SlideShare a Scribd company logo
POLA KEUANGAN
DESA DAN KOTA
PETA KONSEP
KARAKTERISTIK
KLASIFIKASI
POLA
FAKTOR
KARAKTERISTIK
KLASIFIKASI
KOTA
INTERAKSI
DESA
STRUKTUR
PERMASALAHAN
DAMPAK
USAHA
PEMERATAAN
STRUKTUR
PERMASALAHAN
1. CIRI CIRI DESA
Berdasarkan UU No 6 tahun 2014, desa didefinisikan sebagai
kesatuan masyarakat umum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asla usul, dan/ atau hak trandisional yang
diakui dan dihormati dalam system pemerintahan NKRI.
Ciri- ciri desa :
a. Perbandingan lahan dengan penduduk.
b. Lapangan pekerjaan dominasi di bidang pertanian
c. Hubungan kekerabatan masih erat
d. Tradisi yang berlaku masih dianut dengan teguh.
2. POTENSI DESA
a. Potensi sumber daya alam
1. lokasi desa
2. luas desa
3. keadaan tanah
4. keadaan iklim
5. ketersediaan sumber daya hayati
6. keadaan bentang alam
b. Potensi sumber daya manusia
1. komposisi umur
2. organisasi masyarakat
3. tingkat pendidikan
4. tingkat kesehatan
5. swadaya masyarakat dan gotong royong untuk membangun daerah
6. adat istiadat dan kebudayaan
c. Potensi kelembagaan
1. lembaga pemerintahan desa dan kelurahan
2. lembaga kemasyarakatan desa dan kelurahan
3. lembaga social kemasysarakatan
4. organisasi profesi
5. partai politik
6. lembaga perekonomian
7. lembaga pendidikan
8. lembaga adat
9. lembaga keamanan dan ketertiban
d. Potensi prasarana dan sarana
1. transportasi
2. informasi dan komunikasi
3. prasarana air bersih dan sanitasi
4. prasarana dan kondisi irigasi
5. prasarana dan sarana pemerintahan
6. prasarana dan sarana lembaga kemasyarakatan
7. prasarana peribadata prasarana olah raga
8. prasarana dan sarana kesehatan
9. prasarana dan sarana pendidikan
10. prasarana dan sarana energy dan penerangan
11. prasarana dan sarana hiburan dan wisata
12. prasarana dan sarana kebersihan
STRUKTUR DAN POLA KERUANGAN DESA
SWADAYA
Klasifikasi
D E S A
Sebagian besar kehidupan
penduduknya masih
menggantungkan pada alam
Hasil usaha digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Administrasi belum dilaksanakan
dengan baik
Lembaga-lembaga desa belum
berfungsi dengan baik
Tingkat pendidikan dan
produktivitas penduduknya masih
rendah
Belum mampu
menyelenggarakan urusan
pemerintahan sendiri
SWAKARYA
Mata pencaharian mulai
beragam
Adat istiadat mulai longgar
Administrasi desa sudah
berjalan
Lembaga social dan
lembaga pemerintahan
sudah berfungsi
Sudah ada hubungan
dengan daerah sekitar
Sudah mampu
menyelenggarakan urusan
pemerintahan sendiri
SWASEMBADA
Mata pencaharian penduduk
sebagian besar di bidang jasa dan
perdagangan
Pola pikir masyarakat lebih rasional
Pengelolaan administrasi sudah
dilaksanakan dengan baik
Lembaga social dan pemerintahan
sudah berfungsi dengan baik
Sarana dan prasarana desa
lengkap
Sudah mampu menyelenggarakan
urusan pemerintahan sendiri
STRUKTUR dan POLA RUANG PENGGUNAAN
LAHAN DESA
BERDASARKAN POLA
PEMUKIMAN
BERDASARKAN LAHAN
DESA / LETAK GEOGRAFIS
BERDASARKAN KEGIATAN
EKONOMI
Desa
pegunungan
Desa
Dataran
Rendah
Desa
pesisir /
pantai
Desa
Dataran
Tinggi
Desa
pedalaman
1
2
BERDASARKAN LAHAN
DESA / LETAH
GEORAFIS
3
4
5
BERDASARKAN POLA PEMUKIMAN
Pola Pemukiman Menyebar
Pola Pemukiman Memanjang
Pola Pemukiman Berkumpul
Pola Pemukiman Melingkar
• Infographic Style
Desa pesisir / nelayan
(DNL)
BERDASARKAN KEGIATAN
EKONOMI
Desa persawahan
(DPS)
Desa perladangan
(DPL)
Desa perkebunan
(DRS)
Desa peternakan
(DPT)
Desa perdagangan
(DJP)
Desa pertambangan
(DPG)
Desa industry kecil
dan kerajinan (DIK)
Desa industry
sedang dan besar
(DIB)
PERMASALAHAN DI DESA
Content
Here
Kaitannya
dengan
kondisi
geografis
Kaitannya
dengan
kondisi
masyarakat
Kaitannya dengan
pemerintahan dan
kelembagaan
Kondisi geografis
Indonesia yg berupa
kepulauan merupakan
potensi sekaligur
masalah yang harus
dihadapi bersama
Kemampuan
penduduk desa dalam
memenuhi hidupnya
sangat bervariasi, ada
mampu memenuhi
dan ada yang kurang
mampu.
