TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Eriza Ricki. SM II PMI-A FDK UINSU 2019/2020
Download as PPTX, PDF0 likes94 views
Tafsir merupakan ilmu untuk memahami Al-Quran dengan menjelaskan makna dan hukum-hukumnya. Para sahabat menafsirkan Al-Quran berdasarkan Al-Quran itu sendiri, hadis Nabi, dan pemahaman bahasa Arab mereka. Metode tafsir berkembang hingga mencakup pendekatan bi al-ma'tsur (berdasarkan sumber-sumber syar'i) dan bi al-ra'yi (berdasarkan pemikiran mufassir).
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Eriza Ricki. SM II PMI-A FDK UINSU 2019/2020
- 2. Secara bahasa tafsir berasal dari kata al fusru yang mempunyai arti al-ibanah wa al-kasyf (menjelaskan dan menyingkap sesuatu). Sedangkan secara istilah tafsir ialah ilmu untuk memahami kitab Allah subhaanahu wa ta’ala yang diturunkan kepada nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam, menjelaskan makna- maknanya, menyimpulkan hikamh dan hukum- hukumnya. PENGERTIAN TAFSIR
- 3. Sejarah Singkat Tafsir Secara garis besar, ada tiga sumber utama yang dijuruk oleh para sahabat dalam menafsirkan al-Qur’an, yaitu: 1. al-Qur’an itu sendiri, terkadang satu masalah yang dijelaskan secara global disatu tempat, dijelaskan secara lebih terperinci diayat lain. 2. Disaat rasulullah saw asih hidup, para sahabat dapat bertanya langsung kepada beliau saw tentang makna suatu ayat yang tidak mereka pahami, atau mereka berselisih paham tentangnya. 3. Ijtihad dan pemahaman mereka sendiri, karena mereka adalah orang-orang Arab asli yang sangat memahami makna perkataan dan mengetahui aspek kebahasaannya.
- 4. TAFSIR Pada Masa Rasulullah Was dan Sahabat Said bin Jubair, Mujahid bbin Jabr, di Makkah, yang ketika itu berguru kepada Ibnu ‘Abbas. Muhammad bi Ka’ab, Zaid bi Aslam, di Madinah, yang ketikaitu berguru kepada Ubay bin Ka’ab. Al-Hasan Al-Bashriy, Amir Al- Sya’bi, di Irak, yang ketika itu berguru kepada ‘Abdullah bin Mas’ud. Tafsir Pada Masa Tabi’in Para tokoh tabi’in mendapatkan qaul-qaul sahabat di tiga tempat yaitu Makkah, Madinah, dan Irak. Orang-orang yang paling mengerti tentang tafsir adalah orang-orang Makkah, karena mereka adaalah murid-murid Ibnu Abbas r.a.
- 5. Tafsir Pada Masa Tadwin Para ulama saat itu mengumpulkan hadis-hadis yang mereka peroleh dari para sahabat tabi’in. Mereka menuyusun tafsir ddengan mnyebutkan sepotong ayat, kemudian menyebutkan riwayat dari para sahabat tabi’in. Untuk memisahkan hadis-hadis tafsir dari hadis yang lain, para ulama mengumpulkan hadis- hadis yang marfu’ dan hadis- hadis mauquf dengan tafsir. Tafsir Pada Masa Modern Membahas kesesuaian pandangan al-Qur’an terhadap dunia, dengan penemuan- penemuan dari ilmu pengetahuan alam. Problem politik dan sosial berdasarkan pandangan al- Qur’an. Dalam wacana kontemporer tafsir sebagai produk diposisikan sama seperti produk pemikiran lainnya, bersifat relatif dan nisbi, tidak bersifat mutlak dan sakral atau harus disakralkan.
- 6. Bentuk Tafsir Al-qur’an Tafsir Bi Ma’tsur Dinamai dengan nama ini (dari kata atsar yang berarti sunnah, hadits jejak, peninggalan). Tafsir bil ma’tsur adalah tafsir yang didasarkan pada kutipan-kutipan yanh shahih yaitu menafsirkan Al- Qur’an dengan Al-Qur’an, Al-Qur’an dengan sunnah. Tafsir-tafsir bil ma’tsur yang terkenal adalah: tafsir inbu jarir, tafsir abu laits as samarkandy, tafsir ad dararul ma’tsur fit, tafsir bil ma’tsur, tafsir ibnu katsir, tafsir al baghawy, dll. Tafsir Bir Ra’yi Penafsiran dengan menggunakan logika dan pemahaman mufassir secara tersendiri Pada awalnya banyak digunakan untuk membela madzhab dan kepentingan tertentu Hukumnya: jika benar-benar tanpa landasan dalil maka haram Contoh tafsirnya: tafsir al jalalain, tafsir al baidhawi, tafsir al fakhrur razy, tafsir abu suud, dll
- 7. Tafsir Isyari Yaitu penafsiran tidak belandaskan zhahir lafdz tapi dengan menacri isyarat tersembunyi Dalil: kisah umar dan ibnu abbas Hukumnya: boleh dengan syarat • Tidak betentangan dengan makna ayat • Makna harus benar • Bisa dirasakan hubugannya dengan lafadz • Talazum (sesuai) dengan makna ayat Contoh tafsir: tafsir an naisabury, tafsir al alusy, tafsir at tastary, tafsir ibnu araby
- 8. Metedologi tafsir yang menyimpang Penghilangan sanad-sanad Munculnya beragam madzhab sekalipun ambisi pribadi dan kelompok Mufasir meyakini keberadaan suatu makna, kemudian darinya itu dipergunakan untuk merangkai berbagai lafaz al-qur’an Mufasirnya hanya berkutat pada bahsa arab Kisah-kisah israiliyyah Kurangnya pemahaman mufasir terhadap penguasaan bahasa arab Munculnya para penganut tafsir ‘ilmi Munculnya pembaharuan-pembaharuan islam yang sedikit memiliki pengetahuan syari’ah Pengabaian kaidah-kaidah tafsir