SlideShare a Scribd company logo
2
Most read
5
Most read
7
Most read
KRISTALISASI
Kristal gula dibuat dalam Vacuum Pans melalui proses pembesaran kristal hingga mencapai
ukuran yang dikehendaki dengan cara memasukkan nira kental (syrup), gula leburan,
molasses kedalam pans pada kondisi temperatus dan vacuum yang terkendali. Hasil resultan
dari kristalisasi adalah berupa massecuite (campuran kristal gula dengan molasses).
Tingkatan masak (kristalisasi) dilaksanakan dengan sistem ABC. Kristalisasi untuk "A" dan
"B" Massecuite dikerjakan dengan menggunakan batch pan yang dilengkapi dengan
pengaduk, sedangkan untuk "C" massecuite dikerjakan dengan continous pan. Nira kental,
leburan gula "B" dan "C" sebagai bahan masakan "A" massecuite. Bahan masakan "B"
massecuite berasal dari "A" molasses dan nira kental. Bahan masakan "C" massecuite berasal
dari "B" molasses dan bibitnya menggunakan "A" molasses.
Vacuum Pans
PEMISAHAN KRISTAL GULA DAN MOLASSES
Bila satu siklus proses masak pembesaran kristal telah selesai, massecuite dari vacuum pans
kristalisasi dituangkan kedalam strike receiver sambil melanjutkan pertumbuhannya. Kristal
gula dipisahkan dari molasses menggunakan sebuah basket berlubang yang diputar sampai
pada kecepatan tertentu sehingga molasses terlepas dari kristal gula akibat gaya sentrifugal
(centrifugals machine). Pemisahan "A" massecuite menggunakan batch centrifugals
menghasilkan kristal gula SHS (produk) dan "A" moolasses. Pemisahan "B" massecuite
menggunakan continuous centrifugals menghasilkan gula "B" dan "B" molasses, pemisahan
"C" massecuite menggunakan continuous centrifugals menghasilkan gula "C" dan final
molasses.
Batch centrifugal dan Continuous centrifugal
Pengemasan
PENANGANAN DAN PENGEMASAN PRODUK
Setelah proses pemisahan kristal gula produk (SHS) dikondisikan melalui sebuah unit
fluidized bed vibrating cooler dengan maksud untuk menurunkan tingkat kelembaban serta
meningkatkan kualitas penyimpanan, kemudian dilakukan pemilahan ukuran butiran
menggunakan vibrating screen. Kristal gula kemudian ditampung dalam sugar bin untuk
selanjutnya dilakukan penimbangan dan pengemasan. Sensor pengirim sinyal bobot pada
timbangan digunakan jenis load cell. Untuk menjamin keakuratan berat kristal dalam
kemasan, mekanisme kerja mesin timbangan dan pengemasan bekerja secara integral yang
dikendalikan secara otomatis. Setiap informasi penyimpangan terekam dan secara otomatis
sistem memberi peringatan.
Sertifikasi jaminan mutu
STANDARISASI KUALITAS DAN KEAMANAN PRODUK
Guna menjamin kualitas, keamanan dan kehalalan produk baik gula maupun final molasses,
telah diterapkan secara konsisten Quality & Management System yang mengacu pada
standarc HACCP (SNI 01-4582-1998) dan GMP STANDARD B2, telah mendapatkan
sertifikasi dari PDV the Netherland (Certifiate No. GMP'B2 0016), HACCP (Certificate No.
PSC 00015) dan sertifikat HALAL dari MUI (Halal No.:02100005008608).
http://www.gunungmadu.co.id/index.php?modul=artikel&id=utama&kodebrt=pabrik&colvis
=false
http://unikboss.blogspot.com/2010/10/proses-pembuatan-gula.html
http://singgihwalkers.wordpress.com/2011/11/23/proses-pembuatan-gula-dari-tebu-pada-pg-
x/
http://deluk12.wordpress.com/makalah-proses-pembuatan-gula/
Proses Kristalisasi gula di Stasiun Masakan ( Boiling Station ).
Proses Pemisahan kristal gula dari tetes di Stasiun Puteran ( Cetrifuge Station )
Kristalisasi
Nira kental dari sari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam suatu pan vakum, yaitu
tempat dimana nira pekat hasil penguapan dipanaskan terus-menerus sampai mencapai
kondisi lewat jenuh, sehingga timbul kristal gula.
Sistem yang dipakai yaitu ABD, dimana gula A dan B sebagai produk,dan gula D dipakai
sebagai bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak kembali. Pemanasan
menggunakan uap dengan tekanan dibawah atmosfir dengan vakum sebesar 65 cmHg,
sehingga suhu didihnya 650
c. Jadi kadar gula (sakarosa) tidak rusak akibat terkena suhu yang
tinggi. Hasil masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan (Stroop). Sebelum
dipisahkan di putaran gula, lebih dulu didinginkan pada palung pendinginan (kultrog).
5. Pemisahan Kristal Gula
pemisahan kristal dilakukan dengan menggunakan saringan yang bekerja dengan gaya
memutar (sentrifungal). Alat ini bertugas memisahkan gula terdiri dari :
1. 3 buah broadbent 48” X 30”untuk gula masakan A.
2. 4 buah bactch sangerhousen 48” X 28” untuk masakan B.
3. 2 buah western stated CCS untuk D awal.
4. 6 buah batch sangerhousen 48” X 28” untuk gula SHS.
5. 3 buah BNA 850 K untuk gula D.
dalam tingkatan pengkristalan, pemisahan gula dari tetesnya terjadi pada tingkat B. Pada
tingkat ini terjadi poses separasi (pemisahan). Mekanismenya menggunakan gaya sentrifugal.
Dengan adanya sistem ini, tetes dan gula terpisah selanjutnya pada tingkat D dihasilkan gula
melasse (kristal gula) dan melasse (tetes gula).
6. Pengeringan Kristal Gula
Air yang dikandung kristal gula hasil sentrifugasi masih cukup tinggi, kira-kira
20% . Gula yang mengandung air akan mudah rusak dibandingkan gula kering,
untuk menjaga agar tidak rusak selama penyimpanan, gula tersebut harus dikeringkan terlebih
dahulu. pengeringan dapat dilakukan dengan cara alami atau dengan memakai udara panas
kira-kira 800
c.
pengeringan gula secara alami dilakukan dengan melewatkan SHS pada talang
goyang yang panjang. Dengan melalui talang ini gula diharapkan dapat kering dan dingin.
Proses pengeringan dengan cara ini membutuhkan ruang yang lebih luas dibandingkan cara
pemanasan. Karena itu, pabrik-pabrik gula menggunakan cara pemanasan. Cara ini bekerja
atas dasar prinsip aliran berlawanan dengan aliran udara panas.
1. Sumber Tenaga Penggerakan Mesin Pembuat Gula
Tenaga yang menggerakan mesin-mesin pembuat gula selain berasal dari pembangkit listrik
juga berasal dari pembangkit tenaga uap. Sebagai penghasil tenaga digunakan 5 buah ketel
pipa air Niew mark 16 ton/jam masing-masing 440 m2
vo dengan tekanan kerja 15 kg/cm2
dan
satu buah ketel cheng-cheng kapasitas 40 ton/jam. Uap yang dihasilkan dipakai untuk
menggerakan turbin generator dan mesin uap. Uap bekasnya dipakai untuk memanaskan dan
menguapkan nira dalam panci mengguapkan dan memanaskan gula.
Bahan bakar pembangkit tenaga uap adalah ampas tebu yang berasal dari proses pemerahan
nira. Ampas tebu yang di hasilkan dari proses pemerahan nira tersebut sekitar 30% tebu.
Ampas tebu mengandung kalori sekitar 18000 kca/kg dan kekurangannya di tambah BBM
(F,O).
