Pulvis atau serbuk adalah salah satu jenis sediaan padat yang sering digunakan untuk anak dan bayi. Serbuk ini terdiri dari campuran bahan obat atau zat kimia yang telah dihaluskan, digunakan baik untuk penggunaan oral maupun luar.
2. PILULAE/PIL
Pil adalah sediaan berbentuk bulat atau bulat telur
dibuat menggunakan massa pil. Massa pil dibuat
dengan mencampur satu atau lebih bahan obat dengan
zat tambahan yang cocok, dicampur, dibasahi dengan
pembasah yang cocok, diaduk dan ditekan hingga jadi
massa yang mudah digulung (Formularium Nasional)
Farmakope Indonesia : Pil adalah suatu sediaan
berupa massa bulat mengandung satu atau lebih bahan
obat.
3. Sediaan pil dibuat untuk bahan obat yang
mempunyai bau dan rasa yang tidak enak, untuk
obat yang bekerja disaluran usus, diberi bersalut.
Menurut beratnya pil dapat dibedakan sebagai
berikut :
- Bolus /boli : beratnya lebih besar dari 300 mg
- Pil : beratnya antara 60 – 300 mg
- Granul : beratnya 30 mg ( lebih kecil dari 60
mg)
4. Syarat-Syarat Pil
Pada penyimpanan, bentuk tidak boleh berubah
Harus memenuhi syarat keseragaman bobot
Harus memenuhi syarat waktu hancur ( Farmakope
Indonesia ed III )
Alat desintegration tester
Cara : Ambil 5 butir pil masukkan kedalam
keranjang dan celupkan kedalam air suhu 36 –
380
C. kecuali dinyatakan lain, ke 5 pil tersebut
harus hancur tidak lebih dari 15 menit.
5. Keseragaman Bobot
Berat pil bila dibandingkan dengan berat pil rata-
rata tidak boleh menyimpang dari ketentuan
Farmakope. Menurut Farmakope ed III :
Timbang 20 pil satu persatu kemudian hitung bobot
rata-rata :
6. Keterangan :
Tidak boleh lebih dari 18 pil yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari
harga yang tercantum pada kolom.
7. Bahan-Bahan Pembentuk Pil :
Bahan Obat Berkhasiat
Bahan Pengisi
Bahan Pengikat
Bahan Pembasah
Bahan Penabur
Bahan penyalut
8. Bahan Pengisi
Bahan pengisi : diperlukan untuk memperbesar volume pil
sehingga diperoleh bentuk dengan berat yang diinginkan.
Sebagai bahan pengisi dapat dipakai radix liquiritriae,
amilum, laktosa, dan bahan lain yang cocok. Bolus alba
dipakai untuk bahan obat yang bersifat oksidator
Untuk mendapatkan massa pil yang baik dipakai radix
liquiritiae sebagai pengisi dan succus liquiritiae sebagai
pengikat. Bila bahan obat sedikit : radix jumlahnya 2x
jumlah succus. Bila bahan obat banyak, jumlah radix
dipakai sama banyak dengan jumlah succus. ( ppp = pulvis
pro pilulae ).
9. Bahan Pengikat
Bahan Pengikat : berfungsi untuk mengikat bahan serbuk
sehingga diperoleh massa yang kompak Bahan
pengikat yang sering digunakan yaitu succus liquiritiae,
mucilago gom arab, mucilago tragacanth, mucilago
amylum manihot dan bahan lain yang cocok Yang palin
baik dipakai adalah succus liquiritiae dengan jumlah 2
gram untuk 60 pil ( atau menurut beberapa peneliti
dapat dipakai 1/3 kali berat pil ). Dengan pemakaian
pengisi radix dan succus sebagai pengikat pil, maka
massa pil yang diperoleh sangat baik .
