1. PERTANIAN INDONESIA
DI ERA PERUBAHAN IKLIM :
ANCAMAN PELUANG DAN ARAH KEBIJAKAN
Disampaikan pada
Seminar Nasional : “Inovasi Pemuda untuk Indonesia
Emas yang Berdaya Saing Global”
Banjarbaru, 29 Juni 2025
Khairullah, S.P., M.Si
(PMG Madya BMKG Staklim Kalimantan Selatan)
2. OUTLINE
LATAR BELAKANG
FAKTOR PENGENDALI IKLIM
1
2
FAKTA PERUBAHAN IKLIM
3
4 KETAHANAN PANGAN & PERUBAHAN IKLIM
5
PETANI CERDAS IKLIM
KESIMPULAN
6
7
PENERAPAN CLIMATE-SMART AGRICULTURE
3. KEGIATAN
PERTANIAN
TERUS-MENERUS
FASE PERTUMBUHAN
TANAMAN PERLU KONDISI
IKLIM TERTENTU
PREDIKSI IKLIM :
PENYESUAIAN DENGAN
KONDISI IKLIM
Petani Perlu Memahami Kondisi Iklim dan Prediksinya
HUJAN
TERUS-MENERUS
KEMARAU
PANJANG
PERGESERAN AWAL
MUSIM
❑ MERUSAK TANAMAN
❑ PRODUKSI MENURUN
Keadaan Iklim Ekstrem/ Tidak Menentu
LATAR BELAKANG
PERLUNYA
ADAPTASI DAN MITIGASI
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM
4. FAKTOR PENGENDALI IKLIM : REGIONAL & GLOBAL
Keragaman Iklim Indonesia
disebabkan berbagai faktor :
1. ENSO: El Nino/ La Nina
2. Suhu Muka Laut (SML)
Indonesia
3. IOD: Indian Ocean Dipole
4. Monsun Asia/ Monsun
Australia
5. Variabilitas Intraseasonal &
Gelombang Atmosfer (MJO,
Rossby, Kelvin)
6. ● Letak geografis di Selatan / Tenggara Pulau Kalimantan
● Pegunungan Meratus, membagi wilayah jadi Barat dan Timur
● Wilayah pesisir sangat terpengaruh secara harian pola angin darat / laut
● Dataran rendah rawa lebak, pasang surut dan gambut
● DAS Barito daerah tangkapan air terbesar
● Pintu gerbang monsun Australia / Angin Timuran di Kalimantan
● Fenomena hujan orografis “Efek Bendung Meratus” (Fitriani & Saputra, 2017)
FAKTOR PENGENDALI IKLIM : LOKAL
7. NORMAL CURAH HUJAN (1991-2020)
Secara Umum :
Musim Kemarau : ch < 150 mm
Musim Hujan : ch > 150 mm
Periode musim Hujan Normalnya
NDJFMA (Nov – April).
Mei peralihan musim hujan ke
kemarau, terutama di wilayah barat
Pegunungan Meratus.
Periode Juni awal Musim Kemarau
(Kalsel bag. Barat), namun karena
perbedaan topografi, pengaruh siklus
diurnal dan pola angin darat laut
menyebabkan daerah timur masih
relatif basah dan mengalami puncak
hujan.
Puncak Kemarau di Kalsel umumnya
terjadi pada Agustus dan September.
8. PENGERTIAN PERUBAHAN IKLIM
Pasal 1 Ayat 7 UU No. 31 tentang MKG :
"Perubahan Iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan
langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga
mengubah komposisi atmosfer global dan variabilitas iklim
alami pada periode waktu yang dapat dibandingkan."
Variabilitas Iklim: variasi iklim dalam keadaan rata-rata atau
statistik lain di semua skala temporal/spasial pada satu periode
waktu tertentu (seperti: satu bulan, musim atau tahun),
dibandingkan dengan statistik jangka panjang untuk periode
yang sama.
Mitigasi iklim : upaya mengurangi atau mencegah dampak
perubahan iklim, dengan mengurangi emisi gas rumah kaca
dan meningkatkan penyerapan karbon.
Adaptasi perubahan iklim : upaya menyesuaikan diri dengan
dampak perubahan iklim, baik yang sedang terjadi maupun
yang diprediksi akan terjadi di masa depan.
9. PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
Pemanasan global : fenomena meningkatnya secara
bertahap suhu rata-rata atmosfer bumi yang umumnya
disebabkan efek rumah kaca karena peningkatan kadar gas
rumah kaca.
Komposisi atmosfer global: komposisi material atmosfer
bumi berupa Gas Rumah Kaca (GRK) di antaranya, terdiri
dari Karbon Dioksida, Metana, Nitrogen, dan sebagainya
Pemanasan global karena aktifitas manusia akan memicu
perubahan iklim (kelebihan energi dalam sistem atmosfer
bumi yang tertutup, diubah menjadi energi panas, gerak dan
potensial dalam parameter iklim)
Perubahan iklim antara lain dapat dilihat melalui :
1. Kenaikan tinggi muka air laut
2. Peningkatan kejadian iklim ekstrem
3. Kenaikan suhu udara
4. Perubahan pola dan intensitas curah hujan
10. ISU PERUBAHAN IKLIM
Perubahan iklim : perubahan signifikan pola iklim rata-rata dalam
jangka panjang, yang disebabkan aktivitas manusia/ faktor alam.
11. PENINGKATAN SUHU DI PERMUKAAN BUMI
Laporan WMO (State of the Global Climate 2024) :
● Anomali suhu global : 1,55 ± 0,13 °C,
● Tahun 2024 : tahun terpanas sepanjang sejarah pengamatan
● 10 tahun terakhir (2015-2024) : 10 tahun terpanas
● Pertama kali melebihi 1,5°C di atas era industri
https://wmo.int/publication-series/state-of-global-climate-2024
https://wmo.int/news/media-centre/wmo-confirms-2024-warmest-year-record-about-155degc-above-pre-industrial-level
Semakin panas suhu bumi,
Semakin sering dan kuat
cuaca/iklim ekstrem
12. ANOMALI SUHU RATA-RATA TAHUNAN
Anomali suhu udara rata-rata di Indonesia tahun
2024 0,8 °C dibandingkan suhu rata- rata normal
1991—2020.
Anomali suhu rata-rata tahunan 2024 di Indonesia
selalu lebih tinggi dibandingkan suhu rata-rata
normal periode 1991—2020
13. ANOMALI TINGGI MUKA LAUT INDONESIA
Anomali tinggi muka laut Indonesia tahun 2024
(Sumber: NOAA https://coastwatch.noaa.gov)
Anomali Tinggi Muka Laut (TML) wilayah
Indonesia periode 1992-2024.
(Sumber: NASA Sea Level Evaluation and Assessment Tools)
Anomali tinggi muka laut di Indonesia, anomali tertinggi (warna merah gelap >100 mm) di
beberapa wilayah : pantai barat Sumatera, Laut Jawa, Selat Karimata, perairan selatan
Kalimantan dan Sulawesi.
Peningkatan tinggi muka laut ini kemungkinan terkait pemanasan permukaan laut akibat
perubahan iklim atau fenomena oseanografi El Niño.
14. PENINGKATAN KEJADIAN IKLIM EKSTREM
Model iklim memprediksi peningkatan
frekuensi kejadian El Niño dan La Niña.
Multiyear La Niña (La Niña bertahun-
tahun) mungkin lebih sering terjadi karena
umpan balik atmosfer-laut yang lebih
kuat.
El Niño yang lebih panas dan La Niña
yang lebih dingin dapat terjadi karena
peningkatan energi panas di sistem iklim.
https://research.noaa.gov/recent-triple-dip-la-nina-upends-current-understanding-of-enso/
15. PENGAMATAN LAPISAN ES PUNCAK JAYA
BMKG dan PT. Freeport Indonesia
(PTFI), Papua, survey pengamatan
tutupan es atau ”salju abadi” di Puncak
Jaya, Papua, Indonesia tiap 1—2 tahun
sejak tahun 2010.
Tutupan es tropis di Puncak Jaya,
Papua, terus mengalami pencairan dari
tahun ke tahun dipicu pemanasan global
dan diperparah fenomena El Nino kuat.
Desember 2022, ketebalan es sekitar ~6
meter atau kehilangan ketebalan es ~2
meter sejak Februari 2021. Akhir tahun
2023 atau awal tahun 2024, ketebalan
es sekitar ~4 meter. Laju penipisan es
2—2,5 m/tahun sejak tahun 2016.
16. TINJAUAN GRK 5 TAHUN TERAKHIR
Konsentrasi gas rumah kaca utama mengalami peningkatan 5 tahun terakhir (2020-2024). CO₂ > 420
ppm (150 % dari tingkat pra-industri), CH₄ > 1980 ppb (264 % dari tingkat pra-industri), N₂O mendekati
339 ppb (124 % dari tingkat pra-industri), dan SF₆ 12 ppt. Data Stasiun GAW Bukit Kototabang
menegaskan tren peningkatan ini.
Tren CO₂ di Stasiun GAW Bukit Kototabang vs Global
17. SURVEY PERUBAHAN IKLIM (JULI 2024)
Masyarakat Kalsel merasakan perlunya informasi tentang
iklim dan perubahannya. Tantangan BMKG Kalsel
memberikan informasi yang mudah dipahami, relevan dan
bermanfaat.
18. WARMING STRIPES : VISUALISASI PERUBAHAN IKLIM
21 Juni hari warming stripes (Solstice Juni: hari terpanjang di
belahan Bumi utara) #ShowYourStripes
Warming stripes : representasi visual perubahan suhu
rata-rata tahunan suatu wilayah periode waktu tertentu.
Diperkenalkan Prof. Ed Hawkins (2018) Univ. of Reading, UK
Tujuan : meningkatkan kesadaran publik akan kejadian
perubahan iklim/ krisis iklim
19. DAMPAK PERUBAHAN IKLIM SEKTOR PERTANIAN
1. Menurunnya kualitas dan produktivitas
tanah. Peningkatan suhu bumi dan pergeseran
musim, menurunnya kualitas, kesuburan dan
daya dukung lahan pertanian , dapat
menurunkan produktivitas hasil pertanian
2. Ketersediaan air yang terbatas dan
menurunnya kualitas air.
3. Pola curah hujan yang tidak menentu.
karena intensitas iklim ekstrem (El-Nino/
La-Nina) menyulitkan petani menentukan masa
tanam dan panen, serta mempengaruhi
pertumbuhan tanaman
4. Krisis Pertanian dan Pangan. Dampak
perubahan iklim dapat mengancam stabilitas
pertanian dan ketahanan pangan, potensi
terjadinya krisis pertanian dan pangan akibat
penurunan produksi pangan
20. KETAHANAN PANGAN DAN PERUBAHAN IKLIM
Pencapaian ketahanan pangan ada 4 dimensi (FAO, 2010):
1. KETERSEDIAAN PANGAN
2. AKSES (PANGAN & PASAR)
3. PEMANFAATAN
4. STABILITAS (UNTUK NO 1, 2 DAN 3)
PERUBAHAN IKLIM AKAN MEMPENGARUHI 4 DIMENSI KETAHANAN PANGAN
Pembangunan Pertanian :
1. Mencapai tujuan KETAHANAN PANGAN : Penduduk BERTAMBAH, lahan terbatas,
produksi harus BERTAMBAH. Dampak Perubahan Iklim meningkat (perlu ADAPTASI)
2. Menghindari Dampak Perubahan Iklim yang “IRREVERSIBLE” dan “BERBAHAYA” :
a. Target menahan peningkatan suhu < 1.5 o
C , perlu penurunan emisi sangat besar
(perlu MITIGASI)
b. Sektor pertanian/kehutanan kontribusi besar untuk emisi GRK
c. Sektor Pertanian harus sebagai SOLUSI penanganan perubahan iklim
21. Mengurangi emisi GRK
dan meningkatkan
penyerapan (mitigasi)
3 PILAR PENERAPAN CLIMATE-SMART AGRICULTURE
Meningkatkan resiliensi
Ekosistem dan tatanan
kehidupan
pedesaan/wilayah/negara
terhadap dampak
perubahan iklim
(adaptasi)
Meningkatkan
intensifikasi sistem
produksi secara
berkelanjutan untuk
produktivitas dan
pendapatan
Climate Smart Agriculture : sinergi antara
ketahanan pangan dengan adaptasi serta mitigasi
perubahan iklim
FAO, 2010
23. PROYEKSI IKLIM
Skenario perubahan iklim dengan SSPs (Shared Socioeconomic Pathways) mencakup variasi emisi gas
rumah kaca dan perubahan sosio-ekonomi. Terdiri atas : SSP1 (keberlanjutan), SSP2 (tengah jalan),
SSP3 (kompetisi daerah), SSP4 (ketimpangan) dan SSP5 (pengembangan bahan bakar fosil)
Skenario ini meliputi skenario utama SSP126, SSP245, SSP370 dan SSP585, masing-masing mewakili
tingkat emisi berbeda-beda.
Variabel utama yang diproyeksikan dalam CMIP6 (Coupled Model Intercomparison Project Phase 6) ini
curah hujan dan suhu udara.
Skenario ini bermanfaat bagi perencanaan strategi adaptasi dan mitigasi dalam sektor pertanian
24. PROYEKSI IKLIM
Skenario Radiative
Forcing
(W/m², 2100)
Narasi Sosial
Ekonomi
Karakteristik Emisi &
Kebijakan Iklim
Tingkat
Optimisme/
Pesimisme
SSP126 2.6 SSP1
(Sustainable)
Dunia berkelanjutan, fokus pada
kesejahteraan, pengurangan
emisi besar, kebijakan iklim kuat,
sesuai target (1.5 - 2°C)
Sangat optimis
SSP245 4.5 SSP2 (Middle of
the road)
Perkembangan moderat,
kebijakan iklim diterapkan
sebagian, emisi sedang
Optimis
SSP370 7.0 SSP3 (Regional
rivalry)
Konflik regional, nasionalisme
tinggi, kebijakan iklim lemah,
emisi tinggi
Pesimis
SSP585 8.5 SSP5
(Fossil-fueled
development)
Pertumbuhan ekonomi berbasis
bahan bakar fosil, emisi sangat
tinggi, kebijakan iklim minimal
Sangat pesimis
25. WEB IKLIM BMKG
Website iklim.bmkg.go.id menyediakan
berbagai iinformasi terkait iklim :
• Prakiraan cuaca, bulanan dan musiman
• Pemantauan curah hujan
• Ketersediaan air tanah
• Proyeksi perubahan iklim
• Potensi bencana (banjir, karhutla)
• Peringatan dini iklim ekstrem
• Informasi Iklim sektoral (misal :
pertanian, energi terbarukan dan
kesehatan masyarakat)
• dll
https://iklim.bmkg.go.id/id/pertanian-dan-kehutanan/
https://iklim.bmkg.go.id/id/literasi/
28. PEMANFAATAN PRAKIRAAN/ANALISIS IKLIM
BULANAN
DASARIAN MUSIMAN
Bahan pertimbangan kegiatan
pertanian jangka pendek
(persiapan penanaman,
pemeliharaan)
Bahan pertimbangan kegiatan
pertanian jangka panjang
(masa tanam, jenis tanaman)
Analisis Hari Tanpa Hujan (HTH),
Analisis Curah Hujan (CH) &
Sifat (SH) dasarian
Analisis & Prediksi CH & SH bulanan Prediksi Musim (Hujan/Kemarau),
Sifat Musim, Puncak Musim,
Durasi Musim
30. INTERAKSI CUACA/ IKLIM DAN PERTANIAN
• Cuaca/ iklim berpengaruh kuat pada kegiatan manusia, lingkungan dan produksi pertanian
• Manusia hanya bisa mempengaruhi secara terbatas pada cuaca/ iklim pada MODIFIKASI IKLIM
MIKRO
31. PETANI AKTOR UTAMA
IMPLEMENTASI ADAPTASI - MITIGASI
Petani :
● Aktor Kunci dalam Pengambilan Keputusan Lahan
● Inovator Praktek Adaptasi Kontekstual
● Penggerak Keberlanjutan Wilayah
Tujuan :
● Produktivitas
● Adaptasi
● Mitigasi
33. ADAPTASI IKLIM : SEKOLAH LAPANG IKLIM (SLI)
• SLI : menterjemahkan istilah teknis, bahasa
praktis (mudah dipahami petani)
• SLI adaptasi perubahan iklim (variabilitas iklim),
peningkatan literasi iklim, belajar di lapangan
(Learning by Doing)
• SLI telah Go Internasional
34. SLI OPERASIONAL DAN TEMATIK DI KALSEL
SLI Operasional sejak 2020 :
• Kota Banjarbaru
• Kab. Hulu Sungai Selatan
• Kab. Tanah Laut
• Kab. Banjar
SLI Tematik di Kalsel :
• Cabai Hiyung (Kab. Tapin)
• Jeruk Siam (Kab. Batola)
• Cabai Tiung (Kab. Tabalong)
• Diseminasi Informasi
(Diskominfo Kalsel)
35. ADAPTASI IKLIM : LITERASI IKLIM
Tujuan : meningkatkan pemahaman tentang cuaca, iklim, dan mitigasi bencana demi ketahanan
masyarakat menghadapi perubahan iklim.
Misalnya : kolaborasi literasi iklim BMKG Kalsel dan Saka Pramuka Kota Banjarbaru.
Peran Saka Pramuka untuk literasi iklim :
• Edukasi tentang cuaca, iklim dan perubahan iklim
• Mitigasi bencana berbasis iklim (tanggap terhadap kejadian banjir, kekeringan, karhutla)
• Kampanye lingkungan (penanaman pohon, aksi iklim, pengurangan emisi karbon)
Literasi iklim akan berlanjut pada pada kelompok masyarakat lainnya.
36. TANTANGAN : PERTANIAN DI LAHAN RAWA
Lahan rawa pasang surut Lahan rawa lebak
Aspek Lahan rawa pasang surut Lahan rawa lebak
Sumber air Pasang laut/sungai Hujan + luapan sungai
Pola fluktuasi harian / bulanan Musiman (hujan/kemarau)
Salinitas Asin/ payau/ tawar Tawar
Pengaruh eksternal Pasang laut/ iklim di pantai Curah hujan/ iklim daratan
Tantangan di lahan rawa : AIR sebagai faktor pembatas
Potensi besar pertanian berkelanjutan bila dikelola pendekatan CSA.
37. TANTANGAN : REGENERASI PETANI
Petani Milenial yang Cerdas Iklim: generasi baru pelaku usaha pertanian menggabungkan
teknologi, inovasi, dan kesadaran lingkungan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim. Tidak
hanya fokus pada produktivitas, tapi juga keberlanjutan ekosistem.
Ciri-ciri petani milenial cerdas iklim :
● Memanfaatkan Teknologi Digital : misal memanfaatkan informasi cuaca/iklim melalui digital
untuk merencanakan masa tanam
● Penerapan praktik ramah lingkungan : misal pertanian presisi
● Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim : misal menggunakan varietas tahan kering, efisiensi air
● Kolaborasi dan Akses Pembiayaan
38. KESIMPULAN
1. Perubahan iklim nyata dan terus berlangsung
2. Pertanian adalah sektor yang rentan terhadap dampak perubahan iklim
3. Adaptasi dan mitigasi merupakan strategi utama menghadapi perubahan iklim
4. Climate Smart Agriculture (CSA) adalah solusi integratif
5. Informasi iklim sangat penting bagi perencanaan pertanian
6. Peningkatan literasi iklim dan peran petani cerdas iklim krusial
7. Tantangan regenerasi petani harus dihadapi dengan mendorong petani milenial