2
Most read
3
Most read
1
REAKSI SUBSTITUSI ELEKTROFILIK
Oleh
L.G. Dwi Karyani
Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, UNDIKSHA
Jalan Udayana Singaraja, Bali
Email: dwikaryani30@yahoo.com
Abstract
The aim of this study is to identify electrophilic substitution reactions in organic compounds as well
as the reaction proceeds and the yield compounds. This research method is experimental method with
quantitative data analysis.The results obtained by the constant temperature is 52 o
C and the temperature at
the time of settling of 4.2 o
C. The resulting mixture is colorless and oily look, and do not form crystals.
Key words: bromine, bromonitrobenzena, electrophilic substitution reaction
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi reaksi substitusi elektrofilik pada senyawa
organic beserta senyawa hasil reaksinya dan rendemennya. Metode penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan analisis data kuantitatif. Hasil penelitian diperoleh suhu konstan yaitu 52 oC dan suhu pada saat
didiamkan yaitu 4,2 oC. Campuran yang dihasilkan tidak berwarna dan terlihat berminyak, dan tidak
terbentuk kristal.
Kata kunci: brom, bromonitrobenzena, reaksi substitusi elektrofilik
PENDAHULUAN
Salah satu jenis reaksi organik adalah
reaksi substitusi. Reaksi substitusi merupakan
suatu reaksi dimana terjadi pergantian satu atom
atau gugus atom dalam suatu senyawa oleh atom
atau gugus lain. Reaksi substitusi yang terjadi
pada substrat karbon yang bermuatan negatif
(sumber elektron) dengan spesi yang menyenangi
muatan negatif atau spesi yang kekurangan
elektron/muatan positif (elektrofil) disebut
dengan reaksi substitusi elektrofilik (Suja &
Nurlita, 2004).
Awan elektron pada cincin benzena
merupakan sumber elekron, namun terdapat
kestabilan pada struktur cincinnya sehingga
benzena hanya dapat mengalami reaksi substitusi
oleh elktrofilik. Substitusi aromatik elektrofilik
meliputi jenis reaksi nitrasi, halogenasi, sulfonasi,
reaksi Friedel-Crafts, dan lainnya. Atom-atom
halogen yang terikat pada gugus benzena
merupakan gugus pengarah orto dan para, dimana
merupakan satu-satunya perkecualian penting
terhadap perampatan dan memberikan
kerangkapan menarik dalam dampaknya pada
substitusi aromatik elektrofilik. Mekanisme
nitrasi adalah mereaksikan benzena ataupun
turunan benzena dengan gugus nitro. Pertama,
akan terjadi pembentukan gugus nitro dimana
HNO3 direaksikan dengan H2SO4 (Suja & Nurlita,
2003). Mekanisme reaksi pembentukan gugus
nitro adalah sebagai berikut.
H2SO4 + H N
O
O
O
H
O
O
O
N
H
+ HSO4
-
H
O
O
O
N
H
NO2
+
+ H2O
Gambar 1. Mekanisme pembentukan elektrofil
NO2
+
Selanjutnya gugus nitro akan bereaksi dengan
bromobenzena karena dalam bromobenzena
terdapat banyak elektron sehingga dapat
menyerang gugus nitro dimana produk yang
terbentuk adalah sebagai berikut.
Gambar 2. Reaksi bromobenzena dengan
gugus elektrofil NO2
+
METODE
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia
Organik jurusan Pendidikan Kimia Undiksha
pada tanggal 22 September 2015, pukul 07.30-
13.30 WITA.
bromonitrobenzenabromobenzena
para 62%meta 1%orto 37%
NO2
NO2
NO2
BrBrBr
+
Br
NO2+
2
Alat dan Bahan
Terdapat beberapa alat dan bahan yang
perlu disiapkan dalam penelitian ini. Alat yang
digunakan antara lain gelas ukur, erlenmeyer,
gelas kimia, pipet gondok, filler, corong pisah,
pipet tetes, pemanas, cawan porselen, penjepit
kayu, statif, klem tiga jari, corong, adapter
claisen, batang pengaduk serta termometer.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah asam sulfat, HNO3,
bromobenzen, air es, etanol, dan serta kertas
saring.
