
kenyamanan, kesehatan, keselamatan, komunikasi dan mobilitas dalam bangunan. Lingkup
pekerjaan utilitas atau MEP (mekanikal elektrikal plumbing) dalam proyek gedung meliputi:
1. Pekerjaan sanitasi merupakan pekerjaan untuk memelihara kesehatan manusia dan
lingkungan. Pekerjaan sanitasi meliputi instalasi plumbing, pengolah limbah, dan drainase
(pengaliran limbah).
2. Plumbing adalah pekerjaan pemipaan yang terdapat pada bangunan gedung seperti pipa untuk
air bersih, air kotor, pipa ventilasi, dan air hujan. Pada pekerjaan pemipaan ini biasanya
menggunakan material pipa PVC, pipa PPR, atau pipa galvanis. Untuk air bersih dan air
panas/dingin biasanya menggunakan pipa PPR.
3. Pemadam Kebakaran/Fire Hydrant adalah pekerjaan MEP yang masih berhubungan dengan
pemipaan air khususnya untuk keperluan pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran. Jenis
pekerjaan ini biasanya menggunakan pipa besi SCH 40 untuk mengalirkan air. Sistem dari
pekerjaan pemadam kebakaran pada bangunan hotel akan berkolaborasi dengan pekerjaan
elektrikal. Tiap kamar akan dipasang Alat bernama smoke detector yang akan mendeteksi
asap atau api yang berada di kamar sehingga secara otomatis sistem pemadam kebakaran akan
bekerja sendiri dengan mengeluarkan air melalui alat Sprinkler.
4. MVAC adalah pekerjaan instalasi AC (air conditioner) pada hotel. Seiring dengan kemajuan
teknologi AC, sekarang ini di hotel-hotel menggunakan beberapa sistem AC yaitu split wall
dan VRV (Variable Refrigerant Volume).
5. Pekerjaan elektrikal adalah pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi listrik. Pekerjaan
elektrikal mencakup panel TM & Transformer, kabel daya tegangan menengah, panel listrik
tegangan rendah, panel distribution box, kabel daya listrik, tegangan rendah, armatur lampu
penerangan, saklar, stop kontak dan key tag, kabel instalasi penerangan, instalaso stop kontak,
dan sistem penangkal petir.
6. Pekerjaan elektronik adalah pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi sistem-sistem
dihotel seperti fire alarm system, sistem tata suara, sistem telepon, sistem data, sistem cctv,
dan sistem MATV.
I-3
7. Pekerjaan Mekanikal Pekerjaan yang berhubungan dengan alat mesin besar seperti Lift dan
ekskalator.
4.2 GAMBAR INSTALASI LISTRIK
Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknik, yang
digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik. Rancangan
instalasi listrik harus dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca dan dipahami oleh para teknisi
listrik. Untuk itu harus diikuti ketentuan dan standar yang berlaku. Gambar rancangan instalasi
listrik terdiri dari :
1. Gambar situasi, yang menunjukkan dengan jelas letak gedung atau bangunan tempat instalasi
tersebut akan dipasang dan rancangan penyambungannya dengan sumber tenaga listrik.
a. Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak perlengkapan listrik beserta
sarana kendalinya (pelayanannya), seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar, motor listrik,
PHB (Panel Hubung Bagi) dan lain-lain.
b. Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya seperti hubungan
lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan dengan gawai pengatur
kecepatannya, yang merupakan bagian dari sirkit akhir atau cabang sirkit akhir.
c. Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dalam butir b) dan PHB yang
bersangkutan, ataupun pemberian tanda dan keterangan yang jelas mengenai hubungan
tersebut.
d. Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik.
2. Diagram garis tunggal, yang meliputi :
a. Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran pengenal
komponennya;
b. Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembagiannya;
c. Sistem pembumian dengan mengacu kepada 3.18;
3. Gambar rinci yang meliputi :
a. Perkiraan ukuran fisik PHB;
b. Cara pemasangan perlengkapan listrik;
c. Cara pemasangan kabel;
d. Cara kerja instalasi kendali.
4. Perhitungan teknis bila dianggap perlu, yang meliputi antara lain :
I-4
a. Susut tegangan;
b. Perbaikan faktor daya;
c. Beban terpasang dan kebutuhan maksimum;
d. Arus hubung pendek dan daya hubung pendek;
e. Tingkat penerangan.
5. Tabel bahan instalasi, yang meliputi
a. Jumlah dan jenis kabel, penghantar dan perlengkapan;
b. Jumlah dan jenis perlengkapan bantu;
c. Jumlah dan jenis PHB;
d. Jumlah dan jenis luminer lampu.
6. Uraian teknis, yang meliputi :
a. Ketentuan tentang sistem proteksi.
b.Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara pemasangannya;
c. Cara pengujian;
d.Jadwal waktu pelaksanaan.
Selain gambar-gambar diatas, dalam merancang atau menggambar instalasi listrik
penerangan dan tenaga, juga dilengkapi dengan analisa data perhitungan teknis mengenai susut
tegangan, beban terpasang dan kebutuhan beban maksimum, arus hubung singkat dan daya
hubung singkat. Disamping itu masih juga dilengkapi juga dengan daftar kebutuhan bahan
instalasi, dan uraian teknis sebagai pelengkap yang meliputi penjelasan tentang cara pemasangan
peralatan/bahan, cara pengujian serta rencana waktu pelaksanaan, rencana anggaran biaya dan
lama waktu pengerjaan.
