Nama : Parluhutan
Nim : 55117110069
Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Mata Kuliah : Strategic Management
Berikut Resume Tugas 1 (Materi Minggu 6) :
1. No. Absen : 18
2. Nama : Parluhutan
3. Nim : 55117110069
4. Materi 6 : Internal Environment Analysis From Value Chain Management
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
TUGAS RESUME
Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, CMA
Internal Environment Analysis from
Value Chain Management
DISUSUN OLEH :
PARLUHUTAN (55117110069
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCUBUANA-JAKARTA
TAHUN 2018
Nama : Parluhutan
NIM : 5517110069
Dosen Pengampu : Prof.Dr.Ir.Hapzi Ali, Pre-MSc,MM,CMA
TUGAS RESUME
Internal Environment Analysis from Value Chain Management
I. PENDAHULUAN
Persaingan bisnis yang semakin ketat dikarenakan dampak globalisasi diberlakukanya era
perdagangan bebas telah menggeser paradigma bisnis dari Comparative Advantage menjadi
Competitive Advantage, yang memaksa kegiatan bisnis/perusahaan memilih strategi yang tepat.
Strategi yang dimaksud adalah dimana perusahaan berada dalam posisi strategis dan bisa
beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah. Hal ini berlaku prinsip going concern yang
secara umum merupakan tujuan didirikanya suatu entitas bisnis.
Menurut Pearce, J. A. dan Robinson, R. B (2013): RBV adalah metode untuk menganalisis dan
mengidentifikasi keunggulan strategis suatu perusahaan berdasarkan pada tinjauan terhadap aset,
keahlian, kapabilitas, dan aset tak berwujud suatu organisasi.
Kerangka rantai-nilai (Value Chain) dengan data biaya untuk mendukung analisis rantai nilai
diperlukan untuk memenuhi syarat pertama. Informasi untuk mendukung analisis daur hidup
produk diperlukan untuk memenuhi syarat kedua. Dengan demikian analisis Value Chain dapat
digunakan sebagai salah satu alat analisis manajemen biaya untuk pengambilan keputusan
strategis dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat.
Analisis Value Chain memandang perusahaan sebagai salah satu bagian dari rantai nilai produk.
Rantai nilai produk merupakan aktifitas yang berawal dari bahan mentah sampai dengan
penanganan purna jual. Rantai nilai ini mencakup aktivitas yang terjadi karena hubungan dengan
pemasok (Supplier Linkages), dan hubungan dengan konsumen (Consumer Linkages). Analisis
value Chain membantu manajer untuk memahami posisi perusahaan pada rantai nilai produk
untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Weiler et all, 2003, menyatakan bahwa pendekatan
Analisis Value Chain dan Value Coalitions merupakan pendekatan terbaik dalam membangun
nilai perusahaan kearah yang lebih baik. Analisis Value Chain dan Value Coalitions lebih
sering berhubungan dengan aktivitas luar perusahaan.
Tujuan dari analisis value-chain adalah untuk mengidentifikasi tahap-tahap value chain di mana
perusahaan dapat meningkatkan value untuk pelanggan atau untuk menurunkan biaya.
Penurunan biaya atau peningkatan nilai tambah (Value added) dapat membuat perusahaan lebih
kompetitif.
Strategi Low Cost menekankan pada harga jual yang lebih rendah dibandingkan kompetitor
untuk menarik konsumen. Konsekuensinya perusahaan harus melakukan kontrol Cost yang ketat.
Cost ditekan serendah mungkin sehingga produk dapat dijual dengan harga yang lebih murah
dibandingkan pesaing. Hal ini akan menjadi insentif bagi konsumen untuk membeli produk
tersebut. Cost yang rendah merupakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Strategi ini
banyak dilakukan dengan baik, antara lain oleh : Ramayana di Indonesia yang bergerak di bidang
Retail, Air asia dari Malaysia yang bergerak dalam bidang penerbangan, Easyjet yang bergerak
dibidang penerbangan di Erofa.
Strategi kompetitif diferensiasi menekankan pada keunikan produk. Produk tersebut berbeda
dibandingkan dengan produk pesaing, sehingga konsumen mau berpalling kepada produk
perusahaan. Produk yang dihasilkan mempunyai nilai yang lebih dimata konsumen. Perusahaan
dapat mengenakan harga jual yang lebih tinggi, karena konsumen mau membayar lebih untuk hal
yang unik tersebut. Strategi diferensiasi biasanya menekankan pada kualitas yang unggul.
Beberapa perusahaan yang sukses melakukan hal ini antara lain : Aepico dari Thailand yang
bergerak dibidang otomotif berhasil menempatkan produknya mempunyai nilai unggul, dalam
hal kualitas dan presisi mesin yang sangat baik, sehingga seperti : Mercy dan BMW mau
menggunakan jasanya dibandingkan pesaing yang menawarkan harga murah. Harley
Davidson yang berhasil menanamkan image-nya, sehingga mempunyai pelanggan yang fanatik,
begitu juga dengan BMW
Peningkatan nilai tambah (Value added) atau penurunan biaya dapat dicapai dengan cara mencari
prestasi yang lebih baik yang berkaitan dengan supplier, dengan mempermudah distribusi
produk, outsourcing (yaitu mencari komponen atau jasa yang disediakan oleh perusahaan lain),
dan dengan cara mengidentifikasi bidang - bidang dimana perusahaan tidak kompetitif.
Analisis value-chain berfokus pada total value chain dari suatu produk, mulai dari desain
produk, sampai dengan pemanufakturan produk bahkan jasa setelah penjualan. Konsep-konsep
yang mendasari analisis tersebut adalah bahwa setiap perusahaan menempati bagian tertentu atau
beberapa bagian dari keseluruhan value chain.
