3
Most read
4
Most read
11
Most read
1 
MAKALAH 
PELAYANAN KESEHATAN PADA KONDISI BENCANA 
MATA KULIAH TANGGAP DARURAT BENCANA 
KELOMPOK 6 
KELAS E 2012 
1. Virnanda Adani 25010112110304 
2. Nurul Fitria 25010112130305 
3. Awanis Farisa S. 25010112140306 
4. Dhenok Citra P. 25010112130307 
5. Rohmah Kusuma P. 25010112130308 
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 
UNIVERSITAS DIPONEGORO 
2014
2 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Bencana adalah suatu keadaan yang timbul akibat ulah manusia yang 
mengakibatkan kerugian yang sangat besar seperti penyakit, kerusakan lingkungan 
bahkan kematian. Pada saat terjadi bencana pemerintah dan banyak pihak lainnya 
telah berupaya untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana 
tersebut, seperti evakuasi korban bencana, penyelamatan harta benda, dsb. Oleh 
karena itu Standart Minimum Respons Bencana diluncurkan pada tahun 1997 oleh 
tak kurang dari 400 organisasi Non Pemerintah yang bergerak dalam bidang 
kemanusiaan dan gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah International untuk 
menanggulangi bencana secara lebih spesifik baik kebutuhan korban hingga hak-hak 
dasar korban bencana. Standart tersebut mencangkup 7 sektor kunci yaitu; sanitasi 
dan air bersih, ketahanan pangan, gizi, bantuan pangan, hunian dan penampungan, 
barang non pangan dan pelayanan kesehatan. Ada 5 pelayanan kesehatan di 
Indonesia yaitu 1) pelayanan kesehatan promotif yang lebih mengutamakan kegiatan 
yang bersifat promosi kesehatan seperti cuci tangan menggunakan sabun sebelum 
makan, 2) pelayanan kesehatan preventif yang mengupayakan masyarakat agar 
tidak terkena suatu penyakit, 3) pelayanan kesehatan kuratif yang ditujukan untuk 
pengobatan penderita yang sakit, 4) pelayanan kesehatan rehabilitatif yang bertujuan 
untuk mengembalikan bekas penderita kepada masyarakat sehingga dapat bekerja 
lagi secara optimal dan yang terakhir, 5) pelayanan kesehatan tradisional yang 
mengacu pada pengobatan alamiah yang telah diracik secara turun temurun. Namun, 
pelayanan kesehatan yang biasanya digunakan untuk korban bencana adalah 
pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif. 
1.2 Rumusan Masalah 
1. Mengapa upaya kesehatan penting diberikan pada saat bencana? 
2. Apa saja standar-standar minimum layanan kesehatan? 
1.3 Manfaat 
1. Mengetahui pentingnya upaya kesehatan dalam bencana. 
2. Mengetahui macam-macam standar minimum layanan kesehatan.
3 
BAB II 
ISI 
2.1. Pentingnya Upaya Kesehatan dalam Bencana 
Akses pada pelayanan kesehatan adalah penentu kritis keberlangsungan hidup 
pada tahap awal tanggap darurat. Bencana hampir selalu membawa dampak besar 
pada kesehatan masyarakat dan kesejahteraan penduduk yang terkena bencana. 
Dampak terhadap kesehatan masyarakat dapat bersifat langsung (misalnya kematian 
akibat kekerasan atau cedera) atau tidak langsung (misalnya meningkatnya penyakit 
infeksi dan/atau kurang gizi). Dampak kesehatan tidak langsung ini biasanya 
berkaitan dengan faktor-faktor misalnya ketidakcukupan jumlah dan kualitas air, 
rusaknya jamban, gangguan atau berkurangnya akses pada layanan kesehatan dan 
memburuknya ketahanan pangan. Ketiadaan keamanan, hambatan perpindahan, 
pengungsian penduduk, dan memburuknya kondisi kehidupan (hunian yang penuh 
sesak dan tidak memadai) juga dapat memunculkan ancaman kesehatan 
masyarakat. Perubahan iklim berpotensi meningkatkan kerentanan dan risiko (The 
Sphere Project, 2012). 
Sasaran utama aksi kemanusiaan terhadap krisis kemanusiaan adalah untuk 
mencegah dan mengurangi kematian dan kesakitan yang berlebihan. Tujuan utama 
adalah angka kematian kasar (AKK/CMR) dan tingkat kematian balita (U5MR) tetap, 
atau berkurang, kurang dari dua kali dari angka kematian kasar dan kematian balita 
dasar yang terdokumentasi sebelum bencana (lihat tabel rujukan data kematian 
dasar wilayah). Perbedaan jenis bencana berkaitan dengan perbedaan skala dan 
pola kematian dan kesakitan (lihat tabel mengenai dampak kesehatan masyarakat 
pada bencana tertentu), dan kebutuhan kesehatan penduduk terkena bencana akan 
beragam sesuai jenis dan besarnya bencana (The Sphere Project, 2012). 
Dampak kesehatan masyarakat pada bencana tertentu 
Catatan: Pada jenis bencana yang sama, pola kesakitan dan kematian dapatberbeda 
dari satu konteks ke konteks yang lain. 
Dampak 
Bencana 
Kompleks 
Gempa 
Angin Ribut 
(tanpa banjir) 
Banjir 
Banjir 
Bandang/ 
Tsunami 
Kematian Banyak Banyak Sedikit Sedikit Banyak 
Cedera berat Beragam Banyak Sedang Sedikit Sedikit 
Risiko penyakit Tinggi Beragam Kecil Beragam Beragam
4 
menular 
meningkat 
Kerawanan 
pangan 
Biasa Jarang Jarang Beragam Biasa 
Perpindahan 
penduduk 
besar-besaran 
Biasa Jarang Jarang Biasa Beragam 
* tergantung perpindahan setelah bencana dan kondisi hidup penduduk. 
Sumber: Adaptasi dari Pan American Health Organization, 1981 
2.2. Standar-Standar Minimum 
1. Sistem kesehatan 
Organisasi Kesehatan Sedunia (World Health Organization/WHO) 
mendefinisikan sistem kesehatan: “semua organisasi, lembaga, dan 
sumbersumber yang diperuntukkan untuk membuat upaya kesehatan”. Definisi 
ini meliputi seluruh pelaku yang terlibat dalam pemberian, pendanaan, dan 
pengelolaan layanan kesehatan, usaha untuk memengaruhi faktor penentu 
kesehatan dan juga memberikan layanan kesehatan langsung, dan meliputi 
semua tingkatan: pusat, provinsi, kabupaten, masyarakat, dan rumah tangga 
(The Sphere Project, 2012). 
Standar Sistem Kesehatan 1: Penyampaian Layanan Kesehatan 
Orang mempunyai akses setara pada layanan kesehatan yang tepat, aman, 
dan bermutu yang terstandardisasi dan mengikuti protokol dan panduan yang 
tersedia. 