Prosedur
Metode dari penelitian ini adalah metode
eksperimen dengan analisis data secara
kuantitatif. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
Campuran HNO3 pekat dan H2SO4 dibuat dalam
labu bulat dan didinginkan dalam penangas air es.
Gambar 3. Campuran HNO3 pekat dan H2SO4
dibuat dalam labu bulat dan didinginkan
dalam penangas air es.
Labu tersebut kemudian dihubungkan
dengan adapter claisen, thermometer, dan
pendingin dengan menggunakan statif dan klem
tiga jari.
Gambar 4. Labu tersebut kemudian
dihubungkan pada rangkaian alat
Bromobenzen ditambahkan melalui
mulut bagian atas pendingin, penambahan
dilakukan sedikit demi sedikit selama kurun
waktu 15 menit sambil dikocok. Suhu reaksi
dijaga saat penambahan bromobenzen antara 50-
55oC. Setelah adisi sempurna, campuran
dibiarkan pada suhu di bawah 50oC selama ± 20
menit. Labu didinginkan pada suhu kamar dan
campuran tersebut dituangkan ke dalam gelas
kimia yang berisi air es. Apabila terbentuk kristal
maka tahap selanjutnya yang dilakukan adalah
menyaring nitro-bromobenzen dan mencuci
kristal dengan air dingin dan kristal dibiarkan
sampai kering. Kristal tersebut selanjutnya
dipindahkan ke dalam labu Erlenmeyer dengan
menggunakan etanol dan campuran tersebut
dipanaskan hingga semua kristal larut, kemudian
dibiarkan dingin secara perlahan-lahan sampai
mencapai temperatur kamar. Selanjutnya kristal
(I) dicuci dengan sedikit alcohol dingin dan
kristal dikeringkan. Kedua induk cairan yang ada
dicampur dan diuapkan dalam penangas air
sampai volume filtrat menjadi ⅓ nya lalu
didinginkan pada suhu kamar. Apabila terbentuk
endapan 4-bromonitrobenzen, kristal (II) dicuci
dengan alkohol dingin dan dikeringkan.
Selanjutnya dicampur dengan kristal (I), dan pada
tahap akhir dilakukan penimbangan hasil,
pemeriksaan titik leleh dan bentuk dari kristal 4-
bromonitrobenzen.
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini, telah direaksikan
antara bromobenzena dengan gugus elektrofil
NO2
+ untuk sehingga menghasilkan produk
berupa bromonitrobenzena. Reaksi ini dikenal
dengan reaksi substitusi elektrofilik (Suja &
Nurlita, 2004). Elektrofilnya adalah NO2
+ yang
diperoleh dari mereaksikan HNO3 pekat dengan
H2SO4 pekat (Suja & Nurlita, 2003). Pada saat
pencampuran larutan yang dihasilkan tidak
berwarna atau bening, dan dalam kondisi dingin.
Dalam lingkungan asam sulfat, asam nitrat akan
terprotonkan sehingga menjadi reaktif.
Mekanisme yang terjadi dalam proses
pembentukan gugus elektrofil NO2
+ (ion
nitronium) adalah sebagai berikut.
H2SO4 + H N
O
O
O
H
O
O
O
N
H
+ HSO4
-
H
O
O
O
N
H
NO2
+
+ H2O
Gambar 5. Pembentukan Gugus Elektrofil
Nitro (Ion Nitronium)
Pada HNO3, atom oksigen yang
mengandung pasangan elektron bebas menyerang
H+ yang berasal dari asamsulfat atau dengan kata
lain asam nitrat terprotonkan (Suja & Nurlita,
2004). Selanjutnya terjadi dehidrasi atau
pelepasan molekul H2O sehingga dihasilkan ion
nitronium (NO2
+). Selanjutnya gugus elektrofil
ini akan diserang oleh bromobenzena sehingga
menghasilkan 3 jenis produk yang berbeda yakni
o-bromonitrobenzena, m-bromonitrobenzena, dan
p-nitrobenzena yang memiliki persentase
berbeda-beda yakni sebagai berikut.
