RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS
Oleh :
Bdn. Lia Ayu K, S.S.T., M.Tr.Keb
Pengantar
 Diperkirakan 10% bayi baru lahir membutuhkan bantuan
untuk bernapas pada saat lahir dan 1% saja yang
membutuhkan resusitasi yang ekstensif
 Penilaian awal saat lahir harus dilakukan pada semua bayi
@ Penilaian awal :
 Apakah bayi cukup bulan, apakah bayi menangis atau
bernapas, dan apakah tonus otot bayi baik
 Jika bayi lahir cukup bulan, menangis, dan tonus ototnya
baik, bayi dikeringkan dan dipertahankan tetap hangat
 Bayi berbaring di dada ibunya dan tidak dipisahkan dari
ibunya
Tindakan :
 Langkah awal stabilisasi (memberikan kehangatan,
membersihkan jalan napas jika diperlukan,
mengeringkan, merangsang)
 Ventilasi
 Kompresi dada
 Pemberian epinefrin dan/atau cairan penambah
volume
Next
 Diberikan waktu kira-kira 60 detik (the Golden Minute)
untuk melengkapi langkah awal, menilai kembali dan
memulai ventilasi jika dibutuhkan
 Penentuan ke langkah berikut didasarkan pada
penilaian simultan dua tanda vital yaitu pernapasan
dan frekuensi denyut jantung
 Setelah ventilasi tekanan positif (VTP) atau setelah
pemberian oksigen tambahan, penilaian dilakukan
pada tiga hal yaitu frekuensi denyut jantung,
pernapasan dan status oksigenasi
Rekomendasi utama untuk resusitasi neonatus
 Penilaian setelah langkah awal ditentukan oleh
penilaian simultan dua tanda vital yaitu frekuensi
denyut jantung dan pernapasan
 Oksimeter digunakan untuk menilai oksigenasi karena
penilaian warna kulit tidak dapat diandalkan
 Untuk bayi yang lahir cukup bulan sebaiknya resusitasi
dilakukan dengan udara dibanding dengan oksigen
100%
 Oksigen tambahan diberikan dengan mencampur
oksigen dan udara (blended oxygen) dan pangaturan
konsentrasi dipandu berdasarkan oksimetri
Next
 Bukti yang ada tidak cukup mendukung atau menolak
dilakukannya pengisapan trakea secara rutin pada
bayi dengan air ketuban bercampur mekonium,
bahkan pada bayi dalam keadaan depresi (lihat
keterangan pada Langkah Awal)
 Rasio kompresi dada dan ventilasi tetap 3:1 untuk
neonatus kecuali jika diketahui adanya penyebab
jantung
 Pada kasus ini rasio lebih besar dapat
dipertimbangkan
Next
 Terapi hipotermia dipertimbangkan untuk bayi yang lahir
cukup bulan atau mendekati cukup bulan dengan
perkembangan kearah terjadinya ensefalopati hipoksik
iskemik sedang atau berat, dengan protokol dan tindak
lanjut sesuai panduan
 Penghentian resusitasi dipertimbangkan jika tidak
terdeteksi detak jantung selama 10 menit
 Banyak faktor ikut berperan dalam keputusan
melanjutkan resusitasi setelah 10 menit
 Penjepitan talipusat harus ditunda sedikitnya sampai satu
menit untuk bayi yang tidak membutuhkan resusitasi
Next
 Langkah awal resusitasi ialah memberikan
kehangatan dengan meletakkan bayi di bawah
pemancar panas, memposisikan bayi pada posisi
menghidu/sedikit tengadah untuk membuka jalan
napas, membersihkan jalan napas jika perlu,
mengeringkan bayi dan stimulasi napas
Ventilasi Tekanan Positif (VTP)
 Teknik ventilasi tekanan positif (VTP) meliputi
ventilasi yang dilakukan dengan menggunakan
sungkup wajah dan inflation bag, disertai
pemberian oksigen 100%
 Ventilasi tekanan positif dilakukan sebagai
bagian dari resusitasi neonatus lanjutan, sehingga
penting untuk memahami tahap-tahap resusitasi
neonatus dan evaluasi yang dilakukan pada VTP
Persiapan untuk VTP
 Lakukan resusitasi awal pada bayi baru lahir terlebih
dahulu, yaitu lakukan penilaian awal seperti usia
kehamilan bayi, warna ketuban saat lahir, tonus otot
bayi, apakah bayi menangis, merintih atau bernafas
 Lakukan stabilisasi, yaitu meletakan pasien ditempat
kering, datar dan hangat (radiant warmer)
 Posisikan bayi, apabila terdapat banyak sekret pada
jalan nafas, lakukan suction
 Keringkan bayi, sekaligus lakukan stimulasi
 Evaluasi denyut jantung dan pernafasan
Alat-alat VTP
 Sungkup wajah
 Nasal kanul
 Oksigen
 Selang penyambung dengan oksigen
 flow-inflating atau self-inflating resuscitation bag
 Peralatan yang tersambung dengan positive end-
expiratory pressure (PEEP)
 Peralatan intubasi, seperti laringoskop, dan Endotracheal
tube
 Obat-obat emergensi, seperti epinefrin
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
Posisi Neonatus
 Meletakan bayi baru lahir ditempat kering, datar,
dan hangat (radiant warmer). Posisikan bayi sedikit
terekstensi.
Cara Kerja
 Tempatkan pasien ditempat yang kering dan hangat
 Posisi awal yaitu memposisikan rahang, kondisikan leher sedikit
terekstensi
 VTP dapat dilakukan oleh 2 orang atau 1 orang
 VTP yang dilakukan 2 orang lebih efektif dibanding 1 orang
 Apabila kebocoran sungkup terjadi, 1 orang mempertahankan posisi
rahang dan menahan sungkup menutupi mulut dan hidung, 1 orang
lainnya melakukan ventilasi
 Apabila pompa saat melakukan ventilasi tidak adekuat, maka
pompa harus terus dilakukan hingga terlihat pergerakan dinding
dada dan denyut jantung meningkat
 Namun apabila tidak tampak perbaikan, disarankan untuk dilakukan
penyedotan (suction) terutama pada bagian orofaring
Next
 Apabila kebocoran sungkup terjadi, 1 orang
mempertahankan posisi rahang dan menahan sungkup
menutupi mulut dan hidung, 1 orang lainnya melakukan
ventilasi
 Apabila pompa saat melakukan ventilasi tidak adekuat,
maka pompa harus terus dilakukan hingga terlihat
pergerakan dinding dada dan denyut jantung
meningkat
 Namun apabila tidak tampak perbaikan, disarankan
untuk dilakukan penyedotan (suction) terutama pada
bagian orofaring
Next
 Ventilasi dilakukan 40 – 60 kali/menit, dengan waktu
inspirasi 0.3 - 0.5 detik
 Ventilasi dilakukan selama 30 kali /menit apabila disertai
dengan kompresi dada
 Untuk ventilasi tekanan positif, berikan oksigen 10 L/menit,
dengan tekanan ventilasi inisial 20 - 25 cm H2
 Apabila VTP dibutuhkan untuk resusitasi bayi prematur,
disarankan untuk menggunakan alat yang sekaligus dengan
PEEP (positive end-expiratory pressure)
 Penggunaan PEEP (5 cm H2O) dapat membantu paru-paru
bayi tetap terinflasi diantara pernapasan tekanan positif
Next
 Saat VTP dimulai, gunakan monitor kardiak elektrik
untuk penilaian denyut jantung yang akurat
 Apabila tekanan ventilasi tidak terpantau monitor,
gunakan tekanan minimal untuk mencapai pergerakan
dinding dada fisiologis (tidak berlebihan) dan
peningkatan denyut jantung
 Tekanan yang lebih tinggi mungkin dibutuhkan untuk
membantu aerasi paru pada awal pernafasan
Next
 Indikator paling penting dari VTP yang berhasil yaitu
kenaikan denyut jantung
 Bila denyut jantung tidak meningkat, VTP yang
menginflasi paru dapat dinilai dari pergerakan
dinding dada saat ventilasi
 Apabila dipasang intubasi atau sungkup laringeal
(Laryngeal Mask Airway), inflasi paru dinilai dengan
pergerakan dinding dada dan bunyi nafas bilateral
saat ventilasi
Next
 Saat VTP dimulai, asisten mendengarkan peningkatan
denyut jantung pada 15 detik pertama setelah VTP
 Apabila VTP sudah dilakukan dan kondisi bayi tidak
membaik, pergerakan dada bayi tidak baik bahkan
setelah posisi sungkup diperbaiki atau setelah intubasi
terpasang, trakea mungkin mengalami obstruksi oleh
sekret yang tebal sehingga harus dilakukan
penyedotan (suction) melalui kateter yang dimasukan
melalui endotracheal tube atau secara langsung masuk
ke trakea
Next
 Setelah 30 detik dilakukan ventilasi adekuat dengan
oksigen 100%, pernafasan spontan dan denyut jantung
harus dinilai
 Apabila terdapat pernafasan spontan dan denyut jantung
100 kali/menit, VTP perlahan dapat dikurangi dan
diberhentikan
 Apabila pernafasan spontan tidak adekuat atau denyut
jantung masih dibawah 100 kali/menit, ventilasi harus
dilanjutkan baik dengan sungkup atau
pemasangan endotracheal tube
 Apabila denyut jantung 60x/m, ventilasi dilanjutkan, mulai
lakukan kompresi dada dan pemasangan intubasi
Next
 Turunkan tekanan ventilasi dan kecepatan apabila
bayi memberikan respon
 Dekompresi gastrik melalui nasogastric
tube (NGT) diindikasikan apabila ventilasi sungkup
dilanjutkan selama beberapa menit
Follow Up
 Bayi yang mengalami gangguan perinatal atau
distress pernafasan yang berlanjut dapat mengalami
keterlambatan adaptasi atau disfungsi pada fase
perinatal seperti gangguan otak, jantung, saluran
gastrointestinal, ginjal, dan organ lainnya
 Follow up yang dilakukan pada prosedur ventilasi
tekanan positif meliputi penilaian saat tindakan dan
monitoring berkelanjutan
Penilaian respon bayi terhadap tindakan ventilasi tekanan
positif pada saat tindakan
 Peningkatan denyut jantung lebih dari 100x/m
 Ada pergerakan dinding dada dan perut setiap
inflasi
 Perbaikan dari saturasi oksigen
Monitoring berkelanjutan yang harus dilakukan
 Observasi gula darah
 Temperatur
 Saturasi oksigen
 Denyut jantung
 Respiratory rate dan pola nafas
 Analisis gas darah
 Keseimbangan cairan dan nutrisi
 Tekanan darah
 Tanda-tanda neurologis
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
Resusitasi pada Bayi Baru lahir
@ Langkah Awal :
 Letakkan bayi di bawah pemancar panas yang telah
dinyalakan sebelumnya
 Letakkan bayi dengan kepala sedikit
tengadah/sedikit ekstensi
 Hisap mulut kemudian hidung
 Keringkan tubuh dan kepala dari cairan amnion
 Singkirkan kain basah
 Perbaiki posisi kepala bayi agar leher agak
tengadah
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
Buka jalan napas
 Bersihkan mulut dan hidung bayi dengan penghisap
 Posisikan bayi terlentang, kepala posisi tengadah
jangan melakukan ekstensi yang berlebihan
 Berikan ganjal punggung dengan kain setebal 2.5 cm
bila kepala bayi besar atau occiputnya menonjol
 Jika pernapasan dangkal atau tersengal-sengal
segera hisap lendir mulai dari mulut kemudian hidung.
Pengisapan jangan terlalu lama (6 detik)
Next
 Evaluasi pernapasan, frekuensi jantung, dan warna kulit
 Jika ketuban keruh atau bercampur meconium kental
bila bayi menunjukkan usaha napas yang baik, tonus
otot yang baik, dan frekuensi jantung lebih dari 100
kali/menit, anda cukup membersihkan sekret dan
mekonium dari mulut dan hidung dengan menggunakan
balon penghisap yang biasa digunakan atau kateter
penghisap berukuran 12F atau 14F
Rangsangan Tactile
 Menepuk / menyentil telapak kaki
 Menggosok punggung/perut/dada/ekstremitas
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
Evaluasi kondisi bayi
 Nilai pernapasan bayi dengan melihat pengembangan
dada dan warna kulit
 Dengaran suara napas di seluruh lapangan paru
dengan stetoskop
 Nilai denyut jantung dengan mendengar irama jantung
dengan stetoskop
 Hitung frekwensi denyut jantung
 Nilai warna kulit apakah kemerahan/sianosis perifer
atau sianosis sentral
Pemberian bantuan napas
 Jika pernapasan apnea setelah rangsangan
singkat, segera berikan pernapasan buatan atau
ventilasi tekanan positif dengan oksigen 100 %
 Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi atau ganjal
bahu
 Bersihkan sekret terlebih dahulu dan pastikan jalan
napas bersih
 Pasang pipa orofaring
 Letakkan sungkup di wajah bayi dengan rapat
agar tidak bocor melalui sisi sungkup
Next
 Berikan tekanan positip melalui bag-valve-mask
(ambubag) dengan lembut sambil melihat
pengembangan dada bayi
 Selanjutnya evaluasi lagi pernapasan dan denyut
jantung secara simultan
 Bila ventilasi tekanan positip tidak efektif dapat
dilakukan intubasi endotrakeal
Pijat Jantung (penekanan dada)
 Indikasi pijat jantung bila setelah 30 detik dilakukan
VTP dengan 100% O2
 FJ tetap < 60 kali / menit
 Diperlukan 2 orang : 1 orang yang melakukan pijat
jantung dan 1 orang yang terus melanjutkan ventilasi
 Pelaksana ventilasi : menempatkan sungkup wajah
secara efektif & memantau gerakan dada
 Penekanan dada dilakukan pada sepertiga bagian
tengah sternum, dibawah garis imajiner yang
menghubungkan papilla mammae
Teknik ibu jari :
 Kedua ibu jari menekan tulang dada
 Kedua tangan melingkari dada dan jari-jari tangan
menopang bagian belakang bayi
Teknik dua jari :
 Ujung jari tengah dan jari telunjuk atau jari manis
dari satu tangan digunakan untuk menekan tulang
dada
 Tangan yang lain digunakan untuk menopang
bagian belakang bayi
Lokasi untuk kompresi dada :
 Gerakkan jari sepanjang tepi bawah iga sampai
mendapatkan sifoid
 Letakkan ibu jari atau jari-jari lain pada tulang
dada, tepat diatas sifoid dan pada garis yang
menghubungkan kedua puting susu
Tekanan saat kompresi dada :
 Kedalaman + 1/3 diameter antero-posterior dada
 Lama penekanan lebih singkat dari pada lama
pelepasan
 Jangan mengangkat ibu jari atau jari-jari tangan
dari dada di antara penekanan
Frekuensi : ”satu-dua-tiga-pompa-...”
 Satu siklus kegiatan terdiri atas tiga kompresi + satu
ventilasi
 Rasio 3 :1 1 siklus (2 detik)
→
 1½ detik : 3 kompresi dada
 ½ detik : 1 ventilasi
 90 kompresi + 30 ventilasi dalam 1 menit
Setelah 30 detik kompresi dada dan ventilasi, periksa
frekuensi jantung :
@ Jika frekuensi jantung :
 Lebih dari 60 X/menit, hentikan kompresi dan lanjutkan
ventilasi dengan kecepatan 40-60 kali pompa/menit
 Lebih dari 100 X/menit, hentikan kompresi dada dan
hentikan ventilasi secara bertahap jika bayi bernapas
spontan
 Kurang dari 60 X/menit, lakukan intubasi pada bayi jika
belum dilakukan, dan berikan epinefrin, lebih disukai
dengan cara intravena
 Intubasi menyediakan cara yang lebih terpercaya untuk
melanjutkan ventilasi
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx
PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx

More Related Content

PPT
Resusitasi neonatus
PPTX
SOSIALISASI RESUSITASI NEONATAL done.pptx
PPT
resusitasi-neonatusppt.ppt
PPTX
KONSEP DASAR RESUSITASI PADA NEONATUS.pptx
PPT
256537621-Resusitasi-pada Neonatus-ppt.ppt
PDF
Kedokteran pediatri anak tatalaksana bayi baru lahir
PDF
08 Manajemen jalan napas neonatus APN.pdf
PDF
Asfiksia Neonatorum-STABLE .pdf
Resusitasi neonatus
SOSIALISASI RESUSITASI NEONATAL done.pptx
resusitasi-neonatusppt.ppt
KONSEP DASAR RESUSITASI PADA NEONATUS.pptx
256537621-Resusitasi-pada Neonatus-ppt.ppt
Kedokteran pediatri anak tatalaksana bayi baru lahir
08 Manajemen jalan napas neonatus APN.pdf
Asfiksia Neonatorum-STABLE .pdf

Similar to PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx (20)

PPT
PRESENTASI_Alur_Resusitasi_Neonatuss.ppt
PPT
PRESENTASI Resusitasi Neonatus
PPT
presentasi resusitasi neonatur dan penatalaksanaanya.ppt
PPTX
ASUHAN BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA.pptx
PPTX
power point RESUSITASI NEONATUS / bayi baru lahir
PPTX
MATERI RESUSITASI
PPT
GADAR NEONATAL PERSIAPAN RESUSITASI bbl.ppt
PDF
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdf
PPT
Materi Pelatihan PONED - Asfiksia dan Resusitasi Bayi Baru Lahir
PPT
Asfiksia neonatorum (high lights)
PPTX
resusitasi&pemfis neonatal.pptx
PPT
ASFIKSIA.ppt
PPTX
Resusitasi neonatus 2022.pptx
PPTX
kegawatan-neonatus-asfiksia.pptx
PPT
3. Djauhariah - Resusitasi Neonatal PIB FK UH 2012.ppt
PDF
UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
PPTX
RESUSITASI BBL.pptx
PPT
resusitasi nina.ppt
PDF
tatalaksana kegawatdaruratan neonatal.pdf
PPTX
The First Golden Moment to Save Baby.pptx
PRESENTASI_Alur_Resusitasi_Neonatuss.ppt
PRESENTASI Resusitasi Neonatus
presentasi resusitasi neonatur dan penatalaksanaanya.ppt
ASUHAN BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA.pptx
power point RESUSITASI NEONATUS / bayi baru lahir
MATERI RESUSITASI
GADAR NEONATAL PERSIAPAN RESUSITASI bbl.ppt
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdf
Materi Pelatihan PONED - Asfiksia dan Resusitasi Bayi Baru Lahir
Asfiksia neonatorum (high lights)
resusitasi&pemfis neonatal.pptx
ASFIKSIA.ppt
Resusitasi neonatus 2022.pptx
kegawatan-neonatus-asfiksia.pptx
3. Djauhariah - Resusitasi Neonatal PIB FK UH 2012.ppt
UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
RESUSITASI BBL.pptx
resusitasi nina.ppt
tatalaksana kegawatdaruratan neonatal.pdf
The First Golden Moment to Save Baby.pptx
Ad

More from chindria (20)

PPTX
SESI 3&4 Perubahan Fisiologi Dalam Kehamilan (Sistem Reproduksi, Kardiovaskul...
PPTX
Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan.pptx
PPT
Tahapan Persalinan.pptaxzXzczCzx\xcxzzxcx
PPT
KEGAWATDARURATAN_MATdczxczczxczxczxERNAL.ppt
PPT
DEPRESI-DAN-KECEMASAN-PERINATAL.pptkkkkkk
PPT
PENANGANAN_KEGAWATDARURATAN_NEONATUS.ppt
PPTX
ASFIKSIA DAN SYOK PADA NEONATUS.pptxjjjjj
PPT
SISTEM RUJUKAN.pptdcdddddddddddddddddddddddddddddddd
PPT
TETANUS_NEONATORUM.pptffffffffffffffffff
PPT
KONSEP DASAR MASA NIFAS.pptFDFDFVCXDFDFDS
PPT
Kebutuhan kompleks ibu masa nifas dan menyusui.ppt
PPT
Integrasi Nasional.pptaasasasasaSsasSASAs
PPTX
Hiperbilirubinemia dan sepsis neonatorum.pptx
PPTX
Adaptasi Neonatal.pptxffffffffffffgggggg
PPTX
Deteksi dini kegawatdaruratan neonatus dan upaya merujuk.pptx
PPTX
BBLRmateri.pptxfdsfsffsdhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
PPTX
Gawat pernapasan dan kejang pada bayi.pptx
PPT
KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN CARA PENANGANANNYA.ppt
PPT
Program tindak lanjut masa nifas normal.ppt
PDF
Kebutuhan kompleks ibu masa nifas dan menyusui.pdf
SESI 3&4 Perubahan Fisiologi Dalam Kehamilan (Sistem Reproduksi, Kardiovaskul...
Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan.pptx
Tahapan Persalinan.pptaxzXzczCzx\xcxzzxcx
KEGAWATDARURATAN_MATdczxczczxczxczxERNAL.ppt
DEPRESI-DAN-KECEMASAN-PERINATAL.pptkkkkkk
PENANGANAN_KEGAWATDARURATAN_NEONATUS.ppt
ASFIKSIA DAN SYOK PADA NEONATUS.pptxjjjjj
SISTEM RUJUKAN.pptdcdddddddddddddddddddddddddddddddd
TETANUS_NEONATORUM.pptffffffffffffffffff
KONSEP DASAR MASA NIFAS.pptFDFDFVCXDFDFDS
Kebutuhan kompleks ibu masa nifas dan menyusui.ppt
Integrasi Nasional.pptaasasasasaSsasSASAs
Hiperbilirubinemia dan sepsis neonatorum.pptx
Adaptasi Neonatal.pptxffffffffffffgggggg
Deteksi dini kegawatdaruratan neonatus dan upaya merujuk.pptx
BBLRmateri.pptxfdsfsffsdhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
Gawat pernapasan dan kejang pada bayi.pptx
KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN CARA PENANGANANNYA.ppt
Program tindak lanjut masa nifas normal.ppt
Kebutuhan kompleks ibu masa nifas dan menyusui.pdf
Ad

Recently uploaded (20)

DOCX
Modul Ajar Deep Learning Fisika Kelas 12 SMA Terbaru 2025
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10 SMA Terbaru 2025
DOCX
Power poit Rubrik Penilaian LK 8 KP 6.docx
PDF
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 12 SMA - Cabang Iman: Keterkaitan antar...
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Bahasa Arab Kelas 7 MTs
PDF
Modul Ajar Deep Learning Seni Budaya Kelas 1 Kurikulum Merdeka
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Fiqih Kelas 10 Terbaru 2025
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas XI SMA Terbaru 2025
PPTX
Kokurikuler_Berbasis_Proyek_Lintas_Disiplin_ilmu.pptx
PPTX
EFS (Modern Filing and Document Management)_Training *Effective E-Filing & Do...
PPTX
bahan FGD_Kebijakan Pembelajaran Penilaian.pptx
PPTX
8-Bahan Paparan Smart ASN Latsar CPNS agenda III
PPTX
Desain ojt 1 koding dan kecerdasan artificial .pptx
PDF
Stop Bullying NO Bully in school SMA .pdf
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PKWU Kerajinan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
PPTX
Bahan Ajar PAI 8 BAB 2 iman kepada kitab Allah.pptx
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Ekonomi Kelas X SMA Terbaru 2025
PPTX
893548301-Panduan-Kokurikuler-Tahun_2025.pptx
PPTX
Mengkritisi Informasi tentang Tokoh.pptx
Modul Ajar Deep Learning Fisika Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10 SMA Terbaru 2025
Power poit Rubrik Penilaian LK 8 KP 6.docx
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 12 SMA - Cabang Iman: Keterkaitan antar...
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Bahasa Arab Kelas 7 MTs
Modul Ajar Deep Learning Seni Budaya Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Fiqih Kelas 10 Terbaru 2025
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas XI SMA Terbaru 2025
Kokurikuler_Berbasis_Proyek_Lintas_Disiplin_ilmu.pptx
EFS (Modern Filing and Document Management)_Training *Effective E-Filing & Do...
bahan FGD_Kebijakan Pembelajaran Penilaian.pptx
8-Bahan Paparan Smart ASN Latsar CPNS agenda III
Desain ojt 1 koding dan kecerdasan artificial .pptx
Stop Bullying NO Bully in school SMA .pdf
Modul Ajar Deep Learning PKWU Kerajinan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
Bahan Ajar PAI 8 BAB 2 iman kepada kitab Allah.pptx
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Ekonomi Kelas X SMA Terbaru 2025
893548301-Panduan-Kokurikuler-Tahun_2025.pptx
Mengkritisi Informasi tentang Tokoh.pptx

PERTEMUAN RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS.pptx

  • 1. RESUSITASI DAN VENTILASI TEKANAN POSITIF PADA NEONATUS Oleh : Bdn. Lia Ayu K, S.S.T., M.Tr.Keb
  • 2. Pengantar  Diperkirakan 10% bayi baru lahir membutuhkan bantuan untuk bernapas pada saat lahir dan 1% saja yang membutuhkan resusitasi yang ekstensif  Penilaian awal saat lahir harus dilakukan pada semua bayi @ Penilaian awal :  Apakah bayi cukup bulan, apakah bayi menangis atau bernapas, dan apakah tonus otot bayi baik  Jika bayi lahir cukup bulan, menangis, dan tonus ototnya baik, bayi dikeringkan dan dipertahankan tetap hangat  Bayi berbaring di dada ibunya dan tidak dipisahkan dari ibunya
  • 3. Tindakan :  Langkah awal stabilisasi (memberikan kehangatan, membersihkan jalan napas jika diperlukan, mengeringkan, merangsang)  Ventilasi  Kompresi dada  Pemberian epinefrin dan/atau cairan penambah volume
  • 4. Next  Diberikan waktu kira-kira 60 detik (the Golden Minute) untuk melengkapi langkah awal, menilai kembali dan memulai ventilasi jika dibutuhkan  Penentuan ke langkah berikut didasarkan pada penilaian simultan dua tanda vital yaitu pernapasan dan frekuensi denyut jantung  Setelah ventilasi tekanan positif (VTP) atau setelah pemberian oksigen tambahan, penilaian dilakukan pada tiga hal yaitu frekuensi denyut jantung, pernapasan dan status oksigenasi
  • 5. Rekomendasi utama untuk resusitasi neonatus  Penilaian setelah langkah awal ditentukan oleh penilaian simultan dua tanda vital yaitu frekuensi denyut jantung dan pernapasan  Oksimeter digunakan untuk menilai oksigenasi karena penilaian warna kulit tidak dapat diandalkan  Untuk bayi yang lahir cukup bulan sebaiknya resusitasi dilakukan dengan udara dibanding dengan oksigen 100%  Oksigen tambahan diberikan dengan mencampur oksigen dan udara (blended oxygen) dan pangaturan konsentrasi dipandu berdasarkan oksimetri
  • 6. Next  Bukti yang ada tidak cukup mendukung atau menolak dilakukannya pengisapan trakea secara rutin pada bayi dengan air ketuban bercampur mekonium, bahkan pada bayi dalam keadaan depresi (lihat keterangan pada Langkah Awal)  Rasio kompresi dada dan ventilasi tetap 3:1 untuk neonatus kecuali jika diketahui adanya penyebab jantung  Pada kasus ini rasio lebih besar dapat dipertimbangkan
  • 7. Next  Terapi hipotermia dipertimbangkan untuk bayi yang lahir cukup bulan atau mendekati cukup bulan dengan perkembangan kearah terjadinya ensefalopati hipoksik iskemik sedang atau berat, dengan protokol dan tindak lanjut sesuai panduan  Penghentian resusitasi dipertimbangkan jika tidak terdeteksi detak jantung selama 10 menit  Banyak faktor ikut berperan dalam keputusan melanjutkan resusitasi setelah 10 menit  Penjepitan talipusat harus ditunda sedikitnya sampai satu menit untuk bayi yang tidak membutuhkan resusitasi
  • 8. Next  Langkah awal resusitasi ialah memberikan kehangatan dengan meletakkan bayi di bawah pemancar panas, memposisikan bayi pada posisi menghidu/sedikit tengadah untuk membuka jalan napas, membersihkan jalan napas jika perlu, mengeringkan bayi dan stimulasi napas
  • 9. Ventilasi Tekanan Positif (VTP)  Teknik ventilasi tekanan positif (VTP) meliputi ventilasi yang dilakukan dengan menggunakan sungkup wajah dan inflation bag, disertai pemberian oksigen 100%  Ventilasi tekanan positif dilakukan sebagai bagian dari resusitasi neonatus lanjutan, sehingga penting untuk memahami tahap-tahap resusitasi neonatus dan evaluasi yang dilakukan pada VTP
  • 10. Persiapan untuk VTP  Lakukan resusitasi awal pada bayi baru lahir terlebih dahulu, yaitu lakukan penilaian awal seperti usia kehamilan bayi, warna ketuban saat lahir, tonus otot bayi, apakah bayi menangis, merintih atau bernafas  Lakukan stabilisasi, yaitu meletakan pasien ditempat kering, datar dan hangat (radiant warmer)  Posisikan bayi, apabila terdapat banyak sekret pada jalan nafas, lakukan suction  Keringkan bayi, sekaligus lakukan stimulasi  Evaluasi denyut jantung dan pernafasan
  • 11. Alat-alat VTP  Sungkup wajah  Nasal kanul  Oksigen  Selang penyambung dengan oksigen  flow-inflating atau self-inflating resuscitation bag  Peralatan yang tersambung dengan positive end- expiratory pressure (PEEP)  Peralatan intubasi, seperti laringoskop, dan Endotracheal tube  Obat-obat emergensi, seperti epinefrin
  • 15. Posisi Neonatus  Meletakan bayi baru lahir ditempat kering, datar, dan hangat (radiant warmer). Posisikan bayi sedikit terekstensi.
  • 16. Cara Kerja  Tempatkan pasien ditempat yang kering dan hangat  Posisi awal yaitu memposisikan rahang, kondisikan leher sedikit terekstensi  VTP dapat dilakukan oleh 2 orang atau 1 orang  VTP yang dilakukan 2 orang lebih efektif dibanding 1 orang  Apabila kebocoran sungkup terjadi, 1 orang mempertahankan posisi rahang dan menahan sungkup menutupi mulut dan hidung, 1 orang lainnya melakukan ventilasi  Apabila pompa saat melakukan ventilasi tidak adekuat, maka pompa harus terus dilakukan hingga terlihat pergerakan dinding dada dan denyut jantung meningkat  Namun apabila tidak tampak perbaikan, disarankan untuk dilakukan penyedotan (suction) terutama pada bagian orofaring
  • 17. Next  Apabila kebocoran sungkup terjadi, 1 orang mempertahankan posisi rahang dan menahan sungkup menutupi mulut dan hidung, 1 orang lainnya melakukan ventilasi  Apabila pompa saat melakukan ventilasi tidak adekuat, maka pompa harus terus dilakukan hingga terlihat pergerakan dinding dada dan denyut jantung meningkat  Namun apabila tidak tampak perbaikan, disarankan untuk dilakukan penyedotan (suction) terutama pada bagian orofaring
  • 18. Next  Ventilasi dilakukan 40 – 60 kali/menit, dengan waktu inspirasi 0.3 - 0.5 detik  Ventilasi dilakukan selama 30 kali /menit apabila disertai dengan kompresi dada  Untuk ventilasi tekanan positif, berikan oksigen 10 L/menit, dengan tekanan ventilasi inisial 20 - 25 cm H2  Apabila VTP dibutuhkan untuk resusitasi bayi prematur, disarankan untuk menggunakan alat yang sekaligus dengan PEEP (positive end-expiratory pressure)  Penggunaan PEEP (5 cm H2O) dapat membantu paru-paru bayi tetap terinflasi diantara pernapasan tekanan positif
  • 19. Next  Saat VTP dimulai, gunakan monitor kardiak elektrik untuk penilaian denyut jantung yang akurat  Apabila tekanan ventilasi tidak terpantau monitor, gunakan tekanan minimal untuk mencapai pergerakan dinding dada fisiologis (tidak berlebihan) dan peningkatan denyut jantung  Tekanan yang lebih tinggi mungkin dibutuhkan untuk membantu aerasi paru pada awal pernafasan
  • 20. Next  Indikator paling penting dari VTP yang berhasil yaitu kenaikan denyut jantung  Bila denyut jantung tidak meningkat, VTP yang menginflasi paru dapat dinilai dari pergerakan dinding dada saat ventilasi  Apabila dipasang intubasi atau sungkup laringeal (Laryngeal Mask Airway), inflasi paru dinilai dengan pergerakan dinding dada dan bunyi nafas bilateral saat ventilasi
  • 21. Next  Saat VTP dimulai, asisten mendengarkan peningkatan denyut jantung pada 15 detik pertama setelah VTP  Apabila VTP sudah dilakukan dan kondisi bayi tidak membaik, pergerakan dada bayi tidak baik bahkan setelah posisi sungkup diperbaiki atau setelah intubasi terpasang, trakea mungkin mengalami obstruksi oleh sekret yang tebal sehingga harus dilakukan penyedotan (suction) melalui kateter yang dimasukan melalui endotracheal tube atau secara langsung masuk ke trakea
  • 22. Next  Setelah 30 detik dilakukan ventilasi adekuat dengan oksigen 100%, pernafasan spontan dan denyut jantung harus dinilai  Apabila terdapat pernafasan spontan dan denyut jantung 100 kali/menit, VTP perlahan dapat dikurangi dan diberhentikan  Apabila pernafasan spontan tidak adekuat atau denyut jantung masih dibawah 100 kali/menit, ventilasi harus dilanjutkan baik dengan sungkup atau pemasangan endotracheal tube  Apabila denyut jantung 60x/m, ventilasi dilanjutkan, mulai lakukan kompresi dada dan pemasangan intubasi
  • 23. Next  Turunkan tekanan ventilasi dan kecepatan apabila bayi memberikan respon  Dekompresi gastrik melalui nasogastric tube (NGT) diindikasikan apabila ventilasi sungkup dilanjutkan selama beberapa menit
  • 24. Follow Up  Bayi yang mengalami gangguan perinatal atau distress pernafasan yang berlanjut dapat mengalami keterlambatan adaptasi atau disfungsi pada fase perinatal seperti gangguan otak, jantung, saluran gastrointestinal, ginjal, dan organ lainnya  Follow up yang dilakukan pada prosedur ventilasi tekanan positif meliputi penilaian saat tindakan dan monitoring berkelanjutan
  • 25. Penilaian respon bayi terhadap tindakan ventilasi tekanan positif pada saat tindakan  Peningkatan denyut jantung lebih dari 100x/m  Ada pergerakan dinding dada dan perut setiap inflasi  Perbaikan dari saturasi oksigen
  • 26. Monitoring berkelanjutan yang harus dilakukan  Observasi gula darah  Temperatur  Saturasi oksigen  Denyut jantung  Respiratory rate dan pola nafas  Analisis gas darah  Keseimbangan cairan dan nutrisi  Tekanan darah  Tanda-tanda neurologis
  • 35. Resusitasi pada Bayi Baru lahir @ Langkah Awal :  Letakkan bayi di bawah pemancar panas yang telah dinyalakan sebelumnya  Letakkan bayi dengan kepala sedikit tengadah/sedikit ekstensi  Hisap mulut kemudian hidung  Keringkan tubuh dan kepala dari cairan amnion  Singkirkan kain basah  Perbaiki posisi kepala bayi agar leher agak tengadah
  • 40. Buka jalan napas  Bersihkan mulut dan hidung bayi dengan penghisap  Posisikan bayi terlentang, kepala posisi tengadah jangan melakukan ekstensi yang berlebihan  Berikan ganjal punggung dengan kain setebal 2.5 cm bila kepala bayi besar atau occiputnya menonjol  Jika pernapasan dangkal atau tersengal-sengal segera hisap lendir mulai dari mulut kemudian hidung. Pengisapan jangan terlalu lama (6 detik)
  • 41. Next  Evaluasi pernapasan, frekuensi jantung, dan warna kulit  Jika ketuban keruh atau bercampur meconium kental bila bayi menunjukkan usaha napas yang baik, tonus otot yang baik, dan frekuensi jantung lebih dari 100 kali/menit, anda cukup membersihkan sekret dan mekonium dari mulut dan hidung dengan menggunakan balon penghisap yang biasa digunakan atau kateter penghisap berukuran 12F atau 14F
  • 42. Rangsangan Tactile  Menepuk / menyentil telapak kaki  Menggosok punggung/perut/dada/ekstremitas
  • 45. Evaluasi kondisi bayi  Nilai pernapasan bayi dengan melihat pengembangan dada dan warna kulit  Dengaran suara napas di seluruh lapangan paru dengan stetoskop  Nilai denyut jantung dengan mendengar irama jantung dengan stetoskop  Hitung frekwensi denyut jantung  Nilai warna kulit apakah kemerahan/sianosis perifer atau sianosis sentral
  • 46. Pemberian bantuan napas  Jika pernapasan apnea setelah rangsangan singkat, segera berikan pernapasan buatan atau ventilasi tekanan positif dengan oksigen 100 %  Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi atau ganjal bahu  Bersihkan sekret terlebih dahulu dan pastikan jalan napas bersih  Pasang pipa orofaring  Letakkan sungkup di wajah bayi dengan rapat agar tidak bocor melalui sisi sungkup
  • 47. Next  Berikan tekanan positip melalui bag-valve-mask (ambubag) dengan lembut sambil melihat pengembangan dada bayi  Selanjutnya evaluasi lagi pernapasan dan denyut jantung secara simultan  Bila ventilasi tekanan positip tidak efektif dapat dilakukan intubasi endotrakeal
  • 48. Pijat Jantung (penekanan dada)  Indikasi pijat jantung bila setelah 30 detik dilakukan VTP dengan 100% O2  FJ tetap < 60 kali / menit  Diperlukan 2 orang : 1 orang yang melakukan pijat jantung dan 1 orang yang terus melanjutkan ventilasi  Pelaksana ventilasi : menempatkan sungkup wajah secara efektif & memantau gerakan dada  Penekanan dada dilakukan pada sepertiga bagian tengah sternum, dibawah garis imajiner yang menghubungkan papilla mammae
  • 49. Teknik ibu jari :  Kedua ibu jari menekan tulang dada  Kedua tangan melingkari dada dan jari-jari tangan menopang bagian belakang bayi
  • 50. Teknik dua jari :  Ujung jari tengah dan jari telunjuk atau jari manis dari satu tangan digunakan untuk menekan tulang dada  Tangan yang lain digunakan untuk menopang bagian belakang bayi
  • 51. Lokasi untuk kompresi dada :  Gerakkan jari sepanjang tepi bawah iga sampai mendapatkan sifoid  Letakkan ibu jari atau jari-jari lain pada tulang dada, tepat diatas sifoid dan pada garis yang menghubungkan kedua puting susu
  • 52. Tekanan saat kompresi dada :  Kedalaman + 1/3 diameter antero-posterior dada  Lama penekanan lebih singkat dari pada lama pelepasan  Jangan mengangkat ibu jari atau jari-jari tangan dari dada di antara penekanan
  • 53. Frekuensi : ”satu-dua-tiga-pompa-...”  Satu siklus kegiatan terdiri atas tiga kompresi + satu ventilasi  Rasio 3 :1 1 siklus (2 detik) →  1½ detik : 3 kompresi dada  ½ detik : 1 ventilasi  90 kompresi + 30 ventilasi dalam 1 menit
  • 54. Setelah 30 detik kompresi dada dan ventilasi, periksa frekuensi jantung : @ Jika frekuensi jantung :  Lebih dari 60 X/menit, hentikan kompresi dan lanjutkan ventilasi dengan kecepatan 40-60 kali pompa/menit  Lebih dari 100 X/menit, hentikan kompresi dada dan hentikan ventilasi secara bertahap jika bayi bernapas spontan  Kurang dari 60 X/menit, lakukan intubasi pada bayi jika belum dilakukan, dan berikan epinefrin, lebih disukai dengan cara intravena  Intubasi menyediakan cara yang lebih terpercaya untuk melanjutkan ventilasi