1. Kelebihan dan Kekurangan Produksi Gula Menggunakan Mesin Manual
Produksi gula menggunakan mesin manual hasilnya cukup memuaskan, gula yang diproduksi
pun adalah gula putih atau SHS (Superieure Hoofd Suiker). Selain itu produksi gula
menggunakan mesin manual lebih menghemat energi, karena bahan bakarnya berasal dari
ampas tebu. Tetapi produksi gula menggunakan mesin manual juga memiliki kekurangan
yaitu, tingkat produksi gula belum mampu mengimbangi tingkat konsumsi masyarakat,
karena produksi gula menggunakan mesin manual lebih sedikit dari pada produksi gula
menggunakan mesin yang berteknologi canggih
Pendidihan/ KristalisasiPada tahap akhir pengolahan, sirup ditempatkan ke dalam wadah
yang sangat besar untuk dididihkan. Di dalam wadah ini air diuapkan sehingga kondisi untuk
pertumbuhan kristal gula tercapai. Pembentukan kristal diawali dengan mencampurkan
sejumlah kristal ke dalam sirup. Sekali kristal terbentuk, kristal campur yang dihasilkan dan
larutan induk (mother liquor) diputar di dalam alat sentrifugasi untuk memisahkan keduanya,
bisa diumpamakan seperti pada proses mencuci dengan menggunakan pengering berputar.
Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum disimpan.
Larutan induk hasil pemisahan dengan sentrifugasi masih mengandung sejumlah gula
sehingga biasanya kristalisasi diulang beberapa kali. Sayangnya, materi-materi non gula yang
ada di dalamnya dapat menghambat kristalisasi. Hal ini terutama terjadi karena keberadaan
gula-gula lain seperti glukosa dan fruktosa yang merupakan hasil pecahan sukrosa. Olah
karena itu, tahapan-tahapan berikutnya menjadi semakin sulit, sampai kemudian sampai pada
suatu tahap di mana kristalisasi tidak mungkin lagi dilanjutkan.
Sebagai tambahan, karena gula dalam jus tidak dapat diekstrak semuanya, maka terbuatlah
produk samping (byproduct) yang manis: molasses. Produk ini biasanya diolah lebih lanjut
menjadi pakan ternak atau ke industri penyulingan untuk dibuat alkohol (etanol) . Belakangan
ini molases dari tebu di olah menjadi bahan energi alternatif dengan meningkatkan
kandungan etanol sampai 99,5%.
PenyimpananGula kasar yang dihasilkan akan membentuk gunungan coklat lengket selama
penyimpanan dan terlihat lebih menyerupai gula coklat lunak yang sering dijumpai di dapur-
dapur rumah tangga. Gula ini sebenarnya sudah dapat digunakan, tetapi karena kotor dalam
penyimpanan dan memiliki rasa yang berbeda maka gula ini biasanya tidak diinginkan orang.
Oleh karena itu gula kasar biasanya dimurnikan lebih lanjut ketika sampai di negara
pengguna.
Afinasi (Affination)Tahap pertama pemurnian gula yang masih kasar adalah pelunakan dan
pembersihan lapisan cairan induk yang melapisi permukaan kristal dengan proses yang
dinamakan dengan “afinasi”. Gula kasar dicampur dengan sirup kental (konsentrat) hangat
dengan kemurnian sedikit lebih tinggi dibandingkan lapisan sirup sehingga tidak akan
melarutkan kristal, tetapi hanya sekeliling cairan (coklat). Campuran hasil („magma') di-
sentrifugasi untuk memisahkan kristal dari sirup sehingga kotoran dapat dipisahkan dari gula
dan dihasilkan kristal yang siap untuk dilarutkan sebelum proses karbonatasi.
Cairan yang dihasilkan dari pelarutan kristal yang telah dicuci mengandung berbagai zat
warna, partikel-partikel halus, gum dan resin dan substansi bukan gula lainnya. Bahan-bahan
ini semua dikeluarkan dari proses.
KarbonatasiTahap pertama pengolahan cairan (liquor) gula berikutnya bertujuan untuk
membersihkan cairan dari berbagai padatan yang menyebabkan cairan gula keruh. Pada tahap
ini beberapa komponen warna juga akan ikut hilang.
Salah satu dari dua teknik pengolahan umum dinamakan dengan karbonatasi. Karbonatasi
dapat diperoleh dengan menambahkan kapur/ lime [kalsium hidroksida, Ca(OH)2] ke dalam
cairan dan mengalirkan gelembung gas karbondioksida ke dalam campuran tersebut.
Gas karbondioksida ini akan bereaksi dengan lime membentuk partikel-partikel kristal halus
berupa kalsium karbonat yang menggabungkan berbagai padatan supaya mudah untuk
dipisahkan. Supaya gabungan-gabungan padatan tersebut stabil, perlu dilakukan pengawasan
yang ketat terhadap kondisi-kondisi reaksi.
Gumpalan-gumpalan yang terbentuk tersebut akan mengumpulkan sebanyak mungkin materi-
materi non gula, sehingga dengan menyaring kapur keluar maka substansi-substansi non gula
ini dapat juga ikut dikeluarkan. Setelah proses ini dilakukan, cairan gula siap untuk proses
selanjutnya berupa penghilangan warna.
Selain karbonatasi, t eknik yang lain berupa fosfatasi. Secara kimiawi teknik ini sama dengan
karbonatasi tetapi yang terjadi adalah pembentukan fosfat dan bukan karbonat. Fosfatasi
merupakan proses yang sedikit lebih kompleks, dan dapat dicapai dengan menambahkan
asam fosfat ke cairan setelah liming seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Penghilangan warnaAda dua metoda umum untuk menghilangkan warna dari sirup gula,
keduanya mengandalkan pada teknik penyerapan melalui pemompaan cairan melalui kolom-
kolom medium. Salah satunya dengan menggunakan karbon teraktivasi granular [granular
activated carbon, GAC] yang mampu menghilangkan hampir seluruh zat warna. GAC
merupakan cara modern setingkat “bone char”, sebuah granula karbon yang terbuat dari
tulang-tulang hewan.
Karbon pada saat ini terbuat dari pengolahan karbon mineral yang diolah secara khusus untuk
menghasilkan granula yang tidak hanya sangat aktif tetapi juga sangat kuat. Karbon dibuat
dalam sebuah oven panas dimana warna akan terbakar keluar dari karbon.
Cara yang lain adalah dengan menggunakan resin penukar ion yang menghilangkan lebih
sedikit warna daripada GAC tetapi juga menghilangkan beberapa garam yang ada. Resin
dibuat secara kimiawi yang meningkatkan jumlah cairan yang tidak diharapkan.
Cairan jernih dan hampir tak berwarna ini selanjutnya siap untuk dikristalisasi kecuali jika
jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan konsumsi energi optimum di dalam
pemurnian. Oleh karenanya cairan tersebut diuapkan sebelum diolah di panci kristalisasi.
PendidihanSejumlah air diuapkan di dalam panci sampai pada keadaan yang tepat untuk
tumbuhnya kristal gula. Sejumlah bubuk gula ditambahkan ke dalam cairan untuk
mengawali/memicu pembentukan kristal. Ketika kristal sudah tumbuh campuran dari kristal-
kristal dan cairan induk yang dihasilkan diputar dalam sentrifugasi untuk memisahkan
keduanya.
Proses ini dapat diumpamakan dengan tahap pengeringan pakaian dalam mesin cuci yang
berputar. Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum dikemas
dan/ atau disimpan siap untuk didistribusikan.
. Stasuin kristalisasi Nira
Proses kristalisasi ini dipabrik gula lebih dikenal dengan nama proses pemasakan. Nira kental
yang keluar dari stasiun penguapan mempunyal kekentalan kira-kira 60°rik, didalam stasiun
kristalisasi diuapkan lagi sampai tinbul Kristal gula. Pengambilan gula dari nira kental tidak
dapat hanya satu kal, tetapi harus dilakukan dalam beberapa tingkat. Pada PG X proses
pengkristalan dengan system 3 tingkat. Hal ini diharapkan agar didapat produk SHSIA.
Untuk mencegah karamelisasi sakharosa maka apda waktu memasak dilaksanakan pada
tekanan vakum kira-kira 65 cmHG, sehingga pada pemanasan kira-kira 60°C diharapkan nira
kental dalam pan pemasak sudah mendidih. Di PG X ada6 buah pan masakan A yang dipakai
untuk memasak nira yang HK-nya (harga kemurnian) tinggi, masing-masing V)-nya 104 m2
dan volumenya 240 HL. Sebuah pan masakan B yang V)-nya 190 m2
dan volumenya 250 HL.