bromonitrobenzenabromobenzena
para 62%meta 1%orto 37%
NO2
NO2
NO2
BrBrBr
+
Br
NO2+
Campuran
HNO3
pekat dan
H2SO4
Es
Labu yang
telah
dihubungk
an pada
rangkaia
n alat
3
Gambar 6. Produksi bromonitrobenzena
Gugus halogen merupakan gugus penarik
elektron, dimana secara umum gugus penarik
elektron adalah pengarah meta. Namun untuk
gugus halogen mengalami penyimpangan karena
gugus halogen memiliki pasangan elektron bebas
sehingga kecenderungan berubah menjadi
pengarah orto dan para (Fessenden &
Fessenden,1982). Hal ini dapat diperjelas dengan
mekanisme reaksi elektrofilik yang disertai
dengan terjadinya resonansi.
Br
+ N
+
O
O
Br
N
O
O
+
Br
N
O
O
+
Br
N
O
O
+
Br
N
+
O
O
+
Br
N
O
O
Br
N
O
O
Br
N
O
O
+
+ +
Br
+ N
+
O
O
Br
N
OO
Br
N
OO
Br
N
OO
+
+ +
Gambar 7. Mekanisme reaksi pengarah orto,
meta, dan para
Pada mekanisme ini terlihat bahwa
resonansi yang terjadi pada posisi orto dan para,
ion karbonium yang terbentuk dapat terstabilkan
ketika ion karbonium mengikat gugus Br.
Penyetabilan ini terjadi karena pasangan elektron
dari Br (Suja & Nurlita, 2000). Sedangkan pada
posisi meta, ion karbonium tidak pernah mengikat
gugus Br selama terjadi resonansi sehingga
kurang dapat distabilkan. Berdasarkan hal inilah,
maka penyimpangan pengarah gugus oleh gugus
halogen seperti Br dapat menjadi pengarah orto
dan para.
Penambahan bromobenzena dilakukan
sedikit demi sedikit agar tumbukan partikel antara
bromobenzena dengan gugus NO2
+ lebih
sempurna dan dihasilkan larutan yang tidak
berwarna atau tetap bening, pada saat
penambahan bromobenzena juga didukung
dengan menjaga suhu pada rentang 50-55oC dan
suhu konstan yang diperoleh yaitu 52 oC. Setelah
adisi sempurna campuran dibiarkan pada suhu
dibawah 50 oC selama ± 20 menit dan suhu pada
saat didiamkan yaitu 4,2 oC. campuran yang
dihasilkan tidak berwarna dan terlihat berminyak,
setelah campuran ditambahkan dengan air es
tidak terbentuk kristal, hal ini menandakan bahwa
percobaan yang dilakukan gagal karena secara
teoritis pada saat penambahan bromobenzena
yang didukung dengan menjaga suhu pada
rentang 50-55oC akan terbentuk padatan
bromobenzena yang berwarna kekuningan yang
menggumpal-gumpal atau terbentuknya kristal
(Suja & Nurlita, 2004). Karena tidak berhasil
mendapatkan kristal maka prosedur selanjutnya
tidak dilakukan atau percobaan dihentikan pada
tahap ini.
Ada beberapa faktor yang mendukung
terjadinya kesalahan atau kegagalan yakni (1)
kurang optimalnya pengocokan yang dilakukan
sehingga tidak semua bromobenzena bereaksi
membentuk bromonitrobenzena, (2) kurang
telitinya menjaga rentang suhu saat penambahan
bromobenzena sehingga tumbukan antara
elektrofil dengan bromobenzena kurang optimal,
(3) kemungkinan zat yang digunakan tidak murni.
KESIMPULAN
Rendemen dari substitusi elektrofilik pada
percobaan ini tidak dapat diketahui karena tidak
terbentuk kristal bromonitrobenzena akibat dari
beberapa faktor penyebab kesalahan atau
kegagalan.
Sekian artikel yang dapat saya buat, apabila
terdapat kesalahan yang tidak disengaja saya
mohon maaf dan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Frieda Nurlita & I Wayan Suja. 2004. Buku Ajar
Praktikum Kimia Organik. Singaraja: IKIP
Negeri Singaraja
I Wayan Suja dan Frieda Nurlita. 2000. Buku Ajar
Kimia Organik 1. Singaraja : STKIP
Singaraja
Fessenden, R., & Fessenden, J. 1982. Kimia
Organik Jilid I. Jakarta: Erlangga
Frieda Nurlita & I Wayan Suja. 2003. Buku Ajar
Kimia Organik Lanjut. Singaraja: IKIP
Negeri Singaraja

More Related Content

PPT
Koefisien distribusi
PDF
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
PDF
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
PPTX
Gravimetri. bu swatika
PPTX
Spektro uv-vis-21
PPTX
Iodometri dan iodimetri
DOCX
Identifikasi aldehid dan keton
DOCX
Laporan ekstraksi pelarut
Koefisien distribusi
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
Gravimetri. bu swatika
Spektro uv-vis-21
Iodometri dan iodimetri
Identifikasi aldehid dan keton
Laporan ekstraksi pelarut

What's hot (20)

PPTX
Titrasi Bebas Air
DOCX
Sintesis Asetanilida
PDF
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
PPTX
Analisis kualitatif anorganik
DOCX
laporan praktikum uji anion dan kation
DOCX
Titrasi kompleksometri
PPTX
Kimia analisis ku
PPTX
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
DOCX
Laporan praktikum nitrobenzen
PDF
Alkohol dan fenol
DOC
Acara 2 Kompleksometri
PPTX
AROMATISITAS BENZENA & BENZENA TERSUBSTITUSI
PPTX
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
PPTX
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
PPTX
Asam karboksilat dan turunannya
PPTX
Kromatografi lapis tipis
DOCX
Ekstraksi pelarut cair cair
DOCX
Laporan Praktikum Permanganometri
DOCX
Rekristalisasi
PPT
Titrasi Pengendapan
Titrasi Bebas Air
Sintesis Asetanilida
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
Analisis kualitatif anorganik
laporan praktikum uji anion dan kation
Titrasi kompleksometri
Kimia analisis ku
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
Laporan praktikum nitrobenzen
Alkohol dan fenol
Acara 2 Kompleksometri
AROMATISITAS BENZENA & BENZENA TERSUBSTITUSI
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Asam karboksilat dan turunannya
Kromatografi lapis tipis
Ekstraksi pelarut cair cair
Laporan Praktikum Permanganometri
Rekristalisasi
Titrasi Pengendapan
Ad

Viewers also liked (19)

PPT
Substitusi Elektrofilik
PPT
Ppt mekanisme reaksi_elektrofilik
PDF
Penentuan sulfat secara turbidimetri
PPTX
E petani, bandung
PPT
ITP UNS SEMESTER 2 Manajemen agribisnis
PPTX
PAH-Polisiklik Aromatik Hidrokarbonlar
PPTX
Heterosiklik
PPT
ITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi gc dan hplc
PPT
Kolom HPLC
PPTX
Powerpoint senyawa heterosiklik dan polisiklik
DOC
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
PPT
311 angle modulation
PPT
Angle modulation
PPTX
Ppt senyawa heterosiklik
PPSX
Angle modulation
PPT
Mekanisme Reaksi Organik
PPT
Substitusi Nukleofilik
PPT
Adisi Elektrofilik
PPT
Senyawa Aromatik
Substitusi Elektrofilik
Ppt mekanisme reaksi_elektrofilik
Penentuan sulfat secara turbidimetri
E petani, bandung
ITP UNS SEMESTER 2 Manajemen agribisnis
PAH-Polisiklik Aromatik Hidrokarbonlar
Heterosiklik
ITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi gc dan hplc
Kolom HPLC
Powerpoint senyawa heterosiklik dan polisiklik
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
311 angle modulation
Angle modulation
Ppt senyawa heterosiklik
Angle modulation
Mekanisme Reaksi Organik
Substitusi Nukleofilik
Adisi Elektrofilik
Senyawa Aromatik
Ad

Similar to Reaksi substitusi elektrofilik (16)

PPTX
Penjelasan Tentang Reaksi Subtitusi Dalam Kimia
DOCX
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
DOCX
Tugas mekanisme kimia organik
PDF
Laporan kimor sintesis benzyl klorida
PDF
Benzen tersubtitusi.............................................................
