Dosen Pengampu
Supervisi Artistik & Penggunaan
Teknologi Efektif dalam Supervisi
Dr. A. Faizin, S.S, M. Hum
Add an image
Supervisi artisitik proses supervise yang dilakukan dengan etika dan
keindahan agar proses pekerjaan atau hubungan kerja dapat berjalan
selaras tanpa adanya perselisihan ataupun persetruan yang
mengakibatkan perpecahan, Keindahan dalam berhubungan, keindahan
dalam dunia seni atau dalam kehidupan sehari hari disebut artistic
(Amrullah, 2020)
Supervisi Artistik
1
2
3
4
5
 Supervisi artistik merupakan pendekatan supervisi
pendidikan yang menekankan kreativitas, intuisi,
fleksibilitas, dan seni dalam membimbing guru
mengembangkan kualitas pembelajaran.
 Supervisi ini tidak hanya mengandalkan standar teknis atau
prosedur baku, tetapi lebih mengutamakan hubungan
manusiawi, empati, observasi reflektif, dan dialog kolaboratif.
 Supervisi artistic dapat membantu guru menemukan potensi
terbaik mereka melalui pendekatan yang humanistik dan
personal.
Definisi Supervisi Artistik
1
2
3
4
5
 Supervisi artistik berfokus pada hubungan personal, dialogis,
dan kreatif antara supervisor dan guru, dengan tujuan
membantu guru berkembang secara profesional melalui
refleksi, eksplorasi diri, dan inovasi pembelajaran.
 Pendekatan supervisi artistik lebih menghargai aspek seni
dalam membimbing, bukan sekadar menggunakan prosedur
teknis atau administratif.
Definisi Supervisi Artistik
1
2
3
4
5

Tujuan Supervisi Artistik
Supervisi artistik bertujuan menciptakan interaksi:
Berorientasi pada pengembangan
profesional berkelanjutan
Mendorong kreativitas dan inovasi
dalam mengajar
Supervisi
Artistik
Menumbuhkan kemandirian berpikir
Bersifat humanistik (menghargai guru
sebagai individu)
Tidak sekadar evaluasi formal
1
2
3
4
5
Teori supervisi artistik pertama kali dikenalkan secara kuat oleh
Elliott W. Eisner (1985) dalam bukunya "The Educational
Imagination".
 Mengajar merupakan seni, dan membina guru juga harus
dilakukan dengan pendekatan artistik.
 Supervisor bertindak seperti seniman, yang mencermati
situasi kelas dengan sensitive, memberikan umpan balik
yang disesuaikan dengan keunikan guru, mendorong
inovasi dan refleksi diri.
 Supervisi bukan hanya tentang memperbaiki kesalahan, tapi
tentang membantu guru menemukan makna dan
mengembangkan gaya personal dalam mengajar
Teori Supervisi Artistik
1
2
3
4
5
Karakteristik Supervisi Artistik (Eisner, 1985)
Ciri-ciri supervisi artistik menurut Eisner:
 Tidak kaku atau terlalu prosedural.
 Berpusat pada guru (guru sebagai subjek, bukan objek).
 Mengutamakan kualitas interaksi supervisor-guru.
 Fokus pada bagaimana pengajaran berlangsung, bukan hanya apa yang
diajarkan.
1
2
3
4
5
Teori Supervisi Artistik oleh Carl D. Glickman (1990)
Teori supervisi artistik dikembangkan oleh Carl D. Glickman. Menurut Glickman
(1981, 1990), supervisi seharusnya dipandang sebagai seni, di mana pendekatan
yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan konteks
guru yang disupervisi. Supervisi artistik:
 Melibatkan keterampilan mendengarkan aktif
 Menyesuaikan gaya supervisi dengan tingkat kesiapan guru
 Mendorong dialog terbuka tanpa menghakimi
 Membantu guru merancang solusi sendiri atas masalah pembelajaran
 Glickman menyatakan bahwa supervisor harus mampu mengimprovisasi agar
pendekatannya selalu relevan dengan kondisi nyata guru dan kelas.