Penentuan di bagian mana perusahaan berada dari seluruh value chain merupakan analisis
stratejik, berdasarkan pertimbangan terhadap keunggulan bersaing yang ada pada setiap
perusahaan, yaitu dimana perusahaan dapat memberikan nilai terbaik untuk pelanggan utama
dengan biaya serendah mungkin. Contohnya : beberapa perusahaan dalam industri pembuatan
komputer memfokuskan pada pembuatan chip, sementara perusahaan lainnya terutama
memfokuskan pada pembuatan prosesor (Intel) atau hard drive (Seagete and Western Digital),
atau monitor (Sony). Beberapa perusahaan mengkombinasikan pembelian dan pemanufakturan
komponen untuk pembuatan komputer yang lengkap (IBM, Compaq), sementara perusahaan
lainnya terutama memfokuskan pada pembelian komponen (Dell, Gateway). Dalam industri
sepatu olahraga, Reebok memproduksi dan menjual sepatu kepada pengecer yang besar,
sementara Nike mengkosentrasikan pada Desain, penjualan dan Promosi, mengkontrakan semua
pembuatan sepatunya pada perusahaan lain.
Oleh karena itu setiap perusahaan mengembangkan sendiri satu atau lebih dari bagian-bagian
dalam value chain, berdasarkan analisis stratejik terhadap keunggulan kompetitifnya.
Analisis value-chain mempunyai tiga tahapan :
1. Mengidentifikasi aktivitas Value Chain
Perusahaan mengidentifikasi aktivitas value chain yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam
proses desain, pemanufakturan, dan pelayanan kepada pelanggan. Beberapa perusahaan mungkin
terlibat dalam aktiviatas tunggal atau sebagian dari aktivitas total. Contohnya, beberapa
perusahaan mungkin hanya memproduksi, sementara perusahaan lain mendistribusikan dan
menjual produk.
Pengembangan value chain berbeda-beda tergantung pada jenis industri. Contohnya dalam
perusahaan industri, fokusnya terletak pada operasi dan advertensi serta promosi dibandingkan
pada bahan mentah dan proses pembuatan. Aktivitas seharusnya ditentukan pada level operasi
yang relatif rinci, yaitu level untuk bisnis atau proses yang cukup besar untuk dikelola sebagai
aktivitas bisnis yang terpisah (dampaknya out-put dari proses tersebut mempunyai “market
value” ). Contohnya jika pembuatan sebuah chip atau komputer dipandang sebagai aktivitas
(output yang mempunyai pasar), maka operasi pengepakan chip atau ‘computer board’ bukan
merupakan aktivitas dalam analisis value chain.
2. Mengidentifikasi Cost driver pada setiap aktivitas nilai
Cost Driver merupakan factor yang mengubah Jumlah biaya total, oleh karena itu tujuan pada
tahap ini adalah mengidentifikasikan aktivitas dimana perusahaan mempunyai keunggulan biaya
baik saat ini maupun keunggulan biaya potensial. Misalnya agen asuransi mungkin menemukan
bahwa Cost Driver yang penting adalah biaya pecatatan berdasarkan pelanggan. Informasi Cost
Driver stratejik dapat mengarahkan agen asuransi tersebut pada pencarian cara untuk
mengurangi biaya atau menghilangkan biaya ini, mungkin dengan cara menggunakan jasa
perusahaan lain yang bergerak dibidang pelayanan komputer (computer service) untuk
menangani tugastugas pemrosesan data, sehingga dapat menurunkan biaya dan mempertahankan
atau meningkatkan keunggulan kompetitif.
3. Mengembangkan keunggulan kompetitif dengan mengurangi biaya atau menambah nilai.
Pada tahap ini perusahaan menentukan sifat keunggulan kompetitif potensial dan saat ini dengan
mempelajari aktivitas nilai dan cost driver yang diidentifikasikan diatas. Dalam melakukan hal
tersebut, perusahaan harus melakukan hal-hal berikut :
a. Mengidentifikasi keunggulan kompetitif (Cost Leadership atau diferensiasi).
b. Mengidentifikasi peluang akan nilai tambah.
c. Mengidentifikasi peluang untuk mengurangi biaya.
Singkatnya analisis value chain mendukung keunggulan kompetitif stratejik pada perusahaan
dengan membantu menemukan peluang untuk menambah nilai bagi pelanggan dengan cara
menurunkan biaya produk atau jasa.
Lebih lanjut, analisis value chain dapat dipergunakan untuk menentukan pada titik-titik mana
dalam rantai nilai yang dapat mengurangi biaya atau memberikan nilai tambah
1.2 Konsep value added
Konsep value chain harus dibedakan dengan konsep value added. Konsep value added
merupakan analisis nilai tambah yang dimulai dari saat pembelian bahan baku sampai dengan
produk jadi. Konsep value added menekankan pada penambahan nilai produk selama proses
didalam perusahaan. Semua biaya yang non-value added akan dihilangkan dan perusahaan
fokus pada hal-hal yang mempunyai nilai pada produk. Konsep ini mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan karena analisisnya terlalu lambat dimulai, analisis dimulai saat bahan baku dibeli dan
tidak memperhatikan saat pembentukan nilai yang terjadi pada aktivitas yang dilakukan pemasok
bahan baku tersebut; dan terlalu cepat selesai.
