SlideShare a Scribd company logo
By: Moh.Lutfi, S.Kep.,Ners.,M.Tr.Kep.
NIDN: 0707039101
PROGRAM STUDI: S1 KEPERAWATAN
DEPARTEMENT: PATOFISIOLOGI PENYAKIT
STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
DM, CHOL, AG, RA 2
EVIDEN BASE (DM)
Menurut statistik, ada lebih dari 200 juta orang penderita
diabetes melitus di seluruh dunia. Diperkirakan bahwa
angka ini akan meningkat menjadi 380 juta orang
penderita pada tahun 2025. Saat ini, ada sekitar 700.000
orang penderita diabetes melitus di Hong Kong, yang
mewakili 10% dari total populasi, yang berarti bahwa ada
satu orang penderita diabetes melitus dari setiap 10 orang
di Hong Kong. Dan angka ini meningkat dengan tajam.
CVA-1 3
What is a DIABETES MILLITUS?
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis
dengan metabolisme yang tidak teratur. Ketika
kita mengonsumsi karbohidrat (termasuk gula
dan pati, dll),
bahan-bahan tersebut dipecah menjadi
dekstrosa setelah dicerna dan menjadi glukosa
pada saat diserap oleh usus kecil ke dalam
sistem peredaran darah.
Pankreas mengeluarkan insulin, yang
membantu glukosa masuk ke dalam sel untuk
digunakan oleh tubuh. Kadar glukosa meningkat
bila sekresi insulin tidak mencukupi atau tubuh
tidak bisa menggunakan insulin yang dihasilkan.
Hiperglikemia bisa mengakibatkan gangguan
metabolisme lemak dan protein, dan
penghancuran berbagai macam sistem tubuh
dan organ, termasuk: kardiovaskular, retina,
saraf, dan ginjal dalam jangka waktu yang lama
CVA-1 4
FAKTOR RESIKO
 riwayat diabetes melitus pada anggota keluarga
dekat;

penderita hipertensi atau hiperlipidemia
(kadar lemak dalam darah yang sangat tinggi);
 wanita yang memiliki riwayat diabetes melitus
gestasional (jenis diabetes melitus yang terjadi
hanya selama kehamilan) atau melahirkan bayi
yang mengalami kelebihan berat badan (bobot 4
kg ke atas);
 obesitas (dengan IMT lebih dari 23);
 berada di usia paruh baya (usia 45 tahun ke atas),
dll.
CVA-1 6
Penyebab peningkatan kasus
CVA-1 7
Types of DM 1
Diabetes Melitus Tipe 1
Disebut sebagai “Diabetes Melitus yang
Tergantung pada Insulin”. Terkait
dengan faktor genetik dan sistem
kekebalan tubuh, yang mengakibatkan
kerusakan sel-sel yang memproduksi
insulin, sehingga sel tidak mampu untuk
memproduksi insulin yang dibutuhkan
oleh tubuh. Kelompok orang yang paling
sering mengidap penyakit ini adalah
anak-anak dan remaja, yang mewakili 3%
dari jumlah seluruh pasien yang ada.
CVA-1 8
Types of DM 2
Diabetes Melitus Tipe 2
Disebut “Diabetes Melitus yang Tidak
Tergantung pada Insulin”, yang mewakili
lebih dari 90% kasus diabetes melitus.
Terkait dengan faktor pola makan yang
tidak sehat, obesitas, dan kurangnya
olahraga. Sel-sel tubuh menjadi resisten
terhadap insulin dan tidak bisa menyerap
dan menggunakan dekstrosa dan
kelebihan gula darah yang dihasilkan
secara efektif. Jenis diabetes melitus ini
memiliki predisposisi genetik yang lebih
tinggi daripada Tipe 1.
CVA-1 9
Types of DM GESTASIONAL
Diabetes Melitus Gestasional:
Terutama disebabkan oleh perubahan
hormon yang dihasilkan selama kehamilan
dan biasanya berkurang atau menghilang
setelah melahirkan. Studi dalam beberapa
tahun terakhir ini menunjukkan bahwa
wanita yang pernah mengalami diabetes
melitus gestasional memiliki tingkat risiko
yang lebih tinggi untuk mengidap penyakit
diabetes melitus tipe
II, sehingga wanita tersebut harus lebih
memerhatikan pola makan yang sehat demi
mengurangi risiko tersebut.
CVA-1 10
Types of DM
SYNDROM
Jenis lain dari Diabetes Melitus:
Ada beberapa penyebab lain yang
berbeda dari ketiga jenis diabetes
melitus di atas, termasuk sekresi insulin
yang tidak memadai yang disebabkan
oleh penyakit genetik tertentu,
disebabkan secara tidak langsung oleh
penyakit lainnya (misalnya pankreatitis,
yaitu peradangan pada pankreas), yang
diakibatkan oleh obat atau bahan kimia
lainnya
CVA-1 11
Manifestasi klinis
 sering merasa haus
 sering buang air kecil
 sering merasa lapar
 penurunan berat badan
 kelelahan
 penglihatan yang kabur
 tingkat penyembuhan luka yang
lambat rasa gatal pada kulit
Pemeriksaan Diagnostik
tes glukosa darah secara acak: mengambil darah
untuk memeriksa kadar
glukosa tanpa puasa.
tes glukosa darah puasa: puasa setelah tengah
malam dan pengambilan darah keesokan harinya
untuk memeriksa kadar glukosa.
tes toleransi glukosa oral: setelah tes glukosa darah
puasa dilakukan, pasien diberikan glukosa sebanyak
75g dan dilakukan pengambilan darah setelah jangka
waktu 2 jam, demi keperluan pengamatan perubahan
kadar glukosa darah.
CVA-1 12
Penatalaksanaan DM
Atur pola makan
Olahraga / aktivitas
Hipo/ Hiperglikemik oral
Injeksi insulin
CVA-1 14
Komplikasi
Komplikasi akut
Hipoglikemia Akut (rendahnya kadar gula darah yang tidak
normal)
Hiperglikemia Akut (tingginya kadar gula darah yang tidak
normal)
Komplikasi kronis
Cara Merawat Pasien DM
 Pengendalian penyakit
 Mengikuti prinsip pola makan penderita
diabetes melitus
 Memantau kondisi glukosa di rumah, misalnya
dengan melakukan tes glukosa sendiri
 Mengonsumsi obat secara tepat waktu dan
memahami khasiat dan efek samping obat
 Teknik injeksi insulin
 Berolahraga setiap hari dan mengendalikan
berat badan
Cara Merawat Pasien DM
 Pencegahan komplikasi
 Memahami gejala, pencegahan, dan manajemen
hipoglikemia
 Perawatan kaki, dengan menjaga agar kaki tetap kering dan
bersih, memakai alas kaki pelindung, dan mencegah cedera
 Perawatan mulut, pemeriksaan gigi secara teratur, dan
pencegahan infeksi
 Memonitor tekanan darah dan lipid darah, mendeteksi
masalah secara dini
 Berhenti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol
untuk mengurangi risiko komplikasi
By: Moh.Lutfi, S.Kep.,Ners.,M.Tr.Kep.
PROGRAM STUDI: S1 KEPERAWATAN
DEPARTEMENT: PATOFISIOLOGI PENYAKIT
STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
What Is Cholesterol?
Suatu jenis lemak yang dibuat di hati dan ditemukan
pada makanan dan hewani.
Kolesterol adalah substansi seperti lilin yg berwarna putih secara alami ditemukan
didalam tubuh sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol sangat dibutuhan oleh
tubuh untuk membentuk dinding sel dalam tubuh. Kolesterol jg merupakan suatu
molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL, total kolesterol dan trigliserida.
Fungsi Kolesterol adalah membentu struktural khusus diseluruh sel tubuh,
terutama pembentukan sel membran, kolesterol juga dipakai oleh kelenjar adrenal
untuk membentuk hormon estrogen, progesteron, dan androgen.
Dislipedemia: Kelainan Metabolisme Lipid Yang Ditandai Dengan Peningkatan Maupun
Penurunan Fraksi Lipid Dalam Plasma
PETOFISIOLOGI PENYAKIT METOBOLIK DM, HIPERCHOLESTROL, RA
Klasifikasi Dislipidemia
Dislipidemia Primer
Yaitu Kelainan Penyakit Genetik Dan Bawaan Yang
Dapat Menyebabkan Kelainan Kadar Lipid Dalam
Darah.
Dislipidemia Sekunder
Penyebab Dislipidemia SEKUNDER Yang Biasanya
Terdapat Peninggian Kadar Trigliserida,
Disebabkan Antara Lain Oleh Beberapa Keadaan
Di Bawah Ini : (OBESITAS, Sindrom Nefroti,
Kehamilan, Pankreatitis, Diabetes Melitus, Terapi
Estrogen, Alkohol, erapi Steroid, Gagal Ginjal
Kronik
PETOFISIOLOGI PENYAKIT METOBOLIK DM, HIPERCHOLESTROL, RA
Etiologi:
Makanan yg terlalu banyak
mengandung lemak jenuh (saturated
fat) misal mentega, roti, biskuit dan
makanan fast food,
Obesitas
Rokok
Kurang olahraga (aktivitas)
PETOFISIOLOGI PENYAKIT METOBOLIK DM, HIPERCHOLESTROL, RA
RENTANG NILAI
KOLESTEROL
Rentang nilai normal kadar lipid
darah pada orang dewasa adalah
sebagai berikut :
o Kolesterol total 140 – 200 mg / dL
o Kolesterol HDL 29 – 75 mg / dL
o Kolesterol LDL 57 – 130 mg / dL
o Trigliserida 67 – 157 mg / dL
PETOFISIOLOGI PENYAKIT METOBOLIK DM, HIPERCHOLESTROL, RA
KLASIFIKASI KADAR LIPID PLASMA
KOLESTEROL TOTAL
• < 200
• 200-239
•  240
YANG DIINGINKAN
BATAS TINGGI
TINGGI
KOLESTEROL LDL
• < 100
• 100 - 129
• 130 - 159
• 160 - 189
•  190
OPTIMAL
MENDEKATI OPTIMAL
BATAS TINGGI
TINGGI
SANGAT TINGGI
KLASIFIKASI KADAR LIPID PLASMA
KOLESTEROL HDL
• < 40
•  60
RENDAH
TINGGI
TRIGLISERIDA
• < 150
• 150 – 199
• 200 – 499
•  500
NORMAL
BATAS TINGGI
TINGGI
SANGAT TINGGI
PETOFISIOLOGI PENYAKIT METOBOLIK DM, HIPERCHOLESTROL, RA
TIPE LEMAK
LIPIDS IN BLOOD
TOTAL CHOLESTEROL TRIGLYCERIDES (TG)
GOOD CHOLESTEROL
HDL 1 and HDL 2
BAD CHOLESTEROL
LDL, VLDL (TG), Lp(a)
Resiko LDL Tingi
Darah Tinggi
Meningkatkan Resiko serangan
jantung
Meningkatkan resiko Stroke
Dampak komlikasi organ (misal:
gagal ginjal)
PETOFISIOLOGI PENYAKIT METOBOLIK DM, HIPERCHOLESTROL, RA
Dampak Kolestrol
Bahaya utama dari kolesterol darah
yang tinggi adalah terbentuknya Plak
(Plaque) yang memperkecil diameter
pembulu darah yang menyebabkan
terhambatanya suplai oksigen untuk
jaringan tubuh.
PETOFISIOLOGI PENYAKIT METOBOLIK DM, HIPERCHOLESTROL, RA
Penatalaksanaan
Konsumsi buah dan sayur
Ikan laut (salmon, tuna, mackeral dan
herring)
Makanan kaya serat
Olahraga teratur (pembakaran
lemak)
Obat – obatan
PETOFISIOLOGI PENYAKIT METOBOLIK DM, HIPERCHOLESTROL, RA
By: Moh.Lutfi, S.Kep.,Ners.,M.Tr.Kep.
PROGRAM STUDI: S1 KEPERAWATAN
DEPARTEMENT: PATOFISIOLOGI PENYAKIT
STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
PETOFISIOLOGI PENYAKIT METOBOLIK DM, HIPERCHOLESTROL, RA
What is gout?
Artritis gout merupakan penyakit radang pada
sendi yang menimbulkan rasa nyeri sangat hebat,
bengkak, hangat, kadang kemerahan dan sulit
untuk digerakkan. Diakibatkan oleh deposisi
kristal monosodium urat (MSU) di dalam sendi
yang memicu peradangan. Keadaan ini sangat
ber-hubungan dengan peningkatan kadar asam
urat di dalam darah (hiperurisemia), namun orang
yang mengalami hiperurisemia belum tentu
menderita artritis gout
Patofisiologi
Peningkatan kadar asam urat di dalam darah seseorang
berhubungan dengan 2 faktor yaitu produksi yang
berlebihan (overproduction) atau pengeluaran asam
urat yang menurun (underexcretion) melalui ginjal atau
kombinasi keduanya.
Dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen dan
kerusakan jaringan sekitarnya. Ada beberapa penyakit
yang berhubungan dengan penyakit Gout, oleh sebab
itu, penanganan lebih cepat lebih baik. Kerusakan sendi
(sering terjadi di tangan dan kaki) dapat menyebabkan
deformitas dan menyebabkan hilangnya fungsi normal
PETOFISIOLOGI PENYAKIT METOBOLIK DM, HIPERCHOLESTROL, RA
Faktor penyebab serangan
Kebiasaan minum alkohol, terutama bir
Memakan makanan tinggi purin
berlebihan, terutama daging berlemak,
jeroan, dan kerang (seafood)
Perubahan pola makan mendadak,
terutama diet tinggi protein
Operasi, atau penyakit yang
menyebabkan pasien terbaring untuk
beberapa waktu
Terapi radiasi
Faktor resiko
hyperuresemia
Gambaran Radiologi
Terapi pemeliharaan
Target pengobatan bagi mereka yang
telah mengalami serangan ulang
asam urat adalah kontrol teratur ke
dokter dan menjaga agar kadar asam
uratnya selalu kurang dari 6 g/dL
PENATALAKSANAAN
Konsultasikan segera dengan dokter untuk
penanganan serangan gout akut.