 Memberi layanan kesehatan pada tingkat layanan kesehatan yang tepat. 
Tingkat layanan termasuk tingkat rumah tangga, komunitas, klinik, pos 
kesehatan, pusat kesehatan, dan rumah sakit. 
 Melakukan adaptasi atau membuat protokol penanganan kasus yang 
terstandardisasi untuk penyakit-penyakit yang paling sering, menimbang 
standar dan panduan nasional. 
 Membangun atau menguatkan sistem rujukan terstandardisasi dan 
menjamin agar semua lembaga menggunakannya. 
 Membangun atau menguatkan sistem triase pada semua fasilitas kesehatan 
untuk menjamin agar semua orang dengan tanda-tanda kedaruratan 
mendapatkan penanganan segera.
 Memulai pendidikan dan penyuluhan kesehatan di tingkat komunitas dan 
5 
pusat kesehatan. 
 Mengembangkan dan mengikuti panduan penggunaan pasokan dan produk 
darah yang aman dan rasional. 
 Memastikan layanan laboratorium tersedia dan digunakan sesuai indikasi. 
 Menghindari pembangunan layanan kesehatan alternatif atau paralel, 
termasuk klinik keliling dan rumah sakit lapangan. 
 Merancang layanan kesehatan yang memastikan hak pribadi pasien, 
kerahasiaan dan isi informasi. 
 Melaksanakan prosedur pengelolaan sampah yang tepat, langkah 
pengamatan dan metode pengendalian infeksi di sarana. 
 Pemakaman jenazah dengan cara yang bermartabat, tepat secara budaya 
dan berdasarkan praktik kesehatan masyarakat yang baik. 
Standar Sistem Kesehatan 2: Sumber Daya Manusia 
Layanan kesehatan diberikan oleh angkatan kerja yang terlatih dan 
kompeten dan mempunyai gabungan pengetahuan dan keterampilan yang 
memenuhi kebutuhan kesehatan penduduk. 
 Mengulas tingkat kepegawaian dan kemampuan sebagai suatu komponen 
dasar pengkajian data dasar kesehatan. 
 Menangani ketidakseimbangan jumlah pekerja, gabungan keterampilan dan 
gender dan/atau perbandingan etnis bila memungkinkan. 
 Mendukung tenaga kesehatan setempat dan melakukan kerja sama 
sepenuhnya dalam layanan kesehatan dengan menimbang keahlian yang 
tersedia. 
 Memastikan petugas pelengkap yang memadai untuk mendukung fungsi 
setiap sarana kesehatan. 
 Melatih pekerja klinik untuk menggunakan protokol dan panduan klinis. 
 Memberi dukungan pengawasan dan memberikan masukan kepada pekerja 
secara teratur untuk memastikan pemenuhan standar dan panduan. 
 Membakukan program pelatihan dan membuat prioritas sesuai kebutuhan 
kesehatan utama dan kesenjangan kompetensi. 
 Memastikan imbal jasa yang adil dan dapat diandalkan untuk semua pekerja 
kesehatan, disepakati oleh semua lembaga dan bekerja sama dengan pihak 
berwewenang bidang kesehatan di tingkat nasional. 
 Memastikan lingkungan kerja yang aman, termasuk kebersihan dasar dan 
perlindungan semua pekerja kesehatan.
6 
Standar Sistem Kesehatan 3: Pasokan Obat dan Alat Kesehatan 
Orang mempunyai akses pada pasokan obat utama dan alat kesehatan. 
 Mengulas daftar obat-obat utama negara terkena bencana pada awal 
tanggap darurat untuk menentukan ketepatannya. 
 Mengadakan dan menetapkan daftar obat dasar dan peralatan kesehatan 
baku yang cocok dengan kebutuhan kesehatan dan tingkat keahlian pekerja 
kesehatan. 
 Mengadakan atau melakukan adaptasi sistem pengelolaan obat yang tepat 
 Memastikan obat-obatan utama untuk pengobatan penyakit umum tersedia. 
 Menerima bantuan obat hanya jika mereka mengikuti panduan internasional 
yang dikenal. 
 Tidak menggunakan bantuan obat yang tidak mengikuti panduan ini dan 
memusnahkan obat tersebut secara aman. 
Standar Sistem Kesehatan 4: Pendanaan Kesehatan 
Orang mempunyai akses layanan kesehatan gratis pada saat bencana. 
 Melakukan identifikasi dan menggalang sumber dana untuk memberikan 
layanan kesehatan gratis pada penduduk yang terkena bencana selama 
bencana. 
 Bila ongkos pengguna ditagihkan melalui sistem pemerintah, perlu diatur 
penghapusannya atau penundaan sementara pada saat bencana. 
 Memberi dukungan keuangan dan teknis pada sistem kesehatan untuk 
memenuhi kesenjangan keuangan yang tercipta oleh penghapusan dan/atau 
penundaan tagihan dengan peningkatan permintaan layanan kesehatan. 
Standar Sistem Kesehatan 5: Pengelolaan Informasi Kesehatan 
Rancangan dan pelayanan kesehatan berdasarkan pengumpulan, analisis, 
interpretasi, dan penggunaan data kesehatan masyarakat yang sesuai. 
 Menentukan penggunaan sistem informasi kesehatan yang ada, adaptasi 
atau menggunakan sistem informasi kesehatan alternatif. 
 Bila sesuai, lakukan pengkajian dan survei untuk mengumpulkan informasi 
yang tidak tersedia dari sistem informasi kesehatan yang kritis untuk 
menentukan prioritas layanan kesehatan. 
 Mengembangkan dan/atau menggunakan definisi kasus standar untuk 
semua penyakit dan kondisi kesehatan yang terstandarisasi dan 
memastikan penggunaannya oleh semua lembaga. 
 Merancang sistem pengawasan dan peringatan dini untuk mendeteksi 
kejadian luar biasa sebagai suatu komponen sistem informasi kesehatan
dan membangun berdasarkan sistem informasi kesehatan yang ada apabila 
memungkinkan. 
 Mengidentifikasi dan melaporkan penyakit dan kondisi kesehatan prioritas 
7 
melalui sistem informasi kesehatan. 
 Semua lembaga tanggap darurat menyepakati penggunaan suatu data 
umum, misalnya penduduk. 
 Sarana kesehatan dan lembaga menyerahkan data pengawasan dan sistem 
informasi kesehatan kepada lembaga yang pemimpin sektor kesehatan 
secara teratur. Frekuensi laporan ini beragam sesuai konteks dan jenis data, 
misalnya harian, mingguan, bulanan. 
 Menggunakan data tambahan secara konsisten dari sumber lain, misalnya 
survei, interpretasi data pengawasan dan memandu pengambil keputusan. 
 Melakukan pencegahan memadai untuk melindungi data untuk menjamin 
hak dan keamanan perorangan dan atau penduduk. 