Kondisi ini ditambah
dengan belum
maksimalnya
koordinasi pelayanan
pemerintah dari
pemerintahan terkecil
sampai pusat. Dengan
demikian, perencanan
pembanguna kurang
maksimal.
UPAYA PEMBANGUNAN DESA
1. Menempatkan penduduk desa dalam
kedudukan sebagai warga desa yang
sebenarnya.
2. Menguasakan supaya corak kehidupan
penduduk desa dapat meningkat
3. Mengusahakan supaya penduduk desa
dapat lebih kreatif, inovatif, dinamis, dan
fleksibel dalam menghadapi tantangan yang
ada.
1. KARAKTERISTIK KOTA
Menurut UU No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah, kawasan
perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan social, dan kegiatan ekonomi.
a. Ciri fisik
1. Sarana perekonomian
2. Tempat parkir yang memadai
3. Tempat rekreasi dan olahraga
4. Alun-alun
5. Gedung-gedung pemerintahan
b. Ciri-ciri sosia
1. Masyarakatnya heterogen
2. Bersifat individualistis dan materialistis
3. Mata pencaharian nonagraris
4. Corak keidupannya bersifat gesselschaft
5. Terjadi kesenjangan social antara golongan masyarakat kaya dan masyarakat
miskin
6. Norma-norma agama tidak begitu ketat
7. Pandangan hidup lebih rasional
8. Menerapkan strategi keruangan, yaitu pemisahan kompleks atau kelompok
social masyarakat secara tegas
Ciri kehidupan kota :
a. Adanya pelapisan social ekonomi
b. Adanya jarak social dan kurangnya toleransi social di antara
warganya
c. Adanya perbedaan penilaian terhadap suatu masalah
d. Warga kota umumnya sangat menghargai waktu
e. Cara berppikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan
berprinsip ekoonomi
f. Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap
perubahan social
g. Pada umumnya masyarakat kota lebih bersiat individu sedangkan
sifat solidaritas dan gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi.
Ciri-ciri masyarakat kota :
a. Egois
b. Memiliki pekerjaan yang beraneka ragam
c. Masyarakat kota berfungsi sebagai agent of change
d. Kehidupan keagamaan masyarakat kota sudah berkurang
e. Kota memiliki kesempatan kerja yang luas
f. Penduduk kota tdk mengenal gotong-royong
g. Kehidupan penduduk kota bersifat glamour
h. Terdapat kesenjangan social antar masyarakat kota
i. memiliki tingkat pendidikan tinggi
j. Sebagian besar bekerja di bidang industri
STRUKTUR DAN POLA KERUANGAN KOTA
a. Pola Sentralisasi
Merupakan pola persebaran kegiatan kota yang cenderung
mengelompok pada satu wilayah utama
b. Pola Desentralisasi
Merupakan pola persebaran yang cenderung menjauhi pusat
atau inti kota
c. Pola Nukleasi
Merupakan pola persebaran kegiatan kota yang menyerupai pola
sentralisasi tetapi skala ukuran lebih kecil.