Modifikasi gaya hidup, termasuk olah raga,
mengurangi berat badan bagi yang gemuk, dan diet
rendah purin dapat menurunkan serangan gout akut.
Alkohol harus dihindari karena meningkatkan
produksi dan mengganggu pengeluaran asam urat
melalui ginjal.
Trauma berulang pada satu sendi dan kekurangan
cairan (dehidrasi) juga dapat memicu serangan gout.
HASIL RISET
Penelitian mendapatkan bahwa konsumsi
sayuran kaya purin, seperti kembang kol,
bayam, kangkung dan kacang-kacangan
jarang meningkatkan risiko terkena serangan
artritis gout.
Pada serangan akut, tindakan yang dilakukan
adalah mengistirahatkan daerah yang nyeri
kemudian dapat mengompres daerah yang
radang dengan air dingin/air es.
By: Moh.Lutfi, S.Kep.,Ners.,M.Tr.Kep.
PROGRAM STUDI: S1 KEPERAWATAN
DEPARTEMENT: PATOFISIOLOGI PENYAKIT
STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
Definisi
Artritis Reumatoid
(AR) adalah penyakit
autoimun yang
etiologinya belum
diketahui dan ditandai
oleh sinovitis erosif
yang simetris dan
pada beberapa kasus
disertai keterlibatan
jaringan
ekstraartikular.
Etiologi
Etiologi RA belum diketahui dengan pasti.
Namun, kejadiannya dikorelasikan dengan
interaksi yang kompleks antara faktor genetik
dan lingkungan (Suarjana, 2009).
Genetik
Hormon Sex
Faktor Infeksi
Heat Shock Protein
Faktor Lingkungan
Faktor Risiko
Faktor risiko dalam peningkatan
terjadinya RA antara lain
Jenis kelamin perempuan
ada riwayat keluarga yang menderita RA
umur lebih tua,
paparan salisilat dan merokok.
Obesitas
Prevalensi dan Insidensi
Di Amerika Serikat dan beberapa daerah di Eropa
prevalensi AR sekitar 1%; sedangkan di Cina sekitar 0,28%.
Jepang sekitar 1,7% dan India 0,75%. Insiden di Amerika
dan Eropa Utara mencapai 20-50/100000.
Di Indonesia dari hasil survey epidemiologi di Bandungan
Jawa Tengah didapatkan prevalensi AR 0,3 %, sedang di
Malang pada penduduk berusia diatas 40 tahun didapatkan
prevalensi AR 0,5 %. Di Poliklinik Reumatologi RSUPN
Cipto Mangunkusumo Jakarta, pada tahun 2012 kasus
baru Artritis Reumatoid merupakan 4,1% dari seluruh
kasus baru. Di Poliklinik reumatologi RS Hasan Sadikin
didapatkan 9% dari seluruh kasus reumatik baru pada tahun
2014-2017.
Manifestasi Klinik
Nyeri dan bengkak pada
Nyeri dan bengkak pada
sendi saat digerakkan adalah
sendi saat digerakkan adalah
gejala klinik yang paling
gejala klinik yang paling
sering.
sering.
Morning stiffness 1 hr
≥
Morning stiffness 1 hr
≥
MCP and PIP joints of hands &
MCP and PIP joints of hands &
MTP of feet 90%
MTP of feet 90%
Knees, ankles & wrists-
Knees, ankles & wrists-
80%
80%
Shoulders- 60%
Shoulders- 60%
Elbows- 50%
Elbows- 50%
TM, Acromio - clavicular & SC
TM, Acromio - clavicular & SC
joints- 30%
joints- 30%
PIP Swelling
PIP Swelling
Pembengkakan terbatas pada area kapsul sendi
Pembengkakan terbatas pada area kapsul sendi
Penebalan sinovial terasa seperti spons yang keras
Penebalan sinovial terasa seperti spons yang keras
Ulnar Deviation, MCP Swelling,
Ulnar Deviation, MCP Swelling,
Left Wrist Swelling
Left Wrist Swelling
PETOFISIOLOGI PENYAKIT METOBOLIK DM, HIPERCHOLESTROL, RA
Extra-articular
Extra-articular
manifestations
manifestations
 Hadir dalam 30-40%
Hadir dalam 30-40%
 Mungkin terjadi sebelum arthritis
Mungkin terjadi sebelum arthritis
Pada
Pada Pasien
Pasien mungkin di dapati
mungkin di dapati:
:
 Titer tinggi RF / anti-
Titer tinggi RF / anti-CCP
CCP
 HLA DR4 +
HLA DR4 +
 Pr
Pria
ia
 Kecacatan awal onset
Kecacatan awal onset
 Riwayat Merokok
Riwayat Merokok
 Constitutional symptoms
Constitutional symptoms
(
( paling sering
paling sering)
)
 Rheumatoid nodules
Rheumatoid nodules(30%)
(30%)
 Hematological
Hematological-
-
 normocytic normochromic anemia
normocytic normochromic anemia
 leucocytosis /leucopenia
leucocytosis /leucopenia
 thrombocytosis
thrombocytosis
 Felty’s syndrome-
Felty’s syndrome-
 Chronic nodular Rheumatoid
Chronic nodular Rheumatoid
Arthritis
Arthritis
 Spleenomegaly
Spleenomegaly
 Neutropenia
Neutropenia
Extraarticular Involvement
Extraarticular Involvement
 Respiratory
Respiratory- pleural effusion, pneumonitis
- pleural effusion, pneumonitis
, pleuro-pulmonary nodules, ILD
, pleuro-pulmonary nodules, ILD
 CVS
CVS-asymptomatic pericarditis , pericardial
-asymptomatic pericarditis , pericardial
effusion, cardiomyopathy
effusion, cardiomyopathy
 Rheumatoid vasculitis
Rheumatoid vasculitis- mononeuritis
- mononeuritis
multiplex, cutaneous ulceration, digital
multiplex, cutaneous ulceration, digital
gangrene, visceral infarction
gangrene, visceral infarction
 CNS
CNS- peripheral neuropathy, cord-
- peripheral neuropathy, cord-
compression from atlantoaxial/midcervical
compression from atlantoaxial/midcervical
spine subluxation, entrapment
spine subluxation, entrapment
neuropathies
neuropathies
 EYE
EYE- kerato-conjunctivitis sicca, episcleritis,
- kerato-conjunctivitis sicca, episcleritis,
scleritis
scleritis
Rheumatoid nodule
Rheumatoid nodule
•Ini adalah nodul subkutan
kecil yang ada pada
permukaan ekstensor tangan,
pergelangan tangan, siku dan
punggung pasien rheumatoid
arthritis.