Dua buah pan masakan D yang VO-nya berturut-turut 125 m2
, 200m2
dan volumenya 300
HL, 350 HL.
Pada pan masakan A ini diharapkan dapat mengkristalkan sakharosa yang terkandung dalam
nira kental sebanyak-banyaknya. Nira kental dar penampungan nira kentali pompa ke pan
masakan A, disini nira kental dipanaskan sampai mencapai kekentalan tertentu. Apabila
keadaan ini telah tercapai ekkentalan baru “einwurf”(bibit) ditambahkan secukupnya kira-
kira 30 HL. Dengan adanya penambahan bibit ini akan timbul butir-butir Kristal, apabila
jarak antara butir Kristal yang satu dengan yang lain cukup dekat atau rapat maka
ditambahkan klare SHS sehingga masakan menjadi encer kembali dengan harapan
memberikan kesampatan pada Kristal untuk tumbuh lebih besar. Apabila pembentukan
Kristal sudah sesuai dengan volume masakan yang dibutuhkan melalui palung-palung
pendingin dan selanjutnya dipompa ke puteran A.
Pada pan masakan B ini yang dimasukan adalah stroop A dan bibit Kristal. Proses pemasakan
pada pan masakan B ini sama dengan proses pemasakan pada pan masakan A. Setelah
melalui pengontrolan dan Kristal sudah banyak maka hasil masakan tersebut diturunkan ke
palung pendingin, kemudian dipompa ke centrifuge. Dari proses ini dihasilkan gula C2
(digunakan sebagai bibit) dan stroop B.
Pada pan amsakan D dimasukan stroop B dan klare D(stroop hasil pemutaran D2 yang
kandungan gulanya rendah). Hasil masakan diturunkan ke palung pendingin. Untuk pan
masakan D karena menghasilkan gula D2 dan tetes, maka pada palung pendingin yang
tujuannya supaya terjadi pristiwa pengkristalan kembali dan diharapkan kandungan gula
dalam tetes kecil.
5. Stasiun Pemisahan
Hasil dari stasiun kristalisasi merupakan suatu campuran yang terdiri dari larutan dan Kristal
sakharosa, sehingga perlu dipisahkan. Seteleh didinginkan kemudian dipisahkan antara
Kristal dan larutan. Pemisahan dilakukan dalam “centrifuge” yang bekerja menggunakan
gaya sentrifugal sebagai kekuatan pendorong.
Di PG X digunakan system putaran berganda yaitu putaran depan dan putaran belakang.
Putaran depan terdiri dari putaran A,B dan D1.Sedangkan putaran belakang terdiri dari
putaran SHS dan D2.
Masquite (Kristal sakharosa dan larutannya) dari maskan setelah dipompa ke putaran A.
Diputaran A ini akan dipisahkan gula A dan stroop A. Stroop A digunakan sebagai bahan
dasar pada pan masakan B, sedangkan gula A dipompa ke putaran SHS. Diputaran SHS ini
ditambakan uap yang tujuannya membantu proses pengeringan. Pada putaran SHS ini akan
dipisahkan gula SHS sebagai produk dan klare SHS dialirkan ke pan masakan A.
Pada putaran B dihasilkan stroop B yang digunakan sebagai bahan dasar pada pan masakan B
dan D, dan gula B-nya dipompa ke putaran SHS. Pada putaran SHS ini dihasilkan klare SHS
yang pada masakan A sebagai bahan campuran masakan dan gula B digunakan sebagai bibit
(einwurf).
Pada putran D1 dihasilkan gula D dan srtoop yang disebut tetes. Gula D dipompa ke putaran
belakang D2,sedangkan tetesnya merupakan hasil samping karena kadar gulanya sudah cukup
rendah.
Pada putaran D2 ini dipisahkan gula D2 selanjutnya dilebur ekmbali dan dialirkan ke pan
masakan D sebagai bahan campuran pada masakan D.
Stasiun Penyelesaian
Stasiun penyelesaian berfungsi menyelesaikan hasil gula yang telah mkristal. Pada bagian ini
Kristal-kristal gula hasil dari putaran SHS dilewatkan pada telang goyang.
Pada talang goyang ini gula-gula yang menggumpal akan pecah menjadi butiran-butiran gula,
pada saat butiran-butiran gula ini berjalan sepanjang talang dihembuskan udara agar menjadi
kering dan dingin. Udara dihembuskan dengan mengunakan blower. Untuk mengangkut
Kristal-kristal gula ke talang saringan digunakan “bucket elevator”.
Pada talang saringan ini Kristal-kristal gula dipisahkan, Kristal gula yang tidak memenuhi
ukuran standart dilebur dan diproses kembali sedangkan butiran gula yang standart diambil
sebagai produk. Gula yang dihasilkan sebagai produk pada PG X adalah jenis SHS IA.
Utilitas
Di PG X utilitas yang digunakan adalah air,uap,listrik, dan udara.
1. Air
Untuk memenuhi kebutuhan air proses dan air minum perusahaan karyawan digunakan air
yang diambil dari sungai. Sebelum air digunakan sebagai air proses dan air minum, maka
dilakukan pengolahan air. Disini pengolahan air dilakukan secara fisis, dimana air dilewatkan
dalam bak-bak pengendapan. Bak pengandapan ini terbuat dari pasangan batu bata, berbentuk
persegi panjang dengan ukuran 25m x 12m. Perjalanan air didalam bak melalui beberapa
sekat, aga lumpur dan partikel-partikel lainnya mengendap. Bak pengandapan ini dilengkapi
dengan pompa untuk memasukan air ke peti reasevoir air pengisi ketel dan tangki air kali.
Tangki air kali ini berfungsi untuk menampung air kali yang bersih, dimana air kali ini
digunakan sebagai isian ketel apabila air embun tidak mencukupi dan digunakan sebagai air
minum.
1. Uap
Uap diperoleh dari ketel uap, untuk memenuhi kebutuhan uap PG X menpunyai 9 buah ketel
uap jenis pipa api. Ketel pipa api ini termasuk ketel bertekanan rendah, dengan tekanan kerja
68 kg/cm2
. Uap digunakan untuk menajlankan mesin-mesin uap atau pesawat pengolahan dan
sebagian utnuk proses pengolahan gula.
Air dalam ketel uap dipanaskan sampai mendidih, maka air akan menguap. Uap ditampung
dalam dom uap, baru yang dihasilkan dialirkan ke mesin-mesin atau pesawat pengolahan
melalui pipa-pipa. Pemanas yang digunakan adalah hasil pembakaran bahan bakar (ampas
tebu) pada dapur ketel. Ampas ini diumpankan kedalam dapur ketel melalui pintu pengumpan
dengan menggunakan tenaga orang.
1. Listrik
Kebutuhan tenaga listrik diperoleh dari genset yang digerakan oleh mesin disel maupun
mesin uap. Lokasi genset terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Genset dengan penggerak mula diesel, bertempat diluar pabrik.
2. Genset dengan penggerak mula mesin uap, bertempat didalam pabrik.
Dalam masa giling pembangkit listrik yang digunakan adalah yang digerakan dengan mesin
uap dan dibantu dengan mesin diesel. Pembangkit listrik yang digunakan diluar masa giling
adalah mesin diesel. Kebutuhan Tenaha listrik menggunakan 2 macam arus: AC dan DC.
Adapun arus AC diperoleh dari generator dengan penggerak mesin uap.
1. Udara
Udara digunakan sebagi pembantu pembuatan gas SO2 dalam dapur pembakaran belerang.
Udara yang digunakan dengan 0,5-0,6 kg/cm2.
Kristalisasi
Nira kental yang airnya sebagian besar sudah diuapkan pada evaporator, kemudian
dikristalkan dalam bejana silindris yang disebut pan masak (Gambar 10). Pan masak adalah
suatu bejana vakum dengan bagian dilengkapi tubular heat exchanger. Bagian atas pan masak
merupakan tempat masakan yang dihubungkan dengan peralatan vakum (kondensor).
Untuk menghasilkan gula berkualitas baik, brix nira kental harus tinggi agar proses
kristalisasi berjalan efisien dan warna nira kental harus terang (jernih). Kristalisasi bertujuan
untuk mengambil gula dalam bentuk kristal dari nira kental. Larutan nira kental diuapkan
secara perlahan-lahan dalam bejana vakum, sampai pada tingkat kejenuhan tertentu.
Selanjutnya, bibit gula dalam ukuran tertentu ditambahkan secukupnya sehingga akan
mendorong proses pembesaran kristal sukrosa dari larutan nira. Kondisi terus dipertahankan
dengan cara mengatur penguapan dan umpan nira kental secara seimbang. Setelah kristal
mencapai ukuran tertentu, penguapan diteruskan hingga mencapai brix tertentu. Campuran
kristal dan larutan gula (mother liquor) dinamai masakan. Kristal dipisahkan dari mother
liquor (sirup) dengan cara sentrifugasi. Proses masak pada PG-PG di Jawa Timur umumnya
dilakukan secara bertingkat, yaitu: A, C dan D.
Masakan A
Proses masak tahap pertama dengan menggunakan bahan baku nira mentah
dinamakan masakan A. Bibit gula dalam proses masak A adalah gula hasil proses masakan C,
dengan dengan ukuran kristal sekitar 0,4 mm. Kristal yang dihasilkan dari proses masak ini
disebut gula A dan sirupnya disebut sirup A. Gula A dicampur dengan air atau klare
dipisahkan dengan mesin sentrifugal menghasilkan gula putih dan larutan klare. Gula putih
selanjutnya dikeringkan dan dikemas sebagai gula produk.
Masakan C
Didalam sirup A masih terkandung banyak sukrosa yang belum jadi kristal. Sukrosa
tersebut kemudian diambil kembali melalui proses masak berbahan baku sirup A atau biasa
disebuit masakan C. Pada proses masakan C, bibit yang digunakan adalah gula D dengan
ukuran kristal sekitar 0,2 mm. Proses masak berlangsung sebagaimana pada masakan A,
namun karena kandungan sukrosa pada sirup A sudah menurun, maka kristalisasi pada masak
C butuh waktu lebih lama. Gula C diambil dengn cara sentrifugasi, sedangkan sirupnya
digunakan untuk bahan baku pada masak D.
Masakan D
Masakan D bisanya menggunakan bahan baku campuran sirop C dan sirup A. Proses
masak D berlangsung jauh lebih lama dibanding masak A, karena tingkat kemurnian sukrosa
bahan yang digunakan rendah. Khusus untuk masakan D, setelah turun dari bejana masak
dilanjutkan dengan kristalisasi lanjut dengan pendinginan di palung pendingin sampai lebih
dari 24 jam. Setelah dipisahkan di mesin sentrifugal, gula D dilebur kembali dan dicampur
dengan nira kental dan sirup D atau lebih dikenal dengan tetes.
Sentrifugasi
Pemisahan kristal sukrosa dari mother liquor (tetes atau sirup) yang berasal dari hasil
masak A, C dan D dilakukan dengan menggunakan mesin pemutar kecepatan tinggi atau
sentrifus. Ada dua sistem sentrifuse yang digunakan di PG, yaitu sistem batch dan kontinyu
(Gambar 11). Sistem yang pertama dipakai untuk memisahkan sukrosa dari masakan A,
sedangkan sistem yang kedua dipakai untuk mengambil sukrosa dari masakan C dan D.
Proses sentrifugasi masakan A akan menghasilkan gula dengan grade yang tinggi
(dulu biasa disebut SHS). Gula yang keluar dicuci dengan air, kemudian dikeringkan kembali
dengan menggunakan uap panas. Gula C dan D tidak diperlakukan seperti gula A, karena
kedua gula tersebut dijadikan sebagai bibit pada masakan A.
Pengeringan dan Pengemasan
Gula hasil proses sentrifugasi memiliki kandungan air sekitar 1%, sehingga tidak bisa langsung dikemas dan perlu dikeringkan
terlebih dulu. Pengeringan gula biasanya dilakukan dalam talang goyang. Talang goyang ini sekaligus juga berfungsi sebagai sortasi ukuran
gula. Gula yang sudah kering didinginkan sebentar, kemudian dimasukkan ke dalam karung. Gula hasil sortiran, yaitu yang berukulan
terlalu kecil atau kristalnya berdempetan tidak terpisah, selanjutnya dilebur kembali.

More Related Content

PPTX
reaktor CSTR dan PFR
DOCX
Laporan Praktikum Yoghurt
PPT
ALAT INDUSTRI KIMIA GULA
PDF
Ekstraksi cair cair
PPTX
Bioreaktor
DOCX
Rekristalisasi
PDF
Pemisahan zat dalam organik
PPTX
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
reaktor CSTR dan PFR
Laporan Praktikum Yoghurt
ALAT INDUSTRI KIMIA GULA
Ekstraksi cair cair
Bioreaktor
Rekristalisasi
Pemisahan zat dalam organik
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)

What's hot (20)

DOCX
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
DOCX
Distilasi fraksionasi
PDF
Mixing
DOCX
Laporan praktikum destilasi sederhana
PDF
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
DOCX
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
DOCX
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
PPTX
Kp3 crystallization
DOCX
95394 aspirin dan metil salisilat amel
PPTX
Reaksi oksidasi asam lemak
PPT
Termodinamika 1 lanjutan
DOCX
Emulsifikasi
DOCX
Destilasi uap air(1)
PPTX
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
PPTX
Titrasi Bebas Air
DOCX
Ekstraksi pelarut cair cair
DOCX
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
DOC
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
DOCX
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Distilasi fraksionasi
Mixing
Laporan praktikum destilasi sederhana
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Kp3 crystallization
95394 aspirin dan metil salisilat amel
Reaksi oksidasi asam lemak
Termodinamika 1 lanjutan
Emulsifikasi
Destilasi uap air(1)
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
Titrasi Bebas Air
Ekstraksi pelarut cair cair
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Ad

Viewers also liked (11)

PPTX
Kristalisasi
PPT
Pemisahan campuran (kristalisasi)
PDF
PROSES GULA DI PABRIK GULA MINI
PDF
Pabrik Gula Mini
PPTX
Pemisahan Campuran
DOCX
Bab 6 pembahasan jatitujuh
PPTX
Metode pemisahan
PPTX
47805741 crystallization-whole-broth-processing
PDF
Perancangan Pabrik Sorbitol Kapasitas 130000 ton/tahun dengan Hidrogenasi Kat...
DOCX
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
PPTX
Co cristal ppt
Kristalisasi
Pemisahan campuran (kristalisasi)
PROSES GULA DI PABRIK GULA MINI
Pabrik Gula Mini
Pemisahan Campuran
Bab 6 pembahasan jatitujuh
Metode pemisahan
47805741 crystallization-whole-broth-processing
Perancangan Pabrik Sorbitol Kapasitas 130000 ton/tahun dengan Hidrogenasi Kat...
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Co cristal ppt
Ad

Similar to Kristalisasi gula (12)

PPTX
PPT proses RAFINASI gula industri.pptx
PPTX
KIMIA INDUSTRI TUGAS OLEH PUTRIANII.pptx
DOC
Proposal BAB I - BAB III
PPTX
Teknologi Alat dan Mesin Proses Pengolahan Tebu_Dr. Yushinta_Part3.pptx
DOCX
Evaporator
PPTX
PROSES PRODUKSI pada industri gula .pptx
PPTX
PROSES PRODUKSI PADA INDUSTRI GULA.pptx
PPTX
Kel 4 PERANCANGAN PABRIK PERMEN DARI SARI TEBU
DOCX
Stasiun penguapan
PPTX
PTPN XI PG REDJOSARIE MAGETAN.pptx
PPTX
DOCX
Proses pembuatan gula
PPT proses RAFINASI gula industri.pptx
KIMIA INDUSTRI TUGAS OLEH PUTRIANII.pptx
Proposal BAB I - BAB III
Teknologi Alat dan Mesin Proses Pengolahan Tebu_Dr. Yushinta_Part3.pptx
Evaporator
PROSES PRODUKSI pada industri gula .pptx
PROSES PRODUKSI PADA INDUSTRI GULA.pptx
Kel 4 PERANCANGAN PABRIK PERMEN DARI SARI TEBU
Stasiun penguapan
PTPN XI PG REDJOSARIE MAGETAN.pptx
Proses pembuatan gula

Recently uploaded (20)

DOCX
JURNAL PEMBELAJARAN MODUL 2 AKSI NYATA PERAN GURU SEBAGAI GURU TELADAN.docx
PDF
[Kelas 11] PPT Sistem Koordinasi pada manusia.pdf
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Sejarah Indonesia Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PDF
0 KELOMPOK 2 LK 1 MODUL 3 Pembelajaran Mendalam Pelatihan.pdf
DOCX
788647528-JURNAL-PEMBELAJARAN-INFORMATIKA MODUL 2.docx
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Senbud Seni Teater Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PPTX
RENCANA (Peruri Karawang, 05 Agst'25) + Link-link Materi Training_Teknik Peny...
PPTX
lansia berdaya (SIDAYA) di indonesia.pptx
PPTX
Optimasi Proses Bisnis Pemasaran dalam Bisnis Retail
PPTX
Pengenalan Micosoft Word versi terbaru.pptx
PDF
Modul 7 Kp 1 Pelatihan Pembelajaran Mendalam
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Senbud Seni Rupa Kelas 12 SMA Terbaru 2025
PDF
Analisis Proses Bisnis Pemasaran dalam Bisnis Retail
DOCX
JURNAL PEMBELAJARAN MODUL 3 AKSI NYATA KODE ETIK GURU.docx
PDF
INSTRUMEN IMPLEMENTASI DAN REFLEKSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN-ARNI.pdf
PPTX
KODING DAN KECERDASAN ARTIFISIAL - ABDUL HAKIM.pptx
PPTX
IMPLEMENTASI KODING DAN KA - ABDUL HAKIM.pptx
PPTX
PPT Pendidikan Pancasila Kelas 11 Bab 1.1 [modulguruku.com].pptx
PDF
peta konsep koding dan kecerdasan artifi
PPTX
PELAKSANAAN (di Htl_GFeruci, 28 Jul'25) + Link2 MATERI Training_LEADERSHIP & ...
JURNAL PEMBELAJARAN MODUL 2 AKSI NYATA PERAN GURU SEBAGAI GURU TELADAN.docx
[Kelas 11] PPT Sistem Koordinasi pada manusia.pdf
Modul Ajar Deep Learning Sejarah Indonesia Kelas 12 SMA Terbaru 2025
0 KELOMPOK 2 LK 1 MODUL 3 Pembelajaran Mendalam Pelatihan.pdf
788647528-JURNAL-PEMBELAJARAN-INFORMATIKA MODUL 2.docx
Modul Ajar Deep Learning Senbud Seni Teater Kelas 12 SMA Terbaru 2025
RENCANA (Peruri Karawang, 05 Agst'25) + Link-link Materi Training_Teknik Peny...
lansia berdaya (SIDAYA) di indonesia.pptx
Optimasi Proses Bisnis Pemasaran dalam Bisnis Retail
Pengenalan Micosoft Word versi terbaru.pptx
Modul 7 Kp 1 Pelatihan Pembelajaran Mendalam
Modul Ajar Deep Learning Senbud Seni Rupa Kelas 12 SMA Terbaru 2025
Analisis Proses Bisnis Pemasaran dalam Bisnis Retail
JURNAL PEMBELAJARAN MODUL 3 AKSI NYATA KODE ETIK GURU.docx
INSTRUMEN IMPLEMENTASI DAN REFLEKSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN-ARNI.pdf
KODING DAN KECERDASAN ARTIFISIAL - ABDUL HAKIM.pptx
IMPLEMENTASI KODING DAN KA - ABDUL HAKIM.pptx
PPT Pendidikan Pancasila Kelas 11 Bab 1.1 [modulguruku.com].pptx
peta konsep koding dan kecerdasan artifi
PELAKSANAAN (di Htl_GFeruci, 28 Jul'25) + Link2 MATERI Training_LEADERSHIP & ...

Kristalisasi gula

  • 1. KRISTALISASI Kristal gula dibuat dalam Vacuum Pans melalui proses pembesaran kristal hingga mencapai ukuran yang dikehendaki dengan cara memasukkan nira kental (syrup), gula leburan, molasses kedalam pans pada kondisi temperatus dan vacuum yang terkendali. Hasil resultan dari kristalisasi adalah berupa massecuite (campuran kristal gula dengan molasses). Tingkatan masak (kristalisasi) dilaksanakan dengan sistem ABC. Kristalisasi untuk "A" dan "B" Massecuite dikerjakan dengan menggunakan batch pan yang dilengkapi dengan pengaduk, sedangkan untuk "C" massecuite dikerjakan dengan continous pan. Nira kental, leburan gula "B" dan "C" sebagai bahan masakan "A" massecuite. Bahan masakan "B" massecuite berasal dari "A" molasses dan nira kental. Bahan masakan "C" massecuite berasal dari "B" molasses dan bibitnya menggunakan "A" molasses. Vacuum Pans PEMISAHAN KRISTAL GULA DAN MOLASSES Bila satu siklus proses masak pembesaran kristal telah selesai, massecuite dari vacuum pans kristalisasi dituangkan kedalam strike receiver sambil melanjutkan pertumbuhannya. Kristal gula dipisahkan dari molasses menggunakan sebuah basket berlubang yang diputar sampai pada kecepatan tertentu sehingga molasses terlepas dari kristal gula akibat gaya sentrifugal (centrifugals machine). Pemisahan "A" massecuite menggunakan batch centrifugals menghasilkan kristal gula SHS (produk) dan "A" moolasses. Pemisahan "B" massecuite menggunakan continuous centrifugals menghasilkan gula "B" dan "B" molasses, pemisahan "C" massecuite menggunakan continuous centrifugals menghasilkan gula "C" dan final molasses.
  • 2. Batch centrifugal dan Continuous centrifugal Pengemasan PENANGANAN DAN PENGEMASAN PRODUK Setelah proses pemisahan kristal gula produk (SHS) dikondisikan melalui sebuah unit fluidized bed vibrating cooler dengan maksud untuk menurunkan tingkat kelembaban serta meningkatkan kualitas penyimpanan, kemudian dilakukan pemilahan ukuran butiran menggunakan vibrating screen. Kristal gula kemudian ditampung dalam sugar bin untuk selanjutnya dilakukan penimbangan dan pengemasan. Sensor pengirim sinyal bobot pada timbangan digunakan jenis load cell. Untuk menjamin keakuratan berat kristal dalam
  • 3. kemasan, mekanisme kerja mesin timbangan dan pengemasan bekerja secara integral yang dikendalikan secara otomatis. Setiap informasi penyimpangan terekam dan secara otomatis sistem memberi peringatan. Sertifikasi jaminan mutu STANDARISASI KUALITAS DAN KEAMANAN PRODUK Guna menjamin kualitas, keamanan dan kehalalan produk baik gula maupun final molasses, telah diterapkan secara konsisten Quality & Management System yang mengacu pada standarc HACCP (SNI 01-4582-1998) dan GMP STANDARD B2, telah mendapatkan sertifikasi dari PDV the Netherland (Certifiate No. GMP'B2 0016), HACCP (Certificate No. PSC 00015) dan sertifikat HALAL dari MUI (Halal No.:02100005008608). http://www.gunungmadu.co.id/index.php?modul=artikel&id=utama&kodebrt=pabrik&colvis =false http://unikboss.blogspot.com/2010/10/proses-pembuatan-gula.html http://singgihwalkers.wordpress.com/2011/11/23/proses-pembuatan-gula-dari-tebu-pada-pg- x/ http://deluk12.wordpress.com/makalah-proses-pembuatan-gula/ Proses Kristalisasi gula di Stasiun Masakan ( Boiling Station ). Proses Pemisahan kristal gula dari tetes di Stasiun Puteran ( Cetrifuge Station ) Kristalisasi Nira kental dari sari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam suatu pan vakum, yaitu
  • 4. tempat dimana nira pekat hasil penguapan dipanaskan terus-menerus sampai mencapai kondisi lewat jenuh, sehingga timbul kristal gula. Sistem yang dipakai yaitu ABD, dimana gula A dan B sebagai produk,dan gula D dipakai sebagai bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak kembali. Pemanasan menggunakan uap dengan tekanan dibawah atmosfir dengan vakum sebesar 65 cmHg, sehingga suhu didihnya 650 c. Jadi kadar gula (sakarosa) tidak rusak akibat terkena suhu yang tinggi. Hasil masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan (Stroop). Sebelum dipisahkan di putaran gula, lebih dulu didinginkan pada palung pendinginan (kultrog). 5. Pemisahan Kristal Gula pemisahan kristal dilakukan dengan menggunakan saringan yang bekerja dengan gaya memutar (sentrifungal). Alat ini bertugas memisahkan gula terdiri dari : 1. 3 buah broadbent 48” X 30”untuk gula masakan A. 2. 4 buah bactch sangerhousen 48” X 28” untuk masakan B. 3. 2 buah western stated CCS untuk D awal. 4. 6 buah batch sangerhousen 48” X 28” untuk gula SHS. 5. 3 buah BNA 850 K untuk gula D. dalam tingkatan pengkristalan, pemisahan gula dari tetesnya terjadi pada tingkat B. Pada tingkat ini terjadi poses separasi (pemisahan). Mekanismenya menggunakan gaya sentrifugal. Dengan adanya sistem ini, tetes dan gula terpisah selanjutnya pada tingkat D dihasilkan gula melasse (kristal gula) dan melasse (tetes gula). 6. Pengeringan Kristal Gula Air yang dikandung kristal gula hasil sentrifugasi masih cukup tinggi, kira-kira 20% . Gula yang mengandung air akan mudah rusak dibandingkan gula kering, untuk menjaga agar tidak rusak selama penyimpanan, gula tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu. pengeringan dapat dilakukan dengan cara alami atau dengan memakai udara panas kira-kira 800 c. pengeringan gula secara alami dilakukan dengan melewatkan SHS pada talang goyang yang panjang. Dengan melalui talang ini gula diharapkan dapat kering dan dingin. Proses pengeringan dengan cara ini membutuhkan ruang yang lebih luas dibandingkan cara pemanasan. Karena itu, pabrik-pabrik gula menggunakan cara pemanasan. Cara ini bekerja atas dasar prinsip aliran berlawanan dengan aliran udara panas. 1. Sumber Tenaga Penggerakan Mesin Pembuat Gula Tenaga yang menggerakan mesin-mesin pembuat gula selain berasal dari pembangkit listrik juga berasal dari pembangkit tenaga uap. Sebagai penghasil tenaga digunakan 5 buah ketel pipa air Niew mark 16 ton/jam masing-masing 440 m2 vo dengan tekanan kerja 15 kg/cm2 dan satu buah ketel cheng-cheng kapasitas 40 ton/jam. Uap yang dihasilkan dipakai untuk menggerakan turbin generator dan mesin uap. Uap bekasnya dipakai untuk memanaskan dan
  • 5. menguapkan nira dalam panci mengguapkan dan memanaskan gula. Bahan bakar pembangkit tenaga uap adalah ampas tebu yang berasal dari proses pemerahan nira. Ampas tebu yang di hasilkan dari proses pemerahan nira tersebut sekitar 30% tebu. Ampas tebu mengandung kalori sekitar 18000 kca/kg dan kekurangannya di tambah BBM (F,O). 1. Kelebihan dan Kekurangan Produksi Gula Menggunakan Mesin Manual Produksi gula menggunakan mesin manual hasilnya cukup memuaskan, gula yang diproduksi pun adalah gula putih atau SHS (Superieure Hoofd Suiker). Selain itu produksi gula menggunakan mesin manual lebih menghemat energi, karena bahan bakarnya berasal dari ampas tebu. Tetapi produksi gula menggunakan mesin manual juga memiliki kekurangan yaitu, tingkat produksi gula belum mampu mengimbangi tingkat konsumsi masyarakat, karena produksi gula menggunakan mesin manual lebih sedikit dari pada produksi gula menggunakan mesin yang berteknologi canggih Pendidihan/ KristalisasiPada tahap akhir pengolahan, sirup ditempatkan ke dalam wadah yang sangat besar untuk dididihkan. Di dalam wadah ini air diuapkan sehingga kondisi untuk pertumbuhan kristal gula tercapai. Pembentukan kristal diawali dengan mencampurkan sejumlah kristal ke dalam sirup. Sekali kristal terbentuk, kristal campur yang dihasilkan dan larutan induk (mother liquor) diputar di dalam alat sentrifugasi untuk memisahkan keduanya, bisa diumpamakan seperti pada proses mencuci dengan menggunakan pengering berputar. Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum disimpan. Larutan induk hasil pemisahan dengan sentrifugasi masih mengandung sejumlah gula sehingga biasanya kristalisasi diulang beberapa kali. Sayangnya, materi-materi non gula yang ada di dalamnya dapat menghambat kristalisasi. Hal ini terutama terjadi karena keberadaan gula-gula lain seperti glukosa dan fruktosa yang merupakan hasil pecahan sukrosa. Olah karena itu, tahapan-tahapan berikutnya menjadi semakin sulit, sampai kemudian sampai pada suatu tahap di mana kristalisasi tidak mungkin lagi dilanjutkan. Sebagai tambahan, karena gula dalam jus tidak dapat diekstrak semuanya, maka terbuatlah produk samping (byproduct) yang manis: molasses. Produk ini biasanya diolah lebih lanjut menjadi pakan ternak atau ke industri penyulingan untuk dibuat alkohol (etanol) . Belakangan ini molases dari tebu di olah menjadi bahan energi alternatif dengan meningkatkan kandungan etanol sampai 99,5%. PenyimpananGula kasar yang dihasilkan akan membentuk gunungan coklat lengket selama penyimpanan dan terlihat lebih menyerupai gula coklat lunak yang sering dijumpai di dapur- dapur rumah tangga. Gula ini sebenarnya sudah dapat digunakan, tetapi karena kotor dalam penyimpanan dan memiliki rasa yang berbeda maka gula ini biasanya tidak diinginkan orang. Oleh karena itu gula kasar biasanya dimurnikan lebih lanjut ketika sampai di negara pengguna. Afinasi (Affination)Tahap pertama pemurnian gula yang masih kasar adalah pelunakan dan pembersihan lapisan cairan induk yang melapisi permukaan kristal dengan proses yang dinamakan dengan “afinasi”. Gula kasar dicampur dengan sirup kental (konsentrat) hangat dengan kemurnian sedikit lebih tinggi dibandingkan lapisan sirup sehingga tidak akan
  • 6. melarutkan kristal, tetapi hanya sekeliling cairan (coklat). Campuran hasil („magma') di- sentrifugasi untuk memisahkan kristal dari sirup sehingga kotoran dapat dipisahkan dari gula dan dihasilkan kristal yang siap untuk dilarutkan sebelum proses karbonatasi. Cairan yang dihasilkan dari pelarutan kristal yang telah dicuci mengandung berbagai zat warna, partikel-partikel halus, gum dan resin dan substansi bukan gula lainnya. Bahan-bahan ini semua dikeluarkan dari proses. KarbonatasiTahap pertama pengolahan cairan (liquor) gula berikutnya bertujuan untuk membersihkan cairan dari berbagai padatan yang menyebabkan cairan gula keruh. Pada tahap ini beberapa komponen warna juga akan ikut hilang. Salah satu dari dua teknik pengolahan umum dinamakan dengan karbonatasi. Karbonatasi dapat diperoleh dengan menambahkan kapur/ lime [kalsium hidroksida, Ca(OH)2] ke dalam cairan dan mengalirkan gelembung gas karbondioksida ke dalam campuran tersebut. Gas karbondioksida ini akan bereaksi dengan lime membentuk partikel-partikel kristal halus berupa kalsium karbonat yang menggabungkan berbagai padatan supaya mudah untuk dipisahkan. Supaya gabungan-gabungan padatan tersebut stabil, perlu dilakukan pengawasan yang ketat terhadap kondisi-kondisi reaksi. Gumpalan-gumpalan yang terbentuk tersebut akan mengumpulkan sebanyak mungkin materi- materi non gula, sehingga dengan menyaring kapur keluar maka substansi-substansi non gula ini dapat juga ikut dikeluarkan. Setelah proses ini dilakukan, cairan gula siap untuk proses selanjutnya berupa penghilangan warna. Selain karbonatasi, t eknik yang lain berupa fosfatasi. Secara kimiawi teknik ini sama dengan karbonatasi tetapi yang terjadi adalah pembentukan fosfat dan bukan karbonat. Fosfatasi merupakan proses yang sedikit lebih kompleks, dan dapat dicapai dengan menambahkan asam fosfat ke cairan setelah liming seperti yang sudah dijelaskan di atas. Penghilangan warnaAda dua metoda umum untuk menghilangkan warna dari sirup gula, keduanya mengandalkan pada teknik penyerapan melalui pemompaan cairan melalui kolom- kolom medium. Salah satunya dengan menggunakan karbon teraktivasi granular [granular activated carbon, GAC] yang mampu menghilangkan hampir seluruh zat warna. GAC merupakan cara modern setingkat “bone char”, sebuah granula karbon yang terbuat dari tulang-tulang hewan. Karbon pada saat ini terbuat dari pengolahan karbon mineral yang diolah secara khusus untuk menghasilkan granula yang tidak hanya sangat aktif tetapi juga sangat kuat. Karbon dibuat dalam sebuah oven panas dimana warna akan terbakar keluar dari karbon. Cara yang lain adalah dengan menggunakan resin penukar ion yang menghilangkan lebih sedikit warna daripada GAC tetapi juga menghilangkan beberapa garam yang ada. Resin dibuat secara kimiawi yang meningkatkan jumlah cairan yang tidak diharapkan. Cairan jernih dan hampir tak berwarna ini selanjutnya siap untuk dikristalisasi kecuali jika jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan konsumsi energi optimum di dalam pemurnian. Oleh karenanya cairan tersebut diuapkan sebelum diolah di panci kristalisasi.
  • 7. PendidihanSejumlah air diuapkan di dalam panci sampai pada keadaan yang tepat untuk tumbuhnya kristal gula. Sejumlah bubuk gula ditambahkan ke dalam cairan untuk mengawali/memicu pembentukan kristal. Ketika kristal sudah tumbuh campuran dari kristal- kristal dan cairan induk yang dihasilkan diputar dalam sentrifugasi untuk memisahkan keduanya. Proses ini dapat diumpamakan dengan tahap pengeringan pakaian dalam mesin cuci yang berputar. Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum dikemas dan/ atau disimpan siap untuk didistribusikan. . Stasuin kristalisasi Nira Proses kristalisasi ini dipabrik gula lebih dikenal dengan nama proses pemasakan. Nira kental yang keluar dari stasiun penguapan mempunyal kekentalan kira-kira 60°rik, didalam stasiun kristalisasi diuapkan lagi sampai tinbul Kristal gula. Pengambilan gula dari nira kental tidak dapat hanya satu kal, tetapi harus dilakukan dalam beberapa tingkat. Pada PG X proses pengkristalan dengan system 3 tingkat. Hal ini diharapkan agar didapat produk SHSIA. Untuk mencegah karamelisasi sakharosa maka apda waktu memasak dilaksanakan pada tekanan vakum kira-kira 65 cmHG, sehingga pada pemanasan kira-kira 60°C diharapkan nira kental dalam pan pemasak sudah mendidih. Di PG X ada6 buah pan masakan A yang dipakai untuk memasak nira yang HK-nya (harga kemurnian) tinggi, masing-masing V)-nya 104 m2 dan volumenya 240 HL. Sebuah pan masakan B yang V)-nya 190 m2 dan volumenya 250 HL. Dua buah pan masakan D yang VO-nya berturut-turut 125 m2 , 200m2 dan volumenya 300 HL, 350 HL. Pada pan masakan A ini diharapkan dapat mengkristalkan sakharosa yang terkandung dalam nira kental sebanyak-banyaknya. Nira kental dar penampungan nira kentali pompa ke pan masakan A, disini nira kental dipanaskan sampai mencapai kekentalan tertentu. Apabila keadaan ini telah tercapai ekkentalan baru “einwurf”(bibit) ditambahkan secukupnya kira- kira 30 HL. Dengan adanya penambahan bibit ini akan timbul butir-butir Kristal, apabila jarak antara butir Kristal yang satu dengan yang lain cukup dekat atau rapat maka ditambahkan klare SHS sehingga masakan menjadi encer kembali dengan harapan memberikan kesampatan pada Kristal untuk tumbuh lebih besar. Apabila pembentukan Kristal sudah sesuai dengan volume masakan yang dibutuhkan melalui palung-palung pendingin dan selanjutnya dipompa ke puteran A. Pada pan masakan B ini yang dimasukan adalah stroop A dan bibit Kristal. Proses pemasakan pada pan masakan B ini sama dengan proses pemasakan pada pan masakan A. Setelah melalui pengontrolan dan Kristal sudah banyak maka hasil masakan tersebut diturunkan ke palung pendingin, kemudian dipompa ke centrifuge. Dari proses ini dihasilkan gula C2 (digunakan sebagai bibit) dan stroop B. Pada pan amsakan D dimasukan stroop B dan klare D(stroop hasil pemutaran D2 yang kandungan gulanya rendah). Hasil masakan diturunkan ke palung pendingin. Untuk pan masakan D karena menghasilkan gula D2 dan tetes, maka pada palung pendingin yang
  • 8. tujuannya supaya terjadi pristiwa pengkristalan kembali dan diharapkan kandungan gula dalam tetes kecil. 5. Stasiun Pemisahan Hasil dari stasiun kristalisasi merupakan suatu campuran yang terdiri dari larutan dan Kristal sakharosa, sehingga perlu dipisahkan. Seteleh didinginkan kemudian dipisahkan antara Kristal dan larutan. Pemisahan dilakukan dalam “centrifuge” yang bekerja menggunakan gaya sentrifugal sebagai kekuatan pendorong. Di PG X digunakan system putaran berganda yaitu putaran depan dan putaran belakang. Putaran depan terdiri dari putaran A,B dan D1.Sedangkan putaran belakang terdiri dari putaran SHS dan D2. Masquite (Kristal sakharosa dan larutannya) dari maskan setelah dipompa ke putaran A. Diputaran A ini akan dipisahkan gula A dan stroop A. Stroop A digunakan sebagai bahan dasar pada pan masakan B, sedangkan gula A dipompa ke putaran SHS. Diputaran SHS ini ditambakan uap yang tujuannya membantu proses pengeringan. Pada putaran SHS ini akan dipisahkan gula SHS sebagai produk dan klare SHS dialirkan ke pan masakan A. Pada putaran B dihasilkan stroop B yang digunakan sebagai bahan dasar pada pan masakan B dan D, dan gula B-nya dipompa ke putaran SHS. Pada putaran SHS ini dihasilkan klare SHS yang pada masakan A sebagai bahan campuran masakan dan gula B digunakan sebagai bibit (einwurf). Pada putran D1 dihasilkan gula D dan srtoop yang disebut tetes. Gula D dipompa ke putaran belakang D2,sedangkan tetesnya merupakan hasil samping karena kadar gulanya sudah cukup rendah. Pada putaran D2 ini dipisahkan gula D2 selanjutnya dilebur ekmbali dan dialirkan ke pan masakan D sebagai bahan campuran pada masakan D. Stasiun Penyelesaian Stasiun penyelesaian berfungsi menyelesaikan hasil gula yang telah mkristal. Pada bagian ini Kristal-kristal gula hasil dari putaran SHS dilewatkan pada telang goyang. Pada talang goyang ini gula-gula yang menggumpal akan pecah menjadi butiran-butiran gula, pada saat butiran-butiran gula ini berjalan sepanjang talang dihembuskan udara agar menjadi kering dan dingin. Udara dihembuskan dengan mengunakan blower. Untuk mengangkut Kristal-kristal gula ke talang saringan digunakan “bucket elevator”. Pada talang saringan ini Kristal-kristal gula dipisahkan, Kristal gula yang tidak memenuhi ukuran standart dilebur dan diproses kembali sedangkan butiran gula yang standart diambil sebagai produk. Gula yang dihasilkan sebagai produk pada PG X adalah jenis SHS IA.
  • 9. Utilitas Di PG X utilitas yang digunakan adalah air,uap,listrik, dan udara. 1. Air Untuk memenuhi kebutuhan air proses dan air minum perusahaan karyawan digunakan air yang diambil dari sungai. Sebelum air digunakan sebagai air proses dan air minum, maka dilakukan pengolahan air. Disini pengolahan air dilakukan secara fisis, dimana air dilewatkan dalam bak-bak pengendapan. Bak pengandapan ini terbuat dari pasangan batu bata, berbentuk persegi panjang dengan ukuran 25m x 12m. Perjalanan air didalam bak melalui beberapa sekat, aga lumpur dan partikel-partikel lainnya mengendap. Bak pengandapan ini dilengkapi dengan pompa untuk memasukan air ke peti reasevoir air pengisi ketel dan tangki air kali. Tangki air kali ini berfungsi untuk menampung air kali yang bersih, dimana air kali ini digunakan sebagai isian ketel apabila air embun tidak mencukupi dan digunakan sebagai air minum. 1. Uap Uap diperoleh dari ketel uap, untuk memenuhi kebutuhan uap PG X menpunyai 9 buah ketel uap jenis pipa api. Ketel pipa api ini termasuk ketel bertekanan rendah, dengan tekanan kerja 68 kg/cm2 . Uap digunakan untuk menajlankan mesin-mesin uap atau pesawat pengolahan dan sebagian utnuk proses pengolahan gula. Air dalam ketel uap dipanaskan sampai mendidih, maka air akan menguap. Uap ditampung dalam dom uap, baru yang dihasilkan dialirkan ke mesin-mesin atau pesawat pengolahan melalui pipa-pipa. Pemanas yang digunakan adalah hasil pembakaran bahan bakar (ampas tebu) pada dapur ketel. Ampas ini diumpankan kedalam dapur ketel melalui pintu pengumpan dengan menggunakan tenaga orang. 1. Listrik Kebutuhan tenaga listrik diperoleh dari genset yang digerakan oleh mesin disel maupun mesin uap. Lokasi genset terbagi menjadi 2 yaitu: 1. Genset dengan penggerak mula diesel, bertempat diluar pabrik. 2. Genset dengan penggerak mula mesin uap, bertempat didalam pabrik. Dalam masa giling pembangkit listrik yang digunakan adalah yang digerakan dengan mesin uap dan dibantu dengan mesin diesel. Pembangkit listrik yang digunakan diluar masa giling adalah mesin diesel. Kebutuhan Tenaha listrik menggunakan 2 macam arus: AC dan DC. Adapun arus AC diperoleh dari generator dengan penggerak mesin uap. 1. Udara Udara digunakan sebagi pembantu pembuatan gas SO2 dalam dapur pembakaran belerang. Udara yang digunakan dengan 0,5-0,6 kg/cm2.
  • 10. Kristalisasi Nira kental yang airnya sebagian besar sudah diuapkan pada evaporator, kemudian dikristalkan dalam bejana silindris yang disebut pan masak (Gambar 10). Pan masak adalah suatu bejana vakum dengan bagian dilengkapi tubular heat exchanger. Bagian atas pan masak merupakan tempat masakan yang dihubungkan dengan peralatan vakum (kondensor). Untuk menghasilkan gula berkualitas baik, brix nira kental harus tinggi agar proses kristalisasi berjalan efisien dan warna nira kental harus terang (jernih). Kristalisasi bertujuan untuk mengambil gula dalam bentuk kristal dari nira kental. Larutan nira kental diuapkan secara perlahan-lahan dalam bejana vakum, sampai pada tingkat kejenuhan tertentu. Selanjutnya, bibit gula dalam ukuran tertentu ditambahkan secukupnya sehingga akan mendorong proses pembesaran kristal sukrosa dari larutan nira. Kondisi terus dipertahankan dengan cara mengatur penguapan dan umpan nira kental secara seimbang. Setelah kristal mencapai ukuran tertentu, penguapan diteruskan hingga mencapai brix tertentu. Campuran kristal dan larutan gula (mother liquor) dinamai masakan. Kristal dipisahkan dari mother liquor (sirup) dengan cara sentrifugasi. Proses masak pada PG-PG di Jawa Timur umumnya dilakukan secara bertingkat, yaitu: A, C dan D. Masakan A Proses masak tahap pertama dengan menggunakan bahan baku nira mentah dinamakan masakan A. Bibit gula dalam proses masak A adalah gula hasil proses masakan C, dengan dengan ukuran kristal sekitar 0,4 mm. Kristal yang dihasilkan dari proses masak ini disebut gula A dan sirupnya disebut sirup A. Gula A dicampur dengan air atau klare dipisahkan dengan mesin sentrifugal menghasilkan gula putih dan larutan klare. Gula putih selanjutnya dikeringkan dan dikemas sebagai gula produk. Masakan C Didalam sirup A masih terkandung banyak sukrosa yang belum jadi kristal. Sukrosa tersebut kemudian diambil kembali melalui proses masak berbahan baku sirup A atau biasa disebuit masakan C. Pada proses masakan C, bibit yang digunakan adalah gula D dengan ukuran kristal sekitar 0,2 mm. Proses masak berlangsung sebagaimana pada masakan A, namun karena kandungan sukrosa pada sirup A sudah menurun, maka kristalisasi pada masak C butuh waktu lebih lama. Gula C diambil dengn cara sentrifugasi, sedangkan sirupnya digunakan untuk bahan baku pada masak D.
  • 11. Masakan D Masakan D bisanya menggunakan bahan baku campuran sirop C dan sirup A. Proses masak D berlangsung jauh lebih lama dibanding masak A, karena tingkat kemurnian sukrosa bahan yang digunakan rendah. Khusus untuk masakan D, setelah turun dari bejana masak dilanjutkan dengan kristalisasi lanjut dengan pendinginan di palung pendingin sampai lebih dari 24 jam. Setelah dipisahkan di mesin sentrifugal, gula D dilebur kembali dan dicampur dengan nira kental dan sirup D atau lebih dikenal dengan tetes. Sentrifugasi Pemisahan kristal sukrosa dari mother liquor (tetes atau sirup) yang berasal dari hasil masak A, C dan D dilakukan dengan menggunakan mesin pemutar kecepatan tinggi atau sentrifus. Ada dua sistem sentrifuse yang digunakan di PG, yaitu sistem batch dan kontinyu (Gambar 11). Sistem yang pertama dipakai untuk memisahkan sukrosa dari masakan A, sedangkan sistem yang kedua dipakai untuk mengambil sukrosa dari masakan C dan D. Proses sentrifugasi masakan A akan menghasilkan gula dengan grade yang tinggi (dulu biasa disebut SHS). Gula yang keluar dicuci dengan air, kemudian dikeringkan kembali dengan menggunakan uap panas. Gula C dan D tidak diperlakukan seperti gula A, karena kedua gula tersebut dijadikan sebagai bibit pada masakan A. Pengeringan dan Pengemasan Gula hasil proses sentrifugasi memiliki kandungan air sekitar 1%, sehingga tidak bisa langsung dikemas dan perlu dikeringkan terlebih dulu. Pengeringan gula biasanya dilakukan dalam talang goyang. Talang goyang ini sekaligus juga berfungsi sebagai sortasi ukuran gula. Gula yang sudah kering didinginkan sebentar, kemudian dimasukkan ke dalam karung. Gula hasil sortiran, yaitu yang berukulan terlalu kecil atau kristalnya berdempetan tidak terpisah, selanjutnya dilebur kembali.