Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran antropometri, edukasi gizi bagi ibu hamil dan balita, serta pengolahan bahan pangan dan penyajian makanan yang memenuhi syarat gizi dan keamanan dalam rangka pemberian makanan tambahan lokal.
1. 1
Direktorat Gizi & KIA
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI
Materi Pembekalan Kader
dalam Rangka
Pemberian Makanan Tambahan
3. Penimbangan
Berat Badan
Persiapan:
⚬Keluarkan timbangan dari kotak karton
⚬Pasang baterai pada bagian bawh alat
timbang
⚬Letakkan alat timbang pada lantai yang
keras dan datar
⚬Ibu/Balita diminta membuka alas kaki, jaket,
popok sekali pakai serta mengeluarkan isi
kantong yang berat seperti kunci, HP, dll
⚬Berpakaian seminimal mungkin
⚬Aktifkan alat timbang dengan menekan
tombol di bagian tengah belakang alat.
⚬Tunggu sampai muncul angka 00,0
⚬Alat siap digunakan
4. Penimbangan
Berat Badan
Pastikan kelengkapan dan kebersihan
timbangan
Pasang baterai pada timbangan yang
menggunakan baterai
Letakkan timbangan di tempat datar,
keras dan cukup cahaya
Nyalakan timbangan dan pastikan bahwa
angka yang muncul di layar baca 00,0
Timbangan siap digunakan
5. ⚬Ibu/Balita berpakaian seminimal mungkin,
berdiri di tengah timbangan saat angka pada
layar timbangan menunjukkan angka 00,0. serta
tetap berada di atas timbangan sampai angka
berat badan muncul pada layar timbangan dan
sudah tidak berubah
⚬Baca dan segera catat hasil penimbangan pada
layar baca
⚬Hasil penimbangan 2 digit di belakang koma,
ditulis 1 digit di belakang koma dengan
pembulatan:
- Jika lebih dari/sama dengan 0,05 dibulatkan
keatas
- Jika kurang dari 0,05 dibulatkan kebawah
Penimbangan
Berat Badan
6. Prosedur Penimbangan
Anak belum bisa berdiri
⚬Minta ibu agar anak berpakaian seminimal
mungkin
⚬Aktifkan timbangan, timbang ibu (tanpa anak)
⚬Pastikan ibu berdiri di tengah timbangan, catat
angka yang muncul
⚬Minta ibu tetap berdiri sampai timbangan
otomatis OFF
⚬Hidupkan kembali timbangan, gendong anak
sampai muncul angka muncul di timbangan
⚬Baca dan catat hasil penimbangan
7. Pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA)
⚬Pastikan pita ukur tidak kusut, tidak berlipat-
lipat atau tidak sobek
⚬Ibu hamil diminta berdiri dengan tegak tetapi
rileks, tidak memegang apapun serta otot
lengan tidak tegang
⚬Pastikan apakah ibu hamil kidal atau bukan?
Dengan cara menanyakan pada ibu hamil
⚬Jika ibu hamil tidak kidal maka yang diukur
adalah lengan bagian kiri sedangkan jika ibu
hamil kidal maka yang diukur adalah lengan
bagian kanan
11. Timbangan
Bayi
Cara
Penggunaan • Letakkan timbangan ditempat rata,
datar dan keras serta terang
• Timbangan harus bersih dan tidak
ada beban lain
• Baterai dipasang pada tempatnya
• Tombol power/on dinyalakan dan
pastikan angka pada jendela baca
adalah angka nol
• Bayi berpakaian seminimal mungkin.
Jaket, pakaian tebal dan aksesoris
harus dilepas
• Observasi bayi ada edema atau tidak
• Meletakkan bayi di atas timbangan
hingga angka muncul
• Catat berat badan bayi
12. 12
Teknik menimbang BB bayi ≥ 2 tahun menggunakan timbangan dengan ketelitian 5-10 gram
(1/2)
Sumber energi timbangan
digital dapat berasal dari
baterai atau cahaya. Untuk
timbangan yang
menggunakan cahaya,
timbangan harus diletakkan
pada tempat dengan
pencahayaan yang cukup pada
saat digunakan.
Cara pemasangan:
Memastikan kelengkapan dan kebersihan
timbangan.
Memasang baterai pada timbangan
yang menggunakan baterai.
Meletakkan timbangan di tempat yang
datar, keras,dan cukup cahaya.
Menyalakan timbangan “ ON” dan
memastikan bahwa angka yang
muncul pada layar baca adalah 00,0.
Timbangan siap digunakan.
Langkah-langkah
Sepatu dan pakaian luar anak harus dilepaskan dan anak
menggunakan pakaian seminimal mungkin
1
Nyalakan dengan menekan tombol ON TARE/TARA
2
Pilih unit pengukuran ( pound atau kg) dengan menekan tombol
UNIT HOLD sampai display sudah menunjukkan 0,00 (kg)
3
Saat (display) layar baca menunjukkan 0,00 posisikan anak
(berdiri) tepat di tengah sesuai pijakan serta tetap berada di
atas timbangan sampai angka berat badan muncul pada layar
baca dan sudah tidak berubah
4
Salah karena balita
memakai baju lengkap
3
3 4 5
Persiapan:
1
3
4
2
13. 13
Teknik menimbang BB bayi ≥ 2 tahun menggunakan timbangan dengan
ketelitian 5-10 gram (2/2)
Langkah-langkah
Tekan tombol UNIT HOLD, tunggu hingga tulisan “HOLD”
pada display berhenti berkedip untuk mendapatkan berat
anak. Bila ragu-ragu, ulangi pemeriksaan 2-3 kali dan
diambil rerata.
6
Petugas membaca dan segera mencatat hasil
penimbangan yang ditunjukkan pada layar baca
7
Untuk mematikan timbangan, tekan tombol OFF, pastikan
timbangan dimatikan setelah dipakai dan dismpan
kembali pada tempatnya
9
6
8
Catat dan plot BB pada grafik pertumbuhan sesuai jenis
kelamin
8
14. DACIN
Cara Penggunaan
Cara Pemasangan Dacin:
• Dacin digantung pada tempat yang
kokoh seperti pelana bangunan atau
penyangga kaki tiga yang kuat
• Periksa kekokohan pemasangan dacin
dengan cara menarik batang dacin
kebawah. Tinggi batang dacin harus
sejajar mata penimbang
• Letakkan bandul geser pada angka nol
dan memeriksa ujung kedua paku
timbang harus dalam posisi lurus
• Letakkan sarung/celana/kotak timbang
pada dacin
• Seimbangkan dacin dengan memasang
kantong plastic berisi pasir, beras/kerikil
diujung batang dacin
Cara Menimbang dengan Dacin:
• Balita berpakaian seminimal mungkin (sepatu,
popok, topi, baju, jaket dan celana tebal harus
dilepas)
• Observasi balita menderita edema atau tidak
• Letakkan balita ke dalam sarung/celana/kotak
timbang
• Bandul digeser sampai jarum tegak lurus lalu
baca berat badan dengan cara melihat angka
di ujung bandul geser
• Hasil penimbangan dicatat dalam kg dengan
satu angka di belakang koma
• Bandul dikembalikan ke angka nol dan
keluarkan balita dari sarung/celana/kotak
timbang
16. 16
Teknik mengukur panjang badan menggunakan Infantometer Length
Board (1/2)
Cara pemasangan:
1. Alat harus dipastikan dalam kondisi baik dan
lengkap, alat penunjuk ukuran (meteran) dapat
terbaca jelas dan tidak terkelupas atau tertutup.
2. Alat ditempatkan pada tempat yang datar, rata dan keras.
3. Alat ukur panjang badan dipasang sesuai petunjuk.
Harus dipastikan bahwa alat geser dapat digerakkan dengan baik.
4. Panel bagian kepala diposisikan pada sebelah kiri
pengukur. Posisi pembantu pengukur berada di
belakang panel bagian kepala.
Cara penggunaan
1. Sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut, tutup
kepala, dan aksesoris lainnya pada balita harus dilepaskan.
2. Menyiapkan alas tipis (bukan bantal) untuk bagian kepala balita
3. Balita dibaringkan telentang pada papan dengan
puncak kepala menempel pada panel bagian
kepala (yang tetap).
1
2
3
4
3
2
1
17. Cara Pengukuran
Panjang Badan
• Pastikan alat dalam kondisi baik dan lengkap,
meteran dapat terbaca jelas dan tidak
terkelupas/tertutup
• Tempatkan alat pada tempat yang datar, rata
dan keras
• Pasang alat panjang badan sesuai petunjuk.
Pastikan alat geser dapat digerakkan dengan
baik
• Berikan alas kain pada bagian kepala papan
ukur namun tidak mengganggu pergerakan
alat geser
• Panel bagian kepala diposisikan pada sebelah
kiri pengukur. Posisi pembantu pengukur
berada di belakang panel bagian kepala
18. • Balita berpakaian seminimal mungkin (sepatu, popok,
topi, baju, jaket dan celana tebal harus dilepas)
• Siapkan alas tipis (bukan bantal) untuk bagian kepala
balita
• Baringkan balita secara telentang pada papan dengan
puncak kepala menempel pada panel bagian kepala
(yang tetap)
• Pengukur pertama memegang dan menekan lutut
baita agar kaki lurus dengan permukaan alat ukur
• Pengukur kedua meletakkan tangan pada telinga
balita (lengan pengukur pertama harus lurus dan tidak
tegang)
• Pengukur pertama menggerakkan alat geser ke arah
telapak kaki balita hingga posisi telapak kaki tegak
lurus menempel alat geser
• Baca dan catat hasil pengukuran
Cara Pengukuran
Panjang Badan
19. 19
Teknik mengukur tinggi badan ≥ 2 tahun: (2/4)
Cara penggunaan
1. Sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut, dan
tutup kepala pada anak dilepaskan.
2. Pengukur utama memposisikan anak berdiri
tegak lurus di bawah microtoise membelakangi
dinding. Tangan kiri pengukur pertama
memegang dagu anak dan melihat skala ukur.
Pastikan pandangan anak lurus ke depan. Kepala
harus dalam posisi tegak lurus dengan dinding.
3. Pengukur kedua memposisikan tangan kiri pada
lutut anak, menekan kaki anak ke papan dengan
lembut agar anak berdiri tegak. Tangan kanan
pada tulang kering anak, tungkai anak menempel
ke papan dan tempat berpijak.
1
2
3
20. 20
Teknik mengukur tinggi badan ≥ 2 tahun: (3/4)
1. Pengukur pertama memastikan bahu anak datar,
tangan anak di samping dan lurus.
2. Pengukur pertama memastikan 5 bagian tubuh
anak menempel di dinding yaitu: bagian
belakang kepala, punggung, bokong, betis dan
tumit. Pada anak dengan obesitas, minimal 2
bagian tubuh menempel di dinding yaitu
punggung dan bokong.
3. Pengukur kedua memposisikan kedua lutut dan
tumit anak rapat sambil menekan perut anak
agar anak berdiri dengan tegak.
4. Pengukur pertama menarik alat geser atau
kepala microtoise sampai menyentuh puncak
kepala anak dalam posisi tegak lurus ke dinding.
5. Pengukur membaca angka pada jendela baca
tepat pada garis merah dengan arah baca dari
atas ke bawah.
4
5
6
7
8
21. 21
Teknik mengukur tinggi badan ≥ 2 tahun: (4/4)
Alat ukur panjang dan tinggi badan
• Saat ini telah dikembangkan alat yang dapat
digunakan sebagai alat ukur panjang maupun tinggi
badan yang lebih praktis digunakan
• Cara pemasangan alat ini disesuaikan dengan
tujuan penggunaan.
• Jika akan digunakan untuk mengukur
panjang badan, alat diletakkan berbaring di
atas meja atau di lantai
• Jika akan digunakan untuk mengukur
tinggi badan, alat ini diletakkan berdiri
• Prinsip penggunaan alat sama dengan infantometer
dan microtoise.
Catatan hasil pengukuran panjang/tinggi badan anak
harus disertai dengan keterangan posisi pengukuran,
telentang atau berdiri.
22. 22
Daftar isi
Pengukuran Antropometri
Pembekalan Penyiapan Pangan Olahan untuk Diet Khusus
(PDK) untuk Balita
Edukasi Gizi bagi Ibu Hamil dan Balita serta Pengolahan
Bahan Pangan dan Penyajian Makanan yang Memenuhi
Syarat Gizi dan Keamanan dalam rangka Pemberian
Makanan Tambahan Lokal
23. dalam rangka
Pemberian Makanan Tambahan Lokal
Pembekalan untuk Kader
EDUKASI GIZI BAGI IBU HAMIL DAN BALITA SERTA
PENGOLAHAN BAHAN PANGAN DAN PENYAJIAN
MAKANAN YANG MEMENUHI SYARAT GIZI DAN
KEAMANAN
Direktorat Gizi & KIA
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI
24. Mengandung 3 fungsi makanan sebagai zat tenaga,
pembangun dan pengatur dalam jumlah yang seimbang
Karbohidrat
Protein,
Lemak,
Vitamin,
Prinsip Gizi Seimbang
Mineral
Serat
Air
Prinsip gizi seimbang memiliki empat pilar utama
•Pentingnya pola hidup aktif dan berolahraga
•Menjaga berat badan ideal
•Mengonsumsi makanan dengan beraneka ragam
•Menerapkan pola hidup bersih dan sehat
25. Isi Piringku
■50% dari jumlah makanan
setiap kali makan adalah
sayur dan buah
■50% lagi adalah makanan
pokok dan lauk pauk
■Porsi sayur lebih banyak dari
porsi buah
■Porsi makanan pokok lebih
banyak dari porsi lauk pauk
■Anjuran minum setiap kali
makan
PERLU DIPERHATIKAN BAHAN MAKANAN
YANG DIKONSUMSI/DIPILIH
UNTUK MEMEHUNI GIZI SEIMBANG
26. Pesan Kunci gizi bagi ibu hamil
1. Makan 3x makanan utama & 1-2x kudapan sesuai anjuran
2. Konsumsi pangan beragam (protein hewani dan nabati)
3. Utamakan konsumsi protein hewani kaya zat besi
4. Minum tablet tambah darah (TTD) untuk mencegah anemia selama hamil dan setidaknya 3 bulan setelah
persalinan
5. Kurangi minum kopi dan minuman berkafein (dapat mempengaruhi penyerapan makanan, khususnya zat besi)
6. Minum air putih cukup (8-14 gelas per hari)
7. Konsumsi makanan dengan porsi kecil dan sering pada kondisi seperti mual selama trimester pertama dan mudah
kenyang pada trimester akhir
8. Masukkan buah dan sayur pada menu harian
9. Batasi makanan mengandung gula, garam, lemak tinggi
10. Hindari makanan yang merangsang pencernaan
11. Pantau penambahan BB secara rutin
12. Disiplin dalam menjalankan prinsip
27. Pesan Pendidikan gizi: pemenuhan gizi bumil
Selain melakukan ANC, selama kehamilannya ibu perlu memperhatikan beberapa hal untuk menjaga
kesehatannya dan janin yang ada di dalam kandungannya sehingga terhindar dari anemia dan kurang
gizi kronik (KEK) yang dapat berakibat lahirnya Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau prematur serta
terhindar dari berbagai penyakit lainnya. Beberapa hal tersebut adalah:
Tambahkan 1 porsi makanan utama
atau makanan selingan dari
sebelumnya
Minum Tablet Tambah Darah (TTD)
minimal 90 tablet selama kehamilan
Menjaga aktifitas sehari-hari, cukup
istirahat dan olah raga ringan
Menjaga Kebersihan dirinya (mandi
dan gosok gigi minimal 2 kali sehari)
Minum cukup air putih 8-12 gelas/hari
(2-3 liter)/hari
Makan beragam Jenis bahan makanan
(makanan pokok, protein hewani,
kacang-kacangan buah dan sayur
28. Pesan Pendidikan gizi: pemenuhan gizi bumil
Contoh: Pemenuhan gizi ibu hamil dalam sehari
+2 Gelas air putih
1 Porsi nasi
1 porsi sayur
(bening bayam
dan wortel)
1 Porsi hewani
(1 potong
sedang ikan
kernbung
goreng)
I Parsi nabati (2
potong sedang
goreng)
1 Buah ieruk
+2 Gelas air putih
1 Porsi nasi
1 1/2 porsi sayur
capcay
1 Porsi hewani
(1 potong
ayam goreng)
1 Porsi nabati (1
potong
besar tahu
goreng)
1 Buah mangga
+2 Gelas air
putih
2 Porsi nasi
I 1/2 porsi
sayur
sop(wortel dan
kol)
1 Porsi hewani
(daging sapi)
1 Porsi nabati
(kacang
merah)
I Buah pepaya
+2 Gelas air putih
1 Porsi makan utama
Makanan
selingan/kudapan
padat gizi
29. Pesan Pendidikan gizi: Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI)
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI
(MP ASI)
Pemberian Makanan Pendamping adalah proses
pemberian makanan dan cairan lainnya yang diberikan
kepada bayi mulai usia 6 bulan ketika ASI saja tidak lagi
mencukupi kebutuhan gizi bayi.
Makanan Pendamping ASI
(MP ASI) adalah makanan
yang diolah dari bahan lokal
yang tersedia di rumah yang
tepat digunakan sebagai
makanan untuk bayi mulai usia
6 bulan
MP ASI dibuat dari menu
makanan keluarga
Pada masa pemberian MP
ASI, ASI tetap terus diberikan
30. Pemberian Makan pada Bayi dan Anak
Usia Energi dari MP ASI
yang dibutuhkan/hari
Konsistensi/tekstur Frekuensi Jumlah setiap kali makan
6-8 bulan 200 kkal Mulai dengan bubur
kental, makanan lumat
2-3 kali setiap hari, 1-2 kali
selingan dapat diberikan
Mulai dengan 2-3 sdm setiap
kali makan, tingkatkan
bertahap hingga ½ mangkok
ukuran 250 ml
9-11 bulan 300 kkal Makanan yang
dicincang halus dan
makanan yang dapat
dipegang bayi
3-4 kali setiap hari, 1-2 kali
selingan dapat diberikan
¼ - ¾ mangkok ukuran 250 ml
12 – 23
bulan
550 kkal Makanan keluarga 3-4 kali setiap hari, 1-2 kali
selingan dapat diberikan
¼ - 1/2 mangkok ukuran 250 ml
Jika tidak
mendapat
ASI (6-23
bulan)
Jumlah kalori sesuai
kelompok usia
sesuai kelompok usia sesuai kelompok usia sesuai kelompok usia dengan
penambahan 1-2 gelas susu per
hari @250 ml dan 2-3 kali cairan
(air putih)
32. Pemilihan Bahan Pangan
• Tidak berubah warna (warna khas)
• Tidak berubah rasa (rasa khas)
• Tidak berubah aroma (aroma khas)
• Tidak berubah bentuk (bentuk baik dan menarik)
• Tidak tercemar/bebas dari unsur yang tidak diharapkan
Ciri Umum bahan pangan yang baik :
bahaya biologis: busuk bahaya fisik: ada rambut,
staples, pasir, kutu
bahaya kimiawi: pengawet,
pewarna, pestisida
33. ■ Ketahui sumber bahan pangan, hindari bahan yang tidak
diketahui asal usulnya (bahan dibeli sendiri, pada bahan
pangan olahan tercantum label).
■ Gunakan sebanyak mungkin bahan pangan segar, hindari
penggunaan bahan pangan yang diawet, hindari juga Bahan
Tambahan Pangan (BTP).
Prinsip pemilihan bahan pangan
34. 1. Gunakan pangan lokal dan bahan yang mudah ditemukan
di lingkungan sekitar
2. Pilih bahan pangan segar yang beranekaragam dan dan
kaya akan zat gizi
3. Pilih tingkat kematangan sesuai dengan kebutuhan
(apakah akan dikonsumsi langsung atau untuk beberapa
hari ke depan)
4. Pastikan tidak ada tanda serangan hama/mikroorganisme
atau mengandung zat karsinogenik (zat yang dapat
memicu pertumbuhan sel kanker)
5. Perhatikan juga higienitas penjual/pedagang dalam
menangani bahan pangan
Tips belanja
1. Dari risiko kerusakan rendah (beras,
rempah, kacang umbi)
2. ke risiko sedang (telur, sayur, buah)
3. ke risiko tinggi (daging, ayam, ikan)
4. Waktu berbelanja seawal mungkin dan
jarak antara rumah dengan
warung/pasar seminimal mungkin
5. Buat daftar kebutuhan agar tidak ada
yang terlupa
Anjuran
Pemilihan Bahan Pangan Segar
35. Warna yang cerah, aroma khas yang segar,
tekstur yang tegar
Tidak terlalu matang
minim tanda
kerusakan/kebusukan
pilih tingkat kematangan sesuai
kebutuhan
36. 1. Rasa singkong manis, kulit masih segar atau baru
dicabut dari dalam tanah.
2. Pilihlah singkong yang bentuk dan besarnya hampir
sama
3. Jangan pilih singkong rasa pahit karena mengandung
racun.
4. Simpan singkong paling lama 3 hari.
5. Jangan pilih singkong yang kulitnya sudah bulukan.
6. Jangan pilih singkong yang luka
Ciri Singkong yang
baik
37. 1. kering, tidak lembab atau basah
2. warna aslinya tidak berubah
3. tidak ada kutu atau serangga
4. jika buatan pabrik, masih dalam kemasan yang utuh dan
tidak kadaluarsa
Ciri Tepung yang
Baik
38. Prinsip: Ikan hidup lebih baik dari ikan mati
Ciri ikan mati yang baik
1. Warna terang, cerah, tidak suram
2. Warna kulit cemerlang, sisik melekat kuat dan tidak
mudah rontok
3. mata cembung, jernih dan tidak suram
4. daging elastis, jika ditekan tidak berbekas
5. insang merah segar dan tidak bau
6. Lendir tidak berlebihan
7. Perut tidak pecah dan busuk
Ciri ikan yang
baik
39. Ciri Telur yang Baik
1. Bila dimasukkan ke dalam air, telur
akan tenggelam
2. Bila dilihat dengan cahaya
matahari/lampu tidak menunjukkan ada
bintik hitam didalamnya
3. kulitnya mengkilat, bersih, tidak pecah,
tidak retak atau tidak bocor
4. Tidak kopyor (koclok) waktu digoyang,
atau disebut telur dingin (kuning telur
pecah)
40. Ciri Daging yang Baik
Ciri daging unggas
yang baik
1. Daging bersih dan lapisan luar kering
2. Warna daging dan lemak putih
kekuningan dengan lemak merata di
bawah kulit
3. Bau segar, tidak amis dan tidak asam
4. Tekstur daging kenyal dan jika
ditekan akan kembali seperti semula
5. Daging yang sudah ditiriskan tidak
berdarah
1. segar, mengkilat, warna merah
cerah
2. Bau khas daging segar, tidak
tercium bau asam atau busuk
3. elastis artinya jika ditekan dengan
jari akan segera kembali dan tidak
kaku
4. jika dipegang tidak lengket/tidak
berlendir
41. 1. keadaan umum baik, kering, isi penuh(tidak
keriput dan warna mengkilat)
2. permukaan baik, tidak ada noda karena rusak,
jamur atau kotoran lain
3. tidak ada gigitan serangga dan tidak berlubang-
lubang
4. biji yang baik tenggelam jika dimasukkan ke
dalam air
Ciri kacang-kacangan yang
Baik
42. 1. Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar
(25°C) dan bertahan lebih dari 15 hari pada
suhu lemari es (10°C)
2. Tahu terlampau keras, namun tidak padat,
permukaan menjadi lebih kering
3. Bau agak menyengat, bau formalin
Waspada
Ciri Tahu yang Tidak Baik
43. 1. Daun, buah,bunga, batang atau umbi dalam
keadaan segar dan tidak layu
2. Kulit buah atau umbi tidak rusak/pecah, dan tidak
ada gigitan hewan, serangga
3. Tidak ada bagian yang rusak, berubah warna atau
mengandung kotoran
1. keadaan fisik baik, isi penuh, kulit
utuh, tidak rusak atau kotor
2. warna sesuai bawaan, tidak ada
warna tambahan
3. tidak bau busuk, asam/basi
4. tidak ada cairan lain kecuali getah
aslinya
Apel berlapis lilin: lebih kusam,
pucat, tidak cerah ada bubuk
putih pada lapisannya
Ciri Buah yang Baik
Ciri Sayur yang Baik
44. 1. Cek tanggal kadaluarsa produk
2. Cek kondisi kemasan (penyok,
sobek, bocor), pastikan tanda
keamanan kemasan masih
utuh
Memilih Produk Pangan Olahan
45. 1. Pastikan tangan bersih saat menangani bahan pangan segar
2. Pisahkan bahan pangan pada wadah yang berbeda-beda (usahakan agar bahan
pangan diberi wadah agar interior lemari pendingin terjaga kebersihannya
3. Simpan bahan pangan segar pada kondisi sesuai:
4. Freezer/chiller: daging, ikan unggas
5. Refrigerator: telur apel, kubis, wortel, kembang kol, anggur, buncis, cabai, ketimun,
melon, cabai, tomat merah, jeruk, papaya,tahu
6. Suhu ruang (tapi sejuk): tomat hijau, kentang, umbi, bawang, pisang, alpukat, nanas,
manga, anggur
7. Suhu ruang (kering dan tertutup rapat): serealia, kacang dan tempe, tepung, susu
bubuk, rempah kering
8. Pastikan lemari pendingin bersuhu sekitar 5 ○C (atau lebih rendah) dan freezer
bersuhu -15 derajat Celcius atau lebih rendah)
Penyimpanan Bahan Pangan
46. 1. Perhatikan petunjuk penyimpanan pada
kemasan
• suhu ruang & kering
• freezer & chiller
• refrigerator
• suhu ruang & sejuk
2. Perhatikan informasi pada kemasan apakah produk
boleh untuk disimpan kembali sesudah kemasan dibuka
3. Habiskan produk dalam sekali pengolahan jika ia
termasuk pada produk berisiko tinggi tetapi awet karena
pengolahan steril 9misal: koret daging, susu sterilisasi)
Lanjutan
47. 1. Cucilah semua peralatan masak, peralatan penyimpanan, dan
peralatan distribusi/penyajian kudapan menggunakan sabun
sampai bersih sebelum menggunakannya
2. Bersihkan semua permukaan yang akan disentuh atau terpapar
oleh pangan dan peralatan yang digunakan
3. Semua peralatan yang sudah digunakan dicuci dan
dikeringkan, kemudian di simpan pada tempat yang terhindar
cemaran
Kebersihan peralatan
48. 1. Permukaan utuh tidak cacat dan mudah dibersihkan
2. Lapisan permukaan tidak berlarut dalam asam/basa atau
garam-garam
3. Permukaan peralatan tidak akan bereaksi selama pengolahan
yang akan mempengaruhi warna, aroma dan rasa makanan
4. Bahan peralatan tidak menyerap, tahan karat, tidak
berbahaya seperti stainless steel,porselain
5. Wadah yang digunakan harus mempunyai tutup yang
rapat/sempurna
Persyaratan peralatan
49. 1. Selalu bersihkan tempat masak/dapur dan sediakan tempat
sampah tertutup
2. Jagalah dapur/area memasak dan pangan dari serangga, hama
dan binatang
3. Jaga kebersihan toilet/WC dan sumber air masak/minum
4. Pilih tempat memasak berjarak jauh dari kandang ternak dan
sangkar burung
5. Pilih tempat masak yang jauh dari lalu lintas dan kotoran ternak
Sanitasi ruang dan lingkungan
50. 1. jangan, menyimpan pestisida, insektisida
(pembasmi serangga) atau sejenisnya di
dapur tempat masak
2. Dapur mempunyai lubang udara (ventilasi)
yang cukup
Lanjutan
51. Prinsip Persiapan Bahan Pangan
1. Cuci bahan pangan sebelum dimasak, untuk sayur, cuci
dahulu sebelum dikupas atau dipotong-potong
2. Kupas atau buang bahan pangan yang tidak dapat
dimakan
3. Potong atau iris bahan pangan sesuai kebutuhan, agar
mudah dimasak dan konsumsi
4. Bedakan tempat atau wadah penyimpanan untuk
makanan mentah dengan makanan siap santap
52. Prinsip Persiapan Bahan Pangan
1. Gunakan pisau dan talenan yang berbeda untuk memotong daging mentah
dan sayur atau buah-buahan.
2. Mencairkan makanan beku jangan disuhu ruang atau direndam air. Pindahkan
makanan beku dari freezer ke kulkas bagian bawah (refrigerator). Saat
dicairkan jangan membuka kemasan makanan untuk menghindari kontaminasi.
3. Jangan menyimpan kembali ke freezer bahan pangan yang sudah dicairkan
4. Cuci bersih tangan dan seluruh perlengkapan dapur sebelum dan setelah
digunakan untuk memotong dan mengolah makanan.
5. Masak daging mentah, telur, dan ikan hingga benar-benar matang. Makanan
mentah merupakan jenis makanan berbahaya untuk ibu hamil.
53. Mengolah Bahan Pangan adalah memasak
bahan pangan mentah menjadi siap untuk
dimakan, bergizi dan aman untuk
dikonsumsi dan rasanya enak
1. agar makanan menjadi lunak
2. mempertahankan nilai gizi
3. menambah rasa
4. membunuh kuman berbahaya
Tujuan Memasak
Mengolah Bahan Pangan
54. Perhatikan penggunaan bahan makanan:
1. Ganti bahan makanan yang tercantum di dalam resep kudapan bila sulit
ditemukan dan harga tak terjangkau, misalnya ayam diganti dengan ikan, tepung
panir diganti dengan tepung beras atau sagu.
2. Penggantian bahan tetap harus memperhatikan syarat kandungan gizi kudapan
yang ditetapkan
3. Bila harga minyak goreng mahal, dapat diganti teknik merebus atau mengukus
namun tetap harus memenuhi persyaratan kandungan gizi. Contohnya lemper
goreng bisa diganti dengan teknik mengukus saja namun ditambah dengan bahan
lain/diperbesar potongannya agar tercapai syarat kandungan gizinya.
4. Penggunaan beras dan terigu sebaiknya dikurangi, kecuali sebagai bahan
pengikat adonan.
55. Pengolahan
1. Untuk keamanan pangan, pastikan suhu dan
waktu pengolahan pangan seperti daging, ikan
dan ayam mencapai tahap aman, yang diukur
pada titik paling tengah dari dimensi tertebal:
• daging sudah matang sempurna (tidak ada
warna pink)
• daging ikan mudah dilepas dari tulang
• telur bertekstur padat
2. Jika menggunakan air, pastikan dari sumber
yang bersih dan layak minum
56. Tips mengolah kudapan
■masak dalam jumlah kecil, sesuaikan dengan alat masak
■masaklah makanan/kudapan 1-2 jam sebelum disajikan
■ganti minyak goreng setelah 3 kali penggunaan
57. Anjuran Metode Pengolahan Untuk
Makanan Ibu Hamil
Anjuran pengolahan makanan yang
dipilih
1. Tidak berbahaya bagi kesehatan
ibu dan janin (contoh: dikukus,
digoreng, tumis)
2. Mampu memasak bahan pangan
dengan kematangan sempurna
khususnya pangan hewani
3. Meminimalisasi kehilangan
kandungan zat gizi pada bahan
pangan yang dimasak
1. Merebus untuk membuat makanan
lebih cepat matang
2. Memanggang agar kandungan zat
gizi pangan terjaga
3. Menumis untuk menambah
asupan lemak baik
4. Mengukus untuk mengurangi
kehilangan zat gizi
58. Cara mengolah sayuran untuk Ibu hamil
1. Jangan merendam sayuran terlalu lama, agar zat gizinya, terutama vitamin B dan C
tidak larut.
2. Masaklah sayuran dalam panci tertutup dan dalam waktu yang singkat.
Cara mengolah daging/ikan
1. Simpan daging dalam wadah tertutup, kemudian dinginkan dalam lemari pendingiin
(freezer) dengan suhu sekitar 4° Celsius.
2. Bila daging tidak akan diolah lebih dari 4 hari ke depan, dinginkan daging pada suhu -
18° C dan simpan daging dalam freezer.
3. Mengolah daging atau ikan dengan cara direbus, dikukus atau digoreng lebih baik
daripada dibakar
4. Pastikan daging matang secara menyeluruh ketika dimasak.
Teknik Pengolahan makanan
yang Aman untuk Ibu Hamil
59. PENGOLAHAN
1. Kandungan gizi bahan makanan dapat
terpengaruh oleh proses pengolahan
2. Perubahan zat gizi akibat proses
pengolahan ditekankan pada vitamin dan
protein
3. Vitamin mudah hilang oleh pencucian,
panas, cahaya, keasaman, suhu, dan
oksidasi
4. Pemecahan protein karena panas,
menurunkan mutu protein (terjadi
perombakan asam amino)
1. MEREBUS
1. Rentan menurunkan Vitamin B kompleks dan
Vitamin C
2. Hilangkan bagian sayur yang keras
3. Merebus dengan sedikit air, suhu sedang
(Api kecil), waktu tidak terlalu lama
4. Memasukkan sayur setelah air mulai
mendidih
5. Sayur tidak sampai layu dan berubah warna
PENGOLAHAN DENGAN MEMPERTAHANKAN
KANDUNGAN GIZI BAHAN MAKANAN
BAGAIMANAMEMPRODUKSI MAKANAN BERGIZI
YANG MENYEHATKAN?
60. BAGAIMANAMEMPRODUKSI MAKANAN BERGIZI
YANG MENYEHATKAN?
2. MENGGORENG
•Rentan menurunkan kandungan vitamin dan
mutu protein
•Usahakan tidak terlalu kering/gosong
•Menggoreng dengan minyak baru
(maksimal minyak digunakan 2x)
mencegah asam lemak baik menjadi asam
lemak tak baik
•Penambahan minyak pada proses
penggorengan menambah kalori
•Tips menjaga kandungan protein saat menggoreng
protein hewani dengan melapisi bahan makanan (misal
dengan tepung terigu/tepung roti)
3. MENGUKUS
•Teknik mengukus dinilai lebih baik dibandingkan
merebus, menggoreng dan memanggang karena
panas tidak mengenai bahan makanan secara
langsung, sehingg mempertahankan nilai gizi bahan
pangan
•Mengukus dapat dilakukan pada sayur maupun
sumber protein hewani tinggi seperti ikan
Lanjutan:
PENGOLAHAN DENGAN MEMPERTAHANKAN
KANDUNGAN GIZI BAHAN MAKANAN
61. BAGAIMANAMEMPRODUKSI MAKANAN BERGIZI
YANG MENYEHATKAN?
4. MENUMIS
•Dinilai lebih baik dibandingkan dengan
menggoreng
•Menggunakan minyak sedikit dan api kecil
Pengolahan sayuran yang baik antara lain
mengukus dan menumis
5. MEMANGGANG
•Pada suhu tinggi rentan menghasilkan reaksi kimia
antara lemak dan protein dalam daging sehingga
merusak keseimbangan antioksidan
•Sebaiknya memangang tidak sampai gosong (arang
bersifat karsinogenik/pemicu kanker)
Lanjutan:
TEKNIK PENGOLAHAN DENGAN MEMPERTAHANKAN
KANDUNGAN GIZI BAHAN MAKANAN
Hal yang perlu diperhatikan:
•Suhu yang digunakan
•Usahakan bahan makanan tidak langsung
terkena panas api
62. 1. Bila kudapan dikemas gunakan kemasan yang bersih dan bebas cemaran
2. Jaga suhu kudapan agar tetap hangat sebelum disajikan
3. Sajikan kudapan pada wadah yang bersih dan bebas cemaran (pakai wadah atau
bungkus alami yang ada di daerah masing-masing)
Prinsip penyajian
makanan/kudapan
63. Cara menyimpan makanan/kudapan
1. Makanan yang sudah diolah sebaiknya langsung dikonsumsi.
2. Jika tidak langsung dikonsumsi, simpanlah pada suhu yang tepat pada tempat dalam wadah tertutup,
bersih dan bebas cemaran agar terhindar dari serangga, atau debu di sekitarnya.
3. Untuk makanan dari komoditas berisiko tinggi (seperti ayam, ikan) jika belum habis sesudah 2
jam,sebaiknya dipanaskan, dan konsumsi segera.
4. Buang makanan berisiko tinggi jika telah lewat batas 4 jam
5. pastikan makanan jadi dikonsumsi tidak lebih dari 4 jam sesudah diolah jika disimpan pada suhu ruang
6. Jika makanan hendak disimpan hangat, pastikan suhu penghangat di atas 60 ○C
7. Jika makanan disimpan di lemari pendingin, pastikan dalam wadah tertutup dan terpisah dari bahan
pangan mentah
8. Jika ingin memanaskan makanan, pastikan suhu diatas 75 ○C dan seluruh bagian terpanaskan
64. PEMILIHAN BAHAN MAKANAN
DAPAT MENGACU BAHAN
MAKANAN PENUKAR
Golongan Sumber KH
•Nasi, bihun, jagung segar, akaroni, kentang,
mie, sukun, talas, aneka tepung, dll
Golongan Sumber Protein Hewani
•Rendah Lemak
•Lemak Sedang
•Tinggi Lemak
Golongan Sumber Protein Nabati
•Kacang2an, tempe,
tahu, kembang tahu, dll
Golongan Sayuran
•SayuranA, B, C
Golongan Buah dan Gula
•Nanas, semangka, pisang, apel, belimbing,
dll
Golongan Susu
•tanpa lemak, rendah lemak, tinggi lemak
Golongan Minyak/Lemak
•Tidak jenuh
•Jenuh
65. Konversi Berat URT (ukuran rumah tangga)
Nama bahan Pangan Gram Urt
Nasi 100 1 piring kecil
Roti Putih 70 3 iris
Mie Kering 50 1 gelas
Kentang
Bihun
Nasi Jagung
210
50
100
2 buah sedang
½ gelas
¾ gelas
Nama bahan Pangan Gram Urt
Ikan Mujair 30 1/3 ekor kecil
Ikan Kembung 30 1/3 ekor sedang
Ikan lele
Teri Nasi
Rebon Kering
40
20
10
½ ekor sedang
1/3 gelas
2 sdm
Sumber karbohidrat Sumber Protein Hewani rendah lemak
Nama bahan Pangan Gram Urt
Telur ayam 55 1 butir
Daging sapi 35 1 potong sedang
Bakso 170 10 biji sedang
Hati ayam 30 1 buah sedang
Telur puyuh 55 5 butir
Sumber Protein Hewani lemak sedang
Nama bahan Pangan Gram Urt
Bebek 45 1 Potong sedang
Daging Ayam dengan kulit 40 1 potong sedang
Telur bebek 55 1 butir
Kuning Telur ayan 45 4 butir
Sumber Protein Hewani Tinggi lemak
66. Nama bahan Pangan Gram Urt
Bebek 45 1 Potong sedang
Daging Ayam dengan kulit 40 1 potong sedang
Telur bebek 55 1 butir
Kuning Telur ayan 45 4 butir
Nama bahan Pangan Gram Urt
Tempe 50 2 ptg sedang
Tahu 100 1 biji besar
Kacang hijau 20 2 sdm
Kacang Merah 20 2 sdm
Kacang Tanah 15 2 sdm
Sumber Protein Hewani Tinggi lemak Sumber Protein Nabati
Nama bahan Pangan Gram Urt
Bayam 100
gram
1 gelas
(matang dan air
ditiriskan)
Jagung muda
Daun singkong
Labu siam
Wortel
Sayuran golongan B
Nama bahan Pangan Gram Urt
Kangkung Mengandung sedikit
kalori,
dapat digunakan bebas
dalam jumlah wajar
Daun Bawang
Pepaya muda
Ketimun
Sayuran golongan A
67. Nama bahan Pangan Gram Urt
Mangga 50 ½ buah sedang
Jeruk manis 100 2 buah sedang
Nanas 75 1/6 buah sedang
Sawo 50 1 buah sedang
Pisang raja/emas 50 1 buah sedang
Buah A
Nama bahan Pangan Gram Urt
Semangka 150 1/6 buah sedang
Pisang kapok 50 1 buah sedang
Belimbing 125 1 buah besar
Pepaya 100 1 potong
Buah B
Nama bahan Pangan Gram Urt
Minyak goreng 5 1 sdt
Margarin 5 1 sdt
Kelapa Parut 30 5 sdm
Kelapa santan 50 1/5 gelas
Mentega 5 1 sdt
Minyak Nama bahan Pangan Gram Urt
Susu sapi 200 1 gelas
Tepung susu full cream 30 6 sdm
yogurt 200 1 gelas
susu
Nama bahan Pangan Gram Urt
Gula pasir 13 1 sdm
Madu 15 1 sdm
lain-lain