2
Most read
3
Most read
4
Most read
PRINSIP KERJA
AC (Air Conditioner)
By RIKI ARDONI
 Kompresor
 Kondensor
 Katup Ekspansi
 Evaporator
PRINSIP KERJA AC
Air conditioner (AC) berfungsi untuk mendinginkan ruangan dengan mengeluarkan
panas dari dalam ruangan ke luar. Proses pendinginan ini melibatkan beberapa
komponen utama: kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Berikut
adalah langkah-langkah prinsip kerja AC:
1. Kompresor: Refrigeran dalam bentuk gas ditekan oleh kompresor, menaikkan
tekanannya. Peningkatan tekanan ini juga menyebabkan suhu refrigeran naik.
2. Kondensor: Gas bertekanan tinggi yang panas ini mengalir ke kondensor. Di
sini, gas melepaskan panas ke lingkungan luar dan berubah menjadi cairan
karena pendinginan.
3. Katup Ekspansi: Refrigeran cair bertekanan tinggi mengalir melalui katup
ekspansi. Saat melalui katup ini, tekanannya turun drastis, menyebabkan
sebagian cairan menguap dan suhunya turun.
4. Evaporator: Refrigeran bertekanan rendah dan bersuhu rendah ini mengalir
melalui evaporator. Di sini, refrigeran menyerap panas dari udara dalam
ruangan sehingga refrigeran kembali berubah menjadi gas. Udara dingin yang
dihasilkan oleh evaporator kemudian disirkulasikan ke dalam ruangan.
5. Kembali ke Kompresor: Siklus ini berulang saat refrigeran dalam bentuk gas
kembali ke kompresor untuk dipadatkan lagi.
Hubungan dengan Hukum Volume dan Tekanan Fluida
AC bekerja berdasarkan prinsip-prinsip termodinamika dan hukum gas ideal.
Hubungan antara volume, tekanan, dan suhu fluida diatur oleh hukum-hukum fisika
berikut:
1. Hukum Lavoisier: hukum Lavoisier atau hukum kekekalan massa merupakan
hukum dasar kimia yang dicetuskan oleh ilmuwan asal Perancis bernama
Antonie Laurent Lavoisier. Adapun bunyi hukum kekekalan massa tersebut ialah
“Dalam suatu reaksi kimia, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama”. Hukum ini dapat dinyatakan dengan rumus: Σ massa reaktan =Σ
massa produk.
Hukum Lavoisier atau hukum kekekalan massa terjadi pada sistem AC (Air
Conditioning). Inti dari Hukum Lavoisier adalah:
 Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama (tetap/konstan).
 Massa sistem tertutup adalah konstan, bahkan jika proses yang
berbeda terjadi dalam sistem.
Pada sistem AC, refrigeran (gas pendingin) mengalami perubahan fase dari gas
menjadi cairan saat melewati kompressor. Namun, massa refrigeran di dalam
sistem AC tetap konstan, sesuai dengan hukum Lavoisier. Meskipun volume
refrigeran berubah saat melewati kompressor, massa refrigeran tidak berubah.
Hal ini karena massa tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, hanya berubah
bentuk. Rumus massa adalah m = ρ x V. dikarenakan massa konstan, ρ x V =
k. maka: ρ₁V₁ = ρ₂V₂ Dimana:
 ρ₁ adalah massa jenis refrigeran pada volume awal (V₁)
 ρ₂ adalah massa jenis refrigeran pada volume akhir (V₂)
 V₁ adalah volume awal refrigeran
 V₂ adalah volume akhir refrigeran
Prinsipnya adalah, meskipun volume berubah, massa refrigeran tetap konstan.
Sehingga, perkalian antara massa jenis dan volume pada kondisi awal sama
dengan perkalian antara massa jenis dan volume pada kondisi akhir.
2. Hukum Boyle: Menyatakan bahwa untuk jumlah gas tertentu pada suhu
konstan, volume gas berbanding terbalik dengan tekanannya. P x V =
konstan atau P1V1 = P2V2. Kondisi: Suhu (T) dan jumlah mol (n) gas tetap
konstan. Kompressor AC berfungsi untuk mengompresikan gas refrigeran
(freon) sehingga tekanannya meningkat. Saat gas refrigeran masuk ke dalam
kompressor, volume gas akan berkurang karena adanya proses kompresi (gas
ditekan).
Proses perubahan volume ini terjadi di dalam silinder kompressor, di mana
piston akan bergerak naik-turun untuk menekan gas refrigeran. Saat piston
bergerak turun, volume di dalam silinder akan membesar sehingga gas
refrigeran dapat masuk. Kemudian saat piston bergerak naik, volume di dalam
silinder akan mengecil sehingga gas refrigeran akan terkompresi.
3. Hukum Charles: Menyatakan bahwa untuk gas pada tekanan konstan,
volume gas berbanding lurus dengan suhu absolutnya. V ∝ T. Dalam AC,
refrigeran memanas saat tekanan meningkat di kompresor dan mendingin saat
tekanan menurun di katup ekspansi.
4. Hukum Gay-Lussac: Menyatakan bahwa untuk volume gas konstan, tekanan
gas berbanding lurus dengan suhu absolutnya. P ∝ T atau P1/T1 = P2/T2.
Kondisi: Volume (V) dan jumlah mol (n) gas tetap konstan. Saat refrigeran
dipanaskan di kondensor, tekanannya meningkat meskipun volumenya tetap
konstan.
5. Persamaan Kontinuitas: Dalam sistem tertutup seperti AC, aliran massa
fluida tetap konstan. Ini berarti bahwa perubahan tekanan dan volume harus
memenuhi persamaan kontinuitas A1V1 = A2V2. di mana A adalah luas
penampang dan V adalah kecepatan aliran. Jadi, jika luas penampang
mengecil, kecepatan fluida meningkat, dan jika luas penampang membesar,
kecepatan fluida menurun.
