ANALISA NODAL DI SUMUR PRODUKSI
DENGAN METODE PRESSURE TRAVERSE
DI PT PERTAMINA HULU ROKAN
REGIONAL 1 ZONA 4 FIELD LIMAU
MUHAMMAD GILANG PERSADA
Latar Belakang
Agar dapat menghasilkan laju produksi yang optimum, maka kita dapat
menganalisa salah satu komponen yaitu dengan menganalisa diameter tubing
yang menghasilkan laju produksi pada suatu sumur. Fluida yang mengalir dari
dasar sumur ke permukaan akan kehilangan tekanan yang besarnya tergantung
pada salah satu ukuran tubing. Dengan demikian analisa terhadap pengaruh
ukuran tubing akan laju produksi dapat dilakukan dengan komponen ini.
Dalam menentukan diameter tubing yang dapat menghasilkan laju produksi
optimum pada suatu sumur, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu
potensinya dengan menggunakan perhitungan Inflow Performance Relationship
(IPR). Inflow Performance Relationship (IPR) sendiri merupakan gambaran
suatu potensi maksimum dari suatu sumur yang akan kita lihat melalui
kurvanya.
Inflow performance relationship (IPR) suatu sumur adalah gambaran tentang
kemampuan sumur yang bersangkutan untuk memproduksikan atau
menghasilkan fluida. Kemampuan sumur untuk menghasilkan fluida tergantung
pada faktor-faktor berikut :
1. Sifat fisik batuan
2. Geometri sumur dan daerah produksi
3. Sifat fisik fluida yang mengalir
4. Perbedaan tekanan antara formasi produktif dengan lubang sumur pada saat
terjadi aliran.
Inflow Performance Relationship (IPR) yang digunakan kali ini yaitu IPR dua
fasa dengan menggunakan metode vogel. Pada tipe IPR dua fasa ini, biasanya
sudah terdapat gas. Tekanan reservoir (Pr) dan tekanan alir dasar sumur (Pwf)
yang dimiliki sudah berada di bawah tekanan bubble point (Pb). bentuk kurva
IPR dua fasa ini adalah melengkung. Dalam pembuatan kurva IPR dua fasa,
menggunakan Rumus Vogel yaitu:
𝑄
𝑄𝑚𝑎𝑥
= 1 − 0,2
𝑃𝑤𝑓
𝑃𝑟
− 0,8
𝑃𝑤𝑓
𝑃𝑟
2
(2.4)
Keterangan:
Q = laju alir (BPD)
Qmax = laju alir maksimum (BPD)
Pwf = tekanan dasar sumur (psi)
Pr = tekanan reservoir (psi)
Berdasarkan latar belakang di atas, maka Penulis mengambil pokok bahasan
penelitian mengenai Analisa Sumur Dengan Menggunakan Perhitungan Kurva
IPR dan Analisa Nodal di Dasar Sumur dengan Metode Pressure Traverse pada
sumur Produksi di PT Pertamina Hulu Rokan Regional 1 zona 4 Field Limau.
TUJUAN
• Menentukan kemampuan produksi suatu sumur (PI)
yang akan diubah dalam bentuk kurva Inflow
Performance Relationship (IPR).
• Menganalisa ukuran tubing yang sesuai dengan
kemampuan laju produksi optimum sumur.
MANFAAT
• Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dan masukan bagi instansi pendidikan untuk
penelitian selanjutnya, khususnya bagi program Studi Teknik
Eksplorasi Produksi Migas.
• Sebagai salah satu dasar bagi perusahaan dalam menganalisa
pengaruh komponen - komponen nodal terhadap laju
produksi sumur.
• Mengetahui ukuran tubing yang sesuai dengan kemampuan
laju produksi optimum sumur.
Pengertian Analisa Nodal
Secara umum analisis nodal pada sumur produksi adalah metode yang
digunakan dalam industri minyak dan gas untuk memahami dan
mengoptimalkan kinerja sumur. Analisis nodal sumur produksi bertujuan untuk
memahami bagaimana tekanan dan aliran fluida berubah dari reservoir bawah
tanah hingga permukaan sumur, serta bagaimana faktor-faktor seperti diameter
pipa, sifat fluida, dan karakteristik sumur mempengaruhi kinerja produksi.
Menurut Hermadi, Pusdiklat Migas Analisis Sistem Nodal merupakan suatu
teknik sederhana yang digunakan untuk menentukan hubungan antara inflow
performance relationship dengan tubing intake, yang dapat digunakan untuk
menentukan laju produksi optimum yang terjadi dalam suatu sistem produksi.
Secara persamaan matematis analisis sistem nodal ini digunakan untuk
menggambarkan kemampuan suatu reservoir untuk memproduksi fluida
menuju lubang sumur dan sistem perpipaan yang mengalirkan fluida ke
seperator di permukaan
Beberapa komponen utama dalam analisis nodal sumur produksi meliputi:
• Komponen Reservoir: Mencakup karakteristik geologi dan fluida, seperti
porositas, permeabilitas, Viskositas, serta tekanan reservoir.
• Aliran Reservoir: Menggambarkan kondisi fluida
• Komponen Sumur: Mencakup karakteristik geometri sumur, seperti
diameter sumur, kedalaman, pompa dll
• Aliran Sumur: Menggambarkan bagaimana fluida mengalir dari formasi
bawah tanah ke permukaan melalui sumur, termasuk efek tekanan serta
temperatur dalam pipa.
• Permukaan Produksi: Ini mencakup instalasi dan peralatan permukaan,
seperti separator, choke, dan pipa produksi dll
Dampak negatif yang akan timbul apabila ukuran pipa produksi yang
digunakan tidak tepat:
 Apabila ukuran tubing yang terlalu besar akan terjadinya scale yang
diakibatkan oleh sebagian pasir dan cuting yang ikut naik ke permukaan
dan menempel didalam tubing yang dapat menyumbat pipa produksi dan
mudah terjadi korosi. (Yudha, 2014)
 Sedangkan apabila Pada sumur ukuran tubingnya terlalu kecil akan
mempercepat terjadinya kerusakan formasi akibat lumpur dan pasir yang
ikut terproduksi akan banyak jatuh kembali dan menutupi pori-pori lapisan
produktif. Laju produksi sumur akan cepat mengalami penurunan atau
sumur tidak dapat produksi lagi. (Yudha, 2014)
Inflow Performance Relationship (IPR)
Inflow Performance Relationship (IPR) adalah hubungan antara laju
aliran fluida(Q) dengan tekanan(Pwf) pada lubang produksi atau
permukaan sumur. IPR juga memberikan pemahaman tentang seberapa
baik sumur dapat mengalirkan fluida dari reservoirnya pada berbagai
kondisi tekanan.
IPR Curve merupakan kurva atau penggambaran melalui grafis dari
Inflow Performance Relationship (IPR) yang menunjukkan hubungan
antara laju alir(Q) dengan tekanan(Pwf) pada sumur. Biasanya, IPR
Curve menunjukkan bagaimana laju aliran sumur berubah dengan
penurunan tekanan sumur pada tekanan reservoir yang berbeda.
Secara umum, Inflow Performance Relationship (IPR) memperhatikan beberapa
faktor utama:
 Tekanan Reservoir: Tekanan reservoir adalah tekanan alami di dalam
formasi bawah tanah di mana sumur beroperasi. Tekanan ini akan
menentukan seberapa mudah fluida dapat mengalir ke dalam sumur.
 Resistensi Aliran: Faktor-faktor seperti karakteristik formasi, viskositas
fluida, dan geometri sumur mempengaruhi resistensi aliran fluida ke dalam
sumur.
 Gradien Tekanan: Gradien tekanan menggambarkan seberapa cepat tekanan
sumur menurun seiring dengan peningkatan laju aliran fluida. Ini berkaitan
dengan kemampuan sumur untuk "menarik" fluida dari reservoir.
Tujuan utama dari analisis IPR adalah untuk memahami bagaimana sumur
bereaksi terhadap perubahan tekanan pada permukaan atau pada reservoir.
Dengan memahami IPR, operator sumur dapat mengoptimalkan operasi
produksi untuk mencapai hasil produksi yang maksimal dengan menggunakan
peralatan dan strategi produksi yang sesuai.
IPR Satu Fasa
Metode IPR satu fasa ini, hanya dapat dilakukan pada kondisi di mana hanya
satu jenis fluida yang mengalir di dalam sumur. Contohnya adalah aliran minyak
atau aliran gas saja.
Dengan rumus Pwf = Pr -
𝑄
𝑃𝐼
IPR Dua Fasa
IPR dua fasa berkaitan dengan kondisi di mana dua jenis fluida yang berbeda
(biasanya minyak dan gas) mengalir bersama-sama di dalam sumur. Pada tipe
IPR dua fasa ini, biasanya sudah terdapat gas. Tekanan reservoir (Pr) dan
tekanan alir dasar sumur (Pwf) yang dimiliki sudah berada di bawah tekanan
bubble point (Pb). bentuk kurva IPR dua fasa ini adalah melengkung.
Dengan rumus Vogel
𝑄
𝑄𝑚𝑎𝑥
= 1 − 0,2
𝑃𝑤𝑓
𝑃𝑟
− 0,8
𝑃𝑤𝑓
𝑃𝑟
2
IPR Tiga Fasa
 IPR tiga fasa digunakan ketika tiga jenis fase fluida yang berbeda
hadir dalam sumur, yaitu minyak, gas, dan air.
 Untuk aliran fluida tiga fasa ini, menggunakan Metode Wiggins yang
merupakan pengembangan dari Metode Vogel.
 Dalam Metode Wiggins (penyetaraan IPR tiga fasa) mengasumsikan bahwa
setiap fasa dapat dilakukan secara terpisah, sehingga antara rate minyak (Qo)
dan rate air terproduksi (Qw) dapat di hitung masing-masing.
Vertical Lift Performance (VLP)
Vertical lift performance (VLP) adalah salah satu aspek penting dalam analisis
nodal sumur produksi yang mengacu pada kemampuan sumur untuk mengatasi
tekanan yang dibutuhkan untuk mengangkat fluida dari reservoir ke permukaan.
VLP juga mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi aliran fluida
vertikal dalam sumur, termasuk tekanan reservoir, viskositas fluida, geometri
sumur, dan peralatan permukaan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi vertical lift performance dalam analisis
nodal sumur produksi meliputi:
 Tekanan Reservoir: Tekanan reservoir menentukan gaya dorong alami yang
mendorong fluida dari reservoar ke dalam sumur.
 Karakteristik Fluida: Fluida yang lebih kental akan memerlukan lebih
banyak energi untuk diangkat.
 Geometri Sumur: Diameter sumur, kedalaman, dan panjang sumur adalah
faktor-faktor geometris yang memengaruhi resistensi aliran fluida.
 Peralatan Permukaan: Pompa, choke, dan separator juga mempengaruhi
VLP. Desain dan pengaturan peralatan ini dapat memengaruhi tekanan yang
diperlukan untuk mengangkat fluida ke permukaan.
Dengan memahami vertical lift performance, operator sumur dapat
mengoptimalkan operasi produksi dengan memilih peralatan dan strategi
produksi yang tepat, serta melakukan perawatan sumur yang diperlukan untuk
mempertahankan kinerja produksi yang optimal.
Tubing Sizing
Tubing merupakan pipa produksi yang berfungsi mengalirkan fluida dari dasar
sumur menuju permukaan. Pemilihan Tubing Diameter Sizing yang tepat dapat
dievaluasi berdasarkan nilai kemampuan berproduksi (productivity indeks) dari
sumur migas tersebut. Kesalahan dalam pemilihan ukuran tubing akan
menyebabkan dampak pada tubing bahkan pada formasi .
Permasalahan dalam pemilihan ukuran tersebutlah yang sering
menghambat aktifitas produksi sehingga target produksi optimal tidak tercapai.
PPT ANALISA NODAL PERSIAPAN TA GILANG PERSADA.pptx

PPT ANALISA NODAL PERSIAPAN TA GILANG PERSADA.pptx

  • 1.
    ANALISA NODAL DISUMUR PRODUKSI DENGAN METODE PRESSURE TRAVERSE DI PT PERTAMINA HULU ROKAN REGIONAL 1 ZONA 4 FIELD LIMAU MUHAMMAD GILANG PERSADA
  • 2.
    Latar Belakang Agar dapatmenghasilkan laju produksi yang optimum, maka kita dapat menganalisa salah satu komponen yaitu dengan menganalisa diameter tubing yang menghasilkan laju produksi pada suatu sumur. Fluida yang mengalir dari dasar sumur ke permukaan akan kehilangan tekanan yang besarnya tergantung pada salah satu ukuran tubing. Dengan demikian analisa terhadap pengaruh ukuran tubing akan laju produksi dapat dilakukan dengan komponen ini. Dalam menentukan diameter tubing yang dapat menghasilkan laju produksi optimum pada suatu sumur, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu potensinya dengan menggunakan perhitungan Inflow Performance Relationship (IPR). Inflow Performance Relationship (IPR) sendiri merupakan gambaran suatu potensi maksimum dari suatu sumur yang akan kita lihat melalui kurvanya.
  • 3.
    Inflow performance relationship(IPR) suatu sumur adalah gambaran tentang kemampuan sumur yang bersangkutan untuk memproduksikan atau menghasilkan fluida. Kemampuan sumur untuk menghasilkan fluida tergantung pada faktor-faktor berikut : 1. Sifat fisik batuan 2. Geometri sumur dan daerah produksi 3. Sifat fisik fluida yang mengalir 4. Perbedaan tekanan antara formasi produktif dengan lubang sumur pada saat terjadi aliran.
  • 4.
    Inflow Performance Relationship(IPR) yang digunakan kali ini yaitu IPR dua fasa dengan menggunakan metode vogel. Pada tipe IPR dua fasa ini, biasanya sudah terdapat gas. Tekanan reservoir (Pr) dan tekanan alir dasar sumur (Pwf) yang dimiliki sudah berada di bawah tekanan bubble point (Pb). bentuk kurva IPR dua fasa ini adalah melengkung. Dalam pembuatan kurva IPR dua fasa, menggunakan Rumus Vogel yaitu: 𝑄 𝑄𝑚𝑎𝑥 = 1 − 0,2 𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑟 − 0,8 𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑟 2 (2.4) Keterangan: Q = laju alir (BPD) Qmax = laju alir maksimum (BPD) Pwf = tekanan dasar sumur (psi) Pr = tekanan reservoir (psi)
  • 5.
    Berdasarkan latar belakangdi atas, maka Penulis mengambil pokok bahasan penelitian mengenai Analisa Sumur Dengan Menggunakan Perhitungan Kurva IPR dan Analisa Nodal di Dasar Sumur dengan Metode Pressure Traverse pada sumur Produksi di PT Pertamina Hulu Rokan Regional 1 zona 4 Field Limau.
  • 6.
    TUJUAN • Menentukan kemampuanproduksi suatu sumur (PI) yang akan diubah dalam bentuk kurva Inflow Performance Relationship (IPR). • Menganalisa ukuran tubing yang sesuai dengan kemampuan laju produksi optimum sumur. MANFAAT • Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi instansi pendidikan untuk penelitian selanjutnya, khususnya bagi program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas. • Sebagai salah satu dasar bagi perusahaan dalam menganalisa pengaruh komponen - komponen nodal terhadap laju produksi sumur. • Mengetahui ukuran tubing yang sesuai dengan kemampuan laju produksi optimum sumur.
  • 7.
    Pengertian Analisa Nodal Secaraumum analisis nodal pada sumur produksi adalah metode yang digunakan dalam industri minyak dan gas untuk memahami dan mengoptimalkan kinerja sumur. Analisis nodal sumur produksi bertujuan untuk memahami bagaimana tekanan dan aliran fluida berubah dari reservoir bawah tanah hingga permukaan sumur, serta bagaimana faktor-faktor seperti diameter pipa, sifat fluida, dan karakteristik sumur mempengaruhi kinerja produksi.
  • 8.
    Menurut Hermadi, PusdiklatMigas Analisis Sistem Nodal merupakan suatu teknik sederhana yang digunakan untuk menentukan hubungan antara inflow performance relationship dengan tubing intake, yang dapat digunakan untuk menentukan laju produksi optimum yang terjadi dalam suatu sistem produksi. Secara persamaan matematis analisis sistem nodal ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan suatu reservoir untuk memproduksi fluida menuju lubang sumur dan sistem perpipaan yang mengalirkan fluida ke seperator di permukaan
  • 9.
    Beberapa komponen utamadalam analisis nodal sumur produksi meliputi: • Komponen Reservoir: Mencakup karakteristik geologi dan fluida, seperti porositas, permeabilitas, Viskositas, serta tekanan reservoir. • Aliran Reservoir: Menggambarkan kondisi fluida • Komponen Sumur: Mencakup karakteristik geometri sumur, seperti diameter sumur, kedalaman, pompa dll • Aliran Sumur: Menggambarkan bagaimana fluida mengalir dari formasi bawah tanah ke permukaan melalui sumur, termasuk efek tekanan serta temperatur dalam pipa. • Permukaan Produksi: Ini mencakup instalasi dan peralatan permukaan, seperti separator, choke, dan pipa produksi dll
  • 10.
    Dampak negatif yangakan timbul apabila ukuran pipa produksi yang digunakan tidak tepat:  Apabila ukuran tubing yang terlalu besar akan terjadinya scale yang diakibatkan oleh sebagian pasir dan cuting yang ikut naik ke permukaan dan menempel didalam tubing yang dapat menyumbat pipa produksi dan mudah terjadi korosi. (Yudha, 2014)  Sedangkan apabila Pada sumur ukuran tubingnya terlalu kecil akan mempercepat terjadinya kerusakan formasi akibat lumpur dan pasir yang ikut terproduksi akan banyak jatuh kembali dan menutupi pori-pori lapisan produktif. Laju produksi sumur akan cepat mengalami penurunan atau sumur tidak dapat produksi lagi. (Yudha, 2014)
  • 11.
    Inflow Performance Relationship(IPR) Inflow Performance Relationship (IPR) adalah hubungan antara laju aliran fluida(Q) dengan tekanan(Pwf) pada lubang produksi atau permukaan sumur. IPR juga memberikan pemahaman tentang seberapa baik sumur dapat mengalirkan fluida dari reservoirnya pada berbagai kondisi tekanan. IPR Curve merupakan kurva atau penggambaran melalui grafis dari Inflow Performance Relationship (IPR) yang menunjukkan hubungan antara laju alir(Q) dengan tekanan(Pwf) pada sumur. Biasanya, IPR Curve menunjukkan bagaimana laju aliran sumur berubah dengan penurunan tekanan sumur pada tekanan reservoir yang berbeda.
  • 12.
    Secara umum, InflowPerformance Relationship (IPR) memperhatikan beberapa faktor utama:  Tekanan Reservoir: Tekanan reservoir adalah tekanan alami di dalam formasi bawah tanah di mana sumur beroperasi. Tekanan ini akan menentukan seberapa mudah fluida dapat mengalir ke dalam sumur.  Resistensi Aliran: Faktor-faktor seperti karakteristik formasi, viskositas fluida, dan geometri sumur mempengaruhi resistensi aliran fluida ke dalam sumur.  Gradien Tekanan: Gradien tekanan menggambarkan seberapa cepat tekanan sumur menurun seiring dengan peningkatan laju aliran fluida. Ini berkaitan dengan kemampuan sumur untuk "menarik" fluida dari reservoir.
  • 13.
    Tujuan utama darianalisis IPR adalah untuk memahami bagaimana sumur bereaksi terhadap perubahan tekanan pada permukaan atau pada reservoir. Dengan memahami IPR, operator sumur dapat mengoptimalkan operasi produksi untuk mencapai hasil produksi yang maksimal dengan menggunakan peralatan dan strategi produksi yang sesuai.
  • 14.
    IPR Satu Fasa MetodeIPR satu fasa ini, hanya dapat dilakukan pada kondisi di mana hanya satu jenis fluida yang mengalir di dalam sumur. Contohnya adalah aliran minyak atau aliran gas saja. Dengan rumus Pwf = Pr - 𝑄 𝑃𝐼
  • 15.
    IPR Dua Fasa IPRdua fasa berkaitan dengan kondisi di mana dua jenis fluida yang berbeda (biasanya minyak dan gas) mengalir bersama-sama di dalam sumur. Pada tipe IPR dua fasa ini, biasanya sudah terdapat gas. Tekanan reservoir (Pr) dan tekanan alir dasar sumur (Pwf) yang dimiliki sudah berada di bawah tekanan bubble point (Pb). bentuk kurva IPR dua fasa ini adalah melengkung. Dengan rumus Vogel 𝑄 𝑄𝑚𝑎𝑥 = 1 − 0,2 𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑟 − 0,8 𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑟 2
  • 16.
    IPR Tiga Fasa IPR tiga fasa digunakan ketika tiga jenis fase fluida yang berbeda hadir dalam sumur, yaitu minyak, gas, dan air.  Untuk aliran fluida tiga fasa ini, menggunakan Metode Wiggins yang merupakan pengembangan dari Metode Vogel.  Dalam Metode Wiggins (penyetaraan IPR tiga fasa) mengasumsikan bahwa setiap fasa dapat dilakukan secara terpisah, sehingga antara rate minyak (Qo) dan rate air terproduksi (Qw) dapat di hitung masing-masing.
  • 17.
    Vertical Lift Performance(VLP) Vertical lift performance (VLP) adalah salah satu aspek penting dalam analisis nodal sumur produksi yang mengacu pada kemampuan sumur untuk mengatasi tekanan yang dibutuhkan untuk mengangkat fluida dari reservoir ke permukaan. VLP juga mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi aliran fluida vertikal dalam sumur, termasuk tekanan reservoir, viskositas fluida, geometri sumur, dan peralatan permukaan.
  • 18.
    Beberapa faktor yangmempengaruhi vertical lift performance dalam analisis nodal sumur produksi meliputi:  Tekanan Reservoir: Tekanan reservoir menentukan gaya dorong alami yang mendorong fluida dari reservoar ke dalam sumur.  Karakteristik Fluida: Fluida yang lebih kental akan memerlukan lebih banyak energi untuk diangkat.  Geometri Sumur: Diameter sumur, kedalaman, dan panjang sumur adalah faktor-faktor geometris yang memengaruhi resistensi aliran fluida.  Peralatan Permukaan: Pompa, choke, dan separator juga mempengaruhi VLP. Desain dan pengaturan peralatan ini dapat memengaruhi tekanan yang diperlukan untuk mengangkat fluida ke permukaan.
  • 19.
    Dengan memahami verticallift performance, operator sumur dapat mengoptimalkan operasi produksi dengan memilih peralatan dan strategi produksi yang tepat, serta melakukan perawatan sumur yang diperlukan untuk mempertahankan kinerja produksi yang optimal.
  • 20.
    Tubing Sizing Tubing merupakanpipa produksi yang berfungsi mengalirkan fluida dari dasar sumur menuju permukaan. Pemilihan Tubing Diameter Sizing yang tepat dapat dievaluasi berdasarkan nilai kemampuan berproduksi (productivity indeks) dari sumur migas tersebut. Kesalahan dalam pemilihan ukuran tubing akan menyebabkan dampak pada tubing bahkan pada formasi . Permasalahan dalam pemilihan ukuran tersebutlah yang sering menghambat aktifitas produksi sehingga target produksi optimal tidak tercapai.