1
2
3
4
5
Implementasi Supervisi Artistik di Sekolah
Aplikasi Supervisi Artistik di YIMI Full Day School Gresik
Dialog Personal dan Humanistik (Pra-Observasi)
 Sebelum melakukan observasi pembelajaran, supervisor (kepala sekolah atau
koordinator akademik) mengadakan percakapan ringan dengan guru.
 Bertanya tentang tujuan pembelajaran, harapan guru terhadap kelas hari itu.
 Menggali suasana hati dan kesiapan guru, tidak hanya secara akademik tapi
juga emosional dan spiritual.
Ex. Apa target kecil yang ingin Ibu/Bapak capai hari ini bersama anak-anak? Apa
ada doa khusus yang mau kita panjatkan bersama sebelum mengajar?
(Prinsip artistic dalam membangun kepekaan hubungan manusiawi)
1
2
3
4
5
Implementasi Supervisi Artistik di Sekolah
Pecinta budaya pembelajaran (Observasi)
 Saat mengobservasi, supervisor tidak membawa ceklis kaku atau formulir baku.
 Membaur dalam kelas sebagai pecinta budaya proses belajar dengan
memperhatikan interaksi guru-murid, ekspresi siswa, kreativitas guru.
 Mencatat momen-momen artistik seoerti improvisasi guru saat anak-anak tidak
fokus, penggunaan media kreatif, pendekatan Islami yang natural dalam
pembelajaran.
(Sesuai prinsip artistic dalam menangkap esensi, bukan sekadar prosedur)
1
2
3
4
5
Implementasi Supervisi Artistik di Sekolah
Refleksi Bersama (Pasca-Observasi)
 Setelah observasi, supervisor mengajak guru interaksi ringan, bukan sekadar
memberikan evaluasi.
 Memberikan pertanyaan rinagan sebagai refklesi seperti: “Bagian mana dari
pelajaran tadi yang paling membuat Ibu/Bapak merasa bahagia?“, Kalau boleh
melukiskan pembelajaran tadi sebagai lukisan, seperti apa warnanya?"
 Memberikan apresiasi tulus pada kekuatan guru dan membantu guru
menemukan ide pengembangan kreatif.
(Sesuai prinsip artistic dalam membangun refleksi, mendorong inovasi.)
1
2
3
4
5
 Teknologi merupakan alat penunjang yang memudahkan
dalam proses pembelajaran. Menurut Nasution (1984)
teknologi Pendidikan adalah pengembangan, penerapan
dan penilaian system-system, Teknik dan alat bantu utnuk
memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia.
 Teknologi Pendidikan sebagai suatu cara mengajar yang
menggunakan alat-alat Teknik modern yang sebenarnya
dihasilkan bukan khusus untuk keperluan Pendidikan tetapi
dapat dimanfaatkan dalam Pendidikan Ex: radio, film, opaque
projector, OHP, TV, Video tape recorder, computer dsb
Penggunaan Teknologi Efektif dalam Supervisi
Aplikasi Teknologi di Sekolah
1
2
3
4
5
Menurut Danim (2010) teknologi Pendidikan sangat relevan
umumnya bagi pengelolaan Pendidikan dan khususnya bagi
pada kegiatan belajar mengajar..
Aplikasi pengelolaan teknologi Pendidikan adalah
1. Teknologi Pendidikan memungkinkan adanya perubahan
kurikulum baik strategi pengembangan maupun aplikasinya
2. Teknologi Pendidikan berperan penuh dalam pelaksanaan,
meskipun tidak dapat menggantikan posisi guru secara mutlak
3. Teknologi Pendidikan membuat pengertian kegiatan belajar
menjadi luas lebih dari sekedar interaksi Guru dan siswa.