DOCX
DOCX
Hidrokarbon
DOCX
Alkena dan alkuna
PPT
Alkilhalida
PPT
Alkilhalida
PDF
kimor substitusi dan eliminasi materi farmasi
DOCX
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
PPT
ppt senyawa aromatis benzena dan turunan
PPT
542888f8-b2c3-4aa4-84ef-21d59a12e42d.ppt
PPT
Senyawa Aromatis
PPT
Senyawa Benzena dan Turunannya oleh Professor Dr. Suyatno, M.Si. Dosen Jurusa...
Penjelasan Tentang Reaksi Subtitusi Dalam Kimia
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Tugas mekanisme kimia organik
Laporan kimor sintesis benzyl klorida
Benzen tersubtitusi.............................................................
Hidrokarbon
Alkena dan alkuna
Alkilhalida
Alkilhalida
kimor substitusi dan eliminasi materi farmasi
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
ppt senyawa aromatis benzena dan turunan
542888f8-b2c3-4aa4-84ef-21d59a12e42d.ppt
Senyawa Aromatis
Senyawa Benzena dan Turunannya oleh Professor Dr. Suyatno, M.Si. Dosen Jurusa...

More from Dwi Karyani (20)

DOCX
PPTX
Materi dan Perubahannya (2)
PPTX
Materi dan Perubahannya (1)
DOCX
Rpp kimia unsur
DOCX
Peta konsep struktur atom
DOCX
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
DOCX
model model pengembangan media pembelajaran
DOCX
multimedia
DOCX
media berbasis ict
DOCX
jenis-jenis media
DOCX
peta konsep pemanfaatan program media
DOCX
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
DOCX
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
DOCX
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
DOCX
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
DOCX
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
DOCX
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
DOC
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
DOCX
Jurnal percobaan ii kalorimeter
DOCX
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
Materi dan Perubahannya (2)
Materi dan Perubahannya (1)
Rpp kimia unsur
Peta konsep struktur atom
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
model model pengembangan media pembelajaran
multimedia
media berbasis ict
jenis-jenis media
peta konsep pemanfaatan program media
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
Jurnal percobaan ii kalorimeter
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul

Recently uploaded (20)

PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf
PDF
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
PPTX
PPT SILVIA YULITA dompet digtal shopeepay
DOCX
Modul ajar kelas 5 tentang adoo ul jismi
PPTX
POWER POING IPS KLS 8 KUMER 2025-2026.pptx
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf
PPTX
Digital Marketing Dasar Untuk Pemula.pptx
PPTX
Inkuiri_Kolaboratif_Pembelajaran_Mendalam (1).pptx
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf
PDF
Bahan Bacaan Rencana Kolaborasi Inkuiri.pdf
PPTX
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
PPTX
Sistem Pencernaan Manusia IPAS Presentasi Pendidikan Hijau Kuning Bingkai Ilu...
PDF
Jurnal Kode Etik Guru Untuk Persyaratan PPG
PPTX
Keusahawanan dan Perniagaan Islam - Dr Mohd Adib Abd Muin 20 Ogos 2025.pptx
PDF
2. ATP Fase F - PA. Islam (1)-halaman-1-digabungkan.pdf
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Rekayasa Kelas 12 Terbaru 2025
PDF
MRT Tangguh, Indonesia Maju: Mewujudkan Transportasi Publik yang Aman, Nyaman...
PPTX
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pptx
PPTX
Pengimbasan pembelajaran mendalam (deep learning
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10 SMA Terbaru 2025
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
PPT SILVIA YULITA dompet digtal shopeepay
Modul ajar kelas 5 tentang adoo ul jismi
POWER POING IPS KLS 8 KUMER 2025-2026.pptx
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf
Digital Marketing Dasar Untuk Pemula.pptx
Inkuiri_Kolaboratif_Pembelajaran_Mendalam (1).pptx
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf
Bahan Bacaan Rencana Kolaborasi Inkuiri.pdf
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
Sistem Pencernaan Manusia IPAS Presentasi Pendidikan Hijau Kuning Bingkai Ilu...