6. Hukum Termodinamika: Proses pendinginan melibatkan perubahan energi
internal dan kerja yang dilakukan oleh sistem. Siklus kompresi dan ekspansi
refrigeran sesuai dengan siklus Carnot yang ideal.
Dengan memahami prinsip-prinsip ini, kita bisa melihat bagaimana AC bekerja untuk
mengubah tekanan dan volume refrigeran untuk menghasilkan pendinginan yang
efisien.
Agar lebih jelas, mari kita bahas cara kerja AC berdasarkan Hukum Fisika dan Kimia
yang terjadi dalam setiap siklus kerja AC tersebut. Berikut saya akan menjelaskan
prinsip kerja AC secara detail mulai dari kompresor disertai dengan hukum fisika dan
rumusnya satu persatu
PRINSIP KERJA AC DISERTAI DENGAN
HUKUM FISIKA
Sistem AC (Air Conditioner) bekerja berdasarkan prinsip siklus refrigerasi, yang
melibatkan kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Prinsip dasar dari
kerja AC adalah memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan,
menggunakan refrigeran sebagai media pengantar panas. Berikut adalah penjelasan
detail tentang prinsip kerja AC:
1. KOMPRESOR
Kompresor adalah komponen pertama dalam siklus AC. Kompresor bertanggung
jawab untuk mengompresi refrigeran dalam bentuk gas sehingga tekanan dan
temperaturnya naik.
a) Proses
o Refrigeran gas bertekanan rendah dan bersuhu rendah memasuki
kompresor.
o Kompresor memampatkan gas refrigeran, yang meningkatkan
tekanannya dan suhu gas tersebut.
b) Hukum Fisika yang Berlaku:
 Hukum Gas Ideal: PV = nRT
o P : Tekanan
o V : Volume
o n : Jumlah mol gas
o R : Konstanta gas ideal
o T : Temperatur
Efek: Ketika gas refrigeran dikompresi, volumenya menurun dan tekanannya
meningkat, yang juga menyebabkan kenaikan suhu.
 Hukum Boyle: P x V = konstan atau P1V1 = P2V2.
o Dimana tekanan (P) dan volume (V) gas berbanding terbalik pada
suhu konstan.
Efek: Dalam kasus ini, volume gas berkurang saat tekanan meningkat.
2. KONDENSOR
Refrigeran yang bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi kemudian dialirkan ke
kondensor. Di sini, refrigeran melepaskan panas ke lingkungan luar, biasanya
menggunakan kipas untuk membantu pendinginan. Saat refrigeran melepaskan
panas, ia berubah dari bentuk gas menjadi cairan.
a) Proses
o Gas refrigeran bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi mengalir melalui
kondensor.
o Di kondensor, refrigeran melepaskan panas ke lingkungan luar dan
berubah menjadi cairan.
b) Hukum Fisika yang Berlaku:
 Hukum Perpindahan Panas:
Energi panas ditransfer dari refrigeran ke lingkungan luar. Dengan
melepaskan panas, refrigeran berubah dari gas ke cairan.
Q = mcΔT
o Q : Kalor
o m : Massa
o c : Kapasitas panas
o ΔT : Perubahan temperatur
Efek: Refrigeran melepaskan kalor ke udara luar, menyebabkan temperatur
refrigeran turun dan refrigeran berubah dari gas bertekanan tinggi
menjadi cairan bertekanan tinggi.
3. KATUP EKSPANSI
Refrigeran cair bertekanan tinggi kemudian melewati katup ekspansi. Di sini, tekanan
refrigeran turun secara tiba-tiba, menyebabkan sebagian refrigeran menguap dan
mendinginkan sisa cairan.
a) Proses
o Refrigeran cair bertekanan tinggi melewati katup ekspansi (atau
perangkat ekspansi lainnya).
o Tekanan refrigeran menurun secara drastis, yang menyebabkan suhu
refrigeran juga turun.
b) Hukum Fisika yang Berlaku:
 Hukum Charles: V∝T pada tekanan konstan. Penurunan tekanan
menyebabkan penurunan suhu dan volume refrigeran.
 Hukum Boyle: Penurunan tekanan menyebabkan peningkatan volume
jika suhu tetap konstan.
 Hukum Termodinamika: Penurunan tekanan dan suhu terjadi pada
proses ini. Refrigeran menjadi cairan dingin dan bertekanan rendah.
Efek: Refrigeran menjadi dingin dan bertekanan rendah, siap untuk memasuki
evaporator.
4. EVAPORATOR
Refrigeran yang telah bertekanan rendah dan dingin kemudian mengalir ke
evaporator. Di evaporator, refrigeran menyerap panas dari udara dalam ruangan,
menyebabkan refrigeran berubah kembali menjadi gas. Proses ini mendinginkan udara
yang kemudian disirkulasikan ke seluruh ruangan.
a) Proses
o Refrigeran cair bertekanan rendah dan bersuhu rendah mengalir ke
evaporator.
o Refrigeran menyerap panas dari udara dalam ruangan dan menguap
menjadi gas.
b) Hukum Fisika yang Berlaku:
1. Hukum Perpindahan Panas:
Q = mcΔT
 Q: Kalor yang diserap atau dilepaskan
 m: Massa refrigeran
 c: Kapasitas panas spesifik
 ΔT: Perubahan suhu
2. Hukum Termodinamika I:
Hukum ini menyatakan bahwa energi total dalam sistem tertutup tetap
konstan. “Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, hanya dapat
berubah bentuk”. Dalam konteks evaporator, energi panas dari udara dalam
ruangan diserap oleh refrigeran, mengubah refrigeran dari cair menjadi gas.
ΔU = Q - W
 ΔU: Perubahan energi dalam sistem
 Q: Kalor yang diserap oleh sistem
 W: Kerja yang dilakukan oleh sistem
Jadi, dalam evaporator, refrigeran menyerap kalor (Q) dari udara dalam
ruangan, yang menyebabkan peningkatan energi dalam (ΔU) refrigeran,
mengubahnya dari cair menjadi gas tanpa melakukan kerja eksternal (W)
dalam proses tersebut.
Efek: Refrigeran menyerap panas dari udara dalam ruangan, menyebabkan
temperatur udara turun dan udara menjadi lebih dingin. Refrigeran
berubah dari cairan menjadi gas kembali.
Ringkasan Tahapan Siklus AC
1. Kompresi (Kompresor): Gas refrigeran dikompresi, tekanan dan temperatur
meningkat.
2. Kondensasi (Kondensor): Di dalam kondensor, refrigeran melepaskan panas
yang telah diserap saat menguap dan berubah kembali menjadi cair. Proses ini
melepaskan energi dalam bentuk panas ke lingkungan, yang biasanya
dilakukan oleh kipas atau air pendingin.
3. Ekspansi (Katup Ekspansi): Tekanan refrigeran turun, sebagian menguap,
suhu turun.
4. Evaporasi/Penguapan (Evaporator): Di dalam evaporator, refrigeran
menyerap panas dari lingkungan sekitarnya dan berubah dari cair menjadi gas.
Proses ini membutuhkan banyak energi dalam bentuk panas, yang diambil dari
lingkungan sekitarnya, sehingga menyebabkan pendinginan.
Dengan memahami prinsip-prinsip ini, kita dapat melihat bagaimana AC
memanfaatkan perubahan fasa dan hukum-hukum fisika untuk memindahkan panas
dan mendinginkan ruangan secara efektif.
PROSES KIMIA DALAM CARA KERJA AC
Dalam sistem AC (Air Conditioner), proses yang dominan adalah proses fisika,
terutama yang berkaitan dengan perpindahan panas dan perubahan fasa refrigeran.
Namun, ada beberapa aspek kimia yang juga berperan, terutama dalam pemilihan
dan penggunaan refrigeran. Berikut adalah beberapa proses kimia yang mungkin
terlibat:
AC (air conditioner) menggunakan refrigeran untuk mendinginkan suhu ruangan
karena refrigeran memiliki sifat termodinamika yang memungkinkan proses
pendinginan berlangsung secara efisien.
Salah satu alasan utama refrigeran digunakan dalam sistem AC adalah karena titik
didihnya yang rendah. Titik didih rendah ini memungkinkan refrigeran untuk menyerap
panas dari lingkungan pada suhu yang lebih rendah. Berikut penjelasan lebih detail:
 Penyerap Panas pada Suhu Rendah: Karena refrigeran memiliki titik didih
yang rendah, ia dapat menguap pada suhu yang lebih rendah. Ketika refrigeran
cair menguap di dalam evaporator, ia menyerap panas dari udara di dalam
ruangan. Proses ini menurunkan suhu udara dalam ruangan, membuatnya lebih
sejuk.
 Efisiensi Termal: Titik didih rendah memungkinkan refrigeran untuk menguap
dan menyerap sejumlah besar panas dengan perubahan fase dari cair ke gas.
Proses ini sangat efisien dalam mentransfer energi panas, yang merupakan inti
dari operasi pendinginan.
 Perpindahan Panas yang Efektif: Setelah refrigeran menyerap panas dan
berubah menjadi gas, ia kemudian dikompresi dan dikondensasikan
kembali menjadi cair di kondensor. Proses kondensasi ini melepaskan panas
yang telah diserap, yang kemudian dibuang ke udara luar. Karena refrigeran
memiliki titik didih yang rendah, ia dapat melepaskan panas ini dengan efisien
pada suhu yang relatif rendah juga.
 Kontrol dan Keamanan: Titik didih yang rendah juga memudahkan kontrol
tekanan dalam sistem pendingin. Sistem pendingin dapat didesain untuk
beroperasi pada tekanan yang relatif rendah, yang bisa meningkatkan
keamanan dan kehandalan sistem.
Jadi, titik didih yang rendah adalah salah satu karakteristik penting dari refrigeran
yang membuatnya efektif dalam sistem pendingin seperti AC.
TITIK DIDIH REFRIGERAN
Titik didih refrigeran bervariasi tergantung pada jenis refrigeran yang digunakan.
Berikut beberapa contoh titik didih dari beberapa refrigeran yang umum:
1. R-22 (Chlorodifluoromethane): Titik didih sekitar -40,8°C (-41,4°F) pada
tekanan atmosfer.
2. R-134a (1,1,1,2-Tetrafluoroethane): Titik didih sekitar -26,3°C (-15,3°F)
pada tekanan atmosfer.
3. R-410A (Campuran dari R-32 dan R-125): Titik didih sekitar -48,5°C (-
55,3°F) pada tekanan atmosfer.
4. R-32 (Difluorometana): Titik didih sekitar -51,7°C (-61,1°F) pada tekanan
atmosfer.
5. R-290 (Propane): Titik didih sekitar -42°C (-43,6°F) pada tekanan atmosfer.
Titik didih yang rendah ini memungkinkan refrigeran untuk menguap pada suhu yang
lebih rendah, sehingga dapat menyerap panas dari udara di dalam ruangan dengan
efisien. Dalam sistem AC, refrigeran menguap pada suhu yang cukup rendah untuk
menyerap panas dari udara di ruangan dan kemudian melepaskan panas tersebut di
luar ruangan.

More Related Content

DOCX
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
PPT
Keorganisasian1
PPTX
PPT LISTRIK STATIS KELAS XII SEMESTER 1.pptx
PPT
PPTX
Gerak benda pada bidang datar dan bidang miring
PPTX
Korosi Besi (KIMIA KELAS XII SMA)
PPTX
Golongan alkali dan alkali tanah
DOCX
Soal termo
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
Keorganisasian1
PPT LISTRIK STATIS KELAS XII SEMESTER 1.pptx
Gerak benda pada bidang datar dan bidang miring
Korosi Besi (KIMIA KELAS XII SMA)
Golongan alkali dan alkali tanah
Soal termo

What's hot (20)

PPTX
Materi osis
DOCX
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
PDF
Laporan resmi percobaan iv
PDF
Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
PPTX
Fluida statis PPT SMA
PPTX
referat penyakit parkinson disease tes.pptx
PPTX
Tegangan permukaan dan meniskus
PDF
Silabus fisika indo 2009 2014 indo+inggris-
DOCX
Hamburan partikel alfa rutherford
DOCX
Draft ad art pramuka sman 1 cikarang pusat
DOCX
Laporan Biologi - enzim katalase
PPTX
PPT AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG a.pptx
PPT
Superkonduktor
PDF
Momentum linear-dan-tumbukan
PPTX
[8] momen kopel
PDF
Foucault, Michel - l'archéologie du savoir (1969)
PDF
Pelatihan Fisika untuk OSN - Zainal Abidin
DOCX
Makalah Sel volta (Galvani)
PDF
Modul Ajar Fisika Kelas 12 Fase F Kurikulum Merdeka
PDF
Kumpulan rumus-fisika
Materi osis
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
Laporan resmi percobaan iv
Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
Fluida statis PPT SMA
referat penyakit parkinson disease tes.pptx
Tegangan permukaan dan meniskus
Silabus fisika indo 2009 2014 indo+inggris-
Hamburan partikel alfa rutherford
Draft ad art pramuka sman 1 cikarang pusat
Laporan Biologi - enzim katalase
PPT AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG a.pptx
Superkonduktor
Momentum linear-dan-tumbukan
[8] momen kopel
Foucault, Michel - l'archéologie du savoir (1969)
Pelatihan Fisika untuk OSN - Zainal Abidin
Makalah Sel volta (Galvani)
Modul Ajar Fisika Kelas 12 Fase F Kurikulum Merdeka
Kumpulan rumus-fisika
Ad

Similar to Prinsip Kerja Air Conditioner (AC) - Riki Ardoni.pdf (20)

DOCX
Tugas termodinamika
PPTX
Aplikasi konsep termodinamik
PDF
"Menggambar sistem pemipaan"
DOCX
Cara kerja ac dan bagian
DOC
Jtptunimus gdl-s1-2008-dhonaelsap-978-ta+dona+-a
PDF
ppt termodinamika.pdf
PPT
1. new menerapkan hukum termodinamika
DOC
Hukum ii termodinamika
DOC
Hukum II termodinamika
PPT
MATERI UNTUK PERTEMUAN 10 REFRIGERATION PART.2.ppt
DOCX
Bab iii cara kerja ac
DOCX
Heat pump(diagram)
PDF
Proses Kompresi dan Ekspansi pada Gas.pdf
PDF
Thermo mklh 1
DOCX
MAKALAH Mesin Pendingin
PPT
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.ppt
PPT
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.ppt
PPTX
01 refrigeration essentials
PDF
Bab 7 Termodinamika.pdf
Tugas termodinamika
Aplikasi konsep termodinamik
"Menggambar sistem pemipaan"
Cara kerja ac dan bagian
Jtptunimus gdl-s1-2008-dhonaelsap-978-ta+dona+-a
ppt termodinamika.pdf
1. new menerapkan hukum termodinamika
Hukum ii termodinamika
Hukum II termodinamika
MATERI UNTUK PERTEMUAN 10 REFRIGERATION PART.2.ppt
Bab iii cara kerja ac
Heat pump(diagram)
Proses Kompresi dan Ekspansi pada Gas.pdf
Thermo mklh 1
MAKALAH Mesin Pendingin
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.ppt
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.ppt
01 refrigeration essentials
Bab 7 Termodinamika.pdf
Ad

More from Riki Ardoni (20)

PDF
Kemampuan Hantar Arus (KHA) Kabel Tembaga dan Nilai MCB yang Sesuai.pdf
PDF
PERBEDAAN ANTARA VOLUME DAN MASSA (BERAT) - Riki Ardoni.pdf
PDF
Cara Menghitung Ukuran Kapasitor untuk Exhaust Fan.pdf
PDF
PERHITUNGAN MENENTUKAN KAPASITOR PADA MOTOR LISTRIK SATU FASA DAN TIGA FASA.pdf
PDF
PEMILIHAN KAPASITAS KONTAKTOR DAN THERMAL OVERLOAD RELAY.pdf
PDF
MENENTUKAN TYPE THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR) yang DIBUTUHKAN dan PENGATURAN A...
PDF
Cara Mengukur Arus Menggunakan Kyoritsu 1021R Digital Multimeter - By RIKI AR...
PDF
PERHITUNGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR GENSET STAMFORD.pdf
PDF
CARA MENENTUKAN UKURAN AMPERE CONTACTOR YANG COCOK UNTUK MOTOR LISTRIK DAN HE...
PDF
HUKUM KIRCHHOFF 1 (Hukum Kirchhoff Arus) & HUKUM KIRCHHOFF 2 (Hukum Kirchhoff...
PDF
HUKUM OHM (Ohm’s Laws) - HAMBATAN LISTRIK PARALEL & SERI.pdf
PDF
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KONEKSI MOTOR LISTRIK DOL (DIRECT-ON-LINE) DAN STAR-...
PDF
PERBEDAAN KLAUSA JOIN-ON DAN KLAUSA INNER JOIN-USING.pdf
PDF
FUNCTION OF OIL IN AC COMPRESSOR - RIKI ARDONI.pdf
PDF
PRINSIP KERJA CHILLER (WHAT IS THE DIFFERENCE BETWEEN AIR COOLED CHILLER AND ...
PDF
Bahasa Pemrograman mana yang TERBAIK untuk GUI
PDF
Prinsip Kerja Batterai LITHIUM-ION - Riki Ardoni
PDF
WHAT IS THE DIFFERENCE BETWEEN MySQL AND MariaDB.pdf
PDF
Perbedaan SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) dan DCS (Distribut...
PDF
Shift and Rotate - SHIFT RIGHT in SIEMENS TIA PORTAL.pdf
Kemampuan Hantar Arus (KHA) Kabel Tembaga dan Nilai MCB yang Sesuai.pdf
PERBEDAAN ANTARA VOLUME DAN MASSA (BERAT) - Riki Ardoni.pdf
Cara Menghitung Ukuran Kapasitor untuk Exhaust Fan.pdf
PERHITUNGAN MENENTUKAN KAPASITOR PADA MOTOR LISTRIK SATU FASA DAN TIGA FASA.pdf
PEMILIHAN KAPASITAS KONTAKTOR DAN THERMAL OVERLOAD RELAY.pdf
MENENTUKAN TYPE THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR) yang DIBUTUHKAN dan PENGATURAN A...
Cara Mengukur Arus Menggunakan Kyoritsu 1021R Digital Multimeter - By RIKI AR...
PERHITUNGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR GENSET STAMFORD.pdf
CARA MENENTUKAN UKURAN AMPERE CONTACTOR YANG COCOK UNTUK MOTOR LISTRIK DAN HE...
HUKUM KIRCHHOFF 1 (Hukum Kirchhoff Arus) & HUKUM KIRCHHOFF 2 (Hukum Kirchhoff...
HUKUM OHM (Ohm’s Laws) - HAMBATAN LISTRIK PARALEL & SERI.pdf
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KONEKSI MOTOR LISTRIK DOL (DIRECT-ON-LINE) DAN STAR-...
PERBEDAAN KLAUSA JOIN-ON DAN KLAUSA INNER JOIN-USING.pdf
FUNCTION OF OIL IN AC COMPRESSOR - RIKI ARDONI.pdf
PRINSIP KERJA CHILLER (WHAT IS THE DIFFERENCE BETWEEN AIR COOLED CHILLER AND ...
Bahasa Pemrograman mana yang TERBAIK untuk GUI
Prinsip Kerja Batterai LITHIUM-ION - Riki Ardoni
WHAT IS THE DIFFERENCE BETWEEN MySQL AND MariaDB.pdf
Perbedaan SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) dan DCS (Distribut...
Shift and Rotate - SHIFT RIGHT in SIEMENS TIA PORTAL.pdf

Recently uploaded (20)

PDF
2. materi pelatihan Mengoperasikan Boiler.pdf
PPT
PEMANFAATAN CANGKANG UNTUK HEATER GUNA EFISIENSI ENERGI
PPTX
PPT Excel Dasar untuk profesional kantor.pptx
PPTX
Terminal-Peti-Kemas dan Pusat Aktivitas.pptx
PPT
Bahan Ajar Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3 Konstruksi
PPTX
Copy of Copy of Sesi 4_Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan K...
PPTX
generator sebagai bagian pebangkit listrik
PPTX
PPT ANALISA SISTEM TENAGA (Sistem Per Unit, Single Line Diagram)
PPTX
Cara membuat PCB.........................
PPT
Permennakerrrr 03 thn 1985 ttg Asbes.ppt
PPTX
peningkatan kapasitas perangka desa.pptx
PPTX
Inovasi teknologi 3D mapping dan GIS dalam dunia pertambangan
PDF
441817878-K3-Pada-Alat-Berat.pdf pemahaman
PPT
243024168-Manajemen-Tanggap-Darurat-di-Indonesia-ppt.ppt
PPT
DASAR K3 PRESENTASI.ppthadadadadnbadadnandjandjadnadj
PPTX
Office dgsfgsear3refq34 4rwefw3 fadfw4f ef rg 2
PPTX
2. LAPORAN KESELAMATAN DAN KESIHATAN BAGI BULAN JUN-JUL 2025.pptx
PPTX
Mekanisme Desk Wrkshop Satu Data Kalsel 2025,10-7-2025.pptx
PPTX
2. LAPORAN KESELAMATAN DAN KESIHATAN BAGI BULAN JUN-JUL 2025.pptx
PDF
3. Materi pelatihan Mengawasi Operasi Boiler.pdf
2. materi pelatihan Mengoperasikan Boiler.pdf
PEMANFAATAN CANGKANG UNTUK HEATER GUNA EFISIENSI ENERGI
PPT Excel Dasar untuk profesional kantor.pptx
Terminal-Peti-Kemas dan Pusat Aktivitas.pptx
Bahan Ajar Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3 Konstruksi
Copy of Copy of Sesi 4_Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan K...
generator sebagai bagian pebangkit listrik
PPT ANALISA SISTEM TENAGA (Sistem Per Unit, Single Line Diagram)
Cara membuat PCB.........................