Standar Sistem Kesehatan 6: Kepemimpinan dan Koordinasi 
Orang mempunyai akses layanan kesehatan yang terkoordinasi antar 
lembaga dan sektor untuk mencapai dampak tindakan umum. Bila 
memungkinkan, harus dipastikan wakil kementerian kesehatan memimpin atau 
setidaknya terlibat langsung dalam koordinasi sektorkesehatan. 
 Bila kementerian kesehatan tidak mempunyai kemampuan yang dipercaya 
atau keinginan untuk memimpin tanggap darurat, suatu lembaga alternatif 
dengan kemampuan tertentu harus diidentifikasi untuk memimpin koordinasi 
sektor kesehatan. 
 Pertemuan koordinasi kesehatan diadakan secara teratur untuk mitra 
setempat dan luar di tingkat nasional, provinsi, dan lapangan dalam sektor 
kesehatan, dan antara sektor kesehatan dan sektor lainnya serta kelompok 
dengan lintas isu yang tepat. 
 Klarifikasi dan rekam tanggung jawab dan kemampuan khusus setiap 
lembaga kesehatan untuk memastikan cakupan penduduk yang memadai. 
 Kelompok kerja dibentuk dalam mekanisme koordinasi kesehatan bilamana 
suatu situasi khusus membutuhkannya (misalnya kesiapsiagaan kejadian 
luar biasa dan tanggap darurat, kesehatan reproduksi). 
 Menerbitkan dan menyebarkan buletin sektor kesehatan terbaru. 
2. Layanan Kesehatan Dasar 
Layanan kesehatan dasar adalah layanan kesehatan pencegahan dan 
kuratif yang tepat memenuhi kebutuhan kesehatan penduduk yang terkena
bencana. Ini termasuk intervensi yang sangat tepat mencegah dan mengurangi 
kesakitan dan kematian yang berlebihan akibat penyakit menular dan tidak 
menular, konsekuensi peristiwa konflik dan korban massal. Selama bencana, 
tingkat kematian dapat menjadi sangat tinggi dan identifikasi penyebab utama 
kesakitan dan kematian penting untuk merancang layanan kesehatan dasar yang 
tepat (The Sphere Project, 2012).. 
Bagian bab kesehatan ini membuat kategori standar layanan kesehatan 
utama dalam enam bagian: pengendalian penyakit menular; kesehatan anak; 
kesehatan seksual dan reproduksi; cedera; kesehatan jiwa; dan penyakit tidak 
menular (The Sphere Project, 2012).. 
8 
Aksi kunci 
 Mengumpulkan dan melakukan analisis data masalah dan risiko kesehatan 
dengan tujuan menyasar penyebab utama kematian dan kesakitan 
berlebihan berkoordinasi dengan pihak berwenang dalam kesehatan 
setempat. 
 Melakukan identifikasi orang yang rentan (misalnya perempuan, anak, lanjut 
usia, orang berkebutuhan khusus, dan lain-lain) yang mungkin berisiko. 
 Membuat prioritas dan melaksanakan pelayanan kesehatan yang tepat, 
dapat dilaksanakan dan tepat untuk mengurangi kesakitan dan kematian, 
berkoordinasi dengan pihak berwenang sektor kesehatan. 
 Mengidentifikasi hambatan akses ke layanan kesehatan prioritas dan 
memberi pemecahan penanganan praktis. 
 Melaksanakan layanan kesehatan dasar dengan berkoordinasi dengan 
sektor lain dan/atau kluster dan tema lintas sektor. 
Standar Layanan Kesehatan Dasar 1: Memprioritaskan Layanan Kesehatan 
Orang mempunyai akses pada layanan kesehatan yang diprioritaskan untuk 
menangani penyebab utama kematian dan kesakitan yang berlebihan. 
 Mengumpulkan dan melakukan analisis data masalah dan risiko kesehatan 
dengan tujuan menyasar penyebab utama kematian dan kesakitan 
berlebihan berkoordinasi dengan pihak berwenang dalam kesehatan 
setempat. 
 Melakukan identifikasi orang yang rentan (misalnya perempuan, anak, lanjut 
usia, orang berkebutuhan khusus, dan lain-lain) yang mungkin berisiko. 
 Membuat prioritas dan melaksanakan pelayanan kesehatan yang tepat, 
dapat dilaksanakan dan tepat untuk mengurangi kesakitan dan kematian, 
berkoordinasi dengan pihak berwenang sektor kesehatan setempat.
 Mengidentifikasi hambatan akses ke layanan kesehatan prioritas dan 
9 
memberi pemecahan penanganan praktis. 
 Melaksanakan layanan kesehatan dasar dengan berkoordinasi dengan 
sektor lain dan/atau kluster dan tema lintas sektor. 
2.1. Layanan Kesehatan Dasar – Pengendalian Penyakit Menular 
Standar Layanan Kesehatan Dasar – Pengendalian Penyakit Menular 1: 
Pencegahan Penyakit Menular 
Orang mempunyai akses terhadap informasi dan layanan yang 
dirancang untuk mencegah penyakit menular yang berkontribusi terhadap 
kesakitan dan kematian berlebihan. 
Standar Layanan Kesehatan Dasar – Pengendalian Penyakit Menular 2: 
Diagnosis dan Pengelolaan Kasus Penyakit Menular 
Orang mempunyai akses diagnosis dan pengobatan yang tepat 
terhadap penyakit-penyakit infeksi yang mencegah kesakitan dan kematian 
yang berlebihan secara bermakna 
Standar Layanan Kesehatan Dasar – Pengendalian Penyakit Menular 3: 
Deteksi dan Respons Kejadian Luar Biasa 
Kejadian luar biasa yang ada, dideteksi, diinvestigasi, dan dikendalikan 
dengan cara dan waktu yang tepat. 
2.2. Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Anak 
Standar Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Anak 1: Pencegahan 
melalui imunisasi penyakit-penyakit yang dapat dicegah 
Anak berusia 6 bulan sampai 15 tahun mendapat kekebalan terhadap 
campak dan mempunyai akses layanan program imunisasi dalam situasi 
yang distabilkan. 
Standar Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Anak 2: Tata Laksana 
Bayi Baru Lahir dan Penyakit Anak 
Anak mempunyai akses pada layanan kesehatan prioritas yang 
dirancang untuk menangani penyebab utama kesakitan dan kematian anak 
baru lahir. 
2.3. Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Seksual dan Reproduksi 
Standar Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Seksual dan 
Reproduksi 1: Kesehatan Reproduksi
Setiap orang mempunyai akses layanan kesehatan reproduksi prioritas 
– Paket Layanan Awal Minimum (Minimum Initial Service Package/MISP) 
pada saat kejadian kedaruratan dan layanan kesehatan reproduksi 
menyeluruh pada saat situasi stabil. 
