SlideShare a Scribd company logo
POLA KERUANGAN KOTA 
Nama Anggota Kelompok 
1.Fauzan Noviardi 
2.Pebtrian Gian Pratama 
3.M.Al Agus Syarif 
4.M.Ikhwan Kurniawan
1. PENGERTIAN KOTA 
A. Menurut Ahli 
1. Kota menurut Bintarto, kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai 
dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial 
ekonomi heterogen serta coraknya lebih matrealistis dibandingkan dengan 
daerah dibelakangnya. 
2. Kota menurut Max Weber, suatu tempat yang penghuninya dapat 
memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal. 
3. Kota menurut Grunfeld, permukiman dengan kepadatan penduduk yang 
lebih tinggi dari pada kepadatan penduduk nasional, struktur mata 
pencaharian nonagraris, dan sistem penggunaan yang beraneka ragam, serta 
ditutupi gedung-gedung tinggi yang lokasinya berdekatan.
4. Kota menurut Ilhami, suatu wilayah administratif memiliki batas-batas dengan 
didalamnya terdapat komponen-komponen yang meliputi penduduk dengan ukuran 
tertentu, sistem ekonomi, sistem sosial, sarana dan infrastuktur yang keseluruhannya 
menjadi satu kesatuan kelengkapan. 
5. Kota menurut UU No 26 th 2007 tentang penataan ruang, kawasan perkotaan yang 
mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai 
tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan pendistribusi pelayanan jasa 
pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. 
6. Kota menurut Menteri Dalam Negeri RI No 4 / 1980, suatu wilayah yang 
mempunyai batas administrasi wilayah, lingkungan kehidupan yang 
mempunyai ciri nonagraris. 
7. Kota menurut Nasional Urban Development Strategi (NUDS) 1985, kota sebagai 
pusat pelayanan kegiatan produksi, distribusi, dan jasa-jasa yang mendukung 
pertumbuhan ekonomi diwilayah sekitarnya.
B. Secara Umum, kota merupakan hasil penggabungan 
karakteristik dan struktur khas yang dapat 
membedakannya dengan desa. 
C. Secara Geografis, kota adalah suatu bentang 
budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alam dan 
nonalam dengan gejala-gejala pemusatan penduduk 
tinggi, corak kehidupan yang heterogen, sifat 
penduduknya idividualis, dan matrealistis.
2. CIRI-CIRI KOTA 
A. Ciri Fisik 
1.Tersedianya sarana perekonomian (pasar, 
supermarket) 
2.Tempat parkir yang memadai 
3.Tersedianya tempat rekreasi dan olahraga 
4.Banyak gedung-gedung tinggi 
5.Terdapat pusat-pusat pemerintahan
Sejarah Pertumbuhan Kota 
• Berdasarkan sejarah pertumbuhannya, kota-kota 
di Indonesia bermula dari kegiatan-kegiatan 
sebagai berikut. 
1. Kota yang berawal dari pusat perdagangan. 
Di Indonesia kota-kota yang berasal dari 
kegiatan perdagangan, antara lain adalah 
Surabaya, Jakarta dan Makassar. Kota-kota ini 
merupakan kota perdagangan yang ramai.
2. Kota yang berawal dari pusat perkebunan. 
Pembukaan lahan baru untuk areal 
perkebunan berdampak pada pembuatan 
permukiman baru yang kemudian 
berkembang menjadi kota. Contohnya: 
Sukabumi (perkebunan teh), Ambarawa 
(perkebunan kopi), dan Jambi (perkebunan 
karet).
3. Kota yang berawal dari pusat pertambangan. 
Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari 
perluasan daerah pertambangan, antara lain 
Pangkal Pinang dan Tanjung Pandan 
(pertambangan timah), Palembang dan Plaju 
(tambang minyak bumi), Samarinda, Tarakan, 
Balikpapan (tambang minyak Bumi).
4. Kota yang berawal dari pusat administrasi 
pemerintah. 
Pada zaman penjajahan Belanda, Batavia 
merupakan pusat pemerintahan Hindia 
Belanda. Setelah Indonesia merdeka, Kota 
Batavia (Jakarta) menjadi pusat pemerintahan 
Republik Indonesia.