Simbol-simbol Instalasi Listrik
Selain menguasai peraturan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi,
seorang ahli listrik juga harus mahir membaca gambar instalasi. Untuk memudahkan dalam
penyajian gambar dalam instalasi listrik, digunakan symbol-simbol untuk menggantikan
tampilan fisikalat listrik.
I-5
Gambar 4. 1 Notasi Listrik
Gambar Instalasi Listrik
Gambar instalasi listrik secara umum dibagi dua bagian yaitu : menurut tujuan dan
Cara menggambar. Pembagian gambar menurut tujuan meliputi :
1. Diagram yang sifatnya menjelaskan : diagram dasar, diagram lingkaran arus, dan diagram
instalasi
2. Diagram Pelaksanaan, yaitu : diagram pengawatan dan diagram saluran
I-6
3. Gambar Instalasi
4. Gambar situasi
Sedangkan pembagian menurut cara mengambar dibedakan berdasarkan kepada :
cara menggambar dengan garis tunggal dan cara mengambar dengan garis ganda.
Diagram Dasar
Diagram dasar dimaksudkan untuk menjelaskan cara kerja suatu instalasi secara elementar
gambar a memperlihatkan diagram dasar suatu perlengkapan hubung bagi (PHB) yang
digambar dengan cara disederhanakan, gambar b memperlihatkan diagram yang sama
diagram secara terperinci.
25 25 25
(a) b)
Gambar 4. 2 Contoh Diagram Dasar
Diagram Pengawatan
Diagram Pengawatan memperlihatakan cara pelaksanaan pengawatan peralatan instalasi
listrik, seperti gambar di bawah ini.
Gambar 4. 3 Diagram Pengawatan
Gambar Instalasi dan Diagram Instalasi
Gambar instalasi dapat berupa titik beban tanpa digambarkan saluran instalasinya, bagi
seorang instalatir dapat menentukan sendiri letak saluran instalasinya tetapi dengan ketentuan
I-7
harus aman dari bahaya kebakaran/hubung singkat. Untuk instalasi pada bangunan yang luas
dan melayani beban yang banyak saluran-salurannya harus digambarkan secara jelas.
Pada gambar instalasi harus disertai dengan diagram instalasi. Diagram instalasi ini
memberikan gambaran hubungan dengan meter listrik, jumlah beban yang harus dilayani,
jenis kabel, dan kapasitas pengaman yang harus dipasang pada instalasi sebenarnya.
Gambar 4. 4 Diagram Instalasi
I-8
Diagram Garis Ganda dan Diagram Tunggal
Diagram garis tunggal biasanya disebut diagram perencanaan instalasi listrik, sedangkan
diagram garis ganda disebut diagram pelaksanaan. Diagram garis tunggal diterapkan pada
instalasi rumah sederhana maupun instalasi gedung – gedung sederhana hingga gedung
besar/bertingkat dan juga pada diagram panel bagi dan rekapitulasi beban.
X X X X
(a) diagram garis ganda (b) diagram garis tunggal
Gambar 4. 5 Diagram Garis
Gambar 4. 6 Rencana Instalasi listrik
Sumber : https://jayawan.com/wp-content/uploads/2017/01/listrik.jpg
Notasi dan persyaratan pemasangan instalasi listrik lebih lanjut/detail dapat dilihat pada
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 Standar Nasional Indonesia SNI 04-0225-2000.
I-9
Contoh gambar perencanaan instalasi listrik
Gambar 4. 7 Rencana Instalasi Listrik
Gambar 4. 8 Detail Diagram Daya
I-10
Gambar 4. 9 Diagram Rekapitulasi Daya
4.3 GAMBAR INSTALASI SANITASI
Sanitasi, menurut kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai pemelihara kesehatan.
Menurut WHO, sanitasi adalah upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia, yang
mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan, bagi perkembangan
fisik, kesehatan, dan daya tahan hidup manusia. Sanitasi dapat diartikan sebagai usaha kesehatan
prevenif yang menitikberatkan kegiatan kepada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
Untuk mewujudkan lingkungan yang sehat diperlukan sistem sanitasi yaitu upaya untuk
mengelola limbah baik berupa cair maupun padat (air hujan, air kotor, sampah). Sistem sanitasi
meliputi instalasi plumbing, pengolah limbah, dan drainase.
Dalam Undang-undang tentang bangunan gedung disebutkan: (1) Sistem sanitasi
sebagaimana merupakan kebutuhan sanitasi yang harus disediakan di dalam dan di luar
bangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan/atau air
limbah, kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan. (2) Sistem sanitasi pada bangunan
I-11
gedung dan lingkungannya harus dipasang sehingga mudah dalam pengoperasian dan
pemeliharaannya, tidak membahayakan serta tidak mengganggu lingkungan.
Beberapa instalasi penting dalam sanitasi, drainase, dan plambing pada bangunan gedung,
mencakup:
1. Instalasi Plambing Air Bersih, Air Panas, Uap, Air Kotor/Air Kotoran, Ven dan Air Hujan;
2. Instalasi Pengolahan Air Baku (Water Treatment Plant);
3. Instalasi Pengolahan Air Limbah(Sewage Treatment Plant);
4. Instalasi Gas Pembakaran;
5. Instalasi Gas Medik dan Vakum Medik;
6. Instalasi Boiler; dan
7. Instalasi Pengolahan Sampah Padat (Incinerator).
Contoh gambar rencana sanitasi
Gambar 4. 10 Rencana Sanitasi
I-12
Contoh simbol yang digunakan dalam gambar rencana sanitasi
Gambar 4. 11 Contoh Simbol Sanitasi
I-13
4.3.1 Plumbing
Terdapat 3 sistem/saluran yang dikenal sebagai sistem plumbing
1. sistem/ saluran air bersih
a. Saluran Penampungan Air
b. Saluran Pemadam Kebakaran
2. sistem/ saluran air kotor
a. Saluran pembuang air hujan
b. Saluran Kotor WC ke Septictank
3. sistem/ saluran udara atau gas
Bahan yang umum digunakan adalah dari besi/baja dengan lapisan galvanis, plastik, pvc,
porselin dan dari beton betulang. Bahan harus memenuhi syarat tidak menyerap air, mudah
dibersihkan, tidak berkarat atau mudah aus.
1. Instalasi Air bersih :
a. Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah plumbing serta diagram isometri
dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.
b. Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan plesteran dan
acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan dinding. (Untuk
instalasi dalam bangunan).
c. Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan setelah
pekerjaan plesteran diselesaikan.
d. Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing atau
pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
e. Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak mudah
lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
f. Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
g. Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
h. Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik, simetris
dengan luas keramik.
i. Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :
1) Untuk pipa Gip maximum 10 Bar
2) Untuk pipa PVC maximum 6 Bar
I-14
2. Instalasi air Kotor
a. Hal yang perlu diketahui : Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur
pembuangan.
b. Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
c. Sambungan harus betul-betul rapat.
d. Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak
kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
e. Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
f. Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. (diatas plat = 25 cm,
dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau digepengkan / ditutup dengan cara
dipanaskan.
g. Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).
h. Jika saniter belum ditentukan, dipakai sistem Block Out.
i. Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), di mana
letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet, fungsinya
adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.
j. Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan saluran
pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara pada pipa pada
saat closet di gelontor dengan air.
k. Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.
3. Saluran Air Hujan.
a. Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.
b. Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan mengguna klem
atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 ".
c. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol pada
pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.
d. Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya harus
benar-benar kuat.
4. Saluran Pipa WC ke Septictank
1) Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya, karena
kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor dengan air,
kemiringan minimal 2 %.
I-15
2) Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D.
3) Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai), karena
bila ada penyumbatan susah untuk perbaikannya. Untuk bangunan bertingkat (ada shaft)
harus dibuat clean out dan fan out.
Gambar 4. 12 Rencana Instalasi Plumbing
Sumber : http://mepcons.blogspot.co.id/2014/03/denah-dan-isometrik-instalasi-pipa-air.html
4.3.2 Sistem Drainase, Septic Tank dan Resapan
Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan
dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol
kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Dari sudut pandang yang lain, drainase
adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka
menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini
berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah
permukaan tanah) dan atau bangunan resapan.
I-16
Drainase
Sistem drainase pada bangunan gedung diarahkan untuk mengalirkan air buangan yang
berasal hujan dan air kotor. Perlengkapan drainase utama pada lingkungan bangunan gedung
adalah:
a. Instalasi/jaringan air kotor
1. Sistem jaringan-Sistem Terbuka untuk air hujan /saluran yang tidak menimbulkan bau.
2. Sistem Tertutup untuk saluran yang menimbulkan pencemaran / polusi.
Dalam pelaksanaannya untuk saluran tertutup dipisah menjadi 2, yaitu:
1. Saluran dari WC >> Septictank >> Peresapan
2. Saluran dari Kamar Mandi/Dapur/Cuci >> Peresapan
b. Saluran air hujan
1. Air hujan dari cucuran atap serta ruang terbuka/halamandisalurkan ke saluran kota (jika
sudah tersedia) atau dibuatkan peresapan local
2. Saluran dibuat terbuka agar mudah dibersihkan
3. Menggunakan pipa ½ Ø20 cm
4. Sebaiknya dibuatkan peresapan tersendiri sebagai usahakonservasi air tanah
5. Pada bagian yang terkena sirkulasi diberi/ditutup denganpelat beton/kisi-kisi besi beton
6. Pada pertemuan dan belokan diberi bak control
Gambar 4. 13 Detail sistem saluran air hujan
I-17
Septic Tank
Berfungsi sebagai tempat proses pengahancuran disposal padat secara biologis / dibantu bakteri
pembusuk.
Gambar 4. 14 Skema denah septic tank
Gambar 4. 15 Skema potongan septic tank
Contoh penentuan dimensi ruang penghancur :
− Kebutuhan air/orang/hari = 25 liter
− Kotoran hancur dalam waktu = 3 hari
I-18
− Tinggi air dalam septic tank (T) = 150 cm =1,5 m
− Volume air (V) = 15 x 25 x 3 = 1125 liter = 1,125 m³
− Misal direncanakan panjang ruang (P) = 1 m
− Maka lebar ruang (L) = V/T . P = 1,23/1,5 . 1 = 0,75 m
Dimensi septic tank dapat mengikuti ukuran berikut:
I-19
Peresapan Air Kotor
Berfungsi sebagai filter aliran air dari septictank sebelum meresap ke dalam tanah
Terdapat 2 model peresapan, yaitu:
1. Model memanjang dipergunakan bila halaman cukup luas / tanah merupakan lapisan pasir
2. Model sumuran dipergunakan pada halaman yang sempit / lapisan tanah bagian atas tidak
mudah meresap air
Gambar 4. 16 Peresapan Model Memanjang
Gambar 4. 17 Peresapan Model Sumuran
I-20
RANGKUMAN
Proyek gedung merupakan proyek yang terdiri dari beberapa disiplin ilmu terutama
struktur, arsitektur, dan mekanikal elektrikal plumbing. Utilitas bangunan adalah suatu
kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur
kenyamanan, kesehatan, keselamatan, komunikasi dan mobilitas dalam bangunan. Dalam
pelaksanaannya, sistem utilitas dikenal dengan pekerjaan MEP (mekanikal, elektrikal, dan
plumbing).
Pekerjaan sanitasi merupakan pekerjaan untuk memelihara kesehatan manusia dan
lingkungan. Pekerjaan sanitasi meliputi instalasi plumbing, pengolah limbah, dan drainase
(pengaliran limbah).
Rancangan instalasi listrik terdiri dari: (1) gambar situasi (2) gambar instalasi (3) gambar
diagram garis tunggal (4) gambar detail. Gambar instalasi listrik memegang peranan yang sangat
vital dan menentukan dalam suatu perencanaan instalasi, karena hanya dengan bantuan gambar
suatu pekerjaan pemasangan instalasi dapat dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Ariestadi, Dian. Modul PPG 2018.
Data Book, 2000. Volume 2, Plumbing System, American Society of Plumbing Engineers.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2003. Instalasi Listrik Dasar. Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Noerbambang, S.M. & Morimura,T. 1984. “Pedoman Perancangan dan Pemeliharaan
Sistem Plambing”. PT Pradnya Paramita, Jakarta.
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 Standar Nasional Indonesia SNI 04-0225-
2000.
SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing
SNI 6481-2000, tentang “Sistem Plambing – 2000”.
SNI 8153 2015 Sistem Plambing Pada Bangunan Gedung
Tamrin, A. G. 2008, Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Jilid 2 untuk SMK, Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
I-21
William K.Y.Tao, Richard R.Janis, 1997. “Mechanical and Electrical Systems in Buildings”,
Prentice Hall.

More Related Content

PDF
STANDAR MANUAL GAMBAR KERJA DESAIN INTERIOR - 2019 (W COVER & PRAKATA).pdf
PDF
Modul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PDF
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
PDF
Gambar Kerja Rumah Minimalis 1 Lantai Lomba AutoCAD Skills Competition 2017 U...
PPTX
Presentasi proposal tugas akhir perancangan ulang gedung
PDF
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
DOC
STANDAR MANUAL GAMBAR KERJA DESAIN INTERIOR - 2019 (W COVER & PRAKATA).pdf
Modul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
Gambar Kerja Rumah Minimalis 1 Lantai Lomba AutoCAD Skills Competition 2017 U...
Presentasi proposal tugas akhir perancangan ulang gedung
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR

What's hot (20)

PDF
Tabel baja-wf-lrfd
PDF
Barchart dan Penjadwalan proyek
PDF
Perencanaan teknis bangunan gedung ppt
PDF
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...
PPTX
Struktur Beton Bertulang
DOCX
Analisa pekerjaan bongkaran
PDF
Pasangan batu
PDF
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
PDF
Gambar teknis perencanaan drainase
PPTX
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
PPTX
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
PDF
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
PDF
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
PDF
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
PDF
Metode teknis dan flow chart of work
PDF
Menggambar sambungan kayu
PPTX
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PDF
Jaringan air bersih
DOC
Metoda pelaksanaan Sheet Pile
PDF
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
Tabel baja-wf-lrfd
Barchart dan Penjadwalan proyek
Perencanaan teknis bangunan gedung ppt
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...
Struktur Beton Bertulang
Analisa pekerjaan bongkaran
Pasangan batu
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
Gambar teknis perencanaan drainase
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
Metode teknis dan flow chart of work
Menggambar sambungan kayu
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
Jaringan air bersih
Metoda pelaksanaan Sheet Pile
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
Ad

Similar to MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN (20)

PPSX
Gambar Teknik Listrik Dasar Dasar Teknik Ketenagalistrikan
DOCX
Kd 3.5 jobsheet instalasi listrik sederhana
DOCX
Rpp rencana instalasi penerangan
PPTX
Menggambar instalasi listrik rumah sederhana
DOCX
PPTX
L2. instalasi listrik
PPTX
Merancang Instalasi Listrik Industri.pptx
DOCX
Makalah diagram listrik industri
DOC
Modul 4 teknik instalasi
PDF
MATERI PEMBELAJARAN INSTALASI LISTRIK .pdf
PPTX
Pertemuan 1
PPTX
26990_Instalasi_Listrik_dan_material.pptx
PDF
Perancangan instalasi-listrik [read-only] [compatibility mode]
PPT
Syarat pemasangan peralatan listrik dalam PUIL.ppt
PDF
Sky Blue and White Cute Simple Doodle Group Project Presentation.pdf
PDF
Workshop-Instalasi-Penerangan-Listrik-Jobsheet-4.pdf
PPTX
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
DOC
Cara memasang listrik; AKBP H. DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH.
PPTX
Teknik Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik Tegangan Rendah
DOC
008 012 skkd-teknik ketenagalistrikan
Gambar Teknik Listrik Dasar Dasar Teknik Ketenagalistrikan
Kd 3.5 jobsheet instalasi listrik sederhana
Rpp rencana instalasi penerangan
Menggambar instalasi listrik rumah sederhana
L2. instalasi listrik
Merancang Instalasi Listrik Industri.pptx
Makalah diagram listrik industri
Modul 4 teknik instalasi
MATERI PEMBELAJARAN INSTALASI LISTRIK .pdf
Pertemuan 1
26990_Instalasi_Listrik_dan_material.pptx
Perancangan instalasi-listrik [read-only] [compatibility mode]
Syarat pemasangan peralatan listrik dalam PUIL.ppt
Sky Blue and White Cute Simple Doodle Group Project Presentation.pdf
Workshop-Instalasi-Penerangan-Listrik-Jobsheet-4.pdf
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
Cara memasang listrik; AKBP H. DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH.
Teknik Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik Tegangan Rendah
008 012 skkd-teknik ketenagalistrikan
Ad

More from PPGHybrid1 (20)

PDF
Kelompok 6 anuitas lain
PPTX
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PDF
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
PPTX
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPTX
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPTX
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPTX
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPTX
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPTX
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPTX
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPTX
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
PDF
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
PDF
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
PDF
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
PDF
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PDF
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
PDF
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
PDF
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
PDF
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
PDF
Modul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan
Kelompok 6 anuitas lain
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan

Recently uploaded (20)

PDF
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 11 SMA - Berpikir Kritis dan Mengembang...
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PKWU Kerajinan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Bahasa Arab Kelas 10 Ter...
PDF
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Fisika Kelas XII SMA Terbaru 2025
PDF
Modul Ajar Deep Learning Seni Budaya Kelas 1 Kurikulum Merdeka
PPTX
1 - Hubungan Pancasila UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bhinneka Tun...
PDF
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 3 (Proxmox VE 9.0).pdf
PPTX
Pembahasan Lengkap Trigonometri_ppt.pptx
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 1 Kurikulum Merdeka
PDF
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 1 Kurikulum Merdeka
PPTX
Pola Pikir Bertumbuh Pembelajaran Mendalam.pptx
DOCX
Power poit Rubrik Penilaian LK 8 KP 6.docx
PDF
Asal-usul Postmodernitas & materi singkat.pdf
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas XI SMA Terbaru 2025
PPTX
Bahan Ajar PAI 8 BAB 2 iman kepada kitab Allah.pptx
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Fisika Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PPTX
893548301-Panduan-Kokurikuler-Tahun_2025.pptx
PPTX
Kokurikuler dalam Pembelajaran Mendalam atau Deep Leaning
PDF
Aminullah Assagaf_Ch3&4_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 11 SMA - Berpikir Kritis dan Mengembang...
Modul Ajar Deep Learning PKWU Kerajinan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Bahasa Arab Kelas 10 Ter...
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Fisika Kelas XII SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning Seni Budaya Kelas 1 Kurikulum Merdeka
1 - Hubungan Pancasila UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bhinneka Tun...
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 3 (Proxmox VE 9.0).pdf
Pembahasan Lengkap Trigonometri_ppt.pptx
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Pola Pikir Bertumbuh Pembelajaran Mendalam.pptx
Power poit Rubrik Penilaian LK 8 KP 6.docx
Asal-usul Postmodernitas & materi singkat.pdf
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas XI SMA Terbaru 2025
Bahan Ajar PAI 8 BAB 2 iman kepada kitab Allah.pptx
Modul Ajar Deep Learning Fisika Kelas 12 SMA Terbaru 2025
893548301-Panduan-Kokurikuler-Tahun_2025.pptx
Kokurikuler dalam Pembelajaran Mendalam atau Deep Leaning
Aminullah Assagaf_Ch3&4_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf

MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN

  • 1. i KEGIATAN BELAJAR 4: GAMBAR UTILITAS BANGUNAN PENDAHULUAN Rasional dan Deskripsi Singkat Modul ini berisi pengetahuan dan teknik Gambar Utilitas Bangunan Gedung yang disusun untuk membantu peserta didik dalam mempelajari dan mengenal ilmu dan kompetensi menggambar teknik. Modul ini merupakan salah satu dari 6 rangkaian Pengembangan Modul Hybrid Learning PPG untuk Paket Keahlian Teknologi Konstruksi dan Properti. Modul 4 terdiri dari 4 kegiatan pembelajaran yang disusun secara runtut mengikuti struktur kompetensi dasar. Pembahasan pada setiap kegiatan pembelajaran dalam buku ini, terdiri dari: Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan, Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan, Pokok-Pokok Materi, Urainan Materi, Rangkuman, dan Tes Formatif. Hal ini diharapkan dapat memupuk keingintahuan peserta didik tentang topik yang akan dibahas, berpikir kritis. Dengan model pengorganisasian seperti ini, diharapkan peserta didik mendapatkan kemudahan untuk melatih kompetensinya terkait dengan mata pelajaran Utilitas Bangunan terutama instalasi sanitasi bangunan gedung. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Mampu mengaplikasikan pembelajaran terkini terkait Gambar Utilitas Bangunan Gedung dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran inovatif dan kreatif. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 1. Pengantar Instalasi Utilitas 2. Gambar instalasi listrik. 3. Gambar instalasi sanitasi.