Standar Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Seksual dan 
Reproduksi 2: HIV dan AIDS 
Orang mempunyai akses terhadap perangkat minimum pencegahan, 
pengobatan, perawatan, dan layanan pendukung HIV selama masa darurat. 
10 
2.4. Layanan Kesehatan Dasar – Cedera 
Standar Layanan Kesehatan Dasar – Cedera 1: Perawatan Cedera 
Setiap orang mempunyai akses perawatan cedera yang tepat selama 
bencana untuk mencegah kesakitan, kematian, dan kecacatan. 
2.5. Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Jiwa 
Standar Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Jiwa 1: Kesehatan Jiwa 
Setiap orang mempunyai akses pada layanan kesehatan yang 
mencegah dan mengurangi masalah kesehatan jiwa dan gangguan fungsi 
terkait. 
2.6. Layanan Kesehatan Dasar – Penyakit Tidak Menular 
Standar Layanan Kesehatan Dasar – Penyakit Tidak Menular 1: 
Penyakit Tidak Menular 
Setiap orang mempunyai akses penanganan dasar untuk mengurangi 
kesakitan dan kematian berkaitan dengan komplikasi akut atau 
memburuknya kondisi penyakit kronis.
11 
BAB III 
PENUTUP 
3.1. Simpulan 
Akses pada pelayanan kesehatan adalah penentu kritis keberlangsungan hidup 
pada tahap awal tanggap darurat. Hal ini terjadi akibat bencana hampir selalu 
membawa dampak besar pada kesehatan masyarakat dan kesejahteraan penduduk 
yang terkena bencana. Tujuan utamanya adalah angka kematian kasar (AKK/CMR) 
dan tingkat kematian balita (U5MR) tetap, atau berkurang, kurang dari dua kali dari 
angka kematian kasar dan kematian balita dasar yang terdokumentasi sebelum 
bencana. Standar minimum yang harus dimiliki dalam pelayanan kesehatan adalah 
sistem kesehatan dan layanan kesehatan dasar. Menurut Organisasi Kesehatan 
Sedunia (World Health Organization/WHO) mendefinisikan sistem kesehatan: 
“semua organisasi, lembaga, dan sumbersumber yang diperuntukkan untuk 
membuat upaya kesehatan”. Sedangkan layanan kesehatan dasar adalah layanan 
kesehatan pencegahan dan kuratif yang tepat memenuhi kebutuhan kesehatan 
penduduk yang terkena bencana. 
3.2. Saran 
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan 
derajat kesehatan. Buruknya pelayanan kesehatan di Indonesia harus menjadi 
pelajaran bagi semua pihak untuk memperbaiki kondisi tersebut. Seperti, akses 
pelayanan kesehatan yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan karena baik 
buruknya akses pelayanan kesehatan sangat berpengaruh terhadap 
keberlangsungan hidup pada tahap awal tanggap darurat. Serta pentingnya 
kesadaran dari masyarakat untuk mengubah pola hidup sehat, dan pentingnya 
peranan dokter sebagai ahli kesehatan dalam menangani pasiennya.
12 
DAFTAR PUSTAKA 
The Sphere Project. 2012. Proyek Sphere: Piagam Kemanusiaan dan Standar Minimum 
dalam Respons Kemanusiaan. Terjemahan Atik Ambarwati dkk. Jakarta: 
Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI).

More Related Content

PDF
Leukimia Kanker yang Menyerang Sel Darah
PPTX
Penyuluhan Narkoba bagi Pelajar SMA
DOCX
ANJAB INFORMASI JABATAN Perawat mahir novia.docx
DOCX
Sop pelayanan kegawat daruratan copy
PPTX
Hipertensi pada lansia
PPT
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)
PPTX
Artificial intelligence in medical education
PPT
Konsep caring
Leukimia Kanker yang Menyerang Sel Darah
Penyuluhan Narkoba bagi Pelajar SMA
ANJAB INFORMASI JABATAN Perawat mahir novia.docx
Sop pelayanan kegawat daruratan copy
Hipertensi pada lansia
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)
Artificial intelligence in medical education
Konsep caring

What's hot (20)

PPTX
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
PPT
Risk assessment
PPT
Sistem informasi bencana
PPTX
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PPT
Manajemen puskesmas
PPTX
Metode promosi kesehatan
PDF
Modul Pelatihan Kader Posyandu
DOC
A.indikator mutu-dan-keselamatan-pasien-doc(implementasi)
PDF
Prosedur Pemberdayaan Masyarakat Khusus
PPTX
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana
DOCX
Kuesioner penelitian-hipertensi
PPT
Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer.ppt
PDF
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
PPTX
Prosedur penyuntikan imunisasi
PPT
Manajemen bencana bidang kesehatan
PPTX
FMEA di Puskesmas
PPTX
sistem pelayanan kesehatan di indonesia
PPTX
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
PPTX
Evidence based practice pada keperawatan bencana.pptx
DOCX
2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Risk assessment
Sistem informasi bencana
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
Manajemen puskesmas
Metode promosi kesehatan
Modul Pelatihan Kader Posyandu
A.indikator mutu-dan-keselamatan-pasien-doc(implementasi)
Prosedur Pemberdayaan Masyarakat Khusus
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana
Kuesioner penelitian-hipertensi
Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer.ppt
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Prosedur penyuntikan imunisasi
Manajemen bencana bidang kesehatan
FMEA di Puskesmas
sistem pelayanan kesehatan di indonesia
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
Evidence based practice pada keperawatan bencana.pptx
2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx
Ad

Viewers also liked (17)

PPTX
Modul 3 kb 1 keperawatan bencana pada ibu dan bayi
DOCX
Kesehatan Lingkungan Bencana
DOCX
MAKALAH KESEHATAN DARURAT
DOCX
Sap hipertensi
PPTX
Standar Pelayanan Kesehatan
PPTX
Modul 3 kb 2 keperawatan bencana pada anak
PPTX
Modul 3 kb 4 keperawatan bencana pada penyakit kronik
PPT
Manajemen bencana bidang kesehatan
PPTX
Klb diare kel 2
PPTX
Ppt kelompok tentang Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Bi...
PPTX
Manusia dan bencana
PPTX
Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006
PPTX
Konsep Bencana
PPT
Upaya kesehatan olahraga
PPTX
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM
DOC
Isi makalah LAPORAN SANITASI LINGKUNGAN DI INDUSTRI “COCO NONO”
Modul 3 kb 1 keperawatan bencana pada ibu dan bayi
Kesehatan Lingkungan Bencana
MAKALAH KESEHATAN DARURAT
Sap hipertensi
Standar Pelayanan Kesehatan
Modul 3 kb 2 keperawatan bencana pada anak
Modul 3 kb 4 keperawatan bencana pada penyakit kronik
Manajemen bencana bidang kesehatan
Klb diare kel 2
Ppt kelompok tentang Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Bi...
Manusia dan bencana
Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006
Konsep Bencana
Upaya kesehatan olahraga
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM
Isi makalah LAPORAN SANITASI LINGKUNGAN DI INDUSTRI “COCO NONO”
Ad

Similar to Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana (20)

DOCX
Epidemiologi klp1
PPTX
Pengantar IKM.pptx
PDF
3. Perbedaan Kesmas dengan Kedokteran.pdf
PPTX
BEBAN GANDA PENYAKIT INFEKSI DAN PENYAKIT DEGENERATIF DI INDONESIA DAN REKONT...
PPTX
CURENT ISSUE OF PUBLIC HEALTH KESMAS.pptx
PPTX
Upaya pencegahan penyakit menular untuk meningkatkan derajat kesehatan masyar...
DOCX
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
PPTX
puskesmas
DOCX
Kelompok2 kmunitas
PPTX
Strategi dalam meningkatakan kesehatan masyarakat
PPTX
PAPARAN DIREKTUR MUTU KEMKES RI.pptx
PPTX
Epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat.pptx
PPTX
MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN.pptx
PDF
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdf
PPTX
Sistem Komando Pengorganisasian Bencana.pptx
PPTX
Epidemiologi (1)
PPT
Konsep_dasar_kesehatan_massyarakattt.ppt
DOCX
Jurnal Ibu Ketut.docx
PPTX
pengelolaan krisis kesehata TANGGAL 24 AGUSTUS 2022.pptx
PPTX
ppt.pptx
Epidemiologi klp1
Pengantar IKM.pptx
3. Perbedaan Kesmas dengan Kedokteran.pdf
BEBAN GANDA PENYAKIT INFEKSI DAN PENYAKIT DEGENERATIF DI INDONESIA DAN REKONT...
CURENT ISSUE OF PUBLIC HEALTH KESMAS.pptx
Upaya pencegahan penyakit menular untuk meningkatkan derajat kesehatan masyar...
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
puskesmas
Kelompok2 kmunitas
Strategi dalam meningkatakan kesehatan masyarakat
PAPARAN DIREKTUR MUTU KEMKES RI.pptx
Epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat.pptx
MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN.pptx
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdf
Sistem Komando Pengorganisasian Bencana.pptx
Epidemiologi (1)
Konsep_dasar_kesehatan_massyarakattt.ppt
Jurnal Ibu Ketut.docx
pengelolaan krisis kesehata TANGGAL 24 AGUSTUS 2022.pptx
ppt.pptx

Recently uploaded (20)

PPTX
PPT Bab 1 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx
PPT
Konsep Sehat Sakit Dalam Praktek Asuhan Kebidanan
PPTX
Ka Komala- Perawatan Penyakit Khusus(edukasi online).pptx
PPTX
EVERBRIGHT_KLUSTER 3 (ptm,pm,kESWA) 2025.pptx
PDF
Materi administrasi kebijakan kesehatan.
PPT
Stres Dan Adaptasi Dalam Asuhan Kebidanan
PPTX
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi perempuan.pptx
DOCX
Liturgi pemberkatan nikah di gereja dari awal sampai akhir
PPTX
Layanan dasar ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
PPTX
LAPKAS PKM tentang anemia pada kehamilan
DOC
04 Formulir OVP Otopsi Verbal Perinatal (revisi 20100524) - Copy_083953.doc
PPTX
309740993-Faktor-Pertumbuhan-Tulang-Dan-Persendian.pptx
PPTX
SOSIALISASI KAWASAN TANPA ROKOK KTR DINDIKBUD.pptx
PPTX
presentasi Code Blue untuk perawat (2).pptx
PPTX
simulasi TTE Mankris ciloto adustus 2025
PPTX
EMMA_MATERI ILP P2 (PTM,PM,KESWA) (1).pptx
PPTX
8777952d-95a0-4536-b607-070925cead0a (5).pptx
PDF
Fin PMKP Refreshing Surv by Isi Mularsih 04052024.pdf
PPTX
V1 Materi Kebijakan BIAS 2025 17 Juli 2025.pptx
PPTX
8777952d-95a0-4536-b607-070925cead0a (3).pptx
PPT Bab 1 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx
Konsep Sehat Sakit Dalam Praktek Asuhan Kebidanan
Ka Komala- Perawatan Penyakit Khusus(edukasi online).pptx
EVERBRIGHT_KLUSTER 3 (ptm,pm,kESWA) 2025.pptx
Materi administrasi kebijakan kesehatan.
Stres Dan Adaptasi Dalam Asuhan Kebidanan
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi perempuan.pptx
Liturgi pemberkatan nikah di gereja dari awal sampai akhir
Layanan dasar ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
LAPKAS PKM tentang anemia pada kehamilan
04 Formulir OVP Otopsi Verbal Perinatal (revisi 20100524) - Copy_083953.doc
309740993-Faktor-Pertumbuhan-Tulang-Dan-Persendian.pptx
SOSIALISASI KAWASAN TANPA ROKOK KTR DINDIKBUD.pptx
presentasi Code Blue untuk perawat (2).pptx
simulasi TTE Mankris ciloto adustus 2025
EMMA_MATERI ILP P2 (PTM,PM,KESWA) (1).pptx
8777952d-95a0-4536-b607-070925cead0a (5).pptx
Fin PMKP Refreshing Surv by Isi Mularsih 04052024.pdf
V1 Materi Kebijakan BIAS 2025 17 Juli 2025.pptx
8777952d-95a0-4536-b607-070925cead0a (3).pptx

Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana

  • 1. 1 MAKALAH PELAYANAN KESEHATAN PADA KONDISI BENCANA MATA KULIAH TANGGAP DARURAT BENCANA KELOMPOK 6 KELAS E 2012 1. Virnanda Adani 25010112110304 2. Nurul Fitria 25010112130305 3. Awanis Farisa S. 25010112140306 4. Dhenok Citra P. 25010112130307 5. Rohmah Kusuma P. 25010112130308 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana adalah suatu keadaan yang timbul akibat ulah manusia yang mengakibatkan kerugian yang sangat besar seperti penyakit, kerusakan lingkungan bahkan kematian. Pada saat terjadi bencana pemerintah dan banyak pihak lainnya telah berupaya untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana tersebut, seperti evakuasi korban bencana, penyelamatan harta benda, dsb. Oleh karena itu Standart Minimum Respons Bencana diluncurkan pada tahun 1997 oleh tak kurang dari 400 organisasi Non Pemerintah yang bergerak dalam bidang kemanusiaan dan gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah International untuk menanggulangi bencana secara lebih spesifik baik kebutuhan korban hingga hak-hak dasar korban bencana. Standart tersebut mencangkup 7 sektor kunci yaitu; sanitasi dan air bersih, ketahanan pangan, gizi, bantuan pangan, hunian dan penampungan, barang non pangan dan pelayanan kesehatan. Ada 5 pelayanan kesehatan di Indonesia yaitu 1) pelayanan kesehatan promotif yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan seperti cuci tangan menggunakan sabun sebelum makan, 2) pelayanan kesehatan preventif yang mengupayakan masyarakat agar tidak terkena suatu penyakit, 3) pelayanan kesehatan kuratif yang ditujukan untuk pengobatan penderita yang sakit, 4) pelayanan kesehatan rehabilitatif yang bertujuan untuk mengembalikan bekas penderita kepada masyarakat sehingga dapat bekerja lagi secara optimal dan yang terakhir, 5) pelayanan kesehatan tradisional yang mengacu pada pengobatan alamiah yang telah diracik secara turun temurun. Namun, pelayanan kesehatan yang biasanya digunakan untuk korban bencana adalah pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif. 1.2 Rumusan Masalah 1. Mengapa upaya kesehatan penting diberikan pada saat bencana? 2. Apa saja standar-standar minimum layanan kesehatan? 1.3 Manfaat 1. Mengetahui pentingnya upaya kesehatan dalam bencana. 2. Mengetahui macam-macam standar minimum layanan kesehatan.
  • 3. 3 BAB II ISI 2.1. Pentingnya Upaya Kesehatan dalam Bencana Akses pada pelayanan kesehatan adalah penentu kritis keberlangsungan hidup pada tahap awal tanggap darurat. Bencana hampir selalu membawa dampak besar pada kesehatan masyarakat dan kesejahteraan penduduk yang terkena bencana. Dampak terhadap kesehatan masyarakat dapat bersifat langsung (misalnya kematian akibat kekerasan atau cedera) atau tidak langsung (misalnya meningkatnya penyakit infeksi dan/atau kurang gizi). Dampak kesehatan tidak langsung ini biasanya berkaitan dengan faktor-faktor misalnya ketidakcukupan jumlah dan kualitas air, rusaknya jamban, gangguan atau berkurangnya akses pada layanan kesehatan dan memburuknya ketahanan pangan. Ketiadaan keamanan, hambatan perpindahan, pengungsian penduduk, dan memburuknya kondisi kehidupan (hunian yang penuh sesak dan tidak memadai) juga dapat memunculkan ancaman kesehatan masyarakat. Perubahan iklim berpotensi meningkatkan kerentanan dan risiko (The Sphere Project, 2012). Sasaran utama aksi kemanusiaan terhadap krisis kemanusiaan adalah untuk mencegah dan mengurangi kematian dan kesakitan yang berlebihan. Tujuan utama adalah angka kematian kasar (AKK/CMR) dan tingkat kematian balita (U5MR) tetap, atau berkurang, kurang dari dua kali dari angka kematian kasar dan kematian balita dasar yang terdokumentasi sebelum bencana (lihat tabel rujukan data kematian dasar wilayah). Perbedaan jenis bencana berkaitan dengan perbedaan skala dan pola kematian dan kesakitan (lihat tabel mengenai dampak kesehatan masyarakat pada bencana tertentu), dan kebutuhan kesehatan penduduk terkena bencana akan beragam sesuai jenis dan besarnya bencana (The Sphere Project, 2012). Dampak kesehatan masyarakat pada bencana tertentu Catatan: Pada jenis bencana yang sama, pola kesakitan dan kematian dapatberbeda dari satu konteks ke konteks yang lain. Dampak Bencana Kompleks Gempa Angin Ribut (tanpa banjir) Banjir Banjir Bandang/ Tsunami Kematian Banyak Banyak Sedikit Sedikit Banyak Cedera berat Beragam Banyak Sedang Sedikit Sedikit Risiko penyakit Tinggi Beragam Kecil Beragam Beragam
  • 4. 4 menular meningkat Kerawanan pangan Biasa Jarang Jarang Beragam Biasa Perpindahan penduduk besar-besaran Biasa Jarang Jarang Biasa Beragam * tergantung perpindahan setelah bencana dan kondisi hidup penduduk. Sumber: Adaptasi dari Pan American Health Organization, 1981 2.2. Standar-Standar Minimum 1. Sistem kesehatan Organisasi Kesehatan Sedunia (World Health Organization/WHO) mendefinisikan sistem kesehatan: “semua organisasi, lembaga, dan sumbersumber yang diperuntukkan untuk membuat upaya kesehatan”. Definisi ini meliputi seluruh pelaku yang terlibat dalam pemberian, pendanaan, dan pengelolaan layanan kesehatan, usaha untuk memengaruhi faktor penentu kesehatan dan juga memberikan layanan kesehatan langsung, dan meliputi semua tingkatan: pusat, provinsi, kabupaten, masyarakat, dan rumah tangga (The Sphere Project, 2012). Standar Sistem Kesehatan 1: Penyampaian Layanan Kesehatan Orang mempunyai akses setara pada layanan kesehatan yang tepat, aman, dan bermutu yang terstandardisasi dan mengikuti protokol dan panduan yang tersedia.  Memberi layanan kesehatan pada tingkat layanan kesehatan yang tepat. Tingkat layanan termasuk tingkat rumah tangga, komunitas, klinik, pos kesehatan, pusat kesehatan, dan rumah sakit.  Melakukan adaptasi atau membuat protokol penanganan kasus yang terstandardisasi untuk penyakit-penyakit yang paling sering, menimbang standar dan panduan nasional.  Membangun atau menguatkan sistem rujukan terstandardisasi dan menjamin agar semua lembaga menggunakannya.  Membangun atau menguatkan sistem triase pada semua fasilitas kesehatan untuk menjamin agar semua orang dengan tanda-tanda kedaruratan mendapatkan penanganan segera.
  • 5.  Memulai pendidikan dan penyuluhan kesehatan di tingkat komunitas dan 5 pusat kesehatan.  Mengembangkan dan mengikuti panduan penggunaan pasokan dan produk darah yang aman dan rasional.  Memastikan layanan laboratorium tersedia dan digunakan sesuai indikasi.  Menghindari pembangunan layanan kesehatan alternatif atau paralel, termasuk klinik keliling dan rumah sakit lapangan.  Merancang layanan kesehatan yang memastikan hak pribadi pasien, kerahasiaan dan isi informasi.  Melaksanakan prosedur pengelolaan sampah yang tepat, langkah pengamatan dan metode pengendalian infeksi di sarana.  Pemakaman jenazah dengan cara yang bermartabat, tepat secara budaya dan berdasarkan praktik kesehatan masyarakat yang baik. Standar Sistem Kesehatan 2: Sumber Daya Manusia Layanan kesehatan diberikan oleh angkatan kerja yang terlatih dan kompeten dan mempunyai gabungan pengetahuan dan keterampilan yang memenuhi kebutuhan kesehatan penduduk.  Mengulas tingkat kepegawaian dan kemampuan sebagai suatu komponen dasar pengkajian data dasar kesehatan.  Menangani ketidakseimbangan jumlah pekerja, gabungan keterampilan dan gender dan/atau perbandingan etnis bila memungkinkan.  Mendukung tenaga kesehatan setempat dan melakukan kerja sama sepenuhnya dalam layanan kesehatan dengan menimbang keahlian yang tersedia.  Memastikan petugas pelengkap yang memadai untuk mendukung fungsi setiap sarana kesehatan.  Melatih pekerja klinik untuk menggunakan protokol dan panduan klinis.  Memberi dukungan pengawasan dan memberikan masukan kepada pekerja secara teratur untuk memastikan pemenuhan standar dan panduan.  Membakukan program pelatihan dan membuat prioritas sesuai kebutuhan kesehatan utama dan kesenjangan kompetensi.  Memastikan imbal jasa yang adil dan dapat diandalkan untuk semua pekerja kesehatan, disepakati oleh semua lembaga dan bekerja sama dengan pihak berwewenang bidang kesehatan di tingkat nasional.  Memastikan lingkungan kerja yang aman, termasuk kebersihan dasar dan perlindungan semua pekerja kesehatan.
  • 6. 6 Standar Sistem Kesehatan 3: Pasokan Obat dan Alat Kesehatan Orang mempunyai akses pada pasokan obat utama dan alat kesehatan.  Mengulas daftar obat-obat utama negara terkena bencana pada awal tanggap darurat untuk menentukan ketepatannya.  Mengadakan dan menetapkan daftar obat dasar dan peralatan kesehatan baku yang cocok dengan kebutuhan kesehatan dan tingkat keahlian pekerja kesehatan.  Mengadakan atau melakukan adaptasi sistem pengelolaan obat yang tepat  Memastikan obat-obatan utama untuk pengobatan penyakit umum tersedia.  Menerima bantuan obat hanya jika mereka mengikuti panduan internasional yang dikenal.  Tidak menggunakan bantuan obat yang tidak mengikuti panduan ini dan memusnahkan obat tersebut secara aman. Standar Sistem Kesehatan 4: Pendanaan Kesehatan Orang mempunyai akses layanan kesehatan gratis pada saat bencana.  Melakukan identifikasi dan menggalang sumber dana untuk memberikan layanan kesehatan gratis pada penduduk yang terkena bencana selama bencana.  Bila ongkos pengguna ditagihkan melalui sistem pemerintah, perlu diatur penghapusannya atau penundaan sementara pada saat bencana.  Memberi dukungan keuangan dan teknis pada sistem kesehatan untuk memenuhi kesenjangan keuangan yang tercipta oleh penghapusan dan/atau penundaan tagihan dengan peningkatan permintaan layanan kesehatan. Standar Sistem Kesehatan 5: Pengelolaan Informasi Kesehatan Rancangan dan pelayanan kesehatan berdasarkan pengumpulan, analisis, interpretasi, dan penggunaan data kesehatan masyarakat yang sesuai.  Menentukan penggunaan sistem informasi kesehatan yang ada, adaptasi atau menggunakan sistem informasi kesehatan alternatif.  Bila sesuai, lakukan pengkajian dan survei untuk mengumpulkan informasi yang tidak tersedia dari sistem informasi kesehatan yang kritis untuk menentukan prioritas layanan kesehatan.  Mengembangkan dan/atau menggunakan definisi kasus standar untuk semua penyakit dan kondisi kesehatan yang terstandarisasi dan memastikan penggunaannya oleh semua lembaga.  Merancang sistem pengawasan dan peringatan dini untuk mendeteksi kejadian luar biasa sebagai suatu komponen sistem informasi kesehatan
  • 7. dan membangun berdasarkan sistem informasi kesehatan yang ada apabila memungkinkan.  Mengidentifikasi dan melaporkan penyakit dan kondisi kesehatan prioritas 7 melalui sistem informasi kesehatan.  Semua lembaga tanggap darurat menyepakati penggunaan suatu data umum, misalnya penduduk.  Sarana kesehatan dan lembaga menyerahkan data pengawasan dan sistem informasi kesehatan kepada lembaga yang pemimpin sektor kesehatan secara teratur. Frekuensi laporan ini beragam sesuai konteks dan jenis data, misalnya harian, mingguan, bulanan.  Menggunakan data tambahan secara konsisten dari sumber lain, misalnya survei, interpretasi data pengawasan dan memandu pengambil keputusan.  Melakukan pencegahan memadai untuk melindungi data untuk menjamin hak dan keamanan perorangan dan atau penduduk. Standar Sistem Kesehatan 6: Kepemimpinan dan Koordinasi Orang mempunyai akses layanan kesehatan yang terkoordinasi antar lembaga dan sektor untuk mencapai dampak tindakan umum. Bila memungkinkan, harus dipastikan wakil kementerian kesehatan memimpin atau setidaknya terlibat langsung dalam koordinasi sektorkesehatan.  Bila kementerian kesehatan tidak mempunyai kemampuan yang dipercaya atau keinginan untuk memimpin tanggap darurat, suatu lembaga alternatif dengan kemampuan tertentu harus diidentifikasi untuk memimpin koordinasi sektor kesehatan.  Pertemuan koordinasi kesehatan diadakan secara teratur untuk mitra setempat dan luar di tingkat nasional, provinsi, dan lapangan dalam sektor kesehatan, dan antara sektor kesehatan dan sektor lainnya serta kelompok dengan lintas isu yang tepat.  Klarifikasi dan rekam tanggung jawab dan kemampuan khusus setiap lembaga kesehatan untuk memastikan cakupan penduduk yang memadai.  Kelompok kerja dibentuk dalam mekanisme koordinasi kesehatan bilamana suatu situasi khusus membutuhkannya (misalnya kesiapsiagaan kejadian luar biasa dan tanggap darurat, kesehatan reproduksi).  Menerbitkan dan menyebarkan buletin sektor kesehatan terbaru. 2. Layanan Kesehatan Dasar Layanan kesehatan dasar adalah layanan kesehatan pencegahan dan kuratif yang tepat memenuhi kebutuhan kesehatan penduduk yang terkena
  • 8. bencana. Ini termasuk intervensi yang sangat tepat mencegah dan mengurangi kesakitan dan kematian yang berlebihan akibat penyakit menular dan tidak menular, konsekuensi peristiwa konflik dan korban massal. Selama bencana, tingkat kematian dapat menjadi sangat tinggi dan identifikasi penyebab utama kesakitan dan kematian penting untuk merancang layanan kesehatan dasar yang tepat (The Sphere Project, 2012).. Bagian bab kesehatan ini membuat kategori standar layanan kesehatan utama dalam enam bagian: pengendalian penyakit menular; kesehatan anak; kesehatan seksual dan reproduksi; cedera; kesehatan jiwa; dan penyakit tidak menular (The Sphere Project, 2012).. 8 Aksi kunci  Mengumpulkan dan melakukan analisis data masalah dan risiko kesehatan dengan tujuan menyasar penyebab utama kematian dan kesakitan berlebihan berkoordinasi dengan pihak berwenang dalam kesehatan setempat.  Melakukan identifikasi orang yang rentan (misalnya perempuan, anak, lanjut usia, orang berkebutuhan khusus, dan lain-lain) yang mungkin berisiko.  Membuat prioritas dan melaksanakan pelayanan kesehatan yang tepat, dapat dilaksanakan dan tepat untuk mengurangi kesakitan dan kematian, berkoordinasi dengan pihak berwenang sektor kesehatan.  Mengidentifikasi hambatan akses ke layanan kesehatan prioritas dan memberi pemecahan penanganan praktis.  Melaksanakan layanan kesehatan dasar dengan berkoordinasi dengan sektor lain dan/atau kluster dan tema lintas sektor. Standar Layanan Kesehatan Dasar 1: Memprioritaskan Layanan Kesehatan Orang mempunyai akses pada layanan kesehatan yang diprioritaskan untuk menangani penyebab utama kematian dan kesakitan yang berlebihan.  Mengumpulkan dan melakukan analisis data masalah dan risiko kesehatan dengan tujuan menyasar penyebab utama kematian dan kesakitan berlebihan berkoordinasi dengan pihak berwenang dalam kesehatan setempat.  Melakukan identifikasi orang yang rentan (misalnya perempuan, anak, lanjut usia, orang berkebutuhan khusus, dan lain-lain) yang mungkin berisiko.  Membuat prioritas dan melaksanakan pelayanan kesehatan yang tepat, dapat dilaksanakan dan tepat untuk mengurangi kesakitan dan kematian, berkoordinasi dengan pihak berwenang sektor kesehatan setempat.