Jurnal Kode Etik Guru Untuk Persyaratan PPG
Keusahawanan dan Perniagaan Islam - Dr Mohd Adib Abd Muin 20 Ogos 2025.pptx
2. ATP Fase F - PA. Islam (1)-halaman-1-digabungkan.pdf
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Rekayasa Kelas 12 Terbaru 2025
MRT Tangguh, Indonesia Maju: Mewujudkan Transportasi Publik yang Aman, Nyaman...
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pptx
Pengimbasan pembelajaran mendalam (deep learning
Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10 SMA Terbaru 2025

Reaksi substitusi elektrofilik

  • 1. 1 REAKSI SUBSTITUSI ELEKTROFILIK Oleh L.G. Dwi Karyani Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, UNDIKSHA Jalan Udayana Singaraja, Bali Email: [email protected] Abstract The aim of this study is to identify electrophilic substitution reactions in organic compounds as well as the reaction proceeds and the yield compounds. This research method is experimental method with quantitative data analysis.The results obtained by the constant temperature is 52 o C and the temperature at the time of settling of 4.2 o C. The resulting mixture is colorless and oily look, and do not form crystals. Key words: bromine, bromonitrobenzena, electrophilic substitution reaction Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi reaksi substitusi elektrofilik pada senyawa organic beserta senyawa hasil reaksinya dan rendemennya. Metode penelitian ini adalah metode eksperimen dengan analisis data kuantitatif. Hasil penelitian diperoleh suhu konstan yaitu 52 oC dan suhu pada saat didiamkan yaitu 4,2 oC. Campuran yang dihasilkan tidak berwarna dan terlihat berminyak, dan tidak terbentuk kristal. Kata kunci: brom, bromonitrobenzena, reaksi substitusi elektrofilik PENDAHULUAN Salah satu jenis reaksi organik adalah reaksi substitusi. Reaksi substitusi merupakan suatu reaksi dimana terjadi pergantian satu atom atau gugus atom dalam suatu senyawa oleh atom atau gugus lain. Reaksi substitusi yang terjadi pada substrat karbon yang bermuatan negatif (sumber elektron) dengan spesi yang menyenangi muatan negatif atau spesi yang kekurangan elektron/muatan positif (elektrofil) disebut dengan reaksi substitusi elektrofilik (Suja & Nurlita, 2004). Awan elektron pada cincin benzena merupakan sumber elekron, namun terdapat kestabilan pada struktur cincinnya sehingga benzena hanya dapat mengalami reaksi substitusi oleh elktrofilik. Substitusi aromatik elektrofilik meliputi jenis reaksi nitrasi, halogenasi, sulfonasi, reaksi Friedel-Crafts, dan lainnya. Atom-atom halogen yang terikat pada gugus benzena merupakan gugus pengarah orto dan para, dimana merupakan satu-satunya perkecualian penting terhadap perampatan dan memberikan kerangkapan menarik dalam dampaknya pada substitusi aromatik elektrofilik. Mekanisme nitrasi adalah mereaksikan benzena ataupun turunan benzena dengan gugus nitro. Pertama, akan terjadi pembentukan gugus nitro dimana HNO3 direaksikan dengan H2SO4 (Suja & Nurlita, 2003). Mekanisme reaksi pembentukan gugus nitro adalah sebagai berikut. H2SO4 + H N O O O H O O O N H + HSO4 - H O O O N H NO2 + + H2O Gambar 1. Mekanisme pembentukan elektrofil NO2 + Selanjutnya gugus nitro akan bereaksi dengan bromobenzena karena dalam bromobenzena terdapat banyak elektron sehingga dapat menyerang gugus nitro dimana produk yang terbentuk adalah sebagai berikut. Gambar 2. Reaksi bromobenzena dengan gugus elektrofil NO2 + METODE Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Organik jurusan Pendidikan Kimia Undiksha pada tanggal 22 September 2015, pukul 07.30- 13.30 WITA. bromonitrobenzenabromobenzena para 62%meta 1%orto 37% NO2 NO2 NO2 BrBrBr + Br NO2+