  • 2. I-2 4.1 PENGANTAR INSTALASI UTILITAS Proyek gedung merupakan proyek yang terdiri dari beberapa disiplin ilmu terutama struktur, arsitektur, dan mekanikal elektrikal plumbing. Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, komunikasi dan mobilitas dalam bangunan. Lingkup pekerjaan utilitas atau MEP (mekanikal elektrikal plumbing) dalam proyek gedung meliputi: 1. Pekerjaan sanitasi merupakan pekerjaan untuk memelihara kesehatan manusia dan lingkungan. Pekerjaan sanitasi meliputi instalasi plumbing, pengolah limbah, dan drainase (pengaliran limbah). 2. Plumbing adalah pekerjaan pemipaan yang terdapat pada bangunan gedung seperti pipa untuk air bersih, air kotor, pipa ventilasi, dan air hujan. Pada pekerjaan pemipaan ini biasanya menggunakan material pipa PVC, pipa PPR, atau pipa galvanis. Untuk air bersih dan air panas/dingin biasanya menggunakan pipa PPR. 3. Pemadam Kebakaran/Fire Hydrant adalah pekerjaan MEP yang masih berhubungan dengan pemipaan air khususnya untuk keperluan pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran. Jenis pekerjaan ini biasanya menggunakan pipa besi SCH 40 untuk mengalirkan air. Sistem dari pekerjaan pemadam kebakaran pada bangunan hotel akan berkolaborasi dengan pekerjaan elektrikal. Tiap kamar akan dipasang Alat bernama smoke detector yang akan mendeteksi asap atau api yang berada di kamar sehingga secara otomatis sistem pemadam kebakaran akan bekerja sendiri dengan mengeluarkan air melalui alat Sprinkler. 4. MVAC adalah pekerjaan instalasi AC (air conditioner) pada hotel. Seiring dengan kemajuan teknologi AC, sekarang ini di hotel-hotel menggunakan beberapa sistem AC yaitu split wall dan VRV (Variable Refrigerant Volume). 5. Pekerjaan elektrikal adalah pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi listrik. Pekerjaan elektrikal mencakup panel TM & Transformer, kabel daya tegangan menengah, panel listrik tegangan rendah, panel distribution box, kabel daya listrik, tegangan rendah, armatur lampu penerangan, saklar, stop kontak dan key tag, kabel instalasi penerangan, instalaso stop kontak, dan sistem penangkal petir. 6. Pekerjaan elektronik adalah pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi sistem-sistem dihotel seperti fire alarm system, sistem tata suara, sistem telepon, sistem data, sistem cctv, dan sistem MATV.
  • 3. I-3 7. Pekerjaan Mekanikal Pekerjaan yang berhubungan dengan alat mesin besar seperti Lift dan ekskalator. 4.2 GAMBAR INSTALASI LISTRIK Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknik, yang digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik. Rancangan instalasi listrik harus dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca dan dipahami oleh para teknisi listrik. Untuk itu harus diikuti ketentuan dan standar yang berlaku. Gambar rancangan instalasi listrik terdiri dari : 1. Gambar situasi, yang menunjukkan dengan jelas letak gedung atau bangunan tempat instalasi tersebut akan dipasang dan rancangan penyambungannya dengan sumber tenaga listrik. a. Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya (pelayanannya), seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar, motor listrik, PHB (Panel Hubung Bagi) dan lain-lain. b. Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya seperti hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan dengan gawai pengatur kecepatannya, yang merupakan bagian dari sirkit akhir atau cabang sirkit akhir. c. Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dalam butir b) dan PHB yang bersangkutan, ataupun pemberian tanda dan keterangan yang jelas mengenai hubungan tersebut. d. Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik. 2. Diagram garis tunggal, yang meliputi : a. Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran pengenal komponennya; b. Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembagiannya; c. Sistem pembumian dengan mengacu kepada 3.18; 3. Gambar rinci yang meliputi : a. Perkiraan ukuran fisik PHB; b. Cara pemasangan perlengkapan listrik; c. Cara pemasangan kabel; d. Cara kerja instalasi kendali. 4. Perhitungan teknis bila dianggap perlu, yang meliputi antara lain :
  • 4. I-4 a. Susut tegangan; b. Perbaikan faktor daya; c. Beban terpasang dan kebutuhan maksimum; d. Arus hubung pendek dan daya hubung pendek; e. Tingkat penerangan. 5. Tabel bahan instalasi, yang meliputi a. Jumlah dan jenis kabel, penghantar dan perlengkapan; b. Jumlah dan jenis perlengkapan bantu; c. Jumlah dan jenis PHB; d. Jumlah dan jenis luminer lampu. 6. Uraian teknis, yang meliputi : a. Ketentuan tentang sistem proteksi. b.Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara pemasangannya; c. Cara pengujian; d.Jadwal waktu pelaksanaan. Selain gambar-gambar diatas, dalam merancang atau menggambar instalasi listrik penerangan dan tenaga, juga dilengkapi dengan analisa data perhitungan teknis mengenai susut tegangan, beban terpasang dan kebutuhan beban maksimum, arus hubung singkat dan daya hubung singkat. Disamping itu masih juga dilengkapi juga dengan daftar kebutuhan bahan instalasi, dan uraian teknis sebagai pelengkap yang meliputi penjelasan tentang cara pemasangan peralatan/bahan, cara pengujian serta rencana waktu pelaksanaan, rencana anggaran biaya dan lama waktu pengerjaan. Simbol-simbol Instalasi Listrik Selain menguasai peraturan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi, seorang ahli listrik juga harus mahir membaca gambar instalasi. Untuk memudahkan dalam penyajian gambar dalam instalasi listrik, digunakan symbol-simbol untuk menggantikan tampilan fisikalat listrik.
  • 5. I-5 Gambar 4. 1 Notasi Listrik Gambar Instalasi Listrik Gambar instalasi listrik secara umum dibagi dua bagian yaitu : menurut tujuan dan Cara menggambar. Pembagian gambar menurut tujuan meliputi : 1. Diagram yang sifatnya menjelaskan : diagram dasar, diagram lingkaran arus, dan diagram instalasi 2. Diagram Pelaksanaan, yaitu : diagram pengawatan dan diagram saluran
  • 6. I-6 3. Gambar Instalasi 4. Gambar situasi Sedangkan pembagian menurut cara mengambar dibedakan berdasarkan kepada : cara menggambar dengan garis tunggal dan cara mengambar dengan garis ganda. Diagram Dasar Diagram dasar dimaksudkan untuk menjelaskan cara kerja suatu instalasi secara elementar gambar a memperlihatkan diagram dasar suatu perlengkapan hubung bagi (PHB) yang digambar dengan cara disederhanakan, gambar b memperlihatkan diagram yang sama diagram secara terperinci. 25 25 25 (a) b) Gambar 4. 2 Contoh Diagram Dasar Diagram Pengawatan Diagram Pengawatan memperlihatakan cara pelaksanaan pengawatan peralatan instalasi listrik, seperti gambar di bawah ini. Gambar 4. 3 Diagram Pengawatan Gambar Instalasi dan Diagram Instalasi Gambar instalasi dapat berupa titik beban tanpa digambarkan saluran instalasinya, bagi seorang instalatir dapat menentukan sendiri letak saluran instalasinya tetapi dengan ketentuan
  • 7. I-7 harus aman dari bahaya kebakaran/hubung singkat. Untuk instalasi pada bangunan yang luas dan melayani beban yang banyak saluran-salurannya harus digambarkan secara jelas. Pada gambar instalasi harus disertai dengan diagram instalasi. Diagram instalasi ini memberikan gambaran hubungan dengan meter listrik, jumlah beban yang harus dilayani, jenis kabel, dan kapasitas pengaman yang harus dipasang pada instalasi sebenarnya. Gambar 4. 4 Diagram Instalasi
  • 8. I-8 Diagram Garis Ganda dan Diagram Tunggal Diagram garis tunggal biasanya disebut diagram perencanaan instalasi listrik, sedangkan diagram garis ganda disebut diagram pelaksanaan. Diagram garis tunggal diterapkan pada instalasi rumah sederhana maupun instalasi gedung – gedung sederhana hingga gedung besar/bertingkat dan juga pada diagram panel bagi dan rekapitulasi beban. X X X X (a) diagram garis ganda (b) diagram garis tunggal Gambar 4. 5 Diagram Garis Gambar 4. 6 Rencana Instalasi listrik Sumber : https://jayawan.com/wp-content/uploads/2017/01/listrik.jpg Notasi dan persyaratan pemasangan instalasi listrik lebih lanjut/detail dapat dilihat pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 Standar Nasional Indonesia SNI 04-0225-2000.
  • 9. I-9 Contoh gambar perencanaan instalasi listrik Gambar 4. 7 Rencana Instalasi Listrik Gambar 4. 8 Detail Diagram Daya
  • 10. I-10 Gambar 4. 9 Diagram Rekapitulasi Daya 4.3 GAMBAR INSTALASI SANITASI Sanitasi, menurut kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai pemelihara kesehatan. Menurut WHO, sanitasi adalah upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia, yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan, bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan hidup manusia. Sanitasi dapat diartikan sebagai usaha kesehatan prevenif yang menitikberatkan kegiatan kepada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Untuk mewujudkan lingkungan yang sehat diperlukan sistem sanitasi yaitu upaya untuk mengelola limbah baik berupa cair maupun padat (air hujan, air kotor, sampah). Sistem sanitasi meliputi instalasi plumbing, pengolah limbah, dan drainase. Dalam Undang-undang tentang bangunan gedung disebutkan: (1) Sistem sanitasi sebagaimana merupakan kebutuhan sanitasi yang harus disediakan di dalam dan di luar bangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan. (2) Sistem sanitasi pada bangunan
  • 11. I-11 gedung dan lingkungannya harus dipasang sehingga mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaannya, tidak membahayakan serta tidak mengganggu lingkungan. Beberapa instalasi penting dalam sanitasi, drainase, dan plambing pada bangunan gedung, mencakup: 1. Instalasi Plambing Air Bersih, Air Panas, Uap, Air Kotor/Air Kotoran, Ven dan Air Hujan; 2. Instalasi Pengolahan Air Baku (Water Treatment Plant); 3. Instalasi Pengolahan Air Limbah(Sewage Treatment Plant); 4. Instalasi Gas Pembakaran; 5. Instalasi Gas Medik dan Vakum Medik; 6. Instalasi Boiler; dan 7. Instalasi Pengolahan Sampah Padat (Incinerator). Contoh gambar rencana sanitasi Gambar 4. 10 Rencana Sanitasi
  • 12. I-12 Contoh simbol yang digunakan dalam gambar rencana sanitasi Gambar 4. 11 Contoh Simbol Sanitasi
  • 13. I-13 4.3.1 Plumbing Terdapat 3 sistem/saluran yang dikenal sebagai sistem plumbing 1. sistem/ saluran air bersih a. Saluran Penampungan Air b. Saluran Pemadam Kebakaran 2. sistem/ saluran air kotor a. Saluran pembuang air hujan b. Saluran Kotor WC ke Septictank 3. sistem/ saluran udara atau gas Bahan yang umum digunakan adalah dari besi/baja dengan lapisan galvanis, plastik, pvc, porselin dan dari beton betulang. Bahan harus memenuhi syarat tidak menyerap air, mudah dibersihkan, tidak berkarat atau mudah aus. 1. Instalasi Air bersih : a. Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah plumbing serta diagram isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan. b. Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan). c. Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan setelah pekerjaan plesteran diselesaikan. d. Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran. e. Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan). f. Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran. g. Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter h. Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik, simetris dengan luas keramik. i. Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa : 1) Untuk pipa Gip maximum 10 Bar 2) Untuk pipa PVC maximum 6 Bar
  • 14. I-14 2. Instalasi air Kotor a. Hal yang perlu diketahui : Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangan. b. Hindari /jangan terlalu banyak percabangan. c. Sambungan harus betul-betul rapat. d. Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak kontrol) pada tempat-tempat tertentu. e. Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan. f. Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. (diatas plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan. g. Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan). h. Jika saniter belum ditentukan, dipakai sistem Block Out. i. Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), di mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet, fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan. j. Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air. k. Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak. 3. Saluran Air Hujan. a. Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang. b. Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan mengguna klem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 ". c. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol pada pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang. d. Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya harus benar-benar kuat. 4. Saluran Pipa WC ke Septictank 1) Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya, karena kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor dengan air, kemiringan minimal 2 %.
  • 15. I-15 2) Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D. 3) Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai), karena bila ada penyumbatan susah untuk perbaikannya. Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dibuat clean out dan fan out. Gambar 4. 12 Rencana Instalasi Plumbing Sumber : http://mepcons.blogspot.co.id/2014/03/denah-dan-isometrik-instalasi-pipa-air.html 4.3.2 Sistem Drainase, Septic Tank dan Resapan Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah) dan atau bangunan resapan.
  • 16. I-16 Drainase Sistem drainase pada bangunan gedung diarahkan untuk mengalirkan air buangan yang berasal hujan dan air kotor. Perlengkapan drainase utama pada lingkungan bangunan gedung adalah: a. Instalasi/jaringan air kotor 1. Sistem jaringan-Sistem Terbuka untuk air hujan /saluran yang tidak menimbulkan bau. 2. Sistem Tertutup untuk saluran yang menimbulkan pencemaran / polusi. Dalam pelaksanaannya untuk saluran tertutup dipisah menjadi 2, yaitu: 1. Saluran dari WC >> Septictank >> Peresapan 2. Saluran dari Kamar Mandi/Dapur/Cuci >> Peresapan b. Saluran air hujan 1. Air hujan dari cucuran atap serta ruang terbuka/halamandisalurkan ke saluran kota (jika sudah tersedia) atau dibuatkan peresapan local 2. Saluran dibuat terbuka agar mudah dibersihkan 3. Menggunakan pipa ½ Ø20 cm 4. Sebaiknya dibuatkan peresapan tersendiri sebagai usahakonservasi air tanah 5. Pada bagian yang terkena sirkulasi diberi/ditutup denganpelat beton/kisi-kisi besi beton 6. Pada pertemuan dan belokan diberi bak control Gambar 4. 13 Detail sistem saluran air hujan
  • 17. I-17 Septic Tank Berfungsi sebagai tempat proses pengahancuran disposal padat secara biologis / dibantu bakteri pembusuk. Gambar 4. 14 Skema denah septic tank Gambar 4. 15 Skema potongan septic tank Contoh penentuan dimensi ruang penghancur : − Kebutuhan air/orang/hari = 25 liter − Kotoran hancur dalam waktu = 3 hari
  • 18. I-18 − Tinggi air dalam septic tank (T) = 150 cm =1,5 m − Volume air (V) = 15 x 25 x 3 = 1125 liter = 1,125 m³ − Misal direncanakan panjang ruang (P) = 1 m − Maka lebar ruang (L) = V/T . P = 1,23/1,5 . 1 = 0,75 m Dimensi septic tank dapat mengikuti ukuran berikut:
  • 19. I-19 Peresapan Air Kotor Berfungsi sebagai filter aliran air dari septictank sebelum meresap ke dalam tanah Terdapat 2 model peresapan, yaitu: 1. Model memanjang dipergunakan bila halaman cukup luas / tanah merupakan lapisan pasir 2. Model sumuran dipergunakan pada halaman yang sempit / lapisan tanah bagian atas tidak mudah meresap air Gambar 4. 16 Peresapan Model Memanjang Gambar 4. 17 Peresapan Model Sumuran
  • 20. I-20 RANGKUMAN Proyek gedung merupakan proyek yang terdiri dari beberapa disiplin ilmu terutama struktur, arsitektur, dan mekanikal elektrikal plumbing. Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, komunikasi dan mobilitas dalam bangunan. Dalam pelaksanaannya, sistem utilitas dikenal dengan pekerjaan MEP (mekanikal, elektrikal, dan plumbing). Pekerjaan sanitasi merupakan pekerjaan untuk memelihara kesehatan manusia dan lingkungan. Pekerjaan sanitasi meliputi instalasi plumbing, pengolah limbah, dan drainase (pengaliran limbah). Rancangan instalasi listrik terdiri dari: (1) gambar situasi (2) gambar instalasi (3) gambar diagram garis tunggal (4) gambar detail. Gambar instalasi listrik memegang peranan yang sangat vital dan menentukan dalam suatu perencanaan instalasi, karena hanya dengan bantuan gambar suatu pekerjaan pemasangan instalasi dapat dilaksanakan. DAFTAR PUSTAKA Ariestadi, Dian. Modul PPG 2018. Data Book, 2000. Volume 2, Plumbing System, American Society of Plumbing Engineers. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2003. Instalasi Listrik Dasar. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Noerbambang, S.M. & Morimura,T. 1984. “Pedoman Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing”. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 Standar Nasional Indonesia SNI 04-0225- 2000. SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing SNI 6481-2000, tentang “Sistem Plambing – 2000”. SNI 8153 2015 Sistem Plambing Pada Bangunan Gedung Tamrin, A. G. 2008, Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Jilid 2 untuk SMK, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
  • 21. I-21 William K.Y.Tao, Richard R.Janis, 1997. “Mechanical and Electrical Systems in Buildings”, Prentice Hall.