Permennakerrrr 03 thn 1985 ttg Asbes.ppt
peningkatan kapasitas perangka desa.pptx
Inovasi teknologi 3D mapping dan GIS dalam dunia pertambangan
441817878-K3-Pada-Alat-Berat.pdf pemahaman
243024168-Manajemen-Tanggap-Darurat-di-Indonesia-ppt.ppt
DASAR K3 PRESENTASI.ppthadadadadnbadadnandjandjadnadj
Office dgsfgsear3refq34 4rwefw3 fadfw4f ef rg 2
2. LAPORAN KESELAMATAN DAN KESIHATAN BAGI BULAN JUN-JUL 2025.pptx
Mekanisme Desk Wrkshop Satu Data Kalsel 2025,10-7-2025.pptx
2. LAPORAN KESELAMATAN DAN KESIHATAN BAGI BULAN JUN-JUL 2025.pptx
3. Materi pelatihan Mengawasi Operasi Boiler.pdf

Prinsip Kerja Air Conditioner (AC) - Riki Ardoni.pdf

  • 1. PRINSIP KERJA AC (Air Conditioner) By RIKI ARDONI  Kompresor  Kondensor  Katup Ekspansi  Evaporator
  • 2. PRINSIP KERJA AC Air conditioner (AC) berfungsi untuk mendinginkan ruangan dengan mengeluarkan panas dari dalam ruangan ke luar. Proses pendinginan ini melibatkan beberapa komponen utama: kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Berikut adalah langkah-langkah prinsip kerja AC: 1. Kompresor: Refrigeran dalam bentuk gas ditekan oleh kompresor, menaikkan tekanannya. Peningkatan tekanan ini juga menyebabkan suhu refrigeran naik. 2. Kondensor: Gas bertekanan tinggi yang panas ini mengalir ke kondensor. Di sini, gas melepaskan panas ke lingkungan luar dan berubah menjadi cairan karena pendinginan. 3. Katup Ekspansi: Refrigeran cair bertekanan tinggi mengalir melalui katup ekspansi. Saat melalui katup ini, tekanannya turun drastis, menyebabkan sebagian cairan menguap dan suhunya turun. 4. Evaporator: Refrigeran bertekanan rendah dan bersuhu rendah ini mengalir melalui evaporator. Di sini, refrigeran menyerap panas dari udara dalam ruangan sehingga refrigeran kembali berubah menjadi gas. Udara dingin yang dihasilkan oleh evaporator kemudian disirkulasikan ke dalam ruangan.
  • 3. 5. Kembali ke Kompresor: Siklus ini berulang saat refrigeran dalam bentuk gas kembali ke kompresor untuk dipadatkan lagi. Hubungan dengan Hukum Volume dan Tekanan Fluida AC bekerja berdasarkan prinsip-prinsip termodinamika dan hukum gas ideal. Hubungan antara volume, tekanan, dan suhu fluida diatur oleh hukum-hukum fisika berikut: 1. Hukum Lavoisier: hukum Lavoisier atau hukum kekekalan massa merupakan hukum dasar kimia yang dicetuskan oleh ilmuwan asal Perancis bernama Antonie Laurent Lavoisier. Adapun bunyi hukum kekekalan massa tersebut ialah “Dalam suatu reaksi kimia, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”. Hukum ini dapat dinyatakan dengan rumus: Σ massa reaktan =Σ massa produk. Hukum Lavoisier atau hukum kekekalan massa terjadi pada sistem AC (Air Conditioning). Inti dari Hukum Lavoisier adalah:  Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama (tetap/konstan).  Massa sistem tertutup adalah konstan, bahkan jika proses yang berbeda terjadi dalam sistem. Pada sistem AC, refrigeran (gas pendingin) mengalami perubahan fase dari gas menjadi cairan saat melewati kompressor. Namun, massa refrigeran di dalam sistem AC tetap konstan, sesuai dengan hukum Lavoisier. Meskipun volume refrigeran berubah saat melewati kompressor, massa refrigeran tidak berubah. Hal ini karena massa tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, hanya berubah bentuk. Rumus massa adalah m = ρ x V. dikarenakan massa konstan, ρ x V = k. maka: ρ₁V₁ = ρ₂V₂ Dimana:  ρ₁ adalah massa jenis refrigeran pada volume awal (V₁)  ρ₂ adalah massa jenis refrigeran pada volume akhir (V₂)  V₁ adalah volume awal refrigeran  V₂ adalah volume akhir refrigeran Prinsipnya adalah, meskipun volume berubah, massa refrigeran tetap konstan. Sehingga, perkalian antara massa jenis dan volume pada kondisi awal sama dengan perkalian antara massa jenis dan volume pada kondisi akhir. 2. Hukum Boyle: Menyatakan bahwa untuk jumlah gas tertentu pada suhu konstan, volume gas berbanding terbalik dengan tekanannya. P x V = konstan atau P1V1 = P2V2. Kondisi: Suhu (T) dan jumlah mol (n) gas tetap konstan. Kompressor AC berfungsi untuk mengompresikan gas refrigeran
  • 4. (freon) sehingga tekanannya meningkat. Saat gas refrigeran masuk ke dalam kompressor, volume gas akan berkurang karena adanya proses kompresi (gas ditekan). Proses perubahan volume ini terjadi di dalam silinder kompressor, di mana piston akan bergerak naik-turun untuk menekan gas refrigeran. Saat piston bergerak turun, volume di dalam silinder akan membesar sehingga gas refrigeran dapat masuk. Kemudian saat piston bergerak naik, volume di dalam silinder akan mengecil sehingga gas refrigeran akan terkompresi. 3. Hukum Charles: Menyatakan bahwa untuk gas pada tekanan konstan, volume gas berbanding lurus dengan suhu absolutnya. V ∝ T. Dalam AC, refrigeran memanas saat tekanan meningkat di kompresor dan mendingin saat tekanan menurun di katup ekspansi. 4. Hukum Gay-Lussac: Menyatakan bahwa untuk volume gas konstan, tekanan gas berbanding lurus dengan suhu absolutnya. P ∝ T atau P1/T1 = P2/T2. Kondisi: Volume (V) dan jumlah mol (n) gas tetap konstan. Saat refrigeran dipanaskan di kondensor, tekanannya meningkat meskipun volumenya tetap konstan. 5. Persamaan Kontinuitas: Dalam sistem tertutup seperti AC, aliran massa fluida tetap konstan. Ini berarti bahwa perubahan tekanan dan volume harus memenuhi persamaan kontinuitas A1V1 = A2V2. di mana A adalah luas penampang dan V adalah kecepatan aliran. Jadi, jika luas penampang mengecil, kecepatan fluida meningkat, dan jika luas penampang membesar, kecepatan fluida menurun. 6. Hukum Termodinamika: Proses pendinginan melibatkan perubahan energi internal dan kerja yang dilakukan oleh sistem. Siklus kompresi dan ekspansi refrigeran sesuai dengan siklus Carnot yang ideal. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, kita bisa melihat bagaimana AC bekerja untuk mengubah tekanan dan volume refrigeran untuk menghasilkan pendinginan yang efisien. Agar lebih jelas, mari kita bahas cara kerja AC berdasarkan Hukum Fisika dan Kimia yang terjadi dalam setiap siklus kerja AC tersebut. Berikut saya akan menjelaskan prinsip kerja AC secara detail mulai dari kompresor disertai dengan hukum fisika dan rumusnya satu persatu
  • 5. PRINSIP KERJA AC DISERTAI DENGAN HUKUM FISIKA Sistem AC (Air Conditioner) bekerja berdasarkan prinsip siklus refrigerasi, yang melibatkan kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Prinsip dasar dari kerja AC adalah memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan, menggunakan refrigeran sebagai media pengantar panas. Berikut adalah penjelasan detail tentang prinsip kerja AC: 1. KOMPRESOR Kompresor adalah komponen pertama dalam siklus AC. Kompresor bertanggung jawab untuk mengompresi refrigeran dalam bentuk gas sehingga tekanan dan temperaturnya naik. a) Proses o Refrigeran gas bertekanan rendah dan bersuhu rendah memasuki kompresor. o Kompresor memampatkan gas refrigeran, yang meningkatkan tekanannya dan suhu gas tersebut. b) Hukum Fisika yang Berlaku:  Hukum Gas Ideal: PV = nRT
  • 6. o P : Tekanan o V : Volume o n : Jumlah mol gas o R : Konstanta gas ideal o T : Temperatur Efek: Ketika gas refrigeran dikompresi, volumenya menurun dan tekanannya meningkat, yang juga menyebabkan kenaikan suhu.  Hukum Boyle: P x V = konstan atau P1V1 = P2V2. o Dimana tekanan (P) dan volume (V) gas berbanding terbalik pada suhu konstan. Efek: Dalam kasus ini, volume gas berkurang saat tekanan meningkat. 2. KONDENSOR Refrigeran yang bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi kemudian dialirkan ke kondensor. Di sini, refrigeran melepaskan panas ke lingkungan luar, biasanya menggunakan kipas untuk membantu pendinginan. Saat refrigeran melepaskan panas, ia berubah dari bentuk gas menjadi cairan. a) Proses o Gas refrigeran bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi mengalir melalui kondensor. o Di kondensor, refrigeran melepaskan panas ke lingkungan luar dan berubah menjadi cairan. b) Hukum Fisika yang Berlaku:  Hukum Perpindahan Panas: Energi panas ditransfer dari refrigeran ke lingkungan luar. Dengan melepaskan panas, refrigeran berubah dari gas ke cairan. Q = mcΔT o Q : Kalor
  • 7. o m : Massa o c : Kapasitas panas o ΔT : Perubahan temperatur Efek: Refrigeran melepaskan kalor ke udara luar, menyebabkan temperatur refrigeran turun dan refrigeran berubah dari gas bertekanan tinggi menjadi cairan bertekanan tinggi. 3. KATUP EKSPANSI Refrigeran cair bertekanan tinggi kemudian melewati katup ekspansi. Di sini, tekanan refrigeran turun secara tiba-tiba, menyebabkan sebagian refrigeran menguap dan mendinginkan sisa cairan. a) Proses o Refrigeran cair bertekanan tinggi melewati katup ekspansi (atau perangkat ekspansi lainnya). o Tekanan refrigeran menurun secara drastis, yang menyebabkan suhu refrigeran juga turun. b) Hukum Fisika yang Berlaku:  Hukum Charles: V∝T pada tekanan konstan. Penurunan tekanan menyebabkan penurunan suhu dan volume refrigeran.  Hukum Boyle: Penurunan tekanan menyebabkan peningkatan volume jika suhu tetap konstan.  Hukum Termodinamika: Penurunan tekanan dan suhu terjadi pada proses ini. Refrigeran menjadi cairan dingin dan bertekanan rendah. Efek: Refrigeran menjadi dingin dan bertekanan rendah, siap untuk memasuki evaporator.
  • 8. 4. EVAPORATOR Refrigeran yang telah bertekanan rendah dan dingin kemudian mengalir ke evaporator. Di evaporator, refrigeran menyerap panas dari udara dalam ruangan, menyebabkan refrigeran berubah kembali menjadi gas. Proses ini mendinginkan udara yang kemudian disirkulasikan ke seluruh ruangan. a) Proses o Refrigeran cair bertekanan rendah dan bersuhu rendah mengalir ke evaporator. o Refrigeran menyerap panas dari udara dalam ruangan dan menguap menjadi gas. b) Hukum Fisika yang Berlaku: 1. Hukum Perpindahan Panas: Q = mcΔT  Q: Kalor yang diserap atau dilepaskan  m: Massa refrigeran  c: Kapasitas panas spesifik  ΔT: Perubahan suhu 2. Hukum Termodinamika I: Hukum ini menyatakan bahwa energi total dalam sistem tertutup tetap konstan. “Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, hanya dapat berubah bentuk”. Dalam konteks evaporator, energi panas dari udara dalam ruangan diserap oleh refrigeran, mengubah refrigeran dari cair menjadi gas. ΔU = Q - W  ΔU: Perubahan energi dalam sistem  Q: Kalor yang diserap oleh sistem  W: Kerja yang dilakukan oleh sistem Jadi, dalam evaporator, refrigeran menyerap kalor (Q) dari udara dalam ruangan, yang menyebabkan peningkatan energi dalam (ΔU) refrigeran, mengubahnya dari cair menjadi gas tanpa melakukan kerja eksternal (W) dalam proses tersebut. Efek: Refrigeran menyerap panas dari udara dalam ruangan, menyebabkan temperatur udara turun dan udara menjadi lebih dingin. Refrigeran berubah dari cairan menjadi gas kembali.
  • 9. Ringkasan Tahapan Siklus AC 1. Kompresi (Kompresor): Gas refrigeran dikompresi, tekanan dan temperatur meningkat. 2. Kondensasi (Kondensor): Di dalam kondensor, refrigeran melepaskan panas yang telah diserap saat menguap dan berubah kembali menjadi cair. Proses ini melepaskan energi dalam bentuk panas ke lingkungan, yang biasanya dilakukan oleh kipas atau air pendingin. 3. Ekspansi (Katup Ekspansi): Tekanan refrigeran turun, sebagian menguap, suhu turun. 4. Evaporasi/Penguapan (Evaporator): Di dalam evaporator, refrigeran menyerap panas dari lingkungan sekitarnya dan berubah dari cair menjadi gas. Proses ini membutuhkan banyak energi dalam bentuk panas, yang diambil dari lingkungan sekitarnya, sehingga menyebabkan pendinginan. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, kita dapat melihat bagaimana AC memanfaatkan perubahan fasa dan hukum-hukum fisika untuk memindahkan panas dan mendinginkan ruangan secara efektif.
  • 10. PROSES KIMIA DALAM CARA KERJA AC Dalam sistem AC (Air Conditioner), proses yang dominan adalah proses fisika, terutama yang berkaitan dengan perpindahan panas dan perubahan fasa refrigeran. Namun, ada beberapa aspek kimia yang juga berperan, terutama dalam pemilihan dan penggunaan refrigeran. Berikut adalah beberapa proses kimia yang mungkin terlibat: AC (air conditioner) menggunakan refrigeran untuk mendinginkan suhu ruangan karena refrigeran memiliki sifat termodinamika yang memungkinkan proses pendinginan berlangsung secara efisien. Salah satu alasan utama refrigeran digunakan dalam sistem AC adalah karena titik didihnya yang rendah. Titik didih rendah ini memungkinkan refrigeran untuk menyerap panas dari lingkungan pada suhu yang lebih rendah. Berikut penjelasan lebih detail:  Penyerap Panas pada Suhu Rendah: Karena refrigeran memiliki titik didih yang rendah, ia dapat menguap pada suhu yang lebih rendah. Ketika refrigeran cair menguap di dalam evaporator, ia menyerap panas dari udara di dalam ruangan. Proses ini menurunkan suhu udara dalam ruangan, membuatnya lebih sejuk.  Efisiensi Termal: Titik didih rendah memungkinkan refrigeran untuk menguap dan menyerap sejumlah besar panas dengan perubahan fase dari cair ke gas. Proses ini sangat efisien dalam mentransfer energi panas, yang merupakan inti dari operasi pendinginan.  Perpindahan Panas yang Efektif: Setelah refrigeran menyerap panas dan berubah menjadi gas, ia kemudian dikompresi dan dikondensasikan kembali menjadi cair di kondensor. Proses kondensasi ini melepaskan panas yang telah diserap, yang kemudian dibuang ke udara luar. Karena refrigeran memiliki titik didih yang rendah, ia dapat melepaskan panas ini dengan efisien pada suhu yang relatif rendah juga.  Kontrol dan Keamanan: Titik didih yang rendah juga memudahkan kontrol tekanan dalam sistem pendingin. Sistem pendingin dapat didesain untuk beroperasi pada tekanan yang relatif rendah, yang bisa meningkatkan keamanan dan kehandalan sistem. Jadi, titik didih yang rendah adalah salah satu karakteristik penting dari refrigeran yang membuatnya efektif dalam sistem pendingin seperti AC.
  • 11. TITIK DIDIH REFRIGERAN Titik didih refrigeran bervariasi tergantung pada jenis refrigeran yang digunakan. Berikut beberapa contoh titik didih dari beberapa refrigeran yang umum: 1. R-22 (Chlorodifluoromethane): Titik didih sekitar -40,8°C (-41,4°F) pada tekanan atmosfer. 2. R-134a (1,1,1,2-Tetrafluoroethane): Titik didih sekitar -26,3°C (-15,3°F) pada tekanan atmosfer. 3. R-410A (Campuran dari R-32 dan R-125): Titik didih sekitar -48,5°C (- 55,3°F) pada tekanan atmosfer. 4. R-32 (Difluorometana): Titik didih sekitar -51,7°C (-61,1°F) pada tekanan atmosfer. 5. R-290 (Propane): Titik didih sekitar -42°C (-43,6°F) pada tekanan atmosfer. Titik didih yang rendah ini memungkinkan refrigeran untuk menguap pada suhu yang lebih rendah, sehingga dapat menyerap panas dari udara di dalam ruangan dengan efisien. Dalam sistem AC, refrigeran menguap pada suhu yang cukup rendah untuk menyerap panas dari udara di ruangan dan kemudian melepaskan panas tersebut di luar ruangan.