TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN(SIM)
DOSEN :
Prof. Dr. Ir Hapzi Ali , MM ,CMA
Disusun Oleh :
Agus Saiful (43216110067)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
1.Manfaat sistem pembelajaran dengan elearning bagi perguruan
tinggi dan Mahasiswa.
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses
belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem
pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi.
Manfaat e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang :
a. Manfaat bagi Mahasiswa
Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi.
Artinya, kita dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu
mahasiswa juga dapat berkomunikasi dengan dosen setiap saat, misalnya melalui chatting dan
email. Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk
diakses melalui internet, maka kita dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan
saja dan dari mana saja, juga tugas-tugas pekerjaan rumah dapat diserahkan kepada dosen begitu
selesai dikerjakan.
b. Manfaat bagi Dosen
Dengan adanya kegiatan e-Learning manfaat yang diperoleh guru/dosen antara lain adalah
bahwa dosen akan lebih mudah melakukan pembaruan materi maupun model pengajaran sesuai
dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan efisien mengontrol
kegiatan belajar mahawanya.
MANFAAT PEMBELAJARAN ELEKTRONIK
Menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996) terdiri atas 4 hal, yaitu:
·Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara mahasiswa dengan dosen (enhance
interactivity). (Loftus, 2001).
·Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place
flexibility). (Anggoro, 2001).
·Menjangkau Mahasiswadalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
·Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of
content as well as archivable capabilities).
SISTEM E LEARNING YANG DI IMPLEMENTASIKAN DI UNIVERSITAS MERCU
BUANA
E-learning di Universitas Mercu Buana berjalan dengan baik secara efektif dan efisien. E-
Learning dapat menjadi efektif apabila adanya kerjasama antara pengajar dan siswanya untuk
mensukseskannya. Untuk itulah diperlukan komunikasi yang erat antar keduanya. Selain dari itu,
efektivitas E-Learning juga didukung oleh keahlian dan kreativitas pengajar dalam meracik
materi yang akan disampaikan. Hal ini juga termasuk pada keahlian pengajar dalam
mengoperasikan perangkat elektronik.
Terkadang E-Learning juga menjadi beban bagi para pengajar yang belum menguasai
operasional perangkat elektronik. Untuk mengatasi permasalahan ini, Dinas Pendidikan terkait
banyak melakukan pelatihan bagi guru-guru yang belum menguasai operasional perangkat
elektronik, terlebih untuk daerah terpencil. Selain langkah tersebut, para pengajar dapat
memanfaatkan situs jejaring sosial untuk bertukar pikiran mengenai pengalaman mengajarnya.
Untuk memperoleh suatu hal diperlukan suatu biaya untuk mendapatkannya, sama halnya dalam
proses pembelajaran. Metode E-Learning dapat menekan biaya yang akan dikeluarkan selama
proses pembelajaran, misalnya saja dalam proses mengerjakan tugas. Biasanya dalam
mengerjakan tugas siswa diharuskan untuk mengerjakannya dalam bentuk Hardcopy dengan
mem-print tugasnya tersebut. Akan tetapi dengan adanya E-Learning, tugas pun dapat dikrimkan
dalam bentuk Softcopy dengan mengirimkan lewat e-mail. Hal ini tentu dapat menekan biaya
untuk membuat tugas.
SARAN & REKOMENDASI UNTUK PERBAIKAN SISTEM E LEARNING GUNA
MENINGKATKAN KINERJA DI MASA MENDATANG :
Saran untuk sistem e-learning pada Universitas Mercu Buana yaitu sistem e-learning harus lebih
ditingkatkan agar tidak selalu terjadi Error/Maintenance yang membuat mahasiswa/mahasiswi
ataupun dosen pengajar dalam pengupload-an dan pengerjaan Forum dan Kuis.
Dan untuk lembar jawaban kuis, mohon ditingkatkan fitur seperti attachment untuk upload file
seperti gambar. Karena sering sekali gambar yang sudah di upload di lembar jawaban kuis tidak
muncul saat di Review.
2.Elearning dan komponen system informasi dari e-learning.
Pengertian E-learning Pengertian E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis
elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan
dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk
berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu
internet. Penyajian e- learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Sistem e-learning
ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih
banyak waktu (Nugroho, 2007). Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan
e-learning, namun pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa
elektronika sebagai alat bantunya. E-learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran
yang yang relatif baru di Indonesia (Tafiardi, 2005).
Definisi E-Learning Istilah e-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi
informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. Istilah e-learning
digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha
pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Oleh karena itu, istilah e-learning lebih tepat
ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar yang ada di
sekolah/universitas ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet (Purbo &
Hartanto, 2002). E-learning ini sendiri mempunyai beberapa karakteristik seperti yang telah
dikemukakan oleh Suyanto (2005) mengemukakan 4 karakteristik e-learning yang terdiri
dariMemanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana pengajar dan peserta didik, peserta didik
dan peserta didik, ataupun pengajar dan sesama pengajar dapat berkomunikasi dengan relatif
mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
Memanfaatkan keunggulan komputer (media digital dan jaringan komputer). Menggunakan
bahan ajar yang bersifat mandiri yang dapat disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh
guru dan siswa kapan saja dan dimana saja bila yang bersangkutan membutuhkannya.
Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat dilihat setiap saat di komputer. Dengan
demikian, e-learning itu dapat diartikan sebagai suatu sistem dalam pembelajaran yang mengacu
pada penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dengan karakteristik-karakteristik seperti memanfaatkan jasa teknologi, memanfatkan
keunggulan komputer, menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri, dan memanfaatkan
jadwal belajar yang dapat dilihat pada komputer, serta memberikan fasilitas yang dapat diakses
oleh pengajar dan peserta didik/mahasiswa secara pribadi
Komponen e-learning Komponen yang membentuk e-learning (Romisatriawahono, 2008)
adalaha. Infrastruktur e-learning Infrastruktur e-learning merupakan peralatan yang digunakan
dalam e-learning yang dapat berupa Personal Computer ((PC), yakni komputer yang dimiliki
secara pribadi (Febrian, 2004)), jaringan komputer (yakni, kumpulan dari sejumlah perangkat
berupa komputer, hub, switch, router, atau perangkat jaringan lainnya yang terhubung dengan
menggunakan media komunikasi tertentu (Wagito, 2005)), internet (merupakan singkatan dari
Interconnection Networking yang diartikan sebagai komputer-komputer yang terhubung di
seluruh dunia (Febrian, 2004)) dan perlengkapan multimedia (alat-alat media yang
menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio,
video dan animasi secara terintegrasi (Febrian, 2004)). Termasuk di dalamnya peralatan
teleconference (pertemuan jarak jauh antara beberapa orang yang fisiknya berada pada lokasi
yang berbeda secara geografis (Febrian, 2004)) apabila kita memberikan layanan synchronous
learning yakni proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika pengajar sedang mengajar
dan murid sedang belajar melalui teleconference. b. Sistem dan aplikasi e-learning Sistem dan
aplikasi e-learning yang sering disebut dengan Learning Management System (LMS), yang
merupakan sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional
untuk administrasi, dokumentasi, laporan suatu program pelatihan, ruangan kelas dan peristiwa
online, program e-learning, dan konten pelatihan (Ellis, 2009)), misalnya, segala fitur yang
berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar seperti bagaimana manajemen kelas,
pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), serta sistem ujian online
yang semuanya terakses dengan internet.
Konten e-learning Konten e-learning merupakan konten dan bahan ajar yang ada pada e-
learning sistem (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk
misalnya Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif seperti multimedia
pembelajaran yang memungkinkan kita menggunakan mouse, keyboard untuk
mengoperasikannya) atau Text- based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku
pelajaran yang ada di wikipedia.org, ilmukomputer.com, dsb.). Biasa disimpan dalam Learning
Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh peserta didik kapan pun dan dimana
pun. Sedangkan ’aktor’ yang ada dalam pelaksanakan e-learning boleh dikatakan sama dengan
proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pengajar (dosen) yang membimbing
siswa (mahasiswa) yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi
dan proses belajar mengajar. 2. Implemetasi e-learning pada suatu perguruan tinggi sumberdaya
apa saja yang diperlukan sehingga e-learning berjalan dengan baik secara efektif dan efisien. A.
PROGRAM E-LEARNING Konsep keberhasilan program e-learning selain ditunjang oleh
perangkat teknologi informasi, juga oleh perencanaan, administrasi, manajemen dan ekonomi
yang memadai. Perlu juga diperhatikan peranan dari para fasilitator, dosen, staf, cara
implementasi, cara mengadopsi teknologi baru, fasilitas, biaya, dan jadwal kegitan
(Natakusumah, 2002). Secara konsep, dosen e-learning harus mempunyai kemampuan
pemahaman pada materi yang disampaikannya, memahami strategi e-learning yang efektif,
bertanggung jawab pada materi pelajaran, persiapan pelajaran, pembuatan modul pelajaran,
penyeleksian bahan penunjang, penyampaian materi pelajaran yang efektif, penentuan interaksi
mahasiswa, penyeleksian dan pengevaluasian tugas secara elektronik. Studio pengajar perlu
dikelola lebih baik dari pada ruangan kelas biasa. Dosen harus dapat menggunakan peralatan,
antara lain menggunakan audio, video materials, dan jaringan komputer selama pembelajaran
berlangsung. Menurut Koswara (2006) kemampuan baru yang diperlukan dosen untuk e-
learning, antara lain perlu:
Mengerti tentang e-learning, b. Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa, c. Mendesain dan
mengembangkan materi kuliah yang interaktif sesuai dengan perkembangan teknologi baru, d.
Mengadaptasi strategi mengajar untuk menyampaikan materi secara elektronik, e. Mengorganisir
materi dalam format yang mudah untuk dipelajari, f. Melakukan training dan praktek secara
elektronik, g. Terlibat dalam perencanaan, pengembangan, dan pengambilan keputusan, h.
Mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, attitude dan persepsi para mahasiswanya. Sementara
itu untuk menghindari kegagalan e-learning, program-program yang perlu dikembangkan
berkaitan dengan kebutuhan pengguna khususnya mahasiswa antara lain : – Berkaitan dengan
informasi tentang unit-unit terkait dengan proses pembelajaran : tujuan dan sasaran, silabus,
metode pengajaran, jadwal kuliah, tugas, jadwal dosen, daftar referensi atau bahan bacaan dan
kontak pengajar – Kemudahan akses ke sumber referensi : diktat dan catatan kuliah, bahan
presentasi, contoh uian yang lalu, FAQ (frequently ask question), sumber-sumber referensi untuk
pengerjaan tugas, situs-situs bermanfaat dan artikel-artikel dalam jurnal online – Komunikasi
dalam kelas : forum diskusi online, mailing list diskusi, papan pengumuman yang menyediakan
informasi (perubahan jadwal kuliah, informasi tugas dan batas waktu pengumpulannya
EFEKTIFITAS E-LEARNING
Program e-learning yang efektif dimulai dengan perencanaan dan terfokus pada kebutuhan bahan
pelajaran dan kebutuhan mahasiswa. Teknologi yang tepat hanya dapat diseleksi ketika elemen-
elemen ini dimengerti secara detil. Kenyataannya, kesuksesan program e-learning berhubungan
dengan usaha yang konsisten dan terintegrasi dari mahasiswa, fakultas, falilitator, staf
penunjang, dan administrator. – Mahasiswa. Sehubungan dengan konteks pendidikan, peran
utama dari mahasiswa adalah untuk belajar dengan sukses, merupakan tugas yang penting,
sehingga perlu didukung oleh keadaan lingkungan yang baik, membutuhkan motivasi,
perencanaan dan kemampuan untuk menganalisa dengan menggunakan instruksi atau modul
yang terbaik. Ketika instruksi disampaikan pada suatu jarak tertentu, menghasilkan tantangan
tambahan karena mahasiswa sering terpisah dari kebersamaan latar belakang dan interes lainnya,
mempunyai hanya sedikit kesempatan untuk berinteraksi dengan dosen diluar kelas, dan harus
bergantung pada hubungan teknis untuk menjembatani gap pemisah mahasiswa di dalam kelas. –
Lembaga/Universitas. Kesuksesan semua usaha e-learning bergantung juga pada tanggung jawab
lembaga/universitas. Fakultas bertanggung jawab pada pemahaman materi dan pengembangan
pemahaman tersebut sesuai dengan kebutuhan para mahasiswa. – Fasilitator. Fakultas merasa
lebih efisien bila berhubungan dengan fasilitator setempat yang bertindak sebagai jembatan
antara mahasiswa dan fakultas. Supaya lebih efektif, seorang fasilitator harus mengerti
kebutuhan para mahasiswa yang dilayani dan harapan yang diinginkan fakultas. Lebih penting
lagi, fasilitator harus mengikuti arahan yang sudah ditentukan oleh fakultas. Mereka perlu
menyiapkan peralatan, mengumpulkan tugas para mahasiswa, melakukan tes, dan bertindak
sebagai instruktur setempat. – Staf Penunjang. Kebayakan kesuksesan program e-learning
berhubungan juga dengan penunjangan fungsi-fungsi pelayanan seperti registrasi mahasiswa,
perbanyakan dan penyampaian materi kuliah, pemesanan buku teks, penjagaan copyright,
penjadwalan, pemrosesan laporan, pengelolaan sumber daya teknis, dll. Staf penunjang
merupakan kebutuhan utama untuk menciptakan keadaan, sehingga e-learning tetap pada jalur
yang benar. – Administrator. Meskipun administrator biasanya ikut dalam perencanaan suatu
program e-learning, mereka sering kehilangan kontak dengan manajer teknis ketika program
sedang beroperasi. Administrator e-learning yang efektif bukan hanya sekedar memberikan ide,
tetapi perlu juga bekrjasama dan membuat konsensus dengan para pembangun, pengambil
keputusan, dan pengawas. Mereka harus bekerja sama dengan personel teknis dan staf
penunjang, meyakinkan bahwa sumberdaya teknologi perlu dikembangkan secara efektif untuk
keperluan misi akademis kedepan. Lebih penting lagi bahwa didalam mengelola suatu akademik
perlu merealisasikan bahwa kebutuhan dan kesuksesan para mahasiswa e-learning merupakan
tanggung jawab utama.
STRATEGI E-LEARNING
Strategi penggunaan e-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar, diharapkan dapat
meningkatkan daya serap dari mahasiswa atas materi yang diajarkan; meningkatkan partisipasi
aktif dari mahasiswa; meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa; meningkatkan
kualitas materi pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan menampilkan informasi
dengan perangkat teknologi informasi, dengan perangkat biasa sulit untuk dilakukan;
memperluas daya jangkau proses belajar-mengajar dengan menggunakan jaringan komputer,
tidak terbatas pada ruang dan waktu. Untuk mencapai hal-hal tersebut di atas, dalam
pengembangan suatu aplikasi e-learning perlu diperhatikan bahwa materi yang ditampilkan harus
menunjang penyampaian informasi yang benar, tidak hanya mengutamakan sisi keindahan saja;
memperhatikan dengan seksama teknik belajar-mengajar yang digunakan; memperhatikan teknik
evaluasi kemajuan mahasiswa dan penyimpanan data kemajuan mahasiswa. Materi dari
pendidikan dan pelatihan dapat diambil dari sumber-sumber yang valid dan dengan teknologi e-
learning, materi bahkan dapat diproduksi berdasarkan sumber dari tenaga-tenaga ahli (experts).
Misalnya, tampilan video digital yang menampilkan seorang ahli mekanik menunjukkan
bagaimana caranya memperbaiki suatu bagian dari mesin mobil. Dengan animasi 3 dimensi
dapat ditunjukkan bagaimana cara kerja dari mesin otomotif dua langkah. Menurut Koswara
(2006) ada beberapa strategi pengajaran yang dapat diterapkan dengan menggunakan teknologi
e-learning adalah sebagai berikut : Learning by doing. Simulasi belajar dengan melakukan apa
yang hendak dipelajari; contohnya adalah simulator penerbangan (flight simulator), dimana
seorang calon penerbang dapat dilatih untuk melakukan penerbangan suatu pesawat tertentu
seperti ia berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya Incidental learning. Mempelajari sesuatu
secara tidak langsung. Tidak semua hal menarik untuk dipelajari, oleh karena itu dengan strategi
ini seorang mahasiswa dapat mempelajari sesuatu melalui hal lain yang lebih menarik, dan
diharapkan informasi yang sebenarnya dapat diserap secara tidak langsung. Misalnya
mempelajari geografi dengan cara melakukan “perjalanan maya” ke daerah-daerah wisata.
Learning by reflection. Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan ide/gagasan tentang
subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk mengembangkan suatu ide/gagasan
dengan cara memberikan informasi awal dan aplikasi akan “mendengarkan” dan memproses
masukan ide/gagasan dari mahasiswa untuk kemudian diberikan informasi lanjutan berdasarkan
masukan dari mahasiswa. Case-based learning. Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus
yang telah terjadi mengenai subyek yang hendak dipelajari. Strategi ini tergantung kepada nara
sumber ahli dan kasus-kasus yang dapat dikumpulkan tentang materi yang hendak dipelajari.
Mahasiswa dapat mempelajari suatu materi dengan cara menyerap informasi dari nara sumber
ahli tentang kasus-kasus yang telah terjadi atas materi tersebut. Learning by exploring.
Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasi terhadap subyek yang hendak dipelajari.
Mahasiswa didorong untuk memahami suatu materi dengan cara melakukan eksplorasi mandiri
atas materi tersebut. Aplikasi harus menyediakan informasi yang cukup untuk mengakomodasi
eksplorasi dari mahasiswa. Mempelajari sesuatu dengan cara menetapkan suatu sasaran yang
hendak dicapai (goal-directed learning). Mahasiswa diposisikan dalam sebagai seseorang yang
harus mencapai tujuan/sasaran dan aplikasi menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam
melakukan hal tersebut. Mahasiswa kemudian menyusun strategi mandiri untuk mencapai tujuan
tersebut.
DISTANCE LEARNING
Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan
informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Namun,
teknologi tetap akan memperlebar jurang antara di kaya dan si miskin. Bates (1995) menyatakan
bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk
pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi.
Romiszowski & Mason (1996) memprediksi penggunaan Computer-based Multimedia
Communication (CMC) sebagai cara penyampaian materi e-learning bersifat sinkron
(synchronous) dan asinkron (asynchronous). Sinkron artinya bahwa dosen dan mahasiswa
berinteraksi secara waktu nyata (real time), beberapa perlatan yang menggunakan cara ini
harganya relatif mahal. Penyampaian materi dengan asinkron tidak secara bersamaan, dosen
menyampaikan instruksi melalui video, komputer atau lainnya, dan mahasiswa merespon pada
lain waktu. Misalnya instruksi disampaikan melalui web atau dan feedback disampaikan melalui
e-mail. Pengelompokan sinkron dan asinkron dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1.
Pengelompokan Penyampaian Materi Pembelajaran Nama Sinkron Asinkron Video
Videoconferencing Videotape, Broadcast video Audio Audioconferencing Audiotape, Radio
Data Internet chat, desktop videoconferencing E-mail, CD-ROM
Dengan menggunakan pendekatan yang terintegrasi , salah satu kegiatan dosen adalah
menyeleksi dengan cermat berbagai teknologi yang akan digunakan sehingga dapat memenuhi
kebutuhan para mahasiswa dalam memahami materi secara efektif dan ekonomis Dari ramalan
dan pandangan para cendekiawan di atas masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa
mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada
produktivitas kerja “saat itu juga dan kompetitif’. Demikian juga di Indonesia arah penyerapan
tenaga kerja akan ditentukan oleh kompetensi yang dibuktikan oleh sertifikat kompetensi, yang
diberikan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi
kepada peserta didik dan masyarakat yang dinyatakan lulus setelah mengikuti uji kompetensi
tertentu (pasal 61 ayat 3). Dalam mengantisipasi perkembangan global dan kemajuan teknologi
komunikasi, maka pendidikan jarak jauh diakomodasikan dalam sisdiknas, sebagai paradigma
baru pendidikan. Pendidikan jarak jauh tersebut dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang
dan jenis pendidikan yang berfungsi untuk memeberi layanan pendidikan kepada kelompok
masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau regular (pasal 31 ayat
1 dan 2). Penerapan awal e-learning di Indonesia dimulai ketika universitas terbuka (UT) muncul
(dapat diakses pada alamat http://www.ut.ac.id sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2), saat
itulah e-learning dimulai. Faktor utama dalam distance learning yang selama ini dianggap
masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian,
dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa
baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan
misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online
meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup,
dan buletin board. Dengan cara di atas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan
tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya
dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk
presentasi di web dan dapat di download oleh siswa. Demikian pula dengan ujian dan kuis yang
dibuat oleh dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administrasi juga
dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode
pembayaran online. Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur
sebagai berikut: Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning
harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, dimana mahasiswa
dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya.
Interaksi dalam group; Para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan
materi-materi yang diberikan dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan
sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya. Sistem administrasi mahasiswa; dimana para
mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status mahasiswa, prestasi mahasiswa dan
sebagainya. Pendalaman materi dan ujian; Biasanya dosen sering mengadakan quis singkat dan
tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada
akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning.
Perpustakaan digital; Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas
pada buku tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini
bersifat sebagai penunjang dan berbentuk database. Materi online diluar materi kuliah; Untuk
menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan bacaan dari web lainnya. Karenanya pada bagian
ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk di
publikasikan kepada mahasiswa lainnya melalui web.
Manfaat sistem pembelajaran dengan elearning bagi perguruan tinggi dan Mahasiswa.
Bagaimana tanggapan saudara tentang sistem elearning yang di implentasikan di kampus kita.
Adalah saran dan rekomendasi untuk perbaikan sistem e-learning guna meningkatkan kinerja
sistem dimasa mendatang. Manfaat sistem pembelajaran dengan elearning bagi perguruan tinggi
dan Mahasiswa 1. Manfaat e-learning Manfaat e-learning (Smaratungga, 2009) terdiri atas 4 hal,
yaitu: a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau
instruktur (enhance interactivity). Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik
dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan
guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar
(enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak
semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam
diskusi. Mengapa? Karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada
atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas.
Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik
yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran
elektronik. Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai
peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pernyataan/pendapat
tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas. Memungkinkan terjadinya
interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). Mengingat sumber
belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik
melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan
saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat
diserahkan kepada instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji
untuk bertemu dengan guru/instruktur. Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional.
Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka Inggris telah memanfaatkan internet sebagai
metode/media penyajian materi. Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia (UT), penggunaan
internet untuk kegiatan pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet
di UT masih terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai “tutorial elektronik”.
c. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui
kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta
waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat
belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-
benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan. d. Mempermudah penyempurnaan dan
penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus
berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian
juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan
perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu,
penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang
didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian instruktur selaku
penanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri. Pengetahuan dan keterampilan
untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh instruktur
yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan
kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada komitmen dari instruktur yang akan memantau
perkembangan kegiatan belajar peserta didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta
didiknya. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi
pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun
antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai
berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik.
Guru atau instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para peserta
didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat pula memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat
diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula. Secara lebih rinci,
Smaratungga (2009) mengungkapkan manfaat e-learning yang dapat dilihat dari dua sudut yaitu:
a. Dari sudut peserta didik Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya
fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar
setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan instruktur setiap
saat. Dengan kondisi yang demikian ini, peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya
terhadap materi pembelajaran. Manakala fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah
perkotaan tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan, maka kegiatan e-learning
akan memberikan manfaat kepada peserta didik yang:
belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran tertentu
yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya, mengikuti program pendidikan keluarga di rumah
(home schoolers) untuk mempelajari materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para
orangtuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang komputer, merasa phobia dengan
sekolah, atau peserta didik yang dirawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah
tetapi berminat melanjutkan pendidikannya, yang dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta
didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri, dan tidak
tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan. b. Dari sudut instruktur A.
Pengertian E-learning adalah Dengan adanya kegiatan e-learning, beberapa manfaat yang
diperoleh instruktur antara lain adalah bahwa instruktur dapat: lebih mudah melakukan
pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan
perkembangan keilmuan yang terjadi, mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna
peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak, mengontrol
kegiatan belajar peserta didik. Bahkan instruktur juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya
belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik
tertentu dipelajari ulang, mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan
setelah mempelajari topik tertentu, dan memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan
hasilnya kepada peserta didik. B. Kelebihan dan kekurangan e-learning a. Kelebihan e-learning
Menyadari bahwa melalui internet dapat ditemukan berbagai informasi yang dapat diakses secara
mudah, kapan saja dan dimana saja, maka pemanfaatan internet menjadi suatu kebutuhan. Bukan
itu saja, pengguna internet bisa berkomunikasi dengan pihak lain dengan cara yang sangat mudah
melalui teknik e-moderating yang tersedia di internet (Triluqman, 2007). Dari berbagai
pengalaman dan juga dari berbagai informasi yang tersedia di literatur, memberikan petunjuk
tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh,
kelebihan e-learning antara lain dapat disebutkan sebagai berikut (Triluqman, 2007):
Tersedianya fasilitas e-moderating dimana pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi
dengan mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi
itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu. Pendidik dan peserta didik
dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang tersruktur dan terjadwal melalui
internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari. Peserta
didik dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan
mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi
yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet. Baik
pendidik maupun peserta didik dapat melaksanakan diskusi melalui internet yang dapat diikuti
dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang
lebih luas. Berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif. Relatif lebih
efisien. Misalnya bagi yang mereka tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional,
bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri, dan
sebagainya.