•Karakteristik rheumatoid
arthritis
•Penanda aktivitas penyakit
•Bisa hadir meski gejala
Rheumatoid Arthritis lainnya
tidak ada
Pemeriksaan Penunjang
 CBC- TLC, DLC, Hb, ESR & GBP
CBC- TLC, DLC, Hb, ESR & GBP
 Acute phase reactants
Acute phase reactants
 Rheumatoid Factor (RF)
Rheumatoid Factor (RF)
 Anti- CCP antibodies
Anti- CCP antibodies
Radiographic Features
Radiographic Features
 Peri-articular osteopenia
Peri-articular osteopenia
 Uniform symmetric joint space narrowing
Uniform symmetric joint space narrowing
 Marginal subchondral erosions
Marginal subchondral erosions
 Joint Subluxations
Joint Subluxations
 Joint destruction
Joint destruction
 Collapse
Collapse
 Ultrasound
Ultrasound detects early soft tissue lesions.
detects early soft tissue lesions.
 MRI
MRI has greatest sensitivity to detect
has greatest sensitivity to detect
synovitis and marrow changes.
synovitis and marrow changes.
Penatalaksanaan
 NSAIDS
NSAIDS
 Steroids
Steroids
 DMARDs
DMARDs
 Immunosuppressive therapy
Immunosuppressive therapy
 Surgery
Surgery
Antiinflamasi non-steroid (NSAID)
Mengurangi rasa sakit dan
pembengkakan dengan menghambat COX
Penggunaan kronis harus diminimalkan.
Efek samping yang paling umum terkait
dengan saluran pencernaan.
 Kortikosteroid, baik sistemik maupun intra-artikular
Kortikosteroid, baik sistemik maupun intra-artikular
merupakan tambahan penting dalam pengelolaan
merupakan tambahan penting dalam pengelolaan
RA.
RA.
Indikasi untuk steroid sistemik adalah: -
Indikasi untuk steroid sistemik adalah: -
 Untuk pengobatan flare rheumatoid.
Untuk pengobatan flare rheumatoid.
 Untuk RA ekstra artikuler seperti vaskulitis
Untuk RA ekstra artikuler seperti vaskulitis
rheumatoid dan penyakit paru interstisial.
rheumatoid dan penyakit paru interstisial.
 Sebagai
Sebagai bridge theraphy
bridge theraphy selama 6-8 minggu
selama 6-8 minggu
sebelum tindakan DMARD dimulai.
sebelum tindakan DMARD dimulai.
 Dosis pemeliharaan 10mg atau kurang predinisolon
Dosis pemeliharaan 10mg atau kurang predinisolon
setiap hari pada pasien dengan RA aktif.
setiap hari pada pasien dengan RA aktif.
 Terkadang kehamilan saat DMARD lainnya tidak
Terkadang kehamilan saat DMARD lainnya tidak
bisa digunakan.
bisa digunakan.
Agent Usual dose/route Side effects
Azathioprine 50-150 mg orally GI side effects ,
myelosuppression,
infection,
Cyclosporin A 3-5 mg/kg/day Nephrotoxic ,
hypertension ,
hyperkalemia
Cyclophosphamide 50 -150 mg orally Myelosuppression ,
gonadal
toxicity ,hemorrhagic
cystitis , bladder cancer
Immunosuppresive therapy
Immunosuppresive therapy
PETOFISIOLOGI PENYAKIT METOBOLIK DM, HIPERCHOLESTROL, RA

More Related Content

PDF
Database penyakit diabetes di seluruh dunia
PDF
Database penyakit diabetes di seluruh dunia
PPTX
Diabetes Militus
PPTX
how it happened diabetes melitus
DOC
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
DOCX
Tutor Endokrin sindrom metabolik sindrom metabolik.docx
PDF
P2 Diabetes Mellitus.pdf
DOCX
Asuhan keperawatan
Database penyakit diabetes di seluruh dunia
Database penyakit diabetes di seluruh dunia
Diabetes Militus
how it happened diabetes melitus
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Tutor Endokrin sindrom metabolik sindrom metabolik.docx
P2 Diabetes Mellitus.pdf
Asuhan keperawatan

Similar to PETOFISIOLOGI PENYAKIT METOBOLIK DM, HIPERCHOLESTROL, RA (20)

PPTX
Ppt kelebihan karbo
DOCX
Makalah diabetes melitus
DOCX
Makalah diabetes melitus
DOCX
Makalah diabetes melitus
DOCX
Makalah diabetes melitus
DOCX
78149561 lp-dm-gangren
PDF
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
PPTX
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
PPTX
Nutrisi dm
DOCX
M. Aji Sandi Putra. 203307010060. Resume Kp 15, Kp 16, Selasa 08 Maret 2022.docx
PDF
Chapter II dm.pdf
DOC
Materi “dm(diabetes melitus)
DOC
PPTX
ppt prolansia tentang diabtes dan ulkus d
PPTX
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
DOC
Diabetes militus
DOCX
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
DOCX
Diabetes Melitus
Ppt kelebihan karbo
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
78149561 lp-dm-gangren
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
Nutrisi dm
M. Aji Sandi Putra. 203307010060. Resume Kp 15, Kp 16, Selasa 08 Maret 2022.docx
Chapter II dm.pdf
Materi “dm(diabetes melitus)
ppt prolansia tentang diabtes dan ulkus d
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Diabetes militus
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
Diabetes Melitus
Ad

More from KEPKNHM (20)

PPT
MATERI KOMUNIKASI PERSUASIF DLAM LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
PPT
KOMUNIKASA DLM KEP PALIATIF PADA PASIEN DAN KELUARGA.ppt
PPTX
PERAN PERAWAT PADA PASIN PERAWATAN PALIATIF (SAKARAT).pptx
PPT
PERAWATAN PALIATIF SEBELUM DAN SESUDAH MENINGGAL.ppt
PPT
MATERI SISTEM INDRA SENSORI pada manusia.ppt
PDF
SISTEM PANCA INDRA - pada manusia LUTFI.pdf
PPT
ANATOMI_SISTEM_SARAF pada manusia21. ppt
PPT
MATERI SEL, JARINGAN, ORGAN DAN SISTEM ORGAN MANUSIA - LUTFI.ppt
PPT
KEGAWAT DARURATAN NEONATUS 118 - LUTFI.ppt
PPT
MATERI 3. MODEL DAN BENTUK KOMUNIKASI.ppt
PPT
K3 DI LINGKUNGAN FASILITAS KESEHATAN.ppt
PPT
MATERI ANATOMI SISTEM PERSAYARAFAN PADA MANUSIA
PPT
SISTEM PERSEPSI SENSORI ATAU PANCA INDRA
PPT
MEKANISME CIDERA INJURY, KERACUNAN DAN GIGITAN BINATANG - LUTFI.ppt
PPT
Abses renal adalah kerusakan pada ginjal yang menyebabkan kadar protein di da...
PPT
KMB CVA (ASKEP) LUTFI, dalam materi ini menjelasakan tentang askep stroke
PPT
K3 DI LINGKUNGAN FASILITAS KESEHATAN.ppt
PPT
ASKEP PADA PASIEN DENGAN MASALAH LUKA BAKAR
PPTX
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
PPT
ASKEP PADA KLIEN DENGAN SINDROMA NEFROTIK.ppt
MATERI KOMUNIKASI PERSUASIF DLAM LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
KOMUNIKASA DLM KEP PALIATIF PADA PASIEN DAN KELUARGA.ppt
PERAN PERAWAT PADA PASIN PERAWATAN PALIATIF (SAKARAT).pptx
PERAWATAN PALIATIF SEBELUM DAN SESUDAH MENINGGAL.ppt
MATERI SISTEM INDRA SENSORI pada manusia.ppt
SISTEM PANCA INDRA - pada manusia LUTFI.pdf
ANATOMI_SISTEM_SARAF pada manusia21. ppt
MATERI SEL, JARINGAN, ORGAN DAN SISTEM ORGAN MANUSIA - LUTFI.ppt
KEGAWAT DARURATAN NEONATUS 118 - LUTFI.ppt
MATERI 3. MODEL DAN BENTUK KOMUNIKASI.ppt
K3 DI LINGKUNGAN FASILITAS KESEHATAN.ppt
MATERI ANATOMI SISTEM PERSAYARAFAN PADA MANUSIA
SISTEM PERSEPSI SENSORI ATAU PANCA INDRA
MEKANISME CIDERA INJURY, KERACUNAN DAN GIGITAN BINATANG - LUTFI.ppt
Abses renal adalah kerusakan pada ginjal yang menyebabkan kadar protein di da...
KMB CVA (ASKEP) LUTFI, dalam materi ini menjelasakan tentang askep stroke
K3 DI LINGKUNGAN FASILITAS KESEHATAN.ppt
ASKEP PADA PASIEN DENGAN MASALAH LUKA BAKAR
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
ASKEP PADA KLIEN DENGAN SINDROMA NEFROTIK.ppt
Ad

Recently uploaded (20)

PDF
Artikel Ilmiah : Mesin AI Boleh Merangkai Kata, tapi Sastra Kesehatan Indones...
PPTX
PENCEGAHAN Materi Hipertensi DM Germas pptx.pptx
PPTX
JML CKG bulan juli 2025 di kecamatan dan kabupaten
PPTX
GENTINGQuickwin Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting
PPTX
1. Materi Perencanaan BOK Puskesmas.pptx
PPTX
MODUL-Keperawatan-Pada-Pasien-Di-Wilayah-Komunitas.pptx
PPTX
PAPARAN berAKHLAK satuan pendidikan.pptx
PDF
BUKTI SASTRA KESEHATAN INDONESIA MAMPU MENYELAMATKAN BANGSA DARI DISRUPSI SUP...
PPTX
Bantuan hidup dasar / Basic Life Support.pptx
PDF
TRILOGI NOVEL HIPPOCRATES. KARYA FERIZAL BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA
PPTX
Sosialisasi TPT Terapi Pencegahan Tuberkulosis.pptx
PPTX
MATERI FORUM PERANGKAT DAERAH KESEHATAN 2026.pptx
PPTX
Program-Gizi-di-Puskesmas-Spesifik-dan-Sensitif_MPGM.pptx
DOCX
A13_WU SKENARIO 4_GIT.docxhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
PPTX
GAGAL JANTUdcdscssssssssssssssssssssssssssssssssssnkNG.pptx
PPT
Cek kesehatan gratis di kelompok umur di indonesia
PDF
V 1 IKP DAN IKK LABKESMAS tahun 2024.pdf
PPTX
Penyuluhan Diabetes & Hipertensi Kader Lansia.pptx
PDF
Novel Epik Silat Sastra Kesehatan Yang Penuh Visi dan Nilai Kemanusiaan : Dok...
PPTX
basic trauma life support pelatihannnnnn
Artikel Ilmiah : Mesin AI Boleh Merangkai Kata, tapi Sastra Kesehatan Indones...
PENCEGAHAN Materi Hipertensi DM Germas pptx.pptx
JML CKG bulan juli 2025 di kecamatan dan kabupaten
GENTINGQuickwin Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting
1. Materi Perencanaan BOK Puskesmas.pptx
MODUL-Keperawatan-Pada-Pasien-Di-Wilayah-Komunitas.pptx
PAPARAN berAKHLAK satuan pendidikan.pptx
BUKTI SASTRA KESEHATAN INDONESIA MAMPU MENYELAMATKAN BANGSA DARI DISRUPSI SUP...
Bantuan hidup dasar / Basic Life Support.pptx
TRILOGI NOVEL HIPPOCRATES. KARYA FERIZAL BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA
Sosialisasi TPT Terapi Pencegahan Tuberkulosis.pptx
MATERI FORUM PERANGKAT DAERAH KESEHATAN 2026.pptx
Program-Gizi-di-Puskesmas-Spesifik-dan-Sensitif_MPGM.pptx
A13_WU SKENARIO 4_GIT.docxhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
GAGAL JANTUdcdscssssssssssssssssssssssssssssssssssnkNG.pptx
Cek kesehatan gratis di kelompok umur di indonesia
V 1 IKP DAN IKK LABKESMAS tahun 2024.pdf
Penyuluhan Diabetes & Hipertensi Kader Lansia.pptx
Novel Epik Silat Sastra Kesehatan Yang Penuh Visi dan Nilai Kemanusiaan : Dok...
basic trauma life support pelatihannnnnn

PETOFISIOLOGI PENYAKIT METOBOLIK DM, HIPERCHOLESTROL, RA

  • 1. By: Moh.Lutfi, S.Kep.,Ners.,M.Tr.Kep. NIDN: 0707039101 PROGRAM STUDI: S1 KEPERAWATAN DEPARTEMENT: PATOFISIOLOGI PENYAKIT STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
  • 2. DM, CHOL, AG, RA 2 EVIDEN BASE (DM) Menurut statistik, ada lebih dari 200 juta orang penderita diabetes melitus di seluruh dunia. Diperkirakan bahwa angka ini akan meningkat menjadi 380 juta orang penderita pada tahun 2025. Saat ini, ada sekitar 700.000 orang penderita diabetes melitus di Hong Kong, yang mewakili 10% dari total populasi, yang berarti bahwa ada satu orang penderita diabetes melitus dari setiap 10 orang di Hong Kong. Dan angka ini meningkat dengan tajam.
  • 3. CVA-1 3 What is a DIABETES MILLITUS? Diabetes melitus merupakan penyakit kronis dengan metabolisme yang tidak teratur. Ketika kita mengonsumsi karbohidrat (termasuk gula dan pati, dll), bahan-bahan tersebut dipecah menjadi dekstrosa setelah dicerna dan menjadi glukosa pada saat diserap oleh usus kecil ke dalam sistem peredaran darah. Pankreas mengeluarkan insulin, yang membantu glukosa masuk ke dalam sel untuk digunakan oleh tubuh. Kadar glukosa meningkat bila sekresi insulin tidak mencukupi atau tubuh tidak bisa menggunakan insulin yang dihasilkan. Hiperglikemia bisa mengakibatkan gangguan metabolisme lemak dan protein, dan penghancuran berbagai macam sistem tubuh dan organ, termasuk: kardiovaskular, retina, saraf, dan ginjal dalam jangka waktu yang lama
  • 5. FAKTOR RESIKO  riwayat diabetes melitus pada anggota keluarga dekat;  penderita hipertensi atau hiperlipidemia (kadar lemak dalam darah yang sangat tinggi);  wanita yang memiliki riwayat diabetes melitus gestasional (jenis diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan) atau melahirkan bayi yang mengalami kelebihan berat badan (bobot 4 kg ke atas);  obesitas (dengan IMT lebih dari 23);  berada di usia paruh baya (usia 45 tahun ke atas), dll.
  • 7. CVA-1 7 Types of DM 1 Diabetes Melitus Tipe 1 Disebut sebagai “Diabetes Melitus yang Tergantung pada Insulin”. Terkait dengan faktor genetik dan sistem kekebalan tubuh, yang mengakibatkan kerusakan sel-sel yang memproduksi insulin, sehingga sel tidak mampu untuk memproduksi insulin yang dibutuhkan oleh tubuh. Kelompok orang yang paling sering mengidap penyakit ini adalah anak-anak dan remaja, yang mewakili 3% dari jumlah seluruh pasien yang ada.
  • 8. CVA-1 8 Types of DM 2 Diabetes Melitus Tipe 2 Disebut “Diabetes Melitus yang Tidak Tergantung pada Insulin”, yang mewakili lebih dari 90% kasus diabetes melitus. Terkait dengan faktor pola makan yang tidak sehat, obesitas, dan kurangnya olahraga. Sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin dan tidak bisa menyerap dan menggunakan dekstrosa dan kelebihan gula darah yang dihasilkan secara efektif. Jenis diabetes melitus ini memiliki predisposisi genetik yang lebih tinggi daripada Tipe 1.
  • 9. CVA-1 9 Types of DM GESTASIONAL Diabetes Melitus Gestasional: Terutama disebabkan oleh perubahan hormon yang dihasilkan selama kehamilan dan biasanya berkurang atau menghilang setelah melahirkan. Studi dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa wanita yang pernah mengalami diabetes melitus gestasional memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi untuk mengidap penyakit diabetes melitus tipe II, sehingga wanita tersebut harus lebih memerhatikan pola makan yang sehat demi mengurangi risiko tersebut.
  • 10. CVA-1 10 Types of DM SYNDROM Jenis lain dari Diabetes Melitus: Ada beberapa penyebab lain yang berbeda dari ketiga jenis diabetes melitus di atas, termasuk sekresi insulin yang tidak memadai yang disebabkan oleh penyakit genetik tertentu, disebabkan secara tidak langsung oleh penyakit lainnya (misalnya pankreatitis, yaitu peradangan pada pankreas), yang diakibatkan oleh obat atau bahan kimia lainnya
  • 11. CVA-1 11 Manifestasi klinis  sering merasa haus  sering buang air kecil  sering merasa lapar  penurunan berat badan  kelelahan  penglihatan yang kabur  tingkat penyembuhan luka yang lambat rasa gatal pada kulit
  • 12. Pemeriksaan Diagnostik tes glukosa darah secara acak: mengambil darah untuk memeriksa kadar glukosa tanpa puasa. tes glukosa darah puasa: puasa setelah tengah malam dan pengambilan darah keesokan harinya untuk memeriksa kadar glukosa. tes toleransi glukosa oral: setelah tes glukosa darah puasa dilakukan, pasien diberikan glukosa sebanyak 75g dan dilakukan pengambilan darah setelah jangka waktu 2 jam, demi keperluan pengamatan perubahan kadar glukosa darah. CVA-1 12
  • 13. Penatalaksanaan DM Atur pola makan Olahraga / aktivitas Hipo/ Hiperglikemik oral Injeksi insulin
  • 14. CVA-1 14 Komplikasi Komplikasi akut Hipoglikemia Akut (rendahnya kadar gula darah yang tidak normal) Hiperglikemia Akut (tingginya kadar gula darah yang tidak normal) Komplikasi kronis
  • 15. Cara Merawat Pasien DM  Pengendalian penyakit  Mengikuti prinsip pola makan penderita diabetes melitus  Memantau kondisi glukosa di rumah, misalnya dengan melakukan tes glukosa sendiri  Mengonsumsi obat secara tepat waktu dan memahami khasiat dan efek samping obat  Teknik injeksi insulin  Berolahraga setiap hari dan mengendalikan berat badan
  • 16. Cara Merawat Pasien DM  Pencegahan komplikasi  Memahami gejala, pencegahan, dan manajemen hipoglikemia  Perawatan kaki, dengan menjaga agar kaki tetap kering dan bersih, memakai alas kaki pelindung, dan mencegah cedera  Perawatan mulut, pemeriksaan gigi secara teratur, dan pencegahan infeksi  Memonitor tekanan darah dan lipid darah, mendeteksi masalah secara dini  Berhenti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol untuk mengurangi risiko komplikasi
  • 17. By: Moh.Lutfi, S.Kep.,Ners.,M.Tr.Kep. PROGRAM STUDI: S1 KEPERAWATAN DEPARTEMENT: PATOFISIOLOGI PENYAKIT STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
  • 18. What Is Cholesterol? Suatu jenis lemak yang dibuat di hati dan ditemukan pada makanan dan hewani. Kolesterol adalah substansi seperti lilin yg berwarna putih secara alami ditemukan didalam tubuh sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol sangat dibutuhan oleh tubuh untuk membentuk dinding sel dalam tubuh. Kolesterol jg merupakan suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL, total kolesterol dan trigliserida. Fungsi Kolesterol adalah membentu struktural khusus diseluruh sel tubuh, terutama pembentukan sel membran, kolesterol juga dipakai oleh kelenjar adrenal untuk membentuk hormon estrogen, progesteron, dan androgen. Dislipedemia: Kelainan Metabolisme Lipid Yang Ditandai Dengan Peningkatan Maupun Penurunan Fraksi Lipid Dalam Plasma
  • 20. Klasifikasi Dislipidemia Dislipidemia Primer Yaitu Kelainan Penyakit Genetik Dan Bawaan Yang Dapat Menyebabkan Kelainan Kadar Lipid Dalam Darah. Dislipidemia Sekunder Penyebab Dislipidemia SEKUNDER Yang Biasanya Terdapat Peninggian Kadar Trigliserida, Disebabkan Antara Lain Oleh Beberapa Keadaan Di Bawah Ini : (OBESITAS, Sindrom Nefroti, Kehamilan, Pankreatitis, Diabetes Melitus, Terapi Estrogen, Alkohol, erapi Steroid, Gagal Ginjal Kronik
  • 22. Etiologi: Makanan yg terlalu banyak mengandung lemak jenuh (saturated fat) misal mentega, roti, biskuit dan makanan fast food, Obesitas Rokok Kurang olahraga (aktivitas)
  • 24. RENTANG NILAI KOLESTEROL Rentang nilai normal kadar lipid darah pada orang dewasa adalah sebagai berikut : o Kolesterol total 140 – 200 mg / dL o Kolesterol HDL 29 – 75 mg / dL o Kolesterol LDL 57 – 130 mg / dL o Trigliserida 67 – 157 mg / dL
  • 26. KLASIFIKASI KADAR LIPID PLASMA KOLESTEROL TOTAL • < 200 • 200-239 •  240 YANG DIINGINKAN BATAS TINGGI TINGGI KOLESTEROL LDL • < 100 • 100 - 129 • 130 - 159 • 160 - 189 •  190 OPTIMAL MENDEKATI OPTIMAL BATAS TINGGI TINGGI SANGAT TINGGI
  • 27. KLASIFIKASI KADAR LIPID PLASMA KOLESTEROL HDL • < 40 •  60 RENDAH TINGGI TRIGLISERIDA • < 150 • 150 – 199 • 200 – 499 •  500 NORMAL BATAS TINGGI TINGGI SANGAT TINGGI
  • 29. TIPE LEMAK LIPIDS IN BLOOD TOTAL CHOLESTEROL TRIGLYCERIDES (TG) GOOD CHOLESTEROL HDL 1 and HDL 2 BAD CHOLESTEROL LDL, VLDL (TG), Lp(a)
  • 30. Resiko LDL Tingi Darah Tinggi Meningkatkan Resiko serangan jantung Meningkatkan resiko Stroke Dampak komlikasi organ (misal: gagal ginjal)
  • 32. Dampak Kolestrol Bahaya utama dari kolesterol darah yang tinggi adalah terbentuknya Plak (Plaque) yang memperkecil diameter pembulu darah yang menyebabkan terhambatanya suplai oksigen untuk jaringan tubuh.
  • 34. Penatalaksanaan Konsumsi buah dan sayur Ikan laut (salmon, tuna, mackeral dan herring) Makanan kaya serat Olahraga teratur (pembakaran lemak) Obat – obatan
  • 36. By: Moh.Lutfi, S.Kep.,Ners.,M.Tr.Kep. PROGRAM STUDI: S1 KEPERAWATAN DEPARTEMENT: PATOFISIOLOGI PENYAKIT STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
  • 38. What is gout? Artritis gout merupakan penyakit radang pada sendi yang menimbulkan rasa nyeri sangat hebat, bengkak, hangat, kadang kemerahan dan sulit untuk digerakkan. Diakibatkan oleh deposisi kristal monosodium urat (MSU) di dalam sendi yang memicu peradangan. Keadaan ini sangat ber-hubungan dengan peningkatan kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia), namun orang yang mengalami hiperurisemia belum tentu menderita artritis gout
  • 39. Patofisiologi Peningkatan kadar asam urat di dalam darah seseorang berhubungan dengan 2 faktor yaitu produksi yang berlebihan (overproduction) atau pengeluaran asam urat yang menurun (underexcretion) melalui ginjal atau kombinasi keduanya. Dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen dan kerusakan jaringan sekitarnya. Ada beberapa penyakit yang berhubungan dengan penyakit Gout, oleh sebab itu, penanganan lebih cepat lebih baik. Kerusakan sendi (sering terjadi di tangan dan kaki) dapat menyebabkan deformitas dan menyebabkan hilangnya fungsi normal
  • 41. Faktor penyebab serangan Kebiasaan minum alkohol, terutama bir Memakan makanan tinggi purin berlebihan, terutama daging berlemak, jeroan, dan kerang (seafood) Perubahan pola makan mendadak, terutama diet tinggi protein Operasi, atau penyakit yang menyebabkan pasien terbaring untuk beberapa waktu Terapi radiasi
  • 44. Terapi pemeliharaan Target pengobatan bagi mereka yang telah mengalami serangan ulang asam urat adalah kontrol teratur ke dokter dan menjaga agar kadar asam uratnya selalu kurang dari 6 g/dL
  • 45. PENATALAKSANAAN Konsultasikan segera dengan dokter untuk penanganan serangan gout akut. Modifikasi gaya hidup, termasuk olah raga, mengurangi berat badan bagi yang gemuk, dan diet rendah purin dapat menurunkan serangan gout akut. Alkohol harus dihindari karena meningkatkan produksi dan mengganggu pengeluaran asam urat melalui ginjal. Trauma berulang pada satu sendi dan kekurangan cairan (dehidrasi) juga dapat memicu serangan gout.
  • 46. HASIL RISET Penelitian mendapatkan bahwa konsumsi sayuran kaya purin, seperti kembang kol, bayam, kangkung dan kacang-kacangan jarang meningkatkan risiko terkena serangan artritis gout. Pada serangan akut, tindakan yang dilakukan adalah mengistirahatkan daerah yang nyeri kemudian dapat mengompres daerah yang radang dengan air dingin/air es.
  • 47. By: Moh.Lutfi, S.Kep.,Ners.,M.Tr.Kep. PROGRAM STUDI: S1 KEPERAWATAN DEPARTEMENT: PATOFISIOLOGI PENYAKIT STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
  • 48. Definisi Artritis Reumatoid (AR) adalah penyakit autoimun yang etiologinya belum diketahui dan ditandai oleh sinovitis erosif yang simetris dan pada beberapa kasus disertai keterlibatan jaringan ekstraartikular.
  • 49. Etiologi Etiologi RA belum diketahui dengan pasti. Namun, kejadiannya dikorelasikan dengan interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan lingkungan (Suarjana, 2009). Genetik Hormon Sex Faktor Infeksi Heat Shock Protein Faktor Lingkungan
  • 50. Faktor Risiko Faktor risiko dalam peningkatan terjadinya RA antara lain Jenis kelamin perempuan ada riwayat keluarga yang menderita RA umur lebih tua, paparan salisilat dan merokok. Obesitas
  • 51. Prevalensi dan Insidensi Di Amerika Serikat dan beberapa daerah di Eropa prevalensi AR sekitar 1%; sedangkan di Cina sekitar 0,28%. Jepang sekitar 1,7% dan India 0,75%. Insiden di Amerika dan Eropa Utara mencapai 20-50/100000. Di Indonesia dari hasil survey epidemiologi di Bandungan Jawa Tengah didapatkan prevalensi AR 0,3 %, sedang di Malang pada penduduk berusia diatas 40 tahun didapatkan prevalensi AR 0,5 %. Di Poliklinik Reumatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta, pada tahun 2012 kasus baru Artritis Reumatoid merupakan 4,1% dari seluruh kasus baru. Di Poliklinik reumatologi RS Hasan Sadikin didapatkan 9% dari seluruh kasus reumatik baru pada tahun 2014-2017.
  • 52. Manifestasi Klinik Nyeri dan bengkak pada Nyeri dan bengkak pada sendi saat digerakkan adalah sendi saat digerakkan adalah gejala klinik yang paling gejala klinik yang paling sering. sering. Morning stiffness 1 hr ≥ Morning stiffness 1 hr ≥ MCP and PIP joints of hands & MCP and PIP joints of hands & MTP of feet 90% MTP of feet 90% Knees, ankles & wrists- Knees, ankles & wrists- 80% 80% Shoulders- 60% Shoulders- 60% Elbows- 50% Elbows- 50% TM, Acromio - clavicular & SC TM, Acromio - clavicular & SC joints- 30% joints- 30%
  • 53. PIP Swelling PIP Swelling Pembengkakan terbatas pada area kapsul sendi Pembengkakan terbatas pada area kapsul sendi Penebalan sinovial terasa seperti spons yang keras Penebalan sinovial terasa seperti spons yang keras
  • 54. Ulnar Deviation, MCP Swelling, Ulnar Deviation, MCP Swelling, Left Wrist Swelling Left Wrist Swelling
  • 56. Extra-articular Extra-articular manifestations manifestations  Hadir dalam 30-40% Hadir dalam 30-40%  Mungkin terjadi sebelum arthritis Mungkin terjadi sebelum arthritis Pada Pada Pasien Pasien mungkin di dapati mungkin di dapati: :  Titer tinggi RF / anti- Titer tinggi RF / anti-CCP CCP  HLA DR4 + HLA DR4 +  Pr Pria ia  Kecacatan awal onset Kecacatan awal onset  Riwayat Merokok Riwayat Merokok
  • 57.  Constitutional symptoms Constitutional symptoms ( ( paling sering paling sering) )  Rheumatoid nodules Rheumatoid nodules(30%) (30%)  Hematological Hematological- -  normocytic normochromic anemia normocytic normochromic anemia  leucocytosis /leucopenia leucocytosis /leucopenia  thrombocytosis thrombocytosis  Felty’s syndrome- Felty’s syndrome-  Chronic nodular Rheumatoid Chronic nodular Rheumatoid Arthritis Arthritis  Spleenomegaly Spleenomegaly  Neutropenia Neutropenia Extraarticular Involvement Extraarticular Involvement
  • 58.  Respiratory Respiratory- pleural effusion, pneumonitis - pleural effusion, pneumonitis , pleuro-pulmonary nodules, ILD , pleuro-pulmonary nodules, ILD  CVS CVS-asymptomatic pericarditis , pericardial -asymptomatic pericarditis , pericardial effusion, cardiomyopathy effusion, cardiomyopathy  Rheumatoid vasculitis Rheumatoid vasculitis- mononeuritis - mononeuritis multiplex, cutaneous ulceration, digital multiplex, cutaneous ulceration, digital gangrene, visceral infarction gangrene, visceral infarction  CNS CNS- peripheral neuropathy, cord- - peripheral neuropathy, cord- compression from atlantoaxial/midcervical compression from atlantoaxial/midcervical spine subluxation, entrapment spine subluxation, entrapment neuropathies neuropathies  EYE EYE- kerato-conjunctivitis sicca, episcleritis, - kerato-conjunctivitis sicca, episcleritis, scleritis scleritis
  • 59. Rheumatoid nodule Rheumatoid nodule •Ini adalah nodul subkutan kecil yang ada pada permukaan ekstensor tangan, pergelangan tangan, siku dan punggung pasien rheumatoid arthritis. •Karakteristik rheumatoid arthritis •Penanda aktivitas penyakit •Bisa hadir meski gejala Rheumatoid Arthritis lainnya tidak ada
  • 60. Pemeriksaan Penunjang  CBC- TLC, DLC, Hb, ESR & GBP CBC- TLC, DLC, Hb, ESR & GBP  Acute phase reactants Acute phase reactants  Rheumatoid Factor (RF) Rheumatoid Factor (RF)  Anti- CCP antibodies Anti- CCP antibodies
  • 61. Radiographic Features Radiographic Features  Peri-articular osteopenia Peri-articular osteopenia  Uniform symmetric joint space narrowing Uniform symmetric joint space narrowing  Marginal subchondral erosions Marginal subchondral erosions  Joint Subluxations Joint Subluxations  Joint destruction Joint destruction  Collapse Collapse  Ultrasound Ultrasound detects early soft tissue lesions. detects early soft tissue lesions.  MRI MRI has greatest sensitivity to detect has greatest sensitivity to detect synovitis and marrow changes. synovitis and marrow changes.
  • 62. Penatalaksanaan  NSAIDS NSAIDS  Steroids Steroids  DMARDs DMARDs  Immunosuppressive therapy Immunosuppressive therapy  Surgery Surgery
  • 63. Antiinflamasi non-steroid (NSAID) Mengurangi rasa sakit dan pembengkakan dengan menghambat COX Penggunaan kronis harus diminimalkan. Efek samping yang paling umum terkait dengan saluran pencernaan.
  • 64.  Kortikosteroid, baik sistemik maupun intra-artikular Kortikosteroid, baik sistemik maupun intra-artikular merupakan tambahan penting dalam pengelolaan merupakan tambahan penting dalam pengelolaan RA. RA. Indikasi untuk steroid sistemik adalah: - Indikasi untuk steroid sistemik adalah: -  Untuk pengobatan flare rheumatoid. Untuk pengobatan flare rheumatoid.  Untuk RA ekstra artikuler seperti vaskulitis Untuk RA ekstra artikuler seperti vaskulitis rheumatoid dan penyakit paru interstisial. rheumatoid dan penyakit paru interstisial.  Sebagai Sebagai bridge theraphy bridge theraphy selama 6-8 minggu selama 6-8 minggu sebelum tindakan DMARD dimulai. sebelum tindakan DMARD dimulai.  Dosis pemeliharaan 10mg atau kurang predinisolon Dosis pemeliharaan 10mg atau kurang predinisolon setiap hari pada pasien dengan RA aktif. setiap hari pada pasien dengan RA aktif.  Terkadang kehamilan saat DMARD lainnya tidak Terkadang kehamilan saat DMARD lainnya tidak bisa digunakan. bisa digunakan.
  • 65. Agent Usual dose/route Side effects Azathioprine 50-150 mg orally GI side effects , myelosuppression, infection, Cyclosporin A 3-5 mg/kg/day Nephrotoxic , hypertension , hyperkalemia Cyclophosphamide 50 -150 mg orally Myelosuppression , gonadal toxicity ,hemorrhagic cystitis , bladder cancer Immunosuppresive therapy Immunosuppresive therapy

Editor's Notes

  • #55: Figure 68.7 Boutonni&#232;re and swan-neck deformities. The boutonni&#232;re deformity - PIP flexion and DIP hyperextension - results from relaxation of the central slip, with 'buttonholing' of the PIP joint between the lateral bands. The swan-neck deformity - MCP flexion, PIP hyperextension and DIP flexion - may be mobile, snapping or fixed. Its pathogenesis may be related primarily to PIP or MCP involvement. Combinations of MCP and PIP involvement are less frequent. (Adapted with permission from Hastings DE and Welsh RP. Surgical reconstruction of the rheumatoid hand. Toronto: Orthopaedic Medical Management Corporation; 1979.)