  • 9.  Mengidentifikasi hambatan akses ke layanan kesehatan prioritas dan 9 memberi pemecahan penanganan praktis.  Melaksanakan layanan kesehatan dasar dengan berkoordinasi dengan sektor lain dan/atau kluster dan tema lintas sektor. 2.1. Layanan Kesehatan Dasar – Pengendalian Penyakit Menular Standar Layanan Kesehatan Dasar – Pengendalian Penyakit Menular 1: Pencegahan Penyakit Menular Orang mempunyai akses terhadap informasi dan layanan yang dirancang untuk mencegah penyakit menular yang berkontribusi terhadap kesakitan dan kematian berlebihan. Standar Layanan Kesehatan Dasar – Pengendalian Penyakit Menular 2: Diagnosis dan Pengelolaan Kasus Penyakit Menular Orang mempunyai akses diagnosis dan pengobatan yang tepat terhadap penyakit-penyakit infeksi yang mencegah kesakitan dan kematian yang berlebihan secara bermakna Standar Layanan Kesehatan Dasar – Pengendalian Penyakit Menular 3: Deteksi dan Respons Kejadian Luar Biasa Kejadian luar biasa yang ada, dideteksi, diinvestigasi, dan dikendalikan dengan cara dan waktu yang tepat. 2.2. Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Anak Standar Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Anak 1: Pencegahan melalui imunisasi penyakit-penyakit yang dapat dicegah Anak berusia 6 bulan sampai 15 tahun mendapat kekebalan terhadap campak dan mempunyai akses layanan program imunisasi dalam situasi yang distabilkan. Standar Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Anak 2: Tata Laksana Bayi Baru Lahir dan Penyakit Anak Anak mempunyai akses pada layanan kesehatan prioritas yang dirancang untuk menangani penyebab utama kesakitan dan kematian anak baru lahir. 2.3. Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Seksual dan Reproduksi Standar Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Seksual dan Reproduksi 1: Kesehatan Reproduksi
  • 10. Setiap orang mempunyai akses layanan kesehatan reproduksi prioritas – Paket Layanan Awal Minimum (Minimum Initial Service Package/MISP) pada saat kejadian kedaruratan dan layanan kesehatan reproduksi menyeluruh pada saat situasi stabil. Standar Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Seksual dan Reproduksi 2: HIV dan AIDS Orang mempunyai akses terhadap perangkat minimum pencegahan, pengobatan, perawatan, dan layanan pendukung HIV selama masa darurat. 10 2.4. Layanan Kesehatan Dasar – Cedera Standar Layanan Kesehatan Dasar – Cedera 1: Perawatan Cedera Setiap orang mempunyai akses perawatan cedera yang tepat selama bencana untuk mencegah kesakitan, kematian, dan kecacatan. 2.5. Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Jiwa Standar Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Jiwa 1: Kesehatan Jiwa Setiap orang mempunyai akses pada layanan kesehatan yang mencegah dan mengurangi masalah kesehatan jiwa dan gangguan fungsi terkait. 2.6. Layanan Kesehatan Dasar – Penyakit Tidak Menular Standar Layanan Kesehatan Dasar – Penyakit Tidak Menular 1: Penyakit Tidak Menular Setiap orang mempunyai akses penanganan dasar untuk mengurangi kesakitan dan kematian berkaitan dengan komplikasi akut atau memburuknya kondisi penyakit kronis.
  • 11. 11 BAB III PENUTUP 3.1. Simpulan Akses pada pelayanan kesehatan adalah penentu kritis keberlangsungan hidup pada tahap awal tanggap darurat. Hal ini terjadi akibat bencana hampir selalu membawa dampak besar pada kesehatan masyarakat dan kesejahteraan penduduk yang terkena bencana. Tujuan utamanya adalah angka kematian kasar (AKK/CMR) dan tingkat kematian balita (U5MR) tetap, atau berkurang, kurang dari dua kali dari angka kematian kasar dan kematian balita dasar yang terdokumentasi sebelum bencana. Standar minimum yang harus dimiliki dalam pelayanan kesehatan adalah sistem kesehatan dan layanan kesehatan dasar. Menurut Organisasi Kesehatan Sedunia (World Health Organization/WHO) mendefinisikan sistem kesehatan: “semua organisasi, lembaga, dan sumbersumber yang diperuntukkan untuk membuat upaya kesehatan”. Sedangkan layanan kesehatan dasar adalah layanan kesehatan pencegahan dan kuratif yang tepat memenuhi kebutuhan kesehatan penduduk yang terkena bencana. 3.2. Saran Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Buruknya pelayanan kesehatan di Indonesia harus menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk memperbaiki kondisi tersebut. Seperti, akses pelayanan kesehatan yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan karena baik buruknya akses pelayanan kesehatan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup pada tahap awal tanggap darurat. Serta pentingnya kesadaran dari masyarakat untuk mengubah pola hidup sehat, dan pentingnya peranan dokter sebagai ahli kesehatan dalam menangani pasiennya.
  • 12. 12 DAFTAR PUSTAKA The Sphere Project. 2012. Proyek Sphere: Piagam Kemanusiaan dan Standar Minimum dalam Respons Kemanusiaan. Terjemahan Atik Ambarwati dkk. Jakarta: Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI).