PILULAE/PIL
KULIAH FARMASETIKA DASAR
PROGRAM STUDI S1 REGULER FARMASI
DOSEN: DRA. LELY SARI LUBIS, M.SI., APT.
PILULAE/PIL
 Pil adalah sediaan berbentuk bulat atau bulat telur
dibuat menggunakan massa pil. Massa pil dibuat
dengan mencampur satu atau lebih bahan obat dengan
zat tambahan yang cocok, dicampur, dibasahi dengan
pembasah yang cocok, diaduk dan ditekan hingga jadi
massa yang mudah digulung (Formularium Nasional)
 Farmakope Indonesia : Pil adalah suatu sediaan
berupa massa bulat mengandung satu atau lebih bahan
obat.
 Sediaan pil dibuat untuk bahan obat yang
mempunyai bau dan rasa yang tidak enak, untuk
obat yang bekerja disaluran usus, diberi bersalut.
 Menurut beratnya pil dapat dibedakan sebagai
berikut :
- Bolus /boli : beratnya lebih besar dari 300 mg
- Pil : beratnya antara 60 – 300 mg
- Granul : beratnya 30 mg ( lebih kecil dari 60
mg)
Syarat-Syarat Pil
 Pada penyimpanan, bentuk tidak boleh berubah
 Harus memenuhi syarat keseragaman bobot
 Harus memenuhi syarat waktu hancur ( Farmakope
Indonesia ed III )
 Alat desintegration tester
 Cara : Ambil 5 butir pil masukkan kedalam
keranjang dan celupkan kedalam air suhu 36 –
380
C. kecuali dinyatakan lain, ke 5 pil tersebut
harus hancur tidak lebih dari 15 menit.
Keseragaman Bobot
 Berat pil bila dibandingkan dengan berat pil rata-
rata tidak boleh menyimpang dari ketentuan
Farmakope. Menurut Farmakope ed III :
 Timbang 20 pil satu persatu kemudian hitung bobot
rata-rata :
Keterangan :
 Tidak boleh lebih dari 18 pil yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari
harga yang tercantum pada kolom.
Bahan-Bahan Pembentuk Pil :
 Bahan Obat Berkhasiat
 Bahan Pengisi
 Bahan Pengikat
 Bahan Pembasah
 Bahan Penabur
 Bahan penyalut
Bahan Pengisi
 Bahan pengisi : diperlukan untuk memperbesar volume pil
sehingga diperoleh bentuk dengan berat yang diinginkan.
Sebagai bahan pengisi dapat dipakai radix liquiritriae,
amilum, laktosa, dan bahan lain yang cocok. Bolus alba
dipakai untuk bahan obat yang bersifat oksidator
 Untuk mendapatkan massa pil yang baik dipakai radix
liquiritiae sebagai pengisi dan succus liquiritiae sebagai
pengikat. Bila bahan obat sedikit : radix jumlahnya 2x
jumlah succus. Bila bahan obat banyak, jumlah radix
dipakai sama banyak dengan jumlah succus. ( ppp = pulvis
pro pilulae ).
Bahan Pengikat
 Bahan Pengikat : berfungsi untuk mengikat bahan serbuk
sehingga diperoleh massa yang kompak Bahan
pengikat yang sering digunakan yaitu succus liquiritiae,
mucilago gom arab, mucilago tragacanth, mucilago
amylum manihot dan bahan lain yang cocok Yang palin
baik dipakai adalah succus liquiritiae dengan jumlah 2
gram untuk 60 pil ( atau menurut beberapa peneliti
dapat dipakai 1/3 kali berat pil ). Dengan pemakaian
pengisi radix dan succus sebagai pengikat pil, maka
massa pil yang diperoleh sangat baik .
 Pemakaian pulvis gummosus sebagai pengikat yaitu
500 mg untuk 60 pil. Pil yang dihasilkan menjadi
keras dan sukar pecah maka dianjurkan memaki
pulvis gummosus bersama-sama dengan succus
yang jumlahnya lebih banyak. Ini terutama untuk
obat yang jumlahnya besar dan membutuhkan
bahan pengikat yang banyak. Jika harus dipakai
PGS sendiri untuk obat-obat yang volume besar,
jumlahnya dapat dipakai 1 – 1,5 g untuk 60 pil.
 Bahan pengikat tersebut membutuhkan bahan
pembasah air untuk mendispersikan nya dalam air.
Bahan pengikat yang tidak mengandung air
adalah adeps lanae dan vaselin. Bahan pengikat
ini digunakan untuk zat berkhasiat yang dapat
terurai oleh air atau bereaksi satu dengan yang
lain oleh adanya air dan bahan-bahan yang
mudah tereduksi.
Misalnya:
 Obat yang bereaksi asam dengan bikarbonas dapat
bereaksi membebaskan CO2
 Aspirin, meditren, ascal, rusak oleh adanya air,
(terhidrolisa ).
 Digitalis folia dengan adanya air fermennya menguraikan
glikosidanya
 Zat-zat higroskopis : CaCl2, Hexamin, Chloral hydrat
dipakai dengan radix liquiritiae ditambah dengan adeps
lanae.
 Keburukan pil dengan bahan pengikat adeps lanae/ vaselin
adalah pil sukar pecah. Untuk mengatasinya perlu
ditambahkan bikarbonas.
 Contoh : pada pembuatan pil dengan bahan obat
Permanganas kalikus ( KMnO4 )
 R/ KMnO4 4
 Bolus alba
 Na Bikarbonat aa 6
 Adeps lanae qs
 M f pil No.60
Bahan Pembasah
 Bahan Pembasah : ditambahkan untuk memperoleh
massa pil yang baik sehingga dapat digulung dan
dicetak. Pembasah yang sering dipakai:
aqua gliserinata
sirup simpleks
madu dan campuran bahan tersebut
Pembasah yang paling baik yaitu aqua gliserinata
karena pada waktu pil mengering gliserin masih
tertinggal pada pil sehingga sediaan tidak
menjadi keras.
Bahan Penabur
 Bahan Penabur : berfungsi untuk mencegah pil melekat satu
dengan yang lainnya atau masa pil tidak melekat pada
alat pemotong pil. Bahan penabur yang biasa dipakai
lycopodium, talk dan bahan lain yang cocok.
 Penabur lycopodium untuk pil-pil yang berwarna dan tidak
mengandung lemak
 Talk untuk pil berlemak atau pil yang berwarna putih dan
pil-pil dengan bahan obat oksidator
 Bahan penabur tidak diperlukan untuk pil yang diberi
penyalut, hanya dapat diberi sedikit talk supaya tidak
melekat satu dengan yang lainnya.
Bahan Penyalut
 Bahan Penyalut : gunanya
 Untuk menutupi rasa obat yang tidak enak
 Supaya permukaan pil lebih bagus
 Melindungi isi pil terhadap udara terutama pengaruh
oksidasi
 Untuk mencegah pecahnya pil didalam lambung
terutama untuk obat yang diharapkan pecah
dalam usus bukan dilambung misalnya salut enteric
Jenis-jenis penyalut :
 Argentum foliatum
 Balsem tolutanum dalam chloroform ( 10 %
tolubalsem dalam chloroform )
 Collodium
 Gelatin
 Gula
 Keratin
 Salol
 Schellak
Pembuatan Pil
 Bahan-bahan obat yang telah dihaluskan dicampur
dengan bahan tambahan lain seperti bahan pengisi dan
bahan pengikat setelah homogen, tambahkan sedikit-
sedikit bahan pembasah dengan pipet tetes ( pembasah
aqua gliserinata ) sampai diperoleh massa yang baik
dan kompak. Massa pil digulung menjadi batangan
diatas papan pil yang sudah ditaburi sedikit talk ukur
panjangnya sesuai dengan jumlah pil yang dikehendaki
dan potong dengan alat pemotong pil. Kemudian
dibulatkan dengan alat pembulat pil.
 SELESAI

More Related Content

PPTX
SEDIAAN PILlllllllllllllllllllllllllllllllll.pptx
PPTX
PIL.pptx
PPTX
Kuliah formulasi dasar 3
PPT
PPTX
PIL pembuatan dan sosialiassasinya .pptx
PPT
materi tentang pulvis-pulveres-tablet-ok.ppt
PPT
PENGANTAR SEDIAAN FARMASI
PPTX
Kk 12.tablet zr
SEDIAAN PILlllllllllllllllllllllllllllllllll.pptx
PIL.pptx
Kuliah formulasi dasar 3
PIL pembuatan dan sosialiassasinya .pptx
materi tentang pulvis-pulveres-tablet-ok.ppt
PENGANTAR SEDIAAN FARMASI
Kk 12.tablet zr

Similar to PILULAE pharmasi komunitas bagian serbuh (20)

PPTX
Kk 12.tablet zr
PPTX
Kk 12.tablet zr
DOCX
Laporan teknologi farmasi
PDF
PPT KLP 4 OBAT HERBAL (5)_compressed (1).pdf
PPTX
tablet ( compressi)
PPTX
Teknologi Sediaan-Solid Farmasi. Poltekkes Kemenkes Surakarta
PPTX
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
PPTX
Bentuk sediaan obat
PPTX
Sediaan solida bu neni
PPTX
Bentuk sediaan obat
PPT
Kuliah Pendahuluan Sediaan Tablet untuk Siswa SMK Farmasi.ppt
PPTX
formulasi teknologi sediaan solid semester 4 fakultas farmasi
PPTX
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PPTX
Kelompok 2 PDT.pptx
PPT
penulisan-resep
PPTX
REV Sediaan padat PULVIS DAN GRANUL nov 2016.pptx
PPTX
TABLET 1 kelas xi farmasi power point tablet
PPTX
solida materi 1.pptx
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
Laporan teknologi farmasi
PPT KLP 4 OBAT HERBAL (5)_compressed (1).pdf
tablet ( compressi)
Teknologi Sediaan-Solid Farmasi. Poltekkes Kemenkes Surakarta
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
Bentuk sediaan obat
Sediaan solida bu neni
Bentuk sediaan obat
Kuliah Pendahuluan Sediaan Tablet untuk Siswa SMK Farmasi.ppt
formulasi teknologi sediaan solid semester 4 fakultas farmasi
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
Kelompok 2 PDT.pptx
penulisan-resep
REV Sediaan padat PULVIS DAN GRANUL nov 2016.pptx
TABLET 1 kelas xi farmasi power point tablet
solida materi 1.pptx
Ad

Recently uploaded (20)

PPTX
8777952d-95a0-4536-b607-070925cead0a (5).pptx
PPTX
presentasi Code Blue untuk perawat (2).pptx
DOCX
Liturgi pemberkatan nikah di gereja dari awal sampai akhir
PPTX
ANEMIA_PADA_KEHAMILAN_di ibu hamill.pptx
PPT
Gizi Olahraga pada athlete untuk mengikuti kompetisi profesional
PPT
Stres Dan Adaptasi Dalam Asuhan Kebidanan
PPTX
Layanan dasar ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
PPTX
PPT Bab 1 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx
PPTX
EVERBRIGHT_KLUSTER 3 (ptm,pm,kESWA) 2025.pptx
PPTX
KOnsep Dasar PPI dan HAIS Pada Asuhan Kebidanan
PPTX
simulasi TTE Mankris ciloto adustus 2025
PDF
Memahami Malpraktik Medis di Indonesia .
PPTX
V1 Materi Kebijakan BIAS 2025 17 Juli 2025.pptx
PPTX
VAKSINASI covid 19 apa dan mengapa sangat penting.pptx
PPT
Konsep Sehat Sakit Dalam Praktek Asuhan Kebidanan
DOC
04 Formulir OVP Otopsi Verbal Perinatal (revisi 20100524) - Copy_083953.doc
PPTX
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi perempuan.pptx
PPTX
SOSIALISASI KAWASAN TANPA ROKOK KTR DINDIKBUD.pptx
PPTX
LAPKAS PKM tentang anemia pada kehamilan
PPTX
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS (B3) TRIGUNA.pptx
8777952d-95a0-4536-b607-070925cead0a (5).pptx
presentasi Code Blue untuk perawat (2).pptx
Liturgi pemberkatan nikah di gereja dari awal sampai akhir
ANEMIA_PADA_KEHAMILAN_di ibu hamill.pptx
Gizi Olahraga pada athlete untuk mengikuti kompetisi profesional
Stres Dan Adaptasi Dalam Asuhan Kebidanan
Layanan dasar ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
PPT Bab 1 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx
EVERBRIGHT_KLUSTER 3 (ptm,pm,kESWA) 2025.pptx
KOnsep Dasar PPI dan HAIS Pada Asuhan Kebidanan
simulasi TTE Mankris ciloto adustus 2025
Memahami Malpraktik Medis di Indonesia .
V1 Materi Kebijakan BIAS 2025 17 Juli 2025.pptx
VAKSINASI covid 19 apa dan mengapa sangat penting.pptx
Konsep Sehat Sakit Dalam Praktek Asuhan Kebidanan
04 Formulir OVP Otopsi Verbal Perinatal (revisi 20100524) - Copy_083953.doc
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi perempuan.pptx
SOSIALISASI KAWASAN TANPA ROKOK KTR DINDIKBUD.pptx
LAPKAS PKM tentang anemia pada kehamilan
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS (B3) TRIGUNA.pptx
Ad

PILULAE pharmasi komunitas bagian serbuh

  • 1. PILULAE/PIL KULIAH FARMASETIKA DASAR PROGRAM STUDI S1 REGULER FARMASI DOSEN: DRA. LELY SARI LUBIS, M.SI., APT.
  • 2. PILULAE/PIL  Pil adalah sediaan berbentuk bulat atau bulat telur dibuat menggunakan massa pil. Massa pil dibuat dengan mencampur satu atau lebih bahan obat dengan zat tambahan yang cocok, dicampur, dibasahi dengan pembasah yang cocok, diaduk dan ditekan hingga jadi massa yang mudah digulung (Formularium Nasional)  Farmakope Indonesia : Pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat mengandung satu atau lebih bahan obat.
  • 3.  Sediaan pil dibuat untuk bahan obat yang mempunyai bau dan rasa yang tidak enak, untuk obat yang bekerja disaluran usus, diberi bersalut.  Menurut beratnya pil dapat dibedakan sebagai berikut : - Bolus /boli : beratnya lebih besar dari 300 mg - Pil : beratnya antara 60 – 300 mg - Granul : beratnya 30 mg ( lebih kecil dari 60 mg)
  • 4. Syarat-Syarat Pil  Pada penyimpanan, bentuk tidak boleh berubah  Harus memenuhi syarat keseragaman bobot  Harus memenuhi syarat waktu hancur ( Farmakope Indonesia ed III )  Alat desintegration tester  Cara : Ambil 5 butir pil masukkan kedalam keranjang dan celupkan kedalam air suhu 36 – 380 C. kecuali dinyatakan lain, ke 5 pil tersebut harus hancur tidak lebih dari 15 menit.
  • 5. Keseragaman Bobot  Berat pil bila dibandingkan dengan berat pil rata- rata tidak boleh menyimpang dari ketentuan Farmakope. Menurut Farmakope ed III :  Timbang 20 pil satu persatu kemudian hitung bobot rata-rata :
  • 6. Keterangan :  Tidak boleh lebih dari 18 pil yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang tercantum pada kolom.
  • 7. Bahan-Bahan Pembentuk Pil :  Bahan Obat Berkhasiat  Bahan Pengisi  Bahan Pengikat  Bahan Pembasah  Bahan Penabur  Bahan penyalut
  • 8. Bahan Pengisi  Bahan pengisi : diperlukan untuk memperbesar volume pil sehingga diperoleh bentuk dengan berat yang diinginkan. Sebagai bahan pengisi dapat dipakai radix liquiritriae, amilum, laktosa, dan bahan lain yang cocok. Bolus alba dipakai untuk bahan obat yang bersifat oksidator  Untuk mendapatkan massa pil yang baik dipakai radix liquiritiae sebagai pengisi dan succus liquiritiae sebagai pengikat. Bila bahan obat sedikit : radix jumlahnya 2x jumlah succus. Bila bahan obat banyak, jumlah radix dipakai sama banyak dengan jumlah succus. ( ppp = pulvis pro pilulae ).
  • 9. Bahan Pengikat  Bahan Pengikat : berfungsi untuk mengikat bahan serbuk sehingga diperoleh massa yang kompak Bahan pengikat yang sering digunakan yaitu succus liquiritiae, mucilago gom arab, mucilago tragacanth, mucilago amylum manihot dan bahan lain yang cocok Yang palin baik dipakai adalah succus liquiritiae dengan jumlah 2 gram untuk 60 pil ( atau menurut beberapa peneliti dapat dipakai 1/3 kali berat pil ). Dengan pemakaian pengisi radix dan succus sebagai pengikat pil, maka massa pil yang diperoleh sangat baik .
  • 10.  Pemakaian pulvis gummosus sebagai pengikat yaitu 500 mg untuk 60 pil. Pil yang dihasilkan menjadi keras dan sukar pecah maka dianjurkan memaki pulvis gummosus bersama-sama dengan succus yang jumlahnya lebih banyak. Ini terutama untuk obat yang jumlahnya besar dan membutuhkan bahan pengikat yang banyak. Jika harus dipakai PGS sendiri untuk obat-obat yang volume besar, jumlahnya dapat dipakai 1 – 1,5 g untuk 60 pil.
  • 11.  Bahan pengikat tersebut membutuhkan bahan pembasah air untuk mendispersikan nya dalam air. Bahan pengikat yang tidak mengandung air adalah adeps lanae dan vaselin. Bahan pengikat ini digunakan untuk zat berkhasiat yang dapat terurai oleh air atau bereaksi satu dengan yang lain oleh adanya air dan bahan-bahan yang mudah tereduksi.
  • 12. Misalnya:  Obat yang bereaksi asam dengan bikarbonas dapat bereaksi membebaskan CO2  Aspirin, meditren, ascal, rusak oleh adanya air, (terhidrolisa ).  Digitalis folia dengan adanya air fermennya menguraikan glikosidanya  Zat-zat higroskopis : CaCl2, Hexamin, Chloral hydrat dipakai dengan radix liquiritiae ditambah dengan adeps lanae.
  • 13.  Keburukan pil dengan bahan pengikat adeps lanae/ vaselin adalah pil sukar pecah. Untuk mengatasinya perlu ditambahkan bikarbonas.  Contoh : pada pembuatan pil dengan bahan obat Permanganas kalikus ( KMnO4 )  R/ KMnO4 4  Bolus alba  Na Bikarbonat aa 6  Adeps lanae qs  M f pil No.60
  • 14. Bahan Pembasah  Bahan Pembasah : ditambahkan untuk memperoleh massa pil yang baik sehingga dapat digulung dan dicetak. Pembasah yang sering dipakai: aqua gliserinata sirup simpleks madu dan campuran bahan tersebut Pembasah yang paling baik yaitu aqua gliserinata karena pada waktu pil mengering gliserin masih tertinggal pada pil sehingga sediaan tidak menjadi keras.
  • 15. Bahan Penabur  Bahan Penabur : berfungsi untuk mencegah pil melekat satu dengan yang lainnya atau masa pil tidak melekat pada alat pemotong pil. Bahan penabur yang biasa dipakai lycopodium, talk dan bahan lain yang cocok.  Penabur lycopodium untuk pil-pil yang berwarna dan tidak mengandung lemak  Talk untuk pil berlemak atau pil yang berwarna putih dan pil-pil dengan bahan obat oksidator  Bahan penabur tidak diperlukan untuk pil yang diberi penyalut, hanya dapat diberi sedikit talk supaya tidak melekat satu dengan yang lainnya.
  • 16. Bahan Penyalut  Bahan Penyalut : gunanya  Untuk menutupi rasa obat yang tidak enak  Supaya permukaan pil lebih bagus  Melindungi isi pil terhadap udara terutama pengaruh oksidasi  Untuk mencegah pecahnya pil didalam lambung terutama untuk obat yang diharapkan pecah dalam usus bukan dilambung misalnya salut enteric
  • 17. Jenis-jenis penyalut :  Argentum foliatum  Balsem tolutanum dalam chloroform ( 10 % tolubalsem dalam chloroform )  Collodium  Gelatin  Gula  Keratin  Salol  Schellak
  • 18. Pembuatan Pil  Bahan-bahan obat yang telah dihaluskan dicampur dengan bahan tambahan lain seperti bahan pengisi dan bahan pengikat setelah homogen, tambahkan sedikit- sedikit bahan pembasah dengan pipet tetes ( pembasah aqua gliserinata ) sampai diperoleh massa yang baik dan kompak. Massa pil digulung menjadi batangan diatas papan pil yang sudah ditaburi sedikit talk ukur panjangnya sesuai dengan jumlah pil yang dikehendaki dan potong dengan alat pemotong pil. Kemudian dibulatkan dengan alat pembulat pil.