B. Ciri Sosial 
1.Adanya keanekaragaman penduduk 
2.Penduduk bersifat individualisme 
3. Hubungan sosial bersifat geselsechaft / 
patembayan 
4.Adanya pemisahan keruangan yang dapat 
membentuk kompleks-kompleks tertentu 
5.Norma agama tidak ketat 
6.Pandangan hidup masyarakat kota lebih rasional 
7.Kesenjangan sosial sangan mencolok
3. KLASIFIKASI KOTA 
A. Berdasarkan Jumlah Penduduknya 
1.Kota kecil, jumlah penduduknya antara 20.000-50.000 
jiwa 
2.Kota sedang, jumlah penduduknya antara 50.000- 
100.000 jiwa 
3.Kota besar, jumlah penduduknya antara 100.000- 
1.000.000 jiwa 
4.Metropolitan, jumlah penduduknya antara 1.000.000- 
5.000.000 jiwa 
5.Megapolitan, jumlah penduduknya > 5.000.000 jiwa
B. Berdasarkan Fungsinya / Pembentukan Sejarahnya 
1.Kota sebagai pusat kebudayaan 
2.Kota sebagai pusat industri 
3,Kota sebagai pusat perdagangan 
4.Kota sebagai pusat pemerintahan 
5.Kota sebagai pusat rekreasi dan kesehatan
C. Berdasarkan Tingkat Perkembangan Kota 
1.Tahap Eopolis, tahap perkembangan desa yang sudah 
teratur menuju arah kehidupan kota. 
2.Tahap Polis, suatu kota yang sebagian kegiatan 
penduduknya masih bersifat agraris. 
3.Tahap Metropolis, kota yang kehidupannya sudah 
mengarah industri. 
4.Tahap Megapolis, wilayah perkotaan yang terdiri atas 
beberapa kota metropolis. 
5.Tahap Tryanopolis, kota yang ditandai dengan 
kekacauan dan tingkat kriminalitas yang tinggi. 
6.Tahap Nekropolis, suatu kota yang mulai mengalami 
keruntuhan.
D. Berdasarkan teknologi dan peradaban 
1.Fase Mezo Teknik, perkembangan kota yang 
menyandarkan eksploitasi manusia atas sumber daya 
angin dan air. 
2.Fase Paleo Teknik, perkembangan kota yang sumber 
tenaga yang digunakan uap air dan mesin-mesinnya 
dikonstruksi dari besi dan baja. 
3.Fase Neo Teknik, perkembangan kota yang sumber 
tenaga yang digunakan bensin dan uap air.
4. TAHAP PERKEMBANGAN KOTA 
1.Stadium Infentile, di dalam staduim ini tidak terlihat 
batas yang jelas antara daerah permukiman dan 
perdagangan. 
2.Stadium Juvenile, di dalam stadium ini mulai terlihat 
bahwa kelompok perumahan tua sudah mulai terdesak 
perumahan-perumahan baru, terdapat pemisah antara 
daerah pertokoan dan daerah perumahan.
3.Stadium Mature, di dalam stadium ini mulai 
terbentuk tata ruang wilayah yang baik, muncul kota-kota 
baru sebagai bagian dari kota lama. 
4.Staduim Senile, di dalam staduim ini kota kembali 
menjadi rumit karena adanya pengembangan-pengembangan 
kota yang lebih luas sehingga terjadi 
pembongkaran dan penggusuran perumahan maupun 
untuk dipindah keluar kota.
5. TEORI STRUKTUR KOTA 
a. Teori Konsentris (Concentric Theory) 
Teori Konsentris dari Ernest W. Burgess, kota 
berkembang kesegala arah, merata, dan bentuknya 
melingkar. Berdasarkan teori konsentris, wilayah kota 
dibagi menjadi lima : 
1. Zona daerah pusat kegiatan / DPK (central 
business district / CBD) 
· Zona peralihan (zona perdagangan beralih pada 
zona permukiman) 
2. Zona permukiman kelas pekerja / buruh / 
proletar 
3. Zona kelas menengah 
4. Zona penglaju / orang kaya (zona permukiman 
beralih pada zona pertanian)
Teori Konsentris (Concentric Theory)
B. Teori Sektoral (Sector Theory) 
Dikemukakan oleh Hommer Hoyt, Hoyt berkesimpulan 
bahwa proses pertumbuhan kota lebih ditentukan oleh 
sektor-sektor dari pada sistem melingkar.
Teori Sektoral (Sector Theory)
C. Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory) 
Dikemukakan oleh Harris dan Ullman pada tahun 1945. 
Pertumbuhan kota berawal dari pusat pertumbuhan 
kemudian menjadi bentuk kompleks karena muncul 
nukleus-nukleus baru sebagai kutub pertumbuhan, 
seperti perguruan tinggi, kompleks industri, dan 
terminal bus. Dalam teori ini tidak ada urutan-urutan 
yang teratur dari zona-zona kota seperti halnya pada 
teori konsentris dan sektoral.
Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus 
Theory)
d. Teori Konsektoral (Tipe Eropa) 
Dikemukakan oleh Peter Mann (1965). Teori ini 
mencoba menggabungkan teori konsentris dan 
sektoral, tapi penekanan konsentris lebih ditonjolkan
Pola keruangan kota Geografi Kelas XII

More Related Content

PDF
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
PPT
Pusat pertumbuhan
PPT
Konsep wilayah dan pertumbuhan
PPT
Bab 1 (1) konsep wilayah
PDF
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kota
PDF
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
PPTX
Sistem Perencanaan di Jepang
PPTX
Tenaga eksogen
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Pusat pertumbuhan
Konsep wilayah dan pertumbuhan
Bab 1 (1) konsep wilayah
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kota
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Sistem Perencanaan di Jepang
Tenaga eksogen

What's hot (20)

PPTX
Geografi : Kota
PPT
PPT WILAYAH DAN PEWILAYAHAN.ppt
PPTX
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
DOCX
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
PPTX
masalah lingkungan hidup
PPTX
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSI
PPT
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
PPTX
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
PPTX
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim Dunia
PPTX
PPT Materi Sosiologi Kelas XII. 2. Modernisasi dan Globalisasi (KTSP).pptx
PPTX
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
PPTX
Materi perencanaan regional
PPTX
KUTUB DAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH
PDF
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PDF
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
PPTX
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
PPTX
Bahan Ajar PowerPoint Geografi Kelas 12 (masbabal.com) (1).pptx
PPTX
Pembangunan berkelanjutan-fd
PPTX
morfologi Konsep citra kota
DOCX
Sistem jaringan prasarana utama
Geografi : Kota
PPT WILAYAH DAN PEWILAYAHAN.ppt
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
masalah lingkungan hidup
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim Dunia
PPT Materi Sosiologi Kelas XII. 2. Modernisasi dan Globalisasi (KTSP).pptx
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
Materi perencanaan regional
KUTUB DAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Bahan Ajar PowerPoint Geografi Kelas 12 (masbabal.com) (1).pptx
Pembangunan berkelanjutan-fd
morfologi Konsep citra kota
Sistem jaringan prasarana utama
Ad

Similar to Pola keruangan kota Geografi Kelas XII (20)

DOCX
Rangkuman Pola Keruangan.docx
PPT
pola_keruangan.ppt
PPTX
URBAN GEOGRAPHY.pptx
PPTX
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA.pptx
PPTX
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA.pptx
PPTX
Interaksi desa kota kelas duabelas .pptx
PPTX
interaksi desa dan kota
PPTX
Geografi Kota (1).pptx
PPTX
geografi kelas XII.pptx
PPTX
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA.pptx
PPTX
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA.pptx
PPTX
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptx
PPTX
Interaksi Keruangan Desa-Kota : Kota
DOCX
pegertian kota
PPTX
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
PPTX
Struktur keruangan dan perkembangan kota.pptx.2
PDF
interaksi keruangan desa dan kota
PPTX
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
PPTX
Tentang Penjelasan PAUS WOJAK VATIKAN Kota,.pptx
PPTX
ppt 02-231113041550-82d1c309 geography.pptx
Rangkuman Pola Keruangan.docx
pola_keruangan.ppt
URBAN GEOGRAPHY.pptx
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA.pptx
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA.pptx
Interaksi desa kota kelas duabelas .pptx
interaksi desa dan kota
Geografi Kota (1).pptx
geografi kelas XII.pptx
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA.pptx
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA.pptx
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptx
Interaksi Keruangan Desa-Kota : Kota
pegertian kota
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
Struktur keruangan dan perkembangan kota.pptx.2
interaksi keruangan desa dan kota
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
Tentang Penjelasan PAUS WOJAK VATIKAN Kota,.pptx
ppt 02-231113041550-82d1c309 geography.pptx
Ad

Recently uploaded (20)

DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Senbud Seni Teater Kelas 12 Terbaru 2025
PPTX
5. Bahan Bacaan Asinkronus Modul 5_ Perencanaan Pembelajaran.pptx
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Senbud Seni Tari Kelas XII Terbaru 2025
PDF
Materi Seminar AITalks AI dan Suku Digital
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Senbud Seni Musik Kelas XII Terbaru 2025
PPTX
PPT Kurikulum Berbasis Cinta tahun 2025.
PDF
KELOMPOK 4 LK Modul 4 KP4 Asesmen PM (3).pdf
PDF
Digital Statecraft Menuju Indonesia Emas 2045: Diplomasi Digital, Ketahanan N...
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PKWU Rekayasa Kelas 12 SMA Terbaru 2025
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 12 SMA Terbaru 2025
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 12 SMA Terbaru 2025
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PAI & BP Kelas 11 SMA Terbaru 2025
PPTX
Rancangan Kegiatan Kokurikuler SMP N 1 Karanggede
PDF
KASUS_INKUIRI_KOLABORATIF_KELAS_BAWAH-ISI-ARNI.pdf
PDF
Gangguan Penglihatan Mata - presentasi biologi
PPSX
Teknik Trading Selang Seling Yang Dapat Digunakan Untuk Trading Manual Maupun...
PDF
883668952-KP-4-Modul-2-Kerangka-Pembelajaran-Mendalam.pdf
DOCX
Lembar Kerja Mahasiswa Information System
PPTX
Presentasi_Pembelajaran_Mendalam_Lengkap.pptx
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Senbud Seni Rupa Kelas XII Terbaru 2025
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Senbud Seni Teater Kelas 12 Terbaru 2025
5. Bahan Bacaan Asinkronus Modul 5_ Perencanaan Pembelajaran.pptx
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Senbud Seni Tari Kelas XII Terbaru 2025
Materi Seminar AITalks AI dan Suku Digital
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Senbud Seni Musik Kelas XII Terbaru 2025
PPT Kurikulum Berbasis Cinta tahun 2025.
KELOMPOK 4 LK Modul 4 KP4 Asesmen PM (3).pdf
Digital Statecraft Menuju Indonesia Emas 2045: Diplomasi Digital, Ketahanan N...
Modul Ajar Deep Learning PKWU Rekayasa Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning PAI & BP Kelas 11 SMA Terbaru 2025
Rancangan Kegiatan Kokurikuler SMP N 1 Karanggede
KASUS_INKUIRI_KOLABORATIF_KELAS_BAWAH-ISI-ARNI.pdf
Gangguan Penglihatan Mata - presentasi biologi
Teknik Trading Selang Seling Yang Dapat Digunakan Untuk Trading Manual Maupun...
883668952-KP-4-Modul-2-Kerangka-Pembelajaran-Mendalam.pdf
Lembar Kerja Mahasiswa Information System
Presentasi_Pembelajaran_Mendalam_Lengkap.pptx
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Senbud Seni Rupa Kelas XII Terbaru 2025

Pola keruangan kota Geografi Kelas XII

  • 1. POLA KERUANGAN KOTA Nama Anggota Kelompok 1.Fauzan Noviardi 2.Pebtrian Gian Pratama 3.M.Al Agus Syarif 4.M.Ikhwan Kurniawan
  • 2. 1. PENGERTIAN KOTA A. Menurut Ahli 1. Kota menurut Bintarto, kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi heterogen serta coraknya lebih matrealistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya. 2. Kota menurut Max Weber, suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal. 3. Kota menurut Grunfeld, permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi dari pada kepadatan penduduk nasional, struktur mata pencaharian nonagraris, dan sistem penggunaan yang beraneka ragam, serta ditutupi gedung-gedung tinggi yang lokasinya berdekatan.
  • 3. 4. Kota menurut Ilhami, suatu wilayah administratif memiliki batas-batas dengan didalamnya terdapat komponen-komponen yang meliputi penduduk dengan ukuran tertentu, sistem ekonomi, sistem sosial, sarana dan infrastuktur yang keseluruhannya menjadi satu kesatuan kelengkapan. 5. Kota menurut UU No 26 th 2007 tentang penataan ruang, kawasan perkotaan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan pendistribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. 6. Kota menurut Menteri Dalam Negeri RI No 4 / 1980, suatu wilayah yang mempunyai batas administrasi wilayah, lingkungan kehidupan yang mempunyai ciri nonagraris. 7. Kota menurut Nasional Urban Development Strategi (NUDS) 1985, kota sebagai pusat pelayanan kegiatan produksi, distribusi, dan jasa-jasa yang mendukung pertumbuhan ekonomi diwilayah sekitarnya.
  • 4. B. Secara Umum, kota merupakan hasil penggabungan karakteristik dan struktur khas yang dapat membedakannya dengan desa. C. Secara Geografis, kota adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alam dan nonalam dengan gejala-gejala pemusatan penduduk tinggi, corak kehidupan yang heterogen, sifat penduduknya idividualis, dan matrealistis.
  • 5. 2. CIRI-CIRI KOTA A. Ciri Fisik 1.Tersedianya sarana perekonomian (pasar, supermarket) 2.Tempat parkir yang memadai 3.Tersedianya tempat rekreasi dan olahraga 4.Banyak gedung-gedung tinggi 5.Terdapat pusat-pusat pemerintahan
  • 6. Sejarah Pertumbuhan Kota • Berdasarkan sejarah pertumbuhannya, kota-kota di Indonesia bermula dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut. 1. Kota yang berawal dari pusat perdagangan. Di Indonesia kota-kota yang berasal dari kegiatan perdagangan, antara lain adalah Surabaya, Jakarta dan Makassar. Kota-kota ini merupakan kota perdagangan yang ramai.
  • 7. 2. Kota yang berawal dari pusat perkebunan. Pembukaan lahan baru untuk areal perkebunan berdampak pada pembuatan permukiman baru yang kemudian berkembang menjadi kota. Contohnya: Sukabumi (perkebunan teh), Ambarawa (perkebunan kopi), dan Jambi (perkebunan karet).
  • 8. 3. Kota yang berawal dari pusat pertambangan. Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari perluasan daerah pertambangan, antara lain Pangkal Pinang dan Tanjung Pandan (pertambangan timah), Palembang dan Plaju (tambang minyak bumi), Samarinda, Tarakan, Balikpapan (tambang minyak Bumi).
  • 9. 4. Kota yang berawal dari pusat administrasi pemerintah. Pada zaman penjajahan Belanda, Batavia merupakan pusat pemerintahan Hindia Belanda. Setelah Indonesia merdeka, Kota Batavia (Jakarta) menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia.
  • 10. B. Ciri Sosial 1.Adanya keanekaragaman penduduk 2.Penduduk bersifat individualisme 3. Hubungan sosial bersifat geselsechaft / patembayan 4.Adanya pemisahan keruangan yang dapat membentuk kompleks-kompleks tertentu 5.Norma agama tidak ketat 6.Pandangan hidup masyarakat kota lebih rasional 7.Kesenjangan sosial sangan mencolok
  • 11. 3. KLASIFIKASI KOTA A. Berdasarkan Jumlah Penduduknya 1.Kota kecil, jumlah penduduknya antara 20.000-50.000 jiwa 2.Kota sedang, jumlah penduduknya antara 50.000- 100.000 jiwa 3.Kota besar, jumlah penduduknya antara 100.000- 1.000.000 jiwa 4.Metropolitan, jumlah penduduknya antara 1.000.000- 5.000.000 jiwa 5.Megapolitan, jumlah penduduknya > 5.000.000 jiwa
  • 12. B. Berdasarkan Fungsinya / Pembentukan Sejarahnya 1.Kota sebagai pusat kebudayaan 2.Kota sebagai pusat industri 3,Kota sebagai pusat perdagangan 4.Kota sebagai pusat pemerintahan 5.Kota sebagai pusat rekreasi dan kesehatan
  • 13. C. Berdasarkan Tingkat Perkembangan Kota 1.Tahap Eopolis, tahap perkembangan desa yang sudah teratur menuju arah kehidupan kota. 2.Tahap Polis, suatu kota yang sebagian kegiatan penduduknya masih bersifat agraris. 3.Tahap Metropolis, kota yang kehidupannya sudah mengarah industri. 4.Tahap Megapolis, wilayah perkotaan yang terdiri atas beberapa kota metropolis. 5.Tahap Tryanopolis, kota yang ditandai dengan kekacauan dan tingkat kriminalitas yang tinggi. 6.Tahap Nekropolis, suatu kota yang mulai mengalami keruntuhan.
  • 14. D. Berdasarkan teknologi dan peradaban 1.Fase Mezo Teknik, perkembangan kota yang menyandarkan eksploitasi manusia atas sumber daya angin dan air. 2.Fase Paleo Teknik, perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan uap air dan mesin-mesinnya dikonstruksi dari besi dan baja. 3.Fase Neo Teknik, perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan bensin dan uap air.
  • 15. 4. TAHAP PERKEMBANGAN KOTA 1.Stadium Infentile, di dalam staduim ini tidak terlihat batas yang jelas antara daerah permukiman dan perdagangan. 2.Stadium Juvenile, di dalam stadium ini mulai terlihat bahwa kelompok perumahan tua sudah mulai terdesak perumahan-perumahan baru, terdapat pemisah antara daerah pertokoan dan daerah perumahan.
  • 16. 3.Stadium Mature, di dalam stadium ini mulai terbentuk tata ruang wilayah yang baik, muncul kota-kota baru sebagai bagian dari kota lama. 4.Staduim Senile, di dalam staduim ini kota kembali menjadi rumit karena adanya pengembangan-pengembangan kota yang lebih luas sehingga terjadi pembongkaran dan penggusuran perumahan maupun untuk dipindah keluar kota.
  • 17. 5. TEORI STRUKTUR KOTA a. Teori Konsentris (Concentric Theory) Teori Konsentris dari Ernest W. Burgess, kota berkembang kesegala arah, merata, dan bentuknya melingkar. Berdasarkan teori konsentris, wilayah kota dibagi menjadi lima : 1. Zona daerah pusat kegiatan / DPK (central business district / CBD) · Zona peralihan (zona perdagangan beralih pada zona permukiman) 2. Zona permukiman kelas pekerja / buruh / proletar 3. Zona kelas menengah 4. Zona penglaju / orang kaya (zona permukiman beralih pada zona pertanian)
  • 19. B. Teori Sektoral (Sector Theory) Dikemukakan oleh Hommer Hoyt, Hoyt berkesimpulan bahwa proses pertumbuhan kota lebih ditentukan oleh sektor-sektor dari pada sistem melingkar.
  • 21. C. Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory) Dikemukakan oleh Harris dan Ullman pada tahun 1945. Pertumbuhan kota berawal dari pusat pertumbuhan kemudian menjadi bentuk kompleks karena muncul nukleus-nukleus baru sebagai kutub pertumbuhan, seperti perguruan tinggi, kompleks industri, dan terminal bus. Dalam teori ini tidak ada urutan-urutan yang teratur dari zona-zona kota seperti halnya pada teori konsentris dan sektoral.
  • 22. Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory)
  • 23. d. Teori Konsektoral (Tipe Eropa) Dikemukakan oleh Peter Mann (1965). Teori ini mencoba menggabungkan teori konsentris dan sektoral, tapi penekanan konsentris lebih ditonjolkan