  • 2. 2 Alat dan Bahan Terdapat beberapa alat dan bahan yang perlu disiapkan dalam penelitian ini. Alat yang digunakan antara lain gelas ukur, erlenmeyer, gelas kimia, pipet gondok, filler, corong pisah, pipet tetes, pemanas, cawan porselen, penjepit kayu, statif, klem tiga jari, corong, adapter claisen, batang pengaduk serta termometer. Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah asam sulfat, HNO3, bromobenzen, air es, etanol, dan serta kertas saring. Prosedur Metode dari penelitian ini adalah metode eksperimen dengan analisis data secara kuantitatif. Prosedurnya adalah sebagai berikut : Campuran HNO3 pekat dan H2SO4 dibuat dalam labu bulat dan didinginkan dalam penangas air es. Gambar 3. Campuran HNO3 pekat dan H2SO4 dibuat dalam labu bulat dan didinginkan dalam penangas air es. Labu tersebut kemudian dihubungkan dengan adapter claisen, thermometer, dan pendingin dengan menggunakan statif dan klem tiga jari. Gambar 4. Labu tersebut kemudian dihubungkan pada rangkaian alat Bromobenzen ditambahkan melalui mulut bagian atas pendingin, penambahan dilakukan sedikit demi sedikit selama kurun waktu 15 menit sambil dikocok. Suhu reaksi dijaga saat penambahan bromobenzen antara 50- 55oC. Setelah adisi sempurna, campuran dibiarkan pada suhu di bawah 50oC selama ± 20 menit. Labu didinginkan pada suhu kamar dan campuran tersebut dituangkan ke dalam gelas kimia yang berisi air es. Apabila terbentuk kristal maka tahap selanjutnya yang dilakukan adalah menyaring nitro-bromobenzen dan mencuci kristal dengan air dingin dan kristal dibiarkan sampai kering. Kristal tersebut selanjutnya dipindahkan ke dalam labu Erlenmeyer dengan menggunakan etanol dan campuran tersebut dipanaskan hingga semua kristal larut, kemudian dibiarkan dingin secara perlahan-lahan sampai mencapai temperatur kamar. Selanjutnya kristal (I) dicuci dengan sedikit alcohol dingin dan kristal dikeringkan. Kedua induk cairan yang ada dicampur dan diuapkan dalam penangas air sampai volume filtrat menjadi ⅓ nya lalu didinginkan pada suhu kamar. Apabila terbentuk endapan 4-bromonitrobenzen, kristal (II) dicuci dengan alkohol dingin dan dikeringkan. Selanjutnya dicampur dengan kristal (I), dan pada tahap akhir dilakukan penimbangan hasil, pemeriksaan titik leleh dan bentuk dari kristal 4- bromonitrobenzen. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Dalam percobaan ini, telah direaksikan antara bromobenzena dengan gugus elektrofil NO2 + untuk sehingga menghasilkan produk berupa bromonitrobenzena. Reaksi ini dikenal dengan reaksi substitusi elektrofilik (Suja & Nurlita, 2004). Elektrofilnya adalah NO2 + yang diperoleh dari mereaksikan HNO3 pekat dengan H2SO4 pekat (Suja & Nurlita, 2003). Pada saat pencampuran larutan yang dihasilkan tidak berwarna atau bening, dan dalam kondisi dingin. Dalam lingkungan asam sulfat, asam nitrat akan terprotonkan sehingga menjadi reaktif. Mekanisme yang terjadi dalam proses pembentukan gugus elektrofil NO2 + (ion nitronium) adalah sebagai berikut. H2SO4 + H N O O O H O O O N H + HSO4 - H O O O N H NO2 + + H2O Gambar 5. Pembentukan Gugus Elektrofil Nitro (Ion Nitronium) Pada HNO3, atom oksigen yang mengandung pasangan elektron bebas menyerang H+ yang berasal dari asamsulfat atau dengan kata lain asam nitrat terprotonkan (Suja & Nurlita, 2004). Selanjutnya terjadi dehidrasi atau pelepasan molekul H2O sehingga dihasilkan ion nitronium (NO2 +). Selanjutnya gugus elektrofil ini akan diserang oleh bromobenzena sehingga menghasilkan 3 jenis produk yang berbeda yakni o-bromonitrobenzena, m-bromonitrobenzena, dan p-nitrobenzena yang memiliki persentase berbeda-beda yakni sebagai berikut. bromonitrobenzenabromobenzena para 62%meta 1%orto 37% NO2 NO2 NO2 BrBrBr + Br NO2+ Campuran HNO3 pekat dan H2SO4 Es Labu yang telah dihubungk an pada rangkaia n alat
  • 3. 3 Gambar 6. Produksi bromonitrobenzena Gugus halogen merupakan gugus penarik elektron, dimana secara umum gugus penarik elektron adalah pengarah meta. Namun untuk gugus halogen mengalami penyimpangan karena gugus halogen memiliki pasangan elektron bebas sehingga kecenderungan berubah menjadi pengarah orto dan para (Fessenden & Fessenden,1982). Hal ini dapat diperjelas dengan mekanisme reaksi elektrofilik yang disertai dengan terjadinya resonansi. Br + N + O O Br N O O + Br N O O + Br N O O + Br N + O O + Br N O O Br N O O Br N O O + + + Br + N + O O Br N OO Br N OO Br N OO + + + Gambar 7. Mekanisme reaksi pengarah orto, meta, dan para Pada mekanisme ini terlihat bahwa resonansi yang terjadi pada posisi orto dan para, ion karbonium yang terbentuk dapat terstabilkan ketika ion karbonium mengikat gugus Br. Penyetabilan ini terjadi karena pasangan elektron dari Br (Suja & Nurlita, 2000). Sedangkan pada posisi meta, ion karbonium tidak pernah mengikat gugus Br selama terjadi resonansi sehingga kurang dapat distabilkan. Berdasarkan hal inilah, maka penyimpangan pengarah gugus oleh gugus halogen seperti Br dapat menjadi pengarah orto dan para. Penambahan bromobenzena dilakukan sedikit demi sedikit agar tumbukan partikel antara bromobenzena dengan gugus NO2 + lebih sempurna dan dihasilkan larutan yang tidak berwarna atau tetap bening, pada saat penambahan bromobenzena juga didukung dengan menjaga suhu pada rentang 50-55oC dan suhu konstan yang diperoleh yaitu 52 oC. Setelah adisi sempurna campuran dibiarkan pada suhu dibawah 50 oC selama ± 20 menit dan suhu pada saat didiamkan yaitu 4,2 oC. campuran yang dihasilkan tidak berwarna dan terlihat berminyak, setelah campuran ditambahkan dengan air es tidak terbentuk kristal, hal ini menandakan bahwa percobaan yang dilakukan gagal karena secara teoritis pada saat penambahan bromobenzena yang didukung dengan menjaga suhu pada rentang 50-55oC akan terbentuk padatan bromobenzena yang berwarna kekuningan yang menggumpal-gumpal atau terbentuknya kristal (Suja & Nurlita, 2004). Karena tidak berhasil mendapatkan kristal maka prosedur selanjutnya tidak dilakukan atau percobaan dihentikan pada tahap ini. Ada beberapa faktor yang mendukung terjadinya kesalahan atau kegagalan yakni (1) kurang optimalnya pengocokan yang dilakukan sehingga tidak semua bromobenzena bereaksi membentuk bromonitrobenzena, (2) kurang telitinya menjaga rentang suhu saat penambahan bromobenzena sehingga tumbukan antara elektrofil dengan bromobenzena kurang optimal, (3) kemungkinan zat yang digunakan tidak murni. KESIMPULAN Rendemen dari substitusi elektrofilik pada percobaan ini tidak dapat diketahui karena tidak terbentuk kristal bromonitrobenzena akibat dari beberapa faktor penyebab kesalahan atau kegagalan. Sekian artikel yang dapat saya buat, apabila terdapat kesalahan yang tidak disengaja saya mohon maaf dan terimakasih. DAFTAR PUSTAKA Frieda Nurlita & I Wayan Suja. 2004. Buku Ajar Praktikum Kimia Organik. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja I Wayan Suja dan Frieda Nurlita. 2000. Buku Ajar Kimia Organik 1. Singaraja : STKIP Singaraja Fessenden, R., & Fessenden, J. 1982. Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Erlangga Frieda Nurlita & I Wayan Suja. 2003. Buku Ajar Kimia Organik Lanjut. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja