7
Most read
13
Most read
18
Most read
PATIENT SAFETY DAN PENCEGAHAN INFEKSI
DALAM ASUHAN NEONATUS, BAYI
DAN BALITA
Gita Kostania, S.S.T., M.Kes.
Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Malang
Outline
Sumber Daya Dan Sistem yang dibutuhkan Untuk
Menerapkan Rekomendasi
Strategi Hemat Biaya Untuk Meningkatkan Keamanan Ibu
Dan Perawatan Bayi Baru Lahir
Strategi hemat biaya untuk meningkatkan keamanan ibu dan perawatan bayi baru lahir dapat
dilakukan dengan cara mengembangkan budaya keselamatan pasien
8 (Delapan) Langkah untuk Mengembangkan Budaya Keselamatan Pasien (Hasting G., 2008)
Put the focus back on safety
Encourage open reporting
Make data capture a priority
Think small and make the right thing easy to do
Use systems-wide approaches
Build implementation knowledge
Involve patients in safety efforts
Develop top-class patient safety leaders
Put the focus back on safety
Patient safety harus menjadi prioritas strategis dari rumah sakit
atau unit pelayanan kesehatan lainnya.
Tanggung jawab untuk keselamatan pasien tidak bisa didelegasikan dan setiap staf
memegang peran kunci dalam membangun dan mempertahankan fokus patient safety di
dalam memberikan pelayanan ke pasien.
(kembali fokus ke keselamatan pasien)
Think small and make the right thing easy to do (berpikir mudah dan membuat langkah mudah untuk
peningkatan pelayanan)
Memberikan pelayanan kesehatan yang aman bagi pasien
membutuhkan langkah-langkah yang agak kompleks.
Memecah kompleksitas dan membuat langkah-langkah yang
lebih mudah
Memberikan peningkatan pelayanan yang lebih nyata.
Encourage open reporting
 Mencatat tindakan-tindakan yang membahayakan pasien sama pentingnya
dengan mencatat tindakan-tindakan yang menyelamatkan pasien.
 Diskusi terbuka mengenai insiden-insiden yang terjadi bisa menjadi
pembelajaran bagi semua staf.
(mendorong sistem pelaporan terbuka)
Koordinator patient safety dan manajer RS membuat budaya
yang mendorong pelaporan.
Make data capture a priority
Dibutuhkan sistem pencatatan data yang lebih baik untuk mempelajari dan
mengikuti perkembangan kualitas dari waktu ke waktu.
Misalnya data mortalitas dari tahun ke tahun.
(membuat sistem pencatatan sebagai prioritas)
klinisi dan manajer bisa melihat bagaimana manfaat dari
penerapan patient safety.
Use systems-wide approaches
Keselamatan pasien tidak bisa menjadi tanggung jawab individual. Pengembangan
hanya bisa terjadi jika ada sistem pendukung yang adekuat.
(gunakan pendekatan sistem yang menyeluruh bukan individual)
Staf juga harus dilatih dan didorong untuk melakukan peningkatan
kualitas pelayanan dan keselamatan terhadap pasien.
Pendekatan patient safety diintegrasikan secara utuh kedalam sistem
yang berlaku di RS atau tempat pelayanan kesehatan lainnya.
Build implementation knowledge( mengembangkan sistem berpikir dan implementasi program)
 Staf juga membutuhkan motivasi dan dukungan untuk mengembangkan metodologi, sistem
berfikir, dan implementasi program  Pemimpin sebagai pengarah jalannya program
memegang peranan kunci.
 Di Inggris, pengembangan mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien sudah
dimasukkan ke dalam kurikulum kedokteran dan keperawatan, sehingga diharapkan sesudah
lulus kedua hal ini sudah menjadi bagian dalam budaya kerja.
Keterlibatan pasien dalam pengembangan patient safety terbukti dapat
memberikan pengaruh yang positif. Perannya saat ini mungkin masih kecil,
tetapi akan terus berkembang.
Involve patients in safety efforts(melibatkan pasien dalam usaha keselamatan)
Memasukkan perwakilan masyarakat umum dalam komite keselamatan
pasien  salah satu bentuk kontribusi aktif dari masyarakat (pasien).
Secara sederhana pasien bisa diarahkan untuk menjawab ketiga pertanyaan berikut:
 apa masalahnya?
 Apa yang bisa kubantu?
 Apa yang tidak boleh kukerjakan?
Develop top-class patient safety leaders
 Prioritisasi keselamatan pasien
 pembangunan sistem untuk pengumpulan
data-data berkualitas tinggi
 mendorong budaya tidak saling menyalahkan
 memotivasi staf
 melibatkan pasien dalam lingkungan kerja
(mengembangkan kepemimpinan keselamatan pasien
yang berkualitas)
Diperlukan kepemimpinan yang kuat, tim yang
kompak, serta dedikasi dan komitmen yang
tinggi untuk tercapainya tujuan pengembangan
budaya patient safety.
Dengan kepemimpinan yang baik, masing-masing anggota tim
dengan berbagai peran yang berbeda bisa saling melengkapi
dengan anggota tim lainnya melalui kolaborasi yang erat.
Sumber Daya Dan Sistem yang dibutuhkan Untuk Menerapkan Rekomendasi
Standar Keselamatan Pasien meliputi:
a. hak pasien
b. mendidik pasien dan keluarga
c. keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
d. penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
e. peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. mendidik staf tentang keselamatan pasien
g. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien
dicapai dengan
Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien1
 menciptakan kepemimpinan & budaya yang adil dan terbuka.
Dimasa lalu sangat sering terjadi reaksi pertama terhadap insiden di Fasilitas pelayanan Kesehatan adalah
menyalahkan staf yang terlibat, dan dilakukan tindakan-tindakan hukuman. Hal ini, mengakibatkan staf enggan
melapor bila terjadi insiden.
 Oleh karena itu, diperlukan lingkungan dengan budaya adil dan terbuka sehingga staf berani melapor dan
penanganan insiden dilakukan secara sistematik. Dengan budaya adil dan terbuka, maka pasien, staf dan
Fasilitas Kesehatan akan memperoleh banyak manfaat.
Memimpin dan mendukung staf2
 Membangun budaya keselamatan sangat tergantung kepada kepemimpinan yang kuat dan kemapuan
organisasi mendengarkan pendapat seluruh anggota.
 Membangun komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang keselamatan pasien pada pelayanan kesehatan
Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko3
 Mengembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi & asesmen hal yang
potensial bermasalah
Mengembangkan sistem pelaporan4
 Memastikan staf dapat melaporkan kejadian / insiden karena Sistem pelaporan sangat vital di dalam
pengumpulan informasi sebagai dasar analisa dan penyampaikan rekomendasi.
 Sistem manajemen risiko akan membantu Fasilitas pelayanan Kesehatan mengelola insiden secara efektif dan
mencegah kejadian berulang kembali. Keselamatan pasien adalah komponen kunci dari manajemen risiko, dan
harus di integrasikan dengan keselamatan staf, manajemen komplain, penanganan litigasi dan klaim serta risiko
keuangan dan lingkungan. Sistem manajemen risiko ini harus di dukung oleh strategi manajemen risiko Fasilitas
pelayanan Kesehatan, yang mencakup progam-program asesmen risiko secara pro-aktif dan risk register.
Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien5
 Mengembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien
Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien6
 mendorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian
tersebut timbul
Peran aktif pasien dalam proses asuhannya harus diperkenalkan dan di dorong. Pasien memainkan peranan
kunci dalam membantu penegakan diagnosa yang akurat, dalam memutuskan tindakan pengobatan yang
tepat, dalam memilih fasilitas yang aman dan berpengalaman, dan dalam mengidentifikasi Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD) serta mengambil tindakan yang tepat.
 Sehingga perlu dikembangkan cara-cara berkomunikasi cara terbuka dan mendengarkan pasien.
Jika terjadi insiden keselamatan pasien, isu yang penting bukan siapa yang harus disalahkan tetapi bagaimana dan
mengapa insiden itu terjadi.
 Dorong staf untuk menggunakan analisa akar masalah guna pembelajaran tentang insiden yang terjadi.
Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien7
 Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalahuntuk melakukan perubahan pada sistem
pelayanan
 Salah satu kekurangan Fasilitas pelayanan Kesehatan di masa lalu adalah ketidakmampuan dalam mengenali
bahwa penyebab kegagalan yang terjadi di satu Fasilitas pelayanan Kesehatan bisa menjadi cara untuk
mencegah risiko terjadinya kegagalan di Fasilitas pelayanan Kesehatan yang lain.
 Pembelajaran lewat perubahan-perubahan didalam praktek, proses atau sistem.
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pasal 6 mewajibkan setiap Rumah
Sakit membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TKPRS) yang ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit
sebagai pelaksana kegiatan keselamatan pasien.  TKPRS bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit.
Tugas TPKRS adalah :
1. Mengembangkan program keselamatan pasien RS sesuai dengan kekhususan RS tesebut
2. Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program keselamatan pasien RS
3. Menjalankan peran untuk melakukan motivasi, edukasi, konsultasi, pemantauan (monitoring) dan penilaian
(evaluasi) tentang terapan (implementasi) program keselamatan pasien RS
4. Bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan RSuntuk melakukan pelatihan internal keselamatan pasien RS
5. Melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisa insiden serta mengembangkan solusi untuk pembelajaran;
6. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Kepala RSdalam rangka pengambilan kebijakan Keselamatan Pasien
RS
7. Membuat laporan kegiatan kepada Kepala Rumah Sakit.
PELAPORAN INSIDEN, ANALISIS DAN SOLUSI
 Pelaporan insiden kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit mencakup KTD
(Kejadian Tak Diharapkan), KNC (Kejadian Nyaris Cidera) dan KTC (Kejadian Tidak Cidera),
dilakukan setelah analisis dan mendapatkan rekomendasi dan solusi dari TKPRS.
 Pelaporan tersebut ditujukan untuk menurunkan insiden dan mengoreksi sistem dalam rangka
meningkatkan keselamatan pasien dan tidak untuk menyalahkan orang (non blaming).
TINDAKAN ADMINISTRATIF
Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri Kesehatan, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengambil tindakan administratif kepada Rumah Sakit
yang melanggar kewajiban untuk membentuk TKPRS, menerapkan Standar Keselamatan Pasien,
mengupayakan pemenuhan Sasaran Keselamatan Pasien, dan pelaporan insiden. Berupa:
 Teguran lisan;
 Teguran tertulis;atau
 Penundaan atau penangguhan perpanjangan izin operasional.
Terima Kasih
REFERENCES
Tutiany, Lindawati, dan Paula K. 2017. Manajemen Keselamatan Pasien. Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI, PPSDMK.
Menteri Kesehatan. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/Viii/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta.
Martabat. 2019. 7 Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
www.jamsosindonesia.com, diakses 11-09-2020

More Related Content

PPTX
Patient Safety 1
PPTX
Patient Safety 3
PPTX
Asuhan kebidanan pada kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit,ppt
PPT
Poned dan ponek
PPTX
Teknik komunikasi dalam menyampaikan evidence dengan memperhatikan prinsip wo...
PPTX
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
PPTX
INTRANATAL CARE (INC).pptx
PPTX
SKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALIN
Patient Safety 1
Patient Safety 3
Asuhan kebidanan pada kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit,ppt
Poned dan ponek
Teknik komunikasi dalam menyampaikan evidence dengan memperhatikan prinsip wo...
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
INTRANATAL CARE (INC).pptx
SKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALIN

What's hot (20)

PPTX
Kepemimpinan konsep kebidanan
PDF
Informed Choice dan Informed Consent
PPT
Kie persiapan menjadi orang tua
DOCX
Contoh soal asuhan kebidanan iii
PPT
Dokumentasi asuhan kebidanan
PPTX
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
DOCX
Contoh kasus isu etik
PPTX
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
DOC
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
PPT
02 sistem rujukan maternal & neonatal
PPTX
Pemeriksaan fisik
DOCX
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
PPTX
PSIKOSOSIAL PERSALINAN
PPTX
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
PPT
Adaptasi bbl
PPTX
Cara Menyusui yang Benar
DOCX
Komplikasi persalinan
PDF
Analisis, Planning (Tindakan dan Evaluasi), Dokumentasi dengan SOAP pada Gang...
PPTX
Pembahasan Soal UKOM
PPT
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Kepemimpinan konsep kebidanan
Informed Choice dan Informed Consent
Kie persiapan menjadi orang tua
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Dokumentasi asuhan kebidanan
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
Contoh kasus isu etik
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
02 sistem rujukan maternal & neonatal
Pemeriksaan fisik
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
PSIKOSOSIAL PERSALINAN
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Adaptasi bbl
Cara Menyusui yang Benar
Komplikasi persalinan
Analisis, Planning (Tindakan dan Evaluasi), Dokumentasi dengan SOAP pada Gang...
Pembahasan Soal UKOM
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Ad

Similar to Patient Safety 2 (20)

PDF
2. Pengaruh faktor lingkungan dan manusia pada keselamatan pasien.pdf
PPTX
STANDAR DAN LANGKAH PELAKSANAAN PATIENT SAFETY.pptx
PDF
BAB II.pdf
PPT
PATIENT SAFETY (KESELAMATAN PASIEN RUMAH.ppt
PDF
Patient safety
PPT
materi persentasi Pasien Safety di rumah sakit
PPT
PASIENT_SAFETY.ppt
PPTX
hiperkes.pptx
PPTX
7 PILAR KESELAMATAN PASIEN.pptx
PPT
konsep dan prinsip patient safety.ppt
PDF
KONSEP_KESELAMATAN_PASIEN_NEW.pdf
PPTX
management patient safety power point oke
PPTX
Konsep dasar patient safety
PPT
PELATIHAN PATIENT SAFETY KOMPLIT nop 2022.ppt
PPTX
Ppt pasien safety
PPT
K3 01.ppt
PDF
1. Kebijakan Mutu dan Keselamatan Pasien.pdf
PPTX
Konsep Keselamatan Pasien lafkes survieorp okri
DOC
KAK KESELAMATAN PASIEN.doc
PPT
PASIENT_SAFETY 2.ppt
2. Pengaruh faktor lingkungan dan manusia pada keselamatan pasien.pdf
STANDAR DAN LANGKAH PELAKSANAAN PATIENT SAFETY.pptx
BAB II.pdf
PATIENT SAFETY (KESELAMATAN PASIEN RUMAH.ppt
Patient safety
materi persentasi Pasien Safety di rumah sakit
PASIENT_SAFETY.ppt
hiperkes.pptx
7 PILAR KESELAMATAN PASIEN.pptx
konsep dan prinsip patient safety.ppt
KONSEP_KESELAMATAN_PASIEN_NEW.pdf
management patient safety power point oke
Konsep dasar patient safety
PELATIHAN PATIENT SAFETY KOMPLIT nop 2022.ppt
Ppt pasien safety
K3 01.ppt
1. Kebijakan Mutu dan Keselamatan Pasien.pdf
Konsep Keselamatan Pasien lafkes survieorp okri
KAK KESELAMATAN PASIEN.doc
PASIENT_SAFETY 2.ppt
Ad

More from Gita Kostania (20)

PPT
KOMPILASI PELACAKAN PUBLIKASI ILMIAH.ppt
PDF
Materi Pemeriksaan IVA Test sebagai screening kesehatan
PPTX
Asuhan pada Neonatus, Bayi, dan Anak Balita Normal dan Abnormal
PPTX
Patient Safety 4
PPTX
Sistem Integumen
PPTX
Sel dan Jaringan
PPTX
Dasar Dasar Anatomi
PPTX
Konsep Organisasi dan Sistim Informasi Manajemen Kesehatan
PPTX
Konsep Dasar SIK
PPTX
Sistim Endokrin
PPTX
Skrining Pertumbuhan dan Perkembangan dengan SDIDTK
PPTX
Skrining Perkembangan Anak menggunakan Instrumen DDST
PPTX
Skrining Pertumbuhan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)
PPTX
Pemantauan tumbang dan stimulasi
PPTX
Sistem Urinaria (Sistem Perkemihan)
PPTX
Sistem Digestive (Sistem Pencernaan Manusia)
PPTX
Sistem Respirasi (Sistem Pernafasan Manusia)
PPTX
Sistem Kardiovaskuler (Sistem Peredaran Darah Manusia)
PPTX
Penginderaan (Sistem Indra Manusia)
PPTX
Konsep tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah
KOMPILASI PELACAKAN PUBLIKASI ILMIAH.ppt
Materi Pemeriksaan IVA Test sebagai screening kesehatan
Asuhan pada Neonatus, Bayi, dan Anak Balita Normal dan Abnormal
Patient Safety 4
Sistem Integumen
Sel dan Jaringan
Dasar Dasar Anatomi
Konsep Organisasi dan Sistim Informasi Manajemen Kesehatan
Konsep Dasar SIK
Sistim Endokrin
Skrining Pertumbuhan dan Perkembangan dengan SDIDTK
Skrining Perkembangan Anak menggunakan Instrumen DDST
Skrining Pertumbuhan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)
Pemantauan tumbang dan stimulasi
Sistem Urinaria (Sistem Perkemihan)
Sistem Digestive (Sistem Pencernaan Manusia)
Sistem Respirasi (Sistem Pernafasan Manusia)
Sistem Kardiovaskuler (Sistem Peredaran Darah Manusia)
Penginderaan (Sistem Indra Manusia)
Konsep tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah

Recently uploaded (17)

DOCX
Liturgi pemberkatan nikah di gereja dari awal sampai akhir
PDF
Memahami Malpraktik Medis di Indonesia .
PPTX
Ka Komala- Perawatan Penyakit Khusus(edukasi online).pptx
PPTX
biologi molekuler untuk inflamasi peradangan
PDF
pnpk nyeri, penanganan nyeri pada pasien
PPTX
simulasi TTE Mankris ciloto adustus 2025
PPTX
Layanan dasar ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
PPTX
Kuesioner-PREMS-and-PROMS kepuasan pelayanan
PPTX
biologi molekuler untuk antigenitas imunogen
PPTX
Materi Presentasi Layanan Dasar Usia Sekolah dan Remaja
PPTX
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS (B3) TRIGUNA.pptx
PDF
Materi administrasi kebijakan kesehatan.
PPTX
SOSIALISASI KAWASAN TANPA ROKOK KTR DINDIKBUD.pptx
PPTX
8777952d-95a0-4536-b607-070925cead0a (5).pptx
DOC
04 Formulir OVP Otopsi Verbal Perinatal (revisi 20100524) - Copy_083953.doc
PDF
Buku Penanggulangan Tuberculosis ed 2007.pdf
PPTX
8777952d-95a0-4536-b607-070925cead0a (3).pptx
Liturgi pemberkatan nikah di gereja dari awal sampai akhir
Memahami Malpraktik Medis di Indonesia .
Ka Komala- Perawatan Penyakit Khusus(edukasi online).pptx
biologi molekuler untuk inflamasi peradangan
pnpk nyeri, penanganan nyeri pada pasien
simulasi TTE Mankris ciloto adustus 2025
Layanan dasar ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
Kuesioner-PREMS-and-PROMS kepuasan pelayanan
biologi molekuler untuk antigenitas imunogen
Materi Presentasi Layanan Dasar Usia Sekolah dan Remaja
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS (B3) TRIGUNA.pptx
Materi administrasi kebijakan kesehatan.
SOSIALISASI KAWASAN TANPA ROKOK KTR DINDIKBUD.pptx
8777952d-95a0-4536-b607-070925cead0a (5).pptx
04 Formulir OVP Otopsi Verbal Perinatal (revisi 20100524) - Copy_083953.doc
Buku Penanggulangan Tuberculosis ed 2007.pdf
8777952d-95a0-4536-b607-070925cead0a (3).pptx

Patient Safety 2

  • 1. PATIENT SAFETY DAN PENCEGAHAN INFEKSI DALAM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA Gita Kostania, S.S.T., M.Kes. Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang
  • 2. Outline Sumber Daya Dan Sistem yang dibutuhkan Untuk Menerapkan Rekomendasi Strategi Hemat Biaya Untuk Meningkatkan Keamanan Ibu Dan Perawatan Bayi Baru Lahir
  • 3. Strategi hemat biaya untuk meningkatkan keamanan ibu dan perawatan bayi baru lahir dapat dilakukan dengan cara mengembangkan budaya keselamatan pasien 8 (Delapan) Langkah untuk Mengembangkan Budaya Keselamatan Pasien (Hasting G., 2008) Put the focus back on safety Encourage open reporting Make data capture a priority Think small and make the right thing easy to do Use systems-wide approaches Build implementation knowledge Involve patients in safety efforts Develop top-class patient safety leaders
  • 4. Put the focus back on safety Patient safety harus menjadi prioritas strategis dari rumah sakit atau unit pelayanan kesehatan lainnya. Tanggung jawab untuk keselamatan pasien tidak bisa didelegasikan dan setiap staf memegang peran kunci dalam membangun dan mempertahankan fokus patient safety di dalam memberikan pelayanan ke pasien. (kembali fokus ke keselamatan pasien)
  • 5. Think small and make the right thing easy to do (berpikir mudah dan membuat langkah mudah untuk peningkatan pelayanan) Memberikan pelayanan kesehatan yang aman bagi pasien membutuhkan langkah-langkah yang agak kompleks. Memecah kompleksitas dan membuat langkah-langkah yang lebih mudah Memberikan peningkatan pelayanan yang lebih nyata.
  • 6. Encourage open reporting  Mencatat tindakan-tindakan yang membahayakan pasien sama pentingnya dengan mencatat tindakan-tindakan yang menyelamatkan pasien.  Diskusi terbuka mengenai insiden-insiden yang terjadi bisa menjadi pembelajaran bagi semua staf. (mendorong sistem pelaporan terbuka) Koordinator patient safety dan manajer RS membuat budaya yang mendorong pelaporan.
  • 7. Make data capture a priority Dibutuhkan sistem pencatatan data yang lebih baik untuk mempelajari dan mengikuti perkembangan kualitas dari waktu ke waktu. Misalnya data mortalitas dari tahun ke tahun. (membuat sistem pencatatan sebagai prioritas) klinisi dan manajer bisa melihat bagaimana manfaat dari penerapan patient safety.
  • 8. Use systems-wide approaches Keselamatan pasien tidak bisa menjadi tanggung jawab individual. Pengembangan hanya bisa terjadi jika ada sistem pendukung yang adekuat. (gunakan pendekatan sistem yang menyeluruh bukan individual) Staf juga harus dilatih dan didorong untuk melakukan peningkatan kualitas pelayanan dan keselamatan terhadap pasien. Pendekatan patient safety diintegrasikan secara utuh kedalam sistem yang berlaku di RS atau tempat pelayanan kesehatan lainnya.
  • 9. Build implementation knowledge( mengembangkan sistem berpikir dan implementasi program)  Staf juga membutuhkan motivasi dan dukungan untuk mengembangkan metodologi, sistem berfikir, dan implementasi program  Pemimpin sebagai pengarah jalannya program memegang peranan kunci.  Di Inggris, pengembangan mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien sudah dimasukkan ke dalam kurikulum kedokteran dan keperawatan, sehingga diharapkan sesudah lulus kedua hal ini sudah menjadi bagian dalam budaya kerja.
  • 10. Keterlibatan pasien dalam pengembangan patient safety terbukti dapat memberikan pengaruh yang positif. Perannya saat ini mungkin masih kecil, tetapi akan terus berkembang. Involve patients in safety efforts(melibatkan pasien dalam usaha keselamatan) Memasukkan perwakilan masyarakat umum dalam komite keselamatan pasien  salah satu bentuk kontribusi aktif dari masyarakat (pasien). Secara sederhana pasien bisa diarahkan untuk menjawab ketiga pertanyaan berikut:  apa masalahnya?  Apa yang bisa kubantu?  Apa yang tidak boleh kukerjakan?
  • 11. Develop top-class patient safety leaders  Prioritisasi keselamatan pasien  pembangunan sistem untuk pengumpulan data-data berkualitas tinggi  mendorong budaya tidak saling menyalahkan  memotivasi staf  melibatkan pasien dalam lingkungan kerja (mengembangkan kepemimpinan keselamatan pasien yang berkualitas) Diperlukan kepemimpinan yang kuat, tim yang kompak, serta dedikasi dan komitmen yang tinggi untuk tercapainya tujuan pengembangan budaya patient safety. Dengan kepemimpinan yang baik, masing-masing anggota tim dengan berbagai peran yang berbeda bisa saling melengkapi dengan anggota tim lainnya melalui kolaborasi yang erat.
  • 12. Sumber Daya Dan Sistem yang dibutuhkan Untuk Menerapkan Rekomendasi Standar Keselamatan Pasien meliputi: a. hak pasien b. mendidik pasien dan keluarga c. keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan d. penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien e. peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien f. mendidik staf tentang keselamatan pasien g. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien dicapai dengan
  • 13. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien1  menciptakan kepemimpinan & budaya yang adil dan terbuka. Dimasa lalu sangat sering terjadi reaksi pertama terhadap insiden di Fasilitas pelayanan Kesehatan adalah menyalahkan staf yang terlibat, dan dilakukan tindakan-tindakan hukuman. Hal ini, mengakibatkan staf enggan melapor bila terjadi insiden.  Oleh karena itu, diperlukan lingkungan dengan budaya adil dan terbuka sehingga staf berani melapor dan penanganan insiden dilakukan secara sistematik. Dengan budaya adil dan terbuka, maka pasien, staf dan Fasilitas Kesehatan akan memperoleh banyak manfaat. Memimpin dan mendukung staf2  Membangun budaya keselamatan sangat tergantung kepada kepemimpinan yang kuat dan kemapuan organisasi mendengarkan pendapat seluruh anggota.  Membangun komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang keselamatan pasien pada pelayanan kesehatan
  • 14. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko3  Mengembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial bermasalah Mengembangkan sistem pelaporan4  Memastikan staf dapat melaporkan kejadian / insiden karena Sistem pelaporan sangat vital di dalam pengumpulan informasi sebagai dasar analisa dan penyampaikan rekomendasi.  Sistem manajemen risiko akan membantu Fasilitas pelayanan Kesehatan mengelola insiden secara efektif dan mencegah kejadian berulang kembali. Keselamatan pasien adalah komponen kunci dari manajemen risiko, dan harus di integrasikan dengan keselamatan staf, manajemen komplain, penanganan litigasi dan klaim serta risiko keuangan dan lingkungan. Sistem manajemen risiko ini harus di dukung oleh strategi manajemen risiko Fasilitas pelayanan Kesehatan, yang mencakup progam-program asesmen risiko secara pro-aktif dan risk register.
  • 15. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien5  Mengembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien6  mendorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian tersebut timbul Peran aktif pasien dalam proses asuhannya harus diperkenalkan dan di dorong. Pasien memainkan peranan kunci dalam membantu penegakan diagnosa yang akurat, dalam memutuskan tindakan pengobatan yang tepat, dalam memilih fasilitas yang aman dan berpengalaman, dan dalam mengidentifikasi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) serta mengambil tindakan yang tepat.  Sehingga perlu dikembangkan cara-cara berkomunikasi cara terbuka dan mendengarkan pasien. Jika terjadi insiden keselamatan pasien, isu yang penting bukan siapa yang harus disalahkan tetapi bagaimana dan mengapa insiden itu terjadi.  Dorong staf untuk menggunakan analisa akar masalah guna pembelajaran tentang insiden yang terjadi.
  • 16. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien7  Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalahuntuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan  Salah satu kekurangan Fasilitas pelayanan Kesehatan di masa lalu adalah ketidakmampuan dalam mengenali bahwa penyebab kegagalan yang terjadi di satu Fasilitas pelayanan Kesehatan bisa menjadi cara untuk mencegah risiko terjadinya kegagalan di Fasilitas pelayanan Kesehatan yang lain.  Pembelajaran lewat perubahan-perubahan didalam praktek, proses atau sistem.
  • 17. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pasal 6 mewajibkan setiap Rumah Sakit membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TKPRS) yang ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit sebagai pelaksana kegiatan keselamatan pasien.  TKPRS bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit. Tugas TPKRS adalah : 1. Mengembangkan program keselamatan pasien RS sesuai dengan kekhususan RS tesebut 2. Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program keselamatan pasien RS 3. Menjalankan peran untuk melakukan motivasi, edukasi, konsultasi, pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluasi) tentang terapan (implementasi) program keselamatan pasien RS 4. Bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan RSuntuk melakukan pelatihan internal keselamatan pasien RS 5. Melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisa insiden serta mengembangkan solusi untuk pembelajaran; 6. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Kepala RSdalam rangka pengambilan kebijakan Keselamatan Pasien RS 7. Membuat laporan kegiatan kepada Kepala Rumah Sakit.
  • 18. PELAPORAN INSIDEN, ANALISIS DAN SOLUSI  Pelaporan insiden kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit mencakup KTD (Kejadian Tak Diharapkan), KNC (Kejadian Nyaris Cidera) dan KTC (Kejadian Tidak Cidera), dilakukan setelah analisis dan mendapatkan rekomendasi dan solusi dari TKPRS.  Pelaporan tersebut ditujukan untuk menurunkan insiden dan mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien dan tidak untuk menyalahkan orang (non blaming).
  • 19. TINDAKAN ADMINISTRATIF Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri Kesehatan, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengambil tindakan administratif kepada Rumah Sakit yang melanggar kewajiban untuk membentuk TKPRS, menerapkan Standar Keselamatan Pasien, mengupayakan pemenuhan Sasaran Keselamatan Pasien, dan pelaporan insiden. Berupa:  Teguran lisan;  Teguran tertulis;atau  Penundaan atau penangguhan perpanjangan izin operasional.
  • 21. REFERENCES Tutiany, Lindawati, dan Paula K. 2017. Manajemen Keselamatan Pasien. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, PPSDMK. Menteri Kesehatan. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/Menkes/Per/Viii/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta. Martabat. 2019. 7 Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit. www.jamsosindonesia.com, diakses 11-09-2020

Editor's Notes

  • #14: Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden, Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaantindakan / solusi yg tepat Ada ”penggerak” dalam tim untuk memimpin Gerakan KP, Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP, Tumbuhkan sikap kesatria yg menghargai pelaporan insiden
  • #15: 3. diskusi isu KP dalam forum2, untuk umpan balik kepada mjmn terkait, Penilaian risiko pada individu pasien, Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap risiko, &langkah memperkecil risiko tsb 4. Dorong anggota untuk melapor setiap insiden & insiden yg telahdicegah tetapi tetap terjadi juga, sebagai bahan pelajaran ygpenting.
  • #16: 5. Hargai & dukung keterlibatan pasien & kel. bila telah terjadi insiden, Prioritaskan pemberitahuan kpd pasien & kel. bila terjadi insiden, Segera setelah kejadian, tunjukkan empati kpd pasien & keluarga 6. Diskusikan dalam tim pengalaman dari hasil analisis insiden, Identifikasi bagian lain yg mungkin terkena dampak & bagipengalaman tsb
  • #17: 7. Kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman, Telaah perubahan yg dibuat tim & pastikan pelaksanaannya, Umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yg dilaporkan