10. Pemakaian pulvis gummosus sebagai pengikat yaitu
500 mg untuk 60 pil. Pil yang dihasilkan menjadi
keras dan sukar pecah maka dianjurkan memaki
pulvis gummosus bersama-sama dengan succus
yang jumlahnya lebih banyak. Ini terutama untuk
obat yang jumlahnya besar dan membutuhkan
bahan pengikat yang banyak. Jika harus dipakai
PGS sendiri untuk obat-obat yang volume besar,
jumlahnya dapat dipakai 1 – 1,5 g untuk 60 pil.
11. Bahan pengikat tersebut membutuhkan bahan
pembasah air untuk mendispersikan nya dalam air.
Bahan pengikat yang tidak mengandung air
adalah adeps lanae dan vaselin. Bahan pengikat
ini digunakan untuk zat berkhasiat yang dapat
terurai oleh air atau bereaksi satu dengan yang
lain oleh adanya air dan bahan-bahan yang
mudah tereduksi.
12. Misalnya:
Obat yang bereaksi asam dengan bikarbonas dapat
bereaksi membebaskan CO2
Aspirin, meditren, ascal, rusak oleh adanya air,
(terhidrolisa ).
Digitalis folia dengan adanya air fermennya menguraikan
glikosidanya
Zat-zat higroskopis : CaCl2, Hexamin, Chloral hydrat
dipakai dengan radix liquiritiae ditambah dengan adeps
lanae.
13. Keburukan pil dengan bahan pengikat adeps lanae/ vaselin
adalah pil sukar pecah. Untuk mengatasinya perlu
ditambahkan bikarbonas.
Contoh : pada pembuatan pil dengan bahan obat
Permanganas kalikus ( KMnO4 )
R/ KMnO4 4
Bolus alba
Na Bikarbonat aa 6
Adeps lanae qs
M f pil No.60
14. Bahan Pembasah
Bahan Pembasah : ditambahkan untuk memperoleh
massa pil yang baik sehingga dapat digulung dan
dicetak. Pembasah yang sering dipakai:
aqua gliserinata
sirup simpleks
madu dan campuran bahan tersebut
Pembasah yang paling baik yaitu aqua gliserinata
karena pada waktu pil mengering gliserin masih
tertinggal pada pil sehingga sediaan tidak
menjadi keras.
15. Bahan Penabur
Bahan Penabur : berfungsi untuk mencegah pil melekat satu
dengan yang lainnya atau masa pil tidak melekat pada
alat pemotong pil. Bahan penabur yang biasa dipakai
lycopodium, talk dan bahan lain yang cocok.
Penabur lycopodium untuk pil-pil yang berwarna dan tidak
mengandung lemak
Talk untuk pil berlemak atau pil yang berwarna putih dan
pil-pil dengan bahan obat oksidator
Bahan penabur tidak diperlukan untuk pil yang diberi
penyalut, hanya dapat diberi sedikit talk supaya tidak
melekat satu dengan yang lainnya.
16. Bahan Penyalut
Bahan Penyalut : gunanya
Untuk menutupi rasa obat yang tidak enak
Supaya permukaan pil lebih bagus
Melindungi isi pil terhadap udara terutama pengaruh
oksidasi
Untuk mencegah pecahnya pil didalam lambung
terutama untuk obat yang diharapkan pecah
dalam usus bukan dilambung misalnya salut enteric
18. Pembuatan Pil
Bahan-bahan obat yang telah dihaluskan dicampur
dengan bahan tambahan lain seperti bahan pengisi dan
bahan pengikat setelah homogen, tambahkan sedikit-
sedikit bahan pembasah dengan pipet tetes ( pembasah
aqua gliserinata ) sampai diperoleh massa yang baik
dan kompak. Massa pil digulung menjadi batangan
diatas papan pil yang sudah ditaburi sedikit talk ukur
panjangnya sesuai dengan jumlah pil yang dikehendaki
dan potong dengan alat pemotong pil. Kemudian
dibulatkan dengan alat pembulat pil.