Kelemahan ini terjadi karena perusahaan tidak mengekplorasi hubungan dengan pemasok dan
konsumen. Hubungan yang baik dengan pemasok dapat memberikan keuntungan bagi
perusahaan dalam hal peningkatan kualitas bahan bakku, waktu pengantaran bahan baku yang
tepat dan biaya yang lebih rendah. Sedangkan hubungan dengan konsumen dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan dalam loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan. Dilain
pihak analisis value chain merupakan analisis aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai, baik
yang berasal dari dalam dan luar perusahaan.
Konsep value chain memberikan perspektif letak perusahaan dalam rantai nilai industri. Konsep
value chain lebih luas dibandingkan value added dan dapat dikatakan value added merupakan
bagian dari value chain.
1.3 Konsep Value Coalitions
Berbeda dengan value added, value coalitions yang direkomendasikan oleh Weiler et all, 2003
dari ICH (Interoperability Clearinghouse), bahwa value coalitions analysis merupakan
pengembangan dari model Value Chain Analysis Porter, dimana value coalitions diharapkan
dapat dijadikan alat yang lebih baik (fleksibel) dalam menghadapi kegiatan bisnis yang
kompetitif.
2 . Analisis Value Chain untuk Keunggulan Kompetitif
Analisis value chain merupakan analisis aktifitas-aktifitas yang menghasilkan nilai, baik yang
berasal dari dalam dan luar perusahaan. Konsep value chain memberikan perspektif letak
perusahaan dalam rantai nilai industri. Analisis value chain membantu perusahaan untuk
memahami rantai nilai yang membentuk produk tersebut. Nilai yang berawal dari bahan mentah
sampai dengan penanganan produk setelah dijual kepada konsumen. Perusahaan harus mampu
mengenali posisinya pada rantai nilai yang membentuk produk atau jasa tersebut. Hal ini sangat
penting untuk mengidentifikasi kesempatan dari persaingan.
.
2.1 Supplier Linkages
Hubungan dengan pemasok merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena menawarkan
banyak kesempatan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan, baik dalam hal
pengurangan cost atau peningkatan kualitas. Perusahaan di Jepang telah lama menyadari hal ini.
Mereka membentuk Keiretsu, yaitu : suatu jaringan kompleks yang dipimpin oleh satu
perusahaan besar . Keiretsu, dibagi dua yaitu; keiretsu horizontal dan keiretsu vertical. Keiretsu
horizontal merupakan suatu jaringan yang terdiri dari perusahaan yang bergerak dibidang usaha
yang sama. Mereka bersaing tetapi juga bekerja sama dengan tujuan utnuk meningkatkan
kualitas produk. Sedangkan Keiretsu vertical merupakan suatu jaringan yang terdiri dari satu
perusahaan dengan pemasok-pemasoknya. Keiretsu vertical dipimpin oleh satu perusahaan
besar, seperti : Nissan, Toyota, dan Honda. Keiretsu vertical merupakan hal yang sangat
penting bagi perusahaan untuk mengaplikasikan teknik JIT (just in time) dalam pengelolaan
persediaan. JIT meminimalkan biaya persediaan dan memastikan kebutuhan bahan baku dapat
dipenuhi tepat waktu dan dengan kualitas yang sesuai dengan permintaan perusahaan. Toyota
melibatkan para pemasok dalam pengembangan produk, sehingga mereka memahami dengan
baik produk tersebut dan mempunyai kebanggaan terhadapnya. Dengan demikian para pemasok
mau bekerja keras untuk mencapai suatu standar yang telah ditetapkan, karena mereka juga
merupakan bagian dari tim dan bertanggungjawab terhadap proudk tersebut. Selain itu, Toyota
dan Nissan membangun hubungan jangka panjang dengan pemasok dan memberikan kesempatan
kepada mereka untuk berkembang Konsep keiretsu vertical memberikan nilai yang lebih bagi
perusahaan dalam rantai nilai produk tersebut. Keiretsu vertical dapat dipandang sebagai suatu
hubungan dengan pemasok yang sangat bagus. Keiretsu vertical merupakan salah satu factor
kesuksesan perusahaan Jepang..
Perusahaan-perusahaan di Jepang juga berusaha mendekatkan pabrik mereka dengan supplier
secara geografis. Letak perusahaan dengan supplier berdekatan. Tindakan ini dapat
mempermudah koordiansi, memperlancar komunikasi dan merupakan sarana yang menunjang
dalam menjalankan manajemen JIT. Selain itu, dipandang dari segi biaya, dengan
memperpendek jarak antara produsen dan supplier ternyata mengurangi biaya yang terjadi.
Hubungan dengan pemasok juga dapat dilakukan dengan konsep outsourcing, yaitu menjalankan
aktivitas di luar perusahaan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Banyak perusahaan yang
menggunkan jasa perusahaan di India dan Pakistan untuk menangani sistem informasi, karena
mereka menyediakan jasa dengan harga yang murah. Begitu pula perusahaan komputer Sun
Microsistem, menjalankan konsep outsourcing mulai dari manufaktur sampai dengan distribusi
produknya kepada konsumen .
2.2 Customer Linkages
Perusahaan juga harus mampu membangun hubungan yang baik dengan distributor dalam hal
memasarkan produk mereka dan terus menjaga kepuasan konsumen. Perusahaan harus mampu
mengidentifikasi distributor yang dapat memberikan nilai bagi produk mereka. Kepercayaan
tersebut mencakup dependedability yaitu mereka yakin partner mereka dapat dipercaya dan
memegang kata-katanya. Perusahaan-perusahaan Jepang menduduki tingkat tertinggi dalam hal
kepercayaan yang diberikan oleh retailer.
Berikut di illustrasikan dengan gambar mengenai Customer order Processing
Value Chain.
2.3 Aplikasi Analisis Value Chain
Seperti pada penyampaian sebelumya, bhwa analisis value chain merupakan analisis aktifitas-
aktifitas yang menghasilkan nilai, baik yang berasal dari dalam dan luar perusahaan, berikut akan
diberikan ilustrasi analisis rantai nilai berdasarkan analisis hubungan internal dan analisis
hubungan ekternal.
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, J. A & Robinson, R.B (PR), Strategic Management; Formulation, Implementation and
Control, Irwin Mc Graw-Hill Inc., Singapore, 2013
Weiler, jhon, Schemel, Nelson, 2003 : Value Chain And Value Coalitions, ICH White paper.
From : WWW.ICHnet.org retrieved 3 Mei 2004.

More Related Content

PDF
Internal Environment Analysis from Value Chain Management
PDF
SM.humannisa rubina lestari.55117010003. hapzi ali. internal environment ana...
PPTX
Strategi operasi mencapai keunggulan bersaing
PPTX
Powerpoint persaingan bisnis dan tata kelola
PPTX
Manajemen distribusi
PDF
Sm.siti waliha.hapzi ali.analisis business level strategy.universitas mercubu...
PPTX
Manajemen Operasi Bisnis
PDF
Sm, annisa nurlestari, hapzi ali, business unit level strategy, universitas m...
Internal Environment Analysis from Value Chain Management
SM.humannisa rubina lestari.55117010003. hapzi ali. internal environment ana...
Strategi operasi mencapai keunggulan bersaing
Powerpoint persaingan bisnis dan tata kelola
Manajemen distribusi
Sm.siti waliha.hapzi ali.analisis business level strategy.universitas mercubu...
Manajemen Operasi Bisnis
Sm, annisa nurlestari, hapzi ali, business unit level strategy, universitas m...

What's hot (19)

DOCX
Five Force Porters. Universitas Mercu Buana. 2019
PDF
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Internal Environm...
PPTX
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
PPTX
Ppt makalah manajemen operasional kelompok 1
PPTX
Porters generic strategies
PPTX
Rantai Nilai dan Keungguan Bersaing
DOCX
Bahan belajar uts Manajemen Stratejik
PDF
MULTI BUSINESS STRATEGY
PPT
Strategi keunggulan bersaing
DOCX
TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, SISTEM IN...
DOCX
Kelompok 2 manajemen biaya
PPTX
Tm 6 Strategi Dalam Praktek
PDF
Corporate Strategy
PPTX
Diferensiasi
PDF
9, SM, Sukrasno, Hapzi Ali, Canvas Business Model Diversification and Balance...
DOCX
Sistem informasi untuk persaingan keunggulan(noor sa'adah)
PDF
Strategic management for corporate parenting
PDF
7,sm,wahyu bawono,hapzi ali,business level strategi, strategi,umb,2018
PPT
Manajemen Stratejik 4
Five Force Porters. Universitas Mercu Buana. 2019
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Internal Environm...
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Ppt makalah manajemen operasional kelompok 1
Porters generic strategies
Rantai Nilai dan Keungguan Bersaing
Bahan belajar uts Manajemen Stratejik
MULTI BUSINESS STRATEGY
Strategi keunggulan bersaing
TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, SISTEM IN...
Kelompok 2 manajemen biaya
Tm 6 Strategi Dalam Praktek
Corporate Strategy
Diferensiasi
9, SM, Sukrasno, Hapzi Ali, Canvas Business Model Diversification and Balance...
Sistem informasi untuk persaingan keunggulan(noor sa'adah)
Strategic management for corporate parenting
7,sm,wahyu bawono,hapzi ali,business level strategi, strategi,umb,2018
Manajemen Stratejik 4
Ad

Similar to SM,Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMAOverview of strategic managementUniversitas Mercu Buana,2018 (20)

DOC
Makalah edit have (value chain)
PPTX
VALUE CHAIN.ppt.pptx VALUE CHAIN.ppt.pptxVALUE CHAIN.ppt.pptx
PPTX
PERTEMUAN 6__VALUE CHAIN DALAM OPERASIONAL UMKM.pptx
PDF
205101795 analisis-rantai-nilai-value-chain-analisis
PPTX
6. parluhutan slide pp, internal environment analysis from value chain manage...
PDF
SM, Lestary Permata Sari, Hapzi Ali, Implementasi Internal Environment Analys...
PDF
Reza zulfi assakhir .55117010010. hapzi ali .internal environment analysis fr...
DOCX
Sm,maya dwi indrawati,prof.dr.hapzi ali, cma,internal environment analysis fr...
DOC
Value chain analisis
DOCX
Dosen : Rismayani S.Kom, M.T( Infomasi Dan Proses Bisnis Klp 3 kls D(SI)) Part.2
PDF
Sm, siti waliha.55117010017. hapzi ali . internal environment analysis from v...
PDF
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Internal Environm...
PDF
6, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: Michael Porters Generi...
DOCX
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Strategi Kontrol,Universitas Mercubuana,2018.PDF
DOCX
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Implementasi Strategi,Universitas Mercubuana,2...
PDF
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Internal Environmen...
DOCX
Tugas Informasi proses bisnis
DOCX
Tugas Informasi proses bisnis
PPTX
_Analisis Lingkungan Internal.pptx
DOCX
Informasi proses bisnis
Makalah edit have (value chain)
VALUE CHAIN.ppt.pptx VALUE CHAIN.ppt.pptxVALUE CHAIN.ppt.pptx
PERTEMUAN 6__VALUE CHAIN DALAM OPERASIONAL UMKM.pptx
205101795 analisis-rantai-nilai-value-chain-analisis
6. parluhutan slide pp, internal environment analysis from value chain manage...
SM, Lestary Permata Sari, Hapzi Ali, Implementasi Internal Environment Analys...
Reza zulfi assakhir .55117010010. hapzi ali .internal environment analysis fr...
Sm,maya dwi indrawati,prof.dr.hapzi ali, cma,internal environment analysis fr...
Value chain analisis
Dosen : Rismayani S.Kom, M.T( Infomasi Dan Proses Bisnis Klp 3 kls D(SI)) Part.2
Sm, siti waliha.55117010017. hapzi ali . internal environment analysis from v...
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Internal Environm...
6, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: Michael Porters Generi...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Strategi Kontrol,Universitas Mercubuana,2018.PDF
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Implementasi Strategi,Universitas Mercubuana,2...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Internal Environmen...
Tugas Informasi proses bisnis
Tugas Informasi proses bisnis
_Analisis Lingkungan Internal.pptx
Informasi proses bisnis
Ad

More from parluhutan silitonga (20)

PPT
SM,Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Strategic Control ”Universitas Merc...
PPT
SM,Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Tools for strategy implementations;...
PPT
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Strategic Implementation from sho...
PPT
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Business Level Strategy ” Univer...
PPT
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, Download Ulang Materi Minggu 9” Univer...
PPT
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Multi Business Strategy” Univers...
PPT
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Multi Business Strategy ” Univer...
PPT
SM ,Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali,CMA Long term objective and Grand Strateg...
PDF
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Tipe-tipe strategi, bentuk strategi...
PDF
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Long term-objective and Generic S...
PDF
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Mampu melakukan scanning Lingkung...
PDF
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Vision and Company Mission, Longte...
PDF
SM,Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMAOverview of strategic management Unive...
PDF
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ Implementasi GCG Propan R...
PDF
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...
PDF
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
PDF
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 14 Ethics a...
PDF
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
DOCX
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 12 Governan...
PDF
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...
SM,Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Strategic Control ”Universitas Merc...
SM,Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Tools for strategy implementations;...
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Strategic Implementation from sho...
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Business Level Strategy ” Univer...
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, Download Ulang Materi Minggu 9” Univer...
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Multi Business Strategy” Univers...
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Multi Business Strategy ” Univer...
SM ,Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali,CMA Long term objective and Grand Strateg...
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Tipe-tipe strategi, bentuk strategi...
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Long term-objective and Generic S...
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Mampu melakukan scanning Lingkung...
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Vision and Company Mission, Longte...
SM,Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMAOverview of strategic management Unive...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ Implementasi GCG Propan R...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 14 Ethics a...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 12 Governan...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...

Recently uploaded (20)

PPTX
Pola Pikir Bertumbuh Pembelajaran Mendalam.pptx
PDF
Laktasi dan Menyusui (MK Askeb Esensial Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Ana...
PDF
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PDF
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
PDF
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PPTX
PPT SILVIA YULITA dompet digtal shopeepay
PPT
MATA KULIAH FILSAFAT ILMU ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PPTX
Inkuiri_Kolaboratif_Pembelajaran_Mendalam (1).pptx
PPTX
ppt_bola_basket_kelas x sma mata pelajaran pjok.pptx
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PKWU Pengelolaan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
PPTX
Desain ojt 1 koding dan kecerdasan artificial .pptx
PPTX
Merancang dan Mengelola PESAN dalam Komunikasi Pemasaran di Era Digital 4.0_W...
PDF
Laporan Hibah dengan menggunakan NVivo.pdf
PDF
2. ATP Fase F - PA. Islam (1)-halaman-1-digabungkan.pdf
PPTX
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
DOCX
Modul ajar kelas 5 tentang adoo ul jismi
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Fisika Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PDF
PPT Evaluasi Keseluruhan Kelas Mempraktikkan Prinsip Hermeneutika (MPH) 2025
PDF
Bahan Bacaan Rencana Kolaborasi Inkuiri.pdf
PDF
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Pola Pikir Bertumbuh Pembelajaran Mendalam.pptx
Laktasi dan Menyusui (MK Askeb Esensial Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Ana...
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PPT SILVIA YULITA dompet digtal shopeepay
MATA KULIAH FILSAFAT ILMU ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Inkuiri_Kolaboratif_Pembelajaran_Mendalam (1).pptx
ppt_bola_basket_kelas x sma mata pelajaran pjok.pptx
Modul Ajar Deep Learning PKWU Pengelolaan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
Desain ojt 1 koding dan kecerdasan artificial .pptx
Merancang dan Mengelola PESAN dalam Komunikasi Pemasaran di Era Digital 4.0_W...
Laporan Hibah dengan menggunakan NVivo.pdf
2. ATP Fase F - PA. Islam (1)-halaman-1-digabungkan.pdf
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
Modul ajar kelas 5 tentang adoo ul jismi
Modul Ajar Deep Learning Fisika Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PPT Evaluasi Keseluruhan Kelas Mempraktikkan Prinsip Hermeneutika (MPH) 2025
Bahan Bacaan Rencana Kolaborasi Inkuiri.pdf
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 6 Kurikulum Merdeka

SM,Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMAOverview of strategic managementUniversitas Mercu Buana,2018

  • 1. Nama : Parluhutan Nim : 55117110069 Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Mata Kuliah : Strategic Management Berikut Resume Tugas 1 (Materi Minggu 6) : 1. No. Absen : 18 2. Nama : Parluhutan 3. Nim : 55117110069 4. Materi 6 : Internal Environment Analysis From Value Chain Management Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. TUGAS RESUME Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, CMA Internal Environment Analysis from Value Chain Management
  • 2. DISUSUN OLEH : PARLUHUTAN (55117110069 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MERCUBUANA-JAKARTA TAHUN 2018 Nama : Parluhutan NIM : 5517110069 Dosen Pengampu : Prof.Dr.Ir.Hapzi Ali, Pre-MSc,MM,CMA TUGAS RESUME Internal Environment Analysis from Value Chain Management
  • 3. I. PENDAHULUAN Persaingan bisnis yang semakin ketat dikarenakan dampak globalisasi diberlakukanya era perdagangan bebas telah menggeser paradigma bisnis dari Comparative Advantage menjadi Competitive Advantage, yang memaksa kegiatan bisnis/perusahaan memilih strategi yang tepat. Strategi yang dimaksud adalah dimana perusahaan berada dalam posisi strategis dan bisa beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah. Hal ini berlaku prinsip going concern yang secara umum merupakan tujuan didirikanya suatu entitas bisnis. Menurut Pearce, J. A. dan Robinson, R. B (2013): RBV adalah metode untuk menganalisis dan mengidentifikasi keunggulan strategis suatu perusahaan berdasarkan pada tinjauan terhadap aset, keahlian, kapabilitas, dan aset tak berwujud suatu organisasi. Kerangka rantai-nilai (Value Chain) dengan data biaya untuk mendukung analisis rantai nilai diperlukan untuk memenuhi syarat pertama. Informasi untuk mendukung analisis daur hidup produk diperlukan untuk memenuhi syarat kedua. Dengan demikian analisis Value Chain dapat digunakan sebagai salah satu alat analisis manajemen biaya untuk pengambilan keputusan strategis dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Analisis Value Chain memandang perusahaan sebagai salah satu bagian dari rantai nilai produk. Rantai nilai produk merupakan aktifitas yang berawal dari bahan mentah sampai dengan penanganan purna jual. Rantai nilai ini mencakup aktivitas yang terjadi karena hubungan dengan pemasok (Supplier Linkages), dan hubungan dengan konsumen (Consumer Linkages). Analisis value Chain membantu manajer untuk memahami posisi perusahaan pada rantai nilai produk untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Weiler et all, 2003, menyatakan bahwa pendekatan
  • 4. Analisis Value Chain dan Value Coalitions merupakan pendekatan terbaik dalam membangun nilai perusahaan kearah yang lebih baik. Analisis Value Chain dan Value Coalitions lebih sering berhubungan dengan aktivitas luar perusahaan. Tujuan dari analisis value-chain adalah untuk mengidentifikasi tahap-tahap value chain di mana perusahaan dapat meningkatkan value untuk pelanggan atau untuk menurunkan biaya. Penurunan biaya atau peningkatan nilai tambah (Value added) dapat membuat perusahaan lebih kompetitif. Strategi Low Cost menekankan pada harga jual yang lebih rendah dibandingkan kompetitor untuk menarik konsumen. Konsekuensinya perusahaan harus melakukan kontrol Cost yang ketat. Cost ditekan serendah mungkin sehingga produk dapat dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan pesaing. Hal ini akan menjadi insentif bagi konsumen untuk membeli produk tersebut. Cost yang rendah merupakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Strategi ini banyak dilakukan dengan baik, antara lain oleh : Ramayana di Indonesia yang bergerak di bidang Retail, Air asia dari Malaysia yang bergerak dalam bidang penerbangan, Easyjet yang bergerak dibidang penerbangan di Erofa. Strategi kompetitif diferensiasi menekankan pada keunikan produk. Produk tersebut berbeda dibandingkan dengan produk pesaing, sehingga konsumen mau berpalling kepada produk perusahaan. Produk yang dihasilkan mempunyai nilai yang lebih dimata konsumen. Perusahaan dapat mengenakan harga jual yang lebih tinggi, karena konsumen mau membayar lebih untuk hal yang unik tersebut. Strategi diferensiasi biasanya menekankan pada kualitas yang unggul. Beberapa perusahaan yang sukses melakukan hal ini antara lain : Aepico dari Thailand yang bergerak dibidang otomotif berhasil menempatkan produknya mempunyai nilai unggul, dalam hal kualitas dan presisi mesin yang sangat baik, sehingga seperti : Mercy dan BMW mau menggunakan jasanya dibandingkan pesaing yang menawarkan harga murah. Harley Davidson yang berhasil menanamkan image-nya, sehingga mempunyai pelanggan yang fanatik, begitu juga dengan BMW Peningkatan nilai tambah (Value added) atau penurunan biaya dapat dicapai dengan cara mencari prestasi yang lebih baik yang berkaitan dengan supplier, dengan mempermudah distribusi produk, outsourcing (yaitu mencari komponen atau jasa yang disediakan oleh perusahaan lain), dan dengan cara mengidentifikasi bidang - bidang dimana perusahaan tidak kompetitif.
  • 5. Analisis value-chain berfokus pada total value chain dari suatu produk, mulai dari desain produk, sampai dengan pemanufakturan produk bahkan jasa setelah penjualan. Konsep-konsep yang mendasari analisis tersebut adalah bahwa setiap perusahaan menempati bagian tertentu atau beberapa bagian dari keseluruhan value chain. Penentuan di bagian mana perusahaan berada dari seluruh value chain merupakan analisis stratejik, berdasarkan pertimbangan terhadap keunggulan bersaing yang ada pada setiap perusahaan, yaitu dimana perusahaan dapat memberikan nilai terbaik untuk pelanggan utama dengan biaya serendah mungkin. Contohnya : beberapa perusahaan dalam industri pembuatan komputer memfokuskan pada pembuatan chip, sementara perusahaan lainnya terutama memfokuskan pada pembuatan prosesor (Intel) atau hard drive (Seagete and Western Digital), atau monitor (Sony). Beberapa perusahaan mengkombinasikan pembelian dan pemanufakturan komponen untuk pembuatan komputer yang lengkap (IBM, Compaq), sementara perusahaan lainnya terutama memfokuskan pada pembelian komponen (Dell, Gateway). Dalam industri sepatu olahraga, Reebok memproduksi dan menjual sepatu kepada pengecer yang besar, sementara Nike mengkosentrasikan pada Desain, penjualan dan Promosi, mengkontrakan semua pembuatan sepatunya pada perusahaan lain. Oleh karena itu setiap perusahaan mengembangkan sendiri satu atau lebih dari bagian-bagian dalam value chain, berdasarkan analisis stratejik terhadap keunggulan kompetitifnya. Analisis value-chain mempunyai tiga tahapan : 1. Mengidentifikasi aktivitas Value Chain Perusahaan mengidentifikasi aktivitas value chain yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam proses desain, pemanufakturan, dan pelayanan kepada pelanggan. Beberapa perusahaan mungkin terlibat dalam aktiviatas tunggal atau sebagian dari aktivitas total. Contohnya, beberapa perusahaan mungkin hanya memproduksi, sementara perusahaan lain mendistribusikan dan menjual produk. Pengembangan value chain berbeda-beda tergantung pada jenis industri. Contohnya dalam perusahaan industri, fokusnya terletak pada operasi dan advertensi serta promosi dibandingkan pada bahan mentah dan proses pembuatan. Aktivitas seharusnya ditentukan pada level operasi yang relatif rinci, yaitu level untuk bisnis atau proses yang cukup besar untuk dikelola sebagai aktivitas bisnis yang terpisah (dampaknya out-put dari proses tersebut mempunyai “market value” ). Contohnya jika pembuatan sebuah chip atau komputer dipandang sebagai aktivitas
  • 6. (output yang mempunyai pasar), maka operasi pengepakan chip atau ‘computer board’ bukan merupakan aktivitas dalam analisis value chain. 2. Mengidentifikasi Cost driver pada setiap aktivitas nilai Cost Driver merupakan factor yang mengubah Jumlah biaya total, oleh karena itu tujuan pada tahap ini adalah mengidentifikasikan aktivitas dimana perusahaan mempunyai keunggulan biaya baik saat ini maupun keunggulan biaya potensial. Misalnya agen asuransi mungkin menemukan bahwa Cost Driver yang penting adalah biaya pecatatan berdasarkan pelanggan. Informasi Cost Driver stratejik dapat mengarahkan agen asuransi tersebut pada pencarian cara untuk mengurangi biaya atau menghilangkan biaya ini, mungkin dengan cara menggunakan jasa perusahaan lain yang bergerak dibidang pelayanan komputer (computer service) untuk menangani tugastugas pemrosesan data, sehingga dapat menurunkan biaya dan mempertahankan atau meningkatkan keunggulan kompetitif. 3. Mengembangkan keunggulan kompetitif dengan mengurangi biaya atau menambah nilai. Pada tahap ini perusahaan menentukan sifat keunggulan kompetitif potensial dan saat ini dengan mempelajari aktivitas nilai dan cost driver yang diidentifikasikan diatas. Dalam melakukan hal tersebut, perusahaan harus melakukan hal-hal berikut : a. Mengidentifikasi keunggulan kompetitif (Cost Leadership atau diferensiasi). b. Mengidentifikasi peluang akan nilai tambah. c. Mengidentifikasi peluang untuk mengurangi biaya. Singkatnya analisis value chain mendukung keunggulan kompetitif stratejik pada perusahaan dengan membantu menemukan peluang untuk menambah nilai bagi pelanggan dengan cara menurunkan biaya produk atau jasa. Lebih lanjut, analisis value chain dapat dipergunakan untuk menentukan pada titik-titik mana dalam rantai nilai yang dapat mengurangi biaya atau memberikan nilai tambah 1.2 Konsep value added Konsep value chain harus dibedakan dengan konsep value added. Konsep value added merupakan analisis nilai tambah yang dimulai dari saat pembelian bahan baku sampai dengan produk jadi. Konsep value added menekankan pada penambahan nilai produk selama proses
  • 7. didalam perusahaan. Semua biaya yang non-value added akan dihilangkan dan perusahaan fokus pada hal-hal yang mempunyai nilai pada produk. Konsep ini mengakibatkan kerugian bagi perusahaan karena analisisnya terlalu lambat dimulai, analisis dimulai saat bahan baku dibeli dan tidak memperhatikan saat pembentukan nilai yang terjadi pada aktivitas yang dilakukan pemasok bahan baku tersebut; dan terlalu cepat selesai. Kelemahan ini terjadi karena perusahaan tidak mengekplorasi hubungan dengan pemasok dan konsumen. Hubungan yang baik dengan pemasok dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam hal peningkatan kualitas bahan bakku, waktu pengantaran bahan baku yang tepat dan biaya yang lebih rendah. Sedangkan hubungan dengan konsumen dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan. Dilain pihak analisis value chain merupakan analisis aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai, baik yang berasal dari dalam dan luar perusahaan. Konsep value chain memberikan perspektif letak perusahaan dalam rantai nilai industri. Konsep value chain lebih luas dibandingkan value added dan dapat dikatakan value added merupakan bagian dari value chain. 1.3 Konsep Value Coalitions Berbeda dengan value added, value coalitions yang direkomendasikan oleh Weiler et all, 2003 dari ICH (Interoperability Clearinghouse), bahwa value coalitions analysis merupakan pengembangan dari model Value Chain Analysis Porter, dimana value coalitions diharapkan dapat dijadikan alat yang lebih baik (fleksibel) dalam menghadapi kegiatan bisnis yang kompetitif. 2 . Analisis Value Chain untuk Keunggulan Kompetitif Analisis value chain merupakan analisis aktifitas-aktifitas yang menghasilkan nilai, baik yang berasal dari dalam dan luar perusahaan. Konsep value chain memberikan perspektif letak perusahaan dalam rantai nilai industri. Analisis value chain membantu perusahaan untuk memahami rantai nilai yang membentuk produk tersebut. Nilai yang berawal dari bahan mentah sampai dengan penanganan produk setelah dijual kepada konsumen. Perusahaan harus mampu mengenali posisinya pada rantai nilai yang membentuk produk atau jasa tersebut. Hal ini sangat penting untuk mengidentifikasi kesempatan dari persaingan.
  • 8. . 2.1 Supplier Linkages Hubungan dengan pemasok merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena menawarkan banyak kesempatan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan, baik dalam hal pengurangan cost atau peningkatan kualitas. Perusahaan di Jepang telah lama menyadari hal ini. Mereka membentuk Keiretsu, yaitu : suatu jaringan kompleks yang dipimpin oleh satu perusahaan besar . Keiretsu, dibagi dua yaitu; keiretsu horizontal dan keiretsu vertical. Keiretsu horizontal merupakan suatu jaringan yang terdiri dari perusahaan yang bergerak dibidang usaha yang sama. Mereka bersaing tetapi juga bekerja sama dengan tujuan utnuk meningkatkan kualitas produk. Sedangkan Keiretsu vertical merupakan suatu jaringan yang terdiri dari satu perusahaan dengan pemasok-pemasoknya. Keiretsu vertical dipimpin oleh satu perusahaan besar, seperti : Nissan, Toyota, dan Honda. Keiretsu vertical merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan untuk mengaplikasikan teknik JIT (just in time) dalam pengelolaan persediaan. JIT meminimalkan biaya persediaan dan memastikan kebutuhan bahan baku dapat dipenuhi tepat waktu dan dengan kualitas yang sesuai dengan permintaan perusahaan. Toyota melibatkan para pemasok dalam pengembangan produk, sehingga mereka memahami dengan baik produk tersebut dan mempunyai kebanggaan terhadapnya. Dengan demikian para pemasok mau bekerja keras untuk mencapai suatu standar yang telah ditetapkan, karena mereka juga merupakan bagian dari tim dan bertanggungjawab terhadap proudk tersebut. Selain itu, Toyota dan Nissan membangun hubungan jangka panjang dengan pemasok dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk berkembang Konsep keiretsu vertical memberikan nilai yang lebih bagi perusahaan dalam rantai nilai produk tersebut. Keiretsu vertical dapat dipandang sebagai suatu hubungan dengan pemasok yang sangat bagus. Keiretsu vertical merupakan salah satu factor kesuksesan perusahaan Jepang.. Perusahaan-perusahaan di Jepang juga berusaha mendekatkan pabrik mereka dengan supplier secara geografis. Letak perusahaan dengan supplier berdekatan. Tindakan ini dapat mempermudah koordiansi, memperlancar komunikasi dan merupakan sarana yang menunjang dalam menjalankan manajemen JIT. Selain itu, dipandang dari segi biaya, dengan memperpendek jarak antara produsen dan supplier ternyata mengurangi biaya yang terjadi.
  • 9. Hubungan dengan pemasok juga dapat dilakukan dengan konsep outsourcing, yaitu menjalankan aktivitas di luar perusahaan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Banyak perusahaan yang menggunkan jasa perusahaan di India dan Pakistan untuk menangani sistem informasi, karena mereka menyediakan jasa dengan harga yang murah. Begitu pula perusahaan komputer Sun Microsistem, menjalankan konsep outsourcing mulai dari manufaktur sampai dengan distribusi produknya kepada konsumen . 2.2 Customer Linkages Perusahaan juga harus mampu membangun hubungan yang baik dengan distributor dalam hal memasarkan produk mereka dan terus menjaga kepuasan konsumen. Perusahaan harus mampu mengidentifikasi distributor yang dapat memberikan nilai bagi produk mereka. Kepercayaan tersebut mencakup dependedability yaitu mereka yakin partner mereka dapat dipercaya dan memegang kata-katanya. Perusahaan-perusahaan Jepang menduduki tingkat tertinggi dalam hal kepercayaan yang diberikan oleh retailer. Berikut di illustrasikan dengan gambar mengenai Customer order Processing Value Chain. 2.3 Aplikasi Analisis Value Chain Seperti pada penyampaian sebelumya, bhwa analisis value chain merupakan analisis aktifitas- aktifitas yang menghasilkan nilai, baik yang berasal dari dalam dan luar perusahaan, berikut akan diberikan ilustrasi analisis rantai nilai berdasarkan analisis hubungan internal dan analisis hubungan ekternal.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Pearce, J. A & Robinson, R.B (PR), Strategic Management; Formulation, Implementation and Control, Irwin Mc Graw-Hill Inc., Singapore, 2013 Weiler, jhon, Schemel, Nelson, 2003 : Value Chain And Value Coalitions, ICH White paper. From : WWW.ICHnet.org retrieved 3 Mei 2004.