d. Pola Segresi
Merupakan pola persebaran kota yang terpisah-pisah
berdasarkan keadaan social, ekonomi, budaya, dan sebagainya
2. Pola Keruangan
Kota
STRUKTUR KERUANGAN KOTA
Zona peralihan (transition zone)
Daerah tempat tinggal para pekerja
(zones of working men’s home)
Daerah pusat kegiatan (central
business district)
Daerah tempat tinggal para penglaju
(zone of commuters)
Daerah tempat tinggal kelas
menengah (zone of middle class
dwellers)
A. Teori konsentris
B. Teori ketinggian bangunan
Teori ketinggian bangunan diusulkan oleh Bergell (1955). Pada teori konsentris menekankan
bahwa kota merupakan perwujudan dua dimensi secara horizontal saja. Sementara ketinggian bangunan di
abaikan.
C. Teori sector
Munculnya ide mempertimbangkan variabel sector pertama kali di kemukakan oleh Yot (1939). Teori
sector membagi wilayah menjadi 5 yaitu,
1. Daerah pusat kota/CBD
2. Zone of wholesale light manufacturing
3. Zona pemukiman kelas rendah
4. Zona pemukiman kelas menengah
5. Zona pemukiman kelas tinggi
D. Teori inti ganda atau pusat kegiatan banyak
Struktur ruang kota menurut teori inti ganda adalah sebagai berikut :
1. pusat kota atau CBD
2. Kawasan niaga dan industry ringan
3. Kawasan murbawisma atau pemukiman kualitas rendah
4. Kawasan madyawisma atau pemukiman kualitas sedang
5. Kawasan adwisma atau tempat tinggal kualitas tinggi
6. Pusat industry berat
7. Pusat niaga atau perbelanjaan lain di pinggir kota
8. Upakota (suburban) kawasan industri
Penataan
ruang kota
01 PERUMAHAN
02 INDUSTRI
03 JASA
04 SARANA PEMERINTAHAN
05 TEMPAT PEMASARAN
06 PUSAT PENDIDIKAN, KESEHATAN,
PERIBADATAN, REKREASI DAN
OLAHRAGA
INTERAKSI DESA DAN KOTA
DALAM PEMERATAAN
PEMBANGUNAN
1. Faktor yang mempengaruhi interaksi desa kota dan dampaknya
a. Faktor pendorong
• Polusi, kemacetan, criminal, tidak ada ruang terbuka hijau sehingga penduduk tidak
nyaman (special force)
• Lokasi sudah tidak sesuai untuk kegiatan industry, sehingga pindah ke pinggiran kota
yang lalu lintasnya lancer dan penduduk belum padat (site force)
• Harga tanah mahal, pajak tinggi, dan jumlah penduduk banyak (force of social
evaluation)
• Ketidakpuasan fungsi ruang, pemukiman sempit dan tidak sehat (situasional force)
• Fasilitas umum tidak memadai, tidak lengkap, dan cenderung membahayakan
pengguna (statu and organization of occupance)
b. Faktor penarik
• Lokasi dekat dengan pusat kota yang dinilai lebih strategis bagi kegiatan industry (site
attraction)
• Terdapat kegiatan bisnis dengan kemudahan aksesibilitas
• Adanya fasilitas umum untuk olahraga, hiburan, seni budaya yang dapat dikunjungi
penduduk (functional magnetism)
• Orang akan lebih bangga tinggal dengan pusat kegiatan perdagangan atau
perbelanjaan (functional prestige)
DAMPAK POSITIF
1. Meningkatnya taraf pendidikan
2. Informasi dan komunikasi dapat mudah
diterima masyarakat
3. Pembangunan infrastruktur di desa sehingga
memudahkan aksesibilitas
4. Meningkatnya produktivitas penduduk desa
dengan teknologi tepat guna
5. Meningkatnya kesejahteraan penduduk
dengan meratanya pembangunan
6. Berkembangnya organisasi di desa yang
bertujuan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kesejahteraan penduduk
DAMPAK NEGATIF
1. Modernisasi pengaruh kota telah melunturkan
orientasi petani sebagai mata pencaharian
2. Siaran televisi dapat mempegaruhi sikap
masyarakat desa untuk hidup konsumerisme
dan kriminalitas
3. Tenaga muda di desa lebih tertarik bekerja di
kota daripada menjadi petani
4. Alih fungsi lahan akibat adanya pertumbuhan
kota yang mengarah di perbatasan desa-kota
5. Tata cara dan pola hidup masyarakat kota
cenderung mengubah masyarakat desa
6. Pencemaran lingkungan, meningkatnya
pengangguran, pembangunan tidak terkendali,
berkurangnya bahan pangan.
D A M P A K
INTERAKSI DESA
DAN KOTA BAGI
D E S A
DAMPAK POSITIF
1. Tercukupnya kebutuhan pangan bagi
penduduk kota yang berasal dari desa
2. Jumlah tenaga kerja di kota yang melimpah
3. Produk-produk kota dapat dipasarkan di desa
4. Peluang untuk berwiras
DAMPAK NEGATIF
1. Penduduk desa yang datang ke kota tanpa
keahlian menimbulkan permasalahan
2. Penduduk berpendapat rendah sulit memenuhi
kebutuhan hidup
3. Nilai lahan di kota mahal, warga yang tidak
mampu terpaksa menggunakan lahan yang
tidak layak huni
4. Terjadiya degradasi lingkungan karena
pembangunan yang tidak terkendali
D A M P A K
INTERAKSI DESA
DAN KOTA BAGI
K O T A
Peran desa dalam pembangunan
sebagai penyedia tenaga kerja yang dibutuhkan di
kota
sebagai tempat tujuan untuk wisata yang
dimanfaatkan oleh masyarakat kota
sebagai penghasil bahan baku untuk kegiatan di
kota
menjadi destinasi tujuan pemasaran hasil
produksi industri di kota
Peran kota dalam pembangunan
sebagai pemasok barang-barang
industri yang dibutuhkan di desa
sebagai pusat pendidikan yang
dibutuhkan masyarakat desa
sebagai pusat pemerintahan,
berbagai kebijakan yang diambil
dapat mempengaruhi
pembangunan desa
sebagai pusat informasi dan
perkembangan teknologi yang
hasilnya dibutuhkan
oleh desa.
INTERAKSI DESA DAN KOTA
DALAM PEMERATAAN
PEMBANGUNAN
2. Pembangunan Kota dan Alih Fungsi Lahan
Alih fungsi lahan merupakan sebuah konsekuensi atau akibat dari adanya
perkembangan suatu kota. Tidak bisa dipungkiri bahwa sebuah kota membutuhkan
lahan yang sangat luas, sementara ketersediaan lahan jumlahnya tetap. Alih fungsi lahan
dilakukan atas kehendak manusia. Namun dasar pengambilan
keputusan tersebut harus dipikirkan secara matang dan mempertimbangkan banyak
hal sebab alih fungi lahan yang tidak sesua dengan perutukannya dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan.
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

More Related Content

PPT
pola_keruangan.ppt
PPTX
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
PDF
interaksi keruangan desa dan kota
PPTX
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
PPTX
ppt 02-231113041550-82d1c309 geography.pptx
PPTX
Bab 2 Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
PPTX
Bab 2 Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
PPTX
Mona maulida 1
pola_keruangan.ppt
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
interaksi keruangan desa dan kota
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
ppt 02-231113041550-82d1c309 geography.pptx
Bab 2 Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
Bab 2 Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
Mona maulida 1

Similar to Tugas 11 GEO_NURVANIDA_XIIA4_23.pptx (20)

PPTX
Mona maulida 1
DOCX
Struktur spasial desa dan kota
PPTX
Geografi desa dan kota
PPTX
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA.pptx
PPTX
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA.pptx
PPTX
POLA KERUANGAN DESA.pptx
PPT
2690621.ppt
PPTX
Interaksi desa kota kelas duabelas .pptx
PDF
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kota
DOCX
Rangkuman Geografi : Interaksi Spasial Desa dan Kota
PPTX
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA.pptx
PPTX
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptx
PPT
Pola keruangan Desa kota materi kelas 12 SMA
PPTX
geografi kelas XII.pptx
PPT
Pola-Keruangan Desa dan Kota, Oke, New.ppt
PPTX
ppt geografi.pptx
PPTX
Interaksi keruangan desa dan kota
PPTX
Tugas ppt uas fajar
PPT
MATERI GEOGRAFI SMA POLA KERUANGAN DESA dan KOTA
PDF
PPT bab 2 Geografi kelas 11, - interaksi Kota Dan Desa
Mona maulida 1
Struktur spasial desa dan kota
Geografi desa dan kota
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA.pptx
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA.pptx
POLA KERUANGAN DESA.pptx
2690621.ppt
Interaksi desa kota kelas duabelas .pptx
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kota
Rangkuman Geografi : Interaksi Spasial Desa dan Kota
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA.pptx
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptx
Pola keruangan Desa kota materi kelas 12 SMA
geografi kelas XII.pptx
Pola-Keruangan Desa dan Kota, Oke, New.ppt
ppt geografi.pptx
Interaksi keruangan desa dan kota
Tugas ppt uas fajar
MATERI GEOGRAFI SMA POLA KERUANGAN DESA dan KOTA
PPT bab 2 Geografi kelas 11, - interaksi Kota Dan Desa
Ad

Recently uploaded (9)

PPTX
Powe Point EKSEKUSI DAN LELANG LIPA 5.pptx
PPTX
Moderasi Beragama & Pidana KUHP baru beragama
PPT
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
PPTX
Pendampingan Qanun Air Limbah Domestik ok
PPTX
596406477-Materi-Pengawasan-K3-Penanggulangan-Kebakaran-AK3U-1.pptx
PPT
eksistensi PTUN dan karakteristik HAPTUN
PDF
Potensi Ikan Cakalang Fufu sebagai indikasi geografis
PPTX
INDONESIA PULIH BERSATU BERANTAS KORUPSI.pptx
PPTX
25 KETERAMPILAN KADER - TAHUN 2025.pptx
Powe Point EKSEKUSI DAN LELANG LIPA 5.pptx
Moderasi Beragama & Pidana KUHP baru beragama
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
Pendampingan Qanun Air Limbah Domestik ok
596406477-Materi-Pengawasan-K3-Penanggulangan-Kebakaran-AK3U-1.pptx
eksistensi PTUN dan karakteristik HAPTUN
Potensi Ikan Cakalang Fufu sebagai indikasi geografis
INDONESIA PULIH BERSATU BERANTAS KORUPSI.pptx
25 KETERAMPILAN KADER - TAHUN 2025.pptx
Ad

Tugas 11 GEO_NURVANIDA_XIIA4_23.pptx

  • 3. 1. CIRI CIRI DESA Berdasarkan UU No 6 tahun 2014, desa didefinisikan sebagai kesatuan masyarakat umum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asla usul, dan/ atau hak trandisional yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan NKRI. Ciri- ciri desa : a. Perbandingan lahan dengan penduduk. b. Lapangan pekerjaan dominasi di bidang pertanian c. Hubungan kekerabatan masih erat d. Tradisi yang berlaku masih dianut dengan teguh. 2. POTENSI DESA a. Potensi sumber daya alam 1. lokasi desa 2. luas desa 3. keadaan tanah 4. keadaan iklim 5. ketersediaan sumber daya hayati 6. keadaan bentang alam b. Potensi sumber daya manusia 1. komposisi umur 2. organisasi masyarakat 3. tingkat pendidikan 4. tingkat kesehatan 5. swadaya masyarakat dan gotong royong untuk membangun daerah 6. adat istiadat dan kebudayaan c. Potensi kelembagaan 1. lembaga pemerintahan desa dan kelurahan 2. lembaga kemasyarakatan desa dan kelurahan 3. lembaga social kemasysarakatan 4. organisasi profesi 5. partai politik 6. lembaga perekonomian 7. lembaga pendidikan 8. lembaga adat 9. lembaga keamanan dan ketertiban d. Potensi prasarana dan sarana 1. transportasi 2. informasi dan komunikasi 3. prasarana air bersih dan sanitasi 4. prasarana dan kondisi irigasi 5. prasarana dan sarana pemerintahan 6. prasarana dan sarana lembaga kemasyarakatan 7. prasarana peribadata prasarana olah raga 8. prasarana dan sarana kesehatan 9. prasarana dan sarana pendidikan 10. prasarana dan sarana energy dan penerangan 11. prasarana dan sarana hiburan dan wisata 12. prasarana dan sarana kebersihan STRUKTUR DAN POLA KERUANGAN DESA
  • 4. SWADAYA Klasifikasi D E S A Sebagian besar kehidupan penduduknya masih menggantungkan pada alam Hasil usaha digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Administrasi belum dilaksanakan dengan baik Lembaga-lembaga desa belum berfungsi dengan baik Tingkat pendidikan dan produktivitas penduduknya masih rendah Belum mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan sendiri SWAKARYA Mata pencaharian mulai beragam Adat istiadat mulai longgar Administrasi desa sudah berjalan Lembaga social dan lembaga pemerintahan sudah berfungsi Sudah ada hubungan dengan daerah sekitar Sudah mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan sendiri SWASEMBADA Mata pencaharian penduduk sebagian besar di bidang jasa dan perdagangan Pola pikir masyarakat lebih rasional Pengelolaan administrasi sudah dilaksanakan dengan baik Lembaga social dan pemerintahan sudah berfungsi dengan baik Sarana dan prasarana desa lengkap Sudah mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan sendiri
  • 5. STRUKTUR dan POLA RUANG PENGGUNAAN LAHAN DESA BERDASARKAN POLA PEMUKIMAN BERDASARKAN LAHAN DESA / LETAK GEOGRAFIS BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI
  • 7. BERDASARKAN POLA PEMUKIMAN Pola Pemukiman Menyebar Pola Pemukiman Memanjang Pola Pemukiman Berkumpul Pola Pemukiman Melingkar
  • 8. • Infographic Style Desa pesisir / nelayan (DNL) BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI Desa persawahan (DPS) Desa perladangan (DPL) Desa perkebunan (DRS) Desa peternakan (DPT) Desa perdagangan (DJP) Desa pertambangan (DPG) Desa industry kecil dan kerajinan (DIK) Desa industry sedang dan besar (DIB)
  • 9. PERMASALAHAN DI DESA Content Here Kaitannya dengan kondisi geografis Kaitannya dengan kondisi masyarakat Kaitannya dengan pemerintahan dan kelembagaan Kondisi geografis Indonesia yg berupa kepulauan merupakan potensi sekaligur masalah yang harus dihadapi bersama Kemampuan penduduk desa dalam memenuhi hidupnya sangat bervariasi, ada mampu memenuhi dan ada yang kurang mampu. Kondisi ini ditambah dengan belum maksimalnya koordinasi pelayanan pemerintah dari pemerintahan terkecil sampai pusat. Dengan demikian, perencanan pembanguna kurang maksimal.
  • 10. UPAYA PEMBANGUNAN DESA 1. Menempatkan penduduk desa dalam kedudukan sebagai warga desa yang sebenarnya. 2. Menguasakan supaya corak kehidupan penduduk desa dapat meningkat 3. Mengusahakan supaya penduduk desa dapat lebih kreatif, inovatif, dinamis, dan fleksibel dalam menghadapi tantangan yang ada.
  • 11. 1. KARAKTERISTIK KOTA Menurut UU No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah, kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan social, dan kegiatan ekonomi. a. Ciri fisik 1. Sarana perekonomian 2. Tempat parkir yang memadai 3. Tempat rekreasi dan olahraga 4. Alun-alun 5. Gedung-gedung pemerintahan b. Ciri-ciri sosia 1. Masyarakatnya heterogen 2. Bersifat individualistis dan materialistis 3. Mata pencaharian nonagraris 4. Corak keidupannya bersifat gesselschaft 5. Terjadi kesenjangan social antara golongan masyarakat kaya dan masyarakat miskin 6. Norma-norma agama tidak begitu ketat 7. Pandangan hidup lebih rasional 8. Menerapkan strategi keruangan, yaitu pemisahan kompleks atau kelompok social masyarakat secara tegas Ciri kehidupan kota : a. Adanya pelapisan social ekonomi b. Adanya jarak social dan kurangnya toleransi social di antara warganya c. Adanya perbedaan penilaian terhadap suatu masalah d. Warga kota umumnya sangat menghargai waktu e. Cara berppikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip ekoonomi f. Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan social g. Pada umumnya masyarakat kota lebih bersiat individu sedangkan sifat solidaritas dan gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi. Ciri-ciri masyarakat kota : a. Egois b. Memiliki pekerjaan yang beraneka ragam c. Masyarakat kota berfungsi sebagai agent of change d. Kehidupan keagamaan masyarakat kota sudah berkurang e. Kota memiliki kesempatan kerja yang luas f. Penduduk kota tdk mengenal gotong-royong g. Kehidupan penduduk kota bersifat glamour h. Terdapat kesenjangan social antar masyarakat kota i. memiliki tingkat pendidikan tinggi j. Sebagian besar bekerja di bidang industri STRUKTUR DAN POLA KERUANGAN KOTA
  • 12. a. Pola Sentralisasi Merupakan pola persebaran kegiatan kota yang cenderung mengelompok pada satu wilayah utama b. Pola Desentralisasi Merupakan pola persebaran yang cenderung menjauhi pusat atau inti kota c. Pola Nukleasi Merupakan pola persebaran kegiatan kota yang menyerupai pola sentralisasi tetapi skala ukuran lebih kecil. d. Pola Segresi Merupakan pola persebaran kota yang terpisah-pisah berdasarkan keadaan social, ekonomi, budaya, dan sebagainya 2. Pola Keruangan Kota
  • 13. STRUKTUR KERUANGAN KOTA Zona peralihan (transition zone) Daerah tempat tinggal para pekerja (zones of working men’s home) Daerah pusat kegiatan (central business district) Daerah tempat tinggal para penglaju (zone of commuters) Daerah tempat tinggal kelas menengah (zone of middle class dwellers) A. Teori konsentris
  • 14. B. Teori ketinggian bangunan Teori ketinggian bangunan diusulkan oleh Bergell (1955). Pada teori konsentris menekankan bahwa kota merupakan perwujudan dua dimensi secara horizontal saja. Sementara ketinggian bangunan di abaikan. C. Teori sector Munculnya ide mempertimbangkan variabel sector pertama kali di kemukakan oleh Yot (1939). Teori sector membagi wilayah menjadi 5 yaitu, 1. Daerah pusat kota/CBD 2. Zone of wholesale light manufacturing 3. Zona pemukiman kelas rendah 4. Zona pemukiman kelas menengah 5. Zona pemukiman kelas tinggi D. Teori inti ganda atau pusat kegiatan banyak Struktur ruang kota menurut teori inti ganda adalah sebagai berikut : 1. pusat kota atau CBD 2. Kawasan niaga dan industry ringan 3. Kawasan murbawisma atau pemukiman kualitas rendah 4. Kawasan madyawisma atau pemukiman kualitas sedang 5. Kawasan adwisma atau tempat tinggal kualitas tinggi 6. Pusat industry berat 7. Pusat niaga atau perbelanjaan lain di pinggir kota 8. Upakota (suburban) kawasan industri
  • 15. Penataan ruang kota 01 PERUMAHAN 02 INDUSTRI 03 JASA 04 SARANA PEMERINTAHAN 05 TEMPAT PEMASARAN 06 PUSAT PENDIDIKAN, KESEHATAN, PERIBADATAN, REKREASI DAN OLAHRAGA
  • 16. INTERAKSI DESA DAN KOTA DALAM PEMERATAAN PEMBANGUNAN 1. Faktor yang mempengaruhi interaksi desa kota dan dampaknya a. Faktor pendorong • Polusi, kemacetan, criminal, tidak ada ruang terbuka hijau sehingga penduduk tidak nyaman (special force) • Lokasi sudah tidak sesuai untuk kegiatan industry, sehingga pindah ke pinggiran kota yang lalu lintasnya lancer dan penduduk belum padat (site force) • Harga tanah mahal, pajak tinggi, dan jumlah penduduk banyak (force of social evaluation) • Ketidakpuasan fungsi ruang, pemukiman sempit dan tidak sehat (situasional force) • Fasilitas umum tidak memadai, tidak lengkap, dan cenderung membahayakan pengguna (statu and organization of occupance) b. Faktor penarik • Lokasi dekat dengan pusat kota yang dinilai lebih strategis bagi kegiatan industry (site attraction) • Terdapat kegiatan bisnis dengan kemudahan aksesibilitas • Adanya fasilitas umum untuk olahraga, hiburan, seni budaya yang dapat dikunjungi penduduk (functional magnetism) • Orang akan lebih bangga tinggal dengan pusat kegiatan perdagangan atau perbelanjaan (functional prestige)
  • 17. DAMPAK POSITIF 1. Meningkatnya taraf pendidikan 2. Informasi dan komunikasi dapat mudah diterima masyarakat 3. Pembangunan infrastruktur di desa sehingga memudahkan aksesibilitas 4. Meningkatnya produktivitas penduduk desa dengan teknologi tepat guna 5. Meningkatnya kesejahteraan penduduk dengan meratanya pembangunan 6. Berkembangnya organisasi di desa yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk DAMPAK NEGATIF 1. Modernisasi pengaruh kota telah melunturkan orientasi petani sebagai mata pencaharian 2. Siaran televisi dapat mempegaruhi sikap masyarakat desa untuk hidup konsumerisme dan kriminalitas 3. Tenaga muda di desa lebih tertarik bekerja di kota daripada menjadi petani 4. Alih fungsi lahan akibat adanya pertumbuhan kota yang mengarah di perbatasan desa-kota 5. Tata cara dan pola hidup masyarakat kota cenderung mengubah masyarakat desa 6. Pencemaran lingkungan, meningkatnya pengangguran, pembangunan tidak terkendali, berkurangnya bahan pangan. D A M P A K INTERAKSI DESA DAN KOTA BAGI D E S A
  • 18. DAMPAK POSITIF 1. Tercukupnya kebutuhan pangan bagi penduduk kota yang berasal dari desa 2. Jumlah tenaga kerja di kota yang melimpah 3. Produk-produk kota dapat dipasarkan di desa 4. Peluang untuk berwiras DAMPAK NEGATIF 1. Penduduk desa yang datang ke kota tanpa keahlian menimbulkan permasalahan 2. Penduduk berpendapat rendah sulit memenuhi kebutuhan hidup 3. Nilai lahan di kota mahal, warga yang tidak mampu terpaksa menggunakan lahan yang tidak layak huni 4. Terjadiya degradasi lingkungan karena pembangunan yang tidak terkendali D A M P A K INTERAKSI DESA DAN KOTA BAGI K O T A
  • 19. Peran desa dalam pembangunan sebagai penyedia tenaga kerja yang dibutuhkan di kota sebagai tempat tujuan untuk wisata yang dimanfaatkan oleh masyarakat kota sebagai penghasil bahan baku untuk kegiatan di kota menjadi destinasi tujuan pemasaran hasil produksi industri di kota
  • 20. Peran kota dalam pembangunan sebagai pemasok barang-barang industri yang dibutuhkan di desa sebagai pusat pendidikan yang dibutuhkan masyarakat desa sebagai pusat pemerintahan, berbagai kebijakan yang diambil dapat mempengaruhi pembangunan desa sebagai pusat informasi dan perkembangan teknologi yang hasilnya dibutuhkan oleh desa.
  • 21. INTERAKSI DESA DAN KOTA DALAM PEMERATAAN PEMBANGUNAN 2. Pembangunan Kota dan Alih Fungsi Lahan Alih fungsi lahan merupakan sebuah konsekuensi atau akibat dari adanya perkembangan suatu kota. Tidak bisa dipungkiri bahwa sebuah kota membutuhkan lahan yang sangat luas, sementara ketersediaan lahan jumlahnya tetap. Alih fungsi lahan dilakukan atas kehendak manusia. Namun dasar pengambilan keputusan tersebut harus dipikirkan secara matang dan mempertimbangkan banyak hal sebab alih fungi lahan yang tidak sesua dengan perutukannya dapat menimbulkan kerusakan lingkungan.
  • 22. THANK YOU Insert the Subtitle of Your Presentation