SlideShare a Scribd company logo
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK B4
Resita Siregar, S.Kep (1035241037)
Sri Mulyani, S.Kep (1035241187)
Murtianto, S.Kep (1035241159)
Lilih Nurlaela, S.kep (1035241107)
Ratna Afriyani, S.Kep (1035241128)
Kusumaastuti, S.Kep (1035241232)
Septiani Nur Pertiwi, S.Kep (1035241132)
Nining Eka Setianingsih, S.Kep (1035241074)
Sintiya, S.Kep (1035241129)
Marvita, S.Kep (1035241135)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
NY K DENGAN HALUSINASI
PENDENGARAN DIRUANG DAHLIA RS
BHAYANGKARA TK.I PUSDOKKES
POLRI
Klasifikasi Halusinasi
1. Halusinasi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu
sebagai berikut (Maramis,2004):
2.
Halusinasi penglihatan (visual, optik) adalah
perasaan melihat sesuatu objek tetapi pada
kenyataannya tidak ada.
3. Halusinasi pendengaran (auditif,
akustik) adalah perasaan mendengar suara-
suara,berupa suara manusia, hewan atau
mesin, barang, kejadian alamiah dan musik.
4. Halusinasi penciuman (olfaktorik) adalah
perasaan mencium sesuatu bau atau aroma
tetapi tidak ada.
5. Halusinasi pengecapan (gustatorik) adalah
kondisi merasakan sesuatu rasa tetapi tidak
ada dalam mulutnya, seperti rasa logam.
6. Halusinasi peraba (taktil) adalah kondisi
merasa diraba, disentuh, ditiup, disinari atau
seperti ada ulat bergerak di bawah kulitnya.
7. Halusinasi kinestetik adalah kondisi merasa
badannya bergerak dalam sebuah ruang, atau
anggota badannya bergerak.
Tanda dan Gejala
 Tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap pasien serta
ungkapan pasien menurut (Oktiviani, 2020) :
 Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai
 Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara
 Gerakan mata cepat
 Menutup telinga
 Respon verbal lambat atau diam
 Diam dan dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikkan
 Terlihat bicara sendiri
 Menggerakkan bola mata dengan cepat
 Bergerak seperti membuang atau mengambil sesuatu
 Duduk terpaku, memandang sesuatu, tiba-tiba berlari ke ruangan lain
 Disorientasi (waktu, tempat, orang)
 Perubahan kemampuan dan memecahkan masalah
 Perubahan perilaku dan pola komunikasi
 Gelisah, ketakutan, ansietas
 Peka rangsang
 Melaporkan adanya halusinasi
 MENDENGARKAN SUARA ATAU KEBISINGAN YANG
KURANG JELAS ATAUPUN YANG JELAS, DIMANA
TERKADANG SUARA-SUARA TERSEBUT SEPERTI
MENGAJAK BERBICARA KLIEN
KADANG MEMERINTAH KLIEN UNTUK
MELAKUKAN SESUATU.
ADAPUN PERILAKU YANG DAPAT TERAMATI :
TIBA-TIBA TAMPAK KETAKUTAN ATAU DITAKUTI

OLEH ORANG ORANG LAIN, BENDA MATI ATAU
STIMULUS YANG TIDAK TAMPAK.
TIBA-TIBA BERLARI KERUANGAN LAIN

Manifestasi Klinis Halusinasi
pendengaran
TINJAUAN KASUS
Identitas Klien
Inisial : Ny.K
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Pengkajian : 09 Desember 2024
Umur : 60 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia
Informan : Klien dan keluarga
TINJAUAN KASUS
Alasan Masuk
 Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan gelisah dan sering
bicara sendiri sejak 2 minggu SMRS, Pasien juga sempat
mengamuk ketika dilarang keluar rumah oleh suaminya. Pasien
sering duduk diam dengan tatapan kosong setelah berjalan
bolak-balik, lalu kembali berjalan dengan wajah yang terlihat
ketakutan. Ketika keluarga mencoba bertanya apa yang
ditakutkan, pasien marah dan menunjukkan sikap tidak suka.
 Masalah keperawatan : Gangguan Sensori Persepsi
Halusinasi Pendengaran, isolasi sosial, Resiko Perilaku
kekerasan
Faktor Predisposisi
 Klien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa ± 4 tahun yang
lalu dan di rawat 2 kali di RSJ lalu dipulangkan kerumah dalam
keadaan tenang. Klien awalnya marah-marah dan melempar
barang-barang karena kesal, suka menyendiri, melamun, sering
bicara sendiri, mondar mandir, mendengar suara-suara tanpa
wujud, tertawa sendiri Keluarga klien tidak ada yang pernah
mengalami gangguan jiwa. Keluarga pasien mengatakan bahwa
klien mulai mengalami gangguan jiwa setelah kedua orang tua
mereka meninggal dunia. Kedua orang tua klien sangat
menyayangi dan memanjakan pasien saat masih hidup. Orang tua
pasien merupakan orang yang sangat berarti bagi pasien
 Masalah keperawatan : Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi
Pendengaran
Fisik
 Klien tidak memiliki keluhan fisik, saat dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital, didapatkan hasil
TTV : TD 110/80 mmHg, Nadi 89 x/i, RR 21 x/i,
Suhu 36,5 C. Klien memiliki tinggi badan 158 cm
dan berat badan 60 Kg. Pasien tidak mengalami
gangguan tidur, pasien makan 3 kali sehari nafsu
makan baik, pasien tidak menderita penyakit
apapun.
Psikososial
 Pasien tidak mau bergaul dengan orang lain
karena malu di sebut sebagai orang gila. Pasien
beragama islam dan selalu menjalankan ibadah
sesuai agamanya. Pasien sudah menikah dan tidak
bekerja, pasien jarang bersosialisasi dengan
lingkungannya.
Konsep diri
 Gambaran diri: Klien menyukai seluruh tubuhnya dan tidak
ada yang cacat
 Identitas :Klien seorang Perempuan dan ibu rumah tangga
 Peran : Klien berperan sebagai seorang ibu rumah
tangga
 Ideal diri :pasien mengatakan hidupnya sudah tidak
lengkap lagi karena ibu nya sudah meninggal dunia
 Harga diri:Klien mengatakan merasa malu pernah di rawat
di rumah sakit jiwa. Klien mengatakan kecewa dengan
kehidupannya yang sampai saat ini tidak bisa bekerja dan
membantu suaminya.
 Masalah keperawatan: Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Hubungan social
 Klien mengganggap bahwa keluarganya adalah
orang yang sangat berarti dalam hidupnya,
terutama orangtuanya. Klien mengatakan tidak
mengikuti kegiatan di kelompok/masyarakat. Klien
mengatakan mempunyai hambatan dalam
berhubungan dengan orang lain karena klien sulit
bergaul dan selalu ingin menyendiri.
 Masalah keperawatan: Isolasi Sosial : Menarik Diri
 Spiritual
 Nilai dan Keyakinan: Klien beragama islam dan yakin dengan
agamanya.
 Kegiatan Ibadah : Klien melakukan ibadah.
 Status Mental
 Penampilan
kebutuhan sehari-hari pasien selalu diingatkan
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan Diri
 Pembicaraan
 Klien bicara dengan lambat dan inkoheren.
 Aktivitas Motorik
 Klien mengatakan bisa melakukan aktivitas sehari – hari.
 Suasana perasaan
 klien tidak mampu mengepresikan perasaannya pada saat
mendengarkan suara – suara.
 Masalah keperawatan ; Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
 Afek
Penjelasan :efek wajah sesuai dengan topik pembicaraan
Interaksi selama wawancara
Penjelasan :Klien kooperatif saat wawancara, Tatapan mata
saat wawancara kurang, Pasien lebih banyak menunduk
 Persepsi
Penjelasan :Klien mengatakan bahwa ia mendengar ada suara-
suara
Masalah keperawatan : Gangguan persepsi sensori : halusinasi
 Proses Pikir
 Penjelasan : Klien mampu menjawab apa yang ditanya dengan
 Isi pikir
 Penjelasan :Klien dapat mengontrol isi pikirnya, klien tidak
mengalami gangguan isi pikir dan tidak ada waham. Klien tidak
mengalami fobia, obsesi ataupun depersonalisasi.
 Tingkat konsentrasi berhitung
Penjelasan: Klien mampu berkonsentrasi dalam
perhitungan sederhana tanpa bantuan orang lain.
 Kemampuan penilaian
Penjelasan : Klien dapat membedakan hal yang baik dan
yang buruk (mampu melakukan penilaian)
 Daya tilik diri
Penjelasan: Klien tidak mengingkari penyakit yang
diderita, klien mengetahui bahwa dia sedang sakit dan
dirawat di rumah sakit jiwa.
 Mekanisme Koping
 Klien mengalami mekanisme koping adaptif yaitu
klien dapat berbicara baik dengan orang lain
yaitu suami anak dan yang serumah dengannya.
Masalah Psikososial dan Lingkungan
 Klien mengatakan sulit berteman dengan orang
lain karena klien selalu ingin menyendiri.
Masalah keperawatan ; isolasi sosial ; menarik diri
 Pengetahuan Kurang Tentang Gangguan Jiwa
 Klien tidak mengetahui tentang gangguan jiwa
yang di alaminya dan obat yang dikonsumsinya.
 Aspek Medik
 Diagnosa medis : Skizofrenia Paranoid
 Terapi medis yang diberikan: Klien tidak ada
mengkonsumsi obat

DATA MASALAH
DS :
- Pasien mengatakan sering mendengar suarasuara
mengobrol disaat sedang sendirian
- Suara itu muncul setiap 15 menit dengan durasi
2-3 menit DO :
- Pasien mencondongkan telinganya kearah
sumber suara
- Pasien sering bicara dan tertawa sendiri
- Pasien kontak mata kurang
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
DS :
- Pasien tertawa dan menangis tanpa sebab
DO :
- Bicara kacau, afek labil,,Pasien kontak mata
kurang
Resiko Perilaku Kekerasan
ANALISA DATA
DS :
- Pasien sering menyendiri didalam
kamar
- Pasien merasa malu krn pernah di
rawat di RS jiwa kerena sakit jiwa
DO :
- Pasien ketika di ajak bicara oleh
perawat kontak mata kurang Bicara
kacau, Apek labil
Isolasi Sosial
DS :
- Pasien mengatakan tidak bisa beres-
beres rumah sejak ditinggal ibunya
DO :
- Pasien ketika di ajak bicara oleh
perawat kontak mata kurang
- Pasien tampak gelisah
Harga Diri Rendah
Masalah Keperawatan
 Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Pendengaran
 Resiko perilaku kekerasan
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
 Prioritas Diagnosa Keperawatan
 Gangguan persepsi Sensorik : Halusinasi
pendengaran
POHON MASALAH
Resiko perilaku kekerasan / perilaku kekerasan
(Effect)
Halusinasi Pendengaran
(Core Problem)
Isolasi sosial Defisit perawatan diri (Cause)
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Halusinasi
Senin
09/12/2924
SP1P
1) Mengidentifikasi halusinasi : isi, frekuensi,
waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan
dan respon.
2) Menjelaskan cara mengontrol halusinasi:
menghardik, meminum obat, bercakap-
cakap, dan melakukan kegiatan.
3) Melatih cara mengontrol halusinasi
dengan menghardik.
4) Memasukkan dalam jadwal kegiatan
untuk latihan menghardik.
SP1K
5) Mendiskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat pasien
6) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala,
proses terjadinya halusinasi
7) Melatih keluarga cara merawat pasien
halusinasi
8) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
S Pasien:
Pasien mengatakan sudah mampu
menghardik dengan cara menutup telinga
sambil mengatakan pergi pergi saya tidak
mau dengar kamu suara palsu.
- S Keluarga :
Keluarga mengatakan senang dapat
membimbing dan merawat adeknya cara
untuk mengontrol halusinasi - O Pasien:
Pasien cooperative, Pasien tampak mudah
beralih.
- O Keluarga :
Keluarga nampak melatih dan
membimbing pasien dalam
mengontrol halusinasi - A :
Halusinasi Pendengaran (+)
- P :
1) Evaluasi Sp1 cara menghardik
cara mengontrol halusinasi dengan minum
obat
SP2Keluarga :
1) Mengevaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien menghardik
2) Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberi pujian
Halusinasi
Selasa
10/12/2024
SP2P
1) Mengevaluasi kegiatan menghardik. Berikan
pujian
2) Melatih cara mengontrol halusinasi dengan obat
(jelaskan 6 benar : Jenis, guna, dosis, frekuensi,
cara, kontinuitas minum obat)
3) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik dan minum obat
SP2K
4) Mengevaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien menghardik
5) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian
- S Pasien :
1) Pasien mengatakan sudah mampu menghardik
halusinasi.
- SP Keluarga :
1) Keluarga mengatakan rutin mengingatkan
pasien cara menghardik, dan memberikan
pujian setelah pasien selesai menghardik
- O Pasien :
Pasien kooperatif, tampak tenang.
- O Keluarga :
Keluarga nampak melati pasien mengontrol
halusinasi
- A :
Halusinasi Pendengaran (+) - - P :
Evaluasi Sp2 cara meminum obat
Sp3 Pasien :
1) Ajarkan pasien cara mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
SP3 Keluarga :
1) Mengavaluasi kegiatan keluaga dalam
merawat/melatih pasien menghardik
2) Menjelaskan cara bercakap-cakap dan
lakukan kegiatan untuk mengontrol
halusinasi dan latih sediakan waktu untuk
bercakap-cakap dengan pasien terutama
saat halusinasi
Halusinasi
Rabu
11/12/2024
SP3P
1) Mengevaluasi kegiatan latihan menghardik, minum
obat. Beri pujian
2) Melatih cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap saat terjadi halusinasi
3) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik, minum obat dan bercakap-cakap
SP3K
4) Mengevaluasi kegiatan keluarga merawat/
melatih pasien
menghardik, berikan pujian
5) Menjelaskan cara bercakap-cakap dan lakukan
kegiatan untuk mengontrol halusinasi dan latih dan
sediakan waktu untuk bercakapcakap dengan
pasien terutama saat
- S Pasien :
1) Pasien mengatakan sudah mampu menghardik
halusinasi
2) Pasien mengatakan saat timbul halusinasi
pasien mencari temanuntuk bercakap-cakap.
S Keluarga :
1)Keluarga mengatakan rutin mengingatkan
pasien cara mengontrol halusinasi yang telah
diajarkan
- O Pasien:
1)Tampak pasien dapat menghardik dengan
benar dan bercakap-cakap
- O Keluarga :
- 1) Keluarga kooperatif
halusinasi A :
Halusinasi Pendengaran (+)
- P :
Evaluasi Sp1,2,3 cara mengontrol halusinasi
1) Lanjutkan Sp4 : Ajarkan pasien cara
mengontrol halusinasi melakukan aktivitas.
SP4K
1) Mengevaluasi kegiatan keluarga
merawat/melatih pasien menghardik,
bercakapcakap
2) Menjelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda
kambuh
rujukan
3) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan memberikan pujian
Halusinasi
Kamis
12/12/2924
SP4P
1) Mengevaluasi kegiatan latihan menghardik, minum
obat, bercakap-cakap. Berikan pujian
2) Melatih cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan harian (mulai 2 kegiatan)
3) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan
kegiatan harian.
SP4K
1) Mengevaluasi keluarga cara
- S Pasien :
1) Pasien mengatakan saat timbul halusinasi
pasien mencari temanuntuk bercakap-cakap.
- S Keluarga :
1) Keluarga mengatakan rutin mengigatkan
pasien cara mengontrol halusinasi terutama
saat halusinasi nya timbul
- O Pasien:
Halusinasi
Jumat
13/12/24
SP4P
1) Mengevaluasi kegiatan
latihan menghardik, minum
obat, bercakap-cakap.
Berikan pujian
2) Melatih cara mengontrol
halusinasi dengan
melakukan kegiatan harian
(mulai 2 kegiatan)
- S Pasien :
1) Pasien mengatakan saat
timbul halusinasi pasien
mencari teman untuk
bercakap-cakap.
- S Keluarga :
3) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan menghardik, minum obat, bercakap-
cakap dan kegiatan harian.
SP4K
1) Mengevaluasi keluarga cara merawat/melatih
pasien menghardik, bercakap-cakap dan beri
pujian
2) Menjelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda
kambuh rujukan
3) Anjurkan membanru pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
1) Keluarga mengatakan rutin mengigatkan
pasien cara mengontrol halusinasi terutama
saat halusinasi nya timbul
- O Pasien:
1) Pasien coopertative saat di tanyakan cara
mengontrol halusinasi.
- O Keluarga :
1) Keluarga cooperative dalam merawat pasien
- A : Halusinasi Pendengaran (+)
- P :
1) Evaluasi Sp1,2,3 cara mengontrol haluinasi
2) Lanjutkan Sp4 : Mengevaluasi kegiatan
latihan mengahardik, bercakap-cakap.
Berikan pujian
SP5K
3) Mengevaluasi kegiatan keluarga
merawat/melatih pasien menghardik,
bercakapcakap dan melakukan kegiatan
harian, dan follow up, berikan pujian
4) Nilai kemampuan keluarga merawat
pasien
5) Nilai kemampuan keluarga control ke
RSJ/PKM
Halusinasi
Sabtu
14/12/2024
SP4P
1) Mengevaluasi kegiatan latihan
mengahardik, minum obat,
bercakap-cakap. Berikan pujian
2) Melatih cara mengontrol halusinasi
dengan melakukan kegiatan harian
(mulai 2 kegiatan)
3) Memasukkan pada jadwal kegiatan
untuk latihan menghardik, minum obat,
bercakap-cakap dan kegiatan harian.
SP4K
4) Mengevaluasi keluarga cara
merawat/melatih pasien menghardik,
bercakap-cakap dan beri pujian
5) Menjelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda
kambuh rujukan
6) Anjurkan membanru pasien sesuai jadwal
dan memberikan pujian
- S Pasien :
1) Pasien mengatakan saat timbul halusinasi pasien
mencari teman untuk bercakap-cakap.
- S Keluarga :
1) Keluarga mengatakan rutin mengigatkan pasien cara
mengontrol halusinasi terutama saat halusinasi nya
timbul
- O Pasien:
1) Pasien coopertative saat di tanyakan cara mengontrol
halusinasi.
- O Keluarga :
1) Keluarga cooperative dalam merawat pasien
- A : Halusinasi Pendengaran (+)
- P :
1) Evaluasi Sp1,2,3 cara mengontrol haluinasi
2) Lanjutkan Sp4 : Mengevaluasi kegiatan latihan
mengahardik, bercakap-cakap. Berikan pujian
SP5K
3) Mengevaluasi kegiatan keluarga merawat/melatih
pasien menghardik, bercakapcakap dan melakukan
kegiatan harian, dan follow up, berikan pujian
4) Nilai kemampuan keluarga
merawat pasien
3). Nilai kemampuan control ke RSJ/PKM
TERIMA KASIH

More Related Content

PPTX
PPT-ASKEP-HALUSINASI ;djsf;jskgnslnlispfpsigksnigisngk.pptx
PPTX
PPT-ASKEP-HALUSINASI KLMPK B4-20000.pptx
PPTX
PPT KEL 5 JIWA .pptx
PPTX
asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi pendengaran
DOCX
DOCX
ASKEP PSIKOSOSIAL.docx
PPTX
PPT CASE CONFERENCE KEL 4 SARASWATI -.pptx
PPTX
Lapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptx
PPT-ASKEP-HALUSINASI ;djsf;jskgnslnlispfpsigksnigisngk.pptx
PPT-ASKEP-HALUSINASI KLMPK B4-20000.pptx
PPT KEL 5 JIWA .pptx
asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi pendengaran
ASKEP PSIKOSOSIAL.docx
PPT CASE CONFERENCE KEL 4 SARASWATI -.pptx
Lapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptx

Similar to PPT-ASKEP-HALUSINASI KLMPK B4.new pptx.pptx (20)

PPTX
Asuhan keperawatan jiwa
PPTX
Ppt askep kami
PPTX
askep resiko bunuh diri
PPTX
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA-1.pptx
DOC
Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA
PPTX
Laporan kasus divisi CLP semester lima.pptx
PPTX
ppt seminar jiwa.pptx
PPTX
Askep psikososial dalam keperawatan.pptx
PPTX
Askep pasien terminal
PPTX
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan.pptx
PPTX
Keperawatan jiwa pada tn w dengan gangguan persepsi
PPTX
PPT PRESENTASI SATUAN ACARA PENYULUHAN JIWA 1 PKU GB2.pptx
DOCX
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
DOCX
Laporan pendahuluan halusinasi
PPTX
Lapjag minggu 1.pptxkjcsicoisniocsjocisjs
PPTX
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
PPTX
PPT Pemberian Obat ARV_Semester 4.pptx
PPTX
Lapkas puskemas Koto Katik dr.Khairani.pptx
DOCX
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
DOCX
Psikiatri cbd
Asuhan keperawatan jiwa
Ppt askep kami
askep resiko bunuh diri
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA-1.pptx
Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA
Laporan kasus divisi CLP semester lima.pptx
ppt seminar jiwa.pptx
Askep psikososial dalam keperawatan.pptx
Askep pasien terminal
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan.pptx
Keperawatan jiwa pada tn w dengan gangguan persepsi
PPT PRESENTASI SATUAN ACARA PENYULUHAN JIWA 1 PKU GB2.pptx
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasi
Lapjag minggu 1.pptxkjcsicoisniocsjocisjs
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
PPT Pemberian Obat ARV_Semester 4.pptx
Lapkas puskemas Koto Katik dr.Khairani.pptx
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Psikiatri cbd
Ad

Recently uploaded (20)

PDF
NOVEL FERIZAL DAN KEKASIHNYA DOKTER ANA MARYANA BERJUANG MEMPERTAHANKAN HAKIK...
PDF
F. K_Buku_Nugraha_KEGAWATDARURATAN MATA.pdf
PPTX
Refreshing-Kader-Posyandu-Siklus-Hidup-and-Penguatan-Kompetensi (1).pptx
PPTX
Materi Penyuluhan Stunting PPT – Cegah Stunting, Wujudkan Generasi Hebat.pptx
PPT
presentasi terbaru mengenai HIV AIDS 2021
PPTX
GATI Quickwin Gerakan Ayah Teladan Indonesia
PDF
TRILOGI NOVEL HIPPOCRATES. KARYA FERIZAL BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA
PPTX
PENILAIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
PDF
Novel Epik Silat Sastra Kesehatan Yang Penuh Visi dan Nilai Kemanusiaan : Dok...
PPTX
tamasya Quickwin.pptx Taman Asik Sayang Anak
PPTX
JML CKG HINGGA hingva tanggal 29 nuli 2025
PPTX
1. Materi Perencanaan BOK Puskesmas.pptx
PPTX
Kasus Ocular Dextra et Sinistra Katarak Imatur
PPTX
PENCEGAHAN Materi Hipertensi DM Germas pptx.pptx
PPTX
Materi 7 Persepsi dan Motivasi Sehat Sakit.pptx
PPTX
PETUNJUK TEKNIS GEMBIRA JUMBARA XVI 2025[1].pptx
PPTX
SOSIALISASI PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI DAN P4K.pptx
PPTX
Imunisasi adalah proses untuk membuat seseorang imun atau kebal terhadap suat...
PPTX
32. Necrotizing Entero Cholitis (NEC)_.pptx
PDF
Novel Epik Silat Sastra Kesehatan Yang Penuh Visi dan Nilai Kemanusiaan : Dok...
NOVEL FERIZAL DAN KEKASIHNYA DOKTER ANA MARYANA BERJUANG MEMPERTAHANKAN HAKIK...
F. K_Buku_Nugraha_KEGAWATDARURATAN MATA.pdf
Refreshing-Kader-Posyandu-Siklus-Hidup-and-Penguatan-Kompetensi (1).pptx
Materi Penyuluhan Stunting PPT – Cegah Stunting, Wujudkan Generasi Hebat.pptx
presentasi terbaru mengenai HIV AIDS 2021
GATI Quickwin Gerakan Ayah Teladan Indonesia
TRILOGI NOVEL HIPPOCRATES. KARYA FERIZAL BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA
PENILAIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
Novel Epik Silat Sastra Kesehatan Yang Penuh Visi dan Nilai Kemanusiaan : Dok...
tamasya Quickwin.pptx Taman Asik Sayang Anak
JML CKG HINGGA hingva tanggal 29 nuli 2025
1. Materi Perencanaan BOK Puskesmas.pptx
Kasus Ocular Dextra et Sinistra Katarak Imatur
PENCEGAHAN Materi Hipertensi DM Germas pptx.pptx
Materi 7 Persepsi dan Motivasi Sehat Sakit.pptx
PETUNJUK TEKNIS GEMBIRA JUMBARA XVI 2025[1].pptx
SOSIALISASI PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI DAN P4K.pptx
Imunisasi adalah proses untuk membuat seseorang imun atau kebal terhadap suat...
32. Necrotizing Entero Cholitis (NEC)_.pptx
Novel Epik Silat Sastra Kesehatan Yang Penuh Visi dan Nilai Kemanusiaan : Dok...
Ad

PPT-ASKEP-HALUSINASI KLMPK B4.new pptx.pptx

  • 1. DISUSUN OLEH: KELOMPOK B4 Resita Siregar, S.Kep (1035241037) Sri Mulyani, S.Kep (1035241187) Murtianto, S.Kep (1035241159) Lilih Nurlaela, S.kep (1035241107) Ratna Afriyani, S.Kep (1035241128) Kusumaastuti, S.Kep (1035241232) Septiani Nur Pertiwi, S.Kep (1035241132) Nining Eka Setianingsih, S.Kep (1035241074) Sintiya, S.Kep (1035241129) Marvita, S.Kep (1035241135) ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY K DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DIRUANG DAHLIA RS BHAYANGKARA TK.I PUSDOKKES POLRI
  • 2. Klasifikasi Halusinasi 1. Halusinasi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut (Maramis,2004): 2. Halusinasi penglihatan (visual, optik) adalah perasaan melihat sesuatu objek tetapi pada kenyataannya tidak ada. 3. Halusinasi pendengaran (auditif, akustik) adalah perasaan mendengar suara- suara,berupa suara manusia, hewan atau mesin, barang, kejadian alamiah dan musik. 4. Halusinasi penciuman (olfaktorik) adalah perasaan mencium sesuatu bau atau aroma tetapi tidak ada. 5. Halusinasi pengecapan (gustatorik) adalah kondisi merasakan sesuatu rasa tetapi tidak ada dalam mulutnya, seperti rasa logam. 6. Halusinasi peraba (taktil) adalah kondisi merasa diraba, disentuh, ditiup, disinari atau seperti ada ulat bergerak di bawah kulitnya. 7. Halusinasi kinestetik adalah kondisi merasa badannya bergerak dalam sebuah ruang, atau anggota badannya bergerak.
  • 3. Tanda dan Gejala  Tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap pasien serta ungkapan pasien menurut (Oktiviani, 2020) :  Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai  Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara  Gerakan mata cepat  Menutup telinga  Respon verbal lambat atau diam  Diam dan dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikkan  Terlihat bicara sendiri  Menggerakkan bola mata dengan cepat  Bergerak seperti membuang atau mengambil sesuatu  Duduk terpaku, memandang sesuatu, tiba-tiba berlari ke ruangan lain  Disorientasi (waktu, tempat, orang)  Perubahan kemampuan dan memecahkan masalah  Perubahan perilaku dan pola komunikasi  Gelisah, ketakutan, ansietas  Peka rangsang  Melaporkan adanya halusinasi
  • 4.  MENDENGARKAN SUARA ATAU KEBISINGAN YANG KURANG JELAS ATAUPUN YANG JELAS, DIMANA TERKADANG SUARA-SUARA TERSEBUT SEPERTI MENGAJAK BERBICARA KLIEN KADANG MEMERINTAH KLIEN UNTUK MELAKUKAN SESUATU. ADAPUN PERILAKU YANG DAPAT TERAMATI : TIBA-TIBA TAMPAK KETAKUTAN ATAU DITAKUTI  OLEH ORANG ORANG LAIN, BENDA MATI ATAU STIMULUS YANG TIDAK TAMPAK. TIBA-TIBA BERLARI KERUANGAN LAIN  Manifestasi Klinis Halusinasi pendengaran
  • 5. TINJAUAN KASUS Identitas Klien Inisial : Ny.K Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal Pengkajian : 09 Desember 2024 Umur : 60 tahun Pendidikan : SMA Pekerjaan : Tidak Bekerja Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Informan : Klien dan keluarga TINJAUAN KASUS
  • 6. Alasan Masuk  Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan gelisah dan sering bicara sendiri sejak 2 minggu SMRS, Pasien juga sempat mengamuk ketika dilarang keluar rumah oleh suaminya. Pasien sering duduk diam dengan tatapan kosong setelah berjalan bolak-balik, lalu kembali berjalan dengan wajah yang terlihat ketakutan. Ketika keluarga mencoba bertanya apa yang ditakutkan, pasien marah dan menunjukkan sikap tidak suka.  Masalah keperawatan : Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi Pendengaran, isolasi sosial, Resiko Perilaku kekerasan
  • 7. Faktor Predisposisi  Klien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa ± 4 tahun yang lalu dan di rawat 2 kali di RSJ lalu dipulangkan kerumah dalam keadaan tenang. Klien awalnya marah-marah dan melempar barang-barang karena kesal, suka menyendiri, melamun, sering bicara sendiri, mondar mandir, mendengar suara-suara tanpa wujud, tertawa sendiri Keluarga klien tidak ada yang pernah mengalami gangguan jiwa. Keluarga pasien mengatakan bahwa klien mulai mengalami gangguan jiwa setelah kedua orang tua mereka meninggal dunia. Kedua orang tua klien sangat menyayangi dan memanjakan pasien saat masih hidup. Orang tua pasien merupakan orang yang sangat berarti bagi pasien  Masalah keperawatan : Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi Pendengaran
  • 8. Fisik  Klien tidak memiliki keluhan fisik, saat dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, didapatkan hasil TTV : TD 110/80 mmHg, Nadi 89 x/i, RR 21 x/i, Suhu 36,5 C. Klien memiliki tinggi badan 158 cm dan berat badan 60 Kg. Pasien tidak mengalami gangguan tidur, pasien makan 3 kali sehari nafsu makan baik, pasien tidak menderita penyakit apapun.
  • 9. Psikososial  Pasien tidak mau bergaul dengan orang lain karena malu di sebut sebagai orang gila. Pasien beragama islam dan selalu menjalankan ibadah sesuai agamanya. Pasien sudah menikah dan tidak bekerja, pasien jarang bersosialisasi dengan lingkungannya.
  • 10. Konsep diri  Gambaran diri: Klien menyukai seluruh tubuhnya dan tidak ada yang cacat  Identitas :Klien seorang Perempuan dan ibu rumah tangga  Peran : Klien berperan sebagai seorang ibu rumah tangga  Ideal diri :pasien mengatakan hidupnya sudah tidak lengkap lagi karena ibu nya sudah meninggal dunia  Harga diri:Klien mengatakan merasa malu pernah di rawat di rumah sakit jiwa. Klien mengatakan kecewa dengan kehidupannya yang sampai saat ini tidak bisa bekerja dan membantu suaminya.  Masalah keperawatan: Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
  • 11. Hubungan social  Klien mengganggap bahwa keluarganya adalah orang yang sangat berarti dalam hidupnya, terutama orangtuanya. Klien mengatakan tidak mengikuti kegiatan di kelompok/masyarakat. Klien mengatakan mempunyai hambatan dalam berhubungan dengan orang lain karena klien sulit bergaul dan selalu ingin menyendiri.  Masalah keperawatan: Isolasi Sosial : Menarik Diri
  • 12.  Spiritual  Nilai dan Keyakinan: Klien beragama islam dan yakin dengan agamanya.  Kegiatan Ibadah : Klien melakukan ibadah.  Status Mental  Penampilan kebutuhan sehari-hari pasien selalu diingatkan Masalah Keperawatan : Defisit perawatan Diri  Pembicaraan  Klien bicara dengan lambat dan inkoheren.  Aktivitas Motorik  Klien mengatakan bisa melakukan aktivitas sehari – hari.  Suasana perasaan  klien tidak mampu mengepresikan perasaannya pada saat mendengarkan suara – suara.  Masalah keperawatan ; Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
  • 13.  Afek Penjelasan :efek wajah sesuai dengan topik pembicaraan Interaksi selama wawancara Penjelasan :Klien kooperatif saat wawancara, Tatapan mata saat wawancara kurang, Pasien lebih banyak menunduk  Persepsi Penjelasan :Klien mengatakan bahwa ia mendengar ada suara- suara Masalah keperawatan : Gangguan persepsi sensori : halusinasi  Proses Pikir  Penjelasan : Klien mampu menjawab apa yang ditanya dengan  Isi pikir  Penjelasan :Klien dapat mengontrol isi pikirnya, klien tidak mengalami gangguan isi pikir dan tidak ada waham. Klien tidak mengalami fobia, obsesi ataupun depersonalisasi.
  • 14.  Tingkat konsentrasi berhitung Penjelasan: Klien mampu berkonsentrasi dalam perhitungan sederhana tanpa bantuan orang lain.  Kemampuan penilaian Penjelasan : Klien dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk (mampu melakukan penilaian)  Daya tilik diri Penjelasan: Klien tidak mengingkari penyakit yang diderita, klien mengetahui bahwa dia sedang sakit dan dirawat di rumah sakit jiwa.
  • 15.  Mekanisme Koping  Klien mengalami mekanisme koping adaptif yaitu klien dapat berbicara baik dengan orang lain yaitu suami anak dan yang serumah dengannya. Masalah Psikososial dan Lingkungan  Klien mengatakan sulit berteman dengan orang lain karena klien selalu ingin menyendiri. Masalah keperawatan ; isolasi sosial ; menarik diri
  • 16.  Pengetahuan Kurang Tentang Gangguan Jiwa  Klien tidak mengetahui tentang gangguan jiwa yang di alaminya dan obat yang dikonsumsinya.  Aspek Medik  Diagnosa medis : Skizofrenia Paranoid  Terapi medis yang diberikan: Klien tidak ada mengkonsumsi obat 
  • 17. DATA MASALAH DS : - Pasien mengatakan sering mendengar suarasuara mengobrol disaat sedang sendirian - Suara itu muncul setiap 15 menit dengan durasi 2-3 menit DO : - Pasien mencondongkan telinganya kearah sumber suara - Pasien sering bicara dan tertawa sendiri - Pasien kontak mata kurang Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi DS : - Pasien tertawa dan menangis tanpa sebab DO : - Bicara kacau, afek labil,,Pasien kontak mata kurang Resiko Perilaku Kekerasan ANALISA DATA
  • 18. DS : - Pasien sering menyendiri didalam kamar - Pasien merasa malu krn pernah di rawat di RS jiwa kerena sakit jiwa DO : - Pasien ketika di ajak bicara oleh perawat kontak mata kurang Bicara kacau, Apek labil Isolasi Sosial DS : - Pasien mengatakan tidak bisa beres- beres rumah sejak ditinggal ibunya DO : - Pasien ketika di ajak bicara oleh perawat kontak mata kurang - Pasien tampak gelisah Harga Diri Rendah
  • 19. Masalah Keperawatan  Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran  Resiko perilaku kekerasan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah  Prioritas Diagnosa Keperawatan  Gangguan persepsi Sensorik : Halusinasi pendengaran
  • 20. POHON MASALAH Resiko perilaku kekerasan / perilaku kekerasan (Effect) Halusinasi Pendengaran (Core Problem) Isolasi sosial Defisit perawatan diri (Cause)
  • 21. Diagnosa Implementasi Evaluasi Halusinasi Senin 09/12/2924 SP1P 1) Mengidentifikasi halusinasi : isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan dan respon. 2) Menjelaskan cara mengontrol halusinasi: menghardik, meminum obat, bercakap- cakap, dan melakukan kegiatan. 3) Melatih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik. 4) Memasukkan dalam jadwal kegiatan untuk latihan menghardik. SP1K 5) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien 6) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi 7) Melatih keluarga cara merawat pasien halusinasi 8) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal S Pasien: Pasien mengatakan sudah mampu menghardik dengan cara menutup telinga sambil mengatakan pergi pergi saya tidak mau dengar kamu suara palsu. - S Keluarga : Keluarga mengatakan senang dapat membimbing dan merawat adeknya cara untuk mengontrol halusinasi - O Pasien: Pasien cooperative, Pasien tampak mudah beralih. - O Keluarga : Keluarga nampak melatih dan membimbing pasien dalam mengontrol halusinasi - A : Halusinasi Pendengaran (+) - P : 1) Evaluasi Sp1 cara menghardik
  • 22. cara mengontrol halusinasi dengan minum obat SP2Keluarga : 1) Mengevaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik 2) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian Halusinasi Selasa 10/12/2024 SP2P 1) Mengevaluasi kegiatan menghardik. Berikan pujian 2) Melatih cara mengontrol halusinasi dengan obat (jelaskan 6 benar : Jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat) 3) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan minum obat SP2K 4) Mengevaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik 5) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian - S Pasien : 1) Pasien mengatakan sudah mampu menghardik halusinasi. - SP Keluarga : 1) Keluarga mengatakan rutin mengingatkan pasien cara menghardik, dan memberikan pujian setelah pasien selesai menghardik - O Pasien : Pasien kooperatif, tampak tenang. - O Keluarga : Keluarga nampak melati pasien mengontrol halusinasi - A : Halusinasi Pendengaran (+) - - P : Evaluasi Sp2 cara meminum obat Sp3 Pasien :
  • 23. 1) Ajarkan pasien cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. SP3 Keluarga : 1) Mengavaluasi kegiatan keluaga dalam merawat/melatih pasien menghardik 2) Menjelaskan cara bercakap-cakap dan lakukan kegiatan untuk mengontrol halusinasi dan latih sediakan waktu untuk bercakap-cakap dengan pasien terutama saat halusinasi Halusinasi Rabu 11/12/2024 SP3P 1) Mengevaluasi kegiatan latihan menghardik, minum obat. Beri pujian 2) Melatih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap saat terjadi halusinasi 3) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan bercakap-cakap SP3K 4) Mengevaluasi kegiatan keluarga merawat/ melatih pasien menghardik, berikan pujian 5) Menjelaskan cara bercakap-cakap dan lakukan kegiatan untuk mengontrol halusinasi dan latih dan sediakan waktu untuk bercakapcakap dengan pasien terutama saat - S Pasien : 1) Pasien mengatakan sudah mampu menghardik halusinasi 2) Pasien mengatakan saat timbul halusinasi pasien mencari temanuntuk bercakap-cakap. S Keluarga : 1)Keluarga mengatakan rutin mengingatkan pasien cara mengontrol halusinasi yang telah diajarkan - O Pasien: 1)Tampak pasien dapat menghardik dengan benar dan bercakap-cakap - O Keluarga : - 1) Keluarga kooperatif
  • 24. halusinasi A : Halusinasi Pendengaran (+) - P : Evaluasi Sp1,2,3 cara mengontrol halusinasi 1) Lanjutkan Sp4 : Ajarkan pasien cara mengontrol halusinasi melakukan aktivitas. SP4K 1) Mengevaluasi kegiatan keluarga merawat/melatih pasien menghardik, bercakapcakap 2) Menjelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh rujukan 3) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian Halusinasi Kamis 12/12/2924 SP4P 1) Mengevaluasi kegiatan latihan menghardik, minum obat, bercakap-cakap. Berikan pujian 2) Melatih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian (mulai 2 kegiatan) 3) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan kegiatan harian. SP4K 1) Mengevaluasi keluarga cara - S Pasien : 1) Pasien mengatakan saat timbul halusinasi pasien mencari temanuntuk bercakap-cakap. - S Keluarga : 1) Keluarga mengatakan rutin mengigatkan pasien cara mengontrol halusinasi terutama saat halusinasi nya timbul - O Pasien:
  • 25. Halusinasi Jumat 13/12/24 SP4P 1) Mengevaluasi kegiatan latihan menghardik, minum obat, bercakap-cakap. Berikan pujian 2) Melatih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian (mulai 2 kegiatan) - S Pasien : 1) Pasien mengatakan saat timbul halusinasi pasien mencari teman untuk bercakap-cakap. - S Keluarga :
  • 26. 3) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat, bercakap- cakap dan kegiatan harian. SP4K 1) Mengevaluasi keluarga cara merawat/melatih pasien menghardik, bercakap-cakap dan beri pujian 2) Menjelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh rujukan 3) Anjurkan membanru pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian 1) Keluarga mengatakan rutin mengigatkan pasien cara mengontrol halusinasi terutama saat halusinasi nya timbul - O Pasien: 1) Pasien coopertative saat di tanyakan cara mengontrol halusinasi. - O Keluarga : 1) Keluarga cooperative dalam merawat pasien - A : Halusinasi Pendengaran (+) - P : 1) Evaluasi Sp1,2,3 cara mengontrol haluinasi 2) Lanjutkan Sp4 : Mengevaluasi kegiatan latihan mengahardik, bercakap-cakap. Berikan pujian SP5K 3) Mengevaluasi kegiatan keluarga merawat/melatih pasien menghardik, bercakapcakap dan melakukan kegiatan harian, dan follow up, berikan pujian 4) Nilai kemampuan keluarga merawat pasien 5) Nilai kemampuan keluarga control ke RSJ/PKM
  • 27. Halusinasi Sabtu 14/12/2024 SP4P 1) Mengevaluasi kegiatan latihan mengahardik, minum obat, bercakap-cakap. Berikan pujian 2) Melatih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian (mulai 2 kegiatan) 3) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan kegiatan harian. SP4K 4) Mengevaluasi keluarga cara merawat/melatih pasien menghardik, bercakap-cakap dan beri pujian 5) Menjelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh rujukan 6) Anjurkan membanru pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian - S Pasien : 1) Pasien mengatakan saat timbul halusinasi pasien mencari teman untuk bercakap-cakap. - S Keluarga : 1) Keluarga mengatakan rutin mengigatkan pasien cara mengontrol halusinasi terutama saat halusinasi nya timbul - O Pasien: 1) Pasien coopertative saat di tanyakan cara mengontrol halusinasi. - O Keluarga : 1) Keluarga cooperative dalam merawat pasien - A : Halusinasi Pendengaran (+) - P : 1) Evaluasi Sp1,2,3 cara mengontrol haluinasi 2) Lanjutkan Sp4 : Mengevaluasi kegiatan latihan mengahardik, bercakap-cakap. Berikan pujian SP5K 3) Mengevaluasi kegiatan keluarga merawat/melatih pasien menghardik, bercakapcakap dan melakukan kegiatan harian, dan follow up, berikan pujian 4) Nilai kemampuan keluarga merawat pasien 3). Nilai kemampuan control ke RSJ/PKM