Kekurangan e-learning Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-
learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan antara lain dapat disebutkan sebagai
berikut (Triluqman, 2007): 1. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik bahkan
antar-peserta didik itu sendiri. 2. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya
values dalam proses belajar- mengajar. 3. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau
aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis. 4. Proses belajar dan
mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan. 5. Berubahnya peran pendidik
dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional. 6. Peserta didik yang tidak
mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal. 7. Tidak semua tempat tersedia
fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun
komputer). 8. Kurangnya penguasaan komputer. C. Filosofis e-learning Menurut Cisco (dalam
Suyanto,2005) ada beberapa filosofis dari e-learning, yaitu: E-learning merupakan penyampaian
informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan, secara on- line. E-learning menyediakan
seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar
konvensional, kajian terhadap buku text, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga
dapat menjawab tantangan perkembangan globalosasi. E-learning tidak berarti menggantikan
model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui
pengayaan isi dan pengembangan teknologi
pendidikan. Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara
penyampaiannya. Semakin baik keselarasan antar isi dan alat penyampai dengan gaya belajar,
maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik
Implementasi Sistem E- Learning di Universitas Mercubuana Sistem e-Learning Universitas
Mercubuana telah mulai diimplementasikan sejak tahun 2008, terutama untuk mengembangkan
strategi pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Penerapan e- learning ini juga dipandang sangat tepat karena pertimbangan bahwa civitas
akademika, baik dosen, mahasiswa, maupun tenaga kependidikan di Universitas Mercubuana,
dipandang sudah sangat familiar dengan penggunaan teknologi komputer dalam kegiatan belajar
mengajar. Keuntungan : Menurut saya dengan diterapkannya sistem elerning di UMB sangat
mendukung karena adanya perubahan budaya belajar dan peningkatan mutu pembelajaran
mahasiswa dan dosen UMB, adanya perubahan pertemuan pembelajaran yang tidak lagi terfokus
pada pertemuan (tatap muka) di kelas, tersedianya materi pembelajaran di media elektronik
melalui website e- learning UMB yang mudah diakses dan dikembangkan oleh mahasiswa.
Kerugian : 1. sesekali saya masih suka mengalami masalah pada jaringan, sehingga menghambat
proses pembelajaran saat berlangsung. 2. Saya pernah mengalami, ketika Forum dan Quiz sudah
di kerjakan tepat pada waktunya, namun sistem pada jaringan pun ada masalah lagi, yaitu : tidak
ter absen nya saya pada pertemuan tersebut
KESIMPULAN :
Keberhasilan e-learning ditunjang oleh adanya interaksi maksimal antara dosen dan mahasiswa,
antara mahasiswa dengan berbagai fasilitas pendidikan, antara mahasiswa dengan mahasiswa
lainnya, dan adanya pola pembelajaran aktif dalam interaksi tersebut. Bila pembelajaran bebasis
pada web, maka diperlukan adanya pusat kegiatan mahasiswa, interaksi antar kelompok,
administrasi penunjang sistem, pendalaman materi, ujian, perpustakan digital, dan materi online.
Dari sisi Teknologi informasi; dunia Internet memungkinkan perombakan total konsep-konsep
pembelajaran yang selama ini berlaku. Teknologi informasi dan telekomunikasi yang murah dan
mudah akan menghilangkan batasan ruang dan waktu yang selama ini membatasi dunia
pendidikan. Beberapa konsekuensi logis yang terjadi antara lain adalah: (1) Mahasiswa dapat
dengan mudah mengambil matakuliah dimanapun tanpa terbatas lagi pada batasan institusi &
negara; (2) Mahasiswa dapat dengan mudah berguru dan berdiskusi dengan para tenaga ahli atau
pakar di bidang yang diminatinya; (3) Materi kuliah bahkan dapat dengan mudah diambil di
berbagai penjuru dunia tanpa tergantung pada perguruan tinggi dimana mahasiswa belajar.
Berbagai peluang tersebut diatas masih menghadapi tantangan baik dari biaya, kesiapan
infrastuktur teknologi informasi, masyarakat, dan peraturan yang mendukung terhadap
kelangsungan e-learning
Daftar Pustaka :
Hartanto, A. A., & Purbo, O. W. (2002). Buku pintar internet teknologi e-learning berbasis PHP
dan MySQL. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Ellis, Ryann K. (2009), [online] Available FTP: http://www.astd.org/NR/rdonlyres/12ECDB99-
3B91-403E-9B15- 7E597444645D/23395/LMS_fieldguide_20091.pdf Smaratungga. (2009).
[online] Available FTP: http://smaratungga.ning.com. Tanggal akses: 21 Mei 2009. Suyanto.
(2005). [online] Available FTP: http://www.ipi.or.id/elearn.pdf. Tanggal akses 15 Februari 2009.
Febrian, J. (2004). Kamus komputer dan teknologi informasi. Jakarta: Penerbit Informatika.
Romisatriawahono. (2008). [online] Available FTP: http://www.
romisatriawahono.net/2008/01/23. Tanggal akses: 16 Januari 2009. Tafiardi, Drs. (2005).
Meningkatkan mutu pendidikan melalui e-learning. Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV.
Nugroho, W. A. (2007). [online] Available FTP: http://www.ilmukomputer.com. Tanggal akses:
16 Januari 2009. Ryano Ikubaru, 2013. http://ikubaru93.blogspot.co.id/2013/12/efektivitas-dan-
efisiensi- pembelajaran.html http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-e-learning-
definisi-manfaat.html https://www.slideshare.net/SantiSusanti13/sim-santi-susanti-hapzi-ali-
pengenalan-e- learning-universitas-mercubuana-2017 http://indrayani.staff.ipdn.ac.id/?p=56
(Website Kudos, 2002).
https://www.slideshare.net/ratnadwianjani/sim-ratna-dwi-anjani-pengenalan-e-learning-hapzi-ali-
universitas-mercu-buana-2017?from_action=save

More Related Content

PDF
Sim,lisa andriyani,hapzi ali,pengenalan e learning,universitas mercubuana,2017
DOCX
Forum 14
PDF
Sim,tika agustina, prof. dr. ir. hapzi ali, cma. sim, pengenalan e learning
PDF
Sim, risky yoni septiana, prof. dr. ir. hapzi ali, m.m, cma, pengenalan e lea...
DOCX
Sim, lilis sulkhaeni, prof. dr. hapzi ali, cma, pengenalan e learning, univer...
PDF
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, pengenalan e learning, univers...
PDF
Sim, narwati, prof. dr. hapzi ali, cma, e learning, universitas mercu buana,...
PDF
Sim 14 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e-learning...
Sim,lisa andriyani,hapzi ali,pengenalan e learning,universitas mercubuana,2017
Forum 14
Sim,tika agustina, prof. dr. ir. hapzi ali, cma. sim, pengenalan e learning
Sim, risky yoni septiana, prof. dr. ir. hapzi ali, m.m, cma, pengenalan e lea...
Sim, lilis sulkhaeni, prof. dr. hapzi ali, cma, pengenalan e learning, univer...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, pengenalan e learning, univers...
Sim, narwati, prof. dr. hapzi ali, cma, e learning, universitas mercu buana,...
Sim 14 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e-learning...

What's hot (20)

DOCX
SIM 14, YONO, PROF. Dr. HAPZI ALI CMA, Pengenalan E-Learning, UNIVERSITAS MER...
PDF
Siti nurhaliza, hapzi ali, pengenalan e learning, umb jakarta (14)
PDF
Sim, 14, novenia sembiring, hapzi ali, universitas mercu buana,e learning, 2018
PDF
Sim, 14, fariz satano, hapzi ali, universitas mercu buana,e learning, 2018
DOCX
Sim, adistya desmyana, hapzi ali, pengenalan e learning, universitas mercubua...
PDF
Sim14, nilam rosfalina, hapzi ali, e learning system , universitas mercu buan...
PDF
14. sim, widiya puji astuti, hapzi ali, pengenalan elearning, universitas mer...
PDF
SIM Laurissa, Hapzi Ali, Pengenalan e learning
DOCX
SIM 14, SHUFI NOOR, PROF. Dr. HAPZI ALI CMA, PENGENALAN E-LEARNING, UNIVERSIT...
PDF
Sim, 11, nurfadilah, hapzi ali, e learning , universitas mercubuana, 2018
PDF
Sim 14, bayu nugroho, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning...
PDF
Sim, rika nurjanah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning, ...
PDF
Sim,desi panjaitan,hapzi ali,pengenalan e learning
PDF
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Pengenalan E-Learning...
PDF
14. SIM, Winne Zaneta Wirastika, Hapzi Ali, Pengenalan E-Learning , Universit...
PDF
SIM 14, Adi Kurniawan Ramadhan, Hapzi Ali, Pengenalan Sistem E-Learning, Univ...
DOCX
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, pengenalan e learning, universitas me...
PDF
Sim 14, thayyibah, hapzi ali, pengenalan elearning, universitas mercu buana, ...
PDF
Sim,desi panjaitan,hapzi ali,pengenalan e learning
PDF
Sim,in nurhasanah,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,pengenalan e learning,universit...
SIM 14, YONO, PROF. Dr. HAPZI ALI CMA, Pengenalan E-Learning, UNIVERSITAS MER...
Siti nurhaliza, hapzi ali, pengenalan e learning, umb jakarta (14)
Sim, 14, novenia sembiring, hapzi ali, universitas mercu buana,e learning, 2018
Sim, 14, fariz satano, hapzi ali, universitas mercu buana,e learning, 2018
Sim, adistya desmyana, hapzi ali, pengenalan e learning, universitas mercubua...
Sim14, nilam rosfalina, hapzi ali, e learning system , universitas mercu buan...
14. sim, widiya puji astuti, hapzi ali, pengenalan elearning, universitas mer...
SIM Laurissa, Hapzi Ali, Pengenalan e learning
SIM 14, SHUFI NOOR, PROF. Dr. HAPZI ALI CMA, PENGENALAN E-LEARNING, UNIVERSIT...
Sim, 11, nurfadilah, hapzi ali, e learning , universitas mercubuana, 2018
Sim 14, bayu nugroho, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning...
Sim, rika nurjanah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning, ...
Sim,desi panjaitan,hapzi ali,pengenalan e learning
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Pengenalan E-Learning...
14. SIM, Winne Zaneta Wirastika, Hapzi Ali, Pengenalan E-Learning , Universit...
SIM 14, Adi Kurniawan Ramadhan, Hapzi Ali, Pengenalan Sistem E-Learning, Univ...
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, pengenalan e learning, universitas me...
Sim 14, thayyibah, hapzi ali, pengenalan elearning, universitas mercu buana, ...
Sim,desi panjaitan,hapzi ali,pengenalan e learning
Sim,in nurhasanah,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,pengenalan e learning,universit...
Ad

Similar to Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,sistem elearning ,universitas mercu buana 2017.pdf (10)

PDF
SIM 14, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, E-LEARNING, Univ. Mercubuana, 2018
PDF
SIM Rahma Kesumawati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,. Pengenalan E-Learnin...
PDF
Indah herlina, hapzi ali, e learning dan manfaat sistem pembelajaran e-learni...
PDF
Sim,nurlelah,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma.pengertian e learning.universitas me...
PDF
SIM, FADLI, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Pengenalan E-Learning , 2017
PPTX
10. konsep e learning
PPTX
10. konsep e learning
PPTX
Konsep E-Learning
PPTX
10. konsep e learning
PDF
SIM, Tiara Anggraeni, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Pengenalan E-Learning, Univer...
SIM 14, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, E-LEARNING, Univ. Mercubuana, 2018
SIM Rahma Kesumawati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,. Pengenalan E-Learnin...
Indah herlina, hapzi ali, e learning dan manfaat sistem pembelajaran e-learni...
Sim,nurlelah,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma.pengertian e learning.universitas me...
SIM, FADLI, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Pengenalan E-Learning , 2017
10. konsep e learning
10. konsep e learning
Konsep E-Learning
10. konsep e learning
SIM, Tiara Anggraeni, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Pengenalan E-Learning, Univer...
Ad

More from AGUS SAIFUL (11)

PDF
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,membuat dan mengelola blog &amp...
DOCX
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,telekomunikasi,internet,teknolo...
DOCX
LINTAS WAKTU BUDAYA BETAWI
DOCX
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,implementasi sistem pendukung p...
PDF
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,implementasi sistem informasi p...
PDF
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,implementasi sistem informasi p...
PDF
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,sistem manajemen database,unive...
PDF
SIM,Agus Saiful,Prof.Dr.Ir Hapzi Ali, MM ,CMA,Sumber Daya Komputasi Dan Komun...
PDF
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,fenomena kantor maya dan persep...
PDF
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,implementasi sistem informasi p...
DOCX
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,sistem informasi untuk keunggul...
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,membuat dan mengelola blog &amp...
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,telekomunikasi,internet,teknolo...
LINTAS WAKTU BUDAYA BETAWI
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,implementasi sistem pendukung p...
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,implementasi sistem informasi p...
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,implementasi sistem informasi p...
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,sistem manajemen database,unive...
SIM,Agus Saiful,Prof.Dr.Ir Hapzi Ali, MM ,CMA,Sumber Daya Komputasi Dan Komun...
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,fenomena kantor maya dan persep...
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,implementasi sistem informasi p...
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,sistem informasi untuk keunggul...

Recently uploaded (20)

PDF
Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PDF
Konsep Dasar Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.pdf
PDF
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
DOCX
Modul ajar kelas 5 tentang adoo ul jismi
PPTX
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pptx
PPTX
POWER POING IPS KLS 8 KUMER 2025-2026.pptx
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas 12 Terbaru 2025
PPTX
Pengimbasan pembelajaran mendalam (deep learning
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf
PDF
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PPTX
Keusahawanan dan Perniagaan Islam - Dr Mohd Adib Abd Muin 20 Ogos 2025.pptx
PDF
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PDF
Laporan Hibah dengan menggunakan NVivo.pdf
PDF
Bahan Bacaan Rencana Kolaborasi Inkuiri.pdf
PDF
2. ATP Fase F - PA. Islam (1)-halaman-1-digabungkan.pdf
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika Terapan_22 Agus 2025.pdf
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf
PPTX
Paparan Pembelajaran Mendalam V2 (fix).pptx
PDF
IN1.2.E. kelompok 2.docx kerangka pembelajaran mendalam.pdf
PPTX
PDF_Penyelarasan_Visi,_Misi,_dan_Tujuan_
Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Konsep Dasar Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.pdf
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
Modul ajar kelas 5 tentang adoo ul jismi
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pptx
POWER POING IPS KLS 8 KUMER 2025-2026.pptx
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas 12 Terbaru 2025
Pengimbasan pembelajaran mendalam (deep learning
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Keusahawanan dan Perniagaan Islam - Dr Mohd Adib Abd Muin 20 Ogos 2025.pptx
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Laporan Hibah dengan menggunakan NVivo.pdf
Bahan Bacaan Rencana Kolaborasi Inkuiri.pdf
2. ATP Fase F - PA. Islam (1)-halaman-1-digabungkan.pdf
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika Terapan_22 Agus 2025.pdf
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika.pdf
Paparan Pembelajaran Mendalam V2 (fix).pptx
IN1.2.E. kelompok 2.docx kerangka pembelajaran mendalam.pdf
PDF_Penyelarasan_Visi,_Misi,_dan_Tujuan_

Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,sistem elearning ,universitas mercu buana 2017.pdf

  • 1. TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN(SIM) DOSEN : Prof. Dr. Ir Hapzi Ali , MM ,CMA Disusun Oleh : Agus Saiful (43216110067) PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
  • 2. 1.Manfaat sistem pembelajaran dengan elearning bagi perguruan tinggi dan Mahasiswa. E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Manfaat e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang : a. Manfaat bagi Mahasiswa Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, kita dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu mahasiswa juga dapat berkomunikasi dengan dosen setiap saat, misalnya melalui chatting dan email. Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses melalui internet, maka kita dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja, juga tugas-tugas pekerjaan rumah dapat diserahkan kepada dosen begitu selesai dikerjakan. b. Manfaat bagi Dosen Dengan adanya kegiatan e-Learning manfaat yang diperoleh guru/dosen antara lain adalah bahwa dosen akan lebih mudah melakukan pembaruan materi maupun model pengajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan efisien mengontrol kegiatan belajar mahawanya. MANFAAT PEMBELAJARAN ELEKTRONIK Menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996) terdiri atas 4 hal, yaitu: ·Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara mahasiswa dengan dosen (enhance interactivity). (Loftus, 2001). ·Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). (Anggoro, 2001). ·Menjangkau Mahasiswadalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience). ·Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities). SISTEM E LEARNING YANG DI IMPLEMENTASIKAN DI UNIVERSITAS MERCU BUANA E-learning di Universitas Mercu Buana berjalan dengan baik secara efektif dan efisien. E- Learning dapat menjadi efektif apabila adanya kerjasama antara pengajar dan siswanya untuk
  • 3. mensukseskannya. Untuk itulah diperlukan komunikasi yang erat antar keduanya. Selain dari itu, efektivitas E-Learning juga didukung oleh keahlian dan kreativitas pengajar dalam meracik materi yang akan disampaikan. Hal ini juga termasuk pada keahlian pengajar dalam mengoperasikan perangkat elektronik. Terkadang E-Learning juga menjadi beban bagi para pengajar yang belum menguasai operasional perangkat elektronik. Untuk mengatasi permasalahan ini, Dinas Pendidikan terkait banyak melakukan pelatihan bagi guru-guru yang belum menguasai operasional perangkat elektronik, terlebih untuk daerah terpencil. Selain langkah tersebut, para pengajar dapat memanfaatkan situs jejaring sosial untuk bertukar pikiran mengenai pengalaman mengajarnya. Untuk memperoleh suatu hal diperlukan suatu biaya untuk mendapatkannya, sama halnya dalam proses pembelajaran. Metode E-Learning dapat menekan biaya yang akan dikeluarkan selama proses pembelajaran, misalnya saja dalam proses mengerjakan tugas. Biasanya dalam mengerjakan tugas siswa diharuskan untuk mengerjakannya dalam bentuk Hardcopy dengan mem-print tugasnya tersebut. Akan tetapi dengan adanya E-Learning, tugas pun dapat dikrimkan dalam bentuk Softcopy dengan mengirimkan lewat e-mail. Hal ini tentu dapat menekan biaya untuk membuat tugas. SARAN & REKOMENDASI UNTUK PERBAIKAN SISTEM E LEARNING GUNA MENINGKATKAN KINERJA DI MASA MENDATANG : Saran untuk sistem e-learning pada Universitas Mercu Buana yaitu sistem e-learning harus lebih ditingkatkan agar tidak selalu terjadi Error/Maintenance yang membuat mahasiswa/mahasiswi ataupun dosen pengajar dalam pengupload-an dan pengerjaan Forum dan Kuis. Dan untuk lembar jawaban kuis, mohon ditingkatkan fitur seperti attachment untuk upload file seperti gambar. Karena sering sekali gambar yang sudah di upload di lembar jawaban kuis tidak muncul saat di Review. 2.Elearning dan komponen system informasi dari e-learning. Pengertian E-learning Pengertian E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian e- learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Sistem e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu (Nugroho, 2007). Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan e-learning, namun pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya. E-learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di Indonesia (Tafiardi, 2005). Definisi E-Learning Istilah e-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. Istilah e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha
  • 4. pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Oleh karena itu, istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar yang ada di sekolah/universitas ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet (Purbo & Hartanto, 2002). E-learning ini sendiri mempunyai beberapa karakteristik seperti yang telah dikemukakan oleh Suyanto (2005) mengemukakan 4 karakteristik e-learning yang terdiri dariMemanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana pengajar dan peserta didik, peserta didik dan peserta didik, ataupun pengajar dan sesama pengajar dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler. Memanfaatkan keunggulan komputer (media digital dan jaringan komputer). Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri yang dapat disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan dimana saja bila yang bersangkutan membutuhkannya. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat dilihat setiap saat di komputer. Dengan demikian, e-learning itu dapat diartikan sebagai suatu sistem dalam pembelajaran yang mengacu pada penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan karakteristik-karakteristik seperti memanfaatkan jasa teknologi, memanfatkan keunggulan komputer, menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri, dan memanfaatkan jadwal belajar yang dapat dilihat pada komputer, serta memberikan fasilitas yang dapat diakses oleh pengajar dan peserta didik/mahasiswa secara pribadi Komponen e-learning Komponen yang membentuk e-learning (Romisatriawahono, 2008) adalaha. Infrastruktur e-learning Infrastruktur e-learning merupakan peralatan yang digunakan dalam e-learning yang dapat berupa Personal Computer ((PC), yakni komputer yang dimiliki secara pribadi (Febrian, 2004)), jaringan komputer (yakni, kumpulan dari sejumlah perangkat berupa komputer, hub, switch, router, atau perangkat jaringan lainnya yang terhubung dengan menggunakan media komunikasi tertentu (Wagito, 2005)), internet (merupakan singkatan dari Interconnection Networking yang diartikan sebagai komputer-komputer yang terhubung di seluruh dunia (Febrian, 2004)) dan perlengkapan multimedia (alat-alat media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi (Febrian, 2004)). Termasuk di dalamnya peralatan teleconference (pertemuan jarak jauh antara beberapa orang yang fisiknya berada pada lokasi yang berbeda secara geografis (Febrian, 2004)) apabila kita memberikan layanan synchronous learning yakni proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika pengajar sedang mengajar dan murid sedang belajar melalui teleconference. b. Sistem dan aplikasi e-learning Sistem dan aplikasi e-learning yang sering disebut dengan Learning Management System (LMS), yang merupakan sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional untuk administrasi, dokumentasi, laporan suatu program pelatihan, ruangan kelas dan peristiwa online, program e-learning, dan konten pelatihan (Ellis, 2009)), misalnya, segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar seperti bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), serta sistem ujian online yang semuanya terakses dengan internet. Konten e-learning Konten e-learning merupakan konten dan bahan ajar yang ada pada e- learning sistem (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk misalnya Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif seperti multimedia
  • 5. pembelajaran yang memungkinkan kita menggunakan mouse, keyboard untuk mengoperasikannya) atau Text- based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran yang ada di wikipedia.org, ilmukomputer.com, dsb.). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh peserta didik kapan pun dan dimana pun. Sedangkan ’aktor’ yang ada dalam pelaksanakan e-learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pengajar (dosen) yang membimbing siswa (mahasiswa) yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar. 2. Implemetasi e-learning pada suatu perguruan tinggi sumberdaya apa saja yang diperlukan sehingga e-learning berjalan dengan baik secara efektif dan efisien. A. PROGRAM E-LEARNING Konsep keberhasilan program e-learning selain ditunjang oleh perangkat teknologi informasi, juga oleh perencanaan, administrasi, manajemen dan ekonomi yang memadai. Perlu juga diperhatikan peranan dari para fasilitator, dosen, staf, cara implementasi, cara mengadopsi teknologi baru, fasilitas, biaya, dan jadwal kegitan (Natakusumah, 2002). Secara konsep, dosen e-learning harus mempunyai kemampuan pemahaman pada materi yang disampaikannya, memahami strategi e-learning yang efektif, bertanggung jawab pada materi pelajaran, persiapan pelajaran, pembuatan modul pelajaran, penyeleksian bahan penunjang, penyampaian materi pelajaran yang efektif, penentuan interaksi mahasiswa, penyeleksian dan pengevaluasian tugas secara elektronik. Studio pengajar perlu dikelola lebih baik dari pada ruangan kelas biasa. Dosen harus dapat menggunakan peralatan, antara lain menggunakan audio, video materials, dan jaringan komputer selama pembelajaran berlangsung. Menurut Koswara (2006) kemampuan baru yang diperlukan dosen untuk e- learning, antara lain perlu: Mengerti tentang e-learning, b. Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa, c. Mendesain dan mengembangkan materi kuliah yang interaktif sesuai dengan perkembangan teknologi baru, d. Mengadaptasi strategi mengajar untuk menyampaikan materi secara elektronik, e. Mengorganisir materi dalam format yang mudah untuk dipelajari, f. Melakukan training dan praktek secara elektronik, g. Terlibat dalam perencanaan, pengembangan, dan pengambilan keputusan, h. Mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, attitude dan persepsi para mahasiswanya. Sementara itu untuk menghindari kegagalan e-learning, program-program yang perlu dikembangkan berkaitan dengan kebutuhan pengguna khususnya mahasiswa antara lain : – Berkaitan dengan informasi tentang unit-unit terkait dengan proses pembelajaran : tujuan dan sasaran, silabus, metode pengajaran, jadwal kuliah, tugas, jadwal dosen, daftar referensi atau bahan bacaan dan kontak pengajar – Kemudahan akses ke sumber referensi : diktat dan catatan kuliah, bahan presentasi, contoh uian yang lalu, FAQ (frequently ask question), sumber-sumber referensi untuk pengerjaan tugas, situs-situs bermanfaat dan artikel-artikel dalam jurnal online – Komunikasi dalam kelas : forum diskusi online, mailing list diskusi, papan pengumuman yang menyediakan informasi (perubahan jadwal kuliah, informasi tugas dan batas waktu pengumpulannya EFEKTIFITAS E-LEARNING Program e-learning yang efektif dimulai dengan perencanaan dan terfokus pada kebutuhan bahan pelajaran dan kebutuhan mahasiswa. Teknologi yang tepat hanya dapat diseleksi ketika elemen- elemen ini dimengerti secara detil. Kenyataannya, kesuksesan program e-learning berhubungan dengan usaha yang konsisten dan terintegrasi dari mahasiswa, fakultas, falilitator, staf penunjang, dan administrator. – Mahasiswa. Sehubungan dengan konteks pendidikan, peran
  • 6. utama dari mahasiswa adalah untuk belajar dengan sukses, merupakan tugas yang penting, sehingga perlu didukung oleh keadaan lingkungan yang baik, membutuhkan motivasi, perencanaan dan kemampuan untuk menganalisa dengan menggunakan instruksi atau modul yang terbaik. Ketika instruksi disampaikan pada suatu jarak tertentu, menghasilkan tantangan tambahan karena mahasiswa sering terpisah dari kebersamaan latar belakang dan interes lainnya, mempunyai hanya sedikit kesempatan untuk berinteraksi dengan dosen diluar kelas, dan harus bergantung pada hubungan teknis untuk menjembatani gap pemisah mahasiswa di dalam kelas. – Lembaga/Universitas. Kesuksesan semua usaha e-learning bergantung juga pada tanggung jawab lembaga/universitas. Fakultas bertanggung jawab pada pemahaman materi dan pengembangan pemahaman tersebut sesuai dengan kebutuhan para mahasiswa. – Fasilitator. Fakultas merasa lebih efisien bila berhubungan dengan fasilitator setempat yang bertindak sebagai jembatan antara mahasiswa dan fakultas. Supaya lebih efektif, seorang fasilitator harus mengerti kebutuhan para mahasiswa yang dilayani dan harapan yang diinginkan fakultas. Lebih penting lagi, fasilitator harus mengikuti arahan yang sudah ditentukan oleh fakultas. Mereka perlu menyiapkan peralatan, mengumpulkan tugas para mahasiswa, melakukan tes, dan bertindak sebagai instruktur setempat. – Staf Penunjang. Kebayakan kesuksesan program e-learning berhubungan juga dengan penunjangan fungsi-fungsi pelayanan seperti registrasi mahasiswa, perbanyakan dan penyampaian materi kuliah, pemesanan buku teks, penjagaan copyright, penjadwalan, pemrosesan laporan, pengelolaan sumber daya teknis, dll. Staf penunjang merupakan kebutuhan utama untuk menciptakan keadaan, sehingga e-learning tetap pada jalur yang benar. – Administrator. Meskipun administrator biasanya ikut dalam perencanaan suatu program e-learning, mereka sering kehilangan kontak dengan manajer teknis ketika program sedang beroperasi. Administrator e-learning yang efektif bukan hanya sekedar memberikan ide, tetapi perlu juga bekrjasama dan membuat konsensus dengan para pembangun, pengambil keputusan, dan pengawas. Mereka harus bekerja sama dengan personel teknis dan staf penunjang, meyakinkan bahwa sumberdaya teknologi perlu dikembangkan secara efektif untuk keperluan misi akademis kedepan. Lebih penting lagi bahwa didalam mengelola suatu akademik perlu merealisasikan bahwa kebutuhan dan kesuksesan para mahasiswa e-learning merupakan tanggung jawab utama. STRATEGI E-LEARNING Strategi penggunaan e-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar, diharapkan dapat meningkatkan daya serap dari mahasiswa atas materi yang diajarkan; meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa; meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa; meningkatkan kualitas materi pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi, dengan perangkat biasa sulit untuk dilakukan; memperluas daya jangkau proses belajar-mengajar dengan menggunakan jaringan komputer, tidak terbatas pada ruang dan waktu. Untuk mencapai hal-hal tersebut di atas, dalam pengembangan suatu aplikasi e-learning perlu diperhatikan bahwa materi yang ditampilkan harus menunjang penyampaian informasi yang benar, tidak hanya mengutamakan sisi keindahan saja; memperhatikan dengan seksama teknik belajar-mengajar yang digunakan; memperhatikan teknik evaluasi kemajuan mahasiswa dan penyimpanan data kemajuan mahasiswa. Materi dari pendidikan dan pelatihan dapat diambil dari sumber-sumber yang valid dan dengan teknologi e- learning, materi bahkan dapat diproduksi berdasarkan sumber dari tenaga-tenaga ahli (experts). Misalnya, tampilan video digital yang menampilkan seorang ahli mekanik menunjukkan
  • 7. bagaimana caranya memperbaiki suatu bagian dari mesin mobil. Dengan animasi 3 dimensi dapat ditunjukkan bagaimana cara kerja dari mesin otomotif dua langkah. Menurut Koswara (2006) ada beberapa strategi pengajaran yang dapat diterapkan dengan menggunakan teknologi e-learning adalah sebagai berikut : Learning by doing. Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak dipelajari; contohnya adalah simulator penerbangan (flight simulator), dimana seorang calon penerbang dapat dilatih untuk melakukan penerbangan suatu pesawat tertentu seperti ia berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya Incidental learning. Mempelajari sesuatu secara tidak langsung. Tidak semua hal menarik untuk dipelajari, oleh karena itu dengan strategi ini seorang mahasiswa dapat mempelajari sesuatu melalui hal lain yang lebih menarik, dan diharapkan informasi yang sebenarnya dapat diserap secara tidak langsung. Misalnya mempelajari geografi dengan cara melakukan “perjalanan maya” ke daerah-daerah wisata. Learning by reflection. Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan ide/gagasan tentang subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk mengembangkan suatu ide/gagasan dengan cara memberikan informasi awal dan aplikasi akan “mendengarkan” dan memproses masukan ide/gagasan dari mahasiswa untuk kemudian diberikan informasi lanjutan berdasarkan masukan dari mahasiswa. Case-based learning. Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus yang telah terjadi mengenai subyek yang hendak dipelajari. Strategi ini tergantung kepada nara sumber ahli dan kasus-kasus yang dapat dikumpulkan tentang materi yang hendak dipelajari. Mahasiswa dapat mempelajari suatu materi dengan cara menyerap informasi dari nara sumber ahli tentang kasus-kasus yang telah terjadi atas materi tersebut. Learning by exploring. Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasi terhadap subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk memahami suatu materi dengan cara melakukan eksplorasi mandiri atas materi tersebut. Aplikasi harus menyediakan informasi yang cukup untuk mengakomodasi eksplorasi dari mahasiswa. Mempelajari sesuatu dengan cara menetapkan suatu sasaran yang hendak dicapai (goal-directed learning). Mahasiswa diposisikan dalam sebagai seseorang yang harus mencapai tujuan/sasaran dan aplikasi menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan hal tersebut. Mahasiswa kemudian menyusun strategi mandiri untuk mencapai tujuan tersebut. DISTANCE LEARNING Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Namun, teknologi tetap akan memperlebar jurang antara di kaya dan si miskin. Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi. Romiszowski & Mason (1996) memprediksi penggunaan Computer-based Multimedia Communication (CMC) sebagai cara penyampaian materi e-learning bersifat sinkron (synchronous) dan asinkron (asynchronous). Sinkron artinya bahwa dosen dan mahasiswa berinteraksi secara waktu nyata (real time), beberapa perlatan yang menggunakan cara ini harganya relatif mahal. Penyampaian materi dengan asinkron tidak secara bersamaan, dosen menyampaikan instruksi melalui video, komputer atau lainnya, dan mahasiswa merespon pada lain waktu. Misalnya instruksi disampaikan melalui web atau dan feedback disampaikan melalui e-mail. Pengelompokan sinkron dan asinkron dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Pengelompokan Penyampaian Materi Pembelajaran Nama Sinkron Asinkron Video
  • 8. Videoconferencing Videotape, Broadcast video Audio Audioconferencing Audiotape, Radio Data Internet chat, desktop videoconferencing E-mail, CD-ROM Dengan menggunakan pendekatan yang terintegrasi , salah satu kegiatan dosen adalah menyeleksi dengan cermat berbagai teknologi yang akan digunakan sehingga dapat memenuhi kebutuhan para mahasiswa dalam memahami materi secara efektif dan ekonomis Dari ramalan dan pandangan para cendekiawan di atas masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja “saat itu juga dan kompetitif’. Demikian juga di Indonesia arah penyerapan tenaga kerja akan ditentukan oleh kompetensi yang dibuktikan oleh sertifikat kompetensi, yang diberikan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi kepada peserta didik dan masyarakat yang dinyatakan lulus setelah mengikuti uji kompetensi tertentu (pasal 61 ayat 3). Dalam mengantisipasi perkembangan global dan kemajuan teknologi komunikasi, maka pendidikan jarak jauh diakomodasikan dalam sisdiknas, sebagai paradigma baru pendidikan. Pendidikan jarak jauh tersebut dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang berfungsi untuk memeberi layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau regular (pasal 31 ayat 1 dan 2). Penerapan awal e-learning di Indonesia dimulai ketika universitas terbuka (UT) muncul (dapat diakses pada alamat http://www.ut.ac.id sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2), saat itulah e-learning dimulai. Faktor utama dalam distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian, dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara di atas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa. Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administrasi juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online. Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut: Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, dimana mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya. Interaksi dalam group; Para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya. Sistem administrasi mahasiswa; dimana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status mahasiswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya. Pendalaman materi dan ujian; Biasanya dosen sering mengadakan quis singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning. Perpustakaan digital; Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk database. Materi online diluar materi kuliah; Untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan bacaan dari web lainnya. Karenanya pada bagian
  • 9. ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk di publikasikan kepada mahasiswa lainnya melalui web. Manfaat sistem pembelajaran dengan elearning bagi perguruan tinggi dan Mahasiswa. Bagaimana tanggapan saudara tentang sistem elearning yang di implentasikan di kampus kita. Adalah saran dan rekomendasi untuk perbaikan sistem e-learning guna meningkatkan kinerja sistem dimasa mendatang. Manfaat sistem pembelajaran dengan elearning bagi perguruan tinggi dan Mahasiswa 1. Manfaat e-learning Manfaat e-learning (Smaratungga, 2009) terdiri atas 4 hal, yaitu: a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity). Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Mengapa? Karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru/instruktur. Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional. Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka Inggris telah memanfaatkan internet sebagai metode/media penyajian materi. Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia (UT), penggunaan internet untuk kegiatan pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet di UT masih terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai “tutorial elektronik”. c. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience). Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar- benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan. d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities). Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian instruktur selaku
  • 10. penanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri. Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada komitmen dari instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar peserta didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru atau instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula. Secara lebih rinci, Smaratungga (2009) mengungkapkan manfaat e-learning yang dapat dilihat dari dua sudut yaitu: a. Dari sudut peserta didik Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan instruktur setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini, peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Manakala fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah perkotaan tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan, maka kegiatan e-learning akan memberikan manfaat kepada peserta didik yang: belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya, mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk mempelajari materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para orangtuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang komputer, merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tetapi berminat melanjutkan pendidikannya, yang dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri, dan tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan. b. Dari sudut instruktur A. Pengertian E-learning adalah Dengan adanya kegiatan e-learning, beberapa manfaat yang diperoleh instruktur antara lain adalah bahwa instruktur dapat: lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak, mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan instruktur juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang, mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik. B. Kelebihan dan kekurangan e-learning a. Kelebihan e-learning Menyadari bahwa melalui internet dapat ditemukan berbagai informasi yang dapat diakses secara mudah, kapan saja dan dimana saja, maka pemanfaatan internet menjadi suatu kebutuhan. Bukan itu saja, pengguna internet bisa berkomunikasi dengan pihak lain dengan cara yang sangat mudah melalui teknik e-moderating yang tersedia di internet (Triluqman, 2007). Dari berbagai pengalaman dan juga dari berbagai informasi yang tersedia di literatur, memberikan petunjuk
  • 11. tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh, kelebihan e-learning antara lain dapat disebutkan sebagai berikut (Triluqman, 2007): Tersedianya fasilitas e-moderating dimana pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi dengan mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu. Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang tersruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari. Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet. Baik pendidik maupun peserta didik dapat melaksanakan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi yang mereka tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri, dan sebagainya. Kekurangan e-learning Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e- learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan antara lain dapat disebutkan sebagai berikut (Triluqman, 2007): 1. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik bahkan antar-peserta didik itu sendiri. 2. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar- mengajar. 3. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis. 4. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan. 5. Berubahnya peran pendidik dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional. 6. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal. 7. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer). 8. Kurangnya penguasaan komputer. C. Filosofis e-learning Menurut Cisco (dalam Suyanto,2005) ada beberapa filosofis dari e-learning, yaitu: E-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan, secara on- line. E-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku text, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalosasi. E-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan isi dan pengembangan teknologi pendidikan. Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Semakin baik keselarasan antar isi dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik Implementasi Sistem E- Learning di Universitas Mercubuana Sistem e-Learning Universitas Mercubuana telah mulai diimplementasikan sejak tahun 2008, terutama untuk mengembangkan strategi pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Penerapan e- learning ini juga dipandang sangat tepat karena pertimbangan bahwa civitas akademika, baik dosen, mahasiswa, maupun tenaga kependidikan di Universitas Mercubuana, dipandang sudah sangat familiar dengan penggunaan teknologi komputer dalam kegiatan belajar
  • 12. mengajar. Keuntungan : Menurut saya dengan diterapkannya sistem elerning di UMB sangat mendukung karena adanya perubahan budaya belajar dan peningkatan mutu pembelajaran mahasiswa dan dosen UMB, adanya perubahan pertemuan pembelajaran yang tidak lagi terfokus pada pertemuan (tatap muka) di kelas, tersedianya materi pembelajaran di media elektronik melalui website e- learning UMB yang mudah diakses dan dikembangkan oleh mahasiswa. Kerugian : 1. sesekali saya masih suka mengalami masalah pada jaringan, sehingga menghambat proses pembelajaran saat berlangsung. 2. Saya pernah mengalami, ketika Forum dan Quiz sudah di kerjakan tepat pada waktunya, namun sistem pada jaringan pun ada masalah lagi, yaitu : tidak ter absen nya saya pada pertemuan tersebut KESIMPULAN : Keberhasilan e-learning ditunjang oleh adanya interaksi maksimal antara dosen dan mahasiswa, antara mahasiswa dengan berbagai fasilitas pendidikan, antara mahasiswa dengan mahasiswa lainnya, dan adanya pola pembelajaran aktif dalam interaksi tersebut. Bila pembelajaran bebasis pada web, maka diperlukan adanya pusat kegiatan mahasiswa, interaksi antar kelompok, administrasi penunjang sistem, pendalaman materi, ujian, perpustakan digital, dan materi online. Dari sisi Teknologi informasi; dunia Internet memungkinkan perombakan total konsep-konsep pembelajaran yang selama ini berlaku. Teknologi informasi dan telekomunikasi yang murah dan mudah akan menghilangkan batasan ruang dan waktu yang selama ini membatasi dunia pendidikan. Beberapa konsekuensi logis yang terjadi antara lain adalah: (1) Mahasiswa dapat dengan mudah mengambil matakuliah dimanapun tanpa terbatas lagi pada batasan institusi & negara; (2) Mahasiswa dapat dengan mudah berguru dan berdiskusi dengan para tenaga ahli atau pakar di bidang yang diminatinya; (3) Materi kuliah bahkan dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia tanpa tergantung pada perguruan tinggi dimana mahasiswa belajar. Berbagai peluang tersebut diatas masih menghadapi tantangan baik dari biaya, kesiapan infrastuktur teknologi informasi, masyarakat, dan peraturan yang mendukung terhadap kelangsungan e-learning Daftar Pustaka : Hartanto, A. A., & Purbo, O. W. (2002). Buku pintar internet teknologi e-learning berbasis PHP dan MySQL. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Ellis, Ryann K. (2009), [online] Available FTP: http://www.astd.org/NR/rdonlyres/12ECDB99- 3B91-403E-9B15- 7E597444645D/23395/LMS_fieldguide_20091.pdf Smaratungga. (2009). [online] Available FTP: http://smaratungga.ning.com. Tanggal akses: 21 Mei 2009. Suyanto. (2005). [online] Available FTP: http://www.ipi.or.id/elearn.pdf. Tanggal akses 15 Februari 2009. Febrian, J. (2004). Kamus komputer dan teknologi informasi. Jakarta: Penerbit Informatika. Romisatriawahono. (2008). [online] Available FTP: http://www. romisatriawahono.net/2008/01/23. Tanggal akses: 16 Januari 2009. Tafiardi, Drs. (2005). Meningkatkan mutu pendidikan melalui e-learning. Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV. Nugroho, W. A. (2007). [online] Available FTP: http://www.ilmukomputer.com. Tanggal akses: 16 Januari 2009. Ryano Ikubaru, 2013. http://ikubaru93.blogspot.co.id/2013/12/efektivitas-dan- efisiensi- pembelajaran.html http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-e-learning-
  • 13. definisi-manfaat.html https://www.slideshare.net/SantiSusanti13/sim-santi-susanti-hapzi-ali- pengenalan-e- learning-universitas-mercubuana-2017 http://indrayani.staff.ipdn.ac.id/?p=56 (Website Kudos, 2002). https://www.slideshare.net/ratnadwianjani/sim-ratna-dwi-anjani-pengenalan-e-learning-hapzi-ali- universitas-mercu-buana-2017?from_action=save