4. Aplikasi TP membuat peranan guru berkurang, meskipun TP
tidak mampu menggantikan guru secara penuh.
Penggunaan Teknologi Efektif dalam Supervisi
Aplikasi Pengelolaan Teknologi di Sekolah (Danim, 2010)
1
2
3
4
5
Teknologi sangat banyak ragamnya, pola hidup manusia dengan
kemajuan teknologi mempunyai hubungan erat, Pendidikan wadah
yang menonjol dalam rangka kemajuan itu (Danim, 2010). Dalam
rangka kegiatan Pendidikan ada beberapa media yang dapat
digunakan mulai dari yang sederhana sampai yang canggih
1. Papan tulis 7. TV
2. Bulletin board dan Display 8. Globe
3. Ilustrasi fotografi 9. Buku Pelajaran
4. Slide/Filmstrip 10. Over head
projector/LCD
5. Audio recording 11. Tape recorder
6. Radio 12. Computer -
Handphone
Penggunaan Teknologi Efektif dalam Supervisi
Jenis-jenis Teknologi di Sekolah (Danim, 2010)
1
2
3
4
5
Perkembnagan ilmu pengetahuan mempengaruhi pola pengajaran
sehingga timbul kecenderungan membekukan masukan (input) ke
dalam system pengajaran. Pola pengajaran berkembang melalui
komponen-kompeonen baru berupa media pembelajaran. (Rifai,
2013)
Penggunaan Teknologi Efektif dalam Supervisi
Program Teknologi membantu Penyelesaian Tugas Guru
Tujuan
Penetapan
Isi dan
Metode
Guru Siswa
Pola pengajaran Traditional (Rifai, 2013)
1
2
3
4
5
Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mengungkapkan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi
akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan IPTEK dan seni.
Penggunaan Teknologi Efektif dalam Supervisi
Program Teknologi membantu Penyelesaian Tugas Guru
Tujuan
Penetapan
Isi dan
Metode
Guru dan
Media
Siswa
Pola pengajaran dibantu Media Teknologi
1
2
3
4
5
Peran computer terkait dengan TIK dan keprofesionalan Guru guru
tampak jelas, sejumlah aplikasi sangat umum digunakan para guru
misalnya Word processing, Program Spreadsheet; Microsoft excel
dan SPSS (pengloah angka), aplikasi presentasi PPt, Pengolah
gambar; Adobe, corel photo, Aplikasi multimedia; Adobe primer,
winamp, dan jet audio. Dsb
Program palikasi sangat membantu administrasi pekerjaan guru
dalam penyusunan program pemebelajaran, pengarsipan data,
penilaian dan evaluasi kinerja. Sehingga tugas supervisor
membimbing guru menerapkan metode pembelajaran untuk
peningkatan kualitas.
Penggunaan Teknologi Efektif dalam Supervisi
Peran Supervisor dalam membimbing Guru
1
2
3
4
5
Evolusi menuju Supervisi Pendidikan Modern (Wiles dan Lovell,
1975)
Supervisi Pendidikan dalam teori maupun praktiknya telah mengalami
perkembangan, Ada 6 (enam) tahapan/periode perkembangan historis
supervise Pendidikan
Administrativ
e Inspection
Scientific
Managemen
t
Concern in
Organisation
Interaction
Theory
Self
Supervision
Modern
Education
1
2
3
4
5
Periode Inspeksi administrative ke Periode Manajemen Ilmiah
(Wiles dan Lovell, 1975)
Periode inspeksi administrative
dimulai sejak abad ke-18 di
Amerika Serikat. Praktik supervise
ditandai oleh tiga pola kerja
1) Kepemimpinan otoriter
2) Pemeriksaan disertai
pemecatan guru yang dinilai tidak
cakap.
3) diterapkannya standar/ukuran
yang sama dan berlaku untuk
semua sekolah dimanapun
berada.
Periode ini tepatnya abad ke-20
terjadi Gerakan efisiensi dalam
bekerja yang dikenal dengan
Gerakan manajemen ilmiah.
Efisiensi ini dilakukan melalui
penerapan procedure kerja
dalam format yang rinci dan
bersifat ilmiah, penerapan
disiplin yang kaku, serta
pembataan kontak
antarpersonal pegawai
1
2
3
4
5
Periode Aspek Organisasi ke Periode Interaksi Perilaku (Wiles
dan Lovell, 1975)
Periode Aspek organisasi,
periode ini menekankan
pentingnya aspek insani dalam
organisasi (supervision and
human concern in organization).
Kegiatan supervise dilandasi
kepemimpinan demokartis,
proses kelompok, evaluasi
Bersama, bersifat energik.
Periode interkasi perilaku
sebagai supervise yang
menekankan pada interaksi
perilku sebagai suatu
perbaikan pengajaran (the
period of the movement
toward interaction theorie)
yaitu dengan pemberian
kesempatan seluas luasnya
kepada guru untuk melakukan
perbaikan pengajaran,
memahami perilaku,
memprediksi kemampuan dan
mengembangkan kreatifitas
1
2
3
4
5
Periode Diri Supervisi ke Periode Pendidikan Modern (Wiles dan
Lovell, 1975)
Periode Diri supervise
(Self Supervision),
periode ini menekankan
pentingnya kesadaran diri
individu untuk menyadari
kelemahannya dan
berupaya melakukan
perbaikan diri ke arah
tujuan organisasi.
Periode Supervisi
Pendidikan Modern
sebagai supervise yang
menekankan proses
kolaborasi antar
supervisor, guru yang
didasari hubungan baik
antar keduanya dalam
menemukan solusi dan
mengatasi masalah
pembelajaran
22
Terima Kasih

Supervisi Artistik & Aplikasi Teknologi.pptx

  • 1.
    Dosen Pengampu Supervisi Artistik& Penggunaan Teknologi Efektif dalam Supervisi Dr. A. Faizin, S.S, M. Hum
  • 2.
    Add an image Supervisiartisitik proses supervise yang dilakukan dengan etika dan keindahan agar proses pekerjaan atau hubungan kerja dapat berjalan selaras tanpa adanya perselisihan ataupun persetruan yang mengakibatkan perpecahan, Keindahan dalam berhubungan, keindahan dalam dunia seni atau dalam kehidupan sehari hari disebut artistic (Amrullah, 2020) Supervisi Artistik
  • 3.
    1 2 3 4 5  Supervisi artistikmerupakan pendekatan supervisi pendidikan yang menekankan kreativitas, intuisi, fleksibilitas, dan seni dalam membimbing guru mengembangkan kualitas pembelajaran.  Supervisi ini tidak hanya mengandalkan standar teknis atau prosedur baku, tetapi lebih mengutamakan hubungan manusiawi, empati, observasi reflektif, dan dialog kolaboratif.  Supervisi artistic dapat membantu guru menemukan potensi terbaik mereka melalui pendekatan yang humanistik dan personal. Definisi Supervisi Artistik
  • 4.
    1 2 3 4 5  Supervisi artistikberfokus pada hubungan personal, dialogis, dan kreatif antara supervisor dan guru, dengan tujuan membantu guru berkembang secara profesional melalui refleksi, eksplorasi diri, dan inovasi pembelajaran.  Pendekatan supervisi artistik lebih menghargai aspek seni dalam membimbing, bukan sekadar menggunakan prosedur teknis atau administratif. Definisi Supervisi Artistik
  • 5.
    1 2 3 4 5  Tujuan Supervisi Artistik Supervisiartistik bertujuan menciptakan interaksi: Berorientasi pada pengembangan profesional berkelanjutan Mendorong kreativitas dan inovasi dalam mengajar Supervisi Artistik Menumbuhkan kemandirian berpikir Bersifat humanistik (menghargai guru sebagai individu) Tidak sekadar evaluasi formal
  • 6.
    1 2 3 4 5 Teori supervisi artistikpertama kali dikenalkan secara kuat oleh Elliott W. Eisner (1985) dalam bukunya "The Educational Imagination".  Mengajar merupakan seni, dan membina guru juga harus dilakukan dengan pendekatan artistik.  Supervisor bertindak seperti seniman, yang mencermati situasi kelas dengan sensitive, memberikan umpan balik yang disesuaikan dengan keunikan guru, mendorong inovasi dan refleksi diri.  Supervisi bukan hanya tentang memperbaiki kesalahan, tapi tentang membantu guru menemukan makna dan mengembangkan gaya personal dalam mengajar Teori Supervisi Artistik
  • 7.
    1 2 3 4 5 Karakteristik Supervisi Artistik(Eisner, 1985) Ciri-ciri supervisi artistik menurut Eisner:  Tidak kaku atau terlalu prosedural.  Berpusat pada guru (guru sebagai subjek, bukan objek).  Mengutamakan kualitas interaksi supervisor-guru.  Fokus pada bagaimana pengajaran berlangsung, bukan hanya apa yang diajarkan.
  • 8.
    1 2 3 4 5 Teori Supervisi Artistikoleh Carl D. Glickman (1990) Teori supervisi artistik dikembangkan oleh Carl D. Glickman. Menurut Glickman (1981, 1990), supervisi seharusnya dipandang sebagai seni, di mana pendekatan yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan konteks guru yang disupervisi. Supervisi artistik:  Melibatkan keterampilan mendengarkan aktif  Menyesuaikan gaya supervisi dengan tingkat kesiapan guru  Mendorong dialog terbuka tanpa menghakimi  Membantu guru merancang solusi sendiri atas masalah pembelajaran  Glickman menyatakan bahwa supervisor harus mampu mengimprovisasi agar pendekatannya selalu relevan dengan kondisi nyata guru dan kelas.
  • 9.
    1 2 3 4 5 Implementasi Supervisi Artistikdi Sekolah Aplikasi Supervisi Artistik di YIMI Full Day School Gresik Dialog Personal dan Humanistik (Pra-Observasi)  Sebelum melakukan observasi pembelajaran, supervisor (kepala sekolah atau koordinator akademik) mengadakan percakapan ringan dengan guru.  Bertanya tentang tujuan pembelajaran, harapan guru terhadap kelas hari itu.  Menggali suasana hati dan kesiapan guru, tidak hanya secara akademik tapi juga emosional dan spiritual. Ex. Apa target kecil yang ingin Ibu/Bapak capai hari ini bersama anak-anak? Apa ada doa khusus yang mau kita panjatkan bersama sebelum mengajar? (Prinsip artistic dalam membangun kepekaan hubungan manusiawi)
  • 10.
    1 2 3 4 5 Implementasi Supervisi Artistikdi Sekolah Pecinta budaya pembelajaran (Observasi)  Saat mengobservasi, supervisor tidak membawa ceklis kaku atau formulir baku.  Membaur dalam kelas sebagai pecinta budaya proses belajar dengan memperhatikan interaksi guru-murid, ekspresi siswa, kreativitas guru.  Mencatat momen-momen artistik seoerti improvisasi guru saat anak-anak tidak fokus, penggunaan media kreatif, pendekatan Islami yang natural dalam pembelajaran. (Sesuai prinsip artistic dalam menangkap esensi, bukan sekadar prosedur)
  • 11.
    1 2 3 4 5 Implementasi Supervisi Artistikdi Sekolah Refleksi Bersama (Pasca-Observasi)  Setelah observasi, supervisor mengajak guru interaksi ringan, bukan sekadar memberikan evaluasi.  Memberikan pertanyaan rinagan sebagai refklesi seperti: “Bagian mana dari pelajaran tadi yang paling membuat Ibu/Bapak merasa bahagia?“, Kalau boleh melukiskan pembelajaran tadi sebagai lukisan, seperti apa warnanya?"  Memberikan apresiasi tulus pada kekuatan guru dan membantu guru menemukan ide pengembangan kreatif. (Sesuai prinsip artistic dalam membangun refleksi, mendorong inovasi.)
  • 12.
    1 2 3 4 5  Teknologi merupakanalat penunjang yang memudahkan dalam proses pembelajaran. Menurut Nasution (1984) teknologi Pendidikan adalah pengembangan, penerapan dan penilaian system-system, Teknik dan alat bantu utnuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia.  Teknologi Pendidikan sebagai suatu cara mengajar yang menggunakan alat-alat Teknik modern yang sebenarnya dihasilkan bukan khusus untuk keperluan Pendidikan tetapi dapat dimanfaatkan dalam Pendidikan Ex: radio, film, opaque projector, OHP, TV, Video tape recorder, computer dsb Penggunaan Teknologi Efektif dalam Supervisi Aplikasi Teknologi di Sekolah
  • 13.
    1 2 3 4 5 Menurut Danim (2010)teknologi Pendidikan sangat relevan umumnya bagi pengelolaan Pendidikan dan khususnya bagi pada kegiatan belajar mengajar.. Aplikasi pengelolaan teknologi Pendidikan adalah 1. Teknologi Pendidikan memungkinkan adanya perubahan kurikulum baik strategi pengembangan maupun aplikasinya 2. Teknologi Pendidikan berperan penuh dalam pelaksanaan, meskipun tidak dapat menggantikan posisi guru secara mutlak 3. Teknologi Pendidikan membuat pengertian kegiatan belajar menjadi luas lebih dari sekedar interaksi Guru dan siswa. 4. Aplikasi TP membuat peranan guru berkurang, meskipun TP tidak mampu menggantikan guru secara penuh. Penggunaan Teknologi Efektif dalam Supervisi Aplikasi Pengelolaan Teknologi di Sekolah (Danim, 2010)
  • 14.
    1 2 3 4 5 Teknologi sangat banyakragamnya, pola hidup manusia dengan kemajuan teknologi mempunyai hubungan erat, Pendidikan wadah yang menonjol dalam rangka kemajuan itu (Danim, 2010). Dalam rangka kegiatan Pendidikan ada beberapa media yang dapat digunakan mulai dari yang sederhana sampai yang canggih 1. Papan tulis 7. TV 2. Bulletin board dan Display 8. Globe 3. Ilustrasi fotografi 9. Buku Pelajaran 4. Slide/Filmstrip 10. Over head projector/LCD 5. Audio recording 11. Tape recorder 6. Radio 12. Computer - Handphone Penggunaan Teknologi Efektif dalam Supervisi Jenis-jenis Teknologi di Sekolah (Danim, 2010)
  • 15.
    1 2 3 4 5 Perkembnagan ilmu pengetahuanmempengaruhi pola pengajaran sehingga timbul kecenderungan membekukan masukan (input) ke dalam system pengajaran. Pola pengajaran berkembang melalui komponen-kompeonen baru berupa media pembelajaran. (Rifai, 2013) Penggunaan Teknologi Efektif dalam Supervisi Program Teknologi membantu Penyelesaian Tugas Guru Tujuan Penetapan Isi dan Metode Guru Siswa Pola pengajaran Traditional (Rifai, 2013)
  • 16.
    1 2 3 4 5 Undang-undang nomor 14Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengungkapkan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan IPTEK dan seni. Penggunaan Teknologi Efektif dalam Supervisi Program Teknologi membantu Penyelesaian Tugas Guru Tujuan Penetapan Isi dan Metode Guru dan Media Siswa Pola pengajaran dibantu Media Teknologi
  • 17.
    1 2 3 4 5 Peran computer terkaitdengan TIK dan keprofesionalan Guru guru tampak jelas, sejumlah aplikasi sangat umum digunakan para guru misalnya Word processing, Program Spreadsheet; Microsoft excel dan SPSS (pengloah angka), aplikasi presentasi PPt, Pengolah gambar; Adobe, corel photo, Aplikasi multimedia; Adobe primer, winamp, dan jet audio. Dsb Program palikasi sangat membantu administrasi pekerjaan guru dalam penyusunan program pemebelajaran, pengarsipan data, penilaian dan evaluasi kinerja. Sehingga tugas supervisor membimbing guru menerapkan metode pembelajaran untuk peningkatan kualitas. Penggunaan Teknologi Efektif dalam Supervisi Peran Supervisor dalam membimbing Guru
  • 18.
    1 2 3 4 5 Evolusi menuju SupervisiPendidikan Modern (Wiles dan Lovell, 1975) Supervisi Pendidikan dalam teori maupun praktiknya telah mengalami perkembangan, Ada 6 (enam) tahapan/periode perkembangan historis supervise Pendidikan Administrativ e Inspection Scientific Managemen t Concern in Organisation Interaction Theory Self Supervision Modern Education
  • 19.
    1 2 3 4 5 Periode Inspeksi administrativeke Periode Manajemen Ilmiah (Wiles dan Lovell, 1975) Periode inspeksi administrative dimulai sejak abad ke-18 di Amerika Serikat. Praktik supervise ditandai oleh tiga pola kerja 1) Kepemimpinan otoriter 2) Pemeriksaan disertai pemecatan guru yang dinilai tidak cakap. 3) diterapkannya standar/ukuran yang sama dan berlaku untuk semua sekolah dimanapun berada. Periode ini tepatnya abad ke-20 terjadi Gerakan efisiensi dalam bekerja yang dikenal dengan Gerakan manajemen ilmiah. Efisiensi ini dilakukan melalui penerapan procedure kerja dalam format yang rinci dan bersifat ilmiah, penerapan disiplin yang kaku, serta pembataan kontak antarpersonal pegawai
  • 20.
    1 2 3 4 5 Periode Aspek Organisasike Periode Interaksi Perilaku (Wiles dan Lovell, 1975) Periode Aspek organisasi, periode ini menekankan pentingnya aspek insani dalam organisasi (supervision and human concern in organization). Kegiatan supervise dilandasi kepemimpinan demokartis, proses kelompok, evaluasi Bersama, bersifat energik. Periode interkasi perilaku sebagai supervise yang menekankan pada interaksi perilku sebagai suatu perbaikan pengajaran (the period of the movement toward interaction theorie) yaitu dengan pemberian kesempatan seluas luasnya kepada guru untuk melakukan perbaikan pengajaran, memahami perilaku, memprediksi kemampuan dan mengembangkan kreatifitas
  • 21.
    1 2 3 4 5 Periode Diri Supervisike Periode Pendidikan Modern (Wiles dan Lovell, 1975) Periode Diri supervise (Self Supervision), periode ini menekankan pentingnya kesadaran diri individu untuk menyadari kelemahannya dan berupaya melakukan perbaikan diri ke arah tujuan organisasi. Periode Supervisi Pendidikan Modern sebagai supervise yang menekankan proses kolaborasi antar supervisor, guru yang didasari hubungan baik antar keduanya dalam menemukan solusi dan mengatasi masalah pembelajaran
  • 22.

Editor's Notes

  • #3 http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans
  • #4 http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans
  • #5 http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans
  • #6 http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans
  • #7 http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans
  • #8 http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans
  • #9 http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans
  • #10 http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans
  • #11 http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans
  • #12 http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans
  • #13 http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans
  • #14 http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans
  • #15 http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans
  • #16 http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans
  • #17 http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans
  • #18 http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans
  • #19 http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans
  • #20 http